bab ii landasan teori - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/6168/3/febrianto bab ii.pdf ·...
Post on 06-Oct-2020
15 Views
Preview:
TRANSCRIPT
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Penelitian yang Relevan
Agar dapat membedakan penelitian Analisis Kesalahan Berbahasa pada
“Surat Pembaca” Edisi Maret sampai April 2012 dengan penelitian sebelumnya,
maka penliti meninjau dua hasil penelitian mahasiswa Universitas Muhammadiyah
Purwokerto yaitu
1. Penelitian yang berjudul Analisis Kesalahan Berbahasa pada “Surat Pembaca”
dalam Tabloid Mingguan Bintang Nova dan Nyata Edisi September-Oktober
2000, tahun 2001 oleh Lina Destiyani mempunyai tujuan untuk mengetahui
kesalahan berbahasa pada Surat Pembaca. Data penelitian ini adalah wacana
“Surat Pembaca” dan sumber data berupa Tabloid Mingguan Bintang, Nova, dan
Nyata. Pada tabloid Bintang berjumlah 70 surat pembaca, Nova berjumlah 42
surat pembaca, dan Nyata 62 surat pembaca. Metode dalam penyajian data
menggunakan teknik simak dan teknik catat.
2. Penelitian yang berjudul Analisis Kesalahan Berbahasa pada “Surat Pembaca”
Majalah Penyebar Semangat Edisi April sampai Juni Tahun 2003, tahun 2005
oleh Lina Tri Ariani mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto, jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia mempunyai tujuan untuk mengetahui
kesalahan pemakian bahasa Jawa pada “Surat Pembaca” majalah Penyebar
Semangat edisi April smapai Juni tahun 2003. Data yang digunakan adalah
wacana pada Penyebar Semangat yang terdiri dari 52 surat pembaca yakni 16
surat pembaca dengan jumlah 165 kalimat untuk bulan April, 19 surat pembaca
8
Analisis Kesalahan Bahasa..., Febrianto Nugroho, FKIP UMP 2012
9
dengan jumlah 120 kalimat untuk bulan Mei dan 17 surat pembaca dengan jumlah
kalimat 171 untuk bulan Juni. Metode yang digunakan dalam penelitian tersebut
yaitu metode simak dan catat.
Berdasarkan dua penelitian tersebut, maka penelitian mengenai analisis
kesalahan berbahasa memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaannya terletak pada
sebagian teori yang digunakan karena pada dasarnya teori tentang analisis kesalahan
berbahasa sama, hanya saja menggunakan pendapat dari para ahli yang berbeda.
Perbedaanya terletak pada teknik yang digunakan dalam pengumpulan data
dan sumber data. Teknik pengumpulan data menggunakan metode baca catat, karena
data berupa kata dalam kalimat yang telah dibaca kemudian dicatat pada kartu data.
Pada analisis data peneliti akan menentukan kalimat yang mengandung kesalahan-
kesalahan fonologis, morfologis, sintaktis, dan semantis. Sedangkan penelitian
sebelumnya hanya menggunkan teknik simak dan catat. Sumber data penelitian juga
berbeda, penelitian sebelumnya menggunakan tabloid dan majalah. Sedangkan
penelitian ini menggunakan surat kabar. Dengan adanya perbedaan tersebut maka
telah membuktikan bahwa penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya.
B. Bahasa
Bahasa merupakan sarana komunikasi, maka segala yang berkaitan dengan
komunikasi tidak terlepas dari bahasa, seperti berpikir sistematis dalam menggapai
ilmu pengetahuan. Dengan kata lain, tanpa mempunyai kemampuan berbahasa,
seseorang tidak dapat melakukan kegiatan berpikir secara sistematis dan teratur.
Banyak pengertian bahasa yang telah dibuat oleh pakar bahasa, definisi tersebut dapat
ditemukan dalam kamus atau dari beberapa buku teks tentang bahasa.
Analisis Kesalahan Bahasa..., Febrianto Nugroho, FKIP UMP 2012
10
1. Pengertian Bahasa
Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang dipergunakan oleh para anggota
suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri
(Kridalaksana, 2009: 24).
Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh
anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan
diri (Depdiknas, 2008: 116). Para pakar linguistik deskriptif bahasa mendefinisikan
sebagai satu sistem lambang bunyi yang bersifat arbitrer, yang kemudian lazim
ditambah dengan sekelompok anggota masyarakat untuk berinteraksi dan
mengidentifikasikan diri (Chaer, 2007: 32).
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa bahasa adalah sistem
lambang bunyi yang arbitrer untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi
diri.
2. Fungsi Bahasa
Berkaitan dengan fungsi bahasa Keraf (2004: 3) mengungkapkan bahwa
bahasa mempunyai empat fungsi yaitu: alat untuk menyatakan ekspresi diri, alat
komunikasi, alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial, alat mengadakan
kontrol sosial. Secara rinci keempat fungsi bahasa dijelaskan sebagai berikut.
a. Alat untuk Menyatakan Ekspresi Diri.
Ekspresi diri berarti mengungkapkan segala hal yang dirasakan oleh pikiran
dan perasaan manusia. Bahasa menyatakan segala sesuatu yang digunakan oleh
manusia sebagai media untuk membebaskan diri dari persoalan-persoalan dan tekanan
hidup yang dialaminya. Unsur bahasa yang mendorong manusia mengekspresikan
Analisis Kesalahan Bahasa..., Febrianto Nugroho, FKIP UMP 2012
11
dirinya agar menarik perhatian orang lain terhadap kita, yaitu digunakan sebagai alat
untuk mencari perhatian orang lain terhadap hal-hal yang sedang dirasakan.
b. Alat Komunikasi
Bahasa sebagai alat komunikasi merupakan fungsi bahasa yang bersifat intra-
personal karena bahasa digunakan sebagai alat untuk saling bertukar pikiran dan
perasaan antar manusia. Dalam kehidupan sehari-hari, tentunya manusia tidak akan
lepas dari kegiatan komunikasi dengan media bahasa sebagai alat penyampainnya
yang dapat memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan sesame warga.
c. Alat Mengadakan Integrasi dan Adaptasi Sosial
Dalam kehidupan masyarakat manusia selalu membutuhkan eksistensi untuk
diterima dan diakui oleh masyarakatnya. Dalam pembentukan eksistensi itulah,
manusia akan melakukan integrasi (pembaharuan) dan adaptasi (penyesuaian diri)
dalam masyarakat. Proses intregarasi dan adaptasi ini manusia selalu menggunakan
bahasa sebagai perantaranya. Dalam proses ini, dengan bahasa seorang anggota
masyarakat akan mengenal dan belajar terhadap segala adat istiadat, tingkah laku dan
tata karma masyarakatnya. Oleh karena itu, secara sosial kolektif bahasa mempunyai
peran penting sebagai media untuk membentuk keharmonisan kehidupan masyarakat
dalam proses integrasi dan adaptasi sosial.
d. Alat Mengadakan Kontrol Sosial
Bahasa akan dimobilisasi oleh seseorang sebagai usaha untuk mempengaruhi
pikiran dan tindakan orang. Hampir setiap hari kegiatan kontrol sosial akan terjadi
dalam masyarakat. Misalnya orang tua yang menasehati anak-anaknya, kepala desa
yang memberikan penerangan dan penyuluhan pada warganya tentunya keberhasilan
seseorang dalam melakukan kontrol sosial sangat dipengaruhi keberhasilan seseorang
Analisis Kesalahan Bahasa..., Febrianto Nugroho, FKIP UMP 2012
12
dalam menggunakan bahasa secara tepat. Dengan menggunakan bahasa yang baik dan
komunikatif, maka seseorang bias mempengaruhi pikiran dan tindakan orang lain
sesuai dengan yang diharapkannya.
Dapat disimpulkan bahwa fungsi bahasa sebagai alat komunikasi yang
digunakan oleh segenap masyarakat untuk mengekspresikan diri, mengadakan
integrasi (adaptasi sosial), dan untuk mengadakan kontrol sosial antar sesama.
