teknik teknik pemetaan

34
TEKNIK-TEKNIK PEMETAAN TUGAS GEOSTRUKTUR Oleh : Dedy Rizki Ludiarna 1107045058 Irsayadnur J. Margianto 1107045062 FISIKA KONSENTRASI GEOFISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA 2015

Upload: dedy-dyarna

Post on 04-Jan-2016

67 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Geologi Struktur

TRANSCRIPT

Page 1: Teknik Teknik Pemetaan

TEKNIK-TEKNIK PEMETAAN

TUGAS GEOSTRUKTUR

Oleh :

Dedy Rizki Ludiarna 1107045058

Irsayadnur J. Margianto 1107045062

FISIKA KONSENTRASI GEOFISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA

2015

Page 2: Teknik Teknik Pemetaan

2 Teknik-teknik Pemetaan Dalam bagian ini cara-cara yang digunakan di lapangan untuk mencatat

struktur-struktur geologi akan dijadikan sebuah diskusi. Barnes (1981)

memberikan sebuah resume yang sangat baik tentang dasar teknik-teknik

pemetaan : buku panduan ini memfokuskan pada pemetaan struktur

2.1 Peralatan

Terdapat tambahan beberapa peralatan yang biasa digunakan dilapangan –

sebuah palu, kacamata, acid bottle, pulpen, pisau dan P3K, pemetaan struktur

membutuhkan beberapa bawaan :

Untuk Di Lapangan

Buku catatan : cukup keras dan tahan air, cukup besar untuk menggambar bagian-

bagian dan seketsa peta tapi jangan terlalu besar (20cm x 10 cm adalah ukuran

optimum).

Papan peta : untuk dasar peta dan/atau poto survei, tidak mengandung magnet

(ukurannya kira-kira 30cm x 25cm).

Kompas-klinometer : Silva Ranges 15T atau tipe kompas penutup gantung dengan

penunjuk gelembung misalnya. Kompas Freiberg atau Chaix Universal. (See p.

18.)

Separate clinometer : pilihan

Alsimeter : Gunung Thommen memiliki macam-macama area dengan topograpi

yang lumayan.

Peta Dasar : rincian peta topograpi dengan sekala yang tepat. Dalam pemetaan

struktur hal-hal yang perlu ada seperti ketepatan lokasi diri dan peta dasr harus

memiliki cukup data contur topograpi yang dimaksud dalam bentuk nyata

memperluas peta yang biasanya tidak cocok. Perbanyak peta dasar agar dapat

digunakan di lapangan.

Poto survei : akan sangat berguna apabila peta dasar yang tersedia dalam kondisi

baik : untuk menunjukan keterangan-keterangan dan batasan pemetaan

Lapisan Mylar : untuk photo survei

Kantung stereoskop.

Camera 35 mm dan film.

Untuk Di Kemah

Terdapat tambahan untuk alat-alat kebutuhan wajib, proyeksi stereograpik dan

kertas penyelidikan, yang perlu dibawa untuk diperlukan :

Kertas Graph : untuk pembuatan belahan.

Roda peta : untuk pembuatan belahan.

Buku panduan kumpulan gelogi yang tepat. Buku ini digunakan untuk penjelasan

statigrapi (melihat keterangan)

Page 3: Teknik Teknik Pemetaan

Kompas-clinometers

Untuk pemetaan struktur anda memerlukan sebuah kompas Clinometer untuk

tambahan yang pantas dibawa : (1) Akurasi, (2) dapat dipercaya, (3) mengurangi

kesulitan dan jika ada kemungkinan, (4) memiliki satu petununjuk gelembung.

Walau banyak kompas yang tersedia (ditinjau Barnes, 1981) bawalah yang

memiliki banyak fungsi dan memuaskan.

(a) Silva Ranger 15T (Gambar. 2.1a)

(b) Kompas Freiberg (Gambar. 2.1b), dan

(c) Kompas Chaix (Gambar. 2.1c).

Gambar. 2.1a Silva Ranges 15TD-CL kompas/klinometer penyelidikan

Pelajar biasanya mengunakan kompas silva karena harganya yang relatif murah,

sedangkan para ahli geologi lebih suka menggunakan kompas Freiberg atau

Chaix. Untuk geologi struktur kompas Freiberg dapat memberikan keuntungan,

didalamnya terdapat lid yang besar (Gambar. 2.1b)

Page 4: Teknik Teknik Pemetaan

Gambar. 2.1b Kompas Freiberg dengan lid klinometer yang besar

Gambar. 2.1c Kompas Chaix dengan klinometer berada didalam lid (kompas

buatan Topochaix Ltd., Paris).

yang dapat digunakan untuk mengukur struktur, menunjukan titik azimut dan

sebagai loncatan ukuran dalam sebuah operasi. (ditinjau Section 2.3 untuk lebih

detail).

Page 5: Teknik Teknik Pemetaan

2.2 Projeksi Stereograpik

Projeksi Stereograpik adalah pokok dasar yang ada dalam geologi struktur

dan digunakan untuk mewakili orienasi 3D dalam bentuk data grapik 2D. Ini

sangat normal digunakan untuk memecahkan masalah-masalah yang menyertakan

kekakuan pendekatan sebuah jalur dan rencana dalam bentuk 3D. Ini tidak dapat

digunakan untuk memudahkan masalah-masalah yang menyertakan posisi-posisi

relatif geograpi dalam sebuah jalur dan rencana.

