keputusan menteri perhubungan republik indonesia...
TRANSCRIPT
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR KM 213 TAHUN 2019
TENTANG
PENGELOLAAN SISTEM MANAJEMEN KINERJA PADA
SATUAN KERJA BADAN LAYANAN UMUM
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
195/PMK.05/2018 tentang Monitoring dan Evaluasi
Pelaksanaan Anggaran Belanja Kementerian
Negara/Lembaga perlu dilakukan penilaian kinerja pada
Satuan Kerja Badan Layanan Umum di lingkungan
Kementerian Perhubungan;
b. bahwa dalam rangka mcwujudkan pembinaan Satuan
Kerja Badan Layanan Umum yang bertanggung jawab,
jujur, dan adil yang lebih berorientasi pada sistem
prestasi kerja, maka perlu membentuk dan membangun
sistem manajemcn kinerja untuk penilaian kinerja pada
Satuan Kerja Badan Layanan Umum di lingkungan
Kementerian Perhubungan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan
Keputusan Menteri Perhubungan tentang Pengelolaan
Sistem Manajemen Kinerja pada Satuan Kerja Badan
Layanan Umum;
- 2 -
Mengingat
Menetapkan
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Ncgara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4286);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 48,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4502) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan
atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012
Nomor 171, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5340);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang
Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006
Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4614);
4. Peratuan Menteri Perhubungan Nomor PM 106 Tahun
2017 tentang Pedoman Penataan dan Evaluasi
Organisasi di Lingkungan Kementerian Perhubungan
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1439);
5. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 122 Tahun
2018 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Perhubungan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1756);
MEMUTUSKAN:
KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG
PENGELOLAAN SISTEM MANAJEMEN KINERJA PADA
SATUAN KERJA BADAN LAYANAN UMUM.
- 3 -
PERTAMA
KEDUA
KETIGA
KEEMPAT
KELIMA
: Membentuk dan menetapkan Sistem Manajemen Kinerja pada
Satuan Kerja Badan Layanan Umum dengan berbasis teknologi
informasi sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri
ini.
: Sistem Manajemen Kinerja sebagaimana dimaksud dalam
Diktum PERTAMA dijadikan pedoman dalam melakukan
penilaian kinerja pada Satuan Kerja Badan Layanan Umum
yang ditetapkan oleh Menteri Perhubungan.
: Sistem Manajemen Kinerja sebagaimana dimaksud dalam
Diktum PERTAMA merupakan aplikasi berbasis teknologi
informasi yang menggunakan Balanced Scorecard dan dikelola
oleh Sekretaris Jenderal yang secara fungsional dilaksanakan
oleh Biro Keuangan yang dalam pelaksanaannya berkoordinasi
dengan Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi
Perhubungan.
: Sekretaris Jenderal yang secara fungsional dilaksanakan oleh
Biro Keuangan melakukan evaluasi terhadap pengelolaan
Sistem Manajemen Kinerja sebagaimana dimaksud dalam
Diktum PERTAMA dan dapat melakukan penilaian atas
kepatuhan dalam penggunaan dengan memberikan
penghargaan kepada Satuan Kerja Badan Layanan Umum yang
pelaksanaanya ditetapkan oleh Menteri Perhubungan.
: Pimpinan Unit Organisasi Eselon I melakukan monitoring
terhadap pelaksanaan Sistem Manajemen Kinerja sebagaimana
dimaksud dalam Diktum PERTAMA untuk menjaga agar
program dilaksanakan sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan.
- 4 -
KEENAM : Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 14 Oktober 2019
MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
BUDI KARYA SUMADI
SALINAN Keputusan Menteri ini disampaikan kepada:
1. Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan;
2. Inspektur Jenderal Kementerian Perhubungan;
3. Para Direktur Jenderal di lingkungan Kementerian Perhubungan;
4. Para Kepala Badan di lingkungan Kementerian Perhubungan; dan
5. Para Pimpinan Badan Layanan Umum di Lingkungan Kementerian Perhubungan.
LAMPIRAN
KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA NOMOR KM 213 TAHUN 2019
TENTANG
PENGELOLAAN SISTEM MANAJEMEN
KINERJA PADA SATUAN KERJA BADAN
LAYANAN UMUM
BAB I
PENDAHULUAN
PENGERTIAN
Dalam Keputusan Menteri Perhubungan ini yang dimaksud dengan:
1. Kinerja adalah suatu hasil pada sebuah fungsi pekerjaan atau
aktivitas selama période tertentu untuk mencapai tujuan organisasi.
2. Pengelolaan Kinerja adalah suatu proses strategis dan terpadu yang
menunjang keberhasilan organisasi melalui pengembangan kinerja
sumber daya manusia.
3. Balanced Scorecard yang selanjutnya disingkat BSC pada
Kementerian Perhubungan adalah suatu alat manajemen strategis
yang secara komprehensif menjelaskan tentang sasaran strategis dan
kinerja Satuan Kerja Badan Layanan Umum Kementerian
Perhubungan dari beberapa perspektif, meliputi perspektif
stakeholder, customer, internai process, dan leaming and growth.
4. Sasaran Strategis yang selanjutnya disingkat SS adalah sasaran
jangka panjang yang langsung berasal dari pernyataan misi
organisasi.
5. Peta Strategi adalah suatu instrumen yang memetakan SS organisasi
dalam suatu kerangka hubungan sebab akibat yang menggambarkan
keseluruhan perjalanan strategi organisasi.
6. Indikator Kinerja Utama yang selanjutnya disingkat IKU adalah tolak
ukur keberhasilan pencapaian SS.
7. Inisiatif Strategis yang selanjutnya disingkat IS adalah satu atau
beberapa langkah kegiatan yang digunakan sebagai cara untuk
mencapai target IKU sehingga berimplikasi pada pencapaian SS.
- 6 -
8. Cascading adalah proses penjabaran dan penyelarasan SS, IKU, dan
target IKU ke level unit organisasi yang lebih rendah.
9. Target IKU adalah suatu ukuran kuantitatif IKU yang ingin dicapai
dalam suatu période tertentu.
10. Realisasi IKU adalah capaian IKU yang diperoleh dalam période
tertentu.
