analisis biaya kualitas pada unit usaha susu segar di …
TRANSCRIPT
ANALISIS BIAYA KUALITAS PADA UNIT USAHA SUSU
SEGAR DI KUD SUMBER KARYA
(Studi pada KUD Sumber Karya)
Oleh
Amy Wulandari
NIM : 232012110
KERTAS KERJA
Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Guna Memenuhi Sebagian dari
Persyaratan-Persyaratan untuk Mencapai
Gelar Sarjana Ekonomi
FAKULTAS: EKONOMIKA DAN BISNIS
PROGRAM STUDI: AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2016
vi
HALAMAN MOTTO
“7:9Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia
meminta roti, 7:10 atau memberi ular, jika ia meminta ikan? 7:11 Jadi jika kamu
yang jahat tahu memberi pemberian yang baik s kepada anak-anakmu, apalagi
Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik 2 kepada mereka yang
meminta kepada-Nya.”
-Matius 7:9-11 -
Apapun yang bisa terlihat jelas didepan mata, kita pasti bisa menyelesaikannya.
-Amy Wulandari –
Hidup akan penuh sukacita ketika kita dapat membedakan antara Hak dan
Kewajiban serta melakukannya dengan rasa bersyukur.
-Amy Wulandari-
vii
ABSTRACT
The purpose of this study is to clarify the illustration of quality cost that occured
in KUD Sumber Karya. This examination was conducted by interviewing the
parties who had an important contribution in the fresh dairy business and
collecting seconday data that related to the fresh dairy business. The analysis of
this examination consists of three steps. First, identifying the method to keep and
optimize the quality of the fresh milk. Second, analyzing the impact of program
and method, focusing on expenditure. Third, analyzing the impact on quality’ cost
that emerged as a consequence of program and method that affacted the revenue.
The result of this study shows that The programs able to help increase and
maintaining the quality of fresh milk, increase productivity of fresh milk in
generate by cattle owned farmers, so as to from program and their effort to help
improveand maintaining the quality of fresh milk it would affect costs on and
income KUD Sumber Karya.
Keywords: Quality’ Cost, Revenue
viii
SARIPATI
Tujuan penelitian ini adalah memaparkan gambaran biaya kualitas yang terjadi di
KUD Sumber Karya. Penelitian ini dilakukan dengan wawancara pihak yang
mempunyai andil penting di dalam unit usaha susu segar dan mengumpulkan
data-data sekunder yang berhubungan dengan unit usaha susu segar. Analisis
penelitian ini terdiri dari tiga langkah. Pertama dengan mengidentifikasi upaya
meningkatkan dan menjaga kualitas susu segar. Kedua menganalisis dampak dari
program dan upaya guna menjaga dan meningkatakan kualitas susu segar pada
biaya yang dikeluarkan. Ketiga menganalisis dampak biaya kualitas yang muncul
akibat program dan upaya yang dilakukan pada pendapatan. Hasil penelitian
mengungkapkan bahwa program dan upaya tersebut dapat membantu
meningkatkan dan menjaga kualitas susu segar, meningkatkan produktivitas dari
susu segar yang di hasilkan oleh ternak yang dimiliki petani. Sehingga dari
program dan upaya yang dilakukan untuk membantu meningkatkan dan menjaga
kualitas susu segar akan berpengaruh pada biaya dan pendapatan KUD Sumber
Karya.
Kata kunci: Biaya kualitas, Pendapatan.
ix
KATA PENGANTAR
Biaya kualitas adalah biaya yang timbul karena mungkin atau telah
terdapat produk yang buruk kualitasnya. Manfaat perhitungan biaya kualitas untuk
membantu manajemen menentukan laba, mengambil keputusan strategi, serta
mempermudah pelaksanaan program pengendalian kualitas..
Kertas kerja ini diangkat dalam judul “Analisis Biaya Kualitas pada unit
usaha susu segar di KUD Sumber Karya Pabelan (Studi pada KUD Sumber Karya
Pabelan)”, untuk memaparkan gambaran biaya kualitas yang terjadi di KUD
Sumber Karya Pabelan. Hasil penelitian ini diharapakan dapat memberikan
manfaat bagi pembaca sebagai pembelajaran atas biaya kualitas dalam pratik.
Penulis menyadari penelitian ini masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun.
Salatiga, 15 Juni 2016
Penulis
x
UCAPAN TERIMA KASIH
Segala puji dan syukur hanya bagi Tuhan yang senantiasa menjadi
inspirasi dan kota benteng dalam hidup penulis. Hanya oleh karena anugerah-Nya
yang melimpah, kemurahan, dan kasih setia yang besar akhirnya saya dapat
menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik. Penulis sadar akan keterbatasan yang
dimiliki dalam proses penyusunan tugas akhir ini sehingga tanpa campur tangan
Tuhan dan peran serta berbagai pihak, tugas akhir ini tidak akan terselesaikan
dengan baik. Pada kesempatan ini, saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada berbagai pihak yang selama ini turut serta memberikan bimbingan,
sumbangan pemikiran, motivasi, mendoakan serta mendukung hingga tugas akhir
ini selesai, yaitu:
1. Kedua orang tua saya, Ibunda Tan Giok Oen dan Ayahanda Tan Ping Kiat
yang telah Tuhan panggil pada 09 Maret 1999, meskipun harus terpisah
jauh tetap selalu mendoakan, memberikan dukungan serta kasih sayang
yang tidak terbatas, serta kepada kedua saudara perempuan saya Arik
Wulandari, SH (Tan Ing Hwa) dan Febriani Wulandari, SS (Tan Lie
Shien) yang menjadi penolong utama, panutan, motivator dan teman
bertengkar selama bertahun-tahun, serta suami dari kakak pertama saya
yang sangat membantu dalam penelitian saya Bambang Setyono, SH.
Tugas akhir ini kupersembahkan untuk kalian.
2. Ibu Like Soegiono, SE, M.Si selaku dosen pembimbing, atas kesabarannya
dalam membimbing, membantu, dan selalu memberikan ide-ide yang
membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini.
3. Sahabat terlama dan tergila saya, yang terkadang jahat pula Andreas Surya
Saputra, yang selalu mendukung, mendengarkan suka duka saya selama
berkuliah maupun kehidupan sehari-hari saya .
4. Sahabat-sahabat terdekat saya selama kuliah di FEB UKSW, Apriyana,
Finalia Purwitasari Purnomo, Magdalena, Eka Christina Yuliyanti,
Fransisca Agnes Triwulandari, Inneke Indrayani Wibowo, Yemima Krist
xi
Damayanti, Andriana Puspitasari, Maylinda Adriani Putri. Terima kasih
tidaklah cukup untuk mengungkapkan seberapa beruntungnya saya
memiliki kalian. Terima kasih atas semua waktu yang pernah kita
habiskan bersama dan semua candaan tawa, tangisan dan celaan yang
membuat kita menjadi semakin dekat. Semua tentang kalian, kebersamaan
saya dengan kalian akan tetap terekam abadi dalam ingatanku.
5. Sahabat-sahabat rumah selama saya pindah di Salatiga, Kevin Madian
Palimbong, Fhidelya Fhan Taruk Allo, Chevin Yegar Anel Banne.
Terimakasih untuk waktu, kasih sayang dan ketulusan kalian menjadi
sahabat curhat, sahabat celaan. Semua tentang kalian akan kusimpan erat-
erat dalam ingatanku..
6. Saudara-saudara lelaki yang merantau dari berbagai wilayah untuk
menimba ilmu di UKSW, kita telah hidup bersama selama kurang lebih 3
tahun banyak cerita suka dan duka, tolong-menolong dan saling mencela
saya sangat beruntung dapat mengenal dan bersama dengan kalian semua.
Kost Putera Wisma Anggrek. Agung Putrani Alfianto, Juna Baturante,
Ravi, Harmaily Sanggalangi.
7. Teman seperjuangan dalam bimbingan, Yosia Andre Julius Sugianto,
Erwin Hindarto, Gandang Ardi Kurniatama, terima kasih sudah banyak
membantu dan memberi masukan.
8. Teman-teman Korps Asisten Dosen yang sudah memberi kesempatan saya
memiliki pengalaman baru serta teman-teman baru yang sudah seperti
keluarga baru.
9. Teman-teman seperjuangan angkatan 2012. Terkhususnya untuk sahabat
yang sangat menggemaskan, congkak, dan luar biasa. Pengalaman baru
bisa mengenal Lucia Nugrahani, Kristianus Adi Krismanto, Catherine
Tabita, Shinta Twenty, dan masih banyak yang lain yang tidak dapat
disebutkan satu per satu.
xii
Semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya kertas kerja
ini, semoga Tuhan senantiasa melimpahkan anugerah serta kasih karunia-Nya.
