analisis blok20 a

13
1. Seorang anak laki-laki, 9 tahun datang berobat ke poliklinik IKKK RSMP dengan keluhan kulit kepala bersisik dan rambut ro ntok disertai rasa gatal sejak 2 bulan yang lalu. b. Bagaimana patofisiologi kulit kepala bersisik dan rambut rontok? Infeksi dermatofita melibatkan 3 step utama yaitu : 1. Perlekatan pada keratinosit Jamur superfisial harus melewati berbagai rintangan untuk bisa melekat pada jaringan keratin diantaranya sinar ultraviolet, suhu, kelembaban, kompetisi dengan flora normal dan sphingosin yang diproduksi oleh keratinosit serta asam lemak yang diproduksi oleh glandulasebasea juga bersifat fungistatik 2. Penetrasi melewati dan di antara sel Setelah terjadi perlekatan, spora berkembang dan menembus stratum korneum dengan kecepatan yang lebih cepat daripada proses desquamasi. Penetrasi juga dibantu oleh sekresi proteinase, lipase dan enzim mucinolitik, yang juga menyediakan nutrisi untuk jamur. Trauma dan maserasi juga membantu memfasilitasi penetrasi jamur kejaringan. Pertahanan baru muncul ketika begitu jamur mencapai lapisan terdalam dari epidermis 3. Pembentukan respon penjamu Derajat inflamasi dipengaruhi oleh status imun pasien dan organisme yang terlibat. Reaksi hipersensitivitas tipe IV, atau Delayed Type Hipersensitivity (DHT) memainkan peran yang sangat penting dalam melawan dermatofita. Pada pasien yang belum pernah terinfeksi dermatofita sebelumnya, infeksi primer menyebabkan inflamasi minimal dan trichopitin tes hasilnya negative.infeksi menghasilkan sedikit eritema dan skuama yang dihasilkan oleh peningkatan pergantian keratinosit. Antigen dermatofita diproses oleh sel langerhans epidermis dan dipresentasikan dalam limfosit T di nodus limfe. Limfosit T melakukan proliferasi dan bermigrasi ketempat yang terinfeksi untuk menyerang jamur. Pada saat ini, lesi tiba- tiba menjadi inflamasi, dan barier epidermal menjadi

Upload: dky-hartono

Post on 07-Dec-2015

216 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

khj

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Blok20 A

1. Seorang anak laki-laki, 9 tahun datang berobat ke poliklinik IKKK RSMP dengan keluhan kulit kepala bersisik dan rambut ro ntok disertai rasa gatal sejak 2 bulan yang lalu.

b. Bagaimana patofisiologi kulit kepala bersisik dan rambut rontok?

Infeksi dermatofita melibatkan 3 step utama yaitu :

1. Perlekatan pada keratinosit

Jamur superfisial harus melewati berbagai rintangan untuk bisa melekat pada jaringan keratin diantaranya sinar ultraviolet, suhu, kelembaban, kompetisi dengan flora normal dan sphingosin yang diproduksi oleh keratinosit serta asam lemak yang diproduksi oleh glandulasebasea juga bersifat fungistatik

2. Penetrasi melewati dan di antara sel

Setelah terjadi perlekatan, spora berkembang dan menembus stratum korneum dengan kecepatan yang lebih cepat daripada proses desquamasi. Penetrasi juga dibantu oleh sekresi proteinase, lipase dan enzim mucinolitik, yang juga menyediakan nutrisi untuk jamur. Trauma dan maserasi juga membantu memfasilitasi penetrasi jamur kejaringan. Pertahanan baru muncul ketika begitu jamur mencapai lapisan terdalam dari epidermis

3. Pembentukan respon penjamu

Derajat inflamasi dipengaruhi oleh status imun pasien dan organisme yang terlibat. Reaksi hipersensitivitas tipe IV, atau Delayed Type Hipersensitivity (DHT) memainkan peran yang sangat penting dalam melawan dermatofita. Pada pasien yang belum pernah terinfeksi dermatofita sebelumnya, infeksi primer menyebabkan inflamasi minimal dan trichopitin tes hasilnya negative.infeksi menghasilkan sedikit eritema dan skuama yang dihasilkan oleh peningkatan pergantian keratinosit. Antigen dermatofita diproses oleh sel langerhans epidermis dan dipresentasikan dalam limfosit T di nodus limfe. Limfosit T melakukan proliferasi dan bermigrasi ketempat yang terinfeksi untuk menyerang jamur. Pada saat ini, lesi tiba-tiba menjadi inflamasi, dan barier epidermal menjadi permeable terhadap transferin dan sel-sel yang bermigrasi. Segera jamur hilang dan lesi secara spontan menjadi sembuh.

