pengelolaan sarana dan prasarana pembelajaran di …pustaka.unp.ac.id › file › abstrak_kki ›...
Post on 01-Jul-2020
7 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN DI SMA
NEGERI 2 BATANG KAPAS
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (Strata Satu)
Oleh:
DESI SUKMA
82985/ 2007
ADMINISTRASI ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013
i
i
i
i
ABSTRAK
Judul : Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pembelajaran di SMA
Negeri 2 Batang Kapas
Penulis : Desi Sukma
Pembimbing : 1. Dra. Ermita, M.Pd
2. Drs. Irsyad, M.Pd
Penelitian ini bertitik tolak dari dugaan kurang baiknya pengelolaan sarana
dan prasarana pembelajaran di SMA Negeri 2 Batang Kapas. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengelolaan sarana dan prasarana pembelajaran yang
meliputi pengadaan, pemeliharaan, penyimpanan, penghapusan dan pengawasan
sarana dan prasarana pembelajaran yang di lihat dari persepsi guru. Pertanyaan
yang diajukan dalam penelitian ini adalah : (1) bagaimana persepsi guru terhadap
pengadaan sarana dan prasarana pembelajaran di SMA Negeri 2 Batang Kapas,
(2) bagaimana persepsi guru terhadap penyimpanan sarana dan prasarana
pembelajaran di SMA Negeri 2 Batang Kapas, (3) bagaimana persepsi guru
terhadap pemeliharaan sarana dan prasarana pembelajaran di SMA Negeri 2
Batang Kapas, (4) bagaimana persepsi guru terhadap penghapusan sarana dan
prasarana pembelajaran di SMA Negeri 2 Batang Kapas, (5) bagaimana persepsi
guru terhadap pengawasan sarana dan prasarana pembelajaran di SMA Negeri 2
Batang Kapas.
Penelitian ini bersifat deskriptif, dengan populasi semua guru SMA Negeri
2 Batang Kapas yang berjumlah 60 orang. Alat pengumpul data adalah angket
model Skala Likert dengan 5 alternatif jawaban yaitu : selalu (SL), sering (SR),
kadang-kadang (KD), jarang (JR), tidak pernah (TP). Hasil uji coba angket
menunjukkan valid dan reliable pada taraf kepercayaan 99%. Data dianalisis
dengan menggunakan rumus Mean.
Hasil penelitian menunjukkan pengelolaan sarana dan prasarana dalam hal
: (1) Pengadaan sarana berada pada kategori baik dengan skor rata-rata 3,92 (2)
Penyimpanan sarana berada pada kategori cukup dengan skor rata-rata 3,54 (3)
Pemeliharaan sarana berada pada kategori cukup dengan skor rata-rata 3,25 (4)
Penghapusan sarana berada pada kategori baik dengan skor rata-rata 3,62 (5)
Pengawasan sarana berada pada kategori baik dengan skor rata-rata 3,68.
Secara umum pengelolaan sarana dan prasarana pembelajaran di SMA
Negeri 2 Batang Kapas berada pada kategori baik dengan skor rata-rata 3,60.
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas kasih
dan anugerah-Nya yang serta menyertai penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini. Selanjutnya shalawat dan salam penulis mohonkan kepada Allah untuk
disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah meninggalkan tuntunan
hidup bagi manusia yaitu Al-Qur’an dan Sunnah.
Skripsi ini disusun merupakan bagian dari persyaratan untuk meyelesaikan
Studi Program Sarjana (S1) Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Padang. Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis
telah menerima bantuan dan semangat dari berbagai pihak tertentu, baik berupa
moril maupun materil. Untuk itu penulis sepantasnya menyampaikan terima kasih
dan penghormatan yang sebesar-besarnya kepada Yth :
1. Ibu Dra. Ermita, M.Pd selaku pembimbing I dan Drs. Irsyad M.Pd selaku
pembimbing II yang telah membimbing dan mengarahkan penulis sehingga
penulisan skripsi ini dapat diselesaikan.
2. Bapak Dr. Ahmad Sabandi, M.Pd selaku Ketua Jurusan dan ibuk Dra.
Nellitawati, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan Administrsi Pendidikan
Universitas Negeri Padang.
3. Dosen serta karyawan/i FIP UNP yang telah memberikan bantuan dan
motivasi dalam mengikuti perkuliahan dan penyelesaian skripsi ini.
4. Guru-guru Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2 Batang Kapas yang
ikut berpartisipasi dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Tidak lupa kepada teman-teman seperjuangan Angkatan 2007, yang selalu
memberikan bantuan dan semangat baik secara moril maupun spiritual kepada
penulis.
6. Teristimewa buat Ayahanda dan Ibunda yang telah mengasuh, mendidik dan
membimbing penulis dengan penuh kasih sayang atas dukungan moril dan
materil serta dorongan do’a, dan saudara-saudariku yang selalu memberikan
dukungan serta motivasi untuk penulis.
iii
Penulis menyadari bahwa skripsi yang penulis susun ini masih banyak
terdapat berbagai kelemahan dan kekurangan. Penulis mengharapkan saran dan
kritikan yang konstruktif dari semua pihak atau pembaca yang telah membaca
skripsi ini untuk kesempurnaan tulisan ini dimasa yang akan dating.
Terakhir penulis menyampaikan harapan semoga penelitian sederhana
yang penulis susun ini dapat bermanfaat dan berguna untuk kepentingan dan
kemajuan organisasi di masa yang akan datang. Amiin.
Padang, Januari 2013
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ..................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 3
C. Pembatasan Masalah ..................................................................... 5
D. Perumusan Masalah ....................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian .......................................................................... 6
F. Pertanyaan Peneliian ..................................................................... 6
G. Kegunaan Penelitian ....................................................................... 7
BAB II KAJIAN TEORITIS
A. Konsep Dasar Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pembelajaran ... 8
B. Kegiatan Pengelolaan Sarana dan Prasarana .................................. 14
C. Kerangka Konseptual ..................................................................... 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian ............................................................................ 28
B. Defenisi Operasional ...................................................................... 28
v
C. Populasi Penelitian ........................................................................ 29
D. Jenis Data dan Sumber Data ......................................................... 29
E. Instrumen Penelitian dan Penyusunannya ...................................... 29
F. Teknik Analisis Data ...................................................................... 31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Penelitian .............................................................. 33
B. Pembahasan ................................................................................... 44
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 51
B. Saran .............................................................................................. 52
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 53
LAMPIRAN .................................................................................................... 56
vi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pembelajaran melalui Pengadaan ...... 34
2. Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pembelajaran melalui Penyimpanan .. 36
3. Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pembelajaran melalui Pemeliharaan .. 38
4. Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pembelajaran melalui Penghapusan .. 40
5. Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pembelajaran melalui Pengawasan .... 42
6. Rekapitulasi Skor Rata-Rata Pengelolaan Sarana dan Prasarana
Pembelajaran di SMA Negeri 2 Batang Kapas ......................................... 43
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Konseptual Penelitian Pengelolaan Sarana dan Prasarana di
SMA Negeri 2 Padang .............................................................................. 27
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Kisi-kisi Angket ........................................................................................ 56
2. Angket Penelitian ...................................................................................... 58
3. Analisa Hasil Uji Coba Angket Penelitian ................................................ 61
4. Uji Validitas dan Reliabilitas .................................................................... 65
5. Surat Izin Penelitian ..................................................................................
6. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian .........................................
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sekolah merupakan organisasi pendidikan yang menghasilkan sumber
daya manusia yang berkualitas tersebut. Oleh sebab itu peningkatan mutu
pendidikan harus menjadi perhatian dari berbagai pihak. Peningkatan mutu
pendidikan menurut Depdikbud (1996) dapat dilakukan melalui perbaikan dan
penyempurnaan kurikulum, pembinaan tenaga pendidikan, peningkatan
system pengelolaan dan proses pembelajaran serta pengelolaan sarana dan
prasarana. Upaya tersebut merupakan hal yang sangat perlu dilaksanakan oleh
pengelola pendidikan, demi suksesnya proses pembelajaran di sekolah. Usaha
yang dilakukan itu tidak akan berhasil secara maksimal apabila tidak ditunjang
dengan ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai untuk
mendukung pelaksanaan kegiatan sekolah.
Sarana dan prasarana merupakan salah satu komponen yang memilki
peran penting dalam mencapai tujuan pendidikan, karena sarana dan prasarana
merupakan fasilitas penunjang proses pendidikan, mengingat pentingnya
peran sarana dan prasarana dalam mencapai tujuan pendidikan, maka ini perlu
dikelola dengan baik, agar dapat dipergunakan secara optimal dalam proses
pendidikan. Wijono (1989) menyatakan bahwa sarana dan prasarana sekolah
haruslah dikelola ataupun di administrasikan dengan baik karena pengelolaan
sarana dan prasarana pendidikan yang baik akan menunjang kelancaran
2
pelaksanaan pendidikan, atau akan memberikan kontribusi untuk jalannya
proses pendidikan.
Pengelolaan sarana dan prasarana meliputi kegiatan merencanakan,
mengadakan, menyimpan, pemeliharaan, menyalurkan, penghapusan dan
mengawasi sehingga sarana dan prasarana tersebut dapat didaya gunakan
menurut fungsinya masing-masing. Pengelolaan sarana dan prasarana tersebut
jika salah satu dari proses diatas terabaikan maka tujuan tidak akan dicapai
dengan optimal.
Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang digunakan
secara langsung untuk menunjang proses pendidikan di sekolah seperti, kursi,
meja, papan tulis, alat pelajaran, alat-alat praktek keahlian dan lain
sebagainya. Sedangkan prasarana pendidikan adalah semua peralatan atau
perlengkapan yang dipergunakan secara tidak langsung menunjang jalannya
proses pendidikan di sekolah seperti: perpustakaan, ruang kelas, ruang
praktek, Wc dan lain sebagainya.
Berdasarkan pengamatan penulis pada Sekolah Menengah Atas (SMA)
Negeri 2 Batang Kapas pengelolaan sarana dan prasarana pembelajaran belum
terkelola dengan baik. Hal ini terlihat dari adanya pengadaan sarana
pembelajaran yang belum sesuai dengan yang dibutuhkan, contohnya buku-
buku dan modul yang digunakan sebagai penunjang pembelajaran masih
belum mencukupi, terlihat dari masih adanya siswa yang belum mendapat
buku/modul pada saat PBM berlangsung. Penyimpanan sarana belum
dilakukan dengan baik, contohnya alat labor/pratikum yang sudah digunakan
3
tidak diletakkan pada tempatnya. Pemeliharaan sarana belum dilakukan
dengan baik contohnya : masih adanya alat labor yang rusak sehingga pada
saat proses pratikum siswa sulit untuk menggunakan alat tersebut.
Penghapusan sarana barang hendaknya sesuai dengan daftar inventaris
dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku. Sarana dan prasarana pembelajaran
yang sudah rusak masih dipakai dan ada alat-alat pembelajaran yang tidak
ditemukan atau hilang pada saat dipergunakan, Peralatan dan buku-buku
dibiarkan tanpa dirawat dengan baik, ada alat-alat praktek yang kotor dan
berdebu karena tidak dibersihkan. Berdasarkan fenomena di atas penulis ingin
melakukan penelitian lebih jauh dengan judul Pengelolaan Sarana dan
Prasarana Pendidikan di SMA Negeri 2 Batang Kapas.
B. Identifikasi Masalah
Sekolah sebagai bentuk organisasi diartikan sebagai wadah dari
kumpulan manusia yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu yakni
tujuan pendidikan. Keberhasilan program pendidikan dalam proses belajar
mengajar sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu siswa, kurikulum,
tenaga kependidikan, dana, prasarana dan sarana, dan faktor lingkungan
lainnya. Apabila faktor tersebut terpenuhi dengan baik pada gilirannya akan
menghasilkan dan meningkatkan mutu pendidikan. Salah satu faktor yang
mendukung keberhasilan program pendidikan dalam proses pembelajaran
yaitu sarana dan prasarana.