Amy Wulandari
xiii
DAFTAR ISI
Halaman Judul .................................................................................................. i
Pernyataan Keaslian Kertas Kerja .................................................................... ii
Halaman Persetujuan ........................................................................................ iii
Halaman Motto................................................................................................. iv
Abstract ............................................................................................................ v
Saripati ............................................................................................................. vi
Kata Pengantar ................................................................................................. vii
Ucapan Terima Kasih ....................................................................................... viii
Daftar Isi........................................................................................................... xi
Daftar Gambar dan Tabel ............................................................................... xiii
Daftar Lampiran ............................................................................................... xiv
Pendahuluan ..................................................................................................... 1
Kerangka Konseptual
Biaya Kualitas ............................................................................... 2
Pendapatan ................................................................................... 5
Metode Penelitian............................................................................................. 6
Analisis dan Pembahasan ................................................................................. 8
Analisis Program Dan Upaya Penanganan Kualitas Susu Segar ..9
Analisis Biaya Kualitas ................................................................. 11
Pendapatan KUD Sumber Karya .................................................. 17
Biaya Kualitas terhadap Pendapatan ............................................ 20
Pembahasan .................................................................................. 24
Simpulan dan Saran.......................................................................................... 26
xiv
Daftar Pustaka .................................................................................................. 29
xv
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL
Tabel 1.Rincian Biaya Kualitas Unit Susu Segar (dalam Anggaran)................ 11
Gambar 1.Biaya Kualitas KUD Sumber Karya Tahun 2013 s/d 2015.............. 15
Tabel 2.Persentase Klasifikasi Biaya Kualitas dari 2013 s/d 2015................... 16
Gambar 2.Mekanisme Konversi Liter dan Kilogram pada PT Sari Husada ... 18
Gambar 3.Penjualan Susu Segar dalam Unit Tahun 2013 s/d 2015 ............... 19
Gambar 4.Biaya Kualitas vs Pendapatan KUD Sumber Karya Tahun 2013 s/d
2015 ................................................................................................................. 20
Gambar 5.Selisih Antara Alokasi Penjualan dengan Aturan 1 dan Aturan 2 Tahun
2013 s/d 2015 ................................................................................................. 22
Gambat 6. Alokasi Persentase Penjualan dengan Aturan 1 dan Aturan 2 KUD
Sumber Karya ................................................................................................. 22
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Data Penelitian (unit susu terjual tahun 2013 s/d 2015 dari petani dan
arsip penolakan susu segar di Industri Pengolah Susu tahun 2013 s/d 2015)
Lampiran 2
SOP (Standart Operating Procedure) Unit usaha susu segar KUD
Sumber Karya
Lampiran 3
Dokumentasi Penelitian
1
PENDAHULUAN
Koperasi Unit Desa Sumber Karya Pabelan adalah usaha dengan satu pengurus
yang telah didirikan tahun 1998. KUD Sumber Karya memiliki sumber
pendapatan utama yaitu pada bagian susu segar. Selain unit susu segar, KUD
Sumber Karya memiliki unit lain yaitu: angkutan dan permesinan, unit simpan
pinjam dan pupuk, unit selepan beras dan pengadaan pangan, unit costumer
service dan rekening listrik, unit agrobisnis, unit pengembangan susu perah dan
kesehatan hewan.
Pasokan susu oleh KUD Sumber Karya dalam satu hari dapat memasok kurang
lebih 2000 hingga 4000 liter. Susu segar tersebut di dapat dari petani yang ada di
Jawa Tengah yaitu sebanyak 217 petani susu segar. Kualitas susu segar dari petani
susu segar tersebut seluruhnya tidak sepenuhnya sesuai dengan standart kualitas
yang telah ditentukan oleh KUD dan sesuai dengan SNI (Standart Nasional
Indonesia). Harga susu segar dari petani ditentukan dari kualitas susu segar dan
harga pasaran, rata – rata harga susu segar dari para petani sebesar Rp 3.700 per
liternya. KUD Sumber Karya mendapati kualitas susu yang sesuai dengan standart
adalah kurang lebih sebesar 80%. Pengambilan susu di waktu yang berbeda telah
ditempatkan di milk cooling yang berbeda pula, agar mengetahui setiap kualitas
susu yang ada.
Masalah yang terjadi adalah tahun 2013 sampai 2015, pihak KUD Sumber
Karya unit usaha susu segar mengalami kerugian dikarenakan rusaknya susu segar
sebelum berhasil dipasarkan di tiap-tiap IPS (Industri Pengolah Susu). Selain itu,
pihak KUD Sumber Karya unit susu segar mengalami kerugian yang disebabkan
oleh penolakan susu segar di pabrik-pabrik yang bekerjasama dengan KUD
Sumber Karya. KUD Sumber Karya terpaksa membuang susu segar akibat dari
kerusakan produk pada tahun 2015 yaitu sebanyak 2200 liter. Akibat masalah
tersebut, maka terjadi kerugian karena masalah utama yang dihadapi adalah
masalah kualitas produk. Agar tidak terjadi kerugian yang berkepanjangan, maka
KUD Sumber Karya perlu mempertahankan kualitas susu segar. Kualitas tersebut
2
mempengaruhi biaya yang ditanggung oleh KUD Sumber Karya, seperti program-
program untuk meningkatkan dan menjaga kualitas produk.
Berdasarkan pada keadaan yang ada pada KUD Sumber Karya, maka dapat
dirumuskan pokok permasalahannya sebagai berikut ini.
1. Bagaimana program dan upaya yang dilakukan KUD Sumber Karya untuk
meningkatkan dan menjaga kualitas susu segar pada tahun 2013 sampai 2015?
2. Apakah program dan upaya yang dilakukan KUD Sumber Karya berdampak
pada biaya kualitas dan pendapatan di tahun 2013 sampai 2015 ?
Penelitian ini bertujuan memaparkan gambaran biaya kualitas yang terjadi di
KUD Sumber Karya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
bagi pembaca sebagai pembelajaran atas biaya kualitas dalam pratik.
Kerangka Konseptual
Biaya Kualitas
Supriyono (1994) menyatakan bahwa kualitas adalah ukuran relatif kebaikan
karena definisi kualitas adalah tingkat keunggulan. ISO 9000 menyatakan bahwa
kualitas adalah keseluruhan ciri-ciri dan karakteristik produk atau jasa yang
menunjang kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan pelanggan baik yang
dinyatakan secara langsung maupun tidak langsung (Besterfield & Dale, 1994: 3).
Hansen dan Mowen (2004: 443) mengatakan bahwa biaya kualitas adalah biaya
yang timbul karena mungkin atau telah terdapat produk yang buruk kualitasnya.
Mulyadi (1993: 73) menyatakan bahwa biaya kualitas adalah biaya-biaya yang
terjadi karena adanya atau kemungkinan adanya kualitas produk yang rendah.
Sehingga definisi biaya kualitas adalah biaya yang berhubungan dengan
penciptaan, pengidentifikasian, perbaikan, dan pencegahan produk cacat.
Menurut Garrison, Noreen, dan Brewer (2006: 90), laporan biaya kualitas
memiliki beberapa kegunaan yaitu:
1. Membantu para manajer melihat keuntungan financial dari cacat.
3
2. Membantu para manajer mengidentifikasikan pentingnya masalah-masalah
kualitas yang dihadapi perusahaan.
3. Membantu para manajer melihat apakah biaya-biaya kualitas di
perusahaan didistribusikan secara tidak baik.
Manfaat biaya kualitas untuk membantu manajemen menentukan laba,
mengambil keputusan strategi, serta mempermudah pelaksanaan program
pengendalian kualitas. Biaya kualitas dapat dibagi menjadi beberapa golongan,
yaitu biaya pencegahan (prevention cost), biaya penilaian (appraisal cost), biaya
kegagalan internal (internal failure cost), serta biaya kegagalan eksternal (external
failure cost). Hansen dan Mowen (2000: 18) mengungkapkan tujuan biaya
kualitas adalah memperbaiki dan mempermudah perencanaan, pengendalian, dan
pengambilan keputusan manajerial serta memproyeksikan mengenai kapan biaya
dan penghematan itu terjadi dan dibuat. Tujuan pembuatan biaya kualitas adalah
untuk mempermudah proses keputusan manajemen. Selain itu, agar perusahaan
dapat memproyeksikan untuk biaya terjadi serta agar perusahaan dapat
mengefisiensikan biaya. Dengan adanya tujuan biaya kualitas, perusahaan
mengharapkan agar biaya kualitas dapat dipergunakan dengan baik.
A. Biaya Pencegahan (Prevention Cost)
Cara yang paling efektif untuk meminimumkan biaya kualitas tetapi tetap
mempertahankan kualitas yang tinggi adalah menghindari masalah yang berkaitan
dengan kualitas sedini mungkin, sehingga muncul biaya pencegahan atau
prevention cost (Garrison, Noreen, & Brewer, 2006: 83). Tujuan dari biaya
pencegahan adalah biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan dalam mengurangi
jumlah produk atau jasa yang cacat.
Biaya pencegahan yaitu biaya-biaya yang berhubungan dengan upaya
pencegahan kegagalan internal maupun eksternal, sehingga meminimalkan biaya
kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal (Gaspersz, 2001: 169). Menurut
Hansen dan Mowen (2005: 8), contoh biaya pencegahan sebagai berikut: biaya
rekayasa kualitas, program pelatihan kualitas, perencanaan kualitas, pelaporan
4
kualitas, pemilahan dan evaluasi pemasok, audit kualitas, siklus kualitas, uji
lapangan, dan peninjauan desain.
B. Biaya Penilaian (Appraisal Cost)
Appraisal cost disebut biaya penilaian yang termasuk ke kegiatan pengendalian
dan belum ditemukan produk cacat. Pengertian biaya penilaian adalah biaya
inspeksi (inspection cost) terjadi untuk mengidentifikasikan produk cacat sebelum
produk tersebut dikirimkan kepada konsumen (Garrison, Noreen, & Brewer,
2006: 90).
Hansen dan Mowen (2005: 8) mengemukakan contoh biaya penilaian sebagai
berikut: biaya pemeriksaan dan pengujian bahan baku, pemeriksaan kemasan,
pengawasan kegiatan penilaian, penerimaan produk, penerimaan proses, peralatan
pengukuran, dan pengesahan dari pihak luar. Jadi biaya penilaian merupakan
biaya yang dikeluarkan untuk mengukur, mengevaluasi, mengaudit produk dan
bahan yang dibeli serta penentuan derajat konfirmasi terhadap produk yang
dihasilkan.
C. Biaya Kegagalan Internal (Internal Failure Cost)
Biaya kegagalan terjadi pada saat produk tidak dapat memenuhi spesifikasi
rancangannya. Biaya kegagalan dapat terjadi baik internal maupun eksternal.
