bab iv 17juli2012z
Post on 04-Aug-2015
41 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian dilaksanakn secara eksperimental laboratorik
dengan desain penelitian control group post test only design secara in
vivo, Penelitian ini terdiri dari dua tahap, dengan optimalisasi dosis tawas
sebagai penelitian pendahuluan untuk penelitian pengaruh jus tomat ranti
(Lycopersicum pimpinellifolium Mill.) dengan atau tanpa cabai rawit
(Capsicum frutescens) pada tikus yang diinduksi tawas dosis optimum.
4.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan dengan perincian :
1. Laboratorium Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Islam
Malang untuk pembuatan jus tomat ranti (Lycopersicum
pimpinellifolium Mill.) dan jus cabai rawit (Capsicum frutescens)
serta pemeriksaan preparat hepar
2. Laboratorium kimia Universitas Muhmmadiyah Malang untuk
adaptasi, perlakuan hewan coba, pembuatan preparat hepar, dan
pemeriksaan preparat hepar.
41
42
4.3. Alat dan Bahan Penelitian
4.3.1. Hewan Coba
Hewan coba yang digunakan dalam penelitian ini adalah
tikus wistar (Rattus novergicus) berjenis kelamin jantan, berusia
sekitar 2-3 bulan, dan kisaran berat badan 130-180 gram biakan
lokal dengan kondisi sehat yang ditandai dengan gerak aktif tikus
dan dipilih secara acak (random sampling).
Pemilihan tikus wistar dengan pertimbangan bahwa hewan
ini mudah didapatkan, mudah beradaptasi sesuai dengan
lingkungan yang baru serta mudah untuk dimanipulasi sehingga
jumlah sampel dapat dikendalikan dengan baik. Dipilih jenis
kelamin jantan karena tidak mengalami siklus hormonal yang dapat
mempengaruhi hasil penelitian. Pemilihan umur 2-3 bulan
didasarkan pada pertimbangan sudah mencapai umur dewasa,
sedangkan berat badan dapat menggambarkan kesehatan hewan
coba (Hairrudin, 2006). Hewan coba diperoleh dari Laboratorium
kimia Universitas Muhmmadiyah Malang.
Metode pengambilan sampel menggunakan simple non
probability sampling. Federer (1963) dalam Sastrosupadi (1977)
menyatakan bahwa hubungan antara perlakuan dan banyaknya
ulangan adalah sebagai berikut :
(t-1) (n-1) ≥ 15
(Sastrosupadi, 1977)
43
Dimana t merupakan jumlah perlakuan dan n merupakan
jumlah pengulangan/sampel. Penelitian ini menggunakan lima
kelompok perlakuan (t=5), sehingga jumlah pengulangan (jumlah
sampel) yang dibutuhkan adalah:
(t-1) (n-1) ≥ 15
4(n-1) ≥ 15
4n-4 ≥ 15
4n ≥ 19
n ≥ 5
Jumlah tikus yang digunakan pada percobaan ini adalah 5
ekor tikus untuk tiap kelompok perlakuan. Sehingga jumlah hewan
coba minimal yang dibutuhkan dalam penelitian ini sebanyak 55
ekor.
4.3.2. Alat dan Bahan Pemeliharaan Hewan Coba
1. Kandang hewan coba dengan ukuran 40 x 30 cm,
menggunakan wadah plastik yang diatasnya ditutup dengan
anyaman kawat. Dalam satu kandang berisi satu kelompok
tikus.
2. Makanan hewan coba, menggunakan PARS dan tepung dengan
perbandingan 2:1. Berat total pakan yang diberikan per ekor
per hari adalah 36 gram.
3. Botol yang berisi air minum, diletakkan di bagian atas
kandang.
4. Sekam, digunakan sebagai alas untuk tikus.
44
5. Timbangan digital Dhaus Pioneer PA214 400 gram.
4.3.3. Alat dan Bahan Perlakuan Paparan Tawas
1. Sonde oral dan spuit OneMed 5 cc, yang digunakan untuk
perlakuan paparan tawas yang diberikan secara oral personde
lambung.
2. Larutan tawas 2%, 4%, 6%, dan 8% di dapat dari lab kimia
Universitas Muhammadiyah Malang.