C. Pengertian Analisis Kesalahan
Secara umum dapat dikatakan bahwa suatu pemakaian bahasa dikatakan salah,
apabila pemakaian tersebut menyimpang dari pola umum yang berlaku dalam bahasa
itu. Oleh karena itu, kesalahan berbahasa yang sering terjadi harus dikurangi dan kalau
dapat dihapuskan sama sekali. Hal ini baru dapat tercapai apabila seluk-beluk
kesalahan berbahasa itu dikaji secara mendalam. Pengkajian segala aspek kesalahan
itulah yang dimaksud dengan istilah analisis kesalahan (anakes).
Analisis kesalahan adalah suatu prosedur kerja, yang biasa digunakan oleh
para peneliti dan guru bahasa, yang meliputi pengumpulan sampel, pengidentifikasian
kesalahan yang terdapat dalam sampel, penjelasan kesalahan tersebut,
pengklasifikasian kesalahan itu berdasarkan penyebabnya, serta pengevaluasian atau
penilaian taraf keseriusan kesalahan itu (Ellis dalam Tarigan, 1995: 68).
D. Kesalahan Berbahasa
Kesalahan merupakan sisi yang mempunyai cacat pada ujaran. Kesalahan
tersebut merupakan bagian-bagian konversasi atau komposisi yang menyimpang dari
norma baku atau norma terpilih dari performansi bahasa orang dewasa (Dulay dalam
Analisis Kesalahan Bahasa..., Febrianto Nugroho, FKIP UMP 2012
13
Tarigan, 1995: 141-142).
Kesalahan berbahasa atau “language errors” beraneka ragam jenisnya dan
dapat diklasifikasi dengan berbagai cara kita memandangnya. Dengan perkataan lain,
setiap sudut pandangan menghasilkan pengelompokan tertentu.
Chomsky dalam Tarigan (1995: 143) membedakan jenis kesalahan menjadi
dua yaitu:
1. Kesalahan yang disebabkan oleh faktor-faktor kelelahan, keletihan, dan kurangnya perhatian disebut faktor performansi. Kesalahan performansi merupakan kesalahan penampilan, dalam beberapa kepustakaan disebut “mistakes”.
2. Kesalahan yang diakibatkan oleh kurangnya pengetahuan mengenai kaidah-kaidah bahasa, yang disebut Chomsky (1965) sebagai faktor kompetensi, merupakan penyimpangan-penyimpangan sistematis yang disebabkan oleh pengetahuan pelajar yang sedang berkembang mengenai sistem B2 (atau bahasa kedua) disebut “errors”.
Kesalahan berbahasa dapat dikelompokan berdasarkan kriteria tertentu, yaitu
berdasarkan komponen tata bahasa. Berdasarkan komponen tata bahasa, kesalahan
bahasa meliputi: fonologis, morfologis, sintaktis, dan semantis (Tarigan, 1995: 198-
200).
a. Fonologis
Kridalaksana (2009: 63) mengatakan fonologi merupakan bidang dalam
linguistik yang menyelidiki bunyi-bunyi bahasa menurut fungsinya; fonemik.
Fonologi merupakan kajian tentang bunyi ujar yang diselidiki oleh cabang linguistik
(Muslich, 2009:1). Agustien (2003:3) mengatakan fonologi merupakan bagian dari
tata bahasa yang mempelajari bunyi bahasa pada umumnya dalam ilmu bahasa.
Sedangkan Chaer (2007: 102) mengatakan fonologi merupakan bidang linguistik yang
mempelajari, menganalisis, dan membicarakan runtunan bunyi-bunyi.
Analisis Kesalahan Bahasa..., Febrianto Nugroho, FKIP UMP 2012
14
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa fonologi merupakan bidang
linguistik yang menyelidiki (mempelajari) bunyi bahasa menurut fungsinya tentang
bunyi ujar dalam ilmu bahasa.
Kaitannya dengan analisis kesalahan, bunyi-bunyi ujaran tersebut disalin
dalam wujud tulisan atau ortografis, yakni berhubungan dengan masalah sistem ejaan
yang meliputi: penggunaan huruf besar, pemenggalan kata, dan penggunaan tanda
baca (Tarigan, 1995:196).
1) Penggunaan Huruf Kapital
Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan atau
EYD (P3B Depdiknas, 2009: 14), bahwa pemakaian huruf besar terdapat pada 15
tempat. Huruf kapital tersebut digunakan sebagai huruf pertama:
a) kata pada awal kalimat.
