aktivitas antioksidan selama pematangan buah …

12
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SELAMA PEMATANGAN BUAH JAMBU BIJI (Psidiumguajava L.) Ratnawati L Djanis, Hanafi Akademi Kimia Analisis Bogor ABSTRACT Antioxidant activity of guava fruit (Psidium guajava L) during ripening process was studied using DPPH (2,2-diphenyl-1-picrylhidrazyl) test. Concentration of ascorbic acid and water content in the flesh and seed of guava fruits were also analyzed in this study. The result was examined using correlation test between ascorbic acid concentration and antioxidant activity. This study showed that the highest antioxidant activities of red guava flesh (IC-50) was 314,96 ppm and of white guava (IC-50) was 318,53 ppm. The highest ascorbic acid concentration of white guava flesh was reached on the second day while of red guava flesh was on the first day. The maximum ascorbic acid concentration for white and red guava flesh were 179,80 mgll00 g and 60 mgll00 g, respectively. The correlation test revealed that ascorbic acid was the dominant active compound that produced antioxidant activity. The water content of red guava is higher than that of white guava with range of 66,4% - 84,91%. Key Words: antioxidant, guava, ascorbic acid,flesh PENDAHULUAN jambu biji memiliki komposisi 74-87 % air, 0,5-1,0 % abu, 0,4-0,7 % lemak, dan 0,8-1,5% protein. Selain itu jambu biji juga kaya vitamin B, riboflavin, dan beberapa mineral. Warna merah pada jambu menunjukkan bahwa jambu biji merah mengandung vitamin A lebih tinggi dibandingkan jambu biji putih. Buah jambu biji (Psidium guajava L.) merupakan buah yang dimanfaatkan sebagai bahan pangan fungsional karena memiliki fungsi untuk--· kesehatan. Sifat fungsional yang dimiliki jambu biji disebabkan oleh terdapatnya vitamin C yang cukup tinggi. Menurut Chin and Yong (1980), WARTA AKAB, No 22, DESEMBER 2009 12

Upload: others

Post on 24-Nov-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SELAMA PEMATANGAN BUAH …

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SELAMA PEMATANGAN

BUAH JAMBU BIJI (Psidiumguajava L.)

Ratnawati L Djanis, Hanafi

Akademi Kimia Analisis Bogor

ABSTRACT

Antioxidant activity of guava fruit (Psidium guajava L) during ripening process wasstudied using DPPH (2,2-diphenyl-1-picrylhidrazyl) test. Concentration of ascorbicacid and water content in the flesh and seed of guava fruits were also analyzed inthis study. The result was examined using correlation test between ascorbic acidconcentration and antioxidant activity. This study showed that the highestantioxidant activities of red guava flesh (IC-50) was 314,96 ppm and of white guava(IC-50) was 318,53 ppm. The highest ascorbic acid concentration of white guavaflesh was reached on the second day while of red guava flesh was on the first day.The maximum ascorbic acid concentration for white and red guava flesh were179,80 mgll00 g and 60 mgll00 g, respectively. The correlation test revealed thatascorbic acid was the dominant active compound that produced antioxidant activity.The water content of red guava is higher than that of white guava with range of66,4% - 84,91%.

Key Words: antioxidant, guava, ascorbic acid,flesh

PENDAHULUAN jambu biji memiliki komposisi 74-87

% air, 0,5-1,0 % abu, 0,4-0,7 % lemak,

dan 0,8-1,5% protein. Selain itu jambu

biji juga kaya vitamin B, riboflavin,

dan beberapa mineral. Warna merah

pada jambu menunjukkan bahwa jambu

biji merah mengandung vitamin A

lebih tinggi dibandingkan jambu biji

putih.

