problem risk dan return berdasarkan data harga dan indeks harga

35
PROBLEM RISK DAN RETURN BERDASARKAN DATA HARGA DAN INDEKS HARGA Kelompok 4 Di susun oleh: Amirul Akbar Indra 125030200111121 Rodi Khoirul Basori 125030200111024 Zeska Aditya 125030207111008 JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2015

Upload: amirul-akbar-indra

Post on 19-Feb-2016

66 views

Category:

Documents


17 download

DESCRIPTION

Manajemen Investasi

TRANSCRIPT

Page 1: PROBLEM RISK DAN RETURN BERDASARKAN DATA HARGA DAN INDEKS HARGA

PROBLEM RISK DAN RETURN BERDASARKAN DATA HARGA DAN INDEKS HARGA

Kelompok 4

Di susun oleh:

Amirul Akbar Indra 125030200111121

Rodi Khoirul Basori 125030200111024

Zeska Aditya 125030207111008

JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2015

BAB I

Page 2: PROBLEM RISK DAN RETURN BERDASARKAN DATA HARGA DAN INDEKS HARGA

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ada dua aspek yang perlu dipertimbangkan oleh manajemen perusahaan dalam

pengambilan keputusan keuangan, yaitu tingkat pengembalian (return) dan risiko (risk)

keputusan keuangan tersebut. Tingkat pengembalian adalah imbalan yang diharapkan

diperoleh di masa mendatang, sedangkan risiko diartikan sebagai ketidakpastian dari

imbalan yang diharapkan. Risiko adalah kemungkinan terjadinya penyimpangan dari rata-

rata dari tingkat pengembalian yang diharapkan yang dapat diukur dari standar deviasi

dengan menggunakan statistika.

Suatu keputusan keuangan yang lebih berisiko tentu diharapkan memberikan

imbalan yang lebih besar, yang dalam keuangan dikenal dengan istilah “High Risk High

Return”. Ada trade off antara risk dan return, sehingga dalam pemilihan berbagai

alternatif keputusan keuangan yang mempunyai risiko dan tingkat pengembalian yang

berbeda-beda, pengambilan keputusan keuangan perlu memperhtungkan risiko relatif

keputusannya. Untuk mengukur risiko relatif digunakan koefisien variasi, yang

menggambarkan risiko per unit imbalan yang diharapkan yang ditunjukkan oleh besarnya

standar deviasi dibagi tingkat pengenbalian yang diharapkan.

Risiko keuangan terjadi karena adanya penggunaan hutang dalam struktur

keuangan perusahaan, yang mengakibatkan perusahaan harus menanggung beban tetap

secara periodik berupa beban bunga. Hal ini akan mengurangi kepastian besarnya imbalan

bagi pemegang saham, karena perusahaan harus membayar bunga sebelum memutuskan

pembagian laba bagi pemegang saham. Dengan demikian, risiko keuangan menyebabkan

variabilitas laba bersih (net income) lebih besar.

Jika manajemen perusahaan dapat memanfaatkan dana yang berasal dari hutang

untuk memperoleh laba operasi yang lebih besar dari beban bunga, maka penggunaan

hutang dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan dan akan meningkatkan return

Page 3: PROBLEM RISK DAN RETURN BERDASARKAN DATA HARGA DAN INDEKS HARGA

bagi pemegang saham. Sebaliknya, jika manajemen tidak dapat memanfaatkan dana

secara baik, perusahaan mengalami kerugian.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian risk & return berdasarkan harga saham dan indeks harga

saham sektoral/gabungan?

2. Apakah pengertian harga saham dan indeks harga saham sektoral/gabungan?

3. Apa saja jenis-jenis indeks saham?

4. Bagaimana metode penghitungan indeks harga saham sektoral/gabungan?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui bagaimana metode penghitungan indeks harga saham

2. Untuk mengetahui risk & return dan hubungannya dengan harga saham

3. Untuk mengetahui manfaat indeks harga saham gabungan

BAB II

Page 4: PROBLEM RISK DAN RETURN BERDASARKAN DATA HARGA DAN INDEKS HARGA

PEMBAHASAN

2.1 Risk

2.1.1 Pengertian Risk

Risiko dapat dikatakan sebagai suatu peluang terjadinya kerugian atau

kehancuran. Lebih luas, risiko dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya hasil

yang tidak diinginkan atau berlawanan dari yang diinginkan. Dalam industri keuangan

pada umumnya, terdapat suatu jargon “high risk bring about high return”, artinya jika

ingin memperoleh hasil yang lebih besar, akan dihadapkan pada risiko yang lebih

besar pula. Contohnya dalam investasi saham. Volatilitas atau pergerakan naik-turun

harga saham secara tajam akan membuka peluang untuk memperoleh hasil yang lebih

besar, namun sebaliknya, jika harga bergerak ke arah yang berlawanan, maka

kerugian yang akan ditanggung sangat besar.

Menurut Griffin dan Ebert, risiko adalah uncertainty about future event,

adapun Siegel dan Sim mendefinisikan risiko pada 3 hal:

1. Keadaan yang mengarah kepada sekumpulan hasil khusus dimana hasilnya dapat

diperoleh dengan kemungkinan yang telah diketahui oleh pengambilan keputusan

2. Variasi dalam keuntungan penjualan atau variabel keuangan lainnya

3. Kemungkinan dari sebuah masalah keuangan yang mempengaruhi kinerja operasi

perusahaan atau posisi keuangan

Eiteman, et. al mengatakan bahwa risiko dasar adalah the mismatching of

interest rate bases for associated assets and liabilities. Sehingga secara umum risiko

dapat ditangkap sebagai bentuk keadaan ketidakpastian tentang suatu keadaan yang

akan terjadi nantinya dengan keputusan yang diambil berdasarkan suatu

pertimbangan. Menurut salah satu definisi, risiko (risk) adalah sama dengan

ketidakpastian (uncertainty). Secara umum risiko dapat diartikan sebagai suatu

keadaan yang dihadapi seseorang atau perusahaan dimana terdapat kemungkinan yang

merugikan.

