jurusan ki-manajemen pendidikan fakultas...
Post on 06-Feb-2018
217 Views
Preview:
TRANSCRIPT
EFEKTIVITAS PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU
(PLPG) DALAM MENUNJANG PROFESIONALISME GURU
(Studi Kasus pada Guru SMP Muhammadiyah 22 Setiabudi Pamulang
Tangerang – Banten)
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Manajemen Pendidikan
SITI CHAIRIAH 103018227343
JURUSAN KI-MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010
ABSTRAK
Siti Chairiah
Efektivitas Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) dalam
Menunjang Profesionalisme Guru (Studi Kasus pada Guru SMP
Muhammadiyah 22 Setiabudi Pamulang Tangerang – Banten)
PLPG merupakan upaya untuk mengembangkan sumber daya manusia, terutama untuk pengembangan intelektual dan kepribadian manusia. Selain itu PLPG berperan penting dalam memenuhi kebutuhan manusia dan organisasi atau instansi pemerintah agar dapat maju dan berkembang baik dari segi pengetahuan maupun keterampilan sesuai dengan kebutuhan tuntutan lembaga pendidikan itu sendiri.
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru diperuntukkan bagi guru yang telah menjalani sertifikasi profesi melalui uji portofolio. Dalam dua tahap sertifikasi melalui uji portofolio, hanya sebagian kecil guru yang dinyatakan memenuhi kualifikasi. Guru yang gagal memenuhi persyaratan diwajibkan mengikuti PLPG.
Adapun tempat yang dijadikan objek penelitian skripsi ini yaitu SMP Muhammadiyah 22 Setiabudi Pamulang yang beralamat di Jalan Surya Kencana No.29 Pamulang Barat Tangerang-Banten.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jawaban mengenai efektivitas pelaksanaan PLPG dalam menunjang profesionalisme guru.
Metode yang digunakan dalam penelitian skripsi ini adalah metode deskriptif, yaitu metode penelitian yang menggambarkan dan menginterpretasikan objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta dan data-data sebagaimana adanya.
Adapun teknik dalam pengumpulan data peneliti menggunakan teknik wawancara yang dilakukan dengan 10 orang guru (yang telah mengikuti PLPG) dan menyebar angket kepada 22 orang guru.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran PLPG dalam menunjang profesionalisme guru cukup efektif. Hal ini dapat dilihat setelah mengikuti PLPG dapat menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman baru bagi guru dalam KBM, memotivasi para guru untuk menerapkan model-model pembelajaran di kelas, berbagi informasi atau pengalaman mengenai persoalan KBM dan mencari formulasi untuk mengentaskan persoalan dan membantu guru dalam merencanakan proses pembelajaran di kelas.
v
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim
Segala puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT., atas segala
nikmat dan karunia yang telah tercurahkan, sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah untuk junjungan kita Nabi
Muhammad SAW., beserta keluarga dan sahabatnya, diiringi dengan upaya
meneladani akhlaknya yang mulia. Sebagai penunjuk jalan kebenaran bagi
segenap umat.
Dengan penuh rasa syukur , pada akhirnya skripsi ini telah diselesaikan oleh
penulis. Walaupun demikian, penulis sangat menyadari bahwa hasil penelitian
ddari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Namun alhamdulillah berkat
bantuan, dorongan dan bimbingan dari banyak pihak, akhirnya penulis dapat
menyelesaikan kendala-kendala yang ada.
Dengan ketulusan hati, dalam kesempatan ini melalui skripsi penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan beserta segenap jajarannya.
2. Bapak Drs. Rusydy Zakaria, M. Ed., M. Phil., Ketua Jurusan Kependidikan
Islam.
3. Bapak Drs. Mu’arif SAM, M. Pd., Ketua Program Studi Manajemen
Pendidikan.
4. Ibu Dra. Yefnelty Z, M. Pd., sebagai dosen pembimbing I yang telah banyak
memberikan waktu, arahan, bimbingan, nasehat, motivasi, ilmu, kritik serta
saran yang sangat berarti bagi penulis sehingga skripsi ini bisa terselesaikan
dengan baik.
5. Bapak Drs. Hasyim Asy’ari, M. Pd., sebagai dosen pembimbing II yang juga
telah banyak memberikan waktu, arahan, bimbingan, nasehat, motivasi, ilmu,
kritik serta saran yang sangat berarti bagi penulis sehingga skripsi ini bisa
terselesaikan dengan baik.
6. Seluruh bapak dan ibu dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang
selama ini banyak membimbing penulis selama belajar di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta ini.
7. Bapak Drs. Hudaefi, Kelapa Sekolah SMP Muhammadiyah 22 Setiabudi
Pamulang Tangerang-Banten, para guru dan staf yang telah memberikan
kesempatan dan waktunya sehingga penelitian ini berjalan lancar.
8. Pimpinan beserta staf perpustakaan utama maupun perpustakaan FITK UIN
Syarif Hidayatullah yang telah memberikan fasilitas untuk mengadakan studi
kepustakaan.
9. Baba dan Bunda (H. Abdul Karim Z (Alm.) dan Hj. Ronasih) serta Kakak-
kakakku tercinta (khususnya H. Bahruddin AZ dan Hj. Baliyati Hamid) yang
telah banyak memberikan dukungan baik moril maupun materil, kasih sayang
serta do’a yang tak pernah putus sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini.
10. Fauzi Ridwan, terimakasih atas dukungan yang terus memberikan semangat
dalam menyelesaikan skripsi ini dengan penuh kasih.
11. Rekan-rekan seperjuangan KIMP angkatan 2003, sahabat terkasih GR, Ninit,
Nurhayati, Siska dan seluruh pihak yang terlibat dalam penyelesaian skripsi
ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Kenangan dan kebersamaan kita
tidak akan pernah terlupakan.
Demikianlah semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan
kebajikannya. Sebagai penutup, semoga skripsi ini bermanfaat khususnya bagi
penulis dan pembaca pada umumnya. Amin.
Billahi Taufiq Wal Hidayah
Jakarta, 04 Maret 2010
Siti Chairiah
DAFTAR ISI
Halaman Judul.................................................................................................. i
Lembar Pengesahan ......................................................................................... ii
Uji Referensi .................................................................................................... iii
Lembar Pernyataan Karya Sendiri ................................................................... iv
Abstrak ............................................................................................................. v
Kata Pengantar ................................................................................................. vi
Daftar Isi .......................................................................................................... viii
Daftar Tabel ..................................................................................................... x
Daftar Lampiran............................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah........................................................... 1
B. Identifikasi Masalah................................................................. 4
C. Pembatasan Masalah ................................................................ 5
D. Perumusan Masalah ................................................................. 5
E. Manfaat Penelitian ................................................................... 5
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Kajian Teori ............................................................................. 6
1. Pengertian Efektivitas ........................................................ 6
2. Hakikat Pendidikan dan Latihan Profesi Guru................... 7
3. Pelaksanaan Program Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 14
4. Pengertian Profesionalisme Guru....................................... 19
5. Ciri-ciri Guru Profesional .................................................. 23
6. Kompetensi Profesionalisme Guru .................................... 25
B. Kerangka Berpikir.................................................................... 27
viii
ix
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian ..................................................................... 30
B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 30
C. Metode Penelitian .................................................................... 30
D. Populasi dan Sampel ................................................................ 31
E. Teknik Pengumpulan Data....................................................... 31
F. Instrumen Pengumpulan Data .................................................. 32
G. Teknik Analisis Data................................................................ 33
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data.......................................................................... 36
B. Analisa Hasil Penelitian ........................................................... 50
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .............................................................................. 54
B. Saran......................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 56
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Rambu-rambu Struktur Kurikulum Pendidikan dan Latihan
Profesi Guru(PLPG)SMP/SMP-LB/MTs....................................... 17
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Efektivitas PLPG dalam
Menunjang Profesionalisme Guru di SMP Muhammadiyah 22
Setiabudi Pamulang........................................................................ 32
Tabel 3.2 Skor Jawaban Angket .................................................................... 34
Tabel 4.1 PLPG menambah pengetahuan dan wawasan guru ...................... 37
Tabel 4.2 PTK (penelitian tindakan kelas)sangat penting untuk perbaikan
pembelajaran ................................................................................. 37
Tabel 4.3 PLPG memotivasi guru untuk mengembangkan karir .................. 38
Tabel 4.4 Kompetensi dan profesionalisme guru meningkat setelah
mengikuti PLPG ............................................................................ 38
Tabel 4.5 Materi PLPG relevan dengan tuntutan pekerjaan guru ................. 39
Tabel 4.6 Materi PLPG mendukung untuk tercapainya sasaran kerja .......... 40
Tabel 4.7 Materi PLPG dapat diterapkan di kelas ........................................ 40
Tabel 4.8 Guru dapat mengaplikasikan model-model PAIKEM .................. 41
Tabel 4.9 Guru mendapatkan pengakuan kualifikasi keterampilan atau
keahlian kerja dan memperoleh promosi jabatan .......................... 42
Tabel 4.10 Guru mengalami kesulitan bila tidak mengikuti pelatihan ........... 42
Tabel 4.11 Guru harus mampu menguasai landasan kependidikan ................ 43
Tabel 4.12 Guru tidak perlu membuat rencana pengajaran ............................ 44
Tabel 4.13 Prinsip-prinsip psikologi pendidikan diaplikasikan dalam PBM .. 44
Tabel 4.14 Peer teaching yang diajarkan di PLPG dapat diterapkan di kelas ... 45
Tabel 4.15 Guru menggunakan metode pembelajaran secara bervariasi ........ 46
Tabel 4.16 Pelaksanaan pembelajaran harus sesuai RPP ................................ 46
Tabel 4.17 Guru memberikan motivasi, nasihat dan ide cemerlang kepada
murid ............................................................................................. 47
Tabel 4.18 Guru mampu menyimpulkan materi pembelajaran dengan baik .. 48
x
Tabel 4.19 PLPG dapat membantu memperdalam materi mata pelajaran bagi
guru ............................................................................................... 48
Tabel 4.20 Guru melakukan evaluasi hasil pembelajaran .............................. 49
Tabel 4.21 Perhitungan Distribusi Frekuensi .................................................. 50
xi
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pedoman wawancara
Lampiran 2 Hasil wawancara
Lampiran 3 Surat Permohonan Pengisian Angket untuk Bapak/Ibu Guru
Lampiran 4 Angket Peran PLPG dalam Menunjang Profesionalisme Guru
Lampiran 5 Skor Angket Peran PLPG dalam Menunjang Profesionalisme Guru
Lampiran 6 Perhitungan Distribusi Frekuensi
Lampiran 7 Perhitungan Rata-rata dan Simpang baku
Lembar Pengajuan Judul Skripsi
Surat Bimbingan Skripsi
Surat Permohonan Izin Penelitian dan Riset/Wawancara
Surat Keterangan Penelitian dari SMP Muhammadiyah 22 Setiabudi Pamulang
Sejarah Berdirinya SMP Muhammadiyah 22 Setiabudi Pamulang
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Jabatan guru sebagai profesi merupakan hal baru dalam khasanah
pendidikan di Indonesia terutama setelah dikeluarkannya Undang-Undang No
14 Tahun 2005 tentang Undang-Undang Guru dan Dosen (UUGD) yang
disyahkan oleh DPR. Sesuai dengan amanat Undang - Undang No 14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen yang ditindaklanjuti dengan Peraturan
Pemerintah No 74 tahun 2008 tentang Guru dan Peraturan Menteri pendidikan
Nasional No 18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi Guru dalam Jabatan
menyebabkan perlu adanya penyelenggaraan sertifikasi profesi melalui
penilaian portofolio atau melalui pendidikan profesi yang diselenggarakan
oleh LPTK yang terakreditasi dan ditetapkan oleh pemerintah.
Guru memegang peran penting dan strategis dalam pendidikan. Sebagai
pengajar, pendidik, dan pelatih para siswa, guru merupakan agen perubahan
sosial yang mengubah pola pikir, sikap, dan perilaku umat manusia menuju
kehidupan yang lebih baik, lebih bermartabat, dan lebih mandiri.
Selain itu, Guru merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap
terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu,
upaya perbaikan apapun yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan tidak akan memberikan sumbangan yang signifikan tanpa
didukung oleh guru yang profesional. Dengan kata lain, perbaikan kualitas
pendidikan harus berpangkal dari guru dan berujung pada guru pula.
1
2
Untuk menjalankan tugas dan fungsinya yang berat itu, guru dituntut
memiliki segenap kompetensi antara lain kompetensi pedagogik, kompetensi
sosial, dan kompetensi profesional, yang satu sama lain terintegrasi dalam
kepribadiannya secara utuh. Namun kenyataannya di lapangan, sering kali
pendidik tidak mempunyai kompetensi penuh dalam melaksanakan tugas-
tugasnya.
Salah satu faktor penghambatnya adalah kemampuan pendidik yang
belum menunjang pelaksanaan tugas, tidak adanya kesadaran, keinginan dan
kemauan dari pendidik itu sendiri untuk berupaya meningkatkan
kompetensinya. Perkembangan kondisi guru yang memprihatinkan itu tenyata
telah menjadi penyebab utama semakin terpuruknya penyelenggaraan proses
belajar mengajar disatuan pendidikan yang berlangsung tidak efektif, tidak
efisien dan berkualitas rendah.
Rendahnya mutu pendidikan telah memberikan akibat langsung pada
rendahnya mutu sumber daya manusia bangsa kita. Karena proses untuk
melahirkan sumber daya manusia yang bermutu hanya bisa melalui jalur
pendidikan dan proses pembelajaran yang bermutu pula.
Mutu pendidikan dapat dicapai apabila para guru memiliki penghasilan
yang mencukupi, sehingga mereka mampu memberikan perhatian secara
memadai dalam menunaikan tugasnya. Oleh karena itu tenaga pendidik perlu
mengembangkan, memperluas, memperbaharui, dan memperdalam
pengetahuan serta keterampilan yang dimilikinya setiap waktu. Dalam kaitan
ini program-program pendidikan yang dapat membantu perkembangan
kompetensi tenaga pendidik antara lain adalah seminar, pelatihan dan kursus.
Guru diharapkan dapat berperan secara profesional dalam melaksanakan
tugas-tugasnya. Profesional, jelas kaitannya dengan kemampuan fungsional
seorang pendidik untuk memahami, bersikap, menilai, memutuskan, atau
bertindak dalam menjalankan tugasnya.
Guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian
khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan
fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal. Atau dengan kata lain,
3
guru profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta
memiliki pengalaman yang kaya di bidangnya.
