keputusan menteri perhubungan republik indonesia...
Post on 08-Feb-2021
18 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR KM 138 TAHUN 2020
TENTANG
PENETAPAN ALUR-PELAYARAN, SISTEM RUTE, TATA CARA BERLALU
LINTAS, DAN DAERAH LABUH KAPAL SESUAI DENGAN KEPENTINGANNYA
DI ALUR-PELAYARAN MASUK PELABUHAN KIJANG
DAN ALUR-PELAYARAN MASUK PELABUHAN TANJUNG MOCOH
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang
Mengingat
a. bahwa berdasarkan ketentuan dalam Pasal 8 Peraturan
Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian,
Menteri Perhubungan wajib menetapkan alur-pelayaran,
sistem rute, tata cara berlalu lintas, dan daerah labuh
kapal sesuai dengan kepentingannya;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan
Menteri Perhubungan tentang Penetapan Alur-Pelayaran,
Sistem Rute, Tata Cara Berlalu Lintas, dan Daerah
Labuh Kapal Sesuai Dengan Kepentingannya di Alur-
Pelayaran Masuk Pelabuhan Kijang dan Alur-Pelayaran
Masuk Pelabuhan Tanjung Mocoh;
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4849);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang
Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5070) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun
2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
-
- 2 -
Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 193, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5731);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang
Kenavigasian (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5093);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentang
Angkutan di Perairan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 26, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5108) sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 22
Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 20 tahun 2010 tentang Angkutan di
Perairan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2011 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5208);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2010 tentang
Perlindungan Lingkungan Maritim (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 27, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5109);
6. Keputusan Presiden Nomor 50 Tahun 1979 tentang
Pengesahan Peraturan Internasional Tentang
Pencegahan Tubrukan di Laut Collision Regulation
Tahun 1972 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1979 Nomor 53);
7. Keputusan Presiden Nomor 65 Tahun 1980 tentang
Pengesahan ”International Convention for The Safety of Life at Sea, 1974”, sebagai hasil Konferensi Internasional
tentang Keselamatan Jiwa di Laut 1974, yang telah
ditandatangani oleh Pemerintah Republik Indonesia, di
London, pada tanggal 1 November 1974, yang
merupakan pengganti ’’International Convention for The
Safety of Life at Sea 1960”, sebagaimana terlampir
dalam Keputusan Presiden ini (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1980 Nomor 65);
-
- 3 -
8. Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang
Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 75);
9. Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2019 tentang
Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 203);
10. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor
173/AL.401/PHB-84 tentang berlakunya The IALA
Maritime Bouyage System for Region-A dalam Tatanan
Sarana Bantu Navigasi-Pelayaran di Indonesia;
11. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 30 Tahun
2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Distrik
Navigasi;
12. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 25 Tahun
2011 tentang Sarana Bantu Navigasi-Pelayaran;
13. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 26 Tahun
2011 tentang Telekomunikasi-Pelayaran;
14. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 36 Tahun
2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kan tor
Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 629)
sebagaimana beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 76 Tahun
2018 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor PM 36 Tahun 2012 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesyahbandaran dan
Otoritas Pelabuhan (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2018 Nomor 1183);
15. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 51 Tahun
2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 311)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor PM 146 Tahun 2016 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor
PM 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan
Laut (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 1867);
-
- 4 -
Memperhatikan :
Menetapkan
PERTAMA
16. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 57 Tahun
2015 tentang Pemanduan dan Penundaan Kapal (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 390);
17. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 129 Tahun
2016 tentang Alur-Pelayaran di Laut dan Bangunan
dan/atau Instalasi di Perairan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 1573);
18. Peraturan Menteri Perhubugan Nomor PM 122 Tahun
2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Perhubungan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2018 Nomor 1844);
19. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 125 Tahun
2018 tentang Pengerukan dan Reklamasi (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1740);
Surat Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor
HK.203/2/9/DJPL/2020 tanggal 5 Maret 2020 perihal
Penyampaian Rancangan Keputusan Menteri Perhubungan
tentang Penetapan Alur-Pelayaran, Sistem Rute, Tata Cara
Berlalu Lintas, dan Daerah Labuh Kapal Sesuai Dengan
Kepentingannya di Alur-Pelayaran Masuk Pelabuhan Kijang
dan Alur-Pelayaran Masuk Pelabuhan Tanjung Mocoh;
MEMUTUSKAN:
KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG
PENETAPAN ALUR-PELAYARAN, SISTEM RUTE, TATA CARA
BERLALU LINTAS, DAN DAERAH LABUH KAPAL SESUAI
DENGAN KEPENTINGANNYA DI ALUR-PELAYARAN MASUK
PELABUHAN KIJANG DAN ALUR-PELAYARAN MASUK
PELABUHAN TANJUNG MOCOH.
Menetapkan Alur-Pelayaran Masuk Pelabuhan Kijang dan
Alur-Pelayaran Masuk Pelabuhan Tanjung Mocoh serta
Sarana Bantu Navigasi-Pelayaran dibatasi oleh titik
koordinat geografis sebagaimana tercantum dalam
Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Keputusan Menteri ini.
-
- 5 -
KEDUA : Menetapkan Sistem Rute di Alur-Pelayaran Masuk
Pelabuhan Kijang dan Alur-Pelayaran Masuk Pelabuhan
Tanjung Mocoh sebagaimana tercantum dalam Lampiran II
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan
Menteri ini.
KETIGA : Menetapkan Tata Cara Berlalu Lintas di Alur-Pelayaran
Masuk Pelabuhan Kijang dan Alur-Pelayaran Masuk
Pelabuhan Tanjung Mocoh sebagaimana tercantum dalam
Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Keputusan Menteri ini.
KEEMPAT : Ketentuan lebih lanjut mengenai Tata Cara Berlalu Lintas di
Alur-Pelayaran Masuk Pelabuhan Kijang dan Alur-Pelayaran
Masuk Pelabuhan Tanjung Mocoh sebagaimana dimaksud
dalam Diktum KETIGA diatur dengan Standar Operasional
dan Prosedur (SOP) yang ditetapkan oleh Kepala Kantor
Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas III Kijang dan
Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan
Kelas II Tanjung Pinang.
KELIMA : Menetapkan Daerah Labuh Kapal Sesuai Dengan
Kepentingannya di Alur-Pelayaran Masuk Pelabuhan Kijang
dan Alur-Pelayaran Masuk Pelabuhan Tanjung Mocoh
sebagaimana tercantum dalam lampiran IV yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini.