Hifa jamur bertumbuh secara sentrifugal dari tempat inokulasi awalnya ke dalam lapisan startum korneum, kemudian mencernakan keratin yang terdapat pada rambut. Pertumbuhan jamur meluas seiring dengan pertumbuhan rambut. Pada hari ke12 – 14, mulai tampak kelainan pada kulit kepala. Rambut yang terkena infeksi jamur menjadi rapuh dan pecah. Kerusakan rambut mulai tampak pada minggu ketiga. Sementara rambut menjadi rapuh, infeksi pada stratum korneum juga terus meluas. Pada minggu ke 8 – 10, pertumbuhan jamur pada kulit kepala bisa mencapai diameter 3,5 – 7 cm sehingga menginfeksi bagian rambut lain. Ada 3 tipe invasi pertumbuhan jamur pada rambut pada kasus ini invasi bersifat ektotriks yang biasanya disebabkan oleh M.canis, M.gypseum, T.equinum, dan T.verrucosum. Pada jenis ini, jamur menginvasi hingga ke luar batang rambut karena terjadi penghancuran kutikula rambut.

Page 2: Analisis Blok20 A

3. Pasien mempunyai hewan peliharaan anjing.

a. Bagaimana hubungan hewan peliharaan terhadap terjadinya penyakit?

Jamur penyebab tinea capitis ini ada yang bersifat antropofilik, geofilik, dan zoofilik. Jamur yang bersifat antropofilik atau hanya mentransmisikan penyakit antar manusia antara lain adalah Tricophyton violaceum yang banyak ditemukan pada orang Afrika,Tricophyton schoenleinii, Tricophyton rubrum ,Tricophyton megninii,Trichophyton soudanense ,Tricophyton yaoundei , Microsporum audouinii, dan Microsporum ferrugineum.

Jamur geofilik merupakan jamur yang hidup di tanah dandapat menyebabkan radang yang moderat pada manusia.Golongan jamur ini antara lain adalah Microsporum gypseum dan Microsporum fulvum  

Jamur zoofilik merupakan jamur yang hidup pada hewan,namun dapat mentransmisikan penyakit pada manusia. Jamurzoofilik penyebab tinea capitis antara lain. Microsporum canis yang berasal dari kucing dan anjing. Microsporum nanum yang berasal dari babi, Microsporum distortum yang merupakan varian dari Microsporum canis,Tricophyton verrucosum yang berasal darisapi, dan Tricophyton mentagrophytes var. equinum yangberasal dari kuda.

Gambar Jamur Microsporum

Page 3: Analisis Blok20 A

Tinea capitis jenis Gray Patch Ringworm disebabkan oleh jamur Microsporum serta lebih sering ditemukan pada anak anak. Suspek penyebab pada kasus ini adalah Microsporum canis.

4. Keluhan dikulit selain kepala disangkal oleh pasien

a. Apa makna keluhan ditempat lain disangkal?

Keluhan di tempat lain disangkal menandakan bahwa lesi yang terjadi terbatas hanya di kepala saja. Informasi ini digunakan untuk menegakkan diagnosis.

Analisis Aspek Klinis

a. Bagaimana cara penegakan diagnosis pada kasus?

Diagnosis tinea capitis ditegakkan berdasarkan gejala yangdikeluhkan pasien, tanda-tanda infeksi jamur yang ditemukan , ditambah dengan pemeriksaan penunjang memastikan diagnosis. Gejala yang sering dikeluhkan pasien adalah rasa gatal atau pasien merasa berketombe. Sementara tanda klinis bervariasi tergantung dari bentuk klinis infeksinya. Pemeriksaan penunjang yang mudah dilakukan adalah penyinaran engan lampu Wood. Pada Tinea Kapitis Grey Patch Ringworm dengan lampu wood akan ditemukan warna Hijau kekuningan melampaui batas grey patch.

b. Bagaimana pemeriksaan penunjang pada kasus?

