bab ii tinjauan pustaka 2.1 definisi indeks musim ikaneprints.umm.ac.id/54063/3/bab ii.pdf10 jika...
Post on 30-Jul-2020
5 Views
Preview:
TRANSCRIPT
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Indeks Musim Ikan
Gerakan musiman (seasonal movement or variation) merupakan gerakan
yang teratur dalam arti naik-turunnya terjadi pada waktu-waktu yang sama atau
sangat berdekatan.
Pengetahuan tentang gerakan musiman ini sangat penting sebagai dasar
penentuan langkah-langkah kebijakan dalam rangka mencegah hal-hal yang tidak
diinginkan. Untuk menstabilkan harga beras pemerintah melalui bulok akan
membeli beras pada waktu panen, disimpan di gudang-gudang, kemudian akan
dijual lagi kepada masyarakat pada waktu menjelang panen (jauh sebelum panen),
agar harga tidak melonjak tinggi. Misalnya (pemilik bioskop menyediakan karcis
lebih banyak pada malam minggu, pemilik restoran menyediakan makanan yang
lebih banyak pada malam minggu, khususnya pada bulan muda, pemerintah
mengimpor beras menjelang panen, dan lain sebagainya (D.Simbolon, 2011).
Oleh karena itu jumlah hari pada setiap bulan tidak sama, maka perlu
diadakannya penyesuaian data. Penyusunan data mempunyai alasan-alasan
berikut:
a) jumlah hari untuk tiap bulan tidak sama
b) jumlah hari kerja tidak sama
c) jumlah jam kerja tidak sama
6
Jadi kalau produksi/penjualan suatu barang pada bulan Februari lebih kecil
dari bulan lainnya, itu tidak berarti bahwa ada kemerosotan pada bulan itu, tetapi
karena harinya hanya ada 28 hari. Jumlah hari yang terdapat dalam setiap bulan
adalah berbeda dari jumlah rata-rata dari dalam setiap sebulan. Untuk
menyesuaikan data bulanan dengan perbedaan jumlah hari itu, maka data bulanan
dari hasil observasi harus dikalikan dengan suatu faktor penggali yang diperoleh
dengan jalan mengalikan jumlah hari yang terdapat di dalam bulan itu dengan
jumlah rat-rata hari dalam setiap bulan (D.Simbolon, 2011).
Angka indek merupakan suatu konsep yang dapat memberikan gambaran
tentang perubahan-perubahan variabel dari suatu periode ke periode berikutnya
(Simbolon, 2011). Dengan demikian angka indek dapat diartikan sebagai angka
perbandingan yang perubahan relatifnya dinyatakan dalam bentuk prosentase
terhadap yang lain.
- Macam-Macam Angka Indeks
Ada tiga macam angka indeks, yaitu:
a. Angka indeks harga, yaitu angka perbandingan untuk mengukur
perubahan harga dari suatu periode ke periode lainnya.
b. Angka indeks jumlah (kuantitas), yaitu angka perbandingan untuk
mengukur perubahan jumlah dari suatu periode ke periode lainnya.
c. Angka indeks nilai (value), yaitu angka perbandingan untuk mengukur
perubahan nilai dari suatu periode ke periode lainnya. Nilai dihitung
dengan cara mengalikan harga dengan jumlah (kuantitas).
7
Angka indeks merupakan suatu ukuran statistik yang menunjukkan
perubahan suatu variabel atau sekumpulan variabel yang berhubungan satu sama
lain, baik pada waktu atau tempat yang sama atau berlainan. Angka indeks adalah
angka relatif yang dinyatakan dalam persentase. Biasanya untuk kesederhanaan,
bentuk persentase bisa dihilangkan. Dalam bidang ekonomi, pada dasarnya
terdapat tiga macam angka indeks (Rosalina, 2011).
Angka indeks merupakan sebuah alat angka matematik yang digunakan
untuk menyatakan tingkat harga, volume perniagaan dan sebagainya dalam
periode tertentu, dibandingkan dengan tingkat harga, volume perniagaan suatu
periode dasar, yang nilainya dinyatakan dengan 100.Sedangkan menurut
Samsubar Saleh, angka indeks merupakan suatu analisis data statistik yang
terutama ditujukan untuk mengukur berapa besarnya fluktuasi perkembangan
harga dari berbagai macam komoditas selama satu periode waktu tertentu
(Rosalina, 2011).
