data google
Post on 28-Jan-2023
4 Views
Preview:
TRANSCRIPT
http://geoenviron.blogspot.com/2012/10/geologi-lingkungan-sumber-daya-energi.html diakses 9 september 2013-09-09Sumber Daya Energi Terbarukan (renewable energy resources) : is this the nextenergy? Seiring dengan peningkatan kebutuhan sumber dayaenergi yang meningkat drastis, inovasi-inovasi baru mengenai sumberdaya energi berkembang dengan cepat. Dengan hadirnya inovasi-inovasibaru ini, diharapkan dapat menangani permintaan kebutuhan energidunia yang sangat besar ddan rumor menyatakan bahwa anya dengan non-renewable energy beberapa tahun lagi krisis energi dunia akan terjadiapabila perusahaan-perusahaan tidak dapat menemukan lokasi/cadanganenergi baru. Di Indonesia, makin berkurangnya ketersediaan sumberdaya energi fosil, khususnya minyak bumi, yang sampai saat ini masihmerupakan tulang punggung dan komponen utama penghasil energi diIndonesia, serta makin meningkatnya kesadaran akan usaha untukmelestarikan lingkungan, menyebabkan kita harus berpikir untukmencari altematif penyediaan energi yang memiliki karakter;
1. Dapat mengurangi ketergantungan terhadap pemakaian energi fosil,khususnya minyak bumi
2. Dapat menyediakan energi listrik dalam skala lokal regional3. Mampu memanfaatkan potensi sumber daya energi setempat, serta4. Cinta lingkungan, dalam artian proses produksi dan pembuangan hasil
produksinya tidak merusak lingkungan hidup disekitarnya.
Sumber energi biomassa, hydropower, angin, dan matahari tergolongdalam sumber energi renewable (terbarukan). Dalam pengembangan sumberenergi alternatif, kita bisa saja memanfaatkan sumber energi baikyang renewable mau punnonrenewable. Meski demikian kita perlumempertimbangkan berapa lama sumber daya non-renewable mampu men-supply kebutuhan energi dunia dan berapa banyak penduduk dunia yangdapat dipenuhi kebutuhan energinya dengan pemanfaatan sumberenergi renewable. Sumber daya ini merupakan sumber daya energi yang bersifat dapatdiperbaharui dan dirumorkan rendah atau bahkan tanpa emisi. Prinsipkerja pemanfaatan dari sumber daya energi ini lebih didominasi olehtransformasi energi gerak atau panas menjadi energi listrik yangkemudian dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan listrik sehari-hari. Sumber panas dapat berupa energi cahaya matahari dan panas bumi,sedangkan energi gerak dihasilkan dari perputaran turbin/generator yangdigerakkan oleh angin, air, dll.Berikut adalah contoh-contoh dari Sumber Daya Energi Terbarukan:1. Energi SuryaMatahari merupakan sumber energi terbesar. Sinar matahari, atau tenagasurya dapat digunakan untuk memanasi, memberikan penerangan, atau
mendinginkan rumah atau bangunan lain, menghasilkan listrik, memanaskanair dan bermacam proses industri. Energi surya sendiri tidak memilikikapasitas besar sebab dibatasi ketersediaan ruang dan biaya pembuatanyang mahal. Meski begitu pengembangan teknologi pemanfaatan energisurya terus berkembang untuk menghasilkan efisiensi pemanfaatan energisurya yang semakin baik.
