sistem informasi administrasi kependudukan

81
TUGAS AKHIR – PG 1382 RANCANG BANGUN PEMANFAATAN DATA SPASIAL UNTUK KELENGKAPAN SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) (Studi Kasus : Kelurahan Kedung Baruk, Rungkut, Surabaya) RATIH DESTARINA 3505 100 041 Dosen Pembimbing Dr.Ir. M. Taufik PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2009

Upload: ratih-destarina

Post on 02-Jul-2015

3.293 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

1

TUGAS AKHIR – PG 1382

RANCANG BANGUN PEMANFAATAN DATA SPASIAL UNTUK KELENGKAPAN SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) (Studi Kasus : Kelurahan Kedung Baruk, Rungkut, Surabaya) RATIH DESTARINA 3505 100 041 Dosen Pembimbing Dr.Ir. M. Taufik PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2009

Page 2: Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

2

Page 3: Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

3

CONSTRUCTION PLANNING OF SPATIAL DATA APPLICATION TO COMPLETE CITIZEN ADMINISTRATION INFORMATION SYSTEM (SIAK) (Case Study : Office of Village-Head Kedung Baruk, District of Rungkut, Surabaya)

FINAL ASSIGMENT – PG 1382

RATIH DESTARINA 3505 100 041

Supervisor Dr.Ir. M. Taufik GEOMATIC ENGINEERING DEPARTMENT Faculty of Civil Engineering and Planning Sepuluh Nopember Institute of Technology Surabaya 2009

Page 4: Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

4

RANCANG BANGUN PEMANFAATAN DATA SPASIAL UNTUK KELENGKAPAN

SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK)

(Studi Kasus : Kelurahan Kedung Baruk, Rungkut, Surabaya)

TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Teknik pada

Program Studi S-1 Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Oleh :

RATIH DESTARINA Nrp. 3505 100 041

Disetujui oleh Pembimbing Tugas Akhir :

1. Dr. Ir. M. Taufik .…….(Pembimbing I)

SURABAYA, JULI 2009

Page 5: Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

5

Page 6: Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

6

RANCANG BANGUN PEMANFAATAN DATA SPASIAL UNTUK KELENGKAPAN

SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK)

(Studi Kasus : Kelurahan Kedung Baruk, Rungkut, Surabaya)

Nama Mahasiswa : Ratih Destarina NRP : 3505 100 041 Jurusan : Teknik Geomatika FTSP-ITS Dosen Pembimbing : Dr. Ir. M. Taufik

Abstrak

Sistem Informasi Kependudukan yang selalu up to date sangat dibutuhkan untuk kegiatan pelayanan publik yang prima di bidang administrasi kependudukan pada suatu pemerintahan baik di daerah maupun pusat. Namun kondisi yang terjadi di masyarakat menunjukkan bahwa pelayanan publik tersebut belum maksimal. Tugas akhir ini bertujuan untuk merancang Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) yang mampu mendukung dan memaksimalkan kinerja pemerintah dalam menyediakan layanan publik yang prima bagi masyarakat. Pembuatan sistem ini diawali dengan pembuatan basis data beserta interface menggunakan Microsoft Access 2003 dan Microsoft Visual Basic 6.0. Kemudian, melakukan uji coba terhadap aplikasi yang telah dibuat dengan tujuan mengetahui kebenaran hasil dari pemrosesan data serta melakukan analisa terhadap sistem tersebut.

Hasil tugas akhir ini berupa program aplikasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) yang memiliki kemampuan : 1) menyediakan layout peta dalam bentuk digital, 2) menampilkan lokasi mengenai persil tanah beserta informasinya dalam bentuk teks dan gambar, 3) pencarian serta

Page 7: Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

7

input data melalui kata kunci, 4) pembuatan surat-surat terkait administrasi kependudukan, 5) pembuatan laporan atau rekapitulasi, dan 6) pencetakan.

Kata Kunci : Mic. Access 2003, Mic. Visual Basic 6.0, basis data,

Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK).

Page 8: Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

8

CONSTRUCTION PLANNING OF SPATIAL DATA APPLICATION FOR CITIZEN ADMINISTRATION INFORMATION SYSTEM (SIAK) COMPLETION (Case Study : Office of Village-Head Kedung Baruk,

District of Rungkut, Surabaya) Name of Student : Ratih Destarina NRP : 3505 100 041 Major Faculty : Geomatic Engineering, FTSP - ITS Supervisor : Dr. Ir. M. Taufik

Abstract Citizen Information System is urgently required to perform a prime public services of citizen administration neither in local nor central government. The condition of these public services in newdays is not maximum yet. This study is development a Citizen Administration Information System (SIAK) to the government performance in public services for the society. The making of this system is start with database and interface creation using Microsoft Access 2003 and Microsoft Visual Basic 6.0. Then, testing the application that have been made in order to discover the truth of the result from data processing and also analizing this system.

Result of this final assignment is in the form of Citizen Administration Information System (SIAK) application that have ability such as performing map layout in digital form, showing land parcel location with its information in the form of text and image, data searching or input by keyword, creating files related to citizen administration, creating report or recapitulation, and printing.

Page 9: Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

9

Keywords : Microsoft Access 2003, Microsoft Visual Basic 6.0, database, Citizen Administration Information System (SIAK), interface.

Page 10: Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

10

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT

atas limpahan rahmat dan ridho-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan program strata satu pada Program Studi Teknik Geomatika, FakutasTeknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammah SAW sebagai pembawa risalah Islam dan suri tauladan terbaik sepajang masa bagi seluruh umat manusia.

Sebagai salah satu persyaratan untuk meraih gelar sarjana pada Program Studi Teknik Geomatika, penulis menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul:

RANCANG BANGUN PEMANFAATAN DATA SPASIAL

UNTUK KELENGKAPAN SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK)

(Studi Kasus : Kelurahan Kedung Baruk, Rungkut, Surabaya)

Tugas Akhir ini takkan pernah terwujud tanpa dukungan,

saran, dan bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung, materiil maupun moral. Untuk itu, penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:

Kedua orangtua penulis (alm.bapak dan ibu) yang selama ini tulus ikhlas membimbing dan memberikan kasih sayangnya setiap saat tanpa pernah terputus. Semoga Allah memberikan tempat tertinggi di surga. Amin

Page 11: Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

11

Dr. Ir. M. Taufik, MT selaku dosen pembimbing yang selalu memberikan bimbingan, dorongan, dan petunjuk hingga Tugas Akhir ini selesai.

Ibu Ir. Chatarina Nurdjati, MT selaku Ketua Program Studi Teknik Geomatika ITS.

Bpk. Agung BC, ST, MSc selaku Sekretaris Program Studi Teknik Geomatika ITS.

Dosen-dosen Teknik Geomatika: Bpk. Dr. Ir. Bangun MS, DEA. DESS., Bpk Ir.Yuwono, Bpk. Dr. Ing. Ir Teguh Hariyanto, MSc, Bpk. Khomsin, ST, MT, Bpk. Eko Yuli H, ST, MT, Bpk. Muchammad Nur Cahyadi, ST, Bpk. Lalu Muhammad Jaelani, ST, Bpk. Danar G.P, ST, MT. Bpk. Yanto, ST, Ibu. Ira M.A, ST, Ibu. Happy Hapsari, ST, atas segala bimbingan dan arahannya selama ini dan mohon maaf atas segala kesalahan.

Pak Bambang dan Pak Bashofi sebagai administrator lab Teknik Geomatika, karyawan Teknik Geomatika: Mas Sujak, Bu Otik, Bu Nur, Mas Wiwid dan Pak Sofyan, Terima kasih atas semua bantuannya.

Rahmawan Saputra, yang selalu memberi semangat, mendukung dan tulus membantu, tak kenal lelah dari awal sampai akhir. Terimakasihku tak pernah cukup untuk membalas semuanya.

Teman-teman seperjuangan G7, terima kasih sudah mewarnai hari-hari selama saya kuliah di Geomatika-ITS, baik itu hal buruk maupun baik.

Teman-teman yang selalu saya repotkan, Angga (Temikichi), Kak Rifai, Rina Cicil, Mbak Nanik serta teman-teman dari angkatan G1 sampai G10. Terimakasih semuanya, semoga Allah memberikan balasan yang terbaik.

Dan pihak-pihak yang mempunyai peranan penting dalam kehidupan penulis, yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Semoga kebaikan yang telah diberikan dibalas oleh Allah SWT.

Penulis sangat menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih mempunyai kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, sehingga penulis mengharapkan komentar, kritik, dan saran dari berbagai

Page 12: Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

12

pihak. Semoga komentar, kritik, dan saran tersebut menjadi modal berharga bagi penulis dan bagi proses pengembangan Tugas Akhir ini di masa mendatang.

Akhirnya, inilah sedikit karya yang dapat penulis berikan dalam Tugas Akhir ini. Selanjutnya, penulis berharap keberadaan Tugas Akhir ini bermanfaat banyak bagi berbagai pihak, dan bisa digunakan pada jalan yang semestinya.