Dalam suatu analisis perekonomian, angka indeks mempunyai peranan
yang sangat besar, karena dapat digunakan untuk mengetahui besarnya laju inflasi
mapun deflasi yang terjadi di negara tertentu. Angka indeks dapat sebagai
indikator yang penting untuk menentukan kebijakan apa yang harus diambil oleh
pemerintah guna mengatasi permasalahan dalam perekonomian. Misalnya, dengan
mengetahui perkembangan produksi suatu produk tahun sekarang dibandingkan
produksi tahun yang lalu atau perkembangan penduduk tahun sekarang
dibandingkan tahun yang lalu, maka pemerintah akan dapat mengambil kebijakan
8
untuk mengembangkan produksi produk tersebut dan mengatasi pertumbuhan
penduduk yang terlau cepat.
Dalam menghitung angka indeks, waktu atau tahun yang lalu disebut
sebagai tahun dasar (base periods atau base year), yaitu waktu atau tahun yang
dijadikan dasar untuk menentukan perkembangan suatu harga atau berfungsi
sebagai waktu atau tahun pembanding (Rosalina, 2011). Penentuan tahun dasar
untuk menghitung angka indeks perlu memperhatikan tiga faktor, yaitu:
a) Tahun dasar hendaknya dipilih pada waktu kondisi perekonomian yang
relatif stabil;
b) Jarak antara tahun dasar dengan tahun sekarang tidak terlalu jauh; dan
c) Penentuan tahun dasar hendaknya memperhatikan kejadian-kejadian
penting, misalnya tahun pada saat terjadinya kenaikan harga BBM,
kenaikan tarif dasar listrik dan lain-lain.
Angka indeks adalah nilai relatip dengan angka dasar 100 persen atau
perkalian 100 persen. Angka indeks dipakai sebagai indikator perubahan satu atau
bermacam-macam hal tertentu. Angka indeks penting untuk kegiatan bisnis dan
ekonomi (Rosalina, 2011). Dari angka indeks dapat diketahui maju mundurnya
atau naik turunnya suatu usaha atau kegiatan.
Jadi tujuan pembuatan angka indeks sebetulnya adalah untuk mengukur
secara kuantitatif terjadinya perubahan dalam dua waktu yang berlainan misalnya
indeks harga untuk mengukur perubahan harga (berapa kenaikannya atau
penurunannya), indeks produksi untuk mengetahui perubahan yang terjadi dalam
kegiatan produksi, indeks biaya hidup untuk mengukur tingkat inflasi, dll. Indeks
9
harga sangat diperlukan dalam kegiatan ekonomi suatu negara, sebab kenaikan
atau penurunan harga merupakan informasi penting untuk mengetahui
perkembangan ekonomi. Harga yang berlaku di pasar merupakan indeks harga
konsumen, yang sangat penting untuk menentukan kebijakan perekonomian di
masa yang akan dating (Rosalina, 2011).
- Angka Indeks Harga (Price Relative)
Indeks harga adalah angka yang menunjukkan perubahanmengenai harga-harga
barang, baik harga untuk satu macam barang maupun berbagai macam barang,
dalam waktu dan tempat yang sama atau berlainan.
- Angka Indeks Jumlah (Quantity Relative)
Indeks jumlah adalah angka yang menunjukkan perubahanmengenai jumlah
barang sejenis atau sekumpulan barang yang dihasilkan, digunakan, diekspor,
dijual, dan sebagainya untuk waktu dan tempat yang sama ataupun berlainan.
- Angka Indeks Nilai (Value Relative)
Indeks nilai adalah angka yang dapat dipergunakan untukmengetahui nilai
mengenai barang yang sejenis atau sekumpulan barang dalam jangka waktu yang
diketahui.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), adapun jenis –jenis angka indeks adalah:
1. Angka indeks perdagangan besar.
2. Angka indeks konsumen.
3. Angka indeks harga sembilan bahan pokok.
Beberapa kemungkinan dalam penghitungan indeks harga, yaitu:
jika indeks harga > 1, berarti harga mengalami kenaikan;
10
jika indeks harga < 1, berarti harga mengalami penurunan;
jika indeks harga = 1, berarti harga tetap (tidak naik dan tidak turun).