Hal ini akan sulit dicari dalam sebuah buku panduan untuk

menggambarkan pembentukan dan merencanakan sebuah projeksi stereograpik

dan menunjukan pembacaan tulisan-tulisan yang sangat baik dalam sebuah

perencanaan dan manipulasi sebuah projeksi stereograpik menurut Phillips

(1971) atau Ragan (1985). Ini adalah hal-hal yang perlu ada sebelum banyak

berpendapat tentang pembacaan struktur dilapangan kerja akan sangat familiar

dengan perencanaan dan manipulasi-manipulasi sederhana dari sebuah projeksi

stereograpik.

2.2.1 Tipe-tipe Dari Projeksi Stereograpik

Terdapat dua tipe projeksi stereograpik yang biasa digunakan – jaring Wulff atau

jaring kesamaan sudut (Gambar. 2.2a) dan Schmidt atau jaring kesamaan daerah

(Gambar. 2.2b). Jaring Wulff digunakan untuk memudahkan pendekaatan yang

kaku, terutama dimana pembentukan geometri deibentuk seperti jaring, sedangkan

Schamidt net digunakan untuk memudahkan pendekatan yang kaku dan secara

statistik evaluasi dari orientasi data digunakan untuk membentuk kontur prijeksi

stereograpi. Di dalam buku petunjuk rendahnya kesamaan daerah digunakan

projeksi hemisphere.

Dimana data struktur dijadikan data angka, secara ststistik sini sangat tepat untuk

mengevaluasi untuk menjadikan bentuk kontur. Dilapangan terdaoat cara yang

lebih mudah diterapkan seperti menghitung jaring, jaring Kalsbeek (Gambar. 2.2c,

p. 20) (ditinjau Ragen (1985) untuk lebih detai tentang perhitungan dan teknik

pembentukan kontur)

Page 6: Teknik Teknik Pemetaan

Gambar. 2.2a Wulff kesamaan sudut projeksi stereograpik (menyamakan dengan

izin dari Ragan, 1985)

Gambar. 2.2b Schmidt kesamaan daerah projeksi stereograpik (menyamakan

dengan izin dari Ragan, 1985)

Page 7: Teknik Teknik Pemetaan

Gambar. 2.2c Kalsbeek jaring penghitung (menyamakan dengan izin dari Ragan,

1985). Kapling kesamaan area terletak dibagian atas jaring, titik-titik lain

berjatuahan dengan bentuk hexagonal (1% dari area total jaring) perhitungan

dengan total menmpatkan titik tengah pada tiap bagian segi hexagonal. Total dari

titik tengah menyusun bentuk kontur dengan nilai % per 1% daerah

Dalam Projeksi Stereograpik

1. Struktur rancangan kaplingan membentuk lingkaran besar tapi akan

menjadi normal mewakili dari sebuah pola (atau Normal) untuk rencana

tandai titik dalam projeksi (Gambar. 2.3)

2. Kesejajaran struktur yang ditandai dalam setiap titik

2.3 Bagaimana Cara Mengukur Struktur

Sebagian besar kompas dapat menjadi pembenaran untuk kekakuan perbedaan

(diklinasi) diantaranya utara magnesis dan utara geograpi. ini dapat menjadi

pembetulan dengan menjadikan peta topograpi menjadi peta area anada sebelum

memulai pemetaan, dan sebelum mencata ke dalam buku catatan lapangan anda.

Aturlah kompas pastikan ceklah setiap saat selama menjalankan program

pemetaan.

2.3.1 Kebiasaan

Sebagian besar geologis cenderung mencatat letak sebuah struktur

planar sebagai strike dan dip, misalnya Strike 220°, Dip 45° SE.

Pengukuran ini dapat menjadikan tiap lokasi : strike, dip dan biasa

dijadikan petunjuk, dan memiliki arti lain dalam pencatatan, dengan

mudahnya dibuat menjadi petunjuk dip yang sering dilupakan. Sudah

Page 8: Teknik Teknik Pemetaan

banyak ketidak jelasan dalam pencatatan petunjuk dip untuk sturktur

planar : e,g. Bedding 45°-130° , i,e. Sebuah bedding dip 45° menjadi

menunjukan 130° dari utara (Gambar. 2.4), dan dari jalur struktur yang

dicatat menjadi spekulasi, misalnya. spekulasi dari garis tengah lipatan

20°-120°, i,e. Perbedaan 20° dari garis tengah lipatan menjadi petunjuk

120° dari utara (Gambar. 2.4).

Gambar. 2.3 (a) Pola rencana. (b) projeksi stereograpik dari rencana

dan pola lower hemisphere dari rencana.

Data struktur secara konsisten menjadi catatan yang mengikuti format :

Angles (pengukuran secara horisontal) 2 digit e,g. 20°. Azimut

(menentukan utara dengan garis horisontal) in 3 digit e,g. 120° atau

petunjuk dip yaitu bedding 45°-130°. Ini tanda kerapatan yang jelas

dan pasti.

2.3.2 Metode Pengukuran – Permukaan Planar

Struktur planar terlihat seperti bedding (lapisan tipis), cleavage

(pecahan), schistositi, garis tengah lipatan, patahan, rekahan dan

berbentuk seperti urat halus, semua itu selalu diukur dengan cara yang

sama. Metode pengukuran digunakan sebagai penggambaran kedua

menurut kompas, seperti Silva Ranger 15T dan kompas Freiberg .

Page 9: Teknik Teknik Pemetaan

Gambar. 2.4 (a) Bidang bedding kemiringan 45° ke arah 130°

(kemenerusan batuan 040°, kemiringan 45° SE) dan projeksi

stereographicnya terlihat membentuk bidang, dan pola sebuah bidang.