Contoh: Dia mengantuk Apa maksudnya? b) petikan langsung
Contoh: Adik bertanya, “Kapan kita pulang?” Bapak menasehatkan, “Berhati-hatilah, Nak!”
c) dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk
kata ganti untuk Tuhan
Contoh: Allah Yang Mahakuasa
d) nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang
Contoh: Mahaputra Yamin Sultan Hasanuddin
e) unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai
sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat
Analisis Kesalahan Bahasa..., Febrianto Nugroho, FKIP UMP 2012
15
Contoh: Wakil Presiden Adam Malik Perdana Menteri Nehru
f) unsur-unsur nama orang
Contoh: Amir Hamzah Dewi Sartika
g) nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa
Contoh: bangsa Indonesia suku Sunda
h) nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah
Contoh: bulan Agustus hari Jumat
i) nama geografi
Contoh: Asia Tenggara Banyuwangi
j) semua unsur nama negara, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta nama
dokumen resmi kecuali kata seperti dan
Contoh: Republik Indonesia Majelis Permusyawaratan Rakyat
k) setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga
pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi
Contoh: Perserikatan Bangsa-Bangsa Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
l) semua kata (termasuk semua unsur kata ulang sempurna) di dalam nama buku,
majalah, surat kabar, dan judul karangan, kecuali kata seperti di, ke, dari, dan,
yang, dan untuk yang tidak terletak pada posisi awal
Contoh: Bacalah majalah Bahasa dan Sastra Dia adalah agen surat kabar Sinar Pembangunan
m) unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan
Analisis Kesalahan Bahasa..., Febrianto Nugroho, FKIP UMP 2012
16
Contoh: Dr. doktor S.H. sarjana hukum
n) kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan
paman yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan.
Contoh: “Kapan Bapak berangkat?” tanya Harto. Adik bertanya, “Itu apa, Bu?”
o) kata ganti Anda.
Contoh: Sudahkah Anda tahu? Surat Anda telah kami terima.
2) Pemenggalan Kata
Pemenggalan kata yaitu pemenggalan pada penggantian baris dengan ditandai
tanda hubung (-). Pemenggalan kata tersebut meliputi:
a) pemenggalan pada kata dasar dilakukan sebagai berikut:
(1) Jika di tengah kata ada vokal yang berurutan, pemenggalan itu dilakukan di antara
kedua huruf vokal itu.
Contoh: ma-in sa-at
(2) Jika di tengah kata ada huruf konsonan, termasuk gabungan-huruf konsonan, di
antara dua buah vokal, pemenggalan dilakukan sebelum huruf konsonan
Contoh: ba-pak la-wan
(3) Jika di tengah kata ada huruf konsonan yang berurutan, pemenggalan dilakukuan
di antara kedua huruf konsonan itu.
Contoh: man-di som-bong
b) imbuhan akhiran dan imbuhan awalan termasuk awalan yang mengalami
perubahan bentuk serta partikel yang biasanya ditulis serangkai dengan kata
dasarnya, dapat dipenggal pada pergantian baris.
Analisis Kesalahan Bahasa..., Febrianto Nugroho, FKIP UMP 2012
17
Contoh: makan-an mem-bantu
c) jika suatu kata terdiri atas lebih dari satu unsur dan salah satu unsur itu dapat
bergabung dengan unsur lain.
Contoh: bio-grafi, bi-o-gra-fi foto-grafi, fo-to-gra-fi (P3B Depdiknas, 2009: 12-13)
3) Penggunaan Tanda Baca
Menurut Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan atau
EYD (P3B Depdiknas, 2009: 41), bahwa tanda baca itu terdiri dari 15 macam antara
lain:
1) tanda titik (.)
Contoh: Ayahku tinggal di Solo. Biarlah mereka duduk di sana.
2) tanda koma (,)
Contoh: Saya membeli kertas, pena, dan tinta. Satu, dua, ... tiga!
3) tanda titik koma (;)
Contoh: Malam makin larut; pekerjaan belum selesai juga. Ayah mengurus tanamannya di kebun itu; Ibu sibuk bekerja di dapur.