Surabaya, 2009 Penulis

Page 13: Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

13

Page 14: Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

14

DAFTAR ISI

Abstrak ....................................................................................... ii Abstract ..................................................................................... ix KATA PENGANTAR .............................................................. xi DAFTAR ISI ............................................................................xv DAFTAR GAMBAR .............................................................. xix DAFTAR TABEL .................................................................. xxi BAB I PENDAHULUAN……………………………… ...........1 1.1 Latar Belakang…………………………………... ...............2 1.2 Perumusan Masalah……………………………… ..............2 1.3 Batasan Permasalahan…………………………… ...............3 1.4 Tujuan Tugas Akhir……………………………… ..............3 1.5 Manfaat Kegiatan Tugas Akhir………………….. ...............3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………. ...........5 2.1 Sistem Informasi ...................................................................5

2.1.1 Tujuan dan Aktivitas Sistim Informasi .........................5 2.1.2 Kriteria Sistim Informasi ..............................................5 2.1.3 Ciri Sistem Informasi Dengan Dukungan Komputer ...6

2.2 Sistem Informasi Geografis (SIG) ........................................6 2.2.1 Konsep SIG ...................................................................6 2.2.2 Data Spasial ..................................................................8 2.2.3 Sistem Pemasukan Data ..............................................11 2.2.4 Komponen SIG ...........................................................12 2.2.5 Cara Kerja SIG ...........................................................13 2.2.6 Fasilitas Sistem Informasi Geografis ..........................15

2.3 Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) .....16 2.4 Microsoft Access 2003 .......................................................17 2.5 Microsoft Visual Basic 6.0 .................................................19

2.6.1 Operator Microsoft Visual Basic 6.0 ..........................21 2.6.2 Kondisi dan Keputusan ...............................................23

2.6 Map Object 2.2 ...................................................................23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................25 3.1 Alat dan Bahan ...................................................................25

Page 15: Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

15

3.1.1 Alat .............................................................................25 3.1.2 Bahan ..........................................................................25

3.2 Lokasi Penelitian ................................................................26 3.3 Metodologi Penelitian .........................................................27 BAB IV PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISA ...................39 4.1 Skenario Uji Coba ...............................................................39 4.2 Proses Uji Coba ..................................................................39

4.2.1 Uji Coba Pencarian Data Penduduk............................40 4.3 Evaluasi Uji Coba Program ................................................40 4.4 Analisa Program Dibandingkan SIAK online .....................41 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................43 5.1 Kesimpulan .........................................................................43 5.2 Saran ...................................................................................43 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

Page 16: Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

16

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Gambar diagram subsitem-subsistem SIG (Prahasta 2005)

Gambar 2.2 : Data Vektor (GIS Consortium Aceh Nias 2007) Gambar 2.3 : Data Raster (GIS Consortium Aceh Nias 2007) Gambar 2.4 : Representasi SIG terhadap Dunia Nyata (Prahasta

2005) Gambar 2.5 : Interface antar muka visual basic 6.0 Gambar 3.1 : Daerah Penelitian Gambar 3.2 : Diagram alir kegiatan penelitian Gambar 3.3 : Desain tabel penduduk Gambar 3.4 : Aplikasi basis data penduduk Gambar 3.5 : Desain tabel status tanah Gambar 3.6 : Aplikasi tabel statustanah Gambar 3.7 : Desain Query Gambar 3.8 : Hasil Aplikasi Query Gambar 3.9 : Diagram alir pengolahan data

Page 17: Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

17

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Tabel operator Visual Basic

Page 18: Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

18

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A-1. Sampel Data Kependudukan Lampiran A-2. Data Hasil Survey GPS Handheld GARMIN 12 Lampiran A-3. Sampel Foto-foto Persil Tanah Lampiran A-4. Status Sertifikasi dan IMB Lampiran A-5. Script Program Lampiran A-6. Manual Book Penggunaan Program

Page 19: Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pelayanan publik di bidang administrasi

kependudukan merupakan salah satu tugas pelayanan publik yang dilaksanakan oleh pemerintah dalam rangka melayani masyarakat umum. Pelayanan publik itu sendiri pada hakekatnya adalah pemberian pelayanan prima kepada masyarakat yang merupakan perwujudan kewajiban aparatur pemerintah sebagai abdi masyarakat. Namun kondisi yang terjadi di masyarakat menunjukkan bahwa pelayanan publik dalam bentuk pelayanan administrasi kependudukan khususnya dalam hal pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP) belum sepenuhnya berjalan dengan baik dan masih ditemuinya hambatan.

Saat ini, masih banyak data-data Kependudukan disimpan secara manual, baik itu data jumlah penduduk, Kartu Keluarga, Data Penduduk Wajib KTP, Kelahiran dan Kematian, Mutasi dan data Kependudukan lainnya. Selain itu, belum adanya koordinasi yang baik antar instansi pemerintahan dalam mengatur data-data tersebut menyebabkan proses yang berbelit-belit dan mempersulit penduduk dalam kegiatan administrasi.

Sistem Informasi Kependudukan yang selalu up to date sangat dibutuhkan pada suatu pemerintahan baik di daerah maupun pusat. Selama ini, metode pengumpulan data Kependudukan dilakukan dengan Metode Registrasi, Sensus, maupun Survey. Metode ini

Page 20: Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

20

dirasakan belum memadai untuk memperoleh kebutuhan data dan Informasi yang diperlukan dalam menetapkan kebijakan, sehingga dirasakan perlunya standarisasi pengolahan data Kependudukan yang terpadu baik di tingkat Pemerintah Pusat maupun Daerah dengan jalan mengembangkan Sistem manajemen baku untuk mengolah Informasi Kependudukan. Sistem Informasi Kependudukan menyediakan Informasi berupa penduduk dan segala propertinya yang relevan untuk kepentingan operasi tertentu.

Salah satu usaha untuk mengatasi berbagai masalah di atas, dalam tugas akhir ini dibuat Aplikasi SIAK yang merupakan suatu sistem basis data fleksibel dimana data-data Kependudukan bisa ditambahkan, diperbarui, dikelola, dan disebarkan sehingga terbangun suatu Sistem Informasi bersama dimana semua pihak bisa menggunakan data tersebut untuk kepentingan bersama dengan otoritas tertentu.

Lokasi yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah Kelurahan Kedung Baruk, Rungkut, Surabaya karena merupakan daerah percontohan pembuatan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) Nasional.

1.2 Perumusan Masalah Perumusan masalah yang diangkat dalam

penulisan Tugas Akhir ini adalah bagaimana pemanfaatan data spasial untuk mendukung Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK).

1.3 Batasan Permasalahan Batasan permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Pembuatan aplikasi SIAK offline.

Page 21: Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

21

2. Menggunakan software Microsoft Access 2003 untuk pembuatan basis data dan Microsoft Visual Basic 6.0. untuk pembuatan interface.

3. Studi kasus yang digunakan adalah kelurahan Kedung Baruk, Rungkut, Surabaya.

1.4 Tujuan Tugas Akhir

Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui proses pembuatan SIAK offline di kelurahan Kedung Baruk dengan menggunakan software Microsoft Visual Basic 6.0 dan melakukan analisa dari hasil aplikasi tersebut.

1.5 Manfaat Kegiatan Tugas Akhir

Manfaat dari kegiatan Tugas Akhir ini adalah: 1. Mendapatkan informasi tentang kependudukan di

kelurahan Kedung Baruk, Surabaya. 2. Mengetahui cara pembuatan SIAK menggunakan

software Microsoft Visual Basic 6.0. 3. Mendapatkan hasil analisa dari pembuatan aplikasi

SIAK yang diharapkan dapat bermanfaat untuk kegiatan selanjutnya.

Page 22: Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

22

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 23: Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

23

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Basis Data Basis data (bahasa Inggris: database), adalah

kumpulan informasi yang disimpan di dalam komputer secara sistematik sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu program komputer untuk memperoleh informasi dari basis data tersebut (Wikipedia, 2009). Perangkat lunak yang digunakan untuk mengelola dan memanggil kueri (query) basis data disebut sistem manajemen basis data (database management system, DBMS).

Konsep dasar dari basis data adalah kumpulan dari catatan-catatan, atau potongan dari pengetahuan. Sebuah basis data memiliki penjelasan terstruktur dari jenis fakta yang tersimpan di dalamnya, penjelasan ini disebut skema. Skema menggambarkan obyek yang diwakili suatu basis data, dan hubungan di antara obyek tersebut. Ada banyak cara untuk mengorganisasi skema, atau memodelkan struktur basis data, ini dikenal sebagai model basis data atau model data. Model yang umum digunakan sekarang adalah model relasional, yang menurut istilah layman mewakili semua informasi dalam bentuk tabel-tabel yang saling berhubungan dimana setiap tabel terdiri dari baris dan kolom (definisi yang sebenarnya menggunakan terminologi matematika). Dalam model ini, hubungan antar tabel diwakili dengan menggunakan nilai yang sama antar tabel. Model yang lain seperti model hierarkis dan model jaringan menggunakan cara yang lebih eksplisit untuk mewakili hubungan antar tabel.

Istilah basis data mengacu pada koleksi dari data-data yang saling berhubungan, dan perangkat lunaknya seharusnya mengacu sebagai sistem manajemen basis data (database management system/DBMS).

Page 24: Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

24

2.1.1 Sistem Manajemen Basis Data Relasional

Sebuah sistem manajemen basisdata relasional atau dalam bahasa Inggris dikenal sebagai relational database management system (RDBMS) adalah sebuah seperangkat program komputer yang didisain untuk mengatur sebuah basisdata sebagai sekumpulan data yang disimpan secara terstruktur, dan melakukan operasi-operasi atas data atas permintaan penggunanya (Wikipedia, 2009).

Meskipun pada awalnya DBMS hanya dimiliki oleh perusahaan-perusahaan berskala besar yang memiliki perangkat komputer yang sesuai dengan spesifikasi standar yang dibutuhkan untuk mendukung jumlah data yang besar, saat ini implementasinya sudah sangat banyak dan adaptatif dengan kebutuhan spesifikasi data yang rasional sehinggal dapat dimiliki dan diimplementasikan oleh segala kalangan sebagai bagian dari investasi perusahaan. Keuntungan penggunaan DBMS antara lain : — Data independence

DBMS memungkinkan pemisahan pengelolaan data dari program aplikasi. — Efficient data access

DBMS menyediakan variasi teknik yang handal dalam penyimpanan dan pengambilan data. — Data integrity and security

DBMS memungkinkan penjagaan integrity contraint dan access control. — Data administration — Concurrent access and crash recovery

Page 25: Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

25

DBMS dilenngkapi dengan penjadwalan operasi konkuren dan melindungi user dari efek kegagalan sistem — Reduced application development time

DBMS mendukung fungsi-fungsi penting yang umum pada aplikasi dalam penyimpanan data

2.1.2 Data Models Data models merupakan kumpulan tools

konseptual dalam menggambarkan data, data relationships, data semantics, data constraints. Konsep data models terdiri dari 2 macam, yaitu Entity-Relationship model dan Relational Model.

