afiksasi dan zeroisasi pada lirik lagu payung teduh dalam

15
Repetisi: Riset Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Volume 3, Nomor 1, Mei 2020 E-ISSN 2715-9612 http://jom.untidar.ac.id/index.php/repetisi/ Acces article distributed under the terms of the Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License Afiksasi dan Zeroisasi pada Lirik Lagu Payung Teduh dalam Album Live and Loud sebagai Formulasi Materi Ajar di SMA , , . Universitas Tidar, Jl. Kapten Suparman No. 39 Potrobangsan, Magelang, Jawa Tengah, Indonesia email: [email protected] Abstrak Latar belakang penelitian ini adalah ditemukannya fenomena afiksasi dan zeroisasi pada lirik lagu Payung Teduh dalam Album Live and Loud. Rumusan masalah dalam penelitian ini ialah (1) apa sajakah afiksasi yang terdapat pada lirik lagu Payung Teduh dalam Album Live and Loud? (2) apa sajakah zeroisasi yang terdapat pada lirik lagu Payung Teduh dalam Album Live and Loud? 3) bagaimanakah formulasi materi ajar afiksasi dan zeroisasi pada lirik lagu Payung Teduh dalam Album Live and Loud?. Penelitian ini bertujuan untuk (1) memperoleh deskripsi mengenai afiksasi yang terdapat pada lirik lagu Payung Teduh dalam Album Live and Loud (2) memperoleh deskripsi mengenai zeroisasi yang terdapat pada lirik lagu Payung Teduh dalam Album Live and Loud(3) menghasilkan materi ajar mengenai afiksasi dan zeroisasi yang terdapat pada lirik lagu Payung Teduh dalam Album Live and Loud pada pembelajaran teks puisi. Teori yang digunakan dalam penelitian ini (1) fonologi 2) perubahan bunyi 3) morfologi (4) afiksasi (5) lirik lagu (6) materi ajar. Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data tertulis berupa teks lirik lagu Payung Teduh dalam Album Live and Loud, dan sumber data lisan berupa MP3 lagu Payung Teduh. Objek data dalam penelitian ini adalah afiksasi dan zeroisasi pada lirik lagu Payung Teduh dalam Album Live and Loud. Metode dan teknik penyediaan data yang digunakan adalah metode simak dan teknik catat. Metode dan teknik analisis data yang digunakan ialah metode agih adapun teknik analisis datanya yakni teknik BUL (Bagi Unsur Langsung) dan teknik ubah ujud parafrasal. Hasil penelitian ini ialah: Afiksasi yang ditemukan dalam lirik lagu Payung Teduh khususnya pada lagu Menuju Senja, Kucari Kamu, Biarkan Resah, dan Berdua Saja Rahasia, sejumlah 50 data penggunaan afiksasi yang terdiri atas: 33 data penggunaan prefiks, 11 data penggunaan sufiks, 6 data penggunaan konfiks, sedangkan zeroisasi yang ditemukan sejumlah 6 data. Penelitian ini juga menghasilkan materi ajar berupa modul afiksasi dan zeroisasi sebagai pengembangan materi pembelajaran teks puisi. Penyusunan modul pada penelitian ini berisi materi ajar khususnya pemilihan diksi pada unsur pembangun teks puisi yang dikembangkan dari afiksasi dan zeroisasi dengan menggunakan lirik lagu Payung Teduh dalam Album Live and Loud untuk siswa kelas X SMA. Kata kunci: Afiksasi, konfiks, lirik lagu, prefiks, sufiks, zeroisasi. Abstract The background of this research is the discovery of the phenomenon of affixation and zeroization in the lyrics of the song Payung Teduh in the Live and Loud Album. The formulation of the problem in this study are (1) what are the affixes contained in the lyrics of the song Payung Teduh in the Live and Loud Album? (2) what are the zeroisations contained in the lyrics of the song Payung Teduh in the Live and Loud Album? 3) how is the formulation of affixation and zeroization teaching material in the lyrics of the song Payung Teduh in the Live and Loud Album ?. This study aims to (1) obtain a description of the affixation contained in the song

Upload: others

Post on 03-Dec-2021

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Afiksasi dan Zeroisasi pada Lirik Lagu Payung Teduh dalam

Repetisi: Riset Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Volume 3, Nomor 1, Mei 2020 E-ISSN 2715-9612

http://jom.untidar.ac.id/index.php/repetisi/

Acces article distributed under the terms of the Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License

Afiksasi dan Zeroisasi pada Lirik Lagu Payung Teduh

dalam Album Live and Loud sebagai Formulasi

Materi Ajar di SMA

𝐑𝐞𝐭𝐧𝐨 𝐀𝐬𝐢𝐡𝟏, 𝐌𝐮𝐫𝐬𝐢𝐚 𝐄𝐤𝐚𝐰𝐚𝐭𝐢

𝟐, 𝐓𝐡𝐞𝐫𝐞𝐬𝐢𝐚 𝐏𝐢𝐧𝐚𝐤𝐚 𝐑𝐚𝐭𝐧𝐚 𝐍. 𝐇

𝟑

Universitas Tidar, Jl. Kapten Suparman No. 39 Potrobangsan, Magelang, Jawa Tengah, Indonesia

email: [email protected]

Abstrak

Latar belakang penelitian ini adalah ditemukannya fenomena afiksasi dan zeroisasi pada

lirik lagu Payung Teduh dalam Album Live and Loud. Rumusan masalah dalam penelitian ini

ialah (1) apa sajakah afiksasi yang terdapat pada lirik lagu Payung Teduh dalam Album Live and Loud? (2) apa sajakah zeroisasi yang terdapat pada lirik lagu Payung Teduh dalam Album Live and Loud? 3) bagaimanakah formulasi materi ajar afiksasi dan zeroisasi pada lirik lagu Payung Teduh dalam Album Live and Loud?. Penelitian ini bertujuan untuk (1) memperoleh deskripsi

mengenai afiksasi yang terdapat pada lirik lagu Payung Teduh dalam Album Live and Loud (2)

memperoleh deskripsi mengenai zeroisasi yang terdapat pada lirik lagu Payung Teduh dalam Album Live and Loud(3) menghasilkan materi ajar mengenai afiksasi dan zeroisasi yang

terdapat pada lirik lagu Payung Teduh dalam Album Live and Loud pada pembelajaran teks puisi. Teori yang digunakan dalam penelitian ini (1) fonologi 2) perubahan bunyi 3) morfologi

(4) afiksasi (5) lirik lagu (6) materi ajar. Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data tertulis berupa teks lirik lagu Payung Teduh dalam Album Live and Loud, dan sumber data lisan

berupa MP3 lagu Payung Teduh. Objek data dalam penelitian ini adalah afiksasi dan zeroisasi pada lirik lagu Payung Teduh dalam Album Live and Loud. Metode dan teknik penyediaan data yang digunakan adalah metode simak dan teknik catat. Metode dan teknik analisis data yang

digunakan ialah metode agih adapun teknik analisis datanya yakni teknik BUL (Bagi Unsur Langsung) dan teknik ubah ujud parafrasal. Hasil penelitian ini ialah: Afiksasi yang ditemukan

dalam lirik lagu Payung Teduh khususnya pada lagu Menuju Senja, Kucari Kamu, Biarkan Resah, dan Berdua Saja Rahasia, sejumlah 50 data penggunaan afiksasi yang terdiri atas: 33 data penggunaan prefiks, 11 data penggunaan sufiks, 6 data penggunaan konfiks, sedangkan

zeroisasi yang ditemukan sejumlah 6 data. Penelitian ini juga menghasilkan materi ajar berupa modul afiksasi dan zeroisasi sebagai pengembangan materi pembelajaran teks puisi.

