perancangan dan implementasi sistem administrasi gereja...
Post on 03-Mar-2019
310 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Perancangan dan Implementasi Sistem Administrasi Gereja
(Studi Kasus : Gereja GPM PNIEL Wayame Ambon)
Artikel Ilmiah
Peneliti :
Winda Paays (682010015)
Frederik Samuel Papilaya, S.Kom., M.Cs.
Agustinus Fritz Wijaya, S.Kom., M.Cs.
Program Studi Sistem Informasi
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
Februari 2015
i
Perancangan dan Implementasi Sistem Administrasi Gereja
(Studi Kasus : Gereja GPM PNIEL Wayame Ambon)
Artikel Ilmiah
Diajukan kepada
Fakultas Teknologi Informasi
Untuk memperoleh gelar Sarjana Sistem Informasi
Peneliti :
Winda Paays (682010015)
Frederik Samuel Papilaya, S.Kom., M.Cs.
Agustinus Fritz Wijaya, S.Kom., M.Cs.
Program Studi Sistem Informasi
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
Februari 2015
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
Perancangan dan Implementasi Sistem Administrasi Gereja
(Studi Kasus: Gereja GPM PNIEL Wayame Ambon)
1)Winda Paays,
2)Frederik Samuel Papilaya,
3)Agustinus fritz Wijaya
Program Studi Sistem Informasi
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga
E-mail: 1)winda.paays@ymail.com
2)frederik.samuel.papilaya@staff.uksw.edu
3)agustinus.fritz@gmail.com
Abstract
The Church at PNIEL Wayame GPM Ambon which has a wide range of
information such as profile information of the Church, Church information, information
assembly areas, the information Minister, the amount of income and expenditure
financial Church, and other church information. A problem was found that most of the
information about the citizens of the Church are still in the form of hardcopy so that if
any time is needed, the administration of the Church must find the archives back to get
the required the data. Method that is used to build this Church management information
system is a method of Prototype with the user directly involved with design and analysis,
because it is very effective for the corrected system. In addition to this prototype method
also gradually and quickly, so that it can immediately in the evaluation by users.
Information systems that are built can help the Secretary, Treasurer, and Chair of the
Church to obtain information about the number of churches, the position of the Church's
financial reports, news and the information about the church every week.
Keywords : Information Systems, The Administration of The Church.
.
Abstrak
Gereja GPM PNIEL Wayame Ambon yang memiliki berbagai macam informasi
seperti informasi profil gereja, informasi jemaat, informasi majelis wilayah, informasi
pendeta, jumlah pemasukan dan pengeluaran keuangan gereja, dan informasi-informasi
gereja lainnya. Permasalahan yang ditemukan yaitu sebagian besar informasi mengenai
warga jemaat masih tersimpan dalam bentuk hardcopy sehingga apabila setiap saat
dibutuhkan, bagian administrasi gereja harus mencari kembali arsip-arsip tersebut untuk
mendapatkan data yang dibutuhkan. Metode yang di gunakan untuk membangun sistem
informasi manajemen Gereja ini adalah metode prototype dengan melibatkan user secara
langsung dengan analisis dan perancangan, karena sangat efektif untuk pengkoreksian
sistem. Selain itu juga metode prototype ini bertahap dan cepat sehingga dapat segera di
evaluasi oleh pengguna. Sistem informasi yang dibangun dapat membantu Sekretaris,
Bendahara, dan Ketua Jemaat untuk memperoleh informasi mengenai jumlah jemaat,
posisi laporan keuangan gereja, dan informasi warta jemaat setiap minggunya.
Kata kunci : Sistem Informasi, Administrasi Gereja
1)
Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Sistem Informasi, Universitas Kristen Satya
Wacana Salatiga. 2)
Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana.
1
1. Pendahuluan
Perkembangan teknologi informasi saat ini seiring dengan perubahan
konsep pengolahan data menjadi informasi, yaitu dengan penerapan sistem
informasi berbasis komputer yang mengakibatkan pemrosesan informasi dapat
dilakukan dengan cepat dan akurat. Sistem informasi memberikan nilai tambah
terhadap proses, produksi, kualitas, manajemen, pengambilan keputusan dan
pemecahan masalah serta memberikan keunggulan kompetitif yang tentu saja
sangat berguna bagi kegiatan bisnis organisasi. Sistem informasi berbasis
komputer saat ini menjadi suatu hal yang utama bagi kebutuhan pemenuhan
informasi bagi pengguna. Banyak bidang yang telah memanfaatkan sistem
informasi berbasis komputer sebagai sarana untuk mempermudah pekerjaan.
Mulai dari perusahaan sampai dengan dunia pendidikan memanfaatkan komputer
sebagai alat bantu untuk mempermudah pekerjaan. Sistem informasi memiliki
peranan penting bagi suatu organisasi guna mendukung proses bisnis [1].
Suatu organisasi sangat membutuhkan sistem informasi untuk
mengkoordinasikan pekerjaan yang ada di dalamnya. Salah satu organisasi yang
memanfaatkan sistem informasi guna membantu pekerjaan operasional organisasi
adalah gereja. Gereja merupakan lembaga non-profit dan salah satu organisasi
yang bergerak di bidang pelayanan masyarakat. Sebagai lembaga non-profit,
gereja memiliki berbagai macam informasi [2]. Banyaknya bagian dalam sebuah
gereja dan jemaat dalam lingkungan gereja membuat pekerjaan tidak mungkin
dilakukan secara manual karena hal ini sangat tidak efektif dan efisien serta juga
kemungkinan dapat terjadi kesalahan dalam pemasukan data akan menjadi lebih
besar (human error). Dengan adanya sistem informasi ini, para petugas gereja
akan lebih mudah mendapatkan informasi-informasi yang ada dan akan
membantu dalam pengambilan keputusan di masa mendatang. Sistem informasi
ini juga dapat memudahkan dalam pembuatan laporan-laporan baik untuk periode
bulanan maupun tahunan.