1. Entity-Relationship Model — Entity (entitas): “sesuatu” atau “objek” di dunia

nyata yang dapat dibedakan dari objek lain. Entitas digambarkan dalam basis data sebagai sekumpulan atribut (attribute)

Contoh: customers (cust_name, address, dll) accounts(account_number, balance, dll)

— Relationship (relasi): hubungan antar entitas — Skema basis data dapat dimodelkan dengan

diagram ER

Gambar 2.1 Entity-Relationship Diagram

Page 26: Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

26

— Diagram ER dibangun dari komponen berikut : – Entitas -> segi empat – Atribut -> elips – Relasi -> belah ketupat

— jumlah maksimum entitas yang dapat berelasi dengan entitas pada himpunan entitas lain. Kardinalitas relasi yang terjadi diantara dua himpunan entitas (misalnya A dan B) dapat berupa :

1. Satu ke satu (one to one/ 1-1)

Setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berelasi dengan paling banyak satu entitas pada himpunan entitas B, demikian juga sebaliknya.

2. Satu ke banyak (one to many/ 1- N)

Setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berelasi dengan banyak entitas pada himpunan entitas B, tetapi tidak sebaliknya.

3. Banyak ke banyak (many to many/ N –N)

Setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berelasi dengan banyak entitas pada himpunan entitas B, demikian juga sebaliknya.

2. Relational Model — Menggunakan sekumpulan table yang

menggambarkan data dan relasi antar data — Setiap table memiliki banyak kolom, dan setiap

kolom memiliki nama yang unique

Page 27: Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

27

Gambar 2.2 Relational Model

2.2 Sistem Informasi Sistem Informasi adalah suatu sistem manusia-mesin

yang terpadu untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen dan pengambilan keputusan dalam organisasi (Budiharjo 1995).

2.2.1 Tujuan dan Aktifitas Sistim Informasi

Tujuan sistem informasi adalah untuk menyediakan dan informasi sistematis yang merefleksikan seluruh kejadian atau kegiatan yang diperlukan untuk mengendalikan operasi-operasi organisasi. Sedangkan kegiatannya adalah mengambil, mengolah, menyimpan dan menyampaikan informasi yang diperlukan komunikasi sehingga dapat digunakan untuk mengoperasikan seluruh aktifitas di dalam organisasi (Prahasta 2005).

2.2.2 Kriteria Sistim Informasi

Kriteria sistem informasi merupakan variabel keluaran sistem yang dianggap sebagai ukuran

Page 28: Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

28

kerjanya. Kriteria-kriteria tersebut mencakup (Prahasta 2005) : 1. Debit : jumlah data dan informasi yang mengalir

(bits) per satuan waktu. 2. Response time : waktu antara event, reaksi terhadap

event sampai proses terhadap event selesai dilakukan.

3. Cost : biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh informasi data.

4. Pemenuhan fungsi : fungsi yang didefinisikan harus dapat dijalankan sebagaimana direncanakan.

2.2.3 Ciri Sistem Informasi Dengan Dukungan Komputer Ciri –ciri umum yang dimiliki sisitem informasi

yang berbasiskan komputer antara lain (Prahasta 2005): 1. Data tersimpan di dalam media yang dibaca oleh

mesin, bersifat padat (compact), dan lebih mudah dan cepat untuk ditelusuri (orde detik hingga menit).

2. Sebagai konsekuensi butir 1, kumpulan data yang besar ini dapat disimpan didalam satu lokasi, dan sintesa dari berbagai himpunan data untuk memperoleh gambaraqn yang lengkap dan mudah dilakukan.

3. Kecepatan pengolahan data sangat tinggi (orde detik, menit, hingga jam) dan sangat dipentingkan.

4. Transmisi data sebagian besar dapat dilakukan melalui sarana telekomunikasi (kabel, mikrowave).

5. Secara keseluruhan, delay yang terdapat di dalam aliran data dari informasi relatif kecil karena penelusuran, pemrosesan dan transmisi data dapat dilakukan dengan cepat.

Page 29: Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

29

6. Lokasi-lokasi pengembangan dan pengoperasian sistem yang tersebar tidak menhalangi kemudahan dalam memonitor dan mengkoordinasikan segala aktivitasnya.

2.3 Sistem Informasi Geografis (SIG) 2.3.1 Data spasial

Data spasial mempunyai dua bagian penting yang membuatnya berbeda dari data lain, yaitu informasi lokasi dan informasi atribut yang dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Informasi lokasi atau informasi spasial. Contoh yang

umum adalah informasi lintang dan bujur. 2. Informasi deskriptif (atribut) atau informasi non

spasial. Suatu lokalitas bisa mempunyai beberapa atribut atau properti yang berkaitan dengannya; contohnya jenis vegetasi, populasi, pendapatan per tahun, dsb.

Sebagaimana telah dijelaskan diatas, SIG membutuhkan masukan data yang bersifat spasial maupun deskriptif. Beberapa sumber data tersebut antara lain adalah: 1. Peta analog (antara lain peta topografi, peta tanah,

dsb.) · Peta analog adalah peta dalam bentuk cetakan.

Pada umumnya peta analog dibuat dengan teknik kartografi, sehingga sudah mempunyai referensi spasial seperti koordinat, skala, dsb. Peta analog dikonversi menjadi peta digital dengan berbagai cara. Referensi spasial dari peta analog memberikan koordinat sebenarnya di permukaan bumi pada peta digital yang dihasilkan. Biasanya peta analog direpresentasikan dalam format vektor.

Page 30: Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

30

2. Data dari sistem Penginderaan Jauh (antara lain citra satelit, foto-udara, dsb.) · Data Penginderaan Jauh dapat dikatakan sebagai

sumber data yang terpenting bagi SIG karena ketersediaanya secara berkala. Dengan adanya bermacam-macam satelit di ruang angkasa dengan spesifikasinya masing-masing, kita bisa menerima berbagai jenis citra satelit untuk beragam tujuan pemakaian. Data ini biasanya direpresentasikan dalam format raster.

3. Data hasil pengukuran lapangan. · Contoh data hasil pengukuran lapangan adalah

data batas administrasi, batas kepemilikan lahan, batas persil, batas hak pengusahaan hutan, dsb, yang dihasilkan berdasarkan teknik perhitungan tersendiri. Pada umumnya data ini merupakan sumber data atribut.

4. Data GPS (Global Positionong System) · Teknologi GPS memberikan terobosan penting

dalam menyediakan data bagi SIG. Keakuratan pengukuran GPS semakin tinggi dengan berkembangnya teknologi. Data ini biasanya direpresentasikan dalam format vektor.

Data spasial yang didapatkan diatas dapat direpresentasikan dalam dua format, yaitu: Vektor

· Dalam data format vektor, bumi kita direpresentasikan sebagai suatu mosaik dari garis (arc/line), polygon (daerah yang dibatasi oleh garis yang berawal dan berakhir pada titik yang sama), point (node yang mempunyai label), dan nodes (merupakan titik perpotongan antara dua buah garis).

Page 31: Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

31

Gambar 2.3 Data Vektor

(GIS Consortium Aceh Nias 2007)

Raster · Data raster adalah data yang dihasilkan dari

sistem Penginderaan Jauh. Pada data raster, obyek geografis direpresentasikan sebagai struktur sel grid yang disebut dengan pixel (picture element). Pada data raster, resolusi (definisi visual) tergantung pada ukuran pixel-nya.

Gambar 2.4 Data Raster

(GIS Consortium Aceh Nias 2007) 2.3.2 Konsep SIG

Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk mengelola (input, manajemen, proses dan output) data spasial atau

Page 32: Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

32

data yang bereferensi geografis. Setiap data yang merujuk lokasi dipermukaan bumi dapat disebut sebagai data spasial bereferensi geografis. SIG adalah kombinasi perangkat keras dan perangkat lunak komputer yang memungkinkan untuk mengelola (manage), menganalisa, memetakan informasi spasial berikut data atributnya (data deskriptif) dengan akurasi kartografi (GIS Basic Principle 2000).

Dalam buku (Prahasta 2005), dinyatakan bahwa SIG (Sistem Informasi Geografis) adalah suatu komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data geografis dan sumber daya manusia yang bekerja bersama secara efektif untuk menyimpan, memperbaiki, memperbaharui, mengelola, memanipulasi, mengintegrasikan, menganalisa, dan menampilkan data dalam suatu informasi berbasis geografis . Informasi spasial memakai lokasi dalam suatu sistem koordinat tertentu sebagai dasar referensinya. Karenanya SIG mempunyai kemampuan untuk menghubungkan berbagai data pada suatu titik tertentu di bumi, menggabungkannya, menganalisa dan akhirnya memetakan hasilnya. Aplikasi SIG menjawab beberapa pertanyaan seperti: lokasi, kondisi, pola, dan pemodelan. Kemampuan inilah yang membedakan SIG dari sistem informasi lainnya. Secara teknis SIG mengorganisasikan dan memanfaatkan data dari peta digital yang tersimpan dalam basisdata. Dalam SIG, dunia nyata dijabarkan dalam data peta digital yang menggambarkan posisi dari ruang, dari klasifikasi, atribut data, dan hubungan antar item data. SIG dapat diuraikan menjadi beberapa subsistem berikut : 1. Data Input, Subsistem ini bertugas untuk

mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial dan data atribut dari berbagai sumber, juga bertanggung

Page 33: Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

33

jawab dalam mengkonversi format-format data-data aslinya ke dalam format yang dapat digunakan SIG.

2. Data Output, Subsistem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh atau sebagian basis data dalam bentuk softcopy maupun bentuk hardcopy seperti tabel, grafik, peta dan lain-lain.