Buah jambu biji (Psidium guajava L.)

merupakan buah yang dimanfaatkan

sebagai bahan pangan fungsional

karena memiliki fungsi untuk--·

kesehatan. Sifat fungsional yang

dimiliki jambu biji disebabkan oleh

terdapatnya vitamin C yang cukup

tinggi. Menurut Chin and Yong (1980),

WARTA AKAB, No 22, DESEMBER 2009 12

Page 2: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SELAMA PEMATANGAN BUAH …

Dalam buah jambu biji terdapat zat

kimia lain yang dapat mempengaruhi

aktivitas antioksidan, seperti senyawa

flavonoid, kombinasi saponin dengan

asam oleanolat, guaijavarin dan

quercetin (Paniandy, et al.,2000).

Komposisi senyawa-senyawa iru

diduga dapat mencegah terbentuknya

radikal bebas dalam tubuh atau sebagai

antioksidan serta diabetes melitus

(Sutrisna, 2005), demam berdarah dan

diare (Viera, et.ai, 2001).

Buah jambu biji sebagian

dikonsumsi secara langsung dan

sebagian lagi dikonsumsi setelah

melalui berbagai macam proses

pengolahan, antara lain dibuat

minuman atau jus buah. Umumnya

masyarakat memanfaatkan buah jambu

biji secara keseluruhan, yaitu daging

buah dan bijinya, atau sebagian yaitu

daging buahnya saja. Hal ini akan

mempengaruhi sifat fungsional jambu

biji sebagai antioksidan.

Proses pematangan buah dapat

dipengaruhi oleh adanya gas asetilen

yang terbentuk pada saat terjadi

respirasi buah. Semakin tinggi

respirasi buah yang terjadi, semakin

besar gas asetilen terbentuk dan waktu

respirasi mencapai maksimum

(klimakterik). Pada saat itu gas

asetilen yang terbentuk akan memulai

proses pematangan. Pada proses ini

terjadi perubahan-perubahan biokimia

antara lain perombakan senyawa-

senyawa kimia termasuk zat kimia

yang bersifat antioksidan. Berdasarkan

hal ini maka tingkat kematangan buah

jambu biji dapat mempengaruhi

aktivitas antioksidan yang terdapat

dalam buah tersebut.

Aktivitas antioksidan buah

jambu biji dapat dilihat dari beberapa

parameter. Menurut Van, et.al (2006),

untuk mengetahui tingkat antioksidan

buah-buahan seperti jambu biji, dapat

dilakukan beberapa uji antara lain total

asam askorbat, total fenol, aktivitas

antioksidan, dan aktivitas chelating ion

Fe2+.

Aktivitas antioksidan pada buah

jambu biji dapat dipengaruhi oleh

beberapa faktor. Menurut Yan, et al

(2006), aktivitas antioksidan pada buah

jambu biji dipengaruhi oleh tingkat

kematangan, bagian buah dan varietas

jambu biji. Penelitian Van et.al (2006)

terhadap aktivitas antioksidan jambu

biji menunjukkan bahwa jambu biji

yang matang memiliki aktivitas

antioksidan lebih tinggi dibandingkan

dengan buah. Selain itu daging buah

dengan biji memiliki aktivitas

13 WARTA AKAB, No 22 DESEMBER 2009

Page 3: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SELAMA PEMATANGAN BUAH …

antioksidan lebih tinggi dibandingkan

tanpa biji dengan bobot yang sama.

Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui aktivitas antioksidan jambu

biji merah dan putih pada bagian

daging buah dan biji serta

perubahannya secara fisik dan kimia

selama penyimpanan 0, 2, 4 dan 6 hari

menggunakan alas daun pisang kering.

BAHAN DAN METODE

Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan

dalam penelitian ini adalah jambu biji

(Psidium guajava L) jenis merah dan

putih yang berasal dari pohon jambu

pada lahan perkebunan jambu di daerah

Cimanggu pada tingkat siap panen, dan

daun pisang kering. Sedangkan bahan

kimia yang akan dipergunakan adalah

DPPH (2,2-diphenyl-l-picrylhidrazyl),

natrium tiosulfat, asam klorida, kalium

iodida, asam sulfat, Iodium, metanol

(p.a), etanol, kalium bikromat, dan

kanji.

