bahan bakar alternatif
Post on 20-Feb-2023
1 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAHAN BAKAR ALTERNATIF
A. Pendahuluan
Pada saat ini penelitian-penelitian guna mencari
dan mendapatkan sumber energi terbarukan (renewable
energy) tersebut sudah banyak dilakukan. Salah satu
hasil yang mememuaskan dari penelitan tersebut adalah
sumber energi hayati, biodiesel. Biodiesel adalah bahan
bakar untuk mesin diesel yang dihasilkan dari sumber
daya hayati. Biodiesel ini dapat dibuat dari minyak
kelapa sawit, minyak biji jarak (Jatropha curcas) sampai
pada minyak jelantah (waste cooking oil). Minyak
jelantah adalah limbah dari proses menggoreng, bila
ditinjau dari komposisi kimianya minyak jelantah
mengandung senyawa kimia yang bersifat karsinogenik
(dapat memicu terjadinya kanker) yang terbentuk selama
proses penggorengan. Sehingga penggunaan minyak jelantah
secara berkelanjutan dapat merusak kesehatan manusia,
menyebabkan kanker dan akibat selanjutnya akan
menurunkan kecerdasan generasi muda yang
mengkonsumsinya. Maka langkah penanganan minyak jelantah
ini sangat tepat untuk dijadikan bahan baku pembuatan
biodiesel karena akan mengurangi kerugian yang
ditimbulkan dari aspek kesehatan manusia dan lingkungan
serta menambah manfaat yang ada dari minyak jelantah
tersebut. Oleh karena itu sangatlah cocok untuk
1
menjadikan biodiesel dari minyak jelantah sebagai solusi
sumber energi alternatif yang ramah lingkungan.
Minyak jelantah dapat dijadikan bahan baku
biodiesel karena merupakan minyak nabati turunan dari
CPO (crude palm oil). Pembuatan biodiesel dari minyak
jelantah menggunakan reaksi transesterifikasi seperti
pembuatan biodiesel pada umumnya dengan melakukan
pretreatment yang dilakukan guna menurunkan bilangan
asam pada minyak jelantah. Tahapan perlakuan tersebut
yaitu, pertama pemurnian dari pengotor-pengotor sisa
penggorengan dan water content. Kedua, esterifikasi dari
asam lemak bebas (free fatty acid) yang terdapat dalam
minyak jelantah. Ketiga, trans esterifikasi molekul
trigliserida ke dalam bentuk metil ester dan keempat,
pemisahan dan pemurnian.
Reaksi kimia proses transesterifikasi trigliserida
menjadi metil ester menggunakan senyawa organik methanol
adalah sebagai berikut:
B. Langkah – Langkah percobaan
1. Alat dan bahan
2
1) Alat
a. Gelas Kimia 1 buah
b. Gelas ukur 250 ml 1 buah
c. Gelas Erlemenyer 1 buah
d. Timbangan Analitik 1 buah
e. Pipet 1 buah
f. Gelas arloji 1 buah
2) Bahan
a. Minyak jelantah 100 ml
b. NaOH 0,7 gr
c. Metanol 30 ml
2. Prosedur kerja
1) Siapkan alat dan bahan
2) Buatlah larutan metoxida yaitu dengan melarutkan
NaOH 0,7 gr ke dalam metanol 30 ml hingga homogen
3) Ukurlah minyak jelantah sebanyak 100 ml kemudian
masukkan ke dalam gelas kimia
4) Masukkan larutan metoxida ke dalam minyak jelatah
yang telah disiapkan.
5) Aduk campuran perlahan hingga homogen
6) Diamkan selama 4 jam sehingga terjadi endapan.
7) Pada lapisan pertama adalah lemak yang membeku
sedangkan lapisan ke dua adalah crude biodiesel dan
lapisan terakhir adalah glycerin
8) Lapisan kemudian dipisahkan dengan cara mengambil
lapisan biodiesel melalui penyaringan
3
C. Pembahasan
Biodiesel didefinisikan sebagai metil ester yang
diproduksi dari minyak tumbuhan atau lemak hewan yang
memenuhi kualitas untuk digunakan sebagai bahan bakar
mesin diesel (Vicente et al. 2006) dan menurut Darnoko
et al. (2000) biodiesel merupakan monoalkil ester yang
dihasilkan dari minyak alami terbarukan. Metil ester
atau etil ester merupakan senyawa yang relatif stabil,
berwujud cair pada suhu ruang (titik leleh antara 40-180
C), titik didih rendah dan tidak korosif.