(b) Garis tengah lipatan melewati 20° kearah 120° dan menunjukan

projeksi stereograpik garis tengah lipatan.

Metode 1 : Pengukuran konvisional dengan kompas e,g. Silva Ranger

15T. (Gambar. 2.1a, 2.5a-b)

Metode 1a : Metode Pola Jurus dan Kemiringan

1. Temukan garis pola jurus (garis horisontal pada struktur planar)

gunakan kompas Silva dengan sebuah klinometer, dan lokasi

menunjukan kemiringan bidang nol (Gambar. 2.5a). Tandai dengan

garis (garis pola jurus) di permukaan dengan pencil lunak (B atau

HB)

2. Tentukan azimut dari garis tersebut (i,e. Sebagai penunjuk arah

utara)(Gambar. 2.5b) inilah pola jurus dari bidang tersebut. Catat

sudutnya, e,g. 220°

3. Gunakan kompasmu dengan sebuah klinometer, letakan mirng 90°

dari garis pola jurus, dan ukur jumlah maksimum dari kemiringan

(Gambar. 2.5c). Catat sudutnya 45° dan catat dengan petunjuk

kemiringan –SE.

Pola jurus dan kemiringan dari bidang adalah : pola jurus (strike)

220°, kemiringan 45° SE.

Page 10: Teknik Teknik Pemetaan

Catatan : jika permukaan tertutup atau tidak rata, ratakan dengan papan

petamu agar dapat memperoleh tempat yang dipermukaan untuk

mengambil, mengukur dan mencatat di tempat tersebut (Gambar.

2.5d).

Metode 1b: Metode Petunjuk Kemiringan

1. Gunakan kompas dengan sebuah klinometer seperti petunjuk

maksimal kemiringan dalam sebuah bidang (Gambar.2.6a). Tandai

kemiringan tersebut dengan garis petunjuk di permukaan dan ukur

sudut maksimum kemiringan. Catat pembacaan tersebut –e,g. 45°

2. Tempatkan buku catatanmu atau papan petamu kira-kira searah

petunjuk garis kemiringan dan peganglah secara vertikal mengukur

azimut (petunjuk) dari kemiringan (Gambar. 2.6b). Catat

pembacaan tersebut, e,g. 130°

Gambar. 2.6a Petunjuk penggunaan metode kemiringan kompas

Silva. Mengenali posisi kemiringan maksimum dari bidang

dipermukan menggunaka klinometer yang ada dikompas. Beri

tanda petunjuk pada permukaan bedding dan catat nilai maksimum

kemiringan

Page 11: Teknik Teknik Pemetaan

Gambar. 2.6b Menentukan azimut dari arah kemiringgan pada

tempat anda menaruh buku catatan kira-kira maksimum garis

kemiringan dan jaga buku catatan tetap vertikal, untuk mengukur

arah

Arah kemiringan dari bidang ini adalah 45°-130°.

Catatan : selalu ukur arah azimut yang kemiringannya terlihat turun ( looking

down dip), dengan kata lain. kedalam bumi. Wajib diperhatikan saat mencoba

untuk mengukur arah sebenarnya.

Metode 2 : Mengukur dengan kompas Freiberg

Kompas Freiberg (Gambara. 2.1b) memungkinkan dengan cepat menentukan arah

kemiringan (dip directions) dari bidang struktur dalam satu kali penggunaan.

Tempat gagang penutup dari kompas ditempelkan dengan permukaan agar bisa

dilakukan pengukuran dan, jagalah dasar kompas tetap horisontal, pengukuran

azimut dari arah kemiringan 3.g 130° (Gambar. 2.7). Kemiringan juga dapat

dibaca secara langsung dari tanda ukur yang tersedia dibagian pinggiran engsel

kompas misalnya 45°. Pembacaan Penulisan. Arah kemiringan dari bidang adalah

45°-130°

Page 12: Teknik Teknik Pemetaan

Gambar 2.7 Jumlah pengukuran dan arah dari kemiringan lapisan dilakukan

dengan meletakan pinggiran tutup kompas Freiberg datar dengan lapisan bidang.

Metode 3 : pengukuran dengan jangka biasa atau kompas Freiberg

Masalah-masalah mungkin muncul ketika didapatkan permukan tidak sesuai yang

mana kompas tidak bisa ditempatkan, atau permukaan terlalu kasar. Dalam situasi

ini buku catatan atau papan peta sebaiknya digunakan untuk membuat garis

sejajar bidang yang dapat terukur untuk bidang geologi struktur. Penggambaran

teknik ini terdapat pada Gambar. 2.8 dimana belahab bidang (Gambar. 2.8a dan b)

atau sumbu bidang lipatan (Gamabar. 2.8c) adala tepat pemgukuran papan peta

sebagai garis sejajar dan kemudian orientasi pengukuran papan peta menggunakan

metode 1a, 1b atau 2 ( poros bidang dari lipatan yang biasanya tidak nampak

seperti permukaan, jadi metode ini mungkin hanya sering digunakan pada

pengukuran ini).

Page 13: Teknik Teknik Pemetaan

Gambar. 2.8a Pengukuran pola jurus bidang belahan dengan meluruskan papan

peta selurus bidang belahan dan ukurlah azimut (arah) dari pola jurus dengan

kompas Silva.

Gambar. 2.8b Pengukuran kemiringan pada sebuah bidang belahan menggunakan

sebuah kompas Silva dan luruskan papan peta selurus bidang belahan

Gambar. 2.8c Pengukuran orientasi dari poros bidang dari lipatan kecil. Luruskan

peta seerah garis lurus poros bidang lipatan dan ukur arah kemiringan dengan

kompas Frelberg.