Gereja GPM PNIEL Wayame Ambon yang memiliki berbagai macam
informasi seperti: informasi profil gereja, informasi jemaat, informasi majelis
wilayah, informasi pendeta, jumlah pemasukan dan pengeluaran keuangan gereja,
informasi atestasti masuk atau keluar, informasi sakramen baptis atau sidi, dan
informasi-informasi gereja lainnya. Media yang digunakan dalam penyampaian
informasi-informasi tersebut saat ini masih menggunakan warta gereja yang hanya
dapat diperoleh pada hari Minggu atau pada saat pelaksanaan ibadah mingguan.
Permasalahan lain yang ditemukan yaitu sebagian besar informasi mengenai
warga jemaat masih tersimpan dalam bentuk hardcopy (arsip fisik atau dokumen
tercetak), termasuk catatan atau riwayat masing-masing jemaat, sehingga apabila
setiap saat dibutuhkan, bagian administrasi gereja harus mencari kembali arsip-
arsip tersebut untuk mendapatkan data yang dibutuhkan. Media informasi gereja
seperti ini dapat menyulitkan bagian adminitrasi gereja dalam bekerja [3]. Oleh
karena itu, maka diperlukan suatu sistem informasi yang dapat dijadikan sarana
penyimpanan dan penyampaian informasi dengan memanfaatkan teknologi
informasi.
2
Sistem Administrasi Gereja GPM PNIEL Wayame Ambon ini merupakan
sistem berbasis dekstop yang digunakan untuk dapat membantu bagian
administrasi gereja dalam mengolah informasi gereja, sehingga dapat
meningkatkan kualitas pelayanan di Gereja GPM PNIEL Wayame Ambon. Sistem
informasi ini dapat digunakan oleh para petugas gereja untuk melakukan
pendataan umat yang ada secara terkomputerisasi. Sistem informasi ini dapat
membantu petugas gereja dalam hal penulisan dan pembacaan data-data atau
menghasilkan informasi yang dibutuhkan. Selain itu, sistem informasi ini juga
dapat membantu dalam pencarian data-data atau informasi yang sewaktu-waktu
akan dibutuhkan secara cepat dan tepat. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini
adalah merancang dan mengimplementasikan sistem administrasi gereja di GPM
PNIEL Wayame Ambon yang terkomputerisasi untuk membantu efektifitas kerja
ketua, sekretaris dan bendahara gereja guna menyajikan informasi yang
diperlukan secara tepat dan akurat.
2. Tinjauan Pustaka
Penelitian sebelumnya yang membahas mengenai sistem informasi
manajemen gereja telah banyak dilakukan, salah satunya adalah penelitian yang
berjudul “Sistem Informasi Manajemen Kegiatan dan Keuangan pada Kantor
Gereja GPIB Bethania Makassar”. Dalam penelitian tersebut dibahas tentang
pengembangan suatu sistem informasi yang dapat membantu mengatasi
permasalahan pengelolaan keuangan pada kantor gereja Bethania. Tujuan dari
penelitian ini adalah memberikan solusi kepada pihak kantor gereja Bethania
berupa suatu sistem baru yang dapat melengkapi dan memperbaiki sistem yang
sedang digunakan [4].
Penelitian lainnya yaitu “Perancangan Sistem Berbasis Web pada UKI
Toraja”. Tujuan dari penelitian ini yaitu Penelitian ini bertujuan untuk merancang
sistem informasi berbasis web, dengan aplikasi ini, pengguna dengan mudah
mendapatkan pelayanan dan informasi tentang segala kegiatan yang ada,
khususnya dalam lingkup Universitas Kristen Indonesia Toraja [5].
Sedangkan penelitian yang dilakukan saat ini yaitu membangun sistem
administrasi gereja berbasis desktop pada GPM PNIEL Wayame Ambon.
Perbedaan dengan kedua penelitian yang dilakukan di atas yaitu pada penelitian di
atas dibahas tentang merancang sistem informasi yang dapat melengkapi dan
mengembangkan sistem informasi yang sedang digunakan yang dapat
memberikan solusi yang berupa suatu sistem informasi yang dengan mudah
mendapatkan pelayanan dan informasi tentang segala kegiatan jemaat. Berbeda
dengan penelitian yang dilakukan saat ini, karena sistem yang dibangun adalah
untuk mengelola administrasi gereja dan menghasilkan laporan kepada pihak
gereja dan jemaat. Sistem informasi administrasi ini dapat bermanfaat guna
memudahkan kinerja sekretaris dan bendahara gereja dalam proses pengelolaan
pendataan jemaat, pengarsipan, dan pengelolaan data keuangan, serta juga dapat
menghemat waktu yang dibutuhkan dari mulai pencatatan sampai pelaporan.
Sistem informasi yang dibangun dapat mengurangi resiko kesalahan dalam
pembuatan laporan dan dapat melakukan perhitungan akumulasi dana yang
digunakan serta pengelolaan dana yang dapat dipertanggungjawabkan.
