laporan uji hedonik
Post on 21-Apr-2023
1 Views
Preview:
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM
PENGEMBANGAN PRODUK DAN EVALUASI SENSORIS
UJI KESUKAAN (HEDONIK)
Dosen Pengampu :
Elok Waziroh, STP. Msi.
Kiki Febrianto, STP, M.Phil
Kelompok 2 / Kelas J
Oleh :
Risa Sarnes 125100100111008
Vahrus Nuril Albi 125100100111019
Silvi Dwianita 125100101111005
Kal Seliana K. 125100101111036
Kristi Widyaningsih 125100101111061
Asisten : Widya
PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Produk yang beredar di masyarakat banyak memiliki kesamaan
sifat antar satu sama lain. Untuk mengetahui diantara produk
tersebut yang lebih disukai konsumen perlu dilakukan pengujian
penerimaan konsumen (preference test). Uji penerimaan terdiri dari
dua yaitu uji kesukaan atau uji hedonik dan uji mutu hedonik.
Pada uji hedonik panelis mengemukakan tanggapan pribadi suka atau
tidak suka, disamping itu juga mengemukakan tingkat kesukaannya.
Dalam penganalisaannya, skala dikonversi menjadi skala
numerik dengan angka menurut tingkat kesukaan. Sehingga dengan
pengonversian dalam bentuk angka, analisis statistik dapat
dilakukan. Dengan adanya skala hedonik, produk secara tidak
langsung dapat diketahui perbedaanya. Sehingga uji hedonik paling
sering digunakan untuk menilai komoditas sejenis atau
pengembangan produk secara organoleptik Uji hedonik bertujuan
untuk mengetahui respon panelis terhadap sifat mutu yang umum
(warna, aroma, tekstur, rasa dan kerenyahan) (Theo, 2012).
Uji mutu hedonik adalah uji hedonik yang lebih spesifik
untuk suatu jenis mutu tertentu. Perbedaannya pada uji hedonik
bertujuan untuk mengetahui respon panelis terhadap sifat mutu
yang umum, contohnya seperti warna, aroma, tekstur, rasa produk
dan lainnya. Sedangkan untuk uji mutu hedonik bertujuan ingin
mengetahui respon terhadap sifat-sifat produk yang lebih
spesifik, misalnya rasa buah dalam permen, sifat pulen pada nasi,
sifat gurih pada keripik dan lainnya (Efrika, 2012).
1.2Tujuan
1. Untuk mengetahui kesukaan panelis terhadap suatu produk.
2. Untuk mengetahui perbedaan jenis sampel satu dengan yanglainnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Sampel
2.1.1 Biskuit Crackers
Biskuit crackers merupakan makanan kecil ringan yang sudah
memasyarakat dan banyak dijumpai di pasaran. Hal ini setidaknya
dapat dibuktikan dengan tersedianya biskuit crackers di hampir semua
toko yang menjual makanan kecil di perkotaan maupun hingga warung-
warung di pelosok desa. Gambaran tersebut menandakan bahwa hampir
semua lapisan masyarakat sudah terbiasa menikmati biskuit crackers
(Hendriko, 2011).
Biskuit merupakan produk makanan yang dibuat dari bahan dasar
terigu yang dipanggang hingga kadar air kurang dari 5 persen.
Crackers adalah jenis biskuit yang dibuat dari adonan keras melalui
proses fermentasi atau pemeraman, berbentuk pipih yang rasanya
mengarah asin dan relatif renyah, serta bila dipatahkan
penampangnya potongannya berlapis-lapis (Hendriko, 2011).
Bahan dasar dalam pembuatan crackers adalah tepung terigu,
lemak, garam, dan agen fermentasi seperti ragi, gula dan
ditambahkan air. Bahan-bahan tambahan lain yang digunakan adalah
bahan pengembang seperti bikarbonat, susu bubuk atau skim yang
dicampurkan hingga menjadi adonan sampai homogen setelah itu
dilakukan proses fermentasi selama kurang lebih satu jam Pada
praktikum uji hedonik kali ini menggunakan dua jenis biskuit yang
berbeda yaitu merk Malkist Roma dan Hatari (Smith, 1972).
