refrat radiologi tht
Post on 03-Jun-2018
254 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
8/11/2019 REFRAT RADIOLOGI THT
1/23
BAB I
PENDAHULUAN
Radiologi THT telah berkembang sejak penemuan sinar x pada tahun 1895
oleh Wilhelm Conrad Roentgen1(2 !aret 18"5#1$ %ebruari 192&' seorang ahli
)isika asal *erman+ ,alam beberapa dekade pertama radiogra)i kon-ensional
adalah modalitas diagnostik untuk e-aluasi pen.akit kepala dan leher+
/emeriksaan radiologis berkembang dengan pesatn.a sejalan dengan kemajuan
ilmu kedokteran dan ilmu#ilmu lain pada umumn.a+ 0emajuan ini dipengaruhi
oleh perkembangan teknologi )isika kimia biologi elektronik komputer dan
sebagain.a+ Cara#ara pemeriksaan .ang menghasilkan gambar tubuh manusia
untuk tujuan diagnostik dinamakan penitraan diagnostik+ /ro.eksi radiogra)i
khusus diranang untuk menunjukkan proses abnormal pada sinus paranasal
tulang temporal dasar tengkorak dan leher+ /emeriksaan barium dengan
)luoroskopi digunakan untuk penilaian )aring dan eso)agus+ Tomogra)i linear
diperkenalkan pada tahun 19&2 sehinga memungkinkan untuk menggambarkan
kelainan .ang tidak jelas di radiogra)i kon-ensional+ Tomogra)i linear
dikembangkan lebih lanjut menjadi politomogra)i terutama terhadap tulang
temporal pada tahun 195"+ CT an pada tahun 192 dan !R3 pada tahun 1982
meningkatkan kemampuan diagnostik dengan memungkinkan menentukan lokasi
dan karakterisasi tumor kista dan proses in)lamasi di kepala dan leher dan
membantu dalam diagnosis dini serta pengobatan+12
ebuah hasil penitraan diagnostik merupakan sebuah re)erensi .ang paling
berharga bagi ahli bedah kepala dan leher atau otolaryngologist .ang sangat
dibutuhkan dari pasien+ 0arena ban.akn.a bagian pendukung dan struktur dalam
dari sebuah kepala dan leher .ang pemeriksaann.a bukan han.a sekedar
pemeriksaan .ang bersi)at topogra)i (anatomi atau penentuan letak struktur' saja
tetapi juga memerlukan pemeriksaan .ang bersi)at )isiologi+ Hal ini bukan berarti
bah4a setiap pasien membutuhkan penitraan diagnostik+ eberapa pasien
mungkin han.a memerlukan penitraan dignostik kon-ensional seperti )ilm tipis
4
-
8/11/2019 REFRAT RADIOLOGI THT
2/23
sinar#6 atau beberapa justru membutuhkan penitraan dengan teknologi tinggi
untuk memperoleh hasil terbaik demi renana terapi .ang akan dia jalani
nantin.a+1
Hingga saat ini peralatan penitraan kon-ensional .ang masih bertahan dan
paling ban.ak digunakan adalah sinar x atau rontgen+ /eralatan penitraan
teknologi tinggi meliputi CT an !R3 angiography, diagnostic ultrasound
(tidak in-asi)' dan radionuclide scan+ /enitraan ini biasan.a digunakan sebagai
pelengkap penitraan .ang dihasilkan oleh peralatan penitraan kon-ensional+
7ain haln.a di egara maju CT san dan !R3 lebih sering digunakan serta lebih
diutamakan dalam menentukan diagnosis daripada penitraan kon-ensional+1&
5
-
8/11/2019 REFRAT RADIOLOGI THT
3/23
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2+1 3 /:R:::7