Risiko investasi dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya perbedaan

antara actual return dan expected return, sehingga setiap investor dalam mengambil

keputusan investasi harus selalu berusaha meminimalisasi berbagai risiko yang

timbul, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Setiap perubahan kondisi

Page 5: PROBLEM RISK DAN RETURN BERDASARKAN DATA HARGA DAN INDEKS HARGA

ekonomi baik mikro ataupun makro akan mendorong investor untuk melakukan

strategi yang harus diterapkan untuk tetap memperoleh return.

2.1.2 Sumber-sumber Risiko

Menurut Eduardus Tandelilin, sumber-sumber risiko adalah :

Risiko suku bunga. Naik turunnya suku bunga perbankan akan mempengaruhi

keputusan publik dalam menetapkan keputusannya. Jika suku bunga naik maka

publik akan menyimpan dananya di bank seperti dalam bentuk deposito, namun

jika turun maka publik akan menggunakan dananya untuk membeli saham.

Risiko pasar. Kondisi risiko pasar dapat dilihat pada saat fluktuasi pasar, krisis

moneter, dan resesi ekonomi.

Risiko Inflasi. Saat inflasi daya beli masyarakat turun, sedangkan saat normal

daya beli masyarakat naik.

Risiko Bisnis.

Risiko Finansial.

Risiko Likuiditas.

Risiko Nilai tukar mata uang

Risiko Negara. Berkaitan dengan keadaan politik.

2.1.3 Jenis-jenis Risiko

a. Systematic Risk (Resiko sistematis)

Resiko sistematis disebut juga dengan market risk atau resiko umum. Resiko

sistematis adalah resiko yang bisa didiversifikasikan atau resiko yang sifatnya

mempengaruhi secara menyeluruh.

b. Unsystematic Risk (Risiko tidak sistematis)

Unsystematic Risk disebut juga dengan resiko spesifik atau resiko yang dapat

didiversifikasikan. Resiko yang tidak sistematis yaitu hanya membawa

dampak pada perusahaan yang terkait saja. Jika suatu perusahaan mengalami

Unsystematic Risk maka kemampuan untuk mengatasinya masih akan bisa

dilakukan, karena perusahaan bisa menerapkan berbagai strategi untuk

mengatasinya.

Page 6: PROBLEM RISK DAN RETURN BERDASARKAN DATA HARGA DAN INDEKS HARGA

c. Total Risk

Total Risk adalah gabungan atau penjumlahan antara Systematic Risk dan

Unsystematic Risk.

2.1.4 Alternatif –alternatif Menghindari Resiko

Untuk menghindari resiko yang timbul terhadap aktivitas investasi yang

dilakukan, perlu dilakukan alternatif-alternatif dalam pengambilan keputusan.

Alternatif keputusan yang diambil adalah dianggap realistis dan tidak akan

menimbulkan masalah nantinya. Tindakan seperti ini dianggap sebagai bagian strategi

investasi. Bahwa berbagai keputusan-keputusan strategis akan menghasilkan nilai

yang lebih besar bagi perusahaan. Dimana tindak lanjut dari keputusan strategis ini

adalah dengan melibatkan secara maksimal sumber daya yang ada untuk

mengimplementasikan keputusan yang dimaksud dan menentukan pihak-pihak yang

bertanggung jawab atas implementasi ini. Artinya adalah resiko yang timbul

merupakan bentuk dari realita yang terjadi, yang mana resiko itu selalu saja sulit

untuk dihindari namun diusahakan resiko itu terjadi dalam jumlah yang sangat minim.

2.1.5 Mengelola Risiko

Dalam aktivitas yang namanya resiko adalah pasti terjadi dan sulit untuk

dihindari sehingga bagi sebuah lembaga bisnis seperti perbankan sangat penting untuk

memikirkan bagaimana mengelola resiko tersebut. Dalam mengelola resiko pada

dasarnya ada 4 cara yaitu:

Memperkecil resiko, dengan cara tidak memperbesar setiap keputusan yang

mengandung resiko tinggi tapi membatasinya bahkan meminimalisirnya agar

resiko tersebut tidak menambah menjadi besar dan diluar kontrol manajemen

perusahaan.

Mengalihkan resiko, dengan cara mengalihkan resiko yang kita terima tersebut

ketempat lain seperti mengasurasikan bisnis guna menghindari terjadinya resiko

yang sifatnya tidak tentu waktunya

Mengontrol resiko, dengan cara melakukan kebijakan mengantisipasi terhadap

timbulnya resiko sebelum terjadi, seperti memasang alarm terhadap mobil,

menempatkan satpam pada siang atau malam hari

Page 7: PROBLEM RISK DAN RETURN BERDASARKAN DATA HARGA DAN INDEKS HARGA

Pendanaan resiko, dengan cara menyediakan dana cadangan (reserve) guna

mengantispasi timbulnya resiko dikemudian hari, seperti perubahan terhadap nilai

tukar dolar dipasaran maka kebijakan sebuah bank adalah harus memiliki dana

cadangan dalam bentuk dolar.

2.1.6 Perhitungan Risiko

Sekedar informasi bahwa risiko yang terkecil itu adalah obligasi (bond) yang

dijual oleh pemerintah. Sedangkan risiko yang tertinggi adalah saham yang dijual oleh

perusahaan. Ada model perhitungan risiko yang paling sering dipergunakan

khususnya dalam investasi, yaitu secara standar deviasi dan varian. Untuk melengkapi

perhitungan ini agar lebih komprehensif, terutama jika timbul suatu persoalan seperti

penyebaran return yang diharapkan sangat besar, maka dipergunakan perhitungan

tambahan dengan menggunakan coefficient of variation atau risiko relatif.

Standar deviasi atau simpangan baku adalah suatu estimasi probabilitas perbedaan

return nyata dari return yang diharapkan.

