efe[ medal magie'!' arus ~w bali[ terhadap alat ......telah diberikan, dan / 3. segenap...
Post on 04-Dec-2020
1 Views
Preview:
TRANSCRIPT
•
. . .:
f"' -- ~ , __ .
' >
if----- : _ _:_ __ -~_;__. -- . l ·.
-I, ' ·-- .. .....J.
LAP o·R AN PEN ELI T I. AN
EFE[ MEDAl MAGIE'!' ARUS ~W BALI[ TERHADAP ALAT SIPA'l' DATAR OTOMA'l'IS
DENGAN B!AYA DPP-UGM TAHUN '19~7 /1988
POS PENELITIAN NOMOR KONTRAK : UGM/2297/M/09/01
TANGGAL : 2 .JANlJARI 19XS
DIAJUKAN OLEH:
SUHARTO
JUltUStUI TBDIX <JBoDBSI
..
-F~~LaMiNIK~··-n- ~ UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
1988
• '. -.1.· ... ,
;.,
'· :' ~ . r ,.
l : ,)·:· :.
t
\
-'
PRAICATA
Penelitian ini bertuJuan untuk mengetahui besarnya
pengarUh medan magnet yang dialUbatkan oleh transmisi
listrik 150 kV terhadap alat sipat datar otomatis.
Penelitian dilakukan di Daeran P.anggung Harjo, Kec. Sewon,
-Kab. Bantul. Dari data beda tinggi tiap-tiap jalur
pengamatan yang diamat dengan §j)irit Level Fennel Kassel dan
Alat Sipat Datar Otomatis, dapat ditentukan perbedaannnya.
Perbedaan yang d!dapat merup~lkan efek medan magnet arus
bolak-.bal!k terhadap alat s!pat datar otoma.t!s . HaSil . ,.
penel1t1an 1n1 d!harapkan dapat d1paka1 sebaga1 masuknn
dalam usaha pengadaa,n Jaringan Titik Tinggi Nasional yang
sekarang sedang dilakukan oleh Bakosurtanal. Dari seg! 1lmu
pengetahuan para pakar dalam l>idang ini dapat menel1t1
secara lel>ih lanjut tentang efeK medan magnet terhadap
peralatan dan hasil ukuran geodes! , karena permasalahan in1
merupakan hal yang baru di Indonesia.
Pad.a penelitia.n 1n1 terpaKsa dilaKukan sed.ilti t
perubanan dar! rencana semula, tetapi prinsipnya sama. Alat
Wild NAX-2 tidak d.1iunakan, karena menaalami kerusakan pad.a
ge 1 eml>ung ni vonya. Sed.angkan al at SOklUsha B-1 dig anti
dengan alat Zeiss Ni-007, karena B-1 hanya mempunyai
ketelitian pembacaan sampai o, 5 mm sed.ang Ni-007 dapat
mencapai 0.01 mm. Jalur penguKuran juga dilakuKan sed.i'ltit
perubahan, karena mengingat kond.isi medan yang ada.
P ... ngamatan d.ilakukan ·pad.a jalur tepat di bawah jaringan
transmisi, pacta jalur dengan jarak 60 m dar! jaringan
11
transmisi, d.an pad.a,Jalur yang sama sekali tid.ak terpe_ngarUh
oleh Jaringan transmisi (± 20 km <;lari jaringan transm1s1). \
Pad.a kesempatan ini penyusun.menyampa!kan ter1ma kas1h
yan~ sebesar-besarnya kep~d~ :
1. Pimpinan Univera1taa Ga~J&h Ha~a, ataa dana yan1
telah <11ber1kan untuk. melaksanakan penelitian in!.
2. Pimpinan Fakul tas Teknik. UGH d.an Pimp! nan . Jurusan
Teknik Geodes! Faku1tas Teknik UGH, atas fas111tas yang /
telah diberikan, dan
3. Segenap petugas Laboratorium Komputer Jurusan Teknik . '
Geodesi Fakul ta.s Teknik UGH, atas bantuan tenaga yang te1ah
cH.oerikan untuk menye1esaikan laporan penelit1an in!.
4. Ir. Rachmad. PH, at as biml:>tngannya da1am
menye 1 esaikan rene 11 tian in!.
5. Kepala Laboratorium Geofisika FMIPA Un1vel"S1tas
Gadjah Mada,
Magnetometer.
Disetujui oleh Pem.biml:>ing :
Ir. RACHMAD P H _____ -;.... _________ _
HIP. 130 217 98:::
yang · te1ah
111
meml:>erikan pinjaman I
a1at
Yogyakarta, 25 Ju11 1988
Pel_ak.sana Proyek Penelitian
Ir. SUMARYO
HALAHAH JUDUL
PRAXATA
DAFTAR lSI
IHTISARI
BAB I. PEHDAHULUAN
DAFTAR lSI
I. 1 .. Latar BelaKang Penelitian
I. 2. Tujuan Penelitian
I. 3. Tinjauan Pustaka
I.4. Dasar Teori
/
I.4. 1. Efek medan magnet pada
operas! sipat datar
I.4.2. Efek medan magnet arus
:bolak-:balik
I. 5. H1potes1s
I. 6. Rencana Penel1t1an
BAB II. PELAKSANAAN PEHELITIAN
BAB I I I.
II. 1. Bahan atau Mater! Penel1t1an
II.2 .. ·Alat Penelitian
II. 3.
II. 4.
I I. 5.
HASIL
III. 1.
I I I. 2.
Penetapan U:bahan
Cara Pen~~ 11 tian
Analis!s Has!l
DAN PEMBAHASAN
Hasil Penel!'tian
Pem:bahasan
III. 2. 1. Uj!-F
III.2.2. Uji-t
iv
Halaman
1
ii
iv
vi
1
1
2
3
10
10
11
13
13
15
15
16
18
18
26
.30
30
33
34
35
-~ .
I, I I, e. 3. Anal isis secara crafts 31
TJAB IV. PEHUTUP 39 \
lV. 1. Kes1mpulan 39
IV.£,. Saran 59
DAFTAR PUSTJ~ 40
LAMPI RAN I 43
LAMPI RAN II 48"'
LAMPI RAN III 56 ,. f
LAMPI RAN IV I e~
LAMPIRAH v 66
LAMPI RAN VI 69
LAMPI RAN VII 75
IHTISARI
' ' Efek medan magnet arus bolak-balik akan menyebabkan
divergensi garis bidik pada operas! sipat datar dengan alat
sipat datar otomatis. Kesalahan sistematis yang timbul
akibat pengaruh medan magnet tersebut cUkup • bes~r, dalam
kaitannya dengan persyaratan ketelitian sipat datar yang
dilaksanakan, terutama pada sipat datar orde I (first order /
levelling),
Pada penelitian 1n1 jalur pengamatan dipilih pada I
daerah sekitar jaringan transm1s1 dan pada tempat yang jauh
( t 20 km) darl. jaringan transm1s1, dan mas!ng-masing ,Jalur
pengamatan dengan 2 kedudukan alat Ukur sejajar dan tegak
lurus terhadap jalur transmisi. Alat.yang digunaK.an adalan
Zeiss Hi-007 dan Fennel Kassel. Pengujian data dilaK.Ukan
dengan uji-F clan uji;..t, Selain kedua uji tersebut di at.as
juga dilaK.Ukan gambaran grafis dari sel1s1h beda t1nu~1
aku~ulatif pada masing-masihg jalur pengamatan.
Hasil pengujian menunjWU~an, banwa pengarUh. medan
magnet arus bolak-balik terhadap alat sipat datar otomatis
pada jalur seK.itar jaringan transmisi, bailt pada kedudUkan
alat Ukur sejajar dan t(:!gaK. lurus terhadap Jalur transm1s1
adal ah sign! f iK.an (nyata), sedangK.an untuK. Jalur yang jauh
dari jar!ngan transmisi tidak ada pengaruh yang berarti.
BAB I
PEHDAHULUAH '
I. 1. Latar Belakanl Penel1t1an
Pada da.3arnya metode sipat datar masih tak berubah
se 1 ama 1 el:>ih •1ar1 satu a:bad. Sipat datar merupakan metode
yang sederhana, efektif, dan da.pat mencapai ketelitian yang
tingg! dalam menentukan bed~ tinggi atau ke~1ngg1an t1t1k-
titik di permuKaan bum!. UntuK kepElrluan operas! di
J.apangan, mula-mula digunaka.n alat sipat datar dengan
u~·.ting-unting (plumb !2.@). Kentudian s~kitar tahun 1950
dikenalkan alat sipat datar bar·u yang disebut Gravatt L~.
dan pada perKembange.n berikutnya juga dil~enal adanya Dumpz
Peru~ahan besar pada alat sipat datar terjadi sejak
dU{enalkannya al at sipat datar otomat1s pada tahun 1960.
Pada saat 1tu berbaga1 pabrik peml:>uat alat sipat datar mula! I
memprodUksi alat-alat s1pat aatar otomatis, karena untt~
keperluan pengu.l<.uran dapat lebih cepat, tel it!, dan
ekonomis.
Meskipun dem1k1an, belakangan 1n1 telah ditemuKan su.atu
kesalahan sistematis yang nyata pada alat s!pat datar
otomatis. Kesalahan tersebut t.imbUl sebagai akibat pengaruh
medan magnet, baH;. medan magnet bum! maupun medan magnet
buatan manus.La yang mempengaruhi kerja k.ompensator alat
sipat dat.ar ''tomatis. Beberapa pabrik pembuat alat sipat
datar telah berusaha untuk. menghilangkan pengaruh Kesalal,an
sistematis tersehut, dengan ·Jalan memberl pelindu.ng
•
1
2
( sh1 e 1 <11ns) P·lda kompensa tor. MesKipun demikian, hal ini
baru terbukti berhas11 untuk menghilangl~an pengaruh medan \
magnet bumi, tetap1 efek yang ditimbull<.an oleh medan magnet
.buatan manusia, terutama medan magnet arus .bolak-baliK (A9)
masih nampak nyata.
Di Indon·~sia semua jaringa.n transmisi listrik merupakan
jaringan tr.3.nsm1s1 arus bo 1 ak-.balik Jarintan
transmisi tersebut· akan menimbl.:Llkan medan magnet A9· Me dan /
magnet AC akan mengakibatkan penyirripangan (divergen~i) gar·is
bidik pada alat sipat datar· otomatis. Pada saat in!
pembangunan Jaringan transmisi 11str1K teganga:~.a. tinggi
semak!n banyal{ d!l akuKan. Selain itu pe.Kerjaan slpat .datar
teliti khususnya di Jawa, Bali, dan Sumatra sedang
dilaksanakan (Bakosurtanal, 1986). Jalur-Jalur penguKuran
sipat datar teliti tersebut sering melintasi jaringan
transmisi tegang.an tinggi. Oleh karena itu, penel1t1~n
te~1tang pengaruh medan magnet ~ terhadap alat uKur geo~,
~1ususnya alat sipat datar otomatis perlu dilakuKan, karena
kesalahan s!stematis yang timbul pada . alat s!pat datar
otomatis cuK•IP l>esar dalam .Kaitannya <tengan persyaratan
ketelitian sipat datar yang d~laksanaKan.
1.2. TUJuan Penelitian
Penel!tian in! bertujuan untuK mengetahui efek medan
· ~agnet arus bolak-baliK terhadap alat sipat datar otomatis.
Untu.K mencapa:l tujuan tersebut perlu :
1. Menyel!diK:L dan memaham! sifat-s!fat utama Kemagnetan
dalam Kattannya dengan Kesalahan yang timbul pada
3
pengukuran sipat datar dengan alat sipat datar ot.omatis.
2. Meng1<1ttnt1f1kasi balaimana m~<1an. magnet arus bolak-bal1k
mempengarwli Kompensator alat sipat datar otomatis.
Penelitian sejenis pernan dilakuKan di Australia pada
tahun 1987 pacla jaringan transm1s1 11str1}{ 110 KV, d.an untilk
Indonesia belum pernan dilakukan. Penelitian 1n1 aKan
dilakukan pada Jaringan transmisi 150 KV, d.engan metod.e
jalur pengUkuran yang berbeda. /
I. 3. Tinjauan Pustaka
Operas! sipat datar berkembang dari waktu Ke waktu.
Mula-mula pe•1gUkuran dilakuKan dehgan al~.t sipat datar yang
menggunaKan u~lt1ng-unt1ng, Kemud1an deng~.n alat s1pat datar
optis, hingga aKhirnya digunakan alat sipat datar otomatis
d.en1an Kornp.enaator. ~ompensator pad.a alat sipat d.atar
otomatis dengan rnud.ah dapat <11paham1 sebagai suatu pendulum
yang dipasanf~ dengan KoKoll, untUk memperKecil v1bras1 dan
osil asi. Pendul urn ini terpengaruh ol eh gaya bera·t, sehing~a
arahnya selalu sesua1 <1enaan aar1s unt1na-unt1ns. Dalam
Keadaan alat sipat datar seimbang (telah diatur), gar is
bidiK tegak lurus terha<1ap arah pendulum (Gambar 1).
t--------....------- rariS' l:.idfk
,r- r~ndu lutn
Gambar 1 fosisi Kompensator pada Kea<1aan normal
4
Bila unit penyeimbang (~ ~ compensatinC) diteinpatl<.an
pada suatu medan magnet, m~ta pendulum aKan terpengaruh
oleh medan magnet ini dan akibatnya saris bidik menjadi
tidaK horisontal, yang ditunjuKKan oleh Gambar• 2 (Carroll,
1987).
"f-..·-
·---~ I
I I
I
Gambar 2 : Posisi Kompensator aKibat pengaruh medan magnet
Besar dan arah defelksi pendulum tergantung pada Konstru~si
Kompensator, si-fat-sii'at magnetik kornpensator, dan ukuran
serta arah me dan magnet (Pe 1 zer, 1983).