inus paranasal adalah rongga berisi udara .ang dikelilingi oleh tulang .ang
tidak dapat terakses seara langsung oleh pemeriksaan klinikal semata keuali
dengan meningkatkan penemuan teleskop+ eara tradisional )ilm kon-ensional
merupakan pilihan penitraan terbaik pada pemeriksaan paranasal sinus+ :kan
tetapi seara perlahan CT mulai menggantikan penitraan kon-ensional ini
sebagai peralatan utaman.a+"
!R3 merupakan metode penitraan .ang paling baik pada pemeriksaan
sekitar dan komplikasi intrakranial dari pen.akit radang sinus+ ,ibandingkan
dengan CT !R3 lebih mampu memberikan -isualisasi .ang lebih baik bagi
jaringan lunak tapi tidak dapat dengan mudah menunjukan bagian .ang terdapat
batas cortical air-bone+ Hal itulah .ang menjadi alasan mengapa CT masih
menempati urutan prioritas pada penitraaan paranasal sinus ini+1
/ada pasien#pasien dengan keluhan klinis khas .ang mengarah pada dugaan
adan.a sinusitis antara lain pilek n.eri kepala na)as berbau atau kelainan#
kelainan lain pada sinus paranasal misaln.a mukokel pembentukan airan dalam
sinus#sinus atau tumor trauma sekitar sinus paranasal diperlukan in)ormasi
mengenai keadaan sinus tersebut+"
/emeriksaan radiologis untuk mendapatkan in)ormasi dan untuk menge-aluasi
sinus paranasal adalah;
%oto kepala dengan berbagai posisi .ang khas"
Tomogra)i"
CT an"
!R3"
6
-
8/11/2019 REFRAT RADIOLOGI THT
4/23
-
8/11/2019 REFRAT RADIOLOGI THT
5/23
-
8/11/2019 REFRAT RADIOLOGI THT
6/23
dilakukan dengan kaset terletah sebelah lateral dengan sentrasi diluar kantus mata
sehingga dinding posterior dan dasar sinus maksila berhimpit satu sama lain+
Gambar 3. ?ambaran /osisi 7ateral(8'
Gambar 4. %oto 7ateral(9'
+ %oto 0epala /osisi Waters
/osisi ini .ang paling sering digunakan+ /ada )oto Waters seara ideal
piramid tulang petrosum dipro.eksikan pada dasar sinus maksilaris+ !aksud dari
posisi ini adalah untuk mempro.eksikan tulang petrosus supa.a terletak diba4ah
antrum maksila sehingga kedua sinus maksilaris dapat die-aluasi seluruhn.a+ Hal
ini didapatkan dengan menengadahkan kepala pasien sedemikian rupa sehingga
dagu men.entuh permukaan meja+ idang .ang melalui kantus medial mata dan
9
-
8/11/2019 REFRAT RADIOLOGI THT
7/23
tragus membentuk sudut kurang lebih & derajat dengan )ilm+ %oto Waters
umumn.a dilakukan pada keadaan mulut tertutup+ /ada posisi mulut terbuka akan
dapat menilai daerah dinding posterior sinus sphenoid dengan baik+"
Gambar 5. ?ambaran /osisi Waters(8'
10
-
8/11/2019 REFRAT RADIOLOGI THT
8/23
Gambar 6. %oto Waters(1$'
d+ %oto 0epala /osisi ubmento-erteks
/osisi submento-erteks diambil dengan meletakkan )ilm pada -erteks
kepala pasien menengadah sehingga garis in)raorbitomeatal sejajar dengan )ilm+
entrasi tegak lurus kaset dalam bidang midsagital melalui sella tursika ke arah
-erteks+ an.ak -ariasi#-ariasi sudut sentrasi pada posisi submento-erteks agar
supa.a mendapatkan gambaran .ang baik pada beberapa bagian basis kranii
khususn.a sinus )rontalis dan dinding posterior sinus maksilaris+"
Gambar 7.