Catatan : banyak pelajar tidak dapat membaca akibat dalam beberapa area

kenampakannya sangat buruk kerena permukaan bidang yang baik tidak nampak.

Gunakan papan peta untuk mengukur bidang struktur yang perlu dalam situasi ini.

Metode 4 : Metode Pengamatan

Untuk sedang menuju bidang kemiringan struktur yang susah ini barangkali

menjadi mungkin untuk diukur pola jurus dan kemiringgannya dengan

Page 14: Teknik Teknik Pemetaan

pengamatan lurus mengunakan kompas (Barnes, 1981). Metode ini bermanfaat

terutama bila dasar atau singkapan tidak dari kenampak bidang yang dekat untuk

diukur. Ini juga bermanfaat untuk menentukan rata-rata kemiringan (atau

kemiringan berlapis) sebuah singkapan besar atau penting buat anda meluruskan

garis peglihatan anda searah garis lurus pola jurus dari dasar atau bidang

permukaan untuk dapat diukur.

1. Luruskan diri segaris penglihatan anda yang searah garis lurus pola jurus

bidang permukaan, (Gambar. 2.9a).

2. Luruskan bidikan kompas anda dan ukur azimut atau bantalan dari pola

jurus lapisan (Gambar. 2.9a). Catat azimutnya misalnya. 150º

3. Gunakan kompas sebagai sebuah klinometer, luruskanlah pinggir tepi

kompas dengan kemiringan lapisan permukaan (Gambar. 2.9b) dan ukur

sudut kemiringan dan arah kemiringannya, dengan kata lain. 60° SE. Catat

pembacaannya.

Bidang permukaan pola jurus 150° dan kemiringan 60º SE.

Gambar. 2.9a Metode pengamatan. Ukur pola jurus dari lapisan dengan

meluruskan kompas Silva searah garis lurus pola jurus

Page 15: Teknik Teknik Pemetaan

Gambar 2.9b Metode pengamatan. Ukurla sudut kemiringan dari lapisan

menggunakan klinometer dari kompas Silva luruskan searah garis lurus dari

kemiringan.

Ingat penguraian trknik diatas diterapkan untuk mengukur apapun dari

bidang permukaan misalnya, lapisan, belahan, schistosity, poros bidang lipatan,

rekahan, bidang patahan dan urat lapisan.

2.3.3 Metode-metode untuk mengukur kelurusan struktur

Kelurusan struktur (dengan kata lain garis) meliputi lapisan/belahan

gambaran persimpangana, gambaran jalur mineral, sumbu lipatan kecil

atau garis gantung, slikenside dan struktur kristal fiber. Semua stuktur

garis lurus diukur dengan cara yang sama, baik sebagai loncatan (Gambar.

2.1oa) atau baik sebagai sebuah batas dalam lapisan (Gambar. 2.10b).

Lihat Gambar. 2.10c dari pengukuran projeksi stereograpi.

Gambar. 2.10 (a) Pengukuran sebuah gambaran loncatan 20°-60º dalam

lapisan bidang. Terukur sudut vertikal bidang 20° (azimut 60º) berisi

gambaran . (b) gambaran batas terukur sebagai 23°E dari gari pola

jurus 40º timur dalam bidang lapisan. (c) Projeksi stereograpi belahan

bumi randah dari gambaran sebuah loncatan dan batasan

Page 16: Teknik Teknik Pemetaan

Metode 1 : Pengukuran dengan kompas biasa, misalnya Silva Range 15T

Metode 1a : Gambaran lompatan atau poros lipatan

1. Tempatkan pinggiran papan peta atau buku catatan anda kira-kira segaris

surus struktur untuk dapat diukur (gambar. 2.11a dan b). Jagalah papan

peta atau buku catatan secara vertikal, ukur azimut dari arah lumpatan

(Gambar. 2.11b dan d). Catat arahnya, misalkan 60°.

2. Gunakan kompas sebagai sebuah klinometer, ukur lompatan dari garis

lurus struktur dengan meletakkan pinggiran kompas kira-kira searah

struktur (Gambar. 2.11c dan e). Catat loncatannya, misalkan 20º.

Gambaran loncatan 20°-60º (lihat Gambar. 2.10a)

Metode 1b : Gambaran batasan

1. Temukan pola jurus pada bidang seperti yang diuraikan dalam (bagian

2.3.2) dan Gambar 2.5a dan b. Dengan pencil anda tuliskan garis pola

jurus pada bidang permukaan sebagai potongan gambran (Gambar.

2.12a) ukur pola jurus dan kemiringan dari lapisan (seperti uraian diatas

dalam bagian 2.3.2, metode 1a). Catat datanya, misalkan pola jurus 220°

kemirinngan 45ºSE.

2. Letakkan kompas anda pada bidang yang akan anda ukur, dan gunakan itu

sebagai sebuah bususr derajat dengan meluruskan sudut lurus kompas

pada garis pola jurus dan putar cincin luar kalibrasi hingga garis pola

jurus. Catat pembacaan pada cincin luar.

Gambar. 2.11a Penggambaran pengukuran lapisan/belahan

persimpangan dalam bidang lapisan. Tempat pinggiran dari buku catatan

anda kira-kira seperti penggambaran

Page 17: Teknik Teknik Pemetaan

Gambar. 2.11b Bawa buku catatan secara vertikal dan jagalah tetap

vertikal, ukur azimud dari penggambaran lompatan gunakan kompas Silva

Gambar. 2.11c Ukur jumlah penggambaran lompatan gunakan

klinometer pada kompas Silva

Gambar. 2.11d Pengukuran lompatan sebuah sumbu lipatan kecil.