Efek medan magnet terhadap Kompensator alat sipat datar
otomatis pert~~a kali d1sel1d1K1 oleh Rumpf pada tahun 1981.
Dari hasil uji yang dilakukan di laboratorium dapat
disimpulKan, bahwa :
1. Semua alat sipat datar menealami perul>ah.an garis bidJ.k
yang disebabl<.an ole~. pencaruh medan macnet.AC dan medan
magnet DC.
e Pengaruh medan maenet AQ.biasanya jauh lebih besar dari
pada medan magnet DC.
3. Untuk medan magnet bumi, pengaruh terbesar terjadi pada
arah utara-1\Jelatan.
5·
4. UntUK pengujian has11 d1 lapangan harus d!gunakan ~lat
sipat datar dengan sens1tiv1tas yang t1ngg1 (Rumpf,
1981).
Secara lebih lanJut Rumpf men,uj1 alat-alat sipat datar yang.
telll.h cu.moc11f1Kaa1 te:c-hac1ap penaaruh kemaanetan. Kaa11.
pengujian menunjukkan, banwa pengaruhnya turun secara nyata
dalam medan magnet DC, tetap1 dalam medan magnet AC masih
/
~ ~rdapat deflek.s1-defleks1 pada kompensatol'. · Penga~uh medan
magnet AC berk.!sar antara 5 sampa! dengan 8 kal! meda.n
magnet bum! a tau 1 eb!h (Rumpf, 1983).
Pada saai yang hamp!r bersamaan, United State National
Geodetic Surv!tY (US NGS) mengadakan p:r-oyek. penel!t!an,
Khususnya yang berk.enaan dengan penyesuaian k.embal! Datwn
Vert!k.al Ameril.<.a Utara. Dalam hal in! us l'iGS memula! sua+.u
stud! untuk. :
1. Meng1dent1f1k.as1 semua jalur s!pat datar us NGS yang
telan diamat! dengan alat s!pat datar yang memak.a1
k.ompensator.
2. Mengk.ore 1 as:lk.an al at sipat datar, membuat dan membentUk.
model menurut jalur s!pat datar.
3. Hengecelt reltaman penggantian ~tompensator untUit melihat
apa~tah kompensator yang sama masih tetap ada.
4. MengUk.ur medan magnet bum! pada ltompensator-ltompensator
tersebut.
5. Mempergunak.an hasil Uk.uran tersebut, serta suatu model
magnet bum! guna mengh!langkan k.esalanan s!stemat!s.
6. Mempergunak.an alat-alat sipat datar yang tidal{.
6
terpengarUh secara nyata oleh medan magnet bum1 · (HGS,
1983).
Penyel1d1l~an lapangan d1 Los Angeles d1lakukan untuk
menila1 dampal~ medan magnet bum! terhadap alat sipat datar
otomatis. Hal in.t melibatkan operas! sipat datar sederhana
dengan rambu-·rambu yang telah d1kal1bras1, serta
mempergunakan met ode ganda simul tan. Perala tan yang
digunakan adalah Wild N-3 (spirit level) dan Zeiss Ni-1.
(level otomatis). Jalur yang dipilih melalui Jalan-Jalan
:k.ota, daerah pemu:k.iman pendudw<, dan di sepanJang Jalan
kereta api dengan arah berlawan~n terhadap arah utara
magnetik. Densan mempergunakan _spirit level sebagai standar
untu:k. perbandingan hasil-hasil y...ang diperoleh
memperlihatkan, bahwa pengu:k.uran dengan levEtl otomatis
menghasilkan elevasi yang namp3.:k. lebih rendah dari pad.-a
hasil pengukuran dengan spirit level. Penyimpangan tersebut
menghasilkan kesalanan sebesar o. 1498 m dalam jaraK 95. 6 km,
k1ra-k1ra 7. 5 Kali lebih besar dar! pada kesalahan penutup
yang diperbolehkan, yaitu sebesar• o. 0196 m untuk sipat datar
orde I (PacKard dan Macneil, 1983). Kal1bras1 sipat datar
yang dilakukan secara empiris menghasilkan koreksi sebesar
Sementara koreksi yang didapat dar!
hasil laboratorium adalah -8. 89 mm :k.m-1 gauss-1, kira-kira
1(1ua kal1 lebih besar dari pada cara empiris (Holdahl, 1986).
Perlu dijelasKan, bahwa hasi'l kalibrasi yang didapat secara
emp1:r-1s <1an 1 a:boratori&l t.id.a!:t aa11n1 :berseaua1an. Hal
tersebut mungkin diseballkan karena Kompensator yang diuji
berbeda, atau karena pengaruh efeK-efek. lingk.unsan, serta
7
~emungkinan adanya kesalahan teori dalam salan satu metode
pengujian (Strange, 1985).
Percobaan lapangan yang lain <11la.K.u}{an
sederhana, dengan mempergunakan magnet batang yang
secara
lemah.
pada Wilayan Hhineland - Palatinate, ·Jerman. Jalnr· uj1
dengan panjang 12. km dan meml>ujur pada arah utara-solatan, -·
sehingga dapat dilakUkan perbandingan antara level otomatis
(Ni-1) dan ~irit lev~l (N-3). Hasil uji lapangan
memperlihatkan· adanya perubahan (deviasi) garis bidik pada
level .otomatis Ni-1. Besarnya l:tesalahan tersebut kira-Kira. 1
mm/km (BecKers, 1983). Henurut Gebler (1983), besarnya
Kesalahan sistematis pada alat sipat datar otomatis terhada~
medal ... magnet bumi, dapat di tul is dal am persamaan berikut
M = A cos Cl + C
Dal am hal ini :
M Besarnya Kesalahan sisternatis;
A Pengaruh utama pada arah utara-selatan yang
disebabKan oleh komponen horisontal dari medan
magnet bumi.
c Asimut arah Jalur sipat datar terhadap arah utara
magneti:K.
c Bagian yang ditiml>ulkan oleh komponen vert1Kal. Hal
ini dapa.t di tiadakan dengan meml>uat j arak al at ukur
sipat ·~atar sama terhadap raml>u rnuka dan raml>u
belaKang.
Penyelidikan lapangan tentang efek medan magnet AC juga
dilakukan di Australia. Alat yang digunakan adalah Jena Koni
8
007, Wild HAK-2, dan Wild H-3. Pengukuran dilaKukan di
seKitar jaringan transm1s1 listr1K 110 KV. Arah jalur \
:penaukuran dil aH.ukan pada Kedudil.k.an goo, n r· 0 --t' ,) I dan sejajar
dengan Jalur transmisi. Hasil ~engUkuran menunjukkan, banwa
:Kesalahan sistematis terbe~ar diperoleh pa<la.operasi sipat
datar yang d1laku:Kan pada KeduduRan goo terhadap arah jalur
transmisi (Carroll, 1987).
Kesalahan sistematis aK!bat peny!mpangan garis bidiK /
pada alat s!p1t d.apat dipengarulli oleh beberapa faKtor.
Swnber Kemagnetan alam, yaitu medan magnet bum! memiliKi
efeK yang besar terhadap operas! sipat d.atar. Variasi medan . "
ini, baiK menurut waKtu ataupun aK!bat gangguan geologis
dapa t di abaiKaa. Sumber-swnber teKnis dar! medan yang
dit11mbu1Kan ol•~h jalan Kereta api dan saluran pipa. 11str11<.
menurun secara K.uadratis menurut pertambahan JaraK. aangguan
ini mungK1n mencapai nilai yang berarti dan pengaruhnya di
sepanJang profil sipat datar ticlak.lah bersifat sistematis,
tetapi secara statistiK efeK tersebut masih mungKin untuK
di tiadaKan. Pe:rl u di tegasKan, bahwa pengarUh transport as!
dan penyimpanan alat sipat datar supaya disel1d1Ki, Karena
aKibat medan-medan magnet yang mungKin timbul dari Kendaraan.
bermotor (Schultz, 1ga3).
Dengan ditemuKannya pengarUh medan magnet pada alat.
sipat datar otomatis, pembuat alat sipat d.atar mulai.
memiKirKan hal-hal beriKut : ,
1. Analisis terhadap has11-has11 yang d1dapat.
2. Pengembangan terhadap metode penguKuran.
3. Menguji alat-alat sipat datar.
0
4. Mente~an8Kan dan Menciptakan alat a1pat 4atar yant t1dak \
terpengarull oleh efek magnet!K.
Carl Zeiss menbuat pelindung magnetik untuk kompensator, dan
terbukti cukup berhasil dal~ penguj!annya. Oleh karena
Kompensator terbuat dari bahan non magnet!K, maka penel!t!an
d!mulai dar! p!ta-p!ta suspens! kompensator yang
memperlihatkan sensit!vitas magnetiK, khususnya pada /
1 .ompensator yang mem111K1 ampl1f'1kas1 tilt meKan,is yang
tingg1. .Akhjrnya bal1an baru seperti ni varoks ban yaK
digunakan daJam pita-pita suspensi pada sebagian besar
Kompensator (Leitz, 1983).
Berda.sarkan Kenyataan, bahwa ef'ek medan magnet AC
menyebabKan kesalahan s1stemat1s pada operas! sipat datal',
Khususnya sipat datar orde I sebesar 5 sampa1 dengan 8
mm/km atau lebih, ma.k.a US NGS telah memberikan berbagai
1nstruKs1 yang berkenaan. denean operas! sipat datar sebaga1
berikut
1. saat operas! slpat datar dengan alat sipat datar
otomatis, supaya d1hindar1 daerah-daerab. di sekitar
jaringan tra.nsmisi 1 istriK. tegangan tinggi.
c. Alat sipat datar otomatis tidak boleh digunaKan pad.a
terowongan yang berisi jaringan transmisi ·listrik.
3. Operas! sipat datar dilakuKan sediKitnya 400 m dar•! jalan
Kereta ap1 11str1K dan J~ringan listriK tegangan t.inggi
(Whalen dan QSB, 1984).
10
I. 4. Dasar Teor1
1.4. 1. EfeR medan magnet pada operasi sipat datar
J!k.a unit penye1mbane tidaK ~eKerJa se~a1a1 mana
mestinya, maka posis1 garis bidik tidak akan horisontal dan
llasil pengukuJ:-an yang diperoleh tidak mewak1li :beda t1ngg1
yang sebenarnya.
Kompensator mungkin ditar!:K atau ditola}{ oleh gaya
magnet!}{. Jika unit penyeim:bang · pada al at :3ipat datar/
otomatis ditarik oleh suatu gaya pada medan magnet, mua
garis bid!}{ yang diperlihatkan uan lebih tinggi pacta ara:n
gaya tersebut, yang dttunju}{}{an.oleh Gambar 3 (Carroll,
1987).
raml>u 1
,.---ail
:_::.7--- - - ---- ---·----
( ma~netiK
Gambar 3 : Efek. medan magnet pada operas! s!pat datar
Beda t!nggi yang sekarani! menJad.:t
dh .. ( b - db) - ( a + da)
dh = b - a - ( da + db ) . . . . . . . . . . . , . . . . . . . . . . . · . . . . . . . ( 1 )
Jj ·~a pada operas! sipat datar dengan mengambi 1 Jara}{ alat
ukur sama terhadap rambu muka dan rambu belakang, maka I
da = db . . . . . . . . . . . . . . ' . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2)
Sehin.gga :
da + db = j ••.••••••••• , • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • ( 3)
11
I. 4. 2. Efek med.an magr.et arus bol.ak-balik
Pada Gambar 4 <liperlihatkan suatu loop kawat
rektanguler dengan panjangan a dan b. Bidang normal loop
membentUk sudut a: terhadap arab med.an magnet B dan loop
tersebut dialiri arus li::•trik sebesar I.
Gambar 11
Jl
PengarUh medan magnet pada kondUktor yang
dialiri arus listrik
Gaya dF pada elemen dL sama dengan I(dL x B) dan arah
gaya tersebut paralel terhadap sumbu-x, maka besarnya total
gaya F pada panjangan a adalah
F = I a B ........................... , ......... , .... (4)
Total gaya pacta panJangan b direpresentasikan sebagai F'
sebesar I b B dan mempunyai arah paralel terhadap sumbu-y.
Sedangkan besarnya momem kopel adalah :
~ = F b sin a: = I a b B sin a (5)
Be saran a dan b merupaka.n 1 uasan A pada 1 oop, maka :
<., = I A B sin a .................................... C 6)
Homen }{opel <. merupakan :besarnya penyimpangan o.ntara medan
magnet akibat pengaruh luar (B) dengan medan pada loop yang
12
timbul akibat aliran listrik (Sears dan Zemansky, 1964). \
Pada penel1t1an in! operas! sipat datar dilakUkan pada
jaringan transm1s1 11str1~ 150 kV. Berdasarkan Gambar 3 bila
diasumsikan, b~~wa medan magnet yang bekerja pada alat sipat
datar otomatis adalah garis bidik, maka akibat pengarUh
medan magnet.dari Jaringan transmi&i menyebabkan earis bidiK-
menyimpang sebesar da dan db terllad.ap pembacaan rambu muKa
dan rambu belakang. Jika pada operas! sipat;datar dengan
mengambil jarak alat ukur sama terhadap rambu muKa dan rambu
belakang, maka :
da = db .......... rumus (2)
se111ngga hasil pengukuran beda tinggl yang dihaSilkan akan
mengalami penyimpangan sebesar :
dh = b - a - ( da + db) . . . . . . .. . . rumus ( 1)
d = da + db .......... rumus (3)
Maka
1:Ih:b-a-d
d = (:b- a.)- dh ..•••••••••••••••••••••••••.••.••• (7)
Besaran d merupa.kan besarnya peny!mpangan (divergensi) garis
bi•.ik akibat pengarUh medan magnet AC.