4) tanda titik dua (:)
Contoh: Kita sekarang memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan lemari. Hanya ada dua pilihan bagi para pejuang kemerdekaan itu: hidup atau mati.
5) tanda hubung (-)
Contoh: anak-anak berulang-ulang
Analisis Kesalahan Bahasa..., Febrianto Nugroho, FKIP UMP 2012
18
6) tanda pisah (-)
Contoh: 1910 – 1945 Jakarta – Bandung
7) tanda ellipsis (...)
Contoh: Kalau begitu ... ya, marilah kita bergerak. Sebab-sebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut.
8) tanda tanya (?)
Contoh: Kapan ia berangkat? Saudara tahu, bukan?
9) tanda seru (!)
Contoh: Alangkah seramnya peristiwa itu! Bersihkan kamar itu sekarang juga!
10) tanda kurung ((...))
Contoh: Bagian Perencanaan sudah selesai menyusun DKI (Daftar Isian Kegiatan) kantor itu. Pejalan kaki itu berasal dari (kota) Surabaya.
11) tanda kurung siku ( [...] )
Contoh: Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik. Persamaan kedua proses ini (perbedaannya [lihat halaman 35-38] tidak dibicarakan)perlu dibentangkan di sini.
12) tanda petik (“...”)
Contoh: Kata Tono, “Saya juga minta satu.” Bung Komar sering disebut “pahlawan”, ia sendiri tidak tahu sebabnya.
13) tanda petik tunggal (‘...’)
Contoh: Tanya Basri, “Kau dengar bunyi ‘kring-kring’ tadi?” “Wah kubuka pintu kamar depan, kudengar teriak anakku, Ibu, Bapak pulang, dan rasa letihku lenyap seketika,” ujar Bapak Hamdan.
14) tanda garis miring ( / )
Contoh: No.7/PK/1973 Jalan Kramat II/10
Analisis Kesalahan Bahasa..., Febrianto Nugroho, FKIP UMP 2012
19
15) tanda penyingkat atau Apostrof (‘)
Contoh: Ali ‘kan kusurati. (‘kan= akan) Malam ‘lah tiba . (‘lah= telah)
2. Morfologis
Morfologi adalah bagaian dari ilmu bahasa yang membicarakan atau
mempelajari seluk-beluk kata serta pengaruh perubahan struktur kata terhadap kelas
kata dan arti kata. (Putrayasa, 2010: 3)
Verhaar (2001: 11) mengatakan morfologi adalah ilmu menyangkut struktur
internal kata. Kridalaksana (2009: 159) mengatakan morfologi merupakan bidang
linguistik yang mempelajari morfem dan kombinasi-kombinasinya; bagian dari
struktur bahasa yang mencangkup kata dan bagian-bagaian kata, yakni morfem.
Ramlan (1997: 21) mengatakan morfologi adalah bagian dari ilmu bahasa yang
membicarakan atau yang mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh
perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata. Proses morfologik
terdiri dari afiksasi, reduplikasi, dan komposisi.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan morfologi merupakan
bidang linguistik yang mempelajari seluk beluk kata serta pengaruh perubahan
struktur kata dan morfem. Dalam proses perubahan bentuk dasar dalam rangka
pembentukan kata-kata baru, yang meliputi: afiksasi, reduplikasi, dan komposisi.
a. Afiksasi
Menurut Putrayasa (2010: 6) afiks adalah bentuk terikat. Artinya, dalam
tuturan biasa, bentuk tersebut tidak dapat berdiri sendiri dan secara gramatis selalu
melekat pada bentuk lain.
Analisis Kesalahan Bahasa..., Febrianto Nugroho, FKIP UMP 2012
20
Afiks adalah sebuah bentuk, biasanya berupa morfem terikat, yang diimbuhkan
pada sebuah dasar dalam proses pembentukan kata (Chaer, 2007: 177).
Dari beberapa pendapat, dapat disimpulkan bahwa afiks merupakan morfem
terikat yang diimbuhkan pada sebuah dasar dalam proses pembentukan kata. Bentuk
tersebut tidak dapat berdiri sendiri dan secara gramatis selalu melekat pada bentuk
lain. Afiks dapat dibedakan menjadi empat: prefiks (awalan), infiks (sisipan), sufiks
(akhiran), dan konfiks (gabungan awalan dan akhiran).
