analisis dan pemetaan sk_kd plh_budaya sunda_diah_trismi_harjanti

30
ANALISIS DAN PEMETAAN SK/KD PROGRAM MUATAN LOKAL (BUDAYA SUNDA) PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP OLEH: DIAH TRISMI HARJANTI, S.PD, M.PD KELAS: X SMAN 8 BANDUNG Semeste r Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Materi Integrasi Budaya Sunda I 1. Memahami hakekat lingkungan hidup 1.1Menyimpulka n hakekat lingkungan hidup Lingkungan Hidup Keseimbangan Lingkungan Keseimbangan antara komponen biotik dan abiotik Daya dukung lingkungan Daya lenting lingkungan Ekologi sebagai ilmu lingkungan Manusia sebagai titik sentral dalam Pada kompetensi dasar ini materi pendidikan lingkungan hidup dengan budaya sunda dapat diintegrasikan dalam hal: peran manusia terhadap keseimbangan komponen biotik dan abiotik terutama pada pemahaman peserta didik pada istilah menanam padi di sawah atau nyawah di suku sunda, seperti: Ngadurukan, Nampingan, Ngawuluku / Ngalektor, Ngalepa, Tebar, Naplak, babut, tandur, ngarambet, dll. Peserta didik dapat memahami cara petani sunda pada zaman dahulu memulai waktu bercocok tanam padi di sawah tadah hujan yaitu dengan menggunakan rasi bintang sebagai penanda. Mereka juga dapat menentukan kapan harus menghadapi

Upload: john-muhammad-issey

Post on 14-Apr-2016

45 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Analisis Dan Pemetaan Sk_kd Plh_budaya Sunda_Diah_Trismi_Harjanti

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Dan Pemetaan Sk_kd Plh_budaya Sunda_Diah_Trismi_Harjanti

ANALISIS DAN PEMETAAN SK/KD PROGRAM MUATAN LOKAL (BUDAYA SUNDA)PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP

OLEH: DIAH TRISMI HARJANTI, S.PD, M.PD KELAS: X SMAN 8 BANDUNG

Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Materi Integrasi Budaya Sunda

I 1. Memahami hakekat lingkungan hidup

1.1Menyimpulkan hakekat lingkungan hidup

Lingkungan Hidup Keseimbangan

Lingkungan Keseimbangan

antara komponen biotik dan abiotik

Daya dukung lingkungan

Daya lenting lingkungan

Ekologi sebagai ilmu lingkungan

Manusia sebagai titik sentral dalam perkembangan lingkungan

Peran tumbuhan dalam kelestarian lingkungan hidup

Pada kompetensi dasar ini materi pendidikan lingkungan hidup dengan budaya sunda dapat diintegrasikan dalam hal: peran manusia terhadap keseimbangan komponen

biotik dan abiotik terutama pada pemahaman peserta didik pada istilah menanam padi di sawah atau nyawah di suku sunda, seperti: Ngadurukan, Nampingan, Ngawuluku / Ngalektor, Ngalepa, Tebar, Naplak, babut, tandur, ngarambet, dll.

Peserta didik dapat memahami cara petani sunda pada zaman dahulu memulai waktu bercocok tanam padi di sawah tadah hujan yaitu dengan menggunakan rasi bintang sebagai penanda. Mereka juga dapat menentukan kapan harus menghadapi musim kemarau yang panjang dengan rasi bintang. Mereka mengamati rasi bintang Waluku yang dalam astronomi dikenal dengan nama rasi Orion. Dengan mengamati bilamana bintang Waluku itu nampak pada waktu matahari terbenam, para petani dapat menentukan permulaan dari dua belas musim yang mengatur tata hidup pertanian mereka.

2. Memahami Polusi dan dampaknya pada manusia

2.1. Mengidentifikasi jenis limbah

Polusi/pencemaran lingkungan.

Pengertian

Peserta didik dapat mempelajari filterisasi pengolahan limbah secara alami yang dilakukan oleh masyarakat adat Kampung Naga. Pengolahan tersebut dapat dilihat dari cara mengolah kotoran

Page 2: Analisis Dan Pemetaan Sk_kd Plh_budaya Sunda_Diah_Trismi_Harjanti

Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Materi Integrasi Budaya Sunda

dan lingkungannya

Limbah Penggolongan

Limbah

manusia/hewan, yang dilakukan secara alami.