2. Energi Angin : Angin adalah salah satu bentuk energi yang tersediadi alam, Pembangkit Listrik Tenaga Angin mengkonversikan energi anginmenjadi energi listrik dengan menggunakan turbin angin atau kincirangin. Cara kerjanya cukup sederhana, energi angin yang memutar turbinangin, diteruskan untuk memutar rotor pada generator dibagian belakangturbin angin, sehingga akan menghasilkan energi listrik. Energi Listrikini biasanya akan disimpan kedalam baterai sebelum dapat dimanfaatkan3. Energi Air :Air yang mengalir dapat dijadikan energi untuk memutarkincir yang selanjutnya energi tersebut digunakan untuk proses mekanisindustri.4. Energi Biomassa : Biomassa dapat digunakan untuk menghasilkanlistrik dan sebagai bahan bakar transportasi. Biofuels (minyak nabati)juga dapat digunakan sebagai energi terbarukan jika ditanam pada lahankritis atau marjinal (bukan hutan)5. Energi Hidrogen : Sekali terpisah dari elemen lainnya, hidrogendapat digunakan untuk menggerakkan kendaraan, menggantikan gas alamuntuk memasak dan memanaskan, juga untuk menghasilkan energi listrik.6. Energi Panas Bumi : Panas yang terkandung dalam perut bumimenghasilkan uap dan air panas yang dapat digunakan untuk memberikantenaga pada generator dan menghasilkan listrik. Meningkatnya kebutuhanakan energi serta meningkatnya harga minyak, khususnya pada tahun 1973dan 1979, telah memacu negara‐negara lain, termasuk Amerika Serikat,untuk mengurangi ketergantungan mereka pada minyak dengan caramemanfaatkan energi panas bumi. Saat ini energi panas bumi telahdimanfaatkan untuk pembangkit listrik di 24 Negara, termasuk Indonesia.Disamping itu fluida panas bumi juga dimanfaatkan untuk sektor non‐listrik di 72 negara, antara lain untuk pemanasan ruangan, pemanasanair, pemanasan rumah kaca, pengeringan hasil produk pertanian,pemanasan tanah, pengeringan kayu, kertas dll7. Energi Gelombang LautEnergi dari gelombang lautan dan ombak dapat digunakan untukmembangkitkan energi listrik dan tenaga panas lautan dapt diubahmenjadi listrik.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30130/4/Chapter%20II.pdf diakses 9 september 2013-09-09
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sumber Daya Alam dan Energi dalam pembangunan
2.1.1 Sumber daya energi
Sumber daya energi adalah se
gala sesuatu yang berguna dalam
membangun nilai didalam kondisi dimana
kita menemukannya. Untuk itu sumber
daya energi adalah aset untuk pemenuhan
kepuasan dan utilitas manusia. Selain
itu sesuatu dapat dikatakan sebagai sumber daya harus memiliki 2kriteria, yaitu:
Harus ada pengetahuan, teknologi
atau keterampilan (skill) untuk
memanfaatkannya.
Harus ada permintaan (demand) terhadap sumber daya tersebut.
Sumber daya alam dan energi bisa
meliputi semua yang terdapat di bumi
baik yang hidup maupun benda mati, berguna
bagi manusia, terbatas jumlahnya
dan penguasaannya memenuhi kriteria-kr
iteria teknologi, ekonomi, sosial dan
lingkungan. Sumber daya energi di sisi
lain merupakan sumber daya yang
digunakan untuk kebutuhan menggerakan ener
gi melalui proses transformasi
panas maupun transpormasi energi lainnya.
Sumber daya energi terd
iri dari sumber daya
alam non-hayati mineral
patra, yaitu minyak bumi dan gas bumi,
mineral seperti batubara dan uranium.
Sumber daya energi di luar air dan minyak/gas bumi,
seperti panas bumi, surya,
angin, arus laut, pasang surut, panas laut
serta sumber daya alam hayati seperti
kayu bakar. Energi itu sendi
ri dapat berupa energi ki
miawi, listrik, gelombang,
nuklir, mekanis, dan panas.
Universitas
Sumatera
Utara
2.1.2 Jenis sumber daya energi
Menurut Sukanto Reksohadiprojo (1994),
jenis-jenis sumber daya energi
dapat dibedakan atas 2 yaitu:
a.
Sumber daya energi yang dapat diperbaharui
Sumber daya energi yang dapat diperb
aharui atau dapat diisi kembali atau
tidak terhabiskan (renewable) adalah sumb
er daya energi yang bisa dihasilkan
kembali baik secara alamiah maupun dengan bantuan manusia.
b.
Sumber daya energi yang tidak dapat diperbaharui
Sumber daya energi yang tidak dapat
diperbaharui adalah sumber daya
energi yang habis sekali pakai. Misalnya
: minyak bumi, gas bumi, dan batu bara.
2.1.3 Kelangkaan sumber daya energi
Makin menipisnya sumber daya ener
gi menimbulkan kekhawatiran tidak
lancarnya perekonomian. Usaha manusia
untuk menghindari semakin langkanya
sumber daya energi
telah banyak dilakukan.
Usaha tersebut diwujudkan antara lain dalam bentuk substitusi dalam
produksi, substitusi dalam konsumsi, dan i
novasi teknologi hemat sumber daya
energi.
Substitusi dalam produksi dapat dilakukan dengan mengubah kombinasi
masukan maupun pengganti masukan dengan
substitusinya. Substitusi dalam
konsumsi dilakukan antara lain dengan
mengganti barang- barang konsumsi tanpa
mengubah kualitas/kegunaan konsumsi. I
novasi teknologi untuk memperoleh.
Universitas
Sumatera
Utara
pemanfaatan sumber daya energi tersebar dan terus mengalamikemajuan.
Akan tetapi meskipun usaha-usaha mengata
si kelangkaan ternyata masih menjadi
momok bagi masayarakat.
Perbedaan kondisi tersedianya sumber
daya energi akan membatasi
pertumbuhan potensial suatu perekonomian sebab kelangkaan sumberdaya energi
dalam segala bentuknya akan sanga
t mempengaruhi ruang gerak dalam
berproduksi.
