widi aries triyanto-fdk.pdf
Post on 12-Jan-2017
257 Views
Preview:
TRANSCRIPT
STRATEGI PUBLIC RELATIONS AKSI CEPAT TANGGAP (ACT)
DALAM MEMBANGUN CITRA POSITIF
PROGRAM GLOBAL QURBAN
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persayaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh:
Widi Aries Triyanto
NIM: 1110051000207
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H/2013 M
STRATEGI PUBLIC RELATIONS AKSI CEPAT TANGGAP (ACT)
DALAM MEMBANGUN CITRA POSITIF
PROGRAM GLOBAL QURBAN
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persayaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh:
Widi Aries Triyanto
NIM: 1110051000207
Dosen Pembimbing,
Dr. Hj. Roudhonah, M.Ag.
NIP. 195809101987032001
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H/2013 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana strata 1 (S1) di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian skripsi ini telah saya
cantumkan dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau
merupakan hasil penjiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 5 Juli 2013
Widi Aries Triyanto
i
ABSTRAK
Widi Aries Triyanto
1110051000207
Srategi Public Relations Aksi Cepat Tanggap (ACT) Dalam Membangun
Citra Positif Program Global Qurban
Potensi umat muslim di Indonesia untuk melaksanakan ibadah qurban
sangatlah besar, seperti yang telah diketahui bahwa mayoritas penduduk Indonesia
adalah muslim. Dan memang perlu adanya sebuah lembaga yang menjalani
amanahnya sebagai penyalur hewan qurban, khususnya bagi daerah rawan
bencana dan negara-negara konflik seperti Rohingya, Somalia, Suriah, Palestina.
Dan Aksi Cepat Tanggap (ACT) hadir sebagai lembaga kemanusiaan, dengan
program global qurban yang mengusung tema “sejauh apa kita berkurban”. Bukan
jauh yang diukur dari jarak, tapi sejauh apa manfaat qurban bagi saudara-saudara
muslim lain yang sedang dilanda bencana, kelaparan, atau menjadi korban konflik
dan peperangan yang tak kunjung henti. Adapun keberhasilan ACT dalam
program global qurban tidak lepas dari peran public relations yang bertujuan
untuk memperoleh pengertian, goodwill, kepercayaan, penghargaan dari
masyarakat luas dan sudah pasti erat kaitannya dengan masalah pencitraan bagi
sebuah lembaga atau organisasi.
Adapun rumusan masalahnya adalah pertama bagaimana strategi public
relations Aksi Cepat Tanggap (ACT) dalam membangun citra positif program
global qurban? Kedua apa saja kegiatan yang dilakukan public relations Aksi
Cepat Tanggap (ACT) dalam membangun citra positif program global qurban?
Melihat konteks penelitian ini, tinjauan teoritis yang digunakan dalam
menganalisis adalah dengan menggunakan teori citra atau image teory yang
dikemukakan oleh Frank Jafkins, citra adalah kesan yang diperoleh sesuai dengan
pengetahuan dan pemahaman tentang fakta-fakta.
Adapun metodelogi yang digunakan yaitu menggunakan pendekatan
kualitatif dengan metode deskriptif yakni penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya
prilaku, persepsi, tindakan, motivasi dan lain-lain, secara holistik, dan dengan cara
deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang
alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
Strategi public realtions ACT dalam membentuk citra diantaranya dengan
cara melakukan kerja sama dengan media massa, berupa iklan di televisi, radio,
surat kabar, pemasangan spanduk, media social seperti facebook, dan twitter.
Kegiatan public relations ACT diantaranya memantau berita (news monitoring),
pembuatan press release dan publikasi.
Kesimpulannya adalah strategi public relations yang digunakan ACT
dalam membentuk citra positif program global qurban sudah baik hanya perlu
ditingatkan dalam menjalin hubungan baik dengan media massa dan
meningkatkan hubungan yang lebih baik terhadap para mitra.
Keywords: strategi, public relations, ACT, global qurban.
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulilahirabbil’alamin, segala puji hanya milik Allah SWT, yang
pertama tanpa ada yang mengawali, yang terakhir tanpa ada yang mengakhiri,
segala puji hanya milik Allah yang tak terlihat oleh orang yang memandang, yang
tak tergambarkan oleh orang yang membayangkan, yang telah memberikan
petunjuk dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi
dengan baik. Meskipun banyak kendala-kendala yang penulis hadapi di tengah
perjalanan dan terkadang menjadi beban dan penghambat proses bagi penulis.
Tetapi semua ini penulis jadikan sebagai pembelajaran dan pengalaman yang
sangat berharga. Dengan usaha dan kerja keras, akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ Strategi Public Relations Aksi Cepat
Tanggap (ACT) Dalam Membangun Citra Positif Program Global Qurban”.
Shalawat beruntaikan salam semoga senantiasa dihaturkan keharibaan Nabi besar
Muhammad SAW.
Menyadari sepenuhnya bahwa terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari
dukungan dan bantuan dari pihak-pihak yang terlibat baik secara langsung
maupun tidak langsung selama penyusunan skripsi ini. Terutama kepada kedua
orang tuaku yang tak pernah bosan mendoakan anaknya dalam sujud mereka,
memperjuangkan anaknya dengan keringat, doa, dan air mata, selalu memberikan
nasihat dan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Dan penulis
ingin mengucapkan terima kasih kepada:
iii
1. Bapak Dr. Arif Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi. Pembantu Dekan I Bidang Akademik, Bapak Drs.
Wahidin Saputra, MA, Pembantu Dekan II Bidang Administrasi Umum,
Bapak Drs. Mahmud Jalal, MA, serta pembantu Dekan III Bidang
Kemahasiswaan, Bapak Drs. Study Rizal, L.K,MA.
2. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Bapak Drs. Jumroni, M.Si
beserta Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Ibu Dra. Umi
Musyarofah, MA.
3. Ibu Dr. Hj. Roudhonah, M.Ag. Selaku dosen pembimbing yang telah
banyak membantu, dan meluangkan waktu serta memberikan pengarahan
pada penulisan skripsi ini.
4. Seluruh dosen-dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komuniksi yang
tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
5. Divisi Public Relations dan HRD Staff Aksi Cepat Tanggap (ACT).
Terima kasih penulis ucapkan atas waktu dan bantuannya yang telah
membantu penulis dalam melakukan wawancara.
6. Ayahanda Tamino dan ibunda Surati, yang tak pernah lelah memberikan
semangat dan nasihatnya kepada penulis.
7. Kakak-kakakku tercinta, Jarot Hendratno dan Fery Sulaksono, terima
kasih untuk semua bantuan moril dan materil selama ini. Dan kakak-kakak
iparku mba Irna Wiyanti, Pamela Loery Atmaja terima kasih atas segala
dukungannya baik langsung maupun tidak langsung. Keponakan-
keponakanku yang tersayang Fakhri Yasdito Ramadhan, Lathifa Naura Ar
Rahmania, Nouval Fadhil Arafah, Sofia Yasmin Azahra. Senyuman manis
dan canda kalian membuat teduh hati penulis.
iv
8. Terima kasih untuk kawan-kawan KPI A 2009, yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu namun tidak mengurangi rasa hormat dan sayang
penulis.
9. Terima kasih untuk kawan-kawan BSA 2008, yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu namun tidak mengurangi rasa hormat penulis.
10. Untuk kawan-kawan KKN SERSAN 2012, yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu namun tidak mengurangi rasa hormat penulis.
Terima kasih atas segala pelajaran, kebersamaan, kemandirian, dan
tanggung jawab serta dukungannya.
11. Terima kasih juga untuk “Adinda” Dewi Susanti yang tanpa lelah
mengingatkan penulis untuk tetap semangat agar dapat meraih masa depan
yang lebih baik.
12. Terakhir terima kasih untuk semua pihak yang membantu penulis yang
tidak dapat disebutkan satu persatu namun tidak mengurangi rasa terima
kasih penulis.
Penulis sadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan
kelemahan. Oleh karena itu, penulis menyadari pentingnya kritik dan saran
yang bersifat membangun agar dapat menjadi masukan di masa mendatang.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat memberi manfaat khususnya bagi
penulis, dan pihak lain pada umumnya.
Jakarta, Juni 2013
Widi Aries Triyanto
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .................................... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................. 6
D. Metodelogi Penelitian ............................................................ 8
E. Tinjauan Pustaka .................................................................... 12
F. Sistematika Penulisan ............................................................ 14
BAB II LANDASAN TEORI TENTANG PUBLIC RELATIONS,
CITRA DAN QURBAN ............................................................. 16
A. Pengertian Strategi ................................................................. 16
B. Public Relations dan Ruang Lingkupnya .............................. 18
C. Teori Citra .............................................................................. 22
D. Qurban ................................................................................... 25
BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG (AKSI CEPAT TANGGAP)
ACT ............................................................................................. 32
A. Sejarah berdirinya Aksi Cepat Tanggap (ACT) ..................... 32
B. Visi, Misi dan Cita-Cita ......................................................... 34
C. Program kegiatan ACT .......................................................... 34
D. Struktur Organisasi ACT ....................................................... 39
E. Gambaran Umum Publik Relations (ACT) ........................... 41
vi
BAB IV STRATEGI PUBLIC RELATIONS ACT DALAM
MEMBANGUN CITRA POSITIF PROGRAM GLOBAL
QURBAN ..................................................................................... 45
A. Strategi Yang Diterapkan Oleh Public Relations (ACT)
Dalam Membangun Citra Positif Program Global Qurban .... 45
B. Apa Saja Kegiatan Yang Dilakukan Publik Relations (ACT)
Dalam Membangun Citra Positif Program Global Qurban ... 55
BAB V PENUTUP .................................................................................. 59
A. Kesimpulan ............................................................................ 59
B. Saran ...................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 62
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................... 64
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia adalah negara yang rawan akan bencana dan saat ini kita
hidup di suatu masa dimana kita semakin sulit membedakan kriteria bencana
alam, bencana sosial, bencana kemanusiaan. Bencana yang disebabkan oleh
manusia sendiri telah sedemikian rupa mengakibatkan rangkaian “bencana
alam” yang mengakibatkan secara berantai bencana sosial yang berjangka
waktu begitu panjang hingga melebihi umur manusia umumnya, ambil contoh
gizi buruk. Penyebab merebaknya gizi buruk karena kombinasi dari berbagai
faktor yang merupakan ulah manusia sendiri. Seperti yang tertulis dalam
Al-Quran surat AR-Rum ayat 41 yang berbunyi:
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan
tangan manusia”. (QS. AR-Rum: 41)
Dan suatu hal yang logis bila dikatakan, bahwa kepedulian,
kerelawanan, adalah jawaban dari segala permasalahan di dunia saat ini, yang
banyak bersumber dari semakin tidak pedulinya manusia, satu dengan yang
lain. Seperti yang telah tertulis dalam Al-Quran surat Al-Maidah ayat 2 yang
berbunyi:
2
“Dan tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan
takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Dan
bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya”.
(QS. Al-Maidah: 2)
Aksi Cepat Tanggap yang selanjutnya disingkat dengan (ACT) berdiri
pada tahun 2005 sebagai institusi resmi dan mandiri, program yang ditangani
berkembang tidak lagi hanya berkisar pada bencana alam, namun juga
mengembangkan konsentrasinya pada bencana sosial atau bencana
kemanusiaan. Termasuk di antaranya, gizi buruk, rawan pangan, anak-anak,
masalah kesehatan dan sanitasi lingkungan, pendidikan, pemberdayaan
ekonomi, pembangunan masyarakat, hingga konflik sosial. Dengan visi
menjadi pelopor dalam menumbuhkan jiwa-jiwa peduli berbasis kerelawanan
menuju kemandirian masyarakat, ACT senantiasa mengusung nilai-nilai
kepedulian, kerelawanan dan kemandirian masyarakat dalam menjalankan
setiap programnya. 1
ACT juga secara konsisten menjalankan program global qurban untuk
masyarakat korban bencana, daerah minus dan daerah rawan pangan. Global
Qurban adalah terobosan baru dari program qurban ACT, qlobal qurban
ACT berupaya untuk menjadi bagian dari solusi melalui program yang
diusungnya dengan jargon care for humanity. Para pequrban dapat
menitipkan amanah donasi qurban mereka untuk didistribusikan di daerah-
1 Profil ACT di akes pada hari kamis tgl 7 maret 2013 pkl 11:45 wib dari http://www.act.
or.id/ind/section/profil.
3
daerah bencana alam, rawan pangan, gizi buruk, hingga daerah miskin di
penjuru Nusantara, termasuk daerah-daerah miskin perkotaan. Distribusi
penerima daging qurban selama ini tersebar di daerah gempa, banjir, tsunami,
longsor, daerah minus serta daerah endemi penyakit & gizi buruk di
Sumatera Barat, Lampung, Banten, Jabodetabek, Jawa Barat, DI Yogyakarta,
Jawa Timur dan NTT. Menjadi salah satu solusi pengentasan kemiskinan
masyarakat dan mengatasi kesenjangan sosial yang terjadi, membantu
memenuhi kebutuhan nutrisi bagi keluarga gizi buruk dan rawan pangan.
Dalam perkembangannya terdapat peran penting public relations
dalam menjalin sebuah hubungan yang baik antara ACT, donasi, dan
masyarakat. Menurut De Fleur dan Dennis dari perspektif ilmu komunikasi
yang dikutip Yosal Iriantara dalam bukunya Community Relations, Public
relations adalah sebuah proses komunikasi dimana individu atau unit-unit
masyarakat berupaya untuk menjalin relasi yang terorganisasi dengan
berbagai aspek kelompok atau public untuk tujuan tertentu.2
Keberadaan public relations dalam suatu organisasi atau perusahaan
adalah sebuah indikasi bahwa public relations memiliki peranan yang penting,
dalam membantu menginformasikan pada publik internal (dalam organisasi)
dan publik eksternal (luar organisasi) dengan menyediakan informasi akurat
dalam format yang mudah dimengerti sehingga ketidakpedulian akan suatu
organisasi, produk, atau tempat dapat diatasi melalui pengetahuan dan
pengertian.
2 Yosal Iriantara, Community Relations Konsep dan Aplikasi ( Bandung: Simbiosa
Rekatama Media: 2004) h.5
4
Public relations merupakan metode ilmu komunikasi sebagai salah
satu kegiatan yang mempunyai kaitan kepentingan dengan suatu organisasi.3
Public relations pada praktiknya memiliki keterkaitan dengan ilmu
komunikasi karena keduanya merupakan satu kesatuan yang utuh dan mata
rantai yang menunjang kegiatan public relations. Kegiatan komunikasi selalu
terjadi dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam kehidupan public
relations. Bagi public relations melaksanakan fungsi dan kegiatannya,
berpusat pada komunikasi ini berarti bahwa tidak ada aktivitas tanpa ada
komunikasi secara langsung ataupun tidak langsung, verbal maupun non
verbal dengan bentuk apapaun. Begitu juga organisasi, lembaga itu
menempatkan komunikasi sebagai salah satu unsur administrasi. 4
Dan dalam pelaksanaanya public relations juga melaksanakan strategi
dalam melaksanakan semua kegiatan public relations untuk mencapai tujuan
yang diharapkan demi menjalin hubungan yang baik antara ACT dengan para
relawan, donator dan masyarakat. Menurut Philip Koetler strategi adalah
wujud rencana yang terarah untuk mencapai tujuan yang diinginkan dan
didukung oleh pendapat Basu Swasta pengertian strategi adalah suatu rencana
yang diutamakan untuk mencapai tujuan. Strategi juga didefinisikan sebagai
suatu proses yang menentukan arah yang perlu dituju oleh organisasi untuk
memenuhi misinya.5
3 Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komuniasi Teori dan Praktek, ( Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1999), cet. Ke-XII, h. 131. 4 Maria Assumpta Rumanti , Dasar-dasar Public Relation Teori dan Praktik,( Jakarta: PT
Grasindo, 2000), h.85 5 Johan Alkautsar, Strategi Publik Relations PT. Anugrah Bersama Sejahtra Dalam
menjalin Loyalitas Customer, (Skripsi Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif
Hidayatullah, Jakarta, 2011)
5
Seperti halnya dalam organisasi lain, ACT juga memiliki public
relations yang berperan penting dalam menunjang hubungan dan menjalin
relasi baik antara para donasi dan pihak perusahaan yang memiliki program
Corporate Social Responsibility (CSR) dan masyarakat. ACT Foundation
adalah sebuah lembaga kemanusiaan yang mengkhususkan diri pada
penanganan bencana alam dan bencana kemanusiaan secara terpadu
(Integrated Disaster Management), dari mulai emergency, rescue, medis,
relief, hingga rekonstruksi dan recovery (pemulihan).
Dengan demikian, penulis tertarik untuk meneliti bagaimana strategi public
relations dalam membangun citra positif dalam program global qurban yang
dilakukan oleh lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap dalam
mengkomunikasikan pesannya agar mau berqurban melalui lembaga Aksi
Cepat Tanggap ACT. Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka
penulis mengangkat judul skripsi: “ STRATEGI PUBLIC RELATIONS
AKSI CEPAT TANGGAP (ACT) DALAM MEMBANGUN CITRA
POSITIF PROGRAM GLOBAL QURBAN”.
B. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Dari latar belakang masalah yang dijelaskan penulis di atas, maka
penulis membatasi penelitian pada Strategi Public Relations Aksi cepat
Tanggap (ACT) Dalam Membangun Citra Positif Program Global Qurban,
namun agar tidak terlalu luas maka penelitian ini dibatasi pada strategi
6
public relations. Pembatasan masalah ini diambil karena dalam ACT pasti
memiliki public relatios untk menjalin relasi dan eksistensinya dalam
masyarakat, sehingga program-programnya dapat berjalan dengan lancar,
contohnya seperti program global qurban. Sehingga hal tersebut membuat
penulis ingin lebih mengetahui bagaimana Strategi Public Relations Aksi
Cepat Tanggap (ACT) Dalam Membangun Citra Positif Program Global
Qurban.
2. Rumusan Masalah
Dari uraian di atas tentang ACT dan untuk memberikan kejelasan
batasan masalah yang telah disampaikan, maka dengan ini peneliti
merumuskan masalahnya menjadi beberapa pertanyaan sebagai berikut:
a. Bagaimana Strategi yang dilakukan oleh Public Relations Aksi Cepat
Tanggap (ACT) Dalam Membangun Citra Positif Program Global
Qurban?
b. Apa saja kegiatan yang dilakukan Public Relations Aksi Cepat Tanggap
(ACT) Dalam Membangun Citra Positif Program Global Qurban?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian dan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari
penelitian ini:
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui secara umum bagaimana Strategi Public
Relations Aksi Cepat Tanggap (ACT) Dalam Membangun Citra Positif
7
Program Global Qurban , serta untuk mengetahui apa saja kegiatan
yang dilakukan Public Relations ACT Dalam Membangun Citra
Positif Dalam Program Global Qurban.
b. Tujuan Khusus
Secara khusus tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan
mempelajari, bagaimana perencanaan dan proses Strategi Public
Reations Aksi Cepat Tanggap (ACT) Dalam membangun Citra Positif
Program Global Qurban.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini ialah :
a. Manfaat Teoritis
Dalam segi akademis selain untuk menambah pengetahuan dan
wawasan bagaimana strategi public relations dalam menjalin relasi
yang dimana pendanaan program-program ACT berasal dari donasi
publik dan dana Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan
sehingga senantiasa mengusung nilai-nilai kepedulian, kerelawanan
dan kemandirian masyarakat dalam menjalankan setiap programnya.
Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi pada
disiplin ilmu komunikasi dan penyiaran islam, yang dalam penelitian
ini dikhususkan pada strategi public relations.
b. Manfaat Praktis
Adapun manfaat praktis dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
8
1) Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para praktisi
komunikasi, terlebih mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah (UIN) Jakarta Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam
agar lebih mengetahui bagaimana Strategi Public Relations Aksi
Cepat Tanggap (ACT) Dalam membangun Citra Positif Program
Global Qurban.
2) Agar para mahasiswa dapat memahami bagaimana perencanaan
dan Strategi Public Relations Aksi Cepat Tanggap (ACT) Dalam
membangun Citra Positif Program Global Qurban dalam upaya
menyajikan Program qurban yang berbeda dari program-program
qurban lainnya.
3) Untuk melengkapi penelusuran koleksi skripsi pada perpustakaan
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, sehubungan dengan
belum adanya penelitian khusus tentang Strategi Public Relations
Aksi Cepat Tanggap (ACT) Dalam Membangun Citra Positif
Program Global Qurban.
D. Metodelogi Penelitian
1. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode
deskriptif analisis. Yakni penelitian yang bermaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya
prilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain. Secara holistik dan
9
dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu
konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode
alamiah.6
Dalam penerapannya, pendekatan kualitatif menggunakan metode
pengumpulan data dan metode analisis yang bersifat nonkuantitatif, seperti
penggunaan instrumen wawancara dan pengamatan (observation).7
Sedangkan, analisis deskriptif berfokus pada penelitian nonhipotesis
sehingga dalam langkah penelitiannya tidak perlu merumuskan hipotesis.8
2. Teknik Pengumpulan Data
Adapun sumber data dalam penelitian ini terbagi dalam dua
kategori yaitu data primer dan data sekunder. Data primer merupakan
sasaran utama dalam penelitian ini, sedangkan data sekunder digunakan
untuk diaplikasikan guna mempertajam analisis data primer, yaitu sebagai
pendukung dan penguat data dalam penelitian.
Data primer (Primary Source) dalam penelitian ini diperoleh
melalui observasi dan wawancara dengan pihak Aksi Cepat Tanggap
(ACT) yang didalamnya terdapat public relations. Sedangkan data
sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari buku-buku, ensiklopedia,
artikel, jurnal, atau tulisan lain yang berkaitan dengan penelitian.
6 Lexy J. Moleong, MA, Metodelogi Penelitian kualitatif, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya 2009) cet ke-26, hal 6 7 Antonius Birowo, Metode Penelitian Komunikasi : Teori dan Aplikasi (Yogyakarta:
Gintanyali, 2004), h. 2. 8 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: PT. Bina
Aksara, 1989), h. 194.
10
a. Observasi
Observasi yaitu metode yang digunakan peneliti untuk
mengamati atau melakukan pengindraan langsung terhadap suatu
kondisi, situasi, proses, aktivitas dan perilaku yang dianggap peneliti
dapat digunakan sebagai data pelengkap.9 Dengan cara mengamati
langsung kegiatan yang dilakukan oleh divisi public relations Aksi
Cepat Tanggap (ACT) kurang lebih selama empat bulan.
b. Wawancara
Wawancara (interview), yakni suatu metode pengumpulan
berita, data, atau fakta di lapangan. Prosesnya bisa dilakukan secara
langsung dengan bertatap muka langsung (face to face) dengan
narasumber10
. Namun, bisa juga dilakukan dengan tidak langsung
seperti melalui telepon, internet atau surat (wawancara tertulis) untuk
mendapatkan informasi dari narasumber.
c. Dokumentasi
Pada proses dokumentasi, penulis mengumpulkan beberapa
tulisan berbentuk catatan, arsip atau dokumen milik ACT dan dari
beberapa beberapa media massa mengenai hal-hal yang berhubungan
dengan objek penelitian.
3. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah Strategi Public Relations Aksi
Cepat Tanggap (ACT) Dalam Membangun Citra Positif Program Global
9 Antonius Birowo, Metode Penelitian Komunikasi : Teori dan Aplikasi (Yogyakarta:
Gintanyali, 2004), h. 186 10
Moh. Nazin, Metode Penelitian, ( Bandung: Ghalia Indonesia, 1999), h.234
11
Program, sedangkan yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah Aksi
Cepat Tanggap (ACT).
4. Tempat Penelitian
Adapun lokasi dan waktu penelitian bertempat di kantor pusat Aksi
Cepat Tanggap (ACT) di Menara 165 Office Tower, 11 floor Jl. TB.
Simatupang Kav. 1 Cilandak Timur, Jakarta Selatan 12560 Indonesia
Ph.+62 21 2940 6565 Fax. +62 21 2940 6564. Waktu dalam melaksanakan
penelitian ini adalah selama empat bulan yaitu dari bulan Maret 2013
sampai bulan Juni 2013.
5. Teknik Analisis Data
Analisis Data kualitatif menurut Bogdan dan Biklen yang dikutip
dari buku Metodelogi Penelitian Kualitatif karangan Moleong adalah
upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data memilah-
milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistensikannya, mencari
dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang
dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.11
6. Pedoman Penulisan
Penulisan dalam penelitian ini mengacu kepada buku Pedoman
Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) karya Hamid
Nasuhi dkk yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality
Development and Assurance) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
11
Lexy J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, h.186
12
E. Tinjauan Pustaka
Setelah melakukan penelusuran koleksi skripsi pada Perpustakaan
Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, ditemukan skripsi yang
fokusnya hampir sama, yaitu strategi public relations dalam menjalin
hubungan baik dengan publik. Namun belum ada satupun yang mengambil
tentang Strategi Public Relations Aksi Cepat Tanggap (ACT) Dalam
Membangun Citra Positif Program Global Qurban.
Dan skripsi yang menginspirasi penulis untuk memfokuskan penelitian
pada “Strategi Public Relations Aksi Cepat Tanggap (ACT) Dalam
Membangun Citra Positif Program Global Program,” yaitu skripsi dengan
judul :
Strategi Public Relations PT. Anugrah Bersama Sejahtra Dalam
Menjalin Loyalitas Customer. Oleh Johan Alkautsar sebagai mahasiswa
Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pada tahun 2011.12
Berisikan tentang
Strategi Public Relations dalam menjalin loyalitas customer, sedangkan
persamaannya dengan penelitian yang peneliti teliti ada pada subyeknya yaitu
Public Relations, sedangkan perbedaannya terletak pada obyeknya. Jika Johan
Alkautsar yaitu Strategi Public Relations PT. Anugrah Bersama Sejahtra
12
Johan Alkautsar, Strategi Public Relations PT. Anugrah Bersama Sejahtra Dalam
Menjalin Loyalitas Customer. Jakarta: FIDIKOM UIN Jakarta, 2011
13
Dalam Menjalin Loyalitas Customer. Sedangkan peneliti meneliti tentang
Strategi Public Relations Aksi Cepat Tanggap (ACT) Dalam Membangun
Citra Positif Program Global Qurban.
Strategi Public Relations POLRI Dalam Membangun Citra pelayanan
Pada masyarakat ( Studi Pada Kepolisian Resort Metro Jakarta Barat ). Oleh
Muhamad Iqbal mahasiswa Komunikaasi Penyiaran Islam Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pada tahun
2011.13
Berisikan tentang Strategi Public Relations dalam membangun citra
perusahaan, sedangkan persamaannya dengan penelitian yang peneliti teliti
ada pada subyeknya yaitu Public Relations, sedangkan perbedaannya terletak
pada objeknya. Jika Muhamad Iqbal yaitu Strategi Public Relations POLRI
Dalam Membangun Citra pelayanan Pada masyarakat ( Studi Pada Kepolisian
Resort Metro Jakarta Barat ). Sedangkan peneliti meneliti tentang Strategi
Public Relations Aksi Cepat Tanggap (ACT) Dalam Membangun Citra Positif
Program Global Qurban.
Strategi komunikasi Public Relations Radio Gen Fm Pada Minat
Pemasang Iklan. Oleh Umi Nur Atiyah mahasiswa Komunikaasi Penyiaran
Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, pada tahun 2011.14
Berisikan tentang Komunikasi Public Relations
Pada Minat Pemasang Iklan, sedangkan persamaannya dengan penelitian yang
peneliti teliti ada pada subyeknya yaitu Public Relations, sedangkan
13
Muhamad Iqbal, Strategi Publik Relations POLRI Dalam Membangun Citra Pelayanan
Pada Masyarakat ( studi pada kepolisian Resort Metro Jakarta Barat ) Jakarta: FIDIKOM UIN
Jakarta, 2011 14
Umi Nur Atiyah, Strategi komunikasi Publik Relations Radio Gen Fm Pada Minat
Pemasang Iklan Jakarta: FIDIKOM UIN Jakarta, 2011
14
perbedaannya terletak pada objeknya. Jika Umi Nur Atiyah yaitu Strategi
komunikasi Public Relations Radio Gen Fm Pada Minat Pemasang Iklan.
Sedangkan peneliti meneliti tentang. Strategi Public Relations Aksi Cepat
Tanggap (ACT) Dalam Membangun Citra Positif Program Global Qurban.
F. Sistematika Penulisan
Sisitematika penulisan ditujukan untuk memudahkan pemahaman
tentang penelitian ini, maka penulis membagi skripsi ini menjadi lima bagian
yang terdiri dari bab per bab, yang berkaitan dan merupakan satu kesatuan
yang utuh dari skripsi ini. Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini akan memaparkan mengenai latar belakang masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika
penulisan.
BAB II LANDASAN TEORITIS TENTANG STRATEGI
PUBLIC RELATION, CITRA DAN QURBAN
Pada bab ini terdapat dua sub-bab. Sub-bab pertama akan
menguraikan landasan teoritis mengenai strategi public relations,
dan menjelaskan mengenai citra positif. Dan sub selanjutnya
menjabarkan dan menerangkan mengenai qurban.
15
BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG AKSI CEPAT TANGGAP
Pada bab ini terdapat sub bab yang akan peneliti paparkan, yakni
mengenai sejarah singkat berdirinya ACT, visi dan misi,
perkembangan perusahan serta Strategi Public Relations ACT.
BAB IV STRATEGI PUBLIC RELATIONS ACT DALAM
MEMBANGUN CITRA POSITIF PROGRAM GLOBAL
QURBAN
Bab ini berisikan tentang temuan dan analisa mengenai gambaran
umum Strategi Public Relations Aksi Cepat Tanggap (ACT)
Dalam Membangun Citra Positif Program Global Qurban.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisikan mengenai kesimpulan dan saran penulis.
16
BAB II
LANDASAN TEORI TENTANG
PUBLIC RELATIONS, CITRA DAN QURBAN
A. Pengertian Strategi
Kata "strategi" adalah turunan dari kata dalam bahasa Yunani,
stratēgos. Adapun stratēgos dapat diterjemahkan sebagai 'komandan militer'
pada zaman demokrasi Athena. Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan
yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi
sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu. 1 Sedangkan dalam kamus besar
bahasa Indonesia disebutkan bahwa strategi adalah ilmu dan seni
menggunakan semua sumber daya bangsa-bangsa untuk melaksanakan
kebijakan tertentu diperang dan damai., atau rencana yang cermat mengenai
kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.2
Strategi diartikan sebagai rencana menyeluruh dalam mencapai target,
meskipun tidak ada jaminan atas keberhasilannya. Strategi pada hakikatnya
adalah perencanaan (planning) dan pengolahan (management) untuk mencapai
suatu tujuan, dalam dunia komunikasi strategi berarti rencana menyeluruh
dalam mencapai tujuan-tujuan komunikasi.3 Di dalam strategi yang baik
terdapat koordinasi tim kerja, memiliki tema, mengidentifikasi faktor
1 Pengertian Strategi (diakses pada hari sabtu 16 maret 2013. Pkl 14:18) dari http://id.
wikipedia.org/wiki/Strategi 2 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, edisi ketiga (Jakarta: Balai Pustaka 2005) h.1092 3 Pakit M Yusuf, Komunikasi Pendidikan dan Komunikasi Intruksional (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 1990) h.72
17
pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan secara
rasional, efisien dalam pendanaan, dan memiliki taktik untuk mencapai tujuan
secara efektif. Strategi dibedakan dengan taktik yang memiliki ruang lingkup
yang lebih sempit dan waktu yang lebih singkat, walaupun pada umumnya
orang sering kali mencampuradukkan ke dua kata tersebut. Contoh berikut
menggambarkan perbedaannya, "Strategi untuk memenangkan keseluruhan
kejuaraan dengan taktik untuk memenangkan satu pertandingan". Pada
awalnya kata ini dipergunakan untuk kepentingan militer saja tetapi kemudian
berkembang ke berbagai bidang yang berbeda seperti strategi bisnis, olahraga
(misalnya sepak bola dan tenis), catur, ekonomi, pemasaran, perdagangan,
manajemen strategi, dll.
J.L Thompson mendefinisikan strategi sebagai cara untuk mencapai
sebuah hasil akhir yang menyangkut tujuan dan sasaran organisasi. Ada
strategi yang luas untuk keseluruhan organisasi dan strategi kompetitif untuk
masing-masing aktifitas. Sementara strategi fungsional mendorong secara
langsung strategi kompetitif.4
Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan
pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun
waktu tertentu. Di dalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim kerja,
memiliki tema, mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai dengan
prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien dalam pendanaan,
dan memiliki taktik untuk mencapai tujuan secara efektif. Strategi dibedakan
4Sandra Oliver, Strategi Public Relations (Jakarta: Erlangga,2007) h.2
18
dengan taktik yang memiliki ruang lingkup yang lebih sempit dan waktu yang
lebih singkat, walaupun pada umumnya orang sering kali mencampuradukkan
ke dua kata tersebut.
Dari berbagai pengertian dan definisi mengenai strategi, secara umum
dapat didefinisikan bahwa strategi itu adalah rencana tentang serangkaian
manuver, yang mencakup seluruh elemen yang kasat mata maupun yang tak-
kasat mata, untuk menjamin keberhasilan mencapai tujuan tertentu.
B. Public Relations dan Ruang Lingkupnya
Konsep dasar Public Relations diperkenalkan pada tahun 1906 oleh
Ivy Lee saat ia berhasil menjembatani konflik buruh batubara dan pengusaha.
Konsep ini lalu dikenal sebagai Declaration of Principle (Deklarasi Azas-
Azas Dasar) yaitu prinsip yang terbuka dan tidak menyembunyikan data dan
fakta.5 Public relations menyangkut kepentingan dari setiap organisasi baik itu
organisasi yang bersifat komersial maupun organisasi yang bersifat non-
komersial. Dan public relations itu sendiri sebenarnya terdiri dari semua
bentuk komunikasi yang terjadi antara organisasi yang bersangkutan dengan
siapa saja yang menjalin kontak dengannya.
Menurut (British) Institute of Public Relations (IPR), Publik Relations
didefinisiskan sebagai keseluruhan upaya yang dilakukan secara terencana dan
berkesinambungan dalam rangka menciptaakan dan memelihara niat baik atau
(goodwill) dan sikap-sikap saling pengertian yang bersifat timbal balik
5 Pengertian Hubungan Masyarakat (diakses pada hari sabtu 12 januari 2013 pkl 15:36)
dari http://id.wikipedia.org/wiki/Hubungan_masyarakat
19
(mutual understandings) antara suatu organisasi atau perusahaan dengan
segenap khalayaknya. 6
Dan definisi Public Relations menurut Frank Jefkins adalah semua
bentuk komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, atara
suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-
tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian.7 Public relations
merupakan fungsi manajemen untuk mencapai target tertentu yang
sebelumnya harus memiliki program kerja yang jelas dan rinci, mencari fakta,
menkomunikasikan, merencanakan hingga mengevaluasi hasil apa saja yang
telah diperolehnya. Sedangkan menurut De Fleur dan Dennis dari perspektif
ilmu komunikasi yang dikutip Yosal Iriantara dalam bukunya Community
Relations. Public relations adalah sebuah proses komunikasi dimana individu
atau unit-unit masyarakat berupaya untuk menjalin relasi yang terorganisasi
dengan berbagai aspek kelompok atau public untuk tujuan tertentu.8
Keberadaan PR adalah hal yang wajib bagi sebuah perusahaan, dalam upaya
untuk menciptakan, memelihara dan membina hubungan yang harmonis antara
kedua belah pihak yakni perusahaan dengan konsumennya maka PR harus
dapat menjadi jembatan penghubung yang baik.
Public relations berperan dalam penjelasan atau pembelaan terhadap
opini-opini yang kurang baik dari publik terhadap perusahaan tersebut, dengan
cara menyajikan berbagai data, fakta dan informasi yang sebenarnya. Oleh
6 Frank Jefkins, Public Relations (Jakarta: Erlangga,2004), h.9
7 Frank Jefkins, Public Relations , h.10
8 Yosal Iriantara, Community Relations Konsep dan Aplikasi ( Bandung: Simbiosa
Rekatama Media: 2004) h.5
20
karena itu harus ada proses yang continu dari manajemen perusahaan untuk
memperoleh goodwill dan pengertian dari para konsumen, karyawan, dan
publik pada umumnya. Secara internal dengan mengadakan analisa dan
perbaikan-perbaikan terhadap perusahaan, sedangkan secara eksternal dengan
survey, observasi dan publikasi.
Public Relations merupakan kegiatan komunikasi dalam suatu
perusahaan secara timbal balik (two way traffic reciprocal communication).
Hal ini berarti bahwa pada jalur pertama komunikasi berbentuk penyebaran
informasi dari perusahaan kepada publik. Pada jalur kedua komunikasi
berlangsung dalam bentuk penyampaian tanggapan atau opini publik (public
opinion) dari publik ke perusahaan tadi. Melalui komunikasi dua arah tersebut,
pihak perusahaan harus selalu mengkaji, apakah informasi yang disebarkan
kepada publiknya itu diterima, difahami dan diaplikasikan atau tidak. Evaluasi
ini perlu sebagai bahan perencanaan kegiatan kedepannya.
Tujuan public relations untuk mempengaruhi publiknya, antara lain
sejauh mana mereka mengenal dan mengetahui kegiatan lembaga atau
organisasi yang diwakili tersebut tetap pada posisi pertama, dikenal, dan
disukai. Sedangkan posisi publik yang kedua, mengenal dan tidak menyukai
itu maka pihak public berupaya melalui proses teknik public relations tertentu
untuk dapat mengubah pandangan publik menjadi suka.
Menurut Harwood Childs, ada beberapa strategi dalam kegiatan public
relations untuk merancang suatu pesan dalam bentuk informasi atau berita,
yaitu sebagai berikut:
21
1. Strategy of publicity
Melakukan kampanye untuk penyebaran pesan (message) melalui proses
publikasi suatu berita melalui kerja sama dengan berbagai media massa.
Selain itu dengan menggunakan taktik merekayasa suatu berita akan dapat
menarik perhatian audiensi sehingga akan menciptakan publisitas yang
menguntungkan.
2. Strategy of persuation
Berkampanye untuk membujuk atau menggalang khalayak melalui teknik
sugesti atau persuasi untuk mengubah opini public dengan mengangkat
segi emosional dari suatu cerita, artikel, atau featuris berlandaskan
humanity interest.
3. Strategy of argumentation
Strategi ini biasanya dipakai untuk mengantisipasi berita negatif yang
kurang menguntungkan (negatif news), kemudian dibentuk berita
tandingan yang mengemukakan argumentasi yang rasional agar opini
public tetap dalam keadaan posisi yang menguntungkan. Dalam hal ini,
kemampuan public relations sebagai komunikator yang handal diperlukan
untuk mengemukakan suatu fakta yang jelas dan rasional dalam mengubah
opini publik melalui berita atau statement yang dipublikasikan.
4. Strategy of image
Strategi pembentukan berita yang positif dalam publikasi untuk menjaga
citra lembaga atau organisasi termasuk produknya. Misalnya tidak hanya
menampilkan segi promosi, tetapi bagaimana menciptakan publikasi
22
nonkomersial dengan menampilkan kepedulian terhadap lingkungan dan
sosial (Humanity relations and social marketing) yang menguntungkan
citra bagi lembaga atau organisasi secara keseluruhan (corporate image).9
Agar strategi komunikasi berjalan dengan lacar, maka pada praktiknya
dibutuhkan seorang yang disebut public relations. PR tidak mempunyai tujuan
lain, kecuali membantu pencapaian tujuan organisasi yang bersangkutan.10
Public relations sangat erat hubungannya dengan perkembangan sosial,
ekonomi, maupun politik yang muncul di negara tempat organisasi atau
perusahaan berada. Dalam kondisi internal suatu organisasi public relations
sangatlah penting artinya dalam perkembangan organisasi atau perusahaan.
C. Teori Citra
1. Pengertian Citra
Citra adalah suatu gambaran tentang mental, ide yang dihasilkan
oleh imaginasi atau kepribadian yang ditunjukan kepaada publik oleh
seseorang organisasi, dan sebagainya. Citra perusahaan adalah citra dari
suatu organisasi secara keseluruhan bukan sekedar citra atas produk dan
pelayanannya, citra itu terbentuk dari banyak hal. Frank Jefkins dalam
bukunya Public Relations mengatakan ada beberapa jenis citra (image),
yakni citra bayangan (mirror image), citra yang berlaku (current image),
9 Rosady Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations ( Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada,1997), h .54.
10
Wahidin Saputra & Rulli Nasrullah, Publik Relations 2.0 Teori dan Praktik Public
Relations di Era Cyber, (Jakarta: Gramata Publishing, 2011) h.39
23
citra yang diharapkan ( wish image), citra perusahaan (corporate image),
serta citra majemuk (multiple image).11
a. Citra Bayangan (mirror image)
Citra bayangan adalah citra yang ddianut oleh orang dalam
mengenai pandangan luar, terhadap organisainya. Citra ini seringlah
tidak tepat, bahkan hanya sekedar ilusi, sebagai akibat dari tidak
memadainya informasi pengetahuan ataupun pemahaman yang
dimiliki oleh kalangan dalam organisasi itu mengenai pendapat atau
pendangan pihak-pihak luar.
b. Citra yang Berlaku (current image)
Citra yang beraku adalah suatu citra atau pandangan yang
dianut oleh pihak-pihak luar mengenai suatu organsasi. Namun sama
halnya dengan citra bayangan, citra yang berlaku tidak selamanya
bahkan jarang sesuai dengan kenyataan karena semata-mata terbentuk
dari pengalaman atau pengetahuan orang-orang luar yang biasanya
serba terbatas. Citra ini sepenuhnya ditentukan oleh banyak sedikitnya
informasi yang dimiliki oleh mereka yang mempercayainya.
c. Citra yang Diharapkan (wish image)
Citra harapan (wish image) adalah suatu citra yang diinginkan
oleh pihak manajemen. Citra ini juga tidak sama dengan citra yang
sebenarnya, biasanya citra yang diharapkan itu lebih baik atau lebih
menyenangkan daripada citra yang ada. Walaupun dalam keadaan
11
Frank Jefkins, Publik Relations (Jakarta: Erlangga,2004) h.20.
24
tertentu citra yang baik juga juga bisa merepotkan, namun secara
umum yang disebut citra harapan itu memang sesuatu yang
beerkonotasi lebih baik. Citra yang diharapkan biasanya dirumuskan
dan diterapkan untuk sesuatu yang relatif baru, ketika khalayak belum
memiliki informasi yang memadai mengenainya.
d. Citra Perusahaan (corporate image)
Citra perusahaan adalah citra dari suatu organisassi secara
keseluruhan jadi bukan sekedar atas produk dan pelayanannya. Citra
perusahaan ini terbentuk dari banyak hal, seperti sejarah atau riwayat
hidup perusahaan yang gemilang, keberhasilan dan stabilitas di
bidang keuangan, kualitas produk, keberhasilan ekpor, hubungan
industri yang baik, reputasi sebagai pencipta lapangan kerja,
kesediaan turut memikul tanggung jawab sosial dan komitmen
mengadakan riset.
e. Citra Majemuk (multiple image)
Citra majemuk adalah banyaknya jumlah citra yang dimiliki
suatu perusahaan boleh dikatakan sama banyaknya dengan jumlah
pegawai yang dimilikinya. Untuk menghindari berbagai hal yang
tidak diinginkan, vaiasi citra harus ditekan seminimal mungkin dan
citra perusahaan secara keseluruhan harus ditegakan. 12
12
Frank Jefkins, Publik Relations, h.22.
25
2. Citra Positif dan Negatif
Citra tidak hanya selalu mengenai apa yang positif dari suatu brand
atau apapun yang diusung, tetapi juga negatif. Kedua macam citra
bersumber dari adanya citra-citra yang berlaku (current images) yang
bersifat negatif dan positif. Seharusnya citra organisasi atau lembaga
didasari pada kesan yang benar, yakni sepenuhnya berdasarkan
pengalaman, pengetahuan, serta pemahaman atas kenyataan yang
sesungguhnya.13
M. Linggar Anggoro dalam bukunya yang berjudul Teori dan
Profesi Kehumasan berpendapat bahwa pemolesan citra (yang tidak sesuai
dengan fakta yang ada) pada dasarnya tidak sesuai dengan hakikat public
relations itu sendiri. Keadaan ini sering kali menjadi suatu hal yang sah-
sah saja dalam dunia kehumasan padahal ini merupakan suatu hal yang
fatal dalam dunia humas atau public relations.
D. Qurban
1. Pengertian Qurban
Qurban secara etimologi terambil dari akar kata “qaraba-yaq-
rabu” yang berarti “dekat, hampir, mendekati, menghampirkan diri, teman
duduk raja.” Dalam pengertian terminologi Islam, oleh Al-Raghib Al-
Ishfahani mendefinisikan dengan, “Sesuatu yang dengannya seseorang
dapat mendekatkan diri kepada sang Khalik-Nya, berupa perbuatan yang
13
M. Linggar Anggoro, Teori dan Profesi Kehumasan ( Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005),
h. 69
26
bernilai kebaikan”. Dalam fiqih islam, term ini berarti “ Suatu bentuk
pendekatan diri kepada Allah melalui pelaksanaan penyembelihan hewan
qurban, atau dengan mempersembahkan sesuatu, atau dalam bentuk-
bentuk lainnya yang bernilai amaliyah”.14
Istilah qurban dalam masyarakat
islam Indonesia identik dengan Udhhiyah atau Dhahiyyah secara harfiah
berarti hewan sembelihan. Sedangkan ritual qurban adalah salah satu ritual
ibadah pemeluk agama Islam, dimana dilakukan penyembelihan binatang
ternak untuk dipersembahkan kepada Allah. Ritual qurban dilakukan pada
bulan Dzul-Hijjah pada penanggalan Islam, yakni pada tanggal 10 (hari
nahar) dan 11,12 dan 13 (hari tasyrik). Dilakukan setiap tahun Hijriyah,
dimulai setelah selesai shalat Idul Adha tanggal 10 Dzul-Hijjah s/d
terbenam matahari tanggal 13 Dzul-Hijjah .15
Qurban adalah ibadah yang agung bagi ummat Islam, karena
berkaitan dengan sebuah peristiwa besar yaitu hari raya Idul Adha. Ketika
ummat Islam dari seluruh penjuru dunia berkumpul di Makkah al
Mukarramah melaksanakan ibadah haji, ummat Islam di belahan bumi
yang lain melaksanakan pemotongan hewan qurban. Ibadah qurban ini
juga merupakan teladan agung dari bapak para nabi, yaitu nabi Ibrahim
alaihissalam sang Khalilullah (kekasih Allah) dengan putra tercintanya
nabi Ismail alaihissalam.
14
Abdul Halim, dan Ikhwan, Ensiklopedi Haji dan Umrah, (Jakarta :PT Raja Grafindo
Persada, 2002), h. 374. 15
M. Abdul Mujieb Mabruri Tholhah Syafi‟ah Am, Kamus Istilah Fiqih, ( Jakarta: PT
Pustaka Firdaus, 1994), h. 285.
27
Seperti yang tertulis dalam Al-Quran surat Al-Kautsar ayat 1-2
yang berbunyi:
“Sesungguhnya Kami telah memberikan karunia sangat banyak
kepadamu, maka sholatlah untuk Tuhanmu dan sembelihlah qurban”.
(QS. Al- Kautsar: 1-2)
2. Sejarah Qurban
Disebutkan dalam Al Qur'an, Allah memberi perintah melalui
mimpi kepada Nabi Ibrahim untuk mempersembahkan Ismail. Diceritakan
dalam Al Qur'an bahwa Ibrahim dan Ismail mematuhi perintah tersebut
dan tepat saat Ismail akan disembelih, Allah menggantinya dengan domba.
Berikut petikan surat Ash Shaaffaat ayat 102-107 yang menceritakan hal
tersebut.
“ Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha
bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku
melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa
pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang
diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk
28
orang-orang yang sabar". Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim
membaringkan anaknya atas pelipisnya, (nyatalah kesabaran keduanya ),
dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah
membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi
balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-
benar suatu ujian yang nyata, dan Kami tebus anak itu dengan seekor
sembelihan yang besar”. (QS. Ash-Shaaffaat: 102-107)
3. Hukum Qurban
Mengenai hukumnya, ulama ahli Fiqh berbeda pendapat ada yang
mengatakan wajib dan ada pula yang mengatakan sunnah mu’akkad.
Qurban ada 2 yaitu kurban sunnah dan kurban wajib (dinadzarkan),
qurban sunnah dagingnya dibagi menjadi tiga bagian, satu bagian
disedahkan, satu bagian lagi dimakan sendiri, satu bagian lagi
dihadiahkan. Sedangkan qurban wajib semua harus disedahkan, orang
yang berkurban tidak boleh makan dagingnya sedikit pun. Binatang yang
sah untuk qurban ialah binatang yang tidak bercacat sehingga mengurangi
dagingya dan telah berumur diantaranya:
a. Unta yang telah berumur 5 tahun
b. Sapi/ kerbau yang berumur 2 tahun
c. Kambing yang sudah berumur 2 tahun
d. Domba atau biri-biri yang sudah berumur 1 tahun 16
16
M. Husain Nashir, Fikih Dzabihah Kurban, Aqiqah, Khitan (Jatim: Pustaka
Sidogiri,2006) h.25
29
4. Syarat Hewan dan Pembagian Daging Qurban
Tentang binatang qurban yang akan disembelih itu disunahkan
harus memenuhi syarat dan ketentuan agar dalam pelaksanaan ibadah
qurban sah yakni sebagai berikut:
a. Hewan ternak telah berumur atau umurnya telah memenuhi syarat
sebagaimana yang telah ditentukan.
b. Orang yang berkurban harus mampu menyediakan hewan sembelihan
dengan cara halal tanpa berutang.
c. Qurban harus binatang ternak, seperti unta, sapi, kerbau, atau kambing
d. Binatang yang akan disembelih tidak memiliki cacat, tidak buta, tidak
pincang, tidak sakit, dan kuping serta ekor harus utuh.
e. Hewan qurban tidak disyariatkan harus yang jantan, tetapi jika yang
hendak disembelih adalah unta atau sapi, maka lebih utama adalah
betina. Adapun kambing atau domba yang lebih utama adalah yang
jantan.17
f. Orang yang melakukan qurban hendaklah yang merdeka (bukan
budak), baligh, dan berakal.
Daging hewan kurban dibagi tiga, 1/3 untuk dimakan oleh yang
berkurban, 1/3 disedekahkan, dan 1/3 bagian dihadiahkan kepada orang
lain.18
Pendistribusian daging qurban tersebut harus dilakukan di desa atau
daerah dimana qurban itu disembelih dan tidak boleh di pindah kedesa
17
M. Ibrahim Jannati, Fiqh Perbandingan Lima Mazhab 2 ( Jakarta: Cahaya, 2007), h
148 18
Abu Muslih hafizhahullah, “Syarat Pembagian Qurban,” diakses pada hari kamis tgl
21 Maret 2013 pkl 11:51 wib dari (http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/fiqih-qurban.html)
30
lain. Sebab daging itu harus diberikan pada fakir miskin yang ada
disekitarnya. Hal ini sama persis dengan cara pendistribusian harta zakat,
kalau penyembelihan qurban itu diserahkan kepada wakil, maka qurban itu
harus dibagi–bagikan pada fakir miskin yang berada ditempat wakil
tersebut. Inilah pendapat yang kuat (mu’tamad) sementara qaul yang
memperbolehkan dianggap pendapat lemah.
5. Hikmah Qurban
Ada banyak hikmah yang terselip dibalik pensyariatan kurban
diantaranya dalam kitab syari’atullah al-khalidah karya Sayyid
Muhammad Al-maliki, bin Alwi bin abbas yang dikutip M. Husain Nashir
adalah:
a. Untuk mengenang nikmat-nikmat yang diberikan Allah kepada Nabi
Ibrahim A.S. dengan digagalkannya perintah penyembelihan putera
beliau, Ismail A.S. dan ditebus dengan seekor kambing dari surga.
b. Untuk membagi-bagikan rizqi yang diberikan Allah AWT. Pada umat
manusia pada saat hari raya „Id al Adha, yang memang menjadi hari
bahagia bagi umat islam agar yang miskin juga merasakan
kegembiraan seperti yang lain, sebagaimana yang telah disabdakan
Nabi Muhammad SAW, yang artinya “Hari raya qurban adalah hari
makan dan minum dan dzikir kepada Allah AWT. ( HR: Muslim)
c. Untuk memperbanyak pendapatan rizqi bagi orang yang berkurban
dimana setiap hamba yang menafkahkan hartanya dijalan kebaikan,
harta itu semakin berlipat ganda bukan tambah berkurang,
sebagaimana dijelaskan dalam hadits.
31
d. Agar menyamai terhadap apa yang dilakukan oleh umat islam yang
sedang melaksanakan ibadah haji pada hari itu (tanggal 10 Dzul
Hijjah) dengan menyembelih hewan kurban dan membagi-bagikan
dagingnya pada fakir miskin, sekaligus sebagai isyarat akan besarnya
dambaan terhadap perkumpulan agung di tanah haram.19
e. Bagi orang yang melakukan qurban menambah keimanan dan cintanya
kepada Allah, mensyukuri nikmatnya dan dengan berqurban berarti
seseorang telah berbakti kepada orang lain serta menumbuhkan sikap
hidup tolong-menolong, dan saling mencintai.
f. Bagi orang yang menerima daging qurban akan bertambah
keimanannya dan akan bertambah semangat hidupnya.
g. Bagi kepentingan umum akan menambah rasa persatuan dan
persaudaraan akan menumbuhkan kesadaran beragama, baik kepada
orang mampu maupun orang miskin akan menumbuhkan kesadaran
berbangsa dan bernegara dan akan menghilangkan kecemburuan
sosial.
19
M. Husain Nashir, Fikih Dzabihah Kurban, Aqiqah, Khitan (Jatim: Pustaka
Sidogiri,2006) h.34
32
BAB III
GAMBARAN UMUM
TENTANG AKSI CEPAT TANGGAP (ACT)
A. Sejarah Berdirinya Aksi Cepat Tanggap (ACT)
Aksi Cepat Tanggap (ACT) Foundation adalah sebuah lembaga
kemanusiaan yang mengkhususkan diri pada penanganan bencana alam dan
bencana kemanusiaan secara terpadu (Integrated Disaster Management), dari
mulai emergency, rescue, medis, relief, hingga rekonstruksi dan recovery
(pemulihan). ACT berdiri pada 2005 sebagai institusi resmi dan mandiri.
Program yang ditangani berkembang tidak lagi hanya berkisar pada bencana
alam, namun juga mengembangkan konsentrasinya pada bencana sosial atau
bencana kemanusiaan. Termasuk di antaranya, gizi buruk, rawan pangan,
anak-anak, masalah kesehatan dan sanitasi lingkungan, pendidikan,
pemberdayaan ekonomi, pembangunan masyarakat, hingga konflik sosial.
ACT bersifat independen bebas bersikap dan mandiri, netral objektif
tidak memihak dan bersikap proporsional, transparan menginformasikan
kegiatan lembaga kepada para pemangku kepentingan, akuntabel
mempertanggung jawabkan program kepada mitra, non diskriminatif tidak
membedakan suku, ras, agama dan golongan. Dengan visi menjadi pelopor
dalam menumbuhkan jiwa-jiwa peduli berbasis kerelawanan menuju
kemandirian masyarakat, ACT senantiasa mengusung nilai-nilai kepedulian,
33
kerelawanan dan kemandirian masyarakat dalam menjalankan setiap
programnya.1
Pendanaan program-program ACT berasal dari donasi publik dan dana
Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan, yang pemanfaatannya
diaudit oleh akuntan publik sebagai bentuk transparansi kepada para
pemangku kepentingan. Untuk menjangkau penerima manfaat yang tersebar
hingga ke wilayah terpencil, dalam pelaksanaan program-programnya ACT
mengembangkan jaringan relawan lokal yang bernaung di bawah bendera
Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Indonesian Volunteer Society). Adanya
MRI membuat pelaksanaan program-program ACT efisien dan efektif.
ACT juga membentuk Disaster Management Institute of Indonesia
(DMII), yang merupakan pusat referensi dari seluruh pengetahuan dan
pengalaman praktis ACT dalam perjalanannya menangani bencana. DMII
memberikan training emergency dan kebencanaan, di berbagai perusahaan,
sekolah, lembaga pemerintahan dan publik, dengan penekanan pada
pemasyarakatan Pengurangan Resiko Bencana atau mitigasi (Disaster Risk
Reduction (DRR). DMII juga telah menghasilkan Standard Operational
Procedure (SOP) penanggulangan bencana dan kondisi darurat, selain juga
menjadi konsultan untuk pusat-pusat pendidikan kebencanaan.
1Ahyudin, “Profil ACT,” di akes pada hari kamis tgl 7 maret 2013 pkl 11:45 wib
http://www.act.or.id/ind/section/profil
34
B. Visi dan Misi
1. Visi:
Pelopor dalam menggugah jiwa-jiwa peduli berbasis kerelawanan untuk
kemandirian masyarakat.
2. Misi:
a. Mengembangkan model Manajemen Bencana Terpadu (MBT).
b. Memperkuat sinergi dan kemitraan. Memperkuat komunikasi lembaga.
c. Menggerakkan partisipasi kepedulian masyarakat.
d. Memperkuat komunitas donatur2
C. Program Kegiatan ACT
1. Komite Indonesia Untuk Solidaritas Somalia
Bencana kelaparan dahsyat melanda Somalia. Hingga saat ini tak
kurang 29 ribu balita meregang nyawa akibat kelaparan. Jutaan lagi
terancam jiwanya jika tak mendapat pertolongan segera. Aksi Cepat
Tanggap (ACT) sebagai lembaga kemanusiaan global menggagas Komite
Indonesia untuk Solidaritas Somalia (KISS).
2. Masyarakat Relawan Indonesia (MRI)
MRI merupakan kepanjangan dari Masyarakat Relawan Indonesia
(Indonesian Volunteer Society). Kontruksi MRI terdiri dari 3 penggal
kata, yaitu : Masyarakat, Relawan, dan Indonesia.Masyarakat merupakan
kumpulan individu-individu dari satu komunitas, baik komunitas mikro
2 Ahyudin, “Profil ACT,” di akes pada hari kamis tgl 7 Maret 2013 pkl 11:45 wib dari
http://www.act.or.id/ind/section/profil
35
maupun makro. Relawan adalah individu atau sekumpulan individu yang
bersedia berkontribusi terhadap perubahan posistif pada suatu bencana
tanpa pamrih mengharap suatu imbalan.3
3. Disaster Management Institute of Indonesia (DMII)
ACT Foundation membentuk Disaster management Institute of
Indonesia (DMII), yang merupakan pusat referensi dari seluruh
pengetahuan dan pengalaman praktis ACT dalam menangani bencana
lebih dari 15 tahun.What We Do Program edukasi dan manajemen
kebencanaan untuk masyarakat yang mengusung konsep Manajemen
Bencana Terpadu (MBT) dengan aktivitas meliputi: pelatihan, konsultasi
dan penelitian.
4. Global Qurban
Sejak berdiri tahun 2005, ACT secara konsisten menjalankan
program qurban untuk masyarakat korban bencana, daerah minus dan
daerah rawan pangan. Distribusi penerima daging qurban selama ini
tersebar di daerah gempa, banjir, tsunami, longsor, daerah minus serta
daerah endemi penyakit & gizi buruk di Sumatera Barat, Lampung,
Banten, Jabodetabek, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Timur dan NTT. 4
Global qurban adalah terobosan baru dari program qurban ACT.
Boleh jadi, ini adalah program qurban yang unik dan satu-satu nya di
dunia. sebab, hanya di global qurban, layanan pembelian hewan qurban
3 Ahyudin, “Profil ACT,” di akes pada hari kamis tgl 7 Maret 2013 pkl 11:45 wib dari
http://www.act.or.id/ind/section/profil 4 Ahyudin, “Profil ACT,” di akes pada hari kamis tgl 7 Maret 2013 pkl 11:45 wib dari
http://www.act.or.id/ind/section/profil
36
menjadi sangat mudah dan ber-manfaat dengan dukungan teknologi sms
dan rekening virtual.
Spirit global qurban menjadikan ibadah qurban sebagai
pendongkrak produktivitas bangsa sekaligus pembangun karakter bangsa
yang peduli terhadap sesama. Global qurban disalurkan ke komunitas di
daerah rawan pangan, daerah bencana di dalam negeri serta luar negeri.
Untuk program luar negeri tahun ini difokuskan pada korban kekeringan
dan kelaparan di Somalia yang merupakan tragedi kemanusiaan global dan
juga korban konflik di Gaza Palestina sebagai wujud solidaritas
kemanusiaan global.5
Nama global qurban jangkauannya mengglobal, pertama tema
besar dari Idul Qurban adalah ibadah terbesar umat Islam, qurban hadir
disemua negara yang penduduknya terdapat muslim. Faktanya ada negara-
negara yang berlebih sehingga hasil penghimpunan qurbannya begitu
besar, di negara yang lain ada yang sangat kekurangan dan menerima
qurban amat sedikit, sangat tidak memadai dibanding jumlah umat yang
memerlukan qurban. Maka selain mendistribusikan qurban di Indonesia,
global qurban dengan data adanya banyak mustahik qurban di sejumlah
negara lainnya, global qurban pun merancang pendistribusiannya lintas
negara, saat banyak pengelola qurban belum banyak yang memilih
langkah ini, ACT ingin memastikan bisa membantu saudara-saudara
muslim di negara lain yang kurang beruntung nasibnya melalui global
qurban.
5 Wawancara pribadi dengan ibu Hidayatun Ni’mah selaku Public Relations ACT.
Jakarta, 15 Maret 2013.
37
Amanah qurban melalui global qurban tidak hanya dalam negeri
walaupun ACT ingin menegaskan Indonesia menjadi prioritas karena di
Indonesia jumlah mustahiknya juga tidak kecil.6 Global qurban ingin
memastikan negeri lain seperti Rohingya, Somalia, Suriah, dan Palestina
juga mendapatkan perhatian karena adanaya amanah pequrban untuk
menyampaikan qurban ke tangan penerima di berbagai negara yang
terdapaat umat muslim yang kurang beruntung. Global qurban juga
mengorganisasi sejumlah lembaga lokal dan merintis bekerjasama dengan
lembaga-lembaga lokal, dinegara sasaran qurban sehingga global qurban
dari Indonesia bersinergi dalam mengurus masyarakat di negeri yang
pemerintahannya sedang kolaps atau menurun kesanggupannya dalam
mengurus rakyatnya. Kebersamaan untuk menyukseskan program
kemanusiaan mengalihkan energi permusuhan menjadi kemitraan dan
akhirnya pengelolaan qurban melatih untuk bersinergi untuk saling
membantu dalam menyukseskan program Global qurban, dan disini
qurban bermetamorfose menjadi bagian dari diplomasi kemanusiaan.
Transparansi, kunci kepuasan pequrban, tahun-tahun sebelumnya
laporan disampaikan manual. Dengan global qurban, laporan pelaksanaan
sampai kepada anda nyaris real time, dengan support teknologi sms dan
rekening virtual (virtual account).7
6 Ibnu Khajar, “Qurban Piranti Perdamaian," Majalah Global Qurban edisi
01/1/Desember 2012. H.37 7 Ahyudin, “Sejarah berdirinya Aksi Cepat Tanggap,” di akes pada hari kamis tgl 7
Maret 2013 pkl 11:45 wib dari http://www.act.or.id/ind/section/profil
38
Proses pendaftaran dilakukan oleh sales global qurban melalui sms.
Setelah itu, pequrban menyempurnakannya dengan mengisikan nomor PIN
yang digosok dari voucher dan dikirimkan melalui sms ke sms center
global qurban. Sesaat setelah itu, pequrban mendapat sms berisi petunjuk
untuk melakukan transfer. Dan setelah melakukan transfer pembelian
hewan qurban, akan menerima notifikasi via sms tentang kesertaan para
pequrban. Setelah qurban disembelih, akan mendapat laporan melalui sms.
Dan pequrban juga bisa memantau laporan itu lewat web global
qurban, di samping laporan manual yang akan ACT sampaikan ke alamat
para pequrban. Dengan cakupan program global, program ini diharapkan
juga membawa nama bangsa Indonesia ke pentas dunia, sebagai negeri
yang peduli, negeri para pequrban. Karena kemanusiaan itu lintas batas
dan teritorial, tidak mengenal jarak dan batas negera.
Qurban sejatinya adalah kesediaan setiap muslim untuk peduli
terhadap kepentingan orang lain karena ibadah qurban merupakan salah
satu bentuk tanggung jawab sosial masyarakat muslim kepada sesamanya.
Dan yang terpenting, qurban haruslah menjadi sarana untuk melatih jiwa
kedermawanan sosial (filantrofi), sehingga bisa berperan sebagai solusi
untuk mengatasi kemiskinan dan membangun kesejahteraan.
Tekhnologi informasi dan Relawan Qurban yang dekat dengan
pequrban adalah kunci dari kemudahan layanan Global Qurban. Dan
berkat dukungan Permata Bank Syariah dengan Virtual Account-nya
menjadi kekhasan tersendiri layanan Global Qurban. Dukungan
39
sponsorship berupa pengadaan tools komunikasi dan pelatihan Relawan
Qurban menambah energy bagi suksesnya Global Qurban.
5. CSR Management & Development
ABOUT CSR Sebagai sebuah kepedulian dan tanggung jawab
sosial perusahaan kepada masyarakat, Program CSR mampu
meningkatkan taraf hidup masyarakat dan memperkuat eksistensi dan
keamanan asset perusahaan. Diharapkan program CSR akan menjadi
solusi ketertinggalan masyarakat baik di bidang ekonomi, pendidikan,
kesehatan, lingkungan dan sosial sampai pada penyediaan fasilitas umum
yang akan membuat masyarakat lebih baik lagi.
6. SOS Palestine
Sympathy of Solidarity Palestina atau SOS Palestina adalah program
internasional ACT untuk membantu masyarakat Palestina yang menderita
akibat konflik dan penjajahan berkepanjangan. Masyarakat Palestina
diblokade dan menderita berbagai krisis, seperti krisis pangan dan gizi,
obat-obatan, krisis bahan bakar, dan lain-lain. SOS Palestine merupakan
program nyata masyarakat Indonesia.
D. Struktur Organisasi Aksi Cepat Tanggap ACT
Struktur organisasi perusahaan, adalah struktur organisasi yang
berkaitan dengan wewenang, tanggung jawab, hubungan antar struktur, system
yang membangun dan budaya organisasi. Berikut adalah struktur organisasi
ACT:
40
1. President
2. Senior Vice President Global Strategic Comunications
a. Public Relations
b. Global Philanthropy Media
c. Creative Comunications
d. Digital Marketing
3. Vice President Philanthropy Network Development
a. CSR Management & Development
b. Community Philanthropy Management
4. Vice President Operational
a. Finance Accounting
b. Information Technology
c. Head Resource Development
d. General Affair
5. Senior Vice President Hummanity Network & Development
a. Program
1) Dicaster Emergency Response
2) Comdev
b. Masyarakat Relawan Indonesia
c. Disaster Management Institute of Indonesia
d. Global Qurban 8
8 Dokumen pribadi Aksi Cepat Tanggap (ACT)
41
E. Gambaran Umum Publik Relations Aksi Cepat Tanggap (ACT)
1. Tugas Pokok Public Relations ACT
Ada 3 tugas public relations dalam organisasi atau lembaga ACT
yang berhubungan erat dengan tujuan dan fungsi public relations. Ketiga
tugas tersebut adalah sebagai berikut:
a. Menginterprestasikan, menganalisis, dan mengevaluasi kecendrungan
prilaku publik, kemudian direkomendasikan kepada manajemen untuk
merumuskan kebijakan organisasi atau lembaga. Kecendrungan prilaku
publik juga telah diklasifikasikan dengan baik oleh Frank Jefkins
menjadi 4 situasi atau kondisi kecendrungan publik yang dihadapi oleh
PR yakni tidak tahu, apatis, prasangka dan memusuhi. Mengacu pada
klasifikasi publik menurut Frank Jefkins tersebut maka tugas PR
adalah merubah publik yang tidak tahu menjadi tahu, yang apatis
menjadi peduli, yang berprasngka menjadi menerima, dan yang
memusuhi menjadi simpati.9
b. Mempertemukan kepentingan organisasi atau lembaga dengan
kepentingan publik, kepentingan organisasi atau lembaga dapat jauh
berbeda dengan kepentingan publik dan sebaliknya. Dalam kondisi
yang manapun tugas PR adalah mempertemukan kepentingan ini
menjadi dimengerti, difahami, dihormati , dan dilaksanakan. Bila
kepentingannya berbeda maka tugas PR adalah untuk
menghubungkannya.
9 Frank Jefkins, Public Relations, h.80
42
c. Mengevaluasi program-program organisasi atau lembaga khususnya
yang berkaitan dengan publik. Tugas mengevaluasi program
manajemen ini mengisyaratkan kedudukan dan wewenang PR yang
tinggi dan luas. Karena tugas ini berarti PR memiliki wewenang untuk
member nasihat apakah suatu program sebaiknya diteruskan atau
ditunda atau dihentikan. Disini PR bertugas untuk senantiasa
memonitor setiap program.
2. Fungsi Public Relations ACT
Berbicara fungsi berarti berbicara masalah kegunaan public
relations dalam mencapai tujuan organisasi atau lembaga. Dan dalam
public relations ACT disebutkan terdapat dua fungsi public relations
yakni fungsi konstruktif dan fungsi korektif.
a. Fungsi kontruktif
Fungsi konstruktif ini mendorong public relations membuat
aktivitas ataupun kegiatan-kegiatan yang terencana, berkesinambungan
yang cendrung bersifat proaktif, termasuk disini fungsi public relations
bertindak preventif (mencegah). Peranan public relations dalam hal ini
mempersiapkan mental public untuk menerima kebijakan organisasi
atau lembaga untuk memahami kepentingan publik, dan begitupun
sebaliknya public relations menyiapkan mental organisasi atau
lembaga untuk memahami kepentingan publik. Public relations
mengevaluasi perilaku publik maupun organisasi untuk
direkomendasikan kepada manajemen. Public relations juga
43
menyiapkan prakondisi untuk mencapai saling pengertian, saling
percaya dan saling membantu terhadap tujuan-tujuan organisasi atau
lembaga.
b. Fungsi korektif
Fungsi korektif berperan sebagai pemadam kebakaran, artinya
apabila sebuah organisasi atau lembaga terjadi masalah-masalah atau
krisis dengan publik, maka public relations berperan dalam mengatasi
terselesaikannya masalah tersebut.
Sementara Cutlip and Center yang dikutip oleh Frida Kusumastuti
dalam bukunya Dasar-Dasar Humas mengatakan bahwa fungsi public
relations meliputi hal-hal sebagai berikut:10
a. Menunjang kegiatan manajemen dan mencapai tujuan organisasi
b. Menciptakan komunikasi dua arah secara timbale balik dengan
menyebarkan informasi dari perusahaan kepada publik dan
menyalurkan opini publik pada perusahaan.
c. Melayani publik dan memberikan nasihat kepada pimpinan organisasi
untuk kepentingan umum.
d. Membina hubungan secara harmonis antara organisasi dan publik baik
internal maupun eksternal.
Public Relations memegang peran sentral dalam membangun
persepsi positif lembaga, mengedukasi dan menjembatani hubungan baik
dengan stakeholder, serta menghantarkan ACT mencapai visi dan misinya.
10
Frida Kusumastuti, Dasar-Dasar Humas (Bogor: Ghalia Indonesia, 2002) h.23
44
Mengedukasi masyarakat harus dilakukan secara cermat dan tepat, agar
apa yang disampaikan dapat diterima, difahami dan akhirnya
dilaksanakan. Kuncinya pada upaya membangun komunikasi efektif antara
komunikator dan komunikan. Syarat terpenuhinya komunikasi efektif:
pertama terkait dengan kredibilitas komunikator, pesan akan dengan
mudah diterima apabila komunikator dianggaap memiliki kredibilitas yang
baik, punya integritas dan reputasi baik sehingga apa yang disampaikan
dapat diterima dengan mudah.11
Fungsi Public Relations dalam ACT tidak ubahnya merupakan satu
kesatuan yang strategis yang diperlukan oleh lembaga atau organisasi
untuk membangun komunikasi yang sejajar dengan masyarakat terkait
dengan terbangunnya citra positif bagi eksistensi ACT.
Tugas pokok public relations adalah menciptakan citra positif
perusahaan di mata publiknya. Citra positif dapat terbentuk bila public
mempunyai persepsi yang positif terhadap perusahaan . persepsi ini harus
lengkap dan tidak sepotong-sepotong. Agar hal itu dapat dicapai maka
public harus dalam kondisi kecukupan informasi (well- informed) tentang
perusahaan. Artinya tidak ada kesenjangan informasi antara perusahaan
dengan publiknya dan sebaliknya. Karena public relations dituntut
menjaga arus informasi agar berjalan dua arah timbal balik.12
11
Suriadi, “Ranah Kerja Public Relations ACT, ” di akes pada hari kamis tgl 9 Maret
2013 pkl 07:45 wib dari http://www.globalqurban.com 12
Rahmat Kriyantono, Public Relations Writing Tekknik Produksi Media Public
Realations dan Publisitas Korporat (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), h.40.
45
BAB IV
STRATEGI PUBLIC RELATIONS ACT
DALAM MEMBANGUN CITRA POSITIF PROGRAM GLOBAL QURBAN
A. Strategi Yang Dilakukan Oleh Public Relations ACT Dalam Membangun
Citra Positif Program Global Qurban
Public relations menjadi rangkaian kegiatan terencana dan usaha yang
terus menerus untuk dapat memanfaatkan dan mengembangkan itikad baik
(goodwill) dan pengertian timbal balik, antara organisasi dan masyarakat.
Peran public relations kian penting bagi organisasi atau lembaga dalam
menghadapi persaingan pasar yang semakin kompetitif, karena itikad baik
(goodwill) menjadi suatu bagian yang profesionalisme.
Global qurban saat ini sedang menyiapkan strategi menyapa pasar
global, karena rekomendasi Renstra GQ 2012, tahun 2013 GQ akan
menargetkan pasarnya di 30 negara, tentu bukan ungkapan kosong apalagi
mimpi di siang bolong.1 Hidayatun Ni’mah selaku PR ACT mengatakan,
global qurban akan membukukan wilayah sasaran dan kemitraan di lima
negara semuanya berkualifikasi, wilayah konflik dan bencana kemanusiaan.
Palestina, Myanmar, (pengungsi Rohingya) Bangladesh ( juga pengungsi
Rohingya) Somalia (Krisis pangan dan perang saudara). Kalau ditambah lagi
25 negara dan disiapkan jauh-jauh hari angka wilayah target yang dipatok,
menjadi tidak mengada-ada. Public Relations ACT juga melakukan beberapa
1 Wawancara pribadi dengan ibu Hidayatun Ni’mah selaku Public Relations ACT.
Jakarta, 5 April 2013.
46
strategi dalam membangun citra positif lembaga atau organisasi khususnya
program global qurban diantaranya bekerjasama dengan:
1. Hubungan Dengan Pers (Press Relations)
ACT menjalin hubungan dengan pers, jadi selain surat kabar, juga
majalah, kantor berita, radio siaran, televisi siaran dan lain-lain.2
Hubungan baik yang senantiasa terpelihara dengan media massa akan
membantu lancarnya publikasi, yang maksimum atas suatu pesan atau
informasi public relations dalam rangka menciptakan pengetahuan dan
pemahaman bagi khalayak dari organisasi atau lembaga yang bersangkuan.
2. Hubungan Dengan Jawatan Pemerintah (Goverment Relations)
Berdasarkan keterangan yang diberikan oleh staff officer ACT juga
menjalin hubungan dengan jawatan-jawatan pemerintah seperti kantor
kodya madya, kecamatan, kantor pajak, atau kantor telepon.3 Pembinaan
hubungan dengan jalan memelihara komunikasi akan banyak membantu
lancarnya external public relations. Bila terjadi kesulitan-kesulitan dapat
segera diselesaikan karena hubungan baik telah terpelihara sejak semula.
3. Hubungan Dengan Masyarakat Sekitar (Community Relations)
Hubungan dengan masyarakat sekitar senantiasa perlu dipelihara
dan dibina karena pada suatu ketika mereka mungkin akan diperlukan.
Dan pada pokoknya pimpinan organisasi atau public relations sebagai
wakilnya perlu berkomunikasi dengan mereka untuk menunjukan bahwa
2 Wawancara pribadi dengan ibu Hidayatun Ni’mah selaku Public Relations ACT.
Jakarta, 5 April 2013. 3 Wawancara pribadi dengan mba Pipit selaku Hrd officer Public Relations ACT. Jakarta,
12 April 2013.
47
organisasi beserta para karyawannya tidak mengasingkan diri dari
lingkungan sekitarnya, dan kebijaksanaan bertetangga perlu dipelihara dan
dijaga.
4. Melakukan Kerja Sama Dengan Media Massa
Untuk memaksimalkan fungsi dan peran ACT agar citra lembaga
atau organisasi dapat terbangun menjadi citra yang positif khususnya
dalam program global qurban, salah satunya dengan bekerja sama dengan
media massa. Dan mengajak tim wartawan dari metro tv, tv one dan detik
com untuk meliput langsung kegiatan pemotongan qurban dan
pembagiannya di Rohingya Myanmar, timbal baliknya ACT mendapatkan
publikasi berita langsung dari lokasi dan spot talkshow dan iklan gratis di
media tersebut.4
Media massa punya daya jelajah yang luas, hal ini membuat media
massa berperan signifikan dalam mengedukasi masyarakat. Hubungan
media dan pers merupakan sebagai alat pendukung atau media kerja sama
untuk kepentingan proses publikasi, dan publisitas beragam kegiatan,
program kerja, atau untuk kelancaran aktivitas komunikasi public relations
dengan publik. Karena hubungan peranan media massa dan pers dalam
bidang tersebut dapat disebut sebagai saluran (channel) dalam
penyampaian pesan muka upaya peningkatan pengenalan (awarness) dan
informasi atau pemberitaan dari pihak publikasi public relations
merupakan prioritas utama. Hal tersebut dikarenakan salah satu fungsi pers
4 Wawancara pribadi dengan ibu Hidayatun Ni’mah selaku Public Relations ACT.
Jakarta, 5 April 2013.
48
adalah kekuatan pembentuk opini (power opinion) yang sangat efektif
melalui media massa. Diantara media yang digunakan oleh ACT yaitu
terdiri dari media elektronik maupun cetak.
a. Televisi
Seperti halnya media lain, televisi juga menjadi mitra PR ACT
dalam hal peliputan kegiatan program ACT dan dijadikan berita di
televisi. Televisi merupakan salah satu media massa yang tepat untuk
mempromosikan sebuah produk barang atau pun jasa. Jadi televisi
tidak hanya memberikan sebuah produk barang atau jasa untuk
masyarakat, namun televisi dapat juga digunakan sebagai alat untuk
mempromosikan suatu produk barang dan jasa. Sebab televisi
memiliki keunggulan sebagai sebuah media yang sangat cocok jika
dijadikan partner dalam berpromosi, kerjasama antara lembaga
kemanusiaan dengan media televisi dalam mendongkrak kesadaran
masyarakat secara nyata. Dan dalam hal ini ACT bekerja sama dengan
beberapa stasiun televisi diantaranya:
1) Metro TV
2) TV One
3) Detik.com
b. Radio
Berdasarkan keterangan yang diberikan oleh staf public
relations ACT, radio yang dijadikan mitra PR diutamakan yang
berdaya sinar cukup luas. Radio yang menjadi mitra saat ini adalah
49
radio Trijaya fm, radio Female fm, Dakta fm, dan radio Sindo fm.5
Bentuk kerja sama yang dilakukan yaitu pemasangan iklan berupa
kegiatan yang dilakukan ACT, seperti program global qurban. Melalui
kegiatan tersebut PR ACT dapat membangun citra positif bagi para
pendengar radio khususnya bagi program global qurban. Radio
dianggap sama pentingnya dengan surat kabar, karena menjangkau
orang yang tinggal dirumah dan bisa didengar oleh pengemudi
kendaraan. Dalam hal ini PR ACT kurang memaksimalkan peran dan
fungsi radio, untuk mempromosikan sebuah produk, barang atau jasa
lewat iklan-iklannya. mereka lebih banyak bekerja sama dengan surat
kabar (koran), padahal di kota Jakarta cukup banyak stasiun radio. Jadi
cukup disayangkan jika radio yang dianggap potensial untuk sarana
publikasi kepada masyarakat kurang dimaskimalkan untuk diajak
bekerja sama oleh pihak PR ACT.
Radio juga berfungsi sebagai media komunikasi, ekpresi,
informasi, pendidikan dan hiburan. Selain itu radio juga memiliki
kekuatan terbesar sebagai media imajinasi sebab sebagai media yang
buta, radio juga menstimulasi begitu banyak suara dan berupaya
memvisualisasikan suara penyiar ataupun infomasi yang aktual dan
faktual melalui telinga para pendengarnya.6
5 Wawancara pribadi dengan ibu Hidayatun Ni’mah selaku Public Relations ACT.
Jakarta, 26 Maret 2013. 6 Masduki, Jurnalistik Radio Menata Profesionalisme Reporter dan Penyiar (
Yogyakarta: PT LkiS Pelangi Aksara, 2000) h.9
50
c. Media Cetak (Koran)
Dinegara-negara industri yang sudah bebas buta huruf media
cetak seperti koran merupakan wahana utama penyebaran informasi
atau pesan-pesan public reations, banyak majalah dan surat kabar yang
demikian popular sehingga mencapai cakupan nasional. Hal seperti
inilah yang membuat ACT bekerja sama dengan beberapa media cetak
dalam memberikan informasi tentang kegiatan global qurban dan ACT
pun bekerja sama dengan beberapa koran di Jakarta seperti Republika,
Media Indonesia, dan Kompas. 7
d. Majalah Global Qurban
Selain melakukan promosi dengan melakukan strategi promosi
menggunakan media massa. ACT juga membuat majalah sendiri yang
isinya mengenai progam-program global qurban, maupun penyebaran
qurban yang mencakup beberapa negara yang dilanda konflik maupun
bencana alam maupun bencana sosial.
e. Media Baru (Internet)
Upaya yang dilakukan dalam meraih citra positif setelah
strategi ditentukan harus ada upaya yang perlu dilakukan agar strategi
dapat digarap, seperti yang telah dijelaskan mengenai alasan
mengoptimalkan fungsi kerja dan jaringan antar divisi dalam
perusahaan. Selain itu juga pemanfaatan media online juga perlu
dilakukan ACT adalah dengan mencari jalan keluar dari setiap
7 Wawancara pribadi dengan ibu Hidayatun Ni’mah selaku Public Relations ACT.
Jakarta, 26 Maret 2013.
51
permasalahan yang ada dimedia online seperti pada akun facebook dan
twitter.
Teknologi internet memberikan ruang baru bagi warga negara,
memfasilitasi ruang komunikasi dan pada akhirnya bisa digunakan
oleh warga untuk turut manyatakan pendapat mereka. Kondisi ini
dikarenakan karena karakteristik internet itu sendiri yang mewakili
(interface) proses komunikasi dan distribusi sirkulasi pesan hanya
dengan teks atau image semata. Kini pemanfaatan internet telah
menjangkau banyak bidang, media massa tradisional seperti koran,
majalah, radio, bahkan televisi perlahan-lahan mulai bersaing dengan
internet, penyeberan iklan yang bisa menjangkau potensial buyer dari
berbagai belahan dunia, pertukaran informasi serta data yang bisa lebih
cepat dibandingkan jasa pos, gudang pustaka yang bisa mencari data
dalam waktu sesingkat mungkin, transaksi keuangan yang bisa
dilakukan secara online melalui internet.8
5. Pemasangan Spanduk
Menurut kamus besar bahasa Indonesia pengertian spanduk adalah
kain rentang yang berisi slogan, propaganda, atau berita yang perlu
diketahui umum.9 Pemasangan spanduk biasanya untuk menginfokan
kegiatan apa saja yang telah, sedang, dan akan dilakukan oleh ACT.
Spanduk juga juga biasanya berisi ajakan, himbauan, serta bentuk ucapan
8 Rulli Nasrullah, Komunikasi Antar Budaya Di Era Budaya Siber ( Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2012) h.55 9 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Edisi ketiga, ( Jakarta: Balai pustaka, 2005), h. 1086
52
kegiatan. Tujuan dari pemasangan spanduk agar masyarakat mengetahui
dan turut berpartisipasi dalam kegiatan yang akan dilakukan ACT.
Gambar : Spanduk global qurban dengan tema, “Sejauh apa kita berqurban”.
Menarik simpati konsumen secara efektif dan efisien, merupakan
suatu keharusan dimana persaingan pemuasan kebutuhan konsumen sudah
mencapai tingkat pengemasan yang canggih. Membangun citra bagi
pengguna jasa dalam hal ini penyelenggara qurban merupakan manifestasi
dari pengalaman dan harapan sehingga mampu memenuhi persepsi
konsumen yaitu pequrban dan mitra. Citra oraganisasi sukarela sangat
penting bagi kesuksesan baik dalam menarik dana bantuan ataupun
menjamin kerja sama dari para pekerja sukarela.10
Kredibilitas PR ACT terbantu dengan adanya track record Global
qurban. Meskipun sebelumnya pernah menggunakan beberapa nama
10
Frida Kusumastuti, Dasar-Dasar Humas (Bogor: Ghalia Indonesia, 2002), h.42
53
program, (QurbaNation, Qurbanku, QHS/ Qurban for Humanity
Solidarity, Q4S/ Qurban for Survivors), dua tahun terakhir mematok nama
menjadi “ Global Qurban”, telah terbukti dapat melayani masyarakat yang
ingin berqurban, maupun mitra, dan sponsor diatas landasan transparansi,
sasaran unik dan akuntabilitas. Tak hanya itu proses penentuan wilayah,
kisah beneficiafries, menjadi bagian penegakan transparansi dan
akuntabilitas, ini adalah dua hal yang tidak bisa “disulap dengan kata-kata
manis”. Adalah kemampuan komunikator menyampaikan dan
mengkomunikasikan isi pesan how to convey it, kepada sasaran, dan
merancang isi pesannya. Teori komunikasi mengatakan, kemampuan anda
dalam menyampaikan suatu pesan sama pentingya dengan isi pesan itu
sendiri.11
Dalam hal ini PR ACT lebih berperan leason learnt dan data track
record lembaga disatu sisi, dan keterampilan menyampaikan sisi terbaik
global qurban disisi lain menghasilkan suatu perubahan. Ahyudin
presiden ACT dalam evaluasi dan renstra Global Qurban mengatakan,
sehebat-hebatnya seorang praktisi PR tanpa dua hal yaitu sejarah kebaikan
organisasi atau lembaga, dan database market dan mitra, akan berat
memPR kan Global Qurban. Kerja keras tim komunikasi sebelumnya,
rekam jejak yang baik, keseriusan tim layanan donatur maupun tim
partnership selama ini merawat pequrban dan mitra-mitra Global Qurban
menjadi amunisi mendesain PR Global Qurban. Lalu dengan hadirnya
11
Wawancara pribadi dengan ibu Hidayatun Ni’mah selaku Public Relations ACT.
Jakarta, 29 Maret 2013.
54
media seperti majalah Global Qurban (Global Qurban Magazine)
merupakan bagian dari strategi lembaga dalam meneguhkan dan
mengembangkan “market”. Ini adalah salah satu cara elegan untuk
menyapa pasar.
Lalu kemampuan komunikator dalam memahami isi pesan yang
disampaikan, ini soal segmentasi bagaimana membuat komunikator
benar-benar faham. Sudut pandangnya keluar dan kedalam, sudut
pandang keluar memastikan bahwa tidak keliru sasaran. Pilih segmen
yang tepat komunitas atau instansi yang diplih melalui survey seperlunya,
memang mengerti dan memiliki visi yang sama dengan kerja program
global qurban. Sudut pandang kedalam memastikan sudah ada
pencerahan, informasi sebelumnya kepada calon pequrban sebelum diajak
bequrban. Dan disini kerja PR amat terbantu dengan kerja keras lintas
lini, ada bagian yang mengirimkan secara berkala, Humanity News (e-
bulletin) via email serta informasi kerja besar ACT dan Global Qurban.
Ada situs yang menginformasikan A to Z GB. Maka tidak berlebihan jika
setelah semua ini Global Qurban meyakini pasar akan mengerti dan
menangkap pesan yang disampaikan, dan dengan demikian diharapkan
proses komunikasi akan berjalan efektif dan sebuah proses komunikasi
dapat dicapai dengan baik.12
Efektivitas kerja PR dalam menjembatani terciptanya hubungan
harmonis untuk saling memahami, perlu effort (usaha) khusus. Menurut
praktisi dan akademisi PR, selalu dimulai dengan riset dan diakhiri
12
Wawancara pribadi dengan ibu Hidayatun Ni’mah selaku Public Relations ACT.
Jakarta, 5 April 2013.
55
dengan riset. Riset itu adalah sebuah usaha yang diperlukan untuk
memperkuat efektivitas kerja PR. Ini penting karena melalui riset
perkembangan image atau citra perusahaan dapat dipantau, opini publik
dapat dimonitor, melalui riset PR akan melakukan improvisasi
menemukan formula terbaik yang relevan dengan situasi dan kondisi di
lapangan dalam upaya membangun citra perusahaan yang positif. Dan
secara berkala Global Qurban melakukan riset kepuasan pequrban dan
mitra.
B. Kegiatan Yang Dilakukan Public Relations Aksi Cepat Tanggap (ACT)
Dalam Membangun Citra Positif Program Global Qurban
Kegiatan merupakan implementasi dari tugas, dengan demikian
kegiatan public relations sebenarnya adalah implementasi dari tugas public
relations untuk mencapai tujuan public relations dan menjalankan fungsi dan
peranannya secara menyeluruh. Kegiatan public relations pada hakikatnya
adalah kegiatan berkomunikasi dengan berbagai macam symbol komunikasi,
verbal maupun nonverbal, seperti sebagai berikut:
1. Memantau Berita ( News Monitoring )
News monitoring yaitu membaca dan menyeleksi berita yang ada
disurat kabar (Koran). Tujuan dari kegiatan ini untuk mengetahui berita
seperti apa yang beredar, sehingga jika ditemukan berita yang negatif
dapat diantisipasi sedini mungkin.13
Pembuatan news monitoring juga
13
Wawancara pribadi dengan ibu Hidayatun Ni’mah selaku Public Relations ACT.
Jakarta, 5 April 2013.
56
bertujuan untuk mengetahui kebutuhan masyarakat mengenai informasi
publik.
2. Publikasi dan Publisitas ( Publication )
Setiap fungsi dan tugas public relations adalah menyelenggarakan
publikasi atau menyebarluaskan informasi melalui berbagai media tentang
aktivitas atau kegiatan perusahaan atau organisasi yang pantas untuk
diketahui oleh publik, setelah itu menghasilkan publisitas untuk
memperoleh tanggapan positif secara lebih luas dari masyarakat. Dalam
hal ini tugas public relations adalah menciptakan berita untuk mencari
publisitas melalui kerja sama dengan pihak pers atau wartawan dengan
tujuan menguntungkan citra lembaga atau oraganisasi yang diwakilinya.
Perbedaaan publikasi dan publisitas
Menurut Philip dan Herbet M. Baus dalam bukunya Preparations
for Communication yang dikutip oleh Rosady Ruslan dalam bukunya Kiat
dan Strategi Kampanye Public Relations, bahwa publikasi (publication)
merupakan tugas public realtions dalam menceritakan atau menyampaikan
sebanyak mungkin pesan atau informasi mengenai kegiatan perusahaan
kepada masyarakat luas, dengan kata lain publikasi merupakan kegiatan
terpenting dan menjadi ujung tombak dari kegiatan public relations.14
Sedangkan publisitas adalah dampak dari diketahuinya suatu informasi.
14
Rosady Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations , h.60
57
3. Pembuatan Press Release
Press release adalah pembuatan kisah atau naskah berita yang
dikirimkan ke media massa oleh para praktisi PR. Subtansi dan gaya
penulisannya harus mirip dengan berita pada umumnya, yakni netral,
faktual, tanpa berbau iklan. subyek atau pokok permasalahan yang diulas
harus dinyatakan pada kalimat-kalimat pertama. Paragraf pembuka harus
merangkum keseluruhan berita, dan semua yang dipaparkan haruslah
intisari artikel meskipun itu merupakan satu-satunya materi yang
tersedia.15
Press release merupakan salah satu bentuk paling dasar dari
persuasi pers, maka press release merupakan topik yang paling baik untuk
memulai bahasan mengenai teknik persuasi.16
Keuntungan dari strategi ini
adalah dapat menjangkau lebih banyak publikasi dengan hanya selembar
tulisan. Namun kekurangan dari strategi ini adalah cara ini sudah sangat
sering dipakai sehingga wartawan banyak sekali menerima press release
dan menggunakan sebagaian kecil saja. Press release harus bersaing
dengan yang dikeluarkan oleh lembaga atau organisasi lain.
Merujuk pada teori Harwood Child, yaitu tentang strategi dalam
kegiatan public relations peneliti melihat untuk merancang suatu pesan
dalam bentuk informasi atau berita ACT lebih menekankan pada strategi
of image yaitu strategi pembentukan berita yang positif, dalam publikasi
untuk menjaga citra lembaga atau organisasi temasuk produknya.
15
Frank Jefkins, Public Relations, h.423 16
Tony Greener,, Kiat Sukses Public Relations dan Pembentukan Citranya, (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2002), h.39.
58
Misalnya tidak hanya menampilkan segi promosi, tetapi bagaimana
menciptakan publikasi nonkomersial dengan menampilkan kepedulian
terhadap lingkungan dan social (Humanity relations and social marketing)
yang menguntungkan citra bagi lembaga atau organisasi secara
keseluruhan (corporate image).
59
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Strategi Yang Diterapkan Oleh Public Relations Aksi Cepat Tanggap
(ACT) Dalam Membangun Citra Positif Program Global Qurban
Berdasarkan dari hasil analisis dan pembahasan yang dilkukan oleh
penulis pada bab-bab sebelumnya mengenai strategi public relations Aksi
Cepat Tanggap (ACT) dalam membangun citra positif program global
qurban, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
a. Melakukan kerja sama dengan media massa seperti televisi, radio,
Koran dan pembuatan majalah. Public relations ACT cukup baik
melakukan kerja sama dengan media massa nasional.
b. Pemasangan spanduk, tujuan dari pemasangan spanduk agar
masyarakat mengetahui dan turut berpartisipasi dalam kegiatan yang
akan dilakukan ACT.
c. Citra positif ACT khususnya dalam global qurban tidak dihasilkan
dengan pembentukan citra yang dibuat-buat atau direkayasa, tetapi
lebih kepada hasil kinerja perusahaan dengan pelayanan kepada mitra
dan masyarakat dengan baik, sehingga dapat menghasilkan
pengalaman yang selalu diingat baik oleh mitra dan masyarakat, saling
bersinergi dan mampu menciptakan citra positif itu sendiri. Seperti
yang dikatakan oleh Frank Jefkins bahwa citra adalah kesan yang
60
diperoleh sesuai dengan pengetahuan dan pemahaman tentang fakta-
fakta.
2. Kegiatan Yang Dilakukan Public Relations Aksi Cepat Tanggap
(ACT) dalam Membangun Citra Positif Program Global Qurban
Kegiatan public relations pada hakikatnya adalah kegiatan
berkomunikasi dengan berbagai macam symbol komunikasi, verbal
maupun nonverbal diantaranya:
a. Memantau berita (news monitoring). Kegiatan ini cukup efektif
digunakan oleh public relations ACT untuk mengetahui berita yang
berkembang dimasyarakat. Selain itu kegiatan ini juga dapat
mengantisipasi berita negatif yang muncul, sehingga dapat
memeperkecil peluang dampak buruk yang kemungkinan akan terjadi.
b. Melakukan Publikasi yaitu menyebarluaskan informasi melalui
berbagai media tentang aktivitas atau kegiatan perusahaan atau
organisasi yang pantas untuk diketahui oleh publik
c. Melakukan (Press release) atau pembuatan kisah, naskah berita yang
dikirimkan ke media massa oleh para praktisi PR. Dalam upaya
membentuk citra ACT sebagai lembaga kemanusiaan yang
independent. Public relations ACT dalam menjalankan kegiatan ini
cukup baik.
61
B. Saran
Beberapa saran yang dapat penulis paparkan disini, semoga saran ini
dapat dijadikan pertimbangan dan bermanfaat bagi PR ACT di masa akan
datang khususnya dalam program global qurban.
1. Dalam menghadapi persaingan yang ketat, hendaknya ACT harus selalu
membangun citra positif yang lebih baik, terutama dalam program global
qurban.
2. ACT harus dapat memegang teguh amanah yang telah diberikan baik dari
masyarakat maupun mitra, untuk mendistribusikan hewan qurban tersebut
baik dari korban bencana, atau korban konflik.
3. ACT harus lebih banyak dan lebih memaksimalkan menjalin hubungan
yang lebih baik lagi dengan media.
4. Untuk dapat berkembang ACT harus membuat program yang lebih bagus.
Dan memberi porsi yang lebih besar untuk pebentukan citra positif ACT
khususnya dalam program global qurban.
5. Istiqamah dalam setiap kebaikan yang dilakukan.
62
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran dan Terjemahnya. Departemen Agama Republik Indonesia
Anggoro, M. Linggar. Teori dan Profesi Kehumasan. Jakarta: PT Bumi Aksara,
2005
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta PT
Bina Aksara, 1989
Balai Pustaka. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2005
Birowo, Antonius. Metode Penelitian Komunikasi Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta: Gintanyali, 2004
Effendi, Onong Uchjana. Ilmu Komuniasi Teori dan Praktek. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1999
Greener, Tony. Kiat Sukses Public Relations dan Pembentukan Citranya. Jakarta:
Bumi Aksara, 2002
Ikhwan, Abdul Halim. Ensiklopedi Haji dan Umrah. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2002
Iriantara, Yosal. Community Relations Konsep dan Aplikasi. Bandung: Simbiosa
Rekatama Media, 2004
Jannati, M Ibrahim. Fiqh Perbandingan Lima Mazhab 2. Jakarta: Cahaya, 2007
Jefkins, Frank. Public Relations. Edisi kelima. Jakarta: Erlangga, 2004
Kriyantono, Rahmat. Public Relations Writing Teknik Produksi Media Public
Relations dan Publisitas Korporat. Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2012
Kusumastuti, Frida. Dasar-Dasar Humas. Bogor: Ghalia Indonesia, 2002
Masduki. Jurnalistik Radio Menata Profesionalisme Reporter dan Penyiar.
Yogyakarta: PT LkiS Pelangi Aksara, 2000
Moleong, Lexy J. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda
Karya, 2000
M. Yusuf, Pakit, Komunikasi Pendidikan dan Komunikasi Intruksional. Bandung:
Remaja Rosdakarya, 1990
63
Nashir, M. Husain. Fikih Dzabihah kurban, Aqiah, Khitan. Jawa Timur: Pustaka
Sidogiri, 2006
Nasrullah, Rulli. Komunikasi Antar Budaya Di Era Budaya Siber. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2012
Nasuhi, Hamid. Dkk. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan
Disertasi). Jakarta: CeQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007
Nazin, Moh. Metode Penelitian. Bandung: Ghalia Indonesia, 1999
Oliver, Sandra. Strategi Public Relations. Jakarta: Erlangga, 2007
Rumanti, Maria Assumpta. Dasar-dasar Public Relation Teori dan Praktik.
Jakarta: PT Grasindo, 2000
Ruslan, Rosady. Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2005
-------------------, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2010
Saputra, Wahidin, dan Rulli Nasrullah. Public Relations 2.0 Teori dan Praktik
Public Relations di Era Cyber. Depok: Gramata Publishing, 2011
Syafi’ah Am, M. Abdul Mujieb Mabruri Tholhah. Kamus Istilah Fiqh. Jakarta: PT
Pustaka Firdaus, 1994
Internet
www.globalqurban.or.id
Ahyudin. Profil ACT http://www.act.or.id/ind/section/profil diakes pada hari
kamis tgl 7 maret 2013 pkl 11:45 wib
Ari Kuntoro. Pengertian strategi http://strategika.wordpress.com/2007/06/24/
pengertian-strategi/diakses pada hari sabtu 16 maret 2013. Pkl 15:12 wib
Pengertian Hubungan Masyarakat http:// id.wikipedia. org/wiki/ Hubungan_
masyarakat diakses pada hari sabtu 12 januari 2013 pkl 15:36 wib
WAWANCARA
Nama : Hidayatun Ni’mah
Jabatan : Public Relations Officer Aksi Cepat Tanggap (ACT)
Hari/Tanggal : Selasa, 26 Maret 2013
1. Tanya : Apa setiap organisasi/lembaga kemanusiaan membutuhkan
strategi komunikasi?
Jawab : Ya, Setiap organisasi/lembaga membutuhkan strategi komunikasi
2. Tanya : Apa manfaat dari strategi komunikasi Public Relations ACT
dalam membangun citra positif organisasi/lembaga?
Jawab : Strategi komunikasi dibutuhkan untuk bisa lebih optimal tanya
alam kegiatan komunikasi lembaga, yaitu menyebarkan informasi dan
mengajak masyarakat untuk turut mendukung dan terlibat dalam program
Global Qurban ini. Selain itu Strategi juga berguna untuk bisa mengukur
dan mengevaluasi kegiatan komunikasi PR.
3. Tanya : Apa latar belakang ACT untuk meluncurkan Program
Global Qurban?
Jawab : ACT meluncurkan program Global Qurban sebagai respon atas
banyaknya saudara-saudara muslim di berbagai tempat yang mengalami
krisis ekonomi karena bencana yang menimpa mereka, bukan hanya
bencana alam tentunya, tapi juga bencana social, seperti perang dan
konflik social. Korban bencana tentunya mengalami beban psikologis dan
ekonomi yang sangat berat, dan membutuhkan uluran tangan sebagai
bentuk solidaritas dan empati kepada korban bencana
Qurban sebagai ritual ibadah sunnah yang ditunaikan setiap tahun oleh
ummat muslim di seluruh dunia ini mempunyai fungsi social dan ekonomi.
Dengan berqurban, menumbuhkan jiwa solidaritas dan semangat berbagi
untuk sesamanya.
4. Tanya : Bagaimana Strategi Public Relations ACT dalam
mempromosikan Program Global Qurban?
Jawab : Strategi PR dalam mempromosikan Program Global Qurban
adalah dengan mengusung tema “Sejauh apa kita berkurban?”. Bukan jauh
yang diukur dari jarak, tapi sejauh apa manfaat qurban bagi saudara-
saudara muslim lain yang dilanda bencana, kelaparan, atau menjadi korban
konflik dan peperangan yang tidak kunjung berhenti.
5. Tanya : Apa saja strategi yang digunakan dalam menarik minat
masyarakat agar mau berqurban di ACT?
Jawab : Untuk menarik minat masyarakat, ACT menawarkan qurban yang
tidak terbatas akan jauhnya jarak yang membentang. Quban dari umat
muslim Indonesia bisa membuat tersenyum korban bencana di berbagai
penjuru negeri, korban bencana kelaparan di Somalia, dan korban konflik
perang di Palestina, Rohingya dan Suriah.
Selain itu juga ACT menawarkan kemudahan dalam berqurban, cukup
dengan mengisi form yang sudah disediakan di website GQ dan
mentransfer sesuai dengan jumlah uang yang ditentukan, qurban telah
tertunaikan.
6. Tanya : Media apa saja yang digunakan ACT dalam melakukan
promosi program Global Qurban?
Jawab : Media yang digunakan adalah media massa, berupa iklan di TV,
Radio, Surat Kabar, Media luar ruang (Spanduk) dan media social.
7. Tanya : Apa tugas pokok dan fungsi public relations ACT?
Jawab : Salah satu tugas pokok PR ACT adalah melakukan berbagai kerja
sama diantaranya, Media Relations, Goverment Relations, Community
Relations.
8. Tanya : Apakah citra positif organisasi/lembaga membantu dalam
program global qurban?
Jawab : Pasti butuh citra positif, dan sangat membantu selain itu juga
citra positif untuk dapat memudahkan mengedukasi masyarakat nasional
dan internasional.
9. Tanya : Apa indikator yang menyatakan bahwa citra
organisasi/lembaga khususnya program global qurban, sudah positif
dimata masyarakat baik nasional maupun internasional?
Jawab : yang menjadi keberhasilan suatu citra lembaga sudah positif
dimasyarakat dapat dilihat dari jumlah pequrban dari tahun ke tahun
semakin bertambah jumlahnya.
10. Tanya : Apa kendala utama yang dihadapi PR ACT dalam
membentuk citra positif?
Jawab : pasti ada kendala dalam membentuk citra positif misalnya di
media yang terkadang kurang sesuai dengan sebuah pemberitaan.
Narasumber Pewawancara
Hidayatun Ni’mah Widi Aries Triyanto
WAWANCARA
Nama : Pipit
Jabatan : Hrd Officer Aksi Cepat Tanggap (ACT)
Hari/Tanggal : Jumat , 12 April 2013
1. Tanya : Apa setiap organisasi/lembaga kemanusiaan perlu menjalin
hubungan dengan jawatan pemerintahan?
Jawab : Ya, Setiap organisasi/lembaga perlu untuk menjalin sebuah
hubungan yang baik dengan jawatan-jawatan pemerintah seperti kantor
kodya madya, kecamatan, kator pajak, atau kantor telepon untuk
memudahkan kegiatan yang ada di ACT.
2. Tanya : Apa ACT juga menjalin hubungan baik dengan masyarakat
sekitar (community Relations) dalam membangun citra positif
organisasi/lembaga?
Jawab : Tentu saja hubungan baik dengan masyarakat perlu dipelihara
dan di bina dengan baik karena pasti mereka akan sangat diperlukan dalam
kegiatan ACT. dan mengajak masyarakat untuk turut mendukung dan
terlibat dalam setiap program ACT khususnya program Global Qurban.
3. Tanya : Bagaimana caranya untuk berqurban di ACT?
Jawab :. ACT menawarkan kemudahan dalam berqurban, cukup dengan
mengisi form yang sudah disediakan di website GQ dan mentransfer
sesuai dengan jumlah uang yang ditentukan, qurban telah tertunaikan.
4. Tanya : Apakah citra positif organisasi/lembaga membantu untuk
mengajak masyarakat menjadi relawan di ACT ?
Jawab : Pasti butuh citra positif, dan sangat membantu selain itu juga
citra positif untuk dapat memudahkan mengedukasi masyarakat untuk
menjadi relawan di ACT.
5. Tanya : Apa kendala utama yang dihadapi Hrd ACT dalam
mengkordinir setiap lini agar dapat bekerja secara maksimal ?
Jawab : pasti ada kendala dalam setaip kegiatan, bagaimana kita saling
mengingatkan akan tanggung jawab dan tugas masing-masing agar ke
depan menjadi lebih baik lagi..
Narasumber Pewawancara
Pipit Widi Aries Triyanto
PRESIDENT
SVP GSC
PR GPM CC DM
VP PND
CMD CPM
VP OPERASIONAL
FA HRD IT GA
SVP HND
PROGRAM
DER COMDEV
MRI MRI DMII
Bersama ibu Hidayatun Ni’mah selaku Public Relations ACT
Bersama Mba Pipit selaku staff Hrd ACT
Kantor ACT
Spanduk ACT di jalan raya Cileduk
Proses penyembelihan hewan qurban
Proses pembagian daging qurban
top related