Alat-alat yang digunakan adalah

wadah plastikJ bak, pisau,

spektrofotometer UV - visible, blender,

labu takar, alat pengaduk, shaker,

kuvet, cawan porselen, oven, corong,

kertas saring, buret, erlenmeyer, piala

gelas dan alat gelas lainnya

--~.

Metode Penelitian

Penelitian ini dibagi dalam dua

tahap yaitu penelitian pendahuluan dan

penelitian . utama dengan nnClan

sebagai berikut :

I. Penelitian pendahuluan dilakukan

untuk mengetahui perubahan fisik

jambu biji pada penyimpanan 0, 2,

4, dan 6 hari menggunakan wadah

(keranjang plastik) yang dialasi

daun pisang kering. Pengamatan

fisik meliputi tekstur, dan warna.

Selain itu dilakukan uji kualitatif

aktivitas antioksidan ekstrak jambu

biji dalam meredam DPPH dengan

cara mengukur absorbansi DPPH

0,1 mM pada panjang gelombang

517 nm.

11. Penelitian Utama dilakukan uji pada

jambu biji dengan perlakuan

A = jenis jambu biji (Al= biji

merah, A2= biji putih), B = bagian

jambu biji (B 1= daging buah dan

kulit, B2 = Bagian biji ) dan C=

waktu pematangan (0, 2,4, 6hari»

Uji yang dilakukan terhadap contoh

adalah UJl aktivitas antioksidan

(metode Radical scavenger), penetapan

WARTA AKAB, No 22, DESEMBER 2009 14

Page 4: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SELAMA PEMATANGAN BUAH …

kadar vitamin C (metode Iodin) dan

penetapan kadar air (metode

gravimetri). Selain itu untuk

mengetahui pengaruh vitamin C dalam

aktivitas antioksidan jambu biji, maka

dilakukan uji korelasi antar keduanya.

BASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian Pendahuluan

Berdasarkan hasil penelitian

pendahuluan dapat diketahui bahwa

jambu merah mengalami pematangan

lebih cepat dibandingkan dengan jambu

putih, yaitu pada hari ke-6 jambu

merah telah mengalami perubahan

warna dari hijau menjadi kuning

kecoklatan dan tekstur yang sangat

lunak dibandingkan jambu putih yang

cenderung memiiiki tekstur yang lebih

keras walaupun pada hari ke-6 tekstur

telah berubah lunak. Menurut Rahardjo

(2000), kematangan buah klimakterik

seperti jambu biji secara fisik dapat

ditentukan dari warna dan tekstur.

Warna dapat diukur dengan cara

membandingkan dengan warna standar

sedangkan tekstur dengan cara menguji

keelastisan buah, karena hubungan

keduanya berbanding lurus, kecuali

pada buah non klimaktrik.

Uji kualitatif antioksidan

dilakukan pada ekstrak jambu biji

merah dan biji putih (bagian daging

buah dan biji) 100 ppm berdasarkan

penelitian dari Van, et.aJ (2006) yang

melakukan pengujian antioksidan

jambu biji pada konsentrasi 100 - 600

ppm.

0.3E •....c 0.25•.. ,----•..

1ft 0.2 -•• -,... -••co. 0.151/1

...•.C•• 0.1of!01/1 0.05...

<I:0

0 5 10 15 20 25 30Waktu pengukuran (m.nit)

~ Kulit + daging BuahJJambu merah)-0- Kulit + daging Buah Jambu Putih)-+- Bagian B~I (Jambu erah)"""*"" Bagian BIJi(Jambu Putih)-*-Kontrol