2.2 Deskripsi Komoditas
2.2.1 Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis)
- KlasifikasiIkan
KlasifikasiIkan Cakalang (Katsuwonus pelamis) atau skipjack tuna
menurut taksonominya diklasifikasikan sebagai berikut (Saanin 1984) :
Phylum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Perciformes
Sub Ordo : Scombroidea
Famili : Scombroidae
Sub Famili : Thunninae
Genus : Katsuwonus
Species : Katsuwonus pelamis
Gambar 1. Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis)
11
Ikan cakalang memiliki tubuh yang membulat atau memanjang dan garis
lateral. Ciri khas dari ikan cakalang memiliki 4-6 garis berwarna hitam yang
memanjang di samping bagian tubuh. Ikan cakalang pada umumnya mempunyai
berat sekitar 0,5 – 11,5 kg serta panjang sekitar 30-80 cm.
Ikan cakalang mempunyai ciri-ciri khusus yaitu tubuhnya mempunyai
bentuk menyerupai torpedo (fusiform), bulat dan memanjang, serta mempunyai
gill rakers (tapis insang) sekitar 53-63 buah. Ikan cakalang memiliki dua sirip 6
punggung yang letaknya terpisah. Sirip punggung pertama terdapat 14-16 jari-jari
keras, pada sirip punggung perut diikuti oleh 7-9 finlet.
Terdapat sebuah rigi-rigi (keel) yang sangat kuat diantara dua rigi-rigi
yang lebih kecil pada masing-masingsisi dan sirip ekor (Matsumoto et al 1984).
Komposisi Kimia Ikan Cakalang (100 g).
- Komponen Komposisi Kimia (%)
- Air 69,9 ± 0,71
- Protein 26,0 ± 0,28
- Lemak 22,0 ± 0,07
- Karbohidrat 40,7 ± 0,42
- Abu 91,4 ± 0,07
Sumber : Departement of Health, Education and Walfare (1972)
- Pola Migrasi
12
Pola Migrasi Ikan Cakalang Migrasi atau ruaya ikan adalah pergerakan
perpindahan dari suatu tempat ke tempat yang lain yang mempunyai arti
penyesuaian terhadap kondisi alam yang menguntungkan untuk eksistensi hidup
dan keturunannya. Ikan mengadakan migrasi dengan tujuan untuk pemijahan,
mencari makanan dan mencari daerah yang cocok untuk kelangsungan hidupnya.
Migrasi ikan dipengaruhi oleh beberapa faktor baik faktor eksternal dan faktor
internal (Reinnamah 2010).
Chusing (1968) in Effendie (1997) mengemukakan bahwa studi ruaya ikan
merupakan hal yang fundamental untuk biologi perikanan, karena dengan
mengetahui lingkaran ruaya akan diketahui batas-batas daerah mana stok atau sub
populasi itu hidup. Ikan cakalang dapat hidup nyaris di semua lautan yang ada di
muka bumi ini karena itulah dapat dikatakan bahwa ikan cakalang termasuk jenis
oseanodrom (hidup dan beruaya atau bermigrasi di lautan). Ruaya jenis cakalang
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu penyebaran secara vertikal dan penyebaran
secara horizontal. Penyebaran secara vertical berarti penyebaran menurut
kedalaman perairan, sedangkan penyebaran horizontal berarti penyebaran
berdasarkan letak geografis suatu perairan.
Penyebaran cakalang secara horizontal memiliki tujuan yang berbeda
dengan penyebaran secara vertikal. Ruaya vertikal yang dilakukan oleh cakalang
dimaksudkan untuk memijah, sedangkan ruaya secara horizontal dilakukan
cakalang untuk mencari makan dan melakukan pengungsian. Di Pantai Kulisusu
Buton Utara pada bulan September-November jutaan ikan cakalang biasanya
melakukan migrasi ke arah pantai untuk memijah (Mukhtar 2009).