Penyusunan modul pada penelitian ini berisi materi ajar khususnya pemilihan diksi pada unsur

pembangun teks puisi yang dikembangkan dari afiksasi dan zeroisasi dengan menggunakan lirik lagu Payung Teduh dalam Album Live and Loud untuk siswa kelas X SMA.

Kata kunci: Afiksasi, konfiks, lirik lagu, prefiks, sufiks, zeroisasi.

Abstract The background of this research is the discovery of the phenomenon of affixation and

zeroization in the lyrics of the song Payung Teduh in the Live and Loud Album. The formulation of the problem in this study are (1) what are the affixes contained in the lyrics of the song Payung Teduh in the Live and Loud Album? (2) what are the zeroisations contained in the lyrics of the song Payung Teduh in the Live and Loud Album? 3) how is the formulation of affixation and zeroization teaching material in the lyrics of the song Payung Teduh in the Live and Loud Album ?. This study aims to (1) obtain a description of the affixation contained in the song

Page 2: Afiksasi dan Zeroisasi pada Lirik Lagu Payung Teduh dalam

Repetisi: Riset Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol. 3, No. 1, Mei 2020

40

lyrics Payung Teduh in the Live and Loud Album (2) obtain a description of the zeroization contained in the song Payung Teduh song in the Live and Loud Album (3) produce teaching material about affixation and the zeroization contained in the lyrics of the song Payung Teduh in the Live and Loud Album in the study of poetry texts. The theory used in this study (1) phonology 2) sound changes 3) morphology (4) affixation (5) song lyrics (6) teaching material. Data source in this research is written data source in the form of Payung Teduh song lyrics in Live and Loud Album, and oral data source in the form of MP3 song Payung Teduh. The object of data in this study is the affixation and zeroization of the lyrics of the song Payung Teduh in the Live and Loud Album. The methods and techniques of providing data used are the listening and note taking methods. The data analysis method and technique used is the agih method while the data analysis technique is BUL (For Direct Element) and parafrasal change technique. The results of this study are: Affixations found in the lyrics of the song Payung Teduh, especially in the song Menuju Senja, I am looking for you, Let Restless, and Two Secret Only, a total of 50 data use of affixation consisting of: 33 data on the use of prefixes, 11 data on the use of suffixes, 6 confix usage data, while zeroisation is found as many as 6 data. This research also produces teaching materials in the form of affixation and zeroization modules as the development of poetry text learning materials. The preparation of the module in this study contains teaching material specifically the selection of diction on the elements of poetry text builder developed from affixation and zeroization by using the lyrics of the song Payung Teduh in the Live and Loud Album for class X high school students. Keywords: Affixation, confix, song lyrics, prefixes, suffixes, zeroization

PENDAHULUAN

Perubahan bunyi berupa zeroisasi atau penghilangan bunyi fonem dan pembentukan kata berupa afiksasi banyak ditemukan pada sumber data yang diambil dalam penelitian ini yaitu lirik lagu. Lirik lagu merupakan wujud ekspresi jiwa manusia yang ditulis dan disampaikan menggunakan iringan musik, irama, dan nada sehingga menjadi suatu nyanyian yang estetis. Lagu selain sebagai media hiburan masyarakat juga memberikan pesan moral kepada para pendengarnya karena lirik lagu yang ditulis biasanya berdasarkan pengalaman, cerita kehidupan, budaya, atau mengenai suatu kritik sosial.

Penelitian ini menggunakan lirik lagu Payung Teduh dalam Album Live and Loud. Payung Teduh merupakan salah satu grup band terkenal di Indonesia yang bergenre fusi antara folk, keroncong, dan jazz. Band ini terbentuk pada tahun 2007, lahir dari persahabatan antara dua orang yakni Istiqamah Jamad (Is) dan Comi Aziz Kariko. Keduanya merupakan mahasiswa Universitas Indonesia yang pada mulanya sering bertemu pada saat di kantin sambil bermain musik bersama dan akhirnya mereka tergabung dalam pemusik di Teater Pagupon. Setelah itu, mereka pun sering tampil baik di acara kampus hingga di acara luar kampus. Penampilan mereka banyak menarik perhatian penonton, sehingga pada akhirnya mereka memutuskan untuk menambah anggota grup bandnya supaya lebih maksimal lagi dalam berkarya.

Pada tahun 2008 mereka mengajak Alejandro Saksakame atau lebih akrab dengan sebutan Cito untuk bergabung menjadi pemain drummer, dan pada tahun 2010 mereka mengajak Ivan Penywn bergabung sebagai pemain gitar. Perjalanan Payung Teduh untuk bisa masuk dalam industri musik Indonesia cukup susah. Berkali-kali karyanya ditolak mentah-mentah oleh perusahaan label, hingga pada akhirnya Payung Teduh memutuskan untuk berkarier pada jalur indie atau tanpa manajemen musik. Pada penghujung tahun 2010 Payung Teduh memutuskan untuk membuat album indie pertamanya. Album tersebut mempunyai karakter musik seperti era 60’an dengan nuansa keroncong dan jazz. Pada tahun 2013, Payung Teduh merilis album

Page 3: Afiksasi dan Zeroisasi pada Lirik Lagu Payung Teduh dalam

E-ISSN: 2715-9612

Afiksasi dan Zeroisasi pada Lirik Lagu Payung Teduh dalam Album Live and Loud sebagai Formulasi Materi Ajar di SMA

Asih

41

keduanya yang berjudul Dunia Batas yang dirilis dalam bentuk kaset sebanyak 300 keping dari Record Store DayIndonesia, album ini terdiri atas delapan lagu.

Pada tahun 2015 Payung Teduh kembali merilis lagu yang berjudul Masa Kecilku, sedangkan pada tahun 2016 Payung Teduh merilis album yang berjudul Live and Loud yang berisikan sebelas lagu yaitu: Menuju Senja, Kucari Kamu, Biarkan Resah, Berdua Saja Rahasia, Kita adalah Sisa-sisa Keikhlasan yang Tidak Diikhlaskan, Di Ujung Malam, Tidurlah, Cerita Tentang Gunung dan Laut, Amy, Untuk Perempuan yang Sedang dalam Pelukan, dan Angin Pujaan Hujan. Selanjutnya, pada tahun 2017 Payung Teduh merilis lagu yang berjudul Akad. Lagu tersebut pada tahun 2018 berhasil meraih penghargaan di SCTV Music Awards 2018 dalam kategori lagu paling ngetop. Tahun 2018 pula lagu Payung Teduh masuk dalam daftar nominasi Indonesian Choice Award untuk Song of The Year (lagu terbaik ICA) yang berjudul Akad dalam Album Ruang Tunggu.

