alat penunjang pengambilan keputusan klinis (dst)

64
Alat Penunjang Pengambilan Keputusan Klinis (DST) Petunjuk Praktis Pendampingan Tata Kelola Klinik Alat Penunjang Keputusan Klinik (Descision Support Tool- DST) Definisi Operasional Sistem Kinerja Klinik di Rumah Sakit & Puskesmas Petunjuk Teknis Penggunaan Dashboard Petunjuk Teknis Audit Nearmiss/ Kematian Maternal & Neonatal Alat Pantau Sistem Kinerja Klinik di Rumah Sakit & Puskesmas Daftar Tilik Ketrampilan Klinik Petunjuk Teknis Penyelengaraan Simulasi Emergensi Obstetri & Neonatus Petunjuk Praktis Magang di Rumah Sakit bagi Staff Puskesmas

Upload: duongduong

Post on 21-Jan-2017

255 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Alat Penunjang Pengambilan Keputusan Klinis (DST)

Alat Penunjang Pengambilan

Keputusan Klinis (DST)

Petunjuk Praktis

Pendampingan

Tata Kelola Klinik

Alat Penunjang

Keputusan Klinik

(Descision

Support Tool-

DST)

Definisi Operasional

Sistem Kinerja Klinik

di Rumah Sakit &

Puskesmas

Petunjuk Teknis

Penggunaan

Dashboard

Petunjuk Teknis

Audit Nearmiss/

Kematian Maternal

& Neonatal

Alat Pantau

Sistem Kinerja

Klinik di Rumah

Sakit &

Puskesmas

Daftar Tilik

Ketrampilan

Klinik

Petunjuk Teknis

Penyelengaraan

Simulasi Emergensi

Obstetri &

Neonatus

Petunjuk Praktis

Magang

di Rumah Sakit

bagi Staff Puskesmas

Page 2: Alat Penunjang Pengambilan Keputusan Klinis (DST)

Page 1 | A l a t P e n u n j a n g P e n g a m b i l a n K e p u t u s a n K l i n i s ( D S T )

Alat Penunjang Pengambilan Keputusan Klinis (DST)

Daftar Isi Pendahuluan .................................................................................................................................................................................. 2

Neonatal

Stabilisasi Sebelum Dirujuk/Rawat Inap .............................................................................................................................. 9

Lembar Kerja Bayi Baru Lahir .............................................................................................................................................. 13

Pasca Resusitasi ......................................................................................................................................................................... 17

Memulai Pemberian Asupan .................................................................................................................................................. 21

Asupan Rumatan ........................................................................................................................................................................ 27

Dukungan Pernapasan .............................................................................................................................................................. 44

Sepsis ............................................................................................................................................................................................ 49

Hiperbilirubinemia .................................................................................................................................................................... 53

Maternal

Stabilisasi dan Pemindahan Ibu ............................................................................................................................................. 57

Instruksi Standard Maternal ................................................................................................................................................... 61

Page 3: Alat Penunjang Pengambilan Keputusan Klinis (DST)

Page 2 | A l a t P e n u n j a n g P e n g a m b i l a n K e p u t u s a n K l i n i s ( D S T )

Penunjang Pengambilan Keputusan

Pendahuluan

Buklet ini berisi kumpulan alat penunjang pengambilan keputusan klinis (DST) yang difokuskan pada

penyebab utama kematian bayi baru lahir dan ibu. Alat ini membantu penyedia layanan kesehatan

mengikuti theraphy berdasarkan pada ilmu pengetahuan serta mencatat pemberian perawatan yang

berkualitas. Istilah “penunjang pengambilan keputusan” merujuk pada upaya peningkatan kualitas, yang

menyadari bahwa bahkan petugas profesional yang paling terlatih dan ahli sekalipun ketika bekerja di

lingkungan dengan stres yang tinggi dan kompleks membutuhkan suatu alat bantu yang bisa mengingatkan

dia ketika membuat keputusan penting terkait langkah-langkah yang diperlukan untuk memecahkan suatu

masalah. Alat bantu pengingat fakta atau defacto reminder ini menginformasikan standard perawatan dari

sebuah institusi yang akan diikuti oleh setiap penggunanya. Alat penunjang pengambilan keputusan berbeda

dengan alat bantu kerja tradisional dari sisi bahwa alat ini bukan merupakan referensi yang bersifat

pilihan. Semua situasi yang menyebabkan alat penunjang pengambilan keputusan digunakan adalah situasi

yang krusial, karena itu penggunaan serta pendokumentasian alat ini dalam alur kerja normal menjadi

sangat penting

Sesungguhnya alat penunjang pengambilan keputusan ini sudah banyak digunakan di berbagai bidang

termasuk oleh maskapai penerbangan, aeronautika, nuklir, perhotelan dan industri makanan. Namun,

penggunaan ini untuk perawatan kesehatan masih relatif baru.1 Dengan tingginya resiko di dunia

kedokteran, yang melibatkan rasa sakit dan nyawa seseorang, ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa

alat penunjang pengambilan keputusan dapat membantu petugas kesehatan untuk memiliki kinerja dengan

tingkat yang sama dengan para pekerja di industri lain.2,3,4

British Medical Journal telah mendokumentasikan empat persyaratan penunjang pengambilan keputusan,

yang ketika diimplementasikan secara bersama-sama dapat meningkatkan kualitas perawatan medis di 95%

fasilitas perawatan kesehatan yang menggunakannya.5 Alat penunjang pengambilan keputusan dalam buklet

ini memenuhi persyaratan-persyaratan berikut ini:

1) Alat penunjang pengambil keputusan digunakan dalam alur kerja normal. Alat ini diisi selama

perawatan rutin pasien dan bersifat konsisten dengan dokumentasi perawatan medis yang normal dan

diletakkan di tempat yang memudahkan petugas (seringkali diletakkan di samping tempat tidur pasien).

Page 4: Alat Penunjang Pengambilan Keputusan Klinis (DST)

Page 3 | A l a t P e n u n j a n g P e n g a m b i l a n K e p u t u s a n K l i n i s ( D S T )

2) Alat penunjang pengambilan keputusan ini digunakan untuk situasi klinis yang bersifat vital atau

penting. Alat yang dipaparkan di sini digunakan untuk mengenali penyebab utama kematian ibu dan

bayi baru lahir. Secara khusus, alat ini digunakan untuk perdarahan pasca persalinan, pre/eklamsia, dan

partus macet dalam hal perawatan ibu serta asfiksia pada saat lahir, sepsis, dan malnutrisi pada bayi

dengan berat lahir rendah dalam hal perawatan bayi baru lahir.

3) Alat penunjang pengambilan keputusan ini mengarahkan para klinisi untuk bertindak sesuai dengan

standard perawatan yang dapat diterima. Instruksi-instruksi yang terkandung dalam alat penunjang

pengambilan keputusan ini mematuhi standard yang ada untuk Pelayanan Obstetrik Neonatal

Emergensi Dasar/Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergensi Komprehensif (PONED / PONEK). Bila

tidak ada standard yang jelas dalam standard medis Indonesia, alat ini merujuk ke standard

internasional. Sumber yang digunakan dikutip dalam buku ini.

4) Penggunaan alat penunjang pengambilan keputusan ini bersifat wajib. Kami telah menciptakan alat

penunjang pengambilan keputusan klinis untuk situasi ketika variasi dalam pemberian perawatan akan

menghasilkan hasil akhir yang berbahaya dan dalam situasi ketika hampir semua orang akan setuju

bahwa kehati-hatian dan pengamanan diperlukan. Selain itu, alat-alat ini dimaksudkan untuk

melengkapi rekam medis, yang seringkali kurang mampu mengungkapkan praktek medis yang

berkualitas.

Alat-alat dalam buku ini dirancang untuk digunakan oleh dokter, tapi formatnya juga memungkinkan

perawat, asisten dokter, dan bidan untuk mengikutinya. Dalam situasi dengan sumber daya terbatas,

pendekatan ini berarti bahwa format dapat digunakan untuk pengalihan tugas perawatan vital kepada

profesional kesehatan lain yang jika dilakukan di bawah pengawasan yang tepat dapat meningkatkan akses

masyarakat terhadap perawatan medis yang bersifat menyelamatkan nyawa.

Implementasi

Meskipun sebagian besar alat penunjang pengambil keputusan klinis dalam buklet ini cukup jelas dengan

sendirinya, kami menganggap bahwa instruksi yang efektif dan pelaksanaan DST mencakup beberapa unsur

penting berikut ini.

1) Semua petugas kesehatan dengan spesialisasi masing-masing yang bekerja di satu bagian setuju bahwa

alat penunjang pengambilan keputusan klinis ini mengekspresikan standard perawatan yang mereka

ingin patuhi dan sebarluaskan. Tidak ada standard yang bisa diterapkan di lingkungan di mana petugas

kesehatan diperbolehkan untuk mengobati kondisi yang sama dengan cara yang berbeda-beda.

Pengobatan kondisi yang sama dengan cara yang berbeda-beda sesungguhnya merupakan kondisi yang

Page 5: Alat Penunjang Pengambilan Keputusan Klinis (DST)

Page 4 | A l a t P e n u n j a n g P e n g a m b i l a n K e p u t u s a n K l i n i s ( D S T )

berkebalikan dengan "standard perawatan". Ketika alat penunjang pengambilan keputusan klinis,

misalnya, berisi daftar antibiotik tertentu yang digunakan sebagai antibiotik lini pertama dalam kondisi-

kondisi tertentu, standard ini harus diikuti dalam sebagian besar kasus, dengan pengecualian yang

didokumentasikan secara jelas.

2) Alat pendukung keputusan harus benar-benar diikuti oleh staf yang menggunakannya. Alat penunjang

pengambilan keputusan klinis memiliki dibuat dengan praanggapan untuk isi dan instruksi pengobatan

berkualitas. Kepala departemen menginstruksikan staf mereka untuk mengisi alat penunjang

pengambilan keputusan klinis ini dan mengaudit penggunaan alat secara berkala untuk menilai

penggunaan yang tepat. Tindakan ini juga mencakup tindakan untuk memastikan bahwa dokumentasi

dalam alat penunjang pengambilan keputusan klinis benar-benar mewakili perilaku yang

sebenarnya. Misalnya, jika lembar alat penunjang pengambil keputusan klinis menginstruksikan

petugas kesehatan untuk memberikan susu dengan kalori yang lebih tinggi kepada BBLR, alat ini harus

mencakup informasi yang diperlukan untuk memberikan nutrisi tambahan dan staf perawat harus

mampu menunjukkan bagaimana nutrisi ini disiapkan.

3) Alat penunjang pengambilan keputusan harus disediakan dan disimpan di lokasi yang mudah

dijangkau. Petugas kesehatan yang harus meninggalkan pekerjaan untuk mengambil alat penunjang

pengambilan keputusan (DST) dan kembali bekerja akan berhenti menggunakan alat tersebut. Di ruang

bayi (nusery), alat penunjang pengambilan keputusan untuk dukungan nutrisi, cairan infus, dan

manajemen oksigen harus ditempelkan di boks/penghangat bayi untuk digunakan selama penilaian

pasien rutin. Oleh karena itu, instruksi obstetrik yang diberlakukan harus berada di halaman-halaman

pertama dalam status pasien.

4) Beberapa hasil akhir dari penggunaan alat penunjang pengambilan keputusan klinis harus terus

menerus dipantau oleh pimpinan bagian kebidanan dan neonatus secara teratur. Maksud dari

penunjang pengambilan keputusan klinis ini adalah untuk meningkatkan hasil klinis. Tujuan ini hanya

dapat dicapai melalui pemantauan dan evaluasi rutin yang mengevaluasi semua keberhasilan dan

kegagalan sehingga memberikan kesempatan untuk perbaikan penerapan alat. Ukuran hasil akhir yang

penting untuk dipantau adalah kematian ibu dan bayi baru lahir. Ukuran hasil akhir lainnya mencakup

penambahan berat badan rata-rata harian bayi dan persentase ibu dengan persalinan prematur yang

menerima kortikosteroid antenatal.

Page 6: Alat Penunjang Pengambilan Keputusan Klinis (DST)

Page 5 | A l a t P e n u n j a n g P e n g a m b i l a n K e p u t u s a n K l i n i s ( D S T )

5) Fasilitas harus memiliki keterampilan dasar dan alat yang sesuai untuk menerapkan alat penunjang

pengambilan keputusan klinis. Kebanyakan sistem pelayanan kesehatan di Indonesia memiliki

keterampilan dan alat untuk menerapkan alat penunjang pengambilan keputusan klinis. Jika belum ada

maka EMAS akan memberikan mentoring dan alat seperti timbangan elektronik di ruang bayi dan

sendok ukur yang digunakan untuk suplementasi asupan kalori untuk bayi berat lahir rendah.

Pendampingan terkait penunjang pengambilan keputusan klinis dilakukan oleh mentor klinis EMAS,

mentor dari mitra EMAS, yaitu LKBK atau Muhammadiyah, atau penasihat teknis dari Amerika

Serikat. Setidaknya mentoring selama satu minggu penuh untuk dokter dan tim perawat diperlukan

untuk implementasi alat penunjang pengambilan keputusan.

6) Alat penunjang pengambilan dapat disesuaikan dengan kondisi setempat. Meskipun banyak upaya

telah dialokasikan untuk membuat dan menciptakan kumpulan alat penunjang pengambilan keputusan

ini, di beberapa kasus fasilitas kesehatan dapat merasionalisasi perubahan bentuk alat ini ke dalam

bentuk yang paling nyaman untuk mereka. Perubahan dalam alat dianggap dapat diterima jika fasilitas

dapat memperlihatkan bukti yang mendukung perubahan tersebut dan standard perawatan yang telah

direvisi tersebut kemudian diikuti secara konsisten.

Page 7: Alat Penunjang Pengambilan Keputusan Klinis (DST)

Page 6 | A l a t P e n u n j a n g P e n g a m b i l a n K e p u t u s a n K l i n i s ( D S T )

Contoh Alat Penunjang Pengambilan Keputusan Klinis

• Di bawah ini diperlihatkan contoh alat penunjang pengambilan keputusan klinis untuk pengobatan

sepsis neonatal.

Fitur

1) Bagian atas DST mencantumkan informasi umum tentang kondisi medis, dalam hal ini sepsis

2) Kriteria diagnostik untuk sepsis dipaparkann. Pengguna hanya memberikan tanda pada kotak dan

melingkari kriteria yang sesuai. Dalam kasus ini, bayi merupakan bayi prematur, mengalami demam,

dan tidak dapat menyusui dengan baik

3) Pengguna menunjukkan bahwa berdasarkan kriteria, bayi akan dirawat dan diberi pengobatan atas

dugaan sepsis

4) Dengan tidak menandai kotak di samping "bolus", pengguna dapat menginformasikan bahwa bayi tidak

menunjukkan tanda-tanda dehidrasi

Page 8: Alat Penunjang Pengambilan Keputusan Klinis (DST)

Page 7 | A l a t P e n u n j a n g P e n g a m b i l a n K e p u t u s a n K l i n i s ( D S T )

5) Sampel untuk kultur darah diambil pada 12:20. Antibiotik tidak diberikan sampai sampel kultur darah

diambil

6) Bayi ini berusia 3 hari dengan berat badan 2 kg. Berdasarkan informasi ini, pengguna mengisi dosis

antibiotik yang tepat berdasarkan referensi dosis yang diberikan. Waktu pemberian antibiotik adalah

14:00

7) Catatan referensi untuk dosis gentamisin diambil dari referensi Royal Academy of Physicians

8) Sekali lagi, kotak yang dibiarkan kosong menunjukkan tindak dilakukannya tindakan.

Metodologi

a) DST yang ada di dalam buklet ini harus dibaca dan diterapkan dari atas ke bawah, kiri ke kanan.

b) Dalam kasus ketika DST menggambarkan situasi darurat seperti resusitasi neonatal, penyedia layanan

dapat menggunakan DST sebagai lembaran di sebelah boks bayi untuk dipelajari. Setelah itu, DST dapt

digunakan sebagai alat untuk mendokumentasikan pemberian asuhan berkualitas.

c) Pengguna hanya menandai kotak-kotak yang sesuai dengan kasus

d) Bila ada bagian yang kosong, pengguna harus mengisinya. Tidak mengisi bagian tertentu pada formulir

berarti bahwa tindakan di bagian tersebut tidak dilakukan

e) Bila ada penyimpangan dari DST atau temuan penting yang tidak tercakup dalam formulir, pengguna

harus mencatat rinciannya di bagian catatan dengan jelas dan lengkap. Namun, menulis catatan yang

berlebihan merupakan indikasi bahwa penggunaan DST tidak sedang dimaksimalkan.

f) Penyelia harus secara berkala meninjau penggunaan DST terkait kelengkapan dan keakuratan

dokumentasinya.

g) Penyelia harus secara berkala mengamati apakah pengisian DST mencerminkan perilaku sesungguhnya

yang didorong untuk dilakukan di bagian-bagian DST tersebut.

h) Harus ada pengumpulan data mingguan terkait alat mengenai indikator-indikator kunci termasuk

penggunaan rutin DST dan kematian pasien

Alat dan Bahan

Alat dan Bahan diadan berikut harus tersedia di fasilitas klinik untuk dapat menerapkan alat penunjang

pengambilan keputusan dengan benar sesuai dengan yang tercantum dalam panduan ini. Semua suplai yang

diperlukan mudah didapat dan terjangkau.