Varian (nilai kuadrat dari standar deviasi) adalah:

- Dalam statistik, varian adalah ukuran penyerapan dari penyebaran

probabilitas. Hal ini merupakan pangkat dua deviasi standar. Misalnya, bila

standar deviasinya 20, maka variannya adalah 400.

- Selisih pendapatan, biaya, dan keuntungan terhadap jumlah yang

direncanakan. Varian dihitung pada pusat pertanggungjawaban,

penganalisisan. Dan varian yang tidak menguntungkan, diselidiki untuk

mencari kemungkinan perbaikan. Coefficient of variation adalah ukuran

penyebaran relatif atau risiko relatif.

2.2 Return

2.2.1. Pengertian Return

Return adalah keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan, individu dan

institusi dari hasil kebijakan investasi yang dilakukannnya. Adapun menurut

R.J.Shook return merupakan laba investasi, baik melalui bunga ataupun dividen.

Ada beberapa pengertian  return  yang umum dipakai dalam dunia investasi yaitu:

Page 8: PROBLEM RISK DAN RETURN BERDASARKAN DATA HARGA DAN INDEKS HARGA

1. Return  on equity  atau imbal hasil atas ekuitasmerupakan pendapatan bersih

dibagi ekuitas pemegang saham.

2. Return of capital  atau imbal hasil atas modal merupakan pembayaran kas yang

tidak kena pajak kepada pemegang saham yang mewakili imbal hasil modal yang

di investasikan dan bukannnya distribusi dividen. Investor mengurangi biaya

investasi dengan jumlah pembayaran.

3.  Return on investment  atau imbal hasil atas investasi merupakan membagi

pendapatan sebelum pajak terhadap investasi untuk memperoleh angkan yang

mencerminkan hubungan antara investasi dan laba.

4. Return on invested capital  atau imbal hasil atas modal investasi merupakan

pendapatan bersih dan pengeluaran bungan perusahaan dibagi total kapitalisasi

perusahaan.

5. Return realisasi ( realized return) merupakan return yang telah terjadi. Return

realisasi ini penting dalam mengukur kinerja perusahaan dan sebagai dasar

penentuan return dan risiko dimasa mendatang.

6. Return on net work  atau imbal atas kekayaan bersih merupakan pemegang saham

dapat menentukan imbal hasilnya dengan membandingkan laba bersih setelah

pajak dengan kekayaan bersihnya.

7. Return on sales  atau imbal hasil atas penjualannnya merupakan untuk

menentukan efesiensi operasi perusahaan, seseorang dapat membandingkan

persentase penjualan bersihnya yang mencerminkan laba sebelum pajak terhadap

variabel yang sama dari periode sebelumnya. Persentase yang menunjukkan

tingkat efisien operasi ini bervariasiantar industri.

8. Return  ekspektasi  ( expected return) merupakan return yang diharapkan akan

diperoleh oleh investor  di masa mendatang.

9. Return total (total return) merupakan keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu

periode tertentu.

10. Return  realisasi portofolio  ( portfolio realized return) merupakan rata-rata

tertimbang dari return-return realisasi masing-masing sekuritas tunggal di dalam

portofolio.

11. Return ekspektasi portofolio ( portfolio expected return) merupakan rata-rata

tertimbang dari return-returnekspektasi masing-masing sekuritas tunggal di dalam

portofolio

Page 9: PROBLEM RISK DAN RETURN BERDASARKAN DATA HARGA DAN INDEKS HARGA

Dalam melakukan investasi investor dihadapkan pada ketidakpastian

(uncertainty) antara return yang akan diperoleh dengan risiko yang akan

dihadapinya. Semakin besar return yang diharapkan akan diperoleh dari investasi,

semakin besar pula risikonya, sehingga dikatakan bahwa return ekspektasi memiliki

hubungan positif dengan risiko. Risiko yang lebih tinggi biasanya dikorelasikan

dengan peluang untuk mendapatkan return yang lebih tinggi pula (high risk high

return, low risk low return). Tetapi return yang tinggi tidak selalu harus disertai

dengan investasi yang berisiko. Hal ini bisa saja terjadi pada pasar yang tidak

rasional.

Return yang diterima oleh investor di pasar modal dibedakan menjadi dua

jenis yaitu current income (pendapatan lancar) dan capital gain/capital loss

(keuntungan selisih harga). Current income adalah keuntungan yang didapat melalui

pembayaran yang bersifat periodik seperti dividen. Keuntungan ini biasanya

diterima dalam bentuk kas atau setara kas sehingga dapat diuangkan secara cepat.

Misalnya dividen saham yaitu dibayarkan dalam bentuk saham yang bisa dikonversi

menjadi uang kas dengan cara menjual saham yang diterimanya, sedangkan Capital

gain (loss) merupakan selisih laba (rugi) yang dialami oleh pemegang saham karena

harga saham sekarang relatif lebih tinggi (rendah) dibandingkan harga saham

sebelumnya. Jika harga saham sekarang (Pt) lebih tinggi dari harga saham periode

sebelumnya (Pt-1) maka pemegang saham mengalami capital gain. Jika yang terjadi

sebaliknya maka pemegang saham akan mengalami capital loss. Dalam penelitian

ini return saham yang digunakan adalah capital gain (loss). Capital gain (loss)

merupakan selisih laba (rugi) yang dialami oleh pemegang saham karena harga

saham sekarang relatif lebih tinggi (rendah) dibandingkan harga saham sebelumnya.

2.2.2 Hubungan Karakteristik dengan Risk and Return

Menurut Krugman dan Obstfeld, bahwa pada kenyataanya, seorang investor

yang netral terhadap risiko cenderung mengambil posisi agresif maksimum. Ia akan

membeli sebanyak mungkin aset yang menjanjikan hasil tinggi dan menjual sebanyak

mungkin aset yang hasilnya lebih rendah. Perilaku inilah yang menciptakan kondisi

paritas suku bunga. Adapun karakteristik tersebut secara umum dapat dibagi menjadi

tiga, yaitu :

Takut pada risiko (Risk Avoider)

Page 10: PROBLEM RISK DAN RETURN BERDASARKAN DATA HARGA DAN INDEKS HARGA

Karakteristik ini di mana sang decision maker sangat hati-hati terhadap

keputusan yang diambilnya bahkan ia cenderung begitu tinggi melakukan

tindakan yang sifatnya mengindari risiko yang akan timbul jika keputusan

diaplikasikan. Karakter pebisnis yang melakukan tindakan seperti ini disebut

dengan safety player.