11
-
8/11/2019 REFRAT RADIOLOGI THT
9/23
-
8/11/2019 REFRAT RADIOLOGI THT
10/23
Gambar 9. ?ambaran /osisi Rhese dan %oto Rhese(12'
)+ %oto 0epala /osisi To4ne"
/osisi To4ne diambil denga berbagai -ariasi sudut angulasi antara &$#@$
derajat ke arah garis orbitomeatal+ entrasi dari depan kira#kira 8 m di atas
glabela dari )oto polos kepala dalam bidang midsagital+ /ro.eksi ini adalah posisi
.ang paling baik untuk menganalisis dinding posterior sinus maksilaris )isura
orbita in)erior kondilus mandibularis dan arkus >igomatikus posterior+"
Gambar 10. ?ambaran /osisi To4ne(1&'
13
-
8/11/2019 REFRAT RADIOLOGI THT
11/23
Gambar 11.%oto To4ne(11'
2+1+2 /
/emeriksaan tomogram pada sinus paranasal biasan.a digunakan
multidirection tomogram. ejak digunakann.a CT san pemeriksaan tomogram
sudah jarang digunakan+ Tetapi pada )raktur daerah sinus paranasal pemeriksaan
tomogram merupakan suatu tehnik .ang terbaik untuk men.ajikan )raktur#)raktur
tersebut dibandingkan dengan pemeriksaan aksial dan oronal CT san+ /ada
pemeriksaan tomogram biasan.a dilakukan pada kepala dengan posisi :/ atau
Waters+"
2+1+& /
14
-
8/11/2019 REFRAT RADIOLOGI THT
12/23
/emeriksaan CT san sekarang merupakan pemeriksaan .ang sangat unggul
untuk mempelajari sinus paranasal karena dapat menganalisis dengan baik
tulang#tulang seara rini dan bentuk#bentuk jaringan lunak irisan aksial
merupakan standar pemeriksaan paling baik .ang dilakukan dalam bidang in)erior
orbitomeatal (3=!'+ /emeriksaan ini dapat menganalisis perluasan pen.akit dari
gigi geligi sinus#sinus dan palatum termasuk ekstensi intrakranial dari sinus
)rontalis+ /ada kasus#kasus sinusitis sphenoid kira#kira 5$A )oto polos sinus
sphenoidalis .ang normal tapi apabila dilakukan pemeriksaan CT san makatampak kelainan pada mukosa berupa penebalan+"
Gambar 12. CT an inus /otongan Coronal(1"'
2+1+" ?:!:R: R:,3=7=?30 33T3
?ambaran radiologik .ang tampak pada sinusitis seperti;
/enebalan mukosa
15
-
8/11/2019 REFRAT RADIOLOGI THT
13/23
Air fluid level
/erselubungan homogen atau tidak homogen pada satu atau lebih sinus
paranasal
/enebalan dinding sinus dengan sklerotik (pada kasus#kasus kronik'
Gambar 13. /enebalan !ukosa danAir Fluid Level(15'
/ada sinusitis mula#mula tampak penebalan dinding sinus dan .ang paling
sering diserang adalah sinus maksilaris tetapi pada sinusitis kronik tampak juga
sebagai penebalan dinding sinus .ang disebabkan karena timbuln.a jaringan
)ibrosis dan jaringan parut .ang menebal+ %oto polos tak dapat membedakan
antara penebalan mukosa dan gambaran )ibrotik beserta pembentukan jaringan
parut dimana han.a tampak sebagai penebalan dinding sinus+ CT san dengan
pen.untikan kontras dapat digunakan untuk membedakan hal ini+ /ada CT san
dengan pen.untikan kontras apabila terjadi enhancement menunjukan adan.a
in)lamasi akti) tetapi bila tidak terjadi enhancementbiasan.a jaringan )ibrotik
dan jaringan parut+
/ada kasus#kasus sinusitis bakterial akut dengan pemeriksaan posisi Waters
16
-
8/11/2019 REFRAT RADIOLOGI THT
14/23
-
8/11/2019 REFRAT RADIOLOGI THT
15/23