13
Cakalang sering membentuk gerombolan untuk melakukan ruaya atau
migrasi jarak jauh dengan melawan arus. Karena biasa bergerombol di perairan
pelagis hingga kedalaman 200 m maka cakalang dapat pula dikatakan sebagai
brakheadrom yaitu ikan yang beruaya di perairan dangkal. Di samudra Hindia
secara terus-menerus dan teratur cakalang bergerak mulai dari pantai Barat
Australia, sebelah selatan Kepulauan Nusa Tenggara, sebelah selatan Pulau Jawa,
sebelah barat Sumatra, laut Andaman, menuju luar Pantai Bombay, di luar pantai
Ceylon, sebelah barat Hindia, Teluk Aden, perbatasan samudra Hindia dengan
pantai Sobali, pantai timur dan selatan Afrika dimana pergerakannya dilakukan
pada bulan April hingga September.
Pola Migrasi Ikan Cakalang Migrasi atau ruaya ikan adalah pergerakan
perpindahan dari suatu tempat ke tempat yang lain yang mempunyai arti
penyesuaian terhadap kondisi alam yang menguntungkan untuk eksistensi hidup
dan keturunannya. Ikan mengadakan migrasi dengan tujuan untuk pemijahan,
mencari makanan dan mencari daerah yang cocok untuk kelangsungan hidupnya.
Migrasi ikan dipengaruhi oleh beberapa faktor baik faktor eksternal dan faktor
internal (Reinnamah 2010). Chusing (1968) in Effendie (1997) mengemukakan
bahwa studi ruaya ikan merupakan hal yang fundamental untuk biologi perikanan,
karena dengan mengetahui lingkaran ruaya akan diketahui batas-batas daerah
mana stok atau sub populasi itu hidup. Ikan cakalang dapat hidup nyaris di semua
lautan yang ada di muka bumi ini karena itulah dapat dikatakan bahwa ikan
cakalang termasuk jenis oseanodrom (hidup dan beruaya atau bermigrasi di
lautan).
14
Ruaya jenis cakalang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu penyebaran
secara vertical dan penyebaran secara horizontal. Penyebaran secara vertical
berarti penyebaran menurut kedalaman perairan, sedangkan penyebaran horizontal
berarti penyebaran berdasarkan letak geografis suatu perairan Penyebaran
cakalang secara horizontal memiliki tujuan yang berbeda dengan penyebaran
secara vertikal. Ruaya vertikal yang dilakukan oleh cakalang dimaksudkan untuk
memijah, sedangkan ruaya secara horizontal dilakukan cakalang untuk mencari
makan dan melakukan pengungsian. Di Pantai Kulisusu Buton Utara pada bulan
September-November jutaan ikan cakalang biasanya melakukan migrasi ke arah
pantai untuk memijah (Mukhtar 2009).
Cakalang sering membentuk gerombolan untuk melakukan ruaya atau
migrasi jarak jauh dengan melawan arus. Karena biasa bergerombol di perairan
pelagis hingga kedalaman 200 m maka cakalang dapat pula dikatakan sebagai
brakheadrom yaitu ikan yang beruaya di perairan dangkal. Di samudra Hindia
secara terus-menerus dan teratur cakalang bergerak mulai dari pantai Barat
Australia, sebelah selatan Kepulauan Nusa Tenggara, sebelah selatan Pulau Jawa,
sebelah barat Sumatra, laut Andaman, menuju luar Pantai Bombay, di luar pantai
Ceylon, sebelah barat Hindia, Teluk Aden, perbatasan samudra Hindia dengan
pantai Sobali, pantai timur dan selatan Afrika dimana pergerakannya dilakukan
pada bulan April hingga September.
Ikan cakalang atau yang biasa disebut skipjack tuna merupakan highly
migratory species yang distribusinya cukup luas, mencakup perairan tropis hingga
ke perairan sub tropis (Collette & Nauen, 1983). Untuk perairan Indonesia, Laut
15
Flores merupakan salah satu habitat penting ikan ini dan sudah dimanfaatkan
nelayan sejak lama (Anonimus, 2015). Ikan cakalang banyak tertangkap huhate
(pole and line), baik menggunakan alat bantu rumpon ataupun sistem hunting
(mencari gerombolan) dan hasil tangkapannya didaratkan di Kota Larantuka.
Huhate tergolong alat tangkap pancing yang terdiri dari joran atau bambu,
tali pancing dan mata pancing.Alat ini banyak digunakan di Larantuka dan dalam
pengoperasiannya huhate dibantu rumpon. Alat ini dikhususkan untuk menangkap
ikan cakalang sehingga sering disebut pancing cakalang (Diniah et al., 2001).