Seorang guru selain harus memiliki pendidikan yang diperoleh dari
institusi formal, juga harus mempunyai kualifikasi sebagai tenaga pendidik.
Selain itu guru merupakan ujung tombak dalam pelaksanaan pendidikan serta
mempersiapkan pengembangan potensi peserta didik yang berkualitas.
PLPG merupakan upaya untuk mengembangkan sumber daya manusia,
terutama untuk pengembangan intelektual dan kepribadian manusia. Selain itu
PLPG berperan penting dalam memenuhi kebutuhan manusia dan organisasi
atau instansi pemerintah agar dapat maju dan berkembang baik dari segi
pengetahuan maupun keterampilan sesuai dengan kebutuhan tuntutan lembaga
pendidikan itu sendiri.
Pendidikan dan latihan profesi guru diperuntukkan bagi guru yang telah
manjalani sertifikasi profesi melalui uji portofolio. Dalam dua tahap sertifikasi
melalui uji portifolio, hanya sebagian kecil guru yang dinyatakan memenuhi
kualifikasi. Guru yang gagal memenuhi persyaratan diwajibkan mengikuti
PLPG.
Adapun tujuan dari Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG), yaitu
"untuk meningkatkan kompetensi guru yang belum lulus dalam penilaian
portofolio dan untuk menentukan kelulusan peserta sertifikasi guru dalam
jabatan yang belum lulus dalam penilaian portofolio”.1 Selanjutnya yang
menjadi peserta PLPG adalah “guru peserta sertifikasi yang belum lulus pada
penilaian portofolio dan direkomendasikan untuk mengikuti PLPG oleh Rayon
LPTK penyelenggara sertifikasi bagi guru dalam jabatan”.2
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyatakan bahwa pendidik adalah “tenaga kependidikan yang
berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widya iswara,
1 http://misbache.wordpress.com/2009/09/15/plpg-dalam-kenangan/ 2 http://misbache.wordpress.com/2009/09/15/plpg-dalam-kenangan/
4
tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan
kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan”.3
Selanjutnya dalam Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menyatakan pengertian guru adalah: “pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah”.4 Sedangkan “profesional” itu sendiri mengandung makna “suatu pekerjaan atau kegiatan yang dilaksanakan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi”.5
Pengakuan legalisasi profesional bagi guru ini dibuktikan melalui
sertifikat pendidik. Sertifikat pendidik bagi guru prajabatan diperoleh melalui Pendidikan Profesi Guru (PLPG), sedangkan bagi guru dalam jabatan diperoleh melalui uji kompetensi dalam bentuk penilaian portofolio atau pemberian sertifikat secara langsung.
Berdasarkan penjabaran yang telah diuraikan di atas, maka penulis tertarik untuk membahas dan menuangkan masalah ini dalam bentuk skripsi dengan judul EFEKTIVITAS PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) DALAM MENUNJANG PROFESSIONALISME GURU (Studi Kasus pada Guru SMP Muhammadiyah 22 Setiabudi Pamulang Tangerang - Banten).
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas,
maka masalah yang diidentifikasi adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana tingkat kompetensi profesionalisme guru SMP
Muhammadiyah 22 Setiabudi Pamulang setelah mengikuti PLPG? 2. Bagaimana efektivitas PLPG dalam menunjang profesionalisme guru? 3. Adakah standarisasi kompetensi lulusan PLPG? 4. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi profesionalisme guru?
3UU SISDIKNAS 2003 (UU RI No. 20 Th. 2003), Cet-1, Jakarta: Sinar Grafika,2003), h.3 4UU RI No. 14 Th 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN, Cet-1, (Ciputat: CIPUTAT
PRESS, 2006) h.3 5UU RI No. 14 Th 2005…h.4
5
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini terarah dan tidak menimbulkan keraguan dalam
penafsiran dan penelitian, maka yang akan dijadikan fokus kajian penelitian
dan sekaligus menjadi ruang lingkup penelitian yaitu efektivitas PLPG dalam
menunjang dalam profesionalisme guru (Studi Kasus pada Guru SMP
Muhammadiyah 22 Setiabudi Pamulang Tangerang – Banten)
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah diatas, maka rumusan
masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah Bagaimana tingkat
efektivitas pelaksanaan PLPG dalam upaya pembinaan profesionalisme guru
(Studi Kasus pada Guru SMP Muhammadiyah 22 Setiabudi Pamulang
Tangerang – Banten)
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Menambah wawasan penulis tentang ruang lingkup pendidikan, khususnya
yang berhubungan dengan pendidikan dan pelatihan guru (dalam upaya
meningkatkan profesionalisme guru)
2. Dapat dijadikan bahan referensi bagi guru atau calon guru untuk lebih
termotivasi dalam meningkatkan kompetensinya serta melaksanakan
tugas-tugasnya agar menjadi guru yang profesional.
3. Sebagai bahan masukan dan mampu memberikan sumbangan pemikiran
pada pihak yang terkait dalam dunia pendidikan bahwa mengembangkan
kompetensi guru merupakan salah satu kebutuhan untuk meningkatkan
kualitas tenaga pendidik itu sendiri.
BAB II
KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Kajian Teori
1. Pengertian Efektifitas
Efektifitas dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa
”efektifitas berasal dari kata efek yang berarti akibat atau pengaruh,
selanjutnya berkembang menjadi efektif yang berarti dapat membawa
hasil, manjur atau mujarab”.1
Sondang P. Siagian memberikan definisi sebagai berikut :
“Efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam
jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk
menghasilkan sejumlah barang atas jasa kegiatan yang dijalankannya”.2
Efektivitas menunjukan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran
yang telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran,
berarti makin tinggi efektivitasnya.
Sementara itu, definisi Efektivitas menurut Abdurahmat adalah
”pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu
yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah
pekerjaan tepat pada waktunya”.3 Jadi, efektivitas dapat juga diartikan
sebagai segala sesuatu yang mampu membawa hasil dan usaha yang dapat
1Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Ed.3, Cet-2, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta:Balai Pustaka,2002), h. 2 http: //othenk.blogspot.com/2008/11/pengertian-tentang efektivitas.html 3 http: //othenk.blogspot.com/2008/11/pengertian-tentang efektivitas.html
7
8
mencapai tujuan, tidak ada hasil kerja yang baik tanpa sistem kerja yang
baik pula, karena hasil tergantung pada proses kerja.
Dari beberapa pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa
suatu pekerjaan dapat dilaksanakan secara tepat, efektif, efisien apabila
pekerjaan tersebut dilaksanakan dengan tepat sesuai dengan yang telah
direncanakan.
Dengan demikian, efektifitas dalam pendidikan dan pelatihan adalah
suatu kegiatan yang dapat menghasilkan pengaruh yang tepat, akurat, dan
sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Efisiensi dan efektifitas
merupakan satu prinsip pengajaran, maka suatu pengajaran yang baik
dalam proses pengajaran itu menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya,
sekaligus dapat membuahkan hasil (pencapaian tujuan instruksional)
secara tepat dan cermat serta optimal.
2. Hakikat Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
a. Pengertian Pendidikan dan Pelatihan
Istilah pendidikan mempunyai banyak makna. Dalam ”Dictionary of
Education” dinyatakan bahwa pendidikan adalah:
a. Proses seseorang mengembangkan kemampuan, sikap dan tingkah laku lainnya di dalam masyarakat dan tempat hidup mereka.
b. Proses sosial terjadi pada orang yang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khususnya yang datang dari sekolah), sehingga mereka dapat memperoleh perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individual optimum.4
Pendidikan dapat berlangsung dimana saja tempat manusia berada,
baik di dalam lingkungan sekolah maupun luar sekolah yang dapat
memberi kontribusi dalam pembentukan keterampilan, sikap dan tingkah
laku seseorang. Kegiatan pendidikan membutuhkan waktu yang tidak
sedikit, karena kegiatannya adalah mengembangkan kemampuan secara
4Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya,
1996)h.4
9
jasmani maupun rohani, intelektual ataupun emosional yang mengacu
kearah perubahan positif.
Pendidikan sebagai persiapan atau bekal bagi kehidupan yang akan
datang dalam masyarakat. Pendidikan merupakan kebutuhan mutlak yang
harus dipenuhi sepanjang hayat, karena tanpa pendidikan mustahil
manusia atau suatu kelompok dapat hidup berkembang sejalan dengan
cita-cita untuk maju, sejahtera dan bahagia. Seperti diungkapkan oleh
Burhanuddin Salam, tentang Pendidikan:
a. Pendidikan berlangsung seumur hidup (life long education), ini berarti usaha pendidikan sudah dimulai sejak manusia lahir sampai tutup usia, sepanjang manusia mampu untuk menerima pengaruh dan dapat mengembangkan dirinya.
b. Tanggung jawab pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.
c. Pendidikan merupakan suatu keharusan, karena dengan pendidikan manusia akan memiliki kemampuan dan kepribadian yang berkembang.5
Menurut Faiz Manshur dalam artikelnya yang berjudul: “Pendidikan”,
mendefinisikan pendidikan sebagai ”sarana manusia memperoleh ilmu
pengetahuan, dengan tujuan agar manusia terbebas dari kebodohan”.6
Sedangkan pelatihan menurut Johanes Papu dalam artikelnya yang
berjudul: “Analisis Kebutuhan Pelatihan” menyatakan bahwa ”pelatihan
pada dasarnya diselenggarakan sebagai sarana untuk menghilangkan atau
setidaknya mengurangi gap (kesenjangan) antara kinerja yang ada pada
saat ini dengan kinerja standar atau yang diharapkan untuk dilakukan oleh
si pegawai”.7
Dari beberapa pengertian yang telah dijelaskan diatas bahwa,
pendidikan adalah tanggung jawab manusia subjek atas diri sendiri lebih-
lebih sesudah ia dewasa, yakni mandiri secara sosial, ekonomis, psikologi,
dan lain-lain. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
5 Burhanuddin Salam, Pengantar Pedagogik, Dasar-dasar Ilmu Mendidik, (Bandung:
Rineka Cipta, 1996), Cet ke-1, h. 5 6 http: //tpers.net/?p=119 7 http: // tpers.net...
10
teoritis, konseptual dan moral supaya menjadi lebih baik serta mencapai
hasil optimal.
Sertifikasi guru sebagai upaya peningkatan mutu guru yang diikuti
dengan peningkatan kesejahteraan guru, diharapkan dapat meningkatkan
mutu pembelajaran dan meningkatkan mutu layanan bimbingan dan
konseling yang pada akhirnya meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia
secara berkelanjutan. Bagi peserta sertifikasi yang belum dinyatakan lulus,
LPTK Rayon merekomendasikan alternatif: (a) melakukan kegiatan
mandiri untuk melengkapi kekurangan dokumen portofolio atau (b)
mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (Diklat Profesi Guru
atau PLPG) yang diakhiri dengan ujian. PLPG diakhiri dengan uji
kompetensi guru yang dilakukan oleh LPTK Penyelenggara Sertifikasi
Guru dengan mengacu pada rambu-rambu Ujian PLPG. Uji kompetensi
meliputi uji tulis dan uji kinerja (praktik pembelajaran).
PLPG sangat diperlukan dalam meningkatkan dan mengembangkan
sumber daya manusia dalam suatu lembaga pendidikan. PLPG juga
penting untuk membantu meningkatkan kemampuan sumber daya manusia
dengan lebih baik. Selain itu PLPG akan membawa keuntungan bagi
lembaga pendidikan, sehingga akan tercipta tenaga-tenaga pendidik yang
profesional serta berkompetensi pada bidangnya masing-masing.
Profesi guru dipersyaratkan memiliki kualifikasi akademik yang
relevan dengan mata pelajaran yang diampunya dan menguasai
kompetensi sebagaimana dituntut oleh undang-undang guru dan dosen.
Marimba menyatakan bahwa pendidikan adalah bimbingan atau
pimpinan secara sadar oleh pendidk terhadap perkembangan jasmani dan
rohani anak didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama. 8
Pendidikan berbeda dengan pelatihan. Pelatihan merupakan bagian
dari pedidikan. Walaupun demikian, pendidikan dan pelatihan memiliki
tujuan yang sama, yaitu pembelajaran. Pelatihan bersifat spesifik, praktis
8 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung : Remaja Rosdakarya,
2000), h. 107
11
dan segera. Yang dimaksud dengan spesifik dalam arti pelatihan
berhubungan secara spesifik dengan pekerjaan yang dilakukan. Sedangkan
yang dimaksud dengan praktis dan segera adalah bahwa apa yang sudah
dilatihkan dapat diaplikasikan dengan segera sehingga materi yang
diberikan harus bersifat praktis.
Dalam kamus lengkap bahasa Indonesia pengertian pelatihan
merupakan ”proses, cara, kegiatan atau pekerjaan melatih untuk
memperoleh kemahiran atau kecakapan.”9 Selanjutnya pelatihan menurut
Burhanuddin Salam ”merupakan bagian dari suatu proses pendidikan,
yang tujuannya untuk meningkatkan kemampuan atau keterampilan
khusus seseorang atau sekelompok orang”.10
Edwards Deming menyatakan bahwa ”apabila pelatihan terlalu
difokuskan pada aplikasi langsung merupakan pandangan yang keliru.
Berbagai macam pembelajaran dapat memberikan keuntungan yang tidak
dapat diprediksi”.11
Dari beberapa pengertian pelatihan jelaslah, bahwa pelatihan
merupakan bagian dari proses pendidikan karena dalam pelatihan terdapat
proses transfer pengetahuan dan keterampilan untuk meningkatkan
kecakapan dalam bekerja. Pendidikan dan pelatihan merupakan salah satu
kunci dalam manajemen sumber daya manusia dan merupakan salah satu
tugas serta tanggung jawab yang tidak bisa dilakukan dengan
sembarangan.
Pendidikan dan pelatihan dapat diartikan sebagai suatu upaya
peningkatan dan pengembangan sumber daya manusia, dan juga sebagai
proses mempersiapkan tenaga pendidik untuk mencapai kinerja yang
memadai sesuai dengan standar dan tuntutan lembaga pendidikan tersebut.
9 Frista Artmanda W, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Penerbit: Lintas Media Jombang
h. 713 10 Burhanuddin Salam, Pengantar Pedagogik,...... h. 28 11 Fandy Tjiptono & Anastasia Diana, Total Quality Managemen- Edisi Revisi,(Yogyakarta:
Andi Yogyakarta), h. 215
12
Dari definisi Pendidikan dan Pelatihan, maka dapat disimpulkan
bahwa pendidikan dan pelatihan merupakan sarana untuk menambah
pengetahuan, dimana kedua hal tersebut adalah sebagai acuan untuk
kehidupan yang lebih baik.