Lampu WoodFilter sinar ultraviolet (Wood) memunculkan fluoresensi hijau dari beberapa jamur dermatofita , terutama spesies Microsporum. Lampu Wood adalah prosedur screening yang berguna untuk mengambil spesimen dari Infeksi Microsporum. Pada grey patch ringworm dapat dilihat fluoresensi hijau kekuning-kuningan pada rambut yang sakit melampaui batas-batas grey patch.

Pemeriksaan KOH

Pemeriksaan langsung sediaan basah dilakukan dengan mikroskop, mula-mula dengan pembesaran 10x10, kemudian pembesaran 10x45. Sediaan diambil dari kulit kepala dengan cara kerokan pada lesi yang diambil menggunakan blunt solid scalpel atau dengan menggunakan sikat. Pengambilan sampel terdiri rambut sampai akar rambut serta skuama. Setelah sampel diambil kemudian sampel diletakkan di atas gelas alas, kemuadian ditambahkan 1-2 tetes larutan KOH. Konsentrasi larutan KOH untuk sediaan rambut adalah 10% dan untuk kulit 20%. Setelah sediaan dicampurkan dengan KOH, ditunggu 15-20 menit untuk melarutkan jaringan. Untuk mempercepat pelarutan makan dapat dilakukan pemanasan sediaan basah di atas api kecil. Pada saat mulai keluar uap dari sediaan tersebut, pemanasan sudah cukup. Biala terjadi penguapan, maka akan terbentuk kristal KOH, sehingga tujuan yang diinginkan tidak tercapai. Untuk melihat elemen

Page 4: Analisis Blok20 A

jamur lebih nyata dapat ditambahkan zat warna pada sediaan KOH misalnya tinta Parker super-chroom blue black.

Kultur

Medium kultur yang digunakan untuk jamur dermatofit adalah sabouraud dextrose agar. Pemeriksaan dengan pembiakan diperlukan untuk menyokong pemeriksaan langsung sediaan basah dan untuk menentukan spesies jamu. Pemeriksaan ini dilakukan dengan menanamkan bahan klinis pada media buatan yaitu sabouraud dextros agar. Antibiotik seperti kloramfenikol dan cycloheximide ditambahkan ke media untuk mencegah pertumbuhan dari bakteri atau jamur kontaminan. Kerokan yang diambil pada lesi di kulit kepala dengan menggunakan sikat kemudian di ratakan di permukaan media kultur. Kebanyakan dermatofit tumbuh pada suhu 26oC dan diperlukan waktu tumbuh setelah 2 minggu untuk dilakukan pemeriksaan.

c. Apa diagnosis banding pada kasus?

Non-inflamasi atau gray patch

Gejala klinis terutama disebabkan oleh M. Audouinii dan M. Ferrigineum yang sering ditemukan pada anak-anak. Penyakit timbul akibat invasi rambut ektothrix. Lesi bermula dari papul eritematosa yang kecil disekitar rambut, kemudian papul akan melebar dan membentuk bercak yang menjadi pucat dan bersisik mengelilingi batang rambut dan akhirnya menyebar secara sentrifugal yang melibatkan folikel rambut disekitarnya. Keluhan penderita adalah rasa gatal, warna rambut menjadi abu-abu dan tidak berkilau. Rambut mudah patah dan terlepas dari akarnya sehingga mudah dicabut dengan pinset tanpa rasa nyeri yag menyebabkan alopesia setempat.

Psoriasis

Psoriasis adalah penyakit yang penyebabnya autoimunm bersifat kronik dan residif, di tandai dengan adanya bercak-bercak eritema berbatas tegas dengan skuama yang kasar, berlapis-lapis dan trasparan disertai fenomena tetesan lilin, auspitz dan kobner. Penyakit ini mengenai semua umur namun umumnya pada dewasa dan pria lebih banyak dibandingkan wanita. Predileksi psoriasis adalah skalp, ekstremitas bagian ekstensor terutama siku serta lutut serta lumbosacral.

Alopesia Areata

Etiologi alopesia areata sampai sekarang belum diketahui namun sering dihubungkan dengan infeksi fokal, kelainan endokrin dan stres emosional. Gejala klinis terdapat bercak berbentuk bulat atau lonjong dan terjadi kerontokan rambut pada kulit kepala, alis, janggut, dan bulu mata. Pada tepi daerah yang botak ada rambut yang terputus, bila dicabut terlihat bulbus yang atrofi. Pada pemeriksaan histopatologi ditemukan rambut banyak dalam fase anagen, folikel rambut terdapat berbagai ukuran, tetapi lebih kecil dan tidak matang, bulbus rambut didalam dermis dan dikelilingi oleh infiltrasi limfosit.