4.3.4. Alat dan Bahan pembuatan Jus Buah Tomat ranti
(Lycopersicum pimpinellifolium Mill.) dan cabai rawit
(Capsicum frutescens)
1. Alat
a. Blender MADAT VITAMAX – O2 FIBER
b. Wadah tempat menyimpan buah tomat ranti dan cabai rawit
segar
c. Timbangan digital Dhaus Pioneer PA214 210 gram
d. Kertas saring/kain untuk menyaring
e. Erlenmeyer 100, 250, dan 500 ml
f. Beker glass 50 ml dan corong gelas
g. Pipet volume 10 dan 25 ml
h. Pipet tetes
i. Gelas ukur 25, 50, 100 ml
j. Alumnium foil
k. Batang pengaduk
l. Botol coklat penyimpan jus
45
m. Handscoon
2. Bahan
a. Buah Tomat ranti (Lycopersicum pimpinellifolium Mill.)
dan cabai rawit (Capsicum frutescens)
b. Akuades
4.3.5. Alat dan Bahan Perlakuan Jus Buah Tomat ranti (Lycopersicum
pimpinellifolium Mill.) dan Cabai Rawit (Capsicum frutescens)
a. Sonde oral dan spuit OneMed 5cc, yang digunakan untuk
perlakuan Jus Buah Tomat ranti (Lycopersicum pimpinellifolium
Mill.) dan cabai rawit (Capsicum frutescens) yang diberikan
secara oral personde lambung.
b. Larutan Jus Buah Tomat ranti (Lycopersicum pimpinellifolium
Mill.) 100% serta cabai rawit (Capsicum frutescens) 25%, 50%,
dan 100%.
4.3.6. Alat dan Bahan Pembedahan
a. Spuit OneMed 5cc
b. Gunting
c. Tempat organ
d. Pinset
e. Pengait jaringan
f. Handscoon
g. Parafin
h. Formalin 10%
i. Chloroform
46
j. Kotak kaca
4.3.7. Alat dan Bahan Perhitungan aktifitas antioksidan
4.4. Tahapan Kerja
Alat-alat:
1. Kain tipis,
2. Neraca digital,
3. Blender,
4. Sentryfuge,
5. Plastik PP (0.5 kg),
6. Pipet tetes,
7. Gelas ukur,
8. Labu ukur,
9. Stirrer,
10. Timbangan,
11. Almari es,
12. Termometer.
13. Mortar
14. Kuved
15. Spektrofotometer (Spektrunic 20 Genesys, Jerman)
16. Spektrofotometer VV (USA)
Bahan:
1. Cabai rawit,
47
2. tomat ranti,
3. Yodium,
4. Air,
5. Etanol 95%
6.aquades
7. Amilum.
4.4.1. Pengelompokan Hewan Coba
Pada penelitian optimasi dosis tawas, selanjutnya sampel
akan dibagi menjadi 5 kelompok yang dapat dilihat pada table 4.1 di
bawah ini.
Tabel 4.1. Pengelompokan Hewan Coba Penelitian Tahap
Optimasi Dosis Tawas
Kontrol Kelompok 0 (K0) n=5 Tanpa tawas
Perlakuan
Kelompok 1 (K1) Induksi tawas 2%
Kelompok 2 (K2) Induksi tawas 4%
Kelompok 3 (K3) Induksi tawas 6%
Kelompok 4 (K4) Induksi tawas 8%
Pada penelitian pengaruh jus buah tomat ranti
(Lycopersicum pimpinellifolium Mill.) dengan atau tanpa cabai
rawit (Capsicum frutescens) pada tikus dengan paparan tawas dosis
optimal, selanjutnya sampel akan dibagi menjadi 6 kelompok yang
dapat dilihat pada Tabel 4.2 di bawah ini.
48
Tabel 4.2. Pengelompokan Hewan Coba Penelitian Pengaruh
Jus Buah Tomat Ranti (Lycopersicum pimpinellifolium Mill.)
Dengan Atau Tanpa Cabai rawit (Capsicum frutescens) pada
Tikus dengan Paparan Tawas Dosis Optimal
Kontrol
Kelompok 0 (K0) n=5
Kontrol NegatifTanpa tawas
Kelompok 1 (K1) n=5
Kontrol Positif
Induksi tawas 8% tanpa jus Buah Tomat
ranti (Lycopersicum pimpinellifolium Mill.)
dan cabai rawit (Capsicum frutescens)
Perlakuan
Kelompok 2 (K2) n=5
Indukisi tawas 8% + Buah Tomat ranti
(Lycopersicum pimpinellifolium Mill.)
100%
Kelompok 3 (K3) n=5
Indukisi tawas 8% + Buah Tomat ranti
(Lycopersicum pimpinellifolium Mill.)
100% + cabai rawit (Capsicum frutescens)
25%
Kelompok 4 (K4) n=5
Indukisi tawas 8% + Buah Tomat ranti
(Lycopersicum pimpinellifolium Mill.)
