analisa kasus bblr

21
BAB II ANALISA KASUS 1) Berat badan lahir rendah Menurut WHO, definisi berat badan lahir rendah adalah berat badan bayi pada saat selepas dilahirkan kurang dari 2500 gram. Subdivisi berat badan lahir rendah: 1) Sangat rendah, kurang 1500 gram dan 2) Terlalu rendah, kurang 1000 gram. Terdapat 2 faktor bayi yang mempunyai berat badan lahir rendah: 1) Kelahiran preterm (kurang 37 minggu) 2) Restriksi tumbesaran intrauterine fetus. Faktor yang meningkatkan risiko terjadinya berat badan lahir rendah menurut WHO adalah: 1) Berat badan bayi perempuan lebih rendah dari berat badan bayi laki- laki. Berat badan bayi pertama lebih rendah dari berat badan bayi selepasnya. Berat badan bayi gemeli lebih rendah dari berat badan bayi tunggal. 2) Pengaruh berat bedan lahir ibu yang melahirkan dan diet nutrisi ibu dari dilahirkan sehingga dia melahirkan. 1

Upload: rose-rodzi

Post on 27-Oct-2015

96 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

baby

TRANSCRIPT

Page 1: analisa kasus BBLR

BAB II

ANALISA KASUS

1) Berat badan lahir rendah

Menurut WHO, definisi berat badan lahir rendah adalah berat badan bayi pada saat selepas

dilahirkan kurang dari 2500 gram.

Subdivisi berat badan lahir rendah:

1) Sangat rendah, kurang 1500 gram dan

2) Terlalu rendah, kurang 1000 gram.

Terdapat 2 faktor bayi yang mempunyai berat badan lahir rendah:

1) Kelahiran preterm (kurang 37 minggu)

2) Restriksi tumbesaran intrauterine fetus.

Faktor yang meningkatkan risiko terjadinya berat badan lahir rendah menurut WHO adalah:

1) Berat badan bayi perempuan lebih rendah dari berat badan bayi laki- laki.

Berat badan bayi pertama lebih rendah dari berat badan bayi selepasnya.

Berat badan bayi gemeli lebih rendah dari berat badan bayi tunggal.

2) Pengaruh berat bedan lahir ibu yang melahirkan dan diet nutrisi ibu dari dilahirkan

sehingga dia melahirkan.

3) Wanita yang bersosok badan rendah, wanita yang tinggal di lokasi altitud tinggi serta

wanita berusia muda sewaktu melahirkan.

4) Nutrisi, diet, corak hidup (konsumsi alcohol, rokok) serta kesehatan ibu (malaria,

HIV, sifilis) semasa hamil memperngaruhi panjang masa kehamilan dan kelancaran

pertumbuhan janin.

5) Sosioekonomi ibu hamil, status pengetahuan ibu tentang pengambilan nutrisi baik,

penghindaran faktor resiko penyakit infeksi dan penggunaan tenaga minimal semasa

beraktivitas sewaktu hamil.

Pada kasus ini, bayi dilahirkan dengan berat badan 1800gram yang merupakan batas

berat badan rendah menurut WHO. BBLR ini kemungkinan dikarenakan kelahiran preterm

(kurang 37 minggu). Faktor yang meningkatkan risiko terjadinya berat badan lahir rendah

pada kasus ini antaranya adalah gemeli, regangan pada uterus yang berlebihan kehamilan

1

Page 2: analisa kasus BBLR

ganda salah satu faktor yang menyebabkan kelahiran BBLR (Departemen Kesehatan, 1996).

Pada kehamilan ganda distensi uterus berlebihan, sehingga melewati batas toleransi dan

sering terjadi partus prematus. Kebutuhan ibu akan zat-zat makanan pada kehamilan ganda

bertambah yang dapat menyebabkan anemia dan penyakit defisiensi lain, sehingga sering

lahir bayi yang kecil. Kematian perinatal anak kembar lebih tinggi daripada anak dengan

kehamilan tunggal dan prematuritas merupakan penyebab utama (Wiknjosastro, 1999).

Pada kasus ini, ny.Zainab melahirkan anak kedua dan bayi ketiga dalam jarak yang

dekat, yaitu perbedaan kurang dari 2 tahun. Jarak kehamilan kurang dari 2 tahun dapat

menimbulkan pertumbuhan janin kurang baik, persalinan lama dan perdarahan pada saat

persalinan karena keadaan rahim belum pulih dengan baik (Departemen Kesehatan, 1998).

Ibu yang melahirkan anak dengan jarak yang sangat berdekatan (dibawah dua tahun) akan

mengalami peningkatan resiko terhadap terjadinya perdarahan pada trimester III, termasuk

karena alasan placenta previa, anemia dan ketuban pecah dini serta dapat melahirkan bayi

dengan berat lahir rendah.

2)Usia kehamilan

Usia kehamilan bayi dapat dihitung dengan menggunakan rumus Neagele dengan syarat ibu

hamil mempunyai siklus haid yang teratur.

HPHT Ny.Zainab: 3 januari 2013

Rumus Neagele Jan-Maret: H+7, B+9, T+0

Hari Bulan Tahun Hari perkiraan lahir

3+7 1+9 2013+0 10/10/2013

Hari perkiraan lahir: 10/10/2013

Hari kelahiran : 4/9/2013

Perkiraan usia kehamilan:

-januari 27 hari

-februari 4 minggu 3 hari

-maret 4 minggu 3 hari

2

Page 3: analisa kasus BBLR

-april 4 minggu 2 hari

-mei 4 minggu 3 hari

-jun 4 minggu 2 hari

-julai 4 minggu 3 hari

- ogos 4 minggu 3 hari

-september 4 hari

34 minggu 2 hari

Preterm adalah bayi lahir hidup sebelum 37 minggu waktu kehamilan selesai.

Terdapat pembagian pretem menurut umur gestasional:

- Extremely preterm (<28 weeks)

- Very preterm (28 weeks – 32 weeks)

- Moderate to late preterm (32 – 37 weeks)

Pada kasus ini, usia kehamilan bayi adalah 34 minggu 2 hari, bayi diklasifikasi dalam

moderate to late preterm.

3) Skor ballard

1)Maturitas fisikal

sign score Sign

scor

e

-1 0 1 2 3 4 5

Skin Sticky,

friable,

transparent

Gelatinou

s red,

translucen

t

Smooth

pink,

visible

veins

Superficial

peeling

and /or

rash, few

veins

Crackin

g, pale

areas,

rare

veins

Parchment

, deep

cracking,

no vessels

Leathery

cracked,

wrinkled

1

laguno None Sparse Abundant thinning Blad

areas

Mostly

balds

2

3

Page 4: analisa kasus BBLR

Plantar

surface

Heel-toe 40-

50 mm: -1,

<40 mm: -2

>50mm

no crease

Faint red

marks

Anterior

transverse

crease one

only

Creases

over

anterrio

r two

thirds

Creases

over entire

sole

2

Breast imperceptibl

e

Barely

perceptibl

e

Flat

areola, no

bud

Stippled

areola 1-2

mm bud

Raised

areola

3-4 mm

bud

Full areola

510 mm

bud

1

Eye/ear Lids fused

loosely: -1,

Tightly: -2

Lids open,

pinna flat,

slow

recoil

Curved

pinna,

soft, slow

recoil

Well

curved

pinna, soft

but ready

to recoil

Formed

and

firm,

instant

recoil

Thick

cartilage,

ear stiff

1

Genital

(male)

Scrotum

flat, smooth

Scrotum

empty,

faint

rugae

Testes in

upper

canal,

rare

rugae

Testes

descendin

g, few

rugae

Testes

down,

good

rugae

Testes

pendulous

, deep

rugae

2

Genital

(female

)

Clitoris

prominent

and labia

flat

Prominent

clitoris

amd small

labia

minora

Prominen

t clitoris

and

enlarging

minora

majora

and

minora

equally

prominent

Majora

large,

minora

small

Majora

cover

clitoris

and

minora

Total maturitas fisikal 9

2)maturitas neurolomuskular

4

Page 5: analisa kasus BBLR

Total skor Ballard skor = 26 (34-36minggu)

Berdasarkan ballard skor, penilaian usia gestasional bayi ditentukan meliputi parameter

fisikal dan neuromuscular. Dengan skor penilaian neuromuscular 9 dan fisikal 17, skor

ballard bayi menjadi 26. Dengan skor ini, bayi dikategorikan dalam usia gestasional antara

34-36 minggu. Kemampuan neuromuscular dan ciri fisika bayi menunjukkan kesesuaian

dengan kemampuan bayi berusia 34-36 minggu.

5

4

3

4

3

2

1

17

Page 6: analisa kasus BBLR

Usia kehamilan: Neonates kurang bulan (NKB)

 

Kurva pertumbuhan dan perkembangan intrauterine

Dari kurva pertumbuhan dan perkembangan intrauterine (Bataglia-Lubchenco), bayi usia

gestasional 34 minggu dengan berat badan 1800gram, jatuh sebagai kategori bayi sesuai masa

kehamilan yaitu berada diantara 10 – 90 percentile grafik Batglia dan lubchenco. Ini

menunjukkan berat badannya sesuai dengan masa kehamilannya.

Pertumbuhan dan perkembangan bayi intrauterine: Sesuai Masa Kehamilan (SMK)

4) Gawat napas

0 1 2

6

Page 7: analisa kasus BBLR

Frek napas <60x/mnt 60-80x/mnt >80x/menit 0

Retraksi Tidak ada Retraksi ringan Retraksi berat 2

Sianosis Tidak ada Sianosis hilang

dengan O2

Sianosis tetap

walau diberi O2

1

Air entry Udara masuk

bilateral baik

Penurunan

ringan udara

masuk

Tidak ada udara

masuk

1

Merintih Tidak merintih Dapat didengar

dengan

stetoskop

Dapat didengar

tanpa alat bantu

0

4

Hasil dari down score pasien, skor 4 menunjukan bayi mengalami gawat napas. Terdapat

retraksi berat subcostal, sianosis yang hilang dengan pemberian O2 dan penurunan ringan

udara yang masuk ke saluran pernapasan. Pada kasus bayi premature mekanisme sesak bayi

kemungkinan dikarenakan organ paru-paru bayi yang belum matang.

Mekanisme sesak pada bayi sesuai kasus

Proses Pematangan Paru

a. Periode Pseudoglandula 5-17 minggu perkembangan percabangan bronkhius, tubulus

asiner 

b. Periode Canalicular 16-26 minggu terjadi proliferasi kapiler, penipisan mesenkim.

Diferensiasi pnemosit alveolar tipe 2 Periode saculer (24-38 minggu)

c. Terjadi perkembangan, ekpansi rongga udara Awal pembentukan septum alveolar

d.  Periode Alveolaris 36 minggu-lebih 2 tahun Penipisan septum alveolar, pem kapiler paru

Mekanisme Sesak

Pada kasus dimana bayi mengalami berat lahir rendah sehingga mempunyai dinding dada

lemah sehingga FRC menurun, dan terjadi kelainan rasio ventilasi perfusi yang besar

7

Page 8: analisa kasus BBLR

sehingga kalau ini menetap lama maka gas akan terperangkap akibatnya PaO2 Menurun dan

Pa CO2 meningkat sehingga terjadi hipoventilasi dan akibatnya terjadi sindrom gawat

napas. Selain itu Pada kasus ini pematangan paru dan fungsi surfaktan belum sempurna

sehingga akn mengganggu tegangan paru dan stabilisasi saluran napas kecil selama

ekspirasi sehingga timbul gawat napas.

TINJAUAN PUSTAKA

8

Page 9: analisa kasus BBLR

BERAT BAYI LAHIR RENDAH (BBLR)

1.Definisi

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang

dari 2500 gram, bisa cukup bulan atau pun kurang bulan tanpa memandang masa gestasi .

BBLR dibedakan menjadi dua bagian. Pertama, BBL sangat rendah bila berat lahir

kurang dari 1.500 gram. Kedua, BBLR bila berat lahir antara 1.501 - 2.499 gram.

Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir.

Dikatakan dr. Caroline, ada dua tipe BBLR.:

1. BBLR tipe prematur, yakni bayi yang lahir lebih awal dari waktunya (kehamilan < 37

minggu). 

2. BBLR tipe KMK (kecil masa kehamilan), yaitu bayi yang lahir cukup bulan – usia

kehamilan 38–40 minggu - tetapi memiliki berat badan kurang. 

2. Penyebab BBLR 

1. Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran prematur. 

2. Faktor ibu yang lain adalah umur, paritas, dan lain-lain. 

3. Faktor plasenta seperti penyakit vaskuler, kehamilan kembar / ganda, serta faktor

janin juga merupakan penyebab terjadinya BBLR. 

1.Faktor ibu 

1. Penyakit. Seperti malaria, anaemia, sipilis, infeksi TORCH, dan lain-lain. 

2. Komplikasi yang tejadi pada kehamilan ibu seperti perdarahan antepartum, pre-

eklamsia berat, eklamsia, dan kelahiran preterm. 

3. Usia Ibu dan paritas. Angka kejadian BBLR tertinggi ditemukan pada bayi yang

dilahirkan oleh ibu-ibu dengan usia yang relative muda. 

4. Faktor kebiasaan ibu. Faktor kebiasaan ibu juga berpengaruh seperti ibu perokok, ibu

pecandu alkohol dan ibu pengguna narkotika. 

2.Faktor janin 

1. Prematur

9

Page 10: analisa kasus BBLR

2. Hidramion

3. Kehamilan kembar/ganda (gemeli)

4. Kelainan kromosom. 

3.Faktor lingkungan 

Yang dapat berpengaruh antara lain; tempat tinggal di daratan tinggi, radiasi, sosio-

ekonomi dan paparan zat-zat racun. 

4.Faktor nutrisi 

Nutrisi kurang / status gizi yang rendah ditandai ukuran Lila < 23,5 cm memberikan

gambaran / tafsiran berat badan janin rendah atau dibawah normal. 

3. Komplikasi 

Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah antara lain:

Hipotermia Hipoglikemia Gangguan cairan dan elektrolit Hiperbilirubinemia Sindroma gawat

nafas Paten duktus arteriosus Infeksi Perdarahan intraventrikuler Apnea of Prematurity

Anemia 

Masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi-bayi dengan berat lahir

rendah (BBLR) antara lain: Gangguan perkembangan 

1. Gangguan pertumbuhan 

2. Gangguan penglihatan (Retinopati) 

3. Gangguan pendengaran 

4. Penyakit paru kronis 

5. Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah sakit 

6. Kenaikan frekuensi kelainan bawaan 

4. Diagnosis 

10

Page 11: analisa kasus BBLR

Menegakkan diagnosis BBLR adalah dengan mengukur berat lahir bayi dalam jangka

waktu dua jam postpartum dapat diketahui dengan dilakukan anamesis, pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan penunjang 

5. Anamnesis 

Riwayat yang perlu ditanyakan pada ibu dalam anamnesis untuk menegakkan mencari

etiologi dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya BBLR: 

1. Umur ibu. 

2. Riwayat hari pertama haid terakir. 

3. Riwayat persalinan sebelumnya. 

4. Paritas, jarak kelahiran sebelumnya. 

5. Kenaikan berat badan selama hamil. 

6. Aktivitas. 

7. Penyakit yang diderita selama hamil.\ Obat-obatan yang diminum selama hamil 

6. Pemeriksaan Fisik 

Yang dapat dijumpai saat pemeriksaan fisik pada bayi BBLR antara lain: 

1. Berat badan kurang dari 2500gr 

2. Tanda-tanda prematuritas (pada bayi kurang bulan) 

3. Tanda bayi cukup bulan atau lebih bulan (bila bayi kecil untuk masa kehamilan). 

7. Pemeriksaan penunjang 

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain: 

1. Pemeriksaan skor ballard 

2. Tes kocok (shake test), dianjur untuk bayi kurang bulan 

3. Darah rutin, glukosa darah, kalau perlu dan tersedia fasilitas diperiksa kadar elektroli

dan analisa gas darah. 

11

Page 12: analisa kasus BBLR

4. Foto dada ataupun babygram diperlukan pada bayi baru lahir dengan umur kehamilan

kurang bulan dimulai pada umur 8 jam atau didapat/diperkirakan akan terjadi sindrom gawat

nafas. 

5. USG kepala terutama pada bayi dengan umur kehamilan 28minggu 

8. Penatalaksanaan/ terapi 

A. Medikamentosa 

Pemberian vitamin K1: Injeksi 1 mg IM sekali pemberian, atau Per oral 2 mg sekali

pemberian atau 1 mg 3 kali pemberian (saat lahir, umur 3-10 hari, dan umur 4-6 minggu) 

 B. Diatetik 

Bayi prematur atau BBLR mempunyai masalah menyusui karena refleks

menghisapnya masih lemah. Untuk bayi demikian sebaiknya ASI dikeluarkan dengan pompa

atau diperas dan diberikan pada bayi dengan pipa lambung atau pipet. Dengan memegang

kepala dan menahan bawah dagu, bayi dapat dilatih untuk menghisap sementara ASI yang

telah dikeluarkan yang diberikan dengan pipet atau selang kecil yang menempel pada puting.

ASI merupakan pilihan utama: Apabila bayi mendapat ASI, pastikan bayi menerima jumlah

yang cukup dengan cara apapun, perhatikan cara pemberian ASI dan nilai kemampuan bayi

menghisap paling kurang sehari sekali. Apabila bayi sudah tidak mendapatkan cairan IV dan

beratnya naik 20 g/hari selama 3 hari berturut-turut, timbang bayi 2 kali seminggu.

Pemberian minum bayi berat lahir rendah (BBLR) menurut berat badan lahir dan keadaan

bayi adalah sebagai berikut: Berat lahir 1750 – 2500 gram 

1.Bayi Sehat 

Biarkan bayi menyusu pada ibu semau bayi. Ingat bahwa bayi kecil lebih mudah

merasa letih dan malas minum, anjurkan bayi menyusu lebih sering (contoh; setiap 2 jam)

bila perlu. Pantau pemberian minum dan kenaikan berat badan untuk menilai efektifitas

menyusui. Apabila bayi kurang dapat menghisap, tambahkan ASI peras dengan

menggunakan salah satu alternatif cara pemberian minum. 

2.Bayi Sakit 

Apabila bayi dapat minum per oral dan tidak memerlukan cairan IV, berikan minum

seperti pada bayi sehat. Apabila bayi memerlukan cairan intravena: 

1. Berikan cairan intravena hanya selama 24 jam pertama. 

12

Page 13: analisa kasus BBLR

2. Mulai berikan minum per oral pada hari ke-2 atau segera setelah bayi stabil. Anjurkan

pemberian ASI apabila ibu ada dan bayi menunjukkan tanda-tanda siap untuk menyusu. 

3. Apabila masalah sakitnya menghalangi proses menyusui (contoh; gangguan nafas,

kejang), berikan ASI peras melalui pipa lambung : Berikan cairan IV dan ASI menurut umur,

Berikan minum 8 kali dalam 24 jam (contoh; 3 jam sekali). Apabila bayi telah mendapat

minum 160 ml/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar berikan tambahan ASI setiap kali

minum. Biarkan bayi menyusu apabila keadaan bayi sudah stabil dan bayi menunjukkan

keinginan untuk menyusu dan dapat menyusu tanpa terbatuk atau tersedak. 

9. Suportif 

Hal utama yang perlu dilakukan adalah mempertahankan suhu tubuh normal: 

1. Gunakan salah satu cara menghangatkan dan mempertahankan suhu tubuh bayi,

seperti kontak kulit ke kulit, kangaroo mother care, pemancar panas, inkubator atau ruangan

hangat yang tersedia di tempat fasilitas kesehatan setempat sesuai petunjuk. 

2. Jangan memandikan atau menyentuh bayi dengan tangan dingin. 

3. Ukur suhu tubuh dengan berkala 

Yang juga harus diperhatikan untuk penatalaksanaan suportif ini adalah : 

1. Jaga dan pantau patensi jalan nafas. 

2. Pantau kecukupan nutrisi, cairan dan elektrolit. 

3. Bila terjadi penyulit, harus dikoreksi dengan segera (contoh; hipotermia, kejang,

gangguan nafas, hiperbilirubinemia). 

4. Berikan dukungan emosional pada ibu dan anggota keluarga lainnya. 

5. Anjurkan ibu untuk tetap bersama bayi. Bila tidak memungkinkan, biarkan ibu

berkunjung setiap saat dan siapkan kamar untuk menyusui. 

10. Pemantauan (Monitoring) 

a.Pemantauan saat dirawat 

1. Terapi 

13

Page 14: analisa kasus BBLR

Bila diperlukan terapi untuk penyulit tetap diberikan Preparat besi sebagai suplemen

mulai diberikan pada usia 2 minggu 

2. Tumbuh kembang 

Pantau berat badan bayi secara periodik. Bayi akan kehilangan berat badan selama 7-

10 hari pertama (sampai 10% untuk bayi dengan berat lair ≥1500 gram dan 15% untuk bayi

dengan berat lahir <1500>. Bila bayi sudah mendapatkan ASI secara penuh (pada semua

kategori berat lahir) dan telah berusia lebih dari 7 hari :

1. Tingkatkan jumlah ASI denga 20 ml/kg/hari sampai tercapai jumlah 180 ml/kg/hari

2. Tingkatkan jumlah ASI sesuai dengan peningkatan berat badan bayi agar jumla

pemberian ASI tetap 180 ml/kg/hari

3. Apabila kenaikan berat badan tidak adekuat, tingkatkan jumlah pemberian ASI hingga

200 ml/kg/hari

4. Ukur berat badan setiap hari, panjang badan dan lingkar kepala setiap minggu.

b.Pemantauan setelah pulang

Diperlukan pemantauan setelah pulang untuk mengetahui perkembangan bayi dan

mencegah/ mengurangi kemungkinan untuk terjadinya komplikasi setelah pulang sebagai

berikut:

1. Sesudah pulang hari ke-2, ke-10, ke-20, ke-30, dilanjutkan setiap bulan.

2. Hitung umur, koreksi Pertumbuhan; berat badan, panjang badan dan lingkar kepala.

3. Tes perkembangan, Denver development screening test (DDST)

4. Awasi adanya kelainan bawaan.

DAFTAR PUSTAKA

1. United Nations Children’s Fund/World Health Organization. Low Birthweight.

UNICEF, New York, 2004. Avaliable from

http://www.childinfo.org/areas/birthweight.htm. Last Update : Nov 2010 [diakses

tanggal 12 September 2013].

2. Setyowati T. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bayi Lahir dengan Berat Badan

Rendah (Analisa data SDKI 1994). Badan Litbang Kesehatan, 1996. Avaliable from :

http://www.digilib.litbang.depkes.go.id. Last Update : 2010 [diakses tanggal 12

September 2013].

14

Page 15: analisa kasus BBLR

3. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Bayi Berat Lahir Rendah. Dalam : Standar

Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Edisi I. Jakarta : 2004 ; 307-313.

4. World Health Organization (WHO). Development of a strategy towards promoting

optimal fetal growth. Avaliable from:

http://www.who.int/nutrition/topics/feto_maternal/en.html. Last update : January

2011 [diakses pada tanggal 10 Sept 2013]

5. Low Birth Weight. Lucile Packard Children’s Hospital at Stanford. Available from: http://www.lpch.org/DiseaseHealthInfo/HealthLibrary/hrnewborn/lbw.html. Diakses pada tanggal 17 Sept 2013.

15