Peneliti memilih sumber data pada lirik lagu Payung Teduh dalam Album Live and Loud karena memiliki beberapa keunikan di antaranya: pertama, merupakan album indie yang memiliki jumlah lagu paling banyak daripada kedua album lainnya. Kedua, Album Live and Loud merupakan album indie paling terbaru dari Payung Teduh sebelum sang vokalis memutuskan untuk keluar dari grup bandnya.Ketiga, pada lirik lagu dalam album tersebut terdapat banyak penggunaan afiksasi. Keempat, terdapat zeroisasi atau penghilangan bunyi guna penghematan atau ekonomisasi pengucapan. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, sehingga peneliti menjadikan judul penelitian ini yaitu Afiksasi dan Zeroisasi pada Lirik Lagu Payung Teduh dalam Album Live and Loud sebagai Formulasi Materi Ajar di SMA.

Pada dasarnya lagu termasuk genre puisi dalam karya sastra, karena antara keduanya memiliki unsur-unsur yang hampir sama misalnya unsur pemilihan kata atau diksi, imaji, dan rima. Hanya saja lirik lagu selain menarik juga mempunyai kelebihan karena lirik yang telah ditulis selanjutnya dinyayikan dengan diiringi melodi atau musik, sedangkan puisi tidak dinyanyikan. Meskipun demikian, saat ini sudah mulai banyak puisi-puisi yang dilagukan atau disebut dengan musikalisasi puisi. Contohnya puisi karya Sapardi Djoko Damono yang berjudul Aku Ingin, puisi karya Chairil Anwar yang berjudul Sajak Putih, Aku, Senja di Pelabuhan Kecil dan lain-lain, sehingga penelitian ini berkaitan dengan pembelajaran bahasa Indonesia pada materi pembelajaran puisi.

Silabus kurikulum 2013 kelas X terdapat KD yang berhubungan dengan penelitian ini yaitu pada KD 3.17 Menganalisis unsur pembangun puisi dan KD 4.17 Menulis puisi dengan memerhatikan unsur pembangunnya. Peneliti menghubungkan penelitian ini dengan materi pembelajaran puisi karena mendengarkan lagu biasanya lebih menyenangkan daripada membaca puisi, sedangkan untuk menulis keduanya sama-sama membutuhkan kecermatan untuk memilih diksi. Memilih diksi yang tepat bisa dengan memerhatikan afiksasi dan zeroisasinya sehingga dapat melahirkan suatu karya yang indah. Oleh karena itu, lirik lagu menjadi variasi materi pembelajaran agar tidak monoton, sehingga hal ini menjadi menarik ketika digunakan sebagai materi ajar di SMA.

Rumusan masalah pada penelitian ini yakni (1) Apa sajakah afiksasi yang terdapat dalam lirik lagu Payung Teduh dalam Album Live and Loud ? (2) Apa sajakah zeroisasi yang terdapat dalam lirik lagu Payung Teduh dalam Album Live and Loud ?. Berdasarkan rumusan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan afiksasi dan zeroisasi yang terdapat pada lirik lagu Payung Teduh dalam Album Live and Loud.

Page 4: Afiksasi dan Zeroisasi pada Lirik Lagu Payung Teduh dalam

Repetisi: Riset Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol. 3, No. 1, Mei 2020

42

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh guru, siswa, dan peneliti lain. Guru dapat memanfaatkan hasil penelitian ini menjadi materi ajar ketika mengajar bahasa Indonesia. Siswa kelas X dapat menjadikan penelitian ini sebagai tambahan referensi sumber belajar mengenai unsur pembangun puisi khususnya mengenai pemilihan diksi. Penelitian tentang afiksasi dan zeroisasi pada lirik lagu Payung Teduh dalam Album Live and Loud dapat dijadikan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya.

Penelitian tentang afiksasi dan zeroisasi pada lirik lagu Payung Teduh dalam Album Live and Loud menggunankan teori morfologi dan fonologi. Teori utama yang digunakan untuk menganalisis yakni afiksasi dan perubahan bunyi.Secara teoritis afiksasi dalam bahasa Indonesia terdiri atas prefiks, infiks, sufiks, dan konfiks, dan simulfiks, sedangkan zeroisasi bahasa Indonesia terdiri atas aferesis, sinkop, dan apokop.Berikut penjelasannya.

1. Perubahan Bunyi dalam Bahasa Indonesia

Jenis-jenis perubahan bunyi tersebut berupa asimilasi, disimilasi, modifikasi vokal, netralisasi, zeroisasi, metatesis, diftongisasi, monoftongisasi, dan anaptiksis.Penelitian ini hanya difokuskan pada perubahan bunyi jenis zeroisasi.Zeroisasi merupakan penghilangan bunyi fonem guna untuk penghematan kata atau ekonomisasi pengucapan. Hal tersebut biasa terjadi pada penuturan bahasa Indonesia maupun bahasa di dunia selagi tidak mengganggu tujuan dan proses komunikasi yang dijalankan.Dalam bahasa Indonesia, sering dijumpai penghilangan bunyi fonem atau zeroisasi, misalnya pada kata tak, ndak, tiada pada kata dasar tidak. Kata tapi pada kata dasar tetapi, kata gimana pada kata dasar bagaimana. Penghilangan beberapa fonem tersebut padahal tidak baku, namun karena untuk kemudahan dan penghematan pengucapan hal tersebut terus berlangsung. Zeroisasi juga biasa disebut dengan kontraksi. Zeroisasi ini juga terdiri dari beberapa jenis, yaitu aferesis, apokop, dan sinkop. Berikut penjelasan dari ketiga jenis zeroisasi menurut Muslich (2014, p. 124). 1). Aferesis adalah proses penghilangan atau penanggalan satu atau lebih fonem pada

awal kata. Misalnya : tetapi menjadi tapi

2) Apokop adalah proses penghilangan atau penanggalan satu atau lebih fonem pada akhir kata. Misalnya : president menjadi presiden

3) Sinkop adalah proses penghilangan atau penanggalan satu atau lebih fonem pada tengah kata. Misalnya : dahulu menjadi dulu

2. Afiksasi Afiks secara gramatik selalu melekat pada kata lain karena tidak dapat berdiri

sendiri. Morfem di- seperti pada kata di taman, di perpustakaan, tidak bisa disebut sebagai afiks karena morfem tersebut secara gramatik bisa berdiri sendiri dan bersifat bebas, tidak seperti morfem di- pada kata dicari, diganti. Sementara itu, menurut Kridalaksana (2009, p. 28) mengatakan bahwa afiksasi merupakan proses perubahan leksem menjadi kata yang kompleks. Jenis-jenis afiks menurut Arifin dan Junaiyah (2009, p. 6) mengatakan bahwa afiksasi dalam bahasa Indonesia terdiri atas prefiks, infiks, sufiks, konfiks, dan simulfiks. Berikut teori yang digunakan dalam penelitian ini. a. Prefiks