Hati-hati pada risiko (Risk Indifference)

Karakteristik ini di mana sang decision maker sangat hati-hati atau begitu

menghitung terhadap segala dampak yang akan terjadi jika keputusan

diaplikasikan. Bagi kalangan bisnis, mereka menyebut orang dengan karakter

seperti ini secara ekstrem disebut sebagai tipe peragu.

Suka pada risiko (Risk Seeker atau Risk Lover)

Karakteristik ini adalah tipe yang begitu suka pada risiko. Mereka terbiasa

dengan spekulasi dan itu pula yang membuat penganut karakteristik ini selalu

saja ingin menjadi pemimpin dan cenderung tidak ingin menjadi pekerja.

Mental risk seeker adalah mental yang dimiliki oleh pebisnis besar dan juga

pemimpin besar. Karakter ini yang paling mendominasi jika dilihat dari

kedekatannya pada risiko.

2.3 Harga Saham

2.3.1 Pengertian Harga Saham

Saham adalah surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal sering

disebut efek atau sekuritas. Saham dapat didefinisikan tanda penyertaan atau

kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas.

Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas

tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi

kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di

perusahaan tersebut (Darmadji dan Fakhruddin, 2001: 5).

Secara Umum saham adalah “surat Tanda Kepemilikan Perusahaan”.

Pengertian harga saham menurut H.M Jogiyanto ( 2000:8 ), adalah :“Harga saham

yang terjadi dipasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan

Page 11: PROBLEM RISK DAN RETURN BERDASARKAN DATA HARGA DAN INDEKS HARGA

ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan dipasar

modal.”Menurut Agus Sartono ( 2001:9 ), harga saham terbentuk dipasar modal dan

ditentukan oleh beberapa factor seperti laba per lembar saham atau earning per share,

rasio laba terhadap harga per lembar saham atau price earning ratio, tingkat bunga

bebas resiko yang diukur dari tingkat bunga deposito pemerintah dan tingkat

kepastian operasi perusahaan. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa harga

saham akan terbentuk dari adanya transaksi yang terjadi di pasar modal yang

ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan dengan

dipengaruhi oleh beberapa factor. Faktor yang dapat mempengaruhi pergerakan harga

saham :

proyeksi laba per lembar saham

tingkat resiko dari proyeksi laba

proporsi utang perusahaan terhadap ekuitas

kebijakan pembagian deviden.

kendala eksternailseperti kegiatan perekonomian pada umumnya

pajak dan keadaan bursa saham

kekuatan penawaran dan permintaan saham di pasar

kemampuan investor dalam menganalisis investasi saham

2.3.2 Hubungan Laba perlembar Saham Terhadap Perubahan Harga Saham

Penelitian di Indonesia mengenai factor-faktor yang berhubungan dengan

harga saham sudah banyak dilakukan. Penelitian tentang pentingnya laporan

keuangan menghasilkan bahwa 52,86% responden mengandalkan laporan keuanagn.

Hasil yang lain menyatakan bahwa informasi terpenting bagi investor dan analisis

sekuritas adalah laba perlembar saham (Triyono dan Jogiyanto,2004:24).

Triyono (1998) menguji informasi arus kas dari aktivitas pendanaan, investasi,

operasi, dan laba akuntansi dengan harga dan return saham. Sampel pada penelitian

yang di lakukan adalah 34 perusahaaan manufaktur yang Go Public di BEJ, hasil

penelitian menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara arus kas, maupun ketiga

komponen adalah return saham.

Dalam prakteknya, para investor di pasar modal mempunyai beberapa motif

atau tujuan dalam membeli saham bank yang telah melakukan emisi sahamnya.

Motif-motif tersebut adalah sebagai berikut:

1. Memperoleh deviden berdasarkan keputusan RUPS.

Page 12: PROBLEM RISK DAN RETURN BERDASARKAN DATA HARGA DAN INDEKS HARGA

2. Mengejar Capital Gain jika bermain di bursa efek.

3. Menguasai perusahaan melalui pencapaian mayoritas saham

1) Laba per lembar saham (Earning Per Share/EPS)

Seorang investor yang melakukan investasi pada perusahaan akan menerima

laba atas saham yang dimilikinya. Semakin tinggi laba per lembar saham (EPS) yang

diberikan perusahaan akan memberikan pengembalian yang cukup baik. Ini akan

mendorong investor untuk melakukan investasi yang lebih besar lagi sehingga harga

saham perusahaan akan meningkat.

Menurut Larson dkk ( 2000:579 ) laba per lembar saham ( ESP )

adalah :“Earning Per Share, also called net income per share, is the amount of income

earned per each share of company’s outstanding common stock.”

Menurut Besley dan Brigham ( 2000:83 ) laba per lembar saham (EPS), adalah

: “Earning Per Share is called ‘the bottom line’, denoting that of all the items of on the

income statement.”

Dengan demikian, laba per lembar saham (EPS) menunjukan kemampuan

perusahaan dalam memperoleh laba dan mendistribusikan laba yang diraih

perusahaan kepada pemegang saham. Laba per lembar saham (EPS) dapat dijadikan

sebagai indicator tingkat nilai perusahaan. Laba per lembar saham (EPS) juga

merupakan salah satu cara untuk mengukur keberhasilan dalam mencapai keuntungan

bagi para pemiliki saham dalam perusahaan.

2) Jumlah laba yang didapat perusahaan

Pada umumnya, investor melakukan investasi pada perusahaan yang

mempunyai profit yang cukup baik karena menunjukan prospek yang cerah sehingga

investor tertarik untuk berinvestasi, yang nantinya akan mempengaruhi harga saham

perusahaan.

