laporan tutor sk 1 blok 9
Post on 02-Jun-2018
292 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
8/10/2019 Laporan Tutor Sk 1 Blok 9
1/46
SKENARIO 1 BLOK IX
TIU :
1. Mahasiswa memahami penyakit/lesi jaringan lunak pada lidah
2. Mahasiswa memahami vital sign, pemeriksaan darah dan histopatologi
3. Mahasiswa memahami manifestasi penyakit sistemik pada rongga mulut
4. Mahasiswa memahami penatalaksanaan pasien dengan penyakit sistemik
JUDUL :
Ibu Rina, seorang perempuan berusia 48 tahun datang ke RSGM mengeluhkan
mulutnya kering dan plak putih pseudomembran pada 2/3 anterior lidah. Peemriksaan ektra
oral menunjukkan limfonodi submandibula teraba dan sakit. Saat dilakukan pemeriksaan
obyektif umum, vital sign: tensi darah 140/90mmHg, denyut nadi 82x/menit, Respirasi
16x/menit. Pemeriksaan radiologi pada gigi 46 menunjukkan area radiolusen berbatas tegas
pada region periapikal. Pemeriksaan darah menunjukkan GDS>250 mg/dl, Angka Leukosit
13.000 dan pemeriksaan histopatologi lesi pada lidah menunjukkan adanya infiltrat
neutrophil, cocus + & penetrasi hyphae pada epitel superfisial.
Klarifikasi Istilah
1. Plak Putih Pseudomembran adalah pseudomembran yang tersebut terdiri atas
kumpulan hifa dan sel ragi, sel radang, bakteri, sel epitel, debris makanan dan
jaringan nekrotik yang putih seperti sari susu, mengenai mukosa bukal, lidah dan
permukaan oral dan bila plak diangkat tampak dasar mukosa eritematosa atau
mungkin berdarah dan terasa nyeri sekali. Biasanya muncul pada keadaan oral thrush,
kandidiasis pseudomembran akut, dan?
2.
Limfonodi Submandibula (Limfonodi) : yaitu kelenjar yang berfungsi sebagai pertahanan
kekebalan tubuh (sistem imun). Kelenjar ini mengandung zat-zat yang berguna untuk
tubuh, diantaranya adalah protein, lemak, limfosit, sel darah putih, fibrinogen, albumin,
sel-sel pembentuk pertahanan tubuh, dsb. kelenjar ini dapat membesar oleh karena
penambahan sel-sel pertahanan tubuh yang berasal dari KGB itu sendiri, seperti limfosit,
sel plasma, monosit dan tristiosit. Penyebab lainnya yaitu karena proses peradangan
(neutrofil), yang artinya kelenjar itu sedang dalam proses melawan bakteri yang masuk,
-
8/10/2019 Laporan Tutor Sk 1 Blok 9
2/46
infiltrasi sel-sel ganas atau timbunan dari penyakit metabolit lemak. Yang terletak pada
submandibular
3. Vital Sign adalah keadaan umum pasien yang melibatkan antara lain :
a. Kesadaran
b. Frekuensi pernapasan
c. Nadi
d. Tekanan darah
e. Suhu tubuh
f. Saturasi oksigen darah
4. Infiltrasi Neutrofil : akumulasi neutrofil pada jaringan atau sel dalam menanggapi
berbagai zat pada situs reaksi inflamasi.
5. GDS : Disebut juga kadar darah sewaktu (kadar gula darah sewaktu) adalah hasil
pengukuran yang dilakukan seketika waktu itu, tanpa ada puasa. Jadi biasanya kadar gula
akan lebih tinggi. Normalnya, kadar gula dalam darah adalah 110 mg/dl (gula darah puasa)
dan 140 mg/dl (gula darah sewaktu). Namun, pada penderita DM, kadar gula darah puasanya
lebih dari 126 mg/dl dangula darah sewaktu lebih dari 200 mg/dl. Jadi kalau sedang
berpuasa, maka kadar gula darah akan menurun,
6. Epitel Superfisial :
7. Coccus + :
8. Penetrasi hypae :
Anatomi Lidah Normal
Lidah adalah suatu organ otot kompak yang ditutupi oleh lapisan pelindung dari epitel
skuamosa berlapis. Lidah memiliki peran yang penting dalam proses penelanan, pengecapan
dan bicara. Dorsum lidah mempunyai banyak tonjolan-tonjolan mukosa yang membentuk
papila-papila.
Ada 4 tipe papila pada dorsum lidah : papila filiformis, papila fungiformis, papila
sirkumvalata dan papila foliata. Papila filiformis merupakan papila terkecil dan berjumlah
paling banyak. Papila itu berupa batang-batang ramping, seperti rambut, bertanduk, tampak
berwarna merah, merah muda atau putih tergantung pada derajat iritasi yang dialami lidah.Papila fungiformis lebih sedikit jumlahnya, warna merahnya lebih cerah dan diameternya
http://www.guladarah.com/2010/12/gula-darah-sewaktu.htmlhttp://www.guladarah.com/2010/12/gula-darah-sewaktu.html -
8/10/2019 Laporan Tutor Sk 1 Blok 9
3/46
lebih lebar dibandingkan dengan papila filiformis. Papila fungiformis tidak bertanduk,
berbentuk bulat atau jamur dan sedikit menonjol. Papila ini juga berisi kuncup-kuncup
pengecap. Papila ini paling banyak terdapat di tepi lateral dan ujung anterior dari lidah.
Kadang-kadang papila fungiformis mengandung pigmen coklat, terutama melanoderm.
Papila sirkumvalata adalah papila terbesar yang tampak sebagai papula-papula
berwarna merah muda 2 sampai 4 mm. Papula tersebut dikelilingi oleh suatu parit sempit dan
juga berisi kuncup-kuncup pengecap. Papila-papila ini berjumlah 6 sampai 12 dan tersusun
dalam suatu deretan berbentuk V di sepanjang ujung-ujung sulkus di sisi posterior dorsum
lidah. Papila-papila tersebut secara anatomis membagi lidah menjadi 2 bagian yang tidak
sama, 2/3 anterior dan 1/3 posterior.