Menurut Ramlan (2012, p. 60) mengungkapkan bahwa prefiks merupakan imbuhan yang diletakkan pada jalur paling depan, sedangkan menurut Arifin dan

Page 5: Afiksasi dan Zeroisasi pada Lirik Lagu Payung Teduh dalam

E-ISSN: 2715-9612

Afiksasi dan Zeroisasi pada Lirik Lagu Payung Teduh dalam Album Live and Loud sebagai Formulasi Materi Ajar di SMA

Asih

43

Junaiyah (2009, p. 6) prefiks adalah imbuhan yang melekat di depan kata dasar atau kata jadian. Berikut jenis-jenis prefiks yang menjadi landasan dalam penelitian ini : meng-,di-, ber-, ke-, ter-, peN-, per, dan se.

b. Infiks

Infiks merupakan jenis afiks yang terletak di dalam dasar (Kridalaksana, 2009,p. 28). Adapun menurut Mulyono (2013, p. 75) mengungkapkan bahwa infiks merupakan afiks yang melekat di dalam bentuk dasar. Keraf (1996, p. 118) berpendapat bahwa infiks merupakan morfem yang diletakkan di konsonan pertama dan vokal pertama pada kata dasar.

Sementara itu, Arifin dan Junaiyah (2009, p. 6) mengatakan bahwa infiks adalah imbuhan yang diletakkan di tengah dasar. Adapun yang termasuk infiks dalam bahasa Indonesia terdiri atas tiga jenis, yaitu : el-, em-. er, dan in-.

c. Sufiks

Sufiks merupakan jenis afiks yang diletakkan di belakang kata dasar (Kridalaksana, 2009, p. 29).Sementara itu, Muslich (2010, p. 13) berpendapat bahwa sufiks merupakan imbuhan yang diletakkan di belakang kata. Sufiks adalah imbuhan yang diletakkan pada akhir kata dasar (Arifin dan Junaiyah, 2009, p. 6). Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa sufiks merupakan afiks yang melekat di akhir bentuk dasar atau kata dasar.Menurut Kridalaksana (2009, p. 29) jenis sufiks terdiri atas tiga, yaitu : an-, kan-, dan i-.

d. Simulfiks Simulfiks merupakan afiks yang diwujudkan dengan ciri segmental dan dileburkan

pada kata dasar (Kridalaksana, 2009, p. 29). Dalam bahasa Indonesia simulfiks diwujudkan oleh nasal dari fonem pertama pada kata dasar. Fungsinya untuk membentuk kata verba, atau memverbakan kata benda, kata sifat, dan lainnya.

e. Konfiks

Kridalaksana (2009, p. 29) mengatakan bahwa konfiks merupakan afiks yang terdiri atas dua unsur, satu di depan kata dasar, dan satunya lagi di belakang kata dasar. Sependapat dengan hal tersebut, Arifin dan Junaiyah (2009, p. 7) menjelaskan konfiks ialah imbuhan yang dilekatkan di awal dan akhir pada kata dasar. Dalam bahasa Indonesia jenis-jenis konfiks terdiri atas konfikske-an, ber-an, per-an,peN-an, dan se-nya.

METODE

Penelitian berjudul Afiksasi dan Zeroisasi pada Lirik Lagu Payung Teduh dalam Album Live and Loud sebagai Formulasi Materi Ajar di SMA, menggunakan pendekatan kualitatif karena dilihat dari jenis datanya yang berupa kata-kata. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data tertulis yang berupa teks lirik lagu Payung Teduh dalam album Live And Loud, dan sumber data lisan berupa MP3 lagu Payung Teduh dalam album live and Loud. Objek penelitian ini berupa afiksasi dan zeroisasi pada lirik laguPayung Teduh dalam album Live and Loud. Wujud data dalam penelitian ini ialah kata yang mengandung afiks dan zeroisasi yang terdapat dalam lirik lagu Payung Teduh dalam album Live and Loud.

Page 6: Afiksasi dan Zeroisasi pada Lirik Lagu Payung Teduh dalam

Repetisi: Riset Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol. 3, No. 1, Mei 2020

44

Berkolerasi dengan objek penelitian yakni afiksasi dan zeroisasi pada lirik lagu Payung Teduh dalam album Live and Loud, metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode simak, karena cara yang digunakan untuk memperoleh data dilakukan dengan cara menyimak penggunaan bahasa (Mahsun, 2017, p.91). Pengumpulan data dengan metode simak dilakukan dengan menyimak zeroisasi pada MP3 lagu Payung Teduh dalam album Live and Loud.Teknik penyediaan data yang digunakan pada penelitian ini ialah teknik catat. Teknik catat ialah mencatat beberapa bentuk yang relevan bagi penelitiannya dari penggunaan bahasa secara tulis (Mahsun, 2017, p. 93). Teknik catat digunakan untuk mencatat dan menandai kata yang mengandung afiksasi dan kata yang mengalami zeroisasi pada lirik lagu Payung Teduh dalam album Live and Loud. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode agih yaitu alat penentunya bagian dari bahasa yang bersangkutan (bahasa yang dijadikan objek penelitian) (Sudaryanto, 2015, p. 18), sedangkan teknik analisis datanya menggunakan teknik BUL (Bagi Unsur Langsung), yakni dengan membagi satuan lingual datanya menjadi beberapa bagian unsur (Sudaryanto, 2015, p. 37). Setelah data dibagi menjadi beberapa bagian unsur, selanjutnya dianalisis menggunakan teknik ubah ujud parafrasal untuk menghasilkan bentuk tuturan parafrasa yang gramatikal secara bentuk dan berterima secara maknawi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai analisis afiksasi dan zeroisasi atau penghilangan bunyi pada lirik lagu Payung Teduh dalam Album Live and Loud, akan tetapi pada penelitian ini hanya diteliti empat lagu dari sebelas lagu yang ada. Peneliti memilih empat lagu tersebut dengan alasan: 1) tipe afiksasinya bervariasi 2) tipe zeroisasinya bervariasi 3) dari keempat judul lagu sudah dapat mewakili tipe afiksasi maupun zeroisasi dari kesebelas lagu yang terdapat dalam Album Live and Loud, sehingga pada penelitian ini dibatasi menjadi empat lagu. Berikut ini afiksasi dan zeroisasi yang ditemukanpada lirik lagu Payung Teduh dalam Album Live and Loud.

1). Afiksasi pada lirik lagu Payung Teduh dalam Album Live and Loud. Afiksasi yang ditemukan pada lirik lagu Payung Teduh dalam Album Live and Loud

di antaranya prefiks (meng-, ter-, di-, se-, peN-, ber-), sufiks (-an, -kan, -i), konfiks (ke-an, peN-an, se-nya). Berikut analisis dan pembahasan penggunaan afiksasi pada lirik lagu Payung Teduh dalam Album Live and Loud.

a. Prefiks pada lirik lagu Payung Teduh dalam Album Live and Loud.