3
Sebuah sistem informasi manajemen (SIM) adalah sebuah sistem informasi
yang selain melakukan semua pengolahan transaksi yang perlu untuk sebuah
organisasi, juga memberikan dukungan informasi dan pengolahan untuk fungsi
manajemen dan pengambilan keputusannya. Gagasan sebuah sistem informasi
yang demikian itu telah ada sebelum munculnya komputer. Namun komputer
membuat gagasan tersebut menjadi kenyataan. Organisasi selalu membutuhkan
sistem-sistem untuk mengumpulkan, mengolah, menyimpan, melihat kembali, dan
menyalurkan informasi. Komputer telah menambahkan sebuah teknologi baru dan
ampuh pada sistem informasi. Akibatnya sebuah sistem informasi berdasarkan
komputer akan benar-benar berbeda dengan sistem-sistem yang diolah secara
manual atau elektro-mekanis, dan suatu organisasi yang sedang mengubah sistem
informasi mereka dalam mengikuti teknologi ini, dalam penyesuaian atau
penerapannya sering kurang memahami sifat perubahan yang sedang diadakan.
Menggunakan komputer untuk menjalankan pengolahan administrasi adalah
sederhana, tetapi menerapkan komputer untuk memberikan dukungan pada
manajemen akan lebih rumit. Penerapan ini demikian besar tantangannya
sehingga kalangan assosiasi permesinan komputer menganggapnya sebagai
sebuah cabang ilmu pengetahuan baru [6].
Gereja merupakan persekutuan orang percaya dan secara rohani
digambarkan sebagai tubuh Kristus dimana Kristus sebagai kepalanya. Gereja
dalam menuju visinya mempunyai dua tugas pokok yaitu “tugas ke luar” yaitu
memberitakan Injil dan “tugas ke dalam” yaitu memelihara kondisi jemaat agar
bisa menjalankan perkabaran Injil sebagai misi utama gereja. Usaha pemeliharaan
itu sendiri terdiri dari pemeliharan dalam bidang iman serta pembinaan dan
pembangunan dalam bidang sosial maupun ekonomi. Diharapkan dari hasil
pemeliharaan dan pembangunan warga jemaat itu dapat menetapkan iman jemaat
sekaligus menstabilkan kondisi sosial dan ekonomi jemaat. Tujuanya adalah agar
jemaat ikut terlibat dalam tugas perkabaran injil ke luar gereja. Kedua tugas
pokok gereja itu tidaklah mudah, maka dari pada itu diperlukan suatu manajemen
yang baik dalam gereja. Manajemen dalam gereja harus memperhatikan
perkembangan, kondisi dari warga jemaatnya sebelum melaksanakan manajemen,
karena yang akan melaksanakan manajemen tidak hanya para pekerja gereja
dalam hal ini majelis atau panatua, melainkan tugas ini juga dilakukan oleh warga
jemaat sebagai faktor yang utama [7].
Konsep manajemen gereja terdiri dari tiga bagian yaitu fungsional,
struktural, dan administrasi gereja. Bagian fungsional terdiri dari Pendeta,
Penatua, Diaken, Penginjil. Bagian struktural yaitu Ketua Majelis Jemaat, Wakil
Ketua, Sekretaris, Wakil Sekretaris, Bendahara, Wakil Bendahara, Ketua Seksi.
Bagian administrasi gereja terdiri dari administari umum yang mengatur tentang
Surat-menyurat, data jemaat, hasil-hasil persidangan (Sinode, Klasis dan jemaat),
data inventaris, dan semua data umum lainnya. Sedangkan administrasi keuangan
mengatur semua hal yang terkait dengan keuangan [8].
Kata administrasi berasal dari kata bahasa Inggris “administer” dan
“administrare” yang mengandung pengertian dasar, antara lain: Aspek
mengambil dan menyimpan yang merupakan tindakan pengamanan, diambil
untuk disimpan agar tetap bermanfaat digunakan bagi kehidupan bergereja,
4
sebagai contoh dokumen tentang data warga, korespondensi. Aspek mengatur,
mengurus dan mengelola yang merupakan tindak lanjut dari mengambil dan
menyimpan. Yang diambil dan disimpan tersebut kemudian diatur, diurus dan
dikelola agar tidak mudah rusak dan mudah dicari serta dimanfaatkan oleh pihak
Gereja maupun pihak eksternal lainnya. Aspek memberi dan melayani yang
berkaitan dengan dua aspek sebelumnya. Semua yang telah diambil, disimpan,
diatur, diurus dan dikelola kemudian diberikan kepada orang yang membutuhkan
sebagai bentuk pelayanan administrasi.[9]
3. Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Jenis penelitian yang
dilakukan ini menyangkut studi kasus yang berarti melakukan penelitian secara
langsung pada obyek penelitian dengan cara mengumpulkan data, melakukan
pengolahan data dan menganalisis data serta menyimpulkan sehingga memperoleh
hasil berdasarkan penerapan teknologi informasi dari obyek yang diteliti.
Penelitian yang dilakukan ini menggunakan data primer dan data sekunder,
dimana data primer adalah data yang diperoleh langsung dari informan penelitian
yang diperoleh langsung dari hasil wawancara sedangkan data sekunder yaitu
berupa arsip (pencatatan laporan keuangan, pencatatan data jemaat dan pencatatan
administrasi gereja) atau laporan yang diperoleh dari tempat penelitian Gereja
GPM PNIEL Wayame Ambon.