• Timbangan elektronik dengan keranjang yang akurat hingga setidaknya 5 gram

• Sendok ukur ¼ sendok teh untuk membuat asupan dengan kalori yang lebih tinggi

Page 9: Alat Penunjang Pengambilan Keputusan Klinis (DST)

Page 8 | A l a t P e n u n j a n g P e n g a m b i l a n K e p u t u s a n K l i n i s ( D S T )

• Fortifier bayi prematur untuk meningkatkan kandungan kalori ASI untuk bayi dengan berat badan

lahir sangat rendah

• Beban standard untuk memastikan keakuratan timbangan secara periodik

• Boneka resusitasi "Neonatalie"

• Penutup plastik/clip board untuk melindungi dan melekatkan lembaran alat penunjang pengambilan

keputusan di tempat tidur pasien (bassinet, inkubator, tempat tidur)

• Rak dan wadah tempat alat penunjang pengambilan keputusan dapat disusun dan ditemukan dengan

mudah di berbagai bangsal dan kamar di rumah sakit

Referensi:

1McGlynn EA, et al. The quality of health care delivered to adults in the United States. N Engl J Med 2003;

348:2635‐45. 2Kohn LT, Corrigan JM, Donaldson MS, eds. To err is human: building a safer health system. Washington,

DC: National Academy Press, 1999. 3Vincent C, Neale G, Woloshynowych M. Adverse events in British hospitals preliminary retrospective

record review. BMJ 2001; 322:517-9. 4Kawamoto et al, “Improving clinical practice through decision support systems,” BMJ, doi:10.1136/

bmj.38398.500764.8F (dipublikasikan pada 14 Maret 2005)

Page 10: Alat Penunjang Pengambilan Keputusan Klinis (DST)

Page 9 | A l a t P e n u n j a n g P e n g a m b i l a n K e p u t u s a n K l i n i s ( D S T )

Stabilisasi Sebelum

Dirujuk/Rawat Inap

Maksud:

Maksud dari alat penunjang pengambilan keputusan ini adalah untuk memandu tatalaksana

kedaruratan neonatus yang sering ditemui sementara menunggu untuk mengirimkan bayi ke

tingkat layanan yang lebih tinggi. Alat penunjang ini mencakup dokumentasi menyeluruh

terkait presentasi, pengobatan, dan kondisi bayi sebelum dirujuk.

Tujuan:

Bayi distabilkan dengan baik di unit gawat darurat sementara menunggu rekomendasi

dari dokter spesialis atau sebelum dipindahkan dari Puskesmas ke Rumah Sakit

Petugas kesehatan yang menerima bayi sakit telah melengkapi dokumentasi riwayat dan

pemeriksaan fisik yang menjadi dasar diagnosis dan pengobatan yang diberikan kepada

pasien

DST Kedaruratan Neonatus menjadi bagian dari rekam medis resmi dari unit gawat

darurat atau Puskesmas yang mendokumentasikan pemberian layanan kesehatan

berkualitas tinggi

Referensi: Paket Pelatihan PONEK JNPK, 2009; Gomella, Neonatology, Cambridge Press: Boston, 2012;

Boston Children’s HospitalProtocols, 2013; Harriet Lane, 2012

Page 11: Alat Penunjang Pengambilan Keputusan Klinis (DST)

Page 10 | A l a t P e n u n j a n g P e n g a m b i l a n K e p u t u s a n K l i n i s ( D S T )

Panduan:

1. Di bagian kanan atas,

petugas kesehatan

mengisi identitas

pasien termasuk nama,

tanggal, berat badan

saat ini, dan tanggal

lahir bayi.

2. Petugas mencatat

alasan untuk

perawatan atau

rujukan bayi

berdasarkan riwayat

dan temuan-temuan fisik yang biasa ditemui pada patologi neonatus. Kondisi-kondisi patologi ini mencakup

komplikasi prematuritas, sepsis, gawat nafas, dehidrasi, dan gangguan syaraf.

Bayi mungkin saja masuk ke dalam lebih dari satu kategori penyakit yang ditunjukkan oleh tanda “x”. Fitur-fitur

dalam kategori yang sesuai dengan keadaan pasien juga diberi tanda “x” atau mengisi informasi yang diminta.

Pada contoh di atas, bayi JB Big masuk ke rawat inap rumah sakit dari UGD pada usia 4 hari karena sepsis dan

dehidrasi. Untuk mendukung informasi terdahulu, tertulis bahwa bayi mengalami anoreksia dan hipoterima

dengan S=36.3. Bayi bernafas cepat dan mengalami letargi. Untuk mendukung kesimpulan dehidrasi, bayi telah

kehilangan 10% berat badan lahirnya, tidak mau menyusui dan, sebagai akibatnya, menjadi lemah. Tabel penyakit

ini tidak mencakup semua penyakit yang ada dan DST menyediakan ruang untuk menuliskan informasi

tambahan.

3. Setelah dokumentasi

diagnosis, pengguna

diminta untuk

mengobati pasien

secara sistematis,

dimulai dengan

mengukur gula darah,

memberikan cairan

dengan adanya tanda-

tanda dehidrasi dan

memberikan antibiotik jika terdapat tanda-tanda sepsis atau untuk bayi kurang dari 1500g.

Perhatikan bahwa DST menghilangkan kemungkinan menebak-nebak untuk merespon kekurangan-kekurangan

gula darah rendah atau menentukan dosis dan frekuensi antibiotik. Dalam contoh ini, bayi memiliki kadar gula

darah yang bisa diterima sebesar 41, tetapi tidak menerima cairan infus IV meskipun terdapat riwayat dehidrasi.

Berdasarkan berat badan bayi sejumlah 3,4 kg, dosis gentamisin dan ampisilin diberikan pada jam 15.30. Bayi

menerima antibiotik secara intra muskular karena staf tidak dapat memperoleh akses intravena. Kondisi ini

menjelaskan mengapa bayi tidak menerima cairan IV meskipun mengalami dehidrasi

4. Sebelum dirujuk, pemeriksaan fisik bayi

dimasukkan dalam status. Informasi yang

dicantumkan mencakup tanda-tanda fisik

dan panjang serta lingkar kepala bayi.

Format pemeriksaan membuat

dokumentasinya menjadi cukup muda

15:30

Page 12: Alat Penunjang Pengambilan Keputusan Klinis (DST)

Faskes _________________________ Pasien ___________________ Tgl ____________Pukul ___________ Berat Badan _________ g Tgl Lahir_________________

Stabilisasi Sebelum Dirujuk/Rawat Inap

Alasan dirujuk. Beri tanda dan catat semua yang sesuai. Pasien bisa punya dua diagnosa.

Prematuritas Singkirkan Sepsis Kelainan Pernafasan Dehidrasi Neurologis

Riwayat < 2000 g 36.5 > S > 37.5 Kesulitan pernapasan muntah: x /hari kejang __ kompleks

< 34 mg UK (estimasi) Demam pada Ibu ≥ 38 C Demam diare: x /hari ⇩ kesadaran kesulitan pernapasan Ketuban pecah > 18jam BAK < 2 x/hari tdk minum: x/hari trauma persalinan tdk mampu menyusui Muntah urine < 2 x/hari

kelhilangan B. Badan

Fisik Berat Lahir : g Suhu: oC Laju pernapsan >60: S: oC DJ: RR: ⇩ kesadaran

PUK: mgg lethargis retraksi Penurunan aktivitas aktivitas kejang Laju pernapsan >60: napas cuping hidung BB kelahiran: g hiper- hipo- tonik

ronchi kiri kanan BB hari ini: g

Diagnosa lain/Catatan: __________________________________________________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________________________________________________________________________

Pemeriksaan gula darah > 45. Gula Darah: ________ g/dl. Bila < 45

Berikan 15cc asi atau susu, ATAU Berikan D10 2.0 cc/kg = ______ cc IV. Pukul ____________

Jk tanda atau gejala dehidrasi, lakukan test darah elektrolit. Na+______ K+ ______ Cr ______ BUN ______. Waktu: __________. Bolus NaCl 0.9% IV 10 cc/kg = _________ cc selama satu jam. Waktu: __________.

Beri Antibiotik jika tanda sepsis, berat bedan <1500 g, atau respirasi. Waktu: _______________

Bayi ≤ 7 hari. Gentamicin1 5 mg/kg = _______ mg IV/IM tiap ______ jam + ≤ 2.0kg: Ampicillin2 50 mg/kg q 12 jam = ______ mg IV/IM q 12 jam

> 2.0kg: Ampicillin2 50 mg/kg q 8 jam = ______ mg IV/IM q 8 jam

Bayi > 7 hari. Gentamicin1 5 mg/kg = _______ mg IV/IM tiap ______ jam + < 1.2kg: Ampicillin2 50 mg/kg tiap 12 jam = ______ mg IV/IM tiap 12 jam 1.2kg-2.0kg: Ampicillin2 50 mg/kg tiap 8 jam = ______ mg IV/IM tiap 8 jam > 2kg: Ampicillin2 50 mg/kg tiap 6 jam = ______ mg IV/IM tiap 6 jam

Lain-lain:________________________________________________________________________

Penyakit Paru Pertahankan saturasi O2 antara 88-92%. Saturasi O2 ______ % pada ______ L O2 Antibiotik seperti diatas. Lain-lain: __________________________________________________________________________________________________

Masalah Neurologis Jika kejang Phenobarbitol IV 20mg/kg dalam 15 menit. Waktu __________ Jika kejang berlanjut, beri phenobarbitol 5 mg/kg = _________ mg IV. Waktu __________. Bisa ulang 4 kali. __ 2 __3 __4 Kalau tidak ada phenobarbital, bisa memberi diazepam 0.5mg/kg = ________ mg di dubur. Waktu ____________.

Prematuritas Selimuti bayi menggunakan beberapa lapis selimut PMK jika memungkinkan

Pemeriksaan Fisik Sebelum Dirujuk/Rawat Inap (isi dan lingkari yang sesuai)

TTV Suhu _______oC DJ _______ RR _______ Sat ________% PB _______ cm LK ________ cm BB _______kg KU Waspada tenang tdk sadar tampak sakit kurus kering & cekung berat normal Jantung Regular tdk murmur murmur sistolik diastolik ____ /6+ Paru bersih kanon kiri inspirasi ronki penurunan suara napas Abd lembut tdk lunak lunak kanan kiri hepato- spleno- megaly tali pusat tdk infeksi Gen normal ambiguous Un- / descensus testiculorum anus paten Neuro normal postur refleks pupil normal normal hyper- hypo- tonik

Catatan:________________________________________________________________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________________________________________________________________

Dokter hubungi ______________________________ Pukul ___________________ Tgl ________________________

Tenaga Medis______________________________________ Tgl ________________________ Jam ______________________ pagi sore

SELANG WAKTU PEMBERIAN GENTAMICIN

5mg/kg1

Berat Badan ≤7 hari 8-30 hari

< 1200 g tiap 48 jam tiap 36 jam

≥ 1200 g tiap 36 jam tiap 24 jam

1 Neonatal Pharmacopeia, Royal Woman’s College, Melbourne-2013

2 Gomella, et al, Neonatology, McGraw Hill: 2009, page 733

Page 13: Alat Penunjang Pengambilan Keputusan Klinis (DST)

Faskes __________________________ Pasien __________________ Tgl ___________ Pukul ________ Berat Badan _________ g Tgl Lahir_________________

Tanggal dan Waktu Keterangan

Page 14: Alat Penunjang Pengambilan Keputusan Klinis (DST)

Page 13 | A l a t P e n u n j a n g P e n g a m b i l a n K e p u t u s a n K l i n i s ( D S T )

Lembar Kerja Bayi Baru Lahir

Maksud

Maksud dari alat penunjang pengambilan keputusan ini adalah untuk mengingatkan

pengguna bahwa status kesehatan ibu secara langsung memengaruhi status kesehatan bayi

baru lahir, sekaligus juga mengingatkan langkah-langkah utama pada proses resusitasi dan

pentingnya pemeriksaan fisik secara seksama sebelum membuat rencana yang nantinya

memandu tata laksana selama masa segera setelah kelahiran. Seperti biasa, DST membantu

para petugas kesehatan untuk mendokumentasikan tindakan-tindakan dan pertimbangan-

pertimbangan / keputusan penting.

Tujuan:

Mengidentifikasi persalinan prematur, status Hepatitis B ibu, dan tanda-tanda

korioamnionitis sebagai faktor risiko untuk kesehatan bayi yang harus segera

ditindaklanjuti

Menyediakan alat pantau yang dapat membantu rumah sakit dan klinik memastikan

bahwa hanya 5-10% kelahiran yang menerima ventilasi tekanan positif

Mengingatkan petugas kesehatan pada langkah-langkah kunci dalam proses resusitasi

yang ditekankan kepada pengeringan dan stimulasi. Pemberian oksigen dan kompresi

dada jarang sekali dilakukan.

Meningkatkan kemungkinan bahwa semua bayi baru lahir menerima pemeriksaan fisik

lengkap segera setelah lahir, termasuk pencatatan berat badan, tinggi badan, dan

temperatur

Membantu petugas kesehatan menentukan disposisi bayi berdasarkan riwayat, alur klinis,

dan pemeriksaan fisik

Referensi: NRP Guidelines, 2013; Hospital Care for Children WHO, 2005

Page 15: Alat Penunjang Pengambilan Keputusan Klinis (DST)

Page 14 | A l a t P e n u n j a n g P e n g a m b i l a n K e p u t u s a n K l i n i s ( D S T )

Panduan:

1. Isi bagian atas lembaran dengan

informasi maternal yang diminta. Harus

ada beberapa ruang kosong. Dalam

contoh, ibu adalah G3Pyang melahirkan

bayi dengan usia gestasi 34 minggu.

Sesuai protokol, ibu sudah menerima

deksametason tetapi hanya dua dari

empat dosis. Ketika bayi lahir, bayi

harus diberi asuhan dengan dugaan

sepsis karena ibu mengalami demam dan

bayi tidak hanya prematur tetapi juga

mengalamiketuban pecah dini selama >

18 jam. Namun, karena staf yang

mengisi formulir ini tidak melakukan

intervensi-intervensi ini maka ruang yang terkait dengan tindakan yang tidak dilakukan harus dibiarkan kosong

2. Kemudian, staf yang melakukan tes dan terapi untuk status HbSAg Hepatitis ibu yang tidak diketahui dan dugaan

sepsis kepada bayi haru kembali ke lembar resusitasi untuk menulis namanya dan mencantumkan waktu ketika

vaksin dan antibiotik diberikan.

3. Di bagian resusitasi, pengguna menempatkan tanda silang (X) di dekat setiap langkah yang telah diselesaikan.

Langkah-langkah yang dipaparkan mengikuti panduan nasional, jadi sebelum persalinan para petugas kesehatan

dapat menyegarkan pemahaman mereka kembali mengenai resusitasi bayi baru lahir dengan mengkaji ulang DST

ini. Secara khusus, bayi baru lahir harus dikeringkan dan distimulasi dan penilaian awal dilakukan terhadap bayi

dalam waktu 30 detik setelah kelahiran. Jika ventilasi tekanan positif (PPV) diberikan. Seri pertama PPV harus

diselesaikan dalam satu menit.

4. Pada contoh di sebelah kanan, pada tanggal

4-4-2014 pukul 12:32, seorang bayi

dilahirkan melalui tindakan forsep. Tidak

jelas apakah pemasangan klem pada tali

pusar terlambat atau tidak karena pengguna

tidak mengisi inf ormasi ini. Tidak dilakukan

pengisapan pada bayi. Bayi mengalami apneu

sehingga PPV selama 30 detik dilakukan.

Tindakan ini menghasilkan pernapasan

spontan oleh bayi dan resusitasi selesai.

Tidak dilakukan kompresi dada. Tidak ada

oksigen yang diberikan.

5. Di bagian belakang lembar tersebut,

pengguna mendokumentasikan skor Apgar

dan pemeriksaan fisik lengkap.

6. Pengguna memilih berdasarkan riwayat, alur rumah sakit, dan temuan pemeriksaan fisik untuk disposisi bayi;

apakah bayi akan tetap bersama ibunya atau masuk ke NICU.

7. Panduan yang terkandung dalam DST ini berupaya untuk menstandardisasi praktek berdasarkan bukti ilmiah.

Penyimpangan dari panduan ini harus didokumentasikan secara jelas dan, sejujurnya, sangat jarang terjadi.