Tempatkan papan peta kira-kira seperti sumbu lipatan dan jagalah tetap

vertikal, ukur azimut (arah) dari lompatan.

Gambar. 2.11e Ukur penuh lompatan sumbu lipatan dengan menempatkan

pinggiran kompas Silva pada sumbu lipatan dan gunakan klinometer

Page 18: Teknik Teknik Pemetaan

Gambar. 2.12a Pengukuran batas persimpangan lapisan/belahan pada

bidang lapisan gunakan kompas Silva. Tandai garis pola jurus pada bidang

lapisan dan menentukan pola jurus dan kemiringan lapisan seperti dalam

Gambar. 2.5

Gambar. 2.12b Gunakan kompas Silva sebagai pelindung, tempatkan

diatas bidang lapisan dan ukur sudut diantaranya pola jurus lapisan dan

gambaran pada bidang lapisan (lihat detailnya pada tulusan).

Sekarang putar cincin kalibrasi sebelah luar sampai tanda panah yang ditunjukan

dengan sejajar garis yang tergambarkan (Gambar. 2. 12b) dan catat pembacaan

baru dan arah garis batas. Terdapat perbedaan diantaranya dua cara pembacaan

dari sebuah batasan dalam sebuah bidang. Catat datanya, misalkan sebuah

batasan garis 28° Utara dalam bidang yang mana terdapat pola jurus sebesar 220º

dan kemiringan sebesar 45°SE (lihat Gambar. 2.10b).

Catatan : Metode pengukuran batasan sebagian besar bermanfaat pada bidang

kemiringan yang susah dimana ketepatan akurasi batas dapat menjadi sulit, dan

bila penggambaran bentuk lompatan susah, dapatkan akurasi lompatan dengan

ketetapan yang sulit dan menghasilkan error azimut yang besar. Rerensi pada

Gambar. 2.10c harus mengingatkan anda menggunakan stereonet lompatan yang

dapat memperoleh ukuran batasan, dan sifat buruk.

Metode 2 : pengukuran dengan kompas Freiberg

Page 19: Teknik Teknik Pemetaan

Tempatkan pinggir tepi tutup kompas secara melayang kira-kira segaris lurus

struktur untuk menjadi ukuran dan kemudian, jaga dasar kompas tetap horisontal,

baca azimut dari arah lompatan. Ukur keseluruhan lompatan pada pin engsel

kalibrasi. Catat datanya,misalkan 20º-60°. Metode ini tergambarkan dalam

Gambar. 2.13 untuk pengukuran sumbu lipatan kecil.

Catatan : dalam beberapa kejadian barangkali tidak mungkin untuk meluruskan

secara langsung seperti yang digambarkan. Dalam kejadian ini garis lurus struktur

mungkin menjadi meluas dengan pencil gambarkan garis sejajar pada tempat ini

(dengan kata lain bafian lipatan yang terlapukan) dan ukur lompatan dengan

pencil (Gambar. 2.14).

2.4 Peta Lapangan dan Foto Sempel

Peta lapangan, foto sempel dan buku catatan lapangan adalah sebagian hal

penting yang harus anda cata saat obserevasi lapangan. Perlu perhatian yang

banyak untuk itu. Yang harus dilakukan :

1. Beri tanada dnegan nama dan alamat

2. Rapikan dan dengan hati-hati membuat garis besar dan dapat dibaca

3. Penuhi catatan dengan legenda, simbol dan sekala, dan perbanyak

kandungan sesuai kebutuhan informasi lokasi.

4. Lengkapi selagi anda berada dilapangan.

Pentingnya melengkapi diri dengan peta selagi berada dilapangan tidak dapat

menjadi bawaan, dengan itu anda dapat dengan mudah mengambarkannya,

konsep penampang lapisan dan kunci mengenali dn masalah area menjadi

tuntutan lebih lanjut pada saat bekerja

Gambar. 2.13 pengukuran lompatan dari sumbu kecil lipatan letakan pinggiran

kompas Freiberg pada garis bagian atas

Page 20: Teknik Teknik Pemetaan

Gamabar. 2.14 pengukuran lompatan dari sumbu kecil lipatan menggunakan

pensil sampai porosnya.

2.4.1 Cara-cara pemetaan

Cara pemetaan digunakan pengaturan besar dengan sekala peta, keruetan kadar

struktur dan kadar pembongkaran, jika detail tpograpi baik peta-peta yang tersedia

mungkin tersedia perencanaan data lapangan secara langsung. Dimana tidak

cukup detail menunjukan topograpi peta, poto sempel, seharusnya dapat

digunakan dilapangan untuk penentuan lokasi singkapan, dan untuk peta litologi

batasan-batasan dan kecenderungan struktur. Setelah itu data diubah menjadi

dasra peta (Barnes, 1981). Barnes (1981) menunjukan variasi cara pemetaan,

dandiringkas seperti dibawah.

1. Lintasan sebagian besar digunakan untuk pemetaan regional dengan sekala

1 : 250.000 sampai 1 : 50.000.

2. Kontak pemetaan digunakan untuk mendetailkan pemetaan pada sekala

dari 1 : 50.000 sampai 1 : 15.000.