Berdasa.rkar. rumus (4) dan (6) dapat disimpulkan, bahwa_
pada operas! sjpat datar dengan level otomatis divergensi
garis bidik akan nampak terbesar, bila
1. Arusnya terbesar.
2. Jarak alat sipat datar paling dekat dengan jaringan
trqnsmisi.
3. Jalur sipat datar memotone tega.k Iurus tex•hadap jarfngan
13
transm1s1.
l'. .Jal ur s!pat datar searah denean arah kuat me dan.
1. 5. Hipotesls
Jaringan transmisi 11str1:K. tegangan t!ngg! 150 kV akan
meniml:>ulkan me dan magnet AQ dan medan magnet ini .
mempunyai ef~k terhadap alat sipat datar otomatis.
I. e. Rencana Penel1t1an /
Daerah penf!litian untuk menguJ1 efelt medan magnet ~.c
terhadap alat sipat datar otomatis, dilakUkan di sekitar
Jarincan transm1s1 listrlk 150 kV yang terletak di Daerah
Panggung Harjo, Kec. Sewon, Kab. Bantul. Alat yang
digunakan untuk penel!tian adalah le.vel otomatis Zeiss Hi-
007 dan spirit level Fennel Kassel. Adapun cara penel1t1an
dimul a! denga:.l pemasangan ti t1k-t1 tik Bench Mark dan ti tik-
titik alih, Koreksi alat ukur sipat datar, dan selanjutnya
pelaksanaan pengukuran di lapangan.
Penelitian mel1put1 3 jalur pengamatan, :raitu. jalur
tepat di bawah jar!ngan transm1s1, jalu;r dengan jal'ak 60 m
dari jaringan transm1s1, dan jalur pada tempat yang jaun
dar! jaringan transmisi. Masing-masing jalur pen.gamatan
terdiri atas 2 kedudukan alat sebagai berikut :
1. Sejajar ter•ha@.p jalur transmis1.
2. Memo tong tegak 1 urus terhadap j al ur transn11s1.
Jalur pengamatan dilakUkan pengamatan sebanyak
10 Kali, masing-masing dengan ket1ngg1an alat yang sama.
secara keselur·Uhan akan diperoleh sebanyak 60 d.ata selisih
beda tinggi, yaitu selisih antara beda t1ngg1 yang diamat
14
dengan Zeiss Hi-007 dan bed.a t,inlli yang diamat dengan
Fennel Kassel. Ha~il selisih beda tinggi yang didapat. \
d.1h1tung d.engan proses komputasi. Sela.in itu juga dilakukan
pengamatan sipat datar memanjang antar BH pada masing-masing
Jalur.
Analisis hasil mencaKup analisis secara statistika dan
analisis secara grafis. Analisis secara statistika dilakukan /
dengan uj i-F dan dilanjutkan dengan uj 1-t, sed.angkan
analisis secara grafis dilakukan terhad.ap data sipat datar
memanjang, d.engan jalan hasil selisih beda tinggi akumulatif
yang didapat . pada masing-masing jalur diplot pada kertas
mil :!.meter.
BAB II
PELAXSAHAAH PEHELITIAH
II. 1. Bahan atau Mater! Penelitian
Hater! penelitian berupa jaringan transmisi listrik
150 kV yang terletak di Daerah Panggung Harjo, Kec. Sewo~J
Kab. Bantu!. Jalur tra.nsmisi terdiri atas 8 kawat atau 4 set
pasang kawat, masing-masing dengan t1ngg1 29 m, 34. 6 m,
40. 2 m, dan 42. 6 m d.i atas permUk.aan tanah dan masing-masing
pasang kawat dipisahkan dengan jarak 9.92 m. Jaringan
transmisi tersebut <Hsangga oleh menara-menara dengan jarak
antar menara 322 m. Jaringan tr•ansm1s1. tersebut diharapkan
akan d.apat memberikan sumber med.an magnet AC yang d1per1Ukan
dalam penelitian.
Gambar 5 Jaringan transmisi listrik 150 kV di daerah
Panggung harjo, Bantul
15
15
/
Gambar 5 Menara dan kawat transmisi listrik 150 kV di
daeran Penelitian
II. 2. Alat Penelitian
Peralatan utama yang digunakan dalam penelitian terdiri
atas 2 alat sipat datar, ya1tu :
1. Level otomatis Zeiss Hi-007 ..
2. fpirit level Fennel Kassel.
17
yvel otornatis Zeiss N!-007
Gambar 8 : Spirit level Fennel Kassel
Bagan-bagan alat sipat d.atar, spesiflkasi teknis, serta
koreksi alat sipat datar dapat d111hat pad.a l~piran c, D,
dan E.
18
II. 3. Penetapan Ubahan
Ubanan yang akan diamat! sebagai ubahan gayut adalan
beda tinggi, yaitu angka yang menyatakan selisih pembacaan
ra.ml>u yang ditempatk.an pada dua titik.. Beda tinggi titiK
titiK yang ~<an ditentuk.an diamat! dengan 2 alat sipat
~atar, yaitu satu alat sipat datar tipe otomatis dan satu
alat sipat da,~ar tipe spirit level. Titil<.-titik. yang akan
diuk.ur beda t.ngginya dipilih pada Jalur dengan Kedudukan
alat tegak lurus dan sejajar terhadap Jalur transmisL Jalur
pengamatan ditentuk.an pada jalur tepat di bawan jaringan
transmisi, JaJ.ur pada Jarak 60 m dar! Jarlnuan transm1s1,
dan Jal ur pacta tempat yang jaUh dar! jar!nga.n transmisi.
Jik.a terdapat perbedaan (selisih) beda tlnggi yang diperoleh
dar1 Kedua alat sipat datar, mak.a perbedaan tersebut semata
mata disebabk.an oleh efek medan magnet AC dari jaringan
transmisi listrik. 150 kV.
I I. 4. Cara Pene 11 t1au
Jalannya penelitian adalah sebagai berikut :
1. Pemasangan tanda-tanda permanen untuk. menentuk.an posisl
ra.ml>u dan alat uk.ur. Tanda permanen tersebut terdiri ataH
Bench Hark dan titH:-titik alih (Gambar 9 dan G~ar 10),
2. Helak.uk.an koreksi pada kedua alat uk.ur sipat datar yang
ak.an dipakai, sehingga k.esalanan sistematis yang ada
dapa t dihil angkan.
3. Pada tahap pengamatan dilak.uk.an dengan .1alan mendirik.an
Kedua alat uKur bersebelahan pada stasiun yang telah
ditentu.kan, dengan l<etinggian yang sama dan berjarak. sarna
19
terhadap rambu muka dan rambu belakang.
Gambar 9 Bench Hark
Gambar 10 ·ri tik alih
Ramb'l inver d.1dirj.kan pad.a t.1t1K•t1tiK al ih dan . d.iatur
sedem1k1an, seh1ngga rambu tersebut dapat berd1r1 dengan·
Ko:Koh dan benar-benai· vert1kal (Gambar 11).
I' Dr~------~~· - - - - - - -- - - - - -- - -- - - - -- - -- - 4._1
10 111
T I 1t.
I 1,, I
I I IO I I I 9
I I{! I I
I I 7 I
I
r ' I ~ -----.·- _, ~
I _I I s· I
~ ----+--•-...L'----4 I I I .j- : I -::-r-'30 111 -~
I
J /L
II
/0
9
{I
7 11<' m -~.
I I
____,LLI,.....-------- --------- .. --------~ I _k_
~--- 6o m --·---" I
1 1<---;------- --- -----± 20 km -----,----------
Garlbar 11 Sketsa Jalur penelitian
21
.Keterangan :
I\:7T-- ---- -----~':'(
~ -- - - - - - -- --~ Jaringan transmisi listri~ 150 ~v.
6 Bench MarK.
• Titi~-titi~ alih .
.KettuduKan alat uKur
Kemud!an l<•H1ua alat uKur d!atur dan diarall.Kan l<e raml>u
muKa. SelanJutnya d,:Llal<uKan pembacaan :pada mas1ns-mas1ng
alat W{ur dalam wal<tu yang relatif s!ngKat, l<!ra-l<!ra
hanya memer1uKan waktu seK1tar 20 detil<. Has11 pembacaan
dari masin{~-mas!ng alat uKur dicatat · (hasi 1 pembacaan
rambu mUI<a). Kemudian Kedua alat uKur diputar terhadap
sumbu-I dan diara.hKan Ke rambu belaKang. Selanjutnya
dilal<Ul<an pembacaan terhadap rambu belaKang, dan hasil
pembacaan dari masing-masing alat Ul<ur dicatat (hasil
pembacaan rambu belal<ang).
Gamhar 12 PelaKsanaan penelitian di lapangan
22
/
Gaml>ar t3 : Raml>u invar pada posisi vert1Kal
4. Pada· tahap beriKutnya, kedua alat ukur dlpindahkan pada
s+.asiun berikutnya ctan kedua raml>u invar d.idirikan pada
ti tik alih berikutnya. Sete 1 all Ked.ua al at ukur d.iatur dan
raml>u invar telah :benar-:benar vertikal, Kemudian
dil akllkan pEmgamatan dan pembacaan rambu sepert1 pada
cara no 3.
5. Pada penelitian ini terdapat 2 l<edudUkan alat ukur,
yaitu
a. S~Jajar terhad.ap Jalur transm1s1.
terdapat 10 stasiun pengamatan
pengamatar. dengan tinggi alat ukur
Pada
d. an
yang
kead.aan in!
masing-masing
sama.
untuk t12p-t1ap alat ukur a.kan diperoleh se:banyak
Jadi
10
data bed.a tinggi sebagai ber1Kut :
Zeiss Ni-007
Fennel Kassel
AHt, AH2•· ••.•.••• AHto
AH 1 ',AH2 ' ••.••••. AHto'
23
b. Tegak lurus t.erhadap jalur transm1s1. Pad.a l<.eadaan 1n1
terdapat 10 stasiun pengamatan dan mas1ng-mas1ng
pengamatan dengan tinggi alat ukur yang sama. Jadi
untuk tiap-tiap alat ul<.ur juga al<.an diperoleh sebanyak
10 :beda tingg! sebaga! beril<.ut
Zeiss Ni-007
Fennel Kassel
6. Beda tinggi yang
Ah1 , Ah2 , ..•..... 4h10
Ah1 .• • Ahe I • • • • • • • • Ah1 o I
d..i.peroleh dengan level otomatis
dibandingl<.an .dengan beda tinggi yang didapat densan
spirit level, mal<.a akan diperoleh selisih beda tinggi
antara beda tinggi yang diamat dengan level otomatis dan
spirit 1 eve 1.
AP 1 = AH 1 - A.H 1 I
AP2 = AH2 - AHz'
APt : Aht Ah1'
Ap2 = Ah:> - Ahz'
APto = ~~10 - Ah1o'
Dal am hal 1n1 :
APi : Perbedaan (selisih) beda tinggi antara beda
tinggi yang diamat denga.n Zeiss Ni-007 dan
24
Fennel Kessel pada kedudUkan alat ukur seJaJar
terhadap Jal ur tramnnlsi.
Ap1 Selisih beda tinggi antara beda tinggi yang
di~mat dengan Zeiss Hi-007 dan Fennel Kessel
pala keduduKan alat Ukur tegak lurus terhadap
J a 1 ur . trartsmi s 1.
7. Selanjutnya Jila::<.Ukan tahapan seperti pada cara no 3
sampai dengan no 6 pada J al u.r· dengan J arak · 60 . / m dar!
jaringan transm1s1 dan pada Jalur di tempat yang jaUh (!
20 km) dari Jaringan transmisi. .Kemudian hasil selisih
beda t1ngg1 yang diperoleh dibandingKan dengan hasil yang
didapat pada jalur tepat di bawah Jaringan transmisi,
dengan Jalan cUanal1s1s secara statist!Ka.
8. Sela1n pengamatan seperti tersebut di at as, Juga
dilakuKan pengamatan sipat datar memanjang. Sipat datar
memanjang dilakukan antar titik-titik BM pada masing-
masing jalur. Setiap jalur terdiri atas 3 slag, dan
masiri'g-masing slag dengan jarak 50 m .. Pengamatan
dilaKuKan. dengan Jalan penguKuran pulang-perg!, dan
diulangi sebanyak 2 kali.
9. Kemudian dilaKukan pengamatan seperti pada cara no 8 pada
jalur dengan jarak 60 m dari jaringan transmisi dan pada /
jalur di tempat yang jaUh dar! jaringan transmisi.
se~anjutnya dilakuKan analisis secara grafis (Ga.mbar 12).
25
I ~o rn
1 /
l pulart~
: I --~::r..--------------------------_J I H--- b0Jl1 I I
I I I I~ I I
I
lg)
Gambar t2
Keterangan :
0 - - - - - - ---- - -- l":?t ------------~
A -
--- -- :t 20 km --··-----~
SKetsa jalur sipat datar memanjang
Jaringan transmisi listr1K.
Bench HarK.
T1t1K-t1t1K alih.
KeduduKan alat uKur.
11. 6. Ana11a1a Haa11
Anal1s1s hasil dilakukan dengan Jalan menguJ1 secara .. statistika der..gan uJi-F dan uj.L-t terhadap selisih beda
tinggi _yang diperoleh dengan dua tipe alat, yaitu tipe
otomatis dan tipe spir!t level, l>aik has11 1Jkuran pada Jalur
tepat di bawan Jaringan transmisi (A 1 ), jalur pada Jarak
60 m dari jaringan transmisi (A2), dan jalur pada tempat /
yang JaUh dari Jaringan transm1s1 (A3 ).