2.1.2 Air
Air merupakan suatu senyawa kimia H2O yang sangat istimewa,
yang dalam kandungannya terdiri dari senyawa Hidrogen (H2), dan
senyawa Oksigen (O2). Kedua senyawa yang membentuk air ini
merupakan komponen pokok dan mendasar dalam memenuhi kebutuhan
seluruh makhluk hidup di bumi selain matahari yang merupakan sumber
energi. Penggunaan air pada praktikum uji hedonik berfungsi sebagai
larutan yang digunakan untuk menetralkan suasana di dalam mulut
panelis setelah maupun sebelum melakukan uji sensori (Efrika,
2012).
2.2 Indera yang terlibat
Pada uji hedonik indera yang biasanya digunakan adalah indera
pencicip, indera pemciuman dan indera perabaan. Pencicipan
merupakan proses penginderaan yang terjadi karena adanya rangsangan
yang sesuai dengan reseptor alat indera. Dalam pengenalan suatu
sifat dengan panca indera, mutlak memerlukan stimuli (rangsangan)
yang timbul dari bahan yang diuji sehingga dapat diterima oleh
reseptor (syaraf penerima rangsang) yang ada pada masing-masing
indera. Jadi rangsangan adalah suatu penyebab adanya tanggapan dari
proses penginderaan. Hubungan antara tanggapan fisik dan tanggapan
psikologis tidak selalu mudah mengukurnya. Hal ini disebabkan
karena besaran tanggapan psikologis tidak selamanya mudah diukur.
Tanggapan psikologis dihasilkan dari kemampuan fisiko psikologis
seorang panelis (Kartika, 2009).
Indera pencicip berfungsi untuk menilai taste (rasa) dari
suatu makanan. Dipermukaan rongga mulut terdapat lapisan yang
selalu basah yang terdapat sel-sel yang sangat peka. Sel-sel peka
ini mengumpul membentuk susunan yang disebut respon pencicip.
Masing-masing respon pencicip biasanya peka terhadap rasa tertentu,
tetapi kadang-kadang juga responsive terhadap beberapa rangsangan
cicip. Respon pencicip manusia hanya dapat membedakan empat cicip
dasar yaitu manis, pahit, asam dan asin. Diluar kempat cicip dasar
itu respon tidak terangsang atau responsif.Tetapi beberapa peneliti
menganggap rasa metalik dan rasa gurih juga hasil penginderaan
respon pencicip (Kartika, 2009).
Respon pencicip peka terhadap zat kimia yang menghasilkan
rangsangan. Kepekaan berturut-turut adalah pahit, asam, asin dan
manis. Kepekaan indera dipengaruhi banyak faktor, misalnya
pencicipan paling peka pada pagi hari (pukul 9-10). Hubungan yang
terpenting dengan pengecap adalah kecenderungan indera rasa
pengecap untuk melayani sensasi utama tertentu yang terlatak
didaerah khusus. Rasa manis dan asin terutama terletak pada ujung
lidah, rasa asam pada dua pertiga bagian samping lidah, dan rasa
pahit bagian posterior lidah dan palatum molle (Kartika, 2009).
Indera penciuman merupakan rangsangan berupa bau, aroma yang
berasal dari lingkungan sekitar, merangsang indera pembau di dalam
rongga hidung. Selanjutnya rangsangan bau tersebut akan diterima
oleh lender pembau dan diteruskan ke gelembung pembau. Kemudian
bergerak melalui berkas syaraf pembau menuju otak untuk dibaca
(Suhardi, 2007). Pada uji hedonik ini indera penciuman difungsikan
untuk mencium dan memahami aroma sampel cracker yang berbeda.
Indera peraba dapat digunakan melalui kulit manusia. Kulit
sebagai alat indera peraba terdiri atas kulit lapisan luar
(epidermis), dan lapisan dalam (endodermis). Lapisan epidiermis tersusun
dari beberapa lapisan yaitu lapisan korneum yang selalu mati dan
mengelupas, lapisan lusidum, lapisan granulosum, dan lapisan
germinativum yang membentuk sel-sel baru ke luar. Lapisan endodermis
tersusun atas jaringan lemak, kelenjar keringat, saluran keringat,
kelenjar minyak, pembuluh darah dan kapiler, serta berbagai syaraf
penerima rangsang lainnya. Mekanisme indera peraba adalah rangsang
perabaan suatu benda oleh kulit akan disampaikan urat saraf ke
otak, kemudian di orak akan dibaca (Suhardi, 2007). Pada uji
hedonik ini indera perabaan difungsikan untuk meraba dan merasakan
sampel cracker yang berbeda.