3) Proporsi utang perusahaan terhadap ekuitas

Hutang perusahaan sangat berpengaruh pada harga saham. Karena jika

perusahaan itu banyak berhutang maka otomatis penghasilan perusahaan itu pun

kecil/sedikit maka harga sahamnya pun akan rendah.

4) Jumlah Kas Deviden yang Diberikan

Page 13: PROBLEM RISK DAN RETURN BERDASARKAN DATA HARGA DAN INDEKS HARGA

Kebijakan pembagian deviden dapt dibagi menjadi dua, yaitu sebagian

dibagikan dalam bentuk deviden dan sebagian lagi disisihkan sebagai laba ditahan.

Sebagai salah satu factor yang mempengaruhi harga saham, maka peningkatan

pembagian deviden merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kepercayaan dari

pemegang saham karena jumlah kas deviden yang besar adalah yang diinginkan oleh

investor sehingga harga saham naik.

5) Tingkat Bunga

Tingkat bunga dapat mempengaruhi harga saham dengan cara :

a) Mempengaruhi persaingan di pasar modal antara saham dengan obligasi, apabila

suku bunga naik maka investor akan menjual sahamnya untuk ditukarkan dengan

obligasi. Hal ini akan menurunkan harga saham. Hal sebaliknya juga akan terjadi

apbila tingkat bunga mengalami penurunan.

b) Mempengaruhi laba perusahaan, hal ini terjadi karena bunga adalah biaya,

semakin tinggi suku bunga maka semakin rendah laba perusahaan. Suku bunga

juga mempengaruhi kegiatan ekonomi yang juga akan mempengaruhi laba

perusahaan.

6) Tingkat Resiko dan Pengembalian

Apabila tingkat resiko dan proyeksi laba yang diharapkan perusahaan

meningkat maka akan mempengaruhi harga saham perusahaan. Biasanya semakin

tinggi resiko maka semakin tinggi pula tingkat pengembalian saham yang diterima.

2.4 Indeks Harga Saham

2.4.1 Pengertian Indeks Harga Saham

Indeks harga saham adalah indikator atau cerminan pergerakan harga saham.

Indeks merupakan salah satu pedoman bagi investor untuk melakukan investasi di

pasar modal, khususnya saham.

2.4.2 Jenis Indeks Saham

Saat ini Bursa Efek Indonesia memiliki 11 jenis indeks harga saham, yang

secara terus menerus disebarluaskan melalui media cetak maupun elektronik.

1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

Merupakan salah satu indeks pasar saham yang digunakan oleh Bursa

Efek Indonesia Diperkenalkan pertama kali pada tanggal 1 April 1983, sebagai

Page 14: PROBLEM RISK DAN RETURN BERDASARKAN DATA HARGA DAN INDEKS HARGA

indikator pergerakan harga saham di BEJ, Indeks ini mencakup pergerakan harga

seluruh saham biasa dan saham preferen yang tercatat di BEI. Hari Dasar untuk

perhitungan IHSG adalah tanggal 10 Agustus 1982. Pada tanggal tersebut, Indeks

ditetapkan dengan Nilai Dasar 100 dan saham tercatat pada saat itu berjumlah 13

saham. Rekor posisi tertinggi yang pernah dicapai IHSG adalah 2.830,26 poin

yang tercatat pada 9 Januari 2008 (www.idx.co.id).

Perhitungan Indeks merepresentasikan pergerakan harga saham di

pasar/bursa yang terjadi melalui sistem perdagangan lelang. Nilai Dasar akan

disesuaikan secara cepat bila terjadi perubahan modal emiten atau terdapat faktor

lain yang tidak terkait dengan harga saham. Penyesuaian akan dilakukan bila ada

tambahan emiten baru, HMETD (right issue), partial/company listing, waran dan

obligasi konversi demikian juga delisting. Dalam hal terjadi stock split, dividen

saham atau saham bonus, Nilai Dasar tidak disesuaikan karena Nilai Pasar tidak

terpengaruh. Harga saham yang digunakan dalam menghitung IHSG adalah harga

saham di pasar reguler yang didasarkan pada harga yang terjadi berdasarkan

sistem lelang.

Perhitungan IHSG dilakukan setiap hari, yaitu setelah penutupan

perdagangan setiap harinya. Dalam waktu dekat, diharapkan perhitungan IHSG

dapat dilakukan beberapa kali atau bahkan dalam beberapa menit, hal ini dapat

dilakukan setelah sistem perdagangan otomasi diimplementasikan dengan baik

(Paulus Situmorang, 2008:137).

2. Indeks Sektoral

Indeks sektoral diperkenalkan pada tanggal 2 Januari 1996 dengan nilai

awal indeks adalah 100untuk setiap sektor dan menggunakan hari dasar tanggal 28

Desember 1995. Indeks Sektoral merupakan bagian dari IHSG. Semua perusahaan

yang tercatat di BEJ diklasifikasikan ke dalam 9 sektor yang didasarkan pada

klasifikasi industri yang  ditetapkan oleh NEJ yang disebut JASICA (Jakarta

Stock Exchange Industrial Classification). Kesembilan sektor tersebut adalah:

Sektor Utama (industri yang mengahasilkan bahan baku) : Sektor 1, pertanian

-Sektor 2, pertambangan

Sektor Kedua (industri pengolahan atau manufaktur) :- Sektor 3, Industri

Dasar dan Kimia -Sektor 4, Aneka Industri -Sektor 5, Industri Barang

Konsumsi

Page 15: PROBLEM RISK DAN RETURN BERDASARKAN DATA HARGA DAN INDEKS HARGA

Sektor Ketiga (jasa) : -Sektor 6, Properti dan Real Estate -Sektor 7,

Transportasi dan Infrastruktur -Sektor 8, Keuangan -Sektor 9, Perdagangan,

Jasa dan Investasi

3. Indeks LQ 45

Indeks LQ 45 terdiri dari 45 saham yang dipilih setelah melalui bebrapa

kriteria. Indeks ini terdiri saham-saham yang mempunyai likuiditas yang tinggi

dan juga mempunyai nilai kapitalisasi pasar yang relatif besar (Paulus

Situmorang, 2008).

