aliran fluida.doc 2jjk
DESCRIPTION
KBNLNLNJ KTRANSCRIPT
ALIRAN FLUIDAI. TUJUAN
Menentukan koefisien orifice, venturi, dan elbow pada rejim aliran
turbulen dan laminer.
Menentukan hubungan antara pressure drop dan .laju alir fluida.
Membuat kurva Co, Cv terhadap NRe.
II. DASAR TEORI
Fluida adalah zat yang tidak dapat menahan perubahan bentuk secara
permanen. Bila bentuk suatu massa fluida diubah, maka di dalam fluida itu akan
terbentuk lapisan dimana lapisan yang satu meluncur di atas yang lain, sehingga
mencapai bentuk yang baru.
Sifat dasar dari setiap fluida static ialah tekanan. Tekanan dikenal sebagai
gaya permukaan yang diberikan oleh fluida terhadap dinding bejana. Tekanan
terdapat pada setiap titik di dalam volume fluida. Pada ketinggian yang sama,
tekanan pada fluida adalah sama.
Fluida terdiri dari 2 jenis yaitu fluida cair dan fluida gas.
Ciri fluida cair:
- Tidak kompresibel, yaitu volume fluida akan tetap walaupun dikenai
tekanan tertentu.
- Mengisi volume tertentu.
- Mempunyai permukaan bebas.
- Daya kohesi besar, jarak antar molekul rapat.
Ciri fluida gas:
- Kompresibel
- Mengisi seluruh bagian wadah.
- Jarak antar molekul besar, daya kohesi dapat diabaikan.
Dalam aliran kondisi mantap (steady state) dikenal 2 rejim aliran atau pola
aliran yang tergantung kepada kecepatan rata-rata aliran (v), densitas (ρ),
1
viskositas fluida (μ) dan diameter pipa (D). kedua rejim aliran tersebut diatur oleh
hokum-hukum yang berbeda sehingga perlu dipelajari secara keseluruhan.
Rejim aliran Laminer
Rejim aliran laminar mempunyai cirri-ciri sebagai berikut:
- Terjadi pada kecepatan rendah.
- Fluida cenderung mengalir tanpa adanya pencampuran lateral.
- Berlapis-lapis seperti kartu.
- Tidak ada arus tegak lurus arah aliran.
- Tidak ada pusaran (arus eddy).
Rejim aliran Turbulen
Rejim aliran turbulaen mempunyai cirri-ciri sebagai berikut:
- Terbentuk arus eddy.
- Terjadi lateral mixing.
- Secara keseluruhan arah aliran tetap sama.
- Distribusi kecepatan lebih uniform atau seragam.
Rejim aliran Transisi
Rejim aliran yang terbentuk di antara rejim laminer dan turbulen adalah rejim
transisi.Penentuan rejim aliran dilakukan dengan menentukan bilangan tak
berdimensi yaitu bilangan Reynolds (Reynolds Number/NRe). Bilangan Reynolds
merupakan perbandingan antara gaya dinamis dari aliran massa terhadap tegangan
geser yang disebabkan oleh viskositas cairan.
NRe =
Keterangan:
: massa jenis fluida.
: kecepatan fluida.
: viskositas fluida.
: diameter pipa dalam.
Untuk pipa circular lurus;
2
NRe < 2100 : rejim laminar.
NRe > 4000 : rejim turbulen.
2100 < NRe > 4000 : rejim transisi.
Kecepatan kritis: Kecepatan pada saat NRe = 200.
Prinsip kerja alat ukur fluida adalah mengganggu aliran dengan penambahan
alat tertentu sehingga menyebabkan terjadinya pressure drop yang dapat diukur.
Nilai pressure drop ini berhubungan dengan debit dari aliran tersebut. Adanya
pressure drop bias disebabkan Karena adanya perubahan energi kinetik (karena
laju alir berubah), skin friction, dan form friction.
Berdasarkan persamaan Bernoulli, persamaan neraca energi dapat ditentukan
yaitu:
disusun ulang menjadi:
digabung dengan persamaan kontinuitas:
v1 x A1 x ρ1 = v2 x A2 x ρ2
karena fluida inkompresibel (khusus bahasan fluida cair), maka:
v2 =
sehingga dimasukan ke persamaan neraca energi menjadi:
v1 =
dimana:
gc : 32,174 = 1kg m N-1 det-2
3
: jumlah energi yang hilang.