berbentuk kon-eks dengan penebalan dinding mukosa disekitarn.a+ /ada
mukokel didaerah sinus etmoidalis sukar dideteksi dengan )oto polos
tetapi dapat dideteksi dengan pemeriksaan CT san"
Tumor+"
2+1+5 %R:0TR /:,: T7:? !0:
%raktur tulang muka dapat dibagi 2 kelompok .aitu )raktur .ang dapat
terjadi pada satu tulang atau dapat terjadi pada beberapa tulang+ %raktur#)raktur ini
meliputi";
%raktur tulang nasal dimana terjadi gangguan aliran dari sinus#sinus ke
ka-um nasi"
%raktur tulang )rontal"
%raktur arkus >igomatikus dimana sinus makasilaris ikut terlibat"
%raktur .ang meliputi etmoid atau maksilaris atau keduan.a"
/ada )oto polos kepala gambaran .ang tampak han.a garis )raktur dan
perselubungan satu atau dua sisi sinus+ edangkan pemeriksaann CT an dapat
memperlihatkan gambaran herniasi"
%raktur kompleks .ang sering terjadi adalah";
%raktur naso#orbital dapat disebabkan oleh benturan kuat pada dasarhidung
.ang menekan tulang nasal kebelakang sehingga men.ebabkan sinus
etmoidalis kolap+ /ada )oto polos :/ sukar dinilai pada )oto lateral dapat
dilihat )raktur pada tulang nasal dimana tulang nasal tertekan kedalam dan
perselubungan pada sinus etmoidalis+ /emeriksaann CT san khususn.a
irisan koronal dapat memperlihatkan seara tepat kolap sinus etmoid"
%raktur trimalar sering terjadi pada olah raga tinju dimana terdapat pukulan
keras pada tulang >igomatikus+ %raktur dapat ditegakkan dengan
18
-
8/11/2019 REFRAT RADIOLOGI THT
16/23
pemotretan posisi waterdan pemeriksaan CT san"
%raktur Le Fort )raktur komplek tulang#tulang muka .ang sering terlihat
pada keelakaan+ /emeriksaan )oto polos muka dan CT san dapat
memperlihatkan luasn.a daerah .ang terkena dan tulang#tulang apa saja
.ang )raktur"
2+1+@ T!=R /:,: 3
,elapan puluh persen tumor .ang men.erang sinus paranasal dan ka-um
nasi adalah karsinoma sel skuamosa dan hampir 8$A men.erang sinus maksila+
Tanda#tanda radiologi pada )oto polos kepala dan CT kepala adalah adan.a masa
pada sinus maksilaris disertai dekstruksi tulang akti) han.a pada CT kepala dapat
ditambahkan e-aluasi tambahan daerah )osa in)ra temporalis dan daerah
para)aringeal+ Hal ini dapat menentukan apakah tumor men.ebar pada daerah
tersebut atau ke atas ke daerah basis kranii+"
:da sekelompok tumor dengan tanda#tanda radiologik .ang khas .aitu
adan.a ekspansi akti) meliputi seluruh rongga sinus dekstruksi tulang dinding
pada sinus .ang diserang tetapi seara garis besar tulang#tulang tersebut
mengalami rekalsi)ikasi lagi sehingga sering tumor dianggap jinak tetapi seara
patologis prognosisn.a sangat jelek+ 0elompok tumor ini adalah papiloma
esthesioneuroblastoma tumor kelenjer sali-a minor termasuk adenokarsinoma
ekstramedulariplasmasitoma melanosarkoma dan rhabdomiosarkoma+"
2+2 *:R3?: 7:0 /:,: 7
-
8/11/2019 REFRAT RADIOLOGI THT
17/23
-
8/11/2019 REFRAT RADIOLOGI THT
18/23
memantulkan lebih ban.ak suara .ang akhirn.a akan merusak kualitas penitraan
.ang dihasilkan+ !R3 dan CT keduan.a dapat memberikan in)ormasi akurat
mengenai tingkatEle-el dari tumor larink ini terutama ukuran tumor atau kanker+1@
ntuk proses penitraann.a sendiri CT dapat dengan mudah memperoleh
