kolonialisme dan imperialisme barat di indonesia
Post on 05-Aug-2015
272 Views
Preview:
TRANSCRIPT
KOLONIALISME DAN IMPERIALISME BARAT DI INDONESIA
NAMA KELOMPOK 4 : NABILLA FARADYA JASMINE
NADYA EDITA PRADINA SARIANA DEWI ANSAR
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 5
SAMARINDA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan
Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun
isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu
acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi
keguruan.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat
kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
PENGERTIAN KOLONIALISME DAN IMPERIALISME
Praktik penjajahan yang dilakukan oleh bangsa Barat terhadap suatu bangsa dapat dibedakan
menjadi dua pengertian, yaitu kolonialisme dan imperialisme
Pengertian Kolonialisme
Kolonialisme adalah suatu usaha untuk melakukan system permukiman warga dari suatu Negara
di luar wilayah Negara individunya atau Negara asalnya. Umumnya, wilayah koloni terletak di
seberang lautan Negara induk yang kemudian dinyatakan sebagai daerah bagian dari Negara asal
tersebut.
Pengertian Imperialisme
Imperialism adalah usaha memperluas wilayah kekuasaan atau jajahan untuk mendirikan
imperium atau kekaisaran. Menurut sifatnya, imperialism Dapat di bedakan menjadi dua, yaitu
imperialisme Kuno dan imperialisme Moderen.
Latar Belakang Kolonialisme dan Imperialisme Barat
Kolonialisme dan Imperialisme mulai berkembang sekitar abad ke-15 yang di awali dengan
adanya gejala pembaruan di Eropa di bidang ekonomi, politik, social, maupun budaya dalam
bentuk gerakan Renaisans dan Humanisme yang berpikir maju.
Bidang Ilmu Pengetahuan
Kemajuan di bidang ilmu pengetahuan ditandai dengan munculnya teori Heliosentris (tata surya)
oleh Nicolaus Copernicus, seorang ilmu pasti dan astronomi dari polandia. Ajaran Copernicus
yang muncul pada tahun 1543 menjelaskan bahwa matahari sebagai pusat dari seluruh benda-
benda antariksa dan ia menyatakan pula bahwa bentuk bumi adalah bulat seperti bola.
Dibidang Teknologi
Selain di bidang ilmu pengetahuan, NicolausCopernicus juga mampu mengembangkan teknologi
dengan cara membuat kompas yang dapat digunakan untuk menunjukan arah dalam pelayaran.
Pada tahun 1610, muncul ilmuan baru dari italia bernama Calileo yang mendukung dan
memperjelas pokok-pokok ajaran Heliosentris dari Copernicus.
Dibidang sosial ekonomi
Pada tahun 1453, Bangsa turki Usmani berhasil merebut wilayah Konstatinopel (terutama
Bandar Bizantium yang biasa digunakan sebagai Bandar penghubung perdagangan anatara Asia
dangan Eropa. Peristiwa itu mengakibatkan terputusnya jalur perdagangan anatara Asia dan
Eropa. Kondisi sosial ekonomi para pedagang Eropa yang menurun akibat krisis lalu lintas
perdagangan ini, memaksa mereka untuk mencari jalan lain dalam menemukan daerah penghasil
rempah-rempah dan membelinya secara langsung dengan cara berlayar menjelajahi samudra.
KEDATANGAN BANGSA EROPA KE INDONESIA
Kedatangan Bangsa Eropa ke Indonesia
Keinginan bangsa eropa untuk memperoleh kekayaan dan kesejahtraan hidup, mendorongkan
untuk mendatangi negeri-negeri di Timur yang memiliki kekayaan. Agar dapat bmenguasai
seluruh negeri-negeri tersebut, bangsa Eropa melakukan aksi perebutan kedaulatan dan
kemerdekaan.
Bangsa Protugis dan spanyol
Sejak pertengahan abad ke-15, pelaut-pelaut portugis telah menjelajahi Pantai Afrika Barat.