Pada sisi lateral daerah posterior lidah terdapat papila foliata. Papila-papila ini seperti daun
yang menonjol mengarah seperti lipatan-lipatan vertikal. Terkadang tonsil lingual yang
meluas ke daerah ini dari akar dorsal posterior lidah dapat salah disebutkan sebagai papila
foliate
-
8/10/2019 Laporan Tutor Sk 1 Blok 9
4/46
-
8/10/2019 Laporan Tutor Sk 1 Blok 9
5/46
a. Lidah Berfisur (Scrotal Tongue)
Lidah berfisur adalah variasi dari anatomi lidah normal yang terdiri atas satu fisura
garis tengah, fisura ganda atau fisura multiple pada permukaan dorsal dari dua per tiga
anterior lidah. Dorsum lidah pecah-pecah, lateral oblique, sagital, transversal. Ada berbagai
pola, panjang, dan dalam dari fisura. Penyebabnya tidak diketahui, tetapi lidah berfisur
barangkali suatu proses perkembangan dan bertambah banyak dengan bertambahnya usia.
Etiologi (Penyebab) nya tidak dapat diketahui dengan pasti, namun sumber
menyatakan bahwa akan semakin bertambah banyak seiring bertambahnya usia.
(Repository USU. Penyakit Mulut Desa Ujung Rambung.2011. Chapter II)
Lidah berfisur kira-kira mengenai 1,5% penduduk. Kekerapan terjadinya adalah sama
untuk kedua jenis kelamin. Lidah berfisur umumnya terjadi pada syndrome Down dan dalam
kombinasi dengan lidah geografik. Ini adalah komponen dari syndrome Melkerson-Rosenthal
(lidah berfisur, keilitis granulamatosa dan paralisis saraf fasialis unilateral). Fisura tersebut
dapat terkena radang sekunder dan menyebabkan halitosis sebagai akibat dari penumpukan
makanan, oleh karena itu dianjurkan menyikat lidah untuk menjaga agar fisura tetap bersih.
Lidah berfisur adalah keadaan yang jinak dan biasanya tidak menimbulkan rasa sakit.
Penatalaksaan: tidak memerlukan perawatan khusus dan pengobatan, yang diperlukan
adalah menyikat lidah untuk menjaga agar fisura tetap bersih dari bakteria agar tidak
menimbulkan penyaikit-penyakit lainnya serta memberi edukasi pasien bahwa kelainan ini
aman sehingga pasien tidak perlu cemas dan tertekan.
-
8/10/2019 Laporan Tutor Sk 1 Blok 9
6/46
b. Scalloped tongue (crenated tongue)
Merupakan suatu keadaan yang umum, ditandai oleh lekukan-lekukan pada tepi
lateral lidah. Keadaan tersebut biasanya bilateral, tetapi dapat unilateral atau terisolasi pada
daerah dimana lidah berkontak erat dengan gigi-gigi. Tekanan abnormal dari gigi-gigi pada
lidah mencetak pola tertentu, yang tampak sebagai oval-oval cekung yang dibatasi tepi
seperti kerang yang putih dan menimbul. Penyebabnya meliputi keadaan-keadaan yang
menyebabkan tekanan abnormal pada lidah seperti gerakan gesek dari lidah terhadap gigi dan
diastema, kebiasaan menjulurkan lidah, menghisap lidah dan lidah yang membesar. Scalloped
tongue dapat dijumpai dalam kaitan dengan kelainan sendi temporomandibular, keadaan-
keadaan sistemik seperti akromegali dan amiloidosis serta kelainan-kelainan genetic seperti
sindrom down dan juga pada pasien yang normal. Keadaan tersebut sama sekali tidak
berbahaya dan tanpa gejala. Perawatan seringkali diarahkan untuk menghilangkan kebiasaan.
Penyebab Scalloping Of The Tongue
Ada sejumlah faktor yang bertanggung jawab atas terjadinya scalloped tongue:
1. Defisiensi hormon tiroid atau kurang aktif kelenjar tiroid bertanggung jawab untuk
scalloped tongue. Hypothyroidism cenderung berdampak metabolisme dalam tubuh, yang
pada gilirannya berhubungan dengan pembesaran dan pembengkakan kelenjar berbagai.
Selanjutnya, hal ini juga mengakibatkan retensi air meningkat dalam tubuh, yang dianggap
bertanggung jawab atas pembesaran lidah dan pembentukan celah di lidah.
2. Kekurangan Limpa juga dianggap bertanggung jawab atas scalloped tongue. Defisiensi
Limpa kegagalan transformasi makanan menjadi energi yang menghasilkan bengkak dan
pecah-pecah lidah.
3. Sleep apnea dianggap faktor lain bertanggung jawab atas scalloped tongue. Kondisi ini
terkait dengan pernapasan terganggu saat tidur. Bergigi lidah disebabkan karena lidah jatuh
kembali ke dalam rongga mulut saat tidur.
4. Sindrom bersama Temporomeandibular juga berhubungan dengan scalloped tongue.
Dalam hal ini rahang bawah tidak stabil karena yang gigi perlu terus-menerus mengepal
-
8/10/2019 Laporan Tutor Sk 1 Blok 9
7/46
untuk menahan rahang dalam posisi. Mengepalkan ini dapat mengakibatkan pembentukan
alur sepanjang lidah memberikan penampilan yang khas bergigi.
scalloped tongue Dengan Gejala lain
scalloped tongue biasanya kondisi berbahaya, namun dapat dikaitkan dengan kehadiran
sejumlah gejala lain yang dapat menjadi indikasi dari patologi yang mendasari,
1. scalloped tongue dapat berhubungan dengan anemia, penurunan berat badan yang tidak
dapat dijelaskan dan kelelahan yang semuanya menunjukkan kekurangan tidur.
2. scalloped tongue dapat berhubungan dengan penambahan berat badan, kelesuan, sensasi
chilliness, dll, yang dapat menjadi indikasi hipotiroidisme.
3. scalloped tongue mungkin terkait dengan pembakaran sementara mengkonsumsi makanan
pedas, halitosis, dll yang dapat menjadi indikasi infeksi rongga mulut.
Perawatan Untuk bergigi Tongue
Perawatan untuk crenated atau scalloped tongue berfokus pada menentukan penyebab yang
mendasari kondisi. Pengobatan meliputi berikut ini,
1. Suplemen tiroid penting untuk mengobati hipotiroidisme yang bertanggung jawab atas
terjadinya scalloped tongue. Pastikan bahwa Anda selalu mengkonsumsi yodium diperkaya
garam.
2. Intervensi bedah mungkin diperlukan untuk mengobati temporo mandibular sendi tidak
stabil.
3. Pengobatan yang tepat untuk apnea tidur juga dapat membantu dalam pengelolaan bergigi
lidah.
4. Menjaga kebersihan mulut yang terbaik adalah juga faktor kontribusi penting dalam
pengelolaan bergigi lidah.
Perlu diingat bahwa scalloped tongue biasanya kondisi berbahaya. Namun, jika kondisi ini
berhubungan dengan gejala lain, pengobatan simtomatik yang tepat dapat membantu dalam
pengobatan scalloped tongue.