4
Syahril (2000:2) mengemukakan bahwa: Sarana adalah seluruh barang
atau benda yang digunakan secara langsung dalam menunjang proses
pendidikan seperti meja, kursi, papan tulis, alat peraga, dan sebagainya,
sedangkan prasarana adalah barang atau benda yang secara tidak langsung
dapat menunjang poses pendidikan seperti taman sekolah, gedung, ruangan,
halaman sekolah, Wc dan lain-lain.
Sarana prasarana sangat perlu dilaksanakan untuk menunjang
keterampilan siswa agar siap bersaing terhadap pesatnya teknologi. Sarana
prasarana merupakan bagian penting yang perlu disiapkan secara cermat dan
berkesinambungan, sehingga dapat dijamin selalu terjadi KBM yang lancar.
Dalam penyelengaraan pendidikan, sarana prasaran sangat di butuhkan untuk
menghasilkan KBM yang efektif dan efisien. Sarana dan prasarana merupakan
unsur yang cukup berperan penting sebagai penunjang untuk kelancaran
kegiatan di sekolah. Agar setiap barang yang di miliki senantiasa berfungsi
dan digunakan dengan lancar tanpa banyak menimbulkan gangguan atau
hambatan, maka barang-barang tersebut perlu dirawat secara baik dan kontiniu
untuk menghindarkan adanya unsur-unsur pengganggu atau perusaknya.
Sarana dan prasarana adalah semua fasilitas yang diperlukan untuk pencapaian
tujuan agar dapat berjalan dengan baik, lancar, teratur, efektif dan efisien.
Oleh sebab itu sarana dan prasarana sekolah harus dikelola dan dipelihara
dengan baik oleh semua warga sekolah.
5
C. Pembatasan Masalah
Mengingat begitu luasnya permasalahan ini dan keterbatasan waktu,
tenaga dan kemampuan, maka penelitian ini dibatasi hanya meneliti mengenai
pengelolaan sarana dan prasarana pembelajaran yang ada di SMA Negeri 2
Batang Kapas. Pengelolaan sarana dan prasarana pembelajaran akan dilihat
dari: pengadaan, penyimpanan, pemeliharaan, penghapusan dan pengawasan.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka permasalahan yang
akan diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pengadaan sarana dan prasarana pembelajaran di SMA
Negeri 2 Batang Kapas?
2. Bagaimanakah penyimpanan sarana dan prasarana pembelajaran di SMA
Negeri 2 Batang Kapas?
3. Bagaimanakah pemeliharaan sarana dan prasarana pembelajaran di SMA
Negeri 2 Batang Kapas?
4. Bagaimanakah penghapusan sarana dan prasarana pembelajaran di SMA
Negeri 2 Batang Kapas?
5. Bagaimanakah pengawasan sarana dan prasarana pembelajaran di SMA
Negeri 2 Batang Kapas?
6
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang:
1. Pengadaan sarana dan prasarana pembelajaran di SMA Negeri 2 Batang
Kapas.
2. Pemeliharaan sarana dan prasarana pembelajaran di SMA Negeri 2 Batang
Kapas.
3. Penyimpanan sarana dan prasarana pembelajaran di SMA Negeri 2 Batang
Kapas.
4. Penghapusan sarana dan prasarana pembelajaran di SMA Negeri 2 Batang
Kapas.
5. Pengawasan sarana dan prasarana pembelajaran di SMA Negeri 2 Batang
Kapas.
F. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka yang menjadi pertanyaan
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pengadaan sarana dan prasarana pembelajaran di SMA Negeri
2 Batang Kapas?
2. Bagaimana pemeliharaan sarana dan prasarana pembelajaran di SMA
Negeri 2 Batang Kapas?
3. Bagaimana penyimpanan sarana dan prasarana pembelajaran di SMA
Negeri 2 Batang Kapas?
4. Bagaimana penghapusan sarana dan prasarana pembelajaran di SMA
Negeri 2 Batang Kapas?
7
5. Bagaimana pengawasan sarana dan prasarana pembelajaran di SMA
Negeri 2 Batang Kapas?
G. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi:
1. Kepala sekolah SMAN 2 Batang Kapas sebagai masukan untuk
peningkatan pengelolaan sarana dan prasaran pembelajaran di sekolah.
2. Semua guru SMAN 2 Batang Kapas untuk lebih dapat meningkatkan
sarana dan prasarana pembelajaran di sekolah agar dapat membantu
pelaksanaan pembelajaran di sekolah.
3. Pengawas sekolah memberi pembinaan terhadap kepala sekolah dan guru
dalam pegelolaan sarana dan prasarana pembelajaran dalam upaya
peningkatan mutu pendidikan di sekolah SMA Negeri 2 Batang Kapas.
4. Peneliti untuk menambah ilmu pengetahuan.
8
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Konsep Dasar Pengeloaan Sarana dan Prasarana Pembelajaran
1. Pengertian Pengelolaan
Pengelolaan merupakan suatu aktivitas yang penting yang tidak
dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhan. Tujuan
pendidikan akan sulit dicapai apabila proses pendidikan itu tidak terkelola
dengan baik karena pengelolaan itu sendiri sangat berkaitan dengan proses
mananjemen seperti perencanaan, pengorganisasian, pengawasan, dan
evaluasi. Menurut G.R Terry yang dikutip oleh Malayu (2001:2)
manajemen adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-
tindakan perencanaan, pengorganisasian dan pengendalian yang dilakukan
untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan
sumberdaya manusia dan sumber-sumber lainnya. Kemudian Malayu
(2001) mengemukakan bahwa “ Manajemen atau pengelolaan adalah ilmu
dan seni mengatur proses pemanfaatan SDM dan sumber lainnya secara
efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu.
Dari berbagai pengertian pengelolaan atau manajemen oleh para
ahli, maka dapat di ambil kesimpulan bahwa pengelolaan merupakan
serangkaian kegiatan pengaturan yang di lakukan dan pemanfaatan sumber
daya manusia dan sumber daya lainnya yang ada dengan menerapkan
fungsi-fungsi manajemen untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan
secara efektif dan efisien.
9
2. Pengertian Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan salah satu komponen pendidikan
yang mendukung keberhasilan proses pembelajaran di sekolah. Menurut
Mulyasa (2002: 49):
Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang
secara langsung dipergunakan dan menunjang proses
pendidikan khususnya proses belajar mengajar seperti
gedung, ruang kelas, meja, kursi serta alat-alat dan media
pengajaran. Adapun prasarana pendidikan adalah fasilitas
ynag secara tidak langsung menunjang jalannya proses
pendidikan atau pengajaran seperti halaman, kebun
sekolah, taman sekolah, jalan menuju sekolah, tetapai jika
dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar
mengajar seperti taman sekolah untuk pelajaran biologi dan
halaman sekolah sebagai lapangan olahraga.
Wijono (1989:154) berpendapat sarana adalah semua fasilitas yang
diperlukan dalam proses belajar mengajar yang bergerak maupun tidak
bergerak agar mencapai tujuan pendidikan dapat berjalan lancar, teratur,
efektif dan efisien. Sedangkan prasarana pembelajaran adalah semua
barang atau fasilitas yang secara tidak langsung dapat digunakan dan
menunjang dalam proses pembelajaran seperti perpustakaan, laboratorium,
lapangan, mushalla dan sebagainya. Selanjutnya menurut Hendayat
Soetopo (1982:183) sarana dan prasarana sekolah meliputi peralatan dan
perlengkapan yang langsung digunakan dalam proses pendididikan.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sarana
adalah semua barang yang dapat digunakan dalam pelaksanaan kegiatan
yang menunjang secara langsung dalam proses pembelajaran baik itu
barang bergerak maupun tidak bergerak dalam pencapaian tujuan
pembelajaran di sekolah, misalnya kursi, meja, buku.
10
3. Pengertian Pengelolaan Sarana dan Prasarana
Suksesnya pembelajaran di sekolah diukung oleh adanya
pendayagunaan semua sarana dan prasarana pendidikan yang ada di
sekolah secara efektif dan efisien. Sarana dan prasarana yang ada di
sekolah tersebut perlu didayagunakan dan dikelola untuk kepentingan
proses pembelajaran di sekolah. Untuk memahami pengertian pengelolaan
sarana dan prasarana perlu di ketahui pengertian pengelolaan. Pengelolaan
itu dimaksudkan agar dalam menggunakan sarana dan prasarana di sekolah
bisa berjalan dengan efektif dan efisien. Pengelolaan sarana dan prasarana
merupakan kegiatan yang amat penting di sekolah, karena keberadaannya
akan sangat mendukung terhadap suksesnya proses pembelajaran di
sekolah. Sarana pendidikan ini berkaitan erat dengan semua perangkat,
peralatan, bahan dan perabot yang secara langsung digunakan dalam
proses belajar mengajar. Sedangkan prasarana pendidikan berkaitan
dengan semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung
menunjang pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah seperti ; ruang,
perpustakaan, kantor sekolah, UKS, ruang osis, tempat parkir, ruang
laboratorium, dll.
Menurut Debdikbud (1996:144) pengelolaan merupakan suatu
proses melakukan sesuatu kegiatan yang harus di lakukan oleh pengelola
(manajer) dengan menggunakan tenaga orang lain, atau proses yang
membantu merumuskan kebijaksanaan dan tujuan organisasi. Menurut
Mulyasa (2002:50) menyatakan manajemen sarana dan prasarana
11
pendidikan bertugas untuk mengatur dan menjaga sarana dan prasarana
pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara optimal dan berarti
ada jalannya proses pendidikan. Ibrahim Bafadal (2002:9) mengemukakan
pengelolaan sarana dan prasarana adalah sebagai suatu proses kegiatan
dalam rangka mengatur, menata dan mengorganisir secara sistematik dan
berdayaguna semua sarana dan prasarana yang ada menurut fungsinya
masing-masing dalam rangka menunjang pencapaian tujuan secara efektif
dan efisien.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa
pengelolaan sarana dan prasarana adalah proses dalam mengelola fasilitas
yang di perlukan pada kegiatan proses pembelajaran seperti gedung, ruang
kelas, meja, alat-alat dan media pengajaran agar tercapainya tujuan
pendidikan yang berjalan lancer, teratur, efektif dan efisien
4. Pentingnya Pengelolaan Sarana dan Prasarana
Pengelolaan sangat penting bagi suatu organisasi karena tidak ada
satupun organisasi yang tidak melakukan kegiatan pengelolaan, baik
pengelolaan sumberdaya manusia maupun pengelolaan sarana.
Depdikbud (1996:10) menyatakan bahwa sumber organisasi yang berupa
manusia, sarana dan prasarana dan sebagainya harus di organisasikan, di
interaksikan dan di koordinasikan serta di arahkan demi tercapainya
tujuan organisasi. Kemudian Handoko (1984:6) menguraikan bahwa ada
tiga alasan utama di perlukannya pengelolaan yaitu:
12
a. Pengelolaan di butuhkan untuk mencapai tujuan organisasi dan
pribadi.
b. Pengelolaan di butuhkan untuk menjaga keseimbangan antara tujuan-
tujuan,sasaran-sasaran, kegiatan-kegiatan yang salaing bertentangan
dari pihak-pihak yang saling berkepentingan dalam organisasi, antara
bendahara dan sekretaris.
c. Dengan adanya pengelolaan di harapkan efektivitas dan efesiensi
dalam pencapain tujuan organisasi akan terwujud.
Berdasarkan pendapat di atas dapat di artikan bahwa pengelolaan
sarana dan prasarana sekolah sangat penting untuk di lakukan. Apabila
sarana dan prasarana sekolah di kelola dengan baik, maka akan mendapat
suatu hasil yang baik pula. Sarana dan prasarana seperti kursi, meja, alat-
alat tulis, gedung, pustaka dan lain sebagainya harus di kelola dengan baik,
sehingga tercapainya tujuan sekolah. Jadi jelasnya sarana dan prasarana
perlu di kelola dengan baik sehingga akan memperlancar pelaksanaan
proses pendidikan di sekolah.
