laporan karsam lingtam fix 3
Post on 08-Mar-2016
17 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB VPENGUKURAN TOTAL STATION
5.1. Penggunaan Total Station
Baku standard TS1. Setting tripot
2. Setting mata lembu
3. Setting nivo tabung
4. Nyalakan TS, bila TS stabil dan pada posisi benar, maka tidak ada tulisat Y tilt over ato X tilt over...
5. TS merupakan alat yang sama dengan Theodolith, oleh karena itu, secara perinsip, penggunaan sama
6. Tentukan nilai 0 derajat ts sesuai dengan keinginan
7. letakkan backsight untuk patokan nilai 0 tersebut
8. Letakkan prisma pada titik pengukuran
9. Stabilkan lensa dengan melihat mata sapi pada titik tengah
10. Arahkan lensa pada prisma yang telah ditempatkan
11. Tembak, catat dan simpan nilai derajat yang diinginkan
Catatan : X-Y tilt pada TS merupakan pengaturan koreksi sehingga dapat dihilangkan apabila tempat pengukuran tidak memungkinkan untuk menggunakan pengaturan koreksi (kedudukan TS tidak stabil).
5.1.1 Menghidupkan Alat
Tekan Tombol power untuk menghidupkan alat. Periksalah indikator baterai yang terdapat dilayar bagian kanan bawah, tanda batas strip 3 buah menunjukkan baterainya masih penuh. Putar teropong untuk setting pembacaan vertikal sehingga muncul tampilan sudut vertikal dan horizontal pada saat itu.5.1.2 Istilah dan Kode
V: Sudut Vertikal.
HR: Sudut Horizontal Kanan.
HL: Sudut Horizontal Kiri.
HD: Jarak Horizontal.
VD: Jarak Vertikal.
SD: Jarak Miring
N : North ( Utara )
E : East ( Timur )
Z : Zenith / Elevasi
M : Satuan Meter.
5.1.3 Tombol dan Pengoperasian Fungsi Total Station (Tipe Topcon GTS 235 N)
Tombol dan Fungsinya :
: Tombol untuk pengukuran jarak
ANG : Tombol untuk pengukuran sudut.
MENU : Tombol untuk pilihan yang ditampilkan.ESC: Tombol untuk keluar dari suatu program ke tampilan sebelumnya
POWER : Tombol untuk menghidupkan dan mematikan Total Station.
F1 F4 : Tombol / fungsi soft key digunakan untuk menjalankan perintah sesuai
dengan menu tampilan yang diatasnya.
CATATAN :
Azimuth adalah : Sudut yang dihitung dari arah utara sampai titik tertentu.
1. Mencari Koordinat azimuth
a12 = Arc tan X2-X1 : Y2-Y1
2. Hub. Koordinat dan Jarak
d12= v(X2-X1)kuadrat+ v(Y2-Y1) kuadrat
3. Hub. Koordinat , Jarak, Azimuth
X2= X1+d12 sin a12
Y2= Y1+d12 cos a12
Apabila sudah diketahui koordinat Titik 1( BM1) dan 2 (BM2) dan azimutnya .
Langsung saja memasukkan koordinatnya dan azimutnya Misal OCC (BM1), BACKSIGHT (BM2) kemudian Masukkan azimutnya.
Apabila belum diketahui azimutnya kita dapat menghitungnya dengan rumus diatas tapi disini mencoba langsung tanpa menghitung terlebih dahulu.
Karena di dalam TS sudah dilengkapi dengan mikro komputer yang mengolah data menjadi data koordinat.5.1.4 Mencari Arah UtaraArahkan teropong ke arah utara {menggunakan bantuan Kompas (bawaan Topcon} untuk menyetelnya dengan cara menggeser dan mengatur skrup penggerak yang ada.