34

Page 16: Alat Penunjang Pengambilan Keputusan Klinis (DST)

LEMBAR KERJA BAYI BARU LAHIR

Nama Ibu: Tanggal Lahir Ibu: MR # Ibu:

G ___ (# kehamilan) P______ ( persalinan aterm ___ persalinan preterm ___ abortus ___ anak hidup ___)

HPL TP ______________ Perkiraan Usia Kehamilan: minggu

Jika UK 24-36 minggu, jumlah dosis Dexamethasone 6mg IM diberikan tiap 12 jam 1 2 3 4

Status Ibu (Jika ‘+’ atau ‘Tak ada keterangan’, beri tanda indikasi terapi yang diberikan ke BAYI)

HbSAg Ibu ____ (+) ____ (-) ____ Vaksin Hepatitis B 0.5 cc IM Tenaga Medis _______________

____ Tak ada keterangan ____ Immunoglobulin Hepatitis B 0.5 cc IM Pukul __________

Faktor Risiko Sepsis untuk pemberian antibiotik untuk bayi baru lahir (Beri tanda untuk semua yang sesuai)

Faktor Risiko Ibu

Ya Tdk

Demam pada ibu > 38.0 oC

Air ketuban berbau

Nyeri berkemih/ISK

Faktor Risiko Neonatal

Ya Tdk

Ketuban pecah > 18 jam

Kelahiran < 37 minggu

Denyut jantung janin >180

Jika ada apa pun faktor risiko ibu atau setelah dilahirkan apa pun faktor risiko neonatal dengan tanda sepsis

__ Lakukan kultur darah __ Beri Ampicillin & Gentamicin sesuai sepsis protocol Tenaga Medis _________ Pukul ____

Persalinan Tanggal __________________ Jam ____________

Jenis Persalinan ____ Seksio Sesarea. Indikasi ___________________________. ☐ Vakum ekstraksi digunakan

____ Persalinan Normal ___ Spontan ___ Sungsang

____ Persalinan dengan tindakan: Vakum Ekstraksi Forseps

Penundaan ☐ Tidak ☐ Ya: _____ 2 menit Penjepitan tali pusat

____ Jika ada Mekonium pada bayi tidak bugar, lakukan penghisapan oropharynx lalu lubang hidung

Res

usi

tasi

Da

sar

A

suh

an

Ru

tin

____ Keringkan bayi dan ganti kain basah. Tujuan adalah berikan kehangatan dan rangsang bayi.

____ Posisikan bayi untuk menilai pernapasannya

____ Jika bernapas spontan/ menangis, pastikan bayi dilakukan kontak kulit ke kulit dengan ibu

____ Selimuti bayi dengan kain yang kering dan hangat

____ Memulai pemberian ASI

____ Jika usaha bernafas kurang baik dan ada obstruksi lendir, lakukan suction oropharynx

____ Jika (lingkari salah satu) kesulitan nafas berlanjut apnu DJ <100x /menit

lakukan VTP selama 30 detik (1x/detik)

____ Lakukan penilaian pernafasan*

____ Bernapas spontan / menangis, hentikan VTP, lakukan pasca-perawatan resusitasi

____ Nilai denyut jantung selama 6 detik : ______ x 10 = _______ denyut per menit

R

esu

sita

si

L

an

juta

n

____ DJ > 100x/menit kembali ke langkah penilaian pernafasan*

____ DJ 60-100x/menit Periksa ukuran dan lekatan sungkup, posisi kepala ekstensi, obstruksi

lendir, naikkan tekanan

____ DJ < 60 x/menit 3 kali kompresi dada untuk 1 kali napas sampai DJ > 60 selama 3 menit.

Kembali ke langkah penilaian pernapasan*

Waktu resusitasi dihentikan setelah ________ menit. Petugas medis:

Keterangan___________________________________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________________________________________

30 det

1 mnt

Page 17: Alat Penunjang Pengambilan Keputusan Klinis (DST)

Nilai APGAR

Nilai 0 1 2

_____ 1 menit Denyut Jantung Tidak ada < 100 >100

Usaha Bernapas Tidak Ada Lambat tak teratur Menangis kuat

_____ 5 menit Tonus Otot Lemah Sedikit fleksi Gerakan aktif

Respon Refleks Tdk ada respon Gerakan sedikit Menangis

_____ 10 menit2 Warna kulit Kebiruan/pucat Akrosianosis Kemerahan

Skor: 7-9 adalah normal; 4-6 adalah asfiksia sedang; ≤ 3 adalah asfiksia berat 2 Lakukan penilaian APGAR sampai mencapai di atas 7

Pemeriksaan fisik Suhu _____ C0 Denyut jantung ______ Frekuensi nafas _____ Sat. O2 _______ %

BB ______ kg Panjangnya _________ cm Linkar kepala __________ cm

PETUNJUK: Lingkari semua yang sesuai

Keadaan umum Kemerahan Sianosis Gerakan aktif tidak aktif Sadar Penurunan kesadaran Kejang Sesak

Keterangan:

Kepala-THT Kepala normal traumatis deformitas Labioschizis Telinga posisi normal tidak normal

Keterangan:

Dada/Paru Paru Normal Retraksi Merinti Irama Jantung reguler irreguler

Keterangan:

Abdomen Supel Distensi Hepatomegali Splenomegali

Keterangan:

Anus + / - Genitalia L / P Testis ( ) / ( )

Keterangan:

Extremitas Normal Traumatik Deformitas Perfusi baik tdk

Keterangan:

Neuro Pergerakan simetris Postur normal Tonus hiper hipo normal

Keterangan:

Lain:

Penilaian: Perencanaan: (boleh lebih dari satu)

___ Bayi baru lahir sehat ___ Bayi tetap bersama ibu. Susui bayi setiap 2 - 3 jam

___ Preterm / Aterm / Post term ___ Diselimuti dan hangat (36.5 - 37.5 oC)

___ Distres pernafasan ___ Kirim ke ruang bayi segara

___ Demam (S > 38.0) atau resiko sepsis neonatus ___ Vitamin K 0.5-1 mg IM diberikan

___ Hipoksia ___ Erythromycin Silver Nitrate Chloramphenicol ke mata mata

___ Riwayat KPD ___ __________________________________________________

___ Lain-lain __________________________________ ___ __________________________________________________

Tenaga medis _____________________________ Tanggal _______________ Pukul ____________

5/1/14

Page 18: Alat Penunjang Pengambilan Keputusan Klinis (DST)

Page 17 | A l a t P e n u n j a n g P e n g a m b i l a n K e p u t u s a n K l i n i s ( D S T )

Pasca Resusitasi

Maksud

Maksud dari alat penunjang pengambilan keputusan klinis ini adalah untuk mengingatkan

pengguna terhadap langkah-langkah lanjutan penting yang harus dilakukan setelah resusitasi

pada bayi yang mengalami kesulitan. Langkah-langkah ini memastikan bahwa uji penapisan

yang sesuai dilakuan, tanda-tanda vital abnormal ditindaklanjuti, dan penyakit-penyakit

penting seperti sepsis diobati dengan cara yang sesuai. Seperti biasa DST juga membantu

petugas kesehatan untuk membuat dokumentasi sistematis untuk layanan bermutu tinggi.

Tujuan:

Memastikan respon yang sesuai terhadap hipoglikemia, hipotermia, dan hipotensi pada

bayi baru lahir

Memastikan respon yang sesuai terhadap tanda-tanda sepsis termasuk diawalinya

pemberian antibiotik lini pertama secara tepat waktu

Memastikan respon yang sesuai terhadap gawat napas termasuk dimulainya CPAC secara

dini pada bayi prematur dengan atau tanpa gawat napas

Memastikan bahwa orang tua bayi diberikan peranan di tengah-tengah pengambilan

keputusan terkait asuhan yang akan diberikan kepada bayi mereka.

Referensi: Ikatan Dokter Anak Indonesia

Page 19: Alat Penunjang Pengambilan Keputusan Klinis (DST)

Page 18 | A l a t P e n u n j a n g P e n g a m b i l a n K e p u t u s a n K l i n i s ( D S T )

Panduan:

1. Isi formulir secara lengkap. Bagian-bagian yangkosong menunjukkan bahwa tindakanyang berhubungan dengan

hal tersebut tidak dilakukan. Dalam kasus ini, Bayi Jane lahir pada usia gestasi 36 minggu pada tanggal 4-4-2014

dengan skor APGAR yang baik. Ibu tidak mengalami KPD.

2. Struktur dalam lembar stabilisasi dibuat

berdasarkan asuhan dini terhadap

sebab-sebab utama kematian bayi yang

bisa diingat dengan menggunakan

jembatan pengingat berikut ini:

S – Sugar (kadar gula)

T – Temperature (suhu)

A – Airway (jalan napas)

B – Blood pressure (tekanan darah)

L – Labs (pemeriksaan laboratroium)

E – Encouragement (dukungan)

3. Dalam contoh di atas, bayi memiliki kadar gula rendah (S), yaitu 39, seperti yang didokumentasikan pada pukul

05:00. Bayi menerima ½ ASI / 15 cc ASIdan, sebagai hasilnya, gula naik menjadi 46 pada pukul 05:35, suatu

hasil yang baik.

4. Tetapi bayi mengalami hipotermia (T). Bahkan setelah dihangatkan, bayi tetap merasa dingin sehingga tindakan

untuk dugaan sepsis dimulai. Fiturnya:

Kultur darah dilakukan

pada pukul 05:30 sebelum

pemberian antibiotic

Dosis gentamisin dan

ampisilin diberikan.

Dengan menggunakan

berat badan 2,345g, dosis

untuk gentamisin dan

ampisilin dihitung.

Interval untuk gentamisin

diperlihatkan dalam kotak

di bagian kanan lembaran.

Antibiotik diberikan pada pukul 07:00. Pemberian antibiotik ini dilakukan satu setengah jam setelah kultur

darah yang dalam audit DST ini dinyatakan terlalu lambat. Namun, pengguna memberikan komentar yang

berguna: antibiotik diberikan secara intramuskular.

5. Pengguna meneruskan penggunaan DST ke bawah dan mengisi seluruh lembaran. Format alat penunjang

pengambilan keputusan ini memastikan penelaahan sistem secara sistematis di satu sisi dan memfasilitasi

pembuatan grafik/chart di sisi lain.

6. Setiap penyimpangan dari DST Stabilisasi Neonatus harus dicatat di bagian komentar atau di belakang lembaran

ini. Penyimpangan harus sangat jarang terjadi.

Page 20: Alat Penunjang Pengambilan Keputusan Klinis (DST)

Rumah Sakit_____________ Pasien _____________________________

NICU/PERINA Tanggal Lahir___________ MR # ________

Lembar Pasca-resusitasi

Perkiraan Usia Kehamilan ______ minggu ___ Ibu Demam (S > 38.0) ___ Ketuban Pecah > 18 Jam

Spontan Vaginal Vakum Seksio Sesaria Apgar 1 men ____ 5 men ____ 10 men ____

Suhu _____oC DJ _____ /men RR _____ /men Saturasi O2 _____ % BB _______ g Panjang_____ cm LK _____ cm

Periksa gula darah > 45. GDS ________ g/dl. Pukul ________.

Kalau GDS < 45 1

Berikan 15cc asi atau susu, ATAU D10 2.0 cc/kg IV= _______ cc IV

Ulangi GDS setelah 30 menit. GDS ________ g/dl. Pukul ________. Kalau GDS < 45, kembali ke 1

Atasi hipotermi. Kalau Suhu < 36.5 Hangatkan bayi 2

Mastikan bayi tidak basah

Menutupi kapala dengan topi

Mulai KMC, ATAU

Selimuti bayi

Ukur suhu lagi setelah 30 menit. Suhu _____ oC Pukul _______. Kalau Suhu < 36.5 oC, teruskan 2 DAN

Lakukan kultur darah. Pukul _______. Bayi ≤ 7 hari: Gentamicin3 5 mg/kg = _____ mg IV/IM tiap ___ h + ≤ 2.0kg: Ampicillin2 50 mg/kg tiap 12 jam = ____ mg IV/IM tiap 12 jam > 2.0kg: Ampicillin2 50 mg/kg tiap 8 jam = ____ mg IV/IM tiap 8 jam

Bayi > 7 hari: Gentamicin1 5 mg/kg = ______ mg IV/IM q ___ h + < 1.2kg: Ampicillin2 50 mg/kg tiap 12 jam = _____ mg IV/IM q 12 jam 1.2kg-2.0kg: Ampicillin2 50 mg/kg tiap 8 jam = ____ mg IV/IM q 8 jam > 2kg: Ampicillin2 50 mg/kg tiap 6 jam = ______mg IV/IM tiap 6 jam

Pukul Antibiotik diberikan ____________ Dosis #2 ____________

Catatan: _________________________________________________________________________________________

Atasi kesulitan pernapasan. Kalau laju pernapasan > 60 atau saturasi O2 < 88%

Napas cuping hidung. 100% O2 2L Nasal Canula Retraksi berat CPAP: PEEP 5 Flow 7L _____% O2

Laju pernapasan _______/men dan Saturasi O2 ______ % setalah terapi. Pukul: _________

Atasi hipotensi. (Lingkarai tanda) Cap refill > 5 detik Perfusi jelek DJ>180 Pucat Tak Ada BAK >24 jam

Kalau tanda hipotensi

Pasang IV 23 24 25 jarum. Bolus RL NaCl 0.9% 10 cc/kg = _______cc. Pukul ________

Ulangi 10 cc/kg kalau masih adah tanda hipotensi. Pukul _________

Mulai pemberian Ampicillin dan gentamicin seperti di atas

Laboratorium Hb _____ Leuk ______ x 103 Thrombosit _______ Na+ ____ K+ _____ Ca++ _____

Dukungan emosi keluarga Jelaskan kondidsi bayi Jawab pertanyaan keluarga

Keterangan _______________________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________________________________

Tenaga Medis __________________________________________________ Tanggal ____________ Pukul _________

INTERVAL DOSIS GENTAMICIN 5 mg/kg 3

Barat Badan ≤7 hari 8-30 hari < 1200 g tiap 48 j tiap 36 j ≥ 1200 g tiap 36 j tiap 24 j

3 Neonatal Pharmacopea, Royal Woman’s Hospital, Melbourne, 2013

2 Gomella, et al, Neonatology, McGraw Hill: 2009, page 733

Page 21: Alat Penunjang Pengambilan Keputusan Klinis (DST)

Rumah Sakit ________________________ Pasien________________________________

Tanggal lahir:________________ BB: _________ kg

Tanggal dan pukul Keterangan

Page 22: Alat Penunjang Pengambilan Keputusan Klinis (DST)

Page 21 | A l a t P e n u n j a n g P e n g a m b i l a n K e p u t u s a n K l i n i s ( D S T )

Memulai Pemberian Asupan

Maksud

Maksud dari alat penunjang pengambilan keputusan klinis ini adalah untuk memandu

dimulainya pemberian asupan enteral yang sesuai dengan tujuan melepaskan neonatus dari

cairan infus dan mengalihkannya pada pemberian asupan secara enteral dalam jangka waktu

11 hari. Tujuan ini mencakup bayi yang paling “sakit” dengan berat badan lebih dari 1,000

gram. DST ini dibuat dengan didasarkan pada pengetahuan bahwa banyak rumah sakit di

Indonesia tidak dapat menyiapkan nutrisi parenteral total atau memasukkan jalur sentral

dalam yang diperlukan untuk pemberian TPN secara aman. Secara umum, bahkan neonatus

yang sedang dirawat di rumah sakit dapat diberi asupan dengan aman tetapi metode yang

digunakan harus sistematis, sangat hati-hati, dan didasarkan kepada bukti ilmiah.

Tujuan

Bayi tidak boleh mengalami penurunan berat badan lebih dari 15% dari berat badan lahir

Bayi harus bertambah berat badannya hingga mencapai berat badan lahir pada usia 10-14

hari.

Inisiasi pemberian asupan enteral secara dini harus dimulai pada hampir semua bayi

Bayi baru lahir harus dilepas dari cairan infus pada hari ke-11 dirawat di rumah sakit

Bayi dengan berat badan lahir rendah tidak boleh menerima lebih dari 150 cc/kg/hari cairan

total, termasuk cairan carrier

Cairan IV yang digunakan untuk menambah asupan neonatus harus mengandung dekstrosa

dengan konsentrasi sekitar 10g/100cc.

Referensi: Gomella, Neonatology, Cambridge Press: Boston, 2012; Boston Children’s Hospital Protocols,

2013; Harriett Lane, 2012.

Page 23: Alat Penunjang Pengambilan Keputusan Klinis (DST)

Page 22 | A l a t P e n u n j a n g P e n g a m b i l a n K e p u t u s a n K l i n i s ( D S T )

Panduan:

1. Pilih lembaran DST inisiasi nutrisi yang sesuai untuk bayi berdasarkan berat neonatus saat masuk. DST ini

mencakup tiga kategoriberat badan: 1000 – 1500g, 1500-2500 g dan > 2500 g.

2. Baca instruksi pada bagian kanan atas DST. Pada umumnya, instruksi tersebut menyarankan pengguna untuk

memulai pemberian asupan selama frekuensi nafas bayi tidak > 80/menit dan menetapkan cairan maksimal pada

150 cc/kg/hari.

3. DST paling mudah digunakan jika bayi dirawat di rumah sakit sejak hari pertama kehidupannya. Tabel di bagian

atas menetapkan rasio cairan oral terhadap infus IV per hari kehidupan. Angka-angka ini pada akhirnya

dipindahkan ke lembar kerja di bagian bawah untuk perhitungan yang akurat dan mudah. Dalam contoh, Bayi Joe

memiliki berat badan 1,62 kg:

Dari tabel, pada usia 1 hari, bayi memperoleh 0 cc

asupan oral tetapi memperoleh 100 cc/kg/hari

cairan infus IV D10.

Angka-angka ini dipindahkan ke bawah ke

lembaran kerja untuk usia 1 hari, yang sesuai

dengan 0 cc asupan per oral dan 6,8 cc D10 setiap

jam dengan memberikan 6,9 mg/kg/menit

dekstrosa

Pada usia 2 hari, bayi memperoleh 20 cc/kg/hari

asupan oral dan 80 cc/kg/hari cairan infus IV D10.

Angka ini kemudian dipindahkan ke bagian bawah

ke lembar kerja untuk usia 2 hari dan sesuai

dengan 4 cc asupan oral setiap tiga jam dan 5,4 cc

D10 setiap jam lagi.

Catat bahwa berat badan tertinggi yang diukur selalu digunakan untuk perhitungan, atau 1,62 kg.

4. DST ini dapat digunakan untuk bayi yang masuk ke rumah sakit setelah usia 1 hari.

Jika pada contoh ini Bayi Joe II masuk ke rumah sakit pada usia 4 hari

Cairan total untuk usia 4 hari (lingkaran biru) dipindahkan ke hari pertama rawat inap di rumah sakit dengan

pola transposisi cairan progresif.

Asupan diberikan sesuai dengan jadwal awal tetapi volume

cairan infus IV-nya disesuaikan untuk memastikan

tercapainya volume cairan total.

Jadi pada hari rawat inap di rumah sakit ke-3, dengan

menggunakan berat badan saat masuk rumah sakit 1,62 kg

maka bayi akan menrima 30 cc/kg/hari asupan per oral dan

90 cc/kg/hari cairan infus IV yang sesuai dengan 6 cc

asupan per oral setiap 8 jam dan 6,1 cc cairan infus IV

setiap jam.