Biaya kegagalan internal (internal failure cost) diakibatkan oleh identifikasi cacat
selama proses penilaian. Biaya tersebut meliputi sisa bahan, bahan yang ditolak,
pengerjaan ulang produk cacat, dan waktu yang terbuang karena masalah kualitas.
Biaya kegagalan internal yaitu biaya-biaya yang berhubungan dengan kesalahan
dan non-konfirmasi yang ditemukan sebelum menyerahkan produk kepada
pelanggan (Gaspersz, 2001: 169). Hansen dan Mowen (2005: 9) mengemukakan
contoh biaya kegagalan internal sebagai berikut: sisa bahan, pengerjaan ulang,
penghentian mesin, pemeriksaan ulang, dan perubahan desain. Jadi biaya
kegagalan internal dilakukan untuk mendeteksi ketidaksesuaian produk dan
merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan karena menghasilkan produk
yang rusak, tetapi produk tersebut belum sampai pada pelanggan. Biaya kegagalan
internal digunakan untuk mendeteksi produk yang rusak atau kualitasnya buruk.
5
D. Biaya Kegagalan Eksternal (External Failure Cost)
Biaya kegagalan eksternal yaitu biaya-biaya yang berhubungan dengan
kesalahan dan non-konfirmasi yang ditemukan setelah produk itu diserahkan pada
pelanggan (Gaspersz, 2001: 169). Hansen dan Mowen (2005: 9) mengemukakan
contoh biaya kegagalan eksternal sebagai berikut: biaya kehilangan penjualan,
biaya menarik produk dari pasar, biaya garansi, perbaikan, tanggung jawab
hukum, hilangnya pangsa pasar, dan mengatasi keluhan pelanggan. Jadi biaya
kegagalan eksternal yaitu biaya yang harus dikeluarkan karena menghasilkan
produk cacat yang sampai pada konsumen, sehingga konsumen tidak mau
menerima produk tersebut atau meminta ganti rugi atas produk tersebut.
Pendapatan
Pendapatan didefinisikan arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul
dari aktivitas normal entitas selama suatu periode, jika arus masuk tersebut
mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman
modal (Kieso, Warfield, & Weygantd 2011: 955). Pendapatan adalah arus masuk
atau penyelesaian (atau kombinasi keduanya) dari pengiriman atau produksi
barang, memberikan jasa atau melakukan aktifitas lain yang merupakan aktifitas
utama atau aktifitas centra yang sedang berlangsung (Skousen, Stice, & Stice
2010: 161).
Penelitian Terdahulu
Biaya pencegahan dan penilaian yang terus diperhatikan karena kedua biaya ini
dapat dikendalikan perusahaan dan sangat mempengaruhi produk yang nantinya
akan dihasilkan (Nefriani, 2011).
Biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal, dan biaya
kegagalan eksternal berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
profitabilitas Hotel Group Dedy Jaya Brebes. Artinya semakin baik biaya
pencegahan dari Hotel Group Dedy Jaya Brebes (pembuatan perencanaan
6
kualitas, pelaporan biaya kualitas, pemilihan, dan evaluasi pemasok serta kegiatan
uji lapangan) maka profitabilitas akan meningkat (Rimadhani, 2012).
Penerapan biaya kualitas pada The Majesty Hotel and Apartment sudah
memadai karena perusahaan terus berupaya untuk meningkatkan kualitas produk
maupun jasa perusahaan dan jarang sekali terjadi keluhan dari pelanggan (Fentri,
2011).
METODE PENELITIAN
Objek dalam penelitian ini adalah KUD Sumber Karya dalam unit usaha susu
segar yang terletak di Desa Pabelan RT 1/1 Salatiga, Sidorejo, Jawa Tengah.
Dalam melakukan penelitian ini, metode analisis yang digunakan adalah metode
deskriptif kualitatif.
Data yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan data primer dan data
sekunder. Data primer dalam penelitian ini adalah hasil wawancara mengenai
kualitas susu segar tahun 2013 sampai 2015, data mengenai program dan upaya
perencanaan pelaksanaan menjaga serta meningkatkan kualitas susu segar KUD
Sumber Karya, unit susu segar yang terjual pada tahun 2013 sampai 2015,
informasi perincian biaya yang dikeluarkan guna mendukung program kualitas
susu segar tahun 2013 sampai 2015, informasi perincian pendapatan tahun 2013
sampai 2015. Data primer tersebut diperoleh dari wawancara dengan karyawan
laborat di unit susu segar KUD Sumber Karya. Sedangkan data sekunder berupa
arsip penolakan susu segar di IPS (Industri Pengolah Susu), laporan unit susu
segar yang terjual di tahun 2013 sampai 2015, SOP unit susu segar KUD Sumber
Karya, yang diperoleh dari karyawan laborat dan karyawan yang bertugas
mencatat di unit susu segar KUD Sumber Karya.
Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kualitatif.
Langkah-langkah analisis yang dilakukan untuk menjawab masalah penelitian
yang telah dirumuskan dalam penelitian ini adalah:
7
1. Mengidentifikasi upaya meningkatkan dan menjaga kualitas susu segar
dengan menggunakan data diantaranya yaitu hasil wawancara mengenai
kualitas susu segar KUD Sumber Karya, data program – program rencana
dan pelaksanaan guna menjaga serta meningkatkan kualitas susu segar
KUD Sumber Karya. Jadi pada tahap awal peneliti akan memilah –
milahkan upaya dan program yang akan dilaksanakan untuk menjaga
kualitas susu segar dan menghasilkan hasil identifikasi program – program
guna menjaga dan memperbaiki kualitas susu segar.
2. Menganalisis dampak dari program – program dari tahap awal pada Biaya
yang dikeluarkan, dengan menganalisis dari hasil tahap awal dan hasil
wawancara lebih rinci mengenai biaya yang dieluarkan guna mendukung
program kualitas susu segar tahun 2013 sampai 2015, maka akan
menghasilkan data dampak biaya kualitas di unit susu segar KUD Sumber
Karya.
3. Menganalisis dampak biaya kualitas yang muncul akibat program dan
upaya yang dilakukan pada pendapatan, dengan menganalisis hasil analisis
tahap kedua, unit susu segar terjual tahun 2013 sampai 2015, informasi
perincian pendapatan yang diterima tahun 2013 sampai 2015, arsip
penolakan susu segar di IPS (Industri Pengolah Susu). Pada tahap terakhir
akan mengetahui bagaimana dampak biaya kualitas pada pendapatan
dengan melihat dari penolakan maupun pembuangan susu segar yang akan
berpengaruh pada biaya kualitas dan pendapatan. Maka dari tahap analisis
terakhir akan menghasilkan laporan hasil dari penelitan.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Profil KUD Sumber Karya
Dengan diterapkannya UU nomor 12 tahun 1967 di desa Pabelan, kecamatan
Pabelan, maka terbentuklah Badan Usaha Unit Desa (BUUD). KUD Sumber
Karya Pabelan Kabupaten Semarang berdiri pada tanggal 28 mei 1973. KUD
Sumber Karya Pabelan Kabupaten Semarang disahkan oleh Kantor Koperasi
8
dengan Badan Hukum Nomor: 8389.c/BH/PAD/KWK.II/96 pada tanggal 31
Oktober 1996. Untuk memenuhi tuntutan dan perkembangan zaman serta
peningkatan berbagai usaha, KUD Sumber Karya Pabelan telah mengalami
perubahan Badan Hukum dengan Nomor: 37/BH/PAD/KWK.11.1/1884/XII/2003
pada tanggal 11 Desember 2003.
Dalam mendukung usaha yang dilakukan, KUD Sumber Karya Pabelan
Kabupaten Semarang senantiasa melengkapi dengan berbagai sarana pendukung
kegiatan usaha dengan maksud untuk memenuhi persyaratan yuridis dalam
berusaha, yaitu:
1. Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP)
2. Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
3. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
Visi, Misi, dan Motto KUD Sumber Karya:
Visi yang dimiliki KUD Sumber Karya adalah terbentuknya KUD Sumber
Karya Pabelan yang mandiri dilandasi dengan keimanan dalam bertindak, ikhlas
dan jujur dalam melangkah yang didukung sepenuhnya oleh anggota dan mampu
bersaing serta berkembang sebagai soko guru perekonomian nasional. Serta misi
di KUD Sumber Karya adalah menyelenggarakan kegiatan perekonomian dengan
prinsip koperasi secara maksimal guna meningkatkan kesejahteraan anggota,
meningkatkan kemampuan setiap unit usaha untuk mencapai unit usaha yang
otonom sehingga setiap unit usaha akan mampu dan mandiri dalam bersaing,
meningkatkan secara optimal kepada setiap anggota untuk berperan aktif dalam
memberikan kontribusi khususnya dalam membayar simpanan wajib, serta
meningkatkan kemampuan Sumber Daya KUD Sumber Karya Pabelan, sehingga
mampu berperan aktif dan bersaing dalam bidang perekonomian.Motto yang
dimiliki KUD Sumber Karya Pabelan adalah “BIJAK” yang berarti bahwa KUD
Sumber Karya Pabelan ialah “Beriman, Ikhlas, Jujur dan Akhlakul Karimah”.
Jumlah petani yang terdapat di KUD Sumber Karya pada tahun 2013 hingga
2015 berjumlah tetap, yaitu sebanyak 217 petani susu segar, yang dibagi menjadi
5 kelompok petani sesuai pengambilan. Pembagian kelompok petani susu segar
9
terdiri dari kelompok Ujung-ujung (11 petani), kelompok Setro (31 petani),
kelompok Andy I (71 petani), kelompok Warak (25 petani), serta kelompok Andy
II (79 petani). Dengan rata–rata jumlah sapi yang dimiliki setiap petani adalah
sebanyak 3 ekor.