-
8/10/2019 Laporan Tutor Sk 1 Blok 9
8/46
c. Makroglosia
Merupakan istilah yang dipakai untuk menunjukkan lidah yang membesar secara
abnormal. Untuk menilai ukuran lidah, maka lidah harus sama sekali beristirahat. Tinggi
normal dari dorsum lidah harus sama dengan bidang oklusal dari gigi-gigi bawah; tepi lateral
dari lidah harus berkontak, tetapi tidak menumpuk dengan tonjol lingual gigi-gigi bawah.
Lidah yang melebar melebihi dimensi ini disebut membesar.Pembesaran lidah ini disebabkan
oleh hipertrofi otot-otot lidah sehingga akan mendorong gigi dan terbentuk tapakan.bekas
gigi pada tepi lateral lidah.Keadaan ini dapat disebabkan oleh faktor genetik dan non
genetik.Ditemukan pada sindrom down,sindrom beckwith
wiedemann,kretinisme.Makroglosia dapat menyebabkan gangguan kesehatan secara umum
seperti kesulitan makan,bernafas,berbicara,serta depresi yang akan berpengaruh pada
pertumbuhan,perkembangan fisik dan mental anak.
-
8/10/2019 Laporan Tutor Sk 1 Blok 9
9/46
Gambaran klinis makroglosia :
1.Ukuran lebih besar daripada ukuran normal
2. Ujung lidah atau tepi lidah melebihi oklusal gigi
3.Adanya lekukan tepi lidah yang menggambarkan bentuk gigi (scalloptongue)
4.Adanya diastema,openbite dan malrelasi rahang
5.Ukuran papila fungiformis bertambah besar
ETIOLOGI
-
8/10/2019 Laporan Tutor Sk 1 Blok 9
10/46
PERAWATAN
-
8/10/2019 Laporan Tutor Sk 1 Blok 9
11/46
-
8/10/2019 Laporan Tutor Sk 1 Blok 9
12/46
-
8/10/2019 Laporan Tutor Sk 1 Blok 9
13/46
-
8/10/2019 Laporan Tutor Sk 1 Blok 9
14/46
-
8/10/2019 Laporan Tutor Sk 1 Blok 9
15/46
-
8/10/2019 Laporan Tutor Sk 1 Blok 9
16/46
-
8/10/2019 Laporan Tutor Sk 1 Blok 9
17/46
Tiroid lidah
Definisi
Suatu nodula tidak biasa dari jaringan tiroid yang dijumpai tepat di posterior
foramen cecum pada sepertiga posterior lidah.
Etiologi
Jaringan embrionik dari tiroid tidak berpindah kepermukaan anterolateral dari trakea
Gambaran klinis
Massa yang menimbul tanpa gejala, yang biasanya ukuran diameternya kira-kira 2
cm. Terjadi penambahan vaskularisasi permukaan, perdarahan, disfagia, disfonia, dan
gejala-gejala hipotiroidisme (jarang) sakit. Merupakan jaringan tiroid yang aktif.
-
8/10/2019 Laporan Tutor Sk 1 Blok 9
18/46
Diagnosa
Lesi tersebut dapat dibedakan dengan lesi-lesi yang sama dengan memastikan
letaknya yang khas dipapilla sirkumvalata dan dengan memakai pengamatan radionuklid.
Terapi
Dengan Biopsi. Namun, biopsi harus ditunda sampai dipastikan bahwa ada sisa
kelenjar tiroid dan berfungsi baik.
-
8/10/2019 Laporan Tutor Sk 1 Blok 9
19/46
-
8/10/2019 Laporan Tutor Sk 1 Blok 9
20/46
-
8/10/2019 Laporan Tutor Sk 1 Blok 9
21/46
-
8/10/2019 Laporan Tutor Sk 1 Blok 9
22/46
-
8/10/2019 Laporan Tutor Sk 1 Blok 9
23/46
-
8/10/2019 Laporan Tutor Sk 1 Blok 9
24/46
-
8/10/2019 Laporan Tutor Sk 1 Blok 9
25/46
Makroglosia pd Sindrom Beckwith-Wiedermann
mutasi gen pada kromosom no.11
-
8/10/2019 Laporan Tutor Sk 1 Blok 9
26/46
Makroglosia pada syndromdown
Kretinisme / hypotiroidisme
-
8/10/2019 Laporan Tutor Sk 1 Blok 9
27/46
d. Lidah geografik
Lidak geografik adalah suatu keadaan peradangan jinak yang disebabkan oleh
pengelupasan keratin superfisial dan papila-papila filiformisnya. Penyebabnya tidak
diketahui, tetapi diperkirakan stres emosional, defisiensi nutrisi dan heriditer. Keadaan ini
biasanya terbatas pada dorsal dan tepi-tepi lateral 2/3 anterior lidah dan hanya mengenai
papila filiformis sedangkan fungiformis tetap baik.
Lidah geografik ditandai bercak-bercak gundul merah muda sampai merah, tunggal
atau multipel dari papila filiformis yang dibatasi atau tidak dibatasi oleh pinggiran putih yang
menimbul. Dapat disertai dengan lirik peradangan merah ditepi lesinya. Jika ada peradangan,
maka rasa sakit seringkali merupakan suatu gejala. Lesinya terus menerus beruba pola dan
berpindah dari suatu daerah ke daerah lain; karenanya nama sunonimnya adalah glosotis
migratory jinak, eritema migran dan wandering rash
Lidah geografik adalah umum dan mengenai kira-kira 1-2% penduduk. Paling sering
mengenai wanita dan orang-orang dewasa usia muda sampai pertengahan. Keadan tersebut
dapar timbul tiba-tiba dan menetap selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Terlihat
hilang spontan dan kambuh kembali. Lidah geografik kadang-kadang dijumpai dalam kaitan
dengan mukosa yang sesuai, areata eritema migran ( migratory mucositis, stomatitis
geografik, lidah gegrafik ektopik) dan lidah berfisur. Erytema migrans, jika tanpa gejalaadalah tidak membahayakan sekali dan tidak memerlukan perawatan. Kadang-kadang saja
-
8/10/2019 Laporan Tutor Sk 1 Blok 9
28/46
suatu eritema migrans mengakibatkan bercak-bercak anular merah dengan rasa terbakar. Obat
anestesi topikal atau steroid topikal dapat diberikan pada pasien-pasien dengan gejala. Secara
histologis lesi-lesi ini mirip psoriasis; tetapi telah diterima secara umum bahwa kedua kondisi
ini sesungguhnya berbeda, meskipun kadang-kadang dapat ada yang sama.