5. Tujuan Pengelolaan sarana dan Prasarana
Menurut Syahril (2000:5), tujuan pengelolaan sarana dan prasarana
adalah:
a. Menunjang pembangunan nasional secara tepat dan berdaya guna.
Pendidikan harus menjadi input yang baik bagi pembangunan. Hal ini
sesuai dengan fungsi sarana dan prasarana sebagai unsur penunjang
dalam pelaksanan kegiatan.
13
b. Untuk melihat dan mengetahui kekayaan suatu organisasi dalam
bentuk material atau barang-barang yang memungkinkan dapat dinilai
dengan uang.
c. Untuk melihat dan mengetahui inventarisasi barang-barang milik suatu
organisasi atau instansi dalam berbagai bentuk baik jenis, jumlah,
keadaan maupun kualitasnya.
d. Untuk mengetahui apakah barang-barang tersebut benar-benar sudah
dimanfaatkan saecara tepat.
e. Untuk mengetahui efisiensi pendayagunaan keuangan negara baik
yang bersumber dari anggaran rutin, anggaran pembangunan maupun
dari masyarakat.
f. Untuk bahan masukan dalam pertimbangan dalam penyusunan
kebijaksanaan di bidang pendidikan dalam rangka pembangunan
pendidikan pada tahun-tahun ynag akan datang.
Selanjutnya Ibrahim Bafadal (2002:5), menguraikan tujuan
pengelolaan sarana dan prasarana sebagai berikut:
a. Mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana melalui sistem
perencanaan yang hati-hati dan seksama.
b. Mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana secara tepat dan
efisien.
c. Mengupayakan pemeliharaan dan penyimpanan sarana sehingga
keberadaanya selalu dalam kondisi siap pakai dalam setiap di perlukan.
14
Hanafi dikutip Muchyar (2001:58) bahwa tujuan pengelolaan
sarana adalah “untuk meningkatkan unjuk kerja dan proses pembelajaran,
menekankan pengeluaran biaya perbaikan dan perencanaan biaya secara
efektif”. Jadi tujuan adanya pengelolaan terhadap sarana dan prasarana
tersebut bermanfaat sekali terhadap sekolah dan pemakaiannya dalam
upaya pencapain tujuan sekolah secara efektif dan efisien.
B. Kegiatan Pengelolaaan Sarana dan Prasarana
Kegiatan pengelolaan sarana dan prasarana menurut Mulyasa
(2002:50) meliputi pengadaan, penyimpanan, pemeliharaan, penghapusan, dan
pengawasan. Adapun proses dari kegiatan pengelolaaan sarana dan prasarana
yang berhubungan dengan proses belajar mengajar adalah:
1. Pengadaaan
Pengadaan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
menyediakan sarana dan prasarana pendidikan yang diperlukan untuk
menunjang pelaksanaan tugas - tugas sekolah. Sutjipto dan Basori (2000),
mengemukakan “pengadaan adalah kegiatan untuk menghadirkan
perlengkapan disekolah”. Sejalan dengan pendapat Ibrahim Bafadal
(2003:30), bahwa: “Pengadaan perlengkapan pendidikan pada dasarnya
merupakan upaya merealsasikan rencana pengadaan perlengkapan yang
telah disusun sebelumnya”.
Menurut Ary Gunawan (1996) pengadaan adalah kegiatan yang
dilakukan untuk menyediakan semua jenis sarana dan prasarana
pendidikan persekolahan yang sesuai dengan kebutuhan dalam rangka
15
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam konteks persekolahan,
pengadaan merupakan segala kegiatan yang dilakukan dengan cara
menyediakan semua keperluan barang atau jasa berdasarkan hasil
perencanaan dengan maksud untuk menunjang kegiatan pembelajaran agar
berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
Pengadaan sarana dan prasarana merupakan fungsi operasional
pertama dalam manajemen sarana dan prasarana pendidikan persekolahan.
Fungsi ini pada hakikatnya merupakan serangkaian kegiatan untuk
menyediakan sarana dan prasarana pendidikan persekolahan sesuai dengan
kebutuhan, baik berkaitan dengan jenis dan spesifikasi, jumlah, waktu
maupun tempat, dengan harga dan sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Depdikbud (1997:30), mengemukakan bahwa pengadaan sarana
dapat dilakukan dengan cara :
a. Membeli yaitu kegiatan yang dilakukan untuk mengalihkan
kepemilikan barang dari satu pihak kepada pihak lainnya dengan cara
menukar barang dengan uang. Kegiatan membeli dapat dilakukan
melalui lelang, penunjukan langsung, dan pembelian.
b. Hibah yaitu pengalihan kepemilikan barang dari satu pihak kepada
pihak lain tanpa memberikan penggantian.
c. Hadiah yaitu pengalihan kepemilikan barang dari satu pihak kepada
pihak lain yang merupakan penghargaan atas tindakan yang dilakukan.
16
d. Menyewa yaitu pemanfaatan barang milik orang/ instansi lain selama
jangka waktu tertentu dengan imbalan tertentu.
e. Menukar yaitu pengalihan kepemilikan barang dari satru pihak kepada
pihak lain dengan memberikan penggantian yang seimbang
f. Pinjam Pakai yaitu pengalihan pengguanaan barang dari satu pihak
kepada pihak lain dalam jangka waktu tertentu tanpa memberikan
imbalan tertentu.
Hendayat Soetopo (1982) lebih lanjut mengemukakan tentang
prinsip dalam pengadaan perlengkapan sekolah adalah:
a. Semua orang yang ikut melaksanakan secara teratur mengenai
peralatan tersebut haruslah ikut dilibatkan dalam proses pemilihan.
b. Peralatan sekolah hendaknya sesuai dengan keadaan interest kebutuhan
dan kematangan anak.
c. Ukuran peralatan hendaknya sesuai dengan keadaan murid, maka
pengadaan peralatan berbeda tiap kelas.
d. Lebih baik peralatan bervariasi artinya peralatan itu bentuk dan
ukurannya berbeda sehingga lebih menarik dan mudah disesuaikan
dengan kepentingan kelas.
e. Semua kelas hendaknya tidak diberi peralatan yang sama persis, maka
semakin berbeda tingkatannya maka berbeda pula peralatannya.
f. Secara umum pengadaan seluruh sarana dan prasarana yang
dibutuhkan dapat dilakukan dengan cara membeli, menerima hibah dan
menyewa.
17
Menurut Ary Gunawan (1996) secara umum dalam membuat
perencanaan pengadaan sarana dan prasaran pendidikan tersebut harus
melalui proses sebagai berikut :
a. Menyusun daftar perencanaan pengadaan berdarkan analisis kebutuhan
dari masing-masing satuan organisasi.
b. Menyusun daftar perkiraan biaya atau harga barang-barang atau alat-
alat yang diperlukan berdasarkan satandar yang telah ditentukan.
c. Menetapkan skala prioritas pengadaannya berdasarkan dana yang
tersedia serta urgensi kebutuhan.
2. Penyimpanan
Penyimpanan merupakan kegiatan pengurusan, penyelenggaraan
dan pengaturan barang persediaan di dalam ruang penyimpanan atau
gudang penyimpanan barang. Menurut Ary Gunawan (1996:139),
menyatakan bahwa menyimpan adalah kegiatan menampung atau
mewadahi hasil penyimpanan barang-barang baik yang belum maupun
yang akan di distribusikan.
Menurut Ary Gunawan (1996) penyimpanan sarana dan prasarana
pendidikan adalah kegiatan menyimpan suatu barang baik berupa perabot,
alat tulis kantor, surat - surat maupun barang elektronik dalam keadaan
baru ataupun sudah rusak yang dapat dilakukan oleh seorang beberapa
orang yang ditunjuk atau ditugaskan pada lembaga pendidikan. Aspek
yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan adalah aspek fisik dan aspek
administratif. Aspek fisik dalam penyimpanan adalah wadah yang
18
diperlukan untuk menampung barang milik negara berasal dari pengadaan.
Aspek ini biasa disebut gudang, yang dapat dibedakan menjadi:.
a. Gudang pusat, yaitu gudang yang diperlukan untuk menampung
barang hasil pengadaan yang terletak pada unit. Biasanya gudang pusat
juga digunakan untuk menyimpan barang yang akan dijadikan
stok/persediaan.
b. Gudang penyalur, yaitu gudang yang digunakan untuk menyimpan
barang sementara sebelum disalurkan ke unit atau satuan kerja yang
membutuhkan.
c. Gudang transit, yaitu gudang yang digunakan untuk menyimpan
barang sementara sebelum disalurkan ke unit atau satuan kerja yang
membutuhkan.
d. Gudang pemakai, yaitu gudang yang digunakan untuk meyimpan
barang-barang yang akan dan telah digunakan dalam pelaksanaan
kegiatan.
Aspek administratif adalah hal-hal yang diperlukan untuk
mendukung pelaksanaan kegiatan dalam penyimpanan seperti:
bendaharawan kepala gudang, urusan tata usaha, urusan penerimaan,
urusan penyimpanan, dan pemeliharaan, urusan pengeluaran. Struktur
organisasi penyimpanan.
Menurut Ary Gunawan (1996) adapun prosedur dan tata cara
penyimpanan barang itu antara lain :
19
a. Penerimaan, hal-hal yang dilakukan dalam penerimaan barang antara
lain:
1) Menerima pemberitahuan pengiriman barang dari pihak yang
menerima barang. Mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan
dalam penerimaan dan pemeriksaan barang.
2) Memeriksa barang yang diterima baik fisik maupun kelengkapan
administrasi seperti surat kepemilikan.
3) Membuat berita acara penerimaan dan hasil pemeriksaan barang.
b. Penyimpanan barang dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam hal
ini adalah:
1) Meneliti barang-barang yang akan disimpan
2) Menyiapkan barang-barang tersebut berdasarkan pengelompokkan-
pengelompokkan tertentu/harga
3) Mencatat barang tersebut ke dalam buku penerimaan, kartu barang
dan kartu stok.
4) Membuat denah lokasi barang-barang yang disimpan agar dapat
dikeluarkan secara tepat.
5) Pengeluaran barang dilakukan berdasarkan Surat Perintah
Mengeluarkan Barang (SPMB).
c. Penyimpanan sarana dapat dikatakan suatu kegiatan simpan
menyimpan suatu barang baik berupa perabot, alat tulis kantor, surat-
surat maupun barang elektronik dalam keadaan baru maupun rusak
20
dapat dilakukan oleh seorang beberapa orang yang ditunjuk pada suatu
sekolah.
d. Penyimpanan barang dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan sebagai
berikut:
1) Barang-barang yang sudah diterima, dicatat, digudangkan, diatur,
dirawat, dan dijaga secara tertib, rapi dan aman.
2) Menyelenggarakan administrasi penyimpanan dan penggunaan atas
semua barang yang ada dalam ruang atau gudang.
3) Secara berkala atau insidental diadakan pengontrolan dan
perhitungan barang persediaan agar diketahui apakah memenuhi
kebutuhan.
4) Laporan tentang keadaan penyimpanan dibuat sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
e. Kegiatan penyimpanan meliputi menerima, menyimpan, dan
mengeluarkan barang di gudang.
Gudang dibedakan menurut bentuknya menjadi:
1) Gudang terbuka adalah gudang yang tidak berdinding dan tidak
beratap, tetapi berlantai dan harus dikeraskan sesuai dengan berat
barang-barang yang akan disimpan.
2) Gudang tertutup adalah gudang berdinding dan beratap yang
konstruksinya disesuaikan dengan fungsi gudang itu.
Menurut Ary Gunawan (1996) cara menyimpan barang yang
baik dan benar antara lain:
21
1) Barang yang sudah diterima, dicatat, digudangkan, diatur, dirawat,
dan dijaga secara tertib, rapi, dan aman.
2) Dibuatkan daftar nama tempat barang penyimpanan agar mudah
ditemukan.
3) Barang yang mudah rusak dimasukan ke dalam pelindung (lemari).
4) Barang-barang yang kecil seperti barang ATK disimpan dalam
sebuah wadah yang mudah dijangkau dan ditemukan.