Adapun Spayol mulai menjelajahi samudra kea rah Timur pada abad 15 – 16
Penjelajahan Portugis yang Melayari Dunia pada Abad 15 – 16
1. Vasco da Gama (1497 – 1498)
Pada bulan juli 1947, Vasco da Gama berlayar menuju ke Hindia Timur melalui Kepualauan
Tanjung Verde, mengitari TanjungHarapan. Sebelumnya pada tahun 1498, ia mendarat di Pantai
Barat India (Calicut) yang kemudian dirampasnya dengan cara mendirikan benteng-benteng
keamanan.
2. Bartholomeus Diaz (1486)
Bartholomeus Diaz belayar menuju kea rah selatan menyelusuri pantai barat Aprika sampai
daerah Pantai Emas. Pada perjalanannya yang kedua, Bartholomeus Diaz berhasil mecapai
Tanjung Harapan baik (cope of Good Hope)
3. Pedro Alvares Cabral (1500)
Pedro Alvares Cabral berlayar kearah barat dan berlabuh di Amerika Selatan pada tahun 22 April
1500, dengan mengibarkan bendera Protugis dan menyatakan daerah baru itu milik protugis.
Dilakukan untuk menghindari persaingan Protugis dengan spanyol.
4. Alfonso d’Albuquerques (1505)
Pada tahun 1505, Alfonso d’Albuquerques mengacaukan jalur perdagangan Arab dan india, serta
mnduduki pelabuhan penting Afrika Timur dan Teluk Persia, Alfonso d’Albuquerques juga
berhasil menaklukan pelabuhan Goa di Asia Tenggara.
5. Franciscus Xaverius (1550)
Franciscus Xaverius adalah seorang Pendeta yang ikut penjelajahan Samudra untuk
menyebarkan agama nasrani. Franciscus Xaverius pernah berada di Maluku selama satu tahun,
yaitu antara bulan juni 1546 sampai bulan april 1957. Daerah yang dikunjungi Franciscus
Xaverius antara lain india, Jepang, China.
Penjelajah Spanyol yang Melayari Dunia pada Abad 15 -16
Columbus adalah pelaut Italia yang menetap dan lama bekerja pada raja spanyol. Atas dukungan
ratu Isabella (spanyol), Colombus belayar kearah barat Atlatik, karenaia sudah sering menyusuri
perairan itu untuk menuju eropa Utara, Eslandia, dan Madeira.
1. Columbus berangkat dari spanyol pada bulan Agustus 1492 dan tiba di Kepulauan Bahama (San
Salvador) pada tanggal 12 Oktober 1492
2. Pada tanggal 5 Desember 1492, Columbus mendarat di Haiti (Hispaniola) Laut Karabia,
Amerika Tengah dan berhasil menemukan jalan ke Benua Amerika. Pada saat mendarat di
kepulauan Bahama, Columbus mengira telah tiba di Hindia.
Magellan – del Cano
Karena pelayarannya diawali dari pesisir barat benua Amerika, ujung Amerika Selatan, dan
memasuki selat yang menghubungkan laut Atlatik dengan laut pasifik yang di kenal selat
Magellan. Tahun 1521, pelayaran mengaurungi laut pasifik dilanjutkan menuju ke kepulauan
Massava (Filipina), namun sesampainya di pulau Cebu, Magellan tewas saat membantu raja
Cebu melawan sku Mactan. Pelayaran tetap dilanjutkan hingga kepulauan Maluku, dan berhasil
mengangkut rempah-rempah. Setelah itu, awak kapal tersebut kembali kesepanyol melalui
tanjung harapan baik (cape of Good Hope)
Ferdinan Cortez
Pada tahun 1519, Ferdinan Cortez berekspedisi dan mendarat di varacruz. Setibanya di Meksico,
Ferdinan Cortez menetap berapa bula di pantai dan mengumpulkan informasi penting mengenai
suku Indian Aztec yang menguasai meksiko. Selanjutnya, Ferdinan Cortez merapas kerajaan
aztek di meksiko dan pusat kebudayaan suku Maya di semenanjung Yucantan, teluk Meksico.
Farancisco Pizarro
Pada tahun 1522, Pizarro menjelajahi samudra menuju Benua Amerika melalui samudra Atlatik.
