teori rantai blomstrand-jorgensen
Post on 28-Feb-2023
0 Views
Preview:
TRANSCRIPT
MAKALAH ANORGANIK III
TEORI RANTAI BLOMSTRAND-JORGENSEN
Kelompok III : Maryam Rahmawati ( 01 302 1211 006 )Naufa Mufida Nur( 01 302 1211 007 )Ilham Aripandi( 01 302 1211 012 )Neviawati(01 302 1211 009)
PROGRAM STUDI KIMIAFAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI2014
KATA PENGANTAR
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang. Segala puji dan syukur bagi Allah swt yang
dengan ridho-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik dan lancar. Terima kasih kepada yang
terlibat dalam pembuatan makalah ini yang dengan do'a
dan bimbingannya makalah ini dapat terselesaikan dengan
baik dan lancar.
Dalam makalah ini, kami membahas tentang ”TEORI
RANTAI BLOMSTRAND-JORGENSEN” yang kami buat
berdasarkan metode bibliografi. Makalah ini diharapkan
bisa menambah wawasan dan pengetahuan yang selama ini
kita cari serta dapat dimafaatkan sebaik dan semaksimal
mungkin.
Demikian pula makalah yang kami buat, oleh karena
itu saran dan kritik yang membangun tetap kami nantikan
dan saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Sukabumi, 15 Oktober 2014
Penyusun
Daftar isi
Kata Pengatar iDaftar isi ii
BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar belakang……………………………………………………………1.2 Tujuan……………………………………………………………………
11
BAB II PEMBAHASAN2.1 Sejarah Perkembangan Senyawa Kompleks ………………………2.2 Teori rantai Blomstrand-Jorgensen ……………………………….
234
2.3 Kelebihan dan Kekurangan Teori rantai Blomstrand-Jorgensen …
BAB III PENUTUP3.1 Simpulan………………………………………………………………… 6
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan ilmu sains terutama kimia telah
berkembang sangat pesat. Banyak ilmuwan di bidang kimia
menemukan beberapa teori kimia yang sangat bermanfaat,
salah satunya mengenai senyawa kompleks. Sejak penemuan
senyawa komplek heksaaminakobal (II) klorida CoCl3.6NH3
oleh Tassaert pada tahun 1789, maka kemudian disusul
dengan penemuan-penemuan senyawa kompleks lain sehingga
semakin banyak senyawa kompleks yang dikenal.
Masalah yang muncul kemudian adalah para ahli
zaman kimia dulu belum mampu menjelaskan fenomena
terjadinya senyawa kompleks dari dua senyawa atau lebih
yang telah jenuh valensinya tetapi mampu berikatan dan
membentuk senyawa baru. Mereka juga belum mampu
menjelaskan struktur dan geometri senyawa-senyawa
kompleks tersebut.
Banyak teori-teori klasik senyawa kompleks yang
menggambarkan usaha para ahli kimia zaman dahulu dalam
menjelaskan fenomena terjadinya senyawa kompleks dan
struktur kimianya. Teori senyawa kompleks yang akan
dibahas adalah teori rantai dari Blomstard-Jorgensen.
1.2 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui
sejarah serta teori rantai dari Blomstard-Jorgensen.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Perkembangan Senyawa Kompleks
Ilmu kimia tentang senyawa-senyawa kompleks,
relatif belum lama. Senyawa kompleks yang mula-mula
didapatkan adalah biru prusia: KCN.Fe(CN)2.Fe(CN)3.
Senyawa ini didapatkan oleh pembuatan zat warna
Diesbach di Berlin pad awal abad ke-18. Sejak itu telah
banyak dibuat senyawa-senyawa kompleks, seperti
K4[Fe(CN)6] pada tahun 1753, kobalt ammine pada tahun
1798, [Fe(CO)5] pada tahun 1891, flalosianin pada tahun
1926, siklopentadienil pada tahun 1951.