Prefiks yang ditemukan pada lirik lagu Payung Teduh dalam Album Live and Loud terdiri atas beberapa jenis prefiks di antaranya: prefiks meng-, ter-, di-, se-, peN-, ber. Berikut analisis dan pembahasanya.

1. Prefiks meng-

Prefiks meng- yang ditemukan pada lirik lagu Payung Teduh dalam Album Live and Loud terdapat pada data 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16, dan 17. Berikut data mengenai prefiks meng- yang ditemukan pada lirik lagu Payung Teduh dalam Album Live and Loud.

Data 5 Kucari kamu Dalam setiap langkah /Dalam/ ragu/ yang/membisu/ (Pr-KK).

Page 7: Afiksasi dan Zeroisasi pada Lirik Lagu Payung Teduh dalam

E-ISSN: 2715-9612

Afiksasi dan Zeroisasi pada Lirik Lagu Payung Teduh dalam Album Live and Loud sebagai Formulasi Materi Ajar di SMA

Asih

45

Dalam lirik lagu Kucari Kamu terdapat data berupa kata membisu.Kata membisu

berasal dari bentuk dasar bisu yang memiliki makna leksikal ‘tidak dapat berkata-kata’ dan merupakan golongan kata adjektiva. Selanjutnya bentuk dasar bisu diberi imbuhan jenis prefiks meng- sehingga menjadi kata turunan membisu. Kata membisu jika diuraikan pembentukan katanya maka: meng- + bisu. Prefiks meng- yang melekat pada kata membisu direalisasi menjadi /mem/, karena prefiks meng- melekat pada bentuk dasar yang berawalan dengan fonem /b/ pada kata bisu.Kata membisu secara leksikal memiliki makna ‘bersikap seperti orang bisu (berdiam diri tidak mau berkata-kata), dan merupakan golongan kata verba. Penambahan prefiks meng- pada awal bentuk dasar bisu menjadi membisu menyebabkan perubahan makna dan perubahan golongan kata dari adjektiva menjadi verba. Prefiks meng- berfungsi untuk membentuk kata kerja. Makna pada lirik lagu dalam data 5 ialah penulis mencari kekasihnya dalam setiap langkahnya dan dalam kebimbangan yang tak pernah diungkapkan.

2. Prefiks ter-

Prefiks ter- yang ditemukan pada lirik lagu Payung Teduh dalam Album Live and Loud terdapat pada data 18,19,20,21,22, dan 23. Berikut data mengenai prefiks ter- yang ditemukan pada lirik lagu Payung Teduh dalam Album Live and Loud.

Data 18 Bersama di sore itu menuju senja /Bersama/ hati/ yang/terluka/ (Pr-MS) Tertusuk pilu menganga luka itu Di antara senyum dan menapaki jejak kenangan.

Dalam lirik lagu Menuju Senja pada data 18 terdapat data berupa kata terluka. Kata

terluka berasal dari kata dasar luka yang mempunyai makna ‘belah pada kulit karena terkena barang yang tajam’ dan merupakan golongan kata nomina. Kemudian bentuk dasar luka diberi imbuhan jenis prefiks ter- sehingga menjadi kata turunan terluka. Kata terluka secara leksikal mempunyai makna ‘menderita luka; telah dilukai; tidak disengaja dilukai’, dan merupakan golongan kata verba, namun penambahan prefiks ter- membentuk kata kerja pasif. Kata terluka jika diuraikan pembentukan katanya maka: ter- +luka. Prefiks ter- pada kata terluka menyebabkan perubahan makna kata dan perubahan golongan kata yakni dari kata nomina menjadi kata kerja pasif. Kata dasar luka ditambah prefiks ter- karenapada lirik tersebut menuntut kehadiran kata verbasupaya lirik lagunya menjadi lebih jelas maknanya. Dalam lirik lagu pada data 18 menjelaskan bahwa ketika sore menuju senja hati penulis telah merasakan luka atas kerinduannya pada kekasihnya.

3. Prefiks se-

Berikut ini analisis penggunaan prefiks se- yang ditemukan pada lirik lagu Payung Teduh dalam Album Live and Loud.

Data 24 Harum mawar di taman Menusuk hingga ke dalam sukma Dan menjadi tumpuan rindu cinta Bersama di sore itu menuju senja

Page 8: Afiksasi dan Zeroisasi pada Lirik Lagu Payung Teduh dalam

Repetisi: Riset Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol. 3, No. 1, Mei 2020

46

/Baru/ saja/ ku/ beranjak/ beberapa/ saat/sebelum/ itu/ (Pr-MS) Ada yang mati menunggu sore Menuju senja bersama. Dalam lirik lagu Menuju Senja pada data 24 terdapat data berupa kata sebelum.

Kata sebelum berasal dari bentuk dasar belum yang memiliki makna ‘masih dalam keadaan tidak’dan bergolongan kata adverbial. Kemudian bentuk dasar belum diberi imbuhan prefiks se- sehingga menjadi kata turunan sebelum. Kata sebelum merupakan golongan kata adverbial atau kata keterangan dan memiliki makna ‘ketika belum terjadi’. Kata sebelum jika diuraikan pembentukan katanya menjadi: se- + belum. Adanya prefiks se- pada kata sebelum hanya menyebabkan perubahan makna kata namun tidak menyebabkan perubahan golongan kata, karena prefiks se- berfungsi untuk membentuk kata adverbial atau kata keterangan. Pada lirik lagu dalam data 24 menjelaskan bahwa ketika belum ada orang lain lagi yang mati perasaannya ketika menunggu sore, penulis sudah merasakannya terlebih dahulu karena memendam kerinduan pada kekasihnya.

4. Prefiks di-

Berikut ini analisis penggunaan prefiks di- yang ditemukan pada lirik lagu Payung Teduh dalam Album Live and Loud.

Data 25 Bersama di sore itu menuju senja Bersama hati yang terluka Tertusuk pilu menganga luka itu Di antara senyum dan menapaki jejak kenangan /Di/ sore/ yang/ gelap/ditutupi/ awan/ (Pr-MS). Pada lirik lagu Menuju Senja dalam data 25 terdapat data berupa kata ditutupi. Kata

ditutupi berasal dari bentuk dasar tutup yang mempunyai makna ‘benda yang menjadi alat untuk membatasi suatu tempat sehingga tidak terlihat isinya, tidak dapat dilewati, terjaga keamanannya, dan sebagainya’ dan merupakan golongan kata nomina. Selanjutnya bentuk dasar tutup diberi prefiks di- sehingga menjadi kata turunan ditutup + i (ditutupi)- yang mempunyai makna ‘memberi tutup, menyelubungi dan sebagainya’ dan merupakan golongan kata verba. Pembentukan kata ditutupi yakni: di- + tutup + i. Kata ditutupi merupakan bentuk kata kerja pasif dari kata menutupi. Prefiks di- pada kata ditutupi mengakibatkan perubahan makna kata dan juga golongan kata yakni dari nomina menjadi verba pasif karena prefiks di- berfungsi untuk membentuk kata kerja pasif. Pada lirik lagu dalam data 25 menerangkan bahwa pada sore hari awan mulai menyelubungi langit sehingga suasananya menjadi gelap.

