aliran - aliran linguistik

15
ALIRAN - ALIRAN LINGUISTIK Sejarah linguistik yang sangat panjang telah melahirkan berbagai aliran-aliran linguistik yang pada akhirnya mempengaruhi pengajaran bahasa. Masing-masing aliran tersebut memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang bahasa sehingga melahirkan berbagai tata bahasa. Aliran tradisional telah melahirkan sekumpulan penjelasan dan aturan tata bahasa yang dipakai kurang lebih selama dua ratus tahun lalu. Menurut para ahli sejarah, tata bahasa yang dilahirkan oleh aliran ini merupakan warisan dari studi preskriptif (abad ke 18). Studi preskriptif adalah studi yang pada prinsipnya ingin merumuskan aturan-aturan berbahasa yang benar. Sejak tahun 1930- an sampai akhir tahun 1950-an aliran linguistik yang paling berpengaruh adalah aliran struktural. Tokoh linguis dari Amerika yang dianggap berperan penting pada era ini adalah Bloomfield. Linguistik Bloomfield berbeda dari yang lain. Dia melandasi teorinya berdasarkan psikologi behaviorisme. Menurut Behaviorisme ujaran dapat dijelaskan dengan kondisi-kondisi eksternal yang ada di sekitar kejadiannya. Kelompok Bloomfield menyebut teori ini mechanism, sebagai kebalikan dari mentalism. Bloomfield berusaha rnenjadikan linguistik sebagai suatu ilmu yang besifat empiris. Karena bunyi-bunyi ujaran merupakan fenomena yang dapat diamati langsung maka ujaran mendapatkan perhatian yang istimewa. Akibatnya, kaum strukturalis memberikan fokus perhatiannya pada fonologi, morfologi, sedikit sekali pada sintaksis, dan sama

Upload: chibiserver

Post on 06-May-2017

234 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: ALIRAN -  ALIRAN LINGUISTIK

ALIRAN - ALIRAN LINGUISTIK

Sejarah linguistik yang sangat panjang telah melahirkan berbagai aliran-aliran linguistik

yang pada akhirnya mempengaruhi pengajaran bahasa. Masing-masing aliran tersebut memiliki

pandangan yang berbeda-beda tentang bahasa sehingga melahirkan berbagai tata bahasa. Aliran

tradisional telah melahirkan sekumpulan penjelasan dan aturan tata bahasa yang dipakai kurang

lebih selama dua ratus tahun lalu.

Menurut para ahli sejarah, tata bahasa yang dilahirkan oleh aliran ini merupakan warisan

dari studi preskriptif (abad ke 18). Studi preskriptif adalah studi yang pada prinsipnya ingin

merumuskan aturan-aturan berbahasa yang benar. Sejak tahun 1930-an sampai akhir tahun 1950-

an aliran linguistik yang paling berpengaruh adalah aliran struktural. Tokoh linguis dari Amerika

yang dianggap berperan penting pada era ini adalah Bloomfield. Linguistik Bloomfield berbeda

dari yang lain. Dia melandasi teorinya berdasarkan psikologi behaviorisme. Menurut

Behaviorisme ujaran dapat dijelaskan dengan kondisi-kondisi eksternal yang ada di sekitar

kejadiannya. Kelompok Bloomfield menyebut teori ini mechanism, sebagai kebalikan dari

mentalism. Bloomfield berusaha rnenjadikan linguistik sebagai suatu ilmu yang besifat empiris.

Karena bunyi-bunyi ujaran merupakan fenomena yang dapat diamati langsung maka ujaran

mendapatkan perhatian yang istimewa. Akibatnya, kaum strukturalis memberikan fokus

perhatiannya pada fonologi, morfologi, sedikit sekali pada sintaksis, dan sama sekali tidak pada

semantik. Tata bahasa tagmemik dipelopori oleh Kenneth L. Pike, Bukunya yang terkenal adalah

Linguage in Relation to a United Theory of The Structure of Human Behaviour (1954).