Analisis secara statistika dilakUkan dengan uji-F dan
dilanjutkan dengan uji-t, masing-masing dengan taraf nyata
a = 5 Y.. Uji-F dJ,lakukan untuk mengetah.ui apaka.b. terdapat
perbedaan antara hasil selisih beda tinggi yang diperoleh
pada Jalur pengamatan A1, A2 , dan A3. Selanjutnya dilakukan
uji-t, untuk mengetahui apaKah pengarUh medan magnet AC pada
J al ur pengamatan At• A2 , dan A3 tampak · secara nyata.
UJ1-F atau analisis variansi (AHAVA) dilakukan sebagai
berikut
Ho ~1 = ~2 = ~3
H1 Palintf sed! 'I{! t satu tanda " = " tidak berl aku.
Dal am hal ini :
~ Selislh beda tinggi rata-rata pada masing-masing
jalur pengamatan.
27
Ja1ur pentamatan
At A -2 A3
y y y 1. 1 1.2 1.3
Data sel1s1h y y y l>eda t1ntt1 an tara 2. 1 2.2 2. 3 Zeiss Hi-007 dan . • . Fennel :Kassel . . . . . .
Yn t Yn 2 / yn. 3
Jumlah J1 J_Z J_3_
Rata-rata Yrt Yr2
, Yr3
Daftar I Data d•lam sampel dari s l>uah populasi
Sumber variasi dk JK RJK F
Rata-rata 1 R R:R /1 y y
Antar kelompoK k-1 A A:A /(k-1) A/D y . y
Dalcm kelompok E(n -1) D D:Dv/E(n1
-1) 1-- ' y
T o t a 1 En1
EY2 - -
Daftar II Daftar AHAVA
Dalam hal in! :
dk Derajat kel>ebasan.
JK Jumlah kuadrat-kuadrat.
RJK Rata-rata juml m Kuadrat-Kuadrat.
K Jumlah Jalur peneamatan. I
n1 Jumlnn data pada setiap Jalur pengamatan.
1 1, 2' 3.
Ay = E(J12;n1) - Ry·
Dy = EY2 - Ry - Ay·
~:y2 = (Yt, 1)2 + (Y2. 1) 2
Ho d!ter!ma b!la :
F < F a[(k-1) E(n -1)1· ' 1
+ . . ' . . . . . . .
Bila keadaan sebaliknya, maka Ho ditolak.
Uji-t dilakUkan sebagai berikut :
~B : ~1 - ~2
Ho ~B : 0
Dalam hal in!
+ CYn. 3> 2,
/
~1 Beda t!ngg! yang diamat dengan level otomatis.
~2 Beda tinggi yang diamat dengan ~rit level.
28
~B Sel1s1h beda tingg! antara beda t1ngg! yang
diamat dengan spirit level dan level otomatis.
Untuk menaksir ~B dapat dibentuk dar! selisih atau bed.a
tiap-ttap pasang.'3.n data sebagai berikut
EB1 nEB12 - (EB1)2 Br = •ian sB2 :
n n <n - 1)
Br t :
sa/fn
Dalam hal in.i . . x 1 Bed.a tinggi yang diamat dengan level ot.omatis.
Yi Beda tinggi yang diamat dengan spirit level.
Bi Selisill beda t1ngg1 antara beda t1ngg1 yang diamat
d.engan 1 eve 1 otomatis dan spJ.ri't 1 eve 1.
29
Br Sel1 sih be<1a tinggi rat,a-rata.
sa Simpangan baku.
n Juml ah pengamatan.
H0 diterima bila
-tel - ~<X) < t < te1 _ ~<X)• dan <11 luar batas tersebut
r 0 ditola.k esudjana, 1986).
Analisis secara grafis <1J.laKukan pa<1a setiap jalur /
peng ama tan. Has11 selisih be<1a t1ngg1 akumulatif yang
dida.pat pa<1a setiap J al ur pengamatan <1ipl ot pa<1a kertas
millimeter, se~:lingga <lapat <11ketahui besarnya pengarUh medan
magnet AC pada tiap-_tiap Jalur pengamatan. •
BAB III.
HAS lL DAR PEMBAHASAH
I I I. 1. Has!l Pene 11 t!an
Has!l yang d!peroleh d!saJ!kan pada daftar III, IV, V,
VI,· VII, VIII, dan IX.
,. Jalur peneamatan
A1 A2 A3
o. 94 o. 19 -0. 13
0.48 -0.42 o. ~5
o. 71 0. 67 o. 18'
Data sel!sih o. 52 0.46 ·. o. 31
:t:>eda tiniiU an tara o. 37 o. 31 -0. 19
Zeiss Ni-007 dan o. 65 0.20 0.45
Fennel Kas3el 1.24- 0.98 o. 37
o. 24 1. 06 -0. 22
o. 33 0.85 o. 26
-o. 16 0.24 -0. 28
Jumlah 5. 32 4. 54 1. 01
Rata-rata o. 532 0.454 o. 101
Daftar III Data selisih beda t1neg1 pada kedudukan
alat uk·J.r sejajar terhadap Jalur transm1s1
3 f.
Sumber var1as1 dlt JK RJK F
Rata-rata I 3. 938516 3.938516
Antar kelompok 2 1. 054675 o. 527338 3. 707493
Dalam kelompo!-<. 27 3. 840362 o. 142236
T o t a 1 30 8.833533 -
Da:ftar IV Da:ftal" AHA VA pada kedudukan alat ukur /
sejajar terhadap jalur transmisi
J'al ur peneamatan
At A2 A3
1. 26 o. 69 o. 31
o. 52 o. 51 0.43
o. 73 1. Oil -0. 19
Data se lisj_h o. 14 0,42 o. 22
beda t1nggJ. an tara o. 81 o. 31 o. 17
Zeiss Hi-007 d. an 1. 05 1. 16 -·0. 14
Fennel Kassel o. 29 -0.17 o. 23
o. 38 o. 13 o. 38
0.47 0.78 -0.24
o. 22 o. 29 6.29
Jumlah 5.,87 5. 16 1. 46
Rata-rata o. 587 o. 516 o. 146
Da:ftar V Data selisih bed.a t1ngg1 pada kedudukan alat
ukur tegak lurus terhad.ap jalur transm1s1
32
··-Sumber variasi dk J'K' RJK F
Rata-r.'ata 1 5. 199894 5. 199894
Antar kelompok 2 1. 121374- o. 560687 4. 625703
Dalam kelompok 27 3.272703 o. 121211
T o t a 1 30 9. 593970 -Daftar VI Daftar AHAVA pada kedudukan alat ukur tegak
luru~ terhadap jalur transm1~1
Jalur pe:hgamatan -
At . - A2 A::~
AP rata-rata o. 532013 0.4-53955 o. 101025
Simpanean baku o. 386923 0.446723 o. 275036
Hila! t 4. 346080 3. 199150 1. 161557
Keterangan Ho d'itolak Ho ditolak Ho diterima ~.
Daftar VII Has! I uji-t pada kedudukan alat ukur
sejajar terhadap jalur transm!s!
Jalur pengamatan
A1 A2 A3
Ap ra·ta-rata 0~ 586975 o. 516016 o. 145996
Simpangan baku 0. 368384 0.409807 o. 244919
Hila! t !5. 038703 3.981843 . 1. 86!5034
I
Keterangan Ho ditolalt Ho ditolak Ho diterima
Daftar VIII Hasil uji-t pada kedudukan alat ukur
lurus terhadap jalur transmisi
. ! 33
Data selislh beda tingg1 ak.umulatif antara Hi-007 dan Fennel I:assel
Jalur pengamatan
Pengk. Jenis sta A A A pengk. 1 2 3 ..
I pergi 1 0. 29 0. 22 - 0. 28
2 o. 81 o. 72 - o. 27
3 1. .l!-8 1. 29. - o. 31 / .
pulang 1 o. 19 o.oe - o. 19
2 o. 81 o. 57 - 0.01 -
3 1. .l!-9 1. 12 - o. 20
II pergi 1 o. 11 0. 16 o. 10
2 o. 68 0.61 - 0.02
3 1. 31 1. o.q. o. 22 .
pulang 1 o. 21 o. 19 o. 12
2 o. 9l!- o. 62 o. 11
3 1. 62 1. 28 o. 26
Daftar IX Data selisih beda t1n111 pada a1pat dat~~
memanJan1
III. 2. Pembahasan I
Dengan mengamati. sellslh :Qeda t1ngg1 antara has11
Ukuran beda tinggi yang diamat dengan alat level otomatis
Zeiss Hi-007 dan spirit level Fennel Kassel terlihat dengan
Jelas. bahwa .divergensi garls b1dik pada alat s!pat datar
34
otomatis akibat pengaruh medan ~agnet A£ sungguh-sunggUh
ada. Pada penelitian 1n1 data selisih beda tinggi yang
didapat sangat bervar1as1. Variasi data tersebut kemungk!nan
disebabkan arus yang mengalir pada Jaringan tran~m1s1 150 kV
terus berubah, dan arus 1n1 dapat berf1Uktuas1 antara 90 Amp
sampai dengan 370 Amp, sehingga menghasilkan medan magnet
yang selalu.berubah. Demikian pula 6 set kawat pada jaringan /
transmis1 akan menghasilkan medan-medan yang . saling
bertampalan dC:mgan puncak dan palung yang bervar1as1, dan
. medan-medan semacam 1n1 hanya dapat d1pred1ks1 secara fisif:
dengan mengUkur besarnya kuat medan. Hal 1n1 bukan merupakan
.suatu proses yang mudah, karena medan-medan tersebut
· dic1r1kan dengan sifat yang kon~leks dan kekuatan· medan
t erus berubah.
Karena dat.a yang diperoleh sangat bervar1as1,\ maka
aalam pengujian dip!lih· suatu metode yang sesuai dengan
kondisi data yang ada, ya!tu dengan uJ1 statistikL UJ!
statistika dilakukan dengan uJ.t-F dan dilanjutkan dengan
uji-t. . Selain kedua uJ1 tersebut di atas, Juga dilakUkan
analisis secara grafis.
III. 2. t. Uji-F
Uji-F atau ANAVA dilakUkan terhadap semua Jalur
pengamatan sipat datar, yaitu jalur tepat <11 bawan Jarintan
transm1s1 <At), jalur pada jarak 60 m dar! jar!ngan
transmisi (A2 ), dan Jalur pada tempat yang Jauh dar!
jar!ngan transn•1s1 (A3) secara bersama-sama. Hasil uji-F
dapat dibedakan dalam 2 bagian sebagai berikut
35
1. Kedudukan alat Ukur sejajar terhadap jalur transm1s1 .
Dar1 da£tar IV d1dapatkan n11a1 F h1tunaan sebesar
F = 3. 707493, sedaneltan nil a! F dal am daftar d1str1bus1 F
dengan dk = (2,27) dan peluang 0.95 (a = 5Y.) adalah
Fo. 95(2,27) = 3. 35. Harga. nila F' hitungan lebih besar
derl pada nilai F tnbel. Jadi H0 ditolak.
2. KedudUkan alat Ukur tegak lurus terhadap jalur transmis!.
Dar! daftar VI d1dapatkan nilai F ~itunaan sebesar
F = 4. 625703, sedangkan n!lai F tabel · adalah
Fo. 95(2,27) = 3. 35. Harga n1la1 F hitungan lebih besar
dar! pada nilai F tabel. Jadi Ho ditolu.
Dengan demikian d.apat ditarik suatu k.esimpulan, bahwa
dengan uj 1 -F (a = 5Y.) terdapat perbed.aan hasil yang
sif .l1f1kan (nyata) antara jalur pengamatan At, A2, dan A3,
J.)aik pada keduduKan alat sejajar maupun tegak. lurus terhadap
jal ur transmisi!
III. 2. 2. Uji-t
Setelah Uji-F yang telah dilakukan menunjukka:n
perbedaan hasil yang s1gn1f1Kan, kemudian pengujian
d.ilanjutkan deng~n uJ1-t. Uj1-t dilakukan terhadap tiap-tiap
Jalur penaamatan, b&1k pada Jalur tepat <11 bawah Jar1naan
transm!si <At), jalur pada · jarak 60 m dar! Jaringan
transmisi (A2 ), maupun Jalur pada tempat yang Jauh dar! I
jaringan transm1s1 (A3 ). Secara sistematis has11 uJ1-t dapat
dike 1 ompokkan sel>agai berikut :
1. Ked.udukan alat ukur sejajar terhadap Jalur transmisi .
Pada keadaan ini terdapat 3 Jalur pengamatan, yaitu :
36
a. Jalur At· \
Dar! daftar VII d!dapatkan nilai t hitungan sebesar
t = 4.348080, sedangkan nilai t pada daftar tabel
d!stribusi t dengan dk = 9 dan peluang o. 975 (a = 5X)
adalah to.975 = 2. 26; Harga n!lai t hitungan berada di
luar batas -2. 26 S/d +2. 26. Jadi Ho ditolak.
b. Jalur A2·
Dar! daftar VII didapatkan n!lai t hitungan sebesar
t • 3. 1991150, •ed.&n8K.&n n11&1 taJ:>el &d.&lah
to. 975 = 2. 25. Harga n1la1 t hitungan berada di luar
batas -2. 26 s/d +2. 26. Jadi Ho ditolak.
c. Jalur A3.
Dari daftar VII d!dapatkan nila! t hitungan sebesar
t : 1. t6t557, sedangkan nilai t tabel adalah
to.975 = 2. 26. Harga nilai t hitungan berada di dalam
batas -2.26 s/d +2.26. Jadi Ho diterima.