3. Data Management, Subsistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun data atribut ke dalam sebuah basis data sedemikian rupa sehingga mudah dipanggil, di-update, dan di-edit.

4. Data Manipulation & Analysis, Subsistem ini menentukan informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG. Selain itu, subsistem ini juga melakukan manipulasi dan permodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan.

Gambar 2.5 Gambar diagram subsitem-subsistem

SIG (Prahasta 2005)

2.3.3 Sistem Pemasukan Data Beberapa teknik memasukkan data spasial ke

dalam SIG, diantaranya : a. Digitasi

· Proses konversi dari peta analog menjadi peta digital dapat dengan cara manual dengan alat digitizer dan dengan menggunakan perangkat lunak dengan teknik digitasi on screen. Cara secara manual dengan alat digitizer, cara kerjanya adalah dengan mengkonversi fitur-fitur spasial

Page 34: Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

34

yang ada pada peta menjadi kumpulan koordinat x,y. Untuk menghasilkan data yang akurat, dibutuhkan sumber peta analog dengan kualitas tinggi. Dan untuk proses digitasi, diperlukan ketelitian dan konsentrasi tinggi dari operator. Sedangkan penggunaan perangkat lunak dalam proses digitasi seperti AutoCad, ArcView. Akan tetapi sebelum suatu proses digitasi on screen dilaksanakan harus dilakukan proses scanning, yaitu suatu proses untuk mengubah suatu gambar analog menjadi data digital yang dapat disimpan pada media magnetic dan alatnya disebut scanner.

b. Penggunaan GPS · Data spasial lain dalam bentuk digital seperti data

hasil pengukuran lapangan dan data dari GPS bisa dimasukkan dalam sistem SIG. Pada intinya SIG membutuhkan data spasial dalam format tertentu untuk membedakan apakah data tersebut berupa point, line atau polygon.

2.3.4 Komponen SIG

SIG merupakan sistem yang kompleks yang biasanya terintegrasi dengan lingkungan sistem-sistem yang lain di tingkat fungsional dan jaringan. Sistem SIG sendiri terdiri dari beberapa komponen berikut (Raper dan Green 1994) : 1. Perangkat keras (Hardware)

· Pada saat ini SIG tersedia untuk berbagai platform perangkat keras mulai dari PC desktop, workstation, hingga multiuser host yang dapat digunakan oleh banyak orang secara bersamaan dalam jaringan computer yang luas, berkemampuan tinggi, memiliki raung penyimpanan (harddisk) yang besar, dam memiliki kapasitas memori (RAM) yang besar.

Page 35: Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

35

Walaupun demikian, funsionalitas SIG tidak terikat secara ketat terhadap karakteristik-karakteristik fisik perangkat keras ini sehingga keterbbatasan memori pada PC-pun dapt diatasi. Adapun perangakt keras yang srrin gdigunakan adalah membutuhkan komputer untuk penyimpanan dan pemrosesan data. Hardware yang digunakan dalam SIG adalah PC (Personal Computer), mouse, printer, plotter, dan scanner.

2. Perangkat Lunak (Software) · Bila dipandang dari sistem yang lain, SIG juga

merupakan sistem perangkat lunak yang tersusun secara modular dimana basisdata memegang peran kunci. Setiap sub sistem diimplementasikan denagn menggunakan perangkat lunak yang terdiri dari berbagai modul, sehingga tidak mengherankan jika ada modul program (*.exe) yang masing-masing dapat diekseskusi sendiri.

3. Data dan Informasi Geografi · SIG dapat mengumpulkan dan menyimpan data dan

inforamasi yang diperlukan baik secara lansung dengan meng-import-nya dan perangkat-perangkat lunak SIG yang lain maupun secara langsung mendijitasi data spasialnya dari peta dan memasukkan data atributnya dari table-tabel dan laporan dengan menggunakan keyboard.

4. Manejemen · Suatu proyek SIG akan berhasil jika dimanage

dengan baik dan dikerjakan oleh orang-orang memiliki keahlian yang tepat pada semua tingkatan.

Page 36: Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

36

2.3.5 Cara kerja SIG SIG dapat mempresentasikan dunia nyata (real

world) di atas monitor komputer sebagaimana lembaran peta dapat mempresentasikan dunia nyata di atas kertas. Tetapi, SIG memiliki kelebihan dan fleksibilitas daripada lembaran peta kertas. Peta merupakan representasi grafis dari dunia nyata, obyek-obyek yang dipresentasikan di atas peta disebut unsur peta atau map features (contohnya adalah sungai, taman, kebun, jalan, dan lain-lain). Karena peta mengorganisasikan unsur-unsur berdasarkan lokasi-lokasinya, peta sangat baik dalam memperlihatkan hubungan atau relasi yang dimiliki oleh unsur-unsurnya. Peta menggunakan titik, garis, dan polygon dalam mempresentasikan obyek-obyek dunia nyata. Peta menggunakan simbol-simbol grafis dan warna untuk membantu dalam mengidentifikasi unsur-unsur. Skala peta menentukan ukuran dan bentuk representasi unsur-unsurnya.

Gambar 2.6 Representasi SIG terhadap Dunia Nyata (Prahasta 2005)

SIG menyimpan semua informasi deskriptif unsur-

unsurnya sebagai atribut-atribut di dalam basis data. Kemudian, SIG membentuk dan menyimpannya di dalam

Page 37: Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

37

tabel-tabel (relasional). Setelah itu, SIG menghubungkan unsur-unsur di atas dengan tabel-tabel yang bersangkutan. Dengan demikian, atribut-atribut ini dapat diakses melalui lokasi-lokasi unsur-unsur peta, dan sebaliknya, unsur-unsur peta juga dapat diakses melalui atribut-atributnya. Karena itu, unsur-unsur tersebut dapat dicari dan ditemukan berdasarkan atribut-atributnya.

SIG menghubungkan sekumpulan unsur-unsur peta dengan atribut-atributnya di dalam satuan-satuan yang disebut layer. Sungai, bangunan, jalan, laut, batas-batas administrasi, perkebunan, dan hutan merupakan contoh-contoh layer. Kumpulan dari layer-layer ini akan membentuk basisdata SIG. Dengan demikian, perancangan basisdata akan menentukan efektifitas dan efisiensi proses-proses masukan, pengelolaan, dan keluaran SIG.

2.3.6 Fasilitas Sistem Informasi Geografis

Pada sebuah aplikasi SIG, terdapat beberapa fasilitas yang merupakan standar untuk melengkapi peta yang tampil di layar monitor, antara lain : 1. Legenda · Legenda adalah keterangan tentang obyek-obyek yang

ada di peta, seperti warna hijau adalah hutan, garis merah adalah jalan, simbol buku adalah universitas, dan sebagianya.

2. Skala · Skala adalah keterangan perbandingan ukuran di layar

dengan ukuran sebenarnya. 3. Zoom in / out · Peta di layar dapat diperbesar dengan zoom in dan

diperkecil dengan zoom out. 4. Pan · Dengan fasilitas pan peta dapat digeser-geser untuk

melihat daerah yang dikehendaki.

Page 38: Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

38

5. Searching · Fasilitas ini digunakan untuk mencari dimana letak

suatu feature. Bisa dilakukan dengan meng-inputkan nama atau keterangan dari feature tersebut.

6. Pengukuran · Fasilitas ini dapat mengukur jarak antar titik, jarak rute,

atau luas suatu wilayah secara interaktif 7. Informasi · Setiap feature dilengkapi dengan informasi yang dapat

dilihat jika feature tersebut di klik. Misal pada suatu SIG jaringan jalan, jika diklik pada suatu ruas jalan akan memunculkan data nama jalan tersebut, tipe jalan, desa-desa yang menjadi ujung jalan, dan jalan-jalan lain yang berhubungan dengan jalan itu.

8. Link · Selain informasi dari database, SIG memungkinkan

pula meghubungkan data feature pada peta dengan data dalam bentuk lain seperti gambar, video, ataupun web.

Dengan demikian, SIG diharapkan mampu memberikan kemudahan-kemudahan yang diinginkan, seperti : 1. Penanganan data geospasial menjadi lebih baik dalam

format baku 2. Revisi dan pemutakhiran data menjadi lebih mudah 3. Data geospasial dan informasi menjadi lebih mudah

dicari, dianalisa, dan direpresentasikan 4. Penghematan waktu dan biaya 5. Keputusan yang diambil menjadi lebih baik

2.4 Aplikasi Sistem Informasi Dalam Pemerintahan

2.4.1 Electronic Government (E-Gov) Electronic Government (e-Gov) adalah istilah

yang diberikan kepada suatu pemerintahan yang mengadopsi teknologi yang berbasis internet yang

Page 39: Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

39

dapat melengkapi dan meningkatkan program dan pelayanannya.

Di beberapa negara maju, aplikasi e-Gov telah digunakan sebagai sarana untuk memperbaiki manajemen internal dan meningkatkan pelayanan publik. Secara internal digunakan sebagai sistem pendukung dalam pembuatan keputusan dalam bentuk decision supporting system. Sedangkan dalam peningkatan pelayanan diwujudkan dalam bentuk otomatisasi pelayanan yang secara integral dihubungkan melalui media internet ataupun teknologi digital lainnya.

Di Indonesia, saat ini sudah mulai banyak lembaga-lembaga pemerintahan yang mulai memanfaatkan kemajuan teknologi informasi ini guna diaplikasikan sebagai media dalam memberikan kemudahan penyampaian informasi publik dan kemudahan pelayanan publik.