11. Kontrak Kinerja adalah dokumen kesepakatan antara atasan
langsung dengan bawahan tentang target kinerja dalam période 1
(satu) tahun.
12. Organisasi adalah satuan kerja atau unit di lingkungan Kementerian
Perhubungan yang memiliki Peta Strategi.
13. Pegawai adalah Pegawai Negeri Sipil yang nyata-nyata bekerja di
Kementerian Perhubungan dan telah ditetapkan peringkat
jabatannya.
14. Pejabat Struktural adalah Pegawai yang menduduki jabatan Eselon
II, III, dan IV di lingkungan Kementerian Perhubungan yang
mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak seorang
Pegawai dalam rangka memimpin suatu satuan organisasi di
lingkungan Kementerian Perhubungan.
15. Pejabat Fungsional adalah pejabat yang mempunyai kedudukan yang
menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak seorang
Pegawai dalam suatu satuan organisasi yang dalam pelaksanaan
tugasnya didasarkan pada keahlian dan/atau ketrampilan tertentu
serta bersifat mandiri dalam rangka melaksanakan tugas
Kementerian Perhubungan.
16. Pelaksana adalah Pegawai pemangku jabatan fungsional umum yang
tidak menduduki jabatan struktural dan jabatan fungsional dalam
rangka melaksanakan tugas Kementerian Perhubungan.
17. Pengelola Kinerja Organisasi adalah para pejabat yang ditetapkan
dalam suatu keputusan untuk mengelola kinerja organisasi.
18. Pengelola Kinerja Pegawai adalah para pejabat yang ditetapkan dalam
suatu keputusan untuk mengelola kinerja Pegawai pada unit terkait.
19. Nilai Kinerja Organisasi adalah selanjutnya disingkat NKO
merupakan nilai keseluruhan capaian IKU suatu organisasi dengan
memperhitungkan bobot IKU dan bobot perspektif.
20. Nilai Kinerja Pegawai adalah selanjutnya disingkat NKP
merupakan nilai gabungan antara Capaian Kinerja Pegawai dan
Nilai Perilaku setelah masing-masing dibobot.
21. Capaian Kinerja Pegawai adalah selanjutnya disingkat CKP
merupakan nilai capaian IKU pada Kontrak Kinerja dari tiap-tiap
Pegawai di Kementerian Perhubungan, khusus untuk pimpinan unit
yang memiliki peta strategi, CKP sama dengan NKO unit yang
bersangkutan.
22. Nilai Perilaku adalah selanjutnya disingkat NP merupakan nilai yang
didasarkan pada penilaian perilaku sehari-hari setiap pegawai yang
ditunjukkan untuk mendukung kinerjanya yang diperoleh melalui
pengisian kuesioner oleh atasan langsung, rekan kerja dan/atau
bawahan.
23. Kompetensi Manajemen adalah kemampuan (capability) atau
keahlian (expertise) seorang pejabat struktural yang merupakan hasil
dari pengalaman yang melibatkan pemahaman/pengetahuan,
tindakan nyata, serta proses mental yang terjadi dalam jangka waktu
tertentu dan berulang-ulang.
KETENTUAN UMUM
a. Ruang Lingkup Pegawai
Pegawai yang dinilai kinerjanya merupakan setiap pegawai negeri
sipil pada Satuan Kerja Badan Layanan Umum di lingkungan
Kementerian Perhubungan yang memiliki Kontrak Kinerja.
b. Perencanaan Kinerja Pegawai
a. Kontrak Kinerja disusun oleh atasan dan bawahan dan
merupakan hasil kesepakatan antara atasan dan bawahan;
b. setiap atasan langsung bertanggung jawab untuk memastikan
penyusunan kontrak kinerjanya dengan bawahan;
c. setiap pegawai yang bekerja pada Satuan Kerja Badan Layanan
Umum dan memiliki peringkat jabatan harus membuat kontrak
kinerja termasuk didalamnya adalah:
1) Pegawai yang akan mengambil cuti bersalin/cuti sakit/cuti
besar/cuti karena alasan penting;
2) Pegawai yang mengambil cuti di luar tanggungan Negara;
3) Pegawai uang diklat dan tugas belajar;
- 8-
4) Pegawai yang diperbantukan pada Satuan Kerja Badan
Layanan Umum;
5) Pegawai yang memasuki masa pensiun;
6) Pegawai yang dijatuhi hukuman disiplin kecuali pegawai
yang diberhentikan sebagai pegawai;
7) Pegawai yang dimutasi;
8) Pejabat struktural/fungsional yang merangkap jabatan
structural; dan
9) Pegawai dari unit kerja lain yang beralih status menjadi
pegawai Badan Layanan Umum.
d. Pegawai yang Tidak Wajib membuat Kontrak Kinerja:
1) Calon Pegawai Sipil Negeri;
2) Pegawai yang mengambil Cuti Di Luar Tanggungan Negara;
dan
3) Pegawai yang tugas belajar kurang dari 6 bulan seperti
short course.
e. batas waktu penetapan Kontrak Kinerja paling lambat tanggal
31 Januari.
C. TUJUAN
1. sebagai acuan untuk melakukan cascacLing BSC dari level Pimpinan
hingga level Pelaksana; dan
2. membantu pengelola kinerja dalam memilih dan menetapkan
parameter IKU (target, jenis IKU, polarisasi data, konsolidasi data,
dan sebagainya).
- 9 -
BAB II
MANAJEMEN KINERJA SATUAN KERJA BADAN LAYANAN UMUM DI
LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN BERBASIS BALANCED
SCORECARD
A. NI LAI KINERJA ORGANISASI
1. Menentukan 4 (empat) perspektif dari Kontrak kinerja Ditjen
Perbendaharaan dengan Pimpinan Badan Layanan Umum serta
dengan Pimpinan Unit Eselon I terkait.
2. Penentuan bobot pada masing-masing perspektif.
3. Terhadap masing-masing perspektif, Menentukan SS untuk
pencapaian tujuan sesuai dengan kontrak kinerja.