2.3 Metode
Uji hedonik atau uji kesukaan merupakan salah satu jenis uji
penerimaan. Dalam uji ini panelis diminta mengungkapkan tanggapan
pribadinya tentang kesukaan atau sebaliknya ketidaksukaan,
disamping itu mereka juga mengemukakan tingkat
kesukaan/ketidaksukaan. Tingkat-tingkat kesukaan ini disebut orang
skala hedonik, misalnya amat sangat suka, sangat suka, suka, agak
suka, netral, agak tidak suka, tidak suka, sangat tidak suka dan
amat sangat tidak suka. (Rahayu, 2001).
Untuk melaksanakan penilaian organoleptik diperlukan panel
yang bertindak sebagai instrument atau alat. Panel adalah orang
atau kelompok yang bertugas menilai sifat atau komoditi berdasarkan
kesan subjektif. Orang yang menjadi anggota panel disebut panelis
(Rahayu, 2001).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Bahan dan Alat
3.1.1 Bahan:
a. Biskuit cracker merek hatari dan malkist roma
b. Bahan penetral indra pencicip (air)
3.1.2 Alat:
a. Gelas-gelas kecil
b. Label
c. Alat tulis
3.2 Cara Kerja
Biskuit (merek Malkist dan Hatari)
Disiapkan gelas sloki sebanyak 100 buah
Gelas sloki dikelompokkan menjadi 5 kelompok masing-masing 20 gelas
sloki
Penempelan label kode pada gelas sloki sesuai sampel
Dimasukkan kedua sampel pada masing-masing gelas sloki
Pengacakan sampel
Penyaji sampel disertai borang penilaian, tisu & gelas kumur
Hasil penilaian
Tabulasi data
BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 DATA
Uji Kerenyahan
Panelis Perlakuan Total Panelis731 865 Yi Y∑ 2 (Yi.)2
1 4 4 8 32 642 4 4 8 32 643 4 3 7 25 494 3 3 6 18 365 4 4 8 32 646 3 4 7 25 497 4 4 8 32 648 4 4 8 32 649 4 4 8 32 6410 4 4 8 32 6411 3 4 7 25 4912 3 4 7 25 4913 1 4 5 17 2514 4 4 8 32 6415 4 4 8 32 6416 4 4 8 32 6417 4 4 8 32 6418 4 3 7 25 4919 4 4 8 32 6420 4 4 8 32 6421 4 4 8 32 6422 3 4 7 25 4923 3 3 6 18 3624 4 4 8 32 6425 2 3 5 13 2526 4 4 8 32 6427 3 4 7 25 4928 4 3 7 25 4929 2 4 6 20 3630 3 3 6 18 36
TotalSampel
Yj 105 113 218 1610Y∑ 2 385 431 816
(Y.j)2
11025 12769 23794
Rata-rata 3.5 3.7666
67
Faktor koreksi =792,07
Jumlah kuadrat total = 23,93
Jumlah kuadrat perlakuan = 1,06
Jumlah kuadrat kelompok = 12,93
Jumlah kuadrat galat = 9,94
Tabel ANOVA
Sumber Keragaman Db JK KT
Fhitu
ng
Ftabe
lPerlakuan 1 1,06 1,06 3,114 4,18Kelompok 29 12,93 0,446 1,302Galat 29 9,94 0,343Total 59 23,92
Kesimpulan : Fhitung < Ftabel, jadi perlakuan tidak berbeda
nyata. Sehingga tidak perlu dilakukan uji lanjut.