2. KedudUkan alat Ukur tegak lurus terhadap Jalur transm1s1.
Pada keadaan 1n1 Juga terdapat 3 Jalur pengamatan,
yaitu
a. Jalur At·
Dar! daftar VIII didapatkan nilai t hitungan sebesar
t = 5. 038703, sedangkan n1la1 . t tabel adalah
to. 975 = 2. 26. Harga nilai t hitungan berada di luar
batas -2. 26 s/d +2. 26. Jad! H0 ditolak. I
b. Jalur A2·
Dar! daftar VIII d1dapatkan n1la1 t hitungan sebesar
t = 3. 9818ll3~ sedangkan nilai t tabel adalah
•
I
37
to.975 = 2.26. Harga n1la1 t h!tungan berada d! luar \
bat as -2. 26 s/d +2. 26. Jadi Ho di to 1 ak.. •
c. Jalur A3.
Dar! daftar VIII d1dapatkan n1la1 t hitungan sel:>esar
t : 1. 1885034, sedangkan n1la1 t tal:>el adalah.
to. 975 = 2. 26. Jad1 H0 di ter1ma.
Dar! hasil uji-t (a = 5i!) menunJukKan, l:>ahwa pada Jalur
tepat di :t:>awa11 Jaringan transmisi dan jalur Pada Ja:ak 60 m
dar! jarinean transm1s1, baik pada kedudukan alat Ukur
sejajar maupun tegak. lurus terhadap ' Jalur transm1s1,
pengaruh medan magnet AC terhadap alat sipat datar otomatis
adalah s1gn1f1kan. Sedangkan untuk jalur pada tempat yang
Jauh (± 20 km) dar! Jar1ngan transm1s1, l:>aik pada kedudukan
llitur sejaJar maupun tegak lurus terhadap Ja~ur
transm1s1, pengarUh tersebut tldak berart1.
III.2. 3. Anal1s1s secara graf1s
Anal isis secara grafis dilakukan untuk mengetahu1
besarnya pengarUh medan maanet AC pada t1ap-t1ap jalur
pengamatan. Anal1s1s tersebut dilakukan terhadap data s!pat
datar memanjang, dengan jalan hasil sel!sih beda t1ngg1 yani
d1:..~.apat pada tiap-tiap jalur pengamatan, baik untuk
pengu.ku:ran pergi maupun pulang, diplot pada kertas
millimeter. Gambaran grafis, dar! sel1s1h beda t1ngg1
akumulatif antara alat Zeiss'Hi-007 dan Fennel Kassel adalab
sebagai berikut. :
I . .i
I
i
:
1,5tl
'j'' i i
"I"; i I
1,oo
! o,s-o
. :i
. ·::1
0
I -o~o ' '
J I.
'I'
I I I ,,
:
I
:I·· r : I I h-1
. I ' ! 1''':: Pi ,1
I • ;! ; : 1 , : r I "
. ! il'l il; 1 ( ~ ~ I ,
ti • I\; 'il'' ···j' 'I I ' ~ : \ " '
!
jl
•I I i• I'' I I, ,, .
\.-;
I, l· ;; •' I ···I
' ' .
I'
·I i II : ' . !'
I.
,!
'
'• ' • 1: I ' I !li I
·I I :lj! I I 1 ;I I ' I
I': i; . I ·:I .i,,• !: '
~ . I I .
:,.; 1: ! : l ! 1 II•'
.! I '!I .. I'
! i
'J :·: .!I · r r·~
I
I: I
,,
T · ...... I i i· ! jl ': ; 1: . '
I•
: 1: II-i;· 't .. !I
:,: I :I ~:· :
:: .,~, I • . : I: 1 1 :Vh ·.·
I ' i • I
,.
I I
! '
"
i ' ~ : ' ~ . '
. 'I. I I.·. I
I I
'I
I i
I '
I i I.
I. l '
i
·I •'ro I ' tL .. -I 1: .I!
. l
' lj J t :I !: t I Iii .j
I 1. I I ' 11·
···I
I A3 I. • I ··: .
I ,,(, ,li
:, ·. . :!ji ., I' I '! ...... I :, .
I I : : I: '~-1 i I j .. , ·I· '. .. I . t· '.;1J ... ·C., , i ~ ; , 1 ~ i I
! ::
I I
: i , I I'
1:· ..
I
li il
~ i
'' l t
I. I
'I:
; '!: ... :, .. : .
' ' . '\ '
':'I ' L:J! · oro l : ! ~ I J .
I. I • I• \'! i !, I
: :I I.
..
...
I: I
! .. ':.,
! I
I I
i
I
f
l
;,
,., :t!. '!'
I I
I
I
tl' ~ i
,, ' :i
I
I,
1,! I
I .
' l
"
;•(
I i
i
I I'
!j I
~ I
' !
I·'
I I
' i
' !
I :
'
I i'
I 1'.' :I I
f~ 11 i : I !Ti " ~ ; ; '
! i i " •II
I I;• ! I ~
. :' i tl, I ·J I l, l.
i ; : i :. ; t i: I iif: I . ill ,q;J'::. 1Hii ,: ·~~· · :··I .. · i ,, I ~ ,~,·.I : : :II,' . 'I : ,'I! : ' i. .. ' . . . . I . '":· I i 11 . .lL,.!L ~~ 1 , ... 1' •. 1 •. ~.!: .. 1 .
I I• ,, II i' ,, 'I
' I II 'I' :I '· I .,. 'I I l : l ' l I I I I I : ~ . I· ; . : 1
I 1
: p I ''•
' i l
. 'l : ~-· 'I
' I'
I :,· 'I .. rl: . I :1 !\ ' I I
'1![,•' I ' ' 'I . I t .,
lil! I, :~m·' rr · · : j: i · ,I f '
::.I I I I t!' f I j
' ! ::: r
! ! I
'
,; t
'I I
!
T
I ..
f,Oo
OJS'O
I. I I
I
I i
i I
I
I '
I
I
.i li' 1·.·· :tL ::!
;
i 1. rl' I .. 1'1
i'
i
I 1! 1
:,'!
I I
I
I
I I' I. I
I I ,I ii
·t; ! ~L I I' i
jr i' I ij ',.
1 ••• I~ : ·I· I .I.
!I
!.111
•
' !
1:
L : ! l•t' '
.I
:!·
I .. 1'1:,'
I I
I I I
'I ,j I
'1
38
Dar1 1rai'ik ter-sebut c:U at as terl1hat . d.en1an je 1 as,
bahwa pada jalur A1 rata-rata pengaruhnya lebih besar dar!
pada jalur A2, dan rata-rata pengarUh pada jalur Aa lebih
besar dari pada jalur A3, baik untUk pengUkuran perg1 maupun
pulang. Kenyataan 1n1 sesuai dengan dasar teori yang telah
di~djikan, bahwa divergensi garis bidik akan nampak terbesa~
bila jarak alat ukur paling dekat dengan jaringan transm1s1.
I
I
BAB IV
\ PEHUTUP
IV. 1. Xes1mpulan
Atas dasar hasil penelitian, dapat diamb11 beberapa
kesimpulan sebagai ber1kut :
1 .• Hasil uJi statistika pada Jalur sekitar Jar1ngan I
transm1s1 memperl!hatkan pengarUh yang1 s1gn1f1kan,
sedangkan pada Jalur yang JaUh dari Jar!ngan transmisi.
pengarUh tersebut t!dak berart1.
2. Berdasarkan hasil penelit!an dan has11 uj! statist!ka,
pengar'Uh aK!bat medan magnet arus bolaK-balik teraantunr
pada arus yang mengalir pada jaringan transm1s1, Jarak
alat Ukur terhadap kawat transm1s1, serta kedudUkan alat
Ukur terhadap Jalur transm1s1.
3. PengarUh terbesar terjadi pada jalur · tepat di bawah
Jaringan transm1s1, <1engan kedUdUkan alat Ukur · memoton~t
t':gaK 1 urus terhadap J al ur transm1s1.
IV.2. saran
Penel1t1an tentana efek medan magnet arus bolak-balik
terhadap alat s!pat datar otomatis merupaKan hal yang baru
di Indonesia. Dengan var!as1 Jarak alat Ukur terhadap kawat
transm1s1 dan var1as1 dar! Jaringan transm1s1, d.apat
d.ila.k.Ukan penelitian secara l,ebih lanjut tentang efel< d.ar1
med~a magnet in!.
39
DAFTAR PUSTAXA . \
BaKosurtanal, 1966, "Laporan Badan Koord1nas1 survey dan
Pemetaan Haslonal (BaKo) pada Rapat Koordinasi Nas1onal
Riset dan Tel<.nologi IV", Dol<.. No. 02/1966, JaKar•ta.
Beckers, H. , 1983, "Influence of Magnetism on Precise
Levelling Shown in the Rhineland. - Palatine Part o£ the
German First Order Levelling Network", In
Pelzer/Hiemeier (Ed.. ) Precise Levelling,
Contributions to the Workshop on Precise Levelling,
Dumml er, · E:onn.
carroll, J., P., 1987, "An Investigation into the Effect of
Alternating Current Induced. Magnetic Field on the
Compensator of Automatic Levelling Instrumentation",
University of Queens 1 and, Australia.
f-'~.bler, J. , 1983, "Some Result of the Determination of the
Geomagnetic Influence on Automatic Level Instruments",
In Pelzer/Hiemeier (Ed.) Precise Levelling,
Contributions to the Workshop on Precise Levelling,
Dummler, Bonn.
Ho 1 dah 1, S. , R. , 1986, "Artie 1 e No. 20 Correcting for
Magnetic Error", the Adjusment of the North American
Vertical Datum, ACSM Bulletin, August 1986.
Id.il<., D., w., 1981, "Penelitian Sipat Datar Ni-007 dar! Carl
Zeiss - Jena", Sl<.r1ps1 pada Dept. ·Geodes!, FaKul tas
Tel<.nil<. Sipil dan Perencanaan, Inst1tut Tel<.nolog1
Ban dung, Bandung.
40
41
Leitz, H., 1963, "The Influence of the Geomagnetic Field on
the Zeiss Ni-1 Precision Lev~l",
(Ed. ) Precise Levelling,
In : Pelzer/Niemeier
Contributions to the
Workshop on Precise Levelling, Dummler, Bonn.
:lational Geod,~tic Survey, 1963, "Bull e~in to : Users of
Compensator - Type Levelling Instruments", ACSM
Bulletin !lo. 74, August.
Packard, R., F., dan Macneil,
Comparison of Spirit and
J. I H. I 1 ~83, · "A Direct
Compensator Levelling·",
Geophysical Research Letter, September, Vol. 10 No. 9.
Pelzer, H;, 1983, "Systematic Instrumental Errors in Precise
Levelling", In Pel zer/Niemeier (Ed. ) Precise
Levelling, contributions to the Workshop on Precise
levelling, Dummler, Bonn.
Prijono, Hasjimy, SUharsana,· 19751 "Kalibrasi Waterpass
Teliti Fennel Kassel Type :?lani· No. 50641", Laporan
Penelitian Tekn1k Geodes!, Fakultas Tekn1k1 Universitas
Gad.Jah Mad.al Yogyakarta.
Queensland Surveyor Bulletin,
Automatic Leve 1 s", March
19841
No.
"Magnetic Effect
2 and August No.
University of Queensland., Australia.
on
5,
Rumpf 1 w. 1 E. , and ueuri sch, H. I 1981, "Systematiche
Anderungen Der Zeillinie Eines Prazisions Kompensator -
Nivell.iers - Insbeson - dene .Des Zeiss Ni-2 - Durch
Magnetische Gleich - Und Wechselfeld.er" 1 XVI FIG
~ongress, Montreux, Scheweizl presented and reported.
paper.
42
Rumpf, W., E.,
Instruments
1983, "Calibration of Compensator Levelling
for Magnetic Errors at the Fachhochschole
in Frankfurt/M", IUGG, XVIII General Assemb\Y. Hamburg.
Scllul tz, G. , 1983, "The Influence Of Surrounding Magnetic
Field. on Automatic Levels of Type Hi-t", . In
Pelzer/Hiemeier (Ed. ) Precise
Contributions to the Workshop Precise
Dummler Verlag, Bonn. /
Levelling,
levelling,
Sears, F., w., and Z~mansky, M., W., "University Physics",
Third Edition Part 2, Addison - Wesley Publ1shinC
Company, Inc. , London.
Strange, W., E., 1985, "Empirical Determination of Magnetic
Corrections for Hi-1 Level Instrument", Proceedings of
the Third International Symposium on the North American
Vertical Datum (NAVD '85), Rockville, Maryland, April.
SudJana, 1986, "Hetode Statistika", Edisi IV, Tarsi to,
Bandung.
Whalen, c., T., 1984, "Preliminary Test result on Automatic
Levels Affected by Magnetic Fields",, ACSM Bulletin,
April Ho. 9.
•.
.,
LiAHPIRAH I
I I
'
. I
-,c;;l.:'_:'i-:.:.J-:~:
':::l.'"
.·
3S
10 .JIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIUIIIIIII
lO Ill I PIICaAII WI-P Ml WH w
30 Ill I -·--·-··--·····--·····- I to Ill IIIIIIUIIIIIIIIIUIIIIIIIIIY. •
50 &Ill 11(101 3)18(101 3),11 (10. 3),81 (10. 3),SI(3)1 ,(10,3), 1(3)1Jr(3)1 B(IO) . 10 Dlll H(l0,3)
YO DII HI (1013) . 80 LPRIIft' Qlt (14) 'JMSJL PIIIIJJNIGAI WI·P .. WJ-l• 90 LPIJIT CJI$(14) •---·------~-----·-·"'······-~-------•
\
. 100 LPRJH 1 • :LPIJif:LPIIIf:llllft
UO LPRJIT Clitlf4) 'WH• : LPRJit : LPRIIt 120 IQ Z:l '1'0 2 130 a.s Ito 1:3 : 1:10 150 . Rill II MCA DlTA It
110 CIOIJUII 1 oeo . ITO IIIII PBRHINIW fAI8. AUVA 180 11:0 : rY:O : AY:O : Btf:O 190 Fll J:l '1'0 I ZOO Sf(J):O 210 1m J 2ZO Pel J:1 '1'0 I 230 Fll 1:1 '1'0 I. 240 Y(l,J):H(J,J)-Bl(J,J) 250 SY(J):ST(J)•T(I,J) 210 SYJ:SYJ+T(I, J)•z no •m 1 280 11:'111+1 290 IIY(J):SY(J)/1 300 rY=rY•SY(J) 310 AY:AT+SY (J) '2/1 3ZO IBXTJ 330 RY:rY'2/'111 340 AJ:AJ-Rf 350 A:AY/(1-1) 360 DJ:SYY-RJ-AJ 3'10 111:'111-1 J80 D:DY /1111 390 F:A/D 400 Rill II CII'AI BASIL 11
410 . a.s . UO ux:A'l'l l l, II i PRIIt' 01$(12) 'HWP SOAR, .. Slltd8 DJfiUIIS•
. 430 RBI( II CB'l'AI JU1M. l II '
no ms 1260 450 ml J=t ro 1 480 llBII II CITAI JUlQ, 2 II .