Bila sudah tepat Tekan 0set (F1)
Menghitung luas dengan metode polygon
Menentukan titik pada dunia nyata dari titik koordinat peta
Menentukan beda tinggi lintasan5.1.5 Mode Pengukuran Jarak
Keterangan
Halaman 1
F1 > MEAS > Memulai mengukur jarak
F2 > MODE > Pengaturan mode pengukuran jarak
F3 > S/A > Pengukuran intensitas inframerah pada EDM
F4 > P1 > Akses halaman kedua
Halaman 2
F1 > OFFSET > Pengukuran OFFSET
F2 > S.O > Pengukuran untuk keperluan pematokan (Stake Out)
F3 > m/f/I > Pengubahan satuan (meter, feet, dan inchi)
F4 > P2 > Kembali ke halaman pertama5.1.6 Mode Pengukuran Sudut
Keterangan
Halaman 1
F1 > 0SET > Pengaturan bacaan sudut horizontal 000000
F2 > HOLD > Kunci bacaan horizontal
F3 > HSET > Pengaturan nilai bacaan sudut horizontal
F4 > P1 > Akses halaman kedua
Halaman 2
F1 > TILT > Pengaturan koreksi kemiringan
F2 > REP > Mode pengulangan bacaan sudut
F3 > V% > Mode pengukuran persen kemiringan (%)
F4 > P2 > Akses halaman ketiga
Halaman 3
F1 > H-BZ > Pengingat berupa bunyi setiap bacaan sudut
F2 > R/L > Pengaturan bacaan sudut horizontal kanan atau kiri
F3 > CMPS > Pengaturan bacaan sudut metode kompas
F4 > P3 > Kembali ke halaman pertama
5.2. Hasil Pengukuran
TitikSudut Horizontal
(HR) Jarak Horizontal
(m)Jarak Vertikal
(m)
177 25 5721,5180,713
2120 22 5423,7380,587
3132 21 4025,0730,497
4132 10 0327,6882,175
5109 32 4738,0482,883
6110 310135,8791,192
775 09 4834,8281,156
Data
1. HR=10.16
HD*=-22.416
VD=0.629
2. HR=8.804
HD*=-34.976
VD=1.209
3. HR=-8.636
HD*=-33.008
VD=2.035
4. HR=-7.039
HD*=-20.664
VD=0.777
Keterangan:HR: sudut horizontal kanan
VD: beda tinggi terhadap posisi instrumen
HD*: jarak mendatar
Sketsa Lokasi Pengukuran, dengan objek Halaman Musholla
Keterangan:
Backsight : Titik ikat alat/titik nol (utara versi alat), alat prisma traverse
TS (Total Station) : Alat pengukur yang salah satunya berguna untuk mengukur koordinat suatu titik
DATATinggi Total Station : 150 cmTitik LokasiTinggi Prisma PoleNorthing (m)Easting (m)Z (elevasi) (m)
117010,16-22,4160,629
21708,804-34,9761,209
3250-8,636-33,0082,035
4170-7,039-20,6640,777
BAB VIPERHITUNGAN METODE KELAYAKAN TPA SAMPAH KEBUMEN6.1 PendahuluanBerdasarkan UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah harus mengikuti persyaratan hukum, ketentuan perundang-undangan mengenai pengelolaan lingkungan hidup, analisis mengenai dampak lingkungan, ketertiban umum, kebersihan kota/lingkungan, peraturan daerah tentang pengelolaan sampah dan perencanaan tata ruang kota seperti tertuang dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) Nomor 03-3241-1994 tentang Tata Cara Pemilihan Lokasi TPA Sampah, yaitu :
a. Tidak berlokasi di zona Holocene fault (daerah sesar yang masih aktif)b. Tidak berada dalam zona bahaya geologi (daerah bencana)
c. Kedalaman muka air tanah tidak boleh kurang dari 3 meter
d. Kelulusan tanah tidak boleh lebih dari 10-6 cm/det
e. Jarak terhadap sumber air minum harus > 100 meter di hilir aliran
f. Kemiringan zona harus kurang dari 20%
g. Tidak boleh pada daerah lindung/cagar alam dan daerah banjir dengan periode ulang 25 tahun.
Dalam penelitian ini, dilakukan pengamatan kelayakan lokasi TPA di Desa Kali Gending, Kecamatan Karangsambung, Kabupaten Kebumen. TPA di daerah ini berlokasi di dataran tinggi Desa Kali Gending, dimana di bagian hilirnya banyak terdapat pemukiman warga yang menggunakan air dari sumur untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. TPA Desa Kali Gending memiliki luas daerah 6.790 m2. Desa Kali Gending merupakan salah satu
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas air sumur dan mata air di bagian hulu (sebelum) dan hilir (setelah) TPA untuk menilai kelayakan lokasi pemilihan TPA berdasarkan indeks DRASTIC. Kualitas air sumur diukur dengan menggunakan parameter pH, TDS (total dissolved solid), EC (electroconductivity), dan suhu. Dengan menggunakan koordinat tiap sumur, dapat diketahui distribusi kualitas air di tiap sumur relative lokasinya terhadap TPA. Hipotesis awal adalah keberadaan TPA mempengaruhi kualitas air sumur di bagian hilirnya.