2.1.4 Peranan Energi dalam Pembangunan di Indonesia
Energi merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan bagi
tercapainya sasaran pembangunan. Pera
nan energi untuk pembangunan di
Indonesia mencakup dua hal yaitu se
bagai sumber dana pembangunan
(penerimaan pemerintah) yang berasal dari
devisa (ekspor) dan yang utama untuk
memenuhi kebutuhan energi dalam nege
ri yang dibutuhkan dalam pembangunan.
a. Peranan energi sebagai sumber penerimaan negara
Penerimaan negara dari sektor minyak dan gas bumi (penerimaanmigas),
memberikan sumbangan yang cukup penting dalam perekonomianIndonesia.
Walaupun peranan minyak dan gas bumi dalam penerimaan negara relatif
semakin menurun, namun dalam jangka
waktu lima tahun terakhir (1996/97-
1999/2000) rata-rata penerimaan minyak dan gas bumi dibandingkandengan
jumlah penerimaan dalam negeri masih mencakup yaitu sekitar 30%.
Penerimaan minyak dan gas bumi dipengaruhi antara lain oleh besarnya
tingkat produksi minyak mentah dan kondesat, volume ekspor LNG danLPG,
harga minyak mentah dan biaya produksi. Unsur lain yang juga pentingdan
Universitas
Sumatera
Utara
mempengaruhi besarnya penerimaan minya
k dan gas adalah nilai tukar rupiah
terhadap dollar Amerika Serikat. Selain sebagai sumber penerimaannegara,
minyak dan gas bumi juga berperan sebagai sumber penerimaan devisa.
b. Peranan energi untuk kebut
uhan konsumsi dalam negeri.
Dalam hal ini terlihat bahwa
hubungan perekonomian dengan energi
sedemikian kuat, peningkatan kegiatan
ekonomi biasanya diikuti dengan
meningkatnya konsumsi energi. Di I
ndonesia tercermin dari meningkatnya
pertumbuhan ekonomi sebesar 7% per
tahun mengakibatkan pertumbuhan
konsumsi energi meningkat sebesar 10%
. Hubungan tersebut disebut dengan
”elastisitas energi” terhadap kegiatan en
ergi, atau dapat di
defenisikan sebagai
perubahan pertumbuhan konsumsi energi sebagai akibat perubahanpertumbuhan
konsumsi energi sebagai akibat
perubahan kegiatan ekonomi.
2.1.5 Listrik sebagai Sumber Daya Energi
Tenaga listrik merupakan sarana
produksi maupun sarana kehidupan
sehari-hari yang memegang peranan pent
ing dalam upaya mencapai sasaran
pembangunan. Sebagai sarana produksi, ters
edianya tenaga listrik dalam jumlah
dan mutu pelayanan yang baik serta ha
rga yang terjangkau merupakan penggerak
utama dan sangat mendorong laju pemba
ngunan di berbagai sektor lain.
Pembangunan di berbagai sektor ini sa
ngat penting bagi tercapainya tujuan
pembangunan seperti menciptakan lapanga
n kerja, meningkatkan pendapapatan
nasional, mengubah struktur ekonomi, ya
ng pada gilirannya akan meningkatkan
permintaan tenaga listrik. Di samping it
u, tersedianya tenaga listrik yang merata
Universitas
Sumatera
Utara
dan dipergunakan secara luas untuk
keperluan sehari-hari akan dapat
meningkatkan kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat.
Minyak bumi, gas bumi dan batu bara merupakan sumber daya energi
yang dapat dimanfaatkan untuk memproduks
i listrik. Pemanfaatan minyak bumi,
gas bumi dan batu bara sebagai pemasok untuk memproduksi listrik diIndonesia
mengalami peningkatan setiap tahunnya
. Keterbatasan cadangan minyak bumi
untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri
menyebabkan pemerintah mengambil
kebijaksanaan untuk melakukan diversifik
asi energi untuk
sektor Pembangkit
Listrik Negara (PLN) bentuk diversifik
asi ini telah dapat dirasakan dengan
berdirinya pusat-pusat pembangkit listri
k tenaga air, tenaga gas, maupun panas
bumi.
Sebagai salah satu bentuk energi
yang sudah siap dipergunakan oleh
konsumen, tenaga listrik merupakan sala
h satu faktor yang menentukan untuk
mencapai sasaran pembangunan, sehingga pe
rlu diusahakan serasi, selaras, dan
serempak dengan tahap pembangunan nasi
onal. Hal ini berarti bahwa sasaran
pembangunan ketenagalistrikan haru
s selalu menunjang setiap tahap
pembangunan nasional baik dalam meni
ngkatkan kesejahteraan masyarakat
maupun dalam mendorong peningkatan ekonomi.