Menurut aliran Ini, satuan dasar dari sintaksis adalah tagmem (bahasa Yunani yang

berarti susunan). Tagmem adalah korelasi antara fungsi gramatikal atau slot dengan sekelompok

bentuk-bentuk kata yang dapat saling dipertukarkan untuk mengisi slot tersebut. Linguistik

transformasi melahirkan tata bahasa Transformational Generative Grammar yang bahasa

mengandung segi ekspresi (Signifiant) dan segi isi(signifie). Masing-masing segi mengandung

forma dan substansi : forma ekspresi, substansi ekspresi, forma isi, dan substansi isi.

Page 2: ALIRAN -  ALIRAN LINGUISTIK

2.2  Perkembangan Aliran Linguistik

2.2.1        Aliran Tradisional

Perkembangan ilmu bahasa di dunia barat dimulai pada abad IV Sebelum Masehi

yaitu ketika Plato membagi jenis kata dalam bahasa Yunani Kuno menjadi dua golongan

yaitu onoma dan rhema. Onoma merupakan jenis kata yang menjadi pangkal pernyataan

atau pembicaraan. Sedangkan rhema merupakan jenis kata yang digunakan

mengungkapkan pernyataan atau pembicaraan.

Secara sederhana onoma dapat disejajarkan dengan kata benda dan rhema dapat

disejajarkan dengan kata sifat atau kata kerja. Pernyataan yang dibentuk onoma dan

rhema dikenal dengan istilah proposisi. Penggolongan kata tersebut kemudian disusul

dengan kemunculan tata bahasa Latin karya Dyonisisus Thrax dalam bukunya ”Techne

Gramaticale” (130 M).

Dengan demikian pelopor aliran tradisionalisme adalah Plato dan Aristoteles.

Tokoh-tokoh yang menganut aliran ini antara lain; Dyonisisus Thrax, Zandvoort, C.A.

Mees, van Ophuysen, RO Winstedt, Raja Ali Haji, St. Moh. Zain, St. Takdir

Alisyahbana, Madong Lubis, Poedjawijatna, Tardjan hadidjaja. Aliran ini merupakan

aliran tertua namun karena ketaatannya pada kaidah menyebabkan aliran ini tetap eksis di

zaman apapun.

Ciri-ciri aliran ini antara lain:

a.       Bertolak dari landasan pola pikir filsafat

b.      Pemerian bahasa secara historis

c.       Tidak membedakan bahasa dan tulisan.Teori ini mencampuradukkan pengertian bahasa

dan tulisan sehingga secara otomatis mencampuradukkan penegrtian bunyi dan huruf.

d.      Senang bermain dengan definisi.

Hal ini karena pengaruh berpikir secara deduktif yaitu semua istilah didefinisikan baru

diberi contoh alakadarnya.

e.       Pemakaian bahasa berkiblat pada pola/kaidah.

Bahasa yang mereka pakai adalah bahasa tata bahasa yang cenderung menghakimi benar-

salah pemakaian bahasa, tata bahasa ini disebut juga tata bahasa normatif.

f.       Level-level gramatikal belum rapi, tataran yang dipakai hanya pada level huruf, kata, dan

kalimat. Tataran morfem, frase, kalusa, dan wacana belum digarap.

Page 3: ALIRAN -  ALIRAN LINGUISTIK

g.      Dominasi pada permasalahan jenis kata

Pada awalnya kata dibagi menjadi onoma dan rhema (Plato) lalu dikembangkan oleh

Aristoteles menjadi onoma, rhema, dan syndesmos. Kemudian pada masa tradisionalisme

ini kata sudah dibagi menjadi delapan yaitu nomina, pronomina, artikel, verba, adverbia,

preposisi, partisipium, dan konjungsi. Pada abad peretngahan Modistae membagi kata

menjadi delapan yaitu nomina, pronomina, partisipium, verba, adverbia, preposisi,

konjungsio, dan interjeksi. Pada zaman renaisance kata kembali dibagi menjadi tujuh

nomina, pronomina, partisipium, adverbia, preposisi, konjungsi, dan interjeksi.

Perkembangan jenis kata di Belanda dibagi menjadi sepuluh yaitu nomina, verba,

pronomina, partisipium, adverbia, adjektiva, numeralia, preposisi, konjungsi, interjeksi,

dsan artikel.