4. Menentukan IKU yang terkait dengan pencapaian SS sesuai pada
Kontrak Kinerja
a. Penentuan IKU harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) menganut prinsip SMART-C;
2) memiliki relevansi yang sangat kuat dengan SS-nya;
3) kalimat yang disusun bersifat definitive bukan normative;
4) memiliki penanggung jawab yang jelas; dan
5) mencerminkan keseluruhan tugas dan fungsi
organisasi / individu.
b. Polarisasi Data
Menunjukan ekspektasi arah nilai actual dari IKU dibandingkan
relative terhadap nilai target:
1) lebih tinggi (Maximize)
Nilai realisasi/pencapaian Indikator Kineija diharapkan lebih
tinggi dari target;
2) Lebih rendah (Mmirmæj
Nilai realisasi/pencapaian Indikator Kinerja diharapkan lebih
kecil dari target; dan
3) Stabil (Stabilize)
Nilai realisasi/pencapaian Indikator Kinerja diharapkan
berada dalam suatu rentang target tertentu.
c. Kualitas IKU ditentukan oleh:
1) Tingkat Validitas IKU
- 10-
Validitas suatu IKU ditentukan berdasarkan tingkat
kedekatan IKU tersebut dengan tujuan (SS). Tingkat
validitas dibagi menjadi:
a) Idéal (Exact)
ukuran yang idéal untuk mengukur hasil pencapaian
SS yang diharapkan;
b) Perwakilan (Proxy)
indikator yang mengukur hasil tidak secara langsung,
tetapi lewat sesuatu yang mewakili hasil tersebut; dan
c) Aktivitas (Activity)IKU yang mengukur jumlah biaya dan waktu dari
kegiatan-kegiatan yang berdampak pada SS yang
bersangkutan.
IKU yang dipilih seyogyanya merupakan IKU exact.
2) Degree of Controllability
Menunjukan sejauh mana kemampuan suatu organisassi
dalam mengontrol/mengelola pencapaian Target IKU
a) High
Pencapaian target secara dominan ditentukan oleh unit
yang bersangkutan;
b) Moderate
Pencapaian target juga dipengaruhi unit lain; dan
c) Low
Pencapaian target sangat dipengaruhi secara dominan
oleh unit lain.
B. CAPAIAN Kl N ER J A ORGANISASI
Capaian Kinerja Organisasi dikenal dengan istilah Nilai Kinerja Organisasi
(NKO). NKO adalah nilai keseluruhan capaian IKU unit yang bersangkutan
dengan memperhitungkan bobot IKU dan bobot perspektif.
Komponen perhitungan NKO terdiri atas 3 (tiga) unsur, yaitu:
1. Capaian IKU;
2. Nilai Sasaran Strategis (NSS); dan
3. Nilai Kinerja Perspektif (NKP).
Proses Perhitungan NKO untuk unit yang memiliki peta strategi dapat digambarkan dalam tahapan berikut ini:
- 11-
Gambar III. 1Proses Perhitungan NKO Untuk Unit yang Memiliki Peta Strategi
Capaian IKUNilai Sasaran
Strategis1(NSS)
Nilai Kinerja Organisasi
(NKO)
secara sederhana, formula perhitungan NKO adalah sebagai berikut:
Capaian IKU : Realisasi/Target (setelah polarisasi dikonversi
menjadi maximize)
: X (Capaian IKU x Bobot Akhir IKU)
: (£ NSS / £SS) x Bobot Perspektif
: Yj Nilai Perspektif
NSS
Nilai Perspektif
NKO
Untuk menghitung NKO seperti ilustrasi diatas berikut penjabaran lebih detilnya:1. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU)
Capaian IKU ditetapkan berdasarkan ketentuan sebagai berikut:
a. angka maksimum indeks capaian setiap IKU ditetapkan sebesar
120% ;
b. Indeks Capaian IKU yang dikonversikan menjadi maximize
semua, agar sebanding dengan yang lainnya;
c. status Capaian IKU yang dengan wama merah/kuning/hijau,
ditentukan oleh Indeks Capaian IKU; dan
d. IKU yang ditetapkan diupayakan realisasi pencapaiannya
memungkinkan melebihi target. Untuk IKU yang capaiannya
tidak memungkinkan melebihi target, maka capaiannya
ditetapkan sebagai berikut:
1) apabila realisasi pencapaiannya sama dengan target, maka
indeks capaian IKU tersebut dikonversi menjadi 120%; dan
2) apabila realisasi pencapaiannya tidak memenuhi target,
maka indeks capaian IKU tersebut tidak dilakukan konversi
(menggunakan rumus perhitungan polarisasi). Contoh:
Indeks Opini BPK atas LKPP (target WTP=4, dengan skala 1-
4)Adapun status Capaian IKU ditentukan oleh nilai indeks sebagai
berikut:
Hijau Kuning Merah
Indeks Capaian > 100%
80% < Indeks Capaian < 100%
Indeks Capaian< 80%
- 12-
Rumus Perhitungan Polarisasi:
a. Polarisasi lebih Tinggi (Mcucimize)
Indeks Capaian IKU = (Realisasi/Target) x 100
Contoh 1: IKU “Realisasi Pendapatan BADAN LAYANAN UMUM”
target tahun 2018 adalah Rpl25.003.405.000,-,
sedangkan realisasinya adalah Rp82.719.235.968,-.
Indeks Capaian IKU adalah
(82.719.235.968/125.003.405.000) x 100%
66%
b. Polarisasi Lebih Rendah (Minimize)
Indeks Capaian IKU = [1+(1-Realisasi/Target)]xl00%
Contoh: IKU “Tren Penurunan Belanja dari Rupiah Murni” target
tahun 2019 adalah Rpl33.983.771.952,- sedangkan realisasinya
adalah Rpl09.305.373.162,-.
Indeks Capaian IKU adalahf
, 109.305.373.162 x 100%1 133.983.771.952
= 118%
Polarisasi Stabil (Stabilize)
Ai Ai—ih.-i h -i
-1 — t-n-l(C -C„_a)
Grafik:
1 0 0
I s - ir i i C i c u i i
L . 124
oc 600
*7 S 76
4 S 50
22.6 a s
O O
In = In d ek s C a p a ia n
= In d eks C a p a ia n d ib a w a h n v a
I n + i = In d ek s C a p a ia n d ia ta s n y a
C G = C a p a ia n a w a l
= R e a lis a s i/ T a rg e t x 100%
Cn = C a p a ia n
- A p a b ila R e a lis a s i > T a rg e t , m a k a
C~ = 100 - (Cc - 100)C G m a k s im u m adalah . 2 0 0 %
= A p a b ila R e a lis a s i < T a r g e t m a k a Cn = CG
= C a p a ia n d i b a w a h n y a
“ C a p a ia n di a ta s n y a
Rumus ini digunakan jika realisasi tidak berada dalam range
target yang telah ditentukan.