Pada tahun 1532, Pizarro berhasil menaklukan Kerajaan Inca di daerah pedalaman Peru.
Bangsa Inggris
Pada abad 16, para pelaut dan warga Negara inggeris secara rombongan telah menjelajah
samudra melintasi Samudra Atlantik menuju Amerika Utara dan menguasai wilayah ini sebagai
daerah koloninya. Pada masa pemerintahan Ratu Elizabeth I, sekitar tahun 1607, telah terjadi
perpindahan penduduk secara besar-besaran dari inggeris ke Amerika Utara, terutama di daerah
Virginia, yang kemudian di kuasai sebagai koloninya. Pelaut inggris yang terkenal adalah Sir
Francis Drajke (1577-1580).
Bangsa Belanda
Pelaut belanda yang dipimpin oleh Cornelis de Hotman, mengikuti jejak pelaut Eropa lainnya
dalam menyelusuti daerah-daerah sepanjang pantai barat Afrika dan asia Selatan, serta berhasil
mendarat di pelabuhan Banten pada tahun 1569. Pelaut belanda itu semula ingin berdagang
dengan bangsa Indonesia, yakni ditandai dengan berdirinya persekutuan dagang VOC pada tahun
1602. Akan tetapi, dalam perkembangan berikutnya, bangsa belanda menguasai wilayah
Indonesia sebagai daerah jajahannya hingga tahun 1942.
Bangsa Prancis
Pelaut perancis memulai penjelajahan samudrahdari Eropa dan kemudian melintasi Samudra
Atlantik menuju Kanada, serta daerah lembah Missisippi. Daerah asing yang mereka temukan
dianggapnya sebagai negeri atau tanah yang tidak bertuan dan akhirnya di kuasai sebagai daerah
kloninya. Beberapa alasan penjelajahan samudra yang dilakukan oleh bangsa Eropaadalah
sebagai berikut :
1. Mencari daerah penghasil rempah-rempah secara langsung
2. Mencari harta kekayaan, serta mencari emasdan perak (gold)
3. Menyebarkan agama Nasrani (gospel)
4. Mencari keharuman nama, kejayaan, dan kekuasaan (glory)
Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia
Pelaut dari Eropa (Protugis, Spanyol, Belanda, dan Inggeris yang berdatangan ke Indonesia
semula hanya ingin berdagang dan mencari rempah-rempah, serta komoditas lain yang diperjual
belikan di pasaran Eropa. Akan tetapi, dalam perkembangan berikutnya bangsa-bangsa Eropa
tersebut berubah menjadi keinginan menjajah dalam bentuk praktik Kolonialisme Dan
Imperialisme seperti menguasai perdagangan secara tunggal (monopoli) dan merampas atau
menjajah suatu negri.
KOLONIALISME DAN IMPERIALISME BARAT DI INDONESIA
Bangsa Protugis Menjajah Indonesia.
Pada tahun 1512, bangsa portugis yang dipimpin oleh Francisco Serrao mulai berlayar
Kepualaun Maluku. Antonio de Brito diberi kesempatan untuk mendirikan kantor dagang dan
benteng Santo Paolo di Ternate sebagai tempat perlindungan dari serangan musu.
Tetapi, setalh pihak portugis meminta monopoli perdagangan cengkih dan menetapkan harga
serendah-rendahnya, rakyat Maluku mulai bersikap tidak sipati terhadap bangsa portugis yang di
tandai di tolaknya hubungan dagang.
Bangsa Spanyol
Pelaut sepanyol mulai mencapai laut Maluku pada tahun 1521 setelah terlebih dahulu tiba di
fhilipina. Bangsa sepanyol di manfaatkan oleh Ternate. Keadaan di kepulauan Maluku itu makin
kritis, mulai dari yang bersifat persaingan dagang hingga permusuhan. Komplik social anatar
Portugis dan spanyol yang semakin meruncing, apabila di biarkan berlanjut, akan merugikan
mereka sendiri. Maka Pada tahun 1534, diterbitkan perjanjian Saragosa (tahun 1634) yang isinya
antara lain pernyataan bahwa spanyol memperbolehkan wilayah perdagangan Fhilipina
sedangkan bangsa portugis tetap berada di kepulauan Maluku.