Sejak diluncurkan pada bulan Februari 1997 ukuran utama likuiditas

transaksi adalah nilai transaksi di pasar reguler. Sesuai dengan perkembangan

pasar, dan untuk lebih mempertajam kriteria likuiditas, maka sejak review bulan

Januari 2005, jumlah hari perdagangan dan frekuensi transaksi dimasukkan

sebagai ukuran likuiditas. Sehingga kriteria suatu saham untuk dapat masuk dalam

perhitungan indeks LQ 45 adalah sebagai berikut:

a) Telah tercatat di BEI minimal 3 bulan

b) Masuk dalam 60 saham berdasarkan nilai transaksi di pasar regular.

c) Dari 60 saham tersebut, 30 saham dengan nilai transaksi terbesar secara

otomatis akan masuk dalam perhitungan indeks LQ45

d) Untuk mendapatkan 45 saham akan dipilih 15 saham lagi dengan

menggunakan kriteria Hari Transaksi di Pasar Reguler, Frekuensi

Transaksi di Pasar Reguler dan Kapitalisasi Pasar. Metode pemilihan 15

saham tersebut adalah:

Dari 30 sisanya, dipilih 25 saham berdasarkan Hari Transaksi di

Pasar Reguler.

Dari 25 saham tersebut akan dipilih 20 saham berdasarkan

Frekuensi Transaksi di Pasar Reguler

Dari 20 saham tersebut akan dipilih 15 saham berdasarkan

Kapitalisasi Pasar, sehingga akan didapat 45 saham untuk

perhitungan indeks LQ45

Bursa Efek Indonesia secara rutin memantau perkembangan kinerja

komponen saham yang masuk dalam penghitungan indeks LQ45. Setiap tiga

bulan sekali dilakukan evaluasi atas pergerakan urutan saham-saham tersebut.

Page 16: PROBLEM RISK DAN RETURN BERDASARKAN DATA HARGA DAN INDEKS HARGA

Penggantian saham akan dilakukan setiap enam bulan sekali, yaitu pada awal

bulan Februari dan Agustus. Untuk menjamin kewajaran (fairness) pemilihan

saham, BEI juga dapat minta pendapat kepada komisi penasehat yang terdiri dari

para ahli dari Bapepam, Universitas dan profesional di bidang pasar modal yang

independen. Indeks LQ 45 diluncurkan pada bulan Februari 1997. Akan tetapi

untuk mendapatkan data historikal yang cukup panjang, hari dasar yang

digunakan adalah tanggal 13 Juli 1994, dengan nilai indeks sebesar 100.

4. Jakarta Islamic Index (JII)

Menurut Nurul Huda (2007:55) Jakarta Islamic Index atau Indeks Syariah

merupakan indeks terakhir yang dikembangkan oleh BEI bekerja sama dengan

PT. Danareksa Investment Management. Indeks ini merupakan indeks yang

mengakomodasi syariah investasi dalam Islam. Saham-saham yang masuk dalam

JII adalah emiten yang kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan syariah

seperti :

Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang

dilarang

Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi) termasuk perbankan dan

asuransi konvensional.

Usaha yang memproduksi, mendistribusi serta memperdagangkan makanan

dan minuman yang tergolong haram.

Usaha yang memproduksi, mendistribusi dan atau menyediakan : barang-

barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat.

Selain kegiatan usaha dan produk yang dihasilkan harus sesuai dengan

syariah terdapat syarat yang harus dipenuhi yaitu bahwa semua saham yang

diterbitkan memiliki hak yang sama. Karena saham adalah bukti kepemilikan atas

sebuah perusahaan, maka peran setiap pemilik saham ditentukan dari jumlah

lembar saham yang dimilikinya. Namun pada kenyataannya ada perusahaan yang

menerbitkan dua macam saham, yaitu saham biasa dan saham preferen yang tidak

punya hak suara namun punya hak untuk mendapatkan deviden yang sudah pasti.

Tentunya hal ini bertentangan dengan aturan syariah tentang bagi hasil. Maka

saham yang sesuai syariah adalah saham yang setiap pemiliknya memiliki hak

yang proporsional dengan jumlah lembar saham yang dimilkinya.

Page 17: PROBLEM RISK DAN RETURN BERDASARKAN DATA HARGA DAN INDEKS HARGA

Adapun tahapan atau seleksi untuk saham-saham  yang masuk Indeks

Syariah antara lain :

Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak bertentangan

dengan prinsip syariah dan sudah tercatat lebih dari tiga bulan (kecuali

termasuk dalam sepuluh besar dalam hak kapitalisasi)

Memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan atau tengah tahun

terakhir yang memiliki rasio kewajiban terhadap aktiva maksimal sebesar

90%.

Memilih 60 saham dari susunan saham di atas berdasarkan urutan rata-rata

kapitalisasi pasar terbesar selama satu tahun terakhir.

Memilih 30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat rata-rata nilai

perdagangan reguler selama satu tahun terakhir.

Diluar JII pun masih ada saham yang bisa dikategorikan sebagai saham

yang sesuai dengan kaidah syariah, tetapi karena ada teknis yang tersebut diatas

maka saham-saham yang lain tidak dapat masuk dalam indeks syariah.

5. Indeks Kompas100

Indeks yang terdiri dari 100 saham Perusahaan Tercatat yang dipilih

berdasarkan pertimbangan likuiditas dan kapitalisasi pasar, dengan kriteria-kriteria

yang sudah ditentukan. Review dan penggantian saham dilakukan setiap 6 bulan.

 

6. Indeks BISNIS-27

Kerja sama antara Bursa Efek Indonesia dengan harian Bisnis Indonesia

meluncurkan indeks harga saham yang diberi nama Indeks BISNIS-27. Indeks

yang terdiri dari 27 saham Perusahaan Tercatat yang dipilih berdasarkan kriteria

fundamental, teknikal atau likuiditas transaksi dan Akuntabilitas dan tata kelola

perusahaan.

