an tropo metri

Upload: eka-ayu-larasati-ii

Post on 09-Oct-2015

14 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

y

TRANSCRIPT

AntropometriEka Ayu Larasati102013125/A7Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJl. Arjuna Utara no. 6, Tanjung Duren, Jakarta Barat 11510Email: [email protected]

PendahuluanPenilaian status gizi terbagi atas dua yakni penilaian status gizi secara langsung yang dibagi menjadi empat penilaian yaitu antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik. Dan penilaian status gizi secara tidak langsung yakni, survey konsumsi makanan, statistik vital, dan faktor ekologi. Pengukuran antropometri relatif mudah dilaksanakan. Akan tetapi untuk berbagai cara, pengukuran antropometri ini membutuhkan keterampilan, peralatan dan keterangan untuk pelaksananya.1

Antropometri berasal dari bahasa Yunani yaitu anthropos yang berarti manusia dan metron yang berarti mengukur sehingga antropometri merupakan ukuran-ukuran mengenai dimensi tubuh, berat, dan proporsi fisik. Pengukuran antropometri merupakan bagian dari pemeriksaan klinis dan dapat meliputi pengukuran berat badan, tinggi badan, lipatan kulit serta lingkar berbagai bagian tubuh (sirkumferensia) untuk monitor masalah gizi sebagai skrining faktor resiko seorang individu.

AntropometriAntropometri merupakan ilmu yang mempelajari berbagai ukuran tubuh manusia. Dalam bidang ilmu gizi digunakan untuk menilai status gizi. Ukuran yang sering digunakan adalah berat badan dan tinggi badan. Selain itu juga ukuran tubuh lainnya seperti lingkar lengan atas, lapisan lemak bawah kulit, tinggi lutut, dan lingkar perut. Ukuran-ukuran antropometri tersebut bisa berdiri sendiri untuk menentukan status gizi disbanding baku atau berupa indeks dengan membandingkan ukuran seperti BB/U, BB/TB, TB/U.2

Bidang antropometri meliputi berbagai pengukuran tubuh manusia, seperti berat, tinggi badan, dan ukuran, termasuk ketak ketebalan, keliling, panjang, dan breadths. Antropometri adalah komponen kunci dari penilaian status gizi pada anak-anak dan orang dewasa.2 Antropometrik data untuk anak mencerminkan status kesehatan umum, kecukupan makanan, dan pertumbuhan dan perkembangan dari waktu ke waktu. Pada orang dewasa, tubuh data pengukuran yang digunakan untuk mengevaluasi status kesehatan dan diet, risiko penyakit, dan perubahan komposisi tubuh yang terjadi selama umur dewasa.3Evaluasi yang akurat dari status gizi harus termasuk perkiraan kompartemen tubuh (massa lemak bebas dan massa lemak) dengan metode instrumental seperti bioelectrical impedansi analisis dan dual X-ray absorptiometry (Enzi et al. 1997). Namun demikian, dalam praktek klinis dan survei epidemiologi, komposisi tubuh dapat tidak langsung diperkirakan oleh pengukuran antropometri, yang non-invasif, mudah dan murah untuk mengumpulkan.4

Perlu ditekankan bahwa pengukuran antropometri hanyalah satu dari sejumlah teknik-teknik yang dapat untuk menilai status gizi. Pengukuran dengan cara-cara yang baku dilakukan beberapa kali secara berkala pada berat dan tinggi badan, lingkaran lengan atas, lingkaran kepala, tebal lipatan kulit (skinfold) diperlukan untuk penilaian pertumbuhan dan status gizi pada bayi dan anak.2

Keuntungan AntropometriTinggi dan berat badan biasanya digabungkan dengan mengikuti Indeks Massa Tubuh (IMT) untuk mendapatkan satu ukuran tunggal yang merupakan indikator untuk menunjukkan gizi kurang atau gizi lebih energi jangka panjang. Ada cara-cara yang lebih akurat dalam mengkaji komposisi tubuh, yaitu dengan menggunakan penimbang berat badan dalam air, menggunakan bioelectrical imedance, dilusi isotop, dan berbagai metode laboratorium lainnya, kendati demikian semua metode ini membutuhkan biaya yang mahal serta memberatkan responden.5 Biaya yang murah dengan alat yang murah, portable, tahan lama, dan buatan lokal. Oleh karena itu, bagian ini memfokuskan perhatian pada berat dan tinggi badan yang paling sering digunakan dalam kesehatan masyarakat karena pengukurannya mudah dilakukan dan dapat digunakan untuk jumlah sampel yang besar.

Ukuran tinggi dan berat badan memiliki keuntungan utama bahwa ukuran ini cukup akurat, tidak invasif, dan tidak mahal. Keuntungan lainnya adalah bahwa pengukuran tinggi dan berat badan dapat dikerjakan oleh petugas yang relatif tidak terampil, dan pengukuran ini juga memberikan informasi mengenai riwayat gizi jangka panjang.5

Keterbatasan AntropometriUkuran ini relatif tidak sensitif terhadap perubahan asupan makanan (atau aktivitas) yang baru saja terjadi atau gangguan pertumbuhan.1 Dalam hal ini, antropometri memiliki keterbatasan utama yaitu tidak dapat membedakan kekurangan gizi tertentu dan faktor-faktor non gizi seperti gangguan pertumbuhan/genetik dapat mempengaruhi spesifitas dan sensitifitas sehingga tidak dapat digunakan untuk mendeteksi status gizi jangka pendek.

Ada banyak sumber dan tipe kesalahan pengukuran dalam ukuran status gizi yang masing-masing memberikan konsekuensi yang berbeda secara nyata sehingga menimbulkan ketidakstabilan atau invaliditas pada kesimpulan tentang status gizi perorangan dan masyarakat. Kesalahan dapat terjadi secara acak dan spesifik baik secara perorangan maupun kelompok. Oleh karena itu umumnya dilakukan test-retest reproducibility untuk mengetahui apakah pengujian memberikan dua kali hasil yang sama pada subjek yang sama untuk mengurangi kesalahan.

Kesalahan petugas yang kurang mengikuti prosedur dan teknik baku yang benar menimbulkan kesalahan acak. Kesalahan acak terjadi secara kebetulan.5 Dalam pengukuran antropometri, biasanya terjadi kesalahan dalam membaca pita pengukur atau salah mencatat hasil observasi seperti angka yang terbalik ketika membaca berat badan.

Kesalahan yang spesifik pada kelompok mengacu pada underestimasi atau overestimasi ukuran status gizi pada keseluruhan populasi. Dalam pengukuran antropometri, biasanya terjadi dalam timbangan yang tidak dikalibrasi sehingga semua berat badan subjek penelitian mengalami overestimasi sebanyak 5 kg.

Di samping itu, orang-orang di negara maju umumnya sudah mengetahui tinggi serta berat badan mereka dan dengan demikian tinggi serta berat yang dilaporkan sendiri merupakan data yang berguna ketika pengukuran langsung tidak mungkin atau tidak praktis untuk dilakukan. Namun, data yang dilaporkan sendiri harus diperiksa dengan hati-hati karena sejumlah penelitian memperlihatkan bahwa overestimasi dan underestimasi tinggi serta berat badan yang dilaporkan sendiri dapat bervariasi menurut gender dan derajat obesitas. Kesalahan spesifik pada perorangan terjadi ketika karakteristik seseorang menimbulkan bias pada ukuran status gizinya sehingga bersifat subjektif.5

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengukuran Antropometri

Faktor ini dapat dibagi menjadi dua antara lain faktor internal dan eksternal dimana dapat secara bersama-sama mempengaruhi tubuh dan hasil data antropometri. Menurut Jelliffe DB (1989) yang termasuk faktor internal adalah genetik, obstetrik, dan gender. Sedangkan faktor eksternal meliputi diet, obat-obatan, lingkungan, dan penyakit.

Melalui genetik dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan yang ditandai dengan (1) intensitas dan kecepatan pembelahan sel; (2) Derajat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan; (3) Umur pubertas; (4) Berhentinya pertumbuhan tulang dan (5) Faktor bawaan yang normal dan patologis. Melalui obstetrik mempengaruhi pertumbuhan fetus sejak konsepsi hingga lahir seperti lahir kembar, gizi saat ibu hamil, adanya radiasi/infeksi/toksin, dan sebagainya.

Melalui gender ditandai dengan perbedaan jenis kelamin antara wanita dan laki-laki serta ras (suku/bangsa). Perbedaan jenis kelamin mempengaruhi perbedaan distribusi lemak yaitu untuk laki-laki distribusi bagian atas (tipe android) sedangkan wanita distribusi bagian bawah (tipe gynoid). Selain itu, ras secara umum dibagi menjadi 5 antara lain Ras Khoisan, Negroid, Australoid, Kaukasoid, dan Mongoloid. Namun, manusia yang berpindah dari satu ke lain tempat menimbulkan perbauran berbagai ras sehingga mempengaruhi hasil data antropometri.

Klasifikasi Pengukuran AntropometriKlasifikasi pengukuran antropometri dibagi menjadi dua yaitu pertumbuhan dan komposisi tubuh. Ukuran antropometrik untuk pertumbuhan meliputi lingkar kepala, tinggi lutut, rentang depa, tinggi badan/panjang badan, dan berat badan. Ukuran antropometrik untuk komposisi tubuh dibagi menjadi lemak tubuh (ketebalan lipatan kulit) dan massa bebas lemak (lingkar lengan atas).

Sebagian besar metode antropometrik digunakan untuk menilai komposisi tubuh didasarkan pada model di mana tubuh terdiri dari dua kompartemen yang berbeda secara kimia: lemak dan massa bebas lemak. Massa bebas lemak juga dapat disebut sebagai massa sel tubuh terdiri dari otot rangka, jaringan lemak yang lembut, dan kerangka. Teknik antropometrik secara tidak langsung dapat menilai lemak dan massa bebas lemak, dan variasi dalam jumlah dan proporsi yang dapat digunakan sebagai indeks status gizi. Sebagai contoh, lemak adalah bentuk penyimpanan utama energi dalam tubuh dan sensitif terhadap kekurangan gizi akut. Jadi, perubahan dalam isi lemak tubuh memberikan perkiraan tidak langsung dari perubahan dalam keseimbangan energi. Otot tubuh, sebagian besar terdiri dari protein, adalah komponen utama dari massa bebas lemak dan berfungsi sebagai indeks dari cadangan protein tubuh dan menjadi habis selama gizi kronis.6Indeks massa tubuhPenggunaan IMT hanya berlaku untuk orang dewasa berumur diatas 18 tahun. IMT tidak dapat diterapkan pada bayi, anak-anak, remaja, ibu hamil, dan olahragawan. Disamping itu, IMT tidak bisa diterapkan pada keadaan khusus lainnya seperti edema, asites, dll. IMT/U merupakan yang terutama bermanfaat untuk penapisan kelebihan berat badan dan kegemukan. Biasanya IMT tidak meningkat dengan bertambahnya umur.IMT merupakan alat yang sangat sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa khususnya yang berkaitan kekurangan dan kelebihan berat badan, maka mempertahankan berat badan normal memungkinkan seseorang dapat mencapai usia harapan hidup lebih panjang. Indikator IMT/U hampir sama dengan BB/PB atau BB/TB. Ketika melakukan interpretasi resiko kelebihan berat badan, perlu mempertimbangkan berat badan orang tua.1

Tabel 1: Kategori ambang batas IMT untuk Indonesia: KategoriIMT

KurusKekurangan BB tingkat berat< 17,0

Kekurangan BB tingkat ringan17,0 - < 18,5

Normal18,5 22,9

GemukKelebihan BB tingkat ringan23 24,9

Kelebihan BB tingkat moderat (Obes I)> 25 29,9

Kelebihan BB tingkat berat (Obes II)> 30,0

Indeks massa tubuh telah digunakan dalam beberapa penelitian populasi internasional untuk menilai risiko penyakit di antara orang dewasa. BMI meningkat jelas terkait dengan risiko yang lebih tinggi dari tekanan darah tinggi, diabetes mellitus tipe 2, faktor risiko kardiovaskular penyakit lainnya, dan mortalitas meningkat. Memang, risiko relatif untuk faktor risiko penyakit kardiovaskular kejadian penyakit kardiovaskular meningkat dinilai dengan peningkatan BMI pada semua kelompok populasi. Selain itu, asosiasi antara gangguan muskuloskeletal, gangguan dalam fungsi pernapasan dan fisik, dan kualitas hidup. Akibatnya, dalam studi epidemiologi, BMI digunakan untuk mengetahui kelebihan berat badan atau obesitas pada orang dewasa dan untuk memperkirakan risiko terkena penyakit. Perluh diketahui bahwa anak yang pendekpun dapat mengalami kelebihan berat badan. Maka perlu mempertahankan berat badan normal.7Prediksi Tinggi BadanMengukur Tinggi Lutut instrumen portabel pengukuran perangkat tinggi lutut (KHMD), juga dirancang untuk mengukur pertumbuhan jangka pendek dari kaki bagian bawah. Perangkat ini lebih murah dan lebih mudah digunakan daripada knemometer tersebut.9

Faktor tambahan yang harus dipertimbangkan ketika memilih indeks atau kombinasi dari indeks, termasuk ketersediaan equitment pengukuran yang akurat, pelatihan penguji untuk Cellect informasi yang akurat dan menafsirkan hasilnya benar, dan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pengukuran. Akhirnya, sering diabaikan adalah biaya tidak mengidentifikasi anak-anak kekurangan gizi atau salah mengidentifikasi anak-anak cukup gizi seperti kurang gizi.9

Tinggi lutut diukur dari bawah maleolus lateral fibula ke tumit. Langkah ini digunakan untuk individu yang 60 tahun atau tidak dapat berdiri atau memiliki kelainan bentuk tulang belakang.7

WHR (Rasio lingkar pinggang dan panggul)Pengukuran rasio lingkar pinggang dan panggul yang menghasilkan indeks tinggi harus memperhatikan penyebabnya karena simpanan lemak atau otot torso yang berkembang. Jadi perlu diukur tebal lipatan kulit abdomen untuk mengetahuinya. Tujuan pengukuran lingkar pinggang dan pinggul adalah untuk mengetahui resiko tinggi terkena penyakit DM II, kolesterol, hipertensi, dan jantung. Lingkar pinggang diukur di indentasi terkecil lingkar perut antara tulang rusuk dan krista iliaka, subjek berdiri dan diukur pada akhir ekspirasi normal dengan ketelitian 0,6 cm menggunakan pitameter. Lingkar pinggul diukupenonjolan terbesar pantat, biasanya di sekitar pubic sympisis, subjek berdiri diukur menggunakan pitameter dengan ketelitian 0,1 cm.9

Banyaknya lemak dalam perut menunjukkan ada beberapa perubahan metabolisme, termasuk terhadap insulin dan meningkatnya produksi asam lemak bebas, dibanding dengan banyaknya lemak bawah kulit pada kaki dan tangan. Perubahan metabolisme memberikan gambaran tentang pemeriksaan penyakit yang berhubungan dengan perbedaan distribusi lemak tubuh ukuran umur yang digunakan adalah rasio lingkar pinggal-pinggul. Pengukuran lingkar pinggang dan lingkar pinggul harus dilakukan oleh tenaga terlatih dan posisi pengukuran harus tetap, karena perbedaan posisi pengukuran memberikan hasil yang berbeda.7Lingkar Perut (LP)Cara lain yang biasa dilakukan untuk memantau resiko kegemukan adalah dengan mengukur lingkar perut. Ukuran lingkar perut yang baik yaitu tidak lebih dari 90 cm untuk laki-laki dan tidak lebih dari 80 cm untuk perempuan.6

Pengukuran lingkar perut lebih memberikan arti dibandingkan IMT dalam menentukan timbunan lemak di dalam rongga perut (obesitas sentral) karena peningkatan timbunan lemak di perut tercermin dari meningkatnya lingkar perut.6

Pengukuran lingkar perut dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya obesitas abdominal atau sentral. Jenis obesitas ini sangat berpengaruh terhadap kejadian penyakit kardiovaskular dan diabetes mellitus.1 Tabel 2: Standar Obesitas sentral berdasarkan Lingkar Perut.1KlasifikasiLaki-lakiWanita

WHO 200094 cm80 cm

Eropa102 cm88 cm

Asia Pasifik 90 m 80 m

Sumber: WHO

Lingkar Lengan AtasLingkar lengan atas merupakan salah satu pilihan untuk penentuan status gizi, karena mudah, murah dan cepat. Tidak memerlukan data umur yang terkadang susah diperoleh. Memberikan gambaran tentang keadaan jaringan otot dan lapisan lemak bawah kulit.7

Tebal Lipatan KulitSemua pengukuran tebal lemak bawah kulit sebaiknya konsisten di sisi kanan badan dan diukur tiga kali. Tebal lemak bawah kulit merupakan salah satu indeks antropometri yang digunakan dalam pengukuran status indeks antropometri untuk mengukur status gizi. Pengukuran tebal lemak bawah kulit biasanya digunakan untuk memperkirakan jumlah lemak dalam tubuh. Persentase kandungan lemak tubuh dapat dipakai untuk menilai status gizi dengan pengukuran tebal lemak bawah kulit terdiri dari beberapa tempat, yakni trisep, bisep, subskapular, suprailiaka, supraspinale, abdominal, paha depan, betis medial, dan mid aksila.1

Lemak dapat diukur secara absolut (dalam kg) dan secara relatif (%) terhadap berat tubuh total. Jumlah lemak tubuh sangat bervariasi ditentukan oleh jenis kelamin dan umur. Ketebalan lipatan kulit adalah suatu pengukuran kandungan lemak tubuh karena sekitar separuh dari cadangan lemak tubuh total terdapat langsung dibawah kulit. Pengukuran tebal lipatan kulit merupakan salah satu metode penting untuk menentukan komposisi tubuh serta presentase lemak tubuh dan tubuh untuk menentukan status gizi cara antropometri.7

GiziGizi merupakan suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpangan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ serta menghasilkan energi. Makanan dan zat gizi adalah balok pembangun yang membantu membentuk gigi, tulang dan otot yang kuat, jaringan yang sehat, perkembangan saraf otak dan sistem daya tahan tubuh. Setiap hari anak perlu mendapatkan zat gizi dari makanan. Tidak ada satu jenis makanan yang menyediakan semua zat gizi yang dibutuhkan anak. Yang paling baik adalah memberikan aneka ragam makanan untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan zat gizi.10

Keadaan kesehatan gizi tergantung dari tingkat konsumsi zat gizi yang terdapat pada makanan sehari-hari. Tingkat konsumsi ditentukan oleh kualitas hidangan. Kualitas hidangan menunjukkan adanya semua zat gizi yang diperlukan tubuh di dalam suatu susunan hidangan dan perbandingan yang satu terhadap yang lain. Kualitas menunjukkan jumlah masing-masing zat gizi terhadap kebutuhan tubuh. Kalau susunan hidangan memenuhi kebutuhan tubuh, baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya, maka tubuh akan mendapatkan kondisi kesehatan gizi yang sebaik-baiknya, disebut konsumsi adekuat. Kalau konsumsi baik dari kuantitas dan kualitasnya melebihi kebutuhan tubuh, dinamakan konsumsi berlebih, maka akan terjadi suatu keadaan gizi lebih. Sebaliknya konsumsi yang kurang baik kualitas dan kuantitasnya akan memberikan kondisi kesehatan gizi kurang atau kondisi defisit . 3

Tingkat kesehatan gizi sesuai dengan konsumsi, tingkat kesehatan gizi terbaik adalah kesehatan gizi optimum. Dalam kondisi ini jaringan jenuh oleh zat gizi tersebut.10KarbohidratKarbohidrat adalah penghasil utama energi. Karbohidrat yang terdapat pada makanan umumnya hanya tiga jenis ialah monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Mono dan disakarida terasa manis, sedangkan polisakarida tidak mempunyai rasa (tawar). Di dalam bahan makanan nabati terdapat dua jenis polisakarida yaitu dapat dicerna dan yang tidak dapat dicerna. Yang dapat dicerna ialah zat tepung (amylum) dan dekstrin. Yang tidak dapat dicerna ialah selulosa, pentosa dan galaktan. Plisakarida di dalam bahan makanan hewani dapat dicerna dan disebut glikogen. Tidak ada polisakarida hewani yang tidak dapat dicerna oleh tubuh manusia10

Sumber utama karbohidrat di dalam makanan berasal dari tumbuh-tumbuhan, dan hanya sedikit saja yang termasuk bahan makanan hewani. Yang merupakan sumber energi utama terutama terdapat dalam bentuk zat tepung (amylum) dan zat gula (mono dan disakarida). Sumber yang kaya akan karbohidrat umumnya termasuk bahan makanan pokok. Bahan makanan pokok di Indonesia dapat berupa beras, (serealia), akar dan umbi, serta ekstrak tepung seperti sagu. Karbohidrat hewani berbentuk glikogen, terutama terdapat dalam otot (daging) dan hati.10

Di dalam tubuh, karbohidrat merupakan salah satu sumber utama energi dan yang paling murah. Simpanan energi di dalam otot dan hati terdapat sebagai glikogen, salah satu bentuk karbohidrat yang mudah dimobilisasikan bila badan memerlukan banyak energi. Mono dan disakarida berfungsi sebagai pemanis di dalam makanan. Tingkat manis sebagai standar diambil sucrosa (100), dan berturut-turut: fruktosa (173), glukosa (74), galaktosa (32), maltosa (32) dan laktosa (16). Karbohidrat menghasilkan energi sebesar 4,1 kilokalori/gr, di mana komposisi gizi yang dibutuhkan adalah 60-70% total kalori/hari.10

ProteinDi dalam sel, protein terdapat sebagai protein struktural maupun sebagai protein metabolik. Protein struktural merupakan bagian integral dari struktur sel dan tidak dapat diekstrai tanpa menyebabkan disintegrasi sel tersebut. Protein metabolik ikut serta dalam reaksi biokimiawi dan mengalami perubahan bahkan mungkin destruksi atau sintesa protein baru. Protein metabolik diekstrasi tanpa merusak integritas struktur sel itu sendiri. Kalau protein mengalami hidrolisa total, akan menghasilkan sejumlah 20-24 jenis asam amino, tergantung dari cara menghidrolisanya.10

Dari 20-24 jeins asam amino yang dihasilkan dalam hidrolisa total suatu protein, da yang dapat disintesa di dalam tubuh, tetapi ada pula yang tidak. Asam amino yang tidak dapat disintesa harus tersedia dalam makanan yang dikonsumsi, jadi merupakan bagian yang esensial dari makanan. Karena itu asam amino yang tidak dapat disintesa oleh tubuh, disebut asam amino esensial, sedangkan yang lainnya disebut asam amino non esensial. Terdapat delapan jenis asam amino esensial yaitu lysine, leucine, isoleucine, valine, threonin, phenylalanine, methionin, tryptophane, sedangkan untuk anak-ank yang sedang tumbuh ditambah dua jenis lagi yaitu histidin dan arginin. Asam amino nonesensial seperti glisin, arginin, prolin, asam glutamat, asam aspartat, serin dan alanin.10

Berdasarkan sumbernya, protein diklasifikasikan menjadi protein hewani dan protein nabati. Protein hewani yaitu protein dalam bahan makanan yang berasal dari binatang seperti protein dari daging, protein susu, dan sebagainya. Protein nabati ialah protein yang berasal dari bahan makanan tumbuhan, seperti protein dari jagung (zein), dari terigu, dan sebagainya.10Fungsi protein sebagai zat pembangun. Selain itu, protein berfungsi dalam pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan, menggantikan sel-sel yang mati dan aus terpakai, sebagai protein struktural. Sebagai badan-badan anti, protein juga berfungsi dalam mekanisme pertahanan tubuh melawan berbagai mikroba dan zat toksik lain yang datang dari luar dan masuk ke dalam milieu interieur tubuh. Sebagi zat pengatur, protein mengatur proses-proses metabolisme dalam bentuk enzim dan hormon. Protein juga adalah salah satu sumber energi. Protein menghasilkan 4,1 kilokalori/gr di mana komposisi gizi yang dibutuhkan 10-15% total kalori/hari.10

LemakLemak di dalam makanan yang memegang peranan penting ialah yang disebut lemak netral atau triglicerida, yang molekulnya terdiri atas satu molekul glycerol (glycerin) dan tiga molekul asam lemak, yang diikatkan pada glycerol tersebut dengan ikatan ester.10

Menurut sumbernya dibedakan atas lemak nabati dan lemak hewani. Lemak nabati berasal dari bahan makanan tumbuh-tumbuhan, sedangkan lemak hewani berasal dari binatang termasuk ikan, telur, dan susu. Kedua jenis lemak ini berbeda dalam jenis asam lemak yang menyusunnya. Lemak nabati mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuh, yang menyebabkan asam lemak tak jenuh, yang menyebabkan titik cair yang lebih rendah, dan dalam suhu kamar berbentuk cair, disebut minyak. Lemak hewani mengandung terutama asam lemak jenuh, khususnya mempunyai rantai rantai karbon panjang yang mengakibatkan dalam suhu kamar berbentuk padat inilah yang biasa oleh awam disebut lemak atau gaji.10

Fungsi lemak di dalam makanan memberikan rasa gurih, memberikan kualitas renyah, terutama pada makanan yang digoreng, memberikan kandungan kalori tinggi dan memberikan sifat empuk (lunak) pada kue yang dibakar. Di dalam tubuh, lemak berfungsi sebagi cadangan energi dalam bentuk jaringan lemak yang ditimbun di tempat-tempat tertentu, yang memberikan fiksasi organ tersebut, seperti biji mata dan ginjal. Jaringan di bawah kulit melindungi tubuh dari hawa dingin. Lemak menghasilkan 9 kilokalori/gr di mana komposisi gizi yang dibutuhkan 20-35%.10

KesimpulanPengukuran antropometri memiliki keuntungan utama bahwa ukuran ini cukup akurat, tidak invasif, tidak mahal, dan dapat digunakan dengan sampel besar. Pengukuran antropometri memiliki kerugian yaitu yaitu tidak dapat membedakan kekurangan gizi tertentu dan faktor-faktor non gizi, serta memungkinkan terjadi kesalahan petugas yang kurang mengikuti prosedur dan teknik baku yang benar.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengukuran antropometri dibagi dua antara lain faktor internal (genetik, obstetrik, dan gender) dan eksternal (diet, obat-obatan lingkungan, dan penyakit).

Klasifikasi pengukuran antropometri dibagi menjadi dua yaitu pertumbuhan dan komposisi tubuh. Ukuran antropometrik untuk pertumbuhan meliputi lingkar kepala, tinggi lutut, rentang depa, tinggi badan/panjang badan, dan berat badan. Ukuran antropometrik untuk komposisi tubuh dibagi menjadi lemak tubuh (ketebalan lipatan kulit) dan massa bebas lemak (lingkar lengan atas).

Indeks massa tubuh dapat digunakan sebagai indikator massa tubuh terhadap tinggi untuk mendeteksi kekurangan atau kelebihan berat badan. Rasio Lingkar Perut dan Lingkar Panggul dapat digunakan untuk membedakan obesitas bagian bawah tubuh (panggul) dan bagian atas tubuh (pinggang dan perut).

Daftar pustaka1. Supariasa, dkk. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC.2. Sandjadja dkk. 2010. Kamus Gizi Pelengkap Kesehatan Keluarga. Jakarta : Kompas.3. Deniz Nazire. 2007. Antropometrik pengukuran dan analisis komposisi tubuh remaja obesitas dengan dan tanpa sindrom metabolik.4. Perisinotto, dkk., 2002. Anthropometric measurements in the elderly: age and gender differences.5. Gibney MJ, Margetts BM, Kearney JM, Arab L. Gizi kesehatan masyarakat. Jakarta: EGC; 2008.h.94-99 6. Gibson RS. Principles of nutritional assessment. Edisi ke-2. New York: Oxford University; 2005.h.273-352 7. Sirajuddin, Saifuddin. 2011. Penuntun Praktikum Penilaian Status Gizi Secara Biokimia dan Antropometri. Makassar: Universitas Hasanuddin.8. Fatmah. 2005. Persamaan (Equation) tinggi Badan Manusia Usia Lanjut (Manula) Berdasarkan Usia dan etnis pada 6 Panti terpilih di DKI Jakarta dan Tangerang tahun 2005. Jurnal UI. X :ISSN 1693-6728.9. Kristanti. 2010. Penakit Akibat Kelebihan dan Kekurangan Vitamin, Mineral dan Elektrolit. Yogyakarta : Citra Pustaka.10. Sediaoetama AD. Ilmu Gizi. Edisi ke-1. Jakarta: Penerbit Dian Rakyat; 2008.h.75-8311.

1