morbus hansen
Post on 04-Jan-2016
59 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Rosmarini Estri Sih Hananti Lab/ SMF. I.K. Kulit & Kelamin FK. Unej/ RSD. Dr. Soebandi Jember
DEFINISI
Sinonim: Kusta, Lepra
infeksi granulomatosa kronis dengan gejala sisa, disebabkan oleh Mycobacterium leprae (M. leprae) yang terutama menyerang kulit dan saraf.
Atau penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh basil Mycobacterium leprae yang bersifat obligat intraselular.
ETIOLOGI M.leprae atau kuman Hansen ditemukan oleh sarjana dari
Norwegia GH Armauer Hansen pada tahun 1673
bersifat tahan asam
berbentuk batang
ukuran 1-8 micro, lebar 0,2-0,5 micro,
biasanya berkelompok /tersebar satu-satu,
hidup dalam sel terutama jaringan yang bersuhu dingin
tidak dapat dikultur dalam media buatan.
Masa belah diri sangat lama yaitu 2-21 hari.
masa tunas 2 - 5 tahun.
PATOGENESIS
M. leprae kulit lecet &
mukosa nasal intraselular
sel makrofag & sel Schwann
Kerusakan saraf
KLASIFIKASI Klasifikasi WHO (1981) dan modifikasi WHO (1988)
Pausibasilar (PB)
Multibasilar (MB)
No. Kelainan kulit & hasil
pemeriksaan Pause Basiler Multiple Basiler
1. Bercak (makula) jumlah ukuran distribusi konsistensi batas kehilangan rasa pada bercak
kehilangan berkemampuan
berkeringat,berbulu rontok pada bercak
1-5 Kecil dan besar Unilateral atau bilateral asimetris Kering dan kasar Tegas Selalu ada dan jelas Bercak tidak berkeringat, ada bulu rontok pada bercak
Banyak Kecil-kecil Bilateral, simetris Halus, berkilat Kurang tegas Biasanya tidak jelas, jika ada terjadi pada yang
sudah lanjut Bercak masih berkeringat, bulu tidak rontok
2. Infiltrat kulit membrana mukosa tersumbat
perdarahan dihidung
Tidak ada Tidak pernah ada
Ada,kadang-kadang tidak ada Ada,kadang-kadang tidak ada
3. Ciri lesi ”central healing” penyembuhan ditengah punched out lession madarosis ginecomastia hidung pelana suara sengau
4. Nodulus Tidak ada Kadang-kadang ada
5. Penebalan saraf tepi Lebih sering terjadi dini, asimetris Terjadi pada yang lanjut biasanya lebih dari 1 dan simetris
6. Deformitas cacat Biasanya asimetris terjadi dini Terjadi pada stadium lanjut
7. Apusan BTA negatif BTA positif
KLASIFIKASI Untuk pasien yang sedang dalam pengobatan harus
diklasifi-kasikan sebagai berikut :
1. Bila pada mulanya didiagnosis tipe MB, tetap diobati sebagai MB apapun hasil pemeriksaan BTA-nya saat int.
2. Bila awalnya didiagnosis tipe PB, harus dibuat klasifikasi baru berdasarkan gambaran klinis dan hasil BTA saat ini.
Tujuan klasifikasi
Untuk menentukan rejimen pengobatan, prognosis, dan komplikasi
Untuk perencanaan operasional menemukan pasien-pasien yg menular yg mempunyai nilai epidemiologis tinggi sbg target utama pengobatan
Untuk identifikasi pasien yang kemungkinan besar akan menderita cacat.
DIAGNOSIS
tanda kardinal
1. Bercak Kulit mati rasa
2. Penebalan saraf tepi (disertai atau tanpa rasa
nyeri dan gangguan fungsi saraf )
gangguan fungsi sensoris (mati rasa)
gangguan fungsi motoris : paresis atau paralisis
gangguan fungsi otonorn: kulit kering: retak,
edema, pertumbuhan rambut yang terganggu
3.Ditemukan kuman tahan asam
PEMERIKSAAN PASIEN
Anamnesis
Inspeksi
Palpasi
Tes fungsi saraf
Komplikasi
Anamnesis
Keluhan pasien
Riwayat kontak dengan pasien
Latar belakang keluarga, sosial ekonomi.