KEENAM : Alur-Pelayaran Masuk Pelabuhan Kijang dan Alur-Pelayaran
Masuk Pelabuhan Tanjung Mocoh serta Sarana Bantu
Navigasi-Pelayaran sebagaimana dimaksud dalam Diktum
PERTAMA serta Daerah Labuh Kapal Sesuai Dengan
Kepentingannya sebagaimana dimaksud dalam Diktum
KELIMA, wajib dimuat dalam Peta Laut Indonesia Edisi
Terbaru Nomor 42 dan 65 serta Buku Petunjuk Pelayaran
sebagaimana tercantum dalam Lampiran V yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini.
-
- 6 -
KETUJUH
KEDELAPAN
KESEMBILAN
KESEPULUH
: Pengawasan terhadap keselamatan dan keamanan pelayaran
di Alur-Pelayaran Masuk Pelabuhan Kijang dan Alur-
Pelayaran Masuk Pelabuhan Tanjung Mocoh dilaksanakan
oleh Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas
III Kijang dan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas
Pelabuhan Kelas II Tanjung Pinang serta melaporkan hasil
pengawasannya kepada Direktur Jenderal Perhubungan
Laut.
: Pengawasan terhadap penataan dan penyelenggaraan Alur-
Pelayaran Masuk Pelabuhan Kijang dan Alur-Pelayaran
Masuk Pelabuhan Tanjung Mocoh dilaksanakan oleh
Distrik Navigasi Kelas I Tanjung Pinang dan melaporkan
hasil pengawasannya kepada Direktur Jenderal
Perhubungan Laut.
: Pemeliharaan Alur-Pelayaran Masuk Pelabuhan Kijang dan
Alur-Pelayaran Masuk Pelabuhan Tanjung Mocoh
dilaksanakan oleh Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas
Pelabuhan Kelas III Kijang dan Kantor Kesyahbandaran dan
Otoritas Pelabuhan Kelas II Tanjung Pinang secara berkala
atau sewaktu-waktu apabila diperlukan.
: Laporan hasil pengawasan sebagaimana dimaksud dalam
Diktum KETUJUH dan Diktum KEDELAPAN digunakan
sebagai bahan evaluasi Direktur Jenderal Perhubungan Laut
untuk setiap perubahan terhadap Penetapan Alur-Pelayaran,
Sistem Rute, Tata Cara Berlalu Lintas, dan Daerah Labuh
Kapal Sesuai Dengan Kepentingannya di Alur-Pelayaran
Masuk Pelabuhan Kijang dan Alur-Pelayaran Masuk
Pelabuhan Tanjung Mocoh.
-
- 7 -
KESEBELAS : Perubahan terhadap Penetapan Alur-Pelayaran, Sistem Rute,
Tata Cara Berlalu Lintas, dan Daerah Labuh Kapal Sesuai
Dengan Kepentingannya di Alur-Pelayaran Masuk Pelabuhan
Kijang dan Alur-Pelayaran Masuk Pelabuhan Tanjung Mocoh
sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESEPULUH
diinformasikan melalui penerbitan Maklumat Pelayaran
(MAPEL) serta disiarkan melalui Berita Pelaut Indonesia
(Notice to Marines).
KEDUABELAS : Setiap perubahan Penetapan Alur-Pelayaran, Sistem Rute,
Tata Cara Berlalu Lintas, dan Daerah Labuh Kapal Sesuai
Dengan Kepentingannya di Alur-Pelayaran Masuk Pelabuhan
Kijang dan Alur-Pelayaran Masuk Pelabuhan Tanjung Mocoh
sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESEBELAS
ditetapkan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut dan
dievaluasi paling sedikit 1 (satu) kali dalam jangka waktu
paling lama 5 (lima) tahun akan dilakukan penyesuaian
untuk mengetahui kesesuaian terhadap Keputusan Menteri
ini.
KETIGABELAS : Direktur Jenderal Perhubungan Laut melaksanakan
pembinaan dan pengawasan teknis terhadap pelaksanaan
Keputusan Menteri ini.
-
KEEMPATBELAS : Keputusan Menteri
ditetapkan.
ini mulai berlaku pada tanggal
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 8 Juni 2020
MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
BUDI KARYA SUMADI
Salinan Keputusan ini disampaikan kepada:
1. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi;
2. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian;
3. Menteri Dalam Negeri;
4. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan;
5. Menteri Kelautan dan Perikanan;
6. Menteri Badan Usaha Milik Negara;
7. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia;
8. Kepala Staf TNI Angkatan Laut;
9. Gubernur Kepulauan Riau;
10. Sekretaris Jenderal, Inspektur Jenderal, dan Direktur Jenderal
Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan;