Uji Tekstur
Panelis Perlakuan Total Panelis731 865 Yi Y∑ 2 Yi2
1 4 4 8 32 642 4 4 8 32 643 4 3 7 25 494 3 3 6 18 365 4 4 8 32 646 2 4 6 20 367 3 4 7 25 498 4 3 7 25 499 4 4 8 32 6410 3 4 7 25 4911 3 4 7 25 4912 2 4 6 20 3613 1 4 5 17 2514 4 4 8 32 6415 3 3 6 18 3616 4 4 8 32 6417 4 4 8 32 6418 4 2 6 20 3619 4 4 8 32 6420 4 4 8 32 6421 4 3 7 25 4922 4 4 8 32 6423 4 4 8 32 6424 3 4 7 25 4925 2 3 5 13 2526 4 4 8 32 6427 4 4 8 32 6428 4 2 6 20 36
29 2 4 6 20 3630 3 3 6 18 36
TotalSampel
Yj 102 109 211 1513Y∑ 2 368 407 775
(Y.j)2
10404 11881 22285
Rata-rata 3.4 3.633333
Faktor koreksi = 742,02
Jumlah kuadrat total = 32,983
Jumlah kuadrat perlakuan = 0,817
Jumlah kuadrat kelompok = 14,483
Jumlah kuadrat galat = 17,683
Tabel ANOVA
Sumber Keragaman Db JK KT
Fhitun
g
Ftabe
l
Perlakuan1
0.8166
67
0.8166
67
1.3393
034,18
Kelompok29
14.483
33
0.4994
25
0.8190
39
Galat29
17.683
33
0.6097
7
Total59
32.983
33
0.5590
4
Kesimpulan : Fhitung < Ftabel, jadi perlakuan tidak berbeda
nyata. Sehingga tidak perlu dilakukan uji lanjut.
Uji Rasa
Panelis Perlakuan Total Panelis731 865 Yi Y∑ 2 Yi2
1 2 4 6 20 362 3 4 7 25 493 4 4 8 32 644 4 4 8 32 645 2 4 6 20 366 2 3 5 13 25
7 3 4 7 25 498 4 4 8 32 649 3 4 7 25 4910 3 4 7 25 4911 3 4 7 25 4912 2 4 6 20 3613 1 4 5 17 2514 3 4 7 25 4915 3 4 7 25 4916 4 4 8 32 6417 4 4 8 32 6418 3 3 6 18 3619 4 4 8 32 6420 3 4 7 25 4921 4 4 8 32 6422 3 4 7 25 4923 4 3 7 25 4924 3 4 7 25 4925 2 3 5 13 2526 3 4 7 25 4927 3 4 7 25 4928 4 3 7 25 4929 3 4 7 25 4930 3 4 7 25 49
TotalSampel
Yj 92 115 207 1451Y∑ 2 300 445 745
(Y.j)2 8464 13225 21689
Rata-rata3.0666
673.8333
33
Faktor koreksi = 714,15
Jumlah kuadrat total = 30,85
Jumlah kuadrat perlakuan = 8,82
Jumlah kuadrat kelompok = 11,35
Jumlah kuadrat galat = 10,68
Tabel ANOVA
Sumber KeragamanDb JK KT
Fhitun
g
Ftabe
lPerlakuan 1 8.8166 8.8166 23.932 4,18
67 67 92
Kelompok 29 11.350.3913
79
1.0624
02
Galat 2910.683
33
0.3683
91
Total 59 30.85
Kesimpulan :
Fhitung > Ftabel, jadi perlakuan tidak berbeda nyata. Sehingga perlu
dilakukan uji lanjut Duncan Multiple Range Test.