Aplikasi teknologi informasi dan komunikasi dalam administrasi pemerintahan tidak lepas dari tugas pokok dan fungsi pemerintahan itu sendiri sebagai pangkal tolaknya di satu sisi dan dari perangkat teknologi tersebut sebagai tulang punggung dari e-gov pada sisi lain. Ada 2 tugas pokok pemerintah yang perlu ditunjang yakni mengelola kebijakan dan mengelola pelayanan. Berbagai bentuk kebijakan, pengaturan, pembinaan, pengendalian serta pengawasan dan pertanggungjawaban dalam beragam jenis dan bidang kehidupan berbangsa atau untuk mengatasi maslah-masalah yang dihadapi bangsa memerlukan data dan informasi yang lengkap, akurat dan tepat waktu. Kegunaan dan peran teknologi informasi dan komunikasi adalah mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut agar terselenggara secara efektif, tepat,

Page 40: Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

40

nyaman, aman dan efisien. Tujuan aplikasi e-gov adalah : 1. Meningkatkan efisiensi dan cost-effectiveness dari

kepemerintahan 2. Memberikan berbagai jasa pelayanan kepada

masyarakat secara lebih baik 3. Memberikan akses informasi kepada publik secara

luas 4. Menjadikan penyelenggaraan pemerintahan lebih

bertanggungjawab dan transparan kepada masyarakat

Indonesia saat ini sudah mulai memanfaatkan perkembangan teknologi informasi ini dalam pelaksanaan administrasi pemerintahannya, baik dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya secara internal maupun dalam melayani masyarakat. Hal ini sudah mulai dapat dilihat dari berbagai aplikasi yang digunakan seperti Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG), Sistem Informasi Manajemen Keuangan Daerah (SIMDA) dan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK). Akan tetapi, tingkat perkembangan yang dicapai dewasa ini adalah baru dalam taraf mengotomatiskan prosedur manual yang digunakan selama ini.

2.4.2 Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK)

Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) merupakan sebuah sistem informasi yang dibangun untuk mendukung proses administrasi kependudukan yang meliputi pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil. Dengan adanya sistem ini akan terwujud database kependudukan nasional secara bertahap.

Dasar hukum pengadaan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) mengacu pada :

Page 41: Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

41

— Inpres No.3 tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan e-Government. — Kepmendagri no.94 tahun 2003 tentang Spesifikasi,

Pengadaan dan Pengendalian Blangko Kartu Keluarga, KTP, Buku Register Akte dan Kutipan Akte Catatan Sipil dalam Penerapan Sistem Administrasi Kependudukan — Undang-undang no.32 tahun 2004 tentang

Pemerintah Daerah — Keppres no.88 tahun 2004 tentang Pengelolaan

Informasi Administrasi Kependudukan — Permendagri no. 28 tahun 2005 tentang Pedoman

Penyelenggaraan Pendaftaran dan Pencatatan Sipil di Daerah — Undang-undang no.23 tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan

Pengembangan sistem ini telah dimulai pada tahun 2003 dengan diluncurkannya SIAK Online dari Kecamatan ke Data Center Kependudukan yang kemudian disusul dengan SIAK Offline di Kabupaten/Kota pada tahun 2005. SIAK Online memberikan layanan pendaftaran penduduk dan catatan sipil di Tempat Perekaman Pendaftaran Penduduk (TPDK) di kecamatan-kecamatan yang langsung terhubung dengan Data Center Direktorat Jenderal Administrasi Kependudukan (Ditjen Adminduk) melalui VPN Dial. Hingga saat ini telah terhubung sebanyak 70 kecamatan ke Data Center. Namun demikian, ada beberapa kendala yang dialami dalam pengoperasian aplikasi SIAK Online antara lain biaya koneksi VPN Dial dan lambatnya waktu transmisi.

Page 42: Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

42

Menyadari keterbatasan infrastruktur telekomunikasi di daerah-daerah, maka aplikasi SIAK Online dikonversi menjadi SIAK offline pada tahun 2005 agar daerah khususnya Kabupaten/Kota dapat memberikan layanan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil tanpa harus terhubung dengan Data Center Ditjen Adminduk Kedua aplikasi ini merupakan cikal bakal dari pengembangan database kependudukan nasional yang terkonsolidasi.

Aplikasi SIAK meliputi (Kepmendagri no.94 tahun 2003) : 1. Subsistem Pembentukan database/NIK 2. Subsistem pemutakhiran database kependudukan 3. Subsistem pemanfaatan database kependudukan

Terwujudnya database ini akan mendukung kelancaran penyelenggaraan pemerintahan umum dan fasilitas perlindungan data pribadi penduduk.Untuk mencapai terwujudnya database kependudukan nasional yang terkonsolidasi ada beberapa tahapan pengembangan sistem aplikasi yang perlu ditempuh yaitu: 1. evaluasi kondisi SIAK saat ini 2. rancangan penyempurnaan SIAK 3. penyempurnaan implementasi SIAK 4. penggelaran SIAK secara nasional

2.4.3 Nomor Induk Kependudukan (NIK) Penyusunan Rancangan Undang-Undang

Administrasi Kependudukan dilandasi niat untuk menjamin pelayanan publik. Rancangan ini mengatur pengolahan informasi administrasi kependudukan, yang akan dikelola melalui sistem informasi administrasi kependudukan. Dengan sistem ini, database

Page 43: Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

43

kependudukan akan selalu dimutakhirkan dan dijamin tingkat validitasnya.

Hal terpenting dalam Undang-Undang Administrasi Kependudukan adalah diberlakukannya nomor induk kependudukan (NIK) yang bersifat unik dan khas, tunggal, serta melekat pada seseorang sepanjang masa. NIK akan dikenakan pada setiap penduduk ketika terdaftar sebagai penduduk Indonesia dan tidak dapat diubah sampai orang itu meninggal dunia.

Gambar 2.7 Teknis Penomoran NIK

NIK merupakan alat pengendalian dan pengamanan data penduduk untuk menghindari dokumen ganda. Karena itu, NIK menjadi bagian dari database administrasi kependudukan yang dapat digunakan sebagai "kunci akses" pelayanan publik. Nantinya, NIK akan tercantum dalam setiap dokumen kependudukan, yang meliputi kartu tanda penduduk, paspor, surat izin mengemudi, nomor pokok wajib pajak, sertifikat hak atas tanah, dan tanda pengenal yang lain.

Page 44: Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

44

Dengan diberlakukannya NIK, usul adanya single identity number (SIN) dari Direktorat Jenderal Pajak dan nomor induk bersama dari Kantor Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara tidak diperlukan lagi. Sebab, NIK sudah merangkum setiap peristiwa kependudukan.

Karena jumlah penduduk Indonesia tergolong besar, maka dibutuhkan teknologi informasi yang canggih untuk menerapkan sistem ini. Namun, keterbatasan infrastruktur telekomunikasi dan pendukungnya menjadi penghalang berlakunya sistem ini, apalagi untuk melayani penduduk yang tersebar di banyak pulau.

2.5 Microsoft Access 2003

Microsoft Access 2003 merupakan Database Management System (DBMS) relasional dari Microsoft yang mengkombinasikan Microsoft Jet Database Engine relasional dengan User Interface dan perangkat pengembangan software. Microsoft Access 2003 merupakan member dari sistem Microsoft Office 2003 (Wikipedia, 2006).

Microsoft Access menyimpan data dalam formatnya sendiri berdasarkan Access Jet Database Engine. Microsoft Access 2003 memiliki format data *.mdb. Software ini juga dapat mengimport atau menghubungkan secara langsung dengan data yang disimpan dalam basis data Access lainnya, Excel, Sharepoint lists, text, XML, Outlook, HTML, Paradox, Lotus 1-2-3, atau berbagai komplian data ODBC termasuk Microsoft SQL Server, Oracle, My SQL dan PostgreSQL.

Pengembang software dan perancang data dapat menggunakan Microsoft Access untuk mengembangkan software aplikasi dan pengguna non-programmer dapat menggunakannya untuk membuat aplikasi-aplikasi sederhana. Microsoft Access mendukung beberapa teknik berbasis objek

Page 45: Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

45

tetapi tidak mampu menjadi perangkat pengembangan yang sepenuhnya berbasis objek.

Page 46: Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

46

Kelebihan Microsoft Access antara lain : 1. Mendukung jenis data yang kompleks. 2. Tabel Access mendukung tipe field standar yang

bervariasi. 3. Mempunyai kemampuan query, form untuk menampilkan

dan memasukkan data, dan laporan untuk pencetakan. 4. Mudah menempatkan basis data dalam jaringan dan dapat

digunakan oleh banyak pengguna serta meng-update data tanpa saling menganggu.

5. Microsoft Access didesain untuk mendukung banyak data dan pengguna dengan menghubungkan ke basis data lain misalnya SQL Server.

Sedangkan kelemahannya antara lain : 1. Microsoft Access tidak cocok digunakan untuk aplikasi

berbasis web (online) karena form dan reportnya didesain untuk hanya bekerja pada windows.

2. Merupakan sistem berbasis file dan tidak mempunyai fitur server seperti SQL Server, Oracle, atau komplian basis data ODBC lainnnya.

3. Tidak mempunyai overhead, hardware atau syarat lisensi solusi berbasis server.

2.6 Microsoft Visual Basic 6.0 Visual Basic untuk DOS dan Windows diperkenalkan

pada 1991. Visual Basic dibuat oleh Microsoft, merupakan bahasa pemrograman tingkat tinggi yang merupakan pengembangan dari bahasa BASIC versi DOS. BASIC (Beginners' Allpurpose Symbolic Instruction Code) merupakan bahasa pemrograman yang mudah untuk dipelajari. Perintah-perintahnya mirip dengan penggunaan bahasa sehari-hari (Inggris). Terdapat 4 versi Visual Basic, yaitu :

1. Visual Basic 3.0 dirilis 1993 2. Visual Basic 4.0 dirilis 1995

Page 47: Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

47

3. Visual Basic 5.0 dirilis 1996 4. Visual Basic 6.0 dirilis 1998, merupakan versi terbaru.

Visual Basic 6.0 untuk windows membutuhkan minimum Microsoft Windows 95/Windows NT 3.51, prosesor 486 dan RAM minimum 16 MB. Instalasi lengkap Visual Basic 6.0, the Enterprise Edition, memerlukan spasi hard disk lebih dari 250 MB.