5. Prefiks ber-

Prefiks ber- yang ditemukan pada lirik lagu Payung Teduh dalam Album Live and Loud terdapat pada data 26,27,28,29,30,31. Berikut analisis dan pembahasannya.

Data 26 Turunlah ke pelukanku Nyanyikan lagu rindu para wanita Menata sanggul di tepi sungai /Menarilah/bersamaku/ (Pr-BR).

Page 9: Afiksasi dan Zeroisasi pada Lirik Lagu Payung Teduh dalam

E-ISSN: 2715-9612

Afiksasi dan Zeroisasi pada Lirik Lagu Payung Teduh dalam Album Live and Loud sebagai Formulasi Materi Ajar di SMA

Asih

47

Pada lirik lagu Biarkan Resah dalam data 26, terdapat data berupa kata bersamaku. Kata bersamaku berasal dari bentuk dasar sama yang memiliki makna leksikal ‘serupa’, dan merupakan golongan kata adverbial. Makna tersebut tidak selaras dengan makna dalam lirik, sehingga harus ditambah imbuhan prefiks ber-, karena yang dimaksud bukanlah menari hal yang sama atau serupa, namun menari berbarengan dengan penulis. Oleh sebab itu, pada bentuk dasar sama selanjutnya diberi prefiks ber- sehingga menjadi kata turunan bersama. Secara leksikal kata bersama memiliki makna ‘berbareng; serentak’, dan merupakan golongan kata adverbial. Makna tersebut selaras dengan makna dalam lirik yang menjelaskan bahwa penulis mengajak seseorang untuk menari bareng dengannya. Kata bersamaku jika diuraikan pembentukan katanya maka: ber- + sama + ku. Penambahan prefiks ber- pada kata bersamaku menyebabkan perubahan makna kata namun tidak menyebabkan perubahan golongan kata karena masih sama-sama golongan kata adverbial. Jadi, Prefiks ber- berfungsi untuk membentuk kata kerja.

6. Prefiks peN-

Berikut ini analisis penggunaan prefiks peN- yang ditemukan pada lirik lagu Payung Teduh dalam Album Live and Loud.

Data 33 Menarilah bersamaku Turunlah ke pelukanku Nyanyikan lagu rindu para wanita /Melenakan/ para/pendamba/ (Pr-BR).

Dalam lirik Biarkan Resah pada data 33 data berupa kata pendamba. Kata pendamba berasal dari bentuk dasar damba yang memiliki makna leksikal ‘sangat ingin; rindu’, dan bergolongan kata adjektiva. Pada lirik lagu dalam data 33 akan lebih sesuai dengan nada jika menggunakan kata pendamba, oleh karena itu pada bentuk dasar damba selanjutnyadiberi prefiks peN- sehingga menjadi kata turunan pendamba. Kata pendamba memiliki makna leksikal ‘orang yang mendambakan’, dan bergolongan kata nomina.Kata pendamba jika diuraikan pembentukan katanya maka: peN- + damba. Prefiks peN- yang melekat pada kata pendamba direalisasi menjadi /pen-/, sehingga terdapat perubahan fonem /N/pada peN- menjadi /n- /, sebab prefiks peN- melekat pada kata dasar yang berawalan dengan fonem /d/ pada kata dasar damba. Penambahan prefiks peN- menyebabkan perubahan makna kata dan juga golongan kata yakni dari kata adjektiva menjadi kata nomina karena prefiks peN-berfungsi sebagaipembentuk kata nomina. Makna pada lirik lagu dalam data 33 yakni penulis meminta seseorang untuk menari bersamanya, memeluknya dan bernyanyi untuk menghibur orang-orang yang sedang dalam kerinduan karena mengharapkan atau menginginkan kekasihnya datang.

b. Sufiks pada lirik lagu Payung Teduh dalam Album Live and Loud. Sufiks yang ditemukan pada lirik lagu Payung Teduh dalam Album Live and Loud di

antaranya: sufiks –an, -kan, dan –i. Berikut analisis dan pembahasannya.

1. Sufiks an-

Page 10: Afiksasi dan Zeroisasi pada Lirik Lagu Payung Teduh dalam

Repetisi: Riset Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol. 3, No. 1, Mei 2020

48

Sufiks an- yang ditemukan pada lirik lagu Payung Teduhdalam Album Live and Loud terdapat pada data 34,35,36,37,38 dan 39.Berikut analisis dan pembahasannya.

Data 35 Bersama di sore itu menuju senja Bersama hati yang terluka Tertusuk pilu menganga luka itu /Di/ antara/ senyum/ dan/ menapaki/ jejak/kenangan/ (Sf-MS). Pada lirik lagu Menuju Senja dalam data 35 terdapat data berupa kata kenangan.

Kata kenangan berasal dari bentuk dasar kenang yang mempunyai makna ‘bangkit kembali dalam ingatan’ dan merupakan golongan kata verba. Selanjutnya bentuk dasar kenang diberi imbuhan jenis sufiks an- sehingga menjadi kata turunan kenangan. Kata kenangan mempunyai makna leksikal ‘sesuatu yang membekas dalam ingatan; kesan’ dan merupakan golongan kata nomina. Kata kenangan jika diuraikan pembentukan katanya maka menjadi: kenang + an-. Penambahan sufiks an- di akhir bentuk dasar kenang menyebabkan makna kata dan golongan katanya berubah dari verba menjadi nomina. Jadi, fungsi sufiks an- yakni sebagai pembentuk kata nomina. Pada lirik lagu dalam data 35 mempunyai makna ketika menuju senja, hati penulis telah terluka namun ia mencoba tersenyum saat teringat sesuatu yang masih membekas dalam ingatannya yakni kenangan tentang kekasihnya.

2. Sufiks kan-

Sufiks kan- yang ditemukan pada lirik lagu Payung Teduh dalam Album Live and Loud terdapat pada data 41,42,43 dan 44. Berikut analisis dan pembahasannya.

Data 44 Harum mawar membunuh bulan Rahasia tetap diam tak terucap Untuk itu semua aku mencarimu Berikan tanganmu jabat jemariku /Yang/ kau/tinggalkan/ hanya/ harum/ tubuhmu/ ( Sf-BSR).

Dalam lirik lagu Berdua Saja Rahasia dalam data 44, terdapat data berupa kata tinggalkan. Kata tinggalkan berasal dari bentuk dasar tinggal yang mempunyai makna ‘masih tetap di tempatnya’ dan bergolongan kata verba. Selanjutnya bentuk dasar tinggal diberi sufiks –kan sehingga menjadi kata turunan tinggalkan. Kata tinggalkan secara leksikal memiliki makna ‘membiarkan tinggal, menyisakan’ dan bergolongan kata verba. Kata tinggalkan jika diuraikan pembentukan katanya maka: tinggal + -kan. Penambahan sufiks -kan pada kata tinggalkan tidak menyebabkan perubahan makna maupun golongan kata. Sufiks kan- berfungsi untuk membentuk kata kerja imperatif. Kata tinggalkan dalam lirik lagu pada data 44 bukan sebagai suatu perintah, tetapi hanya menjelaskan kepada pembaca bahwa yang tersisa atau tertinggal itu hanyalah kenangan dan harum bau tubuh seseorang yang penulis cintai. Sehingga penambahan sufiks kan- pada lirik tersebut hanya untuk menyesuaikan antara lirik dengan nada bukan untuk membentuk kata kerja imperatif.

