laporan anti gizi kafein
Post on 20-Jan-2016
114 Views
Preview:
TRANSCRIPT
I. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini yaitu menghitung kadar kafein dalam suatu bahan pangan
II. Dasar Teori
Kafein merupakan jenis alkaloid yang secara alamiah terdapat dalam biji kopi,
daun teh, daun mete, biji kola, biji coklat, dan beberapa minuman penyegar. Kafein
memiliki berat molekul 194,19 gr/gmol dengan rumus kimia C8H10N8O2 dan pH 6,9
(larutan kafein 1% dalam air).
Secara ilmiah, efek langsung dari kafein terhadap kesehatan sebetulnya tidak ada, tetapi
yang ada adalah efek tak langsungnya seperti menstimulasi pernafasan dan jantung, serta
memberikan efek samping berupa rasa gelisah (neuroses), tidak dapat tidur (insomnia),
dan denyut jantung tak beraturan (tachycardia).
Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat dari campurannya dengan pembagian
sebuah zat terlarut antara dua pelarut yang tidak dapat tercampur untuk mengambil zat
terlarut tersebut dari satu pelarut ke pelarut yang lain. Seringkali campuran bahan padat
dan cair (misalnya bahan alami) tidak dapat atau sukar sekali dipisahkan dengan metode
pemisahan mekanis atau termis yang telah dibicarakan. Misalnya saja, karena
komponennya saling bercampur secara sangat erat, peka terhadap panas, beda sifat-sifat
fisiknya terlalu kecil, atau tersedia dalam konsentrasi yang terlalu rendah.
Corong pemisah atau corong pisah adalah peralatan laboratorium yang digunakan
dalam ekstraksi cair-cair untuk memisahkan komponen-komponen dalam suatu campuran
antara dua fase pelarut dengan densitas berbeda yang tercampur. Prinsip kerjanya yaitu
memisahkan zat/senyawa tertentu dalam sampel berdasarkan kelarutan dalam pelarut
tertentu yang memiliki perbedaan fasa. Corong pisah yang sering digunakan ada dua
macam, yaitu :
a. corong pisah berbentuk silinder
b. corong pisah berbentuk buah pear
Corong mempunyai penyumbat diatasnya dan kran di bawahnya. Corong pisah yang
digunakan di laboratorium terbuat dari kaca borosilikat dan kran nya terbuat dari kaca
ataupun teflon. Ukuran corong pemisah bervariasi antara 50 ml sampai 3l mL. Dalam skala
industri, corong pemisah bisa berukuran sangat besar dan dipasang sentrifuge.
Ekstraksi dapat dilakukan secara continue atau bertahap, ekstraksi bertahap cukup dilakukan
dengan corong pisah. Campuran 2 pelarut dimasukkan dengan corong pisah. Lapisan dengan
berat jenis yang lebih ringan akan berada pada lapisan atas dengan jalan pengocokan proses
ekstraksi berlangsug, mengingat bahwa proses ekstraksi merupakan proses kesetimbangan,
maka pemisahan salah satu lapisan pelarut dapat dilakukan setelah kedua jenis pelarut dalam
keadaan diam. Lapisan yang ada di bagian bawah dikeluarkan dari corong dengan jalan
membuka kran corong dan dijaga agar jangan sampai lapisan atas ikut mengalir keluar. Untuk
tujuan kuantitatif sebaiknya ekstraksi dilakukan lebih dari satu kali.
III. Alat dan bahan
Alat dan bahan yang digunakan antara lain:
Alat-alat Bahan
Labu Erlenmeyer Sampel teh celup “Sariwangi”
Kondensor lengkap statif dan
klem
Larutan aseton
Corong pisah kloroform
Labu takar H2SO4 1:9
Pipet titasi KOH 1%
Penangas air MgO
Corong gelas
Hot plate
IV. Prosedur kerja
8 gram sampel 5 gram MgORefluksRefluks
Encerkan dengan aquades dalam labu takar
Encerkan dengan aquades dalam labu takar
Ambil ± 300mL dan tambahkan 10 mL H2SO4 1:9
Ambil ± 300mL dan tambahkan 10 mL H2SO4 1:9
Cairan dipindahkan ke dalam corong pisah. Kocok berkali-kali
dengan kloroform.
Cairan dipindahkan ke dalam corong pisah. Kocok berkali-kali
dengan kloroform.
Pemanasan dalam penangas air.Pemanasan dalam penangas air.
V. Hasil dan Pengolahan data
Data penimbangan :
No Penimbangan Massa (gram)
1 Sampel daun teh 8,0016
2 MgO 5,0055
3 Ekstrak kafein kasar 3,3982
Pengamatan : ternbentuk 2 fasa pada saat ekstraksi kafein dengan KOH + kloroform
Perhitungan kadar kafein :
= 42,47%
VI. Pembahasan
Ekstraksi kafein dari daun teh dilakukan dengan cara memisahkan kafein yang
terkandung dalam teh dari komponen – komponen lain seperti serat, tianin dan komponen
lainnya. Sampel teh dihaluskan dengan tujuan untuk memperluas area kontak antara
pelarut dan sampel. Penambahan MgO pada proses refluks bertujuan untuk memisahkan
dan mempercepat pemisahan kafein dari tianin. Refluks dilakukan selama 30 menit
dihitung pada saat air mendidih.