Dermatitis Seboroik

Page 5: Analisis Blok20 A

Peradangan yang erat dengan keativan glandula sebasea yang aktif pada bayi dan insiden puncak pada usia 18-40 tahun. Manifestasi pada dermatitis seboroik didapatkan eritema, skuama yang berminyak dan kekuningan dengan batas tidak tegas, rambut rontok mulai dari verteks dan frontal. Krusta tebal dapat berbau tidak sedap dan meluas ke dahi, glabela, telinga postaurikular,leher, daerah supraorbital, liang telinga luar, lipatan nasolabial, sternal,payudara,interskapular, umbilikus, lipat paha dan anogenital

Dermatitis Atopik

Dermatitis atopik merupakan peradangan kulit kronis dan residif, yang umumnya terjadi selama masa anak-anak yang berhubungan dengan peningkatan kadar IgE dalam serum dan faktor genetik dimana dipengaruhi oleh kromosom 5q31-33. Manifestasi klinis di dapatkan pruritus hilang timbul sepanjang hari namun hebat pada malam hari, sehingga penderita akan menggaruk dan timbul berupa papul, likenifikasi, eritema, erosi, ekskoriasi, eksudasi,krusta. Predileksi pada anak biasanya di muka dan pipi sedangkan dewasa pada lipat siku, lipat lutut, samping leher dan sekitar mata.

Pseudopelade Brocq

Pseudepelade brocq memiliki manifestasi yaitu kebotakan yang disertai kerusakan folikel rambut sehingga tampak sebagai bercak parut multipel yang bulat, lonjong atau tidak teratur dengan ukuran numular dan berwarna merah muda dengan permukaan yang berkilat. Pada pemeriksaan histopatologi didapatkan reaksi inflamasi disekitar folikel dan perivaskular, atrofi epidermis, dan fibrosis tampak pada dermis.

d. Apa working diagnosis pada kasus?

Anak laki-laki tersebut menderita Tinea Kapitis Non-inflamasi atau gray patch ringworm. Gejala klinis terutama disebabkan oleh M. Audouinii dan M. Ferrigineum yang sering ditemukan pada anak-anak. Penyakit timbul akibat invasi rambut ektothrix. Lesi bermula dari papul eritematosa yang kecil disekitar rambut, kemudian papul akan melebar dan membentuk bercak yang menjadi pucat dan bersisik mengelilingi batang rambut dan akhirnya menyebar secara sentrifugal yang melibatkan folikel rambut disekitarnya. Keluhan penderita adalah rasa gatal, warna rambut menjadi abu-abu dan tidak berkilau. Rambut mudah patah dan terlepas dari akarnya sehingga mudah dicabut dengan pinset tanpa rasa nyeri yag menyebabkan alopesia setempat.

e. Apa saja etiologi dan faktor resiko pada kasus?

Tinea capitis disebabkan oleh jamur golongan Dermatofita yang mempunyai sifat mencernakan keratin. Dematofita yang dapat menyebabkan infeksi pada kulit kepala dan rambut adalah genus Tricophyton dan Microsporum. Jamur penyebab tinea capitis ini ada yang bersifat antropofilik, geofilik, dan zoofilik. Jamur yang bersifat antropofilik atau hanya mentransmisikan penyakit antar manusia antara lain adalah Tricophyton violaceum yang banyak ditemukan pada orang Afrika, Tricophyton

Page 6: Analisis Blok20 A

schoenleinii, Tricophyton rubrum, Tricophyton megninii, Trichophyton soudanense, Tricophyton yaoundei, Microsporum audouinii, dan Microsporum ferrugineum. Jamur geofilik merupakan jamur yang hidup di tanah dan dapat menyebabkan radang yang moderat pada manusia. Golongan jamur ini antara lain adalah Microsporum gypseum dan Microsporum fulvum. Jamur zoofilik merupakan jamur yang hidup pada hewan, namun dapat mentransmisikan penyakit pada manusia. Jamur zoofilik penyebab tinea capitis antara lain Microsporum canis yang berasal dari kucing, Microsporum nanum yang berasal dari babi, Microsporum distortum yang merupakan varian dari Microsporum canis, Tricophyton verrucosum yang berasal dari sapi, dan Tricophyton mentagrophytes var. equinum yang berasal dari kuda.Pada kasus Tinea Kapitis Gray Patch Ringworm yang sering menyebabkan adalah M. Audini, M. ferrugineum.