Keunggulan Aliran Tradisional

a.       Lebih tahan lama karena bertolak dari pola pikir filsafat

b.      Keteraturan penggunaaan bahasa sangat dibanggakan karena berkiblat pada bahasa tulis

baku

c.       Mampu menghasilkan generasi yang mempunyai kepandaian dalam menghafal istilah

karena aliran ini sengan bermain dengan definisi

d.      Menjadikan para penganutnya memiliki pengetahuan tata bahasa kareana pemakaian

bahasa berkiblat pada pola atau kaidah

e.       Aliran ini memberikan kontribusi besar terhadap pergerakan prinsip yang benar adalah

benar walaupun tidak umum dan yang salah adalah salah meskipun banyak penganutnya.

Kelemahan Aliran Tradisional

a.       Belum membedakan bahasa dan tulisan sehingga pengertian bahasa dan tulisan masih

kacau

b.      Teori ini tidak menyajikan kenyataan bahasa yang kemudian dianalisis dan disimpulkan.

c.       Pemakaian bahasa berkiblat pada pola/kaidah sehingga meskipun pandai dalam teori

bahasa tetapi tidak mahir dalam berbahasa di masyarakat.

d.      Level gramatikalnya belum rapi karena hanya ada tiga level yaitu huruf, kata, dan

kalimat.

Page 4: ALIRAN -  ALIRAN LINGUISTIK

e.       Pemerian bahasa menggunakan pola bahasa Latin yang sangat berebda dengan bahasa

Indonesia

f.       Permasalahan tata bahasa masih banyak didominasi oleh permasalahan jenis kata (part of

speech), sehingga ruang lingkup permasalahan masih sangat sempit.

g.      Pemerian bahasa berdasarkan bahasa tulis baku padahal bahasa tulis baku hanya sebagian

dari ragam bahasa yang ada.

h.      Objek kajian hanya sampai level kalimat sehingga tidak komunikatif

2.2.2        Aliran Struktural

Teori ini berlandaskan pola pikir behaviouristik. Aliran ini lahir pada awal abad

XX yaitu pada tahun 1916. aliran ini lahir bersamaan dengan lahirnya buku ”Course de

linguistique Generale” karya Saussure yang juga merupakan pelopor aliran ini. Ia dikenal

sebaga Bapak Strukturalisme dan sekaligus Bapak Linguistik Modern. Tokoh-tokoh yang

merupakan penganut teori ini adalah : Bally, Sachahaye, E. Nida, L. Bloomfield, Hockett,

Gleason, Bloch, G.L. Trager, Lado, Hausen, Harris, Fries, Sapir, Trubetzkoy, Mackey,

jacobson, Joos, Wells, Nelson.

Ciri-ciri Aliran Struktural

1.      Berlandaskan pada faham behaviourisme

Proses berbahasa merupakan proses rangsang-tanggap (stimulus-response).

2.      Bahasa berupa ujaran.

Ciri ini menunjukka bahwa hanya ujaran saja yang termasuk dalam bahasa . dalam

pengajaran bahasa teori struktural melahirkan metode langsung dengan pendekatan oral.

Tulisan statusnya sejajar dengan gersture.

3.      Bahasa merupakan sistem tanda (signifie dan signifiant) yang arbitrer dan konvensional.

Berkaitan dengan ciri tanda, bahasa pada dasarnya merupakan paduan dua unsur yaitu

signifie dan signifiant. Signifie adalah unsur bahasa yang berada di balik tanda yang

berupa konsep di balik sang penutur atau disebut juga makna. Sedangkan signifiant

adalah wujud fisik atau hanya yang berupa bunyi ujar.

4.      Bahasa merupakan kebiasaan (habit)

Page 5: ALIRAN -  ALIRAN LINGUISTIK

Berdasarkan sistem habit, pengajaran bahasa diterapkan metode drill and practice yakni

suatu bentuk latihan yang terus menerus dan berulang-ulang sehingga membentuk

kebiasaan.

5.      Kegramatikalan berdasarkan keumuman.

6.      Level-level gramatikal ditegakkan secara rapi.

Level gramatikal mulai ditegakkan dari level terendah yaitu morfem sampai level

tertinggi berupa kalimat. Urutan tataran gramatikalnya adalah morfem, kata, frase,

klausa, dan kalimat. Tataran di atas kalimat belum terjangkau oleh aliran ini.