5. Petugas kesehatan harus melingkari jumlah

asupan yang telah diberikan dan informasi

apakah ada intoleransi terhadap asupan.

6. Asupan yang telah diberikan dilingkari. Intoleransi terhadap asupan dicatat sebagai kembung/muntah atau sebagai

komentar. Algoritma di bagian bawah DST menjelaskan apa yang harus dilakukan jika terdapat intoleransi

asupan.

Page 24: Alat Penunjang Pengambilan Keputusan Klinis (DST)

RS:

NAMA PASIEN: TGL LAHIR : BB: BB MASUK:

HARI LAHIR/ JENIS - 'Volume minum' merupakan jumlah volume minimal yang diberikan. Selalu bisa naik volume susu ke total volume cairan HARI RAWAT CAIRAN

HARI 1: D10

HARI 2: D10

HARI 3: D10 1/5 NS - Asi adalah yang terbaik. Gunakan Asi Perah atau Formula 20 Kkal/30 cc sampai pemberian minum 150 cc/kg/hr

HARI 4: D10 1/5 NS - Untuk membuat Formula 20 Kkal/30cc, campur satu sendok peres SGM BBLR di dilam 40cc air.

HARI 5: D10 1/5 NS - Pindah ke lembar pemeliharaan pemberian minum saat minum bayi mencapai 150 cc/kg/hr

HARI 6: D10 1/5 NS

HARI 7: D10 1/5 NS

HARI 8: D10 1/5 NS

HARI 9: D10 1/5 NS

HARI 10: D10 1/5 NS

HARI 11: D10 1/5 NS

HARI 12: D10 1/5 NS

A B C

Hari 1 cc cc ASI F

2 cc cc ASI F

3 cc cc ASI F

4 cc cc ASI F

5 cc cc ASI F

6 cc cc ASI F

7 cc cc ASI F

8 cc cc ASI F

9 cc cc ASI F

10 cc cc ASI F

11 cc cc ASI F

12 cc cc ASI F

Version 2.0 5/3/2014

masuk; D10: Dextrose 10% ; NS: Normal saline atau 154mEq/L solution

% PERUBAHAN DAR BB LAHIR: *

- Kalau bayi turun berat badan (BB), gunakan BB tertinggi untuk penghutunga

(Jk neonatus mengalami intoleransi atau tanda NEC (lihat dibawah) dan pemberian minuman lanjutan tertunda, jelaskan

- Pemberian minum harus dimulai pada hari kedua, jika RR ≤ 80.

150 cc/kg/hr

LEMBAR PEMELIHARAAN

40 cc/kg/hr

50 cc/kg/hr

70 cc/kg/hr

90 cc/kg/hr

110 cc/kg/hr

HARI RAWAT

INFANT

Tgl hari ini

(d/m/y)

Volume minum

per hari

(cc/kg/hr)

Jenis Minum (ASI

atau Formula)

Berat Badan

(kg)

Volume cairan IV

per hari

(cc/kg/hr)

Volume Cairan

per jam

(A*C)/24

Volume minum

setiap 2 jam

(A*B)/12

MINUM DIBERIKAN PER HARI

(Lingkari setiap minum diberikan) Komentar

Dis M - emp su D

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

OFF

OFF

Dis M - emp su D

Dis M - emp su D

Dis M - emp su D

Dis M - emp su D

Dis M - emp su D

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Tanda Intoleransi

(Distensi; Muntahan empedu atau

susu; feces berDarah)

Dis M - emp su D

150 cc/kg/hr

PENDEKATAN UNTUK INTOLERANSI MAKANAN

PADA BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH

Adapted from AIMS, 2008

Dis M - emp su D

Dis M - emp su D

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Dis M - emp su D

Dis M - emp su D

Dis M - emp su D

PEMBERIAN MAKANAN AWAL DAN PENURUNAN CAIRAN IV PADA NEONATUS 1000 - 1500 GRAM DARI HARI PERAWATAN 1-12

30 cc/kg/hr

20 cc/kg/hr

10 cc/kg/hr0 cc/kg/hr

CAIRAN

80 cc/kg/hr100 cc/kg/hr

120 cc/kg/hr

140 cc/kg/hr

VOLUME VOLUME

80 cc/kg/hr90 cc/kg/hr

100 cc/kg/hr

TOTAL VOLUME

150 cc/kg/hr

- Gunakan BB lahir atau BB saat masuk yang sampai BB lebih besar

140 cc/kg/hr

140 cc/kg/hr

150 cc/kg/hr

150 cc/kg/hr masalah pada kolom "komentar" dan gunakan lembar "pemberian minuman awal" kedua sesuai kebutuhan perbaiki hari

rawat pada kolom pertama)

Kunci - DOB: Hari lahir; HD: Hari rawat; * % Perubahan dari BB lahir = (BW-AW/BW)*100 dimana BW adalah berat lahir dan AW adalah berat saat

MINUM

150 cc/kg/hr

150 cc/kg/hr

CAIRAN IV

90 cc/kg/hr

80 cc/kg/hr

40 cc/kg/hr

20 cc/kg/hr

110 cc/kg/hr

100 cc/kg/hr

60 cc/kg/hr

130 cc/kg/hr

IntoleransiMakanan

Distensi;muntahan/residu

dgn empedu; Darah pada feses

Pertimbangkan NEC. Hentikan minuman 24-48 Jam. Mulai cairan IV sampai 150cc/kg/d Mulai Amp/Sulbactam

Residu/muntahan dgn cairan empedu atau feses berdarah

Residu/muntahan tdk mengandung cairan empedu

Jk Aspirasi < 25% minuman. Lanjutkan pemberian minuman

Jk, 25-50%, Turunkan pemberian minum

hingga 50%

Jk > 50%, tunda 1 atau 2 kali minum,mulai pemberian minum 50% dari

volume sebelumnya

Abdominal X-Ray dalam 24 jam

Jk pneumotoses, lanjut status puasa, Antibiotik dan cairan IV untuk 14 hari

Jk negatif, mulai pemberian minum pada volume terakhir sebelum terjadi

Page 25: Alat Penunjang Pengambilan Keputusan Klinis (DST)

RS: % PERUBAHAN DAR BB LAHIR: *

NAMA PASIEN: TGL LAHIR : BB: BB MASUK:

HARI LAHIR/ JENISHARI RAWAT CAIRAN

HARI 1: D10

HARI 2: D10

HARI 3: D10 1/5 NS - Asi adalah yang terbaik. Gunakan Asi perah atau formula 20 Kkal/30 cc sampai pemberian minum 150 cc/kg/hr

HARI 4: D10 1/5 NS - Untuk membuat Formula 20 Kkal/30cc, campur satu sendok peres SGM BBLR di dilam 40cc air.

HARI 5: D10 1/5 NS - Pindah ke lembar pemeliharaan pemberian minum saat minum infant mencapai 150 cc/kg/hr

HARI 6: D10 1/5 NS

HARI 7: D10 1/5 NS

HARI 8: D10 1/5 NS

HARI 9: D10 1/5 NS

HARI 10: D10 1/5 NS

HARI 11: D10 1/5 NS

HARI 12: D10 1/5 NS

A B C

DOB atau HD 1 cc cc ASI F

2 cc cc ASI F

3 cc cc ASI F

4 cc cc ASI F

5 cc cc ASI F

6 cc cc ASI F

7 cc cc ASI F

8 cc cc ASI F

9 cc cc ASI F

10 cc cc ASI F

11 cc cc ASI F

12 cc cc ASI F

Version 2.0 5/12/2014

MINUM

150 cc/kg/hr

140 cc/kg/hr

CAIRAN IV

40 cc/kg/hr

20 cc/kg/hr

OFF

OFF

80 cc/kg/hr

60 cc/kg/hr

10 cc/kg/hr

150 cc/kg/hr

150 cc/kg/hr

- 'Volume minum' merupakan jumlah volume minimal yang diberikan. Selalu bisa naik volume susu ke total volume cairan

120 cc/kg/hr

120 cc/kg/hr

120 cc/kg/hr

130 cc/kg/hr masalah pada kolom "komentar" dan gunakan lembar "pemberian minuman awal" kedua sesuai kebutuhan perbaiki hari

rawat pada kolom pertama)

Kunci - DOB: Hari lahir; HD: Hari rawat; * % Perubahan dari BB lahir = (BW-AW/BW)*100 dimana BW adalah berat lahir dan AW adalah berat saat

PEMBERIAN MAKANAN AWAL DAN PENURUNAN CAIRAN IV PADA NEONATUS 1500-2000 GRAM DARI HARI PERAWATAN 1-12

40 cc/kg/hr

20 cc/kg/hr

10 cc/kg/hr0 cc/kg/hr

CAIRAN

80 cc/kg/hr100 cc/kg/hr

100 cc/kg/hr

120 cc/kg/hr

VOLUME VOLUME

80 cc/kg/hr90 cc/kg/hr

80 cc/kg/hr

TOTAL VOLUME

PENDEKATAN UNTUK INTOLERANSI MAKANAN

PADA BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH

Adapted from AIMS, 2008

Dis M - emp su D

Dis M - emp su D

1 2 3 4 5 6 7 8

1 2 3 4 5 6 7 8

1 2 3 4 5 6 7 8

1 2 3 4 5 6 7 8

1 2 3 4 5 6 7 8

1 2 3 4 5 6 7 8

1 2 3 4 5 6 7 8

1 2 3 4 5 6 7 8

1 2 3 4 5 6 7 8

Dis M - emp su D

Dis M - emp su D

Dis M - emp su D

Dis M - emp su D

1 2 3 4 5 6 7 8

1 2 3 4 5 6 7 8

OFF

OFF

Dis M - emp su D

Dis M - emp su D

Dis M - emp su D

Dis M - emp su D

Dis M - emp su D

1 2 3 4 5 6 7 8

Tanda Intoleransi

(Distensi; Muntahan empedu atau

susu; feces berDarah)

Dis M - emp su D

150 cc/kg/hr

HARI RAWAT

INFANT

Tgl hari ini

(d/m/y)

Volume minum

per hari

(cc/kg/hr)

Jenis Minum (ASI

atau Formula)

Berat Badan

(kg)

Volume cairan IV

per hari

(cc/kg/hr)

Volume Cairan

per jam

(A*C)/24

Volume minum

setiap 3 jam

(A*B)/8

MINUM DIBERIKAN PER HARI

(Lingkari setiap minum diberikan) Komentar

LEMBAR PEMELIHARAAN

LEMBAR PEMELIHARAAN

60 cc/kg/hr

80 cc/kg/hr

100 cc/kg/hr

120 cc/kg/hr

140 cc/kg/hr

masuk; D10: Dextrose 10% ; NS: Normal saline atau 154mEq/L solution

DOKTER YANG BERTUGAS:

(Jk neonatus mengalami intoleransi atau tanda NEC (lihat dibawah) dan pemberian minuman lanjutan tertunda, jelaskan

- Pemberian minum harus dimulai pada hari kedua, jika RR ≤ 80.

- Kalau bayi turun berat badan (BB), gunakan BB tertinggi untuk penghutunga - Untuk penghunungan, gunakan berat badan (BB) lahir atau BB saat masuk yang sampai BB lebih besar.

IntoleransiMakanan

Distensi;muntahan/residu

dgn empedu; darah pada feses

Pertimbangkan NEC. Hentikan Minuman 24-48 Jam. Mulai cairan IV

sesuia usia. Mulai Amp/Sulbactam

Residu/muntahan dgn cairan empedu atau feses berdarah

Residu/muntahan tdk mengandung cairan empedu

Jk Aspirasi < 25% minuman. Lanjutkan pemberian minuman

Jk, 25-50%, Turunkan pemberian minum

hingga 50%

Jk > 50%, tunda 1 atau 2 kali minum, mulai pemberian minum 50% dari volume

sebelumnya

Abdominal X-Ray dalam 24 jam

Jk pneumotoses, lanjut status puasa, Antibiotik dan cairan IV untuk 14 hari

Jk negatif, mulai pemberian minum pada volume terakhir sebelum terjadi

Page 26: Alat Penunjang Pengambilan Keputusan Klinis (DST)

RS: % PERUBAHAN DAR BB LAHIR: *

NAMA PASIEN: TGL LAHIR : BB: BB MASUK:

HARI LAHIR/ JENISHARI RAWAT CAIRAN

HARI 1: D10

HARI 2: D10

HARI 3: D10 1/5 NS - Asi adalah yang terbaik. Gunakan Asi perah atau formula 20 Kkal/30 cc sampai pemberian minum 150 cc/kg/hr

HARI 4: D10 1/5 NS - Untuk membuat Formula 20 Kkal/30cc, campur satu sendok peres SGM BBLR di dilam 40cc air.

HARI 5: D10 1/5 NS - Pindah ke lembar pemeliharaan pemberian minum saat minum infant mencapai 150 cc/kg/hr

HARI 6: D10 1/5 NS

HARI 7: D10 1/5 NS

HARI 8: D10 1/5 NS

HARI 9: D10 1/5 NS

HARI 10: D10 1/5 NS

HARI 11: D10 1/5 NS

HARI 12: D10 1/5 NS

A B C

DOB atau HD 1 cc cc ASI F

2 cc cc ASI F

3 cc cc ASI F

4 cc cc ASI F

5 cc cc ASI F

6 cc cc ASI F

7 cc cc ASI F

8 cc cc ASI F

9 cc cc ASI F

10 cc cc ASI F

11 cc cc ASI F

12 cc cc ASI F

Version 2.0 5/12/2014

MINUM

150 cc/kg/hr

150 cc/kg/hr

CAIRAN IV

40 cc/kg/hr

20 cc/kg/hr

OFF

OFF

70 cc/kg/hr

50 cc/kg/hr

OFF

LEMBAR PEMELIHARAAN150 cc/kg/hr

- 'Volume minum' merupakan jumlah volume minimal yang diberikan. Selalu bisa naik volume susu ke total volume cairan

120 cc/kg/hr

130 cc/kg/hr

140 cc/kg/hr

150 cc/kg/hr masalah pada kolom "komentar" dan gunakan lembar "pemberian minuman awal" kedua sesuai kebutuhan perbaiki hari

rawat pada kolom pertama)

Kunci - DOB: Hari lahir; HD: Hari rawat; * % Perubahan dari BB lahir = (BW-AW/BW)*100 dimana BW adalah berat lahir dan AW adalah berat saat

PEMBERIAN MAKANAN AWAL DAN PENURUNAN CAIRAN IV PADA NEONATUS 2000-2500 GRAM DARI HARI PERAWATAN 1-12

50 cc/kg/hr

30 cc/kg/hr

10 cc/kg/hr0 cc/kg/hr

CAIRAN

80 cc/kg/hr100 cc/kg/hr

100 cc/kg/hr

120 cc/kg/hr

VOLUME VOLUME

80 cc/kg/hr90 cc/kg/hr

70 cc/kg/hr

TOTAL VOLUME

PENDEKATAN UNTUK INTOLERANSI MAKANAN

PADA BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH

Adapted from AIMS, 2008

Dis M - emp su D

Dis M - emp su D

1 2 3 4 5 6 7 8

1 2 3 4 5 6 7 8

1 2 3 4 5 6 7 8

1 2 3 4 5 6 7 8

1 2 3 4 5 6 7 8

1 2 3 4 5 6 7 8

1 2 3 4 5 6 7 8

1 2 3 4 5 6 7 8

1 2 3 4 5 6 7 8

Dis M - emp su D

Dis M - emp su D

Dis M - emp su D

Dis M - emp su D

1 2 3 4 5 6 7 8

1 2 3 4 5 6 7 8

OFF

OFF

Dis M - emp su D

Dis M - emp su D

Dis M - emp su D

Dis M - emp su D

Dis M - emp su D

1 2 3 4 5 6 7 8

Tanda Intoleransi

(Distensi; Muntahan empedu atau

susu; feces berDarah)

Dis M - emp su D

150 cc/kg/hr

HARI RAWAT

INFANT

Tgl hari ini

(d/m/y)

Volume minum

per hari

(cc/kg/hr)

Jenis Minum (ASI

atau Formula)

Berat Badan

(kg)

Volume cairan IV

per hari

(cc/kg/hr)

Volume Cairan

per jam

(A*C)/24

Volume minum

setiap 3 jam

(A*B)/8

MINUM DIBERIKAN PER HARI

(Lingkari setiap minum diberikan) Komentar

LEMBAR PEMELIHARAAN

LEMBAR PEMELIHARAAN

70 cc/kg/hr

90 cc/kg/hr

120 cc/kg/hr

150 cc/kg/hr

LEMBAR PEMELIHARAAN

masuk; D10: Dextrose 10% ; NS: Normal saline atau 154mEq/L solution

DOKTER YANG BERTUGAS:

(Jk neonatus mengalami intoleransi atau tanda NEC (lihat dibawah) dan pemberian minuman lanjutan tertunda, jelaskan

- Pemberian minum harus dimulai pada hari kedua, jika RR ≤ 80.

- Kalau bayi turun berat badan (BB), gunakan BB tertinggi untuk penghutunga - Untuk penghutungan, gunakan berat badan (BB) lahir atau BB saat masuk yang sampai BB lebih besar.

