youth camp toward cop 21 paris
Post on 28-Feb-2018
233 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
1/100
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
2/100
KATA PENGANTAR iiiYOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISii
Kata Pengantar
YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARIS
Hak cipta dilindungi Undang-undang
All Right Reserved
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
3/100
YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARIS KATA PENGANTARiv v
KATA PENGATAR
Saat ini, pada akhir 2015, sebanyak 151
kepala Negara hadir di Paris perncis untuk menghadiri
pertemuan Conference of Parties 21 (COP21). Presiden
RI, Joko Widodo dalam sambutannya menyampaikan
komitmen Indonesia kedepan dalam pengurangan emisiyaitu penurunan emisi 29% di tahun 2030 dan 41%
dengan kerja sama internasional. Sebagaimana dikutib
oleh banyak media massa.
Dalam Forum COP 21 itu, Presiden Jokowi akan
menyampaikan langkah-langkah konkrit Indonesia
dalam pencegahan kebakaran hutan dan lahan,
terutama perbaikan tata kelola lahan gambut.
Konferensi ini sebenarnya sangat penting untuk
mencapai suatu perjanjian internasional baru mengenai
perubahan iklim, yang berlaku untuk semua negara
dengan tujuan menjaga pemanasan global di bawah
20C. Konvensi kerangka kerja PBB tentang perubahan
iklim (COP 21) yang diseleakan pada Desember 2015 di
Paris, Prancis.
COP21 ini merupakan konfersnsi yang sangatkrusial. Pada konvensi negosiasi sebelumnya, seluruh
negara sepakat untuk menguraikan tindakan nyata
yang telah dilakukan selama ini sesuai perjanjian
global sebelum pertemuan di Paris nanti. Komitmen
negara-negara ini disebut dengan Intended Nationally
Determined Contributions (INDC). INDC suatu negara
harus memberikan sinyal kepada dunia bahwa mereka
telah melakukan kontribusi nyata untuk memerangi
perubahan iklim melalui pengurangan emisi dan upaya
mengatasi risiko perubahan iklim di masa depan. Dalam
INDC, negara-negara akan mengusulkan informasi
secara lengkap tentang upaya-upaya pengurangan
emisi, periode penangulangan dll.
Sebagai bentuk kontribusi Indonesia dalam upaya
pengurangan emisi global, saat ini Pemerintah melalui
Kementerian PPN/Bappenas telah menyiapkan INDC
yang disampaikan pada pertemuan di Paris. Ruang
lingkup untuk INDC Indonesia menyangkut sektor
kehutanan dan pertanian (termasuk dekomposisi dan
kebakaran lahan gambut), sektor energi, industri dan
limbah.
Selain itu, dalam INDC Indonesia diuraikan
kebijakan dan aksi mitigasi apa yang potensial untuk
dikembangkan dari berbagai sektor serta yang terkait
dengan pembiayaannya. Penyusunan INDC Indonesia
ini diharapkan tidak hanya menguraikan tentang
target dan upaya nasional mengurangi emisi karbon,
melainkan juga memuat tentang proyeksi sejauh mana
ambisius Indonesia beserta kendala yang dihadapi
untuk mempromosikan perubahan iklim sebagai bagian
dari pembangunan berkelanjutan.
Melihat urgensitas pertemuan ini dan masih
sedikitnya perhatian masyarakat, khususnya
pemuda yang tertarik dengan persoalan perubahan
iklim, khususnya COP21, maka diuandanglah para
pemuda/mahasiswa untuk memberikan masukan
kepada delegasi dari Indonesia. Itulah latar belakang
penyelenggaraan Youth Camp on Youth Persective
towards COP21.
Kegiatan Youth camp on Indonesian Youth
perspective Toward COP21 merupakan kegiatan yang
dilakukan dalam rangka menghimpun aspirasi dan
pandangan-pandangan anak muda soal COP 21. Acara
ini digelar atas kerja sama Friedrich Naumann Stiftung
(FNF), Freedom Institute dan Indonesian Youth Team
For Climate Change (IYTCC).
Sedangkan puncak acara diadakan pada tanggal
20-22 September 2015 di Higland Resort Hotel Bogor.
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
4/100
YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARIS KATA PENGANTARvi vii
Sebelumnya dilakukan proses rekrutmen peserta
melalui social media serta website www.iytcc.com.
dan seleksi. Setipa peserta mengirimkan artikel atau
kampenye penyelaman bumi dan pentingnya COP 21 ke
panitia penyelenggara. Ada 48 peserta yang dinyatakan
lolos seleksi dan berhak mengikuti acara Konferensi
pemuda soal COP 21 yang berasal dari banyak daerah,
antara lain; Ambon, Kalimantan, Jawa barat, Jawa
Timur, Jawa Tengah, dan Riau.
Latar belakang peserta youth camp sangat
beragam, baik dari asal daerah maupun latar belakang
keilmuan. Dari form peserta diketahui bahwa pesertaberasal dari Riau, Lampung, Samarinda, Maluku,
Jawa Tengah, Jawa Barat dan DKI Jakarta. Sedangkan
latar belakang kampus-nya antara lain: UI, UNSOED
semarang, Unpad, ITB,IPB UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta dan lain sebagainya.
Acara Youth Camp dipandu dan difasilitatori oleh
Nur kholim. Mangawali acara fasilitator mempersilahkan
programme ofcer FNF, Muhammad Husni Thamrin,
memberikan kata pembuka. Dalam sambutannya, FNF
menyambut baik acara ini. FNF juga sangat terkesan
dengan asal peserta yang jauh dari Jakarta dengan
biaya sendiri. Hal ini menunjukkan kekuatan tekad
dan komitmen terhadap acara ataupun terhadap
isu/persoalan perubahan iklim. Melalui acara ini,
diharapkan kita dapat merumuskan rekomendasi-rekomendasi kebijakan yang berasal dari perspektif
anak muda.
Adapun tujuan diadakannya acara ini adalah.
1. Tersusunnya rekomendasirekomendasi perspektif
anak muda dalam menyambut COP 21 di Paris
pada bulan November 2015.
2. Terciptanya pemahaman peserta tentang isu
perubahan iklim,
3. Terciptanya pemahaman peserta soal kebijakan-
kebijakan nasional, terutamanya kebijakan seKtor
energI.
4. Terciptanya pemahaman peserta soal kebijakan
negera dalam sector industry, lahan dan sampah/
limbah.
5. Tersusunnya rekomendasi kebijakan soal lahan,
energy, industry dan limba
6. Terciptanya jaringan mahasiswa dan pemuda
untuk perubahan iklim.
Dalam sessi menuju COP 21 Para pemibacara
menyampaikan urgensitas forum ini dalam kerangka
mengatasi dampak perubahan iklim. Hal itu
disampaikan oleh 3 narasumber, yaitu ibu GraciaParamita dari UNEP, Zainul Munasichin dari Menpora
dan juga Bapak Yusuf Suryanto dari Bapenas.
Dalam mengatasi perubahan iklim, pemerintah
Indonesia telah menyusun Rencana Aksi Nasional
dan rencana aksi daerah dalam suatu kebijakan yang
ditungakan dalam kerangka mitigasi dan adaptasi
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
5/100
YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARIS KATA PENGANTARviii ix
perubahan iklim. Pada kenyataannya, kegiatan
adaptasi dan mitigasi perubahan iklim merupakan
tindakan yang saling mempengaruhi satu dengan
lainnya sehingga dapat dilakukan dalam satu siklus.
Sebaliknya, jika upaya mitigasi yang dilakukan tidak
signifkan, maka dampak perubahan iklim yang terjadi
akan mempersulit upaya adaptasi di masa depan.
Inisiatif untuk mengatasi dampak perubahan iklim di
anggap dapat menurunkan laju pertumbuhan ekonomi,
terutama di negara berkembang. Namun, hal tersebut
juga memberikan peluang investasi yang sangat besar.
Fakta menunjukkan upaya mitigasi dapat menelanbiaya yang sangat besar (banjir California, Jakarta, dll).
Sedangkan Zainul Munasichin, Staf Ahli Menpora
menyampaikan rasa bangga dan percayanya terhadap
potensi anak-anak muda di Indonesia. Dalam mengatasi
perubahan iklim, kementrian pemuda dan olah raga
(MENPORA) telah menyusun serangkaian program
yang dapat mengatasi persolan perubahan iklim. Salah
satunya adalah lewat kepeloporan pemuda dalam
berbagai bidang, antara lain:
1. Pemuda Maritim Gerakan Kepeloporan pemuda
pesisir di 98 Kabupaten Pesisir paling rentan
kerusakan lingkunan
2. Pemuda Hebat Gerakan Kepeloporan pemuda di
100 desa mandiri energi terbarukan
3. Pemuda Tani Gerakan Kepeloporan pemuda di
bidang Kedautalan Pangan di 100 desa rintisan
4. Pemuda Hebat Gerakan Kepeloporan Rehabilitasi
di 20 Daerah Aliran Sungai (DAS)
5. Kampanye Pemuda Lingkungan-
6. Forum Pemuda Internasional Untuk Lingkungan
Hidup Tingkat
7. Pemuda Relawan Gerakan Kepeloporan pemuda
penanganan tanggap bencana di 34 Propinsi
8. Pemuda Hebat Gerakan Kepeloporan pemuda di
bidang Pemnberdayaan 92 Kabupaten Terluar di
Indonesia
9. Pemuda Desa Wisata Gerakan Kepeloporan
Pemuda untuk Pengembangan 100 Desa Wisata
Pembicara dari Pusat data dan Informasi Pusdatin
kementrian ESDM untuk memberikan input soal
kebijakan energy nasional. Dalam pemaparannya,
potensi energy nasional kita adalah sebagaimana
berikut;
NOENERGI BARU
TERBARUKAN
SUMBER DAYA
(SD)
KAPASITAS
TERPASANG
(KT)
RASIO KT/SD
(%)
1 2 3 4 5 = 4/3
1 Hydro 75.000 MW 7.572 MW 10,1%
2 Panas Bumi 28.617 MW 1.343,5 MW 4,7 %
3 Biomass 32.654 MW 1.716,5 MW 5,26 %
4 Tenaga Surya4,80 kWh/m2/
day42,77 MW -
5 Tenaga Angin 3 6 m/s 1,87 MW -
6 Samudera 49 GW ***) 0,01 MW ****) -
7 Uranium 3.000 MW *) 30 MW **) -
*) Hanya di Kalan Kalimantan Barat**) Sebagai pusat penelitian, non-energi***) Sumber Dewan Energi Nasional
****) Prototype BPPT
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
6/100
ROAD TO COP 21 xiYOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISx
Sedangkan kebijakan yang dilakukan dalam
rangka penghematan energy adalah:
1. Penghematan penggunaan energi fnal melalui
penggunaan teknologi lebih efsien maupun
penghematan energi
2. Penggunaan bahan bakar yang lebih efsien
3. Peningkatan penggunaan Energi Baru
Terbarukan
4. Pemanfaatan teknologi bersih (pembangkit,
transportasi)
5. Pengembangan transportasi massal rendahemisi, berlanjut dan ramah lingkungan
6. Reklamasi lahan tambanan
Demikian. Terimaksih
DAFTAR ISI
Pengantar ~ iii
Daftar isi ~ xi
Road To COP 21
Road To COP 21~ 13 Youth Camp and Climate Change~ 23
Kebijakan Energi dan Pengembangan EBT untuk
Penurunan Emisi GRK~ 45
Menggerakkan Pemuda dalam Memperkuat
Pembangunan Berkelanjutan~ 55
Perencanaan Nasional : Program dan Kebijakan
Perubahan Iklim INDC-Indonesia
Intended Nationally Determined Contributions
(INDC)~ 63
Dokumen Pendukung Penyusunan INDC
Indonesia~ 67
Perencanaan Nasional: Program dan Kebijakan
Perubahan Iklim (BAPPENAS)~ 115
Final Draft INDC Indonesia~ 141 Indonesia INDC and Road to Paris~ 157
Kontribusi Anak Muda dalam COP 21
Pengatar Diskusi Kelompok~ 167
Komisi Energi~ 171
Komisi Limbah~ 179
Komisi Industri~ 185
Komisi Lahan~ 191
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
7/100
YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARIS ROAD TO COP 21xii 13
ROAD TO COP 21
Road To Cop 21
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
8/100
YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARIS ROAD TO COP 2114 15
ROAD TO COP 21 :
OPPORTUNITIES AND CHALLENGE
Gracia Paramitha, S.Hub.Int, M.Si
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
9/100
YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARIS ROAD TO COP 2116 17
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
10/100
YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARIS ROAD TO COP 2118 19
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
11/100
YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARIS ROAD TO COP 2120 21
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
12/100
YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARIS ROAD TO COP 2122 23
Youth Camp andClimate Change
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
13/100
YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARIS ROAD TO COP 2124 25
Youth Camp on Climate Change
Yusuf Suryanto
Bogor, 20 September 2015
1
Prolog
Yusuf Suryanto
Perencana Bidang Energi di Bappenas
Minat:
Public Policy Energy Policy
Economic Regulation
2
Indonesia dan Perubahan Iklim
3
Indonesia memiliki kepentingan terhadap
upaya pengurangan dampak Perubahan
Iklim.
Indonesia merupakan salah satu emitter
terbesar di dunia (ke enam). (2.1 3.3 GtCO2
antara 2005-2030*)
Indonesia termasuk negara emerging
economies(mjd anggota G20).
Indonesia sangat rentan terhadap perubahan
iklim. Diperkirakan potensi kerugian akibatperubahan iklim akan menjadi sangat besar.
Indonesia dapat menjadi role model terkait
pengurangan emisi.
* source: SNC 2010
Tingkat Emisi CO2National
4
Energi memiliki
tingkat
percepatan
paling tinggi
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
14/100
YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARIS ROAD TO COP 2126 27
Latest IPCC Findings
Berbagai fakta menunjukkan bahwa perubahan iklim telah dan sedang
berjalan
5
Kerangkakerja IPCC
6
Article 3.3 of UNFCCC:The parties should take precautionary
measures to anticipate, prevent orminimize the causes of climate change andmitigate its adverse effects . Where there
are threats of serious or irreversibledamage, lack of full scientific certaintyshould not be used as a reason for
postponing such measures,
Long-term objective:Keep global temperaturerise at 2 degrees Celsius
by 2100
Sumber: S. Watanabe, IEEJ
WG 1- The Physical ScienceBasis
Scientific based
Saat inisebagianbesar
orang yakin PI akibatulahmanusia
WG 2- CC Impacts, Adaptationand Vulnerability
Terkaitpersiapan utkberadaptasi dgnresiko
Skenario2 derajatberdampakburukbagi manusia
WG 3- Mitigation of CC
Penyiapanrencana aksiutkmengurangidampak
Agar skenario 2 derajat
dapat di manage
PrecautionaryPrinciple
Un-certainty
RiskAction
Mitigasi atau Adaptasi
7
Pada kenyataannya, kegiatan adaptasi dan mitigasi perubahan iklimmerupakantindakan yang
saling mempengaruhi satu denganlainnya sehingga dapatdilakukan dalamsatu siklus. Sebaliknya,
jika upaya mitigasi yang dilakukan tidak signifikan, maka dampak perubahan iklim yang terjadi akan
mempersulit upaya adaptasi di masa depan.
Inisiatif untuk mengatasi dampak perubahan iklim di anggap dapat menurunkan laju pertumbuhan
ekonomi, terutama di negara berkembang. Namun, hal tersebut juga memberikan peluang investasi
yang sangat besar.
Fakta menunjukkan upaya mitigasi dapat menelan biaya yang sangat besar (banjir California,
Jakarta, dll).
EvolusiPenanganan Perubahan Iklim
Global (1)
8
The nineteenth session of the Conference of
the Parties (COP 19) took place from 11 to 22
November 2013 in Warsaw, Poland.
The 20th session of the Conference of
the Parties took place from 1 to 14
December in Lima, Peru
COP 21 November 2015 di Paris
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
15/100
YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARIS ROAD TO COP 2128 29
Evolusi Penanganan Perubahan Iklim
Global (2)
9
1994 2005 2 008-201 2 201 3-2020 2020 -2 030
UNFCCC
berlaku
Kyoto
Protocol
berlaku
KP 1st Commitment
Top-down approaches
Target on developed
countries only
KP 2nd Commitment
Top-down for
developed countries
Bottom-up for
developed & developing
countries
Post-2020
TBD di Paris?
Bottom-up for all
countries
Saat
ini
Sumber: S. Watanabe, IEEJ
CDM
Projects
Target
26%/41% INDC
s/d 2012,
Indonesaihanya
menjadiobserver
Mulai2012,
Indonesai
berkomitmen
sukarela
Indonesai
mempersiapkan
Post-2020 target
EvolusiPenanganan Perubahan Iklim
Global (3)
Dalam Kyoto Protocl (KP), target penurunan global ditentukan dan
kemudian alokasi untuk setiap negara ditentukan.
Di Paris, setiap negara berkomiten pada suatu target (Intended NationallyDetermined Commitment-INDC) untuk Post-2020
Latest progress, 35 countries submitted
Type of Policy or Action
11Sumber:GHG PROTOCOL &WRI, 2015
Upayayang dilakukanJepang (1)
12Sumber:S. Watanabe, IEEJ
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
16/100
YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARIS ROAD TO COP 2130 31
Upayayang dilakukanJepang (2)
13Sumber:S. Watanabe, IEEJ
Upayayang dilakukan Jepang (3)
14Sumber:S. Watanabe, IEEJ
PerkembanganKebijakan Nasional
15Sumber:Perkembangan Penanganan PI, Bappenas
Komitmen Nasional RAN GRK
16
Emisi terbesar di 2020 diperkirakan berasal dari sektor kehutanan dan
Energi
Upaya pengurangan emisi seharusnya fokus pada kedua sektor
dimaksud
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
17/100
YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARIS ROAD TO COP 2132 33
RAN GRK Perpres 61/2011
17
NAMAs
Pemerintah menyusun Nationally Appropriate Mitigation Actions (NAMAs)
sebagai alat untuk memfasilitasi dukungan masyarakat international
terhadap aksi-aksi dalam RAN GRK
18
KerangkaKerjaNasional
19Sumber: Perkembangan Penanganan PI, Bappenas
Penyusunan INDC Indonesia
20Sumber: Medrilzan, Bappenas
Article 3.4 of UNFCCC:
policies and measures toprotect the climate system
against human-induced should be integrated
with national
development program
Prinsip penyusunan rencana aksi
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
18/100
YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARIS ROAD TO COP 2134 35
Capaian
21Sumber: MedrilzamBappenas
Tiga(3) TantanganUtamaPembangunan
Nasional
2025-2030 ada peluang bonus demografi (proporsi penduduk produktif >
proporsi penduduk non produktif (anak-anak dan lansia)!
Pembangunan ke depan harus dapat mempersiapkan agar ini menjadi
peluang (bonus) dan bukan beban (liabilities)
Indonesia sudah menjadi Middle Income Country(level bawah)!
Pembangunan ke depan harus menyiapkan landasan untuk menghindar
dari Middle Income Trap
Pembangunan berkelanjutan! People-Profit-Planet didukung dengan
governance
22
Trisakti dan Nawacita
23
Strategi Pembangunan Nasional
24
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
19/100
YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARIS ROAD TO COP 2136 37
Indikator 2014*
(Baseline) 2019
Pembangunan Manusiadan Masyarakat
" Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 73,83 76,3
" Indeks Pembangunan Masyarakat 0,55 Meningkat
" Indeks Gini 0,41 0,36
Ekonomi Makro
" Pertumbuhan ekonomi 5,1% 8,0 %
" PD B pe r K api ta ( Rp r ib u) t ah un d as ar 2 01 0 43. 403 72.217
" Inflasi 8,4% 3,5%
" Tingkat Kemiskinan 10,96 % *) 7,0-8,0%
" Rasio Pajak (Tax Ratio) tahundasar2010**) 11,5% 16,0%
" Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 5,94% 4,0-5,0%
Beberapa Sasaran Makro RPJMN 2015-2019
Sasaran Makro
*) Tingkat kemiskinan Bulan September 2014, sebelum adanya kebijakan pengurangan subsidi BBM pada Bulan November 2014
25
Arah Pemanfaatan Energi
26
Bukan lagi menjadikomoditi
Tetapi sebagai modal
pembangunan
Bukan lagi menjadikomoditi
Tetapi sebagai modal
pembangunan
Sumber DayaEnergi
Bukan energi alternatif
Tetapi energi utama
Bukan energi alternatif
Tetapi energi utamaEBT
Tidak hanya sisipenyediaan
Tetapi juga sisipermintaan
Tidak hanya sisipenyediaan
Tetapi juga sisipermintaan
PengelolaanEnergi
Perubahan Paradigma Peningkatan Bauran Energi
TRANSPORT
Konversi kegas bumi
Konversi kebiofuel
INDUSTRI*
PemanfaatanNRE**
Optimalisasigas & batubara
RUMAH TANGGA
Konversi kegas bumi
Pemanfaatanbiogas
PemanfaatanNRE (sptmatahari)
*Termasuk Listrik
**New andRenewableEnergi (nuklir, biomasa dansampah)
Energy Policy
27
National Energy Policy ---- Government Regulation No. 79 Year 2014
Energy Balance Table 2013
Source: Energy and Economics Statistic 2014, Ministry of Energy and Mineral Resources
Natural gas supply:
Pipeline export: 60.2 million BOE LNG export: 159.5 million BOE
Oil supply:
Crude oil import: 118.3 million BOE Fuel oil import: 192.7 million BOE
Energy consumption:
Natural gas: the biggest consumer is industry (76%) Fuel oil: transportation (77%) Household uses mainly biomass and LPG (for cooking)
and electricity
Self Suff.: 190%
Dependence:
Coal: 26%Natural gas*: 15.2%Oil**: 33%Import crude:7,5%Import fuel:12%
*incl. LNG
**crude & fuel
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
20/100
YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARIS ROAD TO COP 2138 39
Sasaran dan Kerangka Pembangunan
2015-2019
29
Energi dan Perubahan Iklim
30
Achieving sufficienteconomic growth
Lower CO2emission,
compared to BAU
Expand Electricityaccess : (1) Power
Plant capacity ~on/off-grids; (2)
Utilizing new andrenewable energy
Provide Energyaccess for HH:(1) City Gas Devt:(2) Expanding LPGservice; (3) Usage
of local energy(biogas)
Enhance finalenergy supply: (1)Developing Nat. gas
transmission lines: (2)Increasing Oil refinery
capacity: (3) Setting upnational energy reserves
Increaseenergy
efficiency:!Audit energy and
energyconservation
Formulatepricingpolicy
Develop Alternativefuel for
transportation:
(1) Providing nat. gasfuel pumps; (2)
Developing biofuel
Note: Modern energy access is defined as a household having reliable and affordable access to
clean cooking facilities and electricity (incl. adequate level of consumption)
Energy Start-Up?
Sektor energi memiliki peluang yang terbuka lebar untuk berkembangnya
entrepenuer muda (energy start-up)
Pemerintah, melalui Kementerian ESDM telah melakukan berbagai
tindakan untuk mendorong munculnya peran yang lebih dominan bagi
badan usaha (termasuk energy start-up)
31
No. Energi Harga Pembelian
Tegangan Menengah
1. Biomassa Rp. 975,- / kWh X F
2. Biogas Rp. 975,- / kWh X FTegangan Rendah
1 Biomassa Rp. 1.325,- / kWh X F
2 Biogas Rp. 1.325,- / kWh X F
Faktor insentif (F):
Wilayah Jawa, Bali, Sumatera : F = 1
Wilayah Kalimantan, Sulawesi , NTB dan NTT : F = 1,2
Wilayah Maluku dan Papua : F = 1,3
FiT utk PLTS, PLTA,
Sampahkota
Isu Penting Sektor Energyyang Masih
Perlu Penanganan
32
1
2
3
4
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
21/100
YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARIS ROAD TO COP 2140 41
Terima Kasih
33
Direktorate ofEnergi, Telecommunication and Informatics
4th Floor, Main Building, BAPPENAS
Jl. Taman Suropati No.2, Menteng, Jakarta 10310
Tel/Fax: (021) 391 2422
yusuf.suryanto@bappenas.go.id
http://yusufsuryanto.blogspot.com
when you talk, youre repeating what you already know, but if you listen, you
may learn something new
Abatement Cost
34
Indonesias estimated average abatement cost is in the order of 2
USD per tCO2e by 2030
Indonesia has the potential to reduce its GHG emiss ions by 2.3 Gt, representing a
reduction of approximately 72 percent comparedto the current trend. Thus, emissionsin
2030 would be 67 percent lower thanemissionsin 2005.
Power Sector
35
In 2030 emissions: 810 MtCO2e, abatement potential: 225 MtCO2e
GHG di Indonesia (1)
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
22/100
YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARIS ROAD TO COP 2142 43
GHG di Indonesia (2)
38
39
40
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
23/100
YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARIS ROAD TO COP 2144 45
CDM Projects
41
Kebijakan Energi danPengembangan EBT untuk
Penurunan Emisi GRK
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
24/100
YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARIS ROAD TO COP 2146 47
Kementerian ESDM Republik Indonesia
I. Kebijakan Energi Nasional dan
Rencana Umum Energi Nasional 3
II. Potensi dan Pengembangan EBT 18
III. Pemuda dan Mitigasi Perubahan Iklim 33
2
DAFTAR ISI
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
25/100
YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARIS ROAD TO COP 2148 49
Kementerian ESDM Republik Indonesia
SASARAN KEN
23%
25%30%
22%5%
46%
31%
18%
194
MTOE
~ 400
MTOE
Energi Baru dan Terbarukan
Minyak Bumi
Gas Bumi
Batubara Tahun 2025Kondisi Saat ini
Saat ini Tahun 2025
Pembangkit Listrik 51 GW 115 GW
Konsumsi Energi 0,8 TOE/kapita 1,4 TOE/kapita
Konsumsi Listrik 776 KWh/kapita 2.500 KWh/kapita
EBT
Minyak
Gas
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
26/100
YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARIS ROAD TO COP 2150 51
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
27/100
YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARIS ROAD TO COP 2152 53
Kementerian ESDM Republik Indonesia
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
28/100
YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARIS ROAD TO COP 2154 55
Menggerakkan Pemudadalam Memperkuat
Pembangunan Berkelanjutan
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
29/100
YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARIS ROAD TO COP 2156 57
Menggerakkan Pemuda Dalam Memperkuat
Pembangunan Berkelanjutan
Zainul Munasichin, MA
(Staf Khusus Menpora RI Bidang Kepemudaan)
INDONESIA YANG
ELOK NAN INDAH
Kementerian
Lingkungan Hidup (KLH)
melansir tingkat
kerusakan lingkungan
di Indonesia mengalami
peningkatan setiap
tahun. Kerusakan itu
bahkan sudah
mencapai 4050
persen dari luas
wilayah Indonesia
sekitar 190 juta
hektare.
Laju deforestasi mencapai 1,8 juta hektar/tahun yang mengakibatkan 21% dari 133 juta
hektar hutan Indonesia hilang. Hilangnya hutan menyebabkan penurunan kualitas
lingkungan, meningkatkan peristiwa bencana alam, dan terancamnya kelestarian flora
dan fauna.
30% dari 2,5 juta hektar
terumbu karangdi
Indonesia mengalami
kerusakan. Kerusakan
terumbu karang
meningkatkan resiko
bencana terhadap daerah
pesisir, mengancam
keanekaragaman hayati
laut, dan menurunkan
produksi perikanan laut.
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
30/100
YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARIS ROAD TO COP 2158 59
Indonesia memiliki sedikitnya 5.590 sungai utama
dan 65.017 anak sungai. Dari 5,5 ribu sungai
utama panjang totalnya mencapai 94.573 km
dengan luas Daerah Aliran Sungai (DAS) mencapai
1.512.466 km2. Asian Development Bank (2008)
pernah menyebutkan pencemaran air di Indonesia
menimbulkan kerugian Rp 45 triliun per tahun.
Bahkan pada 2010, Sungai Citarum pernah
dinobatkan sebagai Sungai Paling Tercemar di
Duniaoleh situs huffingtonpost.com
Peringkat ke-2 eksportir batu bara dunia
Peringkat ke-9 eksportir emas dunia
LIMA PENYEBAB KERUSAKAN
LINGKUNGAN :
(1) konversi hutan alam menjadi
tanaman tahunan,
(2) konversi hutan alam menjadi
lahan pertanian dan perkebunan,
(3) eksplorasi dan eksploitasi
industri ekstraktif pada kawasan
hutan (batu bara, migas,
geothermal),
(4) pembakaran hutan dan lahan,
dan(5) konversi untuk transmigrasi dan
infrastruktur lainnya
DARURAT LINGKUNGAN
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
31/100
YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARIS ROAD TO COP 2160 61
.
APA YANG
BISA KITA
LAKUKAN ?
.
KOMITMEN
JOKOWI-JK
Pembangunan Berkelanjutan di Nawa Cita Jokowi
Memperkuat konsep Eko Region.
Pembangungan Lingkungan berbasis
kawasan
Penggabungan Kementerian LH dan Kehutanan
26 % penurunan efek rumah kaca di 2020
Law Enforcement (Penegakan Hukum)
PESAN KUAT PRESIDEN KEPADA
PARA PERUSAK LINGKUNGAN
HIDUP DI INDONESIA
Beberapa rancangan program kepemudaan Kemenpora RI TA 2016 untuk
lingkungan hidup
Di mana peran pemuda?.....
Pemuda Maritim
Gerakan
Kepeloporan
pemuda pesisir di
98 Kabupaten
Pesisir paling
rentan kerusakan
lingkunan
Pemuda Hebat
Gerakan
Kepeloporanpemuda di 100
desa mandiri
energi terbarukan
Pemuda Tani
Gerakan
Kepeloporan
pemuda di bidang
Kedautalan Pangan
di 100 desa rintisan
Pemuda Hebat
Gerakan
Kepeloporan
Rehabilitasi di 20
Daerah Aliran
Sungai (DAS)
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
32/100
PERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia 63YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARIS62
Beberapa rancangan program kepemudaan Kemenpora
RI TA 2016 untuk lingkungan hidup
Kampanye
Pemuda
Lingkungan-
Forum Pemuda
Internasional
Untuk Lingkungan
Hidup Tingkat
Pemuda Relawan
Gerakan
Kepeloporan
pemuda
penanganan
tanggap bencana
di 34 Propinsi
Pemuda Hebat
Gerakan
Kepeloporan
pemuda di bidang
Pemnberdayaan 92
Kabupaten Terluar
di Indonesia
Pemuda Desa
Wisata
Gerakan
Kepeloporan
Pemuda untuk
Pengembangan
100 Desa Wisata
TERIMA KASIH
Salam Pemuda . !!!
PERENCANAAN NASIONAL:
PROGRAM DAN KEBIJAKAN
PERUBAHAN IKLIM
INDC-INDONESIA
Menggerakkan Pemudadalam Memperkuat
Pembangunan Berkelanjutan
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
33/100
YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia64 65
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
34/100
YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia66 67
Dokumen PendukungPenyusunan INDC Indonesia
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
35/100
YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia68 69
Kata Pengantar
ndonesia berkomitmen untuk melanjutkan upaya penanganan perubahan iklim sebagai bagian
dari pembangunan berkelanjutan yang lebih baik. Pada skala global, Indonesia juga ikut
berkontribusi terhadap upaya penanganan perubahan iklim, yang bukan hanya melibatkan upaya
untuk memperkuat ketahanan masyarakat terhadap perubahan iklim yang telah terjadi. Kedua upaya
Penanganan Perubahan Iklim telah mulai diarusutamakan dalam Rencana Pembangunan Jangka
INDC Indonesia telah disiapkan sedemikian rupa sehingga selaras dengan dengan kebijakan perubahan
iklim di Indonesia. Dokumen pendukung ini menjelaskan pendekatan penyusunan INDC di Indonesia,
yang telah melibatkan berbagai kementerian dan lembaga terkait. Proses pengembangan model sistem
melihat dampak dari pelaksanaan kebijakan terkait penanganan perubahan iklim di berbagai sektor.
Dokumen ini diharapkan dapat memberikan informasi yang jelas mengenai dasar pengajuan INDC
Indonesia. Termasuk di dalamnya informasi mengenai ruang lingkup pemodelan di lima sektor (ekonomi,
iklim di Indonesia.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/
I
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
36/100
YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia70 71
Kata Pengantar 3
1. Pendahuluan 5
Dengan Pendekatan System Dynamics 14
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
......
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
......
.
.
.
.
.
.
1. Pendahuluan
Business as Usual
. Komitmen ini secara nasional diwujudkan
Selain itu untuk meningkatkan peran serta pemerintah daerah dalam upaya penurunan GRK, Peraturan
wilayah.
kesepakatan internasional untuk menyampaikan INDC (
P
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
37/100
YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia72 73
RAN- GRK
2010-2020
RPJMN
2015-2019
Kaji Ulang RAN-GRK
(Jan-Aug 2015)
Penyusunan BAU
baseline kaji ulang dan
Integrasi Kebijakan
Saat ini Proses kaji ulang RAN-GRK danPenyusunan I-INDC
Proses
Teknokratik
RAN-GRK
Terbaru
2010-20xx
Indonesia INDC pengajuan Indonesia
INDC ke UNFCCC
Revisi PerPres RAN-GRK
Proses Politik
keputusankeluaran
Model I-INDC
.........................................................................................................................
..................................................................
...............................................
...................
oleh negara Pihak terkait INDC disiapkan dengan baik supaya jelas, transparan dan dapat dipahami, dapat
mencakup, sebagaimana diperlukan, antara lain:
a.
b. Periode waktu dan/atau periode pelaksanaan
c. Cakupan
d. Proses perencanaan
e. Asumsi
f.
pogenik dan, sebagaimana diperlukan, penghindaran emisi.
Indonesia sendiri telah menetapkan prinsip penyusunan INDC sebagai berikut:
a. Kontribusi Indonesia bersifat sukarela dengan prinsip dan
berdasarkan pada kemampuan negara.
b.
c. INDC harus memperkuat pengaturan jangka panjang kelembagaan yang sudah ada, yang juga ber
manfaat untuk implementasi masa mendatang
d. INDC harus mendukung proses integrasi kebijakan, khususnya kebijakan non perubahan iklim dengan
kebijakan perubahan iklim. Pertumbuhan ekonomi, pembangunan berkelanjutan serta pengentasan
kemiskinan saling memperkuat dan mendukung tujuan penanganan perubahan iklim.
a. inisiasi;
b. kompilasi informasi yang ada;
c. analisis pilihan baru;
d. desain INDC; dan
e. komunikasi.
yang tercantum dalam dan , BAU baseline, prakiraan
a. Mengkaji kebijakan nasional terkait perubahan iklim yang berlaku;
b. Menganalisis dampak kebijakan terkait perubahan iklim dalam pengurangan emisi GRK pra dan paska
;
c. Memperkirakan dampak kebijakan nasional di masa yang akan datang terhadap potensi penurunan
emisi GRK;
d.
e. Menganalisis dampak kontribusi dan kebijakan nasional terkait perubahan iklim terhadap sektor
.
untuk menganalisis
yang akan digunakan adalah model terintegrasi dengan pendekatan .
Penggunaan model akan memungkinkan pemahaman yang lebih baik terhadap konsekuensi pelaksanaan
P
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
38/100
YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia74 75
dibangun oleh pengambil keputusan; dan kerangka dalam
dan penyusunan INDC, maka pendekatan
akan digunakan dalam membangun model yang dimaksud.
dapat membahas isu makro (antara lain
memungkinkan analisis lintas sektor, termasuk umpan balik,
penundaan dan berbagai perubahan dalam satu sektor.
Objectives
Strategy
Simulatedresults Decisions
Planningmodels
Currentsituation
InformationFeedback
LearningProcess
Roleof PlanningModels
Sesuai dengan gambar di atas, proses pembuatan kebijakan dimungkinkan untuk menambahkan loop
untuk memperoleh umpan balik yang baik, input yang kredibel dan terpercaya. Garis besar model system
dynamics dapat dilihat pada gambar 3 di bawah ini:
Limbah
Kesejahteraan
Emisi CO2Kebijakan
Kebijakan
?
Populasi
Industri
lahan Energi
Ekonomi Transportasi
(Hernandez, nd)
Proses komunikasi dalam dapat digambarkan melalui hubungan antara obyek, strategi,
keputusan, situasi saat ini dan informasi umpan balik yang menghasilkan kebutuhan penyesuaian strategi.
Model System Dynamic
Insentive
/Disinsentive
GDP/ Keb. tenaga Kerja
Tenaga Kerja
Konsumsi
Polusi
Populasi
Kesejahteraan
Kesejahteraan dan Tingkat kemiskinan
Limbah
Lahan
Limbah
Konsumsi Energi
pajak
Emisi
Ekonomi Emisi CO2
Kebijakan
Populasi
Kesejahteraan
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
39/100
YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia76 77
selaku koordinator turut melibatkan berbagai kementerian terkait, akademisi dan pemangku
dan Kehutanan, Kementerian Pertanian, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian
Perhubungan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Perindustrian,
P
Presiden
Tim Pengarah Kaji
Ulang RAN-GRK-Ketua
BAPPENAS
Sekretariat
RAN-GRK
UNFCCC
Focal Point
(KLHK)
Pokja Energi dan Limbah
Kem. ESDMKem.
Perindustrian
Kem. LH
& KehutananKem.
Pertanian
Kem.
Keuangan
KADIN
BAPPENASBAPPENASKem.
PerhubunganKem. PU
BAPPENAS
Pokja Lahan Pokja Ekonomi dan Keuangan
dasar pengambilan keputusan dilaksanakan dengan pendekatan . Dengan demikian
yang melibatkan kementerian dan lembaga terkait dijelaskan pada gambar berikut ini.
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
40/100
YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia78 79
l l .
l l l .
Januari Februari 2015
Kerangka Kerja Konsultan
Pembentukan 3 pokja analisis: Energy, Land Based and Limbah Rekrutmen Konsultan
April 2015
Pembahasan Pemodelan SistemDinamik Baseline terintegrasi
Juni 2015
Minggu II Juni 2015: PembahasanDraft Perpres No. 61 tahun 2011
July 2015: Konsultasi publik
Juli - September 2015
Konsultasi Publik
Finalisasi RAN-GRK and INDC Penyampaian INDC ke UNFCCC
perubahan iklim sebagai bagian dari isu pembangunan lintas bidang yang terkait dengan sektor
ekonomi. Karena itu, dalam penyusunan INDC diperlukan model ekonomi makro sebagai salah
emisi GRK. Dengan demikian dapat dilakukan pengukuran dampak emisi GRK dari berbagai skenario
a. Memilih dan menentukan jenis dan jumlah sektor ekonomi yang akan dimodelkan ;
b.
;
c. pembangunan yang terkait
dengan emisi GRK diberbagai bidang ;
d. pembangunan
yang terkait dengan emisi GRK diberbagai bidang ;
e. GDP, laju pertumbuhan
ekonomi;
f.
ekspor, dan impor.
K
dapat dilihat pada gambar di
bawah ini:
Aggregate
DemandFinalDemand
Desired FD
Demand
Average
Expected Demand
(FDe)
Desired Output
Output
Value Added
Desired Stock
Investment
+
+
+
+
+
+
+
invers[I-A]
+ GDP
+
Export
{eksogenous}
+
+
Capacity
Utilization
+
+
PotentialOutputCapital +
+
+
Expcted Value
Added+
VA Ratio
+
+
Resources
Demand
Carrying Capacity
Resources
+
Resources
Consumption
++
-
Investment
+
+
Resources
Adequacy
-
+
+ Impor
-
Resources
Availibility +
+
Capacity Impor
++
l l :
.
. l l l
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
41/100
YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia80 81
Penjelasan dari diagram tersebut adalah sebagai berikut:
a. Permintaan (
biaya input antara;
b. Keterkaitan ekonomi dengan sektor lainnya dijembatani melalui konsep , yang
mencakup ketersediaan energi, ketersediaan alokasi lahan, dan ketersediaan sumber daya bahan baku
industri;
c.
berdampak kepada hasil dan nilai tambah aktual. Apabila
hasil aktual yang terjadi akan lebih kecil daripada hasil yang diharapkan;
d.
dapat dilakukan. Impor di satu sisi mampu meningkatkan ketersediaan energi untuk penggerak
ekonomi, namun di sisi lain akan mengurangi nilai tambah karena akan menambah biaya produksi.
Karena itu, dalam diagram keterkaitan ini terdapat kebijakan impor untuk menjaga stabilitas ekonomi.
energi menunjukkan tren peningkatan dan diperkirakan akan mendominasi emisi GRK pada masa datang.
Berdasarkan kombinasi antara panduan IPCC dengan basis data yang digunakan serta lingkup model secara
umum yang melibatkan pertumbuhan ekonomi dan juga populasi maka batasan untuk model bidang
dikembangkan sebagai berikut:
B
Variabel PenggerakVallueAdded
Industri
Sektor Pengguna Energi
Konsumsi Energi
Industri
FUELTYPE
Biomass
Batubara
Briket Batubara
Gas Alam
Kerosene
ADOEmisi Sektor
Energi
Energi Primer:
1.Batubara2.Minyak bumi
3.Gas
4.Terbarukan
IDO
Fuel Oil
Other Petroleum
Product
LPG
Listrik
Konsumsi Energi
Industri RT
Konsumsi EnergiKomersial
Konsumsi Energi
Transportasi
Konsumsi Energi
Lainnya
Rumah Tangga
Komersial
Transportasi
Lainnya
Variabel Penggerak
(Jumlah RT/Populasi)
Variabel PenggerakValueAdded
Variabel Penggerak
ValueAdded
Variabel Penggerak
-PopulasiEkonomi (ValueAdded)
Adapun untuk emisi yang bersumber dari kegiatan eksploitasi sumber daya energi
Variabel Penggerak
Vallue Added
Eksplorasi Minyak Bumi
Eksploitasi Gas Alam
Emisi Fugitive
efek pertumbuhan GDP per kapita, di mana diasumsikan semakin meningkat GDP per kapita maka
akan semakin besar pula kebutuhan energi per kapita penduduk;
dan penduduk kemudian akan mempengaruhi ekspoitasi sumber energi
yang akan mengurangi cadangan sumber energi ( Kondisi pemenuhan energi
ini akan menambah ketersediaan energi (
kependudukan tetapi akan berpengaruh terhadap nilai tambah dalam negeri karena dikurangi impor
energi tersebut;
Ketersediaan energi (
(
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
42/100
YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia82 83
Aggregate
Demand FinalDemand
Desired FD
Stock
Demand
Average
Expected Demand
(FDe)
Desired Output
Output
Value Added
Desired Stock
Investment
+
+
+
+
+
+
+
+
invers[I-A]
+
GDP+
Export
{eksogenous}
+
+
Capacity
Utilization
+
+PotentialOutputCapital +
+
+
Expcted Value
Added+
VA Ratio
+
+
Energy Demand
Energy Resources
+
Energy
Consumption
Investment
+
+
Energy Adequacy
-
+
+
Emission from
Energy+
Fugitive Emission
+
Energy Source
Exploitation
+
+
-+
+
Population
Energy Demand per
population
Energy DemandDomestic
+
++
GPD Effect for Energy
Demand Domestic +
+
Import Energy
+-
-+
sehingga pada saat itu adalah pemenuhan melalui impor yang akan mengurangi nilai tambah
pertumbuhan ekonomi nasional.
energi akan dipenuhi dengan impor yang besarnya dibatasi kemampuan keuangan yang dalam model
idang berbasis
kebakaran lahan gambut serta kegiatan pertanian berupa pengelolaan lahan sawah, peternakan
dan penggunaan pupuk.
Sesuai dengan Indonesia 1st
(
B
Hutan
Gambut
Pertanian
Peternakan
Klasifikasi 9 tutupan lahan
(merupakan reklasifikasi dari 23 jenis
tutupan lahan dari data awal)
- Dekomposi gambut
(Peat Decomposition
- kebakaran lahan gambut (peat fire)
- Sawah
- Perkebunan sawit- Lainnya
- Ternak sapi
- Jenis ternak lainnnya
CO2
CH4
N O2
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
43/100
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
44/100
YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia86 87
Pada gambar di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
hutan sekunder dan hutan hasil pemulihan ekosistem (
Sedangkan hutan
Semakin besar luasan suatu hutan, maka semakin besar pula kemungkinan perubahan guna lahan
akan terjadi;
pemanfaatan hutan, maka dari sektor hutan akan semakin meningkat;
Semakin banyak perubahan guna lahan yang terjadi maka semakin besar emisi yang dihasilkan;
Namun, pada beberapa jenis hutan, terdapat beberapa upaya untuk memperbaiki kualitas hutan
tersebut. Misalnya, hutan pemulihan ekosistem akan berubah menjadi hutan sekunder secara
alami dalam jangka waktu tertentu. Kegiatan perbaikan hutan juga dapat terjadi melalui adanya
kebijakan, diantaranya kebijakan penanaman hutan kembali m aupun pengembalian kondisi dan
status hutan yang berubah menjadi guna lahan non hutan;
Dengan adanya kegiatan penghutanan kembali maka diharapkan emisi akan berkurang.
Pada gambar di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
hutan sekunder dan hutan hasil pemulihan ekosistem (
Sedangkan hutan
Semakin besar luasan suatu hutan, maka semakin besar pula kemungkinan perubahan guna lahan
akan terjadi;
pemanfaatan hutan, maka dari sektor hutan akan semakin meningkat;
Semakin banyak perubahan guna lahan yang terjadi maka semakin besar emisi yang dihasilkan;
Namun, pada beberapa jenis hutan, terdapat beberapa upaya untuk memperbaiki kualitas hutan
tersebut. Misalnya, hutan pemulihan ekosistem akan berubah menjadi hutan sekunder secara
alami dalam jangka waktu tertentu. Kegiatan perbaikan hutan juga dapat terjadi melalui adanya
kebijakan, diantaranya kebijakan penanaman hutan kembali maupun pengembalian kondisi dan
status hutan yang berubah menjadi guna lahan non hutan;
Dengan adanya kegiatan penghutanan kembali maka diharapkan emisi akan berkurang.
6 berikut ini menunjukkan diagram keterkaitan untuk kawasan
hutan lindung.
PrimaryForest
Planted Forest
SecondaryForest
planted forestconversionto second
forest
secondaryforestconversionto plant
forest
+
+
degraded primary
forest
+
+
forest conversionto
nonforest+
primaryforest
logging
secondaryforest
logging
value added
forestry
+
Emission+
+ -
Production Forest Non Forest
+
+
nonforest conversionto
forest due to policy
+
+
+
forest loggingdue to
conversion
totallogging
+
+
++
+
+
+
+
+
-
expected value
added foresty
+
PrimaryForestConversionto Plant
Forest+
+
+
+
+
Penjelasan untuk diagram di atas adalah sebagai berikut:
( ;
nya pun sama;
Emisi dapat diturunkan melalui beberapa hal diantaranya adalah dengan melakukan upaya
maupun kebijakan terkait pelestarian hutan. Pada model, salah satu contohnya ditunjukkan dengan
.
maka akan meningkatkan luasan hutan rehabilitasi. Kegiatan ini diharapkan akan menurunkan
kebijakan, secara alami hutan juga dapat mengalami peningkatan kualitas. sehingga emisi akan
menurun. Pada model, hal ini ditunjukkan dengan berubahnya hutan rehabilitasi menjadi hutan
sekunder.
+ +
+
+
+
+
+
+
+
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
45/100
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
46/100
YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia90 91
+
+
+
+
Berikut ini adalah penjelasan dari diagram di atas:
sekunder dan hutan tanaman;
sekunder, hutan tanaman dan guna lahan non hutan. Sedangkan untuk hutan sekunder dapat
menurun pula;
Landuse
;
;
Kegiatan logging akan berpengaruh pada kegiatan ekonomi, utamanya dalam hal peningkatan
;
dihasilkan pun akan semakin besar;
diantaranya melalui upaya maupun kebijakan terkait pelestarian hutan. Pada model, kebijakan
pada turunnya emisi. Selain itu, pelestarian hutan dapat dilakukan agar hutan dapat berkontribusi
pada penurunan emisi karena hutan merupakan penyimpan cadangan karbon yang besar.
ekosistem lahan basah yang dibentuk oleh adanya penimbunan/akumulasi bahan organik di permukaantanah
itu yang berada di hutan primer (
land
di lahan pertanian (
. Semakin besar
luasan total lahan gambut maka semakin besar pula emisi yang dihasilkan. Apalagi jika terjadi kebakaran
dekomposisi sehingga akan menghasilkan emisi. Tingginya emisi ini diharapkan akan mendorong lahirnya
kebijakan guna mengurangi emisi yang muncul akibat adanya kegiatan kebakaran dan perubahan guna
lahan di lahan gambut.
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
47/100
YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia92 93
pada tahun tersebut.
bakar, limbah yang dihasilkan, serta dari proses industri dan penggunaan produk (
dimasukkan ke dalam emisi bidang berbasis energi dan emisi GRK yang berasal dari limbah industri akan
dimasukkan ke dalam emisi bidang berbasis limbah. Dengan demikian emisi dari bidang berbasis industri
a. Emisi GRK yang terjadi selama proses dan reaksi kimia di industry;
b. P yang dikategorikan GRK di dalam produk; dan
c. Penggunaan karbon bahan bakar fosil untuk kegiatan produksi.
Pada dokumen industri mineral dan industri kimia merupakan
dengan emisi dari industri lainnya. Adapun dalam kategori industri mineral, industri yang memiliki emisi
menjadi 3 sub model yaitu model emisi dari industri semen, industri amonia dan industri IPPU lainnya
P
Industri Semen
Industri Amonia
Industri IPPU lainnya
Emisi dari Clinker
Emisi dari proses industri Ammonia
Emisi dari proses untuk industri lainnya
CO2
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
48/100
YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia94 95
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
49/100
YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia96 97
baseline merupakan salah
penyusunan INDC.
a. y s of Indonesia ,Kementerian ESDM terkait data untuk
bidang berbasis energi;
b. Publikasi BPS terkait data sosial, ekonomi dan populasi;
c.
d.
lahan.
untuk menentukan
Adapun batasan (
Tingkat emisi GRK dibatasi oleh
a.
b.
Model pertumbuhan ekonomi dibatasi oleh yang terdiri dari
, dan ketersediaan sumber daya bahan baku untuk industri
6. lama perubahan kategori lahan menjadi hutan sekunder atau hutan tanaman:
a.
b.
S
Tren permintaan energi di sektor transportasi dan rumah tangga dipengaruhi oleh GDP per
kapita dan pertumbuhan populasi sedangkan sektor industri digerakkan oleh
industri
3.
Tidak ada perubahan kategori lahan lain menjadi kategori hutan primer (
6. Tidak ada perubahan tanah mineral menjadi lahan gambut dan sebaliknya
periode proyeksi
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
50/100
YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia98 99
Gas bumi DN
Batubara
Kedaulatan Pangan
3
Pembangunan pelabuhan untuk menunjang tollaut
Pengembangan pelabuhan penyeberangan
3
Pertumbuhan sektor industri
Penambahan jumlah industri berskala menengahdan besar
3
Konsumsi listrik perkapita
Pengembangan jalan nasional
6
Panjang jalur kereta api
Pengembangan pelabuhan
Jumlah bandara
Emisi Gas Rumah Kaca
bab berikut:
:
adalah sebagai berikut:
a. Mengumpulkan data permintaan energi di sektor industri, rumah tangga, komersil, transportasi,
b. Mengumpulkan data eksploitasi dan cadangan energi batubara, minyak, gas dan energi terbarukan
c.
d. Membandingkan GDP per kapita dan konsumsi energi untuk menghasilkan perilaku intensitas energi
untuk seluruh sektor pengguna energi. Nilai dari perbandingan GDP per kapita dengan konsumsi
e.
keputusan terkait pemenuhan permintaan melalui impor;
f.
g.
a.
b. Untuk sektor pembangkit (
c.
berkurangkan konsumsi gas alam dan minyak;
d.
e.
5.2 Lahan
a.
b.
c.
;
d. Menyesuaikan matrik perubahan lahan dengan data dari Kementerian Pertanian untuk menentukan
luas area sawah dan perkebunan sawit;
e. Memasukkan matriks transisi ke dalam dalam model ;
g. Menentukan penggerak terjadinya perubahan lahan;
h. Menghubungkan struktur model kedalam sektor lain yang mempengaruhi perubahan pengaruh
dari bidang berbasis lahan saling terhadap bidang lainnya;
i. Model lahan gambut (
.
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
51/100
YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia100 101
b.
c. Membangun konseptual sistem keterkaitan model subbidang pertanian dan peternakan dengan
menggunakan diagram keterkaitan (
d. Mengumpulkan data luasan area dari , , , dan ;
e. Mengumpulkan data konsumsi penggunaan pupuk;
f. Mengumpulkan data jumlah populasi hewan ternak;
g. Membangun struktur model pertanian dan peternakan dan mengkaitkannya dengan struktur besar
model lahan dan struktur dari model ekonomi;
h.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i. Membangun model produksi semen yang didorong oleh kebutuhan semen dan sumber daya alam;
j. Produksi klinker dihitung berdasarkan data historis rasio klinker dan semen dikalikan dengan produksi
semen;
k. Membangun model untuk produksi amonia dan urea. Produksi urea digunakan sebagai input dalam
menghitung emisi amonia;
l. Membangun model untuk industri lainnya yang menghasilkan emisi IPPU menggunakan emisi historis
dari penggunaan lime di industri.
emisi GRK, yaitu:
a.
Menentukan total produksi sampah sebagai fung si dari total populasi dan ton sampah per kapita,
GDP per kapita dan budaya perilaku;
Menentukan komposisi sampah dan parameter lainnya yang terkait dengan perhitungan emisi
dari limbah padat;
Membangun model dengan menggunakan pendekatan untuk
terbuka,
b.
masyarakat berpenghasilan rendah (
, sembarangan atau dengan sistem pengolahan terpusat;
a.
, dan ;
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
52/100
YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia102 103
e sementara baseline kaji ulang pada tahun yang
e.
dilihat pada gambar di atas. Dari hasil proyeksi emisi diperkirakan
berbasis energi dan transportasi sedangkan emisi terendah dihasilkan dari bidang berbasis IP PU.
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
53/100
YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia104 105
Pe
dilihat penjelasan di bawah ini.
Berbagai kegiatan yang menjadi skenario kebijakan emisi bidang berbasis lahan adalah sebagai berikut:
3. Penyelenggaraan rehabilitas i hutan dan lahan, dan reklamasi hutan di DAS priorita s.
hutan desa, hutan tanaman rakyat, hutan adat dan hutan rakyat serta kemitraan.
hutan adat dan pelestari lingkungan.
dan prasarana jalan usaha tani/jalan produksi serta pengendalian lahan
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
54/100
YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia106 107
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
55/100
YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia108 109
kebijakan sektoral terkait isu perubahan iklim menjadi satu kebijakan nasional penanganan
Dari sisi pendanaan, Indonesia akan terus berupaya mencadangkan anggaran untuk kegiatan terkait
biaya untuk menurunkan emisi (
persiapan INDC Indonesia yang dapat menjadi rekomendasi untuk pengembangan INDC selanjutnya,
diantaranya:
kebijakan terkait perubahan
dalam upaya pencegahan perubahan iklim, dan terutama untuk menyempurnakan pengembangan
kebijakan terkait perubahan iklim di Indonesia.
P
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
56/100
YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia110 111
Kegiatan delay tree growth
Indikator RPJMN/RAN
GRK
Ambisius
Perencanaan
pemanfaatan danpeningkatan usahakawasan hutan
Terlaksananya
pemberian Izin Usaha
Restorasi Ekosistem areal bekas tebangan
Tingkat
kegiatan naik
keberhasilan
keberhasilanskenario moderat
Target untuk
dan skenario
keberhasilan
keberhasilanskenario moderat
Target untuk
dan skenariokeberhasilan
terhadap
keberhasilanskenario
moderat
Pengembangan
pengelolaan lahanpertanian di lahangambut terlantar
dan terdegradasiuntuk mendukungsubsektor
perkebunan,peternakan dan
Rehabilitasi, reklamasi
gambut terlantar,terdegradasi, pada
areal pertanian, serta tanaman pangan seluas
Tingkat
Penyelenggaraanrehabilitasi hutandan lahan, danreklamasi hutan diDAS prioritas
Terlaksananyarehabilitasi hutan padaDAS prioritas seluas
Tingkat
kegiatan naik keberhasilan keberhasilanskenario moderat
Target untuk dan skenariokeberhasilan keberhasilanskenario moderat
Target untuk dan skenariokeberhasilan terhadapkeberhasilanskenariomoderat
Terlaksananya pada DAS prioritas seluas
Tingkat
Pembuatan hutan kota
Tingkat
Rehabilitasi hutan
Tingkat
Pengembanganperhutanan sosial
Terfasilitasinyapenetapan areal kerja
Tingkat
Terfasilitasinyapembentukan kemitraanusaha dalam hutan
Tingkat
Peningkatan usaha
hutan tanaman
Terlaksananya
pencadangan arealhutan tanaman industridan hutan tanaman 3 juta ha
gambut yangrusak (degraded
kawasan hutan
yang terpulihkan
yang rusak (degraded
kawasan hutan yangterpulihkan meningkat
Tingkat
kegiatan naik
keberhasilan
keberhasilan
skenario moderat
Target untuk
dan skenariokeberhasilan
keberhasilan
skenario moderat
Target untuk
dan skenariokeberhasilan
terhadap
keberhasilanskenario
moderat
Rehabilitasi danmeningkatnya
kualitas DAS
pemeliharaannya seluas
Tingkat
melalui rehabilitasi di
Tingkat
Meningkatnya
akses masyarakatuntuk mengelola
hutan melalui hutankemasyarakatan,
hutan desa, hutan
tanaman rakyat,
hutan adat danhutan rakyat sertakemitraan
akses masyarakat untukmengelola hutan melalui
hutan kemasyarakatan,hutan desa, hutan
tanaman rakyat, hutanadat dan hutan rakyat
serta kemitraan
Tingkat
Meningkatnyakemampuan
kelompok
masyarakatpengelola
perhutanan sosial,hutan adat dan
pelestari lingkungan
kemampuan kelompok
masyarakat pengelola
perhutanan sosial,hutan adat dan pelestari
lingkungan meningkat
Tingkat
Terselesaikannya
Kemitraan
yang terselesaikandalam kaitannya dengan
dan Kemitraan sampai
Tingkat
kegiatan naik
keberhasilan
keberhasilan
skenario moderat
Target untuk
dan skenario
keberhasilan
keberhasilanskenario moderat
Target untuk
dan skenario
keberhasilan
terhadapkeberhasilan
skenariomoderat
MeningkatnyaKinerja dan produksi
hutan alam dan
hutan tanaman
hutan produksi untuk
Tingkat
Meningkatnya
lingkungan
Restorasi Ekosistem
Tingkat
Terjaminnya
pengelolaankawasan pelestarian
alam
terdegradasi yang
dipulihkan kondisiekosistemnya (termasuk
pemanfaatan lahan
di dalam kawasan
Tingkat
Moratorium hutan
deforestasi hutan primerdan sekunder gambut
untuk pertanian dan
pada dua periode yangakan datang (hingga
Tingkat
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
57/100
YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia112 113
Moratorium hutan deforestasi hutanprimer dan sekunderpada lahan mineraluntuk pengembangan
Tingkat
kegiatan naik keberhasilan
keberhasilanskenario moderat
Target untuk dan skenariokeberhasilan
keberhasilanskenario moderat
Target untuk dan skenariokeberhasilan
terhadapkeberhasilanskenariomoderat
Meningkatnya Areal PertanianBaru dan PrasaranaJalan Usaha Tani/Jalan Produksi Serta
Areal Cetak SawahTingkat
Meningkatnya Areal PertanianBaru dan PrasaranaJalan Usaha Tani/Jalan Produksi Serta
ha sawah baru
PengembanganSRI (System of Rice
Tingkat
sawah baru di luar PulauJawa dan Bali
Bukan kegiatan
Pengembanganareal perkebunan berhutan/lahanterlantar/ lahanterdegradasi / Areal
Terlaksananyapenggunaan teknologiuntuk melindungitanaman pangan darigangguan organismepengganggu tanamandan dampak perubahaniklim pada lahan seluas
Tingkat
Terlaksananyapengembangan arealperkebunan danpeningkatan produksi
mutu tanaman tahunandengan sasaran kelapa ha
Tingkat
kegiatan naik keberhasilan
keberhasilanskenario moderat
Target untuk dan skenariokeberhasilan
keberhasilanskenario moderat
Target untuk dan skenariokeberhasilan
terhadapkeberhasilanskenariomoderat
Terlaksananyapengembangan arealperkebunan danpeningkatan produksi
mutu tanaman rempahdan penyegar, dengansasaran kakao seluas
Tingkat
Pemanfaatankotoran/urine
ternak dan limbahpertanian untukbiogas
Terlaksananyapengembangan dan
pembinaan BiogasAsal Ternak Bersama di wilayah terpencil danpadat ternak sebanyak masyarakat
Tingkat
PENURUNAN EMISIReduksi emisi pada
Reduksi emisi pada
Reduksiemisi
pada
Penyediaan dan pengelolaan energi baru ter energi
Sesuai dengan targetKEN
Total produksi listrikdari pembangkit pada
able energy
Sesuai dengan target
Total produksi listrikdari pembangkit
Natural Gas dan energy
Sesuai dengan tar
Total produksi listrik dari pemban Renewable energy
Kapasitas terpasang bioen
Penerapan Clean CoalTechnology
Penggunaan teknologi ultra untuk pembangkit batubara baru, dimana
tubara menerapkan
Clean Coal Technology
tubara menerapkan
batubara menerapkan CCT pada
Peningkatan sambungan
rumah yang teraliri gasbumi melalui pipa
Meningkatkan penggunaan
gas yang dipakai oleh rumahtangga menjadi sebesar
Penambahan gas kota
Penambahan gas kota
Penambahan gas
Pemanfaatan biogas Terbangunnya unit biogasyang dapat menghasilkan
Produksi biogas sebesar
Penambahan pemanfaatan biogas sebesar
Penambahan pemanfaatan biogas sebesar
Penambahan pemanfaatan biogas
Penggunaan gas alam
sebagai bahan bakarangkutan umum perkotaan
Terlaksananya penggunaan
gas alam sebagai bahan bakar angkutan umum perko
Sesuai dengan target
KEN:
Share gas di transpor
Share gas di transpor 3
Share gas di
transportasi darat 3
Penerapan mandatori
manajemen energiuntuk pengguna padatenergi
Menerapkan manajemen
Penambahan target
Penambahan target
Penambahan tar
Peningkatan pemanfaatan BBN dalam BBM
Meningkatnya campuran
BBN pada biosolar sebesar
Sesuai dengan target
KEN:
Campuran biosolar
Campuran biosolar
Campuran biosolar
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
58/100
YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia114 115
Pembangunan ITS (Intel
Pembangunan ITS sebanyak
Peningkatan pencapa
Peningkatan pencapaian target sebesar
Peningkatan pencapaian target
Meningkatkan koordinasiantar simpang
Memberikan sistem prioritasbus di persimpangan
pribadi ke transportasi massal
Pengembangan KAperkotaan Bandung
Mengembangkan KA Perko km (jalur ganda dan elektri
Peningkatan pencapa
Peningkatan pencapaian target sebesar
Peningkatan pencapaian target
Pembangunan dou
Peningkatan pencapa
Peningkatan pencapaian target sebesar
Peningkatan pencapaian target
Pengembangan KAperkotaan Bandung
Mengembangkan KA Perko km (jalur ganda dan elektri
Peningkatan pencapa
Peningkatan pencapaian target sebesar
Peningkatan pencapaian target
Reformasi Sistem tran
Terlaksananya pengadaandan distribusi BRT sebanyak
Peningkatan pencapa
Peningkatan pencapaian target sebesar
Peningkatan pencapaian target
Reduksi emisi
Reduksi emisi 627 pada
Reduksi pada
Pembangunansarana prasaranaair limbah dengan
Tersedianya sistempengelolaan air limbahsistem terpusat skala Kabupaten/Kota
Tingkat
Tersedianya sistempengelolaan air limbah di Kabupaten/Kota
Pengelolaan dan B3 sesuai
dengan peraturanundangan
sampah yang terkelola
tahun
Tingkat
Tersedianya fasilitaspenangkapan gasmetana di TPA
Tingkatkeberhasilan65,7 % di kotametro
Perencanaan Nasional:Program dan Kebijakan
Perubahan Iklim
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
59/100
YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia116 117
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
60/100
YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia118 119
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
61/100
YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia120 121
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
62/100
YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia122 123
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
63/100
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
64/100
YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia126 127
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
65/100
YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia128 129
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
66/100
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
67/100
YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia132 133
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
68/100
YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia134 135
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
69/100
YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia136 137
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
70/100
YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia138 139
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
71/100
YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia140 141
Final Draf INDC Indonesia
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
72/100
YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia142 143
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
73/100
YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia144 145
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
74/100
YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia146 147
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
75/100
YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia148 149
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
76/100
YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia150 151
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
77/100
YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia152 153
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
78/100
YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia154 155
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
79/100
YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia156 157
Indonesia INDC andRoad to Paris
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
80/100
YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia158 159
IndonesiaINDCandRoadtoParisNilaKamilDirectorateofClimateChangeMitigation9MOEF
Outline
0 COP De ci si on s on IN DC
0 Submi tte d IN DCs
0 In don e si a s IN DC
0 U N FCCC COP 21 Pa ri s
COP Decisions on INDCFurther to the negotiations under the Ad Hoc Working Group on the Durban Platform for EnhancedAction (ADP) the Conference of the Parties (COP), by its decision 1/CP.19, invited all Parties to
initiate or intensify domestic preparations for their INDCs towards achieving the objective of the
Convention as set out in its Article 2, without prejudice to the legal nature of the contributions, in
the context of adopting a protocol, another legal instrument or an agreed outcome with legal force
under the Convention applicable to all Parties.
The COP, by its decisions 1/CP.19 and 1/CP.20, invited all Parties to communicate to the secretariat
their INDCs well in advance of COP 21 (by the irst quarter of 2015 by those Parties ready to do so)
in a manner that facilitates the clarity, transparency and understanding of the INDC. In decision 1/
C P . 2 0 t h e C O P a l s o i n vi t e d a l l P a rt i e s t o c o n s i d e r c o m m u n i c a t i n g t h e i rundertakings in adaptation planning or consider including an adaptation component in their
intended nationally determined contributions.
In decision 1/CP.20 it is further speciied that in order to facilitate clarity, transparency andunderstanding, the information to be provided by Parties communicating their intended nationallydetermined contributions may include, as appropriate, inter alia, quantiiable information on the
reference point (including, as appropriate, a base year), time frames and/or periods for
implementation, scope and coverage, planning processes, assumptions and methodological
approaches including those for estimating and accounting for anthropogenic greenhouse gasemissions and, as appropriate, removals, and how the Party considers that its intended nationally
determined contribution is fair and ambitious, in light of its national circumstances, and how it
contributes towards achieving the objective of the Convention as set out in its Article 2;
COP Decisions on INDCLima Action Call
0 Para. : Reiterates its invitation to each Party to communicate to the secretariat its INDC
towards achieving the objective of the Convention as set out in its Article 2
0 Para. 10 Agrees that each Partys INDC towards achieving the objective of the Convention as
set out in its Article 2 will represent a progression beyond the current undertaking of that
Party
0 Para. 13 Reiterates its invitation to all Parties to communicate their intended nationally
determined contributions well in advance of the twenty9Wirst session of the Conference of the
Parties (by the Wirst quarter of 2015 by those Parties ready to do so) in a manner that
facilitates the clarity, transparency and understanding of the intended nationally determined
contributions
0 Para. 14 Agrees that the information to be provided by Parties communicating their
intended nationally determined contributions, in order to facilitate clarity, transparency andunderstanding, may include, as appropriate, inter alia, quantiWiable information on the
reference point (including, as appropriate, a base year), time frames and/or periods for
implementation, scope and coverage, planning proc esses, assumptions and methodological
approaches including those for estimating and accounting for anthropogenic greenhouse gas
emissions and, as appropriate, removals, and how the Party considers that its intendednationally determined contribution is fair and ambitious, in light of its national
circumstances, and how it contributes towards achieving the objective of the Convention as
set out in its Article 2.
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
81/100
YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia160 161
Submitted INDCs
0A number of countries have already submitted theirINDCs, including the European Union, the United
States, Russia and Mexico. Other countries are
expected to communicate their INDCs before October
2015.
0All INDCs submitted to the Secretariat by October 1st
will be included in a synthesis report by the UNFCCC
Secretariat that will be released by November 1st. Thereport will reWlect the aggregate emissions impact of
available INDCs ahead of COP21.
Submitted INDCs
Party to the UNFCCC INDC
Switzerland 50% in 2030 below 10 levels
Latvia (EU) 40% in 2030 below 10 levels
Norway 40% in 2030 below 10 levels
Mexico 25949% in 2030 below BAU
USA 26928% in 2025 below 2005 level
Russia 25930% in 2030
Canada 30% in 2030
China 60965% emissions unit per GDP below 2005 level
ROK 37% in 2030 below BAU
Singapore 36% in 2030
Australia 26928% in 2030 below 2005 level
New Zealand 30% in 2030 below 2005 level
Japan 26% in 2030 against base year 2013
Brazil 37% in 2025; 43% in 2030 below 2005 level
Indonesia 2941% in 2030 below BAU
Indonesias INDC
02% (unconditional) to 41% (conditional) economy9
wide GHGs emission reduction compared to BAUscenario by 2030
0Base year of BAU is 2010, with historical data year
1092012 for land9based sector and 200092010 for
non land9based sector
0The BAU scenario projection translates to 2.881
GtCO2e in 2030
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
82/100
YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia162 163
Indonesias INDC
0Scope of GHGs: CO2, CH4, N2O
0GWP Metric: IPCC AR4
0Methodology: IPCC Guidelines 2006, with all data
refers to National Inventory System of Greenhouse
Gases (SIGN SMART), BUR and TNC, FREL9REDD+
documents
0
Sectors: Energy and Transportation, IPPU, Waste,
Agriculture, LULUCF and Forestry
0Market Mechanism: applied for conditional target
UNFCCC COP 21 ParisGeneva Negotiation Text
0 Preamble (3 Para)
0 DeWinitions (1 Para)
0 General Objective (16 Para)
0
Mitigation (34 Para)
0 Adaptation and Loss and Damage (38 Para)
0 Finance (54 Para)
0 Technology development and transfer (7 Para)
0 Capacity Building (6 Para)
0 Transparency of Action and Support (22 Para)
0 Time frames and process related to commitments/contributions/ other
matters related to implementation (34 Para)
0 Facilitating implementation and compliance (13 Para)
0 Procedural and institutional provisions (23 Para)
0 Annexes
Bonn Intersessional Meeting
GNT(Geneva
Negotiation
Text)
SCT(Streamlined
and
Consolidated
Text)
Co>Chairs
Tool
90
(225)
85
(223)
76
Agreement : 59Decisions: 98
Need further clarity : 102
Bonn Intersessional MeetingScenario Note Co9Chairs Tool
1. Draft Agreement9 overarching commitments,
9 durable provisions and standard provisions
9
A general anchoring clause
2. Draft for decisions 1/CP219details of implementation,
9provisions likely to change over time,9provisions related to pre92020 actions and interim arrangements
3. Provisions that need further clarity9 Market and non markets
9 Land sectors
9 Response measure
9 Loss and damage
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
83/100
YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARISPERENCANAAN NASIONAL :
Program dan Kebijakan Perubahan Iklim INDC-Indonesia164 165
Missing para ?
Para 3:[All Parties to enhance action and cooperate on the basis of equityand common but differentiated responsibilities and respectivecapabilities to further implement the Convention in order toachieve its objective as stated in its Article 2, so as to stabilizegreenhouse gas concentrations in the atmosphere at a level that
would prevent dangerous anthropogenic interference with theclimate system, to allow ecosystems to adapt naturally to climatechange, to ensure that food production is not threatened and to
enable economic development to proceed in a sustainable mannerthat ensures resilience and adaptive capacity to the adverse effectsof climate change, while recognizing the local, national, and globaldimensions of adaptation in accordance with the principles andprovisions of Articles 3 and 4 of the Convention,]
Latest updateFirst draft of ADP 2.11 Bonn 1923 October 2015
20 pages : 10 pages of draft agreements10 pages of draft decisions
http://unfccc.int/meetings/bonn_oct_2015/session/
15.php >> ADP.2015.8.InformalNote
Highlights: no mention of REDD+; generalization on
Winancing, technicalities, modalities; insertion of MRV of
support; new bodies and mechanism (workstream 2).
Key Issues in UNFCCC COP 210 Mitigation: How to achieve long9term emission reduction in the context
of Article 2 of the Convention with limiting the global average temperatureincrease to below 2 C or 1.5 C above pre9industrial levels (NAMAs, QELRO,
International market, REDD or new mechanism), differentiation betweendeveloped and developing countries!commitment vs contribution
0 Adaptation and Loss & Damage: how to clarify several aspectsincluding global goal for adaptation, institutions, new commitments relatingto adaptationfor example, a collective commitment to enhance adaptationaction, or individual commitments to formulate national adaptation plans,
adaptation support for developing countries, registry of national adaptationactions and Winancial support or insurance for loss and damage
Key Issues in UNFCCC COP 21
0Finance: what is the procedure and mechanism for operationalization ofGCF commitment; burden sharing between developed and developing
countries; and criteria of countries to receive funding
0 Technology Transfer: how toremove of barriers (speciWicallyIntellectual Property Rights/IPR) including more Winancial and intellectual
supports through R&D and demonstration technologies
0 Capacity Building: how to address capacity building and issues relatedto institutional arrangements on capacity building.
0Transparency: how to ensure and enhance the TACCC principles innational reports, implement robust MRV not only on mitigation actions but
also on supports toward developing countries mitigation efforts,differentiation of MRV!standardized (top9down) or based on countries
existing system (bottom9up), ICA and IAR processes
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
84/100
KONTRIBUSI ANAK MUDA DALAM COP 21 167YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARIS166
INDC in UNFCCC COP 210
Scope of INDC
0
JustiWication of level of ambition
0
Communication: whether its part of BURs/NCs
0 Time frame: submission, periodic cycle, target, periodicreview
0 Target: individual or aggregated? Carbon budget?
0 Legal aspect: annex of (legally binding) agreement or COPdecisions
0 Review process:
0
rules of procedure, ex9ante and ex9post process, modalities0 scope of review: gaps analysis, revision/correction of target?
0 right to review: inter9Party review? UNFCCC body? Or none atall?
Thank you
Questions?
(nilakamil@gmail.com)
KONTRIBUSI ANAK MUDA
DALAM COP 21
Pengantar Diskusi Kelompok
-
7/25/2019 Youth Camp Toward COP 21 Paris
85/100
YOUTH CAMP TOWARD COP 21 PARIS KONTRIBUSI ANAK MUDA DALAM COP 21168 169
Grouping Discussion (Stimulation Model COP21)
Komisi 1 : Forum EnergiKomisi 2 : Forum IndustriKomisi 3 : Forum Lahan GambutKomisi 4 : Forum Limbah
Draft INDC Indonesia
Bappenas menyusun INDC dengan bantuan Institut Teknologi Bandung menggunakanSystem Dynamic software. Khusus bidang energi telah melibatkan seluruh unit eselon IKESDM dalam beberapa kali workshop.
Menteri/Kepala BAPPENAS telah menyampaikan INDC status 11 Agustus 2015 (61halaman) ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
KLHK dengan Dewan Pengarah Perubahan Iklim telah menyimpulkan danmenyampaikan draft INDC ke Bapak Presiden RI pada tanggal 1 September 2015 (15halaman).
Draft INDC dapat direvisi dengan menyampaikan masukan melalui website ataupuntertulishttp://www.dephut.go.id/index.php/news/details/9845 .
Draft INDC masih
dapat direvisi
Rapat Dewan
Pengarah
menyampaikan
bahwa arahan Bapak
Presiden RI agar
draft INDC lebih
ringkas.
Revisi Draft INDC
Draft INDC Indonesia
Mencegah naik 2oC dari suhu global tahun 2020
Second National Communication (SNC) tahun 2010 menyebutkan tahun 2005 emisiGRK Indonesia mencapai 1800 MtCO2e, naik 400 MtCO2e dari tahun 2000. 63%berasal dari lahan gambut, 19% dari pembakaran energi fosil.
Sumber daya energi di Indonesia belum digunakan secara efisien karena hargamasih rendah karena disubsidi.
Minimal 23% energi baru terbarukan pada energi mix tahun 2025.
Penggunaan limbah dan sampah untuk produksi energi
National Action Plan Climate Change Adaptation Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim
Sustainable Development Goals (SDGs) pasca 2015 adaalah Access to affordable,reliable, and renewable energy for all.
Promoting Climate Resilience in food, wat
top related