Visual basic merupakan salah satu paket pemrograman visual yang dapat dihandalkan dalam membangun aplikasi-aplikasi bebasis windows. Visual basic ini kita gunakan untuk mendapatkan kemudahan dalam menciptakan tampilan visual yang lebih baik sesuai dengan kreasi kita, sehingga akan tampak lebih menarik.

Gambar 2.8 Interface visual basic 6.0

Dengan Visual Basic 6.0, kita dapat memilih project

baru, membuka project yang sudah ada atau membuka project yang pernah dibuka. Project adalah kumpulan dari file untuk membentuk aplikasi yang kita buat. Ada beberapa type

Page 48: Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

48

aplikasi yang dapat kita buat, akan tetapi yang biasa digunakan adalah Standard EXE. Dalam gambar 1.1 Visual Basic Enviroment terdiri dari:

1. Form adalah bagian dari project yang digunakan untuk mendesain windows yang merupakan tampilan antar muka (interface) program. Form juga digunakan untuk menampilkan label, textbox, grafik dan kontrol-kontrol lainnya yang digunakan dalam mendesain tampilan program atau untuk memasukan data.

2. Project window menampilkan file-file yang telah dibuat. 3. Properties window menampilkan properti dari macam-

macam kontrol dan objects yang dibuat. Dengan properties ini kita dapat merubah nilai dari form atau kontrol seperti caption, name, font, colour, size dan position.

4. Toolbox terdiri dari kontrol-kontrol penting untuk mengembangkan aplikasi Visual Basic. Kontrol-kontrol seperti texbox, button, label dan object lainnya diletakkan pada form sebagai input ataupun output. Toolbox menampilkan semua standar Visual Basic kontrol ditambah dengan kontrol yang bisa kita atur dalam project tersebut.

5. Toolbar Visual Basic menyediakan shortcuts untuk operasi yang biasa kita gunakan.

Jika kita membuat aplikasi dengan Visual Basic, maka kita akan mendapatkan file yang menyusun aplikasi tersebut, yaitu :

1. File Project (*.vbp) · File ini merupakan kumpulan dari aplikasi yang kita

buat. File project bisa berupa file *.frm, *.dsr atau file lainnya.

Page 49: Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

49

2. File Form (*.frm) · File ini merupakan file yang berfungsi untuk

menyimpan informasi tentang bentuk form maupun interface yang kita buat.

2.6.1 Operator Visual Basic

Operator adalah suatu simbol atau tanda untuk menyatakan suatu operasi atau proses. Operator-operator di dalam Visual Basic antara lain :

Tabel 2.1 : Tabel operator Visual Basic

(http/:www.newfs.eepis-its.edu) Jenis Operator Kegunaan

Aritmatika

+ Penjumlahan - Pengurangan * Perkalian / Pembagian ^ Pangkat

mod Sisa pembagian \ Hasil bulat pembagian & Penggabungan string

Relasi

= Sama dengan < Lebih kecil

<= Lebih kecil atau sama dengan > Lebih besar

>= Lebih besar atau sama dengan <> Tidak sama

Logika

AND Dua kondisi harus dipenuhi

OR Dari dua kondisi, akan benar bila salah satu atau lebih kondisi yang dipenuhi

NOT Invers dari kondisi yang diberikan

Page 50: Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

50

2.6.2 Kondisi dan Keputusan 1. Percabangan dengan If...Then...Else...

Percabangan berdasarkan kondisi suatu variabel atau nilai di dalam pemrograman Visual Basic dinaytakan dengan perintah : If < kondisi > Then < keputusan kondisi benar > Else < keputusan kondisi salah > End If Penulisan percabangan seperti diatas disebut dengan ”kondisi dan keputusan”. Dalam pengertian umum bisa dikatakan : Jika memenuhi kondisi maka lakukan proses keputusan untuk kondisi benar, jika tidak lakukan proses keputusan untuk kondisi salah.

2. Percabangan dengan If...Then...Else... Berantai Percabangan tidak harus hanya memiliki satu kondisi, bisa juga percabangan memiliki banyak kondisi dengan banyak proses keputusan, hal ini sering dinamakan dengan percabangan berantai.

2.7 Map Object 2.2 Map object adalah suatu software pemetaan yang

dikeluarkan oleh ESRI yang membantu programer untuk menampilkan peta pada aplikasi yang dibuatnya. Kemampuan yang dimiliki oleh Map Object antara lain : 1. Menampilkan peta pada multi layer 2. Melakukan pan dan zoom pada peta 3. Menggambar fitur grafik seperti titik, garis, lingkaran,

dan poligon 4. Melakukan identifikasi pada fitur yang ada pada peta 5. Query dan meng-up date data atribut yang ada pada

peta 6. Dan lain-lain.

Page 51: Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

51

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 52: Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

52

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini dibagi

menjadi dua, yaitu : 1. Hardware

Notebook Axioo Pico DJJ 616A dengan spesifikasi sebagai berikut: a. Intel® AtomTM Processor N270 ~ 1.6 GHz b. Memori 1 GB c. Hard Disk 160 GB

2. Software Software yang digunakan dalam penelitian ini

meliputi : a. AutoCAD Map 3D 2009 b. ArcView GIS 3.3 c. Map Object 2.2 d. Microsoft Access 2003 untuk basis data d. Microsoft Visual Basic 6 e. MS Word 2007 untuk penulisan laporan

3. Printer Lexmark Z605 4. Kamera Digital Canon Powershot A470 5. GPS Handheld

3.1.2 Bahan

Bahan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Data Spasial

a. Peta digital Kelurahan Kedung Baruk, Rungkut, Surabaya tahun 2002 skala 1: 1.000

b. Peta Kelurahan Kedung Baruk, Rungkut, Surabaya tahun 2008 skala 1: 4.500

Page 53: Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

53

2. Data Tabular / Non Spasial a. NIK (Nomor Induk Kependudukan) b. Nama Penduduk c. Tempat dan Tanggal Lahir d. Usia e. Jenis Kelamin f. Status Perkawinan g. Alamat h. Sertifikasi Tanah i. Ijin Mendirikan Bangunan (IMB)

3. Foto persil tanah 4. Data Pengukuran GPS

3.2 Lokasi Penelitian

Gambar 3.1 Daerah Penelitian

Kelurahan Kedung Baruk berada di bawah Kecamatan

Rungkut, wilayah Surabaya Timur. Luas wilayah kelurahan Kedung Baruk adalah 155, 350 Ha (berdasarkan data monografi tahun 2008), terbagi menjadi 10 RW dan 49 RT. Secara administratif, wilayah kelurahan Kedung Baruk dibatasi oleh :

1. Bagian utara berbatasan dengan Kelurahan Medokan Semampir

2. Bagian timur berbatasan dengan Kelurahan Penjaringan Sari

Page 54: Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

54

3. Bagian selatan berbatasan dengan Kelurahan Kalirungkut 4. Bagian barat berbatasan dengan Kelurahan Kalirungkut

3.3 Metodologi Penelitian

Diagram alir metodologi penelitian

Gambar 3.2 Diagram alir kegiatan penelitian

Page 55: Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

55

Berikut penjelasan dari diagram alir diatas 1. Tahap Pengumpulan Data

Pada tahap ini dilakukan pencarian dan pengumpulan data-data yang dibutuhkan. Data spasial berupa peta digital Kelurahan Kedung Baruk, Rungkut, Surabaya tahun 2002 skala 1:1.000 sebagai peta dasar pembuatan SIG ini. Data non spasial (data tabular) berupa data Nomor Induk Kependudukan (NIK), nama penduduk, tempat lahir, tanggal lahir, alamat, usia, dsb. Selain itu juga dilakukan survei lapangan melakukan pengukuran koordinat dan juga mengambil foto objek (persil lahan/bangunan) tersebut. Dalam penelitian ini, pengukuran koordinat dilakukan menggunakan GPS Handheld. Pengumpulan data survei ini dilakukan pada bulan Mei – Juni 2009.

2. Tahap Pengolahan Data Pada tahap ini dilakukan beberapa kegiatan diantaranya adalah : 1) Pembuatan Basis Data (tabular)

Pembuatan basis data bertujuan untuk mempermudah pembuatan SIG dan aplikasinya. Data yang digunakan dalam penyusunan basis data ini yaitu data tabular antara lain Nomor Induk Kependudukan (NIK), nama penduduk, tempat lahir, tanggal lahir, alamat, usia, dsb. Desain tabel dari masing-masing tabel tersebut adalah sebagai berikut :

Page 56: Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

56

a. Tabel penduduk Berisi tentang data penduduk Kelurahan Kedung Baruk, Rungkut, Surabaya.

Gambar 3.3 Desain tabel penduduk

Gambar 3.4 aplikasi basis data penduduk

Page 57: Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

57

b. Tabel statustanah Berisi tentang status sertifikasi beserta IMB dari persil-persil tanah.

Gambar 3.5 Desain tabel statustanah

Gambar 3.6 aplikasi basis data statustanah

Page 58: Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

58

c. Query Menentukan hubungan antar tabel serta memilih data-data apa saja yang harus ditampilkan dalam aplikasi SIAK.

Gambar 3.7 Desain query

Gambar 3.8 hasil aplikasi query

Page 59: Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

59

2) Pengolahan Data Spasial Pada data spasial, yaitu peta digital Kota Surabaya, dilakukan editing dan pemilihan data. Adapun alur proses pengolahan datanya adalah seperti dibawah ini.