5) Barang-barang yang besar ditempatkan dengan aman dan nyaman.
6) Barang elektronik sebaiknya disimpan di ruangan yang lebih aman
seperti besi teralis.
7) Barang yang terbuat dari kertas diusahakan jauh dari tempat basah,
lembab, dan air.
8) Barang yang disimpan dalam lemari sebaiknya sering dibuka untuk
menghindari penjamuran bila lembab.
9) Semua alat-alat dan perlengkapan harus disimpan di tempat yang
bebas dari faktor perusak seperti panas, lembab, dan lapuk.
10) Mudah ditemukan bila sewaktu-waktu diperlukan.
11) Semua penyimpanan harus diadministrasikan menurut ketentuan
bahwa persediaan lama harus lebih dulu digunakan.
12) Harus diadakan inventarisasi secara berkala.
13) Sebaiknya dilakukan kontrol atau service terhadap barang-barang
tertentu agar tidak mudah rusak.
22
14) Laporan tentang keadaan penyimpanan dibuat sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Barang-barang yang sudah dianggarkan dalam pengadaan
barang jika sudah terealisasi sebaiknya langsung disimpan ke bagian
penyimpanan barang, selanjutnya diterima dan diinventarisasi dan
dicatat ketika barang tersebut akan dikeluarkan agar terlihat tertib dan
rapi. Untuk sekolah-sekolah besar biasanya ada seorang yang ditunjuk
sebagai petugas penyimpanan barang di gudang, baik barang yang baru
direncanakan dalam pengadaan barang mapunun yang sudah tidak
dipakai atau rusak. Namun di sekolah yang sedang biasanya dilakukan
oleh beberapa warga sekolah diantaranya penjaga sekolah dan guru.
3. Pemeliharaan
Ary Gunawan (1996:147), menyatakan pemeliharaan merupakan
kegiatan yang dilakukan untuk menjaga agar sarana dan prasarana tetap
berada dalam keadaan baik. Pemeliharan yang baik akan dapat membuat
sarana dan prasarana tersebut berada dalam kondisi siap pakai, indah
dipandang, dan dapat dipergunakan dalam jangka waktu yang lebih lama
serta terhindar dari kerusakan-kerusakan yang tidak diinginkan.
Adapun fungsi pemeliharaan adalah:
a. Menjaga agar barang dalam keadaan baik dan enak dipandang.
b. Dapat menambah dan memperpanjang usia barang yaitu fisik barang
dan usia administratif barang.
23
Sutjipto dan Basori (1991: 100) menyatakan kegiatan pemeliharaan
barang inventaris meliputi:
a. Perawatan
Perawatan dapat dilakukan dengsn membersihkan barang-
barang yang kotor dan menempatkannya sesuai dengan sifat barang.
b. Pencegahan kerusakan
Pencegahan kerusakan dilakukan untuk mengalihkan dari adanya
keausan barang. Hal ini dapat dilakukan misalnya pada kendaraan
bermotor dengan mengganti oli sepeda motor sesuai dengan jarak
tempuh yang sudah di tentukan.
c. Penggantian ringan
Hal ini dapat dilakukan dengan menukar bagian-bagian barang
(suku cadang) yang mengalamai keausan karena pemakaian.
Hendayat Soetopo (1982:212), merinci tentang kegiatan
pemeliharaan alat-alat pelajaran yaitu:
a. Menempatkan alat-alat yang baru dipakai hendaknya dapat tersusun
dengan rapi pada tempat semula.
b. Membersihkan dan menjaga alat peraga dari kotoran yang dapat
merusak.
c. Mengatur papan tulis, penggaris dan lain sebagainya.
d. Menyimpan alat pelajaran di tempat yang mudah dilakukan.
e. Membuat daftar alat dan tempat untuk mempermudah dalam
pengembalian.
24
Dari beberapa penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa
pemeliharaan barang merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menjaga
barang agar tetap terpelihara dengan baik menurut kegiatannya masing-
masing.
4. Penghapusan
Penghapusan merupakan kegiatan mengeluarkan barang - barang
milik sekolah dan daftar inventaris berdasarkan peraturan - peraturan dan
ketentuan yang berlaku sarana prasarana yang tidak dapat difungsikan
dikelola dengan cara penghapusan sesuai dengan prosedur yang ada.
Menurut bahan ajar manajemen sarana dan prasarana penghapusan
adalah proses kegiatan menghapuskan barang milik negara dari daftar
inventaris berdasarkan peraturan dan ketentuan yang berlaku. Syahril
(2000), menyatakan tujuan yang ingin di capai dalam pelaksanaan
penghapusan adalah sebagai berikut:
a. Mencegah/ mengurangi kerugian organisasi dan biaya yang
dikeluarkan untuk pengamanan, pemeliharaan dan prosedur barang.
b. Meringankan kerja pelaksana inventari dalam pengurusan barang
c. Membebaskan ruang dari tumpukan barang yang tidak dipergunakan,
d. Membebaskan unit kerja terhadap pengurusan dan
pertanggungjawaban.
Ary Gunawan (1996:151), menyatakan bahwa ada dua cara
melakukan penghapusan barang inventaris Negara, yaitu:
25
a. Mengapus dan menjual barang-barang melalui kantor lelang negara,
dengan prosedur sebagi berikut:
1) Pembentukan panitia penjualan oleh pimpinan unit utama
(Rektor, Kopertis, Kakanwil, dan sebagainya) yang bersangkutan.
2) Melaksanakan sesuai dengan perosedur lelang.
3) Mengikuti cara pelelangan yang berlaku
4) Pembuatan naskah lelang oleh kantor lelang yang menyebutkan
barang, harga barang, keadaan barang yang di lelang serta alamat
dan nama pelelang dan harga jualnya.
5) Pembayaran uang lelang yang disetorkan pada kas negara selambat
- lambatnya tiga hari kerja setelah hari lelang.
6) Biaya lelang dan biaya lainnyayang dibebankan pada pembeli/
pemenang lelang
Jadi penghapusan menurut beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa
penghapusan merupakan kegiatan mengeluarkan sarana dan
prasarana yang tidak berfungsi lagi,menurut ketentuannya.
b. Pemusnahan
Ary Gunawan (1996: 152), menyatakan bahwa barang - barang
yang diusulkan dihapus dengan surat keputusan untuk/ harus di hapus
dan dimusnahkan dilakukan engan disaksikan oleh pejabat pemerintah
daerah setempat serta mengikuti segala tata cara pemusnahan yang
berlaku. Pemusnahan yang dilakukan dapat dilakukan dengan di bakar,
dikubur, dan sebagainya.
26
5. Pengawasan
Ary Gunawan (2000:153), menyatakan pengawasan merupakan
suatu hal mutlak dalam pengelolaan sarana dan prasarana, tanpa
pengawasan pengelolaan sarana dan prasarana tidak dapat berjalan
sebagaimana yang diharapkan. Sedangkan Sutjipto dan Basori (2000),
menyatakan pengawasan sarana dan prasarana adalah kegiatan
pengamatan, pemeriksaan dan penilaian terhadap pelaksanaanadministrasi
sarana dan prasarana pendidikan sekolah agar berjalan sesuai rencana dan
ketentuan yang berlaku dan terhindar dari penyimpangan dan penggelapan.
Tujuan pengawasan menurut Sutjipto dan Basori (2000:101) untuk
menghindari penyimpangan, penggelapan, serta mengoptimalkan
pemanfaatan sarana dan prasarana pendidikan serta agar hasil pekerjaan
diperoleh secara berdaya guna yaitu hasil yang sesuai dan tepat dengan
pengeluaran yang seminimal mungkin dan sesuai dengan rencana yang
telah ditentukan.
C. Kerangka Konseptual
Kegiatan pengelolaan sarana dan prasarana meliputi pengadaan,
penyimpanan, pemeliharaan, penghapusan dan pengawasan. Dengan
terkelolanya sarana dan prasarana pembelajaran yang baik maka akan
meningkatkan kelancaran proses belajar mengajar.
27
Gambar 1. Kerangka Konseptual Pengelolaan Sarana dan Prasarana di
SMA N 2 Batang Kapas
Pengelolaan
Sarana dan
Prasarana
Pembelajaran
Kegiatan dalam pengelolaan sarana
dan prasarana disekolah :
1. Pengadaan sarana dan prasarana
2. Penyimpanan sarana dan prasarana
3. Pemeliharaan sarana dan prasarana
4. Penghapusan sarana dan prasarana
5. Pengawasan sarana dan prasarana
Tercapainya
tujuan
pembelajaran
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Sesuai dengan permasalahan dan tujuan yang diajukan dalam
penelitian ini, maka jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu
penelitian yang mengungkapkan masalah yang terjadi pada masa sekarang
sebagaimanan adanya. Penelitian ini akan mendeskripsikan dan
mengungkapkan data yang berhubungan dengan Pengelolaan Sarana dan
Prasarana pembelajaran di SMAN 2 Batang Kapas.
B. Defenisi Operasional
Pengelolaan sarana dan prasarana merupakan proses pengaturan dan
pemanfaatan semua peralatan, perlengkapan dan fasilitas sekolah dalam
rangka pencapaian tujuan pendidikan.
Penelitian ini terdiri dari satu variabel dengan sub variabel sebagai
berikut:
1. Pengadaan dengan sub variabel yaitu proses pengadaan dan cara
pengadaan.
2. Penyimpanan dengan sub variabel yaitu pengurusan, penyelenggaran dan
pengaturan
3. Pemeliharaan dengan sub variabel yaitu penempatan, perawatan, dan
perbaikan.
4. Pengahapusan dengan sub variabel yaitu cara penghapusan dan syarat
penghapusan.
5. Pengawasan dengan sub variabel yaitu pemeriksaan dan pemantauan.
29
C. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah semua guru yang ada di SMA
Negeri 2 Batang Kapas yaitu sebanyak 60 orang, maka semuanya di jadikan
responden di penelitian ini atau disebut juga dengan penelitian populasi.
D. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer,
yaitu data yang langsung diperoleh dari sumber (responden), berkenaan
dengan Pengelolaan sarana dan sarana pembelajaran di sekolah.
2. Sumber Data
Sumber data penelitian ini adalah semua guru yang ada di SMAN 2
Batang Kapas yang di jadikan responden dalam penelitian
E. Instrumen Penelitian dan Penyusunannya
Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini
adalah kuesioner dengan model skala Likert dengan 5 (lima) alternatif
jawaban yaitu : Selalu (SL), Sering (SR), Kadang-kadang (KD), Jarang (JR),
dan Tidak Pernah (TP).
Adapun langkah-langkah dalam penyusunan instrument penelitian
sebagai berikut:
1. Menganalisis variabel mmenjadi sub variabel dan indikator.
2. Membuat kisi-kisi angket.
3. Menyusun butir angket berdasarkan indikator yang telah ditetapkan.
30
4. Melakukan uji coba angket
Dalam menyusun pernyataan angket penelitian agar mengetahui
data valid dan reliable di lakukan dengan cara :
a. Melakukan uji coba angket. Uji coba angket di lakukan kepada 10
orang guru di SMA Negeri 1 Batang Kapas. Hasil uji coba angket ini
untuk mengetahui validitas dan realibilitas instrumennya.
b. Menganalisa hasil uji coba untuk mengetahui validitas dan reliabilitas
instrumen. Validitas diperoleh dengan menggunakan rumus korelasi
tata jenjang Suharsimi Arikunto (2006:278) yaitu:
Rhoxy= 1-
)1(
62
2
NN
D
Keterangan:
Rhoxy = validitas yang dicari
D = jumlah beda/ difference
N = Jumlah Sampel
= 1 - 6 D²
N (N² - 1) = 1- 6. (20) 10 (10² - 1) = 1- 120 990 = 1-0,12 = 0,88
Dari hasil perhitungan diperoleh Rho = 0,88 sedangkan taraf
kepercayaan 99% dengan N = 10 adalah 0,794 karena r hitung > r tabel,
yaitu 0,88 > 0,794 maka instrumen pengelolaan sarana dan prasarana ini
adalah valid.