3. Pajanan pemetaan pendetailan pemetaan lokasi dan ukuran tiap-tiap

singkapan yang tercatat, pada umumnya pada sekala 1 : 15.000 sampai 1 :

1000

4. Garis dasar pemetaan kerumitan pendetailan pemetaan digunakan

pengukuran garis dasar (atau kompas dan langkah) pada sekala 1 : 10.000

sampai 1 : 500

5. Penggarisan peta atau papan bidang peta digunakan sebagai teknik utuk

penrincian yang terdapat pada cekala pemetaan 1 : 1000 sampai 1 : 1

Lintasan : dalam daera struktur yang kompleks itu, metode yang paling

baik, cepat menyusun dasar statigrapi dan hubungan struktur. Itu akan

dapat mencapai lintasan yang tegak lurus dengan arah pola jurus

cenderung mendominasi struktur dan buatlah seketsa penampang lintasan

Page 21: Teknik Teknik Pemetaan

di lapangan. Gambar. 2.15 menunjukan bagian seketsa dari sempel

struktur yang tidak formal (catatan hubungan lapisan/belahan dari lokasi

setempat yang tidak mengalami perubahan).

Kontak pemetaan : kerumitan teknik untuk mengikuti litologi dan kontak

struktur terdapat dalam urutan pembuatan 3D hubungan struktur. Untuk

contoh, barangkali itu kebutuhan untuk memutuskan apakah sebuah

patahan terpotong naik atau turun, statigrapi atau menentukan pola

singkapan .

Pajanan pemetaan : Metode ini sangat penting untuk pebelajaran

pendetailan struktur pada area deformasi yang kompleks. Fakta-fakta itu

digunakan untuk menetapkan kesamaan struktur area-area kecil dan fakta-

fakta dari campur tangan yang berhubungan pada daerah lipatan yang

kompleks. Contoh dari pajanan pemetaan dapat dilihat pada gambar. 2.16

Garis dasar, grid dan papan bidang peta : Pemetaan rinci menggunakan

teknik ini sangat penting untuk membangun hubungan rinci dalam satu

benjolan atau dalam kelompok singkapan. Menggambarkan hubungan

struktural utama bahwa metode ini. Menunjukkan contoh pemetaan dasar

di Gambar. 2. 17.

2.4.2 Sekala Peta

Pendetilan peta struktural dapat diproduksi pada setiap kisaran 1 :

250.000 sampai 1 : 1. Kesamaan data struktur saat pengumpulan data

disetiap lokasi, selain sekala pemetaan anda. Kegagalan dalam

pengukuran semua unsur-unsur struktur yang tersedia mungkin sngguh

menghalangi ada dalam menginterpretasi. Menghindari penggunaan peta

dasar yang mana dapat menjadi kebiasaan untuk memperbesar sebuah

ukuran sekala peta topograpi : hal ini tidak akan menjadikan peta sebagai

peta yang akurat kedepannya.

Gambar. 2. 15 Lewatkan Seketsa lapangan sebagai antiform,

gunakan hubungan pengilustrasian lapisan/belahan sebagai dasar untuk

menentukan posisi lipatan yang menggantung. Merencanakan data struktur

Page 22: Teknik Teknik Pemetaan

sebagai dasar dari bagian ke bagian yang dapat berhubungan ke peta yang

lebih bisa dibaca. Simbol terdapat pada Tabel. 2.1

Gambar. 2.16 sebuah contoh penjelasan pemetaan pada area yang

menggambarkan memiliki dua belahan

Page 23: Teknik Teknik Pemetaan

Gambar. 2.17 Sebuah contoh pemetaan rinci garis dasar dengan lokasi

pengukuran yang tidak tersambung dengan garis dasar (misalnya Barnes, 1981).

2.4.3 Foto Udara

Dalam banyak keadaan , anda ingin peta secara langsung diatasnya tertera

poto udara (Gambar. 2.18). mnyajikan pusat daerah dengan menggunakan poto

udara, masalah keterbatasan penglihatan akan terminimalisilr. Data struktur,

singkapan, batasan-batasan, batasan formasi, sumbu lipatan besar dan bekas

patahan, dan nomor lokasi perencanaan dengan dilapisi foto (Gambar. 2.18).

setelah itu ubah teknik peta dasar anda seperti penguraian Barnes (1981). Foto

udara terutama sekali digunakan untuk penentuan lokasi singkapan, pemetaan

batasan litologi, dan identifikasi dan pemetaan keutamaan struktur. Dalam banyak

tempat butiran struktur akan menjadi pembacaan yang dilihat dari foto udara tapi

sukar untuk memilih. Gunakan foto udara sebagai keahlian yang diperoleh

sebagai latihan akhir kesabaran. Butu sangat peduli untuk memilih ketepatan

lokasi dirisendiri dan dijadikan perubahan sekala fotografi.

Page 24: Teknik Teknik Pemetaan

Gambar. 2.18 Pelapisan foto udara, melihatkan penunjukan peta, dan bekas

batasan-batasan litologi dengan penandaan yang dilapis.

2.5 Buku Catatan Lapangan

Dengan peta lapangan anda, buku catatan lapangan anda penting mencatat

pengamatan lapangan anda. Itu akan menjadi keharusan pekerjaan rapi, dapat

dibaca, penulisan dengan jelas dan interpretasi baik. Peduli untuk itu.