 

7. Indeks PEFINDO25

Kerja sama antara Bursa Efek Indonesia dengan lembaga rating

PEFINDO meluncurkan indeks harga saham yang diberi nama Indeks

PEFINDO25. Indeks ini dimaksudkan untuk memberikan tambahan informasi

bagi pemodal khususnya untuk saham-saham emiten kecil dan menengah (Small

Page 18: PROBLEM RISK DAN RETURN BERDASARKAN DATA HARGA DAN INDEKS HARGA

Medium Enterprises / SME). Indeks ini terdiri dari 25 saham Perusahaan Tercatat

yang dipilih dengan mempertimbangkan kriteria-kriteria seperti: Total Aset,

tingkat pengembalian modal (Return on Equity / ROE) dan opini akuntan publik.

Selain kriteria tersebut di atas, diperhatikan juga faktor likuiditas dan jumlah

saham yang dimiliki publik.

 

8. Indeks SRI-KEHATI

Indeks ini dibentuk atas kerja sama antara Bursa Efek Indonesia dengan

Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI). SRI adalah kependekan

dari Sustainable Responsible Investment. Indeks ini diharapkan memberi

tambahan informasi kepada investor yang ingin berinvestasi pada emiten-emiten

yang memiliki kinerja sangat baik dalam mendorong usaha berkelanjutan, serta

memiliki kesadaran terhadap lingkungan dan menjalankan tata kelola perusahaan

yang baik.

Indeks ini terdiri dari 25 saham Perusahaan Tercatat yang dipilih dengan

mempertimbangkan kriteri-kriteria seperti: Total Aset, Price Earning Ratio (PER)

dan Free Float.

 

9. Indeks Papan Utama

Menggunakan saham-saham Perusahaan Tercatat yang masuk dalam

Papan Utama.

 

10. Indeks Papan Pengembangan

Mengguanakn saham-saham Perusahaan Tercatat yang masuk dalam

Papan Pengembangan.

11. Indeks Individual

Indeks harga saham masing-masing Perusahaan Tercatat.

2.5 Indeks Harga Saham Gabungan

2.5.1 Kegunaan Indeks Harga Saham Gabungan

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berguna untuk melihat perubahan

harga saham secara keseluruhan di pasar. Baik kenaikan maupun penurunan harga

saham di lantai bursa bisa dilihat dari kenaikan dan penurunan IHSG ini.

Page 19: PROBLEM RISK DAN RETURN BERDASARKAN DATA HARGA DAN INDEKS HARGA

Penurunan IHSG atau kenaikan IHSG ini bukan menyatakan seluruh harga

saham yang tercatat di bursa mengalami penurunan atau kenaikan. Kenaikan IHSG ini

menyatakan bahwa harga saham yang tercatat di bursa tersebut cenderung mengalami

kenaikan lebih banyak dan lebih besar daripada harga saham yang mengalami

penurunan.

Begitu pula dengan IHSG yang turun, hal ini menyatakan bahwa penurunan

harga cenderung lebih banyak dan lebih besar daripada harga saham yang mengalami

kenaikan. Artinya investor yang melihat IHSG mengalami kenaikan belum tentu

harga saham yang sedang portofolionya mengalami kenaikan.

Ada kemungkinan IHSG yang sedang naik di mana harga saham yang dalam

portofolionya mengalami penurunan dikarenakan saham-saham yang harganya turun

pada pasar dan pada perhitungan IHSG.

IHSG bisa digunakan untuk melihat perkembangan harga saham dari waktu ke

waktu atau dari sejak IHSG tersebut dihitung. IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI)

dihitung mulai Agustus tahun 1982 dengan nilai 100 dan hingga hari ini IHSG telah

mencapai angka 4978. Hal ini berarti IHSG BEI telah mengalami kenaikan 48,7 kali

dari nilai awal IHSG.

Dengan waktu yang panjang tersebut, harga saham di bursa mengalami

kenaikan dan penurunan. Bila ditelusuri, ada harga saham di BEI yang telah naik

sebesar kenaikan IHSG tersebut. Namun, ada juga harga saham yang tidak banyak

berubah dari harga semula atau harga IPO.

Kegunaan lain dari IHSG adalah sebagai patokan untuk portofolio saham bagi

investor atau manajer investasi. Angka yang digunakan sebagai perhitungan dalam

bentuk persentase bila IHSG digunakan sebagai patokan.

Jika kenaikan IHSG lebih tinggi daripada kenaikan portofolio investor atau

manajer investasi, portofolio yang dikelola tidak berkinerja baik. Kinerja portofolio

dianggap berkinerja bagus jika kenaikan IHSG lebih rendah daripada kenaikan

portofolio investasi investor atau manajer investasi.

2.5.2 Metode Perhitungan

Dasar perhitungan IHSG adalah jumlah Nilai Pasar dari total saham yang

tercatat pada tanggal 10 Agustus 1982. Jumlah Nilai Pasar adalah total perkalian

setiap saham tercatat (kecuali untuk perusahaan yang berada dalam program

Page 20: PROBLEM RISK DAN RETURN BERDASARKAN DATA HARGA DAN INDEKS HARGA

restrukturisasi) dengan harga di BEJ pada hari tersebut. Formula perhitungannya

adalah sebagai berikut:

dimana p adalah Harga Penutupan di Pasar Reguler, x adalah Jumlah Saham,

dan d adalah Nilai Dasar.

Perhitungan Indeks merepresentasikan pergerakan harga saham di pasar/bursa

yang terjadi melalui sistem perdagangan lelang. Nilai Dasar akan disesuaikan secara

cepat bila terjadi perubahan modal emiten atau terdapat faktor lain yang tidak terkait

dengan harga saham. Penyesuaian akan dilakukan bila ada tambahan emiten baru,

HMETD (right issue), partial/company listing, waran dan obligasi konversi demikian

juga delisting. Dalam hal terjadi stock split, dividen saham atau saham bonus, Nilai

Dasar tidak disesuaikan karena Nilai Pasar tidak terpengaruh. Harga saham yang

digunakan dalam menghitung IHSG adalah harga saham di pasar reguler yang

didasarkan pada harga yang terjadi berdasarkan sistem lelang.