Ada beberapa jenis alat untuk mengukur laju suatu fluida. Beberapa alat yang
biasa digunakan diantaranya:
Venturi
Meteran ini terbentuk dari bagian masuk yang mempunyai flens, yang terdiri
dari bagian pendek berbentuk silinder dan kerucut terpotong. Bagian leher
berflens dan bagian keluar juga berflens yang terdiri dari kerucut terpotong yang
panjang. Dalam venturimeter, kecepatan fluida bertambah dan tekanannya
berkurang di dalam kerucut sebelah hulu. Penurunan tekanan di dalam kerucut
hulu itu lalu dimanfaatkan untuk mengukur laju aliran melalui instrument itu.
Kecepatan fluida kemudian berkurang lagi dan sebagian besar tekanan awalnya
kembali pulih di dalam kerucut sebelah hilir. Agar pemulihan lapisan batas dapat
dicegah dan gesekan minimum. Oleh karena itu pada bagian penampungnya
mengecil tidak ada pemisahan, maka kerucut hulu dapat dibuat lebih pendek
daripada kerucut hilir. Gesekannya pun di sini kecil juga. Dengan demikian ruang
dan bahan pun dapat dihemat. Walaupun meteran venturi dapat digunakan untuk
mengukur gas, namun alat ini biasanya digunakan juga untuk mengukur zat cair
terutama air.
Persamaan yang digunakan dalam venturimeter:
Q = v1 x A1
v =
keterangan:
Cv : koefisien venturi
β : ; D1<D0
ρ : massa jenis fluida
gc : 32,174 = 1kg m N-1 det2
4
5
Orifice
Venturimeter memiliki beberapa kekurangan pada kenyataannya. Untuk
meteran tertentu dengan sistem tertentu pula, laju alir maksimum yang dapat
terukur terbatas, sehingga apabila laju alir berubah, diameterleher menjadi
terlalu besar untuk memberikan bacaan yang teliti , atau terlalu kecil untuk
dapat menampung laju aliran maksimum yang baru. Meteran orifice dapat
mengatasi kekurangan-kekurangan venturimeter, tetapi konsumsi dayanya
cukup tinggi.
Prinsip meteran orifice identik dengan meteran venturi. Penurunan
penampang arus aliran melalui orifice menyebabkan tinggi tekan kecepatan
menjadi meningkat tetapi tinggi tekan akan menurun, dan penurunan antara
kedua titik dapat diukur dengan manometer. Persamaan Bernoulli memberikan
dasar untuk mengkolerasikan peningkatan tinggi tekan kecepatan dengan
penurunan tinggi tekanan.
Persamaan yang berlaku untuk orificemeter adalah:
Q = v1 x A1
v1 =
keterangan:
Co : koefisien orifice.
Diakses :Senin,02 November 2015
Pukul : 15.16
(http://dokumen.tips/download/document/Jobsheet)PraktikumRekayasa Proses-
1,Unit Operas
Jurusan Teknik Kimia Mc.CABE and Werren L,Unit Operation of Chemical
Engineering 3rd
6
Rotameter
Laju alir fluida akan menyebabkan perbedaan tinggi float pada rotameter
digunakan pada perbedaan tekanan konstan.
keterangan:
v : kecepatan alir di daerah pelampung (annulus area)
ρf : densitas pelampung
Vf : volume pelampung
Af : luas maksimum pelampung
Cr : koefisien rotameter yang dapat dilihat di kurva.
Fluida cair yang mengalir dalam sistem perpipaan akan mengalami banyak
kehilangan energi karena adanya friksi selama fluida mengalir. Kehilangan energi
ini akan berakibat penurunan tekanan aliran aliran yang dikenal sebagai pressure
drop (ΔP).
Friksi (kehilangan energi) dapat ditimbulkan antara lain:
Faktor Gesekan Fanning (f)
Faktor gesekan fanning (f) didifinisikan sebagai perbandingan drag force per
luas permukaan terbasahi dengan perkalian densitas dan velocity head. Nilai f
sangat penting untuk menghitung energi yang hilang karena friksi di sistem
7
perpipaan baik untuk laminar maupun turbulen. Nilai faktor gesekan fanning f
banyak di temui di buku pustaka dalam bentuk kurva-kurva.
energi yang hilang karena gesekan (friction loss = Ff) adalah:
keterangan:
ΔP : pressure drop karena gesekan.
ΔL : panjang pipa lurus.
f : koefisien fanning.
ρ : massa jenis fluida
D : diameter pipa
v : laju alir fluida.
Ff : friction loss.
Faktor Fitting dan Kerangan
Fitting dan kerangan akan mengganggu aliran normal yang akan
menyebabkan penambahan friksi.
keterangan:
hf : friction loss karena fitting dan kerangan.