Gambar 1. Tahapan Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah dengan melalui tahapan penelitian yang
terbagi dalam lima tahapan, yaitu: (1) Pengumpulan data dan analisis kebutuhan
sistem, (2) Perancangan system dengan menggunakan tools Unified Modelling
Language (UML), (3) Pengkodean aplikasi, (4) Pengujian sistem dengan metode
blackbox testing, dan (5) Implementasi sistem. Pada tahap pengumpulan data dan
analisis kebutuhan sistem dilakukan identifikasi kebutuhan data dan dokumen
Pengumpulan Data dan Analisis Kebutuhan Sistem
Perancangan Sistem Menggunakan Prototype
Tools: Unified Modelling Language (UML)
Pengkodean Aplikasi
Pengujian Sistem (Blackbox)
Implementasi Sistem
5
berupa apa saja yang akan dibutuhkan, seperti laporan keuangan gereja, warta
jemaat, pencatatan anggota jemaat serta spesifikasi sistem informasi yang
dibutuhkan oleh pengguna sistem. Pada tahap perancangan sistem dilakukan
perancangan aplikasi yang akan dibangun sesuai dengan hasil analisa kebutuhan
sistem. Adapun perancangan sistem ini menggunakan alat bantu Unified
Modelling Language (UML) yang meliputi use case diagram, activity diagram,
sequence diagram, class diagram, dan deployment diagram. Pada tahap ketiga,
dilakukan pengkodean aplikasi dengan menggunakan bahasa pemrograman
berbasis desktop dengan dukungan aplikasi database yang terintegrasi. Tahap
selanjutnya adalah melakukan pengujian terhadap sistem informasi yang telah
dibangun. Pengujian aplikasi dilakukan terhadap fungsi-fungsi yang terdapat di
dalam aplikasi dengan menggunakan metode blackbox testing yang merupakan
salah satu alat pengujian untuk mengetahui fungsionalitas aplikasi berdasarkan
kebutuhan pengguna. Setelah aplikasi lolos uji, maka pada tahap selanjutnya
adalah melakukan implementasi sistem pada komputer pengguna di Gereja GPM
PNIEL Wayame Ambon. Adapun sistem informasi ini merupakan sistem yang
dapat melakukan proses pengolahan data gereja yang ada pada bagian
administrasi dan akan menghasilkan informasi yang dibutuhkan oleh sekretaris,
bendahara dan ketua jemaat gereja. Sistem ini akan menghasilkan keluaran berupa
informasi laporan mingguan, bulanan dan tahunan.
Metode perancangan sistem yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
metode prototyping model yang merupakan salah satu metode dalam
pengembangan aplikasi yang bertujuan untuk mempercepat proses pengembangan
aplikasi dengan melibatkan seluruh stakeholder aplikasi dalam setiap tahapannya
sehingga sistem yang dibangun benar-benar sesuai dengan kebutuhan [10].
Adapun metode prototyping model seperti pada Gambar 2.
Gambar 2. Motede Prototype Model [9]
Tahapan pertama dalam metode prototyping model pada Gambar 2 yaitu
listen to customer, dimana pengembang aplikasi melakukan pengumpulan
kebutuhan yang diperoleh dari hasil pengamatan dan wawancara. Berdasarkan
hasil wawancara dengan Bapak J. Nanlohy selaku sekretaris Gereja GPM PNIEL
Wayame Ambon pada tanggal 14 Juni 2014 bahwa yang diinginkan oleh
pengguna adalah sistem informasi dapat melakukan pencatatan laporan keuangan,
data jemaat dan administrasi gereja. Pada tahap kedua yaitu build/revise mock-up,
6
pengembang aplikasi melakukan perancangan sesuai dengan kebutuhan pengguna
yang telah diperoleh sebelumnya, sehingga pada tahap ini dihasilkan suatu
rancangan sistem dengan menggunakan UML untuk kemudian dibangun aplikasi
berdasarkan rancangan yang ada sehingga mampu menghasilkan prototype
aplikasi. Setelah itu pada tahap ketiga yaitu customer test-drives mock-up,
pengembang akan memberikan hasil prototype kepada pengguna untuk melihat
dan mengevaluasi, kemudian hasil evaluasi apakah masih ada kebutuhan yang
perlu ditambahkan dalam perancangan ini maka pengembang dan pengguna akan
mendiskusikannya kembali sampai memperoleh solusi sistem yang dibutuhkan.
Perancangan sistem administrasi gereja GPM PNIEL Wayame Ambon ini
adalah menggunakan tools Unified Modelling Language (UML). Proses bisnis
sistem informasi yang dirancang sesuai kebutuhan pengguna dapat dilihat pada
use case diagram pada Gambar 3.