6.2 DRASTICDRASTIC adalah salah satu metode yang dikembangkan oleh EPA yang merupakan evaluasi sistematik dari potensi pencemaran air tanah. DRASTIC merupakan salah satu teknik dari metode PCSM (point count system models) atau sering pula disebut metode pembobotan dan penilaian (parameter weighting and rating method). Terdapat 7 parameter dalam perhitungan indeks DRASTIC, di antaranya adalah :
1. D Depth to water (kedalaman muka airtanah)
2. R Recharge (tinggi curah hujan)
3. A Aquifer media (jenis media lapisan kedap air)
4. S Soils (tekstur tanah)
5. T Topography (kemiringan lahan)
6. I Impact of vadose zone (pengaruh media dalam zona tidak jenuh)
7. C Hydraulic conductivity (konduktivitas hidrolik dalam lapisan kedap air)
Pada metode ini, setiap parameter diberi bobot dan nilai, yang selanjutnya setiap nilai dikalikan dengan bobot parameter. Penjumlahan semua parameter dari hasil perkalian tersebut merupakan nilai akhir yang menunjukkan tingkatan potensi pencemaran, yang dipakai untuk menilai kelayakan awal lokasi dalam pemilihan TPA sampah.
Prinsip perhitungan potensi pencemaran dalam metode DRASTIC adalah perkalian antara bobot (w) dan nilai (r) setiap parameter, yang selanjutnya semua parameter tersebut dijumlahkan (indeks DRASTIC). Rumus Indeks DRASTIC adalah :
Indeks DRASTIC = Dw.Dr + Rw.Rr + Aw.Ar + Sw.Sr + Tw.Tr + Iw.Ir + Cw.Cr
Bobot parameter dan nilai dalam metode DRASTIC dapat ditunjukkan pada Tabel 8 dan Tabel 9 berikut.Tabel 8 Parameter dan Bobot Metode DRASTICParameterBobot
DDepth to water table (kedalaman muka airtanah)5
RRecharge (tinggi curah hujan)4
AAquifer media (jenis media lapisan kedap air)3
SSoil media (tekstur tanah)2
TTopography (kemiringan lahan)1
IImpact of vadose zone media (media dalam zona tidak jenuh)5
CHydraulic conductivity of aquifer media (konduktivitas hidrolik dalam lapisan kedap air)3
Sumber : Linda Aller, Truman Bennet, Jay H. Lehr, Rebbeca J. Petty, Drastic, A Standardized System For Evaluating Ground Water Pollution Potensial Using Hydrogeologis Settings, EPA/600/2-87/035, 1987
Tabel 9 Parameter dan Nilai Metode DRASTICNoParameterNilai
Kedalaman muka airtanah
10-1.510
21.5-39
33-97
49-155
515-223
622-302
7> 301
Tinggi curah hujan (mm/tahun)
10-15002
21500-20004
32000-25006
42500-30008
5> 300010
Media lapisan kedap air
1Shale massif2
2Batuan metamorf/beku3
3Batuan metamorf/beku lapuk4
4Batupasir tupis, shale, dan batugamping6
5Batupasir massif6
6Batugamping massif6
7Pasir dan kerikil8
8Basal9
9Batugamping karst10
Tekstur Tanah
1Tipis10
2Kerikil10
3Pasir9
4Shrinking dan atau agregat lempung7
5Geluh pasiran (sandy loam)6
6Geluh (loam)5
7Geluh lanauan (silty loam)4
8Geluh lempungan (clayey loam)3
9Non shrinking dan non agregat lempung1
Lereng (%)
10-210
22-69
36-125
412-183
5> 181
Material zona tidak jenuh
1Lapisan tertekan1
2Lanau/lempung3
3Shale3
4Batugamping6
5Batupasir6
6Bedded limestone, batupasir, shale6
7Shale dan kerikil dengan lanau dan lempung cukup6
8Batuan metamorf/beku4
9Pasir dan kerikil8
10Basal9
11Batugamping karst10
Konduktivitas hidrolik (m/hari)
10-0.861
20.86-2.592
32.59-6.054
46.05-8.646
58.64-17.188
6> 17.1810
Sumber : Linda Aller, Truman Bennet, Jay hH. Lehr, Rebbeca J. Petty, Drastic, A Standardized System For Evaluating Ground Water Pollution Potensial Using Hydrogeologis Settings, EPA/600/2-87/035, 1987Besarnya bobot menunjukkan besarnya kontribusi parameter terhadap penilaian potensi pencemaran, sedangkan nilai pada setiap kelas parameter menunjukkan hierarki aspek penyusun pada setiap parameter.