Contoh: kata terjatuh yang dibentuk dari kata jatuh dan prfiks ter-, dan kata
menggergaji yang dibentuk dari kata gergaji dan prefiks meN-.
b. Reduplikasi
Reduplikasi adalah proses morfemis yang mengulang bentuk dasar, baik secara
keseluruhan, secara sebagian (parsial), maupun dengan perubahan bunyi (Chaer,
2007: 182). Menurut Ramlan (1997: 63) reduplikasi adalah pengulangan satuan
gramatik, baik seluruhnya maupun sebagainnya, baik dengan variasi fonem maupun
tidak.
Berdasarkan bentuk dasarnya, pengulangan dapat digolongkan menjadi empat
macam yakni: pengulangan seluruh, pengulangan sebagian, pengulangan yang
berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks, dan pengulangan dengan perubahan
fonem (Ramlan, 1997: 69-75).
1) Pengulangan Seluruh
Pengulangan seluruh adalah pengulangan seluruh bentuk dasar, tanpa
perubahan fonem dan tidak berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks.
Contoh: sepeda sepeda-sepeda buku buku-buku
Analisis Kesalahan Bahasa..., Febrianto Nugroho, FKIP UMP 2012
21
2) Pengulangan Sebagian
Pengulangan sebagian adalah pengulangan sebagian dari bentuk dasarnya.
Apabila bentuk dasar itu berupa bentuk kompleks kemungkinan-kemungkinan bentuk
dasarnya sebagai berikut:
a) Bentuk MeN-. Misalnya:
mengambil mengambil-ambil membaca membaca-baca
b) Bentuk di-. Misalnya :
ditarik ditarik-tarik dikemasi dikemas-kemasi
c) Bentuk ber-. Misalnya :
berjalan berjalan-jalan bertemu bertemu-temu
d) Bentuk ter-. Misalnya :
terbatuk terbatuk-batuk tersenyum tersenyum-senyum
e) Bentuk ber-an. Misalnya :
berlarian berlari-larian berhamburan berhambur-hamburan
f) Bentuk –an Misalnya :
minuman minum-minuman makanan makan-makanan
g) Bentuk ke-. Misalnya :
kedua kedua-dua ketiga ketiga-tiga
3) Pengulangan yang Berkombinasi dengan Proses Pembubuhan afiks
Dalam golongan ini bentuk dasar diulang seluruhnya dan berkombinasi
dengan proses pembubuhan afiks, maksudnya pengulangan itu terjadi bersama-sama
dengan proses pembubuhan dan bersama-sama pula mendukung satu fungsi.
Analisis Kesalahan Bahasa..., Febrianto Nugroho, FKIP UMP 2012
22
Contoh : kereta kereta-keretaan hitam kehitam-hitaman
4) Pengulangan dengan Perubahan Fonem
Kata ulang yang pengulangannya termasuk golongan ini sebenarnya
sangat sedikit.
Contoh : gerak gerak-gerik robak robak-rabik
c. Komposisi
Menurut Chaer (2007: 185) komposisi adalah hasil dan proses penggabungan
morfem dasar dengan morfem dasar, baik yang bebas maupun yang terikat, sehingga
terbentuk sebuah konsrtuksi yang memilki identitas leksikal yang berbeda atau yang
baru.
Ramlan (1997: 76) berpendapat bahwa kata majemuk adalah kata yang terdiri
dari dua kata sebagai unsurnya. Arifin (2009:12) mengatakan komposisi merupakan
proses morfologis yang mengubah gabungan leksem menjadi satu kata, yakni kata
majaemuk.
Sedangkan komposisi menurut (Verhaar, 2001: 154) merupakan proses
morfemis yang menggabungkan dua morfem dasar (atau pradasar) menjadi satu kata,
yang namanaya “kata majemuk” atau “kompauan”.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan komposisi adalah proses
pemajemukan yaitu penggabungan dua leksem atau lebih yang membentuk kata
sehingga terbentuk sebuah konstruksi yang memiliki identitas leksikal yang berbeda
atau yang baru. Misalnya rumah sakit, meja makan, kepala batu, keras kepala, dan
masih banyak lagi.