Contoh
1)
2 )
Realisasi < Target
IKU “Presentase Jam Pelatihan Pegawai” Target adalah 5%
sedangkan realisasinya adalah 4%. Indeks capaian IKU
dihitung sebagai berikut:
C = Ca = 4%/5% x 100% = 80%
ln = '*-1 +
= 75 +
= 75 +
Ai-tl — 1— -̂n-1
100-75
CCn ~ Cn-l)
90 - 67,5 25
(80 - 67,5)
22,5(12,5)
= 88,89%
Realisasai > Target
IKU “Presentase jam pelatihan pegawai” target adalah 5%
sedangkan realisasinya 5,25%. Indeks Capaian IKU
dihitung sebagai berikut:Ca = 5,25%/5% *100% = 105%
C = 100-(105-100) =95
'» “ V 1 + Z"*1 I (C„ - C ,.,)n + 1 <“ n ~ l
= 100 + 120-100 (95- 90)1 0 0 -9 0 v '
20= 100 + — (5)
10 v J
= 110%
Nilai Sasaran Strategis (NSS)
NSS adalah nilai yang menunjukkan konsolidasi dari seluruh IKU di
dalam suatu SS. Status capaian SS yang ditunjukkan dengan warna
merah/kuning /hijau ditentukan oleh NSS.
Status SS ditentukan oleh nilai indeks sebagai berikut:
Hijau Kuning MerahNSS > 100% 80% < NSS <
100%NSS < 80%
Dalam perhitungan NSS hanya IKU yang masuk dalam perhitungan
sedangkan sub-IKU tidak ikut diperhitungkan. Namun, tingkat
validitas dan tingkat kendali atas sub-IKU tersebut harus tetap
didefïnisikan untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang
- 14-
kualitas sub-IKU dimaksud serta sebagai antisipasi apabila
dikemudian hari sub-IKU dimaksud akan dijadikan IKU tersendiri.
Untuk menghitung NSS, perlu diperhatikan bobot masing-masing
IKU terhadap SS tersebut. Penjelasan tentang penghitungan bobot
sudah dijelaskan pada Bab II bagian B angka 2 huruf h. Tabel
berikut ini merupakan ilustrasi penghitungan NSS.
Tabel II1.2Contoh Perhitungan Nilai Sasaran Strategis
Pada SS Kineija Pengelolaan Keuangan Efektif, Efisien, Optimal
Target Realisasi IndeksCapaian Pol. V B Bobot Bobot
Tertimbang Nilai NKP Status
Stakeholder Perspective (35%)
34% 98%
Kinerja pengelolaan Keuangan efektif, efisien, optimal1. Rasio pendapatan BLU terhadap biaya operasional 47,00 46,65 99% MAXIMIZE E M 21% 25,00% 24,81%
2. Realisasi pendapatan BLU Tahun 2018 125.003.405.000 82.719.235.968 66% MAXIMIZE E M 21% 25,00% 16,54%
3. Realisasi PN8P dari optimalisas! aset 3.650.000.000 2.099.051.262 58% MAXIMIZE E M 21% 25,00% 14,38%
4. Tren penurunan Belanja dari Rupiah Murni
133.983.771.952 109.305.373.162 77% MINIMIZE E M 21% 25,00% 19,36%
84% 100,00% 75,09%
V— Tingkat Validitas E= Exact P= Proxy A= Activity C= Tingkat Kendali H=High M=Moderate L=Low
3. Nilai Perspektif
Nilai perspektif adalah nilai yang menunjukkan konsolidasi dari
seluruh NSS dalam satu perspektif. Status capaian perspektif yang
ditunjukkan dengan wama merah/kuning/hijau ditentukan oleh
perbandingan antara nilai perspektif dengan bobot perspektif.
Adapun status capaian perspektif ditentukan oleh nilai indeks
sebagai berikut:
Hijau Kuning MerahNilai Perspektif >
100%80% < Nilai
Perspektif < 100%Nilai Perspektif<
80%Penentuan bobot didasarkan kebutuhan dan prioritas program
BADAN LAYANAN UMUM Kemenhub. Penentuan bobot ini bersifat
fleksibel yang disesuaikan dengan karakteristik organisasi serta
mempertimbangkan prioritas perspektif yang menjadi fokus
organisasi.
- 15-
Besaran bobot tiap perspektif pada Satuan Kerja Badan Layanan
Umum adalah sebagai berikut:
a. Perspektif Stakeholder sebesar 35%;
b. Perspektif Customer sebesar 25%;
c. Perspektif Internai Process sebesar 20%; dan
d. Perspektif Leaming and Growth sebesar 20%.
Bobot perspektif stakeholder ditetapkan paling besar mengingat
tujuan utama pengukuran kinerja berada pada perspektif ini. Selain
itu, penetapan anggaran berbasis kinerja (Performance Based
Budgeting/PBB) pad umumnya juga dikaitkan dengan IKU pada
perspektif ini. Pertimbangannya adalah output/outcome final yang
ingin dicapai oleh suatu unit telah terefleksi secara kuantitatif pada
perspektif stakeholder.
Sebagaimana perspektif stakeholder, bobot perspektif leaming and
growth juga dihitung sama besarnya. Hal ini didasarkan pada
pertimbangan bahwa perspektif inilah yang merupakan cikal bakal
penentu kinerja organisasi secara keseluruhan dalam jangka
panjang.
Penetapan Perspektif internai process yang kecil bukan didasarkan
pada kurangnya peranan perspektif ini dalam meningkatkan kinerja
unit, akan tetapi perspektif ini merupakan tindak lanjut dari
keberhasilan kinerja perspektif leaming and growth.
Untuk Perspektif customer, sebagaimana fungsi organisasi publik
yaitu memberikan pelayanan, maka diberikan bobot
moderate/ terdapat sebagian pengaruh dalam pencapaian IKU
mengingat sebagaian customer juga merupakan stakeholder.