Hitung berat kafeinHitung berat kafein
Hasil refluks diencerkan pada labu ukur kemudian disaring untuk memisahkan
padatan dan cairan sehingga yang didapat dalam larutan adalah filtrat yang mengandung
kafein. Filtrat yang dihasilkan dikisatkan dengan tujuan memekatkan konsentrasi kafein.
Pada saat ekstraksi, campuran larutan harus dikocok kuat dan di diamkan sesaat agar
campuran tersebut dapat terdistribusi secara sempurna. Pada proses ekstraksi, didapatkan
dua lapisan. Lapisan atas merupakan lapisan fasa air yang mengandung sisa garam dan
lapisan bawah atau fasa organik merupakan lapisan kafein yang terlarut dalam kloroform.
Terbentuknya dua lapisan disebabkan karena perbedaaan massa jenis antara air dengan
kloroform dimana air mempunyai densitas yang lebih kecil dari kloroform (densitas air
±1 gr/cm-3 sedangkan kloroform 1,2 gr/cm-3 pada suhu ruang (sumber : wikipedia)) serta
perbedaan polaritas. Larutan teh (sampel) bersifat polar karena dilarutkan dengan aquades
sedangkan kloroform bersifat semipolar sehingga ketika dicampurkan tidak akan
bercampur sempurna. Kemudian lapisan bawah pada corong pisah dimasukkan kedalam
Erlenmeyer, lalu pindahkan ke dalam cawan penguapan dan diuapkan diatas penangas
sampai kering dan ditutup dengan kertas saring agar kristal kafein yang terlarut tidak
keluar dari cawan.
Ekstraksi kafein dilakukan dengan menambahkan pelarut yang dapat mengikat kafein
yaitu aseton. Aseton bersifat immisible sehingga dapat melarutkan kafein akan tetapi tetap
terpisah dari air. Penambahan pelarut aseton dilakukan berulang kali agar kafein dapat
terambil secara maksimal. Penghilangan sisa pelarut dilakukan dengan cara penguapan
aseton dengan pemanasan menggunakan penangas. Berat yang didapatkan dari hasil
percobaan yaitu 3,3982 gram dari berat sampel 8,0016 gram. Berat kafein yang
didapatkan tersebut merupakan berat kafein kasar. Berat yang didapatkan bukan hanya
berat kafein yang teurkur karena saat penguapan masih terdapat cairan yang sulit
menguap dengan pemanasan penangas dan diperkirakan itu adalah air. Air tersebut
terbawa oleh ekstrak karena proses pemisahan dengan menggunakan corong pisah yang
sempurna.
Berdasarkan hasil percobaan dan pengolahan data, dari berat kafein kasar yang
diperoleh yaitu 3,3982 gram didapatkan kadar kafein kasar dalam 8,0016 gram sampel teh
celup “Sariwangi” yaitu sebesar 42,47% (b/b). Tidak dilakukannya penentuan kadar
kafein murni dikarenakan keterbatasan waktu percobaan yang disediakan.
VII. Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan yang dilakukan yaitu didapatkan kadar kafein kasar dalam
sampel teh celup “Sariwangi” sebesar 42,47%.
Daftar Pustaka
Anonim1. 2013. Petunjuk Praktikum Kimia Pangan. Program Studi Analis Kimia. Politeknik Negeri Bandung. Bandung.
Wulandari, Evvi. 2013. Diagram Terner. Sumber : evviwulandari.blogspot.com (diakses pada tanggal 20 Desember 2013 pukul 1.12 WIB).
Anonim2. 2013. Kafeina. Sumber : id.wikipedia.org (diakses pada tanggal 20 Desember 2013 pukul 1.14 WIB).
Rahman, Muhammad Arief. 2012. Ekstraksi Kafein dari Daun Teh. Sumber. Ariefrvi.blogspot.com (diakses pada tanggal 19 Desember 2013 pukul 16.05 WIB).
Dhia, Syafiq. 2013. Ekstraksi Dengan Corong Pisah. Syafiqdhia.blogspot.com (diakses pada tanggal 19 Desember 2013 pukul 16.15 WIB).
Anonim3. Ekstraksi Kafein. Sumber : slideshare.net (diakses pada tanggal 19 Desember 2013 pukul 16, 23 WIB).
Muslim, Wahyuew. 2009. Pemisahan Senyawa Organik. Sumber : farmasi07itb.wordpress.com (diakses pada tanggal 19 Desember 2013 pukul 17.02 WIB).
top related