Gambar 2. Absorbansi DPPH 0,1 mMEkstrak Jambu Biji 100ppm

Berdasarkan Gambar 2 diketahui

bahwa semua ekstrak jambu biji 100

ppm memiliki kemampuan meredam

DPPH 0,1 mM. Hal ini dilihat dari

penurunan nilai absorbansi DPPHO ,1

mM pada panjang gelombang 517 nm

dibandingkan dengan kontrol. Menurut

Hafid (2003), penurunan nilai

absorbansi menunjukkan peredaman

senyawa DPPH yang diakibatkan oleh

15 WARTA AKAB, No 22 DESEMBER 2009

Page 5: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SELAMA PEMATANGAN BUAH …

bereaksinya molekul DPPH dengan

atom hidrogen yang dilepaskan dari

satu molekul komponen aktif bahan

uji. Reaksi ini menyebabkan jumlah

ikatan rangkap diazo pada DPPH

menjadi berkurang sehingga terjadi

pemucatan warn a DPPH yang

berakibat menu runny a nilai absorbansi

DPPH 0,1 mM. Pada Gambar 2 dapat

diketahui bahwa jambu biji merah

(baik bagian kulit dan daging buah

maupun biji) memiliki kemampuan

meredam DPPH lebih tinggi

dibandingkan jambu putih.

Penelitian Utama

Aktivitas Antioksidan (le-50)

Berdasarkan hasil penelitian

pendahuluan diketahui bahwa

konsentrasi ekstrak jambu biji 100 ppm

sudah menunjukkan adanya aktivitas

antioksidan, namun untuk mengetahui

konsentrasi ekstrak jambu biji yang

dapat menghambat peredaman sebesar

50% maka dibuat deret konsentrasi

ekstrak sebesar 100, 200, 300 dan 400

ppm. Kemudian dari hubungan

konsentrasi dengan persen peredaman

didapatkan persamaan linier, sehingga

konsentrasi pada saat peredaman 50%

(le-50) dapat diketahui.

Perubahan Aktlvitas Antioksldan (1C60)Pada Jambu Bljl Setllah Dlpanen

6

llarl ke- (setelah panen)

~JM (DagingBuah+ Kulit) __ JM)BagianBi)

-.-JP (Dagingbuahdankua) -;j-JP (BagianBi)

Gambar 3. Perubahan le-50 Jambu Bijiselama Pematangan

Berdasarkan Gambar 3. dapat diketahui

bahwa selama pematangan buah jambu

biji, terjadi perubahan aktivitas

antioksidan, yaitu secara umum terjadi

kenaikan le-50 yang menunjukkan

adanya penurunan aktivitas

antioksidan, karena nilai le-50

berbanding terbalik dengan aktivitas

antioksidan. Pola kenaikan le-50

antara jambu biji merah dengan jambu

biji putih tidak sama. Pada jambu

merah terjadi kenaikan sejak hari ke-O

sedangkan pada jambu putih terjadi

-penurunan le-50 pada hari ke-2 dan

naik kembali sampai hari ke-6. Hal ini

dapat disebabkan oleh perbedaan sifat

klimakterik jambu merah dengan

jambu putih. Menurut Reid (2002),

WARTA AKAB, No 22, DES EMBER 2009 16

Page 6: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SELAMA PEMATANGAN BUAH …

tanda kematangan buah dapat dilihat

dari pola kenaikan atau penurunan

indeks kematangan mengikuti pola

buah klimakterik, yaitu diawali dengan

peningkatan hasil-hasil respirasi secara

lambat kemudian menurun lagi setelah

mencapai puncak.

Apabila dibandingkan dengan hasil

pengamatan fisik, yaitu pematangan

buah jambu biji merah dan jambu biji

putih yang ditandai dengan perubahan

warna kuning sempurna dan tekstur

yang lunak pada hari keempat (jambu

biji merah) dan hari keenam (jambu biji

putih), maka puncak klimakterik jambu

biji berdasarkan Gambar 4. tidak terjadi

pada hari yang sama saat pematangan

optimum. Hal ini sesuai dengan

pendapat Ryall dan Pentzer (1994),

yaitu puncak respirasi pada pola

klimakterik tidak selalu bersamaan

dengan pematangan optimum.

Pada Gambar 3 dapat dilihat

bahwa diawal pemetikan IC-50 jambu

putih lebih tinggi dibandingkan jambu

biji merah (aktivitas antioksidannya

lebih rendah dari jambu merah), namun

pada proses pematangan selanjutnya

IC-50 jambu merah semakin meningkat

yang berarti terjadi penurunan aktivitas

antioksidan dibandingkan jambu putih

yang menunjukkan penurunan IC-50

atau kenaikan aktivitas antioksidan.