Perhitungan Nilai Perspektif diperoleh dari 2 (dua) unsur yaitu rata-
rata NSS dan bobot perspektif tersebut. Penentuan besaran
pembobotan tiap perspektif ditentukan bersadarkan fokus strategi
organisasi.
- 16-
Tabel III.3Contoh Perhitungan Wilai Perspektif
Target Realisasi IndeksCapaian Pol. V C Bobot Bobot
Tertimbang Nilai NKP Status
Stakeholder Perspective (35%)
34% 98%
Kinerja pengelolaan Keuangan efektif, efisien, optimal1. Rasio pendapatan BLU terhadap biaya operasional
47,00 46,65 99% MAXIMIZE E M 21% 25,00% 24,81%
2. Realisasi pendapatan BLU Tahun 2018 125.003.405.000 82.719.235.968 66% MAXIMIZE E M 21% 25,00% 16,54%
3. Realisasi PNBP dari optimalisasi aset 3.650.000.000 2.099.051.262 58% MAXIMIZE E M 21% 25,00% 14,38%
4. Tren penurunan Belanja dari Rupiah Murni
133.983.771.952 109.305.373.162 77% MINIMIZE E M 21% 25,00% 19,36%
84% .. 100,00% 75,09%PenugasanKementerian/Lembaga yang optimal11. Persentase Jumlah lulusan peserta diklat dan/taruna yang merupakan program penugasan dari kementerian/lembaga
60 80 120% MAXIMIZE E M 21% 100% 120,00%
21% 100% 120,00%
4. Nilai Kinerja Organisasi (NKO)
NKO menunjukkan konsolidasi dari seluruh nilai perspektif dalam
satu Peta Strategi (bagi unit yang memiliki Peta Strategi) atau
konsolidasi dari seluruh SS (bagi unit yang tidak memiliki peta
strategi). Status capaian NKO yang ditunjukkan dengan wama
merah/kuning/hijau, ditentukan oleh NKO tersebut. Status NKO
ditentukan oleh nilai indeks sebagai berikut:
Hijau Kuning MerahNKO > 100% 80% < NKO < 100% NKO < 80%
- 17-Tabel III.4
Contoh Perhitungan Nilai Kinerja Organisasi Badan Layanan Umum Kementerian PerhubunganTarget Realisasi Indeks Capaian V C Bobot Bobot Tertimbang Nilai NKP Status
Stakeholder Perspective (35%) 34% 98%
Kinerja pengelolaan Keuangan efektif, efisien, optimal
1. Rasio pendapatan BLU terhadap biaya operasional 47,00 46,65 99% MAXIMIZE E M 21% 25,00% 24,81%
2. Realisasi pendapatan BLU Tahun 2018 125.003.405.000 82.719.235.968 66% MAXIMIZE E M 21% 25,00% 16,54%
3. Realisasi PNBP dari optimalisas! aset 3.650.000.000 2.099.051.262 58% MAXIMIZE E M 21% 25,00% 14,38%
4. Tren penurunan Belanja dari Rupiah Murni 133.983.771.952 109.305.373.162 77% MINIMIZE E M 21% 25,00% 19,36%
84% 100,00% 75,09%
Penugasan Kementerian/Lembaga yang optimal
11. Persentase Jumlah lulusan peserta diktat dan/taruna yang merupakan program penugasan dari kementerian/lembaga 60 80 120% MAXIMIZE E M 21% 100% 120,00%
21% 100% 120,00%
Customer Perspective (25%) 28.06% 112,22%
Terciptanya Pelayanan yang prima kepada Pengguna Jasa
6. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) 3,00 3,50 117% MAXIMIZE E L 26% 33,33% 38,89%
1. Persentase jumlah lulusan dengan IPK > 3,00 70,00 90,20 120% MAXIMIZE E L 26% 33,33% 40,00%
2. Persentase penyerapan lulusan Diktat Pembentukan < 1 tahun 80,00 80,00 100% MAXIMIZE E L 26% 33,33% 33,33%
78% 100% 112,22%
- 18-
Target I Realisasi I Indeks Capaian I PoL I V I C I Bobot I Bobot Tertimbang | Nilai I [ Status
Internai Process Perspective (20%) 14% 68%
Peningkatan kompetensi sdm yang berkualitas
aS. Penelitian yang dipublikasikan 1,3 0,52 40% MAXIMIZE P M 14% 32,56% 13,02%
4. Jumiah Penelitian yang dihasilkan 1,3 0,52 40% MAXIMIZE A M 9% 20,93% 8,37%
7. Jumiah Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat 3,00 3,00 100% MAXIMIZE A M 9% 20,93% 20,93%
8. Rasio Dosen tetap terhadap peserta diklat pembentukan 1:23 1:23 100% STABIUZE P H 11% 25,58% 25,58%
0,05 1:05 43% 100,00% 67,91% ________Learning and Growth Perspective (20%) 20% 101%
Peningkatan kualitas pengajar yang kompeten
3. Jumiah Dosen Tetap Berkualifikasi S3 35 31 89% MAXIMIZE E M 21% 100% 88,57%
21% 100% 89%
Kinerja pengelolaan BLU yang modem
4. Persentase penyelesaian modernisas! pengelolaan BLU 80 90 113% MAXIMIZE P M 14% 100% 112,50%
14% 100% 113%
NKO 95,88% 1_________ 1
Ket:1. NKP merupakan perkalian antara bobot perspektif dengan rata-rata
NSS dalam satu perspektif2. NKO merupakan penjumlahan dari seluruh NKP3. Tabel diatas menggambarkan NKO pada période tahun 20184. Angka-angka yang tercantum pada tabel diatas, hanya merupakan
ilustrasi saja, bukan merupakan angka kineija riil
- 19-
C. PENILAIAN Kl N ER J A PEGAWAI
1. Capaian Kinerja Pegawai
CKP merupakan konsolidasi Indeks capaian seluruh IKU pada
Kontrak Kinerja pejabat/pegawai di lingkungan Satuan Kerja Badan
Layanan Umum Kementerian Perhubungan.