Input Data Jemaat
Delete Data JemaatUpdate Data Jemaat
Input Warta Jemaat
Update Warta Jemaat
Input Keuangan Gereja
Update Keuangan gereja
Mengelola Data Jemaat
<<Extends>><<Extends>>
Mengelola Warta Jemaat
<<Extends>>
<<Extends>>
Sekretaris
Mengelola Keuangan Gereja
<<Extends>><<Extends>>
Bendahara
<<Extends>>
Delete Warta Jemaat
<<Extends>>
View Laporan Keuangan
Gereja
View Laporan Warta Jemaat
Ketua Jemaat
View Laporan Data Jemaat<<Extends>>
<<Extends>>
<<Extends>>
Gambar 3. Use Case Diagram Sistem Informasi Manajemen Gereja
Use case diagram sistem pada Gambar 3 di atas menjelaskan mengenai
fungsionalitas sistem informasi yang dimulai dari aktor sekretaris yang melakukan
pengelolaan data jemaat, warta jemaat, dan keuangan gereja yang ada di Gereja
PNIEL Wayame Ambon, sedangkan sekretaris mengelola warta jemaat dan
keuangan gereja. Aktor ketua jemaat menggambarkan peran ketua jemaat di
dalam sistem informasi, ketua jemaat hanya dapat melihat laporan data jemaat,
7
laporan warta jemaat, dan laporan keuangan gereja. Sedangkan aktor bendahara
hanya dapat mengelola keuangan gereja.
Guna mengetahui proses bisnis secara lebih detail tentang setiap fungsi yang
terdapat dalam sistem informasi ini, maka dilakukan perancangan activity
diagram sistem. Fungsi dari activity diagram ini adalah untuk menggambarkan
proses yang terdapat pada setiap use case yang telah dirancang sebelumnya.
Adapun activity diagram sistem dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Start
Input nama pengguna
dan Password
Mengelola
data jemaat
End
Form Login
Form Menu
Form manage
data jemaat
Input Data
jemaat
Cek User
Invalid
Valid
Update Data
Jemaat
Delete data
jemaat
Proses Data
Jemaat
View data
jemaat
Ketua JemaatSistemSekretaris
Gambar 4. Activity Diagram Mengelola Data Jemaat
Activity Diagram pada Gambar 4 di atas dimulai oleh sekretaris membuka
sistem informasi, setelah itu mengisikan nama pengguna dan password pada form
login, jika terjadi kesalahan dalam pengisian nama pengguna dan password, maka
sistem akan menampilkan kembali ke form login dan jika masukan benar, maka
sistem akan menampilkan form menu. Setelah itu, sekretaris mengelola data
jemaat dan sistem menampilkan form manage data jemaat, dalam form manage
data jemaat setelah itu melakukan input, update, dan delete data jemaat,
sedangkan ketua jemaat hanya dapat melihat data jemaat dan proses selesai.
8
Input nama pengguna dan Password
Mengelola keuangan Gereja
Form Mengelola Keuangan gereja
Form Login
Cek User
Invalid
Form menu
Input Keuangan Gereja
Update Keuangan Gereja
Proses Laporan Keuangan Gereja
View Laporan Keuangan Gereja
Ketua JemaatSistemBendahara
Gambar 5. Activity Diagram Mengelola Keuangan Gereja
Activity Diagram Mengelola Keuangan Gereja pada Gambar 5 dimulai
dengan sistem menampilkan form login, setelah itu bendahara gereja akan mengisi
nama pengguna dan password, kemudian sistem akan melakukan validasi
password dan username. Jika terjadi kesalahan dalam pengisian nama pengguna
dan password, maka sistem akan kembali ke form login dan sebaliknya jika benar
maka sistem akan menampilkan form menu. Setelah itu, bendahara membuka form
mengelola keuangan gereja dengan melakukan input, update, kemudian diproses
dan selesai.
Start
Input Nama Pengguna
dan Password
Mengelola
Warta jemaat
End
Cek User
Form menu
Form Mengelola
Warta Jemaat
Form Login
Invalid
Input Warta
jemaat
Update Warta
JemaatDelete Data
Jemaat
Proses Warta
jemaat
View Laporan
Warta jemaat
Ketua JemaatSistemSekretaris
Gambar 6. Activity Diagram Mengelola Warta Jemaat
Activity Diagram Mengelola Warta Jemaat pada Gambar 6 di atas dimulai
dengan sistem akan menampilkan form login, setelah itu bendahara gereja akan
mengisi nama pengguna dan password, kemudian sistem akan memvalidasi
password dan username. Jika terjadi kesalahan dalam pengisian nama pengguna
dan password maka sistem akan kembali menampilkan form login dan sebaliknya
jika benar maka sistem akan menampilkan form menu. Setelah sistem
9
menampilkan form menu maka bendahara membuka form warta jemaat dan
melakukan input warta jemaat, update warta jemaat, delete warta jemaat, dan
ketua jemaat hanya dapat melihat laporan warta jemaat, setelah itu warta jemaat
diproses dan proses selesai.
: Sekretaris : Sekretaris
BoudaryMengelo
laDataJemaat
BoudaryMengelo
laDataJemaat
ControlMengelo
laDataJemaat
ControlMengelo
laDataJemaatEntityMengelol
aDataJemaat
EntityMengelol
aDataJemaat
1: InsertDataJemaat(ID,nama,alamat,sektor,unit,ttl,jenisKelamin)
2: SetDataJemaat(ID)
3: SetDataJemaat(ID)
4: OpenDB
5: return done
6: return done
7: closeDB
8: DeleteDataJemaat(nama,sektor,unit,ttl,jenisKelamin)
9: GetDataJemaat(ID)
10: GetDataJemaat(ID)
11: openDB
12: return done
13: return done
15: UpdateDataJemaat(nama,sektor,unit,ttl,jenisKelamin)
16: GetDataJemaat(NIP)
17: GetDataJemaat(NIP)
14: closeDB
18: openDB
19: return done
20: return done
21: closeDB
Gambar 7. Sequence Diagram Mengelola Data Jemaat
Gambar 7 dimulai dengan sekretaris melakukan insert data jemaat yang
didalamnya ada atribut yang terdiri dari ID_jemaat, nama, alamat, sektor dan
ID_jemaat sebagai primary key. ID_jemaat ini setelah dimasukan, nantinya pada
saat melakukan update data-data yang di update berdasarkan dengan ID_jemaat
tersebut, begitu juga dengan delete atau penghapusan, jika ingin melakukan
penghapusan sekretaris hanya mencari berdasarkan ID_jemaat yang akan dihapus.