Kf : koefisien fitting dan kerangan.
Table friction loss karena fitting dan kerangan untuk aliran turbulen
No. Jenis kerangan dan fitting Kf Le/D
1. Elbow 450 0,35 17
2. Elbow 900 0,75 35
3. Tee 1 50
8
4. Coupling 0,04 2
5. Union 0,04 2
6. Gate valve:
Wide open 0,17 9
Half open 4,5 225
7. Globe valve:
Wide open 6,0 300
Half open 9,5 475
8. Check valve:
Ball 70,0 3500
Swing 2 100
9. Water meter, disk 7,0 350
Table friction loss karena fitting dan kerangan untuk aliran laminar
Jenis fitting dan
kerangan
Bilangan Reynolds
50 100 200 400 1000 Turbulen
Elbow 900 17 7 2,5 1,2 0,85 0,75
Tee 9 4,8 3,0 2,0 1,4 1,0
Globe valve 28 22 17 14 10 6,0
Check valve swing 55 17 9 5,8 3,2 2,0
Friksi yang dialami fluida dalam sistem perpipaan merupakan gabungan friksi
dalam pipa lurus ditambah friksi-friksi yang lain sehingga:
Total friksi = friksi pipa lurus + perbesaran + pengecilan + fitting dan
kerangan
III. Alat-alat Yang Digunakan
Peralatan yang digunakan adalah:
- Seperangkat alat aliran fluida.
- Orificemeter
- Venturimeter.
- Stopwatch
9
IV. Langkah Percobaan
Menentukan koefisien alat ukur fluida:
1. Memasang orificemeter dan dihubungkan dengan manometer air raksa atau
manometer minyak.
2. Pipa diisi dengan air lalu dibuka katup pengontrol untuk mengalirkan air.
3. Setelah pipa terisi oleh air secara penuh, tutup kran pengontrol agar fluida
diam, kemudian catat kondisi awal tekanan.
4. Atur kecepatan fluida hingga 4 kali percobaan, untuk:
- rejim aliran turbulen
- rejim aliran laminer
untuk perubahan tekanan yang kecil (rejim aliran laminar) digunakan
manometer minyak.
5. Catat perubahan tekanan untuk masing–masing debit, kemudian hitung
debit air dengan menggunakan bak pengatur.
6. Lakukan langkah percobaan 1-5 untuk venturimeter.
Menentukan friction loss:
1. Memasang orificemeter dan dihubungkan dengan manometer air raksa dan
manometer minyak.
2. Pipa diisi dengan air lalu dibuka katup pengontrol untuk mengalirkan air.
3. Setelah pipa terisi oleh air secara penuh, tutup kran pengontrol agar fluida
diam, kemudian catat kondisi awal tekanan.
4. Atur kecepatan fluida hingga terbentuk:
- rejim aliran turbulen
- rejim aliran laminar (hanya menggunakan manometer minyak).
5. Catat perubahan tekanan di titik P1-P4, P2-P3 dan di elbow, untuk setiap
debit, kemudian hitung debit air dengan menggunakan bak pengatur.
V. DATA PENGAMATAN
1. Orificemeter
Turbulent
10
1 mmHg = 1,33224 x 102 N/m2
∆P0 = 4 mmHg = 532.896 N/m2
P1 (mmHg) P2 (mmHg) V (Lt) t1 (second) t2 (second)
229 315 10 7.52 7.48
234 309 10 8.44 8.30
240 302 10 9.30 9.17
244 298 10 9.23 9.26
250 290 10 10.58 10.77
No∆P1
(mmHg)
∆P1
(N/m2)
∆P=∆P1-
∆P0
Volume
(L)
Waktu (detik) Q
(L/detik)t1 t2 Rata”
1 86 45829.056 45,42910 7.52 7.48 7.500 1.333333
2 75 39967.200 39,56810 8.44 8.30 8.370 1.194743
3 62 33039.552 32,64010 9.30 9.17 9.235 1.082837
4 54 28776.384 28,37710 9.23 9.26 9.245 1.081666
5 40 21315.840 20,91610 10.58 10.77 10.675 0.936768
Laminer