Pendidikan dan pelatihan pada hakikatnya merupakan salah satu
bentuk kegiatan dari program pengembangan sumber daya manusia
(personal development). Pengembangan sumber daya manusia sebagai
salah satu mata rantai (link) dari siklus pengelolaan personil dapat
diartikan: merupakan proses perbaikan staf melalui berbagai macam
pendekatan yang menekankan realisasi diri (kesadaran), pertumbuhan
pribadi dan pengembangan diri. Pengembangan mencakup kegiatan-
kegiatan yang bertujuan untuk perbaikan dan pertumbuhan kemampuan
(abilities), sikap (attitude), keterampilan (skill), dan pengetahuan anggota
organisasi.
Disisi lain, Pendidikan dan pelatihan juga merupakan salah satu upaya
untuk mengembangkan sumber daya manusia yang mumpuni, terutama
untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kepribadian manusia.
Pendidikan (formal) di dalam suatu organisasi adalah suatu proses
pengembangan kemampuan ke arah yang diinginkan oleh organisasi yang
bersangkutan. Sedang pelatihan (training) sering dikacaukan
penggunaannya dengan latihan (pratice atau exercise) ialah merupakan
bagian dari suatu proses pendidikan, yang tujuannya untuk meningkatkan
kemampuan atau keterampilan khusus seseorang atau sekelompok
orang”.12
Menurut Wahjosumidjo, arti pendidikan dan pelatihan dapat
dirumuskan: ”suatu program kesempatan belajar yang direncanakan untuk
menghasilkan anggota, staff... demi memperbaiki penampilan seseorang
yang telah mendapatkan tugas menduduki jabatan.13
12 Soekidjo Notoatmodjo, Pengembangan Sumber DayaManusia, (Jakarta: PT Asdi
Mahasatya, 2003), Cet. Ke-3, h. 28 13 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya,
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), Cet. Ke-3, h. 381
13
Pendidikan dan pelatihan merupakan bentuk pengembangan sumber
daya manusia yang amat strategis. Sebab dalam program pendidikan dan
pelatihan selalu berkaitan dengan masalah nilai, norma, dan perilaku
individu dan kelompok. Program pendidikan dan pelatihan selalu
direncanakan untuk tujuan-tujuan seperti pengembangan pribadi,
pengembangan profesional, pemecahan masalah, dan motivasi.
Pendidikan dan pelatihan merupakan salah satu upaya pengembangan
sumber daya manusia, yang harus dilakukan secara berkesinambungan.
Terutama pendidikan dan pelatihan bagi guru, karena guru merupakan
salah satu komponen terpenting dalam upaya peningkatan mutu
pendidikan, dimana saat ini guru dituntut untuk memiliki kompetensi yang
memadai dalam proses pembelajaran di sekolah.
Dalam hal ini W. Robert Houston memberikan pengertian kompetensi
sebagai suatu tugas yang memadai, atau pemilikan pengetahuan,
keterampilan dan kemampuan yang dituntut oleh jabatan seseorang.14
Dalam pengertian ini kompetensi lebih dititikberatkan pada tugas guru
dalam mengajar.
Pendidikan dan pelatihan selain itu juga merupakan upaya untuk
mengembangkan sumber daya manusia, terutama untuk mengembangkan
pengetahuan, sikap, keterampilan dan kemampuan intelektual manusia.
Jelaslah bahwa pendidikan dan pelatihan memang sangat diperlukan
bagi para guru sebagai Agent of Change dalam dunia pendidikan. Karena
pengetahuan yang diperoleh dari pendidikan dan pelatihan tidak hanya
berguna bagi diri sendiri tapi juga bagi orang lain.
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa pada dasarnya
pendidikan adalah upaya perbaikan perilaku dalam aspek kognitif, efektif,
dan psikomotorik yang dilakukan melalui aktivitas pengarahan,
pembimbingan, penteladanan dan latihan. Sedangkan pelatihan pada
dasarnya sebuah proses menjadikan seseorang memiliki pengetahuan,
14 Roestiyah NK, Masalah-masalah Ilmu Keguruan, (Jakarta:PT. Bina Aksara, 1989), Cet.
Ke-3, h. 4
14
keterampilan, sikap dan juga sebagai usaha perluasan ke tingkat yang lebih
terampil dan mahir.
PLPG juga penting untuk membantu meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dengan lebih baik. Selain itu PLPG akan membawa keuntungan bagi lembaga pendidikan, sehingga akan tercipta tenaga-tenaga pendidik yang profesional serta berkompetensi pada bidangnya masing-masing.
b. Tujuan dan Manfaat Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
Tujuan PLPG berhubungan erat dengan manfaat dari PLPG tersebut, dengan maksud agar tenaga pendidik dapat melaksanakan tugasnya sebagai guru dengan lebih baik lagi.
Adapun tujuan dari pendidikan dan pelatihan profesi guru (PLPG) adalah ”untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru peserta sertifikasi yang belum mencapai batas minimal skor kelulusan pada penilaian portofolio, dan untuk menentukan kelulusan peserta sertifikasi guru melalui uji tulis dan uji kinerja di akhir PLPG”.15
Sedangkan manfaat pendidikan dan pelatihan menurut Sondang P. Siagian bagi organisasi, diantaranya:
1. Peningkatan produktivitas organisasi secara keseluruhan. 2. Terwujudnya hubungan yang serasi antara atasan dan bawahan. 3. Terjadi proses pengambilan keputusan yang lebih cepat dan tepat 4. Timbul dorongan pada diri pekerja untuk terus meningkatkan
kemampuan kerjanya. 5. Peningkatan kemampuan pegawai untuk mengatasi stress,
frustasi dan konflik. 6. Meningkatkan kepuasan kerja. 7. Semakin besar pengakuan atas kemampuan seorang. 8. Mengurangi ketakutan menghadapi tugas-tugas baru dimasa
depan.16
PLPG dapat dipandang sebagai salah satu bentuk investasi. Karena
dengan adanya PLPG guru termotivasi untuk meningkatkan kompetensi
dan profesionalismenya dan kualitas pendidikan di Indonesia akan
15 Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, Sertifikasi
Guru dalam Jabatan Tahun 2009:Rambu-rambu Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG), h.3
16 Sondang P. Siagian, Manajemen SDM, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), h. 183
15
meningkat. Oleh karena itu setiap organisasi atau instansi yang ingin
berkembang, maka pendidikan dan pelatihan bagi karyawannya harus
memperoleh perhatian yang besar.
PLPG adalah suatu proses yang akan menghasilkan suatu perubahan
perilaku sasaran diklat. Secara konkret perubahan perilaku itu berbentuk
peningkatan kemampuan dari sasaran diklat. Kemampuan ini mencakup
kognitif, efektif, maupun psikomotor. Apabila dilihat dari pendekatan
sistem, maka proses pendidikan dan pelatihan itu terdiri dari input (sasaran
diklat) dan output (perubahan perilaku), dan faktor yang mempengaruhi
proses tersebut.
Dapat dilihat bahwa tujuan PLPG dapat meningkatkan kualitas tenaga
pendidik khususnya dalam hal keahlian, pengetahuan, dan sikap. Dari
ketiga hal khusus ini bahwa satu sama lain saling berkaitan, karena
keahlian tanpa pengetahuan akan percuma, kemudian pengetahuan tanpa
sikap yang baik maka tidak ada artinya begitu juga sebaliknya. Jadi, untuk
menjadi guru yang baik bukanlah suatu pekerjaan yang mudah.
3. Pelaksanaan Program Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
Sebelum suatu program pendidikan dan pelatihan (diklat)
dilaksanakan oleh suatu instansi, perlu dilakukan suatu analisa tentang
pendidikan dan pelatihan untuk kebutuhan instansi tersebut. Setelah
melihat adanya kebutuhan instansi (lembaga), perlu dibuat program diklat
yang sesuai dan benar-benar menyentuh (mencapai sasaran) kebutuhan
lembaga, karena suatu program diklat yang baik adalah program yang
mencapai sasaran, tepat seperti yang telah dirumuskan sebelumnya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pendidikan dan
pelatihan, antara lain, adanya penanggung jawab harian, adanya
monitoring pelaksanaan pendidikan dan pelatihan melalui evaluasi harian,
adanya alat-alat bantu yang diperlukan (OHP, flip chart, dan sebagainya)
Setelah persyaratan diatas telah dipenuhi, nantinya pegawai (tenaga
pendidik) akan dapat melaksanakan pekerjaannya secara efektif dan
16
efisien. Program pendidikan dan pelatihan harus berprinsip pada
peningkatan efektivitas dan efisiensi kerja masing-masing pegawai pada
jabatannya. Untuk itu, setiap pegawai tidak boleh mengabaikan program
diklat.
Program diklat merupakan salah satu faktor penting dalam
mengembangkan sumber daya manusia karena diklat tidak saja menambah
pengetahuan, tetapi juga dapat meningkatkan kemampuan dalam bekerja
sehingga produktifitas kerja semakin meningkat.
Dalam penyelenggaraan program diklat sering kali ditemukan
berbagai persoalan-persoalan mendasar. Persoalan ini merupakan
kekurangan yang perlu mendapat perhatian serius dari pengelola diklat.
Kekurangan-kekurangan yang timbul dalam penyelenggaraan diklat akan
menyebabkan kualitas dan dampak diklat akan menjadi kurang maksimal
terhadap upaya pembenahan kualitas sumber daya manusia dalam suatu
instansi (lembaga pendidikan).
Dalam hal ini Yusuf Irianto mengidentifikasi ada enam persoalan
mendasar dalam penyelenggaraan program diklat, yaitu:
a. Isi program pendidikan dan pelatihan (diklat) tidak terkait dengan kebutuhan individu atau unit kerja.
b. Metode penyampaian diklat bersifat statis dan biasanya hanya menggunakan satu metode yaitu pengajaran klasikal.
c. Keterampilan dan pengetahuan yang diberikan kurang aplikatif. d. Pelatihan kurang berorientasi pada inti kebutuhan lembaga. e. Dampak diklat secara individual dan organisasional tidak
diukur secara sistematis. f. Alat atau instrumen kerja yang dibutuhkan pegawai setelah
mengikuti pelatihan tidak diberikan secara periodik.17
Berdasarkan rambu-rambu pelaksanaan pendidikan dan latihan
profesi guru adapun penyelenggaraan PLPG dilakukan berdasarkan proses
baku sebagai berikut:
1. PLPG dilaksanakan oleh LPTK penyelenggara sertifikasi guru dalam jabatan yang telah ditetapkan pemerintah.
17 Jusuf Irianto, Prinsip-prinsip dasar Manajemen Pelatihan, (Surabaya: Insan Cendekia,
2001), h. 25
17
2. PLPG diselenggarakan selama minimal 9 hari dan bobot 90 jam pertemuan (JP), dengan alokasi 30 JP teori dan 60 JP praktik. Satu JP setara dengan 50 menit.
3. Pelaksanaan PLPG bertempat di LPTK atau di kabupaten/kota dengan memperhatikan kelayakannya (representatif dan kondusif) untuk proses pembelajaran.
4. Rombongan belajar (rombel) PLPG diupayakan satu bidang keahlian/mata pelajaran. Dalam kondisi tertentu yang tidak memungkinkan (dari segi jumlah) rombel dapat dilakukan berdasarkan rumpun bidang studi/mata pelajaran.
5. Satu rombel maksimal 30 orang peserta, dan satu kelompok peer teaching/peer counseling/peer supervising maksimal 10 orang peserta dalam kondisi tertentu jumlah peserta satu rombel atau kelompok peer teaching/peer counseling/peer supervising dapat disesuaikan.
6. Satu kelompok peer teaching/peer counseling/peer supervising difasilitasi oleh dua orang instruktur. Dalam kondisi tertentu, peer teaching/peer counseling/peer supervising dapat difasilitasi oleh satu orang, tetapi pada saat ujian, instruktur harus 2 orang.
7. Dalam proses pembelajaran, instruktur menggunakan multi media dan multi metode yang berbasis pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM).
8. PLPG diawali pretest sacara tertulis (1 JP) untuk mengukur kompetensi pedagogic dan professional awal peserta.
9. PLPG diakhiri uji kompetensi dengan mengacu pada rambu-rambu pelaksanaan PLPG. Uji kompetensi meliputi uji tulis dan uji kinerja (praktik pembelajaran).
10. Ujian tulis pada akhir PLPG dilaksanakan dengan pengaturan tempat duduk yang layak dan setiap 30 peserta diawasi oleh dua orang pengawas.
11. Ujian praktik dilaksanakan dengan cara sebagai berikut: a. Guru kelas dan guru mata pelajaran terpadu dengan
kegiatan peer teaching. b. Guru bimbingan konseling atau konselor terpadu dengan
kegiatan peer counseling. c. Guru yang diangkat dalam jabatan pengawas, ujian praktik
terdiri atas penyusunan rencana program kepengawasan, penyusunan laporan kepengawasan dan ujian praktik supervisi (peer supervising).
d. Sekurang-kurangnya satu penguji pada ujian praktik harus memiliki NIA yang relevan atau dalam kondisi tertentu serumpun dengan mata pelajarannya.
e. Ujian praktik mengajar dinilai dengan Lembar Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran (IPKG II), ujian praktik
18
bimbingan konseling dinilai dengan Lembar Penilaian Pelaksanaan Bimbingan Konseling.
f. Khusus untuk guru yang diangkat dalam jabatan pengawas ujian praktik supervisi dinilai dengan lembar penilaian yang analog dengan IPKG II.
12. Penentuan kelulusan peserta PLPG dilakukan secara objektif dan didasarkan pada rambu-rambu penilaian yang telah ditentukan.
13. Peserta yang lulus mendapat sertifikat pendidik, sedangkan yang tidak lulus diberi kesempatan untuk mengikut ujian ulang sebanyak-banyaknya dua kali. Ujian ulang diselesaikan pada tahun berjalan. Jika terpaksa tidak terselesaikan, maka ujian ulang dilakukan bersamaan dengan ujian PLPG kuota tahun berikutnya.
14. Pelaksanaan ujian diatur oleh LPTK penyelenggara sertifikasi guru dalam jabatan dengan mengacu rambu-rambu ini.
15. Peserta yang belum lulus pada ujian ulang yang kedua diserahkan kembali ke dinas pendidikan/kandepag kabupaten/kota untuk dibina lebih lanjut18
Adapun materi PLPG disusun dengan memperhatikan empat
kompetensi guru, yaitu ”1) pedagogik, 2) profesional, 3) kepribadian, 4)
sosial.”19 Standarisasi kompetensi dirinci dalam materi PLPG ditentukan
oleh LPTK penyelenggara sertifikasi dengan mengacu pada rambu-rambu
yang ditetapkan oleh Dirjen Dikti atau Ketua Konsorsium Sertifikasi Guru
dan hasil need assesment.