Analisis Kesalahan Bahasa..., Febrianto Nugroho, FKIP UMP 2012
23
3. Sintaktis
Sintaksis adalah cabang linguistik yang menyangkut susunan kata dalam
kalimat (Verhaar, 2001: 11). Sintaksis adalah salah satu cabang tata bahasa yang
menelaah struktur-struktur kalimat, klausa, dan frasa (Tarigan,2009: 5).
Sintaksis adalah pengaturan dan hubungan antara kata dengan kata, atau
dengan satuan-satuan yang lebih besar, atau antara satuan-satuan yang lebih besar itu
dalam bahasa ( Kridalaksana, 2009: 223).
Dari beberapa pendapat pakar di atas dapat disimpulkan bahwa sintaksis
adalah hubungan antara kata dengan kata, atau kata dengan satuan-satuan yang lebih
besar dalam telaah struktur kalimat, klausa, dan frasa.
Sintaksis mengkaji lebih luas dari pada morfologi. Morfologi menyelidiki
hubungan gramatikal kata, sedangkan sintaksis mempelajari seluk-beluk dalam tata
bentuk kalimat atau di luar batas kata. Bidang kajian sintaksis tersbut adalah: frasa,
klausa, dan kalimat.
a. Frasa
Frase adalah satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak
melampaui batas fungsi unsur klausa (Ramlan, 2001: 138).
Dari batasan di atas dapatlah dikemukakan bahwa frase mempunyai dua sifat,
yaitu:
1) Frasa merupakan satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih.
2) Frasa merupakan satuan yang tidak melebihi batas fungsi unsur klausa,
maksudnya frase itu selalu terdapat dalam satu fungsi unsur klausa, yaitu S, P, O,
Pel, atau Ket.
Analisis Kesalahan Bahasa..., Febrianto Nugroho, FKIP UMP 2012
24
Contoh: Dua orang mahasiswa sedang membaca buku baru di perpustakaan. S p o Ket
b. Klausa
Klausa adalah satuan gramatik yang terdiri dari S P baik disertai O, Pel, dan
Ket ataupun tidak (Ramlan, 2001: 79).
Unsur inti klausa ialah S dan P. Namun demikian, S sering dihilangkan,
misalnya dalam kalimat luas sebagai akibat penggabungan klausa dan dalam kalimat
jawaban.
Contoh: Ibu tidak berlari-lari. S P
c. Kalimat
Kalimat adalah satuan gramatik yang dibatasi oleh adanya jeda panjang yang
disertai nada akhir turun atau naik (Ramlan, 2001: 23).
Kalimat adalah kesatuan ujaran yang mengungkapkan suatu konsep pikiran
atau perasaan; satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola
intonasi final dan secara aktual ataupun potensial terdiri atas klausa (Depdiknas, 2008:
609).
Contoh: Lembaga itu menerbitkan majalah sastra. S P O
4. Semantik
Verhaar (2001: 13) mengatakan semantik merupakan cabang linguistik yang
meneliti arti atau makna. Semantik adalah bagian struktur bahasa yang berhubungan
dengan makna ungkapan dan juga dengan struktur makna suatu wicara; sistem dan
Analisis Kesalahan Bahasa..., Febrianto Nugroho, FKIP UMP 2012
25
penyelidikan makna, dan arti dalam suatu bahasa atau bahasa pada umumnya
(Kridalaksana, 2009: 216).
Dari beberapa pendapat pakar di atas dapat disimpulkan bahwa semantik
adalah cabang linguistik yang meneliti struktur bahasa yang membahas arti atau
makna suatu wicara (bahasa).
Menurut Verhaar (2001: 385-388) semantik itu dibagi menjadi semantik
leksikal dan semantik gramatikal. Semantik leksikal menyangkut makna leksikal.
Semantik gramatikal menyangkut makna gramatikal.
Berdasarkan kesalahan berbahasa bidang semantik peneliti membatasi pada
struktur leksikal yaitu penggunaan kata yang memiliki makna kurang tepat dalam
sebuah susunan kalimat, atau bermacam-macam relasi semantik yang terdapat pada
kata. Hubungan antara kata itu dapat berwujud: sinonimi, polisemi, homonimi,
hiponimi, dan antonimi (Keraf, 2010: 34).