IntoleransiMakanan

Distensi;muntahan/residu

dgn empedu; darah pada feses

Pertimbangkan NEC. Hentikan Minuman 24-48 Jam. Mulai cairan IV

sesuia usia. Mulai Amp/Sulbactam

Residu/muntahan dgn empedu atau

feses berdarah

Residu/muntahan tdk mengandung cairan empedu

Jk Aspirasi < 25% minuman. Lanjutkan pemberian minuman

Jk, 25-50%, Turunkan pemberian minum

hingga 50%

Jk > 50%, tunda 1 atau 2 kali minum, mulai pemberian minum 50% dari volume

sebelumnya

Abdominal X-Ray dalam 24 jam

Jk pneumotoses, lanjut status puasa, Antibiotik dan cairan IV untuk 14 hari

Jk negatif, mulai pemberian minum pada volume terakhir sebelum terjadi

Page 27: Alat Penunjang Pengambilan Keputusan Klinis (DST)

RS: % PERUBAHAN DAR BB LAHIR: *

NAMA PASIEN: TGL LAHIR : BB: BB MASUK:

HARI LAHIR/ JENIS - 'Volume minum' merupakan jumlah volume minimal yang diberikan. Selalu bisa naik volume susu ke total volume cairan HARI RAWAT CAIRAN

HARI 1: D10

HARI 2: D10

HARI 3: D10 1/5 NS - Bayi harus menghentkani cairan infus dan mencepai nutrisi oral 100% pada hari ke-7

HARI 4: D10 1/5 NS - Asi adalah yang terbaik. Gunakan Asi perah atau Formula 20 Kkal/30 cc hanya kalua Ibu tidak bisa menyediakan asi

HARI 5: D10 1/5 NS - Pindah ke lembar pemeliharaan pemberian minum saat minum infant mencapai 150 cc/kg/hr

HARI 6: D10 1/5 NS

HARI 7: D10 1/5 NS

HARI 8: D10 1/5 NS

HARI 9: D10 1/5 NS

HARI 10: D10 1/5 NS

HARI 11: D10 1/5 NS

HARI 12: D10 1/5 NS

A B C

DOB atau HD 1 cc cc ASI F

2 cc cc ASI F

3 cc cc ASI F

4 cc cc ASI F

5 cc cc ASI F

6 cc cc ASI F

7 cc cc ASI F

8 cc cc ASI F

9 cc cc ASI F

10 cc cc ASI F

11 cc cc ASI F

12 cc cc ASI F

Version 2.0 4/2/2014

- Kalau bayi turun berat badan (BB), gunakan BB tertinggi untuk penghutungan

Kunci - DOB: Hari lahir; HD: Hari rawat; * % Perubahan dari BB lahir = (BW-AW/BW)*100 dimana BW adalah berat lahir dan AW adalah berat saat

MINUM

150 cc/kg/hr

150 cc/kg/hr

CAIRAN IV

20 cc/kg/hr

OFF

OFF

OFF

60 cc/kg/hr

40 cc/kg/hr

OFF

LEMBAR PEMELIHARAAN

140 cc/kg/hr masalah pada kolom "komentar" dan gunakan lembar "pemberian minuman awal" kedua sesuai kebutuhan perbaiki hari

rawat pada kolom pertama)

- Gunakan berat badan (BB) lahir atau BB saat masuk yang sampai BB lebih besar

PEMBERIAN MAKANAN AWAL DAN PENURUNAN CAIRAN IV PADA NEONATUS LEBIH DARI 2500 GRAM DARI HARI PERAWATAN 1-12

60 cc/kg/hr

40 cc/kg/hr

20 cc/kg/hr0 cc/kg/hr

CAIRAN

60 cc/kg/hr80 cc/kg/hr

100 cc/kg/hr

120 cc/kg/hr

VOLUME VOLUME

60 cc/kg/hr60 cc/kg/hr

60 cc/kg/hr

TOTAL VOLUME

PENDEKATAN UNTUK INTOLERANSI MAKANAN

PADA BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH

Adapted from AIMS, 2008

Dis M - emp su D

Dis M - emp su D

1 2 3 4 5 6 7 8

1 2 3 4 5 6 7 8

1 2 3 4 5 6 7 8

1 2 3 4 5 6 7 8

1 2 3 4 5 6 7 8

1 2 3 4 5 6 7 8

1 2 3 4 5 6 7 8

1 2 3 4 5 6 7 8

1 2 3 4 5 6 7 8

Dis M - emp su D

Dis M - emp su D

1 2 3 4 5 6 7 8

1 2 3 4 5 6 7 8

Dis M - emp su D

Dis M - emp su D

OFF

Dis M - emp su D

Dis M - emp su D

Dis M - emp su D

1 2 3 4 5 6 7 8

Tanda Intoleransi

(Distensi; Muntahan empedu atau

susu; feces berDarah)

Dis M - emp su D

150 cc/kg/hr masuk; D10: Dextrose 10% ; NS: Normal saline atau 154mEq/L solution

Dis M - emp su D

Dis M - emp su D

HARI RAWAT

INFANT

Tgl hari ini

(d/m/y)

Volume minum

per hari

(cc/kg/hr)

Jenis Minum (ASI

atau Formula)

Berat Badan

(kg)

Volume cairan IV

per hari

(cc/kg/hr)

Volume Cairan

per jam

(A*C)/24

Volume minum

setiap 3 jam

(A*B)/8

MINUM DIBERIKAN PER HARI

(Lingkari setiap minum diberikan) Komentar

DOKTER YANG BERTUGAS:

(Jk neonatus mengalami intoleransi atau tanda NEC (lihat dibawah) dan pemberian minuman lanjutan tertunda, jelaskan

LEMBAR PEMELIHARAAN

LEMBAR PEMELIHARAAN

80 cc/kg/hr

100 cc/kg/hr

120 cc/kg/hr

140 cc/kg/hr

150 cc/kg/hr

150 cc/kg/hr

- Pemberian minum harus dimulai pada hari kedua, jika RR ≤ 80.

120 cc/kg/hr

120 cc/kg/hr

120 cc/kg/hr

OFF

IntoleransiMakanan

Distensi,muntahan/residu

dgn empedu, Darah pada feses

Pertimbangkan NEC. Hentikan minuman 24-48 Jam. Mulai cairan IV sampai

150cc/kg/d. Mulai

Residu/muntahan dgn cairan empedu atau feses berdarah

Residu/muntahan tdk mengandung cairan empedu

Jk Aspirasi < 25% minuman. Lanjutkan pemberian minuman

Jk, 25-50%, Turunkan pemberian minum

hingga 50%

Jk > 50%, tunda 1 atau 2 kali minum,mulai pemberian minum 50% dari

volume sebelumnya

Abdominal X-Ray dalam 24 jam

Jk pneumotoses, lanjut status puasa, Antibiotik dan cairan IV untuk 14 hari

Jk negatif, mulai pemberian minum pada volume terakhir sebelum terjadi

Page 28: Alat Penunjang Pengambilan Keputusan Klinis (DST)

Page 27 | A l a t P e n u n j a n g P e n g a m b i l a n K e p u t u s a n K l i n i s ( D S T )

Asupan Rumatan

Maksud

Maksud dari alat penunjang pengambilan keputusan klinis ini adalah untuk memandu

kemajuan dalam pemberian asupan enteral yang sesuai dengan berat badan bayi dan

mendokumentasi pertumbuhan yang memadai selama periode ini. Penambahan berat badan

yang memadai terutama untuk bayi dengan berat badan lahir rendah sangat penting untuk

kesintasan neonatus dan dapat mengurangi kematian hingga 50%.

Tujuan

Memastikan penambahan berat badan 10-20g/kg/hari untuk bayi yang berusia lebih dari

7 hari dan penurunan berat badan kurang dari 10g/kg/hari pada bayi dengan usia kurang

dari 7 hari.

Mengurangi kesalahan yang biasa terjadi terkait dengan pemberian asupan neonatus

termasuk pemberian kalori yang tidak cukup

Menambah ASI pada bayi dengan berat badan lahir rendah hingga 24 kkal/30cc melalui

penggunaan susu bayi untuk bayi prematur dan resep yang mudah.

Membuat grafik yang memudahkan petugas kesehatan untuk melihat pola penambahan

berat badan.

Referensi: Paket Pelatihan PONEK JNPK, Modul 20, 2008; Gomella, Neonatology, Cambridge Press:

Boston, 2012

Page 29: Alat Penunjang Pengambilan Keputusan Klinis (DST)

Page 28 | A l a t P e n u n j a n g P e n g a m b i l a n K e p u t u s a n K l i n i s ( D S T )

Panduan:

1. Baca instruksi di bagian atas halaman yang menjelaskan konsep dan penggunaan DST. Instruksi tersebut mencakup:

Pengingat untuk menambah asupan, lebih diutamakan ASI, hingga 24 kkal/30cc untuk bayi dengan berat

<2500g

Pengingat untuk mencatat setiap kali bayi diberi asupan dengan mengisi lingkaran-lingkaran di bagian bawah

DST

Tujuan kenaikan berat badan 10-20g/kg/hari

2. Perhatikan bahwa di bagian bawah DST terdapat cara untuk menyiapkan susu, volume susu yang dipilih, dan

pengingat kapasitas perkembangan bayi prematur. Dalam contoh ini, DST memperlihatkan cara membuat susu 24

kkal/30cc.

3. Cara penggunaan grafik

Timbang berat badan bayi setiap hari dan catat tanggal dan beratnya dan jika salah satu dari volume asupan

datang langsung dari menyusui.

Temukan berat badan terkait dengan bergerak ke bawah kolom hari dan beri tanda “X”

Ke kiri dari volume terkait adalah jumlah asupan yang harus diberikan setiap 3 jam untuk bayi > 1500 gram

dan setiap 2 jam untuk bayi <1500 gram

Berikan volume susu yang sesuai untuk berat badan bayi dan catat asupan dengan mengisi bagian oval asupan

di bagian bawah halaman.

4. Jika bayi mengalami penurunan berat badan dari satu hari ke hari selanjutnya, terus beri tanda “X” di tempat yang

sesuai tetapi terus berikan asupan dengan besaran yang sama dengan hari sebelumnya. Misalnya jika bayi memiliki

berat 1,678 kg pada suatu hari dan memperoleh 31,5 cc setiap 3 jam dan berat badan berikutnya adalah 1600 kg,

terus berikan 31,5cc setiap 3 jam kepada bayi. Bayi tidak akan dapat

bertambah berat badan jika Anda menurunkan volume asupan!

5. Pada contoh di sebelah kanan, bayi memperlihatkan pola penambahan berat

badan yang dapat diterima

Bayi pada tanggal 3/3 diberi asupan 31 cc setiap tiga jam

Bayi pada tanggal 3/6 memiliki berat badan 1,736 kg dan menerima

32,5 cc asupan

Pada tanggal 3/6 dan 3/7 terdapat lingkaran-lingkaran asupan yang

belum diisi. Kondisi ini harus diinvestigasi. Jika tidak, ini berarti bahwa

lembaran ini menunjukkan bayi tidak diberikan asupan 1 dan 4 pada

tanggal 3/6 dan 3/7 secara berurutan.

Berat badan pada tanggal 3/5 kemungkinan salah tetapi menurun.

Dengan tidak memandang alasannya, perawat akan memberikan

volume asupan yang sama dengan yang diberikan pada hari

sebelumnya.

Sebuah garis yang menghubungkan tanda-tanda X yang dibuat akan

membuat identifikasi pola berat badan lebih jelas

6. Mengisi bagian komentar dapat menjelaskan perbedaan yang terjadi,

seperti perbedaan berat badan pada tanggal 3/5 yang digambarkan di atas.

Page 30: Alat Penunjang Pengambilan Keputusan Klinis (DST)

JADWAL PEMBERIAN MINUMAN RUTIN UNTUK NEONATUS DI RS………………………………. (Berat Badan 1000g – 1500g)

Nama:______________________________________________ Tanggal lahir: ___________________________ Tanggal masuk: ________________________________

Petunjuk pengisian: a) Timbang bayi setiap hari. Catatkan tanggal dan berat badan b) Pilih berat badan saat ini pada kolom kedua dan berikan tanda pada kotak

yang sesuai di bawah tanggal. c) berikan makan bayi sesuai dengan volume yang ditunjukkan dari 24 Kkal/30cc ASI atau 24 Kkal/30cc Susu formula bayi 1, yang

diberikan melalui NGT setiap 2 jam.2 d) bila bayi mengalami penurunan BB dari hari sebelumnya , berikan susu dengan volume yang sama pada hari sebelumnya.

Jangan memberikan makanan LEBIH SEDIKIT daripada HARI SEBELUMNYA e) Hitamkan bulatan yg tersedia tiap kali bayi diberikan makan f) Hubungkan

“semua x” untuk mengikuti kenaikan BB sekitar10-20 g/kg per hari 3

1 Untuk mendapatkan 24kkal/30cc dari Susu BBLR (5.3g = 27kkcal): Campur ¼ sendok teh susu formula bayi prematur dalam 23cc ASI, atau campur 1 sendok peres SGM BBLR

dalam 34cc air, atau campur 1 paket fortifikasi susu manusia (HMF) dalam 30cc ASI. 2 Bayi < 1.0 kg tidak dapat menelan makanan melalui mulut tanpa resiko mengalami aspirasi. Berikan makanan oral malalui nasogatric tube (NGT) 3 Kebutuhan kalori untuk pertumbuhan 10-20g/kg/hari ini adalah sekitar120 kkal/kg/hari. Hal ini sesuai dengan 150 cc/kg/hari dari 24 kkal/30cc susu.

Tanggal Keterangan

Susu/2jam BB (kg)

18.8 cc 1.500

18.4 cc 1.475

18.1 cc 1.450

17.8 cc 1.425

17.5 cc 1.400

17.2 cc 1.375

16.9 cc 1.350

16.6 cc 1.325

16.3 cc 1.300

15.9 cc 1.275

15.6 cc 1.250

15.3 cc 1.225

15.0 cc 1.200

14.7 cc 1.175

14.4 cc 1.150

14.1 cc 1.125

13.8 cc 1.100

13.4 cc 1.075

13.1 cc 1.050

12.8 cc 1.025

12.5 cc 1.000

Minuman yang diberi

ditandakan dengan

menghitamkan bulatan

Page 31: Alat Penunjang Pengambilan Keputusan Klinis (DST)

Tanggal & Pukul KETERANGAN

Page 32: Alat Penunjang Pengambilan Keputusan Klinis (DST)

JADWAL PEMBERIAN MINUMAN RUTIN UNTUK NEONATUS DI RS………………………………. (Berat Badan1500 g – 2000 g)

Nama:______________________________________________ Tanggal lahir: ___________________________ Tanggal masuk: ________________________________

Petunjuk pengisian: a) Timbang bayi setiap hari. Catatkan tanggal dan berat badan b) Tandai dengan “+” atau “-“ bila bayi dapat menyusui secara signifikan

langsung dari ibunya. B) Pilih berat badan saat ini pada kolom kedua dan berikan tanda pada kotak yang sesuai di bawah tanggal. c) Pilihlah volume dari 24

Kkal/30cc ASI atau formula berdasarkan BB1 untuk diberikan setiap 3 jam terutama melalui NGT.2 Jangan memberikan volume makanan lebih rendah dari hari

sebelumnya. d) Hitamkan bulatan yg tersedia tiap kali bayi diberikan susu e) Hubungkan “semua x” menurut waktu untuk mengikuti kenaikan berat badan sekitar

10-20 g/kg per hari 3

1 Untuk mendapatkan 24kkal/30cc dari Susu BBLR (5.3g = 27kkcal): Campur ¼ sendok teh susu formula bayi prematur dalam 23cc ASI, atau campur 1 sendok peres SGM BBLR

dalam 34cc air, atau campur 1 paket fortifikasi susu manusia (HMF) dalam 30cc ASI. 2 Bayi < 1.0 kg tidak dapat menelan makanan melalui mulut tanpa resiko mengalami aspirasi. Berikan makanan oral malalui nasogatric tube (NGT) 3 Kebutuhan kalori untuk pertumbuhan 10-20g/kg/hari ini adalah sekitar120 kkal/kg/hari. Hal ini sesuai dengan 150 cc/kg/hari dari 24 kkal/30cc susu.

Tanggal Komentar

Susu setiap

3 jam

BB. (kg) Menyusui

36.5 cc 2.000

36.0 cc 1.975

36.0 cc 1.950

35.5 cc 1.925

35.5 cc 1.900

35.0 cc 1.875

34.5 cc 1.850

34.0 cc 1.825

34.0 cc 1.800

33.5 cc 1.775

33.0 cc 1.750

32.5 cc 1.725

32.0 cc 1.700

31.5 cc 1.675

31.0 cc 1.650

30.5 cc 1.625

30.0 cc 1.600

29.5 cc 1.575

29.0 cc 1.550

28.5 cc 1.525

28.0 cc 1.500

Makanan yang diberi

ditandakan dengan

menghitamkan bulatan

Page 33: Alat Penunjang Pengambilan Keputusan Klinis (DST)

Tanggal & Pukul KETERANGAN

Page 34: Alat Penunjang Pengambilan Keputusan Klinis (DST)

JADWAL PEMBERIAN MINUMAN RUTIN UNTUK NEONATUS DI RS………………………………. (Berat Badan2000 g – 2500 g)

Nama:______________________________________________ Tanggal lahir: ___________________________ Tanggal masuk: ________________________________

Petunjuk pengisian: a) Timbang bayi setiap hari. Catatkan tanggal dan berat badan b) Tandai dengan “+” atau “-“ bila bayi dapat menyusui secara signifikan langsung dari ibunya.