3. Sufiks i-

Page 11: Afiksasi dan Zeroisasi pada Lirik Lagu Payung Teduh dalam

E-ISSN: 2715-9612

Afiksasi dan Zeroisasi pada Lirik Lagu Payung Teduh dalam Album Live and Loud sebagai Formulasi Materi Ajar di SMA

Asih

49

Berikut analisis dan pembahasan sufika –i yang ditemukan pada lirik lagu Payung Teduh dalam Album Live and Loud.

Data 40 Aku cari kamu Di setiap bayang kau tersenyum Aku cari kamu /Kutemui/ kau/ berubah/ (Sf-KK). Dalam lirik lagu Kucari Kamu pada data 40 terdapat data berupa kata kutemui. Kata

kutemui berasal dari bentuk dasar temu yang mempunyai makna ‘sua, jumpa’ dan bergolongan kata verba. Selanjutnya bentuk dasar temu mendapat imbuhan berupa sufiks i- sehingga menjadi kata turunan temui, kemudian kata temui diberi imbuhan ku sehingga menjadi kutemui. Secara leksikal kata kutemui memiliki makna ‘jumpai’ dan merupakan golongan kata verba. Kata kutemui jika diuraikan pembentukan katanya maka: ku + temu + i. Penambahan sufiks i- pada akhir kata temu tidak menyebabkan perubahan makna kata maupun golongan katanya. Dalam lirik lagu pada data 40 memiliki makna bahwa sang penulis ingin menjumpai kekasihnya namun ia tidak ada.

c.Konfiks pada lirik lagu Payung Teduh dalam Album Live and Loud. Konfiks yang ditemukan pada lirik lagu Payung Teduh dalam Album Live and Loud

di antaranya: konfiks ke-an, peN-an, dan se-nya. Berikut analisis dan pembahasannya.

1. Konfiks ke-an Konfiks ke–an yang ditemukan pada lirik lagu Payung Teduh dalam Album Live

and Loud terdapat pada data 45, 46, 47, dan 48. Berikut analisis dan pembahasannya. Data 47 Malam jadi saksinya Kita berdua di antara kata Yang tak terucap /Berharap/ waktu/ membawa/keberanian/ (Ks-BSR) Untuk datang membawa jawaban.

Pada lirik lagu Biarkan Resah dalam data 47, terdapat data berupa kata keberanian. Kata keberanian berasal dari bentuk dasar berani yang memiliki makna leksikal ‘memiliki hati yang mantap dan rasa percaya diri yang besar ‘ dan termasuk golongan kata adjektiva. Selanjutnya kata dasar berani diberi konfiks ke-an sehingga menjadi kata turunan keberanian. Kata keberanian secara leksikal mempunyai makna ‘keadaan berani’ dan bergolongan kata nomina. Konfiks ke-an berfungsi sebagai pembentuk kata nomina. Jika diuraikan pembentuka kata keberanian maka: ke + berani + an. Penambahan konfiks ke-an menyebabkan perubahan makna kata dan golongan kata yakni dari kata adjektiva menjadi kata nomina. Makna dalam lirik lagu pada data 47 yakni menerangkan bahwa penulis berharap ketika ia telah mantap dan percaya diri ia akan mengutarakan isi hatinya kepada seseorang yang ia cintai.

2. Konfiks peN-an

Page 12: Afiksasi dan Zeroisasi pada Lirik Lagu Payung Teduh dalam

Repetisi: Riset Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol. 3, No. 1, Mei 2020

50

Berikut analisis dan pembahasan konfiks peN–an yang ditemukan pada lirik lagu Payung Teduh dalam Album Live and Loud.

Data 49 Di sore yang gelap ditutupi awan Bersama setangkup bunga /Cerita/ yang/ kian/ merambat/ di/ dinding/ penantian/ (Ks-MS) Ada yang mati saat itu Dalam kerinduan yang tak terobati.

Dalam lirik lagu Menuju Senja pada data 49 terdapat data berupa kata penantian. Kata penantian berasal dari bentuk dasar nanti yang mempunyai makna ‘waktu yang tidak lama dari sekarang’ yang merupakan golongan kata nomina. Selanjutnya bentuk dasar nanti diberi konfiks peN-an sehingga menjadi kata turunan penantian. Kata penantian memiliki makna leksikal ‘hal (keadaan) menanti’, dan memiliki golongan kata nomina.Kata penantian jika diuraikan pembentukan katanya maka: peN- + nanti + -an. Konfiks peN-an yang melekat pada kata penantian direalisasi menjadi pe-an, sehingga terdapat perubahan fonem /N/ pada peN-an menjadi /pe-an/. Penambahan konfiks ke-an pada kata bentuk dasar nanti menjadi penantian menyebabkan perubahan makna kata, namun golongan katanya tetap nomina karena konfiks peN-an memiliki fungsi sebagai pembentuk kata nomina. Dalam lirik lagu pada data 49 mempunyai makna bahwa penulis sedang menunggu kekasihnya datang namun semua itu hanyalah fatamorgana, sehingga hanya menjadi cerita yang semakin banyak.

3. Konfiks se-nya

Konfiks se-nya memiliki fungsi sebagai pembentuk kata keterangan. Biasanya konfiks se-nya berkombinasi dengan perulangan. Berikut analisis dan pembahasan penggunaan konfiks se-nya pada lirik lagu Payung Teduh dalam Album live and Loud.

Data 50

Berikan suaramu, balas semua bisikanku Memanggil namamu Atau kau ingin aku /Berteriak/ sekencang-kencangnya/ (Ks-BSR)

Pada lagu Berdua Saja Rahasia terdapat data berupa kata sekencang-kencangnya. Kata sekencang-kencangnya berasal dari bentuk dasar kencang yang bergolongan kata adverbial dan mempunyai makna ‘laju, cepat’ ,kemudian bentuk dasar kencang direduplikasi menjadi kencang-kencang, selanjutnya kata kencang-kencang ditambah konfiks se-nya sehingga menjadi kata sekencang-kencangnya yang mempunyai makna ‘secepat-cepatnya’ dan bergolongan kata adverbia. Konfiks se-nya memiliki fungsi sebagai pembentuk kata keterangan.Pembentukan kata sekencang-kencangnya yakni: se- + reduplikasi kata kencang + -nya. Kata sekencang-kencangnya menyatakan tingkat yang paling tinggi, maksudnya yakni bahwa penulis berteriak sekeras mungkin atau dengan suara yang paling keras.

2). Zeroisasi pada lirik lagu Payung Teduh dalam Album Live and Loud.

Penghilangan bunyi fonem yang ditemukan pada lirik lagu Payung Teduh dalam Album Live and Loud akan dibahas dan analisis pada berikut ini.