Tabel 2.1
RAMBU-RAMBU STRUKTUR KURIKULUM
PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG)
SMP/SMP-LB/MTs20
Standar Kompetensi Lulusan: 1. Memahami karakteristik peserta didik dan mampu merancang,
melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran yang mendidik. 2. Memiliki kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, berwibawa,
dan berakhlak mulia. 3. Menguasai keilmuan, kajian kritis dan pendalaman isi dalam konteks
kurikulum sekolah.
18 Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional..., h. 4 19 Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional..., h. 6 20 Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional..., h.15-16
19
4. Mampu berkomunikasi dan bergaul dengan peserta didik, kolega dan masyarakat.
No Materi Teori Praktik Keterangan A UMUM 1 Pretest 1 • 2 Pengembangan
profesionalitas guru 3 • Pembinaan guru
Professional yang meliputi: 1.Wawasan pengembangan
profesionalitas guru 2.Modeling kinerja
mengajar guru yang profesional
• Proporsi waktu 2 wawasan dan 1 modeling
B POKOK 1 Pendalaman materi mata
pelajaran yang belum dikuasai oleh sebagian besar guru
8 12 Proporsi antara teori dan praktik disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran
2 Model-model Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM), asesmen, dan pemanfaatan media disesuaikan dengan karakteristik perkembangan peserta didik yang mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk meningkatkan pengetahuan, teknologi, dan seni termasuk keimanan, ketaqwaan, dan akhlak mulia
10 12 Proporsi antara teori dan praktik disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran
3 Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan penulisan karya ilmiah lainnya
4 6 Praktik penyusunan rancangan PTK untuk perbaikan pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pembelajaran
4 Pelaksanaan pembelajaran (peer teaching)
30 • Satu kelas (lebih kurang 30 peserta), dibuat 3kelompok dan dilaksanakan secara
20
pararel • Tiap peserta tampil 3 kali
@ 1 JP • Tampilan ke-3 merupakan
ujian praktik C UJIAN 1 Tulis 4 2 Praktik *) Jumlah JP 30 60
Catatan: • Pembinaan dan pengembangan kompetensi kepribadian dan sosial guru
terintegrasi dalam kegiatan PLPG • *) Sudah terintegrasi di B.4 • Ujian akhir harus dapat memastikan bahwa peserta telah memenuhi
standar kompetensi sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen serta Permendiknas Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru
Apapun alasannya, penyusunan program PLPG hendaknya dilakukan
untuk mengatasi masalah tertentu yang akan memberi kontribusi dalam
mencapai tujuan.
PLPG bukanlah merupakan suatu program untuk menghabiskan dana
yang telah dianggarkan. Program PLPG hendaknya merupakan suatu
kegiatan yang terstruktur yang harus dapat memberi nilai tambah bagi
organisasi.
4. Pengertian Profesionalisme Guru
Sebelum kita membahas lebih jauh mengenai definisi
profesionalisme, alangkah baiknya kita kenali terlebih dahulu definisi
mengenai kata profesi itu sendiri. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonrsia,
yang diterbitkan oleh Balai Pustaka, ”profesi adalah bidang pekerjaan
yang dilandasi pendidikan, keahlian (keterampilan, kejuruan, dsb)
tertentu”.21
Sedangkan kata profesi menurut Sikun Pribadi sebagai berikut ”profesi itu pada hakekatnya adalah suatu pernyataan atau suatu janji
21 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ed.3, cet-2, (Jakarta:balai Pustaka, 2002) h.897
21
terbuka bahwa seseorang akan mengabdikan dirinya kepada suatu jabatan atau pekerjaan dalam arti biasa, karena orang tersebut merasa terpanggil untuk menjabat pekerjaan itu”.22
Pengertian profesi secara umum adalah ”sebagai suatu pekerjaan yang
memerlukan pendidikan lanjut di dalam sience dan teknologi yang digunakan sebagai perangkat dasar untuk diimplementasikan dalam berbagai kegiatan yang bermanfaat”.23
Hakikat profesi adalah mutu pernyataan atau suatu janji terbuka, suatu
janji yang dikemukakan oleh tenaga profesional. Profesi mengandung
unsur pengabdian, hal ini dikarenakan profesi bukanlah dimaksudkan
untuk mencari keuntungan semata-mata bagi dirinya melainkan sebagai
bentuk pengabdian kepada masyarakat. Oleh karena itu tenaga profesi
yang profesional tidak boleh sampai merugikan, merusak atau
menimbulkan malapetaka bagi masyarakat. Sebaliknya, profesi itu harus
berusaha menimbulkan kebaikan, keberuntungan dan kesampurnaan atau
kesejahteraan bagi masyarakat.
Suatu profesi erat kaitannya dengan jabatan atau pekerjaan tertentu
yang dengan sendirinya menuntut keahlian, pengetahuan dan keterampilan
tertentu pula. Dalam pengertian profesi telah tersirat adanya suatu
keharusan kompetensi agar profesi itu berfungsi dengan baik.
Kata ”profesional” berasal dari kata sifat yang berarti pencaharian dan
sebagai kata benda yang berarti orang yang mempunyai keahlian. Dengan
kata lain pekerjaan yang bersifat profesional adalah ”pekerjaan yang hanya
dapat dilakukan oleh mereka yang khusus dipersiapkan untuk itu dan
bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang karena itu tidak dapat
memperoleh pekerjaan lain”.24 Oleh sebab itu, pekerjaan guru ini tidak
bisa dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang pendidikan, meskipun
22 Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Konsep dan Strategi, (Bandung: Mandar Maju, 1991),
h. 1 23 Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo,
1996), Cet-6, h.131 24 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional,Ed.2, Cet-22 (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2008), h. 14
22
kenyataannya masih didapati guru yang berasal dari luar bidang
pendidikan.
Orang yang profesional memiliki sifat-sifat yang berbeda dengan
orang yang tidak profesional meskipun dalam pekerjaan yang sama atau
katakanlah berada dalam satu ruang kerja. Tidak jarang pula orang yang
berlatar belakang pendidikan yang sama dan bekerja pada tempat yang
sama menampilkan kinerja profesional yang berbeda, serta berbeda pula
pengakuan masyarakat kepada mereka.
Profesionalisme atau profesionalisasi berkembang sesuai dengan
kemajuan modern yang menuntut berbagai macam ragam spesialisasi yang
sangat diperlukan dalam kehidupan masyarakat yang makin lama makin
kompleks. Profesionalisasi dalam berbagai bidang tertentu yang
diperlukan dalam kehidupan masyarakat sekarang ini, melihat fenomena
dalam dunia lapangan pekerjaan sekarang ini hal yang paling utama dan
terutama yang menjadi buah persyaratan untuk memasuki dunia pekerjaan
selain background dari lembaga pendidikan yaitu pengalaman dan
spesialisasi terhadap dunia pekerjaan yang ada.
Profesionalisme dapat diartikan sebagai ”komitmen para anggota
suatu profesi untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya dan terus-
menerus mengembangkan strategi-strategi yang digunakannya dalam
melakukan pekerjaan sesuai dengan profesinya itu”.25
Pengertian profesionalisme menurut Ahmad Tafsir adalah ”suatu
faham yang mengajarkan bahwa setiap pekerjaan harus dilakukan oleh
orang yang professional.”26 Dengan demikian, orang yang profesioanal
adalah orang yang memiliki profesi. Seseorang disebut memiliki profesi
bila ia memiliki keahlian yang khusus untuk profesi itu, panggilan hidup
dan dijalani sepenuh waktu, profesi itu dijalani menurut aturan yang jelas,
profesi adalah untuk masyarakat bukan untuk diri sendiri, harus
mempunyai kecakapan untuk meyakinkan kliennya, harus memiliki
25 Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan, (Pustaka Setia, 2002) h. 23
26 Ahamad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam,....... h. 107
23
otonomi dalam melakukan tugas profesinya, memiliki kode etik profesi,
dan memiliki klien yang jelas, yaitu orang yang membutuhkan layanan.
Sedangkan menurut M. Arifin mendefinisikan profesionalisme
sebagai ”suatu pandangan bahwa suatu keahlian tertentu diperlukan dalam
pekerjaan tertentu yang mana keahlian itu hanya didapatkan melalui
pendidikan khusus.27 Dengan demikian, seorang pekerja profesional
khususnya guru harus memiliki ketanggapan yang bijaksana agar lebih
mantap dalam melaksanakan pekerjaannya sehingga di akhir pekerjaannya
akan membuahkan suatu hasil yang memuaskan.
Pengembangan profesionalisme guru menjadi perhatian secara global,
karena guru memiliki tugas dan peran bukan hanya memberikan
informasi-informasi ilmu pengetahuan dan teknologi, melainkan juga
membentuk sikap dan jiwa yang mampu bertahan dalam era
hiperkompetisi.
Menurut Moh. Uzer Usman guru profesional adalah ”orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal. Atau dengan kata lain, guru profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang kaya di bidangnya”.28
Dengan demikian, guru dapat diartikan sebagai orang yang tugasnya
mengajar, mendidik, dan melatih peserta didik, serta memenuhi
kompetensi sebagai orang yang patut diteladani dalam ucapan dan tingkah
lakunya.
Berdasarkan berbagai pengertian diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa profesionalisme guru adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang
dilaksanakan oleh guru yang professional dengan bekal pendidikan,
keahlian serta keterampilan khusus yang secara sengaja dipelajari dalam
bidangnya dan kemudian diaplikasikan bagi kepentingan umum
berdasarkan norma-norma yang berlaku.
27 M. H. Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam dan Umum, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000),
h. 105 28 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional...h.15
24
5. Ciri-ciri Guru Profesional
Suatu profesi yang bersifat profesional akan dituntut
keprofesionalannya, yang paling menonjol dari keprofesionalan suatu
jabatan atau pekerjaan adalah kompetensi, keterampilan, dan kemampuan
seseorang untuk menjalankan segala tugas yang diemban dari profesinya.
Guru sebagai bagian dari profesi maka akan dituntut kemampuan,
keterampilan, dan kompetensi keguruannya.
Menurut Rochman Natawidjaja sebagaimana yang dikutip oleh
Syafruddin Nurdin dan Basyiruddin Usman, mengemukakan beberapa
kriteria sebagai ciri suatu profesi, yaitu:
a. Ada standar untuk kerja yang baku dan jelas. b. Ada lembaga pendidikan khusus yang menghasilkan pelakunya
dengan program dan jenjang pendidikan yang baku serta memiliki standar akademik yang memadai dan yang bertanggung jawab tentang pengembangan ilmu pengetahuan yang melandasi profesi itu.
c. Ada organisasi (lembaga pendidikan) yang mewadahi para pelakunnya untuk mempertahankan dan memperjuangkan eksistensi dan kesejahteraannya.
d. Ada etika dan kode etik yang mengatur perilaku para pelakunya. e. Ada sistem imbalan terhadap jasa layanannya yang adil dan baku. f. Ada pengakuan masyarakat terhadap pekerjaan itu sebagai suatu
profesi.29
Seorang guru yang profesional harus mengetahui kode etik keguruan
yang merupakan kerangka pedoman guru dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya. Adapun kode etik keguruan Indonesia yang telah
disempurnakan berdasarkan hasil kongres PGRI (Persatuan Guru Republik
Indonesia) sebagai berikut:
a. Guru bertugas membimbing peserta didik untuk membentuk manusia seutuhnya dan berjiwa pancasila.
b. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional. c. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai
bahan melakukan bimbingan dan pembinaan. d. Guru menciptakan suasana sekolah (kelas) sebaik-baiknya agar
dapat menunjang keberhasilan proses belajar mengajar.
29 Syafruddin Nurdin dan BAsyiruddiin Usman, Guru Profesional dan Implementasi
Kurikulum, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), h. 17-18
25
e. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat.
f. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat profesinya.
g. Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan dan kesetiakawanan sosial.
h. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai sarana penunjang dan pengabdian.
i. Guru melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan.30
Guru sebagai pendidik profesional mempunyai citra yang baik di
masyarakat apabila dapat menunjukkan kepada masyarakat bahwa ia layak
menjadi panutan atau teladan masyarakat sekelilingnya. Masyarakat
terutama akan melihat bagaimana sikap dan perbuatan guru itu sehari-hari,
apakah memang ada yang patut diteladani atau tidak. Bagaimana guru
meningkatkan pelayanannya, meningkatkan pengetahuannya, memberi
arahan dan dorongan kepada anak didiknya, dan bagaimana cara guru
berpakaian dan berbicara serta cara bergaul baik dengan siswa, teman-
temannya serta anggota masyarakat, sering menjadi perhatian masyarakat
luas.
Walaupun segala perilaku guru selalu diperhatikan masyarakat, tetapi
yang akan dibicarakan dalam bagian ini adalah khusus perilaku guru yang
berhubungan dengan profesinya. Hal ini berhubungan dengan bagaimana
pola tingkah laku guru dalam memahami, menghayati, serta mengamalkan
sikap kemampuan dan sikap profesionalnya.
Jadi, dengan adanya ciri-ciri yang telah disebutkan diatas dapat
disimpulkan bahwa guru yang profesional adalah guru yang memiliki
kemampuan dan keahlian dalam bidang keguruan, sehingga ia mampu
melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan
maksimal, serta mengakui dan sadar akan profesinya sebagai tenaga
pendidik.
30 Soetjipto dan Rafles Kosasi, Profesi Keguruan, (Jakarta: Rineka Cipta dan Depdikbud,
1999), h. 34
26
6. Kompetensi Profesionalisme Guru
Guru yang profesional merupakan faktor penentu proses dan luaran
pendidikan yang bermutu. Untuk dapat menjadi profesional, maka harus
mampu menemukan jati diri dan mengaktualkan diri. Seorang guru
hendaknya meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab
profesionalitasnya dalam bekerja serta memiliki motivasi yang tinggi
untuk terus menerus berusaha meningkatkan kompetensinya sebagai guru
yang profesional sesuai dengan kualifikasi yang dituntut atau
dipersyaratkan oleh jenis dan jenjang satuan pendidikan tempatnya
bertugas/bekerja.
Kompetensi sangat diharapkan untuk melaksanakan profesi dalam
kehidupan bermasyarakat yang sangat kompleks seperti sekarang ini.
Profesi menuntut kemampuan untuk membuat keputusan serta
kebijaksanaan yang tepat.