100% + cabai rawit (Capsicum frutescens)
50%
Kelompok 5 (K5) n=5
Indukisi tawas 8% + Buah Tomat ranti
(Lycopersicum pimpinellifolium Mill.)
100% + cabai rawit (Capsicum frutescens)
100%
49
4.4.2. Pemeliharaan Hewan Coba
Proses adaptasi (penyesuaian diri terhadap lingkungan)
dilakukan selama 7 hari dengan diberi makan dan minum sebanyak
standar laboratorium. Pada hari ketujuh masa adaptasi, dilakukan
penimbangan berat badan tikus yang dianggap sebagai berat badan
prakondisi, dan dilanjut sampai masa perlakuan selama 7 hari.
Proses ini dilakukan di animal house Laboratorium kimia
Universitas Muhammadiyah Malang.
4.4.3. Pembuatan Jus Buah Tomat ranti (Lycopersicum
pimpinellifolium Mill.) dan Cabai Rawit (Capsicum frutescens)
Buah tomat ranti (Lycopersicum pimpinellifolium Mill.)
dan cabai rawit (Capsicum frutescens) diambil dari BPTP (Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian) Karangploso, dengan perawatan
penyiraman dan pemupukan standar. Selanjutnya, buah dicuci
sampai bersih kemudian diblender tanpa diberi air. Buah tomat
ranti (Lycopersicum pimpinellifolium Mill.) dan cabai rawit
(Capsicum frutescens) yang telah diblender disaring dengan
menggunakan kertas saring/kain penyaring, bagian airnya diambil
dan ampasnya dibuang, ini merupakan konsentrasi jus buah tomat
ranti (Lycopersicum pimpinellifolium Mill.) dan cabai rawit
(Capsicum frutescens) 100%. Kemudian diencerkan dengan
menggunakan aquades hingga didapatkan konsentrasi 25% (75ml
50
aquades + 25ml jus cabai rawit) dan 50% (50ml aquades + 50ml
jus cabai rawit).
Penjelasan prosedur kerja pembuatan jus buah tomat ranti
(Lycopersicum pimpinellifolium Mill.) dan cabai rawit (Capsicum
frutescens) secara skematik dapat dilihat pada Lampiran 1.
4.4.4. Perlakuan
Pada penelitian optimasi dosis tawas, tikus diberi paparan
tawas melalui oral (personde lambung) 30 menit setelah
pemberian pakan tikus. Pada penelitian pengaruh jus buah tomat
ranti (Lycopersicum pimpinellifolium Mill.) dengan atau tanpa
cabai rawit (Capsicum frutescens) pada tikus dengan paparan
tawas, tikus diberi jus 30 menit setelah pemberian pakan, dan 30
menit setelah itu dilakukan pemberian tawas. Pemberian tawas dan
jus diberikan secara oral (personde lambung).
4.4.5. Pembedahan
Cara pembedahan yang dilakukan adalah dengan
pembiusan. Pertama, gunakan handscoon dan siapkan alat-alat
pembedahan. Kemudian lakukan pembiusan dengan chloroform..
Letakkan tikus yang telah pingsan di parafin. Selanjutnya bedah
bagian perut hingga ke dada tikus menggunakan alat bedah minor.
Ambil organ hepar kemudian letakkan di wadah yang terisi larutan
formalin 10%. Penjelasan prosedur pembedahan secara skematik
dapat dilihat pada Lampiran 2.
4.4.6. Teknik Pengambilan Darah
51
1. ambil darah dari aorta tikus
2. masukkan dalam tabung dengan EDTA-antikoagulan
4.4.7. Teknik Perhitungan Jumlah aktifitas antioksidan
a. Menimbang 5 gram sampel kemudian di haluskan dengan
mortar.
b. Menambah sampel dengan etanol 95% sebanyak 250 ml
kemudian
menvortex untuk membantu melarutkan sampel.
c. Mensentrifuge ekstrak dengan kecepatan 4000 rpm selama 10
menit untuk
memisahkan ekstrak dari endapan.
d. Mengambil supernata sebanyak 4 ml dan menambahkan dengan
1 ml
larutan 1,1-diphenyl-2-pieryllhidrozil (DPPh) 0,2 mM.
e. Membiarkan selama 10 menit, kemudian memasukkan kedalam
kuved dan
diukur absorbsinya pada λ = 517 nM.
f. Melakukan kontrol seperti prosedur di atas (e) dengan
menggunakan
bahan larutan 1,1-diphenyl-2-pieryllhidrozil (DPPh) 0,2 mM.
g. Menghitung Aktivitas Sceavenger Radikal Bebas sebagai
persentase
berkurangnya warna DPPH dengan perhitungan :
52
% Aktivitasi Oksidan = 100 – [100x(absorbansisampel /
absorbansikontrol)]
(Blois, 1958 dalam Hanani dkk, 2005)
.