-
8/10/2019 Laporan Tutor Sk 1 Blok 9
29/46
e. Tumor sel granular (mioblastoma sel granular)
Merupakan tumor jaringan lunak jinak yang jarang terjadi , terdiri atas sel oval yang
mempunyai sitoplasma granular yang ekstrem. Pada area oral sering terjadi di permukaan
dorsal lateral lidah, dan jarang pada area ventral lidah.
Tumor sel granular dapat terjadi pada semua usia dan ras, tetapi jarang pada wanita.
Lesi ini biasanya terdiri atas nodula submukosa tanpa gejala, soliter, berbentuk kubah dan
secara klinis ditutupi jaringan yang normal, kuning atau putih. Permukaanya berulserasi jika
terkena trauma. Tumor sel granular seringkali tidak bertangkai, berbatas jelas, keras pada
tekanan,. Pertumbuhannya sangat perlahan tanpa sakit. Lesi yang lebih besar dapat
memperlihatkan daerah sentral yang sedikit cekung. Eksisi local yang konservatif
merupakan perwatan yang disukai dan membuat lesi ini tidak cenderung kambuh lagi.
Tumor sel granular adalah tumor rongga mulut jinak yang relatif umum yang
mempunyai suatu pola gambaran klinis yang khusus. Walaupun lesi ini jarang terlihat
melibatkan lokasi dan organ yang luas sebagian besar adalah lidah. Lesi ini biasanya tumbuh
lambat diameternya jarang melebihi 1-2 cm dan biasanya soliter. Jika lokasinya superfisial
tumor menunjukkan warna kekuningan yang khas sebaliknya lesi-lesi yang lokasinya lebih
dalam tidak menunjukkan perubahan warnanya. Apabila tumor berlokasi pada lidah mukosa
lingual diatasnya mungkin normal tetapi sering kali ada perubahan pada papilla lingual
-
8/10/2019 Laporan Tutor Sk 1 Blok 9
30/46
walaupun tidak begitu jelas termasuk penurunan jumlah papilla dan lidah menjadi rata.
Kekhasan tumor ini adalah lesi yang sangat kenyal pada pemeriksaan palpasi dan tidak ada
keluhan.
Gambaran Mikroskopis
Tumor sel granular menunjukkan suatu proliferasi sel-sel schwan secara mikroskopik
menunjukkan suatu sitoplasma granular yang aneh. Sebelumnya telah ada teori yang
mengatakan asalnya lesi dari jaringan otot bergaris. Untuk hal ini nama mioblastoma sel
granular telah pernah digunakan sebuah nama yang kemudian digunakan secara luas.
Disamping sel-sel granular tumor ini seringkali dihubungkan dengan suatu proliferasi
hiperplastik pada epitel mukosa diatasnya. Secara mikroskopik proliferasi epitel ini
menunjukkan kemiripan dengan karsinoma epidermoid; tetapi lesi ini adalah jinak dan
diarahkan sebagai pseudoepitheliomatus hyperplasia (PEH). Hal yang harus ditekankan
bahwa perubahan epitel adalah secara klinis tidak berarti dan tidak berhubungan dengan
kanker mulut.
Perawatan dan Prognosis
Perawatan untuk tumor sel granular terdiri dari eksisi konservatif. Eksisi tidak sempurna
kemudian diikuti regresi spontan telah pernah dilaporkan. Kekambuhan setelah perawatan
tidak umum terjadi.
Gambaran Klinis
Lebih dari sepertiga dari semua tumor sel granular terjadi pada dorsum lingual, biasanya
sebagai sessile, tanpa rasa sakit, agak tegas, tidak bergerak nodul kurang dari 1,5 cm.
-
8/10/2019 Laporan Tutor Sk 1 Blok 9
31/46
diameter terbesar. Lesi sering menunjukkan pucat atau warna kekuningan dan biasanya
memiliki permukaan halus. Ketika itu terjadi pada dorsum lingual, papila permukaan
dipisahkan satu dari yang lain, tetapi biasanya tidak hilang.
Situs lisan dan faring lain keterlibatan termasuk langit-langit lunak, uvula, mukosa labial,
lantai mulut dan gingiva. Tidak ada predileksi jenis kelamin untuk kasus-kasus oral, tapi
secara keseluruhan hampir dua kali lebih banyak kasus yang didiagnosis pada wanita seperti
pada pria. Lesi biasanya didiagnosis antara usia 30 dan 60, tetapi dapat terjadi pada usia
berapa pun. Sebanyak 15% dari pasien akan memiliki tumor sel granular dari beberapa situs
anatomi, dengan sebanyak 50 lesi individu dalam satu pasien.
Oral tumor sel granular ganas jarang tetapi telah dilaporkan tumbuh pesat, menjadi ulserasi
dan bosselated, dan untuk mencapai ukuran yang lebih besar dari 4-5 cm. pada saat diagnosis.
Ini biasanya terjadi pada orang dewasa muda.
INTERPRESTASI PEMERIKSAAN HISTOPATOLOGI DAN DARAH
A. Pemeriksaan Histopatologi
1. Pemeriksaan Neutrofil
Nilai Rujukan
Dewasa : 5070 % (2500-7000 L)
Anak-anak
a. Bayi baru lahir : 61 %
b. Bayi 1 tahun : 32 %
c. Anak : 50-70 % (2500-7000L)
Neutrofil yang paling banyak dalam sirkulasi leukosit dan bereaksi sangatcepat terhadap inflamasi dan tempat perlukaan jaringan dibandingkan jenis leukosit yang lain.
-
8/10/2019 Laporan Tutor Sk 1 Blok 9
32/46
Selama fase infeksi akut, garis depan pertahanan tubuh adalah neutrofil. Segmen adalah
neutrofil matang dan pita adalah neutrofil yang tak matang yang memperbanyak diri dengan
cepat selama fase infeksi akut.
MasalahMasalah Klinis
Penururnan kadar :
a. Penyakit-penyakit virus
b. Leukimia
c. Agranulositosis
d. Anemia aplastik
e. Anemia defisiensi zat besi
Peningkatan kadar :
a. Infeksi akut
b. Penyakit inflamasi
c. Kerusakan jaringan
d. Penyakit Hodkins
e. Penyakit hemolitik pada bayi yang baru lahirf. Apendiksitis akut
g. Pankreasitis akut
Prosedure Pemeriksaan
Ambil 7 ml darah vena dan masukkan kedalam tabung bertutup jingga
muda. Hindari hemolisis.
Periksa jumlah leukosit dan hitung jenis leukositnya. Peninngkatanneutrofil menunjukkan adanya infeksi akut.