Inspeksi
Dengan penerangan yang baik.
lesi kulit
kerusakan kulit
Palpasi Kelainan kulit:
nodus, infiltrat, jaringan parut, ulkus, khususnya pada tangan dan kaki
Kelainan saraf :
Pemeriksaan saraf, termasuk meraba dengan teliti: N. Aurikularis magnus, N. ulnaris, N. peroneus lateralis dan N. tibialis posterior.
Palpasi Pemeriksaan saraf :
bandingkan saraf bagian kiri dan kanan membesar atau tidak
pembesaran regular (smooth) atau irregular, bergumpal
perabaan keras atau kenyal.
nyeri atau tidak
Tes fungsi saraf
tes sensoris
Rasa raba Rasa nyeri Suhu
Tes otonom
Tes dengan pinsil tinta (tes
Gunawan) Tes pilocarpin
Tes motoris
Voluntary muscle test
(VMT)
Komplikasi Lagophtalmus
Paralisis pada tangan
Luka yang tidak nyeri
Ulkus pada plantar pedis
Perubahan pada wajah
PENATALAKSANAAN Tipe PB ( PAUSI BASILER)
Jenis obat dan dosis untuk orang dewasa :
Rifampisin 600mg/bln diminum didepan petugas
DDS tablet 100 mg/hari diminum di rumah
Pengobatan 6 dosis diselesaikan dalam 6-9 bulan dan setelah selesai minum 6 dosis dinyatakan RFT meskipun secara klinis lesinya masih aktif.
Menurut WHO(1995) tidak lagi dinyatakan RFT tetapi menggunakan istilah Completion Of Treatment Cure dan pasien tidak lagi dalam pengawasan.
PENATALAKSANAAN Tipe MB ( MULTI BASILER)
Jenis obat dan dosis untuk orang dewasa:
Rifampisin 600mg/bln diminum didepan petugas
Klofazimin 300mg/bln diminum didepan petugas dilanjutkan dengan klofazimin 50 mg /hari diminum di rumah
DDS 100 mg/hari diminum dirumah
Pengobatan 24 dosis diselesaikan dalam waktu maksimal 36 bulan sesudah selesai minum 24 dosis dinyatakan RFT meskipun secara klinis lesinya masih aktif dan pemeriksaan bakteri positif.
Menurut WHO (1998) pengobatan MB diberikan untuk 12 dosis yang diselesaikan dalam 12-18 bulan dan pasien langsung dinyatakan RFT.
PENATALAKSANAAN Dosis untuk anak
Klofazimin:
Umur dibawah 10 tahun :
Bulanan 100mg/bln
Harian 50mg/2kali/minggu
Umur 11-14 tahun
Bulanan 100mg/bln
Harian 50mg/3kali/minggu
DDS:1-2mg /Kg BB
Rifampisin:10-15mg/Kg BB
PENATALAKSANAAN Pengobatan MDT terbaru
Metode ROM adalah pengobatan MDT terbaru. Menurut WHO(1998),
tipe PB dengan lesi hanya 1 cukup diberikan dosis tunggal rifampisin 600 mg, ofloksasim 400mg dan minosiklin 100 mg dan pasien langsung dinyatakan RFT,
tipe PB dengan 2-5 lesi diberikan 6 dosis dalam 6 bulan.
tipe MB diberikan sebagai obat alternatif dan dianjurkan digunakan sebanyak 24 dosis dalam 24 bln
PENATALAKSANAAN Putus obat
pasien kusta tipe PB dinyatakan DO bila tidak minum obat 4 dosis dari yang seharusnya
pasien kusta tipe MB dinyatakan DO bila tidak minum obat 12 dosis dari yang seharusnya.
Diagnosis Banding Lesi kulit
Makula hipopigmentasi : leukoderma, vitiligo, tinea versikolor, pitiriasis alba, morfea dan parut
Plak eritem : tinea korporis, lupus vulgaris, lupus eritematosus, granuloma anulare, sifilis sekunder, sarkoidosis, leukemia kutis dan mikosis fungoides.
Ulkus : ulkus diabetik, ulkus kalosum, frambusia, penyakit Raynad & Buerger
Edukasi • Motivasi untuk sembuh.
• Lamanya pengobatan dan efek samping yg mungkin
timbul.
• Segera cari pertolongan jika terjadi reaksi atau
munculnya bercak baru.
• Merawat diri dengan baik.
top related