1) Relasi antara bentuk dan makna yang melibatkan sinonimi dan polisemi:
a) Sinonimi: lebih dari satu bentuk bertalian dengan satu makna.
b) Polisemi: bentuk yang sama memiliki lebih dari satu makna.
2) Relasi antara dua makna yang melibatkan hiponimi dan antonimi:
a) hiponimi: cakupan-cakupan makna dalam sebuah makna yang lain.
b) antonimi: posisi sebuah makna di luar sebuah makna yang lain.
3) Relasi antara dua bentuk yang melibatkan homonimi, yaitu satu bentuk mengacu
kepada dua referen yang berlainan.
E. Pengertian Surat Kabar dan Surat Pembaca
1. Pengertian Surat Kabar
Menurut (Depdiknas, 2008:1361) surat kabar merupakan lembaran-lembaran
kertas yang bertuliskan berita dsb; koran.
Analisis Kesalahan Bahasa..., Febrianto Nugroho, FKIP UMP 2012
26
Dapat disimpulkan surat kabar (koran) yang terbit setiap hari Suara Merdeka
memiliki berita yang disampaikan untuk masyarakat.
2. Pengertian Rubrik Surat Pembaca
Menurut (Depdiknas, 2008:1186) rubrik adalah kepala karangan (ruangan
tetap) dalam surat kabar, majalah, dsb. Rubrik adalah kepala (ruangan) karangan
dalam surat kabar, majalah, dsb. (Poerwadarminta, 2003: 989).
Surat Pembaca merupakan surat yang ditulis oleh pembaca yang dimuat dalam
surat kabar/koran, tabloid, atau majalah yang berisi tanggapan, kritik, saran, keluhan,
ajakan, imbauan, ucapan terima kasih, dan lain-lain. Dalam hal ini surat kabar Suara
Merdeka terdapat rubrik “Surat Pembaca” yang dijadikan objek penelitian.
F. Kerangka Pikir
Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang dipergunakan oleh para anggota
masyarakat untuk berkomunikasi, berinteraksi dan mengidentifikasikan diri
(Kridalaksana, 2008: 24). Bahasa yang digunakan dalam surat kabar Suara Merdeka
khususnya pada rubrik “Surat Pembaca” masih terdapat berbagai kesalahan dalam
penggunaan huruf kapital, pemenggalan kata, penggunaan tanda baca, kata yang tidak
tepat imbuhan, pola kalimat yang tidak efektif, dan makna yang kurang jelas.
Tarigan (1995: 198-200) mengatakan komponen tata bahasa, kesalahan bahasa
meliputi: fonologis, morfologis, sintaktis, dan semantis. Berdasarkan kesalahan bahasa
yang peneliti temukan di surat kabar Suara Merdeka, peneliti akan meneliti bahasa
yang ditulis masyarakat yang dituangkan dalam surat kabar rubrik “Surat Pembaca”.
Surat pembaca yang merupakan rubrik yang tidak pasti ada dalam surat kabar. Rubrik
Analisis Kesalahan Bahasa..., Febrianto Nugroho, FKIP UMP 2012
27
ini sebagian besar berisi keluh kesah masyarakat yang dituangkan menjadi sebuah
tulisan. Hal itu disebabkan oleh bahasa dalam “Surat Pembaca” yang memang dimuat
dengan gaya penulisnya. Tulisan dari berbagai masyarakat yang dimuat dalam “Surat
Pembaca” menjadi menarik untuk diteliti. Bagaimana bahasa yang digunakan
masyarakat dalam bentuk tulisan. Secara lebih jelasnya akan diuraikan pada papan
teori yang digunakan dalam penelitian ini.
Analisis Kesalahan Bahasa..., Febrianto Nugroho, FKIP UMP 2012
28 Bagan 1. Kerangka Pikir
Kesalahan Bahasa Indonesia Pada Rubrik “Surat Pembaca” Suara Merdeka Edisi Maret – April 2012
28
Analisis Kesalahan Bahasa..., Febrianto Nugroho, FKIP UMP 2012
top related