Pada kenyataannya penangkapan dengan alat tangkap huhate sering juga
tertangkap jenis ikan lain seperti tuna, tongkol dan lainnya (Akbar et al., 2016).
Sumberdaya ikan cakalang tersebar cukup luas di perairan Indonesia. Total
hasil tangkapan ikan pelagis besar di Indonesia tahun 2005-2014, didominasi oleh
cakalang sebesar 29,6%, sisanya berupa ikan tongkol komo (12,4%), tongkol krai
(12,3%), madidihang (11,6%), tongkol abu-abu (8,7%), serta ikan pelagis besar
lainnya sekitar 15% (Anonimus, 2015). Untuk menjaga kelestarian sumberdaya
ikan cakalang diperlukan strategi pengelolaan salah satunya dari aspek biologi.
2.2.2 Ikan Layang (Decapterus)
- Klasifikasi morfologi ikan layang (Decapterus sp.)
Klasifikasi ikan layang menurut klasifikasi Saanin (1984) adalah sebagai
berikut :
16
Phyllum : Chordata
Kelas : Pisces
Sub kelas : Teleostei
Ordo : Percomorphi
Divisi : Perciformes
Sub divisi : Carangi
Familia : Carangidae
Genus : Decapterus
Spesies : Decaptersus sp.
Gambar 2. Ikan Layang (Decapterus sp.)Sumber: Chairita (2008).
Ikan layang (Decapterus sp.) termasuk ikan pelagis, dan berdasarkan
ukurannya dikelompokkan sebagai ikan pelagis kecil. Ikan ini yang tergolong
suku Carangidae ini bisa hidup bergerombol. Ukurannya sekitar 15 cm meskipun
ada pula yang bisa mencapai 25 cm. Ciri khas yang sering dijumpai pada ikan
layang ialah terdapatnya sirip kecil ( finlet) di belakang sirip punggung dan sirip
17
dubur dan terdapat sisik berlingin yang tebal (lateral scute) pada bagian garis sisi
(lateral line) (Nontji, 2002).
Warna tubuh ikan layang pada bagian punggungnya biru kehijauan dan
putih perak pada bagian perutnya. Bentuk tubuh memanjang dapat mencapai 30
cm, rata-rata panjang badan ikan layang pada umumnya adalah 20-25 cm dan
warna sirip siripnya kuning kemerahan.
Ikan layang memiliki dua sirip punggung, selain. Sirip-sirip yang ada pada
umumnya, ikan layang memiliki sirip tambahan dua buah dibelakang sirip
punggung kedua dan satu buah di belakang sirip dubur. Ikan layang memiliki
finlet yang merupakan ciri khas dari genus Decapterus (Saanin 1984).
Daerah sebaran ikan layang sangat luas, yaitu di perairan tropis dan
subtropis. Sebagian besar populasi ikan ini terdapat di Samudera Atlantik bagian
utara sampai ke Cape Cod dan sebelah selatan sampai ke Brasilia. Di wilayah
Indo-Pasifik ikan ini tersebar antara Jepang di bagian utara dan pantai Natal di
bagian selatan. Menurut Handenbert (1937), di laut Jawa ikan ikan tersebar
mengikuti pergerakan salinitas dan persediaan makanan yang sesuai dengan
hidupnya. Penyebaran kelima jenis ikan Layang Marga Decapterus baik di
perairan lndonesia maupun di mancanegara :
- Decapterus layang :
Indonesia : Laut Jawa (termasuk Selat Sunda, Selat Madura dan
Selat Bali), Selat Makasar, Ambon dan Ternate. Mancanegara :
Sebelah timur di samudera Hindia, termasuk Afrika Selatan.
18
Sebelah utara di Filipina Pulau-pulau Bonin dan Jepang (Weber
dan Beaufort, 1931, Tiews et al. 1968).
- Decapterus russelli :
Indonesia : Laut Jawa, Sulawesi. Selayar, Ambon, Selat Makasar,
Selat Bali, Selat Sunda dan Selat Madura. Mancanegara : Jenis
ikan ini tersebar luas di daerah lndo-Pasifik, mulai dari laut Merah
dan pantai timur Afrika Selatan terus ke Aden, Sekotra,
Zanzibar, Madagaskar, Arab Selatan, Malaysia, ke arah utara
sampai ke Filiphina. Pulau-pulau Riu Kiu dan Jepang (Weber dan
Beaufort, 1931).