7.      Analisis dimulai dari bidang morfologi.

8.      Bahasa merupakan deret sintakmatik dan paradigmatic

9.      Analisis bahasa secara deskriptif.

10.  Analisis struktur bahasa berdasarkan unsur langsung.

Unsur langsung adalah unsur yang secara langsung membentuk struktur tersebut. Ada

empat model analisis unsur langsung yaitu model Nida, model Hockett, model Nelson,

dan model Wells.

Keunggulan Aliran Struktural

a.       Aliran ini sukses membedakan konsep grafem dan fonem.

b.      Metode drill and practice membentuk keterampilan berbahasa berdasarkan kebiasaa

c.  Kriteria kegramatikalan berdasarkan keumuman sehingga mudah diterima masyrakat

awam.

d.      Level kegramatikalan mulai rapi mulai dari morfem, kata, frase, klausa, dan kalimat.

e.       Berpijak pada fakta, tidak mereka-reka data.

Kelemahan Aliran Struktural

a.       Bidang morfologi dan sintaksis dipisahkan secara tegas.

b.  Metode drill and practice sangat memerlukan ketekunan, kesabaran, dang sangat

menjemukan.

c.       Proses berbahasa merupakan proses rangsang-tanggap berlangsung secara fisis dan

mekanis padahal manusia bukan mesin.

d.      Kegramatikalan berdasarkan kriteria keumuman , suatu kaidah yang salah pun bisa benar

jika dianggap umum.

e.       Faktor historis sama sekali tidak diperhitungkan dalam analisis bahasa.

Page 6: ALIRAN -  ALIRAN LINGUISTIK

f.       Objek kajian terbatas sampai level kalimat, tidak menyentuh aspek komunikatif.

2.2.3        Aliran Transformasi

Aliran ini muncul menentang aliran strukturalis yang menyatakan bahwa bahasa

merupakan kebiasaan. Pelopor aliran ini adalah N. Chomsky dengan karyanya “Syntactic

Structure”(1957) dan diikuti oleh tokoh-tokoh seperti Postal, Fodor, Hale, Palmatier,

Lyons, Katz, Allen, van Buren, R. D. King, R.A. Jacobs, J. Green, dll.

Aliran ini pada mulanya hanya berbicara transformasi pada level kalimat tetapi kemudian

diterapkan dalam tataran lain seperti morfologi dan fonologi.

Ciri-ciri Aliran Transformasi

1.      Berdasarkan faham mentalistik.

Aliran ini meganngap bahasa bukan hanya proses rangsang-tanggap akan tetapi

merupakan proses kejiwaan. Aliran ini sagat erat dengan psikolinguistik.

2.      Bahasa merupakan innate

Bahasa merupakan faktor innate(keturunan/warisan)

3.      Bahasa terdiri dari lapis dalam dan lapis permukaan.

Teori ini memisah bahasa menjadi dua lapis yaitu deep structure dan surface structure.

Lapis batin merupakan tempat terjadinya proses berbahasa yang sebenarnya secara

mentalistik sedangkan lapis permukaan adalah wujud lahiriah yang ditransformasi dari

lapis batin.

4.      Bahasa terdiri dari unsur competent dan performance

Linguistic competent atau kemampuan linguistik merupakan penegtahuan seseorang

tentang bahasanya termasuk kaidah-kaidah di dalamnya. Linguistic performance atau

performansi linguistik adalah keterampilan seseorang menggunakan bahasa.

5.      Analisis bahasa bertolak dari kalimat.

6.      Penerapan kaidah bahasa bersifat kreatif

Ciri ini menentang anggapan kaum struktural yang fanatik terhadap standar keumuman.

Bagi kaum tranformasi masalah umum tidak umum bukan suatu persoalan yang

terpenting adalah kaidah.

7.      Membedakan kalimat inti dan kalimat transformasi.

Page 7: ALIRAN -  ALIRAN LINGUISTIK

Kalimat inti merupakan kaliamt yang belum dikenai transformasi sedangkan kalimat

transformasi merupakan kalimat yang sudah dikenai kaidah transformasi yang ciri-cirinya

yaitu lengkap, simpel, statemen, dan aktif. Lam pertumbuhan selanjutnya ciri itu

ditambah runtut dan positif.