B) Pilih berat badan saat ini pada kolom kedua dan berikan tanda pada kotak yang sesuai di bawah tanggal. c) Pilihlah volume dari 24 Kkal/30cc ASI atau formula berdasarkan BB1

untuk diberikan setiap 3 jam terutama melalui NGT.2 Jangan memberikan volume makanan lebih rendah dari hari sebelumnya. d) Hitamkan bulatan yg tersedia tiap kali bayi

diberikan susu e) Hubungkan “semua x” menurut waktu untuk mengikuti kenaikan berat badan sekitar 10-20 g/kg per hari 3

1 Untuk mendapatkan 24kkal/30cc dari Susu BBLR (5.3g = 27kkcal): Campur ¼ sendok teh susu formula bayi prematur dalam 23cc ASI, atau campur 1 sendok peres SGM BBLR dalam 34cc air,

atau campur 1 paket fortifikasi susu manusia (HMF) dalam 30cc ASI. 2 Bayi < 1.0 kg tidak dapat menelan makanan melalui mulut tanpa resiko mengalami aspirasi. Berikan makanan oral malalui nasogatric tube (NGT) 3 Kebutuhan kalori untuk pertumbuhan 10-20g/kg/hari ini adalah sekitar120 kkal/kg/hari. Hal ini sesuai dengan 150 cc/kg/hari dari 24 kkal/30cc susu.

Tanggal Keterangan

Menyusui + / -

Susu/3Jam BB (kg)

47.0 cc 2.500

46.5 cc 2.475

46.0 cc 2.450

45.5 cc 2.425

45.0 cc 2.400

44.5 cc 2.375

44.0 cc 2.350

43.5 cc 2.325

43.0 cc 2.300

42.5 cc 2.275

42.0 cc 2.250

41.5 cc 2.225

41.0 cc 2.200

40.5 cc 2.175

40.5 cc 2.150

40.0 cc 2.125

39.5 cc 2.100

39.0 cc 2.075

38.5 cc 2.050

38.0 cc 2.025

37.5 cc 2.000

Makanan yang diberi

ditandakan dengan

menghitamkan bulatan

Page 35: Alat Penunjang Pengambilan Keputusan Klinis (DST)

Tanggal & Pukul KETERANGAN

Page 36: Alat Penunjang Pengambilan Keputusan Klinis (DST)

JADWAL PEMBERIAN MINUMAN RUTIN UNTUK NEONATUS DI RS………………………………. (Berat Badan 2500 g – 3000 g)

Nama:______________________________________________ Tanggal lahir: ___________________________ Tanggal masuk: ________________________________

Petunjuk pengisian: a) Timbang bayi setiap hari. Catatkan tanggal dan berat badan b) Tandai dengan “+” atau “-“ bila bayi dapat menyusui secara signifikan

langsung dari ibunya. b) Pilih berat badan saat ini pada kolom kedua dan berikan tanda pada kotak yang sesuai di bawah tanggal. c) Pilihlah volume dari 20kkal/30cc

ASI atau formula berdasarkan BB untuk diberikan setiap 3 jam.1 Jangan memberikan volume makanan lebih rendah dari hari sebelumnya. d) Hitamkan bulatan yg

tersedia tiap kali bayi diberikan susu e) Hubungkan “semua x” menurut waktu untuk mengikuti kenaikan berat badan sekitar 10-20 g/kg per hari 2

1 Rumus susu 20kkal/30cc: Tambahkan ASI murni; Susu formula: Tergantung jenis formula tetapi sering campur 1 sendok peres formula bubuk dalam 60cc air. Cek kotak. 2 Kebutuhan kalori untuk pertumbuhan 10-20g/kg/hari dalam kohort bayi ini adalah sekitar 100 kkal/kg/hari. Hal ini sesuai dengan 150cc/kg/hari dari 20 kkal/30cc susu.

/hari dalam kohort bayi ini adalah sekitar 100 kkal/kg/hari. Hal ini sesuai dengan 150cc/kg/hari dari 20 kkal/30cc susu.

Tanggal Keterangan

Menyusui + / -

Susu/3Jam BB (kg)

56 cc 3.000

56 cc 2.975

55 cc 2.950

55 cc 2.925

55 cc 2.900

54. cc 2.875

54 cc 2.850

53 cc 2.825

53 cc 2.800

52. cc 2.775

52 cc 2.750

51 cc 2.725

51 cc 2.700

50 cc 2.675

50 cc 2.650

50 cc 2.625

49 cc 2.600

49 cc 2.575

48 cc 2.550

48 cc 2.525

47 cc 2.500

Makanan yang diberi

ditandakan dengan

menghitamkanbulatan

Page 37: Alat Penunjang Pengambilan Keputusan Klinis (DST)

Tanggal & Pukul KETERANGAN

Page 38: Alat Penunjang Pengambilan Keputusan Klinis (DST)

JADWAL PEMBERIAN MINUMAN RUTIN UNTUK NEONATUS DI RS………………………………. (Berat Badan 3000 g – 3500 g)

Nama:______________________________________________ Tanggal lahir: ___________________________ Tanggal masuk: ________________________________

Petunjuk pengisian: a) Timbang bayi setiap hari. Catatkan tanggal dan berat badan b) Tandai dengan “+” atau “-“ bila bayi dapat menyusui secara signifikan

langsung dari ibunya. b) Pilih berat badan saat ini pada kolom kedua dan berikan tanda pada kotak yang sesuai di bawah tanggal. c) Pilihlah volume dari 20kkal/30cc

ASI atau formula berdasarkan BB untuk diberikan setiap 3 jam.1 Jangan memberikan volume makanan lebih rendah dari hari sebelumnya. d) Hitamkan bulatan yg

tersedia tiap kali bayi diberikan susu e) Hubungkan “semua x” menurut waktu untuk mengikuti kenaikan berat badan sekitar 10-20 g/kg per hari 2

1 Rumus susu 20kkal/30cc: Tambahkan ASI murni; Susu formula: Tergantung jenis formula tetapi sering campur 1 sendok peres formula bubuk dalam 60cc air. Cek kotak. 2 Kebutuhan kalori untuk pertumbuhan 10-20g/kg/hari dalam kohort bayi ini adalah sekitar 100 kkal/kg/hari. Hal ini sesuai dengan 150cc/kg/hari dari 20 kkal/30cc susu.

Tanggal Keterangan

Menyusui + / -

Susu/3Jam BB (kg)

66 cc 3.500

65 cc 3.475

65 cc 3.450

65 cc 3.425

64 cc 3.400

64 cc 3.375

64 cc 3.350

63 cc 3.325

62 cc 3.300

62 cc 3.275

61 cc 3.250

61 cc 3.225

60 cc 3.200

60 cc 3.175

59 cc 3.150

59 cc 3.125

58 cc 3.100

58 cc 3.075

57 cc 3.050

57 cc 3.025

56 cc 3.000

Makanan yang diberi

ditandakan dengan

menghitamkanbulatan

Page 39: Alat Penunjang Pengambilan Keputusan Klinis (DST)

Tanggal & Pukul KETERANGAN

Page 40: Alat Penunjang Pengambilan Keputusan Klinis (DST)

JADWAL PEMBERIAN MINUMAN RUTIN UNTUK NEONATUS DI RS………………………………. (Berat Badan 3500 g – 4000 g) Nama:______________________________________________ Tanggal lahir: ___________________________ Tanggal masuk: ________________________________

Petunjuk pengisian: a) Timbang bayi setiap hari. Catatkan tanggal dan berat badan b) Tandai dengan “+” atau “-“ bila bayi dapat menyusui secara signifikan

langsung dari ibunya. b) Pilih berat badan saat ini pada kolom kedua dan berikan tanda pada kotak yang sesuai di bawah tanggal. c) Pilihlah volume dari 20kkal/30cc

ASI atau formula berdasarkan BB untuk diberikan setiap 3 jam.1 Jangan memberikan volume makanan lebih rendah dari hari sebelumnya. d) Hitamkan bulatan yg

tersedia tiap kali bayi diberikan susu e) Hubungkan “semua x” menurut waktu untuk mengikuti kenaikan berat badan sekitar 10-20 g/kg per hari 2

1 Rumus susu 20kkal/30cc: Tambahkan ASI murni; Susu formula: Tergantung jenis formula tetapi sering campur 1 sendok peres formula bubuk dalam 60cc air. Cek kotak. 2 Kebutuhan kalori untuk pertumbuhan 10-20g/kg/hari dalam kohort bayi ini adalah sekitar 100 kkal/kg/hari. Hal ini sesuai dengan 150cc/kg/hari dari 20 kkal/30cc susu.

50cc/kg/hari dari 20 kkal/30cc susu.

Tanggal Keterangan

Menyusui + / -

Susu/3Jam BB (kg)

75 cc 4.000

75 cc 3.975

74 cc 3.950

74 cc 3.925

73 cc 3.900

73 cc 3.875

72 cc 3.850

72 cc 3.825

71 cc 3.800

70 cc 3.775

70 cc 3.750

70 cc 3.725

69 cc 3.700

69 cc 3.675

68 cc 3.650

68 cc 3.625

67 cc 3.600

67 cc 3.575

67 cc 3.550

66 cc 3.525

66 cc 3.500

Makanan yang diberi

ditandakan dengan

menghitamkanbulatan

Page 41: Alat Penunjang Pengambilan Keputusan Klinis (DST)

Tanggal & Pukul KETERANGAN

Page 42: Alat Penunjang Pengambilan Keputusan Klinis (DST)

JADWAL PEMBERIAN MINUMAN RUTIN UNTUK NEONATUS DI RS………………………………. (Berat Badan 4000 g – 4500 g) Nama:______________________________________________ Tanggal lahir: ___________________________ Tanggal masuk: ________________________________

Petunjuk pengisian: a) Timbang bayi setiap hari. Catatkan tanggal dan berat badan b) Tandai dengan “+” atau “-“ bila bayi dapat menyusui secara signifikan

langsung dari ibunya. b) Pilih berat badan saat ini pada kolom kedua dan berikan tanda pada kotak yang sesuai di bawah tanggal. c) Pilihlah volume dari 20kkal/30cc

ASI atau formula berdasarkan BB untuk diberikan setiap 3 jam.1 Jangan memberikan volume makanan lebih rendah dari hari sebelumnya. d) Hitamkan bulatan yg

tersedia tiap kali bayi diberikan susu e) Hubungkan “semua x” menurut waktu untuk mengikuti kenaikan berat badan sekitar 10-20 g/kg per hari 2

1 Rumus susu 20kkal/30cc: Tambahkan ASI murni; Susu formula: Tergantung jenis formula tetapi sering campur 1 sendok peres formula bubuk dalam 60cc air. Cek kotak. 2 Kebutuhan kalori untuk pertumbuhan 10-20g/kg/hari dalam kohort bayi ini adalah sekitar 100 kkal/kg/hari. Hal ini sesuai dengan 150cc/kg/hari dari 20 kkal/30cc susu.

Tanggal Keterangan

Menyusui + / -

Susu/3Jam BB (kg)

85 cc 4.500

84 cc 4.475

84 cc 4.450

83 cc 4.425

83 cc 4.400

82 cc 4.375

82 cc 4.350

81 cc 4.325

81 cc 4.300

81 cc 4.275

80 cc 4.250

79 cc 4.225

79 cc 4.200

78 cc 4.175

78 cc 4.150

77 cc 4.125

77 cc 4.100

77 cc 4.075

76 cc 4.050

76 cc 4.025

75 cc 4.000

Makanan yang diberi

ditandakan dengan

menghitamkanbulatan

Page 43: Alat Penunjang Pengambilan Keputusan Klinis (DST)

Tanggal & Pukul KETERANGAN

Page 44: Alat Penunjang Pengambilan Keputusan Klinis (DST)

Page 44 | A l a t P e n u n j a n g P e n g a m b i l a n K e p u t u s a n K l i n i s ( D S T )

Dukungan Pernapasan

Maksud

Tujuan dari alat penunjang pengambilan keputusan klinis untuk penghentian pemberian

oksigen secara bertahap adalah untuk mendorong dan memandu penghentian bantuan

oksigen. Meskipun pemberian oksigen dapat menyelamatkan nyawa bayi baru lahir yang

mengalami gawat napas, pemaparan terhadap oksigen yang tidak perlu juga membawa

risiko, termasuk di antaranya retinopati prematuritas dan masuknya radikal bebas ke dalam

sistem neonatus yang rapuh.

Alat kedua membantu fasilitas layanan kesehatan untuk menetapkan penyebab gawat nafas

secara lebih jelas, yang tidak hanya terbatas pada pneumonia tetapi juga mencakup patologi

seperti hipertensi pneumothorax atau pulmonaris.

Tujuan:

Mencatat status pernapasan bayi baru lahir secara rutin, termasuk frekuensi napas dan

saturasi oksigen

Melakukan upaya teratur yang sesuai untuk melepaskan bayi secara bertahap dari

oksigen, diawali dengan menyesuaikan konsentrasi O2 terlebih dahulu jika bisa lalu,

kedua, dengan menyesuaikan kecepatan aliran.

Membuat grafik yang memudahkan petugas kesehatan untuk melihat pola dan derajat

dukungan pernapasan.

Membuat grafik penyakit respirasi secara akurat termasuk alasan di belakang diagnosis

dan pengobatan dini yang sesuai.

Referensi: Paket Pelatihan PONEK JNPK, Modul 20, 2008; Gomella, Neonatology, Cambridge Press:

Boston, 2012

Page 45: Alat Penunjang Pengambilan Keputusan Klinis (DST)

Page 45 | A l a t P e n u n j a n g P e n g a m b i l a n K e p u t u s a n K l i n i s ( D S T )

Panduan:

1. DST untuk pelepasan oksigen secara bertahap mengarahkan pengguna untuk melepaskan dukungan oksigen secara

bertahap ketika memungkinkan dengan menggunakan angka saturasi target 88-92% dan frekuensi pernapasan 40-

60x/mnt.

2. Frekuensi pernapasan dan saturasi O2 diukur dan dicatat setiap hari. Kadar dukungan O2 ditandai dengan “X”. Jika

perubahan dilakukan pada bantuan pernapasan, hitung frekuensi pernapasan dan ukur saturasi O2 selanjutnya

dicatat dan “X” dibuat untuk menunjukkan tingkat bantuan pernapasan yang baru.

3. Pada contoh di bawah ini, Bayi Boy masuk ke rumah sakit pada 14/3/2014 dan saat ini dipasangi CPAP

Pada 16-3-2014, pukul 08:00, frekuensi napas bayi adalah 66x/mnt dan saturasi 88% menerima O2 50% dengan

kecepatan aliran 6 liter. Kecepatan aliran oksigen dan konsentrasinya ditunjukkan dengan tanda “X”

Pada 17-3-2014 pukul 09:10, saturasi terlalu tinggi dan terdapat kesempatan untuk melepaskan oksigen dari

bayi secara bertahap. Kecepatan aliran disesuaikan dari 6L pada 25% menjadi 4L pada 25%.

Jadi pada hari yang sama pukul 09:30, setelah menurunkan aliran dari 6 menjadi 4 liter, bayi masih dapat

mempertahankan pernapasan dalam kisaran normal dengan frekuensi pernapasan 55x/mnt dan saturasi 90%.

Perawat menuliskan catatan terkait kondisi ini di kolom sebelah kanan sehingga memberikan latar belakang

lebih lanjut untuk upaya melepaskan anak secara bertahap dengan berhasil.

Perhatikan bahwa DST grafis ini memperlihatkan kemajuan pasien terkait dukungan oksigen dengan tanda “X”

yang menunjukkan pola menurun, yang bahkan bisa terlihat lebih jelas dengan membuat garis yang

menghubungkan titik-titik data tersebut.

4. Fitur utama DST gawat napas adalah bahwa DST ini meminta petugas kesehatan untuk mendokumentasi-kan

alasan di belakang diagnosis tertentu dengan jelas sehingga mengingatkan pengguna kepada riwayat utama dan

temuan pemeriksaan fisik dan bahkan pengobatan untuk penyebab gawat napas yang paling sering ditemui.

Dalam contoh:

Pengguna mendiagnosis pneumothorax sebagai

penyebab kegawatan pada bayi karena adanya

riwayat resusitasi dalam waktu lama dan temuan

kegawatan fisik dalam konteks suara nafas

unilateral.

Pengguna mencatat dekompresi termasuk

gambaran prosedurnya dengan catatan 50 cc

udara dikeluarkan.

Page 46: Alat Penunjang Pengambilan Keputusan Klinis (DST)

LEMBAR PENGAWASAN PENGGUNAAN ALAT BANTU PERNAFASAN Nama Pasien: _________________ Tgl lahir: _________ - Coba turunkan O2 harian hingga mencapai sat. O2 88-92% dan angka pernafasan 40-60x/mnt

- Pertama turunkan konsentrasi O2 hingga 20%, kemudian kurangi kecepatan aliran

- Memulai CPAP jika bayi retraksi dan sasaran O2 tidak terjangkau oleh sungkup Genis Pendunkung: NC Sunkup Box CPAP

TglWaktu

Laju NapasSat O2

100%

80%

60%

40%

RA100%80%60%40%RA

100%80%60%40%RA

100%80%60%40%RA

100%80%60%40%RA

100%80%60%40%RA

100%80%60%40%RA

100%80%60%40%RA

100%80%60%40%RA

100%80%60%40%RA

100%80%60%40%RA

100%80%60%40%RA

1/2 L

1/4 L

Keterangan

6 L

5 L

4 L

3 L

2 L

1 L

O2

10 L

9 L

8 L

7 L

Page 47: Alat Penunjang Pengambilan Keputusan Klinis (DST)

RS ____________ Nama Pasien _______________________________________

Neonatus Tanggal Lahir ____________________________ BB ______ kg

Lembar Kerja Kelainan Pernafasan Neonatus

__ Memeriksa semua neonatus untuk kesulitan pernapasan. Perhatikan apabila frekuensi napas > 60x/menit atau Saturasi O2 <88% Frekuensi Napas ______/min Saturasi O2 ______%

Penilaian Downe Score. Lingkari yang sesuai.