- Decapterus macrosoma :
Indonesia : Selai Bali, Laul Banda, Ambon, Selat Makassar dan
Sangihe Mancanegara : Pantai Natal, Filiphina, Formosa, Pulau-
pulau Bonin, Riu Kiu, pantai selatan Jepang dan Australia (Weber
dan Beaufort, 1931).
- Decapterus kurroides :
Indonesia : Pelabuhan Ratu, Labuhan, Muncar, Bali dan Aceh.
Mancanegara : Filiphina, Jepang dan Taiwan, timur India (Tiews et
al. 1968).
- Decaplerus maruadsi :
Indonesia : Jenis ini tertangkap di Pulau Banda.
Mancanegara : Papua Nugini dan Hawaii (Munro, 1967).
19
Migrasi lkan layang adalah jenis ikan yang hidup dalam air laut yang
jernih dengan salinitas tinggi. Ikan ini berasal dari perairan bebas dan bersifat
pelagis, karena itu Laut Jawa bukanlah merupakan "fishing ground yang tetap
sepanjang tahun, tetapi suatu wilayah migrasi (Handenberg 1937; Soemarto
1958).
Selanjutnya dikatakan oleh Handenberg (1937), bahwa ikan layang
bersifat "stenohalina" hidup di air Laut yang bersalinitas tertentu yaitu antara 32-
33‰, sehingga dalam kehidupannya dipengaruhi oleh musim dan ikan ini selalu
bermigarasi musiman. Ikan layang muncul di permukaan karena di pengaruhi oleh
migrasi harian dari organisme lain yang terdapat di suatu perairan. Pada siang hari
gerombolan-gerombolan ikan bergerak kelapisan atas. Perpindahan tersebut
disebabkan oleh adanya perpindahan masal dari plankton nabati yang diikuti oleh
plankton hewani dan binatang-binatang yang lebih besar termasuk ikan (Askin,
1971).
Menurut Handenberg (1937), migrasi ikan layang di perairan Indonesia
mempunyai hubungan dengan pergerakan massa air laut walaupun secara tidak
langsung. Selama musim timur sedang.
2.2.3 Ikan Tuna (Thunnus sp)
- Klasifikasi dan Morfologi Ikan Tuna (Thunnus sp.)
Menurut Saanin (1984), ikan tuna berdasarkan taksonominya dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
20
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Teleostei
Subkelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Subordo : Scombridei
Family : Scombridae
Genus : Thunnus
Spesies : Thunnus sp.
Berdasarkan ukuran tuna, di Indonesia terdapat dua kelompok tuna yaitu
tuna besar dan tuna kecil. Ikan tuna besar yang hidup di perairan laut Indonesia
yaitu tuna madidihang (Thunnus albacares), tuna mata besar (Thunnus obesus),
tuna albakora (Thunnus alalunga) dan tuna sirip biru (Thunnus maccoyii).
Gambar 3. Ikan Tuna (Thunnus sp.)
Ikan tuna madidihang dan tuna mata besar terdapat di seluruh wilayah
perairan laut Indonesia. Tuna albakora hidup di perairan sebelah Barat Sumatera,
21
Selatan Bali sampai dengan Nusa Tenggara Timur. Ikan tuna sirip biru hanya
hidup di perairan sebelah Selatan Jawa sampai ke perairan Samudera Hindia
bagian Selatan yang bersuhu rendah (Widiastuti 2008).
Menurut Widiastuti (2008), ikan tuna memiliki warna biru kehitaman pada
bagian punggung dan berwarna keputih-putihan pada bagian perut. Tubuh ikan
tuna berbentuk cerutu menyerupai torpedo serta tertutup oleh sisik sisik kecil.
Ikan tuna pada umumnya mempunyai panjang antara 40–200 cm dengan berat
antara 3-130 kg (Novriyanti 2007). Daging yang dimiliki berwarna merah muda
sampai merah tua. Hal ini karena otot tuna lebih banyak mengandung myoglobin
dari pada ikan lainnya (Mc Afee et al. 2009).
Gambar 4. Beberapa Jenis Ikan Tuna.