2.1.6 Peranan Tenaga Listrik dalam Pembangunan
Listrik membawa peranan pentin
g dalam pembangunan, bahkan tingkat
pemakaian listrik telah menjadi salah satu ukuran bagi perkembangandan
kemajuan suatu negara. Aspek-aspek ke
hidupan manusia telah banyak dikuasai
Universitas
Sumatera
Utara
oleh listrik mulai dari
kehidupan yang paling kecil sa
mpai kepada yang besar
sekalipun.
Bagaimana pentingnya peranan listri
k dapat ditinjau dari penggunaannya
untuk beberapa bidang antara lain: bi
dang komunikasi dan mass media, bidang
rumah tangga, dan lain sebagainya. Hal
tersebut menunjukkan pentingnya peranan
listrik dalam pembangunan, demikian pul
a halnya untuk perbaikan kesehatan,
pendidikan, dan sebagainya, perana
n listrik ini sangat menentukan. Ini
mengandung arti bahwa dalam pelaksanaan program pembangunanpenyediaan
tenaga listrik harus diutamakan, sehi
ngga dengan demikian dapat membantu
bidang-bidang lainnya.
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Teori Konsumsi
Konsumsi adalah pembelanjaan atas
barang-barang dan jasa-jasa yang
dilakukan oleh rumah tangga dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhandari
orang yang melakukan pembelanjaan. Pemb
elanjaan masyarakat atas makan,
pakaian, dan barang-barang kebutuha
n mereka yang lain digolongkan
pembelanjaan atau konsumsi. Barang-barang yang di produksi untukdigunakan
oleh masyarakat untuk memenuhi ke
butuhannya dinamakan barang konsumsi.
2.2.1.1. Teori Konsumsi John Maynard Keynes
Dalam teorinya Keynes mengandalkan an
alisis statistik, dan juga membuat
dugaan-dugaan tentang konsumsi berdasar
kan intropeksi dan observasi kausal.
Pertama dan terpenting keynes menduga bahwa, kecendrunganmengkonsumsi
marginal (
marginal propensity to consume
) jumlah yang dikonsumsi dalam setiap
Universitas
Sumatera
Utara
tambahan pendapatan adalah antara nol
dan satu. Kecendrungan mengkonsumsi
marginal merupakan rekomendasi
kebijakan keynes untuk menurunkan
penggangguran yang kian meluas. Kekuatan
kebijakan fikal, untuk mempengaruhi
perekonomian seperti ditunjukk
an oleh pegganda kebija
kan fiskal muncul dari
umpan balik antara pendapatan dan konsumsi.
Kedua, Keynes mengatakan bahwa ra
sio konsumsi terhadap pendapatan,
yang disebut kecendrungan mengkonsumsi rata-rata(
average prospensity to
consume
), turun ketika pendapatan naik. Ia percaya bahwa tabungan adalah
kemewahan, sehingga ia berharap or
ang kaya menabung dalam proporsi yang
lebih tinggi dari pendapatan
mereka ketimbang si miskin.
Ketiga, Keynes berpendapat bahw
a pendapatan merupakan determinan
konsumsi yang penting dan tingkat bunga tidak memiliki perananpenting. Keynes
mengatakan bahwa pengaruh tingkat bunga
terhadap konsumsi hanya sebatas
teori. Kesimpulannya bahwa pengaruh ja
ngka pendek dari tingkat bunga terhadap
pengeluaran individu dari
pendapatannya bersifat se
kunder dan re
latif tidak
penting. Berdasarkan tiga dugaan ini, pe
rsamaan konsumsi Keynes sering ditulis
sebagai berikut (Mankiw,2006):
C = a + bY,
a > 0, 0 < b < 1
.............................................(2.1)
Keterangan :
C = Konsumsi
Y = Pendapatan disposebel
Universitas
Sumatera
Utara
a = Konstanta
b = Kecendrungan mengkonsumsi marginal
Secara grafis, fungsi konsumsi Keynes digambarkan sebagai berikut:
Konsumsi
Y=C
C
Co
0 Pendapatan
Gambar 2.1. Fungsi Konsumsi Keynes
Menurut Mankiw (2006) ada beberapa
catatan me
ngenai fungsi konsumsi
Keynes:
1.
Keynes menduga bahwa kecendrung
an mengkonsumsi marjinal (
marginal
proprnsity to consume
). C adalah antara nol dan satu.
2.
Kecendrungan mengkonsumsi rata-rata
turun ketika pendapatan naik.
3.
Konsumsi ditentukan oleh pendapatan sekarang.