Bangsa Belanda Menjajah Indonesia
Proses Penjajahan bangsa Belanda terhadap Indonesia. Pada saat perang dunia ke II bangsa
Jepang masuk dan merebut Indonesia dari kekuasaan belanda. Penjajahan bangsa Belanda di
Indonesia, diawali oleh berdirinya persekutuan dagang Hindia Timur atau Vereenigde Oost
Indische Compagnie (VOC)
Masa VOC Vereenigde Oost Indische Compagnie
Penjajah Belanda, Cornelis de Houtman, mendarat kali pertama di Indonesia pada tahun 1596.
Rombongan mendarat di Banten dengan alas an untuk berdagang. Bangsa Belanda bersikap
kurang bersahabat sehingga mereka di usir dari banten.
Cornelis de Houtman beserta rombongan kemudian melanjutkan pelayarannya kea rah timur
menelusuri pantai Pulau Jawa hingga tiba di Pulau Bali.
Pada tahun 1598, bangsa belanda mendarat di banten untuk kali kedua dimpinpin oleh yacob
Van Neck Rombongan yang dating kali kedua ini, jumlahnya lebih banyak, dan masing-masing
kelompok membentuk kongsi dagang.
Upaya inggeris untuk mengatasi persaingan dagang yang semakin kuat antara sesama pendatang
dari belanda dengan mendirikan dan menyaingi persekutuan Inggeris di India dengan nama East
India Company (EIC)
Pada tahun 1619, kedudukan VOC dipindahkan ke Batvia (sekarang Jakarta) dan di perintahakn
Gubernur Jendral Jan Pieter Zoon Coen.
PROSES PERKEMBANGAN KOLONIALISME DAN
IMPERIALISME BARAT DI INDONESIA
1. Perlawanan Rakyat Maluku
A. Latar Belakang
1. Belanda menerapkan monopolui perdagangan2. Adanya kekhawatiran rakyat akan munculnya kembali kekejaman seperti zaman VOC.3. Rakyat diharuskan kerja paksa, menyerahkan ikan asin, kopi.4. Benteng Duurstede diduduki Belanda.
B. Tokoh/ pemimpin
Pattimura
C. Proses Perang
Perlawanan ini dibantu oleh Anthonie Rebok, Thomas Pattiwael, Lucas Latumahina, dan Christina Martatiahahu. Pada tanggal 15 Mei 1817 seranga di mulai dan berhasil menguasai Banten Duurstede serta membunuh van den Berg. Akhirnya perang meluas ke Ambon, Seram, Haruku, Larike, Asilulu, dan Masihu.
D. Akhir perang
Belanda akhirnya mendatangkan bantuan, sehingga Pattimura dapat dikalahkan dan tanggal 16 Desember Pattimura dihukum gantung.
2. Perang Paderi
A. Latar Belakang
1. Adanya Perselisihan antara Kaum adat dan Kaum Paderi. Yaitu
Kaum Paderi menghendaki Gerakan Wahaby yang ditentang Kaum
Adat.
2. Belanda ikut campur tangn membantu Kaum Adat.
B. Proses Perang
1. Tahap I [ 1821-1837 ]
Tahap ini perang antara Kaum Adat dan kaum Padri. Kaum Adat terdesak lalu minta bantua Belanda. Dengan begitu Belanda diizinkan membangun Benteng Por Vander Cappelen dan Port de Kock. Tahun 1825, Belanda berunding dengan Kaum Paderi dan menghasilkan Perjanjian Paderi.
2. Tahap II
Kaum Paderi dan Kaum Adat bersatu melawan Belanda. Serangan Belanda dipusatkan ke Bonjol. Belanda menggunakan siasat Devide at Empera dengan cara mendatangkan pasukan Sebtot Prawirodirjo dari Jawa.
C. Pemimpin / Tokoh
Tuanku Imam Bonjol, Datuk Malim Basa, Tuanku nan Cerdik, Tuanku
Pasmanan, dan Tuanku Hitam.