31
Sedangkan untuk mencari reliabilitas menggunakan rumus Alpha
yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2006:196) yaitu:
r11 1k
k-
2
2
1t
b
Keterangan:
r11 = Reabilitas instrumen
k = Banyak butir pertanyaan 2
b = Jumlah Varians Butir
2
t = Jumlah Varian Total
2
2
11
t
b
K
Kr
=49,174
37,261
140
40
= ( 1,03 ) ( 1- 0,15)
= ( 1,03 ) (0,85)
= 0,87
Jadi dari hasil perhitungan diperoleh r hitung = 0,87 sedangkan r
tabel pada taraf kepercayaan 99% dengan N = 10 adalah 0,794. Maka r
hitung lebih 0,87 > 0,794 = Reliabel.
F. Teknik Analisa Data
Adapun prosedur analisis data dapat di lihat sebagai berikut:
1. Verifikasi data yaitu angket yang telah di kembalikan di cek kebenaran
dan kelengkapanya.
2. Melakukan Tabulasi data
3. Pemberian Skor
32
Pada setiap angket yang telah disebarkan, disediakan empat
alternatif jawaban, dimana jawaban tersebut adalah: selalu (SL), sering
(SR), kadang-kadang (KD), jarang (JR), dan tidak pernah (TP).
Selanjutnya masing-masing jawaban diskor sebagai berikut:
Angka 5 untuk jawaban selalu, angka 4 untuk jawaban sering, angka 3
untuk jawaban kadang-kadang, angka 2 untuk jawaban jarang, angka 1
untuk jawaban tidak pernah, dan sebaliknya bila pernyataan item tersebut
negatif maka jawaban SL di beri skor 1,SR = 2, KD= 3, JR= 4 dan TP=5.
4. Menghitung skor rata-rata jawaban dengan rumus:
M = ∑fx
N
Keterangan:
M = skor rata-rata
∑fx = jumlah perkalian frekuensi jawaban dengan skor
N = sampel atau responden penelitian
5. Untuk melihat data secara kualitatif digunakan kategori Depdiknas
(2002:34) :
a. 4,6 - 5 = Sangat Baik
b. 3,6 - 4,5 = Baik
c. 2,6 - 3,5 = Cukup
d. 1,6 - 2,5 = Kurang
e. 1 - 1,5 = Sangat Kurang
33
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Pengelolaan sarana dan prasarana pembelajaran dapat dilihat dari
berbagai kegiatan, yaitu: pengadaan, penyimpanan, pemeliharaan,
penghapusan, dan pengawasan.
1. Pengadaan
Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa pengadaan barang di SMA
Negeri 2 Batang Kapas dilakukan dengan baik dengan skor rata-rata 3,92.
Artinya, pengelolaan sarana dan prasarana pembelajaran di SMA Negeri 2
Batang Kapas dilihat dari pengadaan barang yang dilakukan berada pada
kategori baik.
34
Tabel 1: Pengadaan Sarana Pembelajaran
No
Pengadaan SL SR KK JR TP Jumlah
Skor
Rata-rata
F % F % F % F % F % F % fx
N
1 Media yang di gunakan dibuat sendiri oleh guru yang
bersangkutan.
41 205
8 32 7 21 4 8 0 0 60 266 4,43
2 Alat labor / pratikum yang digunakan buat sendiri oleh
guru yang bersangkutan
32 160
22
88
4
12
2
4 0 0 60 2,64 4,40
3 Buku–buku panduan / modul di buat sendiri oleh guru
yang ber sangkutan
32 160 14 72 10 30 0 0 0 0 60 262 4,37
4 Alat bantu / media di beli oleh pihak sekolah 24 120 19 76 13 39 1 2 3 3 60 240 4,00
5 Siswa menyediakan sarana pembelajaran dengan cara
mem beli sendiri
4 20 14 56 15 45 11 22 16 16 60 159 2,65
6 Alat-alat labor / pratikum pembelajaran pengadaannya
dengan cara membeli
16 80 28 112 14 42 1 2 1 1 60 237 3,95
7 Ruang labor yang dipakai menggunakan ruang labor
sekolah lain yang sifatnya menyewa
7 35 12 48 17 51 2 4 22 22 60 160 2,67
8 Buku-buku / modul yang digunakan sudah di adakan
dari sekolah
35 175 9 36 11 33 2 4 3 3 60 251 4,18
9 Alat–alat labor atau media disewa pada sekolah lain 23
115
24
96
10
30
2
4 1 1 60 246 4,10
10 Buku–buku sekolah kebanyakan men dapat sumbangan
dari siswa yang sudah tamat dari sekolah
24 120 22 88 10 30 4 8 0 0 60 246 4,10
11 Alat praktek sekolah sekali setahun mendapat hibah dari
Dinas
20 100 29 116 10 30 1 2 0 0 60 248 4,13
Rata-Rata 3,92
34
35
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa skor rata- rata tertinggi
pengelolaan sarana pembelajaran yang dilihat dari aspek pengadaan barang
adalah (4,43) yaitu pengadaan sarana berupa media yang digunakan dalam
proses pembelajaran dibuat sendiri oleh guru yang bersangkutan dan
pengadaan alat labor atau pratikum yang digunakan dibuat sendiri oleh guru
yang bersangkutan pada saat proses pembelajaran (4,40). Sedangkan skor rata-
rata terendah adalah 2,65 yakni pengadaan sarana yang akan digunakan oleh
guru dalam proses pembelajaran dilakukan dengan membeli sendiri dan
pengadaan barang pada ruang labor yang dipakai dalam proses pembelajaran
pratikum masih menggunakan ruang labor sekolah lain yang sifatnya
menyewa 2,67.
2. Penyimpanan
Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa penyimpanan barang di SMA Negeri
2 Batang Kapas dilakukan dengan cukup baik dengan skor rata-rata 3,54.
Artinya, pengelolaan sarana dan prasarana pembelajaran di SMA Negeri 2
Batang Kapas dilihat dari penyimpanan barang yang dilakukan berada pada
kategori cukup.
36
Tabel 2: Penyimpanan Sarana Pembelajaran
N
o
Penyimpanan
SL SR KK JR TP Jumlah
Skor
Rata-
rata
F % F % F % F % F % F % fx
N
1 Sarana pembelajaran yang sudah digunakan
penyimpanannya diurus oleh guru yang bersangkutan 25 125 19 76 14 42 2 4 0 0 60 247 4,12
2 Media pembelajaran yang telah dipakai diurus oleh
guru 22 110 20 80 13 39 2 4 3 3 60 236
3,93
3 Alat labor/pratikum disimpan oleh pengurus sarana
dan prasarana sekolah 5 25 16 64 13 39 13 26 13 13 60 167 2,78
4 Penyimpanan sarana di selenggarakan oleh wakil
bidang sarana dan prasarana 6 30 17 68 20 60 10 20 7 7 60 185
3,08
5 Penyimpanan alat-alat labor dan media pembelajaran
diselenggarakan oleh petugas khusus 5 25 12 48 18 54 12 24 13 13 60 164 2,73
6 Sarana yang digunakan sekolah, penyimpanannya
menurut aturan sekolah 26 130 23 92 8 24 1 2 2 2 60 250 4,17
7 Media/alat labor yang akan digunakan
penyimpanannya diatur oleh guru dan siswa 19 95 25 100 15 45 0 0 1 1 60 241 4,02
8 Semua perlengkapan sarana pembelajaran yang
dipakai, disimpan menurut aturanya 23 115 27 108 5 15 5 10 0 0 60 248 4,13
Rata-Rata 3,54
36
37
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa skor rata- rata tertinggi
4,17 dari pengelolaan sarana pembelajaran yang dilihat dari aspek
penyimpanan adalah dimana penyimpanan sarana yang digunakan oleh
sekolah, harus sesuai dengan aturannya dan semua perlengkapan sarana
pembelajaran yang digunakan pada saat proses pembelajaran juga harus
disimpan menurut aturan yang telah ditentukan 4,13 Sedangkan skor rata-rata
terendah adalah 2,78 yakni penyimpanan pada alat-alat labor dan media
pembelajaran harus diselenggarakan oleh petugas khusus yang ditunjuk oleh
pihak sekolah dan penyimpanan alat labor/pratikum yang digunakan dalam
proses pembelajaran disimpan oleh pengurus sarana dan prasarana sekolah
2,73.
3. Pemeliharaan
Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa pemeliharaan barang di SMA Negeri
2 Batang Kapas dilakukan dengan cukup baik dengan skor rata-rata 3,25.
Artinya, pemeliharaan sarana dan prasarana pembelajaran di SMA Negeri 2
Batang Kapas dilihat dari yang dilakukan berada pada kategori cukup.
38
Tabel 3: Pemeliharaan Sarana Pembelajaran
N
o
Pemeliharaan
SL SR KK JR TP Jumlah Skor
Rata-
rata
F % F % F % F % F % F % fx
N
1 Buku-buku pelajaran, diletakkan kembali dengan rapi
pada tempatnya.
19 95 21 84 18 54 2 4 0 0 60 237 3,95
2 Alat labor/pratikum yang sudah digunakan disimpan lagi
pada tempatnya.
5 25 17 68 16 48 7 14 15 15 60 170 2,83
3 Alat bantu/media yang sudah digunakan disimpan
kembali pada tempatnya.
2 10 14 56 24 72 8 16 12 12 60 166 2,77
4 Sarana yang telah digunakan sebelum di simpan perlu di
bersihkan terlebih dahulu
19 95 21 84 14 42 5 10 1 1 60 232 3,87
5 Alat labor / pratikum perlu di lakukan pemeliharaan agar
tidak terjadi kerusakan
9 45 13 52 17 51 9 18 12 12 60 178 2,97
6 Ruang labor dan alat- alat labor / pratikum harus
dibersihkan terlebih dahulu oleh siswa
20 100 16 64 19 57 2 4 3 3 60 228 3,80
7 Buku-buku pelajaran yang rusak diperbaiki segera oleh
pihak sekolah
14 70 20 80 13 39 5 10 8 8 60 207 3,45
8 Alat Bantu atau media pelajaran yang rusak diusahakan
segera untuk memperbaikinya
4 20 8 32 12 36 22 44 14 14 60 146 2,43
9 Alat labor / pratikum yang rusak, diusahakan untuk
memperbaikinya terlebih dahulu
8 40 19 76 15 45 11 22 7 7 60 190 3,17
Rata-Rata 3,25
38
39
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa skor rata- rata tertinggi
3,95 dari pengelolaan sarana pembelajaran yang dilihat dari aspek
pemeliharaan adalah yang mana pemeliharaan terhadap buku - buku pelajaran
yang telah digunakan pada saat proses pembelajaran harus diletakkan atau
disimpan kembali dengan rapi pada tempat yang telah ditentukan dan
pemeliharaan sarana yang telah digunakan dalam pembelajaran, sebelum di
simpan perlu dibersihkan terlebih dahulu agar tertata rapi dan terlihat bersih
3,87. Sedangkan skor rata-rata terendah adalah 2,77 yakni pemeliharaan alat
bantu/media yang sudah digunakan oleh guru harus disimpan kembali pada
tempat yang telah ditentukan agar mudah dicari apabila akan digunakan lagi
pada saat proses pembelajaran dan pemeliharaan sarana alat bantu atau media
pelajaran yang rusak diusahakan pihak sekolah segera untuk memperbaikinya
agar dapat digunakan kembali pada saat proses pembelajaran berlangsung
2,43.
4. Penghapusan
Pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa penghapusan barang di SMA Negeri
2 Batang Kapas dilakukan dengan baik dengan skor rata-rata 3,62. Artinya,
pengelolaan sarana dan prasarana pembelajaran di SMA Negeri 2 Batang
Kapas dilihat dari penghapusan yang dilakukan berada pada kategori baik.