Gambar 3.9 : Diagram alir pengolahan data Penjelasan dari diagram alir diatas adalah : Data peta digital Kelurahan Kedung Baruk, Rungkut, Surabaya .dwg yang didapatkan, dibuka kembali di autoCAD Map 3D 2009, dan digabungkan menjadi sebuah peta yang utuh. Kemudian dilakukan proses editing yang mencakup pemilihan layer-layer sesuai kebutuhan, serta penghilangan kesalahan digitasi

Page 60: Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

60

(undesshoot, overshoot, double digitized). Data yang telah diedit, disimpan dalam format (.dxf) untuk kemudian dibuka kembali menggunakan ArcView, lalu dikonversi ke format (.shp) melalui perintah convert to shapefile yang ada di menu Theme. Setelah file (.shp) disimpan, dilakukan proses editing pada tabel data tabular sebagai informasi objek tersebut. Selesai pengeditan, maka table disimpan sesuai dengan Theme-nya.

3. Tahap Aplikasi SIG Pada tahap ini, pembuatan aplikasi pemrograman SIG akan dilakukan dengan Map Object 2.2 dengan interface tampilan menggunakan Visual Basic 6.0, dimana bahasa pemrograman ini yang nantinya akan memudahkan pengguna untuk dapat menjalankan aplikasi ini. Dari hasil yang diperoleh dalam pembuatan basis data dan pengolahan data spasial memungkinkan penggabungan perancangan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) dengan studi kasus Kelurahan Kedung Baruk, Rungkut, Surabaya. a. Desain interface

Dalam tahap ini, ditentukan berapa banyak interface yang penulis perlukan atau butuhkan. Untuk penelitian ini, penulis membutuhkan 2 buah interface, 1 untuk interface utama, dan satu lagi untuk interface detail. Interface utama berisi tentang judul program beserta input yang harus dimasukkan untuk mendapatkan informasi yang diinginkan, serta bagaimana aplikasi itu nanti akan dioperasikan. interface detail berisi tentang detail informasi yang ingin diketahui dari objek (persil) yang dipilih.

Page 61: Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

61

b. Pemrograman Tahap ini merupakan implementasi hasil rancangan ke dalam program komputer yang dalam hal ini menggunakan Map Object 2.2 serta bahasa pemrograman Visual Basic 6.0. Untuk pemrograman ini diperlukan data atribut yang berupa basis data, data spasial yang berupa peta Kelurahan Kedung Baruk skala 1: 1000 dan data grafis untuk pembuatan interface untuk memperindah tampilan sehingga lebih atraktif. · Data Atribut

Data atribut ini disusun dalam bentuk sistem basis data seperti yang ditunjukkan diatas. Dalam aplikasinya nanti, basis data ini harus memiliki kemudahan dalam hal updating berupa penambahan, penghapusan data maupun peng-editan sehingga memudahkan dalam perawatan data.

· Data Spasial Data spasial berupa peta digital Kelurahan Kedung Baruk, Rungkut, Surabaya skala 1: 1000 yang berguna untuk menunjukkan posisi dari lokasi objek (persil) serta akses jalannya.

· Data Lain Data grafis yaitu berupa data gambar, foto dan tulisan yang berujuan untuk membuat interface pada sistem ini lebih menarik dan interaktif.

c. Implementasi Sistem Secara umum, implementasi sistem menjelaskan tahapan pembuatan fungsi-fungsi dalam aplikasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) ini. Koneksi database pada aplikasi ini disimpan dan diformulasikan pada module.

Page 62: Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

62

d. Pengujian Sistem Suatu sistem dapat dikatakan baik apabila sistem tersebut mampu menangani proses dengan input dan menghasilkan output yang memilki tingkat kebenaran tinggi, untuk itulah dilakukan pengujian terhadap sistem. Pengujian ini sangat berguna untuk menunjukkan seluruh kemampuan SIG pada pemakai dan pihak pembuat SIG. Dimana pengujian sistem ini berjalan dengan baik yaitu lokasi dan informasi sesuai dengan kondisi sebenarnya (Prahasta, 2001).

4. Tahap Akhir

a. Analisa Dalam penelitian ini analisa dilakukan dengan membandingkan keunggulan dan kelemahan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) offline yang dibuat dalam tugas akhir ini dengan SIAK online yang dibuat oleh pemerintah.

b. Hasil Tahap ini adalah tahap penyajian program, yaitu hasil dan aplikasi dimana program telah diuji dan dianalisa sehingga dapat dikatakan bahwa program tersebut siap diaplikasikan. Program ini harus mudah dipahami dan digunakan user atau dengan kata lain user friendly. Dengan menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic 6.0 dan Map Object 2.2 maka diharapkan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) yang dibuat sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Page 63: Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

63

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 64: Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

64

BAB IV PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISA

Dalam bab ini dijelaskan mengenai uji coba terhadap sistem yang telah dibuat beserta analisanya. Secara umum, pengujian dilakukan dengan menguji ketepatan sistem dalam merespon request dari pengguna dan menampilkan informasi. Hasil dari uji coba ini nantinya dapat digunakan sebagai masukan dalam pengembangan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) di masa mendatang. 4.1 Analisis Dengan Diagram Keterhubungan Entitas (Entity-

Relationship Diagram/ERD) ERD adalah model konseptual yang mendeskripsikan

hubungan antara penyimpanan (dalam DFD). ERD digunakan untuk memodelkan struktur data dan hubungan antar data. Dengan ERD, model dapat diuji dengan mengabaikan proses yang dilakukan.

Dalam ERD hubungan (relasi) dapat terdiri dari sejumlah entitas yang disebut dengan derajad relasi. Derajad relasi maksimum disebut dengan kardinalitas sedangkan derajad minimum disebut dengan modalitas. Jadi kardinalitas relasi menunjukkan jumlah maksimum entitas yang dapat berelasi dengan entitas pada himpunan entitas lain. Kardinalitas relasi yang terjadi diantara dua himpunan entitas (misalnya A dan B) dapat berupa :

1. Satu ke satu (one to one/ 1-1)

Setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berelasi dengan paling banyak satu entitas pada himpunan entitas B, demikian juga sebaliknya. Dalam aplikasi ini, yang mewakili kasus ini adalah hubungan NIK dengan nama penduduk. NIK bersifat unik, dimana satu NIK mewakili satu penduduk, dan sebaliknya.

Page 65: Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

65

2. Satu ke banyak (one to many/ 1- N)

Setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berelasi dengan banyak entitas pada himpunan entitas B, tetapi tidak sebaliknya.

Dalam aplikasi ini diwakili oleh hubungan antara RT/RW dengan alamat penduduk. 1 RT/RW bisa mewakili lebih dari satu alamat penduduk, tetapi satu alamat penduduk hanya bisa mengacu pada satu RT/RW.

3. Banyak ke banyak (many to many/ N –N)

Setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berelasi dengan banyak entitas pada himpunan entitas B, demikian juga sebaliknya.

Dalam aplikasi ini yang menggambarkan hubungan ini adalah penduduk dengan alamat. Satu penduduk bisa memiliki lebih dari satu alamat, dan sebaliknya satu alamat bisa ditinggali oleh lebih dari satu penduduk.

4.2 Skenario Uji Coba

Sebelum dilakukan proses uji coba, akan diidentifikasi terlebih dahulu uji coba mengenai hal apakah yang ingin dilakukan. Pada aplikasi yang telah dibuat, akan dilakukan uji coba proses. Uji coba ini dilakukan untuk mengecek apakah fungsi-fungsi yang ada dalam aplikasi berjalan dengan benar. Tolok ukur benar adalah apabila fungsi-fungsi tersebut telah berjalan sesuai dengan alur pada use case, dimana informasi yang ditampilkan sesuai dengan permintaan dari pengguna.

Berdasarkan program yang telah dibuat, proses uji coba dilakukan dengan sebuah skenario pengujian. Skenario ini untuk menunjukkan proses yang ada dalam Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK). Skenario uji coba yang dilakukan antara lain uji coba query data obyek untuk menguji penanganan terhadap data yang dimasukkan dalam di Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK).

Page 66: Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

66

Pengecekan keberhasilan uji coba dapat dilihat dari kesesuaian antara data masukkan dengan data tampilan.

4.3 Proses Uji Coba

Proses uji coba dilakukan dengan mengacu pada skenario uji coba yang telah didefinisikan pada sub bab 4.1 diatas. Terdapat 4 menu utama program yang disajikan, dimana terdiri dari dua jenis data yaitu data tabular dan data spasial.

Gambar 4.1 Menu Utama

Termasuk data tabular adalah item data penduduk,

aplikasi kependudukan, serta pembuatan surat keterangan. Item data penduduk antara lain berisi tentang input data, update data dan cari data penduduk. Aplikasi kependudukan berfungsi menyajikan pengolahan data kependudukan misalnya untuk daftar Kartu Keluarga (KK) atau Kartu Tanda Penduduk (KTP). Sedangkan opsi pembuatan surat keterangan berfungsi untuk membuat surat-surat terkait

Page 67: Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

67

administrasi kependudukan yang sudah sesuai standard an dapat langsung dicetak.

Data spasial dalam hal ini adalah informasi Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) dan sertifikasi, yang antara lain memuat peta persil tanah dengan skala 1:1000, koordinat persil, detail informasi persil (pemilik, alamat, serta status IMB dan sertifikasi tanah).

4.3.1 Uji Coba Data Tabular

a. Input Data Penduduk Pada bagian ini terdapat opsi untuk menambah

atau meng-update data penduduk. Berikut adalah contoh uji coba untuk menambah data penduduk :

Gambar 4.2 input data penduduk

Page 68: Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

68

Gambar 4.3 menyimpan data penduduk

Untuk memastikan apakah data tersebut sudah

tersimpan atau belum, dapat dilihat pada opsi cari data, sebagai berikut :

Gambar 4.4 Hasil input data penduduk

Page 69: Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

69

b. Pencarian Data Penduduk Proses uji coba yang dilakukan untuk

pencarian data penduduk adalah dengan memilih kata kunci pencarian. Terdapat tiga kata kunci pencarian yang bisa digunakan, yaitu dengan menggunakan NIK, nama atau alamat penduduk.