Perhitungan IHSG dilakukan setiap hari, yaitu setelah penutupan perdagangan

setiap harinya. Dalam waktu dekat, diharapkan perhitungan IHSG dapat dilakukan

beberapa kali atau bahkan dalam beberapa menit, hal ini dapat dilakukan setelah

sistem perdagangan otomasi diimplementasikan dengan baik.

2.5.3 Faktor-faktor Indeks Harga Saham Gabungan

Sekarang akan dibahas mengenai faktor-faktor apa saja yang membuat level

IHSG bergerak naik atau turun. Pertama tentunya harga saham. Namun tidak hanya

itu. Kenaikan atau penurunan tajam harga satu saham memang berpengaruh terhadap

pergerakan IHSG. Namun seberapa besar kenaikan itu mempengaruhi IHSG

tergantung pada bobot saham tersebut.

Jadi sederhananya, kenaikan atau penurunan IHSG sangat bergantung pada

pergerakan saham-saham berkapitalisasi besar. Berangkat dari sinilah kemudian

muncul beberapa saham yang disebutsebut sebagai motor penggerak IHSG. Sebut saja

saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM). Saham ini memiliki saham

tercatat mencapai 20,159 miliar saham. Dengan harga saat ini sebesar Rp 8.700, maka

kapitalisasi pasar TLKM mencapai Rp 175,383 triliun. Nilai itu mencapai 10% dari

Page 21: PROBLEM RISK DAN RETURN BERDASARKAN DATA HARGA DAN INDEKS HARGA

total nilai kapitalisasi pasar seluruh saham di BEI yang masuk dalam penghitungan

IHSG. Kapitalisasi pasar BEI saat ini sekitar Rp 1.700 triliun.

Dengan kapitalisasi pasar sebesar itu, kenaikan atau penurunan harga sebesar

Rp 50 poin saja akan memberikan pengaruh pada level IHSG. Saham TLKM memang

tercatat sebagai saham dengan kapitalisasi terbesar di BEI. Lain halnya dengan saham

PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR). Saham BNBR yang tercatat di BEI mencapai

93,721 miliar saham, jauh lebih besar dari TLKM. Akan tetapi, harga saham BNBR

saat ini sebesar Rp 127 yang berarti nilai kapitalisasi pasar BNBR sebesar Rp 11,902

triliun. Angka tersebut tidak sampai 1% dari kapitalisasi pasar BEI. Jadi, meskipun

BNBR mengalami kenaikan harga atau penurunan harga sebesar 35% pun tidak akan

memberi pengaruh besar terhadap perubahan level IHSG.

Lain halnya jkalau suatu saat harga saham BNBR mencapai Rp 5.000, dapat

dipastikan kenaikan atau penurunan tipis harga saham BNBR akan memberi pengaruh

besar pada level IHSG. Oleh sebab itu, jika level IHSG naik tajam, dapat dipastikan

hal itu didorong oleh kenaikan hargaharga saham berkapitalisasi besar atau yang lebih

dikenal sebagai Huge Cap. Jadi wajar saja, kalau saham TLKM naik tajam, level

IHSG pun akan terkerek naik secara tajam pula.

Kelemahan penghitungan ini adalah karena rumus ini memasukkan

sahamsaham yang kurang aktif diperdagangkan serta memasukkan faktor bobot atau

jumlah saham secara keseluruhan dalam penghitungannya. Contohnya, saham TLKM

hanya ditransaksikan sebanyak 1 lot dan mengalami kenaikan sebesar Rp 300 hari ini.

Kapitalisasi pasar yang terbentuk mewakili seluruh 20,159 miliar saham TLKM. Jadi

level IHSG sudah pasti akan terangkat. Dan metode ini ikut memasukkan

sahamsaham yang kurang aktif diperdagangkan, malah terkadang tergolong saham

tidur. Ini akan memangkas representasi pasar IHSG secara riil, karena sahamsaham

yang tidak ditransaksikan ikut dimasukkan dalam penghitungannya. Kendati

demikian, BEI menganggap metode yang dipakai ini sudah cukup mewakili

pergerakan seluruh saham harian di lantai bursa.

BAB III

PENUTUP

Page 22: PROBLEM RISK DAN RETURN BERDASARKAN DATA HARGA DAN INDEKS HARGA

3.1 Kesimpulan

Indeks harga saham gabungan merupakan indikator utama yang menggambarkan

harga saham di pasar modal. Umumnya semua indeks harga saham gabungan (composite)

diberbagai negara menggunakan metode rata-rata tertimbang termasuk di Bursa Efek

Indonesia. Indeks Harga Saham Gabungan (composite) mempunyai beberapa fungsi atau

gambaran kinerja suatu bursa diantaranya, yaitu: ·        

Sebagai indikator trend pasar.

Sebagai indikator tingkat keuntungan.

Sebagai Benchmark kinerja suatu portofolio.

Memfasilitasi pembentukan portopolio dengan strategi pasif.

DAFTAR PUSTAKA

Fahmi Irham. 2013.Pengantar Manajemen Keuangan. Bandung: ALFABETA.

Page 23: PROBLEM RISK DAN RETURN BERDASARKAN DATA HARGA DAN INDEKS HARGA

Jogiyanto. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Tiga. Yogyakarta: BPFE

http://www.idx.co.id/id-id/beranda/informasi/bagiinvestor/indeks.aspx

http://ekonomi.kabo.biz/2011/02/indeks-harga-saham.html

https://purnama110393.wordpress.com/2010/11/30/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-harga-

saham/

http://mr-rasyidin.blogspot.com/2012/03/risk-and-return.html

http://intips-keuangan.blogspot.com/2013/04/kegunaan-indeks-harga-saham-gabungan.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Indeks_Harga_Saham_Gabungan