Ada beberapa faktor yang dapat mempermudah penularan infeksi jamur :1. Faktor virulensi dari jamurVirulensi jamur tergantung dari sifatnya apakah antropofilik, zoofilik, atau geofilik. Jamur antropofilik menyebabkan perjalanan penyakit yang kronik dan residif karena reaksi penolakan tubuh yang sangat ringan. Sementara jamur geofilik menyebabkan gejala akut ringan sampai sedang dan mudah sembuh.12

2. Keutuhan kulitKulit yang intak tanpa adanya lesi lebih sulit untuk terinfeksi jamur.12

3. Faktor suhu dan kelembapanKondisi tubuh yang banyak berkeringat menyebabkan lingkungan menjadi lembap sehingga mempermudah tumbuhnya jamur.12

4. Faktor sosial ekonomiInfeksi jamur secara umum lebih banyak menyerang masyarakat golongan sosial ekonomi menengah ke bawah karena rendahnya kesadaran dan kurangnya kemampuan untuk memelihara kebersihan diri dan lingkungan.12

5. Faktor umur dan jenis kelaminTinea capitis sering terjadi pada anak-anak dan lebih banyak ditemukan pada anak laki-laki dibandingkan perempuan

f. Bagaimana patogenesis pada kasus?

Infeksi dermatofita melibatkan 3 step utama yaitu : 3

1. Perlekatan pada keratinosit

Jamur superfisial harus melewati berbagai rintangan untuk bisa melekat pada jaringan keratin diantaranya sinar ultraviolet, suhu, kelembaban, kompetisi dengan flora normal dan sphingosin yang diproduksi oleh keratinosit serta asam lemak yang diproduksi oleh glandulasebasea juga bersifat fungistatik

2. Penetrasi melewati dan di antara sel

Setelah terjadi perlekatan, spora berkembang dan menembus stratum korneum dengan kecepatan yang lebih cepat daripada proses desquamasi. Penetrasi juga dibantu oleh sekresi proteinase, lipase dan enzim mucinolitik, yang juga menyediakan nutrisi untuk jamur. Trauma dan maserasi juga membantu memfasilitasi penetrasi jamur

Page 7: Analisis Blok20 A

kejaringan. Pertahanan baru muncul ketika begitu jamur mencapai lapisan terdalam dari epidermis.

3. Pembentukan respon penjamu

Derajat inflamasi dipengaruhi oleh status imun pasien dan organisme yang terlibat. Reaksi hipersensitivitas tipe IV, atau Delayed Type Hipersensitivity (DHT) memainkan peran yang sangat penting dalam melawan dermatofita. Pada pasien yang belum pernah terinfeksi dermatofita sebelumnya, infeksi primer menyebabkan inflamasi minimal dan trichopitin tes hasilnya negative.infeksi menghasilkan sedikit eritema dan skuama yang dihasilkan oleh peningkatan pergantian keratinosit. Antigen dermatofita diproses oleh sel langerhans epidermis dan dipresentasikan dalam limfosit T di nodus limfe. Limfosit T melakukan proliferasi dan bermigrasi ketempat yang terinfeksi untuk menyerang jamur. Pada saat ini, lesi tiba-tiba menjadi inflamasi, dan barier epidermal menjadi permeable terhadap transferin dan sel-sel yang bermigrasi. Segera jamur hilang dan lesi secara spontan menjadi sembuh.

Dermatofit ectothrix merupakan bentuk infeksi pada perifolikel stratum korneum, kemudian menyebar ke sekitar dan ke dalam batang rambut dari pertengahan hingga akhir anagen rambut sebelum masuk ke folikel untuk menembus korteks rambut.3,6 Arthroconidia kemudian mencapai korteks rambut sehingga pada pemeriksaan mikroskopis pada sediaan rambut yang diambil akan ditemukan arthroconidia dan dapat juga ditemukan hifa intrapilari. Invasi rambut oleh dermatofita , terutama M. audouinii ( anak ke anak , melalui tukang cukur , topi , kursi teater ) , M. canis ( muda hewan peliharaan ke anak dan kemudian anak ke anak ) , atau T. tonsurans.

g. Bagaimana respon imun pada kasus?