Berikut adalah contoh uji coba yang dilakukan dengan memasukkan kata kunci pencarian input NIK. Hasilnya adalah sebagai berikut :

Gambar 4.5 Hasil pencarian data penduduk

4.3.2 Uji Coba Data Spasial

Proses uji coba yang dilakukan adalah dengan memilih opsi Informasi Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) dan Sertifikasi pada menu utama. Maka akan tampil peta persil tanah kelurahan Kedung Baruk skala 1:1000.

Pilih lokasi yang ingin ditampilkan, misalnya dalam hal ini RT06 RW06. Maka akan ditampilkan titik-titik yang mewakili persil-persil tanah di lokasi yang dipilih, sebagai berikut :

Page 70: Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

70

Gambar 4.6 Peta Persil Tanah

Untuk melihat lebih jelas persil yang diinginkan,

disediakan fasilitas zoom in (memperbesar), zoom out (memperkecil) dan zoom extent (normal).

Page 71: Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

71

Gambar 4.7 Perbesaran (Zoom)

Klik pada titik persil yang ingin dilihat

informasinya, maka akan muncul detail informasi beserta foto sebagai berikut :

Gambar 4.8 Detail Informasi Persil Tanah

Page 72: Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

72

4.4 Analisa Uji Coba Program Dari proses uji coba yang telah dilakukan pada sub bab

sebelumnya, dilakukan evaluasi terhadap hasil yang didapatkan. Hasil uji coba pencarian data penduduk didapatkan hasil antara lain :

1. Tools yang terdapat pada program ini adalah input data, edit, cari dan simpan.

2. Untuk mendapatkan sebuah informasi tentang data penduduk, maka yang harus dilakukan user adalah menentukan NIK, nama atau alamat penduduk. Hasil yang didapatkan akan tampil sesuai dengan kriteria pilihan kita.

3. Program yang dibuat ini, dapat melakukan query berdasar nama penduduk, NIK serta alamat penduduk.

4. Hasil yang didapatkan setelah memasukkan kategori pilihan memerlukan waktu kurang lebih 5 detik.

5. Apabila data yang dicari tidak ditemukan, maka akan muncul dialog box bertuliskan “Data Tidak Ditemukan”.

Sedangkan kekurangan yang terdapat pada program aplikasi ini adalah :

1. Proses up-dating datanya rumit, karena harus melalui beberapa tahapan yang kebanyakan membutuhkan keahlian geodesi, yaitu mulai dari data dwg → shp → Map object & Visual Basic.

2. Program yang dibuat ini tidak dapat melakukan scaling terhadap objek titik.

3. Karena hanya dapat melakukan tiga query, sehingga jika kita ingin mencari yang lainnya, kita harus melihat form detail informasinya.

Page 73: Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

73

4.5 Analisa Program dibandingkan SIAK online JIka dibandingkan dengan SIAK online yang dibuat

oleh pemerintah, dapat disimpulkan bahwa program ini memiliki kelebihan dan kelemahan sebagai berikut : 4.5.1. Kelebihan

1. Tampilan (interface) lebih menarik dan mudah digunakan (user friendly).

2. Dilengkapi dengan fungsi login sehingga menjamin keamanan data, karena hanya petugas yang berwenang yang bisa mengedit data.

3. Terintegrasi dengan data spasial, informasi IMB dan sertifikasi tanah.

4. Memiliki fungsi print/cetak yang dapat mencetak data dalam format yang sudah distandarkan.

5. Biaya pembuatan dan perawatan lebih murah dibandingkan dengan SIAK online yang menggunakan Oracle.

6. Tidak tergantung pada koneksi internet yang tidak menentu.

7. Aplikasi ini nantinya dapat dikembangkan sebagai software Open Source, sehingga pemerintah tidak perlu menghamburkan banyak biaya untuk pengadaannya.

4.5.2. Kelemahan

1. Pertukaran data antar instansi tidak dapat dilakukan secara real-time.

2. Proses updating untuk data yang bukan tabular (spasial) relative rumit, karena sebagian besar prosesnya membutuhkan keahlian geodesi/geomatika. Proses yang harus dilakukan antara lain : — Dimulai dari pemrosesan .dwg di AutoCAD

MAP 3D 2009

Page 74: Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

74

— Konversi ke format .shp di ArcView GIS 3.3 — Pembuatan aplikasi dengan Map Object 2.2 — Hingga pemrograman menggunakan Microsoft

Visual Basic 6.0 Untuk selanjutnya, diharapkan dapat dibuat suatu perbaikan yang dapat melakukan updating data spasial dengan mudah.

Page 75: Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

75

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 76: Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

76

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari penelitian ini didapatkan beberapa kesimpulan antara lain: 1. Basis data kependudukan di Indonesia masih belum

terorganisasi dengan baik. 2. Penggunaan perangkat lunak Map Object & Visual

Basic memudahkan dalam penyampaian informasi kepada penggunanya meski terdapat beberapa kekurangan.

3. Kemampuan aplikasi SIAK offline lebih murah dan dapat digunakan sebagai alternatif dari SIAK online yang dibuat oleh pemerintah.

4. Peranan penggunaan NIK Nasional dan basis data kependudukan penting dalam peneggakan tertib dokumen atau administrasi kependudukan, sehingga harus mendapat perhatian sungguh-sungguh pemerintah

5.2 Saran

1. Untuk informasi yang lebih menarik, dapat ditambahkan fasilitas video.

2. Diharapkan untuk penelitian berikutnya yang bersifat infentarisasi suatu objek, sebaiknya mempertimbangkan penggunaan perangkat lunak yang lebih mudah penginstalan pada komputer yang lain, misalkan Macromedia Flash.

3. Diharapkan untuk selanjutnya aplikasi ini dapat diperbaiki, sehingga proses updating data spasial dapat dilakukan dengan lebih mudah.

Page 77: Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

77

4. Penataan landasan hukum untuk tertib penyelenggaraan pelayanan maupun kepemilikan dokumen kependudukan, dalam bentuk penerbitan Undang-undang Administrasi Kependudukan serta harmonisasi berbagai peraturan perundang-undangan yang relevan, hendaknya segera diwujudkan karena undang-undang tersebut merupakan dasar (platform) untuk berbagai penegakkan reformasi di segala bidang layaknya di negara-negara maju.

Page 78: Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

78

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 79: Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

79

Daftar Pustaka

Budiharjo, E. 1995-1996. Sistem Informasi Manajemen.

Bandung. Bidang Pendididkan dan Pelatihan Pusat Komputer PIKSI Institut Teknologi Bandung.

GIS Consortium Aceh Nias. 2007. Modul Pelatihan Arc GIS

Tingkat Dasar. Aceh Nias. GIS Consortium Aceh Nias. MADCOMS. 2004. Aplikasi Database Visual Basic 6.0 dengan

Crystal Report. Yogyakarta : Penerbit Andi. Prahasta, E. 2005. Sistim Informasi Geografis : Konsep-konsep

Dasar. CV. Bandung Informatika. Raper, J dan Green, N. 1994. GIS Tutorial 2 For Microsoft

Windows. Cambridge. Longman GeoInformation. Setiadi, Herald. 2007. Perubahan Arsitektur Database dan

Aplikasi Administrasi Kependudukan yang Sejalan dengan Otonomi Daerah. Jurnal Sistem Informasi MTI UI Vol. 3 – No. 1 – April 2007.

Utami, Ema. 2005. Konsep Dasar Pengolahan dan

Pemrograman Database dengan SQL Server, Ms. Access, dan Ms. Visual Basic. Yogyakarta : Penerbit Andi.

Indoskripsi, 2009. Implementasi Pelayanan Publik Bidang

Administrasi Kependudukan “Pembuatan Kartu Tanda Penduduk” di Kabupaten Kupang, <URLhttp://www.indoskripsi.com/implementasi-pelayanan-publik-bidang-administrasi-kependudukan-

Page 80: Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

80

“pembu-0.htm> dikunjungi pada tanggal 31 Maret 2009, jam 16.19 WIB.

Nasirudin, Arrohman. 2009. Analisis Dengan Diagram

Keterhubungan Entitas (Entity Relationship Diagram/ERD), <URLhttp://www.wordpress.com> dikunjungi pada tanggal 5 Agustus 2009, jam 13.53 WIB.

Pemkab Sidoarjo, 2009. Sistem Informasi Administrasi

Kependudukan (SIAK) Kabupaten Sidoarjo , <URLhttp://www.sidoarjo.go.id/apli_SIAKPage.htm> dikunjungi pada tanggal 31 Maret 2009, jam 11.54 WIB.

Wawan S, 2008. Urutan Pembuatan Aplikasi dengan VB,

<URLhttp://wa2n.staff.uns.ac.id/desain-pemula.html> dikunjungi pada tanggal 19 Januari 2009, jam 08.53 WIB.

Wikipedia. 2006. Microsoft Access, <URLhttp://id.wikipedia.org/wiki/Microsoft Access_2006> dikunjungi pada tanggal 19 Januari 2009, jam 07.30 WIB.

Wikipedia. 2009. Basis data,

<URLhttp://id.wikipedia.org/wiki/Basis data_2009> dikunjungi pada tanggal 5 Agustus 2009, jam 15.38 WIB.

Page 81: Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

81

Biodata Penulis

Ratih Destarina lahir di Blitar pada tanggal 11 Desember 1986. Merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Penulis yang mempunyai hobi membaca ini menempuh pendidikan formalnya antara lain di TK Teladan, SDN Babadan I Wlingi, SMPN 1 Wlingi, SMAN 1 Talun dan kemudian melanjutkan kuliah di Program Studi Teknik Geodesy

(sekarang Geomatika) ITS pada tahun 2005 dengan NRP 3505 100 041. Pada program studi ini, penulis mengambil bidang keahlian Geomatika. Penulis sempat aktif di beberapa kegiatan yang diselanggarakan oleh jurusan maupun kampus.