u v w x V1 (Lt) V2 (Lt) t (second)
662 578 659 594 245 240 15
660 580 659 593 260 255 15
658 576 658 592 430 420 15
661 580 660 593 380 390 15
Karena memakai manometer minyak maka;
∆Po = ρm g (∆hm) + ρa g (∆hair)
∆hm = 649 – 645 = 4
∆hair = 580 – 568 = 12
11
∆P0 = 971 (9,8) (0.004) + 998.8 (9.8) (0.012) = 155.522 N/m2
No∆P1
(mmHg)
∆P1
(N/m2)
∆P=∆P1-
∆P0
Volume (L) Waktu
(detik)
Q
(L/detik)V1 V2 Rata”
1 1.389 185.159 29.637245 240
242.515
16.166672 1.027 136.763 18.759 260 255
257.515
17.166673 1.176 156.612 1.090 430 420
42515
28.333334 1.027 136.763 18.759 380 390
38515
25.66667
Transien
u v w x V1 (Lt) V2 (Lt) t (second)
659 579 658 594 690 680 15
655 575 654 589 510 520 15
658 578 659 593 830 850 15
659 578 657 592 570 575 15
No∆P1
(mmHg)
∆P1
(N/m2)
∆P=∆P1-
∆P0
Volume (L) Waktu
(detik)
Q
(L/detik)V1 V2 Rata”
1 1.174 156.339 0.817 690 680 685.0 15 45.66667
2 1.100 146.551 8.971 510 520 515.0 15 34.33333
3 1.174 156.339 0.817 830 850 840.0 15 56.00000
4 1.171 156.067 0.545 570 575 572.5 15 38.16667
2. Pipa
Turbulent
H1 (mmHg) H2 (mmHg) V (Lt) t1 (second) t2 (second)
305 238 10 7.47 7.37
300 242 10 8.38 8.31
296 247 10 8.55 8.69
292 250 10 9.69 9.69
289 253 10 10.09 10.06
12
1 mmHg = 1,33224 x 102 N/m2
∆P0 = 0 mmHg = 0 N/m2
N
o
∆P1
(mmHg
)
∆P1
(N/m2)∆P=∆P1-
∆P0
Volum
e (L)
Waktu (detik)Q
(L/detik)t1 t2 Rata”
1 678926.00
8
8926.00
810
7.47 7.37
7.4201.34770
9
2 587726.99
2
7726.99
210
8.38 8.31
8.3451.19832
2
3 496527.97
6
6527.97
610
8.55 8.69
8.6201.16009
3
4 425595.40
8
5595.40
810
9.69 9.69
9.6901.03199
2
5 364796.06
4
4796.06
410
10.0
9
10.0
6 10.075
0.992556
Laminer
u v w x V1 (Lt) V2 (Lt) t (second)
658 576 657 592 230 250 10
658 577 656 591 190 200 10
658 578 657 593 230 240 10
659 577 656 592 280 290 10
Karena memakai manometer minyak maka;
∆Po = ρm g (∆hm) + ρa g (∆hair)
∆hm = 658 – 657 = 1
∆hair = 592 – 576 = 20
∆P0 = 971 (9,8) (0.001) + 998.8 (9.8) (0.020) = 243.344 N/m2
N ∆P1 ∆P1 ∆P=∆P1 Volume (L) Wakt Q
13
o(mmHg
)
(N/m2)
-∆P0
u
(detik
)
(L/detik
)V1 V2
Rata
”
1 1.247166.12
8 77.216
23
0
25
0130
10
13.0
2 1.171156.06
7 87.277
19
0
20
0105
10
10.5
3 1.171156.33
9 87.005
23
0
24
0125
10
12.5
4 1.316175.37
1 67.973
28
0
29
0150
10
15.0
Transien
u v w x V1 (Lt) V2 (Lt) t (second)
658 578 659 592 790 790 10
659 578 657 593 670 680 10
657 575 657 592 600 600 10
656 577 656 592 800 810 10
No∆P1
(mmHg)
∆P1
(N/m2)
∆P=∆P1-
∆P0
Volume (L) Waktu
(detik)
Q
(L/detik)V1 V2 Rata”
1 1.100 146.551 96.793 790 790790
1079.0
2 1.245 165.855 77.489 670 680675
1067.5
3 1.249 166.400 76.944 600 600600
1060.0
4 1.102 146.824 96.52 800 810805
1080.5
14
3. Elbowmeter
Turbulent
u v w x t1 (second) t2 (second) V (Lt)
595 514 690 626 7.90 8.00 10
596 513 690 626 8.40 8.20 10
594 512 691 625 8.40 8.60 10
598 516 682 620 8.30 8.20 10
602 520 674 610 10.10 10.40 10
Karena memakai manometer minyak maka;
∆Po = ρm g (∆hm) + ρa g (∆hair)
∆hm = 700 – 591 = 109
∆hair = 620 - 527 = 93
∆P0 = 971 (9,8) (0.109) + 998.8 (9.8) (0.093) = 1947.529 N/m2