470 mB 1350 480 l.PIIlll1' ·-------------------------------,.; _______________ •
490 LPRIIT • .-cw a. S!iLISIB' 500 I.Ptllf • BrA AUt' •••••••••••••••••• ~ Jll •
( 510 LPRI'lf ~ IIA ..... '111111 fJI881 I
~ LPRJit' •----------------·-----~-------·-:,--~----~-------•
/
530 IIUl 1:1 1'0 I b40 LPRIU11JIG I It 11·007 ........ ..... •• i ; .. ~.J(I,J),G (I,J),H(I,J) sso _LPRrtr 111m • ' - r Mil •• . ftl.ll •t. It• ; '11 u, JJ,GI(I,J),Hl(I1J)1 T(I1J) i
510 LPRIIT , 570 11XT I
580 Ll'RIIT '-···----~----------·----~------1----------------• : lllllf 590 I.PRIIT 11118 I RA'I'A·J.AfA SltiSI.- '1'111001 : ·~·· : Jtf(J) 100 I.PR 1ft : I.PRIIT m mm t"o &ZO. 1mJ f30 RI!H u ClrAr 'I'AIIIJ. MAYA II MO · I.PRIIT 'fAll. AULISIS Y.AIJAISI' • 650 LPRIIT •-------·----~---·----- -' : LPRJft 100 Ll'Rllf ·---------~----~-----·-···--·---·-'-·---·~---·----···········-··:-· . &70 · LPIIIf ·- Y.AIIAIJI * JIII.Aif~VAJ~ft · Mft~IAft DMDHf · IILAI P 680 LPRllf •----------------------~---·-----~;.. ____________________________ _
890 I.PRIH USIIItl 'lATA-RAft It ....... Jt.llllll';l,RJ,IY
700 LPRIIT US JIG • AlfAR IIUIIP(I ... If,. . Jt.llllll ft. I 11111';1-l,AY,A,F TIO LPRIH IlliG I DAI.AJIIII.CIIJI(I .. . .... #111111 •;fti,DT ,D 720 . I.PRIIT • ------------------------:. ••••••••••••• .: ••••••••••••••••••• ~-----730 LPRIIT US118 • 'I' 0 'I' A L Q allltW;ft,STY 740 Ll'RJIT •----·-------~-----------.:. •••••••••••••••••••••••.••••••.•••.•••• T50 LPRIIT : I.PRJI'I' : I.PRII'I' 760 Rill II MOOU II no OOSUB 1440 780 1!11'1' z 790 RI!H H PIJillJMGAI UJJ f II
800 LPRIIT CHI$ (14) 'UJI-l' : LPRIIT : LPRJIT 110 RISQI
120 IIUl Z=l ro 2 130 Rill II BACA DA'I'A II e•o OOSUB toeo 150 Rlilt II C&'fAI JUJM, J II IGO GOOUB 1260 avo ~ J:l ro r 180 SB:O. : SBB:O 890 FOR 1:1 ro I 900 · B(I):H(I,J)-HI(I,J) tiC SB:SBtB(l) 920 &BII:SBtfB(f) '2 930 1m 1 9t0 HB:SB/11 t50 YJ:,J: (laaS8'2)/II•II-IJI 960 SDB:SQR(VARB) 970 'I':HB/(SDB/SQI(IU 980 Rill II CBI'AI JUJU. ~ II 990 OOSUB 1350 1000 Rill II Cll'AI JMSII,ITA II
1010 LPRII'I' Wile • .. (B):· ........ 1e lOlO LPRIIT USII8 • SJ (B) : •W. lltllr 8 . IOJO LPRIIT 1lSIIG 1 IlLli l : •Jt.lllllr f : 11111'1' : 11111'1' tow nn J. •• ..... * ;. tMn mt 'I
1010 Rill II SUIIIU!'JI lllCA DAtA .. 1090 R1t u BACA PASAIUIIM\'A 11-oM IMIIIM8 D TIIGSJUA 11 uoo JIUII=J ro I · , UlO JIUI J:l '1'0 I 1120 WD IIII,J),8(1,J) IUO H(l, J) :11(1, J)-8(1, J) I ItO HU, J) :ABS(B(I, J)) uso iar J 1160 IUT I U70 RBII n BACA PWIGAIIMtA J1all. .. ua, IMI·JIIt\te - tiii88JIYA n uao POR 1:1 ro 1 -1190 rc~ J:l ro 1 12bo RIAD III(I,J),GI(I,J) teiO Hlji,J):lt1(1,JHJt(J,J) 1220 HI (1, Jl ;A~(HI (1, J)) 1230 IKXf J 1240 laf I 1250 RITURI . 1260 RBI! II JU00L I II
12TO IF Z : ~ '1'1111 1310
·\
1280 LPRIIT •J. ROOOOUI ALAT'UIUR : SBJAJAR !1i11J1A00' JARIIGAII fRAISIIISI 1
1290 IJ'RIIT • Tll881 AUf 1IUR : 1.40 •ter '1
uoo 00'1\) 1330 13t0 l.PRJIT •JJ. IKWOOW ALAT 11UR : !IU LIIUS ftiiiHAW JARIIIGAI t'RA..'IISI1
1320 LPRliT • TI-l AUT \IUR : 1.40 •ter • 1330 LPRIIT 1340 Rlmll 1.350 RBit II .lUlU. 2 II 1360 Cl J am> IJTO, 1390, i410 1370 LPRIIT 'AI. JAU. fiPA'l' Dl BAVAH JARJI<WIItiiSIIISI 1
mo oon> l':o U90 LPRtar 1A2. JALUR PAlM JAR,AI 80_ Mlftll ltARI JARII8AI 'I'RiltiiiSJ• 1400 Goro 1420 IUO LPRIIT 1A3. JAU. PAllA mtPAT TAt'G JAIIIIMRl JARII8U fRABISJ• 1420 IJ'RIIf lt30 RI'I'IJRI 1440 RBI! II SUIIIWfliB 'l'IIOOU II 1450 C$:1111J$ 1460111P:.BKIP:IIIP l4f0 LOOA'I'B 24,10 :LIIB IIPUT 1lelao lOIIIIIol L uot.alt •laojutxao 1 i C$ 1410CLS 1490 IF C$ <> 111 AND C$ o 1L1 ftlll 1450 1500 RlmiN
I
1510 IIIII S&WAI -· JARIMI .... II 1515 Rill II PASAI8AI MYA ll·OOf II . .
l5l0 ftllu TBPAT 10 1eter JAW 1530 RBit • .ta blk da bl- da blk t.54o DATA t39Z. R I t006. To I l991l.Ot 1 zooo. ito 1 1299. 9t I t38t; D tsso DATA 1034.1'. 1 IZH.aT I 1616.8, 19'10.~7 1 ltn.'4J, un.~ 1560 DATA 102&. 34 ' 1305." I '161&. 03 ' 1960. •• I U9U3 ' IMZ. 91 1510 DATA lOll, 13 I 1332.81 I 12l7.3Z I YQ.i35 ' lt39.11 I 1419.112 1&80 DATA 13Z9 93 , 1690. &T , 7M.eo , un.~ I 1451.55 , 1M • 1590 MTA 1~34.32 I 171&.411 IIUI' lf2S.Itf' UIY;il i '1310.75 1100 DATA atua , nout I &YG. 21 I tsot~ , am. u I noua I flO DATA 1219.86 I ltl3. 71 ' 1319.95 I 2011.159 ' ltfO. 42 I 13ZU6 1620 DA'fA 1314. u I 1452. 9T I 13ft II ' HOS.!M I 1349.27 I l43U9 1630 DATA 1853.62 I liM. 85 ' 1402. 32 ' IMf.!oll 1336.14 I ltas. 25 IMO Rill II i'WIIMI MfA PDII. U881. II
II
I
llsb RBi 11 !W.AT 10 ~eler JAil II
IHO Rill I dl bill da -lk Ma blk, 1670 DATA uaa. Of , 1003.15 I zOOt. M I 201M I , 1304. n I 1392 • .o 1680 DATA loti. 55 I ltTI. 10 I 1670. M I 1973.117 I 1481.99 ' 13T6. 20 1690 DATA 1029. 30 I 1307.02 ' lUI. 69 I 1955,!10 I 1396.lT I ltM." ·noo DATA 101&.24 I ua. TO I 122a. 05 , 757.55 I 1431. 99 I ttaf. sz mo DATA t3Zt. 25 I 1u1. 62 I 190.20 I m2.55 I 1446.12 I 1m." mo DA'I'\ 1326." I mo. u I &19. at I mt. 30 I un. 5t I 1356. To IT30 DA'I'A &90. 06 I noo. n I an. 14 I 1502. 95 I 1m. 40 , 1306.1& mo Dm t?.9J. 53 I 1m. n I tm. 911 201U6 I 1257.49 I 1326. 9s 1150 DA ... 1319.34 I ttsT.551 137?..911 20t0.49, 135t4o, 1441.76 1160 ~'J'A 1851.01 I 1842 ... I 1401. M I 1892.16 I 1333. 18 I 1482. 51 I 'i /0 RBII II 1WI LIIUS 'IIIIHADAP ,IARJIIGAI ftiAISIISI II
IT&O RBIIn PASAIGAI DATA 11-00T u IT90 Rill! 11 TBPA'J' 60 leler JAW I aoo RBII I lllllla . blk .Xa . bill llka lllk 1810 DATA 1441.24 ~ 1160.11' 1829.21' IHUI.I 1159;15 I 1218.41 1ato nAtA ~teo. aa I uau9 I 15$5. ss , 1489.1& , ma. n , uts. 99 1830 DAfA 11M. n ' 1056.09 I 1451 ... ' I09f.T2c I 1432.93 ' 1369,31 1840 DATA 1101. 82 I 1027. 23 I 1183. II ' 1~68.72 ' 1548; 38 ' 1M3. 09 1150 DA'I'A 16.,. 68 I uaa. 6T I uau3 I US5. 24 , 1601.56 1 H56. 31 taeo DATA 1594. &9 I "'· 32 I m. &9 , Hot. 53 , ms.n I 144.3. st 1870 DATA 1580.66 I H66. u I 1~3. 82 I 1195.'45 I 1498.75 I 1347. T6 1aao DATA 1616. za I 123t.al I 1592. 90 I 1m. 97 I t5Yt. 54 I 1355.09 1690 DATA 1580.68 I 1203.66 I 153M2 I 1211.'03 I leo&.IZ I 1354.05 1900 DA'I'A 1790. sa I 1571. 55 I 1m.~ I 1341." I mo. 59 , 1419. 39 1910 Rllll 11 PASAIIGAI DlTA PIIRIL WSIL II
1920 Rill n !VAT 60 •ter J.Atl 1930 RI!M • uea blk lllka blk aa l>lk
II
I
II
I
1940 DATA 1437.31 ' 1151.51 I 1132.32 I 1150.56 I liM. 31 ' 1224.02 1950 DATA 1456." I 1181.20 I 1562." I lt96.,98 I 1611.92 ' 1389.90 1960 DA'l'A 1156.11 I 1059. 28 ' 1450." I 1091.:24 ' 1431.11 ' 1367.10 . 1910 DATA 1113.40 , 1031. ~~' 1180.91 , 1216.!10 1 1553.69 1 Iff&. M 1980 DATA 1646. T5 I 138&. 55 I HU. 33 ' 1256.15J I 1591.15 I 145l." 1990 DATA 159&. sa I 946.05 I 726.Z9 I 1095.i9t , tt32. 21 I tno. tz 2000 DATA 15TT ... ' 1183. T1 I 1049.92 I lt9l,:T2 ' 1502.04 ' 135t.l8 2010 DATA. 1m. M , 1229.55 , tsaus I tstf.:ss , 15f9.16 I •m. t9 ~020 DUA lsiUO I 1201.95 I IS3J. f8 I 1209.:15 I 180&.86 I usus 2030 DATA IT88.41 I l5fUO ' 1476.10 ' 134U8 ' IT3f." ' lti6.13
\ I
( '
'
.,
\
-LAHPIRAHII I
HASIL PBHBOLAH DATA
It a·
' HASIL FEIHI'l'lH:3AN UJl-tF DAN· lin-t . '
---------------->--------------------
UJI-F
I. IRIRJIWI AUf UltlR : B&JAJAR !1111AMP JUIHAI TRWIIISI fiiGCII .ALA!' 1IUt : 1,40 •ttr
AI. JALll TBPAf Dl MWB JARIIGAi !WSIIISI I
--..... -----------------------------"": .. ,. _________ ~---PllltBACAAI RAJIII) Sll.li.IIH
STA AUT ------------------ .. 111M m JILWIG tlal tll881
---------------------~-------------------------4 li-007 mz. sz 1006. Y6 365.16
F- I llaa. 07 1003.15 384.92 +0.94
5 11-007 1034." IZM. M 230.73 F- I lot1.55 12TI. 80 230.25 +MI
I 11-00T 1028.3t 1306." 278.43 . F- I 1029.30 f30T.02 271.72 +O.TI
T 11-00T 1011.63 1332.81 3ZO. 91 F- I i016. 24 1336.70 320. t6 +0.52
6 li-607 1329.93 1690.67 360.74 I F" I 1321.25 1681. 62 360.37 +0.37
9 11-007 ll3t. 32 ntl.41 384.18 F-1 1321. 94 nt0.45 383.51 +o.&S
10 11-007 897.18 1709.M 111.98 F- I 190.06 noo. Ta 8!0.72 +1.24
H li-OOT 1289.86 1413. Tl li'3. 85 F- I 1293.53 1417.14 1?3. 61 +0.24
12 li-007 1314.43 1452.97 138.54 F- I ·1319. 34 145T. 55 138. 21 +0.33
-13 li-OOT 1853,62 1844.85 a.n
F- I 1151. OY 1142.14 1.93 ·0,!11
'-~-------- ............. ·------------------------ .............