11. Bupati Bintan;
12. Kepala Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI Angkatan Laut;
13. Kepala Distrik Navigasi Kelas I Tanjung Pinang;
14. Kepala Kan tor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas III Kijang.
-
-9 -
Lampiran IKeputusan Menteri Perhubungan tentang Penetapan Alur-Pelayaran, Sistem Rute, Tata Cara Berlalu Lintas, dan Daerah Labuh Kapal Sesuai Dengan Kepentingannya di Alur-Pelayaran Masuk Pelabuhan Kijang dan Alur-Pelayaran Masuk Pelabuhan Tanjung Mocoh Nomor : KM 138 Tahun 2020Tanggal : 8 Juni 2020
ALUR-PELAYARAN MASUK PELABUHAN KIJANG
DAN ALUR-PELAYARAN MASUK PELABUHAN TANJUNG MOCOH
SERTA SARANA BANTU NAVIGASI-PELAYARAN
1. Titik Koordinat Alur-Pelayaran Masuk Pelabuhan Kijang Sisi Barat:
KOORDINAT BATAS KIRI
NO LINTANG BUJUR
1A 00° 45' 48.10" LU 104° 27’ 10.01" BT
2A 00° 48’ 41.71" LU 104° 28' 10.88" BT
3A 00° 48’ 51.03" LU 104° 32’ 10.86" BT
4A 00° 48' 10.13" LU 104° 35' 34.90" BT
5A 00° 48’ 41.55" LU 104° 36' 00.44" BT
6A 00° 49' 22.69" LU 104° 36' 33.90" BT
7A 00° 49' 58.37" LU 104° 36' 43.66" BT
8A 00° 50' 32.05" LU 104° 36' 37.14" BT
9A 00° 50' 54.03" LU 104° 36' 41.14" BT
10A 00° 51' 37.38" LU 104° 36’ 41.98" BT
11A 00° 51' 56.06" LU 104° 36' 51.73" BT
12A 00° 53’ 06.65" LU 104° 36’ 51.05" BT
13A 00° 53’ 41.26" LU 104° 37' 8.78" BT
KOORDINAT BATAS KANAN
NO LINTANG BUJUR
IB 00° 45’ 40.69" LU 104° 27' 53.17" BT
2B 00° 48’ 13.61" LU 104° 28' 46.65" BT
3B 00° 48’ 30.89" LU 104° 32’ 32.30" BT
4B 00° 47' 51.65" LU 104° 35' 42.66" BT
-
- 10 -
6B 00° 49' 21.43" LU 104° 36’ 39.92" BT
7B 00° 50' 0.01" LU 104° 36' 51.41" BT
8B 00° 50' 32.08" LU 104° 36' 41.14" BT9B 00° 50’ 54.25" LU 104° 36' 44.93" BT
10B 00° 51' 36.44" LU 104° 36' 44.76" BT
1 IB 00° 51' 56.85" LU 104° 36' 55.75" BT
12B 00° 53’ 6.26" LU 104° 36’ 54.61" BT
13B 00° 53' 39.93" LU 104° 37' 12.07" BT
2. Titik Koordinat Garis Haluan Alur-Pelayaran Masuk Pelabuhan Kijang Sisi Barat:
NO KODEKOORDINAT ARAH HALUAN
LINTANG BUJUR MASUK KELUAR
1 GH.l 00° 45' 44.52" LU 104° 27' 29.30" BT 19° -
2 GH.2 00° 48' 24.27" LU 104° 28' 25.87" BT 86° 199°
3 GH.3 00° 48’ 39.91" LU 104° 32' 18.35" BT 100° 266°
4 GH.4 00° 48’ 01.52" LU 104° 35' 33.57" BT 38° 280°
5 GH.5 00° 49' 20.19" LU 104° 36' 35.76" BT 16° 218°
6 GH.6 00° 49' 58.37" LU 104° 36' 47.24" BT 346° 196°
7 GH.7 00° 50' 31.84" LU 104° 36' 39.26" BT 60° 166°
8 GH.8 00° 50’ 53.94" LU 104° 36' 42.87" BT 0° 240°
9 GH.9 00° 51' 36.89" LU 104° 36' 43.36" BT 27° 180°
10 GH.10 00° 51' 57.72" LU 104° 36’ 54.00" BT 0° 207°
11 GH.ll 00° 53' 06.68" LU 104° 36’ 52.83" BT 027° 180°
12 GH.12 00° 53' 40.43" LU 104° 37’ 10.36" BT 027° 207°
3. Titik Koordinat Alur-Pelayaran Masuk Pelabuhan Kijang Sisi Timur:
KOORDINAT BATAS KIRI
NO LINTANG BUJUR
1A 00° 48' 40.58" LU 104° 40' 08.08" BT
2A 00° 47’ 52.25" LU 104° 39' 02.37" BT
3A 00° 47’ 42.32" LU 104° 38' 36.55" BT
-
-11 -
4A 00° 47' 39.91" LU 104° 38’ 13.00" BT
5A 00° 48' 11.87" LU 104° 37’ 10.97" BT
6A 00° 48' 28.75" LU 104° 36' 51.77" BT
7A 00° 48’ 29.15" LU 104° 36' 2.43" BT
KOORDINAT BATAS KANAN
NO LINTANG BUJUR
IB 00° 48’ 49.19" LU 104° 40' 06.07" BT
2B 00° 47' 59.67" LT 104° 38' 59.04" BT
3B 00° 47’ 50.34" LU 104° 38' 35.02" BT
4B 00° 47' 48.27" LU 104° 38' 13.60" BT
5B 00° 48' 18.67" LU 104° 37' 15.47" BT
6B 00° 48’ 36.98" LU 104° 36’ 55.34" BT
7B 00° 48' 37.05" LU 104° 36’ 6.60" BT
4. Titik Koordinat Garis Haluan Alur-Pelayaran Masuk Pelabuhan Kijang Sisi
Timur:
NO KODEKOORDINAT ARAH HALUAN
LINTANG BUJUR MASUK KELUAR
1 GH.l 00° 48’ 44.89" LU 104° 40' 07.08" BT 233° -
2 GH.2 00° 47' 56.07" LU 104° 39’ 00.96" BT 248° 53°
3 GH.3 00° 47' 46.37" LU 104° 38’ 36.02" BT 264°
o00̂0
4 GH.4 00° 47' 43.98" LU 104° 38' 13.00" BT 298° 84°
5 GH.5 00° 48' 15.28" LU 104° 37' 13.17" BT 313° 117°
6 GH.6 00° 48' 32.81" LU 104° 36' 53.30" BT 269° 90°
7 GH.7 00° 48' 33.09" LU 104° 36' 04.51" BT - -
5. Titik Koordinat Alur-Pelayaran Masuk Pelabuhan Tanjung Mocoh:
KOORDINAT BATAS KIRI
NO LINTANG BUJUR
1A 00° 48' 43.01" LU 104° 28' 44.31" BT2A 00° 49’ 55.05" LU 104° 29' 19.22" BT3A 00° 49’ 55.05" LU 104° 29' 51.70" BT
-
- 12 -
KOORDINAT BATAS KANAN
NO LINTANG BUJUR
IB 00° 48' 42.73" LU 104° 28' 37.30" BT2B 00° 50' 1.24" LU 104° 29' 15.36" BT3B 00° 50' 1.24" LU 104° 29’ 51.70" BT
6. Titik Koordinat Garis Haluan Alur-Pelayaran Masuk Pelabuhan Tanjung
Mocoh:
NO KODEKOORDINAT ARAH HALUAN