D. Akhir Perang
Pada tahun 1833 diadakan Perjanjian Plakat panjang yang isinya penduduk diberi kebebasan membayar pajak dan kerja rodi, tetapi penduduk hanya berdagang dengan Belanda. Namu akhirnya Tuanku Imam Bonjol tetap ditangkap pada tahun 1837.
4. Perang Dipenogoro
a. Latar Belakang
sebab Umum:
1. Belanda ikut campur masalah kerajaan
2. Bangsawan kecewa karena dilarang menyewakan tanahnya
3. Kaum Ulama kecewa karena masuknya peradaban Barat di keraton
4. Rakyat dibebani berbagai macam pajak dan kerja paksa
Sebab Khusus:
1. Pembuatan jalan raya yang melewati makam leluhur tanpa
Seizin Pangeran Dipenogoro
b. Pemimpin/ tokoh
Pangeran Dipenogoro, Kiai mojo, Sentot Prawirodirjo,Pangeran Mangkubumi, dll.
c. Proses Perang
Perang dimulai 20 Juli 1825. Perang dimulai ketika Belanda menyerbu kediaman Pangeran Dipenogoro. Pangeran dipenogoro menggunakan taktik geriliya, sedang belanda menggunakan siasat Benteng Stelsel.
d. Akhir Perang
Pasukan Dipenogoro mulai terdesak setelah Belanda menggunakan siasat Devide et Empera. Pangeran Dipenogoro berhasil ditangkap pada tahun 1830 setelah Belanda menerapkan siasat tipu muslihat.
5. Perang Jagaraga bali
a. Latar belakang
1. Belanda memaksa Bali mengakui kedaulatan Belanda
2. Belanda memaksa Bali menghapus hak Tawan karang.
b. Pemimpin / Tokoh
I Gusti ketut Jelantik
c. Proses Perang
Pada 1845 Belanda Menyerang kerajaan Buleleng. Belanda menyerang Bali tiga kali:
1. Tahun 1846: Serangan dapat dihalau I Gusti Ketut Jalantik
2. Tahun 1848: Belanda gagal merebut Benteng Jagaraga
3. Tahun 1849: Belanda berhasil menguasai Benteng Jagaraga
d. Akhir Perang
Sejak tahun 1849 Belanda berhasil menguasai Bali
6. Perang Banjar
a. Latar Belakang
1. Belanda memaksakan monopoli pedagang
2. Belanda ikut campur tangan urusan kerajaan
b. Pemimpin / Tokoh
Pangeran Antasari
c. Proses Perang
Pertempuran terjadi pada 18 April 1859. Pangeran Antasari berhasil merebut Benteng Belanda dan menenggelamkan kapal Onrus milik Belanda.
d. Akhir Perang
Pangeran Antasari wafat pada tahun 1862, digantikan oleh Haji Buyasin yang akhirnya ditangkap Belanda.
7. Perang Aceh
a. Latar Belakang
1. Belanda ingin menguasai aceh yang letaknya strategis.
2. Belanda menuntut agar Aceh mengakui kedaulatan Belanda
3. Belanda melarang Aceh menjalin hubungan dengan
luar negeri
4. Traktat Sumatra 1871 memberi peluang Belanda untuk
menyerang Aceh.
b. Pemimpin / Tokoh
Teuku Umar, Teuku Cik Ditiro, Panglima Polim, Cut Nya’ Dien
c. Proses Perang
Belanda menyerang Aceh pertama pada 1873
di bawah pimpinan Jend. Kohler di depan Masjid Raya,
namun gagal. Serangan kedua Desember 1873 dipimpin
Jend. Van Suieten, berhasil merebut masjid Raya dan
Istana. Belanda melakukan Siasat Konsentrasi Stelsel, Devide
et Empera, kekerasan dengan membentuk pasukan Marsose.
d. Akhir Perang
Pada 1904 Aceh terpaksa menandatangani Perjanjian singkat
Yang berisi, “ Aceh mengakui kedaulatan Belanda”
PENGARUH KOLONIALISME DAN IMPERIALISME BARAT DI
BERBAGAI DAERAH DI INDONESIA
1. Reaksi Rakyat Indonesia terhadap Upaya Perdagangan Portugis dan Belanda
Menjelang kedatangan bangsa Eropa, masyarakat di wilayah Nusantara hidup dengan tenteram di bawah kekuasaan raja-raja.