Awal mula dari kimia koordinasi biasanya dianggap
sejak ditemukannya heksamminekobalt (III) klorida,
CoCl3.6NH3 oleh Tassaert pada tahun 1798. Senyawa
tersebut didapatkan dari larutan Co(II) klorida yang
ditambahkan dengan larutan NH3 dan dibiarkan semalam,
dan terbantuk kristal-kristal CoCl3.6NH3 yang warnanya
orange.
Dia dan ahli lain tidak dapat menjelaskan, apa
penyebab terbentuknya dua senyawa diatas, yang masing-
masing sudah jenuh valensinya dapat saling berikatan
membentuk senyawa yang baru. Jawaban tentang ahli itu
baru diketemukan kira-kira seratus tahun kemudian.
Sejak itu memang telah banyak senyawa-senyawa sejenis
dibuat dan diselidiki, beberapa teori telah diajukan
namun teori-teori ini tidak dapat dapat menjelaskan
hasil-hasil percobaan.
Pembuatan dari kompleks-kompleks logam biasanya
dilakukan dengan mereaksikan garam-garam dengan
molekul-molekul ion-ion tertentu. Penelitian-penelitin
pertama selalu memakai amoniak dan zat yang terjadi
disebut logam ammiene. Kemudian ternyata, bahwa anion-
anion seperti CN-, NO2, NCS-, dan Cl- juga membentuk
kompleks dengan logam-logam.
Kompleks-kompleks berikut diberi nama sesuai dengan
penemunya.
Kompleks Nama Rumus sekarangCr(SCN)3.NH4SCN.2N
H3
Garam reinecke NH4[Cr(NH3)2(NCS)
2]PtCl2.2NH3 Garam magnus
hujau
[Pt(NH3)4][PtCl4]
Co(NO2).KNO2.2NH3 Garam Erdmann K[Co(NH3)2(NO2)4]PtCl2.KCl.C2H4 Garam Zeise K[PtC2H4)Cl3]
2.2 Teori rantai Blomstrand-Jorgensen
Pada awal penemuan senyawa kompleks, para ahli
kimia organik telah mengetahui bahwa karbon selalu
memiiki valensi empat dan senyawa-senyawa organik
mempunyai struktur rantai.
CH3(CH2)3Cl strukturnya : CH3-CH2-CH2-CH2-Cl
Berdasarkan pola pikir tersebut, maka Blomstrand
(Swedia 1969) mengajukan teori rantai untuk struktur
kompleks logam. Karena tiap-tiap unsur memiliki valensi
tetap, maka Blomstrand dan Jorgensen menyatakan bahwa
dalam kompleks kobalt (III) hanya ada tiga ikatan.
Teori Rantai yang dikemukakan oleh Blomstarnd-Jorgensen
merupakan salah satu usaha utama untuk menjelaskan
ikatan yang terbentuk dalam senyawa kompleks.
Blomstrand dan Jorgensen mengajukan teorinya
berdasarkan reaksi pengendapan AgCl oleh CoCl3.xNH3.
CoCl3.6NH3 (jingga kuning) + AgNO3(excess) → 3 AgCl
CoCl3.5NH3 (pink) + AgNO3(excess) → 2 AgCl
CoCl3.4NH3 + AgNO3(excess) → 1 AgCl
CoCl3.3NH3 + AgNO3(excess) → –
Berdasarkan perbandingan mol AgCl yang
terendapakan maka Blomstrand-Jorgensen mengusulkan
struktur untuk CoCl3.6NH3, CoCl3.5NH3, CoCl3.4NH3, dan
CoCl3.3NH3 masing-masing sebagai berikut struktur
I,II,III, dan IV.