Sebelum kita membahas lebih jauh mengenai kompetensi
profesionalisme guru, terlebih dahulu kita harus tahu syarat-syarat profesi,
yaitu:
a. Lebih mementingkan pelayanan kemanusiaan yang ideal dibandingkan dengan kepentingan pribadi.
b. Seorang pekerja profesional, secara relatif memerlukan waktu yang panjang untuk mempelajari konsep-konsep serta prinsip-prinsip pengetahuan khusus yang mendukung keahlian.
c. Memiliki kualifikasi tertentu untuk memasuki profesi tersebut, serta mampu untuk mengikuti perkembangan dalam pertumbuhan jabatan.
d. Memiliki kode etik yang mengatur tingkah laku, sikap dan cara kerja.
e. Membutuhkan suatu kegiatan intelektual yang tinggi. f. Adanya organisasi yang dapat meningkatkan standar
pelayanan, disiplin diri dari profesi serta kesejahteraan anggotanya.
g. Memberikan kesempatan untuk kemajuan spesialisasi dan kemandirian.
h. Memandang profesi sebagai suatu karir hidup dan menjadi seorang anggota yang permanen.31
31 Bobbi DePorter, Mark Readrow dan Sean S., Quantum Teaching, Cet-6, (Bandung:
Kaifa, 2002), h.236
27
Setelah mengetahui syarat dari profesi dapatlah dikatakan bahwa guru
termasuk sebagai suatu profesi. Tentunya profesi dalam bidang pendidikan
dan dengan sendirinya dituntut suatu keahlian, pengetahuan dan
keterampilan tertentu yang berkaitan dengan dunia pendidikan.
Profesi guru hendaknya dilihat dalam hubungan yang luas dan
perencanaan pendidikan hendaknya pula dilihat dalam konteks
pembangunan secara menyeluruh sesuai dengan cita-cita bangsa.
Mengenai kompetensi profesionalisme guru, Muhibbin Syah
mengemukakan beberapa kompetensi atau kemampuan yang harus
dimiliki oleh guru sebagai profesi yang profesional32, antara lain:
a. Kompetensi Kognitif Guru (kecakapan ranah cipta) Kompetensi ranah cipta merupakan kompetensi yang utama yang harus dimiliki oleh setiap calon guru dan guru profesional, kompetensi kognitif mengandung bermacam-macam pengetahuan, baik yang bersifat deklaratif maupun yang bersifat prosedural. Pengetahuan dan keterampilan ranah cipta dapat dikelompokan ke dalam dua kategori, yaitu ilmu pengetahuan pendidikan dan ilmu pengetahuan materi bidang studi.
b. Kompetensi Afektif Guru (kecakapan ranah rasa) Kompetensi ranah afektif guru bersifat tertutup dan abstrak sehingga amat sukar untuk diidentifikasi. Kompetensi ranah ini sebenarnya meliputi semua fenomena perasaan dan emosi, seperti cinta, benci, senang, sedih, dan sikap-sikap tertentu terhadap diri sendiri dan orang lain. Sikap dan perasaan diri itu meliputi: 1. Self concept and Self esteem (konsep diri dan harga diri) 2. Self efficacy and contextual efficacy (efikasi diri dan efikasi
kontekstual guru) 3. Attitude of self acceptance and others acceptance (sikap
penerimaan terhadap diri sendiri dan orang lain) c. Kompetensi Psikomotor Guru (kecakapan ranah karsa)
Kompetensi psikomotor guru meliputi segala keterampilan atau kecakapan yang bersifat jasmani yang pelaksanaannya berhubungan dengan tugasnya selaku pengajar. Guru yang profesional memerlukan penguasaan yang prima atas sejumlah keterampilan ranah karsa yang berlangsung serta berkaitan dengan bidang studi garapannya. Kompetensi ranah karsa guru meliputi:
32 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1997), h.183-185
28
1. Kecakapan fisik umum Direfleksikan dalam bentuk gerakan atau tindakan umum jasmani guru, seperti duduk, berdiri, berjalan, dan sebagainya yang tidak langsung berhubungan dengan aktifitas mengajar.
2. Kecakapan fisik khusus Meliputi keterampilan ekspresi verbal (tindakan) tertentu yang direfleksikan oleh guru terutama ketika dalam proses belajar mengajar.
B. Kerangka Berpikir
Tenaga pendidik (guru) merupakan unsur penting yang terdapat dalam
suatu lembaga pendidikan. Karena guru merupakan SDM yang potensial
untuk dikelola serta dikembangkan kemampuan dan kemauannya untuk
mendapatkan hasil yang optimal dari sebuah lembaga atau instansi. Tanggung
jawab tenaga pendidik adalah mengerjakan semua tugas yang diberikan
kepadanya dengan mengacu kepada struktur organisasi dan job discriptionnya
masing-masing sesuai dengan aturan yang berlaku (sebagai wujud cara
pengerjaannya).
Menyadari posisi guru sebagai pekerjaan profesional, kiranya
memerlukan strategi pengembangan, sehingga ke depan guru semakin dihargai
dan mampu memberikan layanan pendidikan yang lebih bisa
dipertanggungjawabkan secara publik. Ada beberapa strategi yang dapat
dilakukan untuk pengembangan profesionalisme guru, diantaranya
Pengembangan standar profesional yang terdiri dari kompetensi pedagogik,
profesional, kepribadian dan sosial, upaya yang ini diperlukan untuk
memantapkan formulasi kompetensi, sehingga memiliki nilai-nilai yang lebih
fungsional. Untuk menjamin nilai profesionalisme guru, pengujian guru perlu
dilakukan baik terhadap guru lama maupun baru, sehingga kompetensi selalu
terjaga relevansinya. Hal ini berlaku seperti sekarang, bahwa untuk memulai
proses pemilikan sertifikat pendidik, sebagai bukti guru yang profesional,
maka semua guru harus melalui proses ujian. Untuk guru dalam jabatan
menggunakan portofolio, dan untuk guru pra jabatan akan diberlakukan
program pendidikan profesi.
29
Walaupun dalam batas tertentu, kuantitas guru itu diperlukan,
ketersediaan guru memang sangat penting terutama di daerah-daerah tertentu,
apakah daerah terpencil, daerah perbatasan, namun yang jauh lebih penting
adalah kualitas guru, sehingga diharapkan kehadiran mereka dapat menunjang
peningkatan kualitas pendidikan.
Untuk menjamin profesionlisme seorang guru, dirasakan perlu sekali
dilakukan evaluasi kompetensi secara periodik., sehingga kevalidan sertifikat
pendidik tetap terjaga. Mengingat kebutuhan dan tuntutan lapangan dan
stakeholders itu terus berubah dan meningkat, maka pengembangan
profesional merupakan suatu kebutuhan yang tak bisa dihindari.
Sebagai pengajar atau pendidik, guru merupakan faktor penentu
keberhasilan setiap upaya pendidikan. Itulah sebabnya setiap adanya inovasi
pendidikan, khususnya dalam kurikulum dan peningkatan sumber daya
manusia yang dihasilkan dari upaya pendidikan selalu bermuara pada faktor
guru. Hal ini menunjukkan betapa eksisnya peran guru dalam dunia
pendidikan.
Guru yang profesional dalam bidang keguruan yaitu mampu melakukan
tugas dan fungsinya sebagai guru dengan maksimal, atau dengan kata lain,
guru profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik serta
memiliki pengalaman yang kaya di bidangnya.
Dengan adanya program pendidikan dan latihan profesi guru (PLPG),
maka akan menambah dan memperluas pengetahuan dan keterampilan serta
kecakapan seorang guru. Selain itu, diklat juga akan mempersiapkan tenaga
pendidik untuk memperolah kenaikan pangkat yang dapat membawanya
kepada jabatan yang lebih tinggi. Tentunya metode diklat yang digunakan
harus disesuaikan dengan kebutuhan dan bidang dari tenaga pendidik yang
bersangkutan. Karena dengan metode yang sesuai maka tenaga pendidik
(guru) akan terdorong untuk bekerja lebih giat lagi dengan kemampuan kerja
yang lebih tinggi.
Hal ini menyebabkan tenaga pendidik dapat dengan jelas mengetahui
tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya, sehingga ia akan
30
berusaha mencapai tingkat kerja yang tinggi. Sehingga pada akhirnya,
pegawai akan memiliki tingkat kinerja yang dapat diandalkan dalam
menunjang produktivitas yang lebih baik. Semakin baik kinerja tenaga
pendidik, semakin baik pula hasil yang dicapai. Selain itu, dengan kinerja
yang tinggi, maka tujuan lembaga pendidikan nasional akan lebih mudah
dicapai secara efektif dan efisien.
Sehubungan dengan hal di atas jelas bahwa profesi guru harus dilakukan
oleh orang yang bertugas selaku guru. Pekerjaan guru adalah pekerjaan yang
penuh dengan pengabdian kepada bangsa, dan untuk mencapai
profesionalisme guru diperlukan adanya pendidikan dan pelatihan dengan
tujuan untuk dapat memutakhirkan kemampuan guru, jika guru lengah sedikit
saja, maka yang bersangkutan akan ketinggalan perkembangan zaman.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan efektivitas
pelaksanaan PLPG dalam menunjang profesionalisme guru di SMP
Muhammadiyah 22 Setiabudi Pamulang, Tangerang – Banten.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat yang dijadikan sebagai objek penelitian skripsi adalah SMP
Muhammadiyah 22 Setiabudi Pamulang, yang beralamat di Jalan Surya
Kencana No.29 Pamulang Barat Tangerang - Banten.
Untuk memperoleh data yang diperlukan dan berkaitan dengan objek
penelitian skripsi, penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai
dengan bulan Desember 2009.
C. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,
yaitu metode penelitian yang menggambarkan dan menginterpretasikan objek
penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta dan data-data
sebagaimana adanya.
30
31
D. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran
yang menjadi objek penelitian1. Dalam sebuah penelitian populasi yang dipilih erat hubungannya dengan masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah guru SMPM 22 Setiabudi Pamulang yang berjumlah 37 orang.
Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi dalam penelitian. Adapun besarnya sampel yang penulis ambil sebanyak 60% dari populasi, yaitu sebanyak 22 orang guru.
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian lapangan ini penulis berusaha menganalisis data yang diperoleh sehingga antara pengertian dan teori yang ada dapat dibuktikan relevansinya.
Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Wawancara. Yaitu pengumpulan data berupa pengajuan pertanyaan secara
lisan yang telah dipersiapkan secara tuntas dan dilengkapi dengan instrumennya. Dalam wawancara ini, penulis mengadakan komunikasi langsung dengan 10 orang guru SMPM 22 Pamulang yang telah mengikuti PLPG.
2. Survei/Angket. Tehnik ini digunakan untuk memperoleh data dari guru SMPM 22 Pamulang seputar efektifitas PLPG dalam menunjang profesionalisme guru.
3. Studi dokumentasi. Adapun data yang dicari melalui dokumentasi adalah gambaran umum dan profil sekolah SMPM 22 Pamulang, data guru/karyawan, data siswa, proses KBM, kurikulum, ekstrakurikuler yang ada di sekolah dan laini-lain yang dianggap penting.
1 Ridwan, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan dan peneliti Pemula, (Bandung: Alfabeta, 2005, Cet-2, h. 54
32
F. Instrumen Pengumpulan Data
1. Definisi Konseptual
Efektivitas Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) dalam
menunjang profesionalisme guru dapat diartikan tercapainya sebuah tujuan
dalam proses pengambilan keputusan tentang masalah pendidikan
khususnya profesi guru dalam rangka menghasilkan pengaruh yang tepat,
akurat, serta meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan guru
dalam suatu organisasi.
2. Definisi Operasional
Efektivitas Pendidikan dan Latihan Profesi Guru dapat diukur dari
meningkatnya kompetensi guru, menambah wawasan, pengetahuan dan
pengalaman baru dalam KBM, memotivasi para guru untuk menerapkan
model-model pembelajaran di kelas, dan membantu guru dalam
merencanakan proses pembelajaran di kelas sehingga dapat menghasilkan
output yang berkualitas di SMP Muhammadiyah 22 Pamulang.
3. Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Agar dalam pengumpulan data lebih terarah kepada tujuan yang hendak
dicapai, maka penulis membuat kisi-kisi instrumen penelitian sebagai
berikut:
Tabel 3.1
Kisi-kisi Instrumen Penelitian Efektivitas PLPG dalam menunjang
Profesionalisme Guru di SMPM 22 Setiabudi Pamulang
No Variabel Indikator Soal Item
1.Metode Pengajaran 2 1
2.Materi/Kurikulum PLPG 5,6 2
3.Efektivitas PLPG 1,3,4,7,8,9 6
1 Pendidikan dan Latihan Profesi Guru
4.Peningkatan kualitas output 10 1
Jumlah 10
33
1. Kemampuan merencanakan program belajar mengajar
11,12,13 3
2. Menguasai bahan pelajaran 14,16 2
3. Melaksanakan/mengelola proses belajar mengajar
15,17,18,19 4
2 Profesionalisme Guru
4. Menilai kemajuan proses belajar mengajar
20 1
Jumlah 10
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan suatu cara yang digunakan untuk
menguraikan keterangan-keterangan atau data-data yang diperoleh agar data-
data tersebut dapat dipahami dan dapat memberikan arti bukan saja oleh
penulis, akan tetapi juga oleh orang lain yang ingin mengetahui hasil
penelitian ini.
Adapun tahap-tahap pada penelitian ini adalah:
1. Tahap Pra-Lapangan
Kegiatan ini meliputi penyusunan rancangan penelitian, memilih lapangan
penelitian, mengurus perizinan, menjajaki dan menilai keadaan lapangan,
memilih dan memanfaatkan informan, dan menyiapkan perlengkapan
penelitian seperti pedoman wawancara, recorder, buku catatan dan angket.
2. Tahap Editing dan Skoring
Data-data yang diperoleh melalui angket diolah melalui tahap editing dan
skoring. Editing adalah penelitian kembali catatan-catatan dari lapangan
yang terkandung di dalam kuesioner yang kemudian diolah dan harus
diteliti terlebih dahulu agar dapat meningkatkan mutu data yang akan
diolah dan dianalisa. Selanjutnya penulis memberikan skor terhadap
pertanyaan yang ada pada angket.