N
o
∆P1
(mmH
g)
∆P1
(N/m2)∆P=∆P
1-∆P0
Waktu (detik) Volum
e
(L)
Q
(L/detik
)t1 t2
Rata
”
1 15.0142000.28
4 52.755
7.90 8.00
7.9510 1.25786
2
2 15.0162000.55
6 53.027
8.40 8.20
8.3010 1.20481
9
3 15.2312029.10
4 81.575
8.40 8.60
8.5010 1.17647
14 13.641 1817.30 130.22 8.30 8.20 8.25 10 1.21212
15
4 5 1
5 11.7551566.07
9
381.45
0
10.1
0
10.4
0 10.25
10 0.975610
Laminer
u v w x V1 (Lt) V2 (Lt) t (second)
657 577 652 589 410 400 10
656 576 654 591 290 300 10
655 576 653 590 380 370 10
655 575 653 590 430 430 10
N
o
∆P1
(mmHg
)
∆P1
(N/m2) ∆P=∆P1
-∆P0
Volume (L) Wakt
u
(detik
)
Q
(L/detik
)V1 V2
Rata
”
1 1.239165.03
8
1782.49
1
41
0
40
0405
10
40.5
2 1.245165.85
5
1781.67
4
29
0
30
0295
10
29.5
3 1.171156.06
7
1791.46
2
38
0
37
0375
10
37.5
4 1.245165.85
5
1781.67
4
43
0
43
0430
10
43.0
Transien
u v w x V1 (Lt) V2 (Lt) t (second)
653 576 654 591 560 560 10
655 575 654 592 750 760 10
656 575 653 590 820 830 10
655 575 653 589 800 810 10
16
N
o
∆P1
(mmHg
)
∆P1
(N/m2) ∆P=∆P1
-∆P0
Volume (L) Wakt
u
(detik
)
Q
(L/detik
)V1 V2
Rata
”
1 1.174156.33
9
1791.19
0
56
0
56
0560
10
56.0
2 1.320175.91
6
1771.61
3
75
0
76
0755
10
75.5
3 1.316175.37
1
1772.15
8
82
0
83
0825
10
82.5
4 1.171156.06
7
1791.46
2
80
0
81
0805
10
80.5
4. Venturimeter
Turbulent
H1 (mmHg) H2 (mmHg) V (Lt) t1 (second) t2 (second)
310 233 10 8.72 8.97
305 236 10 9.18 9.11
300 242 10 9.50 9.75
295 248 10 10.75 10.96
288 254 10 12.64 12.76
1 mmHg = 1,33224 x 102 N/m2
∆P0 = 10 mmHg = 1332.24 N/m2
No ∆P1 ∆P1 ∆P=∆P1-
∆P0
Volume Waktu (detik) Q
t1 t2 Rata”
17
(mmHg)(N/m2)
(L) (L/detik)1 77 10258.248 8926.01 10 8.72 8.97
8.845 1.1305822 69 9192.456 7860.22 10 9.18 9.11
9.145 1.0934943 58 7726.992 6394.75 10 9.50 9.75
9.625 1.0389614 47 6261.528 4929.29 10 10.75 10.96
10.855 0.9212345 34 4529.616 3197.38 10 12.64 12.76
12.700 0.787402
Lamineru v w x V1 (Lt) V2 (Lt) t (second)
654 575 653 588 390 390 10
654 573 652 588 360 370 10
653 573 653 588 540 540 10
653 573 653 588 460 470 10
Karena memakai manometer minyak maka;
∆Po = ρm g (∆hm) + ρa g (∆hair)
∆hm = 644 – 620 = 24
∆hair = 564 - 556 = 8
∆P0 = 971 (9,8) (0.024) + 998.8 (9.8) (0.008) = 306.685 N/m2
N
o
∆P1
(mmHg
)
∆P1
(N/m2) ∆P=∆P1
-∆P0
Volume (L) Wakt
u
(detik
)
Q
(L/detik
)V1 V2
Rata
”
1 1.027136.76
3 169.922
39
0
39
0390
1039.0
2 1.245165.85
5 140.830
36
0
37
0365
1036.5
3 1.102146.82
4 159.861
54
0
54
0540
1054.0
4 1.102 146.82 159.861 46 47 465 10 46.5
18
4 0 0
Transienu v w x V1 (Lt) V2 (Lt) t (second)
652 572 653 589 650 660 10
651 571 654 590 740 750 10
652 572 654 590 690 680 10
650 570 655 590 890 880 10
N
o
∆P1
(mmHg
)
∆P1
(N/m2) ∆P=∆P1
-∆P0
Volume (L) Wakt
u
(detik
)
Q
(L/detik
)V1 V2
Rata
”
1 1.320175.91
6 130.769
65
0
66
0655
10
65.5
2 1.610214.52
4 92.161
74
0
75
0745
10
74.5
3 1.465195.21
9 111.466
69
0
68
0685
10
68.5
4 1.827243.34
4 63.341
89
0
88
0885
10
88.5
VI. PENGOLAHAN DATA
Perhitungan Konstanta Orificemeter
19
ρair = 998,8 kg/m3
Do = Dor = 0.022 m