Tedapat 2 (dua) jenis CKP yaitu:
a. CKP Pemilik Peta Strategi
CKP pemilik peta strategi dihitung sesuai perhitungan Nilai
Kinerja Organisasi (NKO).
b. CKP Bukan Pemilik Peta Strategi
CKP bukan pemilik peta strategi merupakan nilai yang
didapatkan dari hasil penghitungan konsolidasi indeks capaian
IKU dalam Kontrak Kinerja setelah memperhitungkan bobot IKU.
Formula menghitung CKP:
CKP = X (Indeks Capaian IKU x Bobot Tertimbang IKU)
Cara penghitungan CKP pegawai bukan pemilik peta strategi adalah:
a. Hitung Indeks Capaian IKU
Cara perhitungan Indeks Capaian IKU sama dengan cara
perhitungan Indeks Capaian IKU pada perhitungan NKO.
b. Hitung Bobot Tertimbang IKU
Bobot tertimbang dihitung berdasarkan bobot IKU dibandingkan
IKU lainnya dalam satu Kontrak Kinerja dengan ketentuan
sebagai berikut:
1) Bobot IKU Cascading Peta Strategi (CP) mengacu pada tabel berikut;
- 20 -
2) Bobot IKU Direct Cascading (C) dan Indirect Cascading (N)
yaitu 9%.
SS IK U v / cB o b o t
IK U (% )B o b o t T e r t im b a n g
IKU(°/o)S S 1 IKU A (C P) A c t iv ity -M o d e ra te 9 9 / 7 9 x 1 0 0 = 11,35SS 1 IKU B (C I’) A c t i i' ih j-M o d c r a te 9 9 / 7 9 x 1 0 0 = 11,35SS 2 IK U C (C P ) Proxi t-X b u fcra U ’ 14 1 4 /7 ‘J x 1 0 0 -1 7 ,7 2SS 3 IKU D (C P) P iv a \ i-H ig h 11 1 1 /7 9 \ 100 =13,92
IKU E (C) 9 9 /7 9 x 100= 11,35IKU F (C) 9 9 /7 9 x 100= 1 1 ,3 5IKU G (N ) 9 9 /7 9 x 100 =11,35IK U H (N ) 9 9 / 7 9 x 1 0 0 =11,35
Tot«il 79 100
c. Kalikan bobot tertimbang IKU dengan Indeks Capaian IKU
2. Nilai Perilaku (NP)
Nilai perilaku sama dengan Nilai Perilaku pada penilaian sasaran
kerja pegawai.
3. Nilai Kinerja Pegawai (NKP)
NKP merupakan hasil penjumlahan antara CKP dengan NP sesuai
bobot masing-masing. Formula penghitungan NKP:
a. Bobot Komponen NKP
Bobot CKP Bobot Nilai Perilaku
70% 30%
b. Rumus NKP
NKP = (CKP Tahunan x 70%) + (NP Tahunan x 30%)
Contoh:
Selama tahun 2018, Bapak Budi memiliki CKP sebesar 100 dan
NP sebesar 95,30. Maka NKP Bapak Budi pada tahun 2018
adalah:
= (CKP x 70%) + (NP x 30%)
= (100 x 70%) + (95,30 x 30%)
= 70 + 28,59
= 88,59
c. Kriteria Nilai Kinerja Pegawai
Kriteria nilai kinerja pegawai ditetapkan sebagai berikut:
N ila i to ta l K riteria
X < 75% R en d a h
75% < X < 90% S e d a n g
90% < X < 120% _________________ T in &&'_________________
- 21 -
BAB III
PELAKSANAAN SISTEM MANAJEMEN KINERJA
A. PENDAHULUAN
Sistem Manajemen Kinerja Badan Layanan Umum merupakan suatu
aplikasi yang dibuat dalam rangka mendukung penerapan penilaian
Kinerja pada Satuan Kerja Badan Layanan Umum dengan berbasis BSC.
Dalam penerapannya, aplikasi tersebut dibuat dengan penilaian
berdasarkan output base atau berbasis hasil dan bukan lagi dengan
activity base.Pihak-pihak yang berkepentingan menggunakan Sistem Manajemen
Kinerja Badan Layanan Umum yaitu:
1. Administrator Biro Keuangan
Administrator Biro Keuangan menggunakan dokumen ini sebagai
panduan Super Admin yang memiliki otorisasi dalam membuat user,
menentukan hak akses dan menambah data referensi.
2. Administrator Satuan Kerja Badan Layanan Umum
Administrator Satuan Kerja Badan Layanan Umum merupakan orang
yang ditunjuk dan diberikan kewajiban secara resmi oleh Pimpinan
Badan Layanan Umum dalam rangka pengelolaan data serta
membantu Pimpinan Badan Layanan Umum dalam melakukan input
serta persetujuan realisasi capaian IKU oleh level dibawahnya.
3. Pemimpin dan Kepala Unit Kerja Badan Layanan Umum
Pemimpin dan Kepala Unit Kerja Badan Layanan Umum
menggunakan dokumen ini sebagai pengguna (User) yang melakukan
input dan monitoring atas capaian SS yang dilaksanakan oleh level
bawahnya. Pemimpin Badan Layanan Umum dapat menunjuk
seorang Pegawai Badan Layanan Umum secara resmi dalam rangka
membantu pelaksanaan kewajiban terkait aplikasi serta melakukan
approval/ persetujuan dan monitoring capaian IKU oleh level
dibawahnya dengan persetujuan pimpinan Badan Layanan Umum.
4. Pelaksana/Staf Badan Layanan Umum
Pelaksana/Staf Badan Layanan Umum menggunakan dokumen ini
sebagai pengguna (User) yang melaksanakan IKU yang
diturunkan/ Cascade dan melakukan input realisasi atas capaian IKU
yang menjadi tanggung jawabnya.
- 22 -
5. Pereviu Satuan Pemeriksaan Intern Satuan Kerja
Pereviu Satuan Pemeriksaan Intern Satuan Kerja menggunakan
dokumen ini sebagai panduan penggunaan Sistem Manajemen
Kinerja Badan Layanan Umum dalam membantu mereka melakukan
reviu dan verifikasi atas capaian IKU yang telah dilaksanakan dengan dokumen terkait.