34
Tabel 3.2 Skor Jawaban angket
Positif (+) Negatif (-) Jawaban Skor Jawaban Skor
Sangat Setuju 5 Sangat Setuju 1 Setuju 4 Setuju 2 Ragu-ragu 3 Ragu-ragu 3 Tidak Setuju 2 Tidak Setuju 4 Sangat Tidak Setuju 1 Sangat Tidak Setuju 5
3. Tahap Analisis Data
Pada tahap ini yang dilakukan adalah kegiatan menganalisa data yang dipersiapkan dari proses pengumpulan data. Pengolahan data dan analisa data sebenarnya dimulai dengan mengorganisasikan data dengan rapi, sistematis, dan selengkap mungkin. Selanjutnya diadakan analisa hasil penelitian secara keseluruhan tentang efektivitas PLPG dalam menunjang profesionalisme guru. Data yang terkumpul melalui angket dianalisa secara kuantitatif melalui distribusi frekuensi dengan memberikan presentase, dalam hal ini penulis menggunakan rumus sebagai berikut:
F P = x 100 N Keterangan: P = Angka persentase F = Frekuensi (jumlah jawaban responden) N = Number of Cases (jumlah frekuensi atau banyaknya individu)2 Adapun data tentang efektivitas PLPG dalam menunjang
profesionalisme guru dapat diketahui melalui perhitungan distribusi frekuensi dan perhitungan rata-rata dan simpang baku.3
2 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1999), Cet. Ke-15, h.43
3 Grinit Krisnajati, Hubungan antara Pembinaan Profesionalisme Guru dengan Peningkatan Kompetensi Guru di SMK Pondok Karya Pembangunan I Jakarta Islamic School, Jakarta - Timur
35
Perhitungan Distribusi Frekuensi:
Skor Terbesar = .... Skor Terkecil = ....
Range = Nilai Tertinggi – Nilai Terendah
Jumlah Kelas (JK) = 1 + 3,3 Log N
Internal Kelas = Range JK
Perhitungan rata-rata dan simpang baku:
X = ∑x
N
SD = 1
)( 2
−−Σ
NXX
Untuk menentukan tinggi rendahnya rata-rata dari efektivitas PLPG dalam menunjang profesionalisme guru dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut: 1) Mencari tentang nilai untuk kategori sedang diperoleh dengan cara rata-
rata skor efektivitas PLPG dalam menunjang profesionalisme guru dikurangi simpang baku sampai dengan rata-rata skor ditambah simpang baku, hasilnya: 84 – 5,65 = 78,35 84 + 5,65 = 89,65 Jadi untuk kategori sedang rentang nilainya 78,35 s.d 89,65
2) Menentukan nilai rata-rata untuk kategori tinggi yaitu skor yang berada di atas 89sampai dengan skor tertinggi, yaitu 91 s.d 93
3) Untuk menetukan nilai rata-rata untuk kategori rendah yaitu dengan menentukan skor yang berada di bawah 78 sampai skor terendah yang didapat. Lebih jelasnya diinterpretasikan sebagai berikut: 90 – 93 adalah rata-rata tentang efektivitas PLPG dalam menunjang
profesionalisme guru yang tertinggi. 78 – 89 adalah rata-rata tentang efektivitas PLPG dalam menunjang
profesionalisme guru yang sedang. <78 adalah rata-rata tentang efektivitas PLPG dalam menunjang
profesionalisme guru yang rendah.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Untuk mengetahui mengenai efektivitas PLPG dalam menunjang
profesionalisme guru (studi kasus pada guru SMP Muhammadiyah 22
Setiabudi Pamulang Tangerang-Banten) penulis telah melakukan penyebaran
angket kepada 22 guru (responden/sample). Selain memberikan angket
penulis juga melakukan wawancara dengan 10 orang guru yang telah
mengikuti PLPG guna memperjelas informasi yang didapat dari angket.
Dalam mengolah data, penulis mengambil pola perhitungan statistik
dalam bentuk persentase, artinya setiap data dipersentasikan dalam bentuk
frekuensi jawaban untuk setiap jawaban.
Langkah pertama yang dilakukan adalah menyeleksi data. Langkah
selanjutnya adalah mengelola data dengan menggunakan tabulasi sehingga
frekuensi setiap kemungkinan jawaban dapat diketahui. Frekuensi tersebut
dituangkan dalam bentuk persentase. Dengan begitu berarti setiap item
pernyataan menggunakan satu tabel yang langsung dibuat frekuensi dan
persentasenya. Setelah itu, jawaban hasil angket dianalisa dan
diinterpretasikan dalam bentuk per item. Untuk mengetahui secara deskriptif
efektivitas PLPG dalam menunjang profesionalisme guru (studi kasus pada
guru SMP Muhammadiyah 22 Setiabudi Pamulang Tangerang-Banten) maka
akan diuraikan dalam bentuk tabel-tabel berikut ini:
36
37
Tabel 4.1
PLPG menambah pengetahuan dan wawasan guru
Soal Alternatif jawaban Frekuensi Persentase (%)
Sangat Setuju 12 54,55 %
Setuju 9 40,9 %
Ragu-ragu 1 4,55%
Tidak Setuju - -
Sangat Tidak Setuju - -
1
Jumlah 22 100 %
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa responden dalam
menjawab pernyataan kebanyakan memilih jawaban sangat setuju berjumlah
12 orang(54,55%), selanjutnya sebanyak 9 orang (40,9%) memilih jawaban
setuju dan 1 orang (4,55%) memilih jawaban ragu-ragu.
Dari informasi tabel di atas dapat disimpulkan bahwa setelah mengikuti
PLPG dapat menambah pengetahuan dan wawasan guru. Ini terbukti dari
jawaban responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 54,55 %.
Tabel 4.2
PTK (penelitian tindakan kelas) sangat penting
untuk perbaikan pembelajaran
Soal Alternatif jawaban Frekuensi Persentase (%)
Sangat Setuju 11 50 %
Setuju 11 50 %
Ragu-ragu - -
Tidak Setuju - -
Sangat Tidak Setuju - -
2
Jumlah 22 100 %
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa responden dalam
menjawab pernyataan yang memilih jawaban sangat setuju 11 orang (50%)
dan yang memilih jawaban setuju sebanyak 11 orang (50%).
38
Dari informasi tabel di atas dapat disimpulkan bahwa PTK (Penelitian
Tindakan Kelas) sangat penting untuk perbaikan pembelajaran di kelas. Ini
terbukti dari jawaban responden yang menjawab sangat setuju dan setuju sama
besar yaitu 50%.
Tabel 4.3
PLPG memotivasi guru untuk mengembangkan karir
Soal Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
3 Sangat Setuju 5 22,73
Setuju 17 77,27
Ragu-ragu - -
Tidak Setuju - -
Sangat Tidak Setuju - -
Jumlah 22 100 %
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa responden dalam
menjawab pernyataan memilih jawaban sangat setuju berjumlah 5 orang
(22,73%) dan yang memilih jawaban setuju sebanyak 17 orang (77,27%).
Dari informasi tabel di atas dapat disimpulkan bahwa guru setelah
mengikuti PLPG memiliki keinginan untuk mengembangkan karir. Ini terbukti
dari jawaban responden yang menjawab setuju sebanyak 77,27 %.
Tabel 4.4
Kompetensi dan profesionalisme guru meningkat setelah mengikuti PLPG
Soal Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase %
4 Sangat Setuju 4 18,18
Setuju 16 72,73
Ragu-ragu 2 9,09
Tidak Setuju - -
Sangat Tidak Setuju - -
Jumlah 22 100 %
39
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa responden dalam
menjawab pernyataan memilih jawaban sangat setuju 4 orang (18,18%),
sedangkan yang memilih jawaban setuju sebanyak 16 orang (72,73%) dan
yang memilih jawaban ragu-ragu sebanyak 2 orang (9,09%).
Dari informasi tabel di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi dan
profesionalisme guru meningkat setelah mengikuti PLPG. Ini terbukti dari
jawaban responden yang menjawab setuju sebanyak 72,73%.
Tabel 4.5
Materi PLPG relevan dengan tuntutan pekerjaan guru
Soal Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase %
5 Sangat Setuju 6 27,27
Setuju 15 68,18
Ragu-ragu 1 4,55
Tidak Setuju - -
Sangat Tidak Setuju - -
Jumlah 22 100 %
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa responden dalam
menjawab pernyataan yang memilih jawaban sangat setuju berjumlah 6 orang
(27,27%), yang memilih jawaban setuju sebanyak 15 orang (68,18%) dan 1
orang menjawab ragu-ragu (4,55%).
Dari informasi tabel di atas dapat disimpulkan bahwa Materi yang
disampaikan dalam PLPG relevan dengan tuntutan pekerjaan. Ini terbukti dari
jawaban responden yang menjawab setuju sebanyak 68,18%.
40
Tabel 4.6
Materi PLPG mendukung untuk tercapainya sasaran kerja
Soal Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase %
6 Sangat Setuju 7 31,81
Setuju 14 63,64
Ragu-ragu 1 4,55
Tidak Setuju - -
Sangat Tidak Setuju - -
Jumlah 22 100 %
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa responden dalam
menjawab pernyataan kebanyakan memilih jawaban setuju berjumlah 14
orang (63,64%),sedangkan yang menjawab sangat setuju 7 orang dan yang
memilih jawaban ragu-ragu hanya 1 orang (4,55%).
Dari informasi tabel di atas dapat disimpulkan bahwa Materi/mata
pelajaran yang disampaikan dalam PLPG mendukung untuk tercapainya
sasaran kerja yang telah ditetapkan. Ini terbukti dari jawaban responden yang
menjawab setuju sebanyak 63,64 %.
Tabel 4.7
Materi PLPG dapat diterapkan di Kelas
Soal Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase %
7 Sangat Setuju 4 18,18
Setuju 16 72,73
Ragu-ragu 2 9,09
Tidak Setuju - -
Sangat Tidak Setuju - -
Jumlah 22 100 %
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa responden dalam
menjawab pernyataan kebanyakan memilih jawaban setuju berjumlah 16
41
orang (72,73%), yang memilih jawaban sangat setuju berjumlah 4 orang
(18,18%) dan yang menjawab ragu-ragu 2 orang (9,09%).
Dari informasi tabel di atas dapat disimpulkan bahwa guru dapat
menerapkan materi yang di dapat dalam PLPG di kelas. Ini terbukti dari
jawaban responden yang menjawab setuju sebanyak 72,73%.
Tabel 4.8
Guru dapat mengaplikasikan model-model PAIKEM
Soal Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase %
8 Sangat Setuju 7 31,81
Setuju 12 54,55
Ragu-ragu 3 13,64
Tidak Setuju - -
Sangat Tidak Setuju - -
Jumlah 22 100 %
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa responden dalam
menjawab pernyataan yang memilih jawaban sangat setuju berjumlah 7 orang
(31,18%), yang menjawab setuju sebanyak 12 orang (54,55%) dan 3 orang
(13,64%) menjawab ragu-ragu.
Dari informasi tabel di atas dapat disimpulkan bahwa Setelah mengikuti
PLPG guru dapat mengaplikasikan model-model PAIKEM (pembelajaran
aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan) dalam kegiatan belajar
mengajar. Ini terbukti dari jawaban responden yang menjawab setuju
sebanyak 54,55%.
42
Tabel 4.9
Guru mendapatkan pengakuan kualifikasi keterampilan atau keahlian kerja
dan memperoleh promosi jabatan
Soal Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase %
9 Sangat Setuju 3 13,63
Setuju 12 54,55
Ragu-ragu 4 18,18
Tidak Setuju 2 9,09
Sangat Tidak Setuju 1 4,55
Jumlah 22 100 %
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa responden dalam
menjawab pernyataan kebanyakan memilih jawaban setuju yang berjumlah 12
orang (54,55%), yang memilih jawaban sangat setuju 3 orang (13,63%), yang
menjawab ragu-ragu 4 orang (18,18%), 2 orang (9,09%) menjawab tidak
setuju dan yang memilih jawaban sangat tidak setuju 1 orang (4,55%).
Dari informasi tabel di atas dapat disimpulkan bahwa setelah mengikuti
PLPG guru mendapatkan pengakuan kualifikasi keterampilan atau keahlian
kerja dan memperoleh promosi jabatan. Ini terbukti dari jawaban responden
yang menjawab setuju sebanyak 54,55%.
Tabel 4.10
Guru mengalami kesulitan bila tidak mengikuti pelatihan
Soal Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase %
10 Sangat Setuju - -
Satuju 7 31,82
Ragu-ragu 6 27,27
Tidak Setuju 9 40,91
Sangat Tidak Setuju - -
Jumlah 22 100 % Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa responden dalam
menjawab pernyataan kebanyakan memilih jawaban tidak setuju yang
43
berjumlah 9 orang (40,91%), sedangkan yang memilih jawaban ragu-ragu
sebanyak 6 orang (27,27%) dan yang memilih jawaban setuju sebanyak 7
orang (31,82%).
Dari informasi tabel di atas dapat disimpulkan bahwa guru mengalami
kesulitan di dalam menyelesaikan pekerjaan bila tidak mengikuti pelatihan. Ini
terbukti dari jawaban responden yang menjawab tidak setuju sebanyak
40,91%.
Tabel 4.11
Guru harus mampu menguasai landasan kependidikan
Soal Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase %
11 Sangat Setuju 9 40,9
Setuju 12 54,55
Ragu-ragu - -
Tidak Setuju 2 4,55
Sangat Tidak Setuju - -
Jumlah 22 100 %
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa responden dalam
menjawab pernyataan kebanyakan memilih jawaban setuju yang berjumlah 12
orang (54,55%), sedangkan yang memilih jawaban sangat setuju sebanyak 9
orang (40,9%) dan yang memilih jawaban tidak setuju sebanyak 2 orang
(4,55%).
Dari informasi tabel di atas dapat disimpulkan bahwa guru harus mampu
menguasai landasan kependidikan. Ini terbukti dari jawaban responden yang
menjawab setuju sebanyak 54,55%.
44
Tabel 4.12
guru tidak perlu membuat rencana pengajaran
Soal Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase %
12 Sangat Setuju - -
Setuju 1 4,55
Ragu-ragu - -
Tidak Setuju 11 50
Sangat Tidak Setuju 10 45,45
Jumlah 22 100 %
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa responden dalam
menjawab pernyataan kebanyakan memilih jawaban tidak setuju yang
berjumlah 11 orang (50%) sedangkan yang memilih jawaban sangat tidak
setuju sebanyak 10 orang (45,45%) dan yang memilih jawaban setuju
sebanyak 1 orang (4,55%).
Dari informasi tabel di atas dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan
belajar mengajar, guru harus membuat rencana pengajaran. Ini terbukti dari
jawaban responden yang menjawab tidak setuju sebanyak 50%.