PEMERIKSAAN NILAI 0 NILAI 1 NILAI 2

Frekuensi napas < 60/menit 60-80/menit >80/menit

Retraksi Tidak ada Retraksi Retraksi Ringan Retriksi Berat

Sianosis Tidak ada Sianosis Sianosis hilang dgn pemberian O2 Sianosis menetap walaupun diberi O2

Suara Napas Suara Napas di Kedua Paru Baik Suara Napas di kedua paru menurun Tidak ada Suara Napas di Kedua Paru

Merintih Tidak Merintih Dapat didengar dengan Stetoskop Dapat didengar tanpa Alat Bantu

NILAI TOTAL:

Beri tanda silang: __ < 3 Gawat Napas Ringan __ 4-5 Gawat Napas Sedang __ > 6 Gawat Napas Berat

Dibawah ini adalah penyebab paling umum dari kesulitan bernafas. Beri tanda pada semua yang sesuai*

RDS Transient Tachypnea Radang Paru-Paru Sindrom Kebocoran Napas

Riwayat Prematur < 35 mgg: ____ mgg Kehamilan > 37 mgg: ____ mgg > 10 hari Aspirasi Meconium

Tdk dpt steroid antenatal Sectio Caesaria Demam Resusitasi lama

Distress lebih dari 3 hari Distress ringan dan membaik Batuk Antibiotik & O2 tidak menolong

Fisik BB < 2500 g: _______ BB > 3000 g: ____ Demam: ______oC Retraksi berat

Pernafasan memburuk Napas bising dan basah Ronchi saat inspirasi Suara napas di satu paru menurun

Rontgen: Pola reticulogranular Retraksi minimal Batuk Rontgen: Udara keluar paru paru

Terapi CPAP Pertimbangkan O2 dengan nasal Cannula aliran rendah

O2 Nasal cannula Penunjang oksigen

Pertimbangkan surfactant Observasi Antibiotik Dekompresi kebocoran

* Diagnosa lain termasuk penyakit jantung kongenital, asidosis, tekanan paru paru tinggi

Catatan/Diagnosa Lain _______________________________________________________________________________

Metode Penunjang O2

☐ Nasal Canula. (lingkari) ½ 1 2 3 4 Liter ________ % O2

☐ CPAP 4 5 6 PEEP ________ % O2 4 5 6 7 8 Liter

☐ Intubasi. Tipe _________________ Rate 30 PEEP 5 PIP 25 Waktu Inspirasi 0.3

Catatan termasuk perubahan di atas __________________________________________________________________

Antibiotik

Infan usia ≤7 hari. Gentamicin1 5 mg/kg = _____ mg IV/IM tiap ____ jam +

≤ 2kg: Ampicillin2 50 mg/kg tiap 12jam = ________ mg IV tiap 12jam SELANG WAKTU PEMBERIAN GENTAMICIN1 5 mg/kg

> 2kg: Ampicillin2 50 mg/kg tiap 8jam = ________ mg IV tiap 8jam

Berat Badan

≤7 hari

8-30 hari

Infan usia > 7 hari. Gentamicin1 5 mg/kg = _____ mg IV/IM tiap ____ jam + ≤ 1200 grams tiap 48 jam tiap 36 jam

< 1.2kg: Ampicillin2 50 mg/kg tiap 12 jam = ______ mg IV tiap 12jam > 1200 grams tiap 36 jam tiap 24 jam

> 1.2kg-2.0kg: Ampicillin2 50 mg/kg tiap 8 jam = _____ mg IV tiap 8jam 1 Neonatal Pharmacopeia, Royal Women’s Hospital, Melbourne, 2013

2 Gomella, et al, Neonatology, McGraw Hill: 2009, page 733

> 2kg: Ampicillin2 50 mg/kg tiap 6jam = ________ mg IV tiap 6jam

Dekompresi Kebocoran

Tempat membersihkan dengan iodine. Tanda Sarang Sterile dipakai.

Needle Decompression Kiri Kanon Atas Tulang Rusuk 2nd Garis Midclavicular 4rth Garis Ketiak

______ mL O2 ______ mL darah didapat 1 2 3 4 percobaan

Lain-Lain _____________________________________________________________________________________________________

_____________________________________________________________________________________________________________

Tenaga medis __________________________________________ Tgl: ___________________ Jam _______________ pagi sore

Page 48: Alat Penunjang Pengambilan Keputusan Klinis (DST)

Rumah Sakit________________

Nama Pasien ___________________________________

Bagian Neonatus Tanggal Lahir ____________________BB ___________ kg

Tanggal dan Waktu Keterangan

Page 49: Alat Penunjang Pengambilan Keputusan Klinis (DST)

Page 49 | A l a t P e n u n j a n g P e n g a m b i l a n K e p u t u s a n K l i n i s ( D S T )

Sepsis

Maksud:

Maksud dari alat penunjang pengambilan keputusan ini adalah untuk memulai terapi lini

pertama yang benar untuk tanda dan gejala sepsis neonatorum. Seperti biasa, DST

membantu mendokumentasikan praktek klinis yang kuat termasuk memperoleh kultur darah

sebelum pemberian antibiotik.

Tujuan:

Mengidentifikasi dan mendokumentasikan faktor risiko ibu untuk sepsis neonatorum

secara jelas

Mendokumentasikan pemberian antibiotik lini pertama yang benar kepada bayi baru lahir

dengan risiko, tanda, atau gejala sepsis

Memastikan bahwa semua bayi dengan diagnosis sepsis memiliki hasil kultur darah

Referensi: Paket Pelatihan PONEK JNPK, Modul 20, 2008; Gomella, Neonatology, Cambridge Press: Boston, 2012

Page 50: Alat Penunjang Pengambilan Keputusan Klinis (DST)

Page 50 | A l a t P e n u n j a n g P e n g a m b i l a n K e p u t u s a n K l i n i s ( D S T )

Panduan

1) Bagian atas DST memiliki informasi

umum mengenai kondisi medis, dalam

kasus ini sepsis

2) Kriteria untuk sepsis dipaparkan.

Pengguna hanya perlu memberikan

tanda pada kotak dan melingkari

kriteria yang berlaku. Dalam kasus

ini, bayi adalah bayi prematur, demam,

dan tidak menyusui dengan baik.

3) Pengguna menunjukkan bahwa

berdasarkan pada kriteria, bayi ini

akan dirawat untuk dugaan sepsis

4) Dengan tidak memberikan tanda

silang pada kotak di dekat “bolus”,

pengguna menginformasikan bahwa bayi tidak memperlihatkan tanda-tanda dehidrasi.

5) Kultur darah diambil pada pukul 12:20. Antibiotik tidak diberikan sampai sampel untuk kultur darah

diambil.

6) Bayi ini berusia 3 hari dan memiliki berat 2 kg. Berdasarkan informasi ini, pengguna mengisi dosis

antibiotik yang sesuai berdasarkan referensi dosis yang dicantumkan. Waktu pemberian antibiotik adalah

pukul 14:00

7) Sekali lagi, kotak kosong menunjukkan bahwa tindakan terkait tidak dilakukan.

Page 51: Alat Penunjang Pengambilan Keputusan Klinis (DST)

Rumah Sakit Nama Pasien _______________________________________

Bagian Anak Tanggal Lahir ___________ BB ______ kg UK_______ mgg

Bayi Sepsis

- Diagnosis tepat hanya dapat dilakukan dengan kultur darah. - Kalau tak akses kultur darah, beri antibiotik selama 48 jam, lalu mengevaluasi kembali - Diagnosis banding termasuk infeksi virus, hipoksia, meningitis, bacterial pneumonia, transient tachypnea pada bayi baru lahir, dll.

(Cek yang sesuai)

Faktor Risiko Ibu

Demam pada ibu > 38.0 oC

Air ketuban berbau

Nyeri tekan uterus

Faktor Risiko Neonatal

Ketuban pecah > 18 jam

Kelahiran < 37 minggu

Denyut jatung janin >180

Tanda Sepsis: (linkari) 36.6>S>37.5 Tampak lesu dan sakit Tidak menghisap dengan baik

Jika ada apa pun factor risiko ibu atau setelah dilahirkan apa pun factor resiko neonatal dengan tanda sepsis, terus

Tanda Vital: _____ oC _____ DJ _____ RR _____ Saturasi O2

Komentar

Keadaan riwayat atau tanda dehidrasi

Beri bayi susu menysusi 15 menit NGT 10cc/kg = _______ cc ATAU

Bolus NS RL 10 cc/kg = _____ cc selama 30 m 1 j*

(*berikan bolus perlahan pada bayi < 4 bln untuk menghindari kelebihan cairan)

Riwayat atau tanda dehidrasi termasuk:

☐ < 2 kali air seni/hari ☐ kurang minum

☐ kurang bergerak ☐ denyut jatung > 160

☐ laju pernapasan > 65 ☐ Suhu < 36.5

Depatkan kultur darah sebelum memberi antiboitik. Waktu: __________

Bayi ≤ 7 hari. Gentamicin1 5 mg/kg = _______ mg IV/IM tiap ______ jam +

≤ 2.0kg: Ampicillin2 50 mg/kg q 12 jam = ______ mg IV/IM q 12 jam SELANG WAKTU PEMBERIAN GENTAMICIN 5mg/kg1 > 2.0kg: Ampicillin2 50 mg/kg q 8 jam = ______ mg IV/IM q 8 jam

Bayi > 7 hari. Gentamicin1 5 mg/kg = _______ mg IV/IM tiap ______ jam +

< 1.2kg: Ampicillin2 50 mg/kg tiap 12 jam = ______ mg IV/IM tiap 12jam Berat Badan ≤ 7 hari 8-30 hari

1.2kg-2.0kg: Ampicillin 50 mg/kg tiap 8jam = ______ mg IV/IM tiap 8jam ≤ 1200 g tiap 48 jam tiap 36 jam

> 2kg: Ampicillin 50 mg/kg tiap 6 jam = ______ mg IV/IM tiap 6jam > 1200 g tiap 36 jam tiap 24 jam

Waktu dosis pertama diberikan: ____________

Lain-Lain _____________________________________________________

1 RSCM pedoman praktik klinis, Indonesia, 8/13

2 Gomella, et al, Neonatology, McGraw Hill: 2009, page 733

Pertimbangkan LP bila < 2 bln & 36.5 ≥ S ≥ 38.0 C & demam tidak spesifik

Nilai normal: WBC < 5 per mikroliter, RBC = 0, _____ WBC _____RBC _____ Protein Glukosa 45-80 mg/dL, Protein 15-45 mg/dL

Kalau WBC > 5 per microliter di CSF, obatkan bayi untuk meningitis

Bayi ≤ 7 hari. Gentamicin1 5 mg/kg = _______ mg IV/IM tiap ______ jam +

≤ 2.0kg: Ampicillin2 100 mg/kg q 12 jam = ______ mg IV/IM q 12 jam

> 2.0kg: Ampicillin2 100 mg/kg q 8 jam = ______ mg IV/IM q 8 jam

Bayi > 7 hari. Gentamicin1 5 mg/kg = _______ mg IV/IM tiap ______ jam +

< 1.2kg: Ampicillin2 100 mg/kg tiap 12 jam = ______ mg IV/IM tiap 12jam 1.2kg-2.0kg: Ampicillin 100 mg/kg tiap 8jam = ______ mg IV/IM tiap 8jam > 2kg: Ampicillin 100 mg/kg tiap 6 jam = ______ mg IV/IM tiap 6jam

Waktu dosis pertama diberikan: ____________

___________________________________________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________________________________________

Tenaga medis________________________________________________ Tanggal: _________________ Jam: ________________

4/9/14

Page 52: Alat Penunjang Pengambilan Keputusan Klinis (DST)

Rumah Sakit________________ Nama Pasien ___________________________________

Bagian Anak Tanggal Lahir ____________________BB ___________ kg

Tanggal dan Waktu Keterangan

Page 53: Alat Penunjang Pengambilan Keputusan Klinis (DST)

Page 53 | A l a t P e n u n j a n g P e n g a m b i l a n K e p u t u s a n K l i n i s ( D S T )

Hiperbilirubinemia

Maksud:

Tujuan dari alat penunjang pengambilan keputusan ini adalah untuk menstandarisasi indikasi-

indikasi fototerapi pada bayi baru lahir yang mengalami ikterus. Alat ini mencakup

pemahaman terhadap diferensial untuk ikterus neonatorum dan korelasinya dengan usia

kehamilan dan faktor risiko. Seperti biasa, DST membantu mendokumentasikan praktek klinis

yang kuat termasuk menghindari pemberian cairan intravena yang tidak perlu.

Tujuan:

Mengidentifikasi dan mendokumentasi faktor-faktor risiko hiperbilirubinemia yang

bermakna secara klinis dengan jelas

Mendokumentasi pelaksanaan fototerapi yang benar berdasarkan faktor-faktor risiko

Menghindari pemberian cairan infus intravena untuk bayi yang bisa menyusui

Referensi: AAP, “Management of hyperbilirubinemia in the newborn infant 35 or more weeks gestation,” Pediatrics, Vol. 114 No. 1 July 1, 2004, pp. 297 -316

Page 54: Alat Penunjang Pengambilan Keputusan Klinis (DST)

Page 54 | A l a t P e n u n j a n g P e n g a m b i l a n K e p u t u s a n K l i n i s ( D S T )

Panduan: 1) Isi identitas pasien dengan memasukkan informasi usia bayi dalam hari

2) Di bagian atas DST, pengguna diingatkan tentang diagnosis ikterus pada neonatus

3) Pengguna diminta untuk dengan jelas mencantumkan riwayat kelahiran

dan pemberian asupan serta hasil pemeriksaan fisik. Riwayat ini sangat

penting untuk memahami kemungkinan penyebab ikterus pada bayi

dan apakah sebab tersebut bisa dikoreksi dengan mudah. Pada contoh

di sebelah kanan, bayi yang datang dengan ikterus adalah bayi cukup

bulan dengan berat badan 3452 gram. Bayi menyusui dengan baik tetapi

memilikiaktivitas menurun dan pemeriksaan fisik meng-

mengkonfirmasinya. Bayi tidak terlihat benar-benar sadar dan postur tidak

berada dalam posisi yang normal. Bayi mengalami ikterus di bagian

dada dan suhu 36,3 C.

4) Keputusan untuk mengaplikasikan fototerapi diungkapkan sebagai

kombinasi usia kehamilan, faktor risiko, usia dalam hari dan, kadar

bilirubin terakhir. Meskipun semua variabel tersebut seharusnya dipertimbangkan, DST berupaya untuk

menyederhanakan hal-hal yang dipertimbangkan. Pada contoh di bawah ini, klinisi khawatir dengan

kondisi bayi yang memperlihatkan faktor risiko letargi. Namun, karena bayi lahir pada usia kehamilan

39 minggu, klinisi hanya menempatkan bayi dalam kategori risiko sedang. Bilirubin diukur dan

memperlihatkan bahwa bilirubin indirek adalah 16,1 mg/dl

5) DST sekarang meminta provider untuk merujuk

ke normagram. Dalam kasus ini, bilirubin yang

terukur berada di bawah ambang batas untuk

terapi cahaya bagi bayi dengan risiko menengah.

Tidak ada terapi cahaya diindikasikan dan peng-

guna diminta untuk mendokumentasikannya.

6) Fakta bahwa bayi tidak memerlukan fototerapi tidak menjelaskan hasil pemeriksaan fisik bayi yang tidak normal. Dengan mengingat adanya hipotermia, petugas kemudian menghangatkan bayi dan hasil tindakan ini baik. Bayi dapat pulang ke rumah.

Page 55: Alat Penunjang Pengambilan Keputusan Klinis (DST)

         Hiperbilirubinemia                                                            Pasien  ___________________  Tanggal  __________                     Berat  Badan  ___________g                    Usia  ________hari  

               

       

-­‐ Ikterus  klinis  muncul  ketika  bilirubin  serum>  7  mg  /  dL.  3%  dari  bayi  mengalami  kadar  bilirubin  >  15  mg  /  dL.  Gejala  sisa  yang  paling  berat  adalah  gejala  kernikterus  (pengendapan  bilirubin  di  otak)  biasanya  pada  tingkat>  30  mg  /  dL.  

-­‐        

-­‐ Ikterus  fisiologis  dinyatakan  sebagai  hiperbilirubinemia  indirek  (unconjugated).  DDX  -­‐  gangguan  hemolitik  seperti  ABO    Inkompatibilitas,    jaundice  karena  ASI,  sepsis,  dan  gangguan  konjugasi:  Crigler-­‐Najjar  dan  sindrom  Gilbert    

               

 

Riwayat            

   

Berat  Badan  Lahir  ________  g  Kehamilan    ________    minggu      Golongan  darah  Ibu  ________      

Diet:      ____  ASI  ____  formula    Pemberian  setiap  ____  Jam            

☐          Urin  ≤  2  kali  per  hari    Feses  ____  kali  per  hari        

Aktif                                  Aktivitas                          Lesu          

Pemeriksaan  Fisik  

   

Suhu  ___oC      DJ  ____    BB    _____  g  (ê____  g)    

☐        Alert                                            ☐        Postur  normal        ☐        Tonus  Normal                      ☐        Menghisap  kuat    ☐        Jaundice  ke        kepala            dada              kaki                  

Pengobatan  Faktor  Resiko:    Penyakit  isoimmune,  Kekurangan  G6P,  asfixia,  kelelusan,  hipothermi,  sepsis,  asidosis,  albumin  <  3.0    Kategori  Resiko  Bayi                Rendah        à      >  38  weeks,  perilaku  biasa  

                                                                                       Sedang      à      >  38  weeks  dengan  factor  resiko      atau    35-­‐37  6/7  minggu  tanpa  factor  resiko        

                                                                                       Tinggi            à      35-­‐37  6/7  minggu  dengan  factor  resiko        

 

Total  Serum  Bilirubin  __________  mg/dL.      Indirect  _______  mg/dL.        Menerut  Grafik  harus  mulai  terapi  foto?      __  ya                      __  tidak      

☐          Cahaya  450  nm              terapi  tunggal                                terapi      double                            terapi  triple    ☐          Pelindung  Mata  

         

�    Tidak  perlu  IV  bila  bayi  menghisap  kuat.    IV  tidak  dapat  membantu  penurunan  kadar  bilirubin    

☐      Ad  lib  menyusui  ☐                                      ASI                                  Formula                    ______  cc  setiap  3  jam    

     

☐          IV  untuk  dehidrasi.    Bolus  NS  0.9%  20  cc/kg  =  _______  cc  selama  satu  jam      

☐        Periksa  ulang  Bilirubin  pada  48  jam.      Serum  Bilirubin  ________  mg/dL.  Indirect  ________  mg/dL  ☐        Lain-­‐  lain/  Komentar    _________________________________________________________________________  _____________________________________________________________________________________________  

                                                 Tenaga  Medis  ________________________________________________    Tgl____________________    Pukul  ____________    

   

           

TAHUKAH  ANDA?  