Analisis Program Dan Upaya Penanganan Kualitas Susu Segar
Masalah-masalah yang dihadapi oleh KUD Sumber Karya di unit susu segar
adalah pada tahun 2015 terjadi pembuangan susu segar, sehingga pihak unit susu
segar telah mengalami kerugian besar dari rusaknya susu segar sebanyak 2.200
liter. Hal ini disebabkan oleh listrik padam dari PLN, sehingga alat yang
digunakan untuk operasional unit usaha susu segar terhenti. Disamping itu
pemadaman listrik terjadi saat sore hari, ketika para petugas selesai mengambil
susu segar dari para petani untuk di cek dan di masukkan ke dalam milk cooling.
Pemadaman listrik yang terjadi dalam satu tahun pun dalam frekuensi jarang, jadi
dari pihak KUD pun tidak terlalu memperhatikan genset. Sehingga pada saat
listrik padam KUD Sumber Karya tidak dapat memakai genset dikarenakan error.
Perbaikan genset membutuhkan waktu minimal 2 jam, sehingga susu segar dari
para petani yang masih berada dalam milk can akan rusak. Karena umur susu
segar maksimal untuk bertahan hanya 2 jam diluar alat pendingin. Masalah yang
lainnya adalah karena adanya penolakan susu segar yang terjadi di tahun 2014 dan
2015 yang dihadapi oleh KUD Sumber Karya. Penolakan terjadi karena kualitas
susu segar yang tidak sesuai dengan standar di IPS (Industri Pengolah Susu).
Demi menjaga kualitas susu segar di KUD Sumber Karya, maka dilakukan usaha-
usaha untuk menjaga kualitas produk, yaitu dengan mengadakan program dan
upaya dalam menghindari kerusakan maupun mencegah penurunan kualitas susu
segar.
Program-program yang dilaksanakan oleh KUD Sumber Karya dalam
meningkatkan dan menjaga kualitas susu segar, yaitu: Pertama, mengadakan
Studi Sebulan Sekali (S3), yaitu sebuah studi yang dilakukan selama satu bulan
sekali dan bertempat di KUD Sumber Karya dengan membahas berbagai
informasi dan melakukan pelatihan-pelatihan yang dapat menjadi ilmu bagi para
10
petani susu segar terkait kualitas susu segar. Contoh informasi yang diberikan
pihak PT Sari Husada kepada para petani susu segar adalah bagaimana cara para
petani mendapatkan kualitas susu segar yang bagus, karena kualitas susu segar
yang dipengaruhi pula oleh cuaca. Kedua, membentuk pertemuan yang ditujukan
untuk para petani susu segar di KUD Sumber Karya. Melalui program ini, para
petani susu segar akan di pertemukan untuk bertukar pendapat dan berdiskusi
terkait dengan kualitas susu segar yang dihasilkan. Selain berdikusi para petani
mengadakan kegiatan rutin berupa arisan yang diadakan satu bulan sekali yang
diadakan di KUD Sumber Karya Pabelan. Ketiga, sudah adanya SOP (Standart
Operating Procedure) pada unit susu segar di mana SOP tersebut sudah aktif
berjalan semenjak tahun 2011.
Upaya yang dilakukan oleh KUD Sumber Karya Pabelan untuk menjaga
kualitas susu segar, yaitu dengan cara lebih memperhatikan setiap proses yang
bersangkutan dengan susu segar dalam menghindari kerusakan. Pertama,
membersihkan milk can dan milk cooling (mesin pendingin yang dimiliki KUD
Sumber Karya untuk menyimpan susu segar dari para petani). Milk can dan Milk
cooling dibersihkan dengan menggunakan air panas dan bahan kimia berupa
Tepol secara berkala, yaitu setiap hari. Kedua, setiap petugas yang bertugas dalam
pengambilan susu segar menggunakan sebuah alat, yaitu bodek. Ketiga,
pengambilan susu segar dari para petani susu harus ABC (Asli, Bersih, Cepat).
Keempat, setelah susu dicampur semua dan sebelum masuk kedalam mesin
pendingin, susu tersebut harus dicek terlebih dahulu dengan mesin Lactoscan.
Cara kerja mesin Lactoscan yaitu dengan cara memasukkan susu sebanyak 5
ml hingga 10 ml ke dalam mesin tersebut, yang nantinya mesin tersebut akan
menghasilkan sebuah data yang menggambarkan kualitas susu yang diuji secara
terperinci. Selain dengan menggunakan mesin Lactoscan, cara lain yang
ditempuh, yaitu dengan melakukan Gerber. Gerber merupakan pengujian yang
dilakukan secara manual dengan mengambil sampel susu sebanyak 5 ml. Sampel
susu tersebut dicampurkan dengan asam sebanyak 1 tetes. Pengujian ini memiliki
tujuan untuk pemeriksaan kadar lemak susu. Apabila dari campuran tersebut ada
11
pemisahan antara susu yang menggumpal dan air, maka susu dinyatakan rusak.
Pengecekan Berat Jenis susu dilakukan dengan menggunakan alat bodek, dalam
perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa susu yang encer adalah susu yang
memiliki BJ (Berat Jenis) susu yang rendah. Pengecekan lainnya adalah Resasolin
yang maksudnya adalah pengecekan yang berfungsi untuk mengetahui tingkat
kesegaran susu serta umur susu agar dapat sesuai dengan standar pabrik. Zat yang
dipakai adalah Netrolet, yaitu dengan cara mencampurkan susu segar 5 ml dan 1
tetes netrolet. Apabila dari campuran tersebut terjadi perubahan warna, maka susu
segar dinyatakan rusak.
Masalah yang dihadapi KUD Sumber Karya adalah pada tahun 2014 dan 2015
terjadi penolakan susu segar pada Cita Nasional dan Sari Husada dikarenakan
susu segar yang telah dikirim oleh KUD Sumber Karya ke masing- masing IPS
(Industri Pengolah Susu) tidak memenuhi standart susu yang diinginkan oleh
pihak Cita Nasional dan Sari Husada. Upaya-upaya yang dilakukan pada kasus di
atas adalah susu yang ditolak akan dibawa kembali ke KUD untuk ditampung dan
dicampur dengan susu segar yang sudah ada dengan kualitas yang berstandar.
Setelah itu susu segar tersebut akan dikirimkan ke IPS yang lain. Kegiatan
pembawaan ulang susu segar ke KUD Sumber Karya akan memunculkan biaya,
yang disebut dengan biaya kegagalan eksternal.
Analisis Biaya Kualitas
Program dan upaya yang dilakukan KUD Sumber Karya berkaitan dengan
kualitas susu segar akan berpengaruh pada biaya yang dikeluarkan oleh KUD
Sumber Karya. Maka dapat disimpulkan biaya yang dikeluarkan untuk kualitas
susu segar merupakan biaya kualitas. Biaya kualitas dipakai untuk menentukan
kualitas susu segar dan harga penjualan susu segar. Tabel 1 menunjukkan biaya-
biaya yang dikeluarkan KUD Sumber Karya yang berkaitan dengan kualitas susu
segar sesuai dengan upaya-upaya dan program-program yang dilakukan KUD
Sumber Karya.
12
Tabel 1. Rincian Biaya Kualitas Unit Susu Segar (dalam Anggaran)
Biaya: Program Frek Total /tahun
(Rp)
%
PENCEGAHAN 1. Studi Sebulan Sekali Bulanan 24,300,000 95.90
2. Pertemuan antar Petani susu segar Bulanan 36,000,000
3. SOP - -
4. Bodek (BD) untuk 5 petugas pengambil susu segar Harian 7,500,000
5. ABC (Asli, Bersih, Cepat) - -
6. Pembersihan milk cooling dan milk can
*Tepol Harian 37,200,000
* Gas 3 kilogram Harian 1,728,000
7. Pengecekan Sebelum susu segar masuk di milk cooling
*Lactoscan Harian 20,000,000
*Gerber Harian 600,000
*Bodek Harian 1,500,000
*Netrolet Harian 400,000
Total Biaya Pencegahan 129,228,000
PENILAIAN Pengecekan:
*Gerber Harian 600,000 1.86
*Bodek Harian 1,500,000
*Netrolet Harian 400,000
Total Biaya Penilaian 2,500,000
KEGAGALAN
INTERNAL
Kerugian pembuangan susu dalam 1000 liter) 1 kali 2,700,000 2.00
Total Biaya Penilaian 2,700,000
KEGAGALAN
EKSTERNAL
1. Upah kepada karyawan yang bertanggung jawab pada
1 kali 200,000 0.24
susu segar yang dibawa kembali dari IPS ( Industri
Pengolah
Susu) ke KUD Sumber Karya
2. Upah tambahan karyawan Laborat 1 kali 120,000
Total Biaya Kegagalan Eksternal 320,000
TOTAL BIAYA KUALITAS 134,748,000 100
Sumber : data primer yang diolah, 2016
Rincian anggaran biaya yang dibuat KUD Sumber Karya terkait dengan
kualitas susu segar per tahunnya adalah sebesar Rp 134,748,000 dengan
persentase terbesar dikeluarkan untuk biaya pencegahan yaitu sebesar 95,90%.
Persentase biaya penilaian adalah sebesar 1,86%, persentase biaya kegagalan
internal tiap 1000 liternya sebesar 2%, dan biaya kegagalan eksternal adalah
sebesar 0,24% setiap kali keterjadian. KUD Sumber Karya membuat batasan
13
bahwa biaya kegagalan internal tidak memiliki batasan yang dikatakan jumlah
yang materiil dan tidak materiil, namun biaya kegagalan eksternal memiliki
batasan untuk dinyata kan bahwa jumlah tersebut materiil adalah sebesar 0%
sampai 2% dari total Biaya Kualitas.