Tabel 4.13
Prinsip-prinsip psikologi pendidikan diaplikasikan dalam PBM
Soal Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase %
13 Sangat Setuju 8 36,36
Setuju 13 59,09
Ragu-ragu 1 4,55
Tidak Setuju - -
Sangat Tidak Setuju - -
Jumlah 22 100 %
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa responden dalam
menjawab pernyataan kebanyakan memilih jawaban setuju sebanyak 13 orang
45
(59,09%) sedangkan yang memilih jawaban sangat setuju sebanyak 8 orang
(36,36%) dan yang memilih jawaban ragu-ragu sebanyak 1 orang (4,55%).
Dari informasi tabel di atas dapat disimpulkan bahwa guru harus
mengenal prinsip-prinsip psikologi pendidikan yang dimanfaatkan dalam
proses belajar mengajar. Ini terbukti dari jawaban responden yang menjawab
setuju sebanyak 59,09%.
Tabel 4.14
Peer teaching yang diajarkan di PLPG dapat diterapkan di kelas
Soal Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase %
14 Sangat Setuju 5 22,73
Setuju 14 63,64
Ragu-ragu 3 13,63
Tidak Setuju - -
Sangat Tidak Setuju - -
Jumlah 22 100 %
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa responden dalam
menjawab pernyataan kebanyakan memilih jawaban setuju yang berjumlah
sebanyak 14 orang (63,64%), sedangkan yang memilih jawaban sangat setuju
sebanyak 5 orang (22,73%) dan yang memilih jawaban ragu-ragu sebanyak 3
orang (13,63%)..
Dari informasi tabel di atas dapat disimpulkan bahwa Peer teaching yang
diajarkan di PLPG dapat diterapkan di kelas. Ini terbukti dari jawaban
responden yang menjawab setuju sebanyak 63,64%.
46
Tabel 4.15
Guru menggunakan metode pembelajaran secara bervariasi
Soal Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase %
15 Sangat Setuju 5 22,72
Setuju 16 72,73
Ragu-ragu 1 4,55
Tidak Setuju - -
Sangat Tidak Setuju - -
Jumlah 22 100 %
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa responden dalam
menjawab pernyataan kebanyakan memilih jawaban setuju berjumlah 16
orang (72,73%), sedangkan yang memilih jawaban sangat satuju sebanyak 5
orang (22,72%) dan yang memilih jawaban ragu-ragu sebanyak 1 orang
(4,55%).
Dari informasi tabel di atas dapat disimpulkan bahwa Dalam mengajar
guru menggunakan metode secara bervariasi (ceramah, tanya jawab,
demonstrasi, dll). Ini terbukti dari jawaban responden yang menjawab setuju
sebanyak 72,73%.
Tabel 4.16
Pelaksanaan pembelajaran harus sesuai dengan RPP
Soal Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase %
16 Sangat Setuju 7 31,82
Setuju 14 63,63
Ragu-ragu 1 4,55
Tidak Setuju - -
Sangat Tidak Setuju - -
Jumlah 22 100 % Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa responden dalam
menjawab pernyataan kebanyakan memilih jawaban setuju berjumlah 14
orang (63,63%), sedangkan yang memilih jawaban sangat setuju berjumlah 7
47
orang (31,82%) dan yang memilih jawaban ragu-ragu berjumlah 1 orang
(4,55%).
Dari informasi tabel di atas dapat disimpulkan bahwa RPP yang sudah
dibuat dapat diterapkan pada pelaksanaan pembelajaran. Ini terbukti dari
jawaban responden yang menjawab setuju sebanyak 63,63%.
Tabel 4.17
Guru memberikan motivasi, nasihat dan ide cemerlang kepada murid
Soal Alternatif Jawaban Frekuensi Perseentase %
17 Sangat Setuju 8 36,36
Setuju 13 59,09
Ragu-ragu 1 4,55
Tidak Setuju - -
Sangat Tidak Setuju - -
Jumlah 22 100 %
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa responden dalam
menjawab pernyataan kebanyakan memilih jawaban setuju sebanyak 13 orang
(59,09%), sedangkan yang memilih jawaban sangat setuju sebanyak 8 orang
(36,36%) dan yang memilih jawaban ragu-ragu sebanyak 1 orang (4,55%).
Dari informasi tabel di atas dapat disimpulkan bahwa guru memberikan
motivasi, nasihat dan ide cemerlang kepada murid ketika mengajar. Ini
terbukti dari jawaban responden yang menjawab setuju sebanyak 59,09%.
48
Tabel 4.18
Guru mampu menyimpulkan materi pelajaran dengan baik
Soal Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase %
18 Sangat Satuju 6 27,27
Satuju 15 68,18
Ragu-ragu 1 4,55
Tidak Setuju - -
Sangat Tidak Setuju - -
Jumlah 22 100 %
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa responden dalam
menjawab pernyataan kebanyakan memilih jawaban setuju yang berjumlah 15
orang (68,18%), sedangkan yang memilih jawaban sangat setuju berjumlah 6
orang (27,27%) dan yang memilih jawaban ragu-ragu hanya 1 orang (4,55%).
Dari informasi tabel di atas dapat disimpulkan bahwa setelah selesai
pembelajaran, guru mampu menyimpulkan materi pelajaran dengan baik. Ini
terbukti dari jawaban responden yang menjawab setuju sebanyak 68,18%.
Tabel 4.19
PLPG membantu memperdalam materi mata pelajaran bagi guru
Soal Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase %
19 Sangat Setuju 5 22,73
Setuju 13 59,09
Ragu-ragu 3 13,63
Tidak Setuju 1 4,55
Sangat Tidak Setuju - -
Jumlah 22 100 %
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa responden dalam
menjawab pernyataan kebanyakan memilih jawaban setuju yang berjumlah 13
orang (59,09%), yang memilih jawaban sangat setuju sebanyak 5 orang
49
(22,73%), yang memilih jawaban ragu-ragu sebanyak 3 orang (13,63%), dan
yang memilih jawaban tidak setuju hanya 1 orang (4,55%).
Dari informasi tabel di atas dapat disimpulkan bahwa PLPG dapat
membantu memperdalam materi mata pelajaran yang belum dikuasai oleh
sebagian besar guru. Ini terbukti dari jawaban responden yang menjawab
setuju sebanyak 59,09%.
Tabel 4.20
Guru melakukan evaluasi hasil pembelajaran
Soal Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase %
20 Sangat Setuju 9 40,91
Setuju 13 59,09
Ragu-ragu - -
Tidak Setuju - -
Sangat Tidak Setuju - -
Jumlah 22 100 %
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa responden dalam
menjawab pernyataan kebanyakan memilih jawaban setuju sebanyak 13 orang
(59,09%), dan yang memilih menjawab sangat setuju sebanyak 9 orang
(40,91%).
Dari informasi tabel di atas dapat disimpulkan bahwa setiap guru
mengevaluasi hasil pembelajaran untuk mengetahui perkembangan siswa dan
dirinya dalam proses pembelajaran. Ini terbukti dari jawaban responden yang
menjawab setuju sebanyak 59,09%.
Data tentang efektivitas PLPG dalam menunjang profesionalisme guru
diperoleh skor tertinggi 93 dan skor terendah 76, nilai rata-rata 84 dan
simpangan baku sebesar 5,65. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada
tabel sebagai berikut:
50
Tabel 4.21
Perhitungan Distribusi Frekuensi
No Kelas Interval
F Batas Kelas Nt F Kum
F (%) F Nt
1 91 – 93 3 90,5 – 93,5 92 22 13,64 276
2 88 – 90 6 87,5 – 90,5 89 19 27,27 534
3 85 – 87 1 84,5 – 87,5 86 13 4,55 86
4 82 – 84 3 81,5 – 84,5 83 12 13,64 249
5 79 – 81 4 78,5 – 81,5 80 9 18,18 320
6 76 – 78 5 75,5 – 78,5 77 5 22,72 385
7 Jumlah 22 507 100,00 1850
Berdasarkan penyajian data dalam tabel distribusi frekuensi dapat dilihat
dari 22 orang responden yang mendapat skor di bawah rata-rata sebanyak 9
orang atau sebesar 40,91 %, sedangkan responden yang mendapat skor di atas
rata-rata sebanyak 13 orang atau sebesar 59,09 %.
Berdasarkan ketentuan di atas dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata
tentang efektivitas PLPG dalam menunjang profesionalisme guru berada pada
katagori sedang.
B. Analisa Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil wawancara tentang efektivitas PLPG dalam
menunjang profesionalisme guru dengan 10 orang guru di SMP
Muhammadiyah 22 Pamulang yang telah mengikuti PLPG, maka dapat
dianalisa dari hasil wawancara tersebut sebagai berikut:
1. Dengan mengikuti PLPG dapat menentukan kelulusan peserta sertifikasi
PLPG tidak menentukan kelulusan peserta sertifikasi tergantung dari
penilaian kehadiran, evaluasi mikro teaching, evaluasi praktek dan
penilaian dari pihak tutor. Bagi para peserta PLPG yang tidak lulus mereka
harus mengikuti remedial.
2. Setelah mengikuti PLPG dapat mengembangkan pengetahuan dan
wawasan guru khususnya dalam bidang pendidikan
51
Kebanyakan menjawab ”ya”, dengan mengikuti PLPG para peserta
mengetahui lebih banyak metode pembelajaran yang menyenangkan
sehingga dapat diaplikasikan di kelas, dengan adanya PLPG para guru
semakin termotivasi untuk mengembangkan pengetahuan dan wawasan
dalam bidang pendidikan, dan nara sumber/ para tutornya sangat kompeten
dan profesional.
3. Setelah mengikuti PLPG, guru memiliki keinginan untuk mengembangkan
karir
Karena SMP Muhammadiyah ini merupakan sekolah swasta maka untuk
pengembangan karir tidak sama dengan sekolah negeri. Tetapi para guru di
SMP Muhammadiyah yang telah mengikuti PLPG mareka semakin
termotivasi untuk mengembangkan karir dan lebih kepada memperbaiki/
meningkatkan kualitas mengajar di kelas.
4. Dampak PLPG bagi guru
Menambah wawasan, pegetahuan dan pengalaman baru dalam KBM,
memotivasi para guru untuk menerapkan model-model pembelajaran di
kelas, berbagi informasi/pengalaman mengenai persoalan KBM dan
mencari formulasi untuk mengentaskan persoalan, dan membantu guru
dalam merencanakan proses pembelajaran di kelas.
5. PLPG dapat meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru di SMP
Muhammadiyah 22 Setiabudi Pamulang
Tergantung dengan orientasi guru itu sendiri. PLPG hanya sebagian kecil
saja meningkatkan kompetensi guru, peningkatan kompetensi guru didapat
melalui keaktifannya dalam memperdalam dan menggali keilmuannya
melalui buku-buku bermutu tentang pendidikan. Sedangkan
profesionalisme guru sebenarnya dapat mengambil pengalaman dan uji
coba di kelas.
6. Materi yang disampaikan dalam PLPG relevan dengan tuntutan dan
kebutuhan pekerjaan
52
Materi PLPG sangat membantu para peserta untuk lebih memahami
bidang studi yang mereka ajarkan, selain itu materi disampaikan oleh
dosen-dosen yang ahli dalam bidangnya.
7. Materi/mata pelajaran yang disampaikan dalam PLPG mendukung untuk
tercapainya sasaran kerja yang telah ditetapkan
Karena setelah mengikuti PLPG para guru semakin termotivasi untuk
melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi dan banyak mendapat hal-hal
terbaru dalam proses pembelajaran.
8. Implementasi materi PLPG dapat diterapkan dalam KBM di sekolah
Materi PLPG dapat diimplementasikan di kelas, terutama model-model
pembelajaran PAIKEM. Tetapi untuk menerapkan itu semua tidak mudah
dan butuh proses yang sangat panjang.
9. Dengan mengikuti PLPG dapat memperdalam materi mata pelajaran yang
belum dikuasai
Dengan adanya PLPG sangat membantu dalam memahami materi
pembelajaran, karena apa yang disampaikan oleh tutor sangat membantu
untuk menambah wawasan tentang materi/mata pelajaran yang belum
dikuasai dan memperdalam metode-metode pembelajaran terbaru.
10. Setelah mengikuti PLPG, guru dapat mengaplikasikan model-model
pembelajaran PAIKEM (pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan) di sekolah
Ada beberapa guru yang jauh sebelum mengikuti PLPG sudah
menerapkan metode PAIKEM, dan ada juga setelah mengikuti PLPG
termotivasi untuk mengaplikasikan model PAIKEM.
11. Guru mengalami kesulitan di dalam menyelesaikan pekerjaan bila
tidak mengikuti pelatihan
Kebanyakan guru merasa tidak mengalami kesulitan dalam menyelesaikan
pekerjaan mereka akan tetapi apabila tidak mengikuti PLPG mungkin
hasilnya tidak akan maksimal dan tidak dapat meng up-date ilmu-ilmu
terbaru. Dan dengan mengikuti pelatihan maka guru dapat memperbaiki
kekurangan-kekurangan mereka.
53
12. Bagaimana cara guru mendidik siswa agar sesuai dengan visi misi sekolah
Mengarahkan dan mengingatkan siswa akan nilai-nilai agama disaat
proses belajar mengajar. Menjadikan siswa unggul dalam iman dan taqwa
serta ilmu dan teknologi.
13. Langkah-langkah guru untuk pendalaman aspek perkembangan anak yang
sesuai dengan karakteristik peserta didik
Melalui pendekatan yang intensif, misalnya melakukan komunikasi antara
guru dengan siswa dan orang tua siswa yang dibantu oleh guru pamong,
memberikan test secara lisan pada waktu pembelajaran berlangsung.
14. Bagaimana cara guru menerapkan PTK (penelitian tindakan kelas)
Sampai saat ini 10 orang guru yang penulis wawancarai mereka belum
melaksanakan PTK tetapi ada keinginan untuk merealisasikannya dan ada
beberapa dari mereka baru mengetahui istilah PTK pada saat mengikuti
PLPG.
15. Sesuaikah RPP yang guru buat dengan pelaksanaan pembelajaran di
sekolah
RPP pada umumnya merupakan skenario dalam proses pembelajaran
tetapi tidak menutup kemungkinan dapat berubah karena RPP itu
tergantung situasi dan kondisi di kelas.
16. Implementasi guru untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia
pada umumnya dan di sekolah ini pada khususnya
Seorang guru harus mempunyai motto bahwa ”dia mau mengajar dan juga
mau belajar”, menambah referensi buku-buku pelajaran, menjadi guru
yang baik dan bertanggung jawab, memberikan contoh/suri teladan bagi
siswa.