Nilai tertinggi dari sistem penilaian dengan metode DRASTIC adalah 260, yang menunjukkan bahwa lokasi TPA sangat layak dan tidak berpotensi mencemari air di sekitarnya , sedangkan nilai yang terendah adalah 30, yang menunjukkan bahwa lokasi TPA sangat tidak layak dan sangat berpotensi mencemari air di sekitarnya (lihat Tabel 10).
Tabel 10 Hasil Akhir Penilaian Tingkat Potensi Pencemaran Airtanah dengan Metode DRASTIC
NoInterval Indeks DRASTICTingkat Potensi PencemaranKelayakan Lokasi TPA
130-65Sangat berpotensiSangat tidak layak
266-104BerpotensiTidak layak
3105-144Cukup berpotensiCukup layak
4145-230Kurang berpotensiLayak
5231-260Tidak berpotensiSangat layak
6.3 Hasil Pengamatan LapanganPengamatan dilakukan pada hari Minggu, 25 Mei 2014 di TPA Desa Kali Gending, Kecamatan Karangsambung 2014 dengan cuaca cerah. Pengamatan dilakukan dari hulu TPA, diawali dari Kali Kudu, dimana terdapat singkapan batuan penyusun Formasi Panosogan, formasi tempat TPA tersebut berada. Formasi Panosogan terletak selaras di atas Formasi Waturanda yang terdiri dari perselingan tipis sampai sedang antara batupasir, lempung, dan napal. Dari Kali Kudu,pengamatan dilanjutkan dengan menyusuri sumur-sumur air yang terdapat di sepanjang jalan menuju TPA hingga hilir TPA untuk dilakukan pengujian parameter kualitas air. Data koordinat, elevasi muka airtanah, dan parameter kualitas air tiap sumur ditunjukkan pada Tabel 11 berikut.Tabel 11 Koordinat, Tinggi Muka Airtanah Sumur, dan Parameter Kualitas AirNoLokasiXYZMATpHTDS SuhuEC Ket
(m)(ppm) (oC)(mS)
1Kali Kudu35602291608001041047.4918027.60.37Hulu TPA
2Sumur 13359199160937125124.336.5424028.30.49Hulu TPA
3Sumur 23559019160856134133.026.3636028.30.73Hulu TPA
4Sumur 33557299160963143141.556.7651027.40.5Hulu TPA
5Sumur 435565091609631491486.4524028.30.48Hulu TPA
6Sumur 53555659160944154147.86.5632027.90.64Hulu TPA
7Sumur 63553939161035147143.216.58280270.57Hulu TPA
8Sumur 735539491610221431436.532027.10.65Hulu TPA
9Mata air 135485491610741181186.1913027.70.27Di samping TPA
11Inlet leachate pond354901916102278786.931600323.17Hilir TPA
12Outlet leachate pond354863916114875757.2140030.22.98Hilir TPA
13Sungai alami354634916099167677.5422029.10.44Hilir TPA
14Mix sungai + leachate354721916098767677.21510291Hilir TPA
16Sumur 835455891610016866.766.0720027.30.4Hilir TPA
17Sumur 935402891610476360.976.1618028.20.32Hilir TPA
6.4 Pengolahan Data dan PembahasanNilai untuk parameter DRASTIC pada tiap titik dapat memiliki nilai yang seragam, karena semua titik pengamatan masih berada dalam satu formasi batuan, yaitu Formasi Panosogan. Nilai kedalaman muka airtanah (D) dan lereng (T) akan berbeda-beda tergantung tiap titik pengamatan. Sementara itu, nilai tinggi curah hujan (R), jenis media lapisan kedap air (A), tekstur tanah (S), material zona tidak jenuh (I), dan konduktivitas hidrolik (C) memiliki nilai yang sama untuk tiap titik.
Berdasarkan data dari referensi di internet, didapatkan tinggi curah hujan di daerah Karangsambung, Kebumen adalah 2.125 mm/tahun dengan nilai pada parameter R adalah 4. Sementara itu, karena berada di satu formasi batuan yang sama yaitu Formasi Panosogan dengan jenis batuan penyusun adalah perselingan batupasir, batulempung, dan napal, nilai pada parameter A adalah 6 dan tekstur tanah adalah pasir dengan nilai parameter S yaitu 9. Selanjutnya, jenis material pada zona tidak jenuh adalah masuk ke dalam kelompok bedded limestone, batupasir, dan shale, sehingga nilai parameter I adalah 6, sedangkan nilai konduktivitas hidrolik batuan untuk tiap titik adalah 5 x 10-5 m/det, yang dikonversi menjadi 4,32 m/hari dengan nilai parameter C yaitu 4. Sementara itu, kedalaman muka air tanah dan kemiringan lereng untuk tiap titik ditunjukkan pada Tabel 12 berikut.