40
Tabel 4: Penghapusan Sarana Pembelajaran
N
o
Penghapusan
SL SR KK JR TP Jumlah Skor
Rata-
rata
F % F % F % F % F % F % fx
N 1 Sarana yang rusak dihapuskan dengan cara pemusnahan 11 55 21 84 16 48 3 6 9 9 60 202 3,37
2 Sarana yang masih bagus tetapi tidak dibutuhkan lagi
dihapuskan dengan cara melelang
9 45 21 84 20 60 4 8 6 6 60 203 3,38
3 Sekolah menghapuskan barang yang musnah oleh
bencana alam sesuai dengan aturannya.
20 100 26 104 13 39 1 2 0 0 60 245 4,08
4 Barang-barang yang dihapuskan langsung dalam
daftar/buku inventaris.
25 125 19 76 14 42 2 4 0 0 60 247 4,12
5 Barang yang sudah kadaluarsa dapat dihapuskan. 22 110 20 80 15 45 2 4 1 1 60 240 4,00
6 Barang yang rusak bila diperbaiki membutuhkan biaya
yang besar dihapuskan sesuai dengan prasyarat yang
berlaku
5 25 16 64 13 39 13 26 13 13 60 167 2,78
Rata-Rata 3,62
40
41
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa skor rata- rata tertinggi
4,12 pengelolaan sarana pembelajaran yang dilihat dari aspek penghapusan
adalah yang mana pengelolaan barang-barang yang akan dihapuskan harus
dihilangkan langsung dalam daftar atau buku inventaris menurut syarat
ketentuannya dan sekolah harus segera menghapuskan barang yang musnah
oleh bencana alam sesuai dengan aturan penghapusan 4,08. Sedangkan skor
rata-rata terendah adalah 3,37 yakni apabila masih ada sarana yang rusak dan
tidak bisa diperbaiki lagi harus dihapuskan dengan cara pemusnahan dan
pengelolaan barang-barang yang rusak bila diperbaiki membutuhkan biaya
yang besar dihapuskan sesuai dengan prasyarat yang berlaku 2,78.
5. Pengawasan
Pada Tabel 5 dapat dilihat bahwa pengawasan barang di SMA Negeri 2
Batang Kapas dilakukan dengan baik dengan skor rata-rata 3,68. Artinya,
pengelolaan sarana dan prasarana pembelajaran di SMA Negeri 2 Batang
Kapas dilihat dari pengawasan yang dilakukan berada pada kategori baik.
42
Tabel 5: Pengawasan Sarana Pembelajaran
N
o
Pengawasan
SL SR KK JR TP Jumlah Skor
Rata-
rata
F % F % F % F % F % F % fx
N 1 Sekolah memantau pemanfaatan buku pelajaran yang
digunakan guru.
19 95 25 100 15 45 0 0 1 1 60 241 4,02
2 Sekolah memantau pemanfaatan alat bantu atau media
pelajaran yang digunakan guru.
6 30 17 68 20 60 10 20 7 7 60 185 3,08
3 Pihak sekolah mengecek penggunaan sarana pembelajaran 23 115 27 108 5 15 5 10 0 0 60 248 4,13
4 Sekolah memberikan tindak lanjut dan sanksi kepada guru
ataupun siswa yang menyalahgunakan sarana dan prasarana
pembelajaran
26 130 23 92 8 24 1 2 2 2 60 250 4,17
5 Pihak sekolah memeriksa sarana pembelajaran sekali dalam
1 bulan
5 25 12 48 18 54 12 24 13 13 60 164 2,73
6 Pihak sekolah memeriksa sarana pembelajaran 1 kali dalam
1 semester
19 95 21 84 18 54 2 4 0 0 60 237 3,95
Rata-Rata 3,68
42
43
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa skor rata- rata tertinggi
4,17 pengelolaan sarana pembelajaran yang dilihat dari aspek pengawasan
yang mana sekolah harus memberikan tindak lanjut dan sanksi kepada guru
ataupun siswa yang menyalahgunakan sarana dan prasarana pembelajaran dan
pihak sekolah harus mengecek penggunaan sarana pembelajaran yang dipakai
guru sebelum dan sesudah proses pembelajaran 4,13. Sedangkan skor rata-rata
terendah adalah 3,08 yakni sekolah melakukan pemantauan terhadap
pemanfaatan alat bantu atau media pelajaran yang digunakan guru dalam
proses pembelajaran dan pihak sekolah harus melakukan pemeriksaan sarana
pembelajaran sekali dalam 1 bulan 2,73.
Tabel 6
Rekapitulasi Skor Rata-Rata Pengelolaan Sarana Pembelajaran
di SMA Negeri 2 Batang Kapas
No Rekapitulasi Rata-Rata Pengelolaan Sarana dan
Prasarana Pembelajaran di SMA Negeri 2
Batang Kapas
Skor rata-rata
1 Pengadaan barang 3,92
2 Penyimpanan barang 3,54
3 Pemeliharaan barang 3,25
4 Penghapusan barang 3,62
5 Pengawasan barang 3,68
TOTAL 3,60
Berdasarkan Tabel 6 diatas diperoleh skor rata-rata pengelolaan sarana
pembelajaran di SMA Negeri 2 Batang Kapas 3,60 pada kategori baik. Artinya
pengelolaan sarana pembelajaran di SMA Negeri 2 Batang Kapas berada pada
kategori baik.
44
B. Pembahasan
Pada bagian ini akan dikemukakan pembahasan hasil penelitian yang
telah dideskripsikan pada bagian sebelumnya yang meliputi pengelolaan
sarana prasarana pembelajaran dalam hal: pengadaan, penyimpanan,
pemeliharaan, penghapusan, dan pengawasan. Dari hasil penelitian yang telah
dilakukan terlihat bahwa pengelolaan sarana prasarana pembelajaran sudah
dilakukan, akan tetapi apabila dilihat secara rinci dari indikator-indikator yang
ada, masih terdapat yang berkategori cukup dilakukan dengan baik.
Gambaran umum hasil penelitian menunjukkan bahwa skor rata-rata
pengelolaan sarana prasarana pembelajaran adalah 3,62. Rata-rata skor ini
menunjukkan bahwa pengelolaan sarana prasarana pembelajaran sudah
dilakukan dengan kategori baik. Secara lebih rinci pembahasan mengenai
masing-masing sub variabel akan di uraikan sebagai berikut:
1. Pengelolaan sarana pembelajaran melalui pengadaan
Dari hasil penelitian ini didapat bahwa pengelolaan sarana
prasarana pembelajaran dalam pelaksanaan pengadaan sarana dan
prasarana sudah dilakukan, hal ini ditandai dengan skor rata-rata 3,92
dengan kategori baik. Pengadaan merupakan kegiatan yang dilakukan
untuk menyediakan sarana dan prasarana pendidikan yang diperlukan
untuk menunjang pelaksanaan tugas - tugas sekolah. Sutjibto dan Basori
(2000) mengemukakan “pengadaan adalah kegiatan untuk menghadirkan
perlengkapan sekolah”.
45
Kegiatan ini biasanya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sesuai
dengan perkembangan pendidikan di sekolah, menggantikan barang
barang yang rusak, hilang, dihapuskan atau sebab - sebab lain yang dapat
dipertanggungjawabkan sehingga memerlukan pergantian, dan untuk
menjaga tingkat persediaan barang setiap tahun anggaran mendatang.
Untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana sekolah melalui
sistem perencanaan dan pengadaan yang hati-hati dan seksama, sehingga
sekolah memiliki sarana dan prasarana yang baik, sesuai dengan
kebutuhan sekolah, dan dengan dana yang efisien. Pengadaan
perlengkapan sekolah ada beberapa cara yang dapat ditempuh oleh
pengelola perlengkapan sekolah untuk mendapatkan perlengkapan yang
dibutuhkan sekolah, antara lain dengan cara membeli, mendapatkan hadiah
atau sumbangan, tukar menukar, dan meminjam. Untuk pembelian,
misalnya membeli buku-buku perpustakaan sekolah dapat ditempuh
dengan beberapa cara, yaitu membeli di pabrik, membeli di toko, dan
memesan.
Oleh karena itu diharapkan kepada kepala sekolah agar melakukan
pengadaan misalnya saja dengan cara membeli buku-buku, hal ini agar
menambah koleksi atau sarana prasarana penunjang pembelajaran di
sekolah. Sehingga kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan baik.
Karena pengadaan sarana dan prasarana yang baik diharapkan dapat
menciptakan sekolah yang bersih, rapi, indah sehingga menciptakan
kondisi yang menyenangkan baik bagi guru maupun bagi murid untuk
46
berada di sekolah. Di samping itu juga diharapkan tersedianya alat-alat
atau fasilitas belajar yang memadai serta dapat dimanfaatkan secara
optimal untuk kepentingan proses pendidikan dan pengajaran, baik oleh
guru sebagai pengajar maupun murid - murid sebagai pelajar.
2. Pengelolaan sarana pembelajaran melalui penyimpanan
Dari hasil penelitian ini didapat bahwa pengelolaan sarana
prasarana pembelajaran dalam pelaksanaan pengadaan sarana dan
prasarana sudah dilakukan, hal ini ditandai dengan skor rata-rata 3,54.
Akan tetapi penyimpanan sarana dan prasarana pembelajaran yang
dilakukan belum optimal. Hal ini dikarenakan skor rata-rata yang hanya
berada pada kategori cukup yakni 3,54. Menurut Gunawan (1996:139)
menyatakan bahwa menyimpan adalah kegiatan menampung atau
mewadahi hasil penyimpanan barang-barang baik yang belum maupun
yang akan di distribusikan.
Oleh karena itu diharapkan kepada kepala sekolah agar
memperhatikan tempat penyimpanan serta bagaimana penyelenggaraan
sarana dan prasarana ini. Misalnya saja untuk keperluan penyimpanan
barang biasanya digunakan gudang. Dimana untuk mempersiapkan gudang
perlu diperhatikan beberapa faktor pendukungnya seperti lokasi, ketentuan
tata letak barang didalamnya sesuai jenis dan sifat barangnya serta yang
perlu sekali diperhatikan yaitu keamanannya.
47
3. Pengelolaan sarana pembelajaran melalui pemeliharaan
Dari hasil penelitian ini didapat bahwa pengelolaan sarana
prasarana pembelajaran dalam pelaksanaan pemeliharaan sarana dan
prasarana sudah dilakukan, hal ini ditandai dengan skor rata-rata 3,25.
Akan tetapi pemeliharaan sarana dan prasarana pembelajaran yang
dilakukan belum optimal. Hal ini dikarenakan skor rata-rata yang hanya
berada pada kategori cukup yakni 3,25. Ary Gunawan (1996:147)
menyatakan pemeliharaan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
menjaga agar sarana dan prasarana tetap berada dalam keadaan baik.
Kegiatan pemeliharaan dapat dilakukan menurut ukuran waktu dan ukuran
keadaan barang (setiap hari, secara berkala atau jangka waktu tertentu
sesuai dengan petunjuk penggunaan). Pemeliharaan dapat dilakan oleh
pemegangnya / penanggungjawabnya.
Adapun masalah yang sering timbul dalam pemeliharaan sarana
dan prasarana di sekolah adalah pengrusakan yang di lakukan oleh siswa-
siswa di sekolah itu sendiri. Namun ada beberapa upaya yang bisa
dilakukan dalam menangani masalah tersebut diantaranya adalah
membangkitkan rasa memiliki sekolah pada siswa siswi, sarana dan
prasarana sekolah di siapkan yang prima sehingga tidak mudah di rusak,
membina siswa untuk disiplin dengan cara yang efektif dan di terima oleh
semua siswa serta memupuk rasa tanggung jawab kepada siswa untuk
menjaga dan memelihara keutuhan dari sarana dan prasarana sekolah yang
ada.
48
Oleh karena itu diharapkan kepada kepala sekolah agar
memperhatikan pemeliharaan terhadap sarana dan prasarana pembelajaran
ini. Karena pemeliharaan terhadap sarana dan fasilitas pendidikan di
sekolah merupakan aktivitas yang harus dijalankan untuk menjaga agar
perlengkapan yang dibutuhkan oleh personel sekolah dalam kondisi siap
pakai. Kondisi siap pakai ini sangat membantu terhadap kelancaran proses
pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah. Oleh karena itu, semua
perlengkapan yang ada di sekolah membutuhkan perawatan, pemeliharaan,
dan pengawasan agar dapat diberdayakan dengan sebaik mungkin.