Galat baku: 0,1108
A. Menghitung Least Significant Ranges (LSR)
B. Nilai rata-rata panelis
diurutkan dan dibandingkan
dengan nilai LSR. Selisih rata-rata = 0,767
0,767>0,3211
Perlakuan 731 865
Rata-rata
3,06
7 3,83Notasi a b
Berdasarkan tabel diatas, notasi menunjukkan bahwa sampel 731
berbeda nyata dengan sampel 865
Perlakuan 2Range 2,892Least Significant
Ranges(LSR) 0,3211
Uji Aroma
Panelis Perlakuan Total Panelis731 865 Yi Y∑ 2 Yi2
1 3 3 6 18 362 3 4 7 25 493 3 2 5 13 254 3 4 7 25 495 2 4 6 20 366 3 3 6 18 367 3 4 7 25 498 3 4 7 25 499 3 4 7 25 4910 3 3 6 18 3611 4 3 7 25 4912 1 3 4 10 1613 1 4 5 17 2514 3 4 7 25 4915 3 4 7 25 4916 3 3 6 18 3617 3 3 6 18 3618 4 3 7 25 4919 3 4 7 25 4920 2 2 4 8 1621 3 3 6 18 3622 4 3 7 25 4923 3 4 7 25 4924 3 3 6 18 3625 2 3 5 13 2526 3 3 6 18 3627 2 4 6 20 3628 4 2 6 20 3629 3 4 7 25 4930 4 3 7 25 49
TotalSampel
Yj 87 100 187 1189Y∑ 2 269 346 615
(Y.j)2 756 10000 17569
9
Rata-rata 2.9 3.333333
Faktor koreksi = 582,82
Jumlah kuadrat total = 32,18
Jumlah kuadrat perlakuan = 2,82
Jumlah kuadrat kelompok = 11,68
Jumlah kuadrat galat = 17,68
Tabel ANOVA
Sumber Keragaman Db JK KT
Fhitun
g
Ftabe
l
Perlakuan1
2.8166
67
2.8166
67
4.6192
274,18
Kelompok29
11.683
33
0.4028
74
0.6606
97
Galat29
17.683
33
0.6097
7
Total59
32.183
33
Kesimpulan : Fhitung > Ftabel, jadi perlakuan tidak berbeda nyata.
Sehingga diperlukan uji lanjut yaitu berupa Duncan Multiple Range Test.
Galat baku: 0,1426
A. Menghitung Least Significant Ranges (LSR)
Perlakuan 2Range 2,892Least Significant
Ranges(LSR)0,4132
B. Nilai rata-rata panelis diurutkan dan dibandingkan dengan nilai
LSR. Selisih rata-rata = 0,433
0,433>0,4132 (DMRT)
Perlakuan 731 865Rata-rata 2,9 3,3Notasi a b
Berdasarkan tabel diatas, notasi menunjukkan bahwa sampel 731
berbeda nyata dengan sampel 865.
4.2 PEMBAHASAN
Pada uji hedonik, terdapat empat parameter mutu yang diuji
yaitu kerenyahan, rasa, testur, dan aroma. Dimana skala 1 untuk
tidak suka, 2 untuk agak suka, 3 untuk suka, dan 4 untuk sangat
suka. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antar perlakuan perlu
dilakukan analisis sidik ragam. Berikut pembahasan dari masing-
masing uji:
a. Uji Kerenyahan
Berdasarkan hasil analisis diketahui rata-rata penilaian
panelis terhadap kerenyahan sampel 865 sebesar 3,77. Sedangkan
rata-rata penilaian terhadap kerenyahan pada sampel 731
sebesar 3,5 yaitu sedikit lebih rendah dibanding sampel 865.
Hal ini menunjukkan kerenyahan sampel 865 lebih besar
dibanding sampel 731. Secara statistik tingkat penilaian
panelis terhadap kerenyahan tidak berbeda nyata pada kedua
sampel. Hal ini dapat dilihat dari nilai F-hitung yang lebih
kecil dibanding F-tabel. Sehingga tidak perlu dilakukan uji
lanjut.
b. Uji Tekstur
Hasil dari analisis uji tektur menunjukkan penilaian panelis
terhadap sampel 731 dengan rata-rata sebesar 3,4 dimana hasil
ini lebih rendah dibanding sampel 865 yaitu sebesar 3,63. Hal
ini menunjukkan panelis lebih menyukai tekstur sampel 865
dibanding sampel 731. Hasil dari uji anova menunjukkan F-
hitung lebih kecil dari F-tabel, hal ini menunjukkan tidak ada
perbedaan tekstur yang nyata dari kedua sampel.
c. Uji Rasa
Hasil dari analisis uji rasa menunjukkan penilaian panelis
terhadap sampel 731 dengan rata-rata sebesar 3,067 dimana
hasil ini lebih rendah dibanding sampel 865 yaitu sebesar
3,833. Hal ini menunjukkan panelis lebih menyukai rasa sampel
865 dibanding sampel 731. Hasil dari uji anova menunjukkan F-
hitung lebih besar dari F-tabel. Hal ini menunjukkan adanya
perbedaan nyata pada sampel. Sehingga dilakukan uji lanjut
Duncan Multiple Range Test untuk mengetahui perlakuan mana yang
lebih baik dari yang lain. Hasil analisis Duncan menunjukkan
notasi yang berbeda antar kedua sampel. Hal ini menunjukkan
bahwa rasa kedua sampel berbeda dari segi rasa.