D1 = Dpipa = 0,039 m
μ = 0,0009 kg/ms
A = 0,00038 m2
ρraksa = 13600 kg/m3
gc = 1 kgm/Ns2
Untuk menghitung laju alir digunakan rumus :
Q = A . v maka v =
Untuk menghitung NRe digunakan rumus berikut :
NRe =
Untuk menghitung koefisien Orifice digunakan rumus berikut:
V = maka Co= v
Dan 4 = ( Do/ D1)4
∆P (N/m2)Q
(Lit/det) (m3/det)
45,429 1.333333 0.00133333
39,568 1.194743 0.00119474
32,640 1.082837 0.00108284
28,377 1.081666 0.00108167
20,916 0.936768 0.00093677
20
Q (m3/s) A (m²) v (m/s) ρ μ D NRe = ρvD/μ
0.00133333
0.00038
3.50876316
998,8 0,0009 0,022
85666.842360.00119474 3.14405263 76762.394340.00108284 2.84957895 69572.786620.00108167 2.84650000 69497.613780.00093677 2.46518421 60187.74641
V 4 ∆P Co
3.50876316
0.101
45,429 0.34881
3.14405263 39,568 0.33491
2.84957895 32,640 0.33420
2.84650000 28,377 0.35804
2.46518421 20,916 0.36117
Average 0.347426
Grafik delta P vs v
y = 24083x - 37968R2 = 0.9628
0
10,000
20,000
30,000
40,000
50,000
0 1 2 3 4
v (m/s)
delta
P (N
/m2)
Series1Linear (Series1)
21
Grafik Co vs Nre
y = -3E-07x + 0.2356R2 = 0.1703
0.2
0.205
0.21
0.215
0.22
0.225
0 50000 100000
Nre
Co
Series1Linear (Series1)
Perhitungan Koefisien Venturimeter
ρair = 998,8 kg/m3
Do = Dven = 0,033 m
D1 = Dpipa = 0,039 m
μ = 0,0009 kg/ms
A = 0,000854 m2
ρraksa = 13600 kg/m3
gc = 1 kgm/Ns2
Untuk menghitung laju alir digunakan rumus :
Q = A . v maka v =
Untuk menghitung NRe digunakan rumus berikut :
NRe =
22
Untuk menghitung koefisien Venturi digunakan rumus berikut:
V = maka Cv= v
Dan 4 = ( Do/ D1)4
Q (m3/s) A (m²) v (m/s) ρ μ D NRe = ρvD/μ
0.00113058
0.000854
1.32386417
998.8 0.0009 0.033
48483.436160.00109349 1.28043326 46892.880300.00103896 1.21658080 44554.432970.00092123 1.07872365 39505.736780.00078740 0.92201405 33766.61327
v 4 ∆P Cv
1.32386417
0.513
8926.01 0.21853
1.28043326 7860.22 0.22523
1.21658080 6394.75 0.23726
1.07872365 4929.29 0.23961
0.92201405 3197.38 0.25429
Average 0.234984
∆P
(N/m2)
Q
(Lit/det) (m3/det)
8926.01 1.130582 0.00113058
7860.22 1.093494 0.00109349
6394.75 1.038961 0.00103896
4929.29 0.921234 0.00092123
3197.38 0.787402 0.00078740
23
Grafik delta P vs vy = 13687x - 9674.6
R2 = 0.9683
0
2000
4000
6000
8000
10000
0 0.5 1 1.5
v (m/s)
Delta
P (N
/m2)
Series1Linear (Series1)
Grafik Cv vs Nre
y = -2E-06x + 0.3292R2 = 0.9211
0.21
0.22
0.23
0.24
0.25
0.26
0 20000 40000 60000
Nre
Cv Series1Linear (Series1)
24
Perhitungan Elbow
ρair = 998,8 kg/m3
Do = Dven = 0,039 m
D1 = Dpipa = 0,039 m
μ = 0,0009 kg/ms
A = 0,00119 m2
ρraksa = 13600 kg/m3
gc = 1 kgm/Ns2
Untuk menghitung laju alir digunakan rumus :
Q = A . v maka v =
Untuk menghitung NRe digunakan rumus berikut :
NRe =
Untuk menghitung koefisien Elbow digunakan rumus berikut:
2
2vKh ff
∆P
(N/m2)
Q
(Lit/det) (m3/det)
52.755 1.257862 0.0012578653.027 1.204819 0.0012048281.575 1.176471 0.00117647130.225 1.212121 0.00121212381.450 0.975610 0.00097561
25
Q (m3/s) A (m²) v (m/s) ρ μ D NRe = ρvD/μ
0.00125786
0,00119
1.05702521