LINTANG BUJUR MASUK KELUAR
1 GH.l 00° 48' 42.87" LU 104° 28' 40.82" BT 26° 269°
2 GH.2 00° 49' 58.14" LU 104° 29' 17.30" BT
Oo
205°
3 GH.3 00° 49' 58.14" LU 104° 29' 51.70" BT - 205°
7. Titik Koordinat Sarana Bantu Navigasi-Pelayaran sesuai dengan DSI:
NONAMA DAN
JENIS SBNPNO DSI
KOORDINAT
LINTANG BUJUR
1Mantang On
Hill Near1080 00° 44' 30.0" LU 104° 30’ 30.0" BT
2Tanjung Maga
Front1086 00° 47’ 35.7" LU 104° 35' 06.6" BT
3Mantang Island
Rear1087 00° 47' 17.5" LU 104° 34' 52.3" BT
4Pelampung
Suar No. 11073 00° 46’ 15.0" LU 104° 28' 10.0" BT
5Pelampung
Suar No.31074 00° 48' 05.0" LU 104° 28' 45.0" BT
6Pelampung
Suar No.21075 00° 48' 50.0" LU 104° 30’ 25.0" BT
7Pelampung
Suar No.41076 00° 48' 20.0" LU 104° 35' 31.0" BT
8Pelampung
Suar No.51077 00° 48' 37.0" LU 104° 32' 20.0" BT
-
- 13 -
NONAMA DAN
JENIS SBNPNO DSI
KOORDINAT
LINTANG BUJUR
9Pelampung
Suar No.71082 0° 48' 43.0" LU 104° 36' 16.0" BT
10Pelampung
Suar No.61083 00° 49' 11.0" LU 104° 36' 15.0" BT
11Rambu Suar
Kambat1088 00° 48' 25.9" LU 104° 40' 01.9" BT
12Rambu Suar
Pulau Koyang1095 00° 49' 54.0" LU 104° 36' 49.0" BT
13Rambu Suar
Pulau Angkut1096 00° 50' 33.0" LU 104° 36' 38.0" BT
14Rambu Suar
Pulau Mana1097 00° 51' 16.0" LU 104° 36’ 43.0" BT
15Pelampung
Suar No.81081 00° 48' 27.0" LU 104° 36' 51.0" BT
16
Pelampung
Suar Pulau
Rusa Kecil
1093 00° 47’ 54.0" LU 104° 39' 08.0" BT
17
Pelampung
Suar Pulau
Rusa
1093.1 00° 47' 24.0" LU 104° 38' 19.0" BT
18Rambu Suar
Tanjung Gabi1094 00° 47' 55.1" LU 104° 38' 11.0" BT
19
Rambu
Pelabuhan
Disnav Tanjung
pinang
1084.1 00° 52’ 15.3" LU 104° 36' 44.9" LU
-
- 14 -
8. Titik Koordinat Sarana Bantu Navigasi-Pelayaran Alur-Pelayaran Masuk
Pelabuhan Tanjung Mocoh:
NO NAMA DAN JENIS SBNPKOORDINAT
LINTANG BUJUR
1 Rambu Suar Hijau No. 1 00° 49' 55.05" LU 104° 29' 19.22 BT
2 Rambu Suar Merah No. 2 00° 50' 2.67" LU 104° 29' 32.19" BT
3 Rambu Suar Hijau No. 3 00° 49’ 55.05" LU 104° 29' 51.70" BT
MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
BUDI KARYA SUMADI
.sesuai dengan aslinya
IP HUKUM,
BIJI HERPRIARSONO
-
- 15 -
Lampiran IIKeputusan Menteri Perhubungan tentang Penetapan Alur-Pelayaran, Sistem Rute, Tata Cara Berlalu Lintas, dan Daerah Labuh Kapal Sesuai Dengan Kepentingannya di Alur-Pelayaran Masuk Pelabuhan Kijang dan Alur-Pelayaran Masuk Pelabuhan Tanjung Mocoh Nomor : KM 138 Tahun 2020Tanggal : 8 Juni 2020
SISTEM RUTE DI ALUR-PELAYARAN MASUK PELABUHAN KIJANG
DAN ALUR-PELAYARAN MASUK PELABUHAN TANJUNG MONCOH
1. Sistem Rute yang ditetapkan di Alur-Pelayaran Masuk Pelabuhan Kijang,
kondisi kedalaman, lebar, dan panjang Alur-Pelayaran Masuk Pelabuhan
Kijang yaitu:
a. Sistem Rute di Alur-Pelayaran Masuk Pelabuhan Kijang
Sistem rute yang ditetapkan di Alur-Pelayaran Masuk Pelabuhan Kijang
adalah rute satu arah (one way route);
b. Kondisi Kedalaman, Lebar, dan Panjang Alur-Pelayaran Masuk
Pelabuhan Kijang, mempunyai 2 (dua) alur-pelayaran masuk pelabuhan
yaitu Alur sisi Barat dan Alur sisi Timur dengan lebar alur sisi Barat ± 90
m (sembilan puluh meter) sampai dengan 1659 m (seribu enam ratus
lima puluh sembilan meter) dan lebar alur sisi timur ± 250 m (dua ratus
lima puluh meter). Kedalaman Eksisting pada Alur sisi Barat ± 7,7 m
(tujuh koma tujuh meter) LWS sampai dengan 29 m (dua puluh sembilan
meter) LWS dan Alur sisi Timur ± 10,1 m (sepuluh koma satu) LWS
sampai dengan 23 m (dua puluh tiga meter) LWS. Panjang alur-pelayaran
pada Alur Barat dari Pelampung Suar Hijau No.l (satu) sampai kolam
Pelabuhan 13,6 NM (tiga belas koma enam Nautical Miles) atau 25,3 km
(dua puluh lima koma tiga kilometer) dan Panjang alur-pelayaran pada
sisi Timur dari Rambu Suar Kambat sampai kolam Pelabuhan 7,6 NM
(tujuh koma enam Nautical Miles) atau 14,2 km (empat belas koma dua kilometer). Berdasarkan hal tersebut, ukuran dan sarat (draft) Kapal
yang dapat melalui Alur-Pelayaran Masuk Pelabuhan Kijang adalah draft
maksimum 6,9 m (enam koma sembilan meter) pada kondisi air surut
terendah;
-
- 16 -
c. Jumlah Sarana Bantu Navigasi-Pelayaran di Alur-Pelayaran Masuk
Pelabuhan Kijang sebanyak 19 (sembilan belas) unit;
d. Kepada terminal khusus yang berada dekat dengan Alur-Pelayaran
Masuk Pelabuhan Kijang harus melakukan koordinasi dengan Distrik
Navigasi Kelas I Tanjung Pinang untuk menyusun standar operasional
prosedur penggunaan Alur-Pelayaran.