Ikan tuna termasuk dalam keluarga Scombroidae, tubuhnya seperti cerutu.
mempunyai dua sirip pungung, sirip depan yang biasanya pendek dan terpisah
dari sirip belakang. Mempunyai jari-jari sirip tambahan (finlet) di belakang sirip
punggung dan sirip dubur. Sirip dada terletak agak ke atas, sirip perut kecil, sirip
22
ekor bercagak agak ke dalam dengan jari-jari penyokong menutup seluruh ujung
hipural. Tubuh ikan tuna tertutup oleh sisik-sisik kecil, berwarna biru tua dan agak
gelap pada bagian atas tubuhnya, sebagian besar memiliki sirip tambahan yang
berwarna kuning cerah dengan pinggiran berwarna gelap (Ditjen Perikanan, 1983
dalam Aryono. 2008).
Adanya kenaikan suhu rata-rata global pada permukaan bumi turut
mempengaruhi kenaikan suhu permukaan laut sehingga merubah sebaran tuna di
suatu perairan. Telah dilakukan penelitian pengaruh suhu dan kedalaman mata
pancing rawai tuna terhadap hasil tangkapan ikan tuna di Samudera Hindia,
namun penelitian ini masih dilakukan pada alat tangkap dengan tipe deep longline
(Nugraha dan Triharyuni, 2009).
Pengoperasian rawai tuna di Samudera Hindia ada yang menggunakan tipe
pancing permukaan dan pancing pertengahan, sehingga penelitian ini perlu
dilakukan pada semua tipe rawai tuna untuk memperoleh informasi lengkap
tentang sebaran tuna berdasarkan suhu dan kedalaman perairan. Tulisan ini
bertujuan untuk menganalisis sebaran ikan tuna berdasarkan suhu dan kedalaman
penangkapan rawai tuna di Samudera Hindia.
Tuna mempunyai kebiasaan berenang cepat dan bergerombol bersama
ikan yang seukuran, kadang-kadang juga bercampur dengan tuna jenis lainnya.
Musim berbiaknya berlangsung selama musim panas. Ikan-ikan ini memangsa
aneka jenis ikan, krustasea, dan juga cephalopoda.
Di
laut Halmahera dan Sulawesi, madidihang terutama memangsa ikan
23
(malalugis dan teri), udang dan kepiting; dengan ikan malalugis (ikan layang)
menempati porsi terbesar.
Jenis-jenis kapal yang ada:
- Ukuran kecil 5– 15 GT dengan jarak operasi 30 mil.
- Ukuran sedang 15–30GT dengan jarak operasi 30-50 mil
- Ukuran besar 30–100GT dengan jarak operasi 50-200 mil
- Ukuran diatas 100 GT dengan jarak operasi sampai 200 mil (luar ZEE)
Diketahui ada delapan bentuk dan nama alat tangkap tuna yang digunakan
di Sendang Biru, yaitu:
1. Pancing Rinta, digunakan malam hari dengan menggunakan lampu,
digerakkan naik turun untuk mendapatkan ikan baby tuna dan Ikan
Terbang.
2. Pancing Tabir, Pancing ini hampir sama dengan Pancing Rinta. Hanya
digunakan pada pagi hari untuk menangkap baby tuna, cakalang, tongkol
dan ikan kecil.
3. Pasesek Pagi, digunakan untuk menangkap baby tuna, cakalang, tongkol
dan ikan kecil yang akan digunakan sebagai umpan ikan hidup dalam
menangkap tuna besar.
4. Pasesek Blereng, digunakan untuk menangkap tuna besar seperti
Yellowfin Tuna dan ikan marlin.
24
5. Batuan Pegang, digunakan untuk menangkap ikan besar seperti Yellowfin
Tuna ataupun Albacor beserta ikan marlin.
6. Batuan, sama seperti batuan pegang, namun tidak menutup kemungkinan
menangkap ikan kecil.
7. Batuan Tomba, juga digunakan untuk menangkap ikan besar seperti
Yellowfin Tuna ataupun Albacor beserta ikan marlin, namun tetap dapat
menangkap ikan kecil.
8. Tonda-Tonda, pancing digunakan selama kapal berjalan digunakan
sebagai umpun hidup ataupun untuk mendapatkan baby tuna, cakalang
serta tongkol.
top related