,.Aft-RAtA SI.ISIH 11M tii88J : +0. 532 i
.~
. ' ·•-'.
A2. JAL1JR PAM J.wt 10 nR WJ JAil. !IABISI
-----------------------------------------------. PIIIMCAAI RAIIIJJ Sla.ISIH
SfA ALAr ___________ , ______ .-
: •. IW JII.WI8 711001 fiiOOI
~----·----~----------------------------~-------
' li-007 1996.01 2006.10 10.06 F- I 2002.M 2012. Tl 9.87 +0.19
5 li-007 l86U6 l9TO. 41 302.21 F- r 1670.54 1973.1'1 302.63 -0.42
6 li-007 1686.03 1910. 61 · m.58 F- r 1681.69 1955. GO 273.91 +0.67
, .·00' 1~27. 32. "'· 35 .
"0. ,, , -I 12l8.06 TST.55 no. 51 +0.46
8 li-OOT TM.80 1117.4~ 332.66 F- I 790.20 1122. 5.'i 332. 35 +0. 31
9 11-00T 814.28 1125. 9'1 311.69 F- I 819.81 1131.30 311.49 +0. 20
10 11-00T 8f6. 28 1503.07 ai6. f9 Jl - I an. It 1502.95 625.81 +0.98
lt li-007 1319.95 2011.59 691.64 F- r 1326.98 2011.56 690.58 +1.06
I? lli-OOT 1361.11 2005.54 638.43 F- r 1372.91 2010.49 631.58 +0.85
13 li-007 1402.32 18&f.Oit 484.71 F ·I l40T.M 1892. lb 4&t.52 +O. et
---------.. -----------------..... ------------------RA'I'A-RATA SIUSIH 111.14 1'11001 : tO. 464
\ \
A3. JU PAlM flft'AT YAfll JAil JMfJ JMIIGAI 'l'bt.tltBI ' '
' --------------------------------- ... ·-----------PIIIRAWIRAIIJ SII.ISIH
STA AUT ----------------7- • -iiA llUid6 t~J fll881
... --------------------------------~----------·-
' It-GOT 1Z99. 97 1387.46 ''·'' , - ( 1304.78 1392.40 auz ..0.13
5 11-00T 1tn.40 13H.35 1".05 ,_, 1tal.99 13T&. 20 1~79 +0.26
6 11-007 1394.23 1MZ.9t 41.75 , - ( 1396.n 1444.74 ... 57 +0.!8 ''
' 11-007 1439.18 1489.02 ., ... , -' 1437.99 1417.52 49.5~ +O.U
a IH)GT I tal." 1441.38 a . ., ~· - I 1446.12 1440.74 U8 -0.19
9 li•OOY 13lT.ll' 1360. 75 4U4
, '"' 1313.51 U56. 70 u.19 +0.45
10 li-007 1248.73 13011.38 sus F- I 1247.40 1301>.68 59.28 +0.37
II 11-007 1280.42 132~.H &9.24 , ._ ( 1257.49 1321;, 95 &9.46 -0,22
12 li-007 1349. 21 . 143:1. 89 90.62 ,_, 1351. 40 1441.76 90.36 +0.26
13 li-OOT !336. 14 1485.25 lUlU F- I 1333.18 14~.57 149~ 39 -o.28
---~-------------------------------------------
RArA-RAfA Slil.ISIH - fll881 I +0.101
TAl& AIALtSIS VARIAISI
SUIII8I VAIIASI II JIIUJJ DIMIAT lATA-UTA ltMIIAf IILAJ F .. l . --------------------------···------··----------------------------
RATA-lATA 1 AlTAR fU!f(l 2 DALllt IUif(l 21
3. 938516 I.OSHYS J.M03R if.
3. 938516 . 0, 52U38 . 3. 707493 O.Jt223&
. -........ --------------- ..... -----· -~-------+------ -------------------.... --TO rA L
l--~------~-----------------------~4 .............. ' ...... .., ................................................ .. 1,
'
/
H. II!!MWI AIJ'I' 11111 : T11M1 1.111! ftiiJIADAP JARIIGAI ftA.CIISI '1'11681 AIJ'I' liUR : 1.40 Mler
AI. .W.UR ftPAt Dl BAVAH JARIIGBTRAISIIISI
"!"-----------------... ·--------·-··----------""'-----PlmACAAIRAIIII $1SIR
BrA A"''' --------------------• lW JII.WIG nmn '1'l1881 /
• --------------.. ---------- ............... ~------- .. --------• li-OOT
"''· 2 • 1110.18 ~81.06
F - I Int. 31 115?.51 279.80 +1.26
5 11-007 1460.8& liM. 19 Z76.09 F- I 1456. n U8l.20 Z75.5T tO. 5t
6 li-007 1154." 1056.09 9t08 F - I 1156.61 105M6 ~'· 35 +o.u
' li-001 1108.82 102?. 23 81.59 F -I Ul3.40 1031. 95 81.45 t0.14
8 li-007 1649.68 1388.61 261.01 F- I 1646. 75 1386.55 ~60. 20 +0. 81
. '--...:
9 li-007 159U9 941.3Z 653.57 F- I 1598.58 946.06- 65Z.5t +1.05
10 li-007 1580.66 1166.68 413.98 F- I 1511.46 1163." 41U9 +O.Z9
II li-001 1616. 28 1231.81 384.47 F - I 1613. 64 1229.55 384.09 +0. 38
I! I l-OOT 1580.H lt03.11 3TT.02 fl. I ISM. aD 1~.95 3'11.55 +0.47
13 li-007 IT90.58 1571.55 219.03 F - I 1786.41 156T.60 218. 81 +0. 22
.....................................................................................................................
RATA-RA'I'A SBLJSIH BBDl TIIGBJ : +0.58T
A2. JALUII PAM JAW 10 8ftl WI JAil .. l'tAUIISI
--------------------------------·---------------\ .
PI!HIMCW ~ ~ISIJJ BTA AUf -----~-------------• IIIlA KI.WI8 1'IIG81. fllbll -... :. ....... ----.. -----------------..... -- --~--_____ ,.: ____ •-' .
' 11-001 1829.28 iM8. 21 IL93 I F - I 1832.32 1850,56 18.n +tU9 •
5 11-00T 1555.65 1489.18 66." F- I 1562.94 1496.9& 65.96 ., 51
6 li-007 1451.46 1097. T2 J53.74 F·l 1450. 94 . 1098. 24 .'152. TO +t.ot
7 li-007 1183.11 126&. 72 85.61 F- K 1180. 91 1266.10 85.19 +0.42
8 li-007 1181.73 1265. z• 83.51 F - I 1173.33 1256.53 83.20 +0. 3f.'
_, ! 9 li -OOT 733.69 Hot. 53 370.M
F- I 726.29 1095.97 369.68 +1.16
10 li -001 1053.82 H95.45 111.63 F -I 1049.92 1191. 72 141.80 -0.17
H 11-007 1592.-90 1572.97 - IU3 F- I 1587.45 l56T. 65 19.80 +0.13
12 Mi-007 1536. 42 llii.03 325. 39 F - ~ 1533. T6 1209.15 324,6( +0. 78
13 li-007 ltU.35 1341." m.&l F- I HT6.10 1344.78 Ill. 32 +0. 29
·---·------------------------------------------
RATA-RATA SI.ISIH a riiiOOI : +0. 516
:}
A3. JALUI PAM ftiiiPAf Yll8 JAlll alii JAil~ 'IUISIISt
---~-------------------------------------------. PlllllACAAI .. SIIJSIII
STA AUf --------------------m aAW8 tJIGSI fiiCII .. -----------------~--- ......... ---............ ---.......................
' li-007 1659.15 1216.46 440.&7 F- I 1664.36 IZ24. 02 440.36 •o. 31.
5 11-001 1618.44 U95. 99 2e2. ts F - I 1&11. 92 1389.98 2U;02 •0.43
6 li-007 1432.93 1369.31 63.62 F- I lUI. II 136t. 80 63.61 -0.19
' li-007 154&. 36 1443.09 105.21 F -I 1553.&9 ltta. M 105.05 +0.22
a li-OOT 1601. 56 1156.36 145.18 F- I 1597.15 1452.14 145.01 .o. n
9 li-007 1us. n ltU.54 UY F - I 1432.21 ltto. 72 ' a. 51 -0.14
IG- li -007 1498.75 1347.16 159.99 F - I 1502.04 1351.28 150.1& tO. 23
II li -001 1511. 54 1355.09 216.45 F -I 1569.56 135.3.49 216.07 t0.3a .
12 li-001 1605.12 1354; 05 251.07 F - I 1601.66 1357.35 251.31 -0.24
13 li-00? 1140.59 1419.39 321.20 F- I 1?31." 1416.83 320.91 •0.29
-------... -... ---------· ---------------------------
P4TA-RATA SILISJH BBDA Tll981: t0.146
TAII!L ~!.ISIS VARIAISI
SIU!R VARIASI dk JIIIW llMJii.T IAft-IA'I'AIUAIIAT lll..ll F
. RATA-RATA I AltAR W»ttU 2 JMLAJIUIU 27
5.199894 1.121374 3.m7o3
5. 199894 0. 56068T 0.121211
4.625703
.. --------------------·-----.... ~---- ................................. -----------·-· fOUL
....
UJI-t.
, I. li.!'OOIWI AUf UDI : SI.WAR 'laJIAP JMIIUI 'IWSIIISI . 'fiiGGJ ALA'f liUt : 1.40 •ter
AI. JAI.UR 'IVAf Dl IIAlA11 JAIIJGQ tRAIBJJISJ ·
JIRAI (B): +0. 532GU SD (B) : +0. 381923
. III.AI l : . +4. 348010
A2. JAI.UR PAllA JAfAI 10 JBftl DARI JAIIBI IIAISIIISI
HKAI ~8): +0.453955 SD (B) : tO. 443723 IIUI l.: +3, 199150
13. JALUII PAllA ft!JIPAf YAIG JAIII DARI JAIIIW -lSI
II8AN (B): +0. 101025 SD (B) : +0.275036 IILAI t : +I. 161557
II. IBilJIIJIAH ALAr IIUR : nliAl 1.1100 !IIIJMJlAP JAIIIIGU 'J'RAIJJSI TIIGGJ AI.A'f 1I1JR : J, 40 •lr·r
AI. JALUR TEPA'l' DI BAWAH JARIIGAI TRAISIIISI
JIKAI (B) : tO, 536975 SD (B) : tO. 368314 III.Al l: +~031703
A2 •. JALUR PABA JARAI 60 JlmR DAR I JAIIIGM 'IIAISIIJSI
IlEAl (B): +0. 5160f6. SD (B) : +U09107 III.Al l: t3.961M3
A3. JALUII PABA TIIIJPAf YAIG JAW DARI JAIIIW ftOSIIISI
H8AI (B):. +0.145998 SD (B) : +0. 24t919 lilA I l : tl, 885034
. \
/
\
. -L.AMPIRAH III
/
DATA DAR HASIL PBRHITqHGA~"SIPAT DATAR MEMAHJAHG
f .
•
57
\
At• JALU.R TEPAT DI BAWAH JARINGAN TRAHSMISI
------------------------~--------------~---------------------Jenis Pemhacaan rambu
Pengk. Pengk. Alat. Sta ____________ .;.. __
.muka belakang
beda tingg1
selisih beda , . tinggi
--------------------·----------------------------------~----
I pergi Hi-007 1 1909.75 2876.50 -483.37 I Q, 29
F- K 1916.30 2882.~6 -483.08
2 3504.20 2778.90 3G2,55 0.·52
362, 13
3 3640. 24· 3035i.08. 302.58 o. 67
3641.60 3037.78 301.91
pulang Ni-007 1 2881. 50 1915. 04 483. 23 o. 19
F- K 2880.72 1914.64 483.04
2 217~. 36 3503.88 -362.76 o. 62
2782.48 3506.76 -362.14
3 3038. 50 3644. 24 -302. 87 0.68
~037. 70 3642.08 -302.19
--------------------------------~---------------------------
• ' \
( ------------------------------------------------------------Pengk.
Jenis Pengk. Alat St. a
Pembacaan rambu
·muka bela.kang
bed a tinggi
II pergi Ni-007 1 1919.30 2&&5.62 ~4&3, 16
F - :K 1913. 18 '2&79. 2& :-483. 0,5
2 351~.00 2792.92
3511.42 27&7.48
3 3637.28 3031.52
363.3. 08 302'8. 58 '
362. 54
361. 97
302.88
302. 25
pul ang Hi-007 , 1 2887. 08 19eo. 30
2884.56 1918.20 4&3. 18
2 2783.02 3508.68 -362.83
2776.24 3500.44 -362.10
·3 3039. 72 3~~4. 88 -302. 56
3036.64 3640.44 -301.90
selisih bed.a t1ngg1
o. ll
o. 57
0.63
o. 21
o. 73
0.6&
---------------------------------~--------------------------
. /
'1
(
' \
A2 .. JALUR PADA JARAK 60 M DARI JARINGAH TRAHSMISI
59
------------------------------------------------------------Pengk.