2. Sistem Rute yang ditetapkan di Alur-Pelayaran Masuk Pelabuhan Tanjung
Mocoh, kondisi kedalaman, lebar, dan panjang Alur-Pelayaran Masuk
Pelabuhan Tanjung Mocoh yaitu:
a. Sistem Rute di Alur-Pelayaran Masuk Pelabuhan Tanjung Mocoh
Sistem rute yang ditetapkan di Alur-Pelayaran Masuk Pelabuhan
Tanjung Mocoh adalah rute satu arah (one way route)]b. Kondisi Kedalaman, Lebar, dan Panjang Alur-Pelayaran Masuk
Pelabuhan Tanjung Mocoh, mempunyai 1 (satu) alur masuk menuju
pelabuhan, yaitu dari sisi selatan menuju ke sisi utara. Dengan lebar
alur 190 m (seratus sembilan puluh meter). Kedalaman alur masuk
± 3,2 m (tiga koma dua meter) LWS sampai dengan 10,2 m (sepuluh
koma dua meter) LWS dan kedalaman kolam pelabuhan ± 6,6 m (enam
koma enam meter) LWS sampai dengan 9,9 m (sembilan koma sembilan
meter) LWS. Panjang Alur-Pelayaran Masuk Pelabuhan Tanjung Mocoh
1,85 NM (satu koma delapan puluh lima Nautical Miles) atau 3,6 km
(tiga koma enam meter). Berdasarkan hal tersebut, ukuran dan sarat
(draft) Kapal yang dapat melalui Alur-Pelayaran Masuk Pelabuhan
Tanjung Mocoh adalah draft maksimum 2,88 m (dua koma delapan
puluh delapan meter) pada kondisi air surut terendah;
-
- 17 -
c. Kepada Terminal Khusus yang berada dekat dengan alur masuk
pelabuhan Tanjung Mocoh harus melakukan koordinasi dengan Kantor
Distrik Navigasi Kelas I Tanjungpinang untuk menyusun SOP
penggunaan alur pelayaran.
MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
BUDI KARYA SUMADI
.sesuai dengan aslinya
lO HUKUM,
JI HERPRIARSONO
-
- 18 -
Lampiran IIIKeputusan Menteri Perhubungan tentang Penetapan Alur-Pelayaran, Sistem Rute, Tata Cara Berlalu Lintas, dan Daerah Labuh Kapal Sesuai Dengan Kepentingannya di Alur-Pelayaran Masuk Pelabuhan Kijang dan Alur-Pelayaran Masuk Pelabuhan Tanjung Mocoh Nomor : KM 138 Tahun 2020Tanggal : 8 Juni 2020
TATA CARA BERLALU LINTAS DI ALUR-PELAYARAN MASUK PELABUHAN
KIJANG DAN ALUR-PELAYARAN MASUK PELABUHAN TANJUNG MOCOH
Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan menekan angka kecelakaan kapal
maka perlu di atur Tata Cara Berlalu Lintas di Alur-Pelayaran Masuk
Pelabuhan Kijang dan Alur-Pelayaran Masuk Pelabuhan Tanjung Mocoh
sebagai berikut:
1. Pemanduan
a. kapal dengan ukuran tonase kotor GT 500 (lima ratus Gross Tonnage) atau lebih yang berlayar di perairan wajib pandu wajib menggunakan
pelayanan jasa pemanduan kapal;
b. mesin penggerak utama dan alat navigasi harus dalam kondisi baik dan
normal untuk olah gerak kapal;
c. mengibarkan bendera “G“ pada siang hari dan menyalakan lampu putih
merah pada malam hari apabila kapal sedang menunggu petugas pandu;
d. mengibarkan bendera “H“ pada siang hari dan menyalakan lampu putih
merah pada malam hari apabila petugas pandu berada di atas kapal; dan
e. mengibarkan bendera “Q“ pada siang hari dan menyalakan lampu putih
merah pada malam hari bagi kapal yang baru tiba dari luar negeri,
petugas pandu hanya diperbolehkan naik ke kapal untuk membawa
kapal apabila kapal telah dinyatakan bebas dari penyakit menular oleh
petugas karantina kesehatan (free practique) dan bendera kuning telah
diturunkan.
-
- 19 -
2. Komunikasia. pemilik/operator kapal atau Nakhoda wajib memberitahukan rencana
kedatangan kapalnya kepada Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas
Pelabuhan Kelas III Kijang melalui Stasiun Radio Pantai (SROP) Kelas III
Kijang dengan mengirimkan telegram radio Nakhoda (master cable)
dengan tembusan kepada perusahaan angkutan laut atau agen umum
dalam waktu paling lama 48 (empat puluh delapan) jam sebelum kapal
tiba di pelabuhan;
b. setiap kapal yang memasuki dan keluar alur-pelayaran wajib melapor
kepada Stasiun Radio Pantai (SROP) Kelas III Kijang melalui channel 16,
VHF 24 atau MF 6215;
c. komunikasi antara kapal sebelum petugas pandu di atas kapal
dilakukan Nakhoda harus memberikan keterangan kepada petugas
pandu antara lain, kondisi, sifat, cara, data, karakteristik dan lain-lain
yang berkaitan dengan kemampuan olah gerak kapal;
d. komunikasi pelaporan kapal dengan Stasiun Radio Pantai (SROP)
Kelas III Kijang Channel 16 pada titik koordinat:
1) Sisi Selatan:
a) 00° 27' 17.21" LU / 104° 35' 47.97" BT;
b) 00° 22’ 15.50" LU / 104° 35’ 51.26" BT;
c) 00° 29' 31.25" LU / 104° 46' 58.38" BT; dan
d) 00° 24’ 55.81" LU / 104° 49' 00.13" BT.
2) Sisi Timur:
a) 00° 51’ 15.87" LU / 105° 01’ 35.10" BT;
b) 00° 51’ 02.28" LU / 105° 06' 34.29" BT;
c) 01° 11' 01.17" LU / 104° 53' 24.23" BT; dan
d) 01° 14' 32.37" LU / 104° 56' 58.61" BT.
e. komunikasi pelaporan kapal dengan Stasiun Radio Pantai (SROP)
Kelas III Kijang Channel 14 pada titik koordinat:
1) Sisi Barat:
a) 00° 46' 04.63" LU / 104° 28' 12.51" BT;
b) 00° 45' 19.72" LU / 104° 28' 12.51" BT;
c) 00° 45' 19.72" LU / 104° 26' 56.39" BT; dan
d) 00° 46’ 04.63" LU / 104° 26’ 56.39" BT.