: Bendahara : Bendahara
BoundaryMengelola
KeuanganGereja
BoundaryMengelola
KeuanganGereja
ControlMengelolaK
euanganGereja
ControlMengelolaK
euanganGerejaEntityMengelolaKeua
nganGereja
EntityMengelolaKeua
nganGereja
1: InsertKeuanganGereja(id,pendapatan,pengeluaran,tgl_pendapatan, tgl_pengeluaran)
2: SetKeuanganGereja(id_keuangan)
3: SetKeuanganGereja(id_keuangan)
4: openDB
5: return done
6: return done
7: closeDB
8: UpdateKeuanganGereja(pendapatan,pengeluaran,tgl_pendapatan, tgl_pengeluaran)
9: GetKeuanganGereja(id_keuangan)
10: GetKeuanganGereja(id_keuangan)
11: openDB
12: return done
13: return done
Gambar 8. Sequence Diagram Mengelola Keuangan Gereja
Sequence diagram pada Gambar 8 dimulai dengan bendahara melakukan
insert ID_pendapatan, pengeluaran, tgl_pendapatan, tanggal_pengeluaran. Setelah
10
melakukan insert keuangan gereja maka dilakukan set pemasukan dan
pengeluaran kas berdasarkan ID_pendapatan. Proses selanjutnya yaitu update
pendapatan, dimana pada proses update pendapatan kas ini dilakukan pada saat
data pendapatan akan diubah. Proses selanjutnya adalah delete, dimana proses
delete data pendapatan adalah berdasarkan ID_pendapatan.
: Sekretaris : SekretarisBoundaryWartaJemaatBoundaryWartaJemaat ControlWartaJemaatControlWartaJemaat EntityWartaJemaatEntityWartaJemaat
1: InsertWartaJemaat(id_warta,tgl_warta,isBerita)
2: SetWartaJemaat(id_warta)
3: SetWartaJemaat(id_warta)
4: openDB
5: return done
6: return done
7: closeDB
8: UpdateWartaJemaat(tgl_warta,isiBerita)
9: GetWartaJemaat(id_warta)
10: GetWartaJemaat(id_warta)
11: openDB
12: return done
13: return done
14: closeDB
15: DeleteWartaJemaat(tgl_warta,isiBerita)
16: GetWartaJemaat(id_warta)
17: GetWartaJemaat(id_warta)
18: openDB
19: return done
20: return done
21: closeDB
Gambar 9. Sequence Diagram Mengelola Warta Jemaat
Sequence Diagram Mengelola Warta Jemaat pada Gambar 9 di atas dimulai
dengan sekretaris melakukan insert warta jemaat yang di dalamnya terdapat
ID_warta, tgl_warta, isi berita. Update warta jemaat dilakukan ketika sekretaris
salah memasukan warta jemaat atau sekretaris ingin merubah isi warta jemaat.
Proses delete warta jemaat dilakukan ketika sekretaris ingin menghapus warta
jemaat ketika terjadi kesalahan.
Perancangan selanjutnya adalah melakukan pemetaan objek pada sistem
administrasi gereja GPM PNIEL Wayame Ambon dengan merancang class
diagram sistem. Fungsi dari class diagram adalah untuk menggambarkan
hubungan antar objek yang terdapat di dalam sistem berdasarkan method atau
mendapatkan gambaran lengkap mengenai fungsi yang dimiliki oleh setiap objek
dan derajat relasi (kardinalitas) antar objek.
11
Gambar 10. Class Diagram Sistem Informasi Manajemen Gereja
Gambar 10 menggambarkan class diagram sistem yang dibangun dimana
sistem informasi ini memiliki 3 (tiga) jenis class yaitu: class boundary, class
controller, dan class entity. Dimana class boundary memiliki 3 (tiga) class, antara
lain yaitu: BoundaryMengelolaDataJemaat, BoundaryMengelolaKeuanganGereja,
BoundaryMengelolaWartaJemaat. Class controller memiliki 3 (tiga) class, antara
lain: ControllerMengelolaDataJemaat, ControllerMengelolaKeuanganGereja, dan
ControllerMengelolaWartaJemaat. Sedangkan class entity juga memiliki 3 (tiga)
class, yaitu: EntityMengelolaDataJemaat, EntityMengelolaKeuanganGereja, dan
EntityMengelolaWartaJemaat. Derajat relasi antara entity data jemaat ke entity
warta jemaat yaitu satu ke banyak (one-to-many), artinya satu data jemaat
memiliki banyak warta jemaat dan relasi antar entity warta jemaat ke entity
keuangan gereja yaitu banyak ke banyak (many-to-many), artinya banyak warta
jemaat memiliki banyak keuangan gereja.