B. PEMBAGIAN WEWENANG MASING-MASING USER SISTEM MANAJEMEN
KINERJA BADAN LAYANAN UMUMNo. User Fitur
1 Admin Biro Keuangan
• Menentukan Kewenangan/Otorisasi akses setiap User
• Pengaturan User Aplikasi• Pengaturan/Setting umum aplikasi (Menu,
Satuan)• Membuat/Mengubah/Menghapus Data
Master di Lingkungan BLU (Bagian/Bidang/Unit, Jabatan, dan Pegawai)
• Akses Dashboard dengan tampilan IKU Kementerian dan BLU
• Membuat/Mengubah/Menghapus Période Data, Perspektif
• Monitoring Sasaran Strategis BLU dan IKU Pimpinan BLU
• Melakukan monitor atas capaian kinerja Seluruh Unit BLU
2 Admin BLU
• Membuat/Mengubah/Menghapus Data Master di Lingkungan BLU (Bagian/Bidang/Unit, Jabatan, dan Pegawai)
• Akses Dashboard dengan tampilan IKU BLU• Monitoring Sasaran Strategis BLU dan IKU
Pimpinan BLU• Membantu tugas Pimpinan BLU dalam
melakukan input SS dan IKU BLU serta monitor atas capaian kinerja Seluruh Unit BLU sesuai dengan surat keputusan pemimpin BLU
3 Kepala (Pimpinan BLU)
• Akses Dashboard dengan tampilan IKU BLU• Menginput Sasaran Strategis BLU dan IKU
Pimpinan BLU• melakukan cascading ke User Bagian• Melakukan monitor atas capaian kinerja
Seluruh Unit BLU• Dalam pelaksanaan kewajiban, pimpinan
BLU dapat menunjuk secara resmi seorang pegawai BLU tersebut.
- 23 -
No. User Fitur
4 Bagian
• Akses Dashboard dengan tampilan IKU yang di terima
• Menerima IKU dari User Kepala (Pimpinan BLU)
• Input IKU Bagian dan melakukan cascacLing ke User Sub Bagian
• Melakukan monitor atas capaian kinerja Bagian, Sub Bagian dan masing-masing Staf bawahnya
5 Sub Bagian
• Akses Dashboard dengan tampilan IKU yang di terima
• Menerima IKU dari level bagian• Input IKU Subbagian dan melakukan
cascading ke level staf dengan menu• Melakukan Approval/persetujuan atas
capaian dari pelaksana/ staf• Melakukan monitor atas capaian kinerja
Sub Bagian dan staf Sub Bagian
6 Pelaksana / staf• Akses Dashboard dengan tampilan IKU
cascading• Input Capaian Kinerja pada menu input ->
Realisasi
C. IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN KINERJA BADAN LAYANAN UMUM
1. Cara Login
a. Buka aplikasi browser yang ada pada komputer anda,
Contohnya: Firefox, Internet Explorer, Opéra, google Chrome,
Safari, dll.
b. Ketikkan alamat url http://ma.kin. dephub.go. id pada
addressbox.
c. Tekan tombol Enter, maka form login untuk mengakses
halaman Administrator akan tampil. Setelah tampil form login,
isikan username dan password anda.
Slstem Manajemen Klnerja BLU Kementerlan
Perhubungan
LOGIN FORM
- 24 -
2. Setelah itu akan muncul halaman di bawah ini
I DASHBOARD
J8 7019 U AGUSABRIANfO USER aDashboard
Total Réalisait Perspektif
Relisait Pertoektif3S 00*34 41*
Réalisas) Perspekttf
"■ — 11.«B» 2000*
I IBobot • Realnasi
Kode IKU
Target Tahunan Réalisas! Bobot
Juntlah Satuan Jumlah Persentase Target Réalisas!
S .l Kinerja pengelolaau Keuangao efektif, eflsien, optimal
1 Rasio Pemlapatan BLU terhadap blaya operaslonal
348,00 96.8S S 4,8
Tampilan halaman “Dashboard”
3. Menginput Pembobotan Perspektif
Kepala Badan Layanan Umum atau administrator Badan Layanan
Umum/Pegawai yang ditunjuk oleh Pimpinan Badan Layanan Umum
melakukan input pembobotan atas masing-masing perspektif.
Langkah-langkah input sebagai berikut:
:
8 «foMrCMUtmttM
^ Tabel Perspektif Bobot
[ ) Deftar Petspettil Bobot
STMt MOI BfR t>E*SKC» IVt
CUSTOUCS KMCfcnvl
•uietsAi ceoccss ptesetcrivt
lEAtMIMO «lt> OftOWTM PERSrtCtlvl
Ci J0U biiMlniill IV
a. Klik menu “INPUT”;b. Kemudian pilih menu “PERSPEKTIF BOBOT”;c. Untuk menambahkan perspektif baru, klik tombol “tambah”;
- 25 -
d. Lengkapi kolom isian yang tersedia, berikut penjelasan pengisian
kolom:
Perspektif : pilih perspektif yang sesuai
Bobot : Diisi bobot IKU sesuai dengan Key PerformanceIndicator B LU
e. Setelah selesai pilih “simpan”, dan untuk membatalkan
pengisian kolom, klik “batal”
f. Untuk mengubah dan menghapus data pada list tabel Perspektif,
klik “aksi” kemudian pilih “ubah” atau “hapus”.