Buku lapangan digunakan untuk mencatat atifitas dan mengandung

keharusan ketepatan lokasi dan referensi data. Jadi bersamaan dengan peta

lapangan anda dapat menjadi interpretasi buat seseorang. Jangan mengambil

kebiasaan dari perlakuan dari catatan seseorang. Bila anda mengerjakan buku

catatan jadikan sebagai pekerjaan. Jangan gunakan penulisan cepat dan

heirograpik. Anda dapat mencatan terdapat banyak ketelitian yang memungkinkan

dan penuh penggambaran dengan buku seketsa pada buku catatan (3D jika

Page 25: Teknik Teknik Pemetaan

memungkinkan), interpretasi bagian dan pemetaan. Jangan sampai frustrasi dan

ulangi pada laboratorium untuk melengkapi catatan lapangan.

Kunci dari pembuatan buku catatan lapangan yang baik, pengamatan

penelitian dan sistemasi pencatatan. Mengikuti prosedur pencatatan yang diambil

pada tiap-tiap tempat :

1. Tanggal, waktu dan lokasi dari tempat pengamatan anda. Gunakan

acuan garis dan acuan foto udara dengan penomoran yang tepat

2. Mulai dengan metode pemetaan anda misalnya perjalanan kapal mlalui

sungai dari jembatan sekitar 14Km.

3. Penomoran lokasi singkapan bisa juga menjadi penanda pada peta

lapangan anda. Memasukan ringkasan arah singkapan karakteristrik

ukuran dan sifat umum yang teramati.

4. Pencatatan karakteristik litologi (untuk rincian lihat Barnes, 1981,

Tucker, 1982, Fry, 1984, dan Thrope dan Brown, 1984).

5. Pencatatan karakteristik struktur – diskripsi dan pengukuran (untuk

rincian lihat bab).

6. Seketsa singkapan dan hubungan struktur.

7. Catat kumpulan sempel dan foto yang didapat.

8. Interpretasi singkapan cukup pada letak regional dan seketsa gambar

hubungan struktur.

2.5.1 Contoh Buku Catat Lapangan

Contoh buku catat lapangan ditunjukan pada Gambar. 2.19 and 2.20

Gambar. 2.19 menunjukan kumpulan informasi pada satu singkapan kecil dalam

pembelajaran program pemetaan regional, dimana Gambar. 2.20 menunjukan

informasi terkumpul pada sebuah analisi yang rinci dari sebuah singkapan yang

memamerkan fase perpindahan. Pada tempat terdahulu, sebagian besar sejumlah

diskripsi dan orientasi data hanya menjadi koleksi. Dalam contoh yang baik,

terdapat satu lagi pembacaan untuk tiap-tiap bagian struktur yang terdapat. Satu

kebalikan atau reprensetatif pembacaan tiap-tiap bagian struktur yang telah

direncanakan pada peta lapangan. Catatan pada buku catatan anda akan selalu

berisi lebih banyak data struktur yang dapat dijadikan perencanaan dalam peta

lapangan.

Page 26: Teknik Teknik Pemetaan

Gambar. 2.19 Contoh dari sebuah buku catatan lapangan menunukan

pengumpulan data dari sebuah singkapan kecil selama rangkaian program

pemetaan regional

Page 27: Teknik Teknik Pemetaan

Gambar. 2.20 (pp. 37- 40)Lembaran dari sebuah buku catatan lapangan

menunjukan pengumpulan data selama observasi perincian struktur dalam fase

yang lengkap. Kunci singkapan harus bisa diperiksa secara detail dalam

pengarahan untuk menentukan sebuah cerita struktur. Dalam tempat ini waktu

menguji bahan pada singkapan yang besar, seketsa hubungan struktur dan

mengambil pengukuran saveral tiap-tiap keistimewaan struktur. Ikuti lembaran

penggunaan metodologi : 1. Identifikasi dan diskripsi litologi. 2. Identifikasi dan

diskripsi struktur. 3. Pengukuran bidang struktur , , , . 4. Pengukuran

liniasi , , etc. 5. Pengukuran sumbu dan poros lipatan kecil permukaan. 6.

Perincian seketsa hubungan struktur.

Page 28: Teknik Teknik Pemetaan

1. Lokasi singkapan dan diskripsi dan identifikasi litologi, pada singkapan

ini terdapat dua litologi yang terlihat jelas terjadi – masiv kuarsit dan

perubahan yang tinggi pada unit pelastis. Catatan observasi keistimewaan

struktur dan kemiringan pada lapisan (Gambar. 3.1)

Page 29: Teknik Teknik Pemetaan

Gambar. 2.20a (Lanjutan) 2. Diskripsi dan pencatatan oreantasi data

untuk foliasi dan lineasi dalam kesatuan kuarsit. Diskripsi dan catat

orientasi dari poliasi dari pelitik horisontal.

Page 30: Teknik Teknik Pemetaan

Gambar. 2.20a (lanjutan) 3. Diskripsi dan catat orientasi data dari

foliasi dalam unit pelitik. Seketsa dan diskripsi ikatan-ikatan kaku dan

foliasi permukaan. Seketsa singkapan keduanya menunjukan orientasi

geografi dan kesamaan. (catatan ruang ini tidak menjelaskan secara jelas

tentang pengukuran lineasi yang dimasukan dalam gambar.).

Page 31: Teknik Teknik Pemetaan

Gambar. 2.20a (lanjutan) rincian seketsa lapangan menunjukan hubungan

struktur dalam singkapan seperti yang diuraikan pada lembaran sebelumnya.

Gambar. 2.20b masukan singkapan pada pela lapangan . catat hanya

representativ data struktur dan secara keseluruhan kemiringan yang didapat.