998,8 0,0009 0,039
45749.46046
0.00120482 1.01245378 43820.34960
0.00117647 0.98863025 42789.23548
0.00121212 1.01858824 44085.85694
0.00097561 0.81984034 35483.78287
∆P ρ hf v2 Kf
52.755
998,8
0.052755 1.11730 0.0944353.027 0.053027 1.02506 0.1034681.575 0.081575 0.97739 0.16692130.225 0.130225 1.03752 0.25103381.450 0.381450 0.67214 1.13503
Average0.350174
Grafik delta P vs v
y = -1435.6x + 1545.7R2 = 0.9155
0
100
200
300
400
500
0 0.5 1 1.5
v (m/s)
Delta
P (N
/m2)
Series1Linear (Series1)
26
Grafik Kf vs Nre
y = -0.0001x + 4.898R2 = 0.9387
-0.20
0.20.40.60.8
11.2
0 20000 40000 60000
Nre
Kf
Series1Linear (Series1)
Perhitungan Pipa Lurus
ρair = 998,8 kg/m3
Dpipa = 0,039 m
μ = 0,0009 kg/ms
A = 0,00119 m2
ρraksa = 13600 kg/m3
gc = 1 kgm/Ns2
∆L = 0,875 m
Untuk menghitung laju alir digunakan rumus :
Q = A . v maka v =
Untuk menghitung NRe digunakan rumus berikut :
NRe =
27
Untuk menghitung koefisien Pipa Lurus digunakan rumus berikut :
Ff = 4f ∆Lv 2
D.2
∆P
(N/m2)
Q
(Lit/det) (m3/det)
8926.01 1.34771 0.00134771
7726.99 1.19832 0.00119832
6527.98 1.16009 0.00116009
5595.41 1.03199 0.00103199
4796.06 0.99256 0.00099256
Q (m3/s) A (m²) v (m/s) ρ μ D NRe = ρvD/μ
0.00134771
0.00119
1.13252941
998.8 0.0009 0.039
49017.382980.00119832 1.00699160 43583.938960.00116009 0.97486555 42193.480660.00103199 0.86721849 37534.372430.00099256 0.83408403 36100.26909
∆P ρ Ff ∆L v² D f
8926.01
998.8
8.92601
0.875
1.28262
0.039
0.1550904127726.99 7.72699 1.01403 0.1698185836527.98 6.52798 0.95036 0.1530791095595.41 5.59541 0.75207 0.1658064484796.06 4.79606 0.69570 0.153635491
Average0.159486
28
Grafik delta P vs v
y = 13633x - 6415.8R2 = 0.9667
0
2000
4000
6000
8000
10000
0 0.5 1 1.5
v (m/s)
Delta
P (N
/m2)
Series1Linear (Series1)
Grafik f vs Nre
y = -9E-08x + 0.1632R2 = 0.0035
0.15
0.155
0.16
0.165
0.17
0.175
0 20000 40000 60000
Nre
f
Series1Linear (Series1)
29
PEMBAHASAN
ELIS ROSDIANA
08401040
Praktikum kali ini bertujuan untuk menentukan koefisien orifice, venturi, dan elbow
pada aliran laminer turbulen, dan transient dengan mencari pressure drop dari masing-
masing pipa dan aliran. Praktikan menggunakan dua buah manometer yaitu manometer
raksa dan manometer minyak. Manometer raksa digunakan untuk mengukur pressure
drop dari aliran turbulent karena aliran turbulent memiliki debit yang lebih besar dari
pada aliran laminer dan transien. Sedangkan manometer minyak digunakan untuk
mengukur pressure drop dari aliran laminer dan transient yang mempunyai debit yang
kecil yang menghasilkan perubahan tekanan juga kecil sehingga tidak terbaca oleh
manometer raksa. Selain itu terdapat kekecualian pada elbowmeter yaitu pengukuran
aliran turbulent dengan menggunakan manometer minyak. Hal ini disebabkan karena
pressure drop pada elbowmeter relatif kecil. Aliran turbulen memiliki nilai bilangan
Reynold > 4000, aliran laminer memiliki nilai bilangan Reynold < 2100, dan transien
memiliki nilai bilangan Reynold antara 2100-4100.
