referat kulit steroid

Post on 10-Feb-2016

70 Views

Category:

Documents

4 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

,.,,m,m,,,

TRANSCRIPT

OOleh : ULANDARI (110.2010.282)leh : ULANDARI (110.2010.282)Pembimbing : dr. YENNI, Sp.KKPembimbing : dr. YENNI, Sp.KKKepaniteraan Ilmu Penyakit Kulit dan Kepaniteraan Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Kelamin RSUD Arjawinangun RSUD Arjawinangun

TERAPI KORTIKOSTEROID PADA KULIT

• Glukokortikoid efek utamanya terhadap penyimpanan glikogen hepar dan anti-inflamasi. Pengaruh pada keseimbangan air dan elektrolit kecil. Contoh : prednisolon, triamsinolon, dan betametason

• Mineralokortikoidefek utamanya terhadap keseimbangan air dan elektrolit menimbulkan efek retensi Na dan deplesi K. pengaruhnya terhadap penyimpanan glikogen hepar sangat kecil. jarang digunakan dalam terapi

• Hasil yang diharapkan dari pemakaian kortikosteroid adalah sebagai anti inflamasi, anti alergi atau imunosupresif.

• Karena inilah kortikosteroid banyak digunakan dalam bidang dermatologi

Pada pagi hari kadar kortisol paling tinggi membuat orang menjadi lebih semangat dalam menjalani aktivitasnya.

Keterangan:* hanya berlaku untuk pemberian oral atau IV.S = kerja singkat (t1/2 biologik 8-12 jam)I = intermediate, kerja sedang (t1/2 biologik 12-36 jam)L = kerja lama (t1/2 biologik 36-72 jam)

Tabel perbandingan potensi relatif dan dosis ekuivalen beberapa sediaan kortikosteroid

semakin kuat potensinya semakin besar efek samping yang terjadi

• Efektifitas kortikosteroid berhubungan dengan 4 hal vasokonstriksi, antiproliferatif, immunosupresif dan antiinflamasi.

Steroid topikal → vasokontriksi pembuluh darah superfisial dermis → mengurangi eritema

• Vasokontriksi ini berhubungan dengan potensi anti-inflamasi, dan biasanya vasokontriksi ini digunakan sebagai suatu tanda untuk mengetahui aktivitas klinik dari suatu agen.

FARMAKOKINETIK KORTIKOSTEROID

FARKAMODINAMIK KORTIKOSTEROID

PRINSIP PENGGUNAAN KORTIKOSTEROID

Klasifikasi

KORTIKOSTEROIDSISTEMIK

KORTIKOSTEROID SISTEMIK

•Bila ada gangguan hepar digunakan prednisolon

•Pada penderita dengan hipertensi, gangguan kor, atau keadaan lain yang retensi garam merupakan masalah, maka dipilih kortikosteroid yang efek kortikosteroidnya sedikit/tidak ada, lebih-lebih bila diperlukan dosis kortikosteroid yang tinggi.6

• Pada penyakit berat dan sukar menelan, misalnya toksik epidermal nekrolisis dan sindroma steven johnson harus diberikan kortikosteroid dengan dosis tinggi

• Pada pengobatan berbagai dermatosis dengan kortikosteroid, bila telah mengalami perbaikan dosisnya diturunkan berangsur-angsur.

• Pada pengobatan penyakit autoimun diperlukan kortikosteroid dalam jangka waktu yang lama dan dicari dosis pemeliharaan. Dosis pemeliharaan ditentukan dengan menurunkan dosisnya berangsur-angsur.

Tabel 3. Mengenai lama kerja, potensi glukokortikoid, dosis ekuivalen, dan potensi mineralokortikoid

Macam Kortikosteroid Potensi glukokortikoid Dosis ekuivalen (mg) Potensi

mineralokortikoid

1. Kerja singkat

a. Hidrokortison

b. Kortison

1

0,8

20,0

25,0

2+

2+

2. Kerja sedang

a. Meprednison

b. Metilprednisolon

c. Prednisolon

d. Prednison

e. Triamsinolon

4-5

5

4

4

5

4,0

4,0

5,0

5,0

4,0

0

0

1+

1+

0

3. Kerja lama

a. Betametason

b. Deksametason

c. Parametason

20-30

20-30

10

0,60

0,75

2,0

0

0

0

Efek Samping

MonitorNo.

Efek samping Monitor

1.2.3.4. 5.6.   7. 8.

HipertensiBerat badan meningkatReaktivasi infeksiAbnormalitas metabolik OsteoporosisMata         - Katarak        - Glaukoma Ulkus peptik Supresi kelenjar adrenal

Tekanan darahBerat badanPPD, (12 hari setelah pemakaian prednison)Elektrolit, lipid, glukosa (t.u penderita diabetes dan hiperlipidemia) Densitas tulang Pemeriksaan slit lamp (setiap 6 sampai 12 bulan)Tekanan intraokular (saat bulan pertama dan ke enam)Pertimbangkan pengunaan antagonis H2 atau proton pump inhibitorDosis tunggal di pagi hari, periksa serum kortisol pada jam 8 pagi sebelum tapering off.

KORTIKOSTEROIDTOPIKAL

Penggolongan

Kortikosteroid topikal dibagi menjadi 7 golongan besar, diantaranya berdasarkan anti inflamasi dan antimitotik.