Hal ini dapat disebabkan oleh

komposisi zat aktif antioksidan yang

berbeda. Menurut Yan, et. Al (2006),

terdapat perbedaan komposisi zat aktif

jambu biji putih dan merah, sehingga

pemanfaatannya berbeda. Jambu biji

merah banyak digunakan untuk obat

demam berdarah karena mengandung

senyawa guajavarin dari golongan

polifenol sehingga dapat menghambat

pertumbuhan virus demam berdarah

dangue (DBD), sedangkan jambu biji

putih lebih banyak untuk dikonsumsi

karena kandungan vitamin C yang

tinggi.

Nilai IC-50 juga dapat

dipengaruhi oleh bagian daging buah

dan bagian biji. Hal ini dilihat dari

kecenderungan nilai IC-50 yang,

berbeda. Nilai IC-50 terendah

dihasilkan oleh ekstrak jambu biji

merah bagian kulit dan daging buah

dan terjadi pada hari ke-O sebesar

314,96 ppm, sedangkan IC-50 tertinggi

_. pada bagian biji jambu biji merah

sebesar 1278,98 ppm. Hal ini

menunjukkan bahwa aktivitas

antioksidan tertinggi terjadi pada jambu

biji merah bagian kulit dan daging buah

pada hari 'ke-O sedangkan aktivitas

17 WARTA AKAB, No 22 DESEMBER 2009

t

1

Page 7: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SELAMA PEMATANGAN BUAH …

terendah pada j ambu bij i merah bagian

biji di hari ke-6.

Dari semua perlakuan contoh

menujukkan bahwa daging buah

cenderung memilliki le-50 lebih

rendah dibandingkan bagian biji,

sehingga bagian daging buah lebih baik

untuk dikonsumsi karena aktivitas

antioksidannya lebih tinggi.

Menurut Azizah (2006), aktivitas

antioksidan (lC-50) sebesar 100-500

ppm menunjukkan aktivitas sedang

sedangkan diatas 500 ppm daya

antioksidan lemah. Secara umum

aktivitas antioksidan jambu biji selama

pematangan masuk katagori lemah

sampai sedang. Hal nu dapat

dipengaruhi oleh jenis pelarut sebagai

pengekstrak.

Kadar Vitamin C

Hasil penetapan kadar vitamin C

menunjukkan bahwa terjadi penurunan

kadar vitamin C selama pematangan

jambu biji, namun pada jambu putih

terjadi kenaikan pada hari ke-2 yang

selanjutnya menurun (Gambar 4).

Perubahan Kadar Vitamin CPada Jambu BijiSetelah CXpanen

200-1Wr-------~~--------------~"'":;: 160 r------::;~------'~-------------~140r--.l"--------~~-----------'~ 120 r-------------~"a__---oc 100r-----------:----------'~---------" i~ 80r-------~~~------~----~g; 6°t=!~~5~~~~j.: 40;; 20

2 6Harik,· (Slt,lah pantn)

•••••• JM(Cegi1gBuah+ Kuit) ••••••• JM)Ba~an Sf)

••••• JP(Ce~ngbuah dan kull) -++-JP(Ba~an 89)

Gambar 4. Kadar Vitamin C JambuBiji Selama Pematangan

Pada Gambar 4 diketahui bahwa

jambu biji putih memiliki kadar

vitamin C tertinggi pada hari ke-2

setelah pemetikan, sedangkan jambu

merah terjadi pada hari ke-O, walaupun

secara visual belum menunjukkan

kematangan optimum. Hal ini sesuai

dengan hasil penelitian Ryall dan

Pentzer (1994), yaitu puncak respirasi

pada po la klimakterik tidak selalu

bersamaan dengan pematangan

optimum, dan didukung oleh pendapat-~.Astawan (2004), bahwa kandungan

vitamin C pada jambu biji mencapai

puncaknya menjelang matang dan

bukan saat pematangan.