Biaya Kualitas
Biaya Pencegahan
Sumber dari Studi Sebulan Sekali (S3) yang dilaksanakan di KUD Sumber
Karya adalah dari Sari Husada. Biaya jamuan untuk tim dari Sari Husada adalah 8
orang dan semua petani susu segar yaitu sebanyak 217 orang, dengan anggaran
Rp. 9.000/orang. Jadi, biaya jamuan untuk para petani dan tim PT Sari Husada
berupa snack yang di bagikan setelah pelatihan yang disampaikan oleh tim PT
Sari Husada. Biaya yang dikeluarkan untuk S3 selama sebulan sebesar Rp
2.025.000, dan akumulasi biaya dalam setahun adalah sebesar Rp 24.300.000 (12
bulan x Rp 2.025.000)
Kegiatan kedua adalah pertemuan antar petani susu di KUD Sumber Karya.
Biaya jamuan yang dianggarkan adalah Rp. 30.000 untuk setiap petani, terdapat
100 petani susu segar. Sehingga biaya jamuan yang dikeluarkan untuk tiap bulan
adalah Rp 3.000.000 (100 petani x Rp. 30.000) atau Rp. 36.000.000 selama satu
tahun (12 bulan x Rp 3.000.000)
Pembersihan milk cooling dan milk can setiap harinya dengan menggunakan
air hangat dan bahan kimia yaitu tepol. Tepol yang digunakan setiap harinya
adalah sebanyak 5 liter dengan biaya sebesar
Rp 20.000/liter, jadi biaya untuk pembelian tepol adalah sebesar
Rp 100.000/harinya atau Rp. 37.200.000/tahun. Selain itu, kegiatan ini
membutuhkan gas untuk memasak air panas dalam satu minggu membutuhkan
dua tabung gas 3 kg seharga Rp. 18.000/tabung. Sehingga untuk pembelian
tabung gas adalah sebesar Rp. 1.728.000/tahun. Biaya yang dikeluarkan untuk
kegiatan ini adalah Rp. 38.928.000/tahun.
14
Lima petugas pengambil susu segar masing – masing diberi alat bodek. Alat
ini akan digunakan oleh para petugas pengambil susu untuk menentukan apakah
susu segar dari para petani layak untuk diterima atau tidak. Biaya pembelian alat
bodek untuk uji berat jenis susu segar (BJ) adalah sebesar Rp. 1.500.000/ unit
dengan umur ekonomis 1 tahun. Biaya pada tahap keempat dalam setahun adalah
sebesar Rp 7.500.000
Setelah susu dicampur semua dan sebelum masuk ke dalam milk cooling, susu
tersebut harus diuji terlebih dahulu dengan mesin Lactoscan, mesin tersebut
berharga Rp. 20.000.000 dengan umur ekonomis 1 tahun. Alat ini dimiliki oleh
pihak KUD Sumber Karya hanya sampai ditahun 2013 saja. Biaya pengujian
Gerber, pengecekan berat jenis susu dilakukan dengan pencampuran susu segar 5
ml dengan 1 tetes asam. Harga dari asam adalah Rp. 150.000/liter dengan 1 liter
untuk 3 bulan. Maka biaya yang dikeluarkan untuk membeli asam dalam setahun
adalah sebesar Rp. 600.000; Alat untuk pengecekan BJ susu adalah seharga Rp.
1.500.000 dengan umur ekonomis 1 tahun. Maka biaya yang dikeluarkan untuk
membeli alat bodek dalam satu tahun sebesar 1.500.000; penggunaan Netrolet
yang memiliki harga Rp 100.000/liter. Satu liter netrolet dapat dipakai selama 3
bulan, maka biaya untuk membeli netrolet dalam satu tahun sebesar Rp. 400.000.
Pada kegiatan ini total biaya yang dikeluarkan dalam setahun adalah sebesar Rp
22.500.000
Biaya Penilaian
Dalam satu tahun biaya penilaian kurang lebih sebesar Rp 2.500.000, dengan
persentase 1,86% dari total biaya kualitas. Susu segar yang akan dikirimkan ke
IPS (Industri Pengolah Susu) akan di cek kembali dengan lactoscan, gerber,
bodek dan netrolet.
Biaya Kegagalan Internal
Dalam kurun waktu tiga tahun, dimulai tahun 2013 sampai dengan 2015,
penelitian ini menemukan adanya kerusakan susu segar di tahun 2015 saja. Susu
segar dinyatakan rusak sebelum susu segar di pasarkan atau dikirim ke IPS, maka
15
susu segar yang telah rusak atau susu yang telah pecah dan tidak layak konsumsi
akan dijual kembali ke para petani susu segar. Penjualan susu segar yang telah
pecah diberi harga Rp 1.000/liter.
Pendapatan dari penjualan tersebut adalah sebesar Rp 2.200.000 (2.200 liter x
Rp 1.000). Sisa dari kerugian yang dialami KUD Sumber Karya akan masuk pada
biaya Kegagalan internal. Besarnya Biaya kegagalan Internal di tahun 2015 dapat
dihitung dengan jumlah susu rusak dikali dengan Rp 2.700 (Rp 3.700 – Rp 1.000).
Biaya Kegagalan Eksternal
Adanya penolakan susu segar pada IPS ( Industri Pengolah Susu) tertentu pada
tanggal 21 Januari 2014, 21 Februari 2014 dan 10 Desember 2015, maka susu
segar akan di bawa kembali ke KUD Sumber Karya. Hal ini membutuhkan biaya,
diantaranya adalah upah karyawan yang mengangkat susu segar kembali dari IPS
ke KUD Sumber Karya sebanyak empat orang yang masing-masing menerima Rp
50.000, sehingga setara dengan Rp 200.000; upah lembur petugas laborat unit
susu segar yang seharusnya menjaga kantor saja, namun harus menunggu susu
segar yang dibawa kembali ke KUD Sumber Karya untuk diperiksa kembali dan
dimasukkan ke dalam milk can. Biaya tersebut sesuai dengan langkah-langkah
susu segar sebelum masuk dalam milk can. Biaya untuk dua karyawan bagian
laborat susu segar KUD Sumber Karya adalah sebesar Rp 120.000 (Rp 60.000 x 2
karyawan = Rp 120.000)
16
Sumber: data primer yang diolah, 2016
Gambar 1
Biaya Kualitas KUD Sumber Karya Tahun 2013 s/d 2015
Dengan rincian biaya kualitas yang benar – benar terjadi tahun 2013 sampai
2015 dari tabel 1, maka dapat dilihat dari tahun 2013 sampai 2015 alokasi
persentase masing biaya-biaya kualitas:
Tabel 2. Persentase Klasifikasi Biaya Kualitas dari 2013 s/d 2015
BIAYA KUALITAS BIAYA KUALITAS BIAYA KUALITAS
Biaya Pencegahan 129.228Rp 98% Biaya Pencegahan 109.228Rp 97,21% Biaya Pencegahan 109.228Rp 92,58%
Biaya Penilaian 2.500Rp 2% Biaya Penilaian 2.500Rp 2,22% Biaya Penilaian 2.500Rp 2,12%
Biaya Kegagalan Internal -Rp 0% Biaya Kegagalan Internal -Rp 0% Biaya Kegagalan Internal 5.940Rp 5,03%
Biaya Kegagalan Eksternal -Rp 0% Biaya Kegagalan Eksternal 640Rp 0,57% Biaya Kegagalan Eksternal 320Rp 0,27%
2013 2014
131.728Rp 112.368Rp 117.988Rp
2015
Sumber: data primer yang diolah, 2016
Dari tahun 2013 sampai 2015 biaya kualitas terbesar dikeluarkan untuk biaya
pencegahan. Biaya yang dikeluarkan untuk penilaian susu segar stabil dari tahun
2013 sampai 2015. Biaya kegagalan internal pada tahun 2015 muncul sebesar
5,03% dari total biaya kualitas, karena KUD Sumber Karya tidak ada batasan
untuk biaya kegagalan dikatakan materiil atau tidak maka besarnya persentase
biaya kegagalan internal dianggap masih non-materiil dan tidak ada masalah.
Tidak adanya batasan kegagalan internal (kerusakan susu dianggap wajar) di
KUD Sumber Karya karena KUD Sumber Karya unit susu segar memiliki
17
pandangan bahwa dengan menjual bahan pangan yang sensitif untuk cepat rusak
maka tidak diperlukan batasan. Namun jika diteliti, kerusakan susu segar yang
terjadi dapat diatasi.
Kerusakan yang terjadi yaitu sebelum susu dikirim ke IPS (Industri Pengolah
Susu) dikarenakan mati lampu dari PLN, sehingga kerusakan dapat di estimasi
maupun dicegah dengan genset. Apabila genset error disebabkan karena genset
tidak pernah dipakai dan tidak ada pengecekan, maka susu segar akhirnya harus
rusak dan terbuang. Sehingga, susu dari para petani tidak dapat dimasukkan ke
milk cooling karena masih menunggu perbaikan genset. Perbaikan genset yang
dilakukan membutuhkan waktu yang cukup lama minimal dua jam. Sehingga susu
yang ada di milk can dipastikan akan rusak karena tidak langsung didinginkan
setelah diperiksa. Sedangkan yang sudah di milk cooling tidak ada masalah karena
masih dalam keadaan dingin.