8.      Analisis diwujudkan dalam diagram pohon dan rumus.

Analisis dalam teori ini dimulai dari struktur kalimat lalu turun ke frase menjadi frase

benda (NP) dan frase kerja (VP) kemudian dari frase turun ke kata.

9.      Gramatikal bersifat generatif.

Bertolak dari teori yang dinamakan tata bahasa generatif tansformasi (TGT).

Keunggulan Aliran Transformasi

a.       Proses berbahasa merupakan proses kejiwaan buakan fisik.

b.      Secara tegas memisah pengetahuan kebahasaan dengan keterampilan berbahasa

(linguistic competent dan linguistic performance)

c.       Dapat membentuk konstruksi-konstruksi lain secara kreatif berdasarkan kaidah yang ada.

d.      Dengan pembedaan kalimat inti dan transformasi telah dapat dipilah antara substansi dan

perwujudan.

e.       dapat menghasilkan kalimat yang tak terhingga banyaknya karena gramatiknya bersifat

generatif.

Kelemahan Aliran Transformasi

a.       Tidak mengakui eksistensi klausa sehingga tidak dapat memilah konsep klausa dan

kalimat.

b.      Bahasa merupakan innate walaupun manusia memiliki innate untuk berbahasa tetapi

tanpa dibiasakan atau dilatih mustahil akan bisa.

c.       Setiap kebahasaan selalu dikembalikan kepada deep structur.

2.2.4        Aliran Praha

Dengan tokohnya Vilem Mathesius, Nikolai S. Trubetskoỷ, Roman Jakobson, dan

Morris Halle, membedakan fonologi (mempelajari bunyi dalam suatu sistem) dan fonetik

(mempelajari bunyi itu sendiri). Struktur bunyi dijelaskan dengan kontras atau oposisi.

contoh : baku X paku, tepas X tebas.

Page 8: ALIRAN -  ALIRAN LINGUISTIK

Aliran ini mengembangkan istilah morfonologi (meneliti perubahan fonologis

yang terjadi akibat hubugan morfem dengan morfem.Contoh: kata “jawab” dgn “jawap”

bila ditambahi sufiks –an, maka akan terjadi perbedaan. Kalimat dapat dilihat dari

struktur formal dan struktur informasinya, Formal (subjek dan predikat), informasi (tema

dan rema). Tema adalah apa yang dibicarakan, sdngkn rema adalah apa yang dikatakan

mengenai tema. Contoh kalimat “this argument I can’t follow”→ “I” sbg subjek, “this

argument” sebagai objek, namun menurut aliran praha “this argument” juga merupakan

tema, sedangkan “I can’t follow” juga merupakan rema.

2.2.5        Aliran Glosematik

Aliran ini lahir di Denmark, dengan tokohnya Louis Hjemslev. Hjemslev menganggap

bahasa mengandung segi ekspresi (Signifiant) dan segi isi(signifie). Masing-masing segi

mengandung forma dan substansi : forma ekspresi, substansi ekspresi, forma isi, dan

substansi isi.

2.2.6        Aliran Firthian

Dengan tokohnya Joh R. Firth (London, 1890-1960). Dikenal dengan teori

fonolog  prosodi, yaitu cara menentukan arti pada tataran fonetis. Faktor yang

menyebabkan berkembangnya aliran ini :

1.      Mereka memerikan bahasa indian dengan cara sinkronik.

2.      Bloomfield memerikan bahasa aliran strukturalisme berdasarkan fakta objektif sesuai

dengan kenyataanyang diamati.

3.      Hubungan baik antar linguis. Sehingga menerbitkan majalah Language, sebagai wadah

melaporkan hasil karya mereka.

Aliran ini sering juga disebut aliran taksonomi, karena aliran ini menganalisis dan

mengklasifikasikan unsur bahasa berdasarkan hubungan hierarkinya.