2. Pemeriksaan Jamur
-
8/10/2019 Laporan Tutor Sk 1 Blok 9
33/46
Untuk pemeriksaan jamur digunakan larutan KOH 10% atau 20% . Ambil jaringan
yang akan diperiksa kemudian dilihat dibawah mikroskop. Jika (+) maka dinyatakan adanya
Hypha atau spora.
B.
Pemeriksaan Darah
1. Pemeriksaan Glukosa/Gula Darah
Gula Darah Puasa (FBS)
Anak-anak :
1. Bayi baru lahir : 30-80 mg/Dl
2. Anak : 60-100 mg/Dl
Dewasa :
1. Serum/plasma : 70-100 mg/dL
2. Whole blood : 60-100 mg/Dl
Lansia :
Serum : 70-120 mg/Dl
Gula Darah Postprandial/ 2 jam setelah makan
Anak-anak :
-
8/10/2019 Laporan Tutor Sk 1 Blok 9
34/46
adalah pemeriksaan skiring untuk diabetes yang biasanya dianjurkan. Jika gula darah
pembatasan makanan dan cairan lebih tinggi dari normal atau meningkat.
Masalah-masalah klinis
1. Penurunan kadar :
Reaksi hipoglikemik (syok insulin)
Kanker (abdomen, hepar, dan paru-paru)
Hipofungsi kelenjar adrenal
Malnuutrisi
Alkolisme
Sirosis hepatis
Hiperinsulinisme
Latihan yang berat
2. Peningkatan kadar :
Diabetes mellitius
Diabetik asidosis
Hiofungsi kelenjar adrenal (sindrom cashings)
Stress
Luka bakar
Latihan
Infeksi
Pankreatitis akut
Pmbedahan yang lama
Akromegali
3. Obat-obatan yang dapat meningkatkan glukosa:
Obat-obatan kortison
Diuretik (tiazid)
ACTH
Levodopa
Obat-obat anestetik
Fenitoin (dilatin)
-
8/10/2019 Laporan Tutor Sk 1 Blok 9
35/46
Prosedur Pemeriksaan
a. Gula Darah Puasa:
Ambil darah vena 5-10 ml dan masukkankedalam tabung bertutup
merah atau abu-abu. Darah biasanya diambil antara pukul 07.00-
09.00
Puasa makan dan minum 12 jam sebelum pemeriksaan
b. Gula Darah Postprandial/setelah makan :
Ambil darah vena 5-10 ml dan masukkan kedalam tabung tertutup
merah atau abu-abu. Darah diambil 2 jam setelah makan pagi atau
makan siang
Impaksi keperawatan
Tunda pemberian insulin pada pagi hari dan obat-obatan sampai
spesimen darah diambil.
Catat dari tiap slip laboratorium jika klien mengkonsumsi obat
kortison, tiazid, diuretik setiap hari.
Penurunan Kadar :
o Observasi tanda dan gejala hipoglikemia (gugup, lemah, bingung, kulit
dingin dan lembab, keringat dan nadi cepat)
o Anjurkan klien untuk membawa gula/permen setiap saat. Kebanyakan
penderita diabetes mempunyai tanda yang dapat menunjukkan bila
terjadi hipoglikemia
o Jelaskan kepada klien dan keluarga bahwa latihan yang berat dapat
menurunkan gula darah. Karbohidrat atau protein sebaiknya
ditingkatkan sebelum latihan atau setelah latihan.
o Anjurkan klien dengan hipoglikemia (gula darah < 50mg/dL). Untuk
makan tinggi protein dan lemak dan rendah karbohidrat. Terlalu
banyak gula merangsang sekresi insulin.
-
8/10/2019 Laporan Tutor Sk 1 Blok 9
36/46
Peningkatan Kadar :
o Observasi tanda-tanda gejala hiperglikemia, yaitu :
Polidipsia (sering haus)
Poliurinaria (sering buang air kencing)
Polifagia (sering lapar)
Berat badan turun drastis
o Perhatikan obat-obatan seperti kortison, tiazid, diuretik, stress berat
atau pembedahan besar sebagai penyebab meningkatnya gula darah.
o Jelaskan pada klien bahwa infeksi dapat meningkatkan nilai gula darah.
Pasien dengan infeksi sebaiknya memeriksakan diri kedokter.
2. Pemeriksaan Leukosit
Nilai-nilai rujukan
Dewasa : 4500-10000 L
Anak
o Bayi baru lahir : 9000-30000 L
o Bayi 2 tahun : 6000-17000L
Leukosit dibagi dalam 2 kelompok, yaitu :
Leukosit polimorfonuklear :
1. Neutrofil
2. Eosinofil
3. Basofil
Leukosit mononuklear :
1. Monosit
2. Limfosit
Leukosit adalah bagian dari sistem pertahanan tubuh. Leukosit akan segera bereaksi
terhadap benda asing yang masuk dan membuat mekanisme pertahanan. Peningkatan jumlah
leukosit disebut leukositosis dan penurunan jumlah disebut leukopenia.
-
8/10/2019 Laporan Tutor Sk 1 Blok 9
37/46
Masalah klinis
Penurunan kadar :
o Penyakit hematopoetik (anemia aplastik, anemia pernisiosa,
hipersplenisme, penyakit Gauchers)
o Infeksi virus
o Malaria
o Aranulositosis
o Alkoholik
o SLE
o RA (Atritis Rhematoid)
Peningkatan kadar :
o Infeksi akut :
1. Pneumonia akut
2. Meningitis
3. Apendiksitis
4. Kolitis
5. Peritonitis
6. Pankreatitis
7. Tuberculosis
8. Kanker
9. Ulkus peptikum
o Leukemia
o Penyakit kolagen
o Anema hemolitik
o Anemia sel sabit
o Penyakit parasitik
o Stress :
1. Pembedahan
2. Demam
3. Gangguan emosi
o Histamin
Obat-obat yang dapat menuunkan nilai leukosit :
-
8/10/2019 Laporan Tutor Sk 1 Blok 9
38/46
o Antibiotik :
Penisilin
Sefalotin
Kloramfenikol
o Asetaminofen tylenol
o Sulfonamid
o Propiltiourasil
o Barbiturat
o Agen kemoterapi
o Diazepam valium
o Diuretik :
furosemid
asam etakrinit
o Klordiazepoksid librium
o Agen hippoglikemi oral
o Indometosin
o Metildopa aldomet
o Rifampin
o Fenitiazin
Obat-obat yang meningkatkan kadar leukosit :
o Aspirin
o Antibiotik
o Prokainamid
o Alopurinol
o Kalium yodium
o Sulfonamid
o Heparin
o Digitalis
o Epinefrin
o litium
Prosedur pemeriksaan
a. Darah vena
-
8/10/2019 Laporan Tutor Sk 1 Blok 9
39/46
Ambil 5-7 ml darah vena dan masukkan kedalam tabung tertutup
jingga muda. Hindari hemolisis.