17. Peer teaching yang guru dapatkan di PLPG dapat diterapkan di sekolah
Semua guru sudah menerapkan peer teaching di sekolah, karena peer
teaching adalah tindak lanjut setelah menemukan identifikasi masalah dan
menemukan pemodelan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data tentang efektivitas PLPG
dalam menunjang profesionalisme guru di SMP Muhammadiyah 22 Setiabudi
Pamulang, dapat disimpulkan sebagai berikut:
Peran PLPG (Pendidikan dan Latihan Profesi Guru) dalam menunjang
profesionalisme guru di SMP Muhammadiyah 22 Setiabudi Pamulang cukup
efektif atau berada dalam kategori sedang, dengan rentang nilainya 78,35 s.d
89,65. Hal ini dapat dilihat setelah mengikuti PLPG dapat menambah
wawasan, pegetahuan dan pengalaman baru bagi guru dalam KBM,
memotivasi para guru untuk menerapkan model-model pembelajaran di kelas,
berbagi informasi/pengalaman mengenai persoalan KBM dan mencari
formulasi untuk mengentaskan persoalan, dan membantu guru dalam
merencanakan proses pembelajaran di kelas.
Di samping itu peningkatan kompetensi guru dalam hal aspek kompetensi
profesionalisme, padagogik, sosial dan kepribadian guru sudah baik, hal ini
dapat dilihat dari persiapan guru ketika mengajar di kelas, penguasaan atas
penyampaian materi, menggunakan model pembelajaran PAIKEM, setiap
guru membuat rencana pengajaran yang sesuai dengan prosedur pengajaran
sebagai panduan guru ketika mengajar di kelas sehingga tercapainya tujuan
pembelajaran, pendalaman aspek perkembangan anak yang sesuai dengan
55
56
karakteristik peserta didik, hubungan antara guru terjalin dengan baik, nyaman
dan kekeluargaan. (dari hasil angket dan wawancara).
B. SARAN
Berdasarkan pada kesimpulan di atas, maka peneliti mengajukan
beberapa saran kepada:
1. Penyelenggara PLPG dalam menunjang profesionalisme guru pada
penelitian ini agar terus menerus melakukan inovasi untuk meningkatkan
mutu guru sehingga semua guru memiliki hak yang sama dalam
meningkatkan kinerjanya.
2. Kepala Sekolah, hendaknya memberdayakan guru-guru yang sudah ikut
PLPG dan memberikan bimbingan lanjutan untuk memperbaiki proses
belajar mengajar di sekolah.
3. Guru, hendaknya memanfaatkan dan meningkatkan hasil PLPG
semaksimal mungkin dalam proses belajar mengajar, jangan pernah bosan
untuk mengikuti pembinaan/ pelatihan agar menjadi guru yang profesional
dengan karier yang membanggakan.
4. Akademisi, diharapkan dapat melakukan penelitian yang serupa dengan
objek yang berbeda, lebih menggali informasi pada orang-orang yang
terkait dengan profesi guru tersebut, seperti para siswa, orang tua/wali
siswa, dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
AM, Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Cet-6, Jakarta: PT. Raja Grafindo, 1996
Arifin, M. H., Kapita Selekta Pendidikan Islam dan Umum, Jakarta: Bumi Aksara,
2000 Danim, Sudarwan, Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan
Profesionalisme Tenaga Kependidikan, Cet-1, Bandung: Pustaka Setia, 2002
DePorter, Bobbi, Mark Readrow dan Sean S., Quantum Teaching, Cet-6,
Bandung: Kaifa, 2002 Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional,
Sertifikasi Guru dalam Jabatan Tahun 2009:Rambu-rambu Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG)
Fattah, Nanang, Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda
Karya, 1996 Hamalik, Oemar, Pendidikan Guru Konsep dan Strategi, Bandung: Mandar Maju,
1991 Hasibun, Malayu S. P., Manajemen Sumber daya Manusia, Jakarta: Bumi Aksara, 2000 http://misbache.wordpress.com/2009/09/15/plpg-dalam-kenangan/ http: //othenk.blogspot.com/2008/11/pengertian-tentang efektivitas.html http: //tpers.net/?p=119 Irianto, Jusuf, Prinsip-prinsip dasar Manajemen Pelatihan, Surabaya: Insan
Cendekia, 2001 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ed.3, Cet-2, Jakarta: Balai Pustaka, 2002 Nasution, Mulya, Manajemen Personalia Aplikasi dalam Perusahaan, Jakarta:
Djambatan, 1995 NK, Roestiyah, Masalah-masalah Ilmu Keguruan, Cet-3, Jakarta:PT. Bina
Aksara, 1989
57
58
Notoatmodjo, Soekidjo, Pengembangan Sumber Daya Manusia, Cet-3, Jakarta: PT.Asdi Mahasatya, 2003
Nurdin, Syafruddin, dan Basyiruddiin Usman, Guru Profesional dan
Implementasi Kurikulum, Jakarta: Ciputat Pers, 2002 Ridwan, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan dan peneliti Pemula,
Cet-2, Bandung: Alfabeta, 2005 Salam, Burhanuddin, Pengantar Pedagogik: Dasar-dasar Ilmu Mendidik, Cet-1,
Bandung: Rineka Cipta, 1996 Siagian, Sondang P., Manajemen SDM, Jakarta: Bumi Aksara, 1999 Soetjipto dan Rafles Kosasi, Profesi Keguruan, Jakarta: Rineka Cipta dan
Depdikbud, 1999 Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Cer-15, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 1999 Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung:
Remaja Rosdakarya, 1997 Tafsir, Ahmad, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2000 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Ed.3, Cet-2, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2002 Tjiptono, Fandy, dan Anastasia Diana, Total Quality Managemen, Edisi Revisi,
Yogyakarta: Andi Yogyakarta Usman, Moh. Uzer, Menjadi Guru Profesional, Ed.2, Cet-22, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2008 UU RI No. 14 Th 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN, Cet-1, Ciputat:
CIPUTAT PRESS, 2006 UU SISDIKNAS 2003, UU RI No. 20 Th. 2003, Cet-1, Jakarta: Sinar Grafika,
2003 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan
Permasalahannya, Cet-3, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002
Lampiran 4 Skor Angket Pendidikan dan Latihan Profesi Guru dalam menunjang Profesionalisme Guru
Item No Rspd 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Jml
1 5 5 4 4 5 5 4 4 2 4 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 89 2 5 5 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 80 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 78 4 5 5 4 5 4 5 4 5 4 2 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 88 5 5 5 5 4 5 5 4 5 1 3 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 85 6 5 5 4 4 4 4 5 5 4 2 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 89 7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 78 8 5 4 4 5 4 4 4 4 3 2 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 76 9 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 91 10 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 93 11 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 89 12 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 82 13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 79 14 5 5 4 4 5 4 4 4 2 2 4 5 4 4 4 4 4 4 2 5 79 15 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 5 5 3 4 3 3 3 5 4 76 16 3 5 4 4 4 4 4 4 3 3 4 5 4 3 3 5 5 4 3 5 79 17 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 78 18 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 84 19 4 5 4 5 5 5 3 3 5 4 2 4 4 4 4 4 5 4 4 4 82 20 5 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 92 21 4 4 4 4 5 5 5 5 5 3 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 89 22 5 5 5 5 4 4 4 5 5 2 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 89
76:skor terkecil 93:skor terbesar
Lampiran 5
Perhitungan Distribusi Frekuensi
Skor Terbesar : 93
Skor Terkecil : 76
Range : Nilai Tertinggi – Nilai Terendah
: 93 – 76 = 17
Jumlah Kelas : 1 + 3,3 Log N
(JK) : 1 + 3,3 Log 22
: 5,5 = 6
Internal Kelas : Range = 17 = 2,8 = 3 JK 6
No Kelas Interval F Batas Kelas Nt F Kun F (%) F Nt
1 91 – 93 3 90,5 - 93,5 92 22 13,64 276
2 88 – 90 6 87,5 - 90,5 89 19 27,27 534
3 85 – 87 1 84,5 - 87,5 86 13 4,55 86
4 82 – 84 3 81,5 - 84,5 83 12 13,64 249
5 79 – 81 4 78,5 - 81,5 80 9 18,18 320
6 76 – 78 5 75,5 - 78,5 77 5 22,72 385
7 Jumlah 22 507 100,00 1850
Mean = nFNtΣ =
221850 = 84,09 = 84
Median = Bb + ⎟⎟⎟⎟
⎠
⎞
⎜⎜⎜⎜
⎝
⎛ −
F
FKumN2 x i
= 87,5 + ⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −
6311 x 3
= 87,5 + ⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −
62 x 3
= 87,5 + ⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −
66
= 87,5 + ( -1 )
= 86,5
Modus = Bb + ⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
+ 211bb
b x 3
= 87,5 + ⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
+ 355 x 3
= 87,5 + ⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
85 x 3
= 87,5 + 8
15
= 87,5 + 1,9
= 89,4 = 89
Lampiran 6
Perhitungan rata-rata & simpang baku
No
X
_ X – X
_ ( X – X ) ²
1 76 -8 64
2 76 -8 64
3 78 -6 36
4 78 -6 36
5 78 -6 36
6 79 -5 25
7 79 -5 25
8 79 -5 25
9 80 -4 16
10 82 -2 4
11 82 -2 4
12 84 0 0
13 85 1 1
14 88 4 16
15 89 5 25
16 89 5 25
17 89 5 25
18 89 5 25
19 89 5 25
20 91 7 49
21 92 8 64
22 93 9 81
1845 3 671
X = 22
1845 = 83,86 = 84
S² = 1
)( 2
−−Σ
NXX
= 122
671−
= 21
671 = 31,95
SD = 1
)( 2
−−Σ
NXX =
21671
= 95,31 = 5,65
Lampiran 4
Instrumen Pendidikan dan Latihan Profesi Guru dalam menunjang
Profesionalisme Guru
Nama :
Guru bidang studi :
Mengikuti PLPG : Ya/Tidak (pilih salah satu) Petunjuk Pengisian
1. Bacalah dengan seksama setiap pernyataan di bawah ini.
2. Berilah tanda ( √ ) pada salah satu dari lima alternatif jawaban sesuai
dengan apa yang Bapak/Ibu guru rasakan atau alami.
3. SS: Sangat Setuju, S: Setuju, R: Ragu-ragu, TS: Tidak Setuju, STS: Sangat
Tidak Setuju.
4. Tidak ada jawaban yang bernilai benar atau salah, tetapi yang ada
merupakan pendapat atau kondisi yang Bapak/Ibu guru rasakan.
No Pernyataan SS S R TS STS1 Setelah mengikuti PLPG menambah pengetahuan
dan wawasan Anda
2 PTK (penelitian tindakan kelas) sangat penting untuk perbaikkan pembelajaran
3 Setelah mengikuti PLPG Anda memiliki keinginan untuk mengembangkan karir
4 Kompetensi dan profesionalisme guru meningkat setelah mengikuti PLPG
5 Materi yang disampaikan dalam PLPG relevan dengan tuntutan pekerjaan
6 Materi/mata pelajaran yang disampaikan dalam PLPG mendukung untuk tercapainya sasaran kerja yang telah ditetapkan
7 Materi PLPG dapat diterapkan di lapangan
8 Setelah mengikuti PLPG guru dapat mengaplkasikan model-model PAIKEM (pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan)
9 Setelah mengikuti PLPG guru mendapatkan pengakuan kualifikasi keterampilan atau keahlian kerja dan memperolah promosi jabatan
10 Anda mengalami kesulitan di dalam menyelesaikan pekerjaan bila tidak mengikuti pelatihan
11 Guru harus mampu menguasai landasan kependidikan
12 Dalam kegiatan belajar mengajar, guru tidak perlu membuat rencana pengajaran
13 Guru harus mengenal prinsip-prinsip psikologi pendidikan yang dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar
14 Peer teaching yang diajarkan di PLPG dapat diterapkan di lapangan
15 Dalam mengajar, guru menggunakan metode secara bervariasi(ceramah, tanya jawab, demonstrasi,dll)
16 RPP yang sudah dibuat dapat diterapkan pada pelaksanaan pembelajaran
17 Guru memberikan motivasi, nasihat dan ide cemerlang kepada murid ketika mengajar
18 Setelah selesai pembelajaran, guru mampu menyimpulkan materi pelajaran dengan baik
19 PLPG dapat membantu memperdalam materi mata pelajaran yang belum dikuasai oleh sebagian besar guru
20 Setiap guru mengevaluasi hasil pembelajaran untuk mengetahui perkembangan siswa dan dirinya dalam proses pembelajaran
Lampiran 1
PEDOMAN WAWANCARA
1. Apa dampak PLPG bagi anda?
2. Apakah dengan mengikuti PLPG dapat menentukan kelulusan peserta
sertifikasi?
3. Apakah setelah mengikuti PLPG dapat mengembangkan pengetahuan
dan wawasan anda khususnya dalam bidang pendidikan?
4. Setelah mengikuti PLPG, apakah anda memiliki keinginan untuk
mengembangkan karir?
5. Apakah PLPG dapat meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru
di SMP Muhammadiyah 22 Setiabudi Pamulang?
6. Apakah materi yang disampaikan dalam PLPG relevan dengan tuntutan
dan kebutuhan pekerjaan?
7. Apakah materi/ mata pelajaran yang disampaikan dalam PLPG
mendukung untuk tercapainya sasaran kerja yang telah ditetapkan?
8. Apakah materi PLPG dapat diterapkan di lapangan? bagaimana cara
anda menerapkannya?
9. Apakah dengan mengikuti PLPG dapat memperdalam materi mata
pelajaran yang belum dikuasai?
10. Apakah setelah mengikuti PLPG, guru dapat mengaplikasikan model-
model pembelajaran PAIKEM (pembelajaran aktif, inovatif, kreatif,
efektif, dan menyenangkan) di lapangan?
11. Apakah anda mengalami kesulitan di dalam menyelesaikan pekerjaan
bila tidak mengikuti pelatihan?
12. Bagaimana cara anda mendidik siswa agar sesuai dengan visi misi
sekolah?
13. Apa yang anda lakukan untuk pendalaman aspek perkembangan anak
yang sesuai dengan karakteristik peserta didik?
14. Bagaimana cara anda menerapkan PTK (penelitian tindakan kelas)?
15. Sesuaikah RPP yang anda buat dengan pelaksanaan pembelajaran di
lapangan?
16. Apa yang anda lakukan sebagai guru untuk meningkatkan mutu
pendidikan di Indonesia pada umumnya dan di sekolah ini pada
khususnya?
17. Apakah peer teaching yang anda dapatkan di PLPG dapat diterapkan di
lapangan?
top related