4. Pengelolaan sarana pembelajaran melalui penghapusan
Dari hasil penelitian ini didapat bahwa pengelolaan sarana
prasarana pembelajaran dalam pelaksanaan penghapusan sarana dan
prasarana sudah dilakukan, hal ini ditandai dengan skor rata-rata 3,62.
Penghapusan sarana dan prasarana pembelajaran yang dilakukan sudah
optimal. Hal ini dikarenakan skor rata-rata yang hanya berada pada
kategori baik yakni 3,62. Penghapusan merupakan kegiatan mengeluarkan
barang-barang milik sekolah dan daftar inventaris berdasarkan peraturan-
peraturan dan ketentuan yang berlaku sarana prasarana yang tidak dapat
difungsikan dikelola dengan cara penghapusan sesuai dengan prosedur
yang ada.
Diharapkan kepada kepala sekolah agar mengetahui cara-cara
penghapusan yang baik sebelum melakukan penghapusan tersebut.
Demikian pula prosedurnya harus mengikuti peraturan perundang-
49
undangan yang berlaku. Karena penghapusan sarana dan prasarana
bertujuan untuk mencegah atau sekurang-kurangnya membatasi kerugian
atau pemborosan biaya pemeliharaan sarana dan prasarana yang
kondisinya semakin buruk dan tidak dapat digunakan lagi, membebaskan
ruangan dari penumpukan barang-barang yang tidak digunakan lagi serta
membebaskan barang dari tanggung jawab pengurus kerja.
5. Pengelolaan sarana pembelajaran melalui pengawasan
Dari hasil penelitian ini didapat bahwa pengelolaan sarana
prasarana pembelajaran dalam pelaksanaan pengawasan sarana dan
prasarana sudah dilakukan, hal ini ditandai dengan skor rata-rata 3,68.
Pengawasan sarana dan prasarana pembelajaran yang dilakukan sudah
optimal. Hal ini dikarenakan skor rata-rata yang hanya berada pada
kategori baik yakni 3,68.
Sutjipto (2000) menyatakan pengawasan sarana dan prasarana
adalah kegiatan pengamatan, pemeriksaan dan penilaian terhadap
pelaksanaan admnistrasi sarana dan prasarana pendidikan sekolah agar
berjalan sesuai rencana dan ketentuan yang berlaku dan terhindar dari
penyimpangan da penggelapan.
Diharapkan kepada kepala sekolah bertanggung jawab terhadap
pengawasan dan pengendalian sarana dan prasarana pendidikan, adapun
salah satu tujuannya adalah untuk menghindari adanya penyelewengan.
Tanggung jawab kepala sekolah untuk melakukan pengawasan dan koreksi
terhadap kondisi sarana dan prasarana termasuk ruangan sekolah dan terus
50
menerus ruang lainnya dan halaman serta perlengkapannya harus
dilaksanakan terus menerus dan teratur. Dalam melaksanakan tugas
tersebut perlu diadakan pertemuan dengan penjaga kebersihan sekolah
mengenai masalah-masalah dan kekurangan-kekurangan yang harus
diatasi. Pengawasan harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga hal-hal
yang sekecil-kecilnya pun tidak lepas dari tanggung jawabnya. Salah satu
tujuan yang akan dicapai dalam pengawasan adalah menciptakan kondisi
lingkungan yang sehat dan membudayakan bersih kepada murid-murid.
51
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada bagian sebelumnya sehubungan
dengan Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pembelajaran di SMA Negeri 2
Batang Kapas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengelolaan sarana pembelajaran yang dilihat dari aspek pengadaan sarana
barang sudah dilakukan dengan baik dengan skor rata-rata 3,92. Artinya
pengadaan sarana dalam hal membuat sendiri, membeli, menyewa dan
hibah berada pada kategori baik.
2. Pengelolaan sarana pembelajaran yang dilihat dari aspek penyimpanan
sarana barang sudah dilakukan dengan cukup dengan skor rata-rata 3,54.
Artinya penyimpanan sarana dalam hal pengurusan, penyelenggaraan serta
pengaturan berada pada kategori cukup.
3. Pengelolaan sarana pembelajaran yang dilihat dari aspek pemeliharaan
sarana barang sudah dilakukan dengan cukup dengan skor rata-rata 3,25.
Artinya pemeliharaan sarana dalam hal pencegahan, perawatan serta
perbaikan berada pada kategori cukup.
4. Pengelolaan sarana pembelajaran yang dilihat dari aspek penghapusan
sarana barang sudah dilakukan dengan baik dengan skor rata-rata 3,62.
Artinya penghapusan sarana dalam hal cara penghapusan dan syarat
penghapusannya berada pada kategori baik.
5. Pengelolaan sarana pembelajaran yang dilihat dari aspek pengawasan
sarana barang sudah dilakukan dengan baik dengan skor rata-rata 3,68.
52
Artinya pengawasan sarana dalam hal pemantauan dan tindak lanjut
berada pada kategori baik.
6. Secara keseluruhan Pengelolaan Sarana Pembelajaran di SMA Negeri 2
Batang Kapas sudah dilakukan dengan baik dengan skor rata-ratanya 3,60.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas, maka ada
beberapa saran yang dapat dipertimbangkan, yaitu:
1. Bagi Kepala Sekolah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, maka
pemanfaatan sarana pendidikan perlu ditingkatkan ke arah yang lebih baik
dan optimal, sehingga dapat membantu para siswa-siswi dalam meraih
prestasi yang meyakinkan, serta diharapkan dapat meningkatan
pengelolaan sarana pembelajaran di SMA Negeri 2 Batang Kapas karena
secara tidak langsung dapat menunjang jalannya proses belajar mengajar
atau pendidikan di sekolah.
2. Semua guru SMA Negeri 2 Batang Kapas agar lebih meningkatkan dan
memelihara sarana pembelajaran di sekolah agar dapat membantu
pelaksanaan pembelajaran.
3. Bagi pegawas sekolah hendaknya melakukan pembenahan terhadap sarana
yang ada dengan cara pengelolaan sarana dan prasarana penanganannya
lebih dioptimalkan karena masih terdapat kelemahan, yaitu dalam hal
penyimpanan dan pemeliharaan sarana dan prasarana.
4. Bagi peneliti, sebagai rujukan dan pengembangan peneliti selanjutnya
mengenai pengelolaan sarana dan prasarana pembelajaran disekolah.
53
DAFTAR PUSTAKA
Ary Gunawan. 1996. Administrasi Sekolah (Administrasi Pendidikan Mikro).
Jakarta: Rineka Cipta
Hendayat Soetopo dan Wasty Sumanty. 1982. Pengantar Operasional
Administrasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional
Ibrahim Bafadal. 2002. Manajemen Perlengkapan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
------------------. 2003. Seri Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah,
Manajemen Perlengkapan SEokolah Teori dan Aplikasi, Jakarta : PT
Bumi Aksara.
Malayu Hasibuan. SP. 2001. Manajemen (Dasar, Pengertian dan Masalah).
Jakarta: Bumi Aksara
Mulyasa. 2002. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Suharsimi Arikunto. 2006. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Sutjipto dan Basori Mukti. 2000. Administrasi Pendidikan. Departemen P dan K
Dirjen Pendidikan tinggi Proyek pembinaan tenaga pendidik
Slameto. 1995. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.Jakarta:Rineka
Cipta.
Syahril. 2000. Bahan Ajar Manajemen Sarana Prasarana. Padang: UNP Press
Wijono. 1989. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Jakarta: Departemen P dan
K, Dirjen Pendidikan tinggi, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidik
Tenaga Pendidik
54
PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANAN
PEMBELAJARAN DI SMA NEGERI 2 BATANG KAPAS
ANGKET PENELITIAN
\
Oleh:
DESI SUKMA
NIM. 82985 / 2007
JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2012
55
PENGANTAR ANGKET PENELITIAN
Yth. Bapak / Ibu guru SMA Negeri 2 Batang Kapas
di
Tempat
Dengan hormat, terlebih dahulu saya mendoakan semoga Bapak/ Ibu
SMA Negeri 2 Batang Kapas selalu dalam keadaan sehat wal’afiat dan sukses
dalam melaksanakan tugas sehari-harinya, amin…
Saya menyadari Bapak/Ibu cukup sibuk dalam melaksanakan tugas
sehari-hari,namun demikian dalam kesibukan itu saya mohon kesediaan
Bapak/Ibu meluangkan sudilah kiranya untuk meluangkan waktu untuk dapat
mengisi angket penelitian ini (Terlampir) .
Angket ini saya berikan kepada Bapak / Ibu bertujuan untuk memperoleh
data dan informasi tentang “Pengelolaan Sarana dan Prasana Pembelajaran di
SMA Negeri 2 Batang Kapas” yang nantinya akan dipergunakan sebagai bahan
untuk penyusunan skripsi.
Data dan informasi yang diperoleh semata-mata hanya untuk mengetahui
pengeloaan sarana dan prasarana pembelejaran di SMA Negeri 2 Batang Kapas
dan tidak ada maksud lain yang dapat merugikan Bapak/Ibu, oleh karena itu
sudilah kiranya Bapak/Ibu memberikan informasi sesuai dengan apa yang terjadi
sesungguhnya. Selanjutnya data dan informasi yang Bapak/Ibu berikan dijaga
kerahasiannya.
Demikianlah harapan saya, atas kesediaan dan bantuan yang Bapak/Ibu
berikan saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
DESI SUKMA
NIM. 82985
56
Lampiran 1
KISI – KISI ANGKET PENELITIAN
Judul : PENGELOAAN SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN
DI SMA NEGERI 2 BATANG KAPAS
Variabel Sub Variabel Indikator Item Jumlah
Item
Pengelolaan
sarana dan
prasana
pembelajaran
1. Pengadaan
2. Penyimpanan
3. Pemeliharaan
4. Penghapusan
5. Pengawasan
a. Membuat
sendiri
b. Membeli
c. Menyewa
d. Hibah
a. Pengurusan
b. Penyelenggara
n
c. Pengaturan
a. Pencegahan
b. Perawatan
c. Perbaikan
a. Cara
penghapusan
b. Syarat
penghapusan
a. Pemantauan
b. Tindak lanjut
1-3
4-6
7-9
10-11
12-14
15-16
17-19
20-22
23-25
26-28
29-31
32-34
35-37
38-40
57
PETUNJUK PENGISIAN ANGKET PENELITIAN
Angket ini dibuat dalam bentuk pertanyaan dan masing-masing pertanyaan
disediakan 5(lima) pilihan jawaban. Pilihan jawaban tersusun dalam bentuk
Selalu,Sering,Kadang-kadang,Jarang dan Tidak Pernah
Kepada Bapak/Ibu diminta untuk memilih salah satu jawaban yang
dianggap cocok dengan memberikan tanda cek (√) pada tempat/kolom yang sudah
disediakan. Untuk mempermudah Bapak/Ibu menentukan pilihan, diberikan
pedoman sebagai berikut:
Selalu : 80 – 100 % bila hal yang dinyatakan dirasakan
Sering : 60 – 79 % bila hal yang dinyatakan dirasakan
Kadang-kadang : 40 – 59 % bila hal yang dinyatakan dirasakan
Jarang : 20 – 39 % bila hal yang dinyatakan dirasakan
Tidak pernah : 0 – 19 % bila hal yang dinyatakan dirasakan
Kepada Bapak/Ibu diminta untuk memilih salah satu jawaban yang
dianggap cocok dengan memberikan tanda cek (√) pada tempat/kolom yang sudah
disediakan.
Contoh :
NO PERNYATAAN SL SR KD SR TP
1.
2.