Pada gambar 2.1. terlihat bahwa fungsi konsumsi Keynes tidak melalui
titik 0, tetapi melalui sumbu vertikal pa
da nilai positif (Co). Konsekwensi fungsi
konsumsi ini, dengan meningkatnya penda
patan nasional akan memberikan
dampak terhadap penerunan hasrat konsum
si rata-rata atau APC. Jika APC akan
mengalami penurunan dengan terjadinya pe
ningkatan pendapatan nasional, dalam
konsumsi Keynes akan terlihat pertama,
peningkatan pendapatan masih diikuti
Universitas
Sumatera
Utara
dengan peningkatan konsumsi, kedua, pa
da saat garis konsumsi C memotong
garis OY maka peningkatan pendapatan di
iringi dengan penurunan konsumsi atau
APC.
2.2.1.2 Teori Konsumsi dengan Hipotesis Pendapatan Permanen
(Milton Friedman)
Teori dengan hipotesis pendapatan
permanen dikemukakan oleh Milton
Friedman pada tahun 1957. Menurut beli
au perlu dibedakan dalam pembahasan
konsumsi antara
measured income
dengan
permanent income.
Measured income
adalah pendapatan yang dite
rima pada suatu waktu tertentu, sedangkan permanent
income adalah pendapatan yang diramalkan oleh konsumen akan dapatditerima
pada masa yang akan datang (
expected income
). Kemudian
transitory income
merupakan pendapatan ang dapat mengur
angi atau meningkatkan permanent
income.
Friedman menganggap tidak ada hu
bungan antara pendapatan sementara
dengan pendapatan permanen, juga anta
ra konsumsi sementara dengan konsumsi
permanen, maupun konsumsi sementara deng
an pendapatan sementara. Sehingga
MPC dari pendapatan sementara sama de
ngan nol yang berart
i bila konsumen
menerima pendapatan sementara yang positif maka tidak akanmempengaruhi
konsumsi. Demikian pula bila konsumen menerima pendapatan sementarayang
negatif maka tidak akan mengur
angi konsumsi (Mankiw, 2006).
Universitas
Sumatera
Utara
2.2.1.3 Teori Konsumsi dengan Hipotesis Siklus Hidup
Teori dengan hipotesis siklus hidup di
kemukakan oleh Franco Modigliani.
Franco Modigliani menerangkan bahwa
pola pengeluaran konsumsi masyarakat
mendasarkan kepada kenyataan bahwa pola penerimaan dan polapengeluaran
konsumsi seseorang pada umumnya dipenga
ruhi oleh masa dalam siklus hidupnya
dipandang sebagai faktor yang sangat penting.
Oleh sebab itu menurut Franco
Modigliani faktor penentu tingkat
konsumsi agregatif adalah sumber daya yang dimiliki oleh konsumen,tingkat
pengembalian modal (
rate of return on capital
) dan si umur dan si konsumen itu
sendiri.
Sumber daya yang dimiliki konsumen diwakili oleh jumlah kekayaan
(
wealth
) ditambah dengan nilai yang seka
rang dari seluruh upah yang akan
diterima selama hidupnya. Konsumen dalam menentukan konsumsinya
memperhitungkan seluruh sumberdaya yang dimiliki sehingga tingkatkonsumsi
agregatif bukan hanya ditentukan oleh jumlah pendapatan yang diteimasuatu
waktu, akan tetapi nilai kekayaan yang dimiliki.
2.2.1.4 Teori Konsumsi dengan Hipotesis Pendapatan Relatif
James Dussenbery mengemukakan bahwa pengeluaran konsumsi suatu
masyarakat ditentukan terutama oleh ti
ngginya pendapatan tertinggi yang pernah
dicapainya. Pendapatan berkurang, konsumen tidak akan banyakmengurangi
pengeluaran untuk konsumsi. Untuk mempertahankan tingkat konsumsiyang
tinggi, terpaksa mengurangi besarnya
saving. Apabila pendapatan bertambah
Universitas
Sumatera
Utara
maka konsumsi mereka juga akan bertam
bah, tetapi bertambahnya tidak terlalu
besar. Sedangkan
saving
akan bertambah besar dengan pesatnya.
Kenyataan ini akan terus kita jumpai sampai tingkat pendapatantertinggi
yang telah kita capai tercapai kemb
ali. Sesudah puncak dari pendapatan
sebelumnya telah dilalui, maka tamb
ahan pendapatan akan banyak menyebabkan
bertambahnya pengeluaran untuk kons
umsi, sedangkan di lain pihak
bertambahnya
saving
tidak begitu cepat (Mankiw, 2006).
Dalam teorinya, Dussenbery
menggunakan dua asumsi yaitu:
1.
Selera sebuah rumah tangga atas bara
ng konsumsi adalah interdependen.
Artinya pengeluaran konsumsi rumah ta
ngga dipengaruhi oleh pengeluaran
yang dilakukan oleh orang sekitarnya.
2.
Pengeluaran konsumsi adalah irreversib
el. Artinya pola pengeluaran seseorang
pada saat penghasilan naik berbeda
dengan pola pengeluaran pada saat
penghasilan mengalami penurunan.