4.5 Teknik Analisa Data
Tahap pertama terlebih dahulu dilakukan entry data, kemudian
dilakukan proses clearing (uji normalitas dan homogenitas). Apabila data
bersifat terdistribusi normal serta varian bersifat homogen maka dilanjutkan
dengan analisa data. Metode analisa data yang digunakan berupa metode
statistik parametrik yaitu ANOVA test yang akan ditampilkan dalam bentuk
tabel dan diagram. Menggunakan ANOVA test dikarenakan lebih dari 2
kelompok uji dengan syarat data terdistribusi normal dan homogen. Hasil
dikatakan bermakna bila p < 0,05. Uji lanjut dengan metode uji Tukey.
Peneliti menambahkan dengan uji korelasi untuk mengetahui hubungan antar
kelompok perlakuan apabila dosis dinaikkan. Semua analisa data dilakukan
dengan memakai perangkat software statistik SPSS versi 17.
Tikus Rattus norvegicus strain Wistar jantan usia 2 bulan sebanyak 25 ekor,
berat rata – rata 150 gram
Adaptasi 7 hari
Kesimpulan
Tanpa diberi paparan
tawas dalam makanan
Kelompok PerlakuanKelompok Kontrol
Diberi paparan
tawas 6% dalam
makanan (0,9 gr)
Diberi paparan
tawas 4% dalam
makanan (0,6 gr)
Diberi paparan tawas 2%
dalam makanan (0,3
gr)
Pengambilan sample d tikus melalui aorta
pembedahan
Pengumpulan Data anti oksidan
Pemeriksaan jumlah anti oksidan
Analisa Data jumlah anti oksidan
Diberi paparan
tawas 8% dalam
makanan (1,2 gr)
53
4.6 Diagram Alur Penelitian
4.6.1 Tahap I: Optimasi Dosis Tawas
Tikus Rattus norvegicus strain Wistar jantan usia 2 bulan sebanyak 30 ekor, berat rata- rata 150 gr
Kelompok 1
(Kontrol Negatif)Tanpa
perlakuan (2 ml
aquadest)
pembedahan
Kelompok 2
(Kontrol Positif)
pemberian tawas 8% +
2 ml aquades
Kelompok 3
Paparan tawas 8%+ jus Tomat ranti 100% 1 ml + 1ml aquadest
Kelompok 4
Paparan tawas 8% + jus Tomat
Ranti 100% 1 ml + jus cabai rawit 25% 1 ml
Kelompok Kontrol Kelompok Perlakuan
Pengambilan darah tikus melalui aorta
Pemeriksaan Jumlah antioksidan
Kesimpulan
Pengumpulan Data antioksidan
Analisa Data jumlah antioksidan
Kelompok 5
Paparan tawas 8% + jus Tomat
Ranti 100% 1 ml + jus cabai rawit 50% 1 ml
Kelompok 6
Paparan tawas 8% + jus tomat
ranti 100% 1ml + jus
cabai rawit 100% 1ml
54
4.6.2 Tahap II: Penelitian Pengaruh Jus Buah Tomat Ranti (Lycopersicum
pimpinellifolium Mill.) Dengan Atau Tanpa Cabai Rawit
(Capsicum frutescens) Pada Tikus Dengan Paparan Tawas
Dosis Optimal
55
4.7. Kegiatan dan Waktu Penelitian
NO Kegiatan Bulan ke-1 Bulan ke-2 Bulan ke-3 Bulan ke-4
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pembelian alat,
bahan, dan hewan
coba
2 Adaptasi hewan coba
3 Induksi tawas dengan
dosis 2%, 4%, 6%,
dan 8%
4 Pembunuhan hewan
coba, pengambilan
sampel hepar, dan
pembikinan preparat
hepar
5 Pemeriksaan struktur
sel hepar tikus
6 Tabulasi dan analisa
data
7 Adaptasi hewan coba
8 Induksi tawas dosis
optimal dan
pemberian Jus Buah
Tomat ranti
(Lycopersicum
pimpinellifolium
56
Mill.) 100% dan
cabai rawit
(Capsicum
frutescens) 25%,
50%, 100%
9 Pembunuhan hewan
coba, pengambilan
sampel hepar, dan
pembikinan preparat
hepar
10 Pemeriksaan Jumlah
CEC
11 Tabulasi dan analisa
data
12 Penulisan laporan
dan pembahasan serta
peberbitan artikel
top related