Manometer harus terisi penuh oleh air sehingga memperoleh beda tekanan sama
dengan nol. Aliran air harus mengisi penuh pipa (tidak boleh ada gelembung) karena
akan menyebabkan perbedaan tekanan yang cukup tinggi, selain itu diameter pipa yang
digunakan untuk perhitungan merupakan keadaan dimana air terisi penuh. Harus
diperhatikan pula kekuatan selang pada masing-masing tube karena aliran yang
digunakan cukup deras sehingga selang yang terpasang harus benar-benar kuat supaya
udara dari luar tidak bisa masuk dan air di dalam selang tidak bocor. Setelah keadaan
tersebut tercapai dilakukanlah perhitungan debit dan perubahan tekanan Perhitungan
debit pada aliran turbulent dilakukan dengan menentukan jumlah volume yang tetap
(konstan) dan kemudian dihitung waktu yang dicapai sehingga nilai debit dapat diketahui
dan perubahan tekanan yang terjadi dapat diketahui dengan membaca pada manometer
raksa. Variasi dilakukan dengan memperbesar aliran dengan cara memutar kran aliran by
pass maka didapat data perubahan tekanan beserta debit yang berbeda-beda. Sedangkan
30
untuk aliran laminar dan transient sebelum menentukan perubahan tekanan yang terjadi
harus menentukan debit yang sesuai dengan aliran laminar dan transien untuk masing-
masing pipa.Perhitungan debit dilakukan dengan menentukan waktu tertentu dan setelah
waktu tercapai diukur berapa volume air yang didapatkan.
Untuk harga debit yang berbeda, nilai pressure dropnya pun berbeda. Pada
percobaan pressure drop terbesar ada pada elbowmeter dibandingkan dengan yang lain.
Semakin tinggi laju alir maka pressure drop yang terjadi akan semakin tinggi pula. Hal
ini terjadi karena energi kinetik yang besar diperlukan penurunan tekanan yang besar
pula dalam kata lain energi kinetik meningkat maka perbedaan tekananan pun meningkat.
Nilai konstanta orifice yang didapat pada setiap data mendekati satu sama lain sehingga
nilai konstanta hasil percobaan dapat diambil dari nilai rata-rata yaitu 0.347426. Untuk
grafik perubahan tekanan dengan kecepatan dapat dilihat bahwa semakin tinggi harga
perubahan tekanan maka semakin cepat aliran fluida yang terjadi. Begitu pula untuk pipa
venturi nilai konstanta venturi yang didapat mendekati satu sama lain yaitu 0.234984 dan
kurva perubahan tekanan vs kecepatan kelinieritasan sangat besar mendekati satu.
Pada pipa elbow nilai konstanta yang didapat dari setiap data juga mendekati satu sama
lain yaitu 0.350174. Grafik antara perubahan tekanan dan kecepatanpun mempunyai
linieritas mendekati satu. Untuk perhitungan konstanta pipa lurus dilakukan pengambilan
data menggunakan pipa orifice. Nilai konstanta yang didapat dari satu data dengan data
yang lain hampir mendekati satu sama lain yaitu 0.159486..
Jika laju alir meningkat maka turbulensi, bilangan Reynold, koefisien pipa,
perubahan tekanan, dan energy kinetik akan meningkat pula, namun untuk energy tekan
akan menjadi kecil.
31
Kesimpulan
Dari praktikum ini dapat diperoleh kesimpulan:
1. Nilai konstanta orifice (Co) adalah 0.159486
2. Nilai konstanta venturi (Cv) adalah 0.234984
3. Nilai konstanta pipa lurus (f) adalah 0.159486
4. Nilai konstanta elbow (Kf) adalah 0.350174
5. Semakin tinggi laju alir maka turbulensi, bilangan reynold, koefisien pipa,
perubahan tekanan, dan energy kinetik akan meningkat pula, namun untuk energy
tekan akan menjadi kecil.
DAFTAR PUSTAKA
Jobsheet Praktikum Rekayasa Proses-1, Unit Operasi, Jurusan Teknik Kimia.
Mc. CABE and Werren L., Unit Operations of Chemical Engineering, 3rd, New York.
32