Jenis Pengk. Alat, Sta
Pembaeaan rambu
muka be 1 al<.ang
beda tinggi
selisih beda· tinggi
-------------------------------~---~------------~--------~--
l pergi Ni~007 1 2201~ 88 1094.60 553.64 o. 16
F- X 2212.60 1105.64 553·, 48.
2 1797. 14 1287.74 254.70 0.45
1788. 32 1279.82 254. 25
3 2514. 88 2200. 64 157. 12 0.43
2524. 10 2210. 72 156. 69
pulang Ni-001 1 1094.94 2202.16 -553.61
F- K 1105.90 2212.74 -553.42 o. 19
2 1278.26 1787. 38 -254.56 0.43
1289.48 1797.74 -254.13
3 2199.08 2512.98 -156.95 ' o. 66
2211.24 2523. 8~ -156.29
------~-----~-----~~----------------------------------------
I
\ I '
60 ,. '
\
------------------------------------------------------------,Tl>ni s Pembacaan rambu beda ~ selisih
PE~ngk. Pengk. Alat sta --------------- t1ngg1 bed a muk~ belakang tinggi
----------------------------------------------~-------------'..,. ,,
II pergi Ni-007 1 2205. 18 109'r. 72 553.73 ._, o. 22
,..., /
' F - IC 2209. 12 1102.70 553. 51
2 1785.66 1276. 54 254. 56 o. 50
1791. 10 1282·. 98 254.06
3 2617.84 2_203. 154 1157. 15 a.. 57
2513.40 2200. 24 156. 58 I
., I
pulang Hi-007 1 1097. 68 2204.46 -553.40 0.08
F - K 1103. 16 2209. 80 -553. 32
2 1275. 56 1784.76 1'"254. 59 0.49
1275. 64 1782.84 -254. 10
3 2215.00 2528. 82 -156. 91 o. 55
2209. 10 2521. 62 -156. 36
-------------------··----------------------------------------
... ; '
A3, JALVR PADA T~;MPAT YAHG JAUH l>ARI JARINGAH TRANSHISI
-----------------------------------------~-----~------------
PengK. Jenis PengK. Alat sta
Pembacaan rambu beda -----~--------- tinggi muka belaKang
seli'sih beda tinggi
--------------------- ....... -------------- -·------;,....-- ~--------·---I pergi Ni-007 1 267~. 72 2632. 5~ 21. 09
F - X
\ \
2682,50 2839,76 I 21,37
2 2110. 3e ae98. oo e. 18
2714.15 2701.81 "6.17
3 ~006. 10 2767. 9~ 110. 08
' 3013.40 2793.16 110.12
pul ang Hi -007 1 2641. 96 2684." 28 -21. 16
F- K 2650.10 2692.80 -21.35
c 2703. 00 2715. 32 -6. 16
2699.82 2711.78 . -5.98
3 2786.30 3007.96 -109. 8~
2784.50 3004.56 -110.03
-0. 28
0.01
-0.04
-0. 19
o. 16
-0. 19
----------------------------------------------~----~--------
\
------------------------------------------------------------Jenis Pembacaan rambu beda sel1s1h
Peng.K. Peng.K. Ala.t Sta ------ -·-..... ---..,. -~ t1ngg1 ·beda muka belakang tinggi
---------------------~--------------------------------------
II pergi Ni-007 1 2682.82 2640. 78 21.02 o. 10
F - I{ 2684. 24 2642.40 20; 92
2 2712.86 2700.94 .15.96 -0. 12
2715. 54 2703. 38 6.08
3 3005. 78 2785. 32 110. 23 o. 24
3011. 88 279L 90 109. 99
pulang Hi-007 1 2650.48 2692. 96 -21. 24 o. 12
F - I{ 2642.90 2685. 14 -21. 12
2 2700. 50 2713.04 ..:6.27 ~0.01
) 2696. 20 2708. 76 -6. 28
.3 2785. 36 3005.48 ":'110. 06 o. 15
2778. 32 2998. t4 -109. 91
-------------------------·---------------------------~------
I .
' ' /.~
• I
LAJIPIRAH IV /
BAGAN DAN SPESIFII:SI 'l'U:HIS LEVBL OTOHATIS ZEISS Ni-007
64
I
. BAGAN LEVBL OTOMATIS ZBISS Hi-007
. '
10 11 2 e
•• 12
' fJ .,
Keterangan
1. Alat pembidik optik.
2. Teropong pembaca mikrometer.
3. Trommol mikrometer.
'4, Tombol pengunci mikrometer.
5. Prisma pengamat Hivo I:otak.
6. Ni vo Kotak.
7. Sekrup halus mendatar.
8. Teropong pembaca skal a mendatar.
g, OkuJ er· teropong.
10. P 1 nt penutup sekrup pengaman dia.fragma.
11. Cermin penerangan.
i 2. Sel<.rup pengatur nivo kotak. ·I
·I
' .
65
\
13. Kaitan un t inJ-un t.i ne.
14. Kepala statip.
15. Tang.K.ai pen•unci •erakan men:<ta.tar pesawat. '
16. Trormno'l pengatur fokus teropong.
17 .. Alat untuk tudung matahari.
.18. Kaca pelindung bagian depah teropong.
/
SPESIFIXASI TEXNIS LEVEL OTOMATIS ZEISS Hi-007
No. Spes! f1kas1 Keterangan
1. Jenis alat level otomatis
2. Bayangan P.ada teropong tegak
3. Per be saran teropong 31. 5 kali
4. Diameter obyekti:f. 40 rmn
!5. Lebar med.an paJld.angan pad. a Jarak
100m 2. 3 /m
6. Jarak bidiK · terpend.ek 2. 2 m I .
7. JaraK bidHt terjaUh . 120 m
8. Konstanta pengal1 100
9. Konstanta penambah 0
10.- Ketelftian pendulum o. 15"
11. Ketelitian gelembung nivo a· I~
12. Ketelitian pembacaan 0,01 DID I -
13. Berat alat uKur 3. 5 kB
14. Berat Kotak alat uKur 2.8-kg
. ' -
( l dik, 1981 ) .
. /
(.
'\
·~.
'\
' I LAMPIRAR V
BAGAH DAR SPESIFI~SI TEXHIS SPIRJI LJV!k FERRBL ~ASSBL
~·-·
. •,
'·
BAGAN SP lR I 'l' LEVEL FDREL :tASSEL
Keterangan
1. Sekrup penyet~! l.
2. Penyanraa.
a. Sumbu vertikal.
11,, Klem.
5. Sumbu helling.
6. Kaca plat plan paralel.
1 .. Obyektif
8. Teropont.
9. Tabung dengan 1 ens a sentral.
10. Roda berg1g1.
11. · Prisma pemroyek•i sinar dari nivo t&bunt.
12. Sekrup koreks 1 di ~fratma.
67.
..
68
13. D1afrasma. \
14. Okuler.
15. Pelin<iung <11afra1ma.
16. Sekrnp heping.
17. · .jekrup k,l em.
1 s. Trivet.
19. Peg as a tau pi:r. "/
20. Alas.
SPESIFIKASI TEKHIS SPIRIT LEVEL FBHHEL KASSEL
No. Spesifikasi Keterangan
1. Jenis alat spirit level
2. Bayangan pa<ia teropong terbalik
3. Perbesaran teropons 37 kal1
4. Panjang teropong 37 em
5. Ketelitian gelembung nivo kotak 6'
6. Ketelitian selembung nivo tal:>uns 10"
7. Ketelitian pembacaan 0.01 nm·
(Priyono, Hasjimy, dan Suharsana,. 1975).
LAHPIRAH VI
' '
/
~OREXSI ALAT 'SlPAT DAT~ DAR HASIL ~OREXSI
;' .
. ~·-
70
XOR~SI ALAT UXUR_SIPAT DATAR
I. Mengatur Sumbu-I Vertikal
Cara mengatur sumbu-I vertikal 'dilakukan hanya dent~n ·
mengatur ni vo kotaknya · saja. Tahap~m dalam mengatur sumbu-I
vertikal adalah sebagai _berikut :
/
1. Diatur gelembung nivo dari kedudukan I menJadi kedudUkan
II dengan jatan memutar sekrup A dan B bersama-sama dalam
arah ber 1 awanan.
2. Kemudian gelembung nivo dari kedudUkan II dibawa ke
kedndukan II I ( tepat di tengah_-·tengah) dengan hanya_
raemutar sekrup c saja,
II.· Mengatur Benant Silant Horisontal Tetak Lurus SumJ:)u-I
Tahapan dalam cara pengaturan ini adalah. sebagai
berikut
1. Alat ukur sipat datar didirikan pada suatu tempat yang.
telah ditentukan.
2. Xemud1an dibuat titik P di tembok dan diarahkan teropont
ke titik tersebut.
3. Bc:mang silang horisontal dibuat berimpi t _dengan ti tik P. ,.
T1
\
4. TPropong diputar terhadap sumbu-I dan diarahkan lag! ke
titil~ P.
5. lJila benang s1lanr horisontal masih berimpit dengan titik.
P, berarti benang silang horisontal. tegak lurus sumbu:..r. (
Tetapi bila tidak berimpit lag! dibetulkan dengan mermi.tar
benang silang melalui perantaraan sekrup koreksi.
I I I. Mengatur Garis Bidik Sejajar Garis Arah Hi vo (
Pelaksanaan dalam cara pengaturan ini adalah seb~fai
berikut :
1. Didirikan rambu denran jarak 2D dan alat ukur sipat datar
didirikan di tengah-tengah an tara kedua rambu
(kedudukan I).
2. 'l'eroponr diarahKan ke rarribu A dan dicatat basi 1 pembacaan
pada rambu tersebut (ba, · bt, b~). I
3. J::emudian teroponr diarahkan ke rambu B dan dicatat pula
has11 pembacaan pada rambu tersebut.
4. Tahap berikutny;=t alat ukur dipindahkan ke belakanr rambU
B dengan jarak D (k~dud.ukan I I).
1 .I
1 I
I
/ f 72
5 .. Teropont <11ar&hkan tati pada. r .. u A dan rarnbu B serta
<11<'!~ t_a.t hasil pembacaan kedua rambu tersebut.
6.
7.
...
--------~ ·. . b
"' -- --- -- /:.. --- ---- ---- ._-- - --·- -- .:._ _'J. --.- -- -.- ----
a~-------
a,
a' I
~~-
I
1< · · -----v ---·-f···---·--·----p-----~---_-D----JI~-- ·
Untuk spririt level Fennel :tassel,
n1vo tabung harus selalu berada di
nivo.
Car a korek.si
' Bila .. ala2 > btb2 ~ ---> keadaan
a1'a2' > btl 1>21 ---> k.eadaan
a. Untuk garis kolimasi naik : (
•3 = •e - 3/2 p.
b;3 = b2 - 1/2 ·p.
a. Unt1J..k gari s kolimasi tururi
a.3 = a2• - 3/2 p.
b3 = b2' - 1/2 p.
dimana : · P = All I I - Ahz
:'
seti~P pembacaan rambu
tengah-tenga.h .sk.ala
gar is kol1mas1 naik.
_garis kolimasi turun.
:·d
\
Ahi = a 0 - b 0 •
Ahtt = a3 - 1>3.
Setelah dike.tahu! 1nr1s kolimas,i. naik· atau turun, inaka
barulah dilakukan ko:reksi terhadap pembacaan .. J::Qreksi ·dentan
jalan mengarahkan teropong ke . pe~acaan a3 (setelah
dilakukan perhltunfan) denfan memdtar~ skrup koreksi
diafragma. . .Pada sa.at yan1 bersamaan d111hat pula .. pembacaan ·,;~
pa~a rainbu B (b3 ). B!la pembacaan pada rambu B sama dentan
b3 (setelah dilakukan perh:1,tunfan), berarti garis bidik
sudah sejajar dengan garis arah nivo ..
HASIL EORHSI
I. Zeiss Nb-007
. \
Pembac aan Rainbu sebelum koreksi AH
konvers1
• · Muka (11111) Blk. (mm) (mm)
KedudUkan I 2924. 16 3011. 06 43.45 /
·KedudUkan II 3087.08 31'r4. 50 43.71.
Pembacaan Ra111bu sesudah.koreksi AH
1-- konversi Muka (Dill) Blk. (RID) (RID) ,
Kedudukan I 2924. 16 3011. 0.6 43.45
Xedudukan Il 3086. 82 3173.72 4-3..45 .
'·
. ~··~
ll. Fennel Xassel
Kedudukan I
Kedudukan II '
Kedudukan I
Kedudukan II '-
., '
Pembac-aan RUibu sebelum kor.eks1
MUka (liD) Blk. (1111)
2,735.40 2822:54
278&. 70 2874. 30
Pembacaan.Rambu ·sesudah koreksi
'Huka. (mm) Blk. (Jill))
2135.40 ,2822. 54
2788.47 2873.61
74
AH konversi
(Din)
43. 57·
43.80 -.........
I
AH konversi
(IIIlO
43.57
43. 57
'
-~--!·-- '.. ..
·'t' ,. ':_"~-;~
;'"-.--:- ~'" \
LAHPIRAN VX1
/
BAGAH BBRCH HARk DAR TITlE ALIH I
)
• .J,.
{,
~--,
,,
!·
f
'-.'
/
W10S
-u-au.·i'~ J.~JJP.
,r-: u01 e Jcl ed Jo
:XBVH HONBS: NYEWS:
top related