Besarnya persentase biaya kegagalan internal terhadap biaya kualitas adalah
sebesar kerugian yang akan ditanggung oleh KUD Sumber Karya. masalah lain
adalah adanya penolakan susu segar tahun 2014 dan 2015, yang menyebabkan
munculnya biaya kegagalan eksternal. Penolakan yang terjadi tahun 2014 sebesar
0,57% (dua kali penolakan) dan tahun 2015 adalah 0,27%. Penolakan susu segar
dari IPS terjadi, meskipun KUD Sumber Karya sudah melakukan penilaian
sebelum melakukan pengiriman ke IPS yang dituju. Hal ini disebabkan dari
Keterbatasan alat yang dipakai untuk melakukan pengecekan, cuaca, dan
pengambilan susu segar yang tidak ABC (Asli, Bersih, Cepat) dari petani susu
segar. Keterbatasan alat yang dipakai adalah mulai tahun 2014 KUD Sumber
Karya tidak lagi memakai alat Lactoscan, alat ini adalah alat yang menghasilkan
rincian kualitas susu secara rinci dan akurat.
Cuaca seperti saat hujan akan mempengaruhi kualitas susu segar, karena
dengan musim hujan, rumput yang dihasilkan adalah rumput muda yang
mengandung kadar air yang cukup tinggi sehingga dapat menyebabkan susu akan
lebih encer. Cara mengatasinya adalah dengan ternak harus diberi tambahan
makanan yaitu selain rumput, sapi diberi konsentrat dengan protein 16%. Dan
18
pengambilan susu yang ABC dari awal haruslah diperhatikan. Namun terkadang
untuk pengambilan susu segar dari petani, petugas pengambil susu segar
mengalami kesulitan yaitu dengan masalah di kendaraan. Karena persentase yang
dihasilkan adanya biaya kegagalan eksternal kurang dari 1% dari total biaya
kualitas yang dikeluarkan, maka adanya kegagalan eksternal masih dalam keadaan
non-materiil bagi KUD Sumber Karya.
Pendapatan KUD Sumber Karya
Pendapatan yang diperoleh KUD Sumber Karya pada unit susu segar didapat
dari penjualan susu segar ke IPS (Industri Pengolah Susu). Penjualan susu segar
dilakukan pada IPS (Industri Pengolah Susu) PT Sari Husada, PT. Cita Nasional
dan Usaha Kecil Menengah (UKM) yang menjual susu segar. Dengan adanya
perbedaan harga dan waktu penjualan di setiap tempat penjualannya. Harga susu
segar dari KUD Sumber Karya kepada PT. Sari Husada pada tahun 2013 sampai
2015 adalah sebesar Rp. 4.100/liter. Penjualan serta pengiriman susu segar yang
dilakukan KUD Sumber Karya kepada PT. Sari Husada adalah 85% volume susu
segar per harinya. Dengan adanya perhitungan khusus yang ditawarkan PT Sari
Husada kepada KUD Sumber Karya dengan mengkonversi liter ke kilogram untuk
penerimaan susu segar yang diterima PT Sari Husada dan distabilkan kembali
untuk pembayaran dari kilogram ke liter untuk pembayaran PT Sari Husada ke
KUD Sumber Karya. Terdapat perbedaan konversi yaitu 1 liter adalah sama
dengan 0,8 kg dan 1 kg adalah sama dengan 1,3 liter. Harga penjualan kepada PT.
Cita Nasional adalah Rp. 4.200/ liter susu segar. Penjualan serta pengiriman
dilakukan setiap 3 hari sekali dengan kuantitas 10% setiap volume susu segar per
harinya. UKM masyarakat dihargai Rp. 5.000/liter susu segar. Penjualan
dilakukan setiap harinya dengan kuantitas yang menyesuaikan volume susu segar
di KUD Sumber Karya.
KUD
Sumber Karya
PT Sari Husada
(Penimbangan
dalam
Kilogram)
Pengiriman dalam liter
Pembayaran dalam liter
19
1 liter = 0,8 Kilogram
1 Kilogram = 1,3 liter.
Sumber: data primer yang diolah, 2016
Gambar 2
Mekanisme Konversi Liter dan Kilogram pada PT Sari Husada
Dengan tarif susu segar yang sama dari tahun 2013 sampai 2015, pendapatan
yang diterima dapat dilihat dari unit susu segar yang terjual di KUD Sumber
Karya. Apabila terjadi penolakan susu segar di IPS, maka akan mempengaruhi
besarnya pendapatan. Seperti penolakan yang terjadi di tahun 2014 pada IPS PT
Cita Nasional yang terjadi dua kali, yaitu pada 21 Januari dan 21 Februari
sebanyak 497,2 liter akan langsung dialokasikan ke UKM dengan tarif susu segar
yang lebih tinggi. Pada tahun 2015 yaitu pada tanggal 10 Desember penolakan
pada PT Sari Husada sebanyak 4.200 liter akan langsung dialokasikan ke PT Cita
Nasional dengan tarif yang lebih tinggi.
Sumber: data primer yang diolah, 2016
Gambar 3
Penjualan Susu Segar dalam Unit Tahun 2013 s/d 2015
Gambar penjualan susu segar dalam unit tahun 2013 sampai dengan 2015
menunjukkan bahwa dari tahun 2013 sampai 2015, penjualan susu segar dari para
petani mengalami kestabilan, kecuali di bulan Oktober, November dan Desember.
20
Bulan–bulan tersebut adalah bulan yang merupakan musim penghujan. Meskipun
musim peghujan, tiap–tiap 3 bulan terakhir tersebut mengalami kondisi yang
berbeda, dapat dilihat dengan unit susu yang terjual, hal ini disebabkan karena
masalah berada pada umur rumput. Dari tahun 2013 hingga 2015, setiap bulan
Oktober terjadi kenaikan unit susu yang terjual, dikarenakan rumput yang dipakai
untuk pakan sapi menggunakan setengah rumput sisa bulan September yang
merupakan rumput yang sudah tua dengan dicampur dengan setengah rumput
yang ada di bulan Oktober. Bulan November mengalami penurunan unit susu
segar terjual, dikarenakan pada bulan ini menggunakan setengah rumput pada
bulan Oktober dan setengah bulan November, dengan musim hujan yang terus
menerus di 3 bulan terakhir, maka rumput yang dipakai untuk makan sapi pada
bulan November adalah rumput muda. Bulan Desember rumput yang dipakai
untuk makan sapi adalah sama, yaitu rumput muda dari rumput setengah bulan
November dan setengah bulan Desember, namun para petani menambah makanan
rumput muda dengan makanan pendukung yaitu konsentrat yang memiliki protein
tinggi, maka dari itu unit susu segar yang dihasilkan bulan Desember meningkat
dari tahun 2013 hingga 2015. Pencampuran makanan pendukung pada sapi, hanya
dilakukan hanya bulan Desember saja walaupun keadaan rumput untuk makan
sapi yang sama antara bulan November dan Desember. Pengambilan keputusan
memberi konsentrat hanya pada bulan Desember tergantung pada kepentingan
para petani.
21
Biaya Kualitas terhadap Pendapatan
Sumber: data primer yang diolah, 2016
Gambar 4
Biaya Kualitas vs Pendapatan KUD Sumber Karya Tahun 2013 s/d 2015
Perbandingan antara grafik total biaya kualitas yang dikeluarkan dengan
pendapatan yang diterima KUD Sumber Karya unit susu segar menunjukkan
bahwa terjadi peningkatan pendapatan yang diterima KUD Sumber Karya yang
berasal dari unit susu yang terjual serta kualitas susu segar. Selain itu, terbukti
bahwa dengan adanya upaya dan program yang dilakukan untuk meningkatkan
kualitas susu segar dapat meminimkan pembuangan susu segar, sehingga
produktivitas susu segar yang meningkat. Produktivitas tersebut dapat dilihat dari
pendapatan semakin meningkat dari tahun ke tahun dengan jumlah petani, jumlah
sapi, dan harga yang tetap. Hal ini dapat dipastikan bahwa produktivitas susu
segar meningkat. Pada tahun 2015 terjadi pembuangan susu segar yang bukan
diakibatkan dari salahnya upaya maupun program-program yang dipakai KUD.
22
Dapat di tarik kesimpulan bahwa program-program yang dilakukan sudah dapat
meningkatkan kualitas susu segar.
Penjualan susu segar KUD Sumber Karya didominasi oleh PT. Sari Husada
yang memiliki standart kualitas susu segar yang lebih tinggi dibanding dengan
Industri Pengolah Susu (IPS) lainnya, dengan tarif yang terendah yaitu senilai Rp
4.100/liternya, namun dengan adanya kesepakatan konversi, maka akan
menguntungkan KUD Sumber Karya dibanding PT Cita Nasional. PT. Sari
Husada yang lebih mendominasi karena PT. Sari Husada memiliki kedudukan
yang penting bagi KUD Sumber Karya, diantaranya dapat dilihat dari prospek
usaha yang menunjukkan PT. Sari Husada perusahaan besar dan memiliki nama di
bidangnya, usaha yang sudah besar pula yang menentukan KUD Sumber Karya
lebih memilih PT. Sumber Karya untuk penjualan dalam jumlah besar dengan
tarif kecil, namun berkesinambungan dan kesepakatan konversi masa, serta PT
Sari Husada yang terikat dengan KUD Sumber Karya untuk menyampaikan
informasi kepada para petani susu segar setiap bulan (S3), dan dianggap program
tersebut berhasil dengan peningkatan produktivitas susu segar yang dihasilkan
petani susu segar.
IPS selain PT. Sari Husada masih terdapat PT. Cita Nasional, harga yang
dipakai untuk susu segar adalah Rp 4.200/liter dengan standart yang dipakai
dibawah PT. Sari Husada. Pengalaman KUD Sumber Karya mendapat tawaran
dari PT. Cita Nasional untuk membeli 30% dari volume perhari susu segar, namun
KUD Sumber Karya menolaknya. Berikut perbandingan pendapatan yang
seharusnya diterima KUD Sumber Karya jika menerima tawaran dari PT. Cita
Nasional untuk menjual susu segar sebanyak 30% dari volume per hari susu segar.