WARTAAKAB, No 22, DESEMBER2009 18

Page 8: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SELAMA PEMATANGAN BUAH …

Secara umum jerus jambu putih

memiliki kandungan vitamin C lebih

besar dibandingkan jambu biji merah,

Kadar Vitamin C tertinggi pada jambu

putih (daging buah) pada hari ke-2

pemetikan yaitu 179,80 mg/IOOg.

Hasil ini lebih tinggi dibandingkan

dengan hasil penelitian Van, et.al

(2006), yaitu kadar vitamin C jambu

biji dengan kulit dan biji sebesar 144 ±

60 mg/IOO g. Selain itu menurut

Astawan (2004), sebagian besar

vitamin C jambu biji terkonsentrasi

pada bagian kulit serta daging bagian

luarnya yang lunak dan tebal. Hal ini

juga menyebabkan kadar vitamin C

yang dianalisis lebih tinggi

dibandingkan literatur.

secara umum daging buah memiliki

kadar vitamin C lebih tinggi

dibandingkan bagian biji,. Pada jambu

biji merah, bagian daging buah

mengandung vitamin C 20,43 - 60,14

mg/IOO g. Nilai ini lebih besar

dibandingkan bagian biji dengan

rentang 15,17 - 48,73 mg/IOO g.

Demikian juga jambu biji putih, kadar

vitamin C bagian daging buah memiliki

rentang 51,50 - 179,80 mgllOOg dan

bagian biji hanya 22,90-91,97

mg/l00g. Hal ini sesuai dengan

penelitian Astawan (2004), - yaitu

sebagian besar vitamin C jambu biji

terkonsentrasi pada bagian kulit serta

daging bagian luarnya yang lunak dan

tebal.

Untuk mengetahui hubungan

antara kadar vitamin C dengan aktivitas

antioksidan (IC-50) jambu biji, maka

dilakukan uji korelasi dalam kurva

seperti terlihat pada Gambar 5 dan

Gambar 6.

---_._._-------------Korelasi Vitamin C dengan IC-60

Pada Jambu Blji Marah1400

1200 +-~.--------:

1000

o -:(- "Kulil+ dagingBuah(JM)'

o BagianBiji (J~E~ 800

~ 600 t--.--~,.,----<>

-Linear('Kulil+dagingBuah(JM)')

-Linear (BagianBiji (JM))

400 t---'-~,-------'\'--"'.------

200 t-----------<

o~·,--~-~-~-~o 20 40 60

Vitamin C (mg/100 g)80

Gambar 5. Kurva Korelasi Kadar Vitamin Cdan IC-50 Jambu Biji Merah

Pada Gambar 6 terlihat bahwa kadar

vitamin C memiliki korelasi dengan

aktivitas antioksidan (IC-50) yang

terdapat pada jambu merah, yaitu

-'. semakin tinggi vitamin C maka IC-50

akan semakin kecil atau aktivitas

antioksidan semakin tinggi. Dari

persamaan linier didapatkan nilai R2 =0,9864 (pada bagian biji) dan 0,9919

19 WARTA AKAB, No 22 DESEMBER 2009

Page 9: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SELAMA PEMATANGAN BUAH …

pada bagian daging buah dan kulit. Hal

nu menunjukkan bahwa kedua

parameter memiliki korelasi yang kuat,

yaitu vitamin C dapat bertindak sebagai

antioksidan.

r--------------.---- ....-.--..-----]

Korelasi V~amin C dengan 1C-50Pada Buah Jambu 8iji Putih

1400 T-·-·-·-·-·---·-·-·-···-··---···-·-·-·-·.. -·----· .. ·-·.. -·-.. --.-.,

1200 +-_--l-----'LCJ.:l.L.>'-"-'-C"U"'O"

-1 000 +--~---'-'---"'='---;E~ 800 +-~~.-----•••• 600 -1----4-----' ••••••.•..-----;II!~ 400 .