-
- 2 0 -
2) Sisi Timur:a) 00° 49' 15.76" LU / 104° 42‘ 04.36" BT;
b) 00° 48' 45.40" LU /104° 42' 04.36" BT;
c) 00° 48' 45.40" LU /104° 41’ 19.17" BT; dan
d) 00° 49’ 15.76" LU /104° 41’ 19.17" BT
3. Proses Kapal Masuk
a. Dalam kondisi normal
1) setelah posisi kapal berada di ambang luar mendekati pelampung
suar Hijau No. 1 arahkan haluan kapal dengan baringan 19°
(sembilan belas derajat);
2) kecepatan kapal di sekitar pelampung suar Hijau No.l disarankan
dengan maneuvering speed dan mengikuti tanda Sarana Bantu
Navigasi-Pelayaran sampai pelampung suar No.4 agar kapal petugas
pandu dapat merapat di kapal untuk menaikkan petugas pandu;
3) setelah kapal berada di sekitar pelampung suar No.4 dan petugas
pandu berada di atas kapal arahkan haluan kapal mengikuti tanda
Sarana Bantu Navigasi-Pelayaran sampai ke Pelabuhan;
4) setiap kapal harus senantiasa bergerak dengan kecepatan aman
sehingga dapat mengambil tindakan yang tepat dan berhasil guna
untuk menghindari tubrukan dan dapat diberhentikan dalam suatu
jarak yang sesuai dengan keadaan dan suasana yang ada;
5) setiap tindakan yang dilakukan untuk menghindari tubrukan,
apabila keadaan mengizinkan harus tegas dilakukan dalam waktu
yang cukup lapang dan benar-benar memperhatikan persyaratan
kepelautan yang baik;
6) apabila kondisi dermaga sedang penuh atau Nakhoda memutuskan
untuk berlabuh terlebih dahulu, maka kapal dapat berlabuh di
daerah labuh kapal yang sudah disediakan; dan
7) apabila proses administrasi kelengkapan dokumen selesai dan sudah
tersedia posisi tambat untuk kapal di Dermaga, maka petugas Kantor
Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan III Kijang akan
menginformasikan ke kapal bahwa petugas pandu akan naik dan
memandu kapal hingga tambat di Pelabuhan.
-
-21 -
b. Dalam Kondisi Angin di Atas Normal/Kabut/Hujan Deras/Gelombang
Tinggi:1) kecepatan kapal disekitar pelampung suar pengenal disarankan
menggunakan maneuvering speed; dan2) untuk memasuki alur-pelayaran dalam kondisi kabut/hujan lebat,
kapal menggunakan sarana navigasi visual, elektronik
(radar/GPS/AIS) dan peralatan navigasi lainnya secara baik dan
tepat guna.
4. Proses Kapal Keluara. Nahkoda dan/atau petugas pandu melaporkan kepada Kantor
Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas III Kijang dan/atau
Stasiun Radio Pantai (SROP) Kelas III Kijang pada VHF channel 16, VHF
24, atau MF 6215 mengenai draft kapal dan jam kapal mulai dipandu
keluar;
b. meminta informasi ke Stasiun Radio Pantai (SROP) Kelas III Kijang
mengenai pergerakan kapal yang keluar/masuk Alur-Pelayaran Masuk
Pelabuhan Kijang dan Alur-Pelayaran Masuk Pelabuhan Tanjung Mocoh;
dan
c. Arahkan haluan menuju bagian tengah alur dan berlayar mengikuti
Sarana Bantu Navigasi-Pelayaran dan saat kapal sampai pada Rambu
Suar Koyang arahkan kapal mengikuti Rambu Suar Penuntun Tanjung
Maga dengan haluan 218° (dua ratus delapan belas derajat).
5. Tindakan Menghindari Tubrukan
a. Pengaturan Tindakan Untuk Menghindari Tubrukan Meliputi:
1) setiap tindakan yang dilakukan untuk menghindari tubrukan, apabila
keadaan mengijinkan harus tegas dan jelas dilakukan dalam waktu
yang cukup dan benar-benar memperhatikan persyaratan kepelautan
yang baik;
2) setiap perubahan haluan dan/atau kecepatan untuk menghindari
tubrukan, apabila keadaan mengijinkan harus cukup besar sehingga
menjadi jelas bagi kapal lain yang sedang mengamati dengan
penglihatan atau dengan radar, serangkaian perubahan kecil dari
haluan dan/atau kecepatan hendaknya dihindari;
-
- 2 2 -
3) apabila ada ruang gerak yang cukup, maka perubahan haluan
merupakan tindakan yang paling berhasil untuk menghindari situasi
saling mendekati terlalu rapat, dengan ketentuan bahwa perubahan
tersebut dilakukan dalam waktu yang cukup dini dan tidak
mengakibatkan terjadinya situasi saling mendekati terlalu rapat;
4) tindakan yang dilakukan untuk menghindari tubrukan dengan kapal
lain harus sedemikian rupa sehingga menghasilkan pelewatan dengan
jarak yang aman dan hasil tindakan tersebut harus dikaji dengan
seksama sampai kapal tersebut dilewati dan bebas sama sekali; dan
5) apabila diperlukan untuk menghindari tubrukan atau memberikan
waktu yang lebih banyak untuk menilai keadaan, maka kapal harus
mengurangi kecepatannya atau menghilangkan kecepatannya sama
sekali dengan memberhentikan atau menjalankan mundur sarana
penggeraknya.
b. Pengaturan Tata Cara Berlalu Lintas Kapal Yang Menggunakan Layar
Meliputi:
1) Apabila 2 (dua) kapal sedang saling mendekat sehingga akan
mengakibatkan bahaya tubrukan, maka salah satu dari kedua kapal
itu harus menghindari kapal lain dengan ketentuan sebagai berikut:
a) apabila masing-masing mendapatkan angin di lambung yang
berlainan, maka kapal yang mendapat angin di lambung kiri harus
menghindari kapal yang lain;
b) apabila kedua-duanya mendapat angin di lambung yang kanan,
maka kapal yang ada di atas angin harus menghindari kapal yang
ada di bawah angin;
c) apabila kapal mendapat angin di lambung kiri melihat sebuah
kapal di atas angin dan tidak dapat menentukan dengan pasti
apakah kapal lain itu mendapat angin lambung kiri atau kanan,
maka kapal itu harus menghindari kapal lain itu; dan
d) mendapat angin di lambung kiri atau kanan, maka kapal itu harus
menghindari kapal lain itu.
2) Untuk memenuhi ketentuan ini, sisi atas angin harus dianggap sisi
yang berlawanan dengan sisi tempat layar utama berada, atau bagi
kapal dengan layar segi empat yaitu sisi yang berlawanan dengan sisi
tempat layar membujur itu berada.