Kedatangan bangsa-bangsa Eropa di Indonesia mula-mula disambut baik oleh bangsa Indonesia, tetapi lama-kelamaan rakyat Indonesia mengadakan perlawanan karena sifat-sifat dan niat-niat jahat bangsa Eropa mulai terkuak dan diketahui oleh bangsa Indonesia.
Perlawanan-perlawanan yang dilakukan rakyat Indonesia disebabkan orang-orang Barat ingin memaksakan monopoli perdagangan dan berusaha mencampuri urusan kerajaan-kerajaan di Indonesia. Adapun perlawanan-perlawanan tersebut antara lain:
1) Perlawanan di Aceh terhadap Portugis
2) Ternate melawan Portugis
3) Perlawanan Mataram (Perlawanan Sultan Agung) terhadap Belanda
4) Banten melawan VOC
5) Makassar melawan VOC
6) Perlawanan Diponegoro (1825–1830) terhadap Belanda
7) Perang Padri (1821–1837)
2. Perkembangan Agama Kristen di Indonesia
Sejak abad ke-15 Paus di Roma memberi tugas kepada misionaris bangsa Portugis dan Spanyol untuk menyebarkan agama Katholik. Kemudian bangsa Belanda pun tertarik untuk menyebarkan ajaran agama Kristen Protestan dengan mengirimkan para zending di negeri-negeri jajahannya.
1. Misionaris Portugis di Indonesia
Pada abad ke-16 kegiatan misionaris sangat aktif menyampaikan kabar Injil ke seluruh penjuru dunia dengan menumpang kapal pedagang Portugis dan Spanyol. Salah seorang misionaris yang bertugas di Indonesia terutama Maluku adalah Fransiscus Xaverius (1506–1552). Ia seorang Portugis yang membela rakyat yang tertindas oleh jajahan bangsa Portugis. Di kalangan pribumi ia dikenal kejujuran dan keikhlasannya membantu kesulitan rakyat. Ia menyebarkan ajaran agama Katholik dengan berkeliling ke kampung-kampung sambil membawa lonceng di tangan untuk mengumpulkan anak-anak dan orang dewasa untuk diajarkan agama Katholik.
Kegiatan misionaris Portugis tersebut berlangsung di Kepulauan Maluku, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Timur, P ulau Siau, dan Sangir, kemudian menyebar ke Kalimantan dan Jawa Timur.
Penyebaran agama Katholik di Maluku menjadi tersendat setelah terbunuhnya Sultan Hairun yang menimbulkan kebencian rakyat terhadap semua orang Portugis. Setelah jatuhnya Maluku ke tangan Belanda, kegiatan misionaris surut dan diganti kegiatan zending Belanda yang menyebarkan agama Kristen Protestan.
2. Zending Belanda di Indonesia
Pada abad ke-17 gereja di negeri Belanda mengalami perubahan, agama Katholik yang semula menjadi agama resmi negara diganti dengan agama Kristen Protestan. Pemerintah Belanda melarang pelaksanaan ibadah agama Katholik di muka umum dan menerapkan anti Katholik, termasuk di tanah-tanah jajahannya.
VOC yang terbentuk tahun 1602 mendapat kekuasaan dan tanggung jawab memajukan agama. VOC mendukung penyebaran agama Kristen Protestan dengan semboyan “siapa punya negara, dia punya agama”, kemudian VOC menyuruh penganut agama Katholik untuk masuk agama Kristen Protestan. VOC turut membiayai pendirian sekolah-sekolah dan membiayai upaya menerjemahkan injil ke dalam bahasa setempat. Di balik itu para pendeta dijadikan alat VOC
agar pendeta memuji-muji VOC dan tunduk dengan VOC. Hal tersebut ternyata sangat menurunkan citra para zending di mata rakyat, karena VOC tidak disukai rakyat.
