jenis dan fungsi gaya bahasa kiasan pada lirik … · lirik lagu band naif dan payung teduh” ini...
TRANSCRIPT
i
JENIS DAN FUNGSI GAYA BAHASA KIASAN
PADA LIRIK LAGU BAND NAIF DAN PAYUNG TEDUH
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia
Program Studi Sastra Indonesia
Oleh
Anastasia Tita Pratiwi
NIM: 144114033
PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA
FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan kepada orang tuaku,
Paulus Tavip Sudiarto dan Kris Suharti.
dan juga semua orang yang saya kasihi, serta yang selalu mengkasihi saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
MOTO
“You Only Live Once”
(Pepatah Barat)
“Rejoice in the Lord always. I will say it again: Rejoice!”
(Philippians 4:4)
“Yang sia-sia akan jadi makna.”
(Yang Patah Tumbuh Yang Hilang Berganti, Banda Neira)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan terima kasih kepada Tuhan yang Maha
segala dan semesta atas berkat, karunia, dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Jenis dan Fungsi Gaya Bahasa Kiasan pada
Lirik Lagu Band Naif dan Payung Teduh” ini dengan baik.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan tercipta tanpa pihak yang
membantu, membimbing, memotivasi, dan mengarahkan penulis dalam
penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan rasa terima
kasih kepada beberapa pihak.
Yang pertama, penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr.
Praptomo Baryadi Isodarus, M.Hum. dan Dr. Yoseph Yapi Taum, M.Hum. selaku
dosen pembimbing yang selalu setia dan sabar untuk memberikan bimbingan dan
pengarahan dari awal penulisan hingga terselesaikannya skripsi ini.
Yang kedua, penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu dosen
Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma (USD), yaitu Susilawati Endah Peni
Adji S.S., M.Hum. selaku Ketua Program Studi Sastra Indonesia USD, Sony
Christian Sudarsono, S.S., M.A. selaku Wakil Ketua Program Studi Sastra
Indonesia USD, Drs. B. Rahmanto, M.Hum., Maria Magdalena Sinta Wardani,
S.S., M.A., Dr. Paulus Ari Subgayo, M.Hum., (alm), dan Drs. Hery Antono,
M.Hum. (alm) yang telah bersedia membagi ilmunya selama saya berkuliah di
Program Studi Sastra Indonesia; juga kepada Staf Sekretariat Fakultas Sastra
khususnya Jurusan Sastra Indonesia atas pelayanannya yang baik selama ini.
Yang ketiga ucapan terima kasih teruntuk keluargaku; kedua orang tuaku,
Paulus Tavip Sudiarto dan Kris Suharti atas segala dukungan, doa, dan rasa
sayang serta perhatian yang tak henti-hentinya. Kedua saudaraku, Yohanes
Oktama Ardito dan Faustina Threesya Putri yang telah mewarnai hari yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
ABSTRAK
Pratiwi, Anastasia Tita. 2017. “Jenis dan Fungsi Gaya Bahasa Kiasan pada
Lirik Lagu Band Naif dan Payung Teduh”. Skripsi Strata Satu (S1).
Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata
Dharma.
Penelitian ini membahas jenis dan fungsi gaya bahasa kiasan pada lirik
lagu band Naif dan Payung Teduh. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian
ini adalah (i) jenis gaya bahasa kiasan yang terdapat dalam lirik lagu yang
diciptakan oleh Naif dan Payung Teduh dan (ii) fungsi gaya bahasa kiasan yang
terdapat dalam lirik lagu yang diciptakan oleh Naif dan Payung Teduh. Tujuan
penelitian ini adalah mendeskripsikan jenis gaya bahasa kiasan yang terdapat pada
lirik lagu yang diciptakan oleh Naif dan Payung Teduh dan mendeskripsikan
fungsi gaya bahasa kiasan yang terdapat pada lirik lagu yang diciptakan oleh Naif
dan Payung Teduh.
Data penelitian berupa lirik-lirik lagu yang diciptakan oleh band Naif dan
Payung Teduh. Pengumpulan data dilakukan dengan metode simak. Peneliti
menyimak data gaya bahasa kiasan pada lirik lagu yang diciptakan oleh Naif dan
Payung Teduh menurut data lirik lagu di internet, kemudian dicatat dan
diklasifikasikan. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan metode agih
dan metode padan. Penelitian ini menggunakan analisis metode padan referensial.
Teknik yang dipakai dalam metode agih adalah teknik pilah unsur tertentu.
Sedangkan teknik lanjutan yang dipakai dalam metode padan adalah teknik
perluas.
Berdasarkan hasil penelitian, jenis gaya bahasa kiasan yang terdapat pada
lirik lagu band Naif dan Payung Teduh ada empat jenis yakni (i) personifikasi, (ii)
simile atau persamaan, (iii) metafora, dan (iv) ironi. Selain itu ditemukan
beberapa fungsi gaya bahasa kiasan yang terdapat pada lirik lagu band Naif dan
Payung Teduh, yaitu (i) memperindah lirik lagu, (ii) menyamarkan sesuatu, (iii)
menciptakan suasana tertentu, (iv) mempunyai tujuan untuk membujuk,
mengingatkan, atau meyakinkan, dan (v) menyindir.
Kata kunci: gaya bahasa kiasan, lirik lagu, Naif, Payung Teduh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
ABSTRACT
Pratiwi, Anastasia Tita. 2017. “The Types and Style Functions of Figurative
Language in Naif and Payung Teduh's Song Lyrics”. Bachelor Degree.
Indonesian Letters Study Program, Department of Indonesian Letters,
Faculty of Letters, Sanata Dharma University.
This research discusses the types and style functions of figurative language
in Naif and Payung Teduh’s Song Lyrics. The problems discussed in this research
are (i) the types of figurative language in song lyrics created by Naif and Payung
Teduh and (ii) the style functions of figurative language in song lyrics created by
Naif and Payung Teduh. The purpose of this research is to describe the types of
figurative language in song lyrics created by Naif and Payung Teduh and to
describe the style functions of figurative language in song lyrics created by Naif
and Payung Teduh.
The data analyzed are song lyrics which are created by Naif and Payung
Teduh. The data are collected by applying observation method. The researcher
scrutinizes the data of figurative language found in song lyrics which are created
by Naif and Payung Teduh based on the lyrics in the internet. Subsequently, the
researcher takes record (note-taking) and classifies them. In analyzing the data,
the researcher applies Agih and Padan methods. This research uses Padan
Referensial analysis method. The technique used in Agih method is Pilah Unsur
technique. Meanwhile, the advanced technique used in Padan method is Perluas
technique.
According to the result, there are four types of figurative languages in Naif
and Payung Teduh’s song lyrics, namely (i) personification, (ii) simile or
similarity, (iii) metaphor, and (iv) ironic. Furthermore, this research also finds out
that there are the style functions of figurative language in Naif and Payung
Teduh’s song lyrics. They are found (i) to adorn the song lyrics, (ii) to dissemble
something, (iii) to create certain atmospheres, (iv) to have purposes on
persuading, reminding, or convincing, and (v) to make innuendo.
Keywords: figurative language, song lyrics, Naif, Payung Teduh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ........................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ................................................. iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................. iv
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA .... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................ vi
MOTO …................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ............................................................................... viii
ABSTRAK ................................................................................................. x
ABSTRACK ................................................................................................. xi
DAFTAR ISI .............................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah ............................................. 1
2. Rumusan Masalah ...................................................... 6
3. Tujuan Penelitian ........................................................ 6
4. Manfaat Penelitian ..................................................... 7
5. Tinjauan Pustaka ........................................................ 8
6. Landasan Teori ............................................................ 10
6.1 Lirik Lagu .............................................................. 10
6.2 Gaya Bahasa .......................................................... 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
6.3 Gaya Bahasa Kiasan .............................................. 11
6.4 Fungsi Gaya Bahasa Kiasan .................................. 15
7. Metode Penelitian ….................................................... 16
7.1 Metode Teknik dan Pengumpulan Data ................ 16
7.2 Metode dan Teknik Analisis Data ......................... 16
7.3 Metode Penyajian Hasil Analisis .......................... 18
8. Sistematika Penyajian ................................................ 18
BAB II JENIS GAYA BAHASA KIASAN YANG
TERDAPAT PADA LIRIK LAGU YANG
DICIPTAKAN OLEH NAIF DAN PAYUNG
TEDUH
2.1 Pengantar ................................................................... 20
2.2 Personifikasi ............................................................... 20
2.2.1 Gaya Bahasa Personifikasi yang Terdapat
pada Lirik Lagu Naif ........................................ 21
2.2.2 Gaya Bahasa Personifikasi yang Terdapat
pada Lirik Lagu Payung Teduh ........................ 26
2.3 Simile ......................................................................... 32
2.3.1 Gaya Bahasa Simile yang Terdapat pada Lirik
Lagu Naif ......................................................... 33
2.3.2 Gaya Bahasa Simile yang Terdapat pada Lirik
Lagu Payung Teduh ......................................... 35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
2.4 Metafora .................................................................... 37
2.4.1 Gaya Bahasa Metafora yang Terdapat pada
Lirik Lagu Naif ................................................ 37
2.4.2 Gaya Bahasa Metafora yang Terdapat pada
Lirik Lagu Payung Teduh ................................ 45
2.5 Ironi …....................................................................... 47
2.5.1 Gaya Bahasa Ironi yang Terdapat pada Lirik
Lagu Naif ......................................................... 47
2.5.2 Gaya Bahasa Ironi yang Terdapat pada Lirik
Lagu Payung Teduh ......................................... 48
2.6 Jumlah Pemakaian Gaya Bahasa Kiasan yang
Terdapat pada Lirik Lagu yang Diciptakan oleh
Naif dan Payung Teduh ............................................ 48
BAB III FUNGSI GAYA BAHASA KIASAN YANG
TERDAPAT PADA LIRIK LAGU YANG
DICIPTAKAN OLEH NAIF DAN PAYUNG TEDUH
3.1 Pengantar ................................................................... 49
3.2 Memperindah Lirik Lagu .......................................... 50
3.2.1 Fungsi Memperindah Lirik Lagu pada Lirik
Lagu Naif ......................................................... 50
3.2.2 Fungsi Memperindah Lirik Lagu pada Lirik
Lagu Payung Teduh ......................................... 55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
3.3 Menyamarkan Sesuatu ……...................................... 59
3.3.1 Fungsi Menyamarkan Sesuatu pada Lirik
Lagu Naif ......................................................... 59
3.3.2 Fungsi Menyamarkankan Sesuatu pada Lirik
Lagu Payung Teduh ......................................... 62
3.4 Menciptakan Suasana Tertentu ................................. 65
3.4.1 Fungsi Menciptakan Suasana Tertentu pada
Lirik Lagu Naif ................................................ 65
3.4.2 Fungsi Menciptakan Suasana Tertentu pada
Lirik Lagu Payung Teduh ................................ 68
3.5 Membujuk, Mengingatkan, dan Meyakinkan ........... 71
3.5.1 Fungsi Membujuk, Mengingatkan, dan
Meyakinkan pada Lirik Lagu Naif ................... 71
3.5.2 Fungsi Membujuk, Mengingatkan, dan
Meyakinkan pada Lirik Lagu Payung Teduh ... 74
3.6 Menyindir ................................................................. 74
3.4.1 Fungsi Menyindir pada Lirik Lagu Naif …...... 75
3.4.2 Fungsi Menyindir pada Lirik Lagu Payung
Teduh ............................................................... 75
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan ................................................................ 76
4.2. Saran .......................................................................... 77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 78
LAMPIRAN ............................................................................................. 80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Lagu adalah salah satu sarana komunikasi yang disampaikan melalui
liriknya. Lirik adalah susuan kata sebuah nyanyian, dengan kata lain karya sastra
dalam (puisi) yang berisi curahan perasaan pribadi, susunan kata sebuah nyanyian
(Hasan, 2007: 121). Lirik lagu ditulis dengan banyak maksud dan makna,
beberapa hanya bertujuan untuk menghibur, tetapi tak jarang pula yang memakai
lagu sebagai sarana untuk mencurahkan hati dan menyindir. Melalui sebuah lagu,
dapat didapatkan makna secara tepat dan dalam, tetapi dalam sebuah wadah yang
tidak membosankan pula. Masyarakat sekarang cenderung lebih tertarik terhadap
sesuatu yang tidak terlalu serius, melainkan menghibur.
Objek sasaran penelitian ini adalah gaya bahasa kiasan yang digunakan
oleh Naif dan Payung Teduh dalam pembuatan lirik lagu mereka. Naif merupakan
sebuah band indie yang terbentuk pada tahun 1995, sedangkan Payung Teduh
yang merupakan band indie pula yang terbentuk pada tahun 2007. Kedua band
tersebut terbentuk di dua era yang berbeda, 90-an dan 2000-an. Naif dan Payung
Teduh mempunyai eksistensinya masing-masing. Naif yang terbentuk dari tahun
90-an masih mempunyai banyak penggemar hingga sekarang, juga Payung Teduh
yang sejak pertama terbentuk mempunyai tempat khusus di banyak hati
penggemarnya. Naif terkenal dengan lirik lagunya yang indah dan mudah untuk
dipahami, sedangkan Payung Teduh dikenal sebagai band indie yang memberikan
unsur „puisi‟ di dalam lirik-lirik lagunya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Hingga saat ini Naif telah mengeluarkan delapan album, yaitu “Naif”
(1998), “Jangan Terlalu Naif” (2000), “Titik Cerah” (2002), “The Best of Naif”
(2005), “Retropolis” (2005), “Televisi” (2007), “A Night at Schouwburg” (2008),
dan “Planet Cinta” (2011). Sedangkan Payung Teduh telah mengeluarkan tiga
album, yaitu “Payung Teduh” (2010), “Dunia Batas” (2012), dan “Live and
Loud” (2016).
Gaya bahasa adalah cara mengungkapkan pikiran dengan memperlihatkan
jiwa dan kepribadian penulis atau pemakai bahasa tersebut melalui bahasa secara
khas (Keraf, 1984:113). Menurut Gorys Keraf, gaya bahasa berdasarkan langsung
tidaknya makna terbagi menjadi dua macam, yaitu gaya bahasa retoris dan gaya
bahasa kiasan. Gaya bahasa retoris terbagi menjadi aliterasi, asonansi, anastrof,
apofasis atau preterisio, apostrof, asindenton, polisindeton, kiasmus, elipsis,
eufemismus, histeron porteron, pleonasme dan tautologi, perifrasis, prolepsis atau
antisipasi, erotesis atau pertanyaan retoris, silepsis dan zeugma, koreksio atau
epanortosis, hiperbol, paradoks, dan oksimoron. Sedangkan gaya bahasa kiasan
itu sendiri terbagi menjadi persamaan atau simile, metafora, alegori, parabel,
fabel, personifikasi atau prosopopoeia, alusi, eponim, epitet, sinekdoke,
metonimia, antonomasia, hipalase, ironi, sinisme, sarkasme, satire, inuendo,
antifrasis, dan pun atau paronomasia. Dalam penelitian ini secara khusus akan
membicarakan gaya bahasa kiasan.
Perbandingan gaya bahasa kiasan pada lirik lagu yang diciptakan oleh
Naif dan Payung Teduh dipilih sebagai topik dalam penelitian ini didasarkan
alasan sebagai berikut. Pertama, lagu merupakan salah satu sarana komunikasi
dan hiburan yang digemari oleh masyarakat dari waktu ke waktu. Kedua, terkait
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
dengan pembuatan lirik lagu yang seringkali melibatkan bidang sastra di dalam
penulisannya agar terkesan lebih mendramatisir, mendalam, dan indah. Ketiga,
terkait dengan frekuensi banyak dan tidaknya jumlah gaya bahasa kiasan yang
digunakan dalam pembuatan lirik lagu pada dua era yang berbeda. Keempat, gaya
bahasa kiasan yang terdapat pada lirik lagu yang diciptakan oleh band di dua era
yang berbeda ada berbagai jenis menurut kepenuhan makna kiasnya.
Hal pertama yang dibahas dalam penelitian ini adalah jenis gaya bahasa
kiasan pada lirik lagu yang diciptakan oleh Naif dan Payung Teduh, seperti
tampak dalam data berikut:
(1) “Cerita Tentang Gunung dan Laut” (Payung Teduh, 2017)
(a) Aku pernah berjalan disebuah bukit
(b) Tak ada air
(c) Tak ada rumput
(d) Tanah terlalu kering untuk ditapaki
(e) Panas selalu menghantam kaki dan kepalaku
(f) Aku pernah berjalan diatas laut
(g) Tak ada tanah
(h) Tak ada batu
(i) Air selalu merayu
(j) Menggodaku masuk ke dalam pelukannya
(k) Tak perlu tertawa atau menangis
(l) Pada gunung dan laut
(m) Karena gunung dan laut
(n) Tak punya rasa
(o) Aku tak pernah melihat gunung menangis
(p) Biarpun matahari membakar tubuhnya
(q) Aku tak pernah melihat laut tertawa
(r) Biarpun kesejukkan bersama tariannya
Pada data (1) dalam lirik lagu “Cerita Tentang Gunung dan Laut” pada
album terbaru Payung Teduh, gaya bahasa kiasan yang terkandung di dalamnya
adalah personifikasi. Data gunung menangis (1o) dan laut tertawa (1q)
„menghidupkan benda mati‟ atau „benda mati melakukan kegiatan yang dilakukan
manusia‟. Gaya bahasa personifikasi gunung menangis dan laut tertawa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
bermaksud untuk mengindahkan lirik lagu agar lirik lagu terkesan lebih puitis.
Gunung menangis (1o) dapat berarti gunung yang meledak, tetapi agar lebih puitis
dan indah dibuat menjadi gunung menangis, begitu pula dengan laut tertawa (1q).
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa ada beberapa jenis gaya bahasa kiasan
dalam Bahasa Indonesia. Dalam penelitian ini, akan dibahas jenis-jenis gaya
bahasa kiasan dalam Bahasa Indonesia. Berikut ini dikemukakan data yang lain:
(2) Aku Rela
(a) Sejak kubertemu
(b) Denganmu kekasih hatiku
(c) Engkau selalu cemburu
(d) Kau terus mencoba
(e) untuk berkuasa
(f) Tidakkah cukup bagimu
(g) semua pengorbananku
(h) Dan
(i) Aku rela meninggalkan pacarku
(j) Demi 'tuk dapatkan
(k) Kau kekasihku
(l) Aku tak menyangka
(m) Kau hancurkan semua
(n) Impian di depan mata
(o) Kau terus mencoba
(p) Untuk berkuasa
(q) Tidakkah cukup bagimu
(r) Semua pengorbananku
Pada data (2) dalam lirik lagu “Aku Rela” yang terdapat pada album
terakhir Naif, tidak terdapat gaya bahasa kiasan tertentu. Penulis lirik hanya
mengubah kata perkata agar tertulis lebih indah, tetapi tidak memanfaatkan gaya
bahasa kiasan di dalamnya.
Masalah kedua yang dikaji dalam penelitian ini adalah fungsi gaya bahasa
kiasan pada lirik lagu yang diciptakan oleh Naif dan Payung Teduh, seperti
terlihat dalam data berikut:
(s) “Benci Untuk Mencinta” (Naif, 2005)
(a) Oh betapa ku saat ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
(b) Ku benci untuk mencinta
(c) Mencintaimu
(d) Oh betapa ku saat ini
(e) Ku cinta untuk membenci
(f) Membencimu
(g) Aku tak tahu apa yg terjadi
(h) Antara aku dan kau
(i) Yang ku tahu pasti
(j) Aku begitu mencintaimu
(k) Aku tak tahu apa yg terjadi
(l) Antara aku dan kau
(m) Yang ku tahu pasti
(n) Ku benci untuk mencintaimu
(o) Aku tak tahu apa yg terjadi
(p) Antara aku dan kau
(q) Yang ku tahu pasti
(r) Ku benci untuk mencintaimu
(s) Yang kutahu pasti kubenci untuk mencintaimu
(3) “Untuk Perempuan yang Sedang dalam Pelukan” (Payung Teduh,
2013)
(a) Tak terasa gelap pun jatuh
(b) Di ujung malam menuju pagi yang dingin
(c) Hanya ada sedikit bintang malam ini
(d) Mungkin karena kau sedang cantik-cantiknya
(e) Lalu mataku merasa malu
(f) Semakin dalam ia malu kali ini
(g) Kadang juga ia takut
(h) Tatkala harus berpapasan ditengah pelariannya
(i) Di malam hari
(j) Menuju pagi
(k) Sedikit cemas
(l) Banyak rindunya
Terlihat perbandingan frekuensi penggunaan gaya bahasa kiasan yang
terdapat pada kedua data tersebut. Pada data lirik lagu “Benci Untuk Mencinta”
yang ditulis tahun 2005 (3), tidak terdapat gaya bahasa kiasan tertentu. Lirik lagu
tersebut bermakna sesungguhnya. Penulis lirik hanya memperindah kalimat
dengan kata-kata yang puitis namun tidak mengubahnya menjadi suatu makna
kias tertentu. Tanpa menelaah lebih dalam, kita dapat langsung mengetahui
maksud penulis lirik tersebut adalah perbedaan yang sangat tipis antara cinta dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
benci. Sedangkan pada data lirik lagu “Untuk Perempuan yang Sedang dalam
Pelukan” yang ditulis tahun 2013, terdapat beberapa gaya bahasa kiasan yaitu
personifikasi pada data (4a), (4e), (4g), dan (4h). Personifikasi adalah gaya bahasa
kiasan yang menggambarkan benda-benda mati atau barang-barang yang tidak
bernyawa atau tidak hidup tetapi seolah-seolah memiliki sifat kemanusiaan
(Keraf, 1984: 140). Tidak hanya memperindah lirik dengan kata-kata puitis,
penulis lirik tersebut menyembunyikan makna tertentu dibalik kalimatnya. Makna
lagu tersebut adalah sepasang kekasih yang sedang memadu asmara. Terlihat pada
lirik (4c) Hanya ada sedikit bintang malam ini (4d) mungkin karena kau sedang
cantik-cantiknya yang menunjukkan keromantisan sepasang kekasih.
Berdasarkan data (3) dan (4), fungsi gaya bahasa kiasan yang terdapat
pada lirik lagu yang diciptakan oleh Naif dan Payung Teduh menjadi pokok
permasalahan yang kedua dalam penelitian ini.
2. Rumusan Masalah
2.1 Apa jenis gaya bahasa kiasan yang terdapat pada lirik lagu yang diciptakan
oleh Naif dan Payung Teduh?
2.2 Bagaimana fungsi gaya bahasa kiasan yang terdapat pada lirik lagu yang
diciptakan oleh Naif dan Payung Teduh?
3. Tujuan Penelitian
3.1 Mendeskripsikan jenis gaya bahasa kiasan yang terdapat pada lirik lagu
yang diciptakan oleh Naif dan Payung Teduh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
3.2 Mendeskripsikan fungsi gaya bahasa kiasan yang terdapat pada lirik lagu
yang diciptakan oleh Naif dan Payung Teduh.
4. Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini adalah deskripsi perbandingan fungsi gaya bahasa
kiasan pada lirik lagu yang diciptakan oleh Naif dan Payung Teduh. Manfaat
teoretis dari hasil penelitian ini adalah memberi sumbangan teori gaya bahasa
kiasan pada lirik lagu dalam bidang semantik. Sedangkan manfaat praktis dari
hasil penelitian ini adalah sebagai salah satu aspek yang dapat dipergunakan
dalam panduan untuk menyusun lirik lagu bagi para penyusun lagu dan dapat
menjadi panduan untuk memahami makna atau isi lirik lagu bagi para penikmat
lagu. Selain itu, penelitian ini dapat memberi masukan bagi band Naif dan Payung
Teduh dalam hal pembuatan lirik lagu mereka.
5. Tinjauan Pustaka
Telah ada beberapa skripsi yang membahas mengenai gaya bahasa kiasan,
yaitu “Gaya Bahasa Kiasan dalam Kumpulan Cerita Pendek Roro Mendut dan
Atmo Karya Besar S. W.” oleh Lilid Perwira Setya, Program Studi Sastra
Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma; “Gaya Bahasa Kiasan
dalam Lirik Lagu Iwan Fals” oleh Diana Maria Adriana, Program Studi Sastra
Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma; “Gaya Bahasa Kiasan
dalam Wacana Ole Internasional di Tabloid Bola Tanggal 3 Maret 2006 s/d 22
September 2006” oleh Setiawan Werokila, Program Studi Sastra Indonesia,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma. Belum ada skripsi yang membahas
mengenai band Naif dan Payung Teduh.
Tinjauan pustaka penelitian ini diambil dari dua skripsi dan satu buku.
Yang pertama adalah skripsi berjudul “Gaya Bahasa Repetisi dalam Lirik Lagu
Ciptaan Ungu pada Album Sayang” oleh Marduita, yang kedua adalah skripsi
berjudul “Penggunaan Gaya Bahasa dalam Kumpulan Cerpen Laluba Karya
Nukila Amal yang Mengacu pada Karya Grafis M. C. Escher: Analisis Stilistika”
oleh Evi Selviawati, dan sebuah buku berjudul “Teach Yourself Books:
Songwriting” oleh J. D. Lindsay.
Terdapat beberapa penelitian yang diketahui mengangkat masalah terkait
dengan gaya bahasa, salah satunya skripsi berjudul “Gaya Bahasa Repetisi dalam
Lirik Lagu Ciptaan Ungu pada Album Sayang” yang ditulis oleh Marduita,
Sarjana, Prodi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma
(2015). Skripsi tersebut bertujuan untuk menjelaskan jenis serta menguraikan
fungsi gaya bahasa repetisi lirik lagu ciptaan Ungu pada album Sayang.
Kesimpulan yang didapatkan dari skripsi tersebut adalah pertama, ciptaan Ungu
pada album Sayang mengandung sembilan jenis gaya bahasa repetisi, yaitu (i)
aliterasi, (ii) asonansi, (iii) antanaklasis, (iv) kiasmus, (v) epizeukis, (vi) tautotes,
(vii) anafora, (viii) epistrofa, dan (ix) simploke. Kedua, gaya bahasa repetisi pada
lirik lagu ciptaan Ungu pada album Sayang memiliki beberapa fungsi, yaitu (i)
fungsi menghaluskan, (ii) fungsi melebihkan, (iii) fungsi keindahan, dan (iv)
fungsi mengungkapkan sesuatu secara tidak langsung.
Dalam skripsi yang berjudul “Penggunaan Gaya Bahasa dalam Kumpulan
Cerpen Laluba Karya Nukila Amal yang Mengacu pada Karya Grafis M. C.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Escher: Analisis Stilistika” yang ditulis oleh Evi Selviawati, Sarjana, Program
Studi Indonesia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia
(2012) dikatakan bahwa gaya bahasa repetisi dan simile menghasilkan beberapa
efek di dalam setiap cerpen. Efek yang paling besar adalah dalam membangun
citraan karya-karya grafis yang diacu pada setiap cerpen. Namun, repetisi dan
simile dapat menghasilkan efek lain di luar itu. Salah satu fungsi repetisi adalah
memberikan efek puitik, yakni dari presisi rima yang dihasilkan. Sedangkan
fungsi gaya bahasa simile adalah hadirnya referen pembanding turut membantu
memperkuat seperti apa nilai rasa dan ciri gambaran yang hendak dilukiskan
karena objek utama dapat dibandingkan dengan sesuatu yang lain yang bersifat
umum.
Menurut Lindsay (1966: 47-49), dalam buku yang berjudul Teach Yourself
Books: Songwriting, menjelaskan bahwa lirik yang baik mempunyai 3 unsur,
yaitu (1) subjek. Dalam sebuah lagu, harus mempunyai tema yang jelas agar
setiap bait mempunyai ceritanya masing-masing. Lalu (2) penataan kata, kata
dalam lagu harus disusun sedemikian rupa agar terlihat sungguh-sungguh. Unsur
yang terakhir yaitu (3) kejelasan. Lagu adalah perpaduan antara seni kata dan seni
musik, dalam musik tidak kata arti yang jelas, jadi kata-kata atau lirik yang ada
dalam musik tersebut haruslah jelas agar maksud yang direpresentasikan dapat
tersampaikan dengan baik.
Pembahasan mengenai teori gaya bahasa tertentu yang telah diteliti para
pendahulu mencakup teori gaya bahasa repetisi, beberapa teori gaya bahasa
retoris, serta beberapa bagian dari teori gaya bahasa kiasan. Begitu pula
pembahasan mengenai lirik lagu tertentu yang telah diteliti para pendahulu hanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
khusus mencakup sebuah nama band. Pembahasan keseluruhan mengenai teori
gaya bahasa kiasan dalam lirik lagu belum diteliti oleh peneliti pendahulu, serta
belum ada yang membandingkan antara band yang satu dengan yang lain. Oleh
karena itu objek lirik lagu band Naif dan Payung Teduh dijadikan topik pada
penelitian ini.
6. Landasan Teori
6.1 Lirik Lagu
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 835), lirik adalah karya
sastra dalam (puisi) yang berisi curahan perasaan pribadi, susunan kata sebuah
nyanyian. Lagu adalah berbagai irama yang meliputi suara instrument dan
bernyanyi (dalam tingkah laku: cara, lagak, menyanyikan lagu lama- tentang
seseorang yang selalu membanggakan masa lalunya). Sedangkan, lagu juga bisa
disebug dendang, nyanyian, tuturan. Lirik adalah sajak atau susunan kata sebuah
nyanyian; karya sastra yang berisi curahan pribadi; yang utama adalah lukisan
perasaannya (Sudjiman, 1990: 49).
Syair menurut Kamus Musik (1992: 131) adalah komposisi puisi yang
sering dilagukan. Tiap bait terdiri dari empat baris kalimat, yang keempatnya
merupakan kesatuan makna; atau kata-kata lagu.
6.2 Gaya Bahasa
Majas, kiasan, atau ‘figure of speech’ adalah bahasa kias, bahasa indah
yang dipergunakan untuk meninggikan serta meningkatkan efek dengan jalan
memperkenalkan serta memperbandingkan suatu benda atau hal tertentu dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
benda atau hal lain yang lebih umum. Pendek kata, penggunaan majas tertentu
dapat merubah serta menimbulkan nilai rasa atau konotasi tertentu (Dale dalam
Tarigan, 1985: 112).
Dalam bukunya yang berjudul “Diksi dan Gaya Bahasa” (1988: 129),
Keraf mengatakan ada beberapa dasar yang menentukan pembagian gaya bahasa,
salah satunya berdasarkan langsung tidaknya makna atau sering disebut trope atau
figure of speech yaitu apakah acuan yang dipakai masih mempertahankan makna
denotifnya atau sudah ada penyimpangan.
6.3 Gaya Bahasa Kiasan
Gaya bahasa kiasan ini pertama-tama dibentuk berdasarkan perbandingan
atau persamaan. Membandingkan sesuatu dengan sesuatu yang lain, berarti
mencoba menemukan ciri-ciri yang menunjukkan kesamaan antara kedua hal
tersebut. Perbandingan sebenarnya mengandung dua pengertian, yaitu
perbandingan yang termasuk dalam gaya bahasa yang polos atau langsung, dan
perbandingan yang termasuk dalam gaya bahasa kiasan. Perbandingan biasa
mencakup dua anggota yang termasuk dalam kelas yang sama, sedangkan
perbandingan kedua, sebagai bahasa kiasan, mencakup dua hal yang termasuk
dalam kelas yang berlainan (Keraf, 1984: 136). Berikut adalah macam-macam
gaya bahasa kiasan:
6.3.1 Persamaan atau Simile
Persamaan atau simile adalah perbandingan bersifat eksplisit. Yang
dimaksud dengan perbandingan yang bersifat eksplisit ialah bahwa ia langsung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
menyatakan sesuatu sama dengan hal yang lain. (Keraf, 1984, 138). Persamaan
atau simile dapat ditunjukkan dengan kata-kata: sama, seperti, sebagai, laksana,
dan sebagainya.
6.3.2 Metafora
Metafora adalah semacam analogi yang membandingkan dua hal secara
langsung, tetapi dalam bentuk yang singkat: bunga bangsa, buaya darat, buah hati,
cindera mata, dan sebagainya. Metafora dapat disebut dengan penyimpangan
makna pula (Keraf, 1984: 139).
6.3.3 Alegori, Parabel, dan Fabel
Alegori adalah suatu cerita singkat yang mengandung kiasan. Makna
kiasan ini harus ditarik dari bawah permukaan ceritanya. Dalam alegori, nama-
nama pelakunya adalah sifat-sifat yang abstrak, serta tujuannya selalu jelas
tersurat (Keraf, 1984: 140).
Parabel adalah suatu kisah singkat yang mengandung kiasan (Keraf, 1984:
140).
Fabel adalah suatu metafora berbentuk cerita mengenai dunia binatang, di
mana binatang-binatang bahkan mahkluk-mahkluk yang tidak bernyawa bertindak
seolah-olah sebagai manusia (Keraf, 1984: 140).
6.3.4 Personifikasi
Personifikasi adalah semacam gaya bahasa kiasan yang menggambarkan
benda-benda atau makhluk lain selain manusia tetapi seolah-olah memiliki sifat-
sifat kemanusiaan. Personifikasi merupakan suatu corak khusus dari metafora,
yang mengiaskan benda-benda mati bertindak, berbuat, berbicara, seperti manusia
(Keraf, 1984: 140).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
6.3.5 Alusi
Alusi adalah semacam acuan yang berusaha mensugestikan kesamaan
antara orang, tempat, atau peristiwa (Keraf, 1984: 141).
6.3.6 Eponim
Adalah suatu gaya di mana seseorang yang namanya begitu sering
dihubungkan dengan sifat tertentu, sehingga nama itu dipakai untuk menyatakan
sifat itu (Keraf, 1984: 141).
6.3.7 Epitet
Epitet adalah semacam acuan yang menyatakan suatu sifat atau ciri yang
khusus dari seseorang atau sesuatu hal (Keraf, 1984: 141).
6.3.8 Sinekdoke
Sinekdoke adalah semacam gaya bahasa figuratif yang mempergunakan
sebagian dari sesuatu hal untuk menyatakan keseluruhan (pars pro toto) atau
mempergunakan keseluruhan untuk menyatakan sebagian (totum pro parte)
(Keraf, 1984: 142).
6.3.9 Metonimia
Metonimia adalah suatu gaya bahasa yang mempergunakan sebuah kata
untuk menyatakan hal lain, karena mempunyai pertalian yang sangat dekat (Keraf,
1984: 142).
6.3.10 Antonomasia
Antonomasia juga merupakan sebuah bentuk khusus dari sinekdoke yang
berwujud penggunaan sebuah epiteta untuk menggantikan nama diri, atau gelar
resmi, atau jabatan untuk menggantikan nama diri (Keraf, 1984: 142).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
6.3.11 Hipalase
Hipalase adalah semacam gaya bahasa di mana sebuah kata tertentu
dipergunakan untuk menerangkan sebuah kata, yang seharusnya dikenakan pada
sebuah kata lain (Keraf, 1984: 142).
6.3.12 Ironi, Sinisme, dan Sarkasme
Ironi atau kata sindiran adalah suatu acuan yang ingin mengatakan sesuatu
dengan makna atau maksud berlainan dari apa yang terkandung dalam rangkaian
kata-katanya (Keraf, 1984: 143).
Sinisme adalah ironi yang lebih kasar sifatnya. Sinisme merupakan
sindiran yang berbentuk kesangsian berisi suatu ejekan (Keraf, 1984: 143).
Sarkasme merupakan suatu acuan yang lebih kasar dari ironi dan sinisme.
Sarkasme mengandung kepahitan dan celaan yang getir. (Keraf, 1984: 143).
6.3.13 Satire
Satire adalah ungkapan yang menertawakan atau menolak sesuatu (Keraf,
1984: 144).
6.3.14 Inuendo
Inuendo adalah semacam sindiran dengan mengecilkan kenyataan yang
sebenarnya (Keraf, 1984: 144).
6.3.15 Antifrasis
Antifrasis adalah semacam ironi yang berwujud penggunaan sebuah kata
dengan makna kebalikannya, yang bisa saja dianggap sebagai ironi sendiri, atau
kata-kata yang dipakai untuk menangkal kejahatan, roh jahat, dan sebagainya
(Keraf, 1984: 145). Contoh: Lihatlah si Putri Cantik telah datang (maksudnya si
Perempuan Lusuh).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
6.3.16 Pun atau Paronomasia
Pun atau paronomasia adalah kiasan dengan mempergunakan kemiripan
bunyi (Keraf, 1984: 145).
6.4 Fungsi Gaya Bahasa Kiasan
Dalam kehidupan sehari-hari digunakan istilah arti kiasan. Nampaknya
penggunaan istilah arti kiasan ini sebagai oposisi dari arti sebenarnya. Oleh
karena itu, semua bentuk bahasa (baik kata, frase, maupun kalimat) yang tidak
merujuk pada arti sebenarnya (arti leksikal, arti konseptual, atau arti denotatif)
disebut mempunyai arti kiasan (Chaer, 1985: 80).
Dalam berkomunikasi kita tidak hanya berhadapan dengan “kata”, tetapi
dengan suatu rangkaian kata yang mendukung suatu amanat, maka ada beberapa
unsur yang terkandung dalam ujaran kita yaitu: pengertian, perasaan, nada, dan
tujuan. Makna kata dapat dibatasi sebagai hubungan antara bentuk dengan hal
atau barang yang diwakilinya (referen) (Keraf, 1984: 25).
Menurut de Saussure, setiap tanda linguistik terdiri dari dua unsur, yaitu
(1) yang diartikan dan (2) yang mengartikan. Yang diartikan sebenarnya tidak lain
daripada konsep atau makna dari sesuatu tanda bunyi. Sedangkan yang
mengartikan itu adalah tidak lain daripada bunyi-bunyi itu, yang terbentuk dari
fonem-fonem bahasa yang bersangkutan (Chaer, 2009: 29).
Dalam bukunya yang berjudul “Semantik”, Geoffrey Leech
mengkategorikan salah satu jenis makna yang bernama makna tematik. Makna
tematik adalah makna yang dikomunikasikan menurut cara penutur atau penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
menata pesannya, dalam arti menurut urutan, fokus, dan penekanan (Leech, 2003:
33).
7. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap, (i) pengumpulan data, (ii)
analisis data, dan (iii) penyajian data.
7.1 Metode Teknik dan Pengumpulan Data
Objek penelitian ini adalah gaya bahasa kiasan. Data penelitian adalah
lirik lagu yang diciptakan oleh Naif dan Payung Teduh. Pengumpulan data
dilakukan dengan metode simak. Metode simak yaitu metode yang dilakukan
dengan menyimak penggunaan bahasa (Sudaryanto, 1993:133). Peneliti
menyimak data gaya bahasa kiasan pada lirik lagu yang diciptakan oleh Naif dan
Payung Teduh menurut data lirik lagu di internet. Teknik lanjutan yang digunakan
pada metode ini adalah teknik catat. Data yang sudah terkumpul kemudian dicatat
pada kartu daya yang dilanjutkan dengan klasifikasi (Sudaryanto, 1993:135). Pada
penelitian ini diambil data 64 lagu ciptaan band Naif dan 16 lagu ciptaan band
Payung Teduh.
7.2 Metode dan Teknik Analisis Data
Setelah semua data gaya bahasa pada lirik lagu yang diciptakan oleh Naif
dan Payung Teduh terklasifikasikan, kemudian peneliti menganalisis data tersebut
menggunakan metode padan dan metode agih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Untuk menganalisis dasar gaya bahasa pada lirik lagu yang diciptakan
oleh Naif dan Payung Teduh, digunakan metode padan. Metode padan adalah
metode analisis data yang alat penentunya berada di luar, terlepas, dan tidak
menjadi bagian dari bahasa (langue) yang bersangkutan atau diteliti (Sudaryanto,
1993: 13). Alat penentu yang digunakan peneliti adalah metode padan referensial,
yaitu metode padan yang alat penentunya berupa referen bahasa (Kesuma, 2007:
48). Referen bahasa adalah kenyataan atau unsur luar bahasa yang ditunjuk satu
kebahasaan (Kridalaksana, 2001: 186). Metode padan referensial itu digunakan
untuk menentukan identitas satuan kebahasaan menurut referen yang ditunjuk
(Kesuma, 2007: 48). Teknik dasar dalam metode padan adalah teknik pilah unsur
penentu, yaitu teknik analisis data dengan cara memilah-milah satuan kebahasaan
yang dianalisis dengan alat penentu berupa daya pilah yang bersifat mental yang
dimiliki oleh penelitinya (Sudaryanto, 1993: 1). Jenis penentunya adalah daya
pilah referensial, yaitu daya pilah yang menggunakan referen atau sosok yang
diacu oleh satuan kebahasaan sebagai alat penentu (Kesuma, 2007: 52). Peneliti
menggunakan referen berupa gaya bahasa pada penelitian ini.
Metode agih adalah metode analisis yang alat penentunya ada di dalam
dan merupakan bagian dari bahasa yang diteliti (Sudaryanto, 1993: 15). Teknik
yang dipakai dalam metode agih adalah teknik perluas. Teknik perluas adalah
teknik analisis data dengan cara memperluas satuan kebahasaan yang dianalisis
dengan menggunakan satuan kebahasaan tertentu (Kesuma, 2007: 59). Teknik
perluas digunakan untuk menentukan segi-segi kemaknaan satuan kebahasaan
tertentu (Sudaryanto 1993: 55).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
7.3 Metode Penyajian Hasil Analisis
Setelah selesai pada tahap analisis data, tahap selanjutnya adalah
penyajian hasil analisis data. Analisis data dalam penelitian ini disajikan dengan
metode informal, yaitu penyajian hasil analisis data dengan menggunakan kata-
kata biasa (Kesuma, 2007: 71).
8. Sistematika Penyajian
Laporan hasil penelitian ini disusun dalam empat bab, yaitu:
Bab I adalah pendahuluan. Bab ini memaparkan perihal latar belakang,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian, tinjauan pustaka,
landasan teori, metode penelitian, dan sistematika penelitian.
Bab II berisi penjelasan tentang jenis gaya bahasa kiasan yang terdapat
pada lirik lagu yang diciptakan oleh Naif dan Payung Teduh. Peneliti menemukan
frekuensi jenis gaya bahasa kiasan yang terdapat pada lirik lagu yang diciptakan
oleh Naif dan Payung Teduh.
Bab III berisi uraian mengenai fungsi gaya bahasa kiasan yang terdapat
pada lirik lagu yang diciptakan oleh Naif dan Payung Teduh. Peneliti menemukan
perbandingan fungsi gaya bahasa yang terdapat pada lirik lagu yang diciptakan
oleh Naif dan Payung Teduh.
Bab IV adalah penutup. Bab ini berisi kesimpulan penelitian dan saran.
Kesimpulan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perbandingan frekuensi
penggunaan gaya bahasa pada lirik lagu band pop di dua era yang berbeda. Saran
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah saran kepada penulis lirik lagu untuk
memperbanyak gaya bahasa kiasan pada karyanya agar terkesan lebih indah dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
saran kepada peneliti lain yang tertarik untuk meneliti topik yang sama dengan
kajian yang berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
BAB II
JENIS GAYA BAHASA KIASAN YANG TERDAPAT PADA LIRIK LAGU
YANG DICIPTAKAN OLEH NAIF DAN PAYUNG TEDUH
2.1 Pengantar
Pada bab II ini diuraikan jenis gaya bahasa kiasan yang terdapat pada lirik
lagu yang diciptakan oleh Naif dan Payung Teduh. Dalam pembahasan ini
dikemukakan dua rumusan yang berbeda, yaitu gaya bahasa kiasan yang terdapat
pada lirik lagu Naif dan gaya bahasa kiasan yang terdapat pada lirik lagu Payung
Teduh. Data diambil dari lagu-lagu di seluruh album Naif dan Payung Teduh.
Adapun jenis gaya bahasa kiasan yang terdapat pada lirik lagu yang
diciptakan oleh Naif dan Payung Teduh adalah (i) personifikasi, (ii) simile atau
persamaan, (iii) metafora, dan (iv) ironi.
2.2 Personifikasi
Personifikasi adalah gaya bahasa kiasan yang menggambarkan benda-
benda atau makhluk hidup lain seolah-olah memiliki sifat-sifat kemanusiaan atau
melakukan kegiatan yang biasa dilakukan oleh manusia. Personifikasi mengiaskan
untuk bertindak, berbuat, berbicara, seperti manusia. Personifikasi mengandung
unsur kesamaan. Berbeda dengan metafora, yaitu membuat perbandingan dengan
suatu hal yang lain, maka dalam penginsanan hal yang lain itu adalah benda-
benda mati yang bertindak dan berbuat seperti manusia, atau perwatakan manusia.
Pokok yang dibandingkan itu seolah-olah berwujud manusia, baik dalam tindak-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
tinduk, perasaan, dan perwatakan manusia padahal sesungguhnya tidak (Keraf,
1984: 140-141).
2.2.1 Gaya Bahasa Personifikasi yang Terdapat pada Lirik Lagu Naif
Berikut merupakan gaya bahasa personifikasi yang terdapat pada lirik lagu
dalam album Naif:
(4) Puspa Indah
(a) Telah lama terkenang
(b) Puspa Indahku tersayang
(c) Selalu kumenunggu
(d) Surat dan kabarmu
(e) Ah... puspa indahku
(f) Oh... buluh perindu
(g) Ku takkan jemu-jemu
(h) 'Tuk bersurat slalu
(i) Walau jauh di mata
(j) Tapi dekatlah di hati
(k) Tempo-tempo bersua
(l) Di stasiun kota
(5) Hai Monas
(a) Bangun pagi-pagi, menghadapi hari
(b) Ayam berdiri berkokok
(c) Ayo bersiap 'tuk memulai hari ini
(d) Udara yang segar buat badan bugar
(e) Kuhirup dan kuberlari
(f) Putari Monas tujuh kali tiap hari
(g) Di tiap hari ... slalu begini
(h) Berulang kali ... peristiwa yang kualami tiap hari tiap pagi
(i) Mentari tlah datang
(j) Hai Monas menantang
(k) Peluh mulai bercucuran
(l) Kulitku kini memerah habis terpanggang
(m) Nafasku terengah, tubuhku pun lelah
(n) Namun tanpa keluh kesah
(o) Kulari dan kuberlari pantang menyerah
(p) Di tiap hari ... slalu begini
(q) Berulang kali ... peristiwa yang kualami tiap hari tiap pagi
(r) Hai Monas kini tlah ramai lagi ... semua menari ... menikmati
segarnya udara di pagi hari ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
(6) Safari Menuju Laut (Jangan Terlalu Naif, 2000)
(a) Uuhu ... tancap kombimu, safari menuju laut
(b) Waw!!! Gadis pantai menantimu, bikini bikin terpaku
(c) Oh indahnya suasana ... laut tiada matinya
(d) Langit cerah ... bergairah ... ceria di tepi samudera ...
(e) Uuhu ... angkat papanmu, berlari menuju laut Waw!!!
(f) Nah 'tu dia ombak datang, hatiku semakin girang
(g) Dan ku terjang ... papan goyang, meluncur tiada terhalang
(h) Ku dipandang gadis pirang berbikini belang-belang
(i) Uuhu ... laju papanku ... kendali ombak menderu
(j) Waw!!! Terhempas ke dasar laut, hampir ku di ujung maut
(k) Oh ternyata ... tiba-tiba ... ku tertolong lumba-lumba
(l) Ooh dahsyatnya ... waah asyiknya berpapan selancar ria
(7) Bunga Hati
(a) Takkan layu bunga terkasihku
(b) Yang tumbuh berseri
(c) Indah di taman hatiku
(d) Takkan layu bunga pujaanku
(e) Walaupun sang waktu
(f) Datang dan berlalu, Ooo
(g) Bunga hatiku, jangan pernah kau layu
(h) Mekar dan berseri
(i) Bunga taman hatiku
(j) Harum dan mewangi
(k) S'panjang waktu
(l) Kan kujaga sepenuh jiwa
(m) Takkan layu bunga pujaanku
(n) Walaupun sang waktu
(o) Datang dan berlalu, Ooo
(p) Kan kujaga sepenuh jiwa
(q) Kau bungaku
(8) Ceriakan Dunia
(a) Ceria
(b) Lihat duniaku yang kini penuh warna
(c) Berhiaskan cinta di relung hati kita
(d) Kau yang slalu buatku ceria
(e) Dan, oh, saat ini kau tetap mempesona
(f) Detik demi detik kan terasa menggoda
(g) Kau yang slalu membuatku ceria
(h) Di balik hati yang gulana
(i) Lihat duniaku yang kini penuh warna
(j) Berhiaskan cinta di relung hati kita
(k) Kau yang slalu membuatku ceria
(l) Dibalik hati yang gulana
(m) Burung pun bernyanyi tralala
(n) Kau yang slalu buatku ceria
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
(9) Dia Adalah Pusaka Sejuta Umat Manusia Yang Ada Di Seluruh Dunia
(a) Manusia berkembang menurut
(b) perkembangan jaman yang ada
(c) Tengoklah kiri dan kanan sudah
(d) banyak gedung yang tinggi menjulang
(e) Pohon-pohon yang dulu hijau kini
(f) telah berubah menjadi batu
(g) Kurasa manusia kini tak pernah
(h) peduli lagi dengan alamnya
(i) Dia... Adalah pusaka sejuta umat
(j) manusia yang ada di seluruh dunia
(k) Langit biru cerah tak mungkin
(l) lagi terlihat bersih dan ceria
(m) Pelangi yang berwarna-warni
(n) warnanya semakin tak menentu
(o) Bunga-bunga yang indah tak
(p) pernah semerbak lagi seperti dulu
(q) Udara segar yang dulu ada
(r) kini tak pernah lagi kurasakan
(10) Gula-Gula
(a) Tak pernah aku meminta maka usah engkau memberi
(b) Kau tahu hati adalah penglihatan paling sejati
(c) Tolonglah jauhi aku ku tak pernah ingin terjatuh
(d) Ke dalam sesuatu yang lebih baik kuanggap tabu
(e) Gula-gula... Tak mudah untuk memilah rasa cinta dan bukan cinta
(f) Sanggupkah kulawan semua nafsu yang kan menjadi karma
(g) Tolonglah jauhi aku ku tak pernah ingin terjatuh
(h) Ke dalam sesuatu yang lebih baik kuanggap tabu
(i) Gula-gula... Tak pernah aku meminta maka usah engkau memberi
(j) Kau tahu hati adalah penglihatan paling sejati
(k) Tak mudah untuk memilah rasa cinta dan bukan cinta
(l) Sanggupkah kulawan semua nafsu yang kan menjadi karma Gula-
gula
(11) Katakan Iya
(a) Semakin engkau jauh
(b) Semakin kuingin mendekati dirimu
(c) Meski kau tak peduli
(d) Di setiap langkahmu disitu ku ada
(e) Takkah engkau merasa
(f) Kesungguhan di dalam jiwaku
(g) Terpuji dirimu bila kaupalingkan hatimu darinya
(h) Semesta jadi saksinya aku yang pantas menjadi milikmu
(i) Katakan iya
(12) Pagi
(a) Salah bila dikau mencintaiku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
(b) Simpan saja rasa hatimu itu
(c) Bukannya aku tak suka
(d) Ku telah ada yang punya
(e) dan hatiku tak mampu untuk mendua
(f) Salah bila dikau mengharapkanku
(g) Tutup saja pintu hatimu itu
(h) Bukannya aku tak suka
(i) Ku telah ada yang punya
(j) dan hatiku tak mampu untuk mendua
(k) Bukan maksud hati tuk lukaimu
(l) Dengan kuberkata sejujurnya
(m) Kuharap dikau mengerti padaku
(n) dan hatiku tak mampu tuk mendua
(o) Bila malam lewat jelang, bunga tidurpun hilang
(p) Saat yang kunantikan pun datang
(q) Cahaya sang mentari sinari alam ini
(r) Buat cerahnya hati... berseri
(s) Alangkah indahnya, oh pagi hadirmu slalu kunanti
(t) Janjiku takkan tinggalkan mu, oh pagi
(u) Mungkinkah oh semua ini akan terus kualami
(v) Bila ia tinggalkan aku sendiri
(w) Tetes embun basahi daun, bunga bersemi
(x) Kumbang, lebah, kupu-kupu, menari
(13) Tidurlah
(a) Tidurlah oh tidurlah
(b) hari sudah larut malam
(c) Biar kukecup kening di wajahmu
(d) nan ayu dan lembut
(e) Mimpilah oh mimpilah
(f) bawa serta oh mimpiku
(g) Terbang jauh ke langit ketujuh
(h) Pejamkanlah matamu
(i) ku takkan mengganggu
(j) Ku akan selalu ada
(k) di sini menemanimu
(l) Tidurlah oh tidurlah
(m) hanyut dalam peraduan
(n) Bulan bintang hampiri
(o) 'tuk menimang
(p) Tidurlah oh tidurlah
(q) hari sudah larut malam
(r) Biar kukecup kening di wajahmu
(s) nan ayu dan lembut
(t) Mimpilah oh mimpilah
(u) hingga pagi hari datang
(v) Dan kini kuucapkan,
(w) Sampai jumpa esok... hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Pada data (5), terlihat dari data (5c) dan (5d), bahwa penulis lirik selalu
menunggu surat dan kabar dari sang „Puspa Indah‟. Penulis mengandaikan sebuah
bunga dapat mengirim kabar melalui sebuah surat.
Pada (6), gaya bahasa personifikasi ditunjukkan pada (6j) hai Monas
menantang, seolah-olah Monas seperti manusia yang bisa menantang. Monas
merupakan benda mati yang adalah salah satu objek wisata di Jakarta yang
menjadi simbol dari Ibu Kota Negara Indonesia pula.
Pada data (7), terdapat sebuah gaya bahasa personifikasi yaitu (7d) langit
cerah, bergairah, ceria di tepi samudera. Langit yang cerah diandaikan dapat
memiliki sifat ceria serta bergairah layaknya manusia.
Pada data (8), gaya bahasa personifikasi ditunjukkan pada (8n) hingga (8o)
sang waktu datang dan berlalu. Pada kalimat tersebut, waktu dipersamakan
dengan manusia yang dapat datang dan berlalu.
Pada lirik “Ceriakan Dunia” (9), (9m) burung pun bernyanyi tralala
merupakan gaya bahasa personifikasi karena bernyanyi adalah kegiatan yang
hanya bisa dilakukan oleh manusia, tetapi dalam lirik tersebut burung diandaikan
dapat bernyanyi.
Data (10) menunjukkan bahwa penulis memanusiakan langit, yaitu (10l)
langit biru cerah tak mungkin lagi terlihat bersih dan ceria. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (2008: 784), langit adalah ruang luas yang terbentang di
atas bumi.
Data (11) menyamakan hati dengan penglihatan. Disebutkan pada (11j)
hati adalah penglihatan paling sejati. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2008: 487), hati adalah organ badan yang berwarna kemerah-merahan di bagian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
kanan atas rongga perut. Jadi hati tidak bisa bertindak selayaknya suatu panca
indera, salah satunya penglihatan.
Pada data (12) ditunjukkan adanya satu gaya bahasa personifikasi, yaitu
(12h) semesta jadi saksinya aku yang pantas menjadi milikmu. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (2008: 1263), semesta adalah kata numeralia yang berarti
semua yang ada di alam dan kata sifat yang berarti seluruh dunia. Dapat dikatakan
bahwa semesta tidak bisa menjadi saksi layaknya manusia.
Gaya bahasa personifikasi pada data (13) ditunjukkan pada baris lirik
terakhir yaitu kumbang, lebah, kupu-kupu menari. Kumbang, lebah, dan kupu-
kupu adalah jenis hewan. Sedangkan menari adalah kata kerja yang hanya dapat
dilakukan manusia. Lirik tersebut memanusiakan hewan.
Pada data (14), gaya bahasa personifikasi ditunjukkan pada (14n) dan
(14o) bulan bintang hampiri ‘tuk menimang. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (2008: 219), bulan adalah satelit alami yang mengitari bumi, tampak
bersinar pada malam hari karena pantulan sinar matahari dan bintang adalah
benda langit yang mampu memancarkan cahaya dan memproduksi energi sendiri,
misalnya matahari. Kedua benda tersebut merupakan benda mati yang tidak dapat
menimang layaknya manusia.
2.1.2 Gaya Bahasa Personifikasi yang Terdapat pada Lirik Lagu Payung
Teduh
Berikut merupakan gaya bahasa personifikasi yang terdapat pada lirik lagu
dalam album Payung Teduh:
(14) Angin Pujaan Hujan (Payung Teduh, 2010)
(a) Datang dari mimpi semalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
(b) Bulan bundar bermandikan sejuta cahaya
(c) Di langit yang merah
(d) Ranum seperti anggur
(e) Wajahmu membuai mimpiku
(f) Sang pujaan tak juga datang
(g) Angin berhembus bercabang
(h) Rinduku berbuah lara
(15) Cerita Tentang Gunung dan Laut
(a) Aku pernah berjalan di sebuah bukit
(b) Tak ada air
(c) Tak ada rumput
(d) Tanah terlalu kering untuk ditapaki
(e) Panas selalu menghantam kaki dan kepalaku
(f) Aku pernah berjalan di atas laut
(g) Tak ada tanah
(h) Tak ada batu
(i) Air selalu merayu
(j) Menggodaku masuk ke dalam pelukannya
(k) Tak perlu tertawa atau menangis
(l) Pada gunung dan laut
(m) Karena gunung dan laut
(n) Tak punya rasa
(o) Aku tak pernah melihat gunung menangis
(p) Biarpun matahari membakar tubuhnya
(q) Aku tak pernah melihat laut tertawa
(r) Biarpun kesejukkan bersama tariannya
(16) Berdua Saja
(a) Ada yang tak sempat tergambarkan oleh kata
(b) Ketika kita berdua
(c) Hanya aku yang bisa bertanya
(d) Mungkinkah kau tahu jawabnya
(e) Malam jadi saksinya
(f) Kita berdua di antara kata
(g) Yang tak terucap
(h) Berharap waktu membawa keberanian
(i) Untuk datang membawa jawaban
(j) Mungkinkah kita ada kesempatan
(k) Ucapkan janji takkan berpisah selamanya
(17) Untuk Perempuan yang Sedang dalam Pelukan
(a) Tak terasa gelap pun jatuh
(b) Di ujung malam menuju pagi yang dingin
(c) Hanya ada sedikit bintang malam ini
(d) Mungkin karena kau sedang cantik-cantiknya
(e) Lalu mataku merasa malu
(f) Semakin dalam ia malu kali ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
(g) Kadang juga ia takut
(h) Tatkala harus berpapasan di tengah pelariannya
(i) Di malam hari
(j) Menuju pagi
(k) Sedikit cemas
(l) Banyak rindunya
(18) Malam
(a) Terang masih saja milik malam
(b) Bahkan malam yang terlalu terang
(c) Sanggup menjadi terik
(d) Dan matahari masih sedih
(e) Bersandar di belakang
(f) Mungkin ia belum lelah menanti
(g) Kedatangan cinta
(h) Atau ia sudah bosan
(i) Menanti kedatangan apapun
(j) Atau teriknya
(k) Sudah tidak membangunkan kita lagi
(l) Bukankah kita sudah berjanji semua selesai
(m) Ketika ada kita
(19) Tidurlah
(a) Akhirnya malam tiba juga
(b) Malam yang kunantikan sejak awal
(c) Malam yang menjawab akhir kita
(d) Inikah akhir yang kita ciptakan
(e) Dan pagi takkan terisi lagi
(f) Lonceng bertingkah sebagaimana mestinya
(g) Membangunkan orang tanpa membagi
(h) Sedikit asmara untuk memulai hari
(i) Tidurlah
(j) Malam terlalu malam
(k) Tidurlah
(l) Pagi terlalu pagi
(20) Kucari Kamu
(a) Kucari kamu dalam setiap malam
(b) Dalam bayang masa suram
(c) Kucari kamu dalam setiap langkah
(d) Dalam ragu yang membisu
(e) Kucari kamu dalam setiap ruang
(f) Seperti aku yang menunggu kabar dari angin malam
(g) Aku cari kamu
(h) Di setiap malam yang panjang
(i) Aku cari kamu
(j) Kutemui kau tiada
(k) Aku cari kamu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
(l) Di setiap bayang kau tersenyum
(m) Aku cari kamu
(n) Kutemui kau berubah
(o) Kucari kamu dalam setiap jejak
(p) Seperti aku yang menunggu kabar dari matahari
(21) Menuju Senja
(a) Harum mawar di taman
(b) Menusuk hingga ke dalam sukma
(c) Yang menjadi tumpuan rindu cinta bersama
(d) Di sore itu menuju senja
(e) Bersama hati yang terluka
(f) Tertusuk pilu menganga luka itu
(g) Di antara senyum yang menapaki jejak kenangan
(h) Di sore yang gelap ditutupi awan
(i) Bersama setangkup bunga cerita yang kian
(j) Merambat di dinding penantian
(k) Ada yang mati saat itu dalam kerinduaan
(l) Yang tak terobati
(m) Harum mawar di taman
(n) Menusuk hingga ke dalam sukma
(o) Yang menjadi tumpuan rindu cinta bersama
(p) Di sore itu menuju senja
(q) Baru saja kuberanjak beberapa saat sebelum itu
(r) Ada yang mati menunggu sore menuju senja
(s) Bersama
(t) Harum mawar di taman
(u) Menusuk hingga ke dalam sukma
(v) Yang menjadi tumpuan rindu cinta bersama
(w) Di sore itu menuju senja
(22) Biarkan
(a) Turunlah ke pelukanku
(b) Nyanyikan lagu rindu para wanita
(c) Menata sanggul di tepi sungai
(d) Menarilah bersamaku
(e) Turunlah ke pelukanku
(f) Nyanyikan lagu rindu para wanita
(g) Melenakan para pendamba
(h) Meratapi kepergian malam
(i) Biarkan dewi malam menatap sayu
(j) Meratapi bulan yang memudar
(k) Biarkan bulan berjalan tunduk
(l) Menyambut senyuman matahari
(m) Biarkan matahari membuka mata
(n) Membangunkan alam yang lelap
(o) Biarkan dewi malam menatap sayu
(p) Meratapi bulan yang memudar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
(q) Biarkan bulan berjalan tunduk
(r) Menyambut senyuman matahari
(s) Biarkan matahari membuka mata
(t) Membangunkan alam yang lelap
(23) Di Ujung Malam
(a) Di ujung malam, di antara lelap dan sadar
(b) Mulailah sekarang bernyanyilah bersamaku
(c) Di ujung malam, di antara lelap dan sadar
(d) Mulailah sekarang menarilah bersamaku
(e) Sunyi ini merdu seketika
(f) Sunyi ini merdu seketika
(g) Sunyi ini merdu seketika
(h) Di ujung malam, di antara lelap dan sadar
(i) Mulailah sekarang menarilah bersamaku
(j) Sunyi ini merdu seketika
(k) Sunyi ini merdu seketika
(l) Sunyi ini merdu seketika
(m) Sunyi ini merdu seketika
(n) Sunyi ini merdu seketika
(o) Sunyi ini merdu seketika
Pada data (15), ditunjukkan dua gaya bahasa kiasan personifikasi, yaitu
(15b) dan (15h). Pada (15b) dikatakan bahwa bulan bundar bermandikan sejuta
cahaya yang di mana bulan bundar merupakan benda mati yang tidak bisa
melakukan kegiatan mandi. Begitu halnya dengan data (15h) rinduku berbuah
lara. Rindu merupakan suatu bentuk perasaan yang tak hidup, sedang menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 1175), rindu adalah sangat ingin dan
berharap benar pada sesuatu. Ia tidak bisa berbuah. Penulis lirik memanusiakan
benda mati.
Pada data (16) dalam lirik lagu “Cerita Tentang Gunung dan Laut” pada
album terbaru Payung Teduh, gaya bahasa kiasan yang terkandung di dalamnya
adalah personifikasi. Data gunung menangis (16o) dan laut tertawa (16q)
„menghidupkan benda mati‟ atau „benda mati melakukan kegiatan yang dilakukan
manusia‟. Gaya bahasa personifikasi gunung menangis dan laut tertawa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
bermaksud untuk mengindahkan lirik lagu agar lirik lagu terkesan lebih puitis.
Gunung menangis (16o) dapat berarti gunung yang meledak, tetapi agar lebih
puitis dan indah dibuat menjadi gunung menangis, begitu pula dengan laut
tertawa (16q).
Pada data (17), kalimat (17e) malam jadi saksinya (17h) berharap waktu
membawa keberanian (17i) untuk datang membawa keberanian menunjukkan
personifikasi. Malam dan waktu merupakan benda mati yang dimanusiakan untuk
menjadi seorang saksi dan mempunyai sifat berani untuk membawa suatu
jawaban.
Pada data (18), terdapat beberapa gaya bahasa personifikasi pada data
(18a), (18e), (18g), dan (18h). Benda mati yang dibuat seakan melakukan sebuah
kegiatan manusia, gelap yang dapat jatuh hingga mata yang dapat merasa malu
dan takut di tengah pelariannya.
Pada data di atas, gaya bahasa personifikasi ditunjukkan dari (19d) hingga
(19i). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 887), matahari adalah
benda angkasa. Sedangkan pada lirik tersebut, ditunjukkan matahari yang adalah
sebuah benda mati dapat merasa sedih, bersandar, menanti, didatangi, serta
merasa bosan layaknya manusia.
Pada lirik lagu “Tidurlah”, terdapat sebuah gaya bahasa personifikasi yaitu
(20f) lonceng bertingkah sebagaimana mestinya. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (2008: 840), lonceng adalah genta. Lonceng dipersamakan dengan
manusia yang dapat bertingkah.
Pada data (21), ditunjukkan beberapa gaya bahasa personifikasi, yaitu
(21d) ragu yang membisu; (21f) kabar dari angin malam; dan (21p) kabar dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
matahari. Ragu, angin malam, serta matahari dipersamakan dengan hal-hal yang
biasa dilakukan manusia.
Pada data (22), gaya bahasa personifikasi ditunjukkan pada (22g) senyum
yang menapaki jejak kenangan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:
1227), senyum adalah gerak tawa ekspresif yang tidak bersuara menunjukkan rasa
senang, gembira, suka. Senyum diibaratkan seperti manusia yang dapat menapaki
suatu jejak.
Pada data (23), gaya bahasa personifikasi dapat ditunjukkan pada kalimat
biarkan bulan berjalan tunduk, biarkan matahari membuka mata, dan meratapi
kepergian malam. Bulan dipersamakan dengan manusia yang dapat berjalan;
matahari yang dapat membuka mata layaknya manusia; pun malam dipersamakan
dengan manusia yang dapat pergi.
Pada lirik lagu (24) “Di Ujung Malam”, kalimat sunyi ini merdu seketika
merupakan gaya bahasa personifikasi. Sunyi merupakan suatu keadaan,
sedangkan merdu adalah suara yang dihasilkan oleh manusia.
2.3 Persamaan atau Simile
Persamaan atau simile adalah perbandingan yang bersifat eksplisit. Yang
dimaksud dengan perbandingan yang bersifat eksplisit ialah bahwa ia langsung
menyatakan sesuatu sama dengan hal yang lain. Untuk itu, ia memerlukan upaya
yang secara eksplisit menunjukkan kesamaan itu, yaitu kata-kata: seperti, sama,
sebagai, bagaikan, laksana, dan sebagainya (Keraf, 1984: 138). Persamaan ada
yang mengandung perincian mengenai sifat persamaan itu dan ada pula yang tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
mengandung perincian mengenai sifat persamaan itu kemudian pembaca
diharapkan akan mengira sendiri sifat persamaan tersebut.
2.3.1 Gaya Bahasa Simile yang Terdapat pada Lirik Lagu Naif
Berikut merupakan gaya bahasa simile yang terdapat pada lirik lagu dalam
album Naif:
(24) Air Dan Api
(a) Apa mauku apa maumu
(b) Slalu saja menjadi
(c) Satu masalah yang tak kunjung henti
(d) Bukan maksudku bukan maksudmu
(e) Untuk selalu
(f) Meributkan hal yang itu-itu saja
(g) Mengapa kita saling membenci
(h) Awalnya kita slalu memberi
(i) Apakah mungkin hati yang murni
(j) Sudah cukup berarti
(k) Ataukah kita belum mencoba
(l) Memberi waktu pada logika
(m) Jangan seperti selama ini
(n) Hidup bagaikan air dan api
(25) Itulah Cinta
(a) Aku sedang berjalan
(b) Menyusuri relung di hatimu
(c) Aku sedang mencari
(d) Sesuatu di balik matamu
(e) Yang mampu membuatku terpesona
(f) Yang mampu membuatku terpesona
(g) Apakah dirimu yang mampu
(h) Membuat hatiku bagai melayang di awan
(i) Dan apakah dirimu yang mampu membuat hatiku bagai terpanah
asmara
(j) Dan ku yakin itulah cinta
(k) Aku sedang berjalan
(l) Mengikuti kata di hatiku
(m) Aku sedang mencari
(n) Rahasia di balik matamu
(o) Yang mampu membuatku terpesona
(p) Yang mampu membuatku terpesona
(q) Apakah dirimu yang mampu
(r) Membuat hatiku bagai melayang di awan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
(s) Dan apakah dirimu yang mampu membuat hatiku bagai terpanah
asmara
(t) Dan ku yakin itulah cinta
(u) Kuyakin itulah asmara
(v) Kuserasa di surga
(w) Dan hatiku berbunga-bunga
(x) Apakah dirimu yang mampu
(y) Membuat hatiku bagai melayang di awan
(z) Dan apakah dirimu yang mampu membuat hatiku bagai terpanah
asmara
(26) Kuda Besi
(a) Ku jelang siang
(b) Ku terjang malam
(c) Tak pernah pulang
(d) Kuda besiku
(e) Melaju kencang
(f) Bagaikan setan
(g) Diterpa hujan
(h) Dikejar angin
(i) Dan halilintar
(j) S„makin kupacu
(k) Kuda besiku
(l) Jantungku menderu
(m) Coba kau ikuti aku ayoo
(n) Bergaya dan trus melaju ayooo
(o) Coba-coba ikut aku ayooo
(p) Kalau kau belum jago janganlah kau sok tau
(q) Siapa yang bilang
(r) Anak jalanan
(s) Binatang jalang
(t) „ku hanya ingin
(u) bersenang-senang
(v) bukan menantang
Pada data (25), gaya bahasa simile jelas ditunjukkan pada baris terakhir
lirik tersebut yang menyebutkan kata sambung berupa bagaikan. Data (25)
berbunyi hidup bagaikan air dan api. Penulis memakai kata bagaikan sebagai
persamaan antara hidup dengan air dan api.
Data (26) menunjukkan bahwa terdapat dua lirik yang mengandung gaya
bahasa simile. Pada data (26h) dikatakan membuat hatiku bagai melayang di
awan dan data (26i) dan apakah dirimu yang mampu membuat hatiku bagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
terpanah asmara. Pada kedua data tersebut, terdapat kata bagai yang mewakilkan
gaya bahasa simile di dalamnya. Kedua data tersebut mengandaikan hati yang
dapat melayang di awan dan panah asmara.
Pada data (27), gaya bahasa simile ditunjukkan pada (27d), (27e), dan
(27f) kuda besiku melaju kencang bagaikan setan. Kuda besinya yang melaju
kencang disamakan dengan setan menggunakan kata hubung bagaikan.
2.3.2 Gaya Bahasa Simile yang Terdapat pada Lirik Lagu Payung Teduh
Berikut merupakan gaya bahasa simile yang terdapat pada lirik lagu dalam
album Payung Teduh:
(27) Angin Pujaan Hujan (Payung Teduh, 2010)
(a) Datang dari mimpi semalam
(b) Bulan bundar bermandikan sejuta cahaya
(c) Di langit yang merah
(d) Ranum seperti anggur
(e) Wajahmu membuai mimpiku
(f) Sang pujaan tak juga datang
(g) Angin berhembus bercabang
(h) Rinduku berbuah lara
(28) Kita adalah Sisa-sisa Keikhlasan yang Tidak Diikhlaskan
(a) Kita tak semestinya berpijak di antara
(b) Ragu yang tak berbatas
(c) Seperti berdiri di tengah kehampaan
(d) Mencoba untuk membuat pertemuan cinta
(e) Ketika surya tenggelam
(f) Bersama kisah yang tak terungkapkan
(g) Mungkin bukan waktunya
(h) Berbagi pada nestapa
(i) Atau mungkin kita yang tidak kunjung siap
(j) Kita pernah mencoba berjuang
(k) Berjuang terlepas dari kehampaan ini
(l) Meski hanyalah dua cinta
(m) Yang tak tahu entah akan dibawa kemana
(n) Kita adalah sisa-sisa keikhlasan
(o) Yang tak diikhlaskan
(p) Bertiup tak berarah
(q) Berarah ke ketiadaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
(r) Akankah bisa bertemu
(s) Kelak di dalam perjumpaan abadi
(29) Kucari Kamu
(a) Kucari kamu dalam setiap malam
(b) Dalam bayang masa suram
(c) Kucari kamu dalam setiap langkah
(d) Dalam ragu yang membisu
(e) Kucari kamu dalam setiap ruang
(f) Seperti aku yang menunggu kabar dari angin malam
(g) Aku cari kamu
(h) Di setiap malam yang panjang
(i) Aku cari kamu
(j) Kutemui kau tiada
(k) Aku cari kamu
(l) Di setiap bayang kau tersenyum
(m) Aku cari kamu
(n) Kutemui kau berubah
(o) Kucari kamu dalam setiap jejak
(p) Seperti aku yang menunggu kabar dari matahari
Pada data (28), sangat terlihat ada gaya bahasa kiasan simile yang
dipaparkan pada (28d) ranum seperti anggur. Seperti yang sudah dipaparkan di
atas, bahwa ciri-ciri gaya bahas a kiasan simile adanya kata hubung seperti, sama,
bagaikan, dan lain-lain. Makna pada data tersebut dipaparkan sebagai berikut,
ranum „sangat masak‟ seperti buah anggur, artinya langit yang sedang merah
seperti warna buah anggur yang sedang masak.
Pada data (29), gaya bahasa simile ditunjukkan pada baris lirik (29b)
hingga (29c) ragu yang tak terbatas seperti berdiri di tengah kehampaan. Kata
seperti sudah sangat menunjukkan bukti adanya keberadaan gaya bahasa simile
dalam lagu tersebut.
Pada data (30), gaya bahasa simile ditunjukkan di empat baris lirik yang
berbeda tetapi dengan kalimat yang mirip. Yang pertama, pada (30e) hingga (30f)
kucari kamu dalam setiap ruang seperti aku yang menunggu kabar dari angina
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
malam dan yang kedua, pada (30o) hingga (30p) kucari kamu dalam setiap jejak
seperti aku yang menunggu kabar dari matahari.
2.4 Metafora
Metafora adalah analogi yang membandingkan dua hal secara langsung,
tetapi dalam bentuk yang singkat dan tidak menggunakan kata banding. Misalnya:
bunga bangsa, buaya darat, buah tangan, kambing hitam, dan lain sebagainya
(Keraf, 1984: 139). Metafora adalah pembanding langsung, yaitu tidak
mempergunakan kata-kata banding seperti halnya pada simile, sehingga pokok
pertama langsung dihubungkan dengan pokok kedua. Metafora ini menyatakan
sesuatu sebagai hal yang sama atau seharga dengan hal lain, yang sebenenarnya
tidak sama (Pradopo, 2012: 66).
2.4.1 Gaya Bahasa Metafora yang Terdapat pada Lirik Lagu Naif
Berikut merupakan gaya bahasa metafora yang terdapat pada lirik lagu
dalam album Naif:
(30) Akulah Pasanganmu
(a) Sudah pernah kubilang selang kita bertemu
(b) Jauh sebelum engkau menjadi kekasihku
(c) Dan engkau sadari itu terbenam di hatimu
(d) Tak perlu ku ingatkan ya kau dan aku satu
(e) Wahai sang bunga akulah si kumbang itu
(f) yang setia untuk menunggu mekarmu
(g) Engkau wanita ni akulah pasanganmu
(h) yang setia untuk slalu bersamamu
(i) Saat kau ada ragu jangan lalu membisu
(j) dengarlah lagu kita tak susah tuk ceria
(k) Saat kita bersama semua pun berwarna
(l) udara berarom ramaikan hati kita
(m) Wahai sang bunga akulah si kumbang itu
(n) yang setia untuk menunggu mekarmu
(o) Engkau wanita ni akulah pasanganmu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
(p) yang setia untuk slalu bersamamu
(q) yang setia untuk slalu bersamamu
(r) yang setia untuk slalu bersamamu
(s) slalu menjagamu
(t) slalu menghiburmu
(u) slalu mendukungmu
(v) slalu yakinimu
(w) slalu bersamamu
(31) Bunga Hati
(a) Takkan layu bunga terkasihku
(b) Yang tumbuh berseri
(c) Indah di taman hatiku
(d) Takkan layu bunga pujaanku
(e) Walaupun sang waktu
(f) Datang dan berlalu, Ooo
(g) Bunga hatiku, jangan pernah kau layu
(h) Mekar dan berseri
(i) Bunga taman hatiku
(j) Harum dan mewangi
(k) S'panjang waktu
(l) Kan kujaga sepenuh jiwa
(m) Takkan layu bunga pujaanku
(n) Walaupun sang waktu
(o) Datang dan berlalu, Ooo
(p) Kan kujaga sepenuh jiwa
(q) Kau bungaku
(32) Johan & Enny
(a) Hei kamu yang di belakang situ, ku ingin engkau tau
(b) Bila dikau menutup pintu, ku 'kan tetap menunggu
(c) Usah kau resah selalu ... yang lalu biar berlalu
(d) Selama mentari menyinari dunia fana ini
(e) Ku harap tak kau tutup pintu, biarkan ku termangu
(f) Yang lalu telah berlalu ... usah kau ragukanku
(g) Jalan kita masih panjang biar terus berjalan
(h) Tolong Tuhan bantu hamba ... jangan
(i) Kau buat sirna
(j) Hei kamu yang di balik pintu, ku ingin engkau tau
(k) Bila saat pintu kau buka, ku akan tetap ada
(l) Usah kau resah selalu
(m) Yang lalu biar berlalu
(n) Jangan kau ragukanku
(33) Stop (Air Mata Buaya)
(a) Ku akan pergi, jangan khawatir
(b) Ku akan pergi, janganlah khawatir
(c) Sudahlah kau hentikan, segala tangismu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
(d) Ku tau semua yang kau inginkan
(e) Hentikanlah! .. Hentikan saja tangismu!
(f) Ku mohon .. stop! Tak malukah dirimu
(g) Ku akan pergi, jangan khawatir
(h) Hendak ke mana tiada terpikir
(i) Ku pasti akan rindu .. air mata buayamu
(j) Tapi ku tak mau jadi dombamu!
(k) Hentikanlah! .. Hentikanlah semua!
(l) Ku mohon .. stop!!!
(m) Ku pergi segera. Ke Bali, ke Hawaii, ke Paris, ke Belgi, ke London
(n) India .. Malaysia .. ke Cina .. keliling-keliling dunia
(34) Dia Adalah Pusaka Sejuta Umat Manusia Yang Ada Di Seluruh
Dunia
(a) Manusia berkembang menurut
(b) perkembangan jaman yang ada
(c) Tengoklah kiri dan kanan sudah
(d) banyak gedung yang tinggi menjulang
(e) Pohon-pohon yang dulu hijau kini
(f) telah berubah menjadi batu
(g) Kurasa manusia kini tak pernah
(h) peduli lagi dengan alamnya
(i) Dia... Adalah pusaka sejuta umat
(j) manusia yang ada di seluruh dunia
(k) Langit biru cerah tak mungkin
(l) lagi terlihat bersih dan ceria
(m) Pelangi yang berwarna-warni
(n) warnanya semakin tak menentu
(o) Bunga-bunga yang indah tak
(p) pernah semerbak lagi seperti dulu
(q) Udara segar yang dulu ada
(r) kini tak pernah lagi kurasakan
(35) Gula-Gula
(a) Tak pernah aku meminta maka usah engkau memberi
(b) Kau tahu hati adalah penglihatan paling sejati
(c) Tolonglah jauhi aku ku tak pernah ingin terjatuh
(d) Ke dalam sesuatu yang lebih baik kuanggap tabu
(e) Gula-gula... Tak mudah untuk memilah rasa cinta dan bukan cinta
(f) Sanggupkah kulawan semua nafsu yang kan menjadi karma
(g) Tolonglah jauhi aku ku tak pernah ingin terjatuh
(h) Ke dalam sesuatu yang lebih baik kuanggap tabu
(i) Gula-gula... Tak pernah aku meminta maka usah engkau memberi
(j) Kau tahu hati adalah penglihatan paling sejati
(k) Tak mudah untuk memilah rasa cinta dan bukan cinta
(l) Sanggupkah kulawan semua nafsu yang kan menjadi karma Gula-
gula
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
(36) Itulah Cinta
(a) Aku sedang berjalan
(b) Menyusuri relung di hatimu
(c) Aku sedang mencari
(d) Sesuatu di balik matamu
(e) Yang mampu membuatku terpesona
(f) Yang mampu membuatku terpesona
(g) Apakah dirimu yang mampu
(h) Membuat hatiku bagai melayang di awan
(i) Dan apakah dirimu yang mampu membuat hatiku bagai terpanah
asmara
(j) Dan ku yakin itulah cinta
(k) Aku sedang berjalan
(l) Mengikuti kata di hatiku
(m) Aku sedang mencari
(n) Rahasia di balik matamu
(o) Yang mampu membuatku terpesona
(p) Yang mampu membuatku terpesona
(q) Apakah dirimu yang mampu
(r) Membuat hatiku bagai melayang di awan
(s) Dan apakah dirimu yang mampu membuat hatiku bagai terpanah
asmara
(t) Dan ku yakin itulah cinta
(u) Kuyakin itulah asmara
(v) Kuserasa di surga
(w) Dan hatiku berbunga-bunga
(x) Apakah dirimu yang mampu
(y) Membuat hatiku bagai melayang di awan
(37) Kencan Pertama
(a) Tak sabar ku menunggu 'tuk berjumpa (tak sabar ku 'tuk berjumpa)
(b) Pergi ke rumah kekasihku yang tersayang bawa bunga sekeranjang
harum indah menawan
(c) Sejuta kata manis yang telah kusiapkan 'tuk kelak ku katakan pada
gadisku seorang
(d) "Kau pelangiku cerah selalu warnamu, secerah hatiku kala ku ingat
dirimu."
(e) Dikau kekasih yang cantik nan rupawan (kekasih... rupawan)
membuat hati Abang melayang jauh ke awan (jauh ke awan)
(f) Semoga semua ini yang kurasakan (semoga... rasakan) padamu
seorang tak bertepuk sebelah tangan (sebelah tangan)
(g) "Kau pelangiku cerah selalu warnamu, secerah hatiku kala ku ingat
dirimu."
(h) Tak sabar ku menunggu 'tuk berjumpa (tak sabar ku 'tuk
berjumpa...jumpa denganmu)
(i) Berjumpa dengan dirimu seorang (jumpa dirimu seorang)
(j) Waktu terasa panjang saat jumpa menjelang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
(k) Tak sabar menunggu 'tuk berjumpa (tak sabar menunggu 'tuk
berjumpa)
(38) Puspa Indah
(a) Telah lama terkenang
(b) Puspa Indahku tersayang
(c) Selalu kumenunggu
(d) Surat dan kabarmu
(e) Ah... puspa indahku
(f) Oh... buluh perindu
(g) Ku takkan jemu-jemu
(h) 'Tuk bersurat slalu
(i) Walau jauh di mata
(j) Tapi dekatlah di hati
(k) Tempo-tempo bersua
(l) Di stasiun kota
(39) Curi-curi Pandang
(a) Curi-Curi Pandang
(b) Curi curi-curi pandang
(c) Curi curi-curi pandang
(d) Curi ke depan curi ke belakang
(e) Curi ke kanan dan curi ke kiri
(f) Curi curi-curi pandang
(g) Curi pandangmu kepada
(h) bidadari yang di sana
(i) Curi pandangmu kepada
(j) bidadari yang di sana
(k) Cu Cu Cu Cu Cu Cu Cu Cu
(l) Cu Cu Cu Cu Cu Cu Cu Cu
(m) Curi
(40) Electrified
(a) Kutersengat Sungguh hebat
(b) Tersengat oleh aroma
(c) Tubuhmu yang menggoda
(d) Kuterpikat Sangat dahsyat
(e) Terpikat oleh gairah dirimu
(f) Menggelora
(g) Inginku 'ndekapmu
(h) Merasakan cumbu dan rayumu
(i) Oh, andaikan dapat kumiliki
(j) semua yang kau punya
(k) Dan kau buat oh diriku
(l) ini tak berdaya
(m) Dan semua hasrat tak terjaga
(n) Akal sehat tak berguna
(o) Ku rasa ingin ku Bercinta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
(41) Kuda Besi
(a) Ku jelang siang
(b) Ku terjang malam
(c) Tak pernah pulang
(d) Kuda besiku
(e) Melaju kencang
(f) Bagaikan setan
(g) Diterpa hujan
(h) Dikejar angin
(i) Dan halilintar
(j) S„makin kupacu
(k) Kuda besiku
(l) Jantungku menderu
(m) Coba kau ikuti aku ayoo
(n) Bergaya dan trus melaju ayooo
(o) Coba-coba ikut aku ayooo
(p) Kalau kau belum jago janganlah kau sok tau
(q) Siapa yang bilang
(r) Anak jalanan
(s) Binatang jalang
(t) „ku hanya ingin
(u) bersenang-senang
(v) bukan menantang
Gaya bahasa metafora yang terdapat pada data (30) terlihat pada kalimat
akulah si kumbang itu. Sang penulis menyamakan dirinya dengan seekor
kumbang yang setia menunggu mekarnya bunga. Digambarkan bahwa ia setia
menunggu sang kekasih untuk menerima dirinya.
Pada lirik lagu (31) “Bunga Hati”, gaya bahasa metafora ditunjukkan pada
baris terakhir lirik lagu tersebut yaitu kau bungaku. Sang penulis menyamakan
kekasihnya seperti bunga yang tumbuh mekar berseri, harum, dan indah.
Pada data (32), gaya bahasa metafora ditunjukkan pada (32d) selama
mentari menyinari dunia fana ini. „Dunia fana‟ merupakan gaya bahasa metafora
karena dunia tidak sama atau seharga dengan dunia. Arti dari fana dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (2008: 387) adalah tidak kekal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Gaya bahasa metafora yang ditunjukkan pada data (33) ada pada judul dan
(33i) yaitu air mata buaya. Pada kenyataannya buaya tidak bisa menangis. Air
mata buaya memiliki makna air mata palsu atau seseorang itu tidak dengan
sungguh sedih atau menangis. Ini disebut metafora yang sudah klise hingga orang
lupa bahwa itu merupakan sebuah metafora.
Data (34) menunjukkan bahwa manusia disamakan dengan pusaka secara
langsung. Pada (34i) dikatakan bahwa dia adalah pusaka sejuta umat. Penulis
menyamakan dia dengan suatu barang peninggalan orang meninggal atau nenek
moyang yang dimiliki sejuta umat.
Data (35) pada (35j) menyebutkan hati adalah penglihatan paling sejati.
Penulis menyamakan hati dengan suatu alat panca indera yaitu penglihatan yang
dapat melihat dan memantau segala suatunya. Selain itu, gula-gula menjadi gaya
bahasa metafora yang menyamakannya dengan sesuatu yang bisa dianggap
sebagai nafsu manusia yaitu hasrat untuk mendua atau selingkuh. Terbukti pada
(35e) gula-gula… tak mudah untuk memilah rasa cinta dan bukan cinta, (35f)
sanggupkah kulawan semua nafsu yang ‘kan menjadi karma, (35g) tolong jauhi
aku ‘ku tak pernah ingin terjatuh, dan (35h) ke dalam sesuatu yang lebih baik
kuanggap tabu.
Data (37) menunjukkan bahwa adanya unsur gaya bahasa metafora pada
(37w). Dikatakan bahwa dan hatiku berbunga-bunga. Hatiku disamakan dengan
bunga-bunga yang maksudnya adalah hatinya sedang sangat senang karena
kasmaran atau sedang jatuh cinta.
Data (38) yang menunjukkan adanya gaya bahasa metafora adalah pada
(38d). Pada lirik tersebut dikatakan kau pelangiku cerah selalu warnamu, secerah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
hatiku kala kuingat dirimu. Penulis menyamakan kau dengan sebuah pelangi.
Pelangi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia via daring
(https://kbbi.kemdikbud.go.id/) adalah lengkung spektrum warna di langit,
tampak karena pembiasan sinar matahari oleh titik-titik hujan atau embun. Kau
diandaikan pelangi sebagai sesuatu yang cerah karena warnanya yang beraneka
ragam.
Pada data (38), terdapat satu gaya bahasa kiasan metafora yaitu sesuai
dengan judul lagu tersebut “Puspa Indah”. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (2008: 1221), puspa berarti bunga. Puspa indah merupakan nama salah
satu bunga yang ada di Indonesia, penulis lirik lagu membandingan seorang
wanita dengan bunga kemudian menyebutnya Puspa Indah.
Pada data (39), penulis lirik lagu menyamakan seseorang dengan sosok
bidadari. Tertulis di (39f) curi pandangmu kepada dan (39g) bidadari yang di
sana.
Pada (40), penulis menggunakan kata tersengat untuk mengatakan
ketertarikan akan seseorang. Tertulis pada (40a) kutersengat sungguh hebat, (40b)
tersengat oleh aroma, dan (40c) tubuhmu yang menggoda.
Pada (41), gaya bahasa kiasan metafora ditunjukkan oleh kuda besi yang
dimaksud adalah kendaraan bermotor yang dimilikinya dapat melaju kencang
bagaikan seekor kuda dan besi merepresentasikan suatu kekuatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
2.4.2 Gaya Bahasa Metafora yang Terdapat pada Lirik Lagu Payung
Teduh
Berikut merupakan gaya bahasa metafora yang terdapat pada lirik lagu
dalam album Payung Teduh:
(42) Di Ujung Malam (2012)
(a) Di ujung malam, di antara lelap dan sadar
(b) Mulailah sekarang bernyanyilah bersamaku
(c) Di ujung malam, di antara lelap dan sadar
(d) Mulailah sekarang menarilah bersamaku
(e) Sunyi ini merdu seketika
(f) Sunyi ini merdu seketika
(g) Sunyi ini merdu seketika
(h) Di ujung malam, di antara lelap dan sadar
(i) Mulailah sekarang menarilah bersamaku
(j) Sunyi ini merdu seketika
(k) Sunyi ini merdu seketika
(l) Sunyi ini merdu seketika
(m) Sunyi ini merdu seketika
(n) Sunyi ini merdu seketika
(o) Sunyi ini merdu seketika
(43) Kita adalah Sisa-Sisa Keikhlasan yang Tak Diikhlaskan
(a) Kita tak semestinya berpijak di antara
(b) Ragu yang tak berbatas
(c) Seperti berdiri di tengah kehampaan
(d) Mencoba untuk membuat pertemuan cinta
(e) Ketika surya tenggelam
(f) Bersama kisah yang tak terungkapkan
(g) Mungkin bukan waktunya
(h) Berbagi pada nestapa
(i) Atau mungkin kita yang tidak kunjung siap
(j) Kita pernah mencoba berjuang
(k) Berjuang terlepas dari kehampaan ini
(l) Meski hanyalah dua cinta
(m) Yang tak tahu entah akan dibawa kemana
(n) Kita adalah sisa-sisa keikhlasan
(o) Yang tak diikhlaskan
(p) Bertiup tak berarah
(q) Berarah ke ketiadaan
(r) Akankah bisa bertemu
(s) Kelak di dalam perjumpaan abadi
(44) Menuju Senja
(a) Harum mawar di taman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
(b) Menusuk hingga ke dalam sukma
(c) Yang menjadi tumpuan rindu cinta bersama
(d) Di sore itu menuju senja
(e) Bersama hati yang terluka
(f) Tertusuk pilu menganga luka itu
(g) Di antara senyum yang menapaki jejak kenangan
(h) Di sore yang gelap ditutupi awan
(i) Bersama setangkup bunga cerita yang kian
(j) Merambat di dinding penantian
(k) Ada yang mati saat itu dalam kerinduaan
(l) Yang tak terobati
(m) Harum mawar di taman
(n) Menusuk hingga ke dalam sukma
(o) Yang menjadi tumpuan rindu cinta bersama
(p) Di sore itu menuju senja
(q) Baru saja kuberanjak beberapa saat sebelum itu
(r) Ada yang mati menunggu sore menuju senja
(s) Bersama
(t) Harum mawar di taman
(u) Menusuk hingga ke dalam sukma
(v) Yang menjadi tumpuan rindu cinta bersama
(w) Di sore itu menuju senja
Pada data (42), gaya bahasa kiasan metafora ditunjukkan pada kalimat
sunyi ini merdu seketika. Sunyi diumpamakan sebagai suara merdu yang hanya
seketika. Di situ yang ditunjukkan bukan pembandingnya, tetapi sifat
pembandingnya.
Pada data (43), gaya bahasa kiasan metafora ditunjukkan pada kalimat kita
adalah sisa-sisa keikhlaskan yang tak diikhlaskan. Kita dalam lirik tersebut
dipersamakan dengan sisa-sisa keikhlasan yang tak diikhlaskan.
Pada data (44), gaya bahasa kiasan metafora ditunjukkan pada kalimat
bersama setangkup bunga cerita yang kian merambat di dinding penantian.
Maksud dari bunga cerita itu sendiri ialah segala rangkaian cerita yang telah ia
lewati bersama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
2.5 Ironi
Ironi adalah suatu acuan yang ingin mengatakan sesuatu dengan makna
yang berlainan dari apa yang terkandung dalam rangkaian kata-katanya. Sebagai
bagian dari bahasa kiasan, ironi adalah suatu acuan yang ingin mengatakan
sesuatu dengan makna berlainan dari apa yang terkandung dalam rangkaian kata-
katanya (Keraf, 1984: 143). Sengaja atau tidak, kalimat yang digunakan
mengingkari maksud yang sebenarnya. Ironi akan dikatakan berhasil jika
pembaca atau pendengar dapat menemukan dan mengetahui maksud sebenarnya
di balik kalimat tersebut.
2.5.1 Gaya Bahasa Ironi yang Terdapat pada Lirik Lagu Naif
Berikut merupakan gaya bahasa ironi yang terdapat pada lirik lagu dalam
album Naif:
(45) Towal-Towel
(a) Ditowal-towel jangan marah-marah
(b) Ditowal-towel jangan marah-marah
(c) Kalau ditowel hati sebelah bisa jadi marah
(d) Towal-towel towal-towel
(e) Towal-towel towal-towel
(f) Towal-towel towal-towel
Pada data (45), gaya bahasa ironi ditunjukkan pada kata „towal-towel‟,
kata ini dapat menjadi ironi karena akan memberikan pandangan makna yang
berbeda bagi tiap pendengar atau pembaca. Arti towal-towel dalam bahasa
sesungguhnya adalah menjawil seseorang, sedangkan dalam lirik tersebut
bermaksud menyentuh hati seseorang. Sindiran yang dimaksud adalah kepada
seorang wanita yang marah karena hanya tidak disentuh hati seluruhnya tetapi
pada kenyataannya wanita tersebut tetap mau untuk “ditowal-towel”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
2.5.2 Gaya Bahasa Ironi yang Terdapat pada Lirik Lagu Payung Teduh
Dalam analisis ini, tidak ditemukan gaya bahasa ironi pada lirik lagu yang
diciptakan oleh Payung Teduh.
2.6 Jumlah Pemakaian Gaya Bahasa Kiasan yang Terdapat pada Lirik
Lagu yang Diciptakan oleh Naif dan Payung Teduh
Lirik-lirik lagu yang diciptakan oleh band Naif menggunakan gaya bahasa
personifikasi sebanyak sembilan lagu, gaya bahasa simile sebanyak tiga lagu,
gaya bahasa metafora sebanyak sepuluh lagu, dan gaya bahasa ironi pada sebuah
lagu dari total 64 lagu yang merupakan jumlah data penelitian.
Lirik-lirik lagu yang diciptakan oleh band Payung Teduh menggunakan
gaya bahasa personifikasi sebanyak sepuluh lagu, gaya bahasa simile sebanyak
tiga lagu, gaya bahasa metafora sebanyak tiga lagu, dan tidak memiliki gaya
bahasa ironi dari total dari total 16 lagu yang merupakan jumlah data penelitian.
Pada data tersebut, dapat ditunjukkan bahwa band indie pada tahun 90-an
masih jarang menggunakan gaya bahasa khususnya kiasan dalam penulisan lirik
lagu mereka. Dunia sastra semakin mempengaruhi penulisan lirik lagu pada band
indie yang muncul pada tahun 2000-an.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
BAB III
FUNGSI GAYA BAHASA KIASAN YANG TERDAPAT PADA LIRIK
LAGU YANG DICIPTAKAN OLEH NAIF DAN PAYUNG TEDUH
3.1 Pengantar
Pada bab III ini diuraikan mengenai fungsi gaya bahasa kiasan yang
terdapat pada lirik lagu yang diciptakan oleh Naif dan Payung Teduh. Lirik lagu
dibuat dengan tujuan tertentu, ada makna yang ingin disampaikan oleh pencipta
atau penulis lirik lagu tersebut. Lagu yang terbentuk dari hubungan antara unsur
musik dengan unsur syair atau lirik lagu merupakan salah satu bentuk komunikasi
massa. Pada kondisi ini, lagu sekaligus merupakan media penyampaian pesan
oleh komunikator kepada lawan bicara dalam jumlah yang besar melalui media
massa (daemoo.blogspot.co.id). Bahasa sastra itu bisa dikatakan konotatif.
Kemudian bahasa sastra dianggap jauh dari hanya menerangkan saja. Bahasa
sastra mempunyai segi ekspresifnya dan sikap si pembicara atau penulis (Pradopo,
2012: 60). Bahasa sastra pun dapat memiliki arti yang berbeda bagi masing-
masing komunikan.
Dalam pembahasan ini dirumuskan bahwa fungsi gaya bahasa kiasan pada
lirik lagu yang diciptakan oleh Naif dan Payung Teduh, yaitu (i) memperindah
lirik lagu, (ii) menyamarkan sesuatu, (iii) menciptakan suasana tertentu, (iv)
mempunyai tujuan untuk membujuk, mengingatkan, atau meyakinkan, dan (v)
menyindir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
3.2 Memperindah Lirik Lagu
Lagu diciptakan dengan suatu estetika agar tersampaikan secara indah.
Penulis lirik lagu tidak menciptakan lirik seakan sedang menulis berita. Kata demi
kata yang digunakan diperindah dengan gaya bahasa tertentu agar terkesan lebih
puitis. Bahkan, tak jarang beberapa pencipta lagu mengadopsi puisi yang
dibuatnya untuk kemudian dijadikan sebuah lagu.
3.2.1 Fungsi Memperindah Lirik Lagu pada Lirik Lagu Naif
Berikut contoh gaya bahasa kiasan pada lirik lagu dalam album Naif yang
memiliki fungsi memperindah lirik lagu:
(46) Air Dan Api
(a) Apa mauku apa maumu
(b) Slalu saja menjadi
(c) Satu masalah yang tak kunjung henti
(d) Bukan maksudku bukan maksudmu
(e) Untuk selalu
(f) Meributkan hal yang itu-itu saja
(g) Mengapa kita saling membenci
(h) Awalnya kita slalu memberi
(i) Apakah mungkin hati yang murni
(j) Sudah cukup berarti
(k) Ataukah kita belum mencoba
(l) Memberi waktu pada logika
(m) Jangan seperti selama ini
(n) Hidup bagaikan air dan api
(47) Bunga Hati
(a) Takkan layu bunga terkasihku
(b) Yang tumbuh berseri
(c) Indah di taman hatiku
(d) Takkan layu bunga pujaanku
(e) Walaupun sang waktu
(f) Datang dan berlalu, Ooo
(g) Bunga hatiku, jangan pernah kau layu
(h) Mekar dan berseri
(i) Bunga taman hatiku
(j) Harum dan mewangi
(k) S'panjang waktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
(l) Kan kujaga sepenuh jiwa
(m) Takkan layu bunga pujaanku
(n) Walaupun sang waktu
(o) Datang dan berlalu, Ooo
(p) Kan kujaga sepenuh jiwa
(q) Kau bungaku
(48) Puspa Indah
(a) Telah lama terkenang
(b) Puspa Indahku tersayang
(c) Selalu kumenunggu
(d) Surat dan kabarmu
(e) Ah... puspa indahku
(f) Oh... buluh perindu
(g) Ku takkan jemu-jemu
(h) 'Tuk bersurat slalu
(i) Walau jauh di mata
(j) Tapi dekatlah di hati
(k) Tempo-tempo bersua
(l) Di stasiun kota
(49) Ceriakan Dunia
(a) Ceria
(b) Lihat duniaku yang kini penuh warna
(c) Berhiaskan cinta di relung hati kita
(d) Kau yang slalu buatku ceria
(e) Dan, oh, saat ini kau tetap mempesona
(f) Detik demi detik kan terasa menggoda
(g) Kau yang slalu membuatku ceria
(h) Di balik hati yang gulana
(i) Lihat duniaku yang kini penuh warna
(j) Berhiaskan cinta di relung hati kita
(k) Kau yang slalu membuatku ceria
(l) Dibalik hati yang gulana
(m) Burung pun bernyanyi tralala
(n) Kau yang slalu buatku ceria
(50) Katakan Iya
(a) Semakin engkau jauh
(b) Semakin kuingin mendekati dirimu
(c) Meski kau tak peduli
(d) Di setiap langkahmu disitu ku ada
(e) Takkah engkau merasa
(f) Kesungguhan di dalam jiwaku
(g) Terpuji dirimu bila kaupalingkan hatimu darinya
(h) Semesta jadi saksinya aku yang pantas menjadi milikmu
(i) Katakan iya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
(51) Pagi
(a) Salah bila dikau mencintaiku
(b) Simpan saja rasa hatimu itu
(c) Bukannya aku tak suka
(d) Ku telah ada yang punya
(e) dan hatiku tak mampu untuk mendua
(f) Salah bila dikau mengharapkanku
(g) Tutup saja pintu hatimu itu
(h) Bukannya aku tak suka
(i) Ku telah ada yang punya
(j) dan hatiku tak mampu untuk mendua
(k) Bukan maksud hati tuk lukaimu
(l) Dengan kuberkata sejujurnya
(m) Kuharap dikau mengerti padaku
(n) dan hatiku tak mampu tuk mendua
(o) Bila malam lewat jelang, bunga tidurpun hilang
(p) Saat yang kunantikan pun datang
(q) Cahaya sang mentari sinari alam ini
(r) Buat cerahnya hati... berseri
(s) Alangkah indahnya, oh pagi hadirmu slalu kunanti
(t) Janjiku takkan tinggalkan mu, oh pagi
(u) Mungkinkah oh semua ini akan terus kualami
(v) Bila ia tinggalkan aku sendiri
(w) Tetes embun basahi daun, bunga bersemi
(x) Kumbang, lebah, kupu-kupu, menari
(52) Itulah Cinta
(a) Aku sedang berjalan
(b) Menyusuri relung di hatimu
(c) Aku sedang mencari
(d) Sesuatu di balik matamu
(e) Yang mampu membuatku terpesona
(f) Yang mampu membuatku terpesona
(g) Apakah dirimu yang mampu
(h) Membuat hatiku bagai melayang di awan
(i) Dan apakah dirimu yang mampu membuat hatiku bagai terpanah
asmara
(j) Dan ku yakin itulah cinta
(k) Aku sedang berjalan
(l) Mengikuti kata di hatiku
(m) Aku sedang mencari
(n) Rahasia di balik matamu
(o) Yang mampu membuatku terpesona
(p) Yang mampu membuatku terpesona
(q) Apakah dirimu yang mampu
(r) Membuat hatiku bagai melayang di awan
(s) Dan apakah dirimu yang mampu membuat hatiku bagai terpanah
asmara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
(t) Dan ku yakin itulah cinta
(u) Kuyakin itulah asmara
(v) Kuserasa di surga
(w) Dan hatiku berbunga-bunga
(x) Apakah dirimu yang mampu
(y) Membuat hatiku bagai melayang di awan
(z) Dan apakah dirimu yang mampu membuat hatiku bagai terpanah
asmara
(53) Akulah Pasanganmu
(a) Sudah pernah kubilang selang kita bertemu
(b) Jauh sebelum engkau menjadi kekasihku
(c) Dan engkau sadari itu terbenam di hatimu
(d) Tak perlu ku ingatkan ya kau dan aku satu
(e) Wahai sang bunga akulah si kumbang itu
(f) yang setia untuk menunggu mekarmu
(g) Engkau wanita ni akulah pasanganmu
(h) yang setia untuk slalu bersamamu
(i) Saat kau ada ragu jangan lalu membisu
(j) dengarlah lagu kita tak susah tuk ceria
(k) Saat kita bersama semua pun berwarna
(l) udara berarom ramaikan hati kita
(m) Wahai sang bunga akulah si kumbang itu
(n) yang setia untuk menunggu mekarmu
(o) Engkau wanita ni akulah pasanganmu
(p) yang setia untuk slalu bersamamu
(q) yang setia untuk slalu bersamamu
(r) yang setia untuk slalu bersamamu
(s) slalu menjagamu
(t) slalu menghiburmu
(u) slalu mendukungmu
(v) slalu yakinimu
(w) slalu bersamamu
(54) Kencan Pertama
(a) Tak sabar ku menunggu 'tuk berjumpa (tak sabar ku 'tuk berjumpa)
(b) Pergi ke rumah kekasihku yang tersayang bawa bunga sekeranjang
harum indah menawan
(c) Sejuta kata manis yang telah kusiapkan 'tuk kelak ku katakan pada
gadisku seorang
(d) "Kau pelangiku cerah selalu warnamu, secerah hatiku kala ku ingat
dirimu."
(e) Dikau kekasih yang cantik nan rupawan (kekasih... rupawan)
membuat hati Abang melayang jauh ke awan (jauh ke awan)
(f) Semoga semua ini yang kurasakan (semoga... rasakan) padamu
seorang tak bertepuk sebelah tangan (sebelah tangan)
(g) "Kau pelangiku cerah selalu warnamu, secerah hatiku kala ku ingat
dirimu."
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
(h) Tak sabar ku menunggu 'tuk berjumpa (tak sabar ku 'tuk
berjumpa...jumpa denganmu)
(i) Berjumpa dengan dirimu seorang (jumpa dirimu seorang)
(j) Waktu terasa panjang saat jumpa menjelang
(k) Tak sabar menunggu 'tuk berjumpa (tak sabar menunggu 'tuk
berjumpa)
Pada data (47), fungsi memperindah lirik lagu ditunjukkan melalui gaya
bahasa simile atau persamaan. Lirik jangan seperti selama ini hidup bagaikan air
dan api menunjukkan bahwa penulis menggunakan majas agar lirik tidak terkesan
monoton. Penulis mempersamakan hidup dengan air dan api yang maksudnya
adalah adanya rasa cinta dan benci di dalam kehidupan yang tidak bisa disatukan.
Pada data (48), fungsi memperindah lirik lagu ditunjukkan melalui gaya
bahasa metafora. Ditunjukkan langsung melalui judul lagu “Bunga Hati”, penulis
menyebut kekasihnya dengan majas bunga hati.
Sama halnya dengan data (49), pada data (49) fungsi memperindah lirik
lagu langsung ditunjukkan penulis pada judul lagu “Puspa Indah” menggunakan
gaya bahasa kiasan metafora yang berarti puspa yang indah.
Data (50) menunjukkan fungsi memperindah lirik lagu. Gaya bahasa
kiasan personifikasi digunakan pada lirik burung pun bernyanyi tralala yang
bermaksud menunjukkan keceriaan.
Data (51), fungsi gaya bahasa personifikasi pada lirik semesta jadi
saksinya aku yang pantas menjadi milikmu merepresentasikan bahwa penulis
memperindah lirik. Kata “semesta” digunakan sebagai pengganti orang.
Pada data (52), penulis menggunakan nama-nama hewan seperti
“kumbang”, “lebah”, dan “kupu-kupu” sebagai pengganti orang untuk
memperindah isi lirik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Data (53) menggunakan kata “bunga” untuk memperindah lirik hatiku
berbunga-bunga yang maksudnya adalah hati yang sedang bahagia karena
asmara.
Data (54) menunjukkan keindahan lirik dengan menggunakan kata hewan
yang disampaikan melalui gaya bahasa metafora. Penulis mengambil “kumbang”
pada lirik (m) wahai sang bunga akulah si kumbang itu. Maksudnya adalah
“bunga” tersebut ialah kekasihnya dan “si kumbang” adalah dirinya.
Data (55) memperindah lirik lagu melalui kata yang berhubungan dengan
alam semesta. Penulis menggunakan “pelangi” dalam gaya bahasa metaforanya.
3.2.2 Fungsi Memperindah Lirik Lagu pada Lirik Lagu Payung Teduh
Berikut contoh gaya bahasa kiasan pada lirik lagu dalam album Payung
Teduh yang memiliki fungsi memperindah lirik lagu:
(55) Angin Pujaan Hujan
(a) Datang dari mimpi semalam
(b) Bulan bundar bermandikan sejuta cahaya
(c) Di langit yang merah
(d) Ranum seperti anggur
(e) Wajahmu membuai mimpiku
(f) Sang pujaan tak juga datang
(g) Angin berhembus bercabang
(h) Rinduku berbuah lara
(56) Malam
(a) Terang masih saja milik malam
(b) Bahkan malam yang terlalu terang
(c) Sanggup menjadi terik
(d) Dan matahari masih sedih
(e) Bersandar dibelakang
(f) Mungkin ia belum lelah menanti
(g) Kedatangan cinta
(h) Atau ia sudah bosan
(i) Menanti kedatangan apapun
(j) Atau teriknya
(k) Sudah tidak membangunkan kita lagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
(l) Bukankah kita sudah berjanji semua selesai
(m) Ketika ada kita
(57) Tidurlah
(a) Akhirnya malam tiba juga
(b) Malam yang kunantikan sejak awal
(c) Malam yang menjawab akhir kita
(d) Inikah akhir yang kita ciptakan
(e) Dan pagi takkan terisi lagi
(f) Lonceng bertingkah sebagaimana mestinya
(g) Membangunkan orang tanpa membagi
(h) Sedikit asmara untuk memulai hari
(i) Tidurlah
(j) Malam terlalu malam
(k) Tidurlah
(l) Pagi terlalu pagi
(58) Cerita Tentang Gunung dan Laut
(a) Aku pernah berjalan di sebuah bukit
(b) Tak ada air
(c) Tak ada rumput
(d) Tanah terlalu kering untuk ditapaki
(e) Panas selalu menghantam kaki dan kepalaku
(f) Aku pernah berjalan di atas laut
(g) Tak ada tanah
(h) Tak ada batu
(i) Air selalu merayu
(j) Menggodaku masuk ke dalam pelukannya
(k) Tak perlu tertawa atau menangis
(l) Pada gunung dan laut
(m) Karena gunung dan laut
(n) Tak punya rasa
(o) Aku tak pernah melihat gunung menangis
(p) Biarpun matahari membakar tubuhnya
(q) Aku tak pernah melihat laut tertawa
(r) Biarpun kesejukkan bersama tariannya
(59) Kucari Kamu
(a) Kucari kamu dalam setiap malam
(b) Dalam bayang masa suram
(c) Kucari kamu dalam setiap langkah
(d) Dalam ragu yang membisu
(e) Kucari kamu dalam setiap ruang
(f) Seperti aku yang menunggu kabar dari angin malam
(g) Aku cari kamu
(h) Di setiap malam yang panjang
(i) Aku cari kamu
(j) Kutemui kau tiada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
(k) Aku cari kamu
(l) Di setiap bayang kau tersenyum
(m) Aku cari kamu
(n) Kutemui kau berubah
(o) Kucari kamu dalam setiap jejak
(p) Seperti aku yang menunggu kabar dari matahari
(60) Menuju Senja
(a) Harum mawar di taman
(b) Menusuk hingga ke dalam sukma
(c) Yang menjadi tumpuan rindu cinta bersama
(d) Di sore itu menuju senja
(e) Bersama hati yang terluka
(f) Tertusuk pilu menganga luka itu
(g) Di antara senyum yang menapaki jejak kenangan
(h) Di sore yang gelap ditutupi awan
(i) Bersama setangkup bunga cerita yang kian
(j) Merambat di dinding penantian
(k) Ada yang mati saat itu dalam kerinduaan
(l) Yang tak terobati
(m) Harum mawar di taman
(n) Menusuk hingga ke dalam sukma
(o) Yang menjadi tumpuan rindu cinta bersama
(p) Di sore itu menuju senja
(q) Baru saja kuberanjak beberapa saat sebelum itu
(r) Ada yang mati menunggu sore menuju senja
(s) Bersama
(t) Harum mawar di taman
(u) Menusuk hingga ke dalam sukma
(v) Yang menjadi tumpuan rindu cinta bersama
(w) Di sore itu menuju senja
(61) Biarkan
(a) Turunlah ke pelukanku
(b) Nyanyikan lagu rindu para wanita
(c) Menata sanggul di tepi sungai
(d) Menarilah bersamaku
(e) Turunlah ke pelukanku
(f) Nyanyikan lagu rindu para wanita
(g) Melenakan para pendamba
(h) Meratapi kepergian malam
(i) Biarkan dewi malam menatap sayu
(j) Meratapi bulan yang memudar
(k) Biarkan bulan berjalan tunduk
(l) Menyambut senyuman matahari
(m) Biarkan matahari membuka mata
(n) Membangunkan alam yang lelap
(o) Biarkan dewi malam menatap sayu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
(p) Meratapi bulan yang memudar
(q) Biarkan bulan berjalan tunduk
(r) Menyambut senyuman matahari
(s) Biarkan matahari membuka mata
(t) Membangunkan alam yang lelap
Data (56) menunjukkan fungsi memperindah lirik menggunakan kata-kata
yang erat kaitannya dengan alam semesta, seperti “bulan bundar” dan “langit”
sehingga terkesan lirik lebih indah.
Data (57) masih menggunakan kata yang berhubungan dengan alam
semesta dalam tujuan memperindah liriknya. “Matahari” yang ditulisankan pada
(57d) dan matahari masih sedih menjadi pengganti manusia sebagai pelakunya
agar kesan pada lirik tidak monoton.
Data (58) menggunakan frasa “lonceng bertingkah” untuk memperindah
lirik lagu. “Lonceng” digunakan sebagai pengganti subjek yang biasa digunakan
untuk manusia.
Data (59) kembali memakai nama-nama yang berhubungan dengan alam
semesta. Frasa “gunung menangis”, “matahari membakar tubuhnya”, “laut
tertawa”, dan kalimat “air selalu merayu” menunjukkan unsur keindahan di
dalamnya.
Data (60) pada penggalan kalimat “kabar dari angin malam” dan “kabar
dari matahari” menunjukkan fungsi memperindah lirik lagu dengan menggunakan
nama alam semesta di dalamnya.
Data (61) menggunakan kata “senyum” pada (57g) di antara senyum yang
menapaki jejak kenangan untuk memperindah lirik lagu tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Data (62) masih menggunakan alam semesta dalam tujuan memperindah
liriknya, seperti yang ditunjukkan pada “bulan yang memudar”, “bulan berjalan
tunduk”, “senyuman matahari”, dan “matahari membuka mata”.
3.3 Menyamarkan Sesuatu
Ada beberapa lirik lagu yang sulit ditemukan maknanya. Biasanya, sang
penulis sangat berhati-hati dalam menulis lirik lagunya agar penikmat lagu
tersebut sulit untuk menemukan artinya. Para penulis lirik lagu lebih ingin para
penikmat lagu menikmati alunan melodi yang mereka buat ketimbang mencari-
cari makna lirik lagunya. Lagu diciptakan juga untuk menyampaikan suatu hal,
sehingga para penulis lirik lagu menggunakan gaya bahasa untuk menyampaikan
hal-hal tersebut secara tidak langsung.
3.3.1 Fungsi Menyamarkan Sesuatu pada Lirik Lagu Naif
Berikut contoh gaya bahasa kiasan pada lirik lagu dalam album Naif yang
memiliki fungsi menyamarkan sesuatu:
(62) Akulah Pasanganmu
(a) Sudah pernah kubilang selang kita bertemu
(b) Jauh sebelum engkau menjadi kekasihku
(c) Dan engkau sadari itu terbenam di hatimu
(d) Tak perlu ku ingatkan ya kau dan aku satu
(e) Wahai sang bunga akulah si kumbang itu
(f) yang setia untuk menunggu mekarmu
(g) Engkau wanita ni akulah pasanganmu
(h) yang setia untuk slalu bersamamu
(i) Saat kau ada ragu jangan lalu membisu
(j) dengarlah lagu kita tak susah tuk ceria
(k) Saat kita bersama semua pun berwarna
(l) udara berarom ramaikan hati kita
(m) Wahai sang bunga akulah si kumbang itu
(n) yang setia untuk menunggu mekarmu
(o) Engkau wanita ni akulah pasanganmu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
(p) yang setia untuk slalu bersamamu
(q) yang setia untuk slalu bersamamu
(r) yang setia untuk slalu bersamamu
(s) slalu menjagamu
(t) slalu menghiburmu
(u) slalu mendukungmu
(v) slalu yakinimu
(w) slalu bersamamu
(63) Bunga Hati
(a) Takkan layu bunga terkasihku
(b) Yang tumbuh berseri
(c) Indah di taman hatiku
(d) Takkan layu bunga pujaanku
(e) Walaupun sang waktu
(f) Datang dan berlalu, Ooo
(g) Bunga hatiku, jangan pernah kau layu
(h) Mekar dan berseri
(i) Bunga taman hatiku
(j) Harum dan mewangi
(k) S'panjang waktu
(l) Kan kujaga sepenuh jiwa
(m) Takkan layu bunga pujaanku
(n) Walaupun sang waktu
(o) Datang dan berlalu, Ooo
(p) Kan kujaga sepenuh jiwa
(q) Kau bungaku
(64) Dia Adalah Pusaka Sejuta Umat Manusia Yang Ada Di Seluruh
Dunia
(a) Manusia berkembang menurut
(b) perkembangan jaman yang ada
(c) Tengoklah kiri dan kanan sudah
(d) banyak gedung yang tinggi menjulang
(e) Pohon-pohon yang dulu hijau kini
(f) telah berubah menjadi batu
(g) Kurasa manusia kini tak pernah
(h) peduli lagi dengan alamnya
(i) Dia... Adalah pusaka sejuta umat
(j) manusia yang ada di seluruh dunia
(k) Langit biru cerah tak mungkin
(l) lagi terlihat bersih dan ceria
(m) Pelangi yang berwarna-warni
(n) warnanya semakin tak menentu
(o) Bunga-bunga yang indah tak
(p) pernah semerbak lagi seperti dulu
(q) Udara segar yang dulu ada
(r) kini tak pernah lagi kurasakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
(65) Gula-Gula
(a) Tak pernah aku meminta maka usah engkau memberi
(b) Kau tahu hati adalah penglihatan paling sejati
(c) Tolonglah jauhi aku ku tak pernah ingin terjatuh
(d) Ke dalam sesuatu yang lebih baik kuanggap tabu
(e) Gula-gula... Tak mudah untuk memilah rasa cinta dan bukan cinta
(f) Sanggupkah kulawan semua nafsu yang kan menjadi karma
(g) Tolonglah jauhi aku ku tak pernah ingin terjatuh
(h) Ke dalam sesuatu yang lebih baik kuanggap tabu
(i) Gula-gula... Tak pernah aku meminta maka usah engkau memberi
(j) Kau tahu hati adalah penglihatan paling sejati
(k) Tak mudah untuk memilah rasa cinta dan bukan cinta
(l) Sanggupkah kulawan semua nafsu yang kan menjadi karma Gula-
gula
(66) Johan & Enny
(a) Hei kamu yang di belakang situ, ku ingin engkau tau
(b) Bila dikau menutup pintu, ku 'kan tetap menunggu
(c) Usah kau resah selalu ... yang lalu biar berlalu
(d) Selama mentari menyinari dunia fana ini
(e) Ku harap tak kau tutup pintu, biarkan ku termangu
(f) Yang lalu telah berlalu ... usah kau ragukanku
(g) Jalan kita masih panjang biar terus berjalan
(h) Tolong Tuhan bantu hamba ... jangan
(i) Kau buat sirna
(j) Hei kamu yang di balik pintu, ku ingin engkau tau
(k) Bila saat pintu kau buka, ku akan tetap ada
(l) Usah kau resah selalu
(m) Yang lalu biar berlalu
(n) Jangan kau ragukanku
Pada data (63), penulis menyamarkan maksud melalui gaya bahasa
metafora yang ditunjukkan pada kalimat (63m) wahai sang bunga akulah si
kumbang itu. Dalam kalimat “akulah si kumbang itu”, maksud yang
disembunyikan adalah ia ingin menyampaikan pada kekasihnya bahwa ialah
kekasih sejati yang selalu ada berdampingan dengannya karena pada bunga selalu
ada seekor kumbang.
Data (64) menggunakan “bunga” dalam metaforanya dalam (64q) kau
bungaku untuk menyamarkan maksud bahwa kekasihnya sama seperti bunga yang
mekar berseri dalam hatinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Data (65) menyamarkan maksudnya pada gaya bahasa kiasan metafora
pada (65i) dia adalah pusaka sejuta umat. “Dia” yang dimaksudkan di sini adalah
alam, sedangkan makna simpanan harta berharga umat manusia disembunyikan
dalam frasa “pusaka sejuta umat”.
Data (66) menyamarkan maksud melalui kalimat (66j) hati adalah
penglihatan paling sejati. “penglihatan paling sejati” menyamarkan makna bahwa
hati dapat mengarahkan kita untuk melihat segalanya.
Data (67) pada frasa “dunia fana” ingin menyampaikan maksud bahwa
semua yang berada di dunia ini hanyalah sementara saja.
3.3.2 Fungsi Menyamarkan Sesuatu pada Lirik Lagu Payung Teduh
Berikut contoh gaya bahasa kiasan pada lirik lagu dalam album Payung
Teduh yang memiliki fungsi menyamarkan sesuatu:
(67) Berdua Saja
(a) Ada yang tak sempat tergambarkan oleh kata
(b) Ketika kita berdua
(c) Hanya aku yang bisa bertanya
(d) Mungkinkah kau tahu jawabnya
(e) Malam jadi saksinya
(f) Kita berdua diantara kata
(g) Yang tak terucap
(h) Berharap waktu membawa keberanian
(i) Untuk datang membawa jawaban
(j) Mungkinkah kita ada kesempatan
(k) Ucapkan janji takkan berpisah selamanya
(68) Perempuan yang Sedang dalam Pelukan
(a) Tak terasa gelap pun jatuh
(b) Di ujung malam menuju pagi yang dingin
(c) Hanya ada sedikit bintang malam ini
(d) Mungkin karena kau sedang cantik-cantiknya
(e) Lalu mataku merasa malu
(f) Semakin dalam ia malu kali ini
(g) Kadang juga ia takut
(h) Tatkala harus berpapasan ditengah pelariannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
(i) Di malam hari
(j) Menuju pagi
(k) Sedikit cemas
(l) Banyak rindunya
(69) Malam
(a) Terang masih saja milik malam
(b) Bahkan malam yang terlalu terang
(c) Sanggup menjadi terik
(d) Dan matahari masih sedih
(e) Bersandar dibelakang
(f) Mungkin ia belum lelah menanti
(g) Kedatangan cinta
(h) Atau ia sudah bosan
(i) Menanti kedatangan apapun
(j) Atau teriknya
(k) Sudah tidak membangunkan kita lagi
(l) Bukankah kita sudah berjanji semua selesai
(m) Ketika ada kita
(70) Tidurlah
(a) Akhirnya malam tiba juga
(b) Malam yang kunantikan sejak awal
(c) Malam yang menjawab akhir kita
(d) Inikah akhir yang kita ciptakan
(e) Dan pagi takkan terisi lagi
(f) Lonceng bertingkah sebagaimana mestinya
(g) Membangunkan orang tanpa membagi
(h) Sedikit asmara untuk memulai hari
(i) Tidurlah
(j) Malam terlalu malam
(k) Tidurlah
(l) Pagi terlalu pagi
(71) Di Ujung Malam
(a) Di ujung malam, di antara lelap dan sadar
(b) Mulailah sekarang bernyanyilah bersamaku
(c) Di ujung malam, di antara lelap dan sadar
(d) Mulailah sekarang menarilah bersamaku
(e) Sunyi ini merdu seketika
(f) Sunyi ini merdu seketika
(g) Sunyi ini merdu seketika
(h) Di ujung malam, di antara lelap dan sadar
(i) Mulailah sekarang menarilah bersamaku
(j) Sunyi ini merdu seketika
(k) Sunyi ini merdu seketika
(l) Sunyi ini merdu seketika
(m) Sunyi ini merdu seketika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
(n) Sunyi ini merdu seketika
(o) Sunyi ini merdu seketika
(72) Kita adalah Sisa-sisa Keikhlasan yang Tidak Diikhlaskan
(a) Kita tak semestinya berpijak di antara
(b) Ragu yang tak berbatas
(c) Seperti berdiri di tengah kehampaan
(d) Mencoba untuk membuat pertemuan cinta
(e) Ketika surya tenggelam
(f) Bersama kisah yang tak terungkapkan
(g) Mungkin bukan waktunya
(h) Berbagi pada nestapa
(i) Atau mungkin kita yang tidak kunjung siap
(j) Kita pernah mencoba berjuang
(k) Berjuang terlepas dari kehampaan ini
(l) Meski hanyalah dua cinta
(m) Yang tak tahu entah akan dibawa kemana
(n) Kita adalah sisa-sisa keikhlasan
(o) Yang tak diikhlaskan
(p) Bertiup tak berarah
(q) Berarah ke ketiadaan
(r) Akankah bisa bertemu
(s) Kelak di dalam perjumpaan abadi
Data (68) pada kalimat “malam jadi saksinya” dan “berharap waktu
membawa keberanian untuk datang membawa jawaban” menyamarkan maksud
bahwa “aku” berharap bahwa sesuatu yang menjadi tanya dalam dirinya akan
terjawab di waktu yang baik nanti.
Data (69) pada (69e) lalu mataku merasa malu menyamarkann maksud
bahwa ia takjub melihat kecantikan wanita tersebut.
Data (70) gaya bahasa personifikasi pada “matahari masih sedih bersandar
di belakang” mempunyai makna bahwa ia masih sedih dan belum mau
memunculkan dirinya.
Data (71) menyamarkan makna pada “lonceng bertingkah sebagaimana
mestinya”. Maksud yang disembunyikan ialah ia mempunyai kegiatan yang sama
seperti pagi biasanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Data (72) pada kalimat “sunyi ini merdu seketika” mempunyai makna
bahwa yang sunyi tidak selalu sepi, bahkan terkadang di dalam sepi itu terdapat
suara merdu yang tak terlihat maupun terdengar.
Data (73) pada metafora “kita adalah sisa-sisa keikhlaskan yang tak
diikhlaskan” mengandung makna bahwa sepasang kekasih yang akhirnya terpaksa
berpisah tersebut belum mengikhlaskan satu sama lain.
3.4 Menciptakan Suasana Tertentu
Lirik lagu merupakan salah satu sarana untuk menyampaikan sesuatu.
Bahasa kiasan menjadi salah satu cara berbicara suatu lirik lagu. Bahasa kiasan
hadir sebagai pencipta suasana. Suasana yang dimaksud dapat beragam, misalnya
romantis, senang, sedih, kecewa, dan lain-lain.
3.4.1 Fungsi Menciptakan Suasana Tertentu pada Lirik Lagu Naif
Berikut contoh gaya bahasa kiasan pada lirik lagu dalam album Naif yang
memiliki fungsi menciptakan suasana tertentu:
(73) Bunga Hati
(a) Takkan layu bunga terkasihku
(b) Yang tumbuh berseri
(c) Indah di taman hatiku
(d) Takkan layu bunga pujaanku
(e) Walaupun sang waktu
(f) Datang dan berlalu, Ooo
(g) Bunga hatiku, jangan pernah kau layu
(h) Mekar dan berseri
(i) Bunga taman hatiku
(j) Harum dan mewangi
(k) S'panjang waktu
(l) Kan kujaga sepenuh jiwa
(m) Takkan layu bunga pujaanku
(n) Walaupun sang waktu
(o) Datang dan berlalu, Ooo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
(p) Kan kujaga sepenuh jiwa
(q) Kau bungaku
(74) Ceriakan Dunia
(a) Ceria
(b) Lihat duniaku yang kini penuh warna
(c) Berhiaskan cinta di relung hati kita
(d) Kau yang slalu buatku ceria
(e) Dan, oh, saat ini kau tetap mempesona
(f) Detik demi detik kan terasa menggoda
(g) Kau yang slalu membuatku ceria
(h) Di balik hati yang gulana
(i) Lihat duniaku yang kini penuh warna
(j) Berhiaskan cinta di relung hati kita
(k) Kau yang slalu membuatku ceria
(l) Dibalik hati yang gulana
(m) Burung pun bernyanyi tralala
(n) Kau yang slalu buatku ceria
(75) Puspa Indah
(a) Telah lama terkenang
(b) Puspa Indahku tersayang
(c) Selalu kumenunggu
(d) Surat dan kabarmu
(e) Ah... puspa indahku
(f) Oh... buluh perindu
(g) Ku takkan jemu-jemu
(h) 'Tuk bersurat slalu
(i) Walau jauh di mata
(j) Tapi dekatlah di hati
(k) Tempo-tempo bersua
(l) Di stasiun kota
(76) Hai Monas
(a) Bangun pagi-pagi, menghadapi hari
(b) Ayam berdiri berkokok
(c) Ayo bersiap 'tuk memulai hari ini
(d) Udara yang segar buat badan bugar
(e) Kuhirup dan kuberlari
(f) Putari Monas tujuh kali tiap hari
(g) Di tiap hari ... slalu begini
(h) Berulang kali ... peristiwa yang kualami tiap hari tiap pagi
(i) Mentari tlah datang
(j) Hai Monas menantang
(k) Peluh mulai bercucuran
(l) Kulitku kini memerah habis terpanggang
(m) Nafasku terengah, tubuhku pun lelah
(n) Namun tanpa keluh kesah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
(o) Kulari dan kuberlari pantang menyerah
(p) Di tiap hari ... slalu begini
(q) Berulang kali ... peristiwa yang kualami tiap hari tiap pagi
(r) Hai Monas kini tlah ramai lagi ... semua menari ... menikmati
segarnya udara di pagi hari ini
(77) Safari Menuju Laut
(a) Uuhu ... tancap kombimu, safari menuju laut
(b) Waw!!! Gadis pantai menantimu, bikini bikin terpaku
(c) Oh indahnya suasana ... laut tiada matinya
(d) Langit cerah ... bergairah ... ceria di tepi samudera ...
(e) Uuhu ... angkat papanmu, berlari menuju laut Waw!!!
(f) Nah 'tu dia ombak datang, hatiku semakin girang
(g) Dan ku terjang ... papan goyang, meluncur tiada terhalang
(h) Ku dipandang gadis pirang berbikini belang-belang
(i) Uuhu ... laju papanku ... kendali ombak menderu
(j) Waw!!! Terhempas ke dasar laut, hampir ku di ujung maut
(k) Oh ternyata ... tiba-tiba ... ku tertolong lumba-lumba
(l) Ooh dahsyatnya ... waah asyiknya berpapan selancar ria
Data (74) menunjukkan suasana keromantisan yang ditunjukkan pada gaya
bahasa metafora (74q) kau bungaku. Pada lirik tersebut penulis menggunakan
objek “bunga” untuk menunjukkan sisi keromantisannya.
Data (75) pada (75m) burung pun bernyanyi tralala memberikan suasana
ceria pada liriknya sesuai dengan judulnya.
Data (76) menunjukkan bahwa penulis ingin menciptakan suasana
berbesar hati untuk tidak mudah menyerah dan putus asa terhadap kehidupan
cintanya yang digambarkan oleh “Puspa Indah”.
Data (77) menunjukkan suasana semangat. Penulis mengajak pendengar
dan pembaca untuk berolahraga melalui lagu tersebut yang direpresentasikan oleh
“Monas”.
Data (78) memberikan suasana ceria dan kebahagiaan yang ditunjukkan
pada “langit cerah bergairah ceria di tepi samudera”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
3.4.2 Fungsi Menciptakan Suasana Tertentu pada Lirik Lagu Payung
Teduh
Berikut contoh gaya bahasa kiasan pada lirik lagu dalam album Payung
Teduh yang memiliki fungsi menciptakan suasana tertentu:
(78) Angin Pujaan Hujan
(a) Datang dari mimpi semalam
(b) Bulan bundar bermandikan sejuta cahaya
(c) Di langit yang merah
(d) Ranum seperti anggur
(e) Wajahmu membuai mimpiku
(f) Sang pujaan tak juga datang
(g) Angin berhembus bercabang
(h) Rinduku berbuah lara
(79) Resah
(a) Aku ingin berjalan bersamamu
(b) Dalam hujan dan malam gelap
(c) Tapi aku tak bisa melihat matamu
(d) Aku ingin berdua denganmu
(e) Di antara daun gugur
(f) Aku ingin berdua denganmu
(g) Tapi aku hanya melihat keresahanmu
(h) Aku menunggu dengan sabar
(i) Diatas sini melayang-layang
(j) Tergoyang angin, menantikan tubuh itu
(80) Perempuan yang Sedang dalam Pelukan
(a) Tak terasa gelap pun jatuh
(b) Di ujung malam menuju pagi yang dingin
(c) Hanya ada sedikit bintang malam ini
(d) Mungkin karena kau sedang cantik-cantiknya
(e) Lalu mataku merasa malu
(f) Semakin dalam ia malu kali ini
(g) Kadang juga ia takut
(h) Tatkala harus berpapasan ditengah pelariannya
(i) Di malam hari
(j) Menuju pagi
(k) Sedikit cemas
(l) Banyak rindunya
(81) Cerita Tentang Gunung dan Laut
(a) Aku pernah berjalan di sebuah bukit
(b) Tak ada air
(c) Tak ada rumput
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
(d) Tanah terlalu kering untuk ditapaki
(e) Panas selalu menghantam kaki dan kepalaku
(f) Aku pernah berjalan di atas laut
(g) Tak ada tanah
(h) Tak ada batu
(i) Air selalu merayu
(j) Menggodaku masuk ke dalam pelukannya
(k) Tak perlu tertawa atau menangis
(l) Pada gunung dan laut
(m) Karena gunung dan laut
(n) Tak punya rasa
(o) Aku tak pernah melihat gunung menangis
(p) Biarpun matahari membakar tubuhnya
(q) Aku tak pernah melihat laut tertawa
(r) Biarpun kesejukkan bersama tariannya
(82) Menuju Senja
(a) Harum mawar di taman
(b) Menusuk hingga ke dalam sukma
(c) Yang menjadi tumpuan rindu cinta bersama
(d) Di sore itu menuju senja
(e) Bersama hati yang terluka
(f) Tertusuk pilu menganga luka itu
(g) Di antara senyum yang menapaki jejak kenangan
(h) Di sore yang gelap ditutupi awan
(i) Bersama setangkup bunga cerita yang kian
(j) Merambat di dinding penantian
(k) Ada yang mati saat itu dalam kerinduaan
(l) Yang tak terobati
(m) Harum mawar di taman
(n) Menusuk hingga ke dalam sukma
(o) Yang menjadi tumpuan rindu cinta bersama
(p) Di sore itu menuju senja
(q) Baru saja kuberanjak beberapa saat sebelum itu
(r) Ada yang mati menunggu sore menuju senja
(s) Bersama
(t) Harum mawar di taman
(u) Menusuk hingga ke dalam sukma
(v) Yang menjadi tumpuan rindu cinta bersama
(w) Di sore itu menuju senja
(83) Kita adalah Sisa-sisa Keikhlasan yang Tidak Diikhlaskan
(a) Kita tak semestinya berpijak di antara
(b) Ragu yang tak berbatas
(c) Seperti berdiri di tengah kehampaan
(d) Mencoba untuk membuat pertemuan cinta
(e) Ketika surya tenggelam
(f) Bersama kisah yang tak terungkapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
(g) Mungkin bukