saraf kranial (tht)

Post on 14-Dec-2015

125 Views

Category:

Documents

16 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

Saraf Kranial (THT)

TRANSCRIPT

Saraf Kranial(THT)Alexandra

Beby Pricilia TanesiaChristopher

Ivan Laurentius

N. I - Olfaktorius

• Anatomi dan lokasi– Berasal dari neuron bipolar di mukosa hidung– Epitelum olfaktori sebagai reseptor nya, terdapat

di mukosa hidung 2cm2 di konka superior– Serabut aferen bersinaps di bulbous olfaktorius

lalu dilanjutkan ke traktus olfaktorius menuju striae olfaktorius medialis dan lateralis sampai menuju korteks

• Fungsi– Saraf sensorik penciuman– Aroma enak selera makan meningkat, refleks salivasi– Aroma tidak enak nausea, keinginan untuk muntah sampai

muntah

• Hubungan dengan THT– Infeksi pada mukosa hidung, tumor saraf terganggu

pengecapan menurun, makanan jadi terasa hambar– Hiperemis gravidarum, migren hiperosmia– Trauma kapitis terputusnya serabut olfaktori anosmia

• Cara pemeriksaan– Sebelumnya periksa lubang hidung apakah ada

sumbatan atau kelainan setempat, misalnya ingus atau polip.

– Salah satu hidung pasien ditutup, dan pasien diminta untuk mencium bau-bauan tertentu yang tidak merangsang (kopi, tembakau, jeruk).

– Tiap lubang hidung diperiksa satu persatu dengan jalan menutup lubang hidung yang lainnya dengan tangan.

N. II - Optikus• Anatomi & Lokasi

– Bagian intraokuler, yang memiliki panjang 1,5 mm dan dibagi atas zona prelaminar, zona laminar dan zona post laminar.

– Bagian intraorbita, yang memiliki panjang kira-kira 28 mm yang memiliki bentuk S yang memudahkan pergerakan bola mata tanpa peregangan. Dibagian ini nervus optik sudah bermielin dan dibungkus oleh lapisan menings. Pada apeks orbita, nervus optik akan dikelilingi oleh Annulus Zinn yang merupakan origo dari 4 muskulus rektus dan m. oblique superior.

– Bagian intrakanalikular, dimana akan melewati foramen optikum yang panjangnya kira-kira 6 mm. Di dalam kanalis optikum ini, nervus optik lebih terfiksasi karena duramaternya akan bergabung dengan periosteum.

– Bagian intrakranial yang memiliki panjang kira-kira 10 mm dan di bagian ini nervus optik akan tidak bermielin kembali. Bagian anterior dari arteri karotis interna akan berada di bawa sedikit ke temporal dari nervus ini.( 1,2,10)

• Fungsi– Pengenalan dan persepsi visual– Asosiasi visual– Revisualisasi– Diskriminasi ukuran dan bentuk– Orientasi ruangan– Pengelihatan warna

• Hubungan dengan THT– Kanalis optikus yang terdiri dari os.sphenoid

• Cara pemeriksaan– Visus

• Snellen chart• Gerak tangan• Cahaya

– Lapangan pandang• Tes konfrntasi• Kampimeter• Perimeter

– Tes ishihara (tes buta warna)– Oftalmoskopi

N. III - Okulomotorius• Anatomi & Lokasi

– Bagian intraparenkim di mid brain. Serabut saraf berjalan dari nukleusnya di daerah dorsal tegmentum midbrain, melewati red nukleus dan menuju ventral keluar ke mid brain pada bagian medial dari pedunkulus serebri di colliculus superior.

– Bagian subarachnoid. Setelah keluar dari bagian ventral dari mesencephalon selanjutnya akan memasuki ruang subarachnoid di depan midbrain pada fossa interpedunkular, dan lewat diantara arteri cerebellaris superior dan arteri cerebralis posterior dan di proksimal dari arteri komunikans posterior.

– Bagian sinus cavernosus. Sebelum memasuki sinus cavernosus nervus okulomotor akan menembus duramater di dekat prosesus klinoideus posterior dan selanjutnya akan memasuki sinus cavernousus yang juga berisi nervus trokhlearis, nervus abdusen, nervus trigeminus dan arteri karotis interna. Nervus III akan berjalan di dinding lateral atas dari sinus cavernus superior, tepat dibawah ligamentum petroclinoid.

– Bagian Orbita. Nervus III akan memasuki ruang orbita melalui fissura orbitalis superior, dan akan membagi diri menjadi 2 cabang besar yaitu cabang superior dan inferior.( 11 )

• Fungsi– M. Rectus superior untuk pergerakan mata keatas– M. Rectus medial untuk pergerakan ke medial– M. Rectus inferior untuk pergerakan mata kebawah– M. Obliqus Inferior untuk pergerakan mata ke atas dan medial– M. Levator palpebra untuk pergerakan bola mata keatas– M. Sfingter pupil untuk mengkonstriksikan pupil – M. siliaris untuk mengatur akomodasi.

• Hubungan dengan THT– Fisura orbita superior terdiri dari tulang sfenoid– Sinus kavernosus terletak sangat dekat dengan bagian lateral dan

superior sinus sfenoidalis dan ethmoidalis

• Cara pemeriksaan– Pupil

• Besar pupil (isokor, anisokor, miosis, midriasis)• Refleks cahaya (refleks pupil langsung dan tak langsung)

– Ptosis • Pasien memejamkan mata lalu disuruh membukanya

– Refleks akomodasi• Pasien melihat jauh lalu melihat dekat

– Posisi bola mata (eksoftalmus,enoftalmus,strabismus)– Gerakan bola mata

• Mengikuti gerak tangan pemeriksa ke arah lateral, medial atas, bawah, dan ke arah yang miring (ikuti gerak huruf H)

• Nistagmus ( ada/tidak, jerky/non jerky, bidang gerakan, frekuensi, amplitudo, arah gerakan, derajat, lamanya)

• Derajat nistagmus– I nistagmus timbul bila melirik ke arah

komponencepat– II juga ada bila melihat ke depan– III juga ada bila melirik ke arah komponen

lambat

N. IV - Trochlearis• Nervus trochlearis serabut sarafnya yang berjalan ke dorsal akan

menyilang garis tengah sebelum keluar ke brainstem.• Serabut sarafnya setelah meninggalkan nukleusnya akan memutar ke

caudal mesencephalon di periaquaductal grey. Selanjutnya ke medial kembali untuk menyilang garis tengah dan akhirnya akan keluar ke permukaan dorsal (bukannya ventral) antara pons dan midbrain junction.

• Selanjutnya akan memasuki ruang subarachnoid dimana akan berjalan antara arteri serebralis posterior dan arteri serebellaris superior.

• Setelah menembus duramater akan memasuki sinus cavernosus di dinding lateralnya, dimana akan bergabung bersama N. III , N.VI, a.karotis interna dan N. V. Nervus trokhlear akanberada di bawah nervus III dan diatas dari cabang opthalmik dari nervus V. Akhirnya akan memasuki fissura orbitalis superior tapi diluar dari annulus Zinn lalu berjalan diatasnya dan akhirnya akan menginervasi m.obliqus superior

• Fungsi nervus trokhlearis

Nervus trokhlearis berfungsi sebagai general somatik efferent (motorik) yang akan menginervasi m.oblique superior yang membuat bola mata bergerak ke bawah dan ke lateral.

Cara Pemeriksaan

• Pemeriksaan pupil dengan menggunakan penerangan senter kecil.

• Yang diperiksa adalah :-    ukuran pupil (miosis bila ukuran pupil < 2 mm, normal dengan

ukuran 4-5 mm, pin point pupil bila ukuran pupil sangat kecil dan midiriasis dengan ukuran >5 mm),

-     bentuk pupil, kesamaan ukuran antara kedua pupil (isikor / sama, anisokor / tidak sama), dan reaksi pupil terhadap cahaya (positif bila tampak kontraksi pupil, negative bila tidak ada kontraksi pupil.

-    Dilihat juga apakah terdapat perdarahan pupil (diperiksa dengan funduskopi).

N. V - Trigeminus• Nervus trigeminus setelah keluar dari nukleusnya di sepanjang mesencephalon,

pons sampai ke medula oblongata, serabut-serabutnya akan bergabung membentuk ganglion Gasseri / Semilunar di daerah Meckel Cave yang selanjutnya akan memasuki ruang subarachnoid. Setelah dari ruang subarachnoid akan menembus duramater dan memasuki ruang sinus cavernosus yaitu cabang opthalmik dan cabang maksilaris.

• Di ruang sinus cavernosus akan berada di nervus ini akan berada di bagian inferior pada sinus cavernosus posterior, tapi setelah di bagian anterior, nervus ini akan berada di superior sebelum akhinya cabang opthalmik (V1) akan memasuki fissura orbitalis superior yang selanjutnya akan memasuki rongga orbita yang akan menuju ke kulit dahi dan puncak kepala. Sedangkan cabang maksilaris akan memasuki cranium melalui foramen rotundum. Serabut saraf sensorisnya akan mencapai fossa pterigopalatina melalui fissura orbitalis inferior ( wajah, dagu dan gi gi atas ) dan melalui kanalis pterigopalatina ( langit-langit, mukosa hidung dan farings). Cabang mandibularis akan memasuki foramen ovale dan akan menginervasi lidah, gigi bawah, dan kulit rahang bawah

Fungsi dari nervus trigeminus

1.      Cabang opthalmik adalah general somatik afferent /sensoris ( tactile, proprioceptif, dan

nosiseptif ) :

- cabang frontal akan mempercabangkan nervus supratrokhlearis yang akan

membawa rangsang sensoris untuk konjungtiva dan kelopak mata atas dan

kulit dahi bagian bawah serta nervus supraorbitalis yang akan mensuplai

palpebra inferior , konjungtiva dan sebagian kulit dahi.

- cabang lakrimal akan membawa rangsang sensoris dari kelenjar lakrimal

melalui post ganglion pterigopalatina, serta konjungtiva dan kulit sekitar

sudut mata bagian lateral.

- Cabang nasosiliaris akan mempercabangkan :

infratrokhlearis yang akan menginervasi untuk sistem drainase lakrimal,

konjungtiva dan kulit sekitar kantus medial.

nervus siliaris longus akan membawa serabut sensoris dari badan siliar,

iris dan kornea dan membawa serabut saraf simpatis ke otot dilatator

pupil,

nervus siliaris brevis akan membawa serabut saraf parasimpatis yang

menginervasi otot konstriktor pupil dan m siliaris , serta akan membawa

serabut simpatis yang akan menginervasi otot dilatator pupil dan

m.Tarsalis superior.

2. Cabang maksillaris adalah serabut general somatik

afferent/sensoris untuk kelopak mata inferior, bibir

atas, gusi dan gigi bagian atas, dagu, hidung, dan

sebagian farings serta sinus frontal, ethmoid dan

maxillaris.

3.      Cabang mandibular adalah sensoris untuk gusi

bawah, gigi, bibir bawah sedangkan motoris untuk

lidah , langit-langit dan otot-otot mengunyah.

Cara Pemeriksaan• a. Sensibilitas wajah :

- Rasa raba : pemeriksaan dilakukan dengan kapas yang digulung memanjang, dengan menyentuhkan kapas kewajah pasien dimulai dari area normal ke area dengan kelainan. Bandingkan rasa raba pasien antara wajah kiri dan kanan.

– Rasa nyeri : dengan menggunakan tusukan jarum tajam dan tumpul. Tanyakan pada klien apakah merasakan rasa tajam dan tumpul. Dimulai dari area normal ke area dengan kelainan.

– Rasa suhu : dengan cara yang sama tapi dengan menggunakan botol berisi air dingin dan air panas, diuji dengan bergantian (panas-dingin). Pasien disuruh meyebutkan panas atau dingin yang dirasakan

– Rasa sikap : dilakukan dengan menutup kedua mata pasien, pasien diminta menyebutkan area wajah yang disentuh (atas atau bawah).

– Rasa getar : pasien disuruh membedakan ada atau tidak getaran garpu penala yang disentuhkan ke wajah pasien.

b. Otot mengunyahCara : pasien disuruh mengatup mulut kuat-kuat kemudian dipalpasi kedua otot pengunyah (muskulus maseter dan temporalis) apakah kontraksinya baik, kurang atau tidak ada. Kemudian dilihat apakah posisi mulut klien simetris atau tidak, mulut mirin

N. VI – Abdusen

• Nukleus nervus abdusen berada di medial dari nukleus nervus facialis di pons, serabut saraf nervus abdusen akan berjalan keatas dan kedepan di dalam pons dan akhirnya keluar di perbatasan bagian bawah pons dan bagian atas medulla oblongata.

• Serabut saraf selanjutnya memasuki ruang subarachnoid dan akan menembus duramater pada dorsum sella dari tulang sphenoid, berjalan terus dibawah prosessus clinoid superior dan memasuki sinus cavernosus pada sisi lateral dari arteri karotis interna, dimana nervus okulomotor, nervus trokhlearis dan nervus opthalmikus berada di sisi lateral dari sinus cavernosus. Selanjutnya akan memasuki orbita melalui fissura orbitalis superior dibawah vena oftalmika . Akhirnya berjalan diantara 2 caput m.rektus lateral dan akan menginervasi muskulus tersebut.

• Fungsi dari nervus abducens`Sebagai General Somatik Efferent ( motorik )

dengan menginervasi otot m.rektus lateral yang membuat bola mata bergerak ke arah lateral.

Cara Pemeriksaan

• Cara seperti N. III : Lateral atas, medial atas, medial bawah, lateral bawah, keatas dan kebawah. Pasien disuruh mengikuti arah pemeriksaan yang dilakukan pemeriksa sesuai dengan keenam arah tersebut. Normal bila pasien dapat mengikuti arah dengan baik. Terbatas bila pasien tidak dapat mengikuti dengan baik karena kelemahan otot mata.

• Nistagmus bila gerakan bola mata pasien bolak balik involunter.

N. VII - Fasialis

• Anatomis: terdiri dari bagian motoriK & sensorik (penghantar sensasi & serabut parasimpatis)

• Sensorik: di ganglion genikulatum, pada lekukan saraf fasialis di kanal fasialis.

• Sensasi pengecapan dari 2/3 depan lidah dihantar lewat saraf lingual ke korda timpani kemudian ke ganglion genikulatum

N. VII - Fasialis

• Anatomis• Motorik: inti motoric di pons. Serabut mengitari

inti N. VII dan keluar di bagian lateral pons.• N. intermedius & N. fasialis masuk meatus

akustikus internus & bersatu menjadi satu berkas saraf yang berjalan dalam kanalis fasialis dan masuk ke os mastoid, kemudian keluar tulang tengkorak lewat foramen stilomastoid dan bercabang u/ sarafi otot” wajah

N. VII - Fasialis

• Fungsi: • saraf motorik yg menginervasi otot-otot ekspresi wajah• Membawa serabut parasimpatis ke kelenjar ludah & air

mata dan ke selaput mukosa rongga mulut dan hidung• Menghantar berbagai jenis sensasi, termasuk sensasi

eksteroseptif dari daerah gendang telinga, sensasi pengecapan dari 2/3 bagian depan lidah, dan sensasi visceral umum dari kelenjar ludah, mukosa hidung dan faring, dan sensasi proprioseptif dari otot” yg dipersarafinya

N. VII mengandung 4 macam serabut

• Serabut somato-motorik (sarafi otot” wajah kecuali m. levator palpebrae (N.III), otot platisma, stilohioid, digastrikus bagian posterior, stapedius telinga tengah)

• Serabut visero-motorik (parasimpatis, sarafi galndula dan mukosa faring, palatum, rongga hidung, sinus paranasal, glandula submaksilar serta sublingual dan lakrimalis

• Serabut visero-sensorik (hantar impuls dari alat pengecap 2/3 depan lidah)

• Serabut somato-sensorik (overlapping dgn N. trigeminus u/ rasa nyeri & suhu & raba pada lidah, palatum, meatus akustikus eksterna, bagian luar membrantimpani)

Cara pemeriksaan:

Fungsi motoric• Suruh penderita mengangkat alis dan mengerutkan dahi• Suruh penderita memejamkan mata• Suruh penderita menyeringai, mencucurkan pipi,

mengembungkan pipi• Gejala Chovstek (adanya kontraksi otot yg dipersarafi

setelah dilakukan ketokan pada bagian depan telinga)

Fungsi pengecapantes rasa manis/pahit/asin/asam pada 2/3 lidah bagian depan

Hubungan dengan THT

• Penyakit THT dapat menyebabkan kelainan pada N. VII:

• Neuroma akustik (gangguan serabut di sudut serebellopontin)

• Herpes zoster otikus (gangguan di ganglion genikulatum)

• Otitis media (gangguan di kanalis fasialis)

N. VIII - Vestibulo-kokhlearis

• Fungsi & Hubungan dengan THT:• N. Kokhlearis: Fungsi Pendengaran• N. Vestibularis: Fungsi Keseimbangan

Anatomis N. Kokhlearis

• Reseptor pendengaran: sel-sel rambut organ corti• Kemudian impuls dihantar melalui serabut” bipolar

ganglion spinal yg membentuk saraf kokhlearis.• Saraf kokhlearis berjalan di lantai meatus akustikus

internus (bersama n. vestibularis & n fasialis) dan keluar melalui porus akustikus internus, lalu masuk batangotak di bagian atas dari medulla oblongata pad perbatasan dengan pons

Anatomi N. Vestibularis

• Reseptor: sel-sel rambut di krista ampularis pada kanal semisirkularis, di macula pada utrikulus dan macula di telingan dalam.

• Impuls ini dihantar oleh serabut sel bipolar dari ganglion vestibular yg berjalan di lantai meatus akustikus internus (bersama n. kokhlearis) dan kemudian masuk ke batang otak di perbatasan pons dengan medulla oblongata

Cara pemeriksaanN. Kokhlearis:• Audiometri• Tes Rinne, Tes Weber, Tes Swabach

N. Vestibularis:• Periksa Nistagmus (dengan Hallpike Manuver atau Tes

Kalori atau elektonistamografi)• Tes keseimbangan (Tes Romberg yg dipertajam, tes

melangkah di tempat, tes salah tunjuk)

N. IX - Glossopharingeal

• Fungsi:• artikulasi / pengucapan kata”• Pengecapan 1/3 posterior lidah

• Cara pemeriksaan:• Buka mulut & bilang “aaaaaaaa”• Lihat posisi uvula ditengah/tidak• Tes menelan, tersedak/tidak (paralisis N. IX & X)

Anatomis• Di bagian lateral formasio retikularis medulla

oblongata terdapat nuklus ambigus; bagian atas nucleus memberi serabut (aferen) pada N. IX & bagian tengah nucleus memberi serabut (eferen) pada N. X

Hubungan dengan THT• Berhubungan dengan pasase udara pada rongga

mulut dan tenggorokan

N. X - Vagus

• Nama : Nervus Vagus (N.X)

• Lokasi : Nukleus Ambigus ( Lateral formatio retikularis medulla oblongata )

- Bagian Atas NA n. Glosofaringeus- Bagian Tengah NA n. Vagus

Meninggalkan otak melewati foramen jugulare bersama dengan N. IX dan N. XI.

Menginervasi faring, laring, bagian atas esofagus. (Serabut Motorik / Eferen)

• Fungsi :1. Menggerakan palatum molle ke atas dan ke bawah.2. Otot Faring3. Pembentukan Suara (Fonasi) pita suara N.

Laringeus rekurens.4. Pengucapan (artikulasi) kata-kata otot2 mulut

(maseter, pterigoideus lateralis, orbikularis oris), otot lidah, otot laring dan faring. [V, VII, IX, X, XII]

• Hubungan dengan THT : (Idem)

• Cara Pemeriksaan :- Fungsi Motorik : 1. Suara “Aaaaaaa” dan “Ari lari di lorong-lorong lurus” disfonia

(pita suara) dan disartria (otot2 mulut)2. Menggembungkan pipi udara terhembus melalui hidung karena

palatum molle tidak bisa terangkat.3. Memakan makanan padat, lunak, air disfagia4. Buka mulut “aaaaa” uvula bergerak ke sisi yang tidak lumpuh.

- Refleks Faring buka mulut tekan dinding faring/pangkal lidah faring terangkat dan lidah tertarik atau muntah

- Refleks Washing : mukosa hidung dirangsang dengan kapas washing

- Cekukan (“Hiccup”, “Singuitus”)- Fungsi Autonom : inhibitor jantung (paralisis

takikardi || iritasi bradikardi)- Refleks Sinus Carotikus : tekan sinus karotikus

bradikardia, curah jantung dan tensi menurun, serta vasodilatasi

- Refleks okulokardiak : tekan enteng biji mata berkurangnya detak jantung

N. XI - Aksesorius

• Nama : Nervus Aksesorius (N.XI)• Lokasi : Inti medulla oblongata & inti spinal servikal

bergabung jadi satu foramen jugulare satu berkas saraf menginervasi otot sternokleidomastoideus & otot trapezius.

• Fungsi : Somatomotorik- O. Sternokleidomastoideus : gerakan menoleh kepala

(berlawanan), fleksi kolumna vertebralis dan fleksi dari kepala ke depan (bila kedua otot kontraksi), dan mengangkat toraks (bila kepala difiksasi)

- O. Trapezius : menarik kepala ke sisi yg sama. Mengangkat, menarik, dan memutar skapula. Mengangkat lengan dari posisi horizontal ke atas.

• Cara Pemeriksaan :- O. Sternokleidomastoideus : pasien disruh

menolehkan kepala dan pemeriksa menahannya untuk menilai tenaganya.

- O. Trapezius. Pasien disuruh mengangkay bahu dan kita tahan, untuk menilai tenaganya.

N. XII - Hipoglossus

• Nama : Nervus Hipoglosus (N.XII)• Lokasi : Berasal dari korteks traktus

piramidalis. Menginervasi otot ekstrinsik dan intrinsik lidah.

• Fungsi : Menggerakan lidah (ekstrinsik) dan mengubah bentuk lidah (intrinsik).

• Hubungan dengan THT : Dapat menghalangi pemeriksaan apabila terdapat kelainan.

• Cara Pemeriksaan :- Inspeksi : Pasien buka mulut Lihat lidah. Besar, simetris,

atrofi, lidah berkerut.- Menjulurkan lidah lihat mencong? (ke sisi yang lumpuh).

Tremor? Fasikulasi? Gerakan yang tak terkendali?- Kelumpuhan pada 2 sisi : lidah tidak dapat

digerakan/dijulurkan, disartria (cadel,pelo), kesukaran menelan, lidah jatuh ke belakang.

- Menilai kekuatan lidah : Menekan lidah ke pipi. Pemeriksa menekan pipinya.

top related