Dengan asumsi yang dipakai tetap sama yaitu terdapat penolakan pada tahun 2014
dan 2015, dengan penolakan PT. Cita Nasional maka akan dialokasikan volume
penolakan ke UKM, dan penolakan dari PT. Sari Husada akan dialokasikan ke
PT. Cita Nasional.
23
Sumber: data primer yang diolah, 2016
Gambar 5
Selisih Antara Alokasi Penjualan dengan Aturan 1 dan Aturan 2 Tahun 2013
s/d 2015
Dengan keterangan:
Sumber: data primer yang diolah, 2016
Gambar 6
Alokasi Persentase Penjualan dengan Aturan 1 dan Aturan 2 KUD Sumber
Karya
Pendapatan akan menurun dengan menerima tawaran dari PT Cita Nasional
terjadi pada tahun 2013 sampai 2015 dengan keadaan tahun 2013 tidak ada
masalah di unit susu segar. Tahun 2014 dalam keadaan ada penolakan oleh PT.
24
Cita Nasional sebanyak dua kali dalam satu tahun. Tahun 2015 dalam keadaan
ada penolakan oleh PT. Sari Husada sebanyak satu kali dalam satu tahun. Selain
mengalami kerugian secara materiil dengan menerima tawaran aturan kedua,
KUD Sumber Karya akan kehilangan keuntungan non-materiil yaitu informasi
dari tim Sari Husada kepada para petani susu segar yang dilakukan sebulan sekali.
Program S3 (Studi Sebulan Sekali) telah memberi dampak positif dengan
dibuktikannya peningkatan produktivitas susu segar, yang bukan berasal dari
peningkatan jumlah petani susu segar maupun jumlah sapi. Selain itu, PT Sari
Husada adalah perusahaan yang sudah memliki nama di pasaran, dan alur bisnis
yang “pasti”. Hal ini dapat dipastikan bahwa bisnis PT Sari Husada akan
continued sehingga berdampak pula pada KUD Sumber Karya, yaitu PT Sari
Husada menjadi Pembeli Utama susu segar di KUD Sumber Karya dalam jumlah
besar dan bersifat continued. PT Sari Husada menawarkan akan konversi liter ke
kilogram yang akan membuat pendapatan KUD Sumber Karya semakin
bertambah.
PEMBAHASAN
Mekanisme KUD Sumber Karya Pabelan unit susu segar dalam pengambilan
susu segar dari 217 petani susu segar, yang sudah dikelompokkan menjadi lima
kelompok tempat, dilakukan dua kali pengambilan yaitu pada pagi hari pukul
05.00 dan sore hari pukul 15.00. Susu yang diambil adalah dari para petani dan
dari sapi yang sama. Perbandingan jumlah susu segar antara pagi hari dan sore
hari adalah 70:30. Kuantitas unit susu segar yang dijual KUD Sumber Karya
dipengaruhi oleh tes awal yang dilakukan masing-masing petugas pengambil susu
segar dengan mengukur Berat Jenis (BJ) menggunakan bodek. Jika dari uji Berat
Jenis susu dibawah rata-rata maka petugas tidak akan membawa susu segar
tersebut. Susu segar yang lolos uji Berat Jenis yang dilakukan petugas adalah susu
yang akan diambil. Susu segar harus menerapkan motto yang dimiliki unit susu
segar yaitu pengambilan susu segar harus ABC atau Asli, Bersih, dan Cepat.
Setelah susu segar sudah sampai di KUD Sumber Karya, susu segar harus
diperiksa dengan lactoscan, bodek, netrolet dan gerber. Susu segar yang sudah
25
diperiksa dapat dimasukkan kedalam milk cooling yang sudah dibersihkan dan
milk cooling harus hidup selama 24 jam untuk pendinginan susu segar yang ada.
Namun karena adanya mati lampu dari PLN di KUD Sumber Karya menyebabkan
kerusakan susu, sehingga pada akhirnya dibuang dan tentunya menimbulkan
kerugian. Lampu mati yang terjadi dari tahun 2013 sampai 2015 terjadi dalam
frekuensi jarang yaitu hanya dua kali dalam setahun.
Selain masalah listrik, masalah lainnya adalah cuaca. Apabila cuaca hujan
maka kualitas susu akan terpengaruh. Program dan upaya seperti pengecekan
adalah untuk memperbaiki kualitas susu segar dan mempertahankan kualitas susu
segar, kualitas yang diperhatikan akan berpengaruh pada kuantitas unit susu yang
dapat dijual di KUD Sumber Karya dan pendapatan KUD Sumber Karya. Hasil
analisis diatas terbukti bahwa pendapatan di KUD Sumber Karya dipengaruhi
jumlah susu segar yang terjual dan kualitas dari susu segar. Penolakan dari PT.
Cita Nasional di tahun 2014, terjadi dikarenakan susu yang telah dikirim ke PT.
Cita Nasional tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan PT. Cita
Nasional. Akibat dari penolakan ini, pendapatan KUD Sumber Karya semakin
naik karena susu yang ditolak di PT. Cita Nasional akan dialokasikan ke UKM
yang tidak memiliki standar kualitas susu segar tertentu.
Penolakan dari PT. Sari Husada akan memberikan dampak besar karena PT.
Sari Husada menguasai pembelian susu segar di KUD Sumber Karya, baik unit
susu segar, konversi satuan berat dan adanya rasa tidak tanggung jawab KUD
Sumber Karya karena tidak bisa memberikan yang terbaik untuk PT. Sari Husada.
Penolakan tidak terjadi pada tahun 2013, karena pada tahun 2013 KUD Sumber
Karya masih menggunakan alat yang penting yaitu Lactoscan. Setelah tahun
2013, KUD Sumber Karya tidak menggunakan lactoscan, sehingga hal ini
menjadi penyebab dari penolakan susu di IPS terkait. Penghentian penggunaan
alat lactoscan disebabkan karena pada tahun 2014, KUD Sumber Karya
melakukan transaksi pembelian milk cooling secara kredit, akibat milk cooling
yang rusak. Masalah yang lain adalah adanya pembuangan susu yang telah rusak.
KUD Sumber Karya mengupayakan untuk menjualnya pada tahun 2015 dengan
harga Rp 1.000/liter untuk mengurangi kerugian KUD Sumber Karya yaitu
26
sebesar 27,03 % dari 100% total kerugian KUD Sumber Karya. Namun, penjualan
susu yang telah rusak dimulai di tahun 2015. Sebelum tahun 2015, kerusakan susu
akan dibuang di ladang rumput yang dimiliki KUD Sumber Karya sendiri.
Perbandingan Biaya kualitas dan Pendapatan KUD Sumber Karya, dalam
persen, di tahun 2013 sampai 2015 adalah 2,96%, 2,49%, dan 2,57%. Persentase
dari perbandingan antara total biaya kualitas yang dikeluarkan dengan pendapatan
yang diterima adalah dibawah 5%. Hal ini berarti biaya kualitas yang keluar
masih dalam batasan non-materiil menurut KUD Sumber Karya. Hasil analisis di
atas, dengan adanya pengurangan biaya pencegahan, maka biaya kegagalan akan
bertambah. Seperti halnya tidak melakukan pembelian alat Lactoscan pada tahun
2014 dan 2015, berakibat biaya pencegahan yang dikeluarkan menurun. Namun
dari penurunan tersebut akan memunculkan biaya kegagalan eksternal sebesar
0,57% pada tahun 2014 dan 0,27% pada tahun 2015. Jadi dengan pengurangan
biaya pencegahan akan menambah biaya di kegagalan eksternal dan biaya
kegagalan internal di KUD Sumber Karya, walaupun hingga tahun 2015
pengeluaran biaya kegagalan eksternal masih pada kondisi wajar. Seperti yang
telah disampaikan, mengalokasikan biaya lebih banyak pada aktivitas
pengendalian yaitu pencegahan dan penilaian maka akan berdampak pada
menurunnya biaya kegagalan internal dan eksternal, sehingga dapat menghasilkan
produk yang sesuai dengan spesifikasi awal dan sedikitnya produk yang rusak
(Nefriani, 2014). Biaya kualitas yang dikeluarkan, KUD Sumber Karya hanya
akan melakukan Pelaporan kinerja kualitas susu segar. Hanya dengan cara
membandingkan kualitas susu segar dari tahun ke tahun.
PENUTUP
Simpulan
Program untuk meningkatkan dan menjaga kualitas susu segar KUD Sumber
Karya dibantu oleh PT. Sari Husada yaitu program S3 ( Studi Sebulan Sekali).
Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan dan menjaga kualitas susu segar
adalah membersihkan milk can dan milk cooling, pengambilan susu segar dengan
menggunakan bodek, pengambilan susu harus ABC ( Asli, Bersih, Cepat) dan
27
mengecek susu segar menggunakan alat lactoscan. Program dan upaya tersebut
dapat membantu meningkatkan dan menjaga kualitas susu segar.
Program dan upaya untuk meningkatkan dan menjaga kualitas susu segar
memberikan dampak pada pengalokasian biaya pencegahan lebih tinggi
dibandingkan biaya kualitas lainnya. Dalam tahun 2013 sampai dengan 2015,
menunjukkan bahwa tidak dipatuhinya upaya menjaga kualitas susu, berdampak
pada penurunan biaya pencegahan dan peningkatan biaya kegagalan internal.
Namun demikian pelaksanaan program dan upaya meningkatkan dan menjaga
kualitas susu segar mampu meningkatkan produktivitas dari susu segar yang di
hasilkan oleh ternak yang dimiliki petani. Peningkatan produktivitas susu segar
tersebut berdampak pada peningkatan pendapatan KUD Sumber Karya dari tahun
2013 sampai 2015.