Dusenberry dalam teorinya menemuka
n bahwa persentase dari konsumsi
dan pendapatan akan cenderung kecil
pada saat perekonomian baik, dan
cenderung tinggi pada saat ekonomi
dalam keadaan buruk. Ketika terjadi
perubahan pada penghasilan, maka konsum
si tidak langsung meningkat, karena
terjadi pengaruh konsumsi periode yang la
lu yang lebih kecil.
Demikian pula,
ketika pendapatan turun, maka konsumsi tidak akan turun secara tajamkarena
terbiasa dengan hidup senang, yang terjadi adalah pers
entase dari konsumsi dan
pendapatannya menjadi semakin besar.
Universitas
Sumatera
Utara
2.2.2. Fungsi Konsumsi
Dalam teori makro ekonomi dikenal berbagai variasi tentang modelfungsi
koonsumsi. Fungsi konsumsi yang paling di
kenal dan sangat sering ditemukan
dalam buku-buku makro ekonomi adalah
fungsi konsumsi Keynes, yaitu:
C =f(Y).......................................................................... (2.2)
Persamaan ini menyatakan bahwa konsumsi adalah fungsi daridisposible
income. Hubungan antara konsumsi dan di
sposible income disebut consmption
function (Mankiw, 2006).
Keynes mengatakan bahwa pengeluaran konsumsi masyarakat
tergantung (berbanding lurus) dengan
tingkat pendapatannya
. Secara lebih
spesifik, Keynes memasukkan komponen
marginal propensity to consume
(MPC)
kedalam persamaan konsumsinya seperti
yang telah diuraikan pada persamaan
(2.1) sebelumnya.
Teori daur hidup (life-cycle) yang
terutama dikembangkan oleh Franco
Modigliani, melihat bahw
a individu merencanakan perilaku konsumsi dan
tabungan mereka untuk jangka panjang dengan tujuan mengalikasikankonsumsi
mereka dengan cara terbaik yang mungki
n selama masa hidup mereka. Tabungan
dipandang sebagai akibat dari keingina
n individu untuk menjamin konsumsi di
hari tua. Fungsi konsumsi yang dikembangkan berdasarkan teori daurhidup
adalah:
C = aWR +Cyl .......................................................................... (2.3)
Universitas
Sumatera
Utara
Dimana WR merupakan kekayaan ri
el, a adalah kecendrungan mengkonsumsi
marjinal dari kekayaan, YL merupakan
pendapatan tenaga kerja dan c adalah
kecendrungan mengkonsumsi marjinal da
ri pendapatan tenaga kerja.
Miton Friedman dengan teori mengatakan bahwa konsumsi seseorang
tergantung pada pendapatan permanennya
(pendapatan yang rutin yang ia terima
setiap periode tertentu) dan bukan pada
pendapatan transitori (pendapatan yang
tak terduga).
Dalam bentuk yang paling sederhana, hi
potesis pendapatan permanen dari
perilaku konsumsi berpendapat bahwa konsum
si itu adalah propor
sional terhadap
pendapatan permanen, yaitu:
C =cYP ......................................................................................(2.4)
Dimana YP merupakan pendapatan (disposibel) permanen. Dari
persamaan (2.4), konsumsi bervariasi
menurut proporsi yang sama dengan
pendapatan permanen. Kenaikan 5% dalam pendapatan permanen akanmenaikan
konsumsi sebesar 5%.
Lebih jauh hipotesis Friedman menjelaskan bahwa konsumsi pada saatini
tidak tergantung pada pendapatan nor
mal. Bentuk lain fungsi konsumsinya
adalah:
C = f(YP,i) .................................................................................(2.5)
Dimana YP adalah permanen inco
me dan i adalah interest rate.
Sukirno (2001) dalam buku makro ekonomi
nya membuat suatu defenisi tentang
fungsi konsumsi yang menyatakan bahwa
fungsi konsumsi adalah suatu kurva
Universitas
Sumatera
Utara
yang menggambarkan sifat hubungan di an
tara tingkat konsum
si rumah tangga
dalam perekonomian dengan pendapatan nasional (pendapatan
disposebel
)
perekonomian tersebut.
Fungsi konsumsi dapat dinyatakan dalam persamaan :
C = a +bY ................................................................................(2.6)
Dimana:
a : konsumsi rumah tangga ketika pendapatan nasional adalah 0,
b : kecondongan konsumsi marginal,
C : tingkat konsumsi dan
Y : tingkat pendapatan asional.