Tidak perlu pembatasan makan dan minum
b. Darah perifer
Ambil darah dan pungsi pada jari dengan mikropipet. Larutkan
segera dengan reagen.
c. Perhitungan Sel Leukosit
Setelah leukosit dilarutkan dengan reagen, leukosit dimasukkan kedalam kamar
hitung. Hitung semua leukosit yang terdapat dalam keempat bidang besar. Pada sudut -
sudut seluruh permukaan yang dibagi.
Untuk memisahkan leukosit dan eritrosit maka perlu perhitungan, yakni : Jika darah
tepi mengandung banyak sel darah merah bintik, maka sel itu akan ikut diperhitungkan
seperti leukosit. Untuk menghitung jenis leukosit, maka perumpamaannya seperti ini :
Misal ada 10.000 leukosit/ul darah dan dari hitung jenis ternyata disamping tiap100leukosit ada 25 sel eritrosit berinti, maka jumlah leukosit sebenarnya:
10.000(
x 10.000) = 8000/ul darah
Pemeriksaan Ekstra Oral dan Intra Oral
A. Pemeriksaan Ekstra Oral
Pemeriksaan ekstra maupun intra oral diperoleh melalui pemeriksaan obyektif
maupun pemeriksaan subyektif. Pemeriksaan obyektif adalah gabungan informasi
obyektif pasien yang dapat diperoleh dengan melihat atau memeriksa keadaan pasiensecara langsung. Sedangkan pemeriksaan subyektif contohnya adalah riwayat kesehatan
pasien atau bisa disebut pemeriksaan yang berdasarkan hasil anamnesa dari pasien.
Pemeriksaan ekstra oral dan intra oral pada dasarnya dilakukan denga cara yang relatif
sama yaitu dengan cara inspeksi, palpasi ataupun perkusi. Pemeriksaan ekstra oral adalah
pemeriksaan yang dilakukan dengan melihat dan memeriksa keadaan tubuh pasien secara
umum, meliputi mata, leher (kelenjar tiroid), jari, kuku, telapak tangan. kulit wajah,
distribusi rambut, profil wajah, kesimetrisan wajah, kontur kepala, sendi
temporomandibular dan kesehatan umum pasien.
Pemeriksaan ekstra oral dapat dilakukan dengan beberapa cara, salah satunya adalahdengan cara inspeksi. Inspeksi adalah pemeriksaan dengan cara melihat menggunakan
-
8/10/2019 Laporan Tutor Sk 1 Blok 9
40/46
indra pengelihatan untuk memperhatikan keadaan tubuh pasien secara umum dan
mengamati kemungkinan adanya kelainan pada pasien. Inspeksi yang dilakukan dengan
cara melihat ukuran, bentuk, warna, hubungan anatomi, integritas jaringan, derajat
keratinisasi, dan kesimetrisan bilateral dari setiap bagian atau organ tubuh yang diamati.
Cara pemeriksaan ekstra oral selanjutnya adalah palpasi. Palpasi adalah pemeriksaanyang dilakukan dengan indra peraba untuk merasakan kontur dari jaringan atau organ
tubuh yang diperiksa dan merasakan adanya pembesaran atau kelainan yang
kemungkinan dapat terjadi. Pada pemeriksaan palpasi yang dapat diperiksa adalah
meraba konsistensi, pergerakan massa, perbandingan bilateral dan identifikasi anatomi
pada organ tubuh yang sedang diperiksa. Palpasi yang dapat dilakukan diantaranya pada
pemeriksaan limfonodi. Pada pemeriksaan limfonodi dilakukan pemeriksaan untuk
melihat ukuran, bentuk, mobilitas, jumlah dan konsistensi dari limfonodi tersebut.
Pemeriksaan limfonodi dilakukan dengan cara meraba beberapa titik-titik adanya
limfonodi dengan menekankan jari pada area tersebut dan jari ditekan dengan sedikit
diputar. Titik adanya limfonodi tersebut contohnya pada area submandibula untuk
memeriksa limfonodi submandibula, area parotis untuk memeriksa limfonodi parotid,
area submental untuk memeriksa limfonodi submental dan lain sebagainya.
Pemeriksaan ekstra oral selanjutnya adalah dengan melakukan palpasi pada bibir.
Bibir dipalpasi pada area vermilion dan juga area perbatasan vermilion zone dengan
kulit. Palpasi pada bibir tersebut dilakukan untuk melihat adanya batas antara vermilion
dengan kulit dan ada atau tidaknya keratinisasi pada bibir. Kemudian berlanjut
pemeriksaan pada mata, melalui inspeksi mata dapat dilihat ada atau tidaknya kelainan
yang terjadi, contohnya seperti terjadinya proptosis pada mata. Kemudian diperiksan
juga pada bagian leher, melihat ada atau tidaknya pembesaran pada bagian leher. Apabilapada pemeriksaan ditemukan proptosis pada mata dan ada pembesaran pada bagian leher
yaitu pembesaran kelenjar tiroid maka pasien dapat diperkirakan mengidap penyakit
tertentu yaitu goiter.
Pemeriksaan ekstra oral juga dapat memeriksa kuku dan telapak tangan pasien.
Contohnya pada kuku penderita penyakit hati kongenital, kuku pasien memiliki warna
yang tidak sama dengan orang normal. Kemudian pemeriksaan telapak tangan dengan
cara melihat warna dari telapak tangan, apabila telapak tangan berwarna merah muda
maka pasien memiliki HB normal.
Pemeriksaan ekstra oral selanjutnya adalah pemeriksaan dengan palpasi pada sendi
temporomandibular. Pemeriksaan dilakukan dengan meletakkan tangan pemeriksa pada
daerah persendian kemudian pasien membuka dan menutup mulut serta melakukan
beberapa gerakan seperti pasien oklusi dan rahang digerakan ke kanan atau ke kiri.
Pemeriksaan tersebut dilakukan untuk melihat pergerakan sendi dari pasien dan melihat
ada atau tidaknya kelainan yang terjadi seperti suara yang timbul pada persendian karena
adanya gesekan atau gerakan yang salah pada sendi.
