sg chapter 3 hendra sidharta [2507 100 120]
Post on 16-Jul-2015
108 Views
Preview:
TRANSCRIPT
5/14/2018 Sg Chapter 3 Hendra Sidharta [2507 100 120] - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sg-chapter-3-hendra-sidharta-2507-100-120 1/28
TEKNIK INDUSTRI ITS
2010
Tugas Study Guide Chapter 3
Tugas Kapita Selekta Hendra Sidharta [2507 100 120]
J U R U S A N T E K N I K I N D U S T R I I T S
5/14/2018 Sg Chapter 3 Hendra Sidharta [2507 100 120] - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sg-chapter-3-hendra-sidharta-2507-100-120 2/28
Hendra Sidharta [2507 100 120]Tugas Kapita Selekta
Study Guide Chapter 3
2 Study Guide Chapter 3
1. Apakah yang dimaksud dengan istilah paradigma atau paradigm ? Apa pula yang
dimaksud dengan research paradigm ?
Jawaban :
Paradigma dalam disiplin intelektual adalah cara pandang seseorang terhadap diridan lingkungannya yang akan mempengaruhinya dalam hal cara berpikir (kognitif),
bersikap (afektif), dan bertingkah laku (konatif). Paradigma juga dapat berarti
seperangkat asumsi, konsep, nilai, dan praktek yang diterapkan dalam memandang
realitas dalam sebuah komunitas yang sama, khususnya dalam disiplin intelektual
(creativecommons.org, n.d). Sedangkan Kamus Bahasa Indonesia Online (n.d)
mendefinisikan paradigma sebagai model dalam teori ilmu pengetahuan.
Sedangkan paradigma penelitian (research paradigm) merupakan kerangka
berpikir yang menjelaskan bagaimana cara pandang peneliti terhadap fakta kehidupan
sosial dan perlakuan peneliti terhadap ilmu atau teori. Paradigma penelitian juga
menjelaskan bagaimana peneliti memahami suatu masalah, serta kriteria pengujiansebagai landasan untuk menjawab masalah penelitian (Lincoln & Guba, 1988). Secara
umum, paradigma penelitian diklasifikasikan ke dalam 2 kelompok, yaitu penelitian
kuantitatif dan penelitian kualitatif (Indriantoro & Supomo, 1999). Masing-masing
paradigma atau pendekatan ini mempunyai kelebihan dan juga kelemahan, sehingga
untuk menentukan pendekatan atau paradigma yang akan digunakan dalam melakukan
penelitian tergantung pada beberapa hal di antaranya (1) jika ingin melakukan suatu
penelitian yang lebih rinci yang menekankan pada aspek detail yang kritis dan
menggunakan cara studi kasus, maka pendekatan yang sebaiknya dipakai adalah
paradigma kualitatif. Jika penelitian yang dilakukan untuk mendapat kesimpulan umum
dan hasil penelitian didasarkan pada pengujian secara empiris, maka sebaiknya
digunakan paradigma kuantitatif, dan (2) jika penelitian ingin menjawab pertanyaan yang
penerapannya luas dengan obyek penelitian yang banyak, maka paradigma kuantitatif
yang lebih tepat, dan jika penelitian ingin menjawab pertanyaan yang mendalam dan
detail khusus untuk satu obyek penelitian saja, maka pendekatan naturalis lebih baik
digunakan. Paradigma penelitian juga memiliki beberapa sinonim istilah yang dapat
dilihat pada tabel berikut :Tabel 1.1 Istilah Lain untuk Positivistic dan Phenomenological Paradigm
dalam Paradigma Penelitian yang Utama
Sumber : Collis & Hussey, Business Research : A Practical Guide for Undergraduate and Postgraduate
Students, 2009
Positivistic Paradigm Phenomenological Paradigm
Quantitative Qualitative
Objectivist Subjectivist
Scientifict Humanistic
Ex peri mentali st Interpre ti vi st
Traditionalist
5/14/2018 Sg Chapter 3 Hendra Sidharta [2507 100 120] - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sg-chapter-3-hendra-sidharta-2507-100-120 3/28
Hendra Sidharta [2507 100 120]Tugas Kapita Selekta
Study Guide Chapter 3
3 Study Guide Chapter 3
2. Pelajari 2 research paradigm yang dijelaskan di Chapter 3. Jelaskan dengan kata-kata
Anda sendiri tiap aspek dalam research paradigm tersebut. Cari setidaknya 2 jurnal
internasional yang mencerminkan research paradigm yang ada.
Jawaban :
Di dalam Chapter 3 (seperti yang telah dijelaskan dalam jawaban pada soal nomor
1), dijelaskan 2 jenis paradigma penelitian, yaitu paradigma kuantitatif (quantitative
research) dan paradigma kualitatif (qualitative research). Pada penjelasan ini,
dipergunakan jurnal internasional berjudul “Quantitative Research of Diagenesis: its
effect on Pore Evolution of the Fuyu Oil Reservoir in the North Qijia Region” yang
pembahasannya menggunakan pendekatan quantitative paradigm. Sedangkan untuk
jurnal internasional yang menggunakan pendekatan qualitative paradigm, saya
menggunakan jurnal berjudul “Using Clinical Nurses as Preceptors to Teach Leadership
and Management to Senior Nursing Students: A Qualitative Descriptive Study”. Secara garis besar, terdapat beberapa aspek utama yang membedakan antara
bentuk pembahasan pada jurnal yang menggunakan pendekatan quantitative research
dengan qualitative research. Pada jurnal yang menggunakan pendekatan quantitative
research, terlihat bahwa metode penelitian yang digunakan memiliki sifat yang terukur
secara numerik dan memanfaatkan data-data sekunder yang kemudian diproses secara
khusus dengan metode penelitian yang sesui. Sedangkan pada jurnal yang menggunakan
pendekatan qualitative research, metodologi penelitian yang dilakukan bertujuan untuk
memperoleh data primer yang bersifat deskriptif (melalui wawancara). Pada jurnal yang
bersifat quantitative research, metode validasi yang digunakan sudah jelas dan berlaku
secara umum. Sedangkan pada jurnal yang bersifat qualitative research, proses validasi
bersifat justifikasi pribadi. Secara jelas disebutkan di dalam abstrak bahwa contoh jurnal
yang menggunakan pendekatan qualitative research hanya bertujuan untuk mempelajari
secara deskriptif mengenai obyek amatan dalam usaha untuk memperdalam pemahaman
peneliti terhadap karakteristik atau sikap-sikap yang dimiliki oleh obyek amatan. Aspek
terakhir yang diamati adalah dari segi hasil pembahasan yang dilakukan. Jurnal dengan
pendekatan quantitative research memberikan hasil akhir penelitian berupa data numerik
(terukur) atas parameter-parameter dari variabel-variabel yang diamatinya. Sedangkan
jurnal dengan pendekatan qualitative research menghasilkan kesimpulan penelitian yang
bersifat deskriptif.Hartono (2004) dalam Indriantoro & Supomo (1999) menyebutkan setidaknya
terdapat dua belas perbedaan aspek utama yang ada di dalam paradigma kualitatif dan
kuantitatif. Secara lebih lanjut, penjelasan mengenai perbedaan aspek dari kedua jenis
paradigm penelitian tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.1 :
5/14/2018 Sg Chapter 3 Hendra Sidharta [2507 100 120] - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sg-chapter-3-hendra-sidharta-2507-100-120 4/28
Hendra Sidharta [2507 100 120]Tugas Kapita Selekta
Study Guide Chapter 3
4 Study Guide Chapter 3
Tabel 2.1 Perbedaan Aspek Utama dalam Paradigma Kualitatif dan Kuantitatif
No. Paradigma Kuantitatif Paradigma Kualitatif
1
Realita bersifat obyektif dan berdimensitunggal. Menilai data lebih obyektif
karena tidak boleh terpengaruh olehnilai atau kepercayaan peneliti atauorang lain (value free).
Realita bersifat subyektif dan berdimensibanyak. Menilai data lebih subyektif
karena hasil observasi langsungdilakukan peneliti, dan peneliti sendiriyang menyim-pulkannya.
2Peneliti independen terhadap fakta yangditeliti.
Peneliti berinteraksi terhadap fakta yangditeliti.
3 Menggunakan struktur teori.
Tidak menggunakan struktur teorikarena lebih bertujuan menemukan teoribukan memverifikasi teori, kecuali jikatujuan penelitiannya ingin membuktikanatau menemukan keterbatasan dari suatuteori.
4 Struktur teori digunakan untuk membangun satu atau lebih hipotesis.
Tidak ada hipotesis, jika ada hipotesistersebut bersifat implisit tidak eksplisit.
5
Paradigma ini menolak bahwa teorimembumi (grounded theory) di datanyadan berargumentasi bahwa “ fact do not
speak for themselves” (Blalock, 1969).
Paradigma ini sejalan dengan konsepgrounded theory yang dikembangkanoleh Glaser dan Straus (1969) yangpercaya bahwa cara terbaik untuk menjelaskan dan membangun teoriadalah dengan menemukannya dari data.Paradigma ini menganggap bahwa teorigrounded di datanya
6
Pengujian teori dengan analisis
kuantitatif dan statistik.
Penyusunan teori dengan analisis
kualitatif.
7
Paradigma ini menggunakanpendekatan deduktif, yaitu prosespengambilan kesimpulan denganmenggunakan fakta atau data empirisuntuk menguji hipotesis yang telahdibangun dengan menggunakanstruktur teori. Dengan kata lain, deduksiadalah proses pengambilan kesimpulanberdasarkan hasil analisis data.
Paradigma ini menggunakan pendekataninduksi, yaitu suatu pendekatan yangmengumpulkan data terlebih dahulu baruhipotesis dibuat jika diinginkan dankonklusi langsung diambil jika hipotesistidak digunakan. Dengan kata lain,pendekatan induksi adalah sebagai suatuproses mengambil kesimpulan (ataupembentukan hipotesis) yang didasarkanpada satu atau lebih fakta atau
buktibukti.
8
Pendekatan ini dapat melakukan settingartifisial dengan metode eksperimenyaitu memanipulasi beberapa variabel.Jika setting artificial digunakan dalamparadigma ini, maka dapat mengurangivaliditas penelitian.
Paradigma kualitatif menolak bentuk terstruktur dari penelitian. Pendekatankualitatif juga menolak pengaturanpengaturan penelitian secaraartifisial. Penelitian dengan pendekatankualitatif lebih menggunakan danmenjaga setting alamiah (natural) di
5/14/2018 Sg Chapter 3 Hendra Sidharta [2507 100 120] - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sg-chapter-3-hendra-sidharta-2507-100-120 5/28
Hendra Sidharta [2507 100 120]Tugas Kapita Selekta
Study Guide Chapter 3
5 Study Guide Chapter 3
mana fenomena atau perilaku yang akandiamati terjadi.
9Penelitian ini kurang terfokus tetapilebih luas, sehingga kurang mendalam.
Pendekatan ini merupakan penelitianyang lebih terfokus dan mendalam.
10
Penelitian ini biasanya menjelaskan danmemprediksi fenomena yang tampak,sehingga lebih mengarah ke verifikasiteori.
Penelitian lebih mendetail ke hal-hal dibawah permukaan yang belum tampak,seperti misalnya penelitian tentangkultur. Lebih untuk menemukan teoribaru.
11Dapat menggunakan data sekunder,sehingga hal ini mempermudah penelitidalam memperoleh data.
Data primer harus dikumpulkan sendirioleh peneliti yang biasanya melibatkanwaktu yang cukup lama (bulanan sampaidengan tahunan), peneliti harus terlibatlangsung sebagai pengobservasi ditempat kejadian untuk memperoleh data
yang mereka perlukan.
12
Eksternal validiti lebih tinggi karenadapat melibatkan permasalahan yanglebih luas, menggunakan waktu yanglebih panjang dan perusahaan yanglebih banyak sebagai obyek penelitiankarena tersedia di data sekunder.
Eksternal validiti rendah karena hanyamelibatkan satu permasalahaan di suatuorganisasi saja. Karena data primerharus diobservasi sendiri danmembutuhkan banyak waktu untuk melibatkan banyak perusahaan.
Sumber : Hartono (2004) dalam Indriantoro & Supomo, Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi
dan Manajemen, 1999
3. Apa yang dimaksud dengan methodology dan method dalam suatu riset ?
Jawaban :
Metodologi berasal dari bahasa Yunani “metodos”, kata ini terdiri dari dua suku
kata yaitu “metha” yang berarti melalui atau melewati dan “hodos” yang berarti jalan
atau cara. Metode berarti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan. Metodologi
adalah ilmu-ilmu yang digunakan untuk memperoleh kebenaran menggunakan
penelusuran dengan tata cara tertentu dalam menemukan kebenaran, tergantung dari
realitas yang sedang dikaji.
Metodologi sendiri pada umumnya terdiri atas lima prinsip, yaitu :
a. keteraturan (orde)
b. sebab-akibat (determinisme)c. kesederhanaan (parsimoni)
d. pengalaman yang dapat diamati (empirisme)
Dengan prinsip-prinsip yang demikian maka ada banyak jalan untuk menemukan
kebenaran. Metodologi adalah tata cara yang menentukan proses penelusuran apa yang
akan digunakan. Metodologi penelitian adalah tata cara yang lebih terperinci mengenai
tahap-tahap yang dilakukan dalam melakukan sebuah penelitian.
5/14/2018 Sg Chapter 3 Hendra Sidharta [2507 100 120] - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sg-chapter-3-hendra-sidharta-2507-100-120 6/28
Hendra Sidharta [2507 100 120]Tugas Kapita Selekta
Study Guide Chapter 3
6 Study Guide Chapter 3
Metodologi penelitian adalah tata cara yang lebih terperinci mengenai tahap-tahap
melakukan sebuah penelitian (creativecommons.org, n.d.).
Pendapat yang lain juga dikemukakan Collis dan Hussey (2009), metodologi merupakan
pendekatan terhadap keseluruhan proses dari penelitian.Seorang peneliti akan menguraikan desain penelitian, rencana pengambilan contoh, jenis
responden, prosedur pengumpulan data, serta alat yang digunakan secara terperinci dalam
metodologi penelitiannya. Peneliti juga memberikan definisi operasional dari variabel-
variabel yang digunakan dalam penelitiannya (dikutip dari Pangestu, 2007).
Sedangkan metode dalam suatu riset (dalam hal ini disebut sebagai metode ilmiah
atau proses ilmiah) merupakan proses k eilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara
sistematis berdasarkan bukti fisis dengan jalan mengumpulkan data-data untuk dapat
dianalisis. Ilmuwan melakukan observasi serta membentuk hipotesis dalam usahanya
untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut
kemudian diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali,hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah (creativecommons.org, n.d.). Collis
dan Hussey (2009) berpendapat bahwa metode dalam suatu riset merupakan berbagai
cara yang dapat digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data.
4. Apa yang dimaksudkan dengan reliability dan validity dalam suatu riset ?
Jawaban :
Sugiono (2005) dalam Safriandi (2009) berpendapat, di dalam penelitian, baik
berbentuk kualitatif maupun kuantitatif, kriteria utama yang harus diperhatikan adalah
validitas dan reliabilitas. Validitas adalah derajat ketepatan antara data yang terdapat di
lapangan dan data yang dilaporkan oleh peneliti. Kalau dalam objek penelitian terdapat
warna merah, peneliti akan melaporkan warna merah. Kalau dalam objek penelitian para
pegawai bekerja dengan keras, peneliti melaporkan bahwa pegawai bekerja dengan keras.
Bila peneliti membuat laporan yang tidak sesuai dengan apa yang terjadi pada objek, data
tersebut dapat dinyatakan tidak valid. Terdapat dua macam validitas penelitian, yaitu
validitas internal dan validitas eksternal. Validitas internal berkenaan dengan derajat
akurasi antardesain penelitian dan hasil yang dicapai. Jika desain penelitian dirancang
untuk meneliti etos kerja pegawai, data yang diperoleh seharusnya adalah data yang
akurat tentang etos kerja pegawai. Penelitian menjadi tidak valid jika yang ditemukan
adalah motivasi kerja pegawai. Validitas eksternal berkenaan dengan derajat akurasi,dapat atau tidaknya hasil penelitian digeneralisasikan atau diterapkan pada populasi
tempat sampel tersebut diambil. Bila sampel penelitian representatif, instrumen penelitian
valid dan reliabel, cara mengumpulkan dan menganalisis data benar, penelitian akan
memiliki validitas eksternal yang tinggi.
Sedangkan reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data
atau temuan. Dalam pandangan positivistik (kuantitatif), suatu data dinyatakan reliabel
5/14/2018 Sg Chapter 3 Hendra Sidharta [2507 100 120] - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sg-chapter-3-hendra-sidharta-2507-100-120 7/28
Hendra Sidharta [2507 100 120]Tugas Kapita Selekta
Study Guide Chapter 3
7 Study Guide Chapter 3
apabila dua atau lebih peneliti dalam objek yang sama menghasilkan data yang sama atau
peneliti yang sama dalam waktu yang berbeda menghasilkan data yang sama atau
sekelompok data bila dibagi menjadi dua kelompok menunjukkan data yang tidak
berbeda. Bila peneliti satu menemukan dalam suatu objek berwarna merah, peneliti yanglain juga akan demikian.
Obyektivitas berkenaan dengan derajat kesepakatan atau interpersonal agreement
antarbanyak orang tentang suatu data. Sebagai ilustrasi, apabila dari 100 orang terdapat
99 orang yang menyatakan bahwa terdapat warna merah dalam objek penelitian itu,
sedangkan yang 1 orang lagi menyatakan warna lain, data tersebut adalah data yang
obyektif. Data yang objektif akan cenderung valid walaupun belum tentu valid. Dapat
terjadi suatu data yang disepakati banyak orang belum tentu valid, tetapi yang disepakati
oleh sedikit orang malah lebih valid. Orang menyatakan bahwa A bukan pencuri
(obyektif), dan satu orang menyatakan bahwa A adalah pencuri (subyektif). Ternyata
yang benar adalah pernyataan satu orang karena yang 99 orang tersebut teman-teman si Ayang sama-sama pencuri sehingga menyatakan si A bukan pencuri (Sugiono, 2005 dalam
Safriandi, 2009).
5. Apa yang dimaksud dengan triangulation dalam suatu riset ?
Jawaban :
Triangulasi pada hakikatnya merupakan pendekatan multimetode yang dilakukan
peneliti pada saat mengumpulkan dan menganalisis data. Ide dasarnya adalah fenomena
yang diteliti dapat dipahami dengan baik sehingga diperoleh kebenaran tingkat tinggi jika
didekati dari berbagai sudut pandang. Memotret fenomena tunggal dari sudut pandang
yang berbeda-beda akan memungkinkan diperoleh tingkat kebenaran yang handal. Oleh
karena itu, triangulasi merupakan usaha untuk mengecek kebenaran data atau informasi
yang diperoleh peneliti dari berbagai sudut pandang yang berbeda dengan cara
mengurangi sebanyak mungkin bias yang terjadi pada saat pengumpulan dan analisis
data.
Sebagaimana diketahui dalam penelitian kualitatif peneliti itu sendiri merupakan
instrumen utamanya. Oleh karena itu, kualitas penelitian kualitatif sangat tergantung pada
kualitas diri penelitinya, termasuk pengalamannya melakukan penelitian merupakan
sesuatu yang sangat berharga. Semakin banyak pengalaman seseorang dalam melakukan
penelitian, semakin peka memahami gejala atau fenomena yang diteliti. Namundemikian, sebagai manusia, seorang peneliti sulit terhindar dari ke-bias-an atau
subyektivitas. Oleh karena itu, tugas seorang peneliti adalah mengurangi semaksimal
mungkin bias yang terjadi agar diperoleh kebenaran yang utuh. Pada titik ini para
penganut kaum positivis meragukan tingkat keilmiahan penelitan kualitatif. Malah ada
yang secara ekstrim menganggap penelitian kualitatif tidaklah ilmiah.
5/14/2018 Sg Chapter 3 Hendra Sidharta [2507 100 120] - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sg-chapter-3-hendra-sidharta-2507-100-120 8/28
Hendra Sidharta [2507 100 120]Tugas Kapita Selekta
Study Guide Chapter 3
8 Study Guide Chapter 3
Sejarahnya, triangulasi merupakan teknik yang dipakai untuk melakukan survei
dari tanah daratan dan laut untuk menentukan satu titik tertentu dengan menggunakan
beberapa cara yang berbeda. Ternyata teknik semacam ini terbukti mampu mengurangi
bias dan kekurangan yang diakibatkan oleh pengukuran dengan satu metode atau carasaja. Pada masa 1950-an hingga 1960-an, metode tringulasi tersebut mulai dipakai dalam
penelitian kualitatif sebagai cara untuk meningkatkan pengukuran validitas dan
memperkuat kredibilitas temuan penelitian dengan cara membandingkannya dengan
berbagai pendekatan yang berbeda.
Oleh karena menggunakan terminologi dan cara yang mirip dengan model
paradigma positivistik (kuantitatif), seperti pengukuran dan validitas, triangulasi
mengundang perdebatan cukup panjang di antara para ahli penelitian kualitatif sendiri.
Alasannya, selain mirip dengan cara dan metode penelitian kuantitatif, metode yang
berbeda-beda memang dapat dipakai untuk mengukur aspek-aspek yang berbeda, tetapi
toh juga akan menghasilkan data yang berbeda-beda pula. Kendati terjadi perdebatansengit, tetapi seiring dengan perjalanan waktu, metode triangulasi semakin lazim dipakai
dalam penelitian kualitatif karena terbukti mampu mengurangi bias dan meningkatkan
kredibilitas penelitian (Rahardjo, 2010).
Dalam berbagai karyanya, Denzin (1978) dalam Rahardjo (2010)
mendefinisikan triangulasi sebagai gabungan atau kombinasi berbagai metode yang
dipakai untuk mengkaji fenomena yang saling terkait dari sudut pandang dan perspektif
yang berbeda. Sampai saat ini, konsep Denkin ini dipakai oleh para peneliti kualitatif di
berbagai bidang. Menurutnya, triangulasi meliputi empat hal, yaitu : (1) triangulasi
metode, (2) triangulasi antarpeneliti (jika penelitian dilakukan dengan kelompok), (3)
triangulasi sumber data, dan (4) triangulasi teori.
1) Triangulasi metode
Triangulasi metode dilakukan dengan cara membandingkan informasi atau data
dengan cara yang berdeda. Sebagaimana dikenal, dalam penelitian kualitatif
peneliti menggunakan metode wawancara, obervasi, dan survei. Untuk
memperoleh kebenaran informasi yang handal dan gambaran yang utuh mengenai
informasi tertentu, peneliti bisa menggunakan metode wawancara bebas dan
wawancara terstruktur. Atau, peneliti menggunakan wawancara dan obervasi atau
pengamatan untuk mengecek kebenarannya. Selain itu, peneliti juga bisa
menggunakan informan yang berbeda untuk mengecek kebenaran informasitersebut. Melalui berbagai perspektif atau pandangan diharapkan diperoleh hasil
yang mendekati kebenaran. Oleh karena itu, triangulasi tahap ini dilakukan jika
data atau informasi yang diperoleh dari subjek atau informan penelitian diragukan
kebenarannya. Dengan demikian, jika data itu sudah jelas, misalnya berupa teks
atau naskah/transkrip film, novel dan sejenisnya, triangulasi tidak perlu dilakukan.
Namun demikian, triangulasi aspek lainnya tetap dilakukan.
5/14/2018 Sg Chapter 3 Hendra Sidharta [2507 100 120] - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sg-chapter-3-hendra-sidharta-2507-100-120 9/28
Hendra Sidharta [2507 100 120]Tugas Kapita Selekta
Study Guide Chapter 3
9 Study Guide Chapter 3
2) Triangulasi antarpeneliti
Triangulasi antarpeneliti dilakukan dengan cara menggunakan lebih dari satu
orang dalam pengumpulan dan analisis data. Teknik ini diakui memperkaya
khasanah pengetahuan mengenai informasi yang digali dari subjek penelitian.Tetapi perlu diperhatikan bahwa orang yang diajak menggali data itu harus yang
telah memiliki pengalaman penelitian dan bebas dari konflik kepentingan agar
tidak justru merugikan peneliti dan melahirkan bias baru dari triangulasi.
3) Triangulasi sumber data
Triangulasi sumber data dilakukan dengan jalan menggali kebenaran informai
tertentu melalui berbagai metode dan sumber perolehan data. Misalnya, selain
melalui wawancara dan observasi, peneliti bisa menggunakan observasi terlibat
( participant obervation), dokumen tertulis, arsif, dokumen sejarah, catatan resmi,
catatan atau tulisan pribadi dan gambar atau foto. Tentu masing-masing cara itu
akan menghasilkan bukti atau data yang berbeda, yang selanjutnya akanmemberikan pandangan (insights) yang berbeda pula mengenai fenomena yang
diteliti. Berbagai pandangan itu akan melahirkan keluasan pengetahuan untuk
memperoleh kebenaran handal.
4) Triangulasi teori.
Hasil akhir penelitian kualitatif berupa sebuah rumusan informasi atau thesis
statement . Informasi tersebut selanjutnya dibandingkan dengan perspektif teori
yang televan untuk menghindari bias individual peneliti atas temuan atau
kesimpulan yang dihasilkan. Selain itu, triangulasi teori dapat meningkatkan
kedalaman pemahaman asalkan peneliti mampu menggali pengetahuan teoretik
secara mendalam atas hasil analisis data yang telah diperoleh. Diakui tahap ini
paling sulit sebab peneliti dituntut memiliki expert judgement ketika
membandingkan temuannya dengan perspektif tertentu, lebih-lebih jika
perbandingannya menunjukkan hasil yang jauh berbeda (Rahardjo, 2010).
5/14/2018 Sg Chapter 3 Hendra Sidharta [2507 100 120] - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sg-chapter-3-hendra-sidharta-2507-100-120 10/28
Hendra Sidharta [2507 100 120]Tugas Kapita Selekta
Study Guide Chapter 3
10 Study Guide Chapter 3
1. Pilih satu topik dan carilah 3 Tugas Akhir (TA) dalam topik tersebut dari tahun-tahun yang
berbeda selama setidaknya 5 tahun terakhir.
a. Tuliskan judul TA tersebut dan urutkan berdasarkan tahunnya.
b. Review TA tersebut (dengan melihat bagian latar belakang, tinjauan pustaka,kesimpulan dan saran) dan analisa apakah dari tahun ke tahun terjadi penambahan
knowledge dari TA tersebut. Jika ya, buatlah diagram perkembangannya. Jika tidak,
jelaskan mengapa.
Jawaban :
Berikut ini adalah review dari tiga Tugas Akhir (TA) dengan topik Manajemen Risiko
yang berbeda tahun. Adapun review dari ketiga Tugas Akhir (TA) tersebut dijelaskan sebagai
berikut :
Judul Tugas Akhir 1 : Health Risk Analysis of PDAM Kota Surabaya Drinking
Water Quality
Tipe Tugas Akhir : Applied research
Nama Mahasiswa : Geodita Woro Bramanti
NRP : 2503 100 006
Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Udisubakti Ciptomulyono, M. Eng. Sc.
Rangkuman : Tugas Akhir yang pertama membahas mengenai manajemen risiko
yang dikaitkan dengan kualitas air minum hasil olahan PDAM di
Surabaya. Latar belakang penelitian dapat digambarkan secara
sederhana sebagai berikut :
Permasalahan yang diangkat oleh Geodita adalah bagaimana
mengidentifikasi risiko pda sistem penjernihan air minum dan
jaringan distribusi di PDAM Ngagel III Surabaya yang terkait
dengan kualitas air minum bagi konsumennya serta mendapatkan
Peningkatan
kebutuhan air
minum yang
higienis di
Surabaya
Kualitas air
olahan
PDAM yang
semakin
memburuk
Muncul
Risiko Bisnis
Hilangnya
kepercayaan
dari
konsumen
Semakin
bermunculan
pihak
kompetitor
Minimalisasi
risiko
Manajemen kualitas
air yang kurang baik
Peningkatan
performansi
Pemulihan
image
Peningkatan
kualitas air
minum yang
dihasilkan
5/14/2018 Sg Chapter 3 Hendra Sidharta [2507 100 120] - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sg-chapter-3-hendra-sidharta-2507-100-120 11/28
Hendra Sidharta [2507 100 120]Tugas Kapita Selekta
Study Guide Chapter 3
11 Study Guide Chapter 3
nilai risiko yang dapat menghasilkan langkah terbaik bagi pihak
PDAM dalam mengurangi risiko yang berkaitan dengan kualitas
air minum olahan yang dihasilkannya.
Adapun kerangka berpikir penelitian yang dilakukan adalahsebagai berikut :
1. Membuat gambaran influence diagram terkait faktor-faktor
yang terkait dengan kualitas air PDAM Ngagel III
Surabaya.
2. Melakukan benchmarking sistem penjernihan air dan sistem
distribusi dengan kompetitor, yaitu Citra Raya untuk
melakukan pengidentifikasian risiko.
3. Melakukan analisis risiko dengan FTA.
4. Melakukan pemetaan risiko.
5. Menentukan besaran nilai risiko yang dihadapi.6. Menentukan prioritas tingkatan risiko yang terjadi.
7. Menrancang sistem perbaikan yang dapat mengurangi
risiko yang dihadapi.
Hasil pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan oleh
Geodita menunjukkan bahwa :
1. Risiko yang dapat diidentifikasikan adalah risiko yang
berkaitan dengan tugas PDAM untuk meyakinkan bahwa
air olahannya aman bagi kesehatan bila dikonsumsi ( public
health risk ).
2. Parameter yang digunakan dalam benchmarking adalah
teknik pengolahan/penjernihan, kondisi fisik pipa, usia
kualitas air baku, metode pemeliharaan peralatan, dan
system distribusi. Dari kelima parameter tersebut, PDAM
Ngagel III Surabaya hanya unggul dalam hal sistem
distribusi.
3. Didapatkan nilai likelihood untuk masing-masing tipe
risiko.
4. Didapatkan nilai dampak untuk masing-masing tipe risiko.
5. Dihasilkan peta risiko untuk obyek amatan.6. Dihasilkan beberapa usulan tindakan perbaikan untuk
meminimasi risiko-risiko terkait.
5/14/2018 Sg Chapter 3 Hendra Sidharta [2507 100 120] - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sg-chapter-3-hendra-sidharta-2507-100-120 12/28
Hendra Sidharta [2507 100 120]Tugas Kapita Selekta
Study Guide Chapter 3
12 Study Guide Chapter 3
Judul Tugas Akhir 2 : Identifikasi dan Analisis Risiko Operasional Berdasarkan
Konsep Manajemen Risiko di PT Iglas (Persero) Surabaya
Tipe Tugas Akhir : Applied research
Nama Mahasiswa : Wildanur RizalNRP : 2504 100 128
Dosen Pembimbing : Nani Kurniati, ST., MT.
Rangkuman : Tugas Akhir yang kedua membahas mengenai manajemen risiko
aktivitas produksi yang ada di PT Iglas (Persero). Latar belakang
penelitian dapat digambarkan secara sederhana sebagai berikut :
Permasalahan yang diangkat oleh Waldanur adalah bagaimana
mengidentifikasi risiko-risiko yang harus dihadapi oleh PT Iglas
(persero), terutama pada bagian produksi, besarnya dampak yang
diakibatkannya, serta cara penanggulangannya. Adapun kerangka
berpikir penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Melakukan identifikasi risiko-risiko yang dapat
mengganggu proses produksi.
2. Memperkirakan besarnya dampak risiko yang mungkin
akan terjadi.
3. Mengetahui sumber-sumber yang potensial untuk
menimbulkan risiko.
4. Memberikan tindakan penanganan atas risiko yang terjadi.
Hasil pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan oleh
Wildanur menunjukkan bahwa :
1. Risiko yang paling potensial dalam menghambat proses
Risiko sistem
make-to-
order PT
Iglas
(Persero)
Bahan baku
produksi yang
tidak
mencukupi Peningkatan
cost
Identifikasi
risiko
Mitigasi
risiko
Keterlambatan
pengiriman
bahan baku
Kerusakan
fasilitas
produksi
Risiko proses
produksi
lainnya
Kehilangan
kepercayaan
dari
konsumen
Penurunan
performansi
5/14/2018 Sg Chapter 3 Hendra Sidharta [2507 100 120] - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sg-chapter-3-hendra-sidharta-2507-100-120 13/28
Hendra Sidharta [2507 100 120]Tugas Kapita Selekta
Study Guide Chapter 3
13 Study Guide Chapter 3
produksi PT Iglas (Persero) adalah kekurangan bahan baku
serta gangguan pada mesin forming.
2. Dampak yang diakibatkan dari risiko yang diamati adalah
terhambatnya proses produksi sehingga hanya 60-80% sajatarget produksi yang dapat dipenuhi.
3. Hasil root cause analysis (RCA) menunjukkan bahwa
sumber permasalahan munculnya risiko yang utama adalah
factor finansial dan pemilihan bahan baku yang berkualitas
rendah yang dapat mengganggu kinerja mesin-mesin
produksi.
4. Dihasilkan beberapa tindakan penanggulangan atas risiko-
risiko yang diamati.
Judul Tugas Akhir 3 : Risk Analysis the Effect of AFTA-China Towards Garment
Product Competitiveness in East Java
Tipe Tugas Akhir : Applied research
Nama Mahasiswa : Muhammad Azmi Zulfikar
NRP : 2506 100 033
Dosen Pembimbing : Ir. Eko Nurmianto, M. Eng. Sc. DERT
Dosen Ko-Pembimbing : Naning Aranti Wessiani, ST., MM.
Rangkuman : Tugas Akhir yang ketiga membahas mengenai analisis risiko terkaitdengan dampak AFTA-Cina (CAFTA) terhadap persaingan
penjualan produk garmen (tekstil) yang ada di Jawa Timur. Latar
belakang penelitian dapat digambarkan secara sederhana sebagai
berikut :
5/14/2018 Sg Chapter 3 Hendra Sidharta [2507 100 120] - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sg-chapter-3-hendra-sidharta-2507-100-120 14/28
Hendra Sidharta [2507 100 120]Tugas Kapita Selekta
Study Guide Chapter 3
14 Study Guide Chapter 3
Permasalahan yang diangkat oleh Azmi adalah bagaimana membuat
peta risiko dan persaingan dari produk tekstil domestik terhadap
tekstil impor ketika diberlakukannya CAFTA, sehingga dapat
memberikan rekomendasi untuk meningkatkan daya saing produk
gaarmen domestik. Adapun kerangka berpikir penelitian yang
dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Melakukan identifikasi risiko.
2. Membuat peta risiko.
3. Membuat FMEA.
4. Membuat model konseptual.
5. Membuat formulasi model permasalahan yang diamati.
6. Melakukan proses verivikasi dan validasi terhadap model
yang telah dibangun.
7. Melakukan simulasi terhadap model.
8. Membuat desain model perbaikan (skenario kebijakan)
untuk meningkatkan daya saing produk domestik untuk beberapa tahun ke depan.
Hasil pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan oleh Azmi
menunjukkan bahwa :
1. Risiko-risiko yang mempengaruhi obyek amatan adalah
berupa kurangnya kuantitas kapas lokal, kurangnya
persediaan tenaga kerja, kurangnya dana untuk peremajaan,
Periode
perdagangan
bebas ASEAN-
Cina
Kebutuhan
konsumsi TPT di
Indonesia
semakin
meningkat
Produk domestik
hanya didukung
dari Usaha Kecil
menengah(UKM) saja
Risiko
persaingan
ekonomi
bagi
Indonesia
Mitigasi
risiko
Peningkatan
impor tekstil dan
produk tekstil
(TPT) dari Cina
Permodelan
sistem
persaingan
TPT di
Indonesia
pada periode
CAFTA
5/14/2018 Sg Chapter 3 Hendra Sidharta [2507 100 120] - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sg-chapter-3-hendra-sidharta-2507-100-120 15/28
Hendra Sidharta [2507 100 120]Tugas Kapita Selekta
Study Guide Chapter 3
15 Study Guide Chapter 3
dan kapabilitas mesin produksi yang masih berada di bawah
kualitas standar.
2. Hasil simulasi menunjukkan peta persaingan yang
menggambarkan market share sebesar 34,56% pada tahunterakhir.
3. Skenario simulasi yang dapat memberikan dampak market
share maksimum tampak pada skenario program perluasan
lahan dengan pertambahan sebesar 45% dari luas lahan
potensial dan peningkatan persediaan SDM hingga mencapai
300%, serta penambahan Anggaran Dana Revitalisasi
sebesar 200%, sehingga diperoleh market share sebesar
55,38% pada tahun terakhir.
Berdasarkan hasil review ketiga Tugas Akhir di atas, maka dapat diketahui bahwa telah
terjadi perkembangan dari scope permasalahan yang diangkat maupun metode penyelesaian yang
digunakan. Secara ringkas, perbedaan yang menunjukkan adanya peningkatan knowledge dari
ketiga Tugas Akhir (TA) hasil review di atas dapat dilihat pada Tabel 1.1 :Tabel 1.1 Perbedaan yang Menunjukkan Perkembangan Knowledge
No.Segi
Perbedaan
TA 1 (milik
Geodita)
TA 2 (milik
Wildanur)
TA 3 (milik
Azmi)Evaluasi
1Scope
Permasalahan
Usaha individu
(PDAM)
Usahaindividu (PT
Iglas)
Kelompok usaha (Industri
TPT di Jawa
Timur)
Scope yang diangkat
menjadi lebih luas.Semakin luas scope
amatan, maka semakin
tinggi kompleksitasnya
2Metode
Penelitian
Penilaian risiko
secara
konvensional
Penilaian
risiko secara
konvensional
Penilaian risiko
secara
konvensional
ditambah
dengan
simulasi
Telah muncul
penambahan metode
dalam risk assessment
(penilaian risiko)
3
Metode
dalam
Preliminary
Hazard
FTA (Fault
Tree Analysis)
RCA ( Root
Cause
Analysis)
FMEA (Failure
Mode and
Effect Analysis)
Ketiga bentuk TA
telah mencoba untuk
bereksplorasi dengan
metode preliminary
hazard yang berbeda,
dimana masing-masing
5/14/2018 Sg Chapter 3 Hendra Sidharta [2507 100 120] - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sg-chapter-3-hendra-sidharta-2507-100-120 16/28
Hendra Sidharta [2507 100 120]Tugas Kapita Selekta
Study Guide Chapter 3
16 Study Guide Chapter 3
metode memiliki
kelebihan dan
kekurangan tersendiri
4
Sifat
rekomendasi
yang
ditawarkan
Kurang
fleksibel
Kurang
fleksibel
Fleksibel sesuai
dengan kondisi
nyata (dengan
ditawarkannya
skenario-
skenario
perbaikan
kebijakan)
Rekomendasi yangkurang fleksibel
diartikan sebagai
rekomendasi yang
bersifat overall.
Bentuk rekomendasi
yang seperti ini masih
belum
mempertimbangkan
adanya konstrain-
konstrain yang ada,misalnya anggaran
dana, jumlah SDM,
dan sebagainya.
5Evaluasi atas
rekomendasi
Tidak ada
pengujian
kelayakanterhadap
rekomendasi
yang
ditawarkan
Tidak ada
pengujian
kelayakanterhadap
rekomendasi
yang
ditawarkan
Terdapat
pengujian
terhadapbeberapa
skenario
perbaikan yang
ditawarkan
Dengan dilakukannya
perancangan skenario
yang kemudian
dilakukan pengujian
terhadap scenario-
skenario tersebut akandapat membantu user
dalam memili
kebijakan sesuai
dengan dengan
skenario perbaikan
yang paling optimal
dan feasible untuk
dilakukan
5/14/2018 Sg Chapter 3 Hendra Sidharta [2507 100 120] - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sg-chapter-3-hendra-sidharta-2507-100-120 17/28
Hendra Sidharta [2507 100 120]Tugas Kapita Selekta
Study Guide Chapter 3
17 Study Guide Chapter 3
Meskipun begitu, masih terdapat kesamaan atau konsistensi knowledge antara ketiga
Tugas Akhir yang di-review tersebut. Secara ringkas, persamaan tersebut dapat dilihat pada
Tabel 1. 2 :Tabel 1.2 Persamaan atau Konsistensi Knowledge
No. Segi Amatan Penjelasan
1 Tujuan Penelitian
Tujuan akhir dari penelitian selalu berakhir pada didapatkannya
bentuk-bentuk kebijakan untuk melakukan usaha mitigasi atas
risiko-risiko yang bersifat negatif bagi masing-masing obyek
amatan.
2 Metode Penelitian
Ketiga TA di atas tetap saja dalam pelaksanaan identifikasi (risk
identification), pemetaan risiko, dan penilaian risiko yang
dilakukan mengacu pada langkah-langkah risk management yang
sudah umum (meskipun TA milik Azmi telah memanfaatkan
metode simulasi).
3 Risk Identification
Ketiga TA tersebut telah memanfaatkan pemetaan proses bisnisyang secara teknis dapat membantu peneliti dalam memahamiobyek amatan secara lebih mendalam, sehingga dapatmemperdalam proses risk identification. Hal ini merupakan bentuk kekonsistensian knowledge yang bagus untuk dipertahankan.
Selain terdapat adanya peningkatan ataupun kekonsistenan knowledge, terdapat pula
setidaknya satu aspek yang menunjukkan terjadinya degradasi knowledge. Hal ini dapat dilihat
pada Tabel 1.3 :
Tabel 1.3 Degradasi Knowledge
No. Segi
Perbedaan
TA 1 (milik
Geodita)
TA 2 (milik
Wildanur)
TA 3 (milik
Azmi)
Evaluasi
1 Enhancement
Sudah
memanfaatkan
teknik
benchmarking
dengan pihak
kompetitor
sehingga dapat
membantu
peneliti dalam
melakukan
proses risk
assessmenrt
Tidak
menggunakan
metode
tambahan
khusus
lainnya
Tidak
menggunakan
metodetambahan
khusus lainnya
Penambahan metode
khusus lainnya akan
dapat mempermudah
dan memperdalam
analisis yang dapat
dilakukan oleh
peneliti. Meskipunbegitu, memang belum
tentu bahwa tanpa
adanya metode
tambahan yang khusus
menunjukkan adanya
penurunan knowledge.
5/14/2018 Sg Chapter 3 Hendra Sidharta [2507 100 120] - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sg-chapter-3-hendra-sidharta-2507-100-120 18/28
Hendra Sidharta [2507 100 120]Tugas Kapita Selekta
Study Guide Chapter 3
18 Study Guide Chapter 3
2. Pilih 2 TA tipe applied research & 2 TA tipe basic research. Review keempatnya dan
jawablah pertanyaan berikut :
a. Untuk tipe applied research, apakah critical aspects yang harus tajam dan akurat ?
Menurut pendapat Anda, sudahkah hal itu tercermin dalam TA yang Anda review ?
Jelaskan.
b. Untuk tipe basic research, apakah critical aspects yang harus tajam dan akurat ?
Menurut pendapat Anda, sudahkah hal itu tercermin dalam TA yang Anda review ?
Jelaskan.
Jawaban :
Berikut ini adalah review dari dua Tugas Akhir yang bertipe basic research :
Judul Tugas Akhir 4 : Developing Algorithm and Software Prototype for Solving
Irregular Packing Problem (Case of Sofas)
Tipe Tugas Akhir : Basic research
Nama Mahasiswa : Rianto Anugerah Wicaksosno
NRP : 2503 100 046
Hal ini bias saja
disebabkan oleh
masalah sesuai atau
tidaknya metodetambahan tersebut
terkait dengan
permasalahan yang
diangkat maupun sifat
yang dimiliki oleh
obyek amatan dalam
penelitian. Namun,
dalam kasus ketiga TA
tersebut, saya merasa
bahwa penelitian yangdilakukan oleh
Wildanur dan Azmi
masih dapat
menggunakan metode
tambahan khusus
seperti yang telah
dilakukan oleh
Geodita.
5/14/2018 Sg Chapter 3 Hendra Sidharta [2507 100 120] - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sg-chapter-3-hendra-sidharta-2507-100-120 19/28
Hendra Sidharta [2507 100 120]Tugas Kapita Selekta
Study Guide Chapter 3
19 Study Guide Chapter 3
Dosen Pembimbing : Dr. Eng. Ir. Ahmad Rusdiansyah, M. Eng.
Rangkuman : Tugas Akhir yang keempat membahas mengenai permasalahan yang
terjadi dalam Irregular Packing dan bertujuan untuk menyelesaikan
permasalahan tersebut melalui pengembangan algoritma dansoftware prototype. Permasalahan yang diangkat oleh Rianto adalah
bagaimana mengembangkan algoritma bin packing yang telah ada ke
dalam algoritma 3D irregular packing dan merancang prototype
perangkat lunak untuk melakukan simulasi percobaan pada
permasalahan irregular packing dengan mencari nilai minimum dari
total density loss yang terjadi. Latar belakang penelitian dapat
digambarkan secara sederhana sebagai berikut :
Adapun kerangka berpikir penelitian yang dilakukan adalah sebagai
berikut :
1. Memilih algoritma dasar.
2. Melakukan pengembangan algoritma.
3. Melakukan pembuatan perangkat lunak.
4. Melakukan pengujian pada permasalahan.
5. Melakukan evaluasi.6. Melakukan modifikasi terhadap Algoritma.
7. Melakukan pengujian akhir pada algoritma hasil perbaikan.
Hasil pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan oleh Rianto
menunjukkan bahwa :
1. Pendekatan Front-Left-Bottom menjadi representasi yang
baik dari pengembangan 2D Bottom-Left-Fill for Irregular
Permasalahan
yang terkait
dengan
pengepakan,
dalam hal ini
adalah bin
packing
Variasi bentuk
item yangbersifat irregular
Bagaimana
meminimalkan jumlah armada
pengangkutan
yang digunakan
Metode
nesting
Algoritma
baru untuk
menyelesaikan
permasalahan
irregular 3D
packing
Bagaimana
memaksimalkan
jumlah item
yang terangkut
Dapat
menghindariterjadinya
overlapping
antar-item
Metode
Bottom-Left-
Fill for
irregular
shape
Overlapping
antar-item
langsung
diselesaikan
setelah item
ke-n
diletakkandalam area
peletakan
5/14/2018 Sg Chapter 3 Hendra Sidharta [2507 100 120] - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sg-chapter-3-hendra-sidharta-2507-100-120 20/28
Hendra Sidharta [2507 100 120]Tugas Kapita Selekta
Study Guide Chapter 3
20 Study Guide Chapter 3
Shape untuk permasalahan pengepakan sofa.
2. Pendekatan Front-Left-Bottom memberikan hasil yang lebih
baik dibandingkan Front-Bottom-Left dalam kasus
pengepakan sofa karena mampu mengisi kekosongan di areakiri-atas kontainer.
3. Penggunaan pembatasan area ( flag) dalam melakukan
pergeseran terbukti efektif untuk menghindari overlapping
antar-item.
4. Penugasan item ke-n dengan ukuran yang berbeda ke y = 0
(keluar dari penataan item yang sebelumnya) dapat
mengurangi hasil penataan yang tidak wajar.
Judul Tugas Akhir 5 : Pengembangan Model Joint Economic Lot Sizing Pada Push dan
Pull dengan Remanufaktur
Tipe Tugas Akhir : Basic research
Nama Mahasiswa : Ika Nurshanti
NRP : 2505 100 025
Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Suparno, MSIE
Rangkuman : Tugas Akhir yang kelima ini membahas mengenai perancangan
model ukuran lot untuk raw material terkait dengan manufaktur dan
remanufaktur. Permasalahan yang diangkat oleh Ika adalahbagaimana merancang sebuah model penentuan ukuran lot
( Economic Lot Sizing /ELS) pemesanan raw material, manufaktur
dan remanufaktur yang optimal dengan adanya adanya integrasi
sistem persediaan raw material, manufaktur, remanufaktur, dan
serviceable pada model push dan pull. Latar belakang penelitian
dapat digambarkan secara sederhana sebagai berikut :
5/14/2018 Sg Chapter 3 Hendra Sidharta [2507 100 120] - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sg-chapter-3-hendra-sidharta-2507-100-120 21/28
Hendra Sidharta [2507 100 120]Tugas Kapita Selekta
Study Guide Chapter 3
21 Study Guide Chapter 3
Adapun kerangka berpikir penelitian yang dilakukan adalah sebagai
berikut :
1. Pemetaan proses bisnis dari system amatan.
2. Penetapan komponen model.
3. Mengformulasikan model matematis untuk sistem push.
4. Mengformulasikan model matematis untuk sistem pull.
5. Melakukan uji konektivitas sistem push maupun pull.
6. Uji validasi dengan menggunakan contoh numeric terhadap
model yang telah diformulasikan.
7. Melakukan perhitungan solusi optimal secara Manual.
8. Melakukan perhitungan solusi optimal dengan VBA.9. Melakukan analisis sensitivitas.
Hasil pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan oleh Ika
menunjukkan bahwa :
1. Berdasarkan contoh numerik dari model Lee (2006), untuk
model push didapatkan solusi optimal variabel-variabel
keputusannya, yaitu :
Remanufakturing,
recycling, reuse
sebagai alternatif
pemecahanmasalah
lingkungan
Isu lingkungan
terkait dengan
produk-produk
manufaktur yang
telah habis masa
pakainya
Reverse logistic
produk-produk
yang habis masapakainya
Perubahan
jumlah lot
pemesanan
raw material
Penentuan
ukuran lot
manufaktur
yang optimal
Perubahan
secara
menyeluruh pada
sistem produksi
penentuan ukuran lot yang
optimal bila suatu industri
menerapkan sistem remanufaktur
pada produknya dengan
mengintegrasikan serviceable
inventory di gudang produk jadi,
manufacturing dan
remanufacturing inventory di
lantai produksi, dan raw material
inventory di gudang bahan baku
Penentuan
ukuran lot
pengiriman
produk
manufaktur ke
gudang produk
jadi yang optimal
Penentuan
ukuran lot
pemesanan
raw material
yang optimal
5/14/2018 Sg Chapter 3 Hendra Sidharta [2507 100 120] - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sg-chapter-3-hendra-sidharta-2507-100-120 22/28
Hendra Sidharta [2507 100 120]Tugas Kapita Selekta
Study Guide Chapter 3
22 Study Guide Chapter 3
x* = 2 ; n* = 18 ; Qr* = 52 Qm* = 23, QM=414, QR=936,
QRM*
= 1035, dan total biaya $3291,21.
Sedangkan pada model pull didapatkan hasil:x* = 5 ; n* = 20 ; Q* = 65, Qr* = 45, Qm* = 20, QM=400,
QR=900, QRM=2000 dan total biaya $2623,94.
Secara overall, model pull menghasilan total biaya yang
lebih rendah bila dibandingkan dengan model push
disebabkan oleh faktor biaya simpan di serviceable
inventory, dimana sistem pull memiliki persediaan yang lebih
rendah dan terkontrol bila dibandingkan dengan tingkat
persediaan di sistem push dengan kondisi biaya pengiriman
rendah dan stabil.
2. Faktor yang sensitif dari model yang dikembangkan antaralain:
Peningkatan tingkat pengembalian (γ) sebesar 67% dapat
menurunkan total biaya sebesar 18 % untuk sistem push
dan 10% untuk sistem pull.
Pada model pull dengan remanufaktur didapatkan
efisiensi biaya sebesar 36% dengan tingkat pengembalian
(γ) sebesar 70% untuk biaya pesan raw material $2500.
Untuk biaya pesan raw material $25 model pull
menghasilkan efisiensi sebesar 15%.
Pada penyelesaian untuk soal nomor 2 ini, digunakan kembali review tugas akhir yang
telah dilakukan pada soal nomor 1 (mengingat review ketiga Tugas Akhir yang dilakukan di soal
nomor 1 adalah Tugas Akhir yang bersifat applied research). Untuk Tugas Akhir (TA) yang
bertipe applied research ini, digunakan kembali review TA yang pertama (TA milik Geodita)
dan yang kedua (TA milik Wildanur Rizal).
Penjelasan mengenai basic research dan applied research :
Indriantoro & Supomo (1999) berpendapat bahwa Penelitian dasar atau yang seringdisebut sebagai basic research atau pure research dilakukan untuk memperluas batas-batas ilmu
pengetahuan. Penelitian dasar ini tidak ditujukan secara langsung untuk mendapatkan pemecahan
bagi suatu permasalahan khusus. Penelitian dasar dilakukan untuk memverifikasi teori yang
sudah ada atau mengetahui lebih jauh tentang sebuah konsep. Hal pertama sekali yang harus
dilakukan dalam penelitian dasar adalah pengujian konsep atau hipotesis awal dan kemudian
5/14/2018 Sg Chapter 3 Hendra Sidharta [2507 100 120] - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sg-chapter-3-hendra-sidharta-2507-100-120 23/28
Hendra Sidharta [2507 100 120]Tugas Kapita Selekta
Study Guide Chapter 3
23 Study Guide Chapter 3
pembuatan kajian lebih dalam serta kesimpulan tentang fenomena yang diamati. Penelitian dasar
dibedakan atas pendekatan yang digunakan dalam pengembangan teori yaitu :
a. Penelitian deduktif, yaitu penelitian yang bertujuan menguji teori pada keadaan tertentu.
b.
Penelitian induktif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan (generating)teori atau hipotesis melalui pengungkapan fakta.
Indriantoro & Supomo (1999) berpendapat, berbeda dengan penelitian dasar, penelitian
terapan (applied research) dilakukan untuk menjawab pertanyaan mengenai permasalahan yang
khusus atau untuk membuat keputusan tentang suatu tindakan atau kebijakan khusus.
Penggunaan metode ilmiah dalam penelitian terapan menjamin objektivitas dalam
mengumpulkan fakta dan menguji ide kreatif bagi alternatif strategi bisnis. Penelitian terapan
dapat dibedakan atas:
a. Penelitian evaluasi, yaitu penelitian yang diharapkan dapat memberi masukan atau
mendukung pengambilan keputusan tentang nilai relatif dari dua atau lebih alternatif tindakan.
b. Penelitian dan pengembangan, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan
produk sehingga produk tersebut mempunyai kualitas yang lebih baik.
c. Penelitian tindakan, yaitu penelitian yang dilakukan untuk segera digunakan sebagai
dasar tindakan pemecahan masalah.
Indriantoro & Supomo (1999) berpendapat bahwa perbedaan antara basic dan applied
research menurut dapat dilihat pada Tabel 2.1 maupun Tabel 2.2:Tabel 2.1 Perbedaan Antara Basic dan Applied Research Versi Indriantoro & Supomo
No. Keterangan Basic Research Applied Research
1 Lingkungan Penelitian Akademik Pemerintahan atau Bisnis
2 Insisiatif Penelitian Peneliti Klien atau sponsor
3 Biaya Penelitian Peneliti atau bantuan Klien melalui kontrak
4 Jenis Penelitian Mandiri Kelompok
5 Disiplin Ilmu Satu atau dua Multidisiplin
6 Setting Penelitian Laborataorium/Lapangan Lapangan
7 Keluwesan Lebih fleksibel Kurang fleksibel
8 Sensitivitas Biaya Sensitivitas biaya lebih rendah Sensitivitas biaya lebih tinggi
9 Jadwal Penelitian Jadwal longgar Jadwal longgar
10 Manfaat Penelitian Pengembangan ilmu Pemecahan masalah
11 Sifat Penelitian Menjawab sedikit pertanyaan Menjawab beberapa pertanyaan
12 Jenis PengujianMenguji signifikansi secara
statistik
Menguji signifikansi secara
praktik
Sumber : Indriantoro & Supomo, Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen, 1999
5/14/2018 Sg Chapter 3 Hendra Sidharta [2507 100 120] - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sg-chapter-3-hendra-sidharta-2507-100-120 24/28
Hendra Sidharta [2507 100 120]Tugas Kapita Selekta
Study Guide Chapter 3
24 Study Guide Chapter 3
Tabel 2.2 Perbedaan Antara Basic dan Applied Research Versi McMillan & Schumacher
No. Keterangan Basic Research Applied Research Evaluasi
1
Topik
Penelitian
Ilmu pengetahuan
eksakta, perilaku,dan sosial.
Bidang terapan :
kedokteran, teknologi,pendidikan.
Pelaksanaan berbagai
kegiatan, program padasuatu lembaga
2Insisiatif
Penelitian
Untuk menguji
teori, dalil, dan
prinsip dasar
Menentukan
hubungan empiris
antara fenomena
dan generalisasi
analisis
Menguji kegunaan teori
dalam bidang tertentu
Menjelaskan hubungan
empiris dan generlisasi
analitis diantara bidang
tertentu
Mengukur manfaat,
sumbangan, dan
kelayakan program
atau kegiatan tertentu
3
Tingkat
Generalisasi
Hasil
Penelitian
Abstrak, umum Umum, terkait dengan
bidang tertentu.
Konkrit, spesifik dalam
aspek tertentu
Diterapkan dalam
praktek pada bidang
tertentu
4Kegunaan
Penelitian
Menambahkan
pengetahuan
dengan prinsip-
prinsip dasar dan
hukum tertentu
Mengembangkan
metodologi dan
caracara lebih
lanjut.
Menambahkan
pengetahuan yang
didasarkan penelitianpada bidang tertentu
Mengembangkan
penelitian dan
metodologi dalam
bidang tertentu
Menambahkan
pengetahuan yang
didasarkan penelitian
tentang praktek tertentu
Mengembangkanpenelitian dan
metodologi tentang
praktek tertentu
Landasan dalam
pembuatan keputusan
dalam kegiatan/praktek
tertentu
Sumber : Dikutip dari McMillan & Schumacher, Research In Education a Conceptual Introduction, 2001
a. Untuk applied research, critical aspects yang harus tajam dan akurat adalah problem
identification atas kasus yang diamati. Penelliti harus dapat menjelaskan dan menganalisis
problem yang sebenarnya dari obyek yang diamati. Hal ini bertujuan agar penelitian yang
nantinya dilakukan memang benar-benar dapat diimplementasikan dan memang benar-benar
dapat mengeliminasi, atau setidaknya mereduksi permasalahan atau problem tersebut.Banyak
sekali kejadian seorang peneliti yang tidak atau kurang tepat dalam melihat problem yang
didapatkannya. Peneliti seakan-akan sudah menguasai bidangnya sendiri, sehingga tidak
5/14/2018 Sg Chapter 3 Hendra Sidharta [2507 100 120] - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sg-chapter-3-hendra-sidharta-2507-100-120 25/28
Hendra Sidharta [2507 100 120]Tugas Kapita Selekta
Study Guide Chapter 3
25 Study Guide Chapter 3
mampu melihat apa sebenarnya permasalahan atau problem yang terjadi pada obyek
amatannya. Dengan kata lain, peneliti seolah-olah memaksakan suatu kondisi permasalahan
yang ada dalam justifikasinya kepada obyek yang diamatinya. Tindakan seperti ini seringkali
disebut sebagai jumping conclusion. Selain problem identification, aspek kritis lain yangharus tajam dalam penelitian jenis terapan (applied research) adalah validity of the result .
Hal ini menunjukkan bahwa hasil dari penelitian yang dilakukan harus dapat divalidasi
sehingga dapat diimplementasikan secara nyata oleh user (pihak yang berkuasa dalam
mengambil kebijakan lebih lanjut atas problem atau permasalahan yang diangkat). Penelitian
terapan tidak akan berguna bila pada akhirnya tidak dapat diimplementasikan oleh user . Oleh
karena itu, di dalam penelitian terapan, seorang peneliti harus dapat memperhatikan seluruh
aspek dari penelitiannya secara mendalam. Sebagai contohnya, peneliti harus dapat memilih
metode penelitian yang paling tangible bagi user untuk digunakan. Contoh lainnya adalah
dengan memperhatikan konstrain-konstrain yang dihadapi nantinya dalam
pengimplementasian hasil penelitian. Biasanya konstrain ini terkait dengan masalah waktuataupun biaya yang mampu ditanggung oleh user dalam mengimplementasikan rekomendasi
yang ditawarkan oleh peneliti, Applied research menjadi tidak berguna bila pada akhirnya
user tidak dapat mengimplementasikan rekomendasi akibat besarnya biaya yang harus
ditanggung ataupun waktu pelaksanaan rekomendasi yang terlalu lama (sedangkan dalam
waktu tersebut sangat mungkin akan muncul permasalahan baru yang lainnya), dan
sebagainya.
Menurut pendapat saya, critical aspect dalam kedua Tugas Akhir bertipe applied research
yang telah di-review tersebut masih kurang dapat dipenuhi, terutama untuk penelitian yang
pertama (milik Geodita) dan kedua (milik Wildanur) karena rekomendasi yang diberikan
masih belum dapat dikethui apakah feasible untuk dilakukan atau tidak (masih belum
memenuhi syarat validity of the result ). Sebagai bentuk perbaikannya, saya
merekomendasikan penggunaan analisis sensitivitas sebagai salah satu alat untuk melakukan
validasi. Dengan menggunakan analisis sensitivitas, misalnya analisis sensitivitas financial
akan dapat menjawab permasalahan mengenai “apakah rekomendasi yang yang diberikan
bersifat feasible dari segi biaya bagi user untuk diterapkan?”
b. Untuk basic research, critical aspects yang harus tajam dan akurat adalah faktor state of the
art dari penelitiannya. Hal ini menunjukkan bahwa basic research harus memiliki pondasiberupa literature review yang komperhensif dan the latest (penelitian yang paling terbaru
dari orang lain). Peneliti harus mampu memahami dan menjelaskan permasalahan maupun
hasil penelitian sebelumnya yang nantinya digunakan sebagai dasar pengerjaan
penelitiannya. Peneliti harus mampu menjelaskan semua aspek yang menjadi perbedaan
utama antara penelitian yang satu dan lainnya. Sebagai contohnya, berikut ini saya berikan
5/14/2018 Sg Chapter 3 Hendra Sidharta [2507 100 120] - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sg-chapter-3-hendra-sidharta-2507-100-120 26/28
Hendra Sidharta [2507 100 120]Tugas Kapita Selekta
Study Guide Chapter 3
26 Study Guide Chapter 3
contoh kutipan langsung dari penelitian milik Istadi dan Sitompul (2000) mengenai literature
review dari sebuah penelitian bertipe basic research:
“Model-model matematik yang telah dikembangkan oleh beberapa peneliti terdahulu
menjelaskan proses perpindahan panas dan massa dalam pengeringan butiran tipekonvektif (convective drying) [9]. Thompson (1968) mensimulasikan profil temperatur
dan kandungan air butiran jagung pada pengering jenis unggun diam yang berdasarkan
model lapisan tipis untuk satu dimensi dan tidak ada gradien konsentrasi di dalam butiran
[7]. Gupta (1973) juga mempelajari karakteristik pengeringan dengan meninjau gradien
interfase dan tidak ada gradien di dalam butiran pada pengering jenis yang sama [10].
Palancz (1985) mempelajari proses-proses perpindahan panas dan massa simultan antara
fase gas dan padatan butiran yang dilakukan pada pengering jenis unggun tetap ( fixed bed
dryer ), untuk partikel-partikel atau butiran-butiran yang mempunyai ukuran tidak terlalu
besar, tetapi mempunyai tahanan difusi yang tinggi. Untuk menggambarkan tahanan
perpindahan massa dan panas di butiran, dipakai model parameter terdistribusi Luikovyang diimplementasikan pada sebuah sel sederhana (simple cell model) [4]. Lopez (1998)
mengembangkan model pengeringan butiran hazelnut dalam pengering jenis unggun
diam, dengan menganggap unggun tersebut sebagai lapisan-lapisan tipis yang saling
berurutan. Model-model tersebut dapat menggambarkan proses-proses pengeringan
butiran yang ditinjau [8]”.
Contoh kutipan tersebut membuktikan bahwa literature review dari penelitian bertipe basic
harus komperhensif dan terlihat the state of the art -nya.
Melalui serangkaian penjelasan tersebut, peneliti pada akhirnya harus dapat menunjukkan
dimana letak kontribusi yang akan diberikan pada penelitian yang akan dilaksanakannya.
Pada dasarnya, di dalam penelitian bertipe basic research hrus dapat dihindarkan terjadinya
reinventing the wheel (mengulang penelitian yang sama yang sudah dilakukan oleh orang
lain sebelumnya). Hal ini tidak hanya berlaku pada basic research, namun juga berlaku pada
applied research.
Menurut pendapat saya, critical aspect dalam kedua Tugas Akhir bertipe basic research yang
telah di-review tersebut sudah dipenuhi oleh kedua peneliti (baik Rianto maupun Ika).
Keduanya telah mampu menunjukkan state of the art dari penelitiannya. Hal ini dapat dilihatpada bagian tinjauan pustaka (BAB II) dari penelitiannya yang pada salah satu subbabnya
membahas mengenai literature review dari penelitian-penelitian terdahulu. Sedangkan
bentuk kontribusi yang akan diberikan dijelaskan secara mendalam pada latar belakang dan
juga tujuan penelitian yang dilakukannya.
5/14/2018 Sg Chapter 3 Hendra Sidharta [2507 100 120] - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sg-chapter-3-hendra-sidharta-2507-100-120 27/28
Hendra Sidharta [2507 100 120]Tugas Kapita Selekta
Study Guide Chapter 3
27 Study Guide Chapter 3
DAFTAR REFERENSI
Collis, J. & Hussey, R., 2009. Business Research : A Practical Guide for Undergraduate and
Postgraduate Students. London : Palgrave Macmillan.
Creativecommons.org, n.d. Metodologi. [Online] (Updated September 21st 2010)
Available at : http://id.wikipedia.org/wiki/Metodologi
[Accessed October 29th 2010].
Creativecommons.org, n.d. Paradigma. [Online] (Updated September 21st 2010)
Available at : http://id.wikipedia.org/wiki/Paradigma
[Accessed October 29th 2010].
Denzin, N. K., 1978. The Research Act. : A Theoretical Introduction to Sociological Methods .2
nd Edition. New York : McGraw-Hill.
Indriantoro, N. & Supomo, B., 1999. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan
Manajemen. Jakarta : Sinar Harapan.
Istadi & Sitompul, J. P., 2000. Model Heterogen Pengeringan Butiran Jagung dalam Unggun
Diam. 15 (3), pp.2. Institut Teknologi Bandung.
KBBI, n.d. Definisi Paradigma. [Online] (Updated n.d)Available at : http://kamusbahasaindonesia.org/paradigma/
[Accessed October 29th 2010].
Lincoln, Y. S. & Guba, E. G., 1985. Naturalistic inquiry. London : Sage.
McMillan, J. H. & Schumacher, S., 2001. Research In Education a Conceptual Introduction. 5th
Edition. New York : Addison Wesley Longmen Inc.
Pangestu, D. W., 2007. Dasar Teori Metodologi Penelitian. [electronic print]
Available at : http://bangdanu.files.wordpress.com/2008/07/metodologi_penelitian.pdf [Accessed October 31st 2010].
Rahardjo, M., 2010. Triangulasi dalam penelitian Kualitatif . [Online] (Updated October 15th
2010)
Available at : http://mudjiarahardjo.com/component/content/270.html?task=view
[Accessed October 29th 2010].
5/14/2018 Sg Chapter 3 Hendra Sidharta [2507 100 120] - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sg-chapter-3-hendra-sidharta-2507-100-120 28/28
Hendra Sidharta [2507 100 120]Tugas Kapita Selekta
Study Guide Chapter 3
28 Study Guide Chapter 3
Safriandi, 2009. Validitas dan Reliabilitas. [Online] (Updated n.d.)
Available at : http://nahulinguistik.wordpress.com/2009/06/01/validitas-dan-reliabilitas/
[Accessed September 27
th
2010].
Sugiono, 2005. Memahami Penelitian Kualitatif . Bandung : Alfabeta.
top related