Ada dua konsep untuk mengetahui
sifat hubungan antara pendapatan
disposibel dengan konsumsi yaitu
kecondongan mengkonsumsi marginal dan
kecondongan mengkonsumsi rata-rata. K
econdongan mengkonsumsi marginal
dapat dinyatakan sebagai MPC (berasal dari istilah
Marginal Propensity to
consume
). Dapat didefenisikan sebagai pe
rbandingan di antara pertambahan
konsumsi (
Δ
C) yang dilakukan dengan pertambahan pendapatan disposiebel
(
Δ
Yd) yang diperoleh. Nilai MPC da
pat dihitung dengan menggunakan
Δ
C
MPC= ..................................................................(2.7)
Δ
Yd
Universitas
Sumatera
Utara
Kecondongan mengkonsumsi rata-rata dinyatakan dengan APC (
Average
Propensity to Consume
), dapat didefenisikan seba
gai perbandingan di antara
tingkat pengeluaran konsumsi (C) dengan
tingkat pendapatan disposebel pada
ketika konsumsi tersebut dilakukan (Yd)
2.2.3. Determinan Konsumsi
Banyak ahli yang telah menguraikan
pendapatnya mengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi konsumsi sebagima
na telah diuraikan sebelumnya dan
faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi
tersebut telah dijabarkan ke dalam
suatu fungsi konsumsi yang terangkum dalam persamaan (2.1) sampaidengan
(2.7) tersebut di atas.
Begitu pentingnya bahasan tentang
konsumsi sehingga banyak ahli lainnya
yang turut membahas tentang determinan
konsumsi. Misalnya, faktor-faktor yang
mempengaruhi konsumsi diantaranya ad
alah pendapatan disposibel yang
merupakan faktor utama, banyaknya a
nggota keluarga, usia anggota keluarga,
pendapatan yang terdahulu dan pengharapa
n akan pendapatan dimasa yang akan
datang.
Adapun faktor-faktor pokok yang memp
engaruhi dan menentukan jumlah
pengeluaran untuk konsumsi adalah pendapata
n disposibel sebagai faktor utama,
pendapatan permanen dan pendapatan menur
ut daur hidup, kekayaan dan faktor
permanen lainnya seperti faktor sosi
al dan harapan tentang kondisi ekonomni
dimasa yang akan datang.
Universitas
Sumatera
Utara
Sadono Sukirno (2006), selanjut
nya menyebutkan bahwa disamping
faktor-faktor pendapatan rumah tangga, kekayaan dan pajakpemerintah,
konsumsi rumah tangga juga ditentukan
oleh beberapa faktor antara lain:
1.
Ekspektasi, mengenai keadaan di masa yang akan datang sangatmempengaruhi
konsumsi rumah tangga pada masa kini
, keyakinan bahwa pada masa yang
akan datang mendapatkan pendapata
n yang lebih tinggi akan mendorong
rumah tangga untuk meningkatkan konsumsi di masa sekarang.
2.
Jumlah penduduk, dalam analisis mengenai pembelanjaan agregat yang
diperhatikan adalah konsumsi pe
nduduk negara. Oleh sebab itu tingkat
konsumsi bukan saja bergantung pada
tingkat pendapatan yang diperoleh
seseorang tetapi juga yang d
iterima penduduk secara keseluruhan.
3.
Tingkat harga, dalam analisis keynesia
n sederhana dimisalkan bahwa tingkat
harga adalaj tetap, maka setiap kenaikan pendapatan berarti terjadikenaikan
pendapatan riel. Dalam keadaan yang de
mikian, apabila pendapatan meningkat
100 persen dan MPC sebesar 0,80 atau 80% dari kenaikan pendapatanitu akan
dikonsumsikan, maka hal ini akan meni
njukkan terjadinya kenaikan konsumsi
yang sebenarnya.
Mankiw (2006) menyatakan bahwa persentase pendapatan yang
dibelanjakan untuk pangan cendrung tur
un jika pendapatan meningkat. Kondisi
ini menunjukkan adanya hubungan yang terba
lik antara persen
tase kenaikan
pendapatan dengan persentase
pengeluaran untuk pangan.
Universitas
Sumatera
Utara
Adapun faktor-faktor penyebab perubahan konsumsi, yaitu:
1. Penyebab Faktor Ekonomi
a.
Pendapatan
Pendapatan yang meningkat tentu saja
biasanya otomatis diikuti dengan
peningkatan pengeluaran konsumsi. Contoh : seseorang yang tadinya
makan nasi aking ketika mendapat pekerjaan yang menghasilkan gajiyang
besar akan meninggalkan nasi aking
menjadi nasi beras. Orang yang
tadinya makan sehari dua kali bisa
jadi 3 kali ketika dapat tunjangan
tambahan dari pabrik.
b.
Kekayaan
Orang kaya yang punya banyak aset riil biasanya memiliki pengeluaran
konsumsi yang besar. Contohnya seperti seseorang yang memilikibanyak
rumah kontrakkan dan rumah kost biasanya akan memiliki banyak uang
tanpa harus banyak bekerja. Dengan
demikian orang tersebut dapat
membeli banyak barang dan jasa kerena punya banyak pemasukan dari
hartanya.
c.