B. Pemeriksaan Intra Oral
Pada pemeriksaan intra oral pada dasarnya sama seperti pemeriksaan ekstra oral,
yaitu pemeriksaan dilakukan dengan inspeksi pada bagian intra oral pasien menggunakan
kaca mulut, palpasi pada bagian intra oral pasien serta perkusi pada beberapa gigi pasien
-
8/10/2019 Laporan Tutor Sk 1 Blok 9
41/46
yang diduga adanya kelainan yang terjadi. Pemeriksaan intra oral yang dapat dilakukan
diantaranya adalah melihat mukosa intra oral dari pasien, yaitu palpasi mukosa labial
bibir bawah, mukosa labial bibir atas dan mukosa bukal untuk melihat konsistensi,
karakteristik jaringan dan indurasi, contohnya pada pasien yang memiliki kebiasaan
menggigit-gigit bibir atau mukosa bibir terjadi perubahan warna, pinggiran yang kasardan terjadi keratinisasi pada mukosa labial, selain itu juga pada pasien perokok mukosa
labialnya berwarna kemerahan. Setelah itu lakukan juga inspeksi dan palpasi pada bagian
mucobucal fold atas dan bawah untuk melihat karakteristik jaringan serta pada forniks
bawah untuk melihat posisi frenulum bibir bawah. Palpasi dan inspeksi dilakukan terus
hingga melihat semua anatomi pada intra oral yang kemungkinan dapat terjadi kelainan
atau penyakit, maka palpasi juga pada bagian retromolar pad, tuberositas, palatum untuk
melihat rugae yang ada pada palatum. Kemudian pemeriksaan pada lidah, pada
pemeriksaan lidah dapat melihat palatum mole dan derajat defiasinya. Pemeriksaan
dilakukan dengan cara membuka mulut dan lidah dipegang oleh pemeriksa menggunakan
tissue kemudian lihat permukaan lateral, permukaan dorsum dan permukaan ventral
lidah. Perubahan pada lidah yang dapat dilihat contohnya adalah pada dorsum lidah
meningkatnya pemanjangan papila filiform pada perokok, kemudian pada pasien dengan
penyakit sistemik terjadi perubahan warna pada lidah dan hilangnya papila pada lidah.
Pemeriksaan intra oral juga memeriksa bagian dasar mulut, pemeriksaan dilakukan
untuk melihat frenulum lingualis, kurunkel lingual dan sublingual fold. Pemeriksaan
dilakukan dengan meminggirkan sedikit lidah dan lihat lingual spacekemudian palpasi
juga aspek lingual dengan menggerakan jari dari sisi satu ke sisi yang lainnya. Kemudian
lakukan palpasi dari bagian intra oral dan ekstra oral pada daerah submandibula untuk
memeriksa glandula saliva submandibula. Setelah itu lakukan pemeriksaan sekresi salivadengan cara keringkan terlebih dahulu anterior dasar mulut kemudian untuk
menstimulasi produksi saliva dengan cara menekan-nekan secara perlahan pada daerah
glandula dari ekstra oral kemudian perhatikan keluarnya saliva pada intra oral.
Pemeriksaan intra oral selanjutnya adalah pada jaringan gingiva, pemeriksaan
dilakukan untuk melihat warna pada gingiva, bentuk dari gingiva, hubungannya untuk
menopang gigi, kepadatan gingiva, perlekatan epitel, soket gingiva pada penopangan gigi
dan hubungannya dengan cementoenamel junction. Pada gingiva yang sehat berwarna
merah muda, terlihat tidak ada perubahan warna dari margin gingiva sampai ke attached
gingiva. Kemudian bentuk dari gingiva yang normal adalah gingiva margin melekat
mengikuti leher gigi dan gingiva mengisi hingga titik kontak antar gigi. Selain itu untuk
memeriksa kedalaman dari soket dapat dilakukan dengan menggunakan probe,
pemeriksaan dilakukan dengan memasukan probe secara perlahan dan hati-hati agar
tidak melukai gingiva pasien kemudian dilihat gingiva pasien telah mencapai batas
tertentu yang sudah terdapat padaprobe.
Pemeriksaan terakhir yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan pada gigi.
Pemeriksaan pada gigi dapat dilakukan dengan cara perkusi, yang diperhatikan dari
pemeriksaan perkusi ini adalah keluarnya suara dari gigi dan respon dari pasien. Suara
yang timbul pada pemeriksaan perkusi menggambarkan struktur pendukung gigi dan
jaringan sekitarnya. Selain itu lihat juga relasi lengkung maksila dan mandibula, serta
lihat juga interkuspasi dari gigi. Untuk melihat posisi serta relasi lengkung maksila dan
-
8/10/2019 Laporan Tutor Sk 1 Blok 9
42/46
mandibula dapat dilakukan dengan cara pasien relaks lalu membuka mulut dan
pemeriksa menggerakan rahang dengan menaik turunkannya hingga mencapai kontak
atau oklusi, kemudian bisa juga dengan cara meminta pasien untuk oklusi dan
menggerakkan rahang bawahnya ke kiri, ke kanan, ke depan dan ke belakang pada saat
oklusi tersebut. Pada pemeriksaan tersebut perhatikan relasi lengkung maksila danmandibula pada pasien serta lihat pula posisi gigi pasien pada saat pasien diminta
beroklusi dan menggerakan rahang bawahnya ke posisi tertentu. Pada pemeriksaan
interkuspasi pasien diminta beroklusi kemudian dilihat hubungan gigi maksila dan gigi
mandibula sehingga dapat menentukan kelas maloklusi gigi pasien.
Pemeriksaan pada Lidah
1. Warna Lidah
Warna lidah yang normal adalah merah muda,namun sering
kali warna lidah seseorang tidak merah muda, warna
patologis yang sering diobsevasi adalah pucat,merah,merah
tua,merah keunguan,dan biru.
Pucat : Jika warna lidah anda pucat itu menunjukkan
adanya sirkulasi atau produksi darah yang tidak
baik. Karena terkait dengan sirkulasi udara,
kemungkinan terjadi masalah dengan hati. Tanda
adanya penumpukan toksin dalam tubuh.
Kekuningan : Jika warna lidah kekuningan,berarti
ada infeksi bekteri baik dari dalam tubuh maupun
luar tubuh,jika warna kekuningan menuju kehijauan
berarti infeksi bakterinya semakin parah.
Merah : Jika lidah berwarna merah, itu menandakan adanya panas dalam atau ketidak
seimbangan asam,jika warna merah hanya ada pada ujung lidah,itu menandakan
adanya panas pada jantung. Jika warna merah hanya ada pada sisi lidah,baik sisi
kanan maupun kiri, menunjukkan adanya panas dalam hati atau kandung empedu.