Saran
KUD Sumber Karya diharapkan untuk lebih memperhatikan masalah-masalah
yang akan muncul dan cara menyelesaikan masalah tersebut, misalnya adalah
pembuatan Business Discovery Plan yaitu dengan membuat apa saja masalah
yang mungkin terjadi di unit susu segar KUD Sumber Karya.
1. Berikut beberapa hal yang dapat di buat untuk pembuatan Business
Discovery Plan:
a. Dari masalah yang terjadi pada tahun 2013 sampai 2015, kerusakan
susu segar dikarenakan lampu mati sehingga milk cooling tidak dapat
menyala, karena setelah susu diambil dari petani, maka susu tersebut
perlu masuk ke milk cooling minimal 4 jam. Jika mati lampu yang
terjadi saat susu segar baru datang dari pengambilan susu jadwal sore
hari. Maka susu yang sudah ada di milk cooling tidak masalah, karena
masih dalam posisi dingin. Susu yang baru masuk KUD yang
posisinya masih di milk can akan rusak jika tidak segera di masukkan
dalam milk cooling. Jadi KUD harus mempunyai genset untuk
mengantisipasi kerusakan susu yang diakibatkan mati lampu dari PLN,
dan genset harus dilakukan perawatan.
28
b. KUD Sumber Karya dapat membuat batasan berapa persentase (%)
mengenai kegagalan internal terhadap total biaya kualitas. Kegagalan
internal timbul Karena susu yang rusak tidak dapat dikonsumsi dan
akhirnya dibuang. Pada tahun 2013 sampai 2015, Kegagalan Internal
terjadi karena mati lampu dari PLN dan terjadinya error di genset.
Maka untuk genset yang dimiliki KUD Sumber Karya dilakukan
pemeliharaan, walaupun mati lampu yang terjadi dalam frekuensi
jarang yaitu satu sampai dua kali dalam satu tahun. Untuk mengurangi
error genset karena jarang dipakai, genset dapat di sewakan kepada
masyarakat yang membutuhkan untuk keperluan tertentu. Jika memang
genset sudah tidak layak untuk pakai, KUD harus mengganti dengan
genset yang baru.
2. PT Sari Husada yang telah memberi banyak manfaat bagi KUD Sumber
Karya secara materiil maupun non-materiil. Kerja sama antara KUD
Sumber Karya dan PT Sari Husada yang berjalan cukup lama dapat menjadi
jembatan untuk KUD Sumber Karya meminta bantuan yaitu Lactoscan
untuk penunjang operasional KUD Sumber Karya yang berfungsi untuk
mengetahui kualitas susu segar.
Keterbatasan
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah peneliti tidak dapat mendapatkan data
sesuai yang diharapkan. Hal ini dikarenakan adanya privacy dari pihak KUD
Sumber Karya. Data yang tidak di dapat saat penelitian adalah seperti data
standarisasi kualitas susu segar di tiap-tiap IPS (Industri Pengolah Susu).
Sehingga jika terjadi penolakan susu segar di IPS terkait, peneliti maupun para
pembaca tidak dapat mengetahui alasannya dan cara memperbaikinya.
29
DAFTAR PUSTAKA:
Nefriani Ester Sandag, Jantje Tinangon dan Stanley Kho Walandouw. 2014.
Analisis biaya kualitas dalam meningkatkan profitabilitas perusahaan pada
CV AKE ABADI MANADO. Jurnal EMBA, Vol. 2 No. 2.
Sandag, Tinangon, Walandouw. 2011. Analisis biaya kualitas dalam
meningkatkan profitabilitas perusahaan pada CV. Ake abadi Manado.
Manado: Universitas Sam Ratulangi Manado.
Sari, Rimadhani M. 2012. Pengaruh biaya kualitas terhadap tingkat profitabilitas
(Studi Kasus Hotel Group Dedy Jaya di Kabupaten Brebes Jawa Tengah.
Semarang: Universitas Dian Nuswantoro.
Wahyuningtias, Kiki A. 2013. Pengaruh biaya kualitas pada produk rusak CV.
AkeAbadi. Manado: Universitas Sam Ratulangi Manado.
Komara, Djuharadan Sonia. 2012. Pengaruh biaya kualitas terhadap laba bersih
perusahaan (studi kasus pada PT. PINDAD (PERSERO)). Bandung: STIE
Pasundan Bandung.
Hansen, Mowen. 2009. Akuntansi Manajerial. Jakarta: Salemba Empat: 266-286.
33
Lampiran 2
KOPERASI UNIT DESA
"SUMBER KARYA" PABELAN
BADAN HUKUM NO 37/BH/PAD/KWK.11.1/1884/XII/2003
Alamat : Desa Pabelan, Kec. Telp (0298) 311707 Fax. (0298)
3404363
Kab. Semarang Kode Pos : 50771
SOP PETUGAS LAPANGAN
1. TEST RASA/FISIK SUSU DILAKUKAN SETIAP HARI.
2. TEST ALKOHOL + BJ DILAKUKAN BERKALA MINIMAL 3X/PERIODE TANPA
PEMBERITAHUAN KEPADA PETERNAK SEBELUMNYA.
3. BILA ADA INFORMASI YANG BERKAITAN DENGAN SUSU SEGAR DI WILAYAH BINAAN
UNTUK SEGERA DILAPORKAN KEPADA KELOMPOK SERVICE (P.AB) SEHINGGA DAPAT
SEGERA DITINDAK LANJUTI.
4. BILA TERJADI SESUATU HAL DI LAPANGAN PADA SAAT PENGAMBILAN SUSU SEGAR
UNTUK SEGERA DIKOORDINASIKAN DENGAN PETUGAS LABORAT.
5. CHEK KESIAPAN KENDARAAN SETIAP KALI AKAN BERANGKAT, TERMASUK
KELENGKAPAN YANG DIPERLUKAN LAINNYA.
6. JIKA KENDARAAN MENGALAMI KERUSAKAN/GANGGUAN UNTUK SEGERA DIPERBAIKI.
SOP PETUGAS LABORAT
1. TEST RASA/FISIK SUSU SEGAR DILAKUKAN SETIAP HARI. PENGAMBILAN SAMPLE
KELOMPOK HARUS SECARA BETUL/PENGADUKAN RATA, AMBIL MENYELURUH. UNTUK
TEST BJ, FAT, RESASOLIN DILAKUKAN BERKALA MINIMAL 3X/PERIODE TANPA
PEMBERITAHUAN KEPADA KELOMPOK SEBELUMNYA.
34
2. HASIL TEST DISAMPAIKAN LANGSUNG KEPADA KELOMPOK . BILA KUALITAS
MENGALAMI PENURUNAN DITERUSKAN KEPADA KELOMPOK SERVICE UNTUK
DILAKUKAN PEMBINAAN LAPANGAN YANG DIPERLUKAN.
3. SUSU YANG DITERIMA SEBELUM MASUK COOLING HARUS SELALU DISARING.
PASTIKAN TIDAK SALAH MASUK COOLING YANG DITUJU.
4. JIKA TERJADI MASALAH DALAM PENERIMAAN SUSU SEGAR UNTUK SEGERA
DIKOORDINASIKAN + DILAPORKAN KEPADA KELOMPOK SERVICE.
5. PROSES PENDINGINAN SUSU SAMPAI DENGAN SUHU -5 .
6. PASTIKAN PADA SAAT MENAIKAN SUSU KE TRANSPORT TANK, TANGKI DALAM
KONDISI BERSIH (DICUCI DENGAN TEPOL + AIR HANGAT), SELANG, KENDARAAN,
KELENGKAPAN LAINNYA DALAM KONDISI SIAP.
7. KONDISI PADA SAAT PENGIRIMAN SUSU SEGAR SAMPAI DENGAN KABAR
PENERIMAAN SUSU SEGAR DI IPS UNTUK DILAPORKAN PADA MANAGER. APABILA
TERJADI MASALAH DALAM PENGIRIMAN UNTUK SEGERA DILAPORKAN PADA MANAGER
DAN SEGERA DIAMBIL TINDAKAN.
SOP PEMELIHARAAN/PERAWATAN/INVENTARIS
1. PERAWATAN + KEBERSIHKAN SETIAP HARI MINIMAL PADA LANTAI, SELANG,
COOLING (BILA KONDISI KOSONG).
2. PERAWATAN + KEBERSIHAN MENYELURUH DILAKUKAN MINIMAL 2 MINGGU SEKALI.
3. GENERATOR DICHEK DAN DIPANASKAN SETIAP HARI.
4. MESIN COOLING DICHEK TEKHNISI SEBULAN SEKALI, BILA TERJADI MASALAH DILUAR
JADWAL YANG ADA SEGERA DICHEK + DIPERBAIKI SESUAI KEBUTUHAN.
5. PERALATAN DI LABORAT SEPERTI LACTOSCAN, GIBER FAT, DLL DICHEK + DIBERSIHKAN
2 HARI SEKALI.
6. STOCK OPNAME BAHAN KIMIA YANG DIBUTUHKAN UNTUK UJI/TEST SUSU SEGAR
SETIAP AKHIR BULAN.
7. INVENTARIS PERALATAN YANG DIMILIKI SK SEBULAN SEKALI.
TTD,
MANAGER
35
Lampiran 3
1. Kosentrat ( pakan tambahan
untuk sapi)
2. Sawah milik KUD Sumber Karya
Pabelan
3. Milk can
4. Bodek
5. Milk cooling ( 4 unit)
3
10. Penyucian milk can
11. Truk untuk pengiriman susu
segar ke
IPS
12. Kandungan
Konsentrat
13. Penyaringan susu segar
sebelum masuk dalam milk
4
cooling
14. Alat pengukur Berat Jenis
15. Tabung reaksi ( untuk
pengecekan susu dengan
alkohol)
16. Susu segar dari penyaringan ke
Milk cooling