Golongan 1 yang paling kuat daya anti inflamasi dan anti mitotiknya (superpoten). Sebaliknya golongan VII yang terlemah (potensi lemah)

Tabel penggolongan kortikosteroid topikal Tabel penggolongan kortikosteroid topikal berdasarkan potensi klinisberdasarkan potensi klinis

Kemampuan penetrasi dari kortikosteroid

Kemampuan penetrasi dari kortikosteroid ke dalam epidermis dipengaruhi beberapa faktor antara lain :•Tempat pengolesan dengan penetrasi yang kuat antara lain :•Kulit skrotum, vulva, dahi, aksila dan kulit kepala lebih permeabel dibandingkan kulit lengan, telapak kaki dan tangan.•Orang tua, anak kecil dan bayi dimana epidermisnya lebih tipis.•Kulit yang meradang dengan vaskularisasi yang meningkat.•Penambahan bahan keratolitik yang dapat melunakkan lapisan tanduk dari epidermis seperti asam salisilat 2-3%.•Bahan pembawa (vehikulum), sediaan ointment, penetrasinya lebih baik dr pada krim dan losio.•Bebat oklusi poli-etilen menyebabkan kenaikan suhu dan hidrasi epidermis sehingga meningkatkan penetrasi.

Efektifitas klinik kortikosteroid topikal selain tergantung pada jenis kortikosteroid yang dipakai, juga tergantung pada konsentrasi dan kemampuan penetrasi ke dalam epidermis.

Pemakaian steroid topikal•Lama pemakaian steroid topikal sebaiknya

tidak lebih dari 4-6 minggu untuk steroid potensi lemah dan tidak lebih dari 2 minggu untuk steroid potensi kuat.

Potensi rendah-medium :• Gigitan serangga• Dermatitis atopik atau kontak• Disidrosis-   Intertrigo-   Diskoid lupus eritematosus-   Pruritus anogenital atau

senilis-   Luka bakar-   Xerosis pada fase inflamasi-   Eksema-   Liken planus-   Otitis eksterna (alergi)-   Psoriasis

Potensi medium-kuat :-  Dermatitis eksfoliatif atau numular-  Granuloma anulare-  Liken planus-  Alopesia areata-  Keloid-  Liken straitus-  Nekrobiasis lipoidika diabetikum-  Pemfigus-  Lupus eritematosus-  Pemfigoid-  Ptiriasis rosea-  Sarkoidosis

▫PsoriasisPsoriasis : psoriasis dengan skuama tebal berupa plakat, memerlukan steroid yang poten (golongan I) dengan vehikulum salep atau krim.

▫Dermatitis atopiksDermatitis atopiksPada anak diperlukan steroid topikal yang lemah mengingat umur anak, lokalisasi penyakit dan kulit pada anak masih halus dan tipis. Dipilih bentuk krim. Pada dewasa diperlukan kortikosteroid yang poten dalam bentuk salep.

▫Dermatitis kontak alergiDermatitis kontak alergiPemakaian steroid dengan potensi sedang biasanya cukup untuk mengatasi penyakit ini. Zat penyebab harus dihindari.

Dermatitis dishidrotik Dermatitis dishidrotik : steroid yang poten dalam bentuk salep, sebab kulit di daerah itu tebal.

Dermatitis numularis Dermatitis numularis : Lesi biasanya multipel dan memerlukan kortikosteroid yang poten.

Dermatitis seboroikDermatitis seboroik : sensitif terhadap kortikosteroid dan memerlukan kortikosteroid dosis sedang.

Dermatitis intertriginosa Dermatitis intertriginosa : kortikosteroid dengan potensi sedang untuk menghilangkan gejala gatal dan rasa panas

Peggunaan Klinik

Pengobatan kortikosteroid poten pada bayi dan anak harus dilakukan dengan lebih hati-hati

Pemakaian kortikosteroid poten orang dewasa hanya 40 gram per minggu, sebaiknya jangan lebih lama dari 2 minggu.

Pemilihan Jenis Kortikosteroid TopikalPada saat memilih kortikosteroid topikal yang sesuai, aman, efek samping sedikit dan harga murah

Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan yaitu jenis penyakit kulit, jenis vehikulum, kondisi penyakit, yaitu stadium penyakit, luas/tidaknya lesi, dalam/dangkalnya lesi, dan lokalisasi lesi.

Perlu juga dipertimbangkan umur penderita.

LAMA PEMAKAIAN STEROID TOPIKAL

EFEK SAMPING

EFEK EPIDERMAL

Penipisan epidermal yang disertai dengan peningkatan aktivitas kinetik dermal, penurunan ketebalan rata-rata lapisan keratosit, dengan pendataran dari konvulsi dermo-epidermal.

Efek ini bisa dicegah dengan penggunaan tretinoin topikal secara konkomitan.

Inhibisi dari melanosit, suatu keadaan seperti vitiligo, telah ditemukan. Komplikasi ini muncul pada keadaan oklusi steroid atau injeksi steroid intrakutan.

EFEK DERMALTerjadi penurunan sintesis kolagen dan pengurangan pada substansi dasar menyebabkan terbentuknya striae.

Keadaan vaskulator dermal yang lemah menyebabkan mudah ruptur jika terjadi trauma atau terpotong.

Pendarahan intradermal yang terjadi akan menyebar dengan cepat untuk menghasilkan suatu blot hemorrhage nantinya akan terserap dan membentuk jaringan parut stelata, yang terlihat seperti usia kulit prematur

EFEK VASKULAR

Vasodilatasi yang terfiksasi. Kortikosteroid pada awalnya menyebabkan vasokontriksi pada pembuluh darah yang kecil di superfisial.

Fenomena rebound. Vasokontriksi yang lama akan menyebabkan pembuluh darah yang kecil mengalami dilatasi berlebihan, yang bisa mengakibatkan edema, inflamasi lanjut, dan kadang-kadang pustulasi.

Efek samping tersebut terjadi karena :

Komplikasi Kortikosteroid

terimakasih

top related