Jika warna merahnya lebih tua maka penyakitnya sudah parah.
Ungu : Jika warna lidah ungu,itu menunjukkan adanya statis darah atau darah tidak
lancar. Warna ungu disini ada 2 yaitu merah ungu dan biru ungu. Merah ungu adalah
kelanjutan lidah merah dan berati adanya panas dan statis pada darah. Biru ungu
adalah kelanjutan lidah pucat, berati adanya dingin dan statis pada darah penderita.
-
8/10/2019 Laporan Tutor Sk 1 Blok 9
43/46
Biru : Jika lidah berwarna
biru,terjadi hambatan pada
pembuluh darah, sama dengan jika
lidah berwarna biru keunguan,yakni
adanya dingin dan statis pada darah
namun kondisinya lebih parah.
Hitam : Jika lidah berwarna hitam,
menunjukkan adanya reaksi dengan
antibiotic.
2.Bentuk Lidah
Bentuk lidah memberi indikasi keadaan darah dalam tubuh.bentuk lidah yang ideal adalah
yang sesuai dengan bentuk rahang, berada dalam lengkung rahang yang sempurna dan
memiliki bentuk yang tidak terlalu tebal namun juga tidak terlalu tipis. Dibawah ini beberapa
bentuk lidah yang tidak normal:
Tipis : Jika lidah berbentuk tipis, apalagi disertai warna pucat, menunjukkan adanya
defiensi (kekurangan) darah. Hal itu berhubungan dengan hati, semakin tipis bentuk
lidah, berarti semakin menahun penyakit yang diderita.
Tebal : Jika bentuk lidah tebal, menunjukkan sirkulasi dalam tubuh tidak normal,
sirkulasi ini meliputi, sirkulasi air, nutrisi dan darah. Jadi jika ketika lidah berbentuk
tebal,kemungkinan ada masalah pada ginjal,limpa dan hati.
Kaku : Jika lidah kaku,itu menunjukkan adanya angin dalam tubuh. Karena bagian
dalam tubuh kemasukan angin,maka itu menyebabkan lidah menjdi kaku.
Panjang : Jika lidah panjang,berarti ada kecenderungan panas dalam tubuh,terutama
didalam jantung,sebaliknya jika lidah berbentuk pendek dan disertai warna pucat itumenendakan adanya dingin dalam.
Retak : Jika retak-retak transversal menunjukkan defiensi lambung,bila retak2
terdapat pada sisi lidah didekat pertengahan,berarti adanya defiensi menahun pada
limpa. Retak memanjang pada garis tengah yang mendekati ujung lidah,berati adanya
gangguan pada jantung.
-
8/10/2019 Laporan Tutor Sk 1 Blok 9
44/46
Atropi permukaan dorsal lidah dapat disebabkan
oleh defisiensi nutrisi. Selain ketidaknyamanan,
pasien kadang melaporkan adanya perubahan sensasi
rasa atau kehilangan persepsi rasa
sama sekali.
Dasar mulut normal mirip dengan mukosa bukal, berwarna pink-salmon.
Muara glandula submandibular (ductus Wharton) tampak sebagai
sepasang papila pada midline pada sisi lateral frenulum lingualis
Kelainan dan penyakit pada Lidah
Kelainan yang terjadi pada lidah manusia adalah sebagai berikut.
Diantaranya adalah :
1. Hemangioma merupakan tumor lidah jinak vaskuler yang sering
dijumpai pada masa kanak-kanak dan sekitar 30% timbul didaerah
kepala dan leher.
2. Glositis, atau peradangan lidah. Bisa akut ataupun kronis. Dengan
gejala berupa adanya ulkus dan lender yang menutupi lidah.
Peradangan ini biasa timbul pada pasien yang mengalami gangguan
pencernaan ataupun infeksi pada gigi. Lidah lembek dan pucat,
dengan bekasbekas gigitan pada pinggirnya. Biasanya, glositis
kronis menghilang, apabila kesehatan badan membaik dan
memelihara higien mulut yang baik.
3. Lekoplakia, ditandai oleh adanya bercak bercak putih yang
tebal pada permukaan lidah (juga pada selaput lender pipi dan
gusi). Hal ini biasanya terlihat pada perokok.
4. Sariawan atau stomatitis aphtosa adalah suatu kelainan pada
selaput lendir mulut berupa luka pada mulut yang berbentuk
bercak berwarna putih kekuningan dengan permukaan agak
cekung.
-
8/10/2019 Laporan Tutor Sk 1 Blok 9
45/46
5. Oral Candidiasis. Penyebabnya adalah jamur yang disebut Candida albicans. Gejalanya
lidah akan tampak tertutup lapisan putih yang dapat dikerok.
Jenis-Jenis Pemeriksaan
1. Pemeriksaan Radiologis, teknik radiografi yang banyak digunakan adalah teknik
radiograf oklusal dan panoramik (OPG)
2. Sialografi, Sialografi merupakan pemeriksaan untuk melihat kondisi duktus dengan
menggunakan kontras. Dengan pemeriksaan ini kita dapat mengidentifikasi adanya
iregularitas pada dinding duktus, identifikasi adanya polip, mucous plug atau fibrin,
serta area granulomatosa.
3. Tomografi computer, Pemeriksaan ini merupakan salah satu pilihan untuk
mengevaluasi sistem duktus dan parenkim pada kelenjar saliva. Identifikasi dapat
dilakukan pada potongan aksial, koronal maupun sagital.
4. Sialografi tomografi computer, Pemeriksaan ini merupakan kombinasi antara
pemeriksaan sialografi dengan menggunakan kontras dan pemeriksaan tomografi
komputer. Pemeriksaan dilakukan dengan memasukkan kateter pada duktus,
kemudian mengisinya dengan kontras, lalu dilakukan pemeriksaan tomografi
komputer. Pemeriksaan ini digunakan untuk mengevaluasi parenkim secara detail.
5. Magnetic resonance imaging dan magnetic resonance sialography, Pemeriksaan
dengan MRI juga dapat mengidentifikasi adanya kelainan pada kelenjar saliva.
Dengan pemeriksaan ini akan tampak perbedaan antara struktur duktus dan parenkim.
6. Ultrasonografi, dalam mendiagnosis kelainan pada kelenjar saliva terkadang
diperlukan pemeriksaan ultrasonografi dengan resolusi tinggi. Pemeriksaan dengan
-
8/10/2019 Laporan Tutor Sk 1 Blok 9
46/46
ultrasonografi bermanfaat dalam mengidentifikasi massa dan membedakan
konsistensi massa tersebut, apakah padat atau kistik
top related