2.2. Memahami dampak polusi terhadap manusia dan lingkungannya

Sifat Polutan Sumber

limbah/sampah Dampak polusi

terhadap kesehatan manusia

Dampak polusi terhadap lingkungan

Peserta didik dapat mengidentifikasi Program Gerakan Citarum Bestari (Bersih, Indah dan Lestari) yang di gagas oleh gubernur Jawa Barat, dan di sosialisasikan pada masyarakat di wilayah Hulu, Tengah dan Hilir Sungai Citarum.

3. Memahami Pembuatan Kompos Sebagai cara Pengelolaan Limbah

3.1Memahami pembuatan kompos

Pengertian kompos

Manfaat kompos Faktor –faktor

pendukung proses pengomposan

Cara pembuatan kompos

Praktek membuat kompos

Peserta didik mengidentifikasi pengolahan sampah yang dilakukan oleh masyarakat Adat Baduy secara tradisional

4. Memahami Green Consumer (Konsumen yang bijaksana dan mencintai

4.1Memahami manfaat dan pembuatan biopori

Manfaat dan cara pembuatan biopori

4.2.Memahami manfaat dan budi

Tanaman obat keluarga (Toga)

Peserta didik dapat mengetahui dan mempraktekan membuat obat tradisional yang di lakukan suku sunda

Page 3: Analisis Dan Pemetaan Sk_kd Plh_budaya Sunda_Diah_Trismi_Harjanti

Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Materi Integrasi Budaya Sunda

lingkungan) daya tanaman obat keluarga

secara sederhana, seperti: Sakit panas menggunakan gegecok dari bahan

dasar (minyak kelapa, bawang merah, dan asem) Sakit pilek menggunakan asem dan air Sakit panas dalam/sariawan menggunakan daun

tiwu (daun tebu)4.3Memahami

bahaya bahan P5 dan tindakan / perlakuan terhadapnya serta terhadap barang sisa pemakaian / limbah

Pengertian bahan P5

Reuse (menggunakan kembali bahan sisa yang masih bisa dipakai)

Reduce (mengurangi/ menghemat pemakaian)

Recycle (mendaur ulang)

2 5. Memahami Landscape sebagai kajian ilmu terapan

5.1 Mengidentifikasi Ruang Lingkup Landscape Tanaman Hias

Sejarah Arsitektur Landscape

Ruang lingkup Landscape

Pengertian landscape taman Fungsi landscape taman

Peserta didik mengidentifikasi 3 kosmologi masyarakat adat sunda yaitu:1. Bumi sangkala (dunia nyata)2. Buana niskala (alam gaib)3. Buana jatiniskala (dunia atau alam kemahagaiban

sejati)Perserta didik mengidentifikasi konsep taman yang ada di setiap Kabupaten/Kota di Jawa Barat.

6. Memahami budidaya tanaman hias

6.1Budidaya tanaman hias sebagai

Syarat tumbuh Cara menanam Perbanyakan

Peserta didik mengidentifikasi wilayah Cihideung sebagai sentra tanaman hias di Jawa Barat.

Page 4: Analisis Dan Pemetaan Sk_kd Plh_budaya Sunda_Diah_Trismi_Harjanti

Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Materi Integrasi Budaya Sunda

sebagai penyusun landscape

penyusun landscape.

Perawatan Menanam tanaman hias

Peserta didik mengidentifikasi Tanaman hias yang banyak di tanam di Jawa Barat dan cara bercocok tanamnya

7. Memahami

potensi dan permasalahan sumber daya alam Jawa Barat

7.1.Mengenal potensi dan permasalahan sumber daya alam sungai di Jawa Barat

Jumlah dan letak sungai di Jawa Barat

Permasalahan sumber daya alam sungai di Jawa Barat

Upaya pelestarian sda sungai di Jawa Barat

Peserta didik mengidentifikasi: Jumlah sungai di Jawa Barat Karakteristik Sungai yang ada di Jawa Barat. Penyebab kerusakan sungai di Jawa Barat Pengenalan potensi sungai di Jawa Barat, selain

sebagai sumber makanan juga sebagai sumber energy. Seperti yang ada di wilayah Gunung Halu, Kec.Pangalengan Kab. Bandung, sungai dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik mikrohidro