200 y=-10.404x+ 1385.7 .:

R2=0.9816 -Linearo -I----r----,----r--i(Bagian B~i

o 50 100 150 200 I

L~IVitaminC(mg/100g) ~

• Bagian 8iji(~

- Linear(Kulrt+ Jl:igingBuah (J~)

Gambar 6. Kurva Korelasi kadar Vit Cdan IC-50 Jambu Biji Putih

Seperti pada jambu biji merah,

Pada Gambar 6 terdapat korelasi antara

kadar vitamin C dengan IC-50

(aktivitas antioksidan) jambu biji putih,

yaitu korelasi negatif yang

menunjukkan apabila kadar vitamin C

tinggi maka IC-50 rendah (aktivitas

antioksidan tinggi) dengan nilai

korelasi R2 = 0,9559 (bagian daging -~..

buah) dan 0,9816 pada bagian biji.

Menurut Buettner and Freya Q. Sehafer

(2007), pada pH 7,4 sebagian besar

vitamin C terdapat dalam bentuk asam

askorbat (AseH) Struktur uu

memungkinkan vitamin C sebagai

antioksidan karena dapat bertindak

sebagai donor ion Hidrogen (H+ + e).

Apabila dalam tubuh terdapat radikal

bebas ROa. maka atom hidrogen dari

asam askorbat dapat didonorkan ke

radikal bebas sehingga menjadi ROOH.

Berdasarkan kedua gambar tersebut

diketahui nilai R2 yang didapatkan

kurang dari 0,999. Hal ini dapat

disebabkan oleh adanya zat aktif lain

yang bertindak sebagai antioksidan,

antara lain guajavarin namun

pengaruhnya sangat keeil, sehingga

dapat disimpulkan bahwa aktivitas

antioksidan jambu biji sebagian besar

dipengaruhi oleh kadar vitamin C.

Kadar Air

Jambu biji merupakan produk

pertanian yang cenderung memiliki

kadar air eukup tinggi. Untuk

mengetahui perubahan kadar air

sebagai faktor yang mempengaruhi

pematangan, maka dilakukan

penetapan kadar air pada contoh jambu

biji merah dan putih selama

pematangan. (Gambar 7).

WARTA AKAB, No 22, DESEMBER 2009 20

Page 10: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SELAMA PEMATANGAN BUAH …

,----,.'-----------_.-._._------,

IIiI

Perubahan Kadar AirPada Jambu Biji Setelah Dipanen

oHiri kt· (setelah panen)

f-tl-JM(Daging Buah+ Kuli) ~JM)Ba{jan Biji)

I-.-JP(Daging buahdankul~) -++-JP(Bagian Biji)

21 WARTA AKAB, No 22 DESEMBER 2009

Gambar 7. Perubahan Kadar Air JambuBiji Selama Pematangan

Selama proses pematangan

jambu biji akan mengalami perubahan

kadar air. Hal ini dapat diketahui dari

Gambar 8, yaitu seeara perlahan kadar

air dari jambu biji merah atau putih

akan mengalami kenaikan. Kenaikan

kadar air dapat disebabkan proses

hidrolisis selama pematangan yang

membutuhkan air, sehingga air bebas

yang terdapat dalam jaringan tanaman

keluar bersamaan dengan aktivitas

enzim. Selain itu antara perubahan

fisik jambu biji dengan kenaikan kadar

air selama penyimpanan, tidak

menunjukkan hubungan yang

signifikan. Hal ini dapat disebabkan

oleh perubahan fisik yang terjadi

tersebut.

Berdasarkan Gambar 7, pada hari

ke-O hingga hari ke-6 kadar air jambu

biji putih memiliki nilai lebih keeil dari

jambu biji merah. Hasil penetapan

kadar air jambu biji berkisar 77,54% -

84,91% (jambu biji merah bagian

daging buah), 77,57%-84,17% (jambu

biji merah bagian biji), 66,43%-79,10%

(jambu biji putih bagian daging buah)

dan 62,97%-75,43% (jambu biji putih

bagian biji). Nilai kadar air yang

dihasilkan sebagian besar telah sesuai

dengan hasil penelitian Yin, et.al

(2006), yaitu kadar air jambu biji

adalah 74%-87%, keeuali pada jambu

biji putih kadar airnya terlalu rendah.