d. Uji Aroma
Hasil dari analisis uji aroma menunjukkan penilaian panelis
terhadap sampel 731 dengan rata-rata sebesar 2,9 dimana hasil
ini lebih rendah dibanding sampel 865 yaitu sebesar 3,33. Hal
ini menunjukkan panelis lebih menyukai tekstur sampel 865
dibanding sampel 731. Hasil dari uji anova menunjukkan F-
hitung lebih besar dari F-tabel, hal ini menunjukkan adanya
perbedaan nyata pada sampel. Sehingga dilakukan uji lanjut
Duncan Multiple Range Test untuk mengetahui perlakuan mana yang
lebih baik dari yang lain. Hasil analisis Duncan menunjukkan
notasi yang berbeda antar kedua sampel. Hal ini menunjukkan
bahwa aroma kedua sampel berbeda satu sama lain.
BAB V
KESIMPULAN
Uji kesukaan atau disebut juga uji hedonik adalah uji yang
didesain untuk memilih satu produk di antara produk lain secara
langsung. Uji diaplikasikan pada saat pengembangan produk atau
pembandingan produk dengan produk pesaing. Uji hedonik meminta
panelis untuk harus memilih satu pilihan diantara yang lain. Dalam
praktikum ini digunakan sampel biskuit kraker dari merek yang
berbeda yang diberi kode acak 731 dan 865.
Parameter yang diuji pada biskuit cracker ada empat yaitu
kerenyahan, tekstur, rasa dan aroma. Berdasarkan data hasil analisis
terhadap 30 orang panelis, parameter kerenyahan dan tekstur pada
sampel 731 dan 865 diketahui tidak berbeda nyata. Sedangkan pada
parameter aroma dan rasa, hasil anova menunjukkan perbedaan yang
nyata dari kedua sampel. Setelah dilakukan uji lanjut Duncan Multiple
Rate Test, kedua sampel terdapat perbedaan notasi sehingga diketahui
baik aroma maupun rasa dari kedua sampel cracker berbeda satu sama
lain. Namun secara keseluruhan sampel dengan kode 865 memiliki
keunggulan dari keempat parameter dibanding sampel dengan kode 731.
SARAN
1. Pada praktikum berikutnya diharapkan menggunakan sampel yang
lebih bervariasi untuk uji hedonik selain menggunakan sampel
biskuit berbeda merek.
2. Modul praktikum evaluasi sensoris dibuat lebih jelas lagi dalam
prosedur pelaksanaan praktikum dan metode pengolahan datanya,
supaya tidak membingungkan praktikan.
DAFTAR PUSTAKA
Efrika, Very E. 2012. Laporan Uji Kesukaan (Uji Hedonik) Kacang
Atom. www.academia.edu/8608036/Laporan_Uji_Hedonik. Diakses
tanggal 22 Mei 2015 Pukul 15.33 WIB.
Hendriko. 2011. Biscuit Crackers. http://Biscuit Crackers Substitusi
Tepung Tempe Kedelai Sebagai Alternatif Makanan Kecil Bergizi
Tinggi _ Free Download Ebook.htm. Diakses Tanggal 23 Mei 2015.
Kartika, Bambang, dkk. 2009. Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan. PAU
Pangan dan Gizi UGM. Yogyakarta.
Rahayu, W.P. 2001. Penuntun Praktikum Penilaian Organoleptik. Jurusan
Teknologi Pangandan Gizi. Fakultas Teknologi Pertanian. IPB.
Bogor.
Smith. W. H. 1972. Biscuit, Crackers and Cookies Technology
Production and Management. London : Aplied Science Publisher :
LTD.
Suhardi, Deddy. 2007. Panca Indera, Fungsi dan Pemeliharaannya.
Departemen Pendidikan Nasional. Bandung
Theo, Rico V. 2012. Laporan Orlep Uji Hedonik.
http://www.scribd.com/doc/92590576. Diakses tanggal 23 Mei
2015 Pukul 08.11 WIB.
top related