Tokoh zending di Indonesia antara lain Ludwig Ingwer Nommensen, Sebastian Danckaerts, Adriaan Hulsebos, dan Hernius.
Kegiatan zending di Indonesia meliputi:
a. Menyebarkan agama Kristen Protestan di Maluku, Sangir, Talaud, Timor, Tapanuli, dan kota-kota besar di Jawa dan Sumatra.
b. Mendirikan Nederlands Zendeling Genootschap (NZG), yaitu perkumpulan pemberi kabar Injil Belanda yang berusaha menyebarkan agama Kristen Protestan, mendirikan wadah gereja bagi jemaat di Indonesia seperti Gereja Protestan Maluku (GPM), Gereja Kristen Jawa (GKJ), Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), dan mendirikan sekolah-sekolah yang menitikberatkan pada penyebaran agama Kristen Protestan.
3. Wilayah Persebaran Agama Nasrani di Indonesia pada Masa Kolonial
Saat VOC berkuasa, kegiatan misionaris Katholik terdesak oleh kegiatan zending Kristen Protestan, dan bertahan di Flores dan Timor. Namun sejak Daendels berkuasa, agama Katholik dan Kristen Protestan diberi hak sama, dan mulailah misionaris menyebarkan kembali agama Katholik terutama ke daerah-daerah yang belum terjangkau agama-agama lain.
Penyebaran agama Kristen Protestan di Maluku menjadi giat setelah didirikan Gereja Protestan Maluku (GPM) tanggal 6 September 1935. Organisasi GPM menampung penganut Kristen Protestan di seluruh Maluku dan Papua bagian selatan. Penyebaran agama Kristen menjangkau Sulawesi Utara di Manado, Tomohon, Pulau Siau, Pulau Sangir Talaud, Tondano, Minahasa, Luwu, Mamasa dan Poso, serta di Nusa Tenggara Timur yang meliputi Timor, Pulau Ende, Larantuka, Lewonama, dan Flores. Adapun persebaran agama Katholik di Jawa semula hanya berlangsung di Blambangan, Panarukan, Jawa Timur. Namun, kemudian menyebar ke wilayah barat, seperti Batavia, Semarang, dan Jogjakarta.
Agama Kristen Protestan di Jawa Timur berkembang di Mojowarno, Ngoro dekat Jombang. Di Jawa Tengah meliputi Magelang, Kebumen, Wonosobo, Cilacap, Ambarawa, Salatiga, Purworejo, Purbalingga, dan Banyumas. Di Jawa Barat pusat penyebaran agama Kristen terdapat di Bogor, Sukabumi, dan Lembang (Bandung). Di Sumatra Utara masyarakat Batak yang menganut agama Kristen berpusat di Angkola Sipirok, Tapanuli Selatan, Samosir, Sibolga, Buluh Hawar di Karo, Kabanjahe, Sirombu, dan kepulauan Nias. Kegiatan agama Kristen pada masyarakat Batak dipusatkan pada organisasi HKBP. Adapun di Kalimantan Selatan agama Kristen berkembang di Barito dan Kuala Kapuas. Di Kalimantan Barat umat Nasrani banyak terdapat di Pontianak. Di Kalimantan Timur banyak terdapat di Samarinda, Kalimantan Tengah di pemukiman masyarakat Dayak desa Perak dan Kapuas Kahayan.
Faktor-faktor penyebab sulitnya perkembangan agama Kristen di Indonesia pada waktu itu adalah:
a) Pada waktu itu agama Kristen dianggap identik dengan agama penjajah.
b) Pemerintah kolonial tidak menghargai prinsip persamaan derajat manusia.
c) Sebagian besar rakyat Indonesia telah menganut agama lain.
Oleh karena itulah upaya penyebaran dilakukan di daerah-daerah yang belum tersentuh agama lainnya. Juga dilakukan dengan mengadakan tindakan-tindakan kemanusiaan seperti mendirikan rumah sakit dan sekolah. Akhirnya berkat kerja keras kaum misionaris dan zending, agama Kristen dapat berkembang di Indonesia sampai sekarang.
top related