4. Hasil dan Pembahasan
Setelah seluruh rangkaian analisa kebutuhan pengguna dan perancangan
sistem informasi selesai dilakukan, maka tahap selanjutnya adalah melakukan
implementasi sesuai dengan perancangan sistem yang telah dibuat. Sistem
Administrasi Gereja GPM PNIEL Wayame Ambon memiliki fungsi pengelolaan
data jemaat, data keuangan gereja, dan warta jemaat. Form Manajemen Data
Jemaat pada Gambar 12 digunakan untuk mengelola data-data jemaat gereja.
Form ini memiliki beberapa fungsi yaitu: input, update, dan delete data jemaat
gereja.
12
Gambar 12. Form Manajemen Data Jemaat
Pada Form Manajemen Data Jemaat, Sekretaris Gereja dapat melakukan
penambahan data jemaat pada bagian kanan form. Data jemaat yang harus
dimasukkan antara lain: Kode_Anggota, Unit_Pelayanan, Nama, Status_Dalam
_Keluarga, Jenis_Kelamin, Tempat_Lahir, Tanggal_Lahir, Tanggal_Pernikahan,
Pendidikan_Sekarang, Pendidikan_Terakhir, Golongan_Darah, Pekerjaan,
Status_Sosial, Status_Warga, Akta_Pelayanan_Gereja, Alamat, Partisipasi_Dalam
_Gereja, dan Keterangan. Pada form ini juga terdapat tabel data anggota jemaat
yang dapat digunakan oleh Sekretaris Gereja maupun Ketua Jemaat. Adapun
penjelasan fungsi-fungsi dalam form ini seperti Gambar 13.
Gambar 13. Penjelasan Fungsi pada Form Manajemen Data Jemaat
13
Setelah data jemaat ditambahkan ke dalam aplikasi, maka Sekretaris Gereja
maupun Ketua Jemaat dapat melihat laporan data jemaat berdasarkan unit
pelayanan. Tampilan Form Laporan Data Jemaat adalah seperti pada Gambar 14.
Gambar 14. Tampilan Laporan Data Jemaat Berdasarkan Unit Pelayanan
Sistem Administrasi Gereja GPM PNIEL Wayame Ambon dibangun guna
membantu Ketua, Sekretaris dan Bendahara Gereja untuk mengelola data jemaat,
data keuangan, dan warta gereja. Berdasarkan perancangan yang telah disusun,
maka modul keuangan gereja pada sistem informasi ini terdapat pada Form
Manajemen Data Keuangan yang terdiri dari data penerimaan kas, pengeluaran
kas, dan laporan keuangan gereja. Adapun data penerimaan kas diperoleh dari
kolekte, persembahan, dan penerimaan lain-lain. Form Penerimaan Kas yang
diperoleh dari kolekte seperti pada Gambar 15.
Gambar 15. Tampilan Form Penerimaan Kolekte
14
Pada form persembahan pada Gambar 16. Bendahara jemaat dapat
melakukan penginputan persembahan yang masuk setiap minggunya. Dalam form
ini terdapat tanggal, no_transaksi, no_akun dan total persembahan yang didapat.
Gambar 16. Tampilan Form Penerimaan Persembahan
Pada form persembahan ini bendahara jemaat dapat melakukan penginputan
pendapatan lainya berupa pendapatan yang didapat dari ibadah-ibadah di masing-
masing sektor dan juga unit seperti ibadah unit, ibadah pelayan wanita, pelayanan
pria, dan lain-lain. Dalam form ini terdapat tanggal, no_transaksi, no_akun dan
total persembahan yang didapat seperti pada Gambar 17.
Gambar 17. Tampilan Form Penerimaan Pendapatan Lain-Lain
15
Pada form pengeluaran berikut ini bendahara dapat menginput laporan
pengeluaran gereja. Dalam form ini terdapat tanggal, nomor_transaksi,
kode_akun, total dan keterangan yang dapa dilihat pada Gambar 18.
Gambar 18. Tampilan Form Pengeluaran Teologi
Pada form laporan arus kas terdapat semua laporan penerimaan maupun
pengeluaran pada gereja, semua laporan ini biasa di lihat pada periode
perbulannya. Form ini juga menampilkan jumlah debit,kredit dan juga jumlah
saldo akhir yang dapat dilihat seperti pada Gambar 19.
Gambar 19. Tampilan Laporan Keuangan Arus Kas Gereja
16
Sistem administrasi gereja ini juga mengelola data warta jemaat dimana
sekretaris dapat melakukan pengunggahan (upload) dokumen yang akan
disebarkan kepada para jemaat gereja. Pada form ini terdapat semua informasi
tentang jemaat GPM Wayame. Terdapat tambahan file di form ini yang
didalammnya berupa judul warta, dan daftar file yg sudah tersimpan di sistem
berdasarkan tanggal inputannya yang dapat dilihat pada Gambar 20.
Gambar 20. Tampilan Form Data Warta Jemaat
Sebelum sistem informasi diimplementasikan pada obyek studi kasus, harus
dilakukan proses pengujian guna memastikan bahwa sistem informasi yang
dibangun telah sesuai dengan kebutuhan pengguna. Tahapan pengujian atau
testing dilakukan dengan tujuan untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang
terjadi pada aplikasi yang dibangun. Bentuk-bentuk kesalahan yang mungkin
ditemukan pada tahapan pengujian antara lain seperti: kesalahan kode program,
kesalahan inputan data, kesalahan proses, ataupun kesalahan lokasi basis data.
Apabila dalam proses pengujian ditemukan kesalahan program, maka aplikasi
harus diperbaiki sehingga diperoleh aplikasi yang benar-benar bersih dari
kesalahan.