Biodisel yang dihasilkan dari percobaan siswa SMK
merupakan biodiesel berbahan dasar minyak jelantah. Atas
dasar kepedulian akan pentingnya bahan bakar minyak maka
dengan segenap upaya mencoba menemukan bahan bakar
alternatif yakni biodisel dari minyak jelantah.
Standar biodiesel yang kami miliki masih berupa
bahan bakar alternatif. Biodiesel dari minyak jelantah
ini dapat menggantikan peran minyak tanah yang sudah
mulai langka. Uji kelayakan yang telah dilakukan baru
sebatas uji reaksi biodiesel terhadap api. Hasil
pengamatan menunjukkan ada beberapa perbedaan mendasar
antara solar yang dibeli dari SPBU dengan Biodiesel yang
kami peroleh. Berikut ini beberapa kelebihan dan
kekurangan kedua produk dengan masing-masing perbedaanyang dimiliki.
SOLAR SPBU STANDAR DALAM 7 ml BIO SOLAR SMK
4
Sama besar Nyala Api Sama besar4,57 menit Daya Tahan Api 6,6 menitHitam lebat Asap Hitam tipisAsam PH BasaBening
kehitaman
Warna cairan Bening kekuning-
kuningan
Pada gambar disamping dapat
dilihat antara Cawan A dan B yang
sama – sam menghasilkan nyala
api yang besar.
Dimana pada cawan A merupakan
biosolar SPBU dan B biosolar
minyak jelantah Setelah dilakukan penghitungan
pada lama nyala api didapatkan
hasil bahwa nyala api biosolar
SPBU lebih cepat padam
sedangkan biosolar minyak
jelantah lebih tahan lama.
5
Dari gambar disamping dapat
dilihat asap pada cawan A terlihat
hitam hal ini mengindikasikan
pembakaran banyak menghasilkan
carbon.
Pada cawan B yang berisi biosolar
minayk jelantah hasil
pembakarannya tidak terlalu
banyak menghasilkan carbon. Hal
ini dapat dilihat pada asap yang
dihasilkan tidak terlalu berwarna
hitam.
Bahan yang digunakan untuk membuat bio solar,
berupa minyak jelantah, NaOH dan metanol. Menurut hasil
analisa, campuran NaOH dan metanol menghasilkan
metoksida. Metoksida tersebut memiliki peran mengikat
lemak dan gliserin yang terkandung dalam jelantah.
Analisis lebih dalam menunjukkan bahwa NaOH memiliki
peran menggumpalkan lemak dan gliserin sedangkan metanol
sendiri mengikat minyak jelantah sehingga memiliki daya
bakar ketika bereaksi dengan api. Akan tetapi antara
metanol dengan minyak jelantah tidak dapat menyatu
karena memiliki massa jenis yang berbeda, selain itu
metanol akan mudah menguap jika bereaksi dengan udara.
6
Sedangkan NaOH sendiri merupakan senyawa yang tidak
dapat larut dalam minyak dan akan menguap jika beeaksi
dengan udara bebas. Berkaca dari reaksi tersebut maka
NaoH dan metanol direaksikan terlebih dahulu menjadi
metoksida. Untuk selanjutnya metoksida ini yang akan
mengubah minyak jelantah menjadi tiga unsur berbeda,
yakni lapisan atas berupa ikatan lemak, bagian tengah
merupakan bio solar sedangkan bagian paling bawah adalah
gliserin. Bagian tengahlah yang akan disaring dan
menjadi bahan bakar alternatif yakni bio solar.
D. Kesimpulan
Hasil pengamatan dan uraian telah sampai pada titik
kesimpulan. Sementara ini bahan bakar bio diesel/bio
solar dapat dihasilkan dengan alternatif minyak
jelantah. Selain efisien, bio solar juga turut serta
mengurangi limbah dapur. Bio solar mudah diproses dan
bahanyapun tidak sulit didapatkan, sehingga kelak dengan
evaluasi yang lebih mendalam maka akan dapat diuji
kelayakannya sebagai bahan bakar alternatif.
7
top related