Hal ini sesuai hasil pengamatan visual

penelitian pendahuluan bahwa jambu

;utih memiliki tekstur yang eenderung

keras.

Page 11: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SELAMA PEMATANGAN BUAH …

SIMPULAN

Bagian daging buah jambu biji

memiliki aktivitas antioksidan lebih

tinggi (lC-50 lebih rendah)

dibandingkan bagian biji, yaitu jambu

biji merah pada hari ke-O memiliki IC-

50 314,96 ppm dan IC-50 jambu biji

putih pada hari ke-2 sebesar 318,53

ppm, sedangkan IC-50 bagian biji

sebesar 349,66 ppm (biji merah) dan

403,76 (biji putih).

Pada jambu biji putih, kadar

vitamin C tertinggi dihasilkan bagian

daging buah pada hari ke-2 sebesar

179,80 mg/lOO g sedangkan pada

daging buah jambu merah pada hari ke-

o sebesar 60 mg/ 1OOg dan secara

umum biji putih memiliki kadar

vitamin C lebih tinggi dibandingkan

biji merah.

Nilai IC-50 berkorelasi negatif

dengan kadar vitamin C buah jambu

biji selama pematangan yaitu semakin

tinggi vitamin C maka IC-50 semakin

kecil yang berarti aktivitas antioksidan

semakin besar.

Kadar air jambu biji merah lebih

tinggi dari jambu biji putih, dan pada

hari ke-O sampai hari ke-6 setelah

panen mengalami kenaikan dengan

kisaran 66,43% -84,91%.

DAFTAR PUSTAKA

ASTAWAN, M. 2004. Jambu Biji,Buah Menyehatkan. TeknologiPangan dan Gizi- FakultasTeknologi Pertanian-IPB, Bogor.

ASSOCIATION OF OFFICIALANALYTICAL CHEMISTS(AOAC).1996. Official Methodsof Analysis of the Assosiation ofAnalytical Chemistry. 16thed. VolI and 11. AOAC, Inc. Arlington,Virginia.

BUETTNER AND FREYA Q.SCHAFER (2007). Ascorbate(vitamin C) Its AntioxidantChemistry Society For FreeRadical Biology andMedicine.University of Iowa,Iowa City.

BUETTNER. 2003 The Vitamin CRadical and Its Reactions inVitamin C in Health and Disease,ed. by L. Packer and 1. Fuchs,Marcel Dekker, Inc., New York,Chapter 4, pp75-94

CHIN, H.F and YONG, H. 1980.Malaysian Fruits in Colour.Kuala Lumpur Tropical Press,Malaysia

-c,

PANIANDY, J.c., CHANE-MING,J., and PRETmATESTI, J.C.2000. Chemical Composition ofThe Essential Oil and HeadspaceSolid-phase Microextraction ofThe Guava Fruits (psidiumGuajava L.). Journal of EssentialOil Research, 12 (2) : 153-158.

WARTA AKAB, No 22, DESEMBER 2009 22

Page 12: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SELAMA PEMATANGAN BUAH …

RYALL AND PENTZER, 1994,Methods of Delaying TheRipening of Fruits ASEANHorticultural Produce HandlingWorkshop Report.Bureau KualaLumpur. p. 43-47.

RE ID , M.S. 2002. Maturation andMaturity Indecs In PostharvestTechnology of HorticulturalCrops. Kaden AA Edt. UnivofCalifornia. Agric. and NaturalResources Pub. No.33ll

SUTRISNA, E.M. 2005. UjiPenurunan Kadar Glukosa DarahEkstrak Air Buah Jambu Biji(Psidium guajava L.) PadaKelinci, Jurnal FarmasiIndonesia Vol6 (1) :23-27

YAN, L.Y., TENG, L.T. and JBI,T.J.. 2006. AntioxidantProperties of Guava Fruit:Comparision With Some LocalFruits. Journal of SunwayAcademic Vol3 : 9-20.

23 WARTAAKAB, No 22 DESEMBER 2009