Menurut Blomstrand-Jorgensen, atom Cl yang terikat
langsung pada Co terikat sangat kuat dan sukar dilepas
sehingga tidak dapat diendapkan,sementara atorm Cl yang
terikat pada NH3 terikat lemah sehingga mudah
diendapkan oleh perak nitrat. Hasil eksperimen untuk
reaksi CoCl3.6NH3, CoCl3.5NH3, CoCl3.4NH3 sesuai dengan
struktur teoritis yang diajukan, hanya jorgensen tidak
berhasil mensintesis senyawa IV sehingga tidak dapat
menjelaskan struktur yang sesuai untuk senyawa struktur
CoCl3.3NH3. Namun demikian dia dapat membuat senyawa
CoCl3.3NH3 yang diharapkan akan memiliki sifat yang
sama dengan CoCl3.3NH3, yaitu memberikan reaksi
pengendapan dengan ion Ag+ dengan rasio stoikiometri
1:1.
Namun kenyataannya, senyawa ini tidak menghasilkan
endapan dengan ion Ag+, begitu juga tidak menghantarkan
listrik. Dengan demikian teori pembentukan model ini
tidak dapat dipertahankan.
2.2.1 Kelebihan dan kelemahan teori Blomstrand-
Jorgensen
2.2.1.1 Kelebihan
Jorgensen berhasil mensintesis dua senyawa
kompleks yang memiliki rumus yang sama,yaitu CoCl3.
(en)2. Dua senyawa tersebut merupakan pasangan isomer
dengan warna berbeda :
1. Kompleks Praseo berwarna hijau
2. Kompleks violeo berwarna ungu
Struktur Kompleks Praseo Struktur Kompleks
Violeo
Dalam larutan dua senyawa kompleks tersebut
menghasilkan dua buah ion dan bila ditambah dengan
larutan perak nitrat berlebih menghasilkan satu
ekivalen endapan AgCl.
2.2.1.2 Kelemahan
Jorgensen mensintesis senyawa kompleks CoCl3.
3NH3. dengan struktur :
Struktur kompleks CoCl3.3NH2
Fakta eksperimen menunjukkan bahwa CoCl3. 3NH3
bersifat sebagai non elektrolit, karena pada saat
larutannya ditambah dengan larutan perak nitrat tidak
menghasilkan endapan AgCl. Teori ini tidak dapat
menjelaskan sifat non elektrolit dari CoCl3.3NH3.
Struktur yang diajukan oleh Jorgensen tidak cocok
dengan fakta-fakta eksperimen yang ada.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan
bahwa teori ini menyatakan bahwa molekul – molekul NH3
membentuk rantai –NH3 – NH3 analog dengan rantai – CH2 –
pada senyawa organik. Namun teori ini gagal dalam
menjelaskan sifat non elektrolit dari CoCl3 .NH3 karena
ternyata struktur IV-nya tersebut tidak sesuai
eksperimen. Oleh karena itu dibutuhkan teori lain yang
dapat menjelaskan struktur senyawa kompleks dengan
benar dan sesuai eksperimen.
DAFTAR PUSTAKA
M. Clyde Day; Jr. Joel Selbin. 1987. Kimia Anorganik Teori.Penerjemah : Drs. Wisnu Susetyo. Editor : Prof.Dr. Ir. H. Johannes. Yogyakarta : UniversitasGajah Mada.
Albert Cotton; Geoffrey Wilkinson.1989. Kimia AnorganikDasar. Penerjemah : Sahati Suharto.Pendamping :Yanti R.A. Koestoer. Cetakan Pertama.Jakarta. Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).
Swedia. 1969. Inorganic Chemistry. Swedia : HarperCollinsCollege Publishers.
Riza DK. 2014. Teori-teori Klasik Senyawa Kompleks.
(http://riza00.student.fkip.uns.ac.id/2014/06/11/t
eori-teori-klasik-senyawa-kompleks/. Diakses 13
Oktober 2014).
Yunan Chemistry. 2012. Perkembangan Senyawa Koordinasi.
(http://yunanchemistry.blogspot.com/2012/06/perkem
bangan-senyawa-koordinasi.html Diakses 13 Oktober
2014).
top related