-
- 23 -
c. Pengaturan Penyusulan Meliputi:
1) setiap kapal yang sedang menyusul kapal lain harus menghindari
kapal lain yang sedang disusul;
2) kapal harus dianggap menyusul apabila sedang mendekati kapal lain
dari arah yang lebih besar dari 22,5° (dua puluh dua koma lima
derajat) dibelakang arah melintang yaitu dalam kedudukan
sedemikian sehingga terhadap kapal yang sedang disusul itu pada
malam hari kapal hanya dapat melihat penerangan buritan, tetapi
tidak satupun dari penerangan lambungnya;
3) apabila kapal dalam keadaan ragu-ragu apakah ia sedang menyusul
kapal lain atau tidak, maka kapal itu harus beranggapan bahwa
sedang menyusul kapal lain; dan
4) setiap perubahan baringan antara kedua kapal yang terjadi kemudian
tidak akan mengakibatkan kapal yang sedang memotong dalam
pengertian aturan-aturan ini atau membebaskannya dari kewajiban
untuk menghindari kapal yang sedang disusul itu sampai kapal
tersebut dilewati dan bebas sama sekali.
d. Pengaturan Tata Cara Berlalu Lintas Kapal Dalam Situasi Berhadap-
Hadapan Meliputi:
1) apabila 2 (dua) kapal tenaga sedang bertemu dengan haluan
berlawanan atau hampir berlawanan sehingga akan mengakibatkan
bahaya tubrukan, maka masing-masing kapal harus mengubah
haluannya ke kanan sehingga masing-masing kapal akan berpapasan
di lambung kirinya;
2) keadaan sebagaimana dimaksud dalam angka 1) harus dianggap ada
apabila kapal melihat kapal lain tepat atau hampir di depan dan pada
malam hari kapal itu dapat melihat penerangan tiang kapal lain
tersebut terletak segaris atau hampir segaris dan/atau kedua
penerangan lambung serta pada siang hari kapal itu mengamati gatra
(aspek) yang sesuai mengenai kapal lain tersebut; dan
3) apabila kapal dalam keadaan ragu-ragu atas terdapatnya keadaan
sebagaimana dimaksud dalam angka (1), maka kapal itu harus
beranggapan bahwa keadaan tersebut ada dan bertindak sesuai
angka 1) dan angka 2).
-
-24 -
e. Dalam pengaturan tata cara berlalu lintas kapal dalam situasi memotong
apabila 2 (dua) kapal tenaga sedang berlayar dengan haluan saling
memotong sehingga akan mengakibatkan bahaya tubrukan, maka kapal
yang mendekati kapal lain di sisi kanannya harus menghindar, dan
apabila keadaan mengijinkan harus dengan cara memotong didepan
kapal lain tersebut. Dalam pengaturan tata cara tindakan kapal
menghindari, maka setiap kapal yang diwajibkan menghindari kapal lain
dan sedapat mungkin melakukan tindakan secara dini dan tegas untuk
tetap bebas sama sekali.
Dalam pengaturan tanggung jawab antara kapal meliputi:
1) kapal bermesin yang sedang berlayar harus menghindari:
a) kapal yang tidak terkendalikan;
b) kapal yang kemampuan olah geraknya terbatas;
c) kapal yang sedang menangkap ikan; dan
d) kapal layar.
2) kapal layar yang sedang berlayar harus menghindari:
a) kapal yang tidak terkendalikan;
b) kapal yang kemampuan olah geraknya terbatas; dan
c) kapal yang sedang menangkap ikan.
3) kapal yang sedang menangkap ikan sedapat mungkin harus
menghindari:
a) kapal yang tidak terkendalikan; dan
b) kapal yang olah geraknya terbatas.
4) setiap kapal kecuali kapal yang tidak dapat dikendalikan atau kapal
yang kemampuan olah geraknya terbatas, apabila keadaan
mengijinkan harus menghindarkan dirinya merintangi jalan aman
sebuah kapal yang terkendala oleh saratnya; dan
5) kapal yang terkendala oleh saratnya sebagaimana dimaksud dalam
angka 4) harus berlayar dengan kewaspadaan khusus dengan benar-
benar memperhatikan keadaannya yang khusus tersebut.
-
- 2 5 -
6. Larangan
a. kapal dilarang memasuki alur-pelayaran dengan under keel clearance
(UKC) kurang dari 10% (sepuluh persen) dari draft, kecuali atas izin
Syahbandar;
b. kapal penangkap ikan dilarang menangkap ikan di alur-pelayaran;
c. kapal dilarang masuk perairan wajib pandu tanpa mendapat pemanduan
dari petugas pandu;
d. petugas pandu dilarang meninggalkan kapal yang dipandu dalam kondisi
dan situasi :
1) kapal kandas;
2) kapal tubrukan;
3) kerusakan mesin/kemudi; dan/atau
4) keadaan lain yang mengganggu lalu lintas kapal.
e. larangan kapal untuk menyusul kapal lain pada ukuran LOA tertentu
sesuai dengan ketentuan sistem rute;
f. kapal yang sandar/tender dengan kapal lain yang sedang sandar di
dermaga umum/khusus hanya diijinkan 1 (satu) kapal saja yang
sandar/tender di kapal yang sedang sandar di dermaga tersebut atas
pertimbangan keselamatan kapal yang akan berolah gerak
keluar/masuk;
g. kapal berlabuh jangkar di area yang tidak ditetapkan dalam keputusan
ini; dan
h. membuang sampah, limbah, dan bahan lain dari pengoperasian kapal.
MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
BUDI KARYA SUMADI
-
- 2 6 -
Lampiran IVKeputusan Menteri Perhubungan tentang Penetapan Alur-Pelayaran, Sistem Rute, Tata Cara Berlalu Lintas, dan Daerah Labuh Kapal Sesuai Dengan Kepentingannya di Alur-Pelayaran Masuk Pelabuhan Kijang dan Alur-Pelayaran Masuk Pelabuhan Tanjung Mocoh Nomor : KM 138 Tahun 2020Tanggal : 8 Juni 2020
DAERAH LABUH KAPAL SESUAI DENGAN KEPENTINGANNYA
DI ALUR-PELAYARAN MASUK PELABUHAN JAYAPURA
DAN ALUR-PELAYARAN MASUK PELABUHAN TANJUNG MOCOH
1. Zona Area Kapal Peti Kemas
Titik Koordinat Luasan Kedalaman
1 00° 48' 26.32" LU 104° 36' 06.27" BT
11,635 Ha 14 s.d. 21 m2 00° 48’ 20.85" LU 104° 36' 18.57" BT
3 00° 48’ 12.83" LU 104° 36' 15.13" BT
4 00° 48' 17.89" LU 104° 36' 02.46" BT
2. Zona Area Kapal Barang
Titik Koordinat Luasan Kedalaman
1 00° 48' 15.86" LU 104° 36' 01.54" BT
14,309 Ha 14 s.d. 17 m2 00° 48' 10.83" LU 104° 36' 14.27" BT
3 00° 48’ 00.81" LU 104° 36' 09.97" BT
4 00° 48’ 06.01" LU 104° 35' 57.08" BT
3. Zona Area Kapal Penumpang
Titik Koordinat Luasan Kedalaman
1 00° 48’ 04.15" LU 104° 35' 56.24" BT
11,586 Ha 14 s.d. 17 m2 00° 47' 59.04" LU 104° 36' 09.21" BT
3 00° 47' 51.20" LU 104° 36' 05.85" BT
4 00° 47’ 56.17" LU 104° 35' 52.63" BT
-
- 2 7 -
4. Zona Area Kapal Darurat
Titik Koordinat Luasan Kedalaman
1 00° 49' 07.88" LU 104° 31' 50.93" BT
15,268 Ha 6 s.d. 11m2 00° 48' 57.93" LU 104° 31’ 50.95" BT
3 00° 48' 58.01" LU 104° 31' 34.84" BT
4 00° 49' 07.88" LU 104° 31’ 34.81" BT
5. Zona Area Kapal Mati
Titik Koordinat Luasan Kedalaman
1 00° 49' 07.98" LU 104° 31' 32.40" BT
15,261 Ha 6 s.d. 11m2 00° 48' 58.03" LU 104° 31' 32.43" BT
3 00° 48' 58.12" LU 104° 31' 16.31" BT
4 00° 49' 07.98" LU 104° 31' 16.29" BT
6. Zona Precaution Area
Titik Koordinat Luasan Kedalaman1 00° 48’ 37.04" LU 104° 35’ 56.78" BT
2 00° 48' 37.05" LU 104° 36' 06.60" BT8,21 Ha 10 s.d. 11,7 m
3 00° 48' 29.15" LU 104° 36' 06.60" BT
4 00° 48' 29.13" LU 104° 35' 50.35" BT
MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
BUDI KARYA SUMADI
-
- 2 8 -
Lampiran VKeputusan Menteri Perhubungan tentang Penetapan Alur-Pelayaran, Sistem Rute, Tata Cara Berlalu Lintas, dan Daerah Labuh Kapal Sesuai Dengan Kepentingannya di Alur-Pelayaran Masuk Pelabuhan Kijang dan Alur-Pelayaran Masuk Pelabuhan Tanjung Mocoh Nomor : KM 138Tahun 2020Tauggal : 8 Juni 2020
PETA ALUR-PELAYARAN MASUK PELABUHAN KIJANG DAN
ALUR-PELAYARAN MASUK PELABUHAN TANJUNG MOCOH
1. Peta Alur-Pelayaran Masuk Pelabuhan Kijang
Set* Ruui i pant tahua i*M?^alan nusuk *cMah h * i Set* kiiartR d ip ** tahun 1951
Setot Ki>ang Kayi n vlaun dip** uhun 19? I
Dilarang mtlakukan keg atan penangkapan ikan denean ja r in g trawl auu pukat ban nau di >cluruh perairan Indonesia.
SARAN A I ANTI NAVI GAS!
Bcbcrap8 Sarana bantu n ivigosi dilaporkankan sudah tidak sesuai dengan kondis; d iapangan. dimungkinkan hilang. padam aiau bergeser Pel; ut agar berhati hati untuk tidakmcnpercavai hanva wu i alat bantu navigasi saia.
aiat bantu na\ ieasi ap# ng
S i k k i m
0 2 K »*cv
P A Iu i* RaUii
’C-IIO.'m.W
-
- 2 9 -
2. Peta Zona Area Labuh Kapal di Pelabuhan Kijang
reuwuNGIELAMKHG Sl'AR JiO <
*>* AZONA
PBOA/5,
ZONAF >h
-
- 3 0 -
3. Peta Alur-Pelayaran Masuk Pelabuhan Tanjung Mocoh
lCK930-36^0CrE
12 jPc ' 3
104°28'12.0001 I04°28 48.000-E 104*2974.0001 104S30 0.000"E 104*30'36.0001
B04t2 8 l2 « l0 'fl lÔiS-W-OCO-E loraNMDt 104*30-0.0001104*27-36.0001
wrdng Lanjdlw - < V e
Y 4 4
\500 2000m
-
-31 -
4. Peta Precautionary Area
-
32
5. Peta Komunikasi Pelaporan Kapal dengan Stasiun Radio Pantai (SROP)
Pelabuhan Kijang VHF Channel 16
KOORDINAT PELAPORAN SISI TIMUR
SROP KIJANG CH.16 00° 51' 15.8730" N / 105° 01' 35.1097" E 00° 51' 02.2834" N / 105° 06' 34.2989" E 01° 11' 01.1799" N / 104° 53' 24.2363" E 01° 14' 32.3767" N / 104° 56' 58.6194" E
jr ,,/ -• ' , 25 ®
:v-‘ -/
SI TIMUR
m
KOORDINAT PELAPORAN SISI SELATAN
SROP KIJANG CH.16 00° 27' 17.2121" N / 104° 35’ 47.9789" E 00° 22’ 15.5011" N / 104° 35’ 51.2658" E 00° 29' 31.2585" N / 104° 46' 58.3823" E 00° 24'55.8187" N / 104° 49' on 1384" F
V '* f . * i■ - AAV
• 5
- SISI SELATAr
_ _ _ _£
-
- 3 3 -
6. Peta Komunikasi Pelaporan Kapal dengan Stasiun Radio Pantai (SROP)
Pelabuhan Kijang VHF Channel 14
KOORDINAT PELAPORAN SISI BARAT
BANDAR KIJANG CH.14a. 00° 46' 04.6372" N /
104° 28' 12.5181" Eb. 00° 45' 19.7246" N /
104° 28' 12.5181" Ec. 00° 45 '19.7246" N /
104° 26' 56.3940" Ed. 00° 46' 04.6372" N /
104° 26’ 56.3940" E
KOORDINAT PELAPORAN SISI TIMUR
BANDAR KIJANG CH.14a. 00° 49' 15.7656" N /
104° 42'0 4.3644" Eb. 00° 48 '45.4044" N /
104° 42’ 04.3644" Ec. 00° 48' 45.4044" N /
104° 41' 19.1756" Ed. 00° 49 '15.7656" N /
104° 41' 19.1756" E" SISI BARAT
& 73 L 27
SiSPtlJVlUR
fO i L*» '
MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
BUDI KARYA SUMADI
^sesuai dengan aslinya
IP HUKUM,
BiJI HERPRIARSONO
top related