Bapak/Ibu membuat sendiri buku-
buku/panduan /modul yang akan digunakan
dalam pembelajaran
Bapak/Ibu membuat sendiri alat
labor/pratikum yang akan digunakan dalam
pembelajaran
(√)
(√)
Keterangan Kategori Jawaban
SL = Selalu
SR = Sering
KK = Kadang – Kadang
JR = Jarang
TP = Tidak Pernah
58
Lampiran 2
ANGKET PENELITIAN TENTANG
PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN
DI SMA NEGERI 2 BATANG KAPAS
No. Pernyataan SL SR KK JR TP
1 Media yang digunakan dalam proses
pembelajaran dibuat sendiri oleh guru
yang bersangkutan
2 Alat labor/pratikum yang digunakan
dalam pembelajaran dibuat sendiri oleh
guru yang bersangkutan
3 Buku – buku panduan/modul yang
digunakan dalam pembelajaran di buat
sendiri oleh guru yang bersangkutan
4 Alat bantu/media yang akan digunakan
dalam pembelajaran di beli oleh pihak
sekolah
5 Siswa menyediakan sarana yang akan
digunakan dalam pembelajaran dengan
cara membeli sendiri
6 Alat - alat labor/pratikum yang akan
digunakan dalam pembelajaran
pengadaannya dengan cara membeli
7 Ruang labor yang dipakai dalam
pembelajaran pratikum menggunakan
ruang labor sekolah lain yang sifatnya
menyewa
8 Buku- buku/modul yang digunakan
dalam pembelajaran,sudah diadakan
dari sekolah
9 Alat –alat labor atau media yang akan
digunakan dalam pembelajaran,disewa
pada sekolah lain
10 Buku – buku yang di gunakan sekolah
kebanyakan mendapat sumbangan dari
siswa yang sudah tamat dari sekolah
11 Alat praktek sekolah sekali setahun
mendapat hibah dari Dinas
12 Sarana pembelajaran yang sudah
digunakan dalam pembelajaran
penyimpanannya,diurus oleh guru yang
bersangkutan
13 Media pembelajaran yang telah dipakai
dalam proses pembelajaran, diurus oleh
guru
59
14 Alat labor/pratikum yang digunakan
dalam pembelajaran disimpan oleh
pengurus sarana dan prasarana sekolah
15 Penyimpanan sarana yang ada
disekolah di selenggarakan oleh wakil
bidang sarana dan prasarana
16 Penyimpanan alat-alat labor dan media
pembelajaran diselenggarakan oleh
petugas khusus yang ditunjuk oleh
pihak sekolah
17 Sarana yang digunakan sekolah,
penyimpanannya menurut aturan
sekolah
18 Media/alat labor yang akan digunakan
dalm pembelajaran penyimpanannya
diatur oleh guru dan siswa
19 Semua perlengkapan sarana
pembelajaran yang dipakai, disimpan
menurut aturanya
20 Buku-buku pelajaran yang telah
digunakan,diletakkan / disimpan
kembali dengan rapi pada tempat yang
telah ditentukan
21 Alat labor/pratikum yang sudah
digunakan guru disimpan lagi pada
tempat yang telah ditentukan
22 Alat bantu/media yang sudah
digunakan guru disimpan kembali pada
tempat yang telah ditentukan
23 Sarana yang telah digunakan dalam
pembelajaran,sebelum di simpan perlu
di bersihkan terlebih dahulu
24 Alat labor/pratikum yang digunakan
dalam pembelajaran perlu di lakukan
pemeliharaan agar tidak terjadi
kerusakan
25 Ruang labor dan alat- alat
labor/pratikum sesudah digunakan
dalam pembelajaran harus dibersihkan
terlebih dahulu oleh siswa
26 Buku – buku pelajaran yang rusak
diperbaiki segera oleh pihak sekolah
27 Alat Bantu/ media pelajaran yang rusak
diusahakan pihak sekolah segera untuk
memperbaikinya
60
28 Alat labor/pratikum yang rusak,
diusahakan untuk memperbaikinya
terlebih dahulu
29 Sarana yang rusak dan tidak bisa
diperbaiki lagi dihapuskan dengan cara
pemusnahan
30 Sarana yang masih bagus tetapi tidak
dibutuhkan lagi dihapuskan dengan
cara melelang/menghilangkan
31 Sekolah menghapuskan barang yang
musnah oleh bencana alam sesuai
dengan aturan penghapusan
32 Barang –barang yang dihapuskan
dihilangkan langsung dalam
daftar/buku inventaris menurut syarat
ketentuannya
33 Barang yang sudah kadaluarsa dapat
dihapuskan sesuai dengan aturan yang
ada
34 Barang yang rusak bila diperbaiki
membutuhkan biaya yang besar
dihapuskan sesuai dengan prasyarat
yang berlaku
35 Sekolah memantau pemanfaatan buku-
buku pelajaran yang digunakan guru
dalam proses pembelajaran
36 Sekolah memantau pemanfaatan alat
bantu/media pelajaran yang digunakan
guru dalam proses pembelajaran
37 Pihak sekolah mengecek penggunaan
saran pembelajaran yang dipakai guru
38 Sekolah memberikan tindak lanjut dan
sanksi kepada guru ataupun siswa yang
menyalahgunakan sarana dan prasarana
pembelajaran
39 Pihak sekolah memeriksa sarana
pembelajaran sekali dalam 1 bulan
40 Pihak sekolah memeriksa sarana
pembelajaran 1 kali dalam 1 semester
65
Lampiran 4
A. Uji Validitas dengan Rumus Spearmen Rho atau Tata Jenjang
Mencari validitas instrumen pengelolaan sarana dan prasarana dengan
menggunakan rumus Spearman Rho atau tata jenjang Nawawi sebagai berikut:
= 1 - 6 D² N (N² - 1)
Tabel Pembantu Penggunaan Rumus untuk Validitas Angket
Pengelolaan Sarana dan Prasarana
Responde
n
Skor
Total
Skor Total
Maksimum
Rank
Total
Rank Total
Maksimum
D D²
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
175
145
166
174
153
172
179
140
154
151
110
15
55
130
25
75
130
40
45
55
2
9
5
3
7
4
1
10
6
8
3
10
5.5
1.5
9
4
1.5
8
7
5.5
-1
-1
-0.5
1.5
-2
0
-0.5
2
-1
2.5
1
1
0.25
2.25
4
0
0.25
4
1
6.25
1609 20
= 1 - 6 D²
N (N² - 1) = 1 – 6. (20) 10 (10² - 1) = 1 – 120 990 = 1 – 0,12 = 0,88
Dari hasil perhitungan diperoleh Rho = 0,88 sedangkan taraf kepercayaan
99% dengan N = 10 adalah 0,794 karena r hitung > r tabel, yaitu 0,88 > 0,794
maka instrumen pengelolaan sarana dan prasarana ini adalah valid.
66
B. Uji reliabilitas angket dengan rumus Alpha
= x² - ( x)²
N
N
Keterangan :
= Reliabilitas yang dicari
σ²t = Jumlah varians item
σ²t = Varians total
n = Jumlah item
a. Langkah pertama mencari varians masing-masing item, Arikunto (1997:106)
yaitu :
= x² - ( x)²
N
N
1. σt = 157 – (39)² 2. σt = 166 – (40)²
10 10 10 10 = 157 – 152,1 = 166 - 160 10 10
= 0,49 = 0,6
3. σt = 207 – (45)² 4. σt = 193 – (43)²
10 10 10 10 = 207 – 202,5 = 193 – 184,9 10 10
= 0,45 = 0,81
5. σt = 207 – (45)² 6. σt = 193 – (43)²
10 10 10 10 = 207 – 202,5 = 193 – 184,9 10 10
= 0,45 = 0,81
67
7. σt = 119 – (33)² 8. σt = 113 – (33)²
10 10 10 10 = 119 – 108,9 = 113 – 108,9 10 10
= 1,01 = 0,41
9. σt = 129 – (35)² 10. σt = 113 – (33)²
10 10 10 10 = 129 – 122,5 = 113 – 108,9 10 10
= 0,65 = 0,41
11. σt = 171 – (41)² 12. σt = 191 – (43)²
10 10 10 10 = 171 – 168,1 = 191 – 184,9 10 10
= 0,29 = 0,61
13. σt = 141 – (37)² 14. σt = 173 – (41)²
10 10 10 10 = 141 – 136,9 = 173 – 168,1 10 10
= 0,41 = 0,49
15. σt = 184 – (42)² 16. σt = 157 – (39)²
10 10 10 10 = 184 – 176,4 = 157 – 152,1 10 10
= 0,76 = 0,49
17. σt = 180 – (42)² 18. σt = 157 – (39)²
10 10 10 10 = 180 – 176,4 = 157 – 152,1 10 10
= 0,36 = 0,49
68
19. σt = 191 – (43)² 20. σt = 189 – (43)²
10 10
10 10 = 191 – 184,9 = 189 – 184,9 10 10
= 0,61 = 0,41
21. σt = 205 – (45)² 22. σt = 195– (43)²
10 10 10 10 = 205 – 202,5 = 195 – 184,9 10 10
= 0,25 = 1,01
23. σt = 186 – (42)² 24. σt = 186– (42)²
10 10 10 10 = 186 – 176,4 = 186 – 176,4 10 10
= 0,96 = 0,96
25. σt = 168 – (40)² 26. σt = 182– (42)²
10 10 10 10 = 168 – 160 = 182 – 176,4 10 10
= 0,8 = 0,56
27. σt = 161 – (39)² 28. σt = 198– (44)²
10 10 10 10 = 161 – 152,1 = 198 – 193,6 10 10
= 0,89 = 0,44
29. σt = 207 – (45)² 30. σt = 128– (34)²
10 10 10 10 = 207 – 202,5 = 128 – 115,6 10 10
= 0,45 = 1,54
69
31. σt = 188 – (42)² 32. σt = 164– (40)²
10 10
10 10 = 188 – 176,4 = 164 – 160 10 10
= 1,16 = 0,4
33. σt = 177 – (41)² 34. σt = 173– (41)²
10 10 10 10 = 177 – 168,1 = 173 – 176,4 10 10
= 0,89 = 0,56
35. σt = 182 – (42)² 36. σt = 180– (42)²
10 10 10 10 = 182 – 176,4 = 180 – 176,4 10 10
= 0,56 = 0,36
37. σt = 166 – (40)² 38. σt = 144– (36)²
10 10 10 10 = 166 – 160 = 144 – 129,6 10 10
= 0,6 = 1,44
39. σt = 134 – (36)² 40. σt = 156– (38)²
10 10 10 10 = 134 – 129,6 = 156 – 144,4 10 10
= 0,44 = 1,16
b. Langkah kedua, menjumlahkan hasil varians semua item ( σ²t)
Rumus :
σ²t = + +……….. + σ40
70
= 0,49 + 0,6 + 0,45 + 0,81 + 0,45 + 0,81 + 1,01 + 0,41 + 0,65 + 0,41 + 0,29
+ 0,61 + 0,41 + 0,49 + 0,76 + 0,49 + 0,36 + 0,49 + 0,61 + 0,41 + 0,25 + 1,01
+ 0,96 + 0,96 + 0,8 + 0,56 + 0,89 + 0,44 + 0,45 + 1,54 + 1,16 + 0,4 + 0,89 +
0,49 + 0,56 + 0,36 + 0,6 + 1,44 + 0,44 + 1,16
= 26,37
c. Langkah ketiga, menggunakan rumus varians total (σ²t)
Rumus :
σ²t = ² - ( )² N
N = 260633 – (1609)² 10
10 = 260633 – 258888,1
10
= 174,49
d. Langkah keempat, menggunakan rumus Alpha Cronbach :
2
2
11
t
b
K
Kr
=49,174
37,261
140
40
= ( 1,03 ) ( 1- 0,15)
= ( 1,03 ) (0,85)
= 0,87
Jadi dari hasil perhitungan diperoleh r hitung = 0,87 sedangkan r tabel
pada taraf kepercayaan 99% dengan N = 10 adalah 0,794. Maka r hitung lebih
0,87 > 0,794 = Reliabel.
71
72
73
top related