data han.a dengan 4aktu kurang dari 1$ detik sehingga menghindari kesalahan
.ang diakibatkan oleh gerak pasien+ edangkan laring sangat sulit untuk diitra
dengan !R3 karena adan.a Bmotion artifact akibat den.ut nadi pasien+1@
2+" 0
-
8/11/2019 REFRAT RADIOLOGI THT
19/23
2+@ 0
-
8/11/2019 REFRAT RADIOLOGI THT
20/23
lebih jelas+ /osisi ini juga memberikan in)ormasi dasar tentang besarn.a kanalis
auditorius eksterna+1
Gambar 14. %oto huller(1$'
2++2 /=33 =W
-
8/11/2019 REFRAT RADIOLOGI THT
21/23
/ro.eksi ten-ers diperoleh dengan pasien menghadap )ilm dan kepala
sedikit menekuk dan diputar "5o+ umbu panjang piramida petrosa sejajar dengan
bidang )ilm dan piramida keseluruhan termasuk punakn.a di-isualisasikan
dengan baik+ /andangan ini menunjukkan seluruh piramida eminensia arkuata
kanalis auditori internal porus austius kanalis semiirularis horisontal dan
-ertikal -estibulum koklea dan antrum mastoid+18
2++5 CT C: T7:? T
/emeriksaan CT san bidang aksial dan koronal dilakukan untuk
menge-aluasi os temporal dan ruang telinga tengah+ Tebal irisan .ang dilakukan
berkisar $5 15 mm dan area .ang diiris berkisar 9 12 m+19
2++@ !:T=3,3T3 :0T
?ambaran dini mastoid akut adalah perselubungan ruang telinga tengah dan
sel udara mastoid bila proses in)lamasi terus berlanjut akan terjadi perselubungan
.ang di)us pada kedua daerah tersebut+ /ada masa permulaan in)eksi biasan.a
strukrur trabekula dan dan sel udara mastoid masih utuh tapi kadang#kadang
dengan adan.a edema mukosa dan penumpukan airan seropurulen maka terjadi
kekaburan penampakan trabekulasi sel udara mastoid+ ersama dengan
progesi)itas in)eksi maka akan terjadi demineralisasi diikuti dengan dekstruksi
trabekula dimana pada proses mastoid .ang hebat akan terjadi pen.ebaran kearah
posterior men.ebabkan tromboplebitis kearah posterior+1@
24
-
8/11/2019 REFRAT RADIOLOGI THT
22/23
Gambar 15. CT an dan 6#ra. !astoiditis :kut(2$'
*ika terjadi komplikasi intrakranial pada daerah )osa kranii posterior atau
media maka pemeriksaan CT merupakan pemeriksaan terpilih untuk mendeteksi
hal tersebut dimana pada pemeriksaan CT dapat ditemui de)ek tulang dengan lesi
intrakranial+1@
2++ !:T=3,3T3 0R=3
?ambaran radiologik pada mastoiditis kronik terdiri atas perselubungan
.ang tidak homogen pada daerah antrum mastoid dan sel udara mastoid serta
perubahan .ang ber-ariasi pada struktur trabekulasi mastoid+ /roses in)lamasi
pada mastoid akan men.ebabkan penebalan struktur trabekulasi diikuti
demineralisasi trabekula pada saat ini .ang tampak pada )oto adalah
perselubungan sel udara mastoid dan jumlah sel udara .ang berkurang serta
struktur trabekula .ang tersisa tampak menebal+1@
*ika proses in)lamasi terus berlangsung maka akan terlihat obliterasi sel
udara mastoid dan biasan.a mastoid akan terlihat sklerotik+ 0adang#kadang lumen
antrum mastoidikum dan sisa sel udara mastoid akan terisi jaringan granulasi
sehingga pada )oto akan terlihat pula sebagai perselubungan+1@
Gambar 16. CT an !astoiditis 0ronis Tanpa 0olesteatoma(11'
25
-
8/11/2019 REFRAT RADIOLOGI THT
23/23
2++8 0=7
top related