- 26 -
4. Menginput SS
Setelah melakukan pembobotan pada 4 (empat) perspektif, Kepala
Badan Layanan Umum atau administrator Badan Layanan Umum
/Pegawai yang ditunjuk oleh Pimpinan Badan Layanan Umum
melakukan input SS sesuai dengan Key Performance Indicator yang
disetujui dengan Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Langkah-
langkah input sasaran strategis sebagai berikut:
a. Klik pada menu “INPUT”;b. Kemudian pilih menu “SASARAN STRATEGIS”;c. Untuk menambah daftar pada tabel Sasaran Strategis, klik
“Tambah”
d. Pilih dan lengkapi kolom yang tersedia,
Penjelasan pengisian kolom:
Perspektif : dipilih dengan perspektif yang sesuai
Kode : diisi dengan nomor urutan SS
Nama : diisi SS sesuai dengan Key Performance Indicator
Pimpinan Badan Layanan Umum
- 27 -
e. Setelah selesai kemudian pilih “simpan”, dan untuk
membatalkan input kolom, pilih “batal”
f. untuk mengubah dan/atau menghapus data pada tabel Sasaran
Strategis, klik aksi kemudian pilih ubah atau hapus5. Menginput Indikator Kinerja
Setelah penginputan SS, Kepala Badan Layanan Umum atau
administrator Badan Layanan Umum/Pegawai yang ditunjuk oleh
Pimpinan Badan Layanan Umum melakukan penginputan atas IKU
sesuai dengan yang ada pada Key Performance Indicator serta target
capaian yang tertera untuk kemudian diturunkan/dicascading ke
tingkat dibawahnya dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Klik pada menu “INPUT”.b. Kemudian pilih menu “INDIKATOR KINERJA”.c. Untuk menambahkan IKU pada tabel Indikator Kinerja, klik
tombol “tambah”
- 28 -
d.
Perspektif
Sasaran Strategis
Kode
No IKU
Lengkapi setiap kolom isian yang tersedia, berikut penjelasan
pengisian kolom:
: pilih perspektif yang sesuai
: Pilih SS yang sesuai
: Diisi dengan nomor urut IKU berdasarkan
urutan input
: Diisi nomor IKU yang sesuai dengan Key
Performance Indicator Pimpinan Badan
Layanan Umum
: Diisi Indikator Kinerja Utama
: Diisi bobot IKU sesuai dengan Key
Performance Indicator Badan Layanan
Umum
: dipilih sesuai pada Key Performance
Indicator Badan Layanan Umum
: Diisi target Semester I sesuai pada Key
Performance Indicator Badan Layanan
Umum
: Diisi target Semester II (Target tahunan
pada Key Performance Indicator Badan
Layanan Umum - target Semester I)
Nama
Bobot
Satuan
Target Semester 1
Target Semester 2
- 29 -
e. Setelah selesai klik “simpan”, dan untuk membatalkan input
IKU pilih “batal”Setelah melakukan input sampai dengan indikator Kinerja Utama
Setuan Kerja Badan Layanan Umum, Kepala Badan Layanan Umum
atau administrator Badan Layanan Umum /pegawai yang ditunjuk
oleh Pimpinan Badan Layanan Umum menurunkan IKU/cascade IKU
Pimpinan Badan Layanan Umum kepada unit Badan Layanan Umum
dibawahnya secara berjenjang dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
a. klik “aksi” pada sebelah kanan daftar indikator kinerja
b. kemudian pilih sub menu “cascade”, maka akan muncul
halaman tabel Cascade Indikator Kinerja.
c. untuk melakukan kembali ke halaman sebelumnya, klik pada
tombol “Kembali”d. untuk melakukan penambahan atau melakukan cascading IKU,
klik pada “Tambah”
- 30 -
e. Lengkapi setiap kolom isian yang tersedia, berikut penjelasan
pengisian kolom:
Eselon III
Kode
Nama
Bobot
Satuan
Target Semester
Target Semester
Konsolidasi
: Pilih Unit Eselon 3 (Bagian) yang akan di
cascade
diisi nomor urut input IKU
diisi IKU yang di cascade
diisi bobot per IKU yang akan
diturunkan/di casecade kepada unit
dibawahnya
: pilih satuan yang sesuai untuk target
: diisi jumlah target untuk semester I yang
diturunkan/di casecade ke suatu unit
dibawahnya.
: diisi jumlah target untuk semester 2
: pilih jenis penggabungan nilai capaian
kinerja atas IKU tersebut
1) Penjumlahan : nilai yang
ditampilkan
merupakan jumlah
dari input;
: nilai yang
ditampilkan adalah
rata-rata dari nilai
yang diinput; dan
2) Rata-rata
- 31 -
f.
3) Nilai Terakhir : nilai yang
ditampilkan adalah
nilai terakhir yang
diinput.
Polarisasi : pilih jenis penentuan kriteria/arah nilai
atas perbandingan capaian dengan
target
1) Maximize : semakin tinggi
angka capaian, akan
semakin baik;
2) Minimize : semakin rendah
angka capaian, akan
semakin baik; dan
3) Stabilize : capaian dianggap
baik apabila pada
rentang nilai
tertentu.
Setelah selesai, klik “simpan”, dan untuk membatalkan input,
klik “batal”
g. untuk mengubah dan/atau menghapus data IKU dan Cascade
IKU pada tabel, klik aksi kemudian pilih ubah atau hapus.
- 32 -
D. IN PUT REALISASI IKU BADAN LAYANAN UMUM (USER PELAKSANA)
Setelah Sasaran Strategis dan IKU dicascading/diturunkan sampai pada
level paling bawah, kemudian ditingkat bawahnya melaksanakan IKU
yang menjadi tanggungjawabnya serta melaporkan progress atau realisasi
dengan melakukan input realisasi pada aplikasi. Input realisasi hanya
bisa dilakukan oleh user level pelaksana/staf pada BLU, dan untuk
pemilik peta strategi hanya melakukan monitoring.
Berikut langkah-langkah untuk melakukan input realisasi:
1. Klik pada menu “INPUT”2. Kemudian pilih menu ”REALISASI”, akan muncul halaman seperti
dibawah
3. Klik tombol “Realisasi” untuk melakukan input Realisasi IKU
4. Lengkapi kolom isian yang tersedia. Berikut penjelasan pengisian
kolom:
Bulan : pilih bulan input data Realisasi IKU Badan Layanan
Umum
Realisasi : input nilai realisasi
5. Kemudian klik “simpan”6. Untuk melakukan perubahan, klik “Edit”
- 33 -
BAB IV
PENUTUP
Keputusan Menteri Perhubungan tentang Pengelolaan Sistem Manajemen
Kinerja pada Satuan Kerja Badan Layanan Umum merupakan panduan untuk
Satuan Kerja Badan Layanan Umum di lingkungan Kementerian Perhubungan
dalam rangka mewujudkan pembinaan Satuan Kerja Badan Layanan Umum
yang bertanggung jawab, jujur dan adil serta lebih berorientasi pada sistem
prestasi kerja.
MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
BUDI KARYA SUMADI