Derajat inflamasi dipengaruhi oleh status imun pasien dan organisme yang terlibat. Reaksi hipersensitivitas tipe IV, atau Delayed Type Hipersensitivity (DHT) memainkan peran yang sangat penting dalam melawan dermatofita. Pada pasien yang belum pernah terinfeksi dermatofita sebelumnya, infeksi primer menyebabkan inflamasi minimal dan trichopitin tes hasilnya negative.infeksi menghasilkan sedikit eritema dan skuama yang dihasilkan oleh peningkatan pergantian keratinosit. Antigen dermatofita diproses oleh sel langerhans epidermis dan dipresentasikan dalam limfosit T di nodus limfe. Limfosit T melakukan proliferasi dan bermigrasi ketempat yang terinfeksi untuk menyerang jamur. Pada saat ini, lesi tiba-tiba menjadi inflamasi, dan barier epidermal menjadi permeable terhadap transferin dan sel-sel yang bermigrasi. Segera jamur hilang dan lesi secara spontan menjadi sembuh.

g. Bagimana maninfestasi klinis pada kasus?

Tinea capitis Gray Patch Ringworm disebabkan oleh jamur Microsporum dan lebih sering ditemukan pada anak-anak. Gejala diawali dengan adanya papula merah kecil di sekitar muara rambut yang melebar secara sirkular dan membentuk bercak, kemudian menjadi pucat dan bersisik. Papula dan perkembangannya tersebut bersifat kering dan tidak meradang. Rambut menjadi berwarna abu-abu dan suram, mudah patah, dan mudah dicabut tanpa rasa nyeri sehingga tampak alopesia setempat yang terlihat sebagai grey patch.Pemeriksaan yang cukup membantu diagnosis tinea capitis bentuk ini adalah pemeriksaan dengan sinar Wood, di mana rambut yang sakit tampak menunjukkan fluoresensi hijau kekuningan melampaui batas grey patch tersebut.h. Bagaimana penatalaksanaan pada kasus?

Page 8: Analisis Blok20 A

Terapi Topikal

Pengobatan topikal antijamur tidak dianjurkan untuk terapi tunggal dalam pengobatan tinea kapitis. Namun hal ini mungkin dapat mengurangi penularan kepada orang lain dengan menurunkan pertumbuhan spora jamur. Selenium sulfida, sampo ketokonazol dan shampo povidone iodine digunakan seminggu 2-3 kali, untuk mengurangi spora jamur dan infeksivitas. Pada saat menggunakan shampo sebaiknya didiamkan selama 5 menit sebelum dibilas. Penggunaan obat-obat topikal konvensional yang digunakan misalnya asam salisilat 2-4%, asam benzoat 6-12%, sulfur 4-6%, vioform 3%, asam undesilenat 2-5% dan zat warna (hijau brilian 1% dalam cat Castellani) dikenal banyak ibat topikal baru. Obat-obat baru ini diantaranya tolnaftat 2%, tolsiklat, haloprogin, derivat-derivat imidazol, siklopiroksolamin dan naftifine masing-masing 1%.