2.6 Simbol-Simbol Peta

Simbol-simbol peta harus jelas dan tidak memiliki banyak arti. Khusus

untuk peta area, representatif data dari semua bagian struktur harrus menjadi

penandaan tiap-tiap lokasi pad peta, dengan kemungkinan pengecualian dari join

dan vine. Kecuali jika memerlukan penandaan join barangkali tidak boleh

menyajikan maksud yang bermanfaat dan hanya kemauan kekacauan peta.

Bermacam-macam pewarnaan mungkin bisa digunakan menjadi sebuah indikasi

perbedaan ciri-ciri geoligi misalkan ciri-ciri litologi atau lapisan hitam : ciri-ciri

struktur merah: batasan-batasan singkapan biru atau hijau : ciri-ciri geomorfologi

(memasukan dataran banjir dan arus) coklat. Jangan buat pewarnaan dengan tidak

baik dan warna hitam dijadikan unutk semua simbol.

Page 32: Teknik Teknik Pemetaan

Ingat, data geologi dari singkapan selalu menjadi penanda dalam

pemilihan ciri-ciri geomorfologi.

Penandaan Simbol

Ikuti penekanan ini :

1. Jadikan simbol peta sebagai penanda langsung lokasi peta untuk

mendapatkan singkapan yang ingin dilakukan pengukuran, dan jangan

mengambang habnya disatu sisi area saja untuk meneliti dan mencatan.

2. Orientasikan semua data azimut sebagai penanda pada peta lapangan,

bersama dengan data kemiringan dan penyimpanggan (Gambar. 2.16).

dapat dilihat ketepatan dari sebuah data yang telah diteliti dan data yang

memungkinkan dijadikan info baru untuk peta analisis yang lebih

lanjut.

3. Jadikan data sebagai penada pada peta yang salah satunya akan

digunakan sebagai perpanjangan untuk penggunaan kompas Silva

(Barnes, 1981, p.60).

4. Selalu selesaikan penandaan ketika sedang berada di lapangan.

Tabel 2.1 memberikan daftar yang telah diusulkan sebagai simbol-

simbol peta yang dapat digunakan di lapangan.

2.7 Orientasi Sempel

Ini mungkin menjadi kebutuhan mengorientasi kumpulan sempel untuk (a)

dianalisis bagi yang lebih suka mengorientasi, (b) emeriksaan dair foliasi

superposisi atau (c) pemeriksaan hubungan dianataranyaterbentuknya

mineral metamorf dan struktur tektonik atau (d) tegangan determinasi

(Tambahan III).

2.7.1 Pengumpulan Sempel

1. pilihlah sempel yang untuk dikumpulkan (batasi ukurannya masih

berhubungan denga permukaan, paling mudah dikumpulkan dan kurangi

sedikit kehancuran)

2. Ukur dan catat bagian-bagian struktur yang berasosiasi dengan sempel

atau singkapan.

3. Pilihlah dengan tepat bidang permukaan sebagai acuan sempel –

umumnya lerlerak pada bidang ( ), sebuah permukaan foliasi, ( ), dapat

dilihat pada Gambar. 2.21 atau pada permukaan join.

4. mengukur orientasi permukaan, dan beri tanda dengan pena anti air pada

pola jurus dan kemiringan yang dapat dijadikan acuan pada permukaan

(Gambar. 2.21). Tandai bagian atas contoh dan nomor contoh. Catat data

dalam buku catatan dan gambar seketsa contoh dan hubungan strukturnya.

Page 33: Teknik Teknik Pemetaan

5. Kumpulkan contoh dan kantongi itu, beri lebel secara penuh pad

akantong sempel.

Gambar. 2.21 pengumpulan sebuah contoh orientasi, acuan yang memiliki

tanda menjadi contoh indikasi jalan naik dan pola jurus dan kemiringan

acuan permukaan

2.8 Fotografi

Fotogtafi adalah metode penting dalam pencatatan informasi geologi.

Bagaimanapun, tidak ada pengganti yang lebih baik, dari perincian seketsa

lapangan. Seringkali sangat sukar membedakan atau menginterpretasi

struktur melalui sebuah foto tanpa memiliki seketsa lapangan yang baik.

Tekankan dan ikuti point-point berikut.

1. Kamera baik 35mm (terutama lensa tunggal otomatis) sengat perlu.

Filem berwarna (proyeksi mudah dengan ukuran besar) atau filem

hitam dan putih (mudah diperbesar) lebih disukai. Lensa close-up

atau lengkapi dengan hal lain yang diperlukan.

2. Selalu menggambar seketsa pada area striktur yang dijadikan foto

(misalkan Gambar. 2.22)

3. Pencatatan informasi tentang foto yang berada pada buku catatan

lapangan anda dalam ketiadaan fakta-fakta sebagai arah yang

dilihat

4. Dimana selalu ada kemungkinan measukan dengan mudah

mengenali sekala dalam foto.

5. Terdapat struktur yang dijadikan foto. Banyak pelajar tidak

mendapatkan pokok dan rincian yang banyak hilang pada foto.

Page 34: Teknik Teknik Pemetaan

6. Untuk sementara contoh lensa stereoskopis fotografi mungkin

dapat membantu untuk menginterpretasi nantinya. Dalam kasus ini

dua fotograpi mendapatkan kira-kira 1.5m bagian dalam garis yang

berlanjut dan tetlihat dalam doto. Enampiluh per sen perlu

melengkapi dan akibat sepasang fotograpi dapat menjadi

penglihatan stereoscopis dan analisis. Teknik ini terutama sekali

berguna untuk mempelajari patahan.

Gambar. 2.22 Foto dari sebuah antiklin batupasir dan seketsa

lapangan yang dibuat pada waktu yang sama dengan pengambilan

foto.