Page 56: Alat Penunjang Pengambilan Keputusan Klinis (DST)

Neonatus   Pasien  _______________________  Tgl  __________            BB  _________  g      Tgl  Lahir  ____________________  

 

Tgl  &  Waktu   Catatan  Perkembangan                                                                                                                                                                      

 

Page 57: Alat Penunjang Pengambilan Keputusan Klinis (DST)

Page 57 | A l a t P e n u n j a n g P e n g a m b i l a n K e p u t u s a n K l i n i s ( D S T )

Stabilisasi dan Pemindahan Ibu

Maksud:

Maksud dari alat penunjang pengambilan keputusan ini adalah untuk memandu tata laksana

sebagian besar kedaruratan ibu sementara menunggu untuk dipindahkan ke tingkat layanan

kesehatan yang lebih tinggi. Alat ini mencakup dokumentasi menyeluruh dari presentasi,

pengobatan, dan kondisi pasien sebelum dirujuk.

Tujuan:

Ibu hamil distabilkan dengan baik sementara menunggu rekomendasi dari dokter spesialis

di UGD atau sebelum dipindahkan dari Puskesmas ke Rumah Sakit

Petugas kesehatan yang menerima pasien sakit telah melengkapi dokumentasi riwayat dan

pemeriksaan fisik yang menjadi dasar diagnosis dan pengobatan yang diberikan kepada

pasien

DST Kedaruratan Ibu menjadi bagian dari rekam medis resmi dari unit gawat darurat atau

Puskesmas yang mendokumentasikan pemberian layanan kesehatan berkualitas tinggi

Referensi: Paket Pelatihan PONEK JNPK, 2009; John Hopkins Manual of Gynecology and Obstetrics,

2011

Page 58: Alat Penunjang Pengambilan Keputusan Klinis (DST)

Page 58 | A l a t P e n u n j a n g P e n g a m b i l a n K e p u t u s a n K l i n i s ( D S T )

Panduan: 1) Pada bagian kanan atas

penggunamengisi identitas pasien termasuk nama, tanggal, waktu, dan usia kehamilan

2) Petugas mencatat pemikiran

yang mendasari perawatan atau pemindahan pasien berdasarkan riwayat dan temuan fisik yang biasa ditemui pada patologi maternal. Kondisi-kondisi ini mencakup komplikasi perdarahan pra dan pasca persalinan, pre- eklamsia, persalinan prematur, dan sepsis

3) Pasien mungkin masuk ke dalam lebih dari satu kategori penyakit yang ditunjukkan dengan tanda “x”. Fitur-fitur dalam suatu kategori yang berlaku untuk pasien juga ditunjukkan dengan tanda “x” atau dengan mengisi pertanyaan-pertanyaan terkait informasi. Pada contoh di atas, Bu Jane sedang distabilkan untuk dipindahkan/dirujuk dari Puskesmas akibat pre-eklamsia berat dan kemungkinan sepsis. Pengguna secara salah menandai persalinan prematur sebagai alasan pemindahan. Memang usia kehamilan janin adalah 34 minggu tetapi ibu tidak menunjukkan tanda-tanda persalinan. Untuk mendukung diagnosis pre-eklamsia, pasien tercatat memiliki riwayat sakit kepala dan edema. Pemeriksaan fisik mengungkap adanya tekanan diastol 113mmHg dan proteinuria (meskipun derajat proteinurianya.)?? Pasien mengalami demam hingga 38,5 tetapi sadar meskipun nampak tidak sehat. Tabel penyakit tidak mencakup seluruh penyakit dan DST memberikan ruang untuk menulis informasi tambahan.

4) Setelah dokumentasi diagnosis, pengguna diminta merawat pasien secara sistematis dengan

memberikan cairan jika ada tanda-tanda dehidrasi dan pemberian deksametason jika ada risiko persalinan premature

5) Dalam kasus ini, ibu hamil dengan Usia kehamilan 34 minggu dan mem- peroleh 6g IM deksametason karena berisiko mengalami persalinan pre- matur akibat pre-eklamsianya. Karena ibu demam, petugas memilih untuk memberikan antibiotik lini kedua, ceftriaxone. Untuk pasien pre-eklamsia ibu menerima MgSO4 IM. Perhatikan catatan waktu untuk semua obat yang diberikan. Ini adalah aspek sangat penting dalam dokumentasi medis.

6) Sebelum pemindahan, hasil pemerik- saan fisik pasien dicatat. Informasi mencakup tanda-tanda vital berulang. Format pemeriksaan membuat dokumentasi cukup mudah.

Page 59: Alat Penunjang Pengambilan Keputusan Klinis (DST)

PUSKESMAS Pasien _______________________________________ Usia _________ UK _________ Tanggal________________ Pukul _______________

Lembar Kerja Rujukan Maternal

Suhu ______ oC Nadi______/mnt TP ______ /mnt TD _____/_____ mmHg BB ______kg Denyut Jantung Janin ________ / mnt

Alasan dirujuk. Beri tanda dan catat semua yang sesuai.

Pendarahan PEB/Eklampsia Partus Macet Persalinan Prematur Sepsis Riwayat Usia kehamilan _____ mg Sakit kepala Partograf grs “bertindak” < 37 minggu Demam, S > 38.0 Baru melahirkan Nyeri Abdominal inpartu > 20 jam Ketubaan Pecah ⇩ Kesadaran

Nyeri ___ ya ___ tidak Udema Persalinan macet kontraksi >10 menit Terlihat sakit Kontraksi Infeksi Kandung Kemih

Fisik Nadi >100/mnt Diastolik TD >110 Penurunan 1/5 2/5 3/5 4/5 5/5

Usia Kehamilan: mg Nadi >100. Sistolic <100 mmHg Udem kontraksi ___ x/10mnt/___dtk Sistolic <100 mmgHg

Lama persalinan ____ jam Ketuban Pecah: jam Lochia berbau Moulase DJJ: /menit

Lab Hb: g/dl Proteinuria 1+ 2+ 3+ Lekosit ____ LEA ___(air ket) Lekosit >12000

Pasien dengan Nadi >100 dan TD sistolik < 100 mm Hg

Pemasangan IV line 2, jalur 14 16 Guyur RL NS 0.9% 1 Liter dalam 15 mnt. TD _____/_____ mmHg. Pukul __________

__ Ulangi 1 Liter jika masih hipotensi: TD _____ /_____ mm Hg. Pukul ___________

Diuresis kalau ada: _________________ cc. Pukul ___________

Ancaman persalinan premature

Ibu dengan usia kehamilan 24 - 34 minggu

Dexamethasone 6 mg IM per 12 jam. Pukul ___________ __ Dosis kedua diberikan. Pukul ___________ __ Dosis ketiga diberikan. Pukul ___________ __ Dosis keempat diberikan. Pukul ___________

Nifedipine* 20 mg po. Pukul ___________ __ Dosis kedua diberikan 30 menit kemudian bila kontraksi tidak berhenti . Pukul ___________ __ Pemeliharaan: Nifedipine 20 mg per 4 jam. Pukul ___________

(* Berikan hanya apabila tidak ada tanda infeksi, atau shock)

Ampicillin 2 g IV tiap 4 jam. Pukul ___________ , Pukul ___________, Pukul ___________

PEB/eklampsia

Dosis Awal ___ MgSO4 4g IV (10 ml MgSO4 konsentrasi 40% + 10 ml akuades) dalam 10 menit. Pukul _______ ATAU ___ MgS04 5g IM (konsentrasi 40%) boka-boki (total 10mg). Pukul _______

Dosis Rumatan ___ MgSO4 6g IV (15 ml MgSO4 40%) dalam RL 500cc selama 6 jam. Pukul ___________ ATAU ___ MgS04 5g IM (konsentrasi 40%) boka-boki (total 10mg). Pukul _______

Pasang kateter menetap

Sepsis

Ibu dengan __ demam ATAU __ ketuban pecah >18 jam. Pilih salah satu:

___ Ampicillin 2 g IV tiap 4 j, Gentamisin 160 mg IV tiap 24 j & metronidazole 500 mg IV tiap 8 j. Pukul __________ ATAU ___ Ceftriaxone 2 g IV per 24 jam. Pukul ___________

Pendarahan

Jangan lakukan periksa dalam kalau ibu hamil > 20 mgg DAN berdarah

perdarahan post partum, periksa

____ Plasenta lengkap + / - ____ robekan jalan lahir + / - ____ Kandung kemih dikosongkan + / -

____Masase uterus +/- ____ KBI/KBE ______kondom kateter

Pasang kateter menetap

Catatan: _______________________________________________________________________________________________________________________________ _________________________________________________________________________________________________________________________________________

Pemeriksaan Fisik Sesaat Sebelum Dirujuk (isi dan lingkari yang sesuai)

TTV Suhu _______oC Nadi _______ RR _______ TD ______/______ mm Hg Sat ________% BB ________kg KU waspada tenang tdk sadar bingung gelisah Jantung Regular takikardia tdk murmur murmur sistolik diastolik ____ /6+ Paru bersih kanan kiri ronki penurunan suara napas Abd lembut tdk-lunak kanan kiri ___quad nyeri menolak hepato- spleno- megaly GU cervix ______ cm penipisan ______ % tdk berdarah berdarah laserasi Neuro sadar refleks pupil normal ___ refleks patella +/- ___ parese +/-

Institusi penerima ____________________________ Dokter penerima ____________________________ Pukul diterima ____________________

Dokter Puskesmas ________________________________________ Tgl_____________________________ Pukul _____________________________

Page 60: Alat Penunjang Pengambilan Keputusan Klinis (DST)

Puskesmas __________________

Nama Pasien: _______________________________________

Tanggal Lahir:_____________________BB: ___________ kg

Tanggal dan Waktu Keterangan

Page 61: Alat Penunjang Pengambilan Keputusan Klinis (DST)

Page 61 | A l a t P e n u n j a n g P e n g a m b i l a n K e p u t u s a n K l i n i s ( D S T )

Instruksi Standard Maternal

Maksud

Maksud dari alat penunjang pengambilan keputusan klinis ini adalah untuk memulai

perawatan kondisi ibu dan bayi baru lahir yang mengancam nyawa secara dini bergantung

pada tanda-tanda vital pasien dan hasil laboratorium. Perawatan dini ini harus secara otomatis

dimulai untuk semua ibu yang masuk ke rumah sakit dalam kondisi bersalin dan melahirkan,

diberikan oleh bidan dan tidak bergantung pada kehadiran dokter.

Tujuan

Secara dramatis meningkatkan angka pemberian MgSO4 dan kortikosteroid antenatal

Mengidentifikasi ibu dengan anemia parah untuk transfusi dini

Meningkatkan tanggung jawab bidan dalam asuhan pasien secara komprehensif

Menstandardisasi respon terhadap kondisi mengancam nyawa pada ibu di ruang bersalin

dan melahirkan.

Referensi: Paket Pelatihan PONEK JNPK, 2009; John Hopkins Manual of Gynecology and Obstetrics, 2011

Page 62: Alat Penunjang Pengambilan Keputusan Klinis (DST)

Panduan:

1) Identitas pasien diisi di

bagian atas halaman

2) Tanda-tanda vital dan

riwayat obstetrik terkait

dicatat. Dalam kasus ini,

kehamilan ini merupakan

kehamilan pertama untuk

ibu JJ. Kasusnya menjadi penting karena adanya demam maternal, takikardia, hipertensi, memastikan

kecepatan denyut jantung janin, KPD, dan persalinan prematur.

3) Berdasarkan keterangan di atas, perawatan dimulai secara sistematis dan sesuai protokol

Deksametason diberikan karena bayi

berusia gestasi 34 minggu. Standard

internasional sekarang diperluas mele-

wati standard 24-34 minggu yang di-

gunakan karena kesulitan untuk mene-

tuntukan usia kehamilan dan analisis

keuntungan biaya tinggi untuk

pemberian kortikosteroid antenatal

(ACS). Catat bahwa waktu pember-

ian ACS adalah pada pukul 04:10

dan empat dosis ACS mencakup

terapi lengkap.

Karena ketuban pecah dini, pasien

menerima antibiotik pada pukul

03:55

Karena proteinuria dan hipertensi,

pasien menerima MgSO4. Meskipun

dokter ditelepon, perhatikan bahwa

panggilan telepon dilakukan pada

pukul 03:10 setelah pemberian

MgSO4. Para spesialis di rumah sakit

telah sepakat untuk kriteria pemberian MgSO4.

Setelah pemberian MgSO4, rumatan refleks patelar, output urin, dan status pernapasan dipastikan.

Golongan darah untuk pasien diperiksa secara rutin. Dalam kasus ini, Ibu JJ memiliki golongan

darah O -

Namun Ibu JJ menderita anemia dan darahnya dikirimkan untuk dipastikan golongannya dan

disilangkan sementara 2 unit darah disiapkan pada saat Dr. Buah ditelepon

Bidan menulis catatan terkait. Dalam kasus ini, ia menyatakan bahwa ibu sadar tetapi ibu memiliki

tanda-tanda fisik yang konsisten dengan pre-eklamsia dan anemia

4) Dalam ilmu kedokteran, pembuatan dokumen/grafik harus jelas memaparkan bagaimana tindakan

tertentu dilakukan dan kapan. DST berakhir dengan tanda tangan petugas kesehatan, tanggal, dan waktu

Page 63: Alat Penunjang Pengambilan Keputusan Klinis (DST)

RS_________________ Nama Pasien _________________________

Bagian Kebidanan Tanggal Lahir __________ No.RM_________

Prosedur Tetap – Kebidanan

Tanggal _______ Pukul _______

Suhu ____ oC Nadi ____ /mnt Laju Pernapasan ____ /mnt TD ____ / ____ mmHg BB ____ kg DJJ ____ /mnt

G ___ P___ ( persalinan aterm ___ persalinan preterm ___ anak hidup ___) A (aborus) ___

HPL: ____________ Perkiraan Usia Kehamilan: _____ minggu Ketuban pecah? tdk ya _____ pukul

Alasan untuk rawat inap Persalinan Aktif Ketuban Pecah Perdarahan Tekanan Darah Tinggi ________

Jika usia kehamilan 24-34 minggu berikan kortikosteroid untuk pematangan paru janin.

Dexamethasone 6 mg IM tiap 12 jam.

Dosis I. Pukul: Dosis III. Pukul:

Dosis II. Pukul: Dosis IV. Pukul:

Jika nadi >100x/mnt DAN tekanan darah systolik < 100.

Pasang IV 1 2 jalur 16 18 Guyur RL NaCl 0.9% 1 Liter/15mnt. Pukul _________

Ulangi 1 Liter jika masih hipotensi: TD _____ /_____ mm Hg. Pukul _________

Hubungi Doktor. Dokter _______________ dipangil. Pukul _________ Menjawab __ Ya __ Tidak

Jika ketuban pecah < 18 jam ATAU Suhu > 38o C, pilih salah satu:

Ampicillin 2 g IV tiap 4 j, Gentamisin 160 mg tiap 24 j DAN Metronidazole 500mg IV tiap 8 j Pukul ______

Ceftriaxone 2 g IV tiap 24 jam. Pukul _______

Urinalisis protein 1+ 2++ 3+++ 4++++

Kalau protein urin 2+ DAN TD diastolic > 90 mmHg, beri MgSO4

Dosis awal ___ MgSO4 4g IV (10 ml MgSO4 40% + 10mL akuades) dalam 10 men. Pukul _________

ATAU ___ MgS04 5g IM (konsentrasi 40%) tiap bokong = 10g. Pukul _________

Dosis Rumatan ___ MgSO4 6g IV (15 ml MgSO4 40%) dalam RL 500cc selama 6 jam. Pukul ________

ATAU ___ MgS04 5g IM bergantian sisi bokong setiap 4 jam. Pukul _________

Hubungi dokter. Dokter ___________ dipangil. Pukul _______ . Menjawab __ Ya __ Tidak

Untuk Memberikan dosis lanjutan, pastikan __ reflek patella ada __ urin > 1cc/kg/j __ RR > 12/men

Golongan Darah _______ Rh + / -

Pemeriksaan darah rutin: Hb _____ Ht _____ lekosit_____ trombosit _____

Hubungi dokter jika Hb < 7. Dr. ______________ dipangil. Pukul _________

Tipe Cross-match dan perintah untuk 2 kantong PRC whole blood Pukul ________

Catatan ________________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________________

Bidan/Perawat __________________________________________ Tanggal ____________ Pukul _________

Page 64: Alat Penunjang Pengambilan Keputusan Klinis (DST)

Rumah Sakit __________________ Nama Pasien________________________________

Tanggal Lahir:__________________BB: _________ kg

Tanggal dan Waktu Keterangan