2.2.7        Aliran Tagmemik

Dipelopori oleh KenAliran Strukturalisme di Amerika. Dalam Linguistik di

Amerika mempunyai tiga tokoh yang sangat berperan dalam pengkajian bahasa di benua

tersebut. Ketiga tokoh tersebut ialah Franz Boaz, Edward Sapir dan Leonard Bloomfield.

Page 9: ALIRAN -  ALIRAN LINGUISTIK

Franz Boaz merupakan seorang linguis yang otodidaktik yang telah menyumbangkan

peran pada penelitian bahasa-bahasa Indian Amerika. Boaz meneliti bahasa baik di

rumpun Indo-Eropa maupun diluar Indo-Eropa.

Di Indo-Eropa membahas mengenai Infleksi penanda sedangkan diluar Indo-

Eropa, Boaz mencermati tentang struktur bahasa Indian. Pandangan Boaz setiap bahasa

akan memiliki kategori-kategori logis yang merupakan keharusan digunakan pada bahasa

tersebut. Ia dalam membahas strutural bahasa ini lebih menitik beratkan pada bidang

fonetik. Bahasa menurut Boaz merupakan tuturan artikulasi yang berupa kategori

gramatikal, pronomina kata ganti (sendiri atau non sendiri) dan verb (orang, number,

tense, mood, dan voice).

Seorang mahasiswa Boas yang bernama Edward Sapir tak kalah dalam

menyampaikan argumennya. kajiannya yang terkenal ialah mengenai suatu pemerian

bahasa. Selain itu, ia juga mempunyai suatu konsep bahasa yaitu makna bahasa dikaitkan

dengan visual, tingkat pemahaman dan rasa hubungan serta kesesuaian bahasa dengan

makna. Dari ide yang tertuang dibenaknya, murid dari Boaz ini lalu membagi konsepnya

menjadi sub kajian yaitu unsur-unsur tuturan, bunyi bahasa, bentuk bahasa, bahasa-ras-

dan kebudayaan. Unsur-unsur turunan berupa hubungan antara bentuk linguistik, proses

gramatikal dan konsep gramatikal. Sedangkan bunyi bahasa mengenai pola atau

perbedaaan bunyi cocok dalam perbedaan bahasa. Lain halnya dengan bentuk bahasa

yang menurut Sapir dapat dibagi menjadi konsep dasar dan metode formal. Sedangkan

pendapatnya yang terakhir mengenai corak suatu bahasa ini dia kaji karena sebelum

menekuni bidang linguistik ia juga menekuni bidang antropologi.

Linguis ketiga yang mengkaji bahasan ini ialah Leonard Bloomfield. Bloomfield

merupakan linguis Amerika yang peling besar peranannya dalam menyebarkan prinsip

dan metode strukturalisme Amerika. Salah satu rumusannya digambarkan dengan rumus

rangsangan dan tanggapan dengan formula R – t.....r – T maksudnya suatu rangsangan

praktis (R) menyebabkan seorang berbicara alih-alih bereaksi secara praktis, ini

merupakan penganti bahasa-bahasa (t). Bagi pendengar, hal itu merupakan rangsangan

pengganti bahasa (r) yang menyebabkan dia memberi tanggapan praktis (T). Rumus di

atas sangat sinkron bila diterapkan dengan teori makna Bloomfield yang membedakan

peristiwa bahasa dengan peristiwa praktis dalam sebuah tuturan.

Page 10: ALIRAN -  ALIRAN LINGUISTIK

Selain teori tersebut Bloomfield juga mencetuskan teori mengenai bentuk bahasa,

dari hasil penelitiannya digariskan bahwa bentuk bahasa dibagi menjadi dua bentuk

terikat dan bentuk bebas, serta 4 cara penyusunan form yaitu order, modulation, phonetic

modification dan selection. Bentuk dapat dibagi dalam beberapa kelas yaitu Sentence

type (kalimat Tanya, kalimat berita dan sebagainya), Construction (bisa juga disebut

Syntax) dan Substitution (bentuk grammar yang berhubungan dengan penggantian

konvensional) neth L. Pike. Yang dimaksud tagmem adalah korelasi entara

fungsi gramatikal (slot) dengan kelompok bentuk kata yang dapat dipertukarkan utnuk

mengisi slot tersebut.