Pengenalan potensi ikan air tawar di Jawa Barat. Pengenalan sejarah perkembangan ikan mas di

Jawa Barat. Seperti yang di lakukan masyarakat di Kec. Majalaya, Kab. Bandung yang membuat pepes dari ikan mas dan sudah terkenal hingga di luar Jawa Barat

Pengenalan sejarah balong di Jawa Barat. Menganalisis budaya masyarakat Jawa Barat yang disetiap rumahnya selalu memiliki balong/empang.

7.2Mengenal Potensi dan permasalahan sumber daya alam situ di Jawa Barat

Jumlah dan letak situ di Jawa Barat

Permasalahan sumber daya alam situ di Jawa Barat

Peserta didik mengidentifikasi: Jumlah situ di Jawa Barat Karakteristik Situ yang ada di Jawa Barat. Potensi situ yang ada di Jawa Barat. Penyebab kerusakan situ di Jawa Barat Pelestarian yang dilakukan oleh masyarakat

disekitar situ cileunca Kec. Pangalengan, Kab.

Page 5: Analisis Dan Pemetaan Sk_kd Plh_budaya Sunda_Diah_Trismi_Harjanti

Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Materi Integrasi Budaya Sunda

Upaya pelestarian sumber daya alam situ di Jawa Barat

Bandung

Page 6: Analisis Dan Pemetaan Sk_kd Plh_budaya Sunda_Diah_Trismi_Harjanti

ANALISIS DAN PEMETAAN SK/KD PROGRAM MUATAN LOKAL (BUDAYA SUNDA)PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP

OLEH: DIAH TRISMI HARJANTI, S.PD, M.PD KELAS: XI SMAN 8 BANDUNG

Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Materi Integrasi Budaya Sunda

1 1. Menganalisis karakterisitik biogeografi dan sosioantroplogi wilayah

1.1Mengamati kondisi karakteristik Biogeografi dan sosioantroplogi wilayah Jawa Barat

Kondisi karakteristik biogeografi dan sosioantroplogi wilayah Jawa Barat

Perserta didik dapat mengidentifikasi: Morfologi Jawa Barat yang banyak

terdapat rangkaian Pegunungan Aktif, serta sungai yang memiliki jeram dan berbatu.

Karakteristik lingkungan Jawa Barat di kaitkan dengan kebudayaan seperti kesenian tradisional wilayah pesisir utara Jawa Barat berbeda dengan kesenian tradisional wilayah selatan Jawa Barat

Bentuk rumah tradisional di wilayah pesisir utara Jawa Barat berbeda dengan bentuk rumah tradisional wilayah selatan Jawa Barat

1.2Memahami kerakteristik Biogeografi dan sosioantroplogi wilayah Jawa Barat

Karakteristik biogeografi dan sosioantroplogi wilayah Jawa Barat

Peserta didk dapat mengidentifikasi: Karakteristik bahasa sunda dilihat dari

lafal/logat berbicara antara Jawa Barat Bagian Selatan dan Jawa Barat bagian utara (contoh: engke=engkin).

System kemasyarakatan sunda seperti; upacara adat perkawinan suku sunda, tata bahasa yang berbeda dilihat dari tingkatan umur, upacara nenjrang bumi, dll.

Filosofi pemimpin dalam suku sunda seperti; anu Bageur, Beneur, Cageur, Pinter.

Page 7: Analisis Dan Pemetaan Sk_kd Plh_budaya Sunda_Diah_Trismi_Harjanti

Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Materi Integrasi Budaya Sunda

1.3Mendeskripsikan sumber daya alam, sumber daya manusia dan budaya yang dimiliki oleh wilayah Jawa Barat

Potensi sumberdaya alam, sumberdaya manusia dan budaya wilayah Jawa Barat.

Peserta didik dapat mengidentifikasi: Jenis pertanian yang biasa kelola oleh

orang sunda Cara memetik the dan cengkeh orang

sunda Jenis makanan yang biasa di konsumsi

orang sunda Mengapa orang sunda menyenangi

berbagai jenis lalapan mentah. Mengapa di wilayah Jawa Barat wisata

kuliner berkembang dengan pesat di bandingkan dengan wilayah lain di Indonesia.

2. Mencintai karakterisitik biogeografi dan sosioantroplogi wilayah

2.1Menilai karakteristik biogegrafi dan sosioantropologi

Karakteristik biogeografi dan sosioantropologi sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa dan sebagai hasil interaksi manusia dengan lingkungan

Peserta didik dapat mempelajari desa adat yang ada di Jawa Barat seperti:a. Kampung Cikondangb. Kampung Mahmudc. Kampung Kutad. Kampung Gede Kesepuhan Ciptagelare. Kampung Dukuhf. Kampung Adat Ciburuyg. Kampung Urugh. Kampung Nagai. Kampung Puloj. Kampung Adat Citalangk. Kampung Adat Lengkong

2.2Menghindari pola/gaya hidup yang tidak sesuai dengan karakteristik biogeografi dan sosioantroplogi

Pola/gaya hidup yang sesuai dan tidak sesuai.

Peserta didik dapat mempelajari gaya hidup dari:a. Kampung Cikondangb. Kampung Mahmudc. Kampung Kuta

Page 8: Analisis Dan Pemetaan Sk_kd Plh_budaya Sunda_Diah_Trismi_Harjanti

Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Materi Integrasi Budaya Sunda

d. Kampung Gede Kesepuhan Ciptagelare. Kampung Dukuhf. Kampung Adat Ciburuyg. Kampung Urugh. Kampung Nagai. Kampung Puloj. Kampung Adat Citalangk. Kampung Adat Lengkong

2.3Mensyukuri keanekaragaman sumber daya yang dimiliki oleh wilayah

Keanekaragaman sumberdaya sebagai karunia Tuhan YME.

5. Melestarikan karakterisitik biogeografi dan sosioantroplogi wilayah serta pemanfaatannya dalam kedidupan

3.1 Memanfaatkan sumber daya alam di wilayah masing-masing

Pemanfaatan sumberdaya alam

Peserta didik dapat mempelajari cara pemanfaatan sumberdaya alam secara bijaksana seperti yang dilakukan oleh masyarakat Kampung adat Ciptagelar

3.2 Melestarikan sumber daya alam di wilayah masing-masing

Pelestarian sumberdaya alam

Peserta didik dapat mempelajari cara pelestarian sumberdaya alam secara bijaksana seperti yang dilakukan oleh masyarakat Kampung Adat Kuta yaitu adanya hutan larangan.

3.3 Melestarikan potensi budaya di wilayah masing-masing

Pelestarian budaya Peserta didik dapat mengidentifikasi cara pelestarian budaya masyarakat kampong adat secara bijaksana seperti yang dilakukan oleh masyarakat Kampung adat Ciptagelar.

3.4 Membiasakan perilaku sesuai dengan karakter-istik biogeografi dan sosioantroplogi

Pembiasaan perilaku Peserta didik dapat mempelajari kebiasaan prilaku baik dari cara bersosialisasi, berbudaya, maupun berpolitik dari mayarakat Kampung adat Cikondang.

2 9. Menganalisis macam-macam

4.1Mengamati macam-macam kerusakan

Kerusakan lingkungan dan dampaknya bagi

Page 9: Analisis Dan Pemetaan Sk_kd Plh_budaya Sunda_Diah_Trismi_Harjanti

Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Materi Integrasi Budaya Sunda

kerusakan lingkungan

lingkungan kehidupan.4.2Membandingkan

komponen alam (air, tanah dan udara) yang baik dengan yang tercemar

Perbedaan komponen alam yang baik dan yang tercemar

4.3Mendeskripsikan macam-macam kerusakan lingkungan

Jenis-jenis kerusakan lingkungan

4.4Membedakan kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh manusia dan bencana alam

Perbedaan kerusakan lingkungan ditinjau dari faktor penyebab-nya.

4.5Mendeskripsikan gejala-gejala bencana alam

Bencana alam dan gejala-gejalanya

4.6 Mendeskripsikan upaya pencegahan bencana alam

Pencegahan bencana alam

Peserta didik dapat mempelajari cara mencegah bencana alam longsor dari kampung Naga

4.7Mengembangkan upaya-upaya penanggulangan bencana alam

Penanggulangan bencana alam

Peserta didik dapat mempelajari penanggulangan bencana alam dari Masyarakat Adat Kampung Kuta

16. Menilai macam-macam kerusakan Lingkungan

2.1 Mengidentifikasi gejala-gejala kerusakan lingkungan yang ada di wilayah masing-masing

Gejala-gejala kerusakan lingkungan

2.2 Mereaksi akibat kerusakan lingkungan

Akibat kerusakan lingkungan

2.3 Menghindari perilaku Perilaku yang

Page 10: Analisis Dan Pemetaan Sk_kd Plh_budaya Sunda_Diah_Trismi_Harjanti

Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Materi Integrasi Budaya Sunda

yang menyebabkan kerusakan lingkungan sebagai perwujudan IMTAQ

menyebabkan kerusakan lingkungan

19. Membiasakan diri dalam upaya pencegahan dan penanggulangan kerusakan lingkungan

3.1 Melakukan pencegahan terhadap terhadap pencemaran lingkungan

Pencegahan pencemaran lingkungan

3.2 Melakukan upaya penanggulangan pencemaran lingkungan

Penanggulangan pencemaran lingkungan

3.3 Melakukan upaya pencegahan terhadap bencana alam melalui P4LH (Pembibitan, Penanaman, Pemeliharaan dan Pengawasan Lingkungan Hidup)

Pencegahan bencana alam melalui P4LH

Page 11: Analisis Dan Pemetaan Sk_kd Plh_budaya Sunda_Diah_Trismi_Harjanti

ANALISIS DAN PEMETAAN SK/KD PROGRAM MUATAN LOKAL (BUDAYA SUNDA)PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP

OLEH: DIAH TRISMI HARJANTI, S.PD, M.PD KELAS: XII SMAN 8 BANDUNG

Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Materi Integrasi Budaya Sunda

1 1. Memahami upaya mengurangi kegiatan manusia mengakibatkan dampak.

.

1.1Menjelaskan pengertian pembangunan berkelanjutan.

Pengertian pembangunan berkelanjutan

1.2Menjelaskan dasar hukum pembangunan berkelanjutan.

Dasar hukum pembangunan berkelanjutan

1.3Menjelaskan prinsip pembangunan berkelanjutan

Prinsip pembangunan berkelanjutan

Peserta didik dapat mengidentifikasi prinsip pembangunan berkelanjutan yang dilihat dari masyarakat suku sunda, seperti:

Sisa-sisa kebudayaan masyarakat Sunda tradisional masih dapat dilihat pada kampung-kampung adat yang tersebar di berbagai pelosok Jawa Barat. Kampung-kampung tersebut melestarikan cara hidup yang telah berlanjut secara turun-temurun dan hampir tidak berubah selama ribuan tahun, seperti kampung Naga, kampung Dukuh dan masyarakat Kanekes. Cara hidup yang telah berhasil bertahan hingga ribuan tahun mengisyaratkan adanya praktek-praktek kehidupan berkelanjutan dalam komunitas kampung adat tersebut.

Salah satu praktek hidup berkelanjutan yang tampak paling signifikan terdapat pada pola dan pendekatan yang diterapkan dalam usaha-usaha untuk menghasilkan pangan. Pada

Page 12: Analisis Dan Pemetaan Sk_kd Plh_budaya Sunda_Diah_Trismi_Harjanti

Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Materi Integrasi Budaya Sunda

masyarakat Kanekes, produksi pangan dilakukan dengan cara berhuma dengan sistem ladang berpindah yang berpola “dua taon katilu cul”, atau menggarap suatu petak lahan selama dua tahun kemudian meninggalkannya pada tahun ketiga untuk berpindah ke lahan lain (Ekadjati, 2005).

Siklus perpindahan lahan yang berulang setiap 7-9 tahun ini menunjukkan kesadaran masyarakat Kanekes mengenai siklus pemulihan alam. Dalam ilmu ekologi, diketahui bahwa sistem pertanian monokultur akan menghabiskan zat-zat hara dalam tanah sehingga jika dilakukan terus-menerus, hasil pertanian akan menurun baik secara kualitas maupun kuantitas. Meninggalkan lahan yang telah dipakai berarti bahwa tanah akan memulihkan kesuburannya melalui proses suksesi ekologi (lihat gambar), sehingga praktek ladang berpindah ini melestarikan kesuburan tanah sekaligus keanekaragaman hayati pada lahan mereka.

Page 13: Analisis Dan Pemetaan Sk_kd Plh_budaya Sunda_Diah_Trismi_Harjanti

Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Materi Integrasi Budaya Sunda

Proses suksesi ekologi

Dalam praktek penggarapan lahan untuk tanaman pangan, pelestarian alam juga menjadi pusat perhatian dan diatur secata ketat. Sebagai contoh, dalam adat masyarakat Kanekes pembukaan ladang harus dilakukan dengan kujang (golok yang kecil), ketika membuka lahan tidak diperbolehkan menebang pohon, dan ladang tidak dicangkul sehingga mencegah erosi. Pembasmian hama dilakukan secara alami dan ramah lingkungan, yaitu dengan menggunakan pestisida alami campuran empat macam daun. Diketahui pula bahwa salah satu alat musik khas Sunda, yaitu karinding, memiliki frekuensi suara yang dapat mengusir hama padi. Fakta tersebut menunjukkan bahwa kebudayaan Sunda tradisional sebenarnya sangatlah maju dengan adanya teknologi yang ramah lingkungan.

1.4Menjelaskan pengertian mekanisme pembangunan bersih.

Pengertian Mekanisme Pembangunan Bersih

1.5Menjelaskan prinsip dasar mekanisme pembangunan bersih.

Prinsip dasar mekanisme pembangunan bersih

Peserta didik dapat mengidentifikasi prinsip dasar mekanisme pembangunan besih yang dilihat dari beberapa kampung-kampung tradisional adat Sunda di antaranya adalah: Kampung Baduy Desa Ciboleger, Banten

Selatan Kampung Kasepuhan (Ciptagelar,

Sirnaresmi, dan lain-lain) di kawasan Taman

Page 14: Analisis Dan Pemetaan Sk_kd Plh_budaya Sunda_Diah_Trismi_Harjanti

Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Materi Integrasi Budaya Sunda

Nasional Gunung Halimun-Salak yang masuk dalam Kabupaten Sukabumi

Kampung Mahmud Desa Mekarrahayu, Margaasih, Bandung

Kampung Cikondang Desa Lamajang, Pangalengan, Bandung

Kampung Kuta Desa Karangpaningal, Tambaksari, Ciamis

Kampung Naga Desa Neglasari, Sawalu, Tasikmalaya

Kampung Dukuh Desa Cijambe, Cikelet, Kabupaten Garut

Kampung Pulo Desa Cangkuang, Leles, Kabupaten Garut

Kampung Urug, Desa Kiarapandak, Sukajaya, Bogor

Kampung Tonggoh Desa Cilaut, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut

Kampung Cigenclang Desa Cisampih, Kecamatan Kalijati, Kabupaten Subang

Kampung Palastra, Kecamatan Palastra, Kabupaten Majalengka.

2. Memahami ancaman lingkungan terhadap kehidupan.

2.1Menjelaskan pengertian perubahan iklim.

Pengertian perubahan iklim

Peserta didik dapat mengidentifikasi: Pengetahuan iklim masyarakat tradisional

suku sunda pada masa silam, dalam bercocok tanam padi di ladang (huma) ataupun sawah. Petani di Tatar Sunda berlandasan kuat pada pengetahuan ekologi tradisional, seperti tentang iklim. Pada umumnya iklim dikenal dalam tiga tingkatan, yaitu iklim tahunan, bulanan dan

2.2Menjelaskan sumber penyebab perubahan iklim.

Penyebab perubahan iklim

2.3Menjelaskan dampak perubahan iklim.

Dampak perubahan iklim

Page 15: Analisis Dan Pemetaan Sk_kd Plh_budaya Sunda_Diah_Trismi_Harjanti

Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Materi Integrasi Budaya Sunda

harian. Iklim tahunan dibedakan menjadi dua kategori utama, yakni musim hujan (usum hujan atau usum ngijih) dan musim kemarau (usum halodo).

Pengetahuan tentang siklus iklim dalam setahun disusun dalam 12 mangsa, yaitu kasa, karo, katiga, kapat (sapar), kalima, kanem, kapitu, kadalapan, kasanga (kasalapan), kadasa (kasapupuluh), desta (hapit lemah), dan sada (hapit kayu). Selain itu, dikenal pula variasi iklim harian, yaitu pada waktu siang (beurang) dan malam (peuting).

Pengetahuan tentang pranata mangsa, tiap mangsa menggambarkan pengetahuan penduduk tentang karakteristik kondisi variasi iklim, seperti keadaan angin, temperatur udara, kelembaban, curah hujan, dan berbagai indikator di alam. Mangsa kasa berupa musim kemarau, misalnya, ditandai dengan kondisi iklim harian, seperti suhu udara siang hari yang sangat panas dan malam hari yang sangat dingin, serta daun beberapa tumbuhan berguguran.

Pengetahuan tentang masyarakat Baduy mengenai bulan kasa merupakan masa panen huma serang dan dilakukan upacara kawalu kahiji. Adapun bagi petani sawah, bulan kasa merupakan panen padi musim garapan utama.

Pengetahuan tentang petani di Tatar Sunda

Page 16: Analisis Dan Pemetaan Sk_kd Plh_budaya Sunda_Diah_Trismi_Harjanti

Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Materi Integrasi Budaya Sunda

juga sangat menyadari bahwa keberhasilan bercocok tanam padi di huma atau sawah sangat dipengaruhi faktor-faktor lingkungan, seperti variasi iklim. Karena itu, untuk tanam padi, petani memilih waktu yang sangat tepat. Sebab, kegagalan mereka menentukan waktu yang tepat untuk tanam padi dapat menyebabkan kegagalan panen. Guna menentukan masa yang tepat untuk tanam padi tersebut, dipakai berbagai indikator alam, seperti kontelasi bintang di langit, seperti bintang wuluku atau bintang kidang (The Belt of Orion) dan bintang kartika (The Pleiades).

Pengetahuan tentang pada masa silam, di awal penggarapan sawah di Tatar Sunda senantiasa diadakan upacara mitembeyan oleh segenap warga desa. Upacara tersebut merupakan pertanda bahwa warga telah menyepakati waktu yang sesuai untuk bercocok tanam padi, antara lain dengan didasarkan pada hasil indikasi rasi bintang wuluku.

Pengetahuan tentang kekompakan petani tradisional suku sunda dalam menentukan waktu tanam padi memberikan keuntungan ekologis, seperti dapat mengendalikan hama dan mengatur kecukupan air irigasi dari kawasan hulu hingga hilir.

3. Memahami upaya manusia

3.1Menjelaskan pengertian UKL UPL.

Pengertian Upaya Pengelolaan Ling-

Peserta didik dapat mengidentifikasi Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya

Page 17: Analisis Dan Pemetaan Sk_kd Plh_budaya Sunda_Diah_Trismi_Harjanti

Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Materi Integrasi Budaya Sunda

hidup selaras dengan alam

kungan Hidup (UKL), dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)

pemantauan Lingkungan Hidup yang dilakukan oleh masyarakat suku sunda yang dapat dilihat pada kampung adat di Jawa Barat dalam hal pengelolaan produksi. Pengelolaan produksi pangan itu dilihat dari aturan pembatasan jumlah penduduk seperti 40 umpi (keluarga) pada suku Baduy Dalam atau 108 rumah di kampung Naga. Pengaturan ini menunjukkan pemahaman yang mendalam mengenai keterbatasan carrying capacity (daya dukung) alam; cara ini juga memastikan setiap individu dalam komunitas dapat memperoleh kesejahteraan secara merata, karena tidak perlu ada kompetisi atas sumber daya. Dengan demikian praktek kehidupan berkelanjutan tidak hanya mencakup aspek kelestarian alam, tetapi juga berdampak positif pada aspek sosial-ekonomi penduduk kampung adat.

3.2Menjelaskan tujuan dan sasaran UKL-UPL.

Tujuan dan sasaran Upaya Pengelolaan Ling-kungan Hidup (UKL), dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)

3.3Menjelaskan dasar hukum dan proses UKL-UPL.

Dasar hukum Upaya Pengelolaan Ling-kungan Hidup (UKL), dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)

2 4. Memahami tentang upaya- upaya manusia untuk hidup selaras dengan alam.

4.1Menjelaskan tentang pengertian AMDAL.

Pengertian Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL)

4.2Menjelaskan tentang prosedur AMDAL.

Prosedur Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL)

Peserta didik dapat menganalisis tentang Kabuyutan suku Baduy:Amanah Buyut: “Buyut nu dititipkeun ka Puun Nagara Satelung Puluh Telu (33 Nusa),

Page 18: Analisis Dan Pemetaan Sk_kd Plh_budaya Sunda_Diah_Trismi_Harjanti

Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Materi Integrasi Budaya Sunda

Bangawan Sawidak Lima (65 Sungai), Pancer Salawe Nagara (25 Nagara). Gunung teu meunang dilebur, Lebak teu meunang dirusak, Larangan teu meunang dirempak , Buyut teu meunang dirubah , Lojor teu menang dipotong, Pondok teu meunang disambung, Nu lain kudu dilainkeun , Nu ulah kudu diulahkeun, Nu enya kudu dienyakeun”. Amanah Leluhur Dalam Menjaga Kelestarian Lingkungan “Gunung Kaian, Gawir Awian, Cinyusu Rumateun, Sempalan Kebonan, Pasir Talunan, Datar Sawahan, Lebak Caian, Legok Balongan, Situ Pulasareun, Lembur Uruseun, Walungan Rawateun, & Basisir Jagaeun”.

5. Upaya manusia hidup selaras dengan alam.

5.1Menjelaskan beberapa program pemerintah dalam pengelolaan lingkungan.

Program pemerintah dalam pengelolaan lingkungan

Peserta didik dapat mengidentifikasi upaya manusia hidup selaras dengan alam terutama dalam pengelolaan lingkungan. Hal ini dapat di lihat pada Kampung Adat Baduy. Di Baduy banyak hunian pendudukan berdekatan dengan sungai, tetapi tidak terjadi bencana banjir melanda permukiman.Hal ini karena masyarakat Baduy memiliki metode pengelolaan alam khususnya hutan di kawasan Bumi Baduy.

Tanah di Baduy dibagi menjadi tiga peruntukan; yaitu sebagai lahan perladangan, permukiman, serta hutan lindung.Suku Baduy mempunyai areal yang dijadikan hutan lindung.Hutan lindung berfungsi sebagai areal resapan air. Pepohonan di areal ini tidak boleh ditebang untuk dijadikan apa pun, termasuk

5.2Menjelaskan tujuan beberapa program pemerintah dalam pengelolaan lingkungan.

Tujuan pemerintah dalam pengelolaan lingkungan

Page 19: Analisis Dan Pemetaan Sk_kd Plh_budaya Sunda_Diah_Trismi_Harjanti

Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Materi Integrasi Budaya Sunda

untuk ladang. Hutan ini juga membantu menjaga keseimbangan air dan kejernihan air di Baduy, terlebih di Baduy Dalam.

Kesadaran masyarakat Baduy terhadap lingkungan hidup, khususnya dalam menjaga kelestarian hutan dan air sungguh luar biasa. Ada di sana ada pikukuh (adat yang kuat) yang diturunkan dari generasi ke generasi. Salah satu pikukuh itu berbunyi”Gunung teu meunang dilebur, Lebak teu meunang diruksak, Larangan teu meunang dirempak, Buyut teu meunang dirobah, Lojor teu meunang dipotong, Pondok teu meunang disambung”(Gunung tidak boleh dihancurkan, Lembah tidak boleh rusak, Larangan tidak boleh langgar,Amanat tidak boleh dirubah, Panjang tidak boleh dipotong, Pendek tidak boleh disambung)Makna pikukuh itu antara lain tidak mengubah sesuatu, atau dapat juga berarti menerima apa yang sudah ada tanpa menambahi atau mengurangi yang ada. Insan Baduy yang melanggar pikukuh akan memperoleh ganjaran adat dari puun (pimpinan adat tertinggi) seperti dikeluarkan dari kelompoknya..Pengamalan pikukuh yang taat menyebabkan masyarakat Baduy memiliki kearifan dalam berhubungan dengan alam.