Tingkat bunga
Bunga bank yang tinggi akan mengurangi tingkat konsumsi yang tinggi
karena orang lebih tertarik menabung di bank dengan bunga tetap
tabungan atau deposito yang tinggi
dibandingkan dengan membelanjakan
banyak uang.
Universitas
Sumatera
Utara
d.
Perkiraan Masa Depan
Orang yang was-was tent
ang nasibnya di masa yang akan datang akan
menekan konsumsi. Biasanya seperti
orang yang mau pensiun, punya anak
yang butuh biaya sekolah, ada yang sa
kit butuh banyak biaya perobatan,
dan lain sebagainya.
2. Penyebab Faktor Demografi
a.
Komposisi Penduduk
Dalam suatu wilayah jika jumlah or
ang yang usia kerja produktif banyak
maka konsumsinya akan tinggi. Bila ya
ng tinggal di kota
ada banyak maka
konsumsi suatu daerah akan tinggi juga.
Bila tingkat pendidikan sumber daya
manusia di wilayah itu tinggi-tinggi
maka biasanya pengeluaran w
ilayah tersebut menjadi tinggi.
b.
Jumlah Penduduk
Jika suatu daerah jumlah orang
nya sedikit sekali maka biasanya
konsumsinya sedikit. Jika orangnya
ada sangat banyak maka konsumsinya
sangat banyak pula.
3. Penyebab / Faktor lain
a.
Kebiasaan Adat Sosial Budaya
Suatu kebiasaan di suatu wilayah da
pat mempengaruhi tingkat konsumsi
seseorang. Di daerah yang memegang
teguh adat istiadat untuk hidup
sederhana biasanya akan memiliki tingkat konsumsi yang kecil.
Universitas
Sumatera
Utara
2.2.4 Rumah Tangga Sebagai Konsumen
Konsumen adalah semua anggota masyarakat yang menerima uang dan
kemudian membelanjakan untuk pembel
anjaan barang dan jasa. Dalam
perekonomian konsumen bertindak sebagai pemakai barang dan jasauntuk
dikonsumsi. Konsumen pada umumnya terd
iri individu atau perorangan dalam
masyarakat dalam kenyataan sebagian besar terkumpul dalam satu rumahtangga.
Menurut Sadono Sukirno sebuah ruma
h tangga didefenisikan sebagai
semua orang yang bertempat tinggal dalam satu atap dan memuatkeputusan
keuangan bagi mereka atau pemilik dari
berbagai faktor produksi yang tersedia
dalam perekonomian.
Menurut Sadono Sukirno rumah tangga
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.
Rumah tangga mengambil keputusan yang
konsisten seperti rumah tangga itu
terdiri dari satu orang, sehingga
dapat dikatakan bahwa rumah tangga
merupakan titik pusat perilaku konsumen.
2.
Rumah tangga secara konsisten berusaha
memperoleh keputusan maksimal
atau utilitas dalam batas sumber daya yang tersedia.
3.
Rumah tangga merupakan pemilik utam
a faktor produksi yang dijual pada
perusahaan dan menerima penghasilan sebagai imbalannya.
Menurut Sadono Sukirno, pada um
umnya rumah tangga menggunakan
penghasilannya untuk 2 macam tujuan, yaitu:
1.
Membeli berbagai macam barang atau
jasa yang diperlukan memungkinkan
rumah tangga menjadi konsumen. Pada perekonomian yang rendah taraf
Universitas
Sumatera
Utara
perkembangannya sebagian besar penda
patan dibelanjakan untuk keperluan
sehari-hari yang paling pokok (makanan dan pakaian).
2.
Disimpan atau ditabung. Penabung ini di
katakan untuk memperoleh bunga atau
deviden dan sebagai dana untuk mengha
dapi berbagai kemungkinan kesusahan
di masa depan atau untuk berjaga-jaga.
2.3 Penelitian Terdahulu
Dalam hal ini memuat berbagai penelitian yang telah dilakukan oleh
penelitian lain, dan permasalahan yang di
angkat juga pernah dilakukan oleh
beberapa penelitian lain, baik itu melalui
penelitian biasa, tesis, dan skripsi. Yang
mana berbagai penelitian ini mendasari pemikiran penulis dalampenyusunan
skripsi, seperti oleh bebera
pa penelitian di bawah ini:
1.
Penelitian yang dilakukan oleh Fitria
na Hayati tahun 2003 tentang ” Analisis
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Konsumen Terhadap Listrik
Pada Rumah Tangga”. Penelitian ini
dilakukan di Dusun Namongan, Desa
Caturharjo, kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta.
2.
Penelitian yang dilakukan oleh Subing ta
top related