Tabel 12 Kedalaman Muka Airtanah dan Lereng Tiap Titik dan Nilainya
NoLokasiDepthNilaiSlopeNilai
(m)(%)
1Kali Kudu0100-210
2Sumur 10.671012-183
3Sumur 20.98106-125
4Sumur 31.45106-125
5Sumur 41100-210
6Sumur 56.2712-183
7Sumur 64.45712-183
8Sumur 71.22106-125
9Mata air 10106-125
11Inlet leachate pond010> 181
12Outlet leachate pond010> 181
13Sungai alami010> 181
14Mix sungai + leachate010> 181
16Sumur 81.241012-183
17Sumur 92.0396-125
Berdasarkan data dari Tabel dan Tabel, didapatkan hasil bobot dan nilai untuk tiap parameter DRASTIC pada tiap titik pengamatan ditunjukkan pada Tabel 13 berikut.Tabel 13 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Indeks DRASTIC Tiap TitikNoLokasiDRASTICIndeks DRASTIC
wrwrwrwrwrwrwr
1Kali Kudu5104636291105634.3162.96
2Sumur 1510463629135634.3155.96
3Sumur 2510463629155634.3157.96
4Sumur 3510463629155634.3157.96
5Sumur 45104636291105634.3162.96
6Sumur 557463629135634.3140.96
7Sumur 657463629135634.3140.96
8Sumur 7510463629155634.3157.96
9Mata air 1510463629155634.3157.96
11Inlet leachate pond510463629115634.3153.96
12Outlet leachate pond510463629115634.3153.96
13Sungai alami510463629115634.3153.96
14Mix sungai + leachate510463629115634.3153.96
16Sumur 8510463629135634.3155.96
17Sumur 959463629155634.3152.96
Berdasarkan perhitungan di atas, didapatkan rata nilai indeks DRASTIC sebesar 154.69. Hal ini menyatakan tidak berpotensi pencemaran dan lokasi TPA tersebut dikategorikan layak.
Gambar 37. Distribusi Indeks DRASTIC Tiap Titik6.4.1 Parameter Kualitas Air
Gambar 38. Distribusi Tinggi Muka Airtanah Tiap Titik
Gambar 39. Distribusi pH Tiap Titik
Gambar 40. Distribusi TDS Tiap Titik
Gambar 41. Distribusi EC Tiap Titik
Gambar 42. Distribusi Suhu Tiap TitikBAB VII
PENUTUP7.1. Kesimpulan
1. Formasi batuan tertua (pra-tersier) tersingkap di daerah Karangsambung, yang mempunyai tatanan stratigrafi dan struktur yang komplek. Batuan-batuan yang terdeformasi secara intensif dari berbagai kejadian, fasies, dan umur tersingkap secara berulang dan berubah tiba-tiba pada jarak yang relatif dekat.
2. Kelompok batuan ini terdiri dari fragmen atau blok batuan ofiolitik, batuan metamorfik derajat rendah dan metasedimen yang tercampur dalam masa-dasar lempung yang tergerus. Kelompok batuan yang demikian disebut sebagai melange tektonik.3. Pada Formasi Karangsambung ditemukan lempung bersisik sedangkan di Formasi Totogan ditemukan lempung berfragmen.4. Diatas endapan olisostrom terdapat endapan volkanoklastik dan turbidit berumur olgosen-miosen awal hingga miosen tengah yang dikenal dengan Formasi Waturanda Dan Formasi Panosogan.5. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan Metode DRASTIC, didapatkan rata nilai indeks DRASTIC sebesar 154.69. Sehingga dapat dikatakan bahwa di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah Kali Gending kabupaten Kebumen tidak berpotensi pencemaran dan lokasi TPA tersebut dikategorikan layak.7.2. Saran 1. Perlu dilakukan evaluasi setelah melakukan kegiatan lapangan setiap harinya.2. Waktu kegiatan ekskursi perlu ditambah satu atau dua hari, agar pengetahuan dan kegiatan bisa lebih maksimal. 3. Kegiatan pengukuran parameter hidrogeologi agar dilakukan semuanya seperti melakukan pengukuran Debit Air, Inflitrasi, Dan Total Station.TS
S
backsight
16
top related