Page 13: Afiksasi dan Zeroisasi pada Lirik Lagu Payung Teduh dalam

E-ISSN: 2715-9612

Afiksasi dan Zeroisasi pada Lirik Lagu Payung Teduh dalam Album Live and Loud sebagai Formulasi Materi Ajar di SMA

Asih

51

a. Aferesis

Zeroisasi berupa aferesispada lirik lagu Payung Teduh dalam Album Live and Loud dapat ditemukan pada data 51, 52, dan 53.Berikut analisis dan pembahasannya.

Data 51 Harum mawar di taman Menusuk hingga ke dalam sukma Dan menjadi tumpuan rindu cinta Bersama di sore itu menuju senja Baru/ saja/ku/ beranjak/ beberapa saat sebelum itu (AF--MS)

Dalam lirik lagu tersebut terdapat penghilangan bunyi fonem /a/ pada kata dasar aku menjadi -ku, guna untuk mempermudah pengucapan. Penghilangan bunyi fonem tersebut terletak pada awal kata sehingga termasuk dalam jenis aferesis. b. Apokop

Data 56 Aku cari kamu Di setiap malam yang panjang Aku cari kamu /Kutemui/ kau/ tiada/ (AP-KK) Kata tiada pada lirik lagu tersebut dapat dijadikan sebagai data karena terdapat

penghilangan bunyi fonem /k/, dan pemunculan fonem /a/ pada kata dasar tidak sehingga menjadi tiada. Penghilangan fonem pada akhir kata termasuk dalam zeroisasi jenis apokop. Pemunculan fonem /a/ pada kata dasar tidak menjadi tiada guna untuk memberikan efek pemanis kata supaya menjadi diksi yang lebih menarik dan tidak terlalu formal.

c. Sinkop

Sinkop yang ditemukan pada lirik lagu Payung Teduh dalam Album Live and Loud

terdapat pada data 54 dan 55. Berikut analisis dan pembahasan zeroisasi jenis sinkop. Data 54 Di sore yang gelap ditutupi awan Bersama setangkup bunga Cerita yang kian merambat di dinding penantian Ada yang mati saat itu Dalam/ kerinduan/ yang/ tak/ terobati/ (SI-MS) Kata tak pada lirik ‘/dalam/ kerinduan/ yang/ tak/ terobati/’ berasal dari kata

dasar tidak. Dalam hal ini terdapat penghilangan fonem /i/ dan /d/ yang terletak pada tengah kata sehingga termasuk dalam zeroisasi jenis sinkop. Penghilangan bunyi fonem /a/ dan /d/ untuk mempermudah pengucapan dan menyelaraskan antara lirik lagu dengan musik.

Page 14: Afiksasi dan Zeroisasi pada Lirik Lagu Payung Teduh dalam

Repetisi: Riset Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol. 3, No. 1, Mei 2020

52

PENUTUP

Berdasarkan hasil dari data penelitian yang telah dilakukan, peneliti dapat menyimpulkan bahwa Payung Teduh dalam menuliskan lirik lagu telah taat pada ejaan, hal ini dibuktikan dengan adanya penemuan afiksasi yang banyak digunakan dalam lirik lagu Payung Teduh. Afiksasi yang ditemukan dalam lirik lagu Payung Teduh khususnya pada lagu Menuju Senja, Kucari Kamu, Biarkan Resah, dan Berdua Saja Rahasia, sejumlah 50 data penggunaan afiksasi yang terdiri atas: 33 data penggunaan prefiks (prefiks meng- sejumlah 17 data, prefiks ter- sejumlah 6 data, prefiks se- sejumlah 1 data, prefiks di- sejumlah 1 data, prefiks peN- sejumlah 1 data, prefiks ber- sejumlah 7 data). 11 data penggunaan sufiks (sufiks an- sejumlah 6 data, sufiks i- sejumlah 1 data, sufiks –kan sejumlah 4 data), sedangkan konfiks yang ditemukan sejumlah 6 data ( konfiks ke-an sejumlah 4, konfiks peN-an sejumlah 1 data, dan konfiks se-nya sejumlah 1 data).

Zeroisasi atau penghilangan bunyi fonem yang terjadi pada lirik lagu Payung Teduh yang berjudul Menuju Senja, Kucari Kamu, Biarkan Resah, Berdua Saja Rahasia dalam Album Live and Loudsebagai berikut. Zeroisasi jenis aferesis atau penghilangan fonem pada awal kata sejumlah 3 data, yakni penghilngan fonem /a/ pada kata ‘aku’ menjadi ‘ku’, ‘akan’ menjadi ‘kan’, penghilangan fonem /e/ /n/ /g/ pada kata ‘engkau’ menjadi ‘kau’. Zeroisasi jenis apokop atau penghilngan fonem pada akhir kata sejumlah 1 data, yakni penghilangan fonem /k/ dan pemunculan fonem /a/ pada kata ‘tidak’ menjadi ‘tiada’. Zeroisasi jenis sinkop atau penghilangan fonem pada tengah kata sejumlah 2 data, yakni penghilangan fonem /e/ pada kata ‘telah’ menjadi ‘tlah’, penghilangan fonem /i/ dan /d/ pada kata ‘tidak’ menjadi ‘tak’. Jadi, zeroisasi yang dipakai dalam lirik lagu Payung Teduh yang dalam Album Live and Loudsejumlah 6 data.

Penelitian mengenai afiksasi dan zeroisasi pada lirik lagu Payung Teduh dalam Album Live and Loud menghasilkan produk berupa modul. Tujuan pembuatan modul ini sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar dan minat belajar siswa terhadap materi unsur pembangun puisi khususnya mengenai pemilihan diksi, selain itu modul ini juga dapat digunakan sebagai variasi pembelajaran

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zaenal dan Junaiyah. (2009). Morfologi: Bentuk, Makna dan Fungsi.

Jakarta: Grasindo.

Keraf, Gorys. (1996). Tata Bahasa Indonesia. Ende Flores: Nusa Indah.

Kridalaksana, Harimurti. (2009). Pembentukan Kata dalam Bahasa

Indonesia.Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Mahsun. (2017). Metode Penelitian Bahasa: Tahapan, Strategi, Metode, dan

Tekniknya. Depok: PT Raja Grafindo Persada.

Mulyono, I. (2013). Morfologi Teori dan Sejemput Problematik Terapannya.

Bandung: Yrama Widia.

Muslich, Masnur.(2014). Fonologi Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Bumi Aksara

Page 15: Afiksasi dan Zeroisasi pada Lirik Lagu Payung Teduh dalam

E-ISSN: 2715-9612

Afiksasi dan Zeroisasi pada Lirik Lagu Payung Teduh dalam Album Live and Loud sebagai Formulasi Materi Ajar di SMA

Asih

53

Keraf, Gorys. (1996). Tata Bahasa Indonesia. Ende Flores: Nusa Indah.

Kridalaksana, Harimurti. (2009). Pembentukan Kata dalam Bahasa

Indonesia.Jakarta: PT Gramedia Pusta ka Utama.