Aplikasi yang dibangun pada Gereja GPM PNIEL Wayame Ambon juga
harus melewati tahapan pengujian. Pengujian dilakukan untuk menguji
fungsionalitas sistem. Tahap pengujian fungsionalitas sistem pada aplikasi ini
adalah dengan menggunakan metode Blackbox Testing dimana aplikasi akan
diujikan fungsi-fungsi aplikasi secara menyeluruh. Hasil pengujian blackbox
dapat dilihat pada Tabel 1.
17
Tabel 1. Hasil Pengujian Aplikasi Menggunakan Blackbox Testing
No Poin
Pengujian
Validasi Data input Hasil Uji Status Uji
1. Proses
Pengelolaan
Data
Jemaat
Data Jemaat
GPM PNIEL
Wayame
Ambon.
Mampu memasukkan
data jemaat.
Berhasil Valid
Tidak dapat
memasukkan data
jemaat.
Gagal Valid
2. Laporan
Data
Jemaat
Laporan Data
Jemaat GPM
PNIEL
Wayame
Ambon
Menampilkan laporan
data jemaat
berdasarkan unit
pelayanan.
Berhasil Valid
Tidak menampilkan
laporan data jemaat.
Gagal Valid
3. Proses
Pengelolaan
Data
Keuangan
Gereja
Data
Keuangan
GPM PNIEL
Wayame
Ambon.
Mampu memasukkan
data keuangan.
Berhasil Valid
Tidak dapat
memasukkan data
keuangan.
Gagal Valid
4. Laporan
Data
Keuangan
Gereja
Laporan Data
Keuangan
GPM PNIEL
Wayame
Ambon
Menampilkan laporan
keuangan secara per
minggu, per bulan,
maupun per tahun.
Berhasil Valid
Tidak menampilkan
laporan keuangan
setiap periode.
Gagal Valid
5. Proses
Pengelolaan
Data Warta
Jemaat
Data Warta
Jemaat GPM
PNIEL
Wayame
Ambon.
Mampu memasukkan
data warta jemaat.
Berhasil Valid
Tidak dapat
memasukkan data
warta jemaat.
Gagal Valid
6. Laporan
Data Warta
Jemaat
Laporan Data
Warta Jemaat
GPM PNIEL
Wayame
Ambon
Menampilkan laporan
warta jemaat.
Berhasil Valid
Tidak menampilkan
laporan warta jemaat.
Gagal Valid
Berdasarkan Tabel 1, maka secara keseluruhan hasil pengujian
menggambarkan bahwa secara fungsional Sistem administrasi Gereja GPM
PNIEL Wayame Ambon telah memenuhi kebutuhan gereja seperti pengelolaan
data jemaat, pengelolaan data keuangan gereja, dan pengelolaan warta jemaat.
18
5. Simpulan
Setelah melakukan tahapan analisa kebutuhan, perancangan, pengkodean,
pengujian, dan implementasi Sistem Administrasi Gereja GPM PNIEL Wayame
Ambon, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan berdasarkan hasil penelitian ini
antara lain: Sistem dapat menampilkan data jemaat, data keuangan, dan warta
jemaat gereja secara cepat dan akurat baik berdasarkan unit pelayanan maupun
periode pelaporan secara mingguan, bulanan, dan tahunan. Sistem informasi dapat
membantu Sekretaris, Bendahara, dan Ketua Jemaat untuk memperoleh informasi
mengenai jumlah jemaat, posisi laporan keuangan gereja, dan informasi warta
jemaat setiap minggunya. Sistem informasi ini juga dapat menghasilkan laporan
secara up to date sesuai dengan kebutuhan setiap pengguna.
6. Pustaka
[1]. Kreonke, David M. 1992 Management Information System. Watsonvile :
Metchel McGraw.Inc
[2]. Jeffrey Soeprapto, 2011. Pengembangan Sistem Informasi Manajemen
Gereja Dengan Disconnected Database Melalui Web Service : Jurusan
Teknik Informasi Fakultas Teknologi Industri Universitas Atma Jaya
Jogyakarta
[3]. Sari Selvina Djami, 2012. Perancangan dan Implementasi Media informasi
Gereja Berbasis Web Gereja Kristen Sumba Waingapu : Sistem Informasi
Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana
[4]. Lieman Mella Randy Sabono, 2013. Sistem informasi Manajemen
Kegiatan dan Keuangan pada Kantor Gereja GPIB Bethania Makassar.
Sistem informasi Stimk Kharisma Makassar
[5]. Oktovianus Palute, 2010. Analisis dan Perancangan sistem Informasi
Berbasis Web Pada Universitas Kristen Indonesia Toraja. Yogyakarta :
Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Amikom
[6]. Gordon B. Davis, 1984. Management Information Systems.
Kogakusha:McGraw-Hill
[7]. Sugiyanto,dasar-dasar Manajemen Kristiani. Jakarta; BPK Gunung
Mulia,2008
[8]. BPH Sinode GPM, Himpunan Peraturan Gereja Protestan Maluku. Ambon
[9]. Klumpuk Mujiyatno, 2012. Sekretaris Gereja Klasis Sindoro Sumbing
Parakan
[10]. Pressman RS.1997.Rekayasa Perangkat Lunak. Edisi ke-2. LN
Harananingrum, penerjemah: Yogyakarta: Andi. Terjemah dari: Software
Engineering, a Prctitioner’s Approach. Edisi ke-4. Mc-Hill Companies,
inc.
top related