Terapi Oral

1. GriseofulvinMerupakan obat pilihan utama untuk tinea capitis. Griseofulvin adalah metabolit sekunder dari jamur Penicillium griseofulvin. Obat ini menghambat pertumbuhan dan reproduksi jamur dengan menghambat pembentukan mikrotubula di sitoplasma. Dosis griseofulvin untuk dewasa adalah 0,5 – 1 gram, sedangkan untuk anak-anak diberikan 10 mg/kg BB/hari. Pada kasus tinea capitis yang disebabkan oleh T.tonsurans, dosis dapat ditingkatkan hingga 20 mg/kg BB/hari. Untuk mempertinggi absorpsi dalam usus, obat sebaiknya dimakan bersama makanan yang banyak mengandung lemak. Terapi griseofulvin membutuhkan waktu hingga 6 minggu agar obat mencapai pembuluh darah di stratum basale dari kulit. Setelah sembuh klinis, terapi dilanjutkan selama 2 minggu agar tidak menjadi residif.Efek samping griseofulvin jarang dijumpai, namun pada beberapa penderita dapat terjadi sakit kepala dan gangguan pencernaan berupa nausea, vomitus, dan diare.2. KetokonazolKetokonazol merupakan anti jamur spektrum luas yangd apat digunakan pada kasus infeksi jamur yang resisten terhadap griseofulvin. Dosis sebesar 200 – 400 mg per hari diberikan pada pagi hari setelah makan selama 10 hari hingga 2 minggu.Selama terapi dengan ketokonazol, perlu dilakukan pemeriksaan enzim hepar secara rutin minimal sebulan sekali karena obat ini bersifat hepatotoksik. Terapi harus segera dihentikan apabila terjadi peningkatan SGPT hingga 2 – 3 x nilai normal. Selain bersifat hepatotoksik, ketokonazol memberikan efek samping berupa sakit kepala, rasa mual, dan terhambatnya sintesis hormon androgen. Ketokonazol merupakan kontraindikasi pada pasien dengan hipersensitivitas, ibu hamil dan menyusui, serta pasien dengan gangguan hepar.3. ItrakonazolMerupakan anti jamur derivat azol yang cukup efektif dengan efek hepatotoksik yang lebih rendah. Obat diberikan dengan dosis 100 – 200 mg per hari selama 2 minggu. Efek samping itrakonazol antara lain berupa gangguan pencernaan, sakit kepala, dan terkadang ditemukan adanya dermatitis eksfoliatif.4. TerbinafinTerbinafin merupakan salah satu anti jamur dari golongan alilamin yang efektif untuk dermatofitosis. Obat ini bekerja menghambat pembentukan skualen, yaitu suatu zat hidrokarbon tidak jenuh yang membentuk membran sel. Beberapa ahli mengatakan terbinafin dapat mengurangi kemungkinan terjadinya relaps dari infeksi jamur. Dosis terbinafin untuk anak-anak tergantung dari berat badannya. Pada anak dengan berat

Page 9: Analisis Blok20 A

badan di bawah 20 kg diberikan terbinafin 62,5 mg per hari, dan pada anak dengan berat badan 20 – 40 kg diberikan 125 mg per hari. Sementara untuk orang dewasa diberikan dosis 250 mg per hari. Efek samping terbinafin yang tersering adalah gangguan pencernaan berupa nausea, vomitus, nyeri lambung, serta diare atau konstipasi. Gangguan pengecapan dan sefalgia ringan dapat terjadi namun presentasinya lebih kecil.

Pemberian kortikosteroid sistemik sebagai anti inflamasi diindikasikan pada kerion stadium dini. Dapat diberikan adalah prednison 3 x 5 mg sehari atau prednisolon 3 x 4 mg sehari selama 2 minggu. Kortikosteroid diberikan bersama-sama dengan griseofulvin atau terbinafin.

i. Bagaimana pencegahan pada kasus?

Untuk mencegah terkena infeksi tinea capitis dapat dilakukan dengan :1. Menghindari kontak yang erat dengan penderita tinea capitis2. Menjaga kebersihan diri dengan mandi setelah beraktivitas dan berkeringat3. Mengeringkan badan dengan baik setiap setelah mandi4. Mencuci pakaian, sprei, dan barang-barang pribadi lainnya secara rutin5. Tidak menggunakan sisir, alat cukur, dan handuk secara bersama-sama.

j. Bagaimana komplikasi pada kasus?

Tinea kapitis adalah jenis dermatofitosis yang paling banyak terjadi pada pediatri tanpa diagnosis yang akurat dan penatalaksanaan yang tepat, penyakit ini dapat merugikan secara fisik dan mental bagi anak-anak yang terkena tinea kapitis, Pasien pediatri dengan kulit kepalagatal dan berplak atau sering mengalami kerontokan rambut total akan sering diejek, dikucilkan dan diganggu oleh teman-teman sebayanya. Pada beberapa kasus, penyakit ini dapatmenyebabkan gangguan emosional yang arah pada anak-anak yang rentan dan dapat merusak keharmonisan keluarga.Di bawah ini merupkan komplikasi fisik yang dapat terjadi akibat tinea kapitis:

1. Infeksi sekunder 

2. Alopesia sikatrik permanen

k. Bagaimana prognosis?

Prognosis Bonam. Infeksi bersifat ektotrik sembuh selama perjalanan normal penyakit tanpa pengobatan. Namun pasien menyebarkan jamur penyebab kelain anak selama waktu infeksi.

L. Apa SKDI kasus?

Page 10: Analisis Blok20 A

SKDI pada kasus adalah 4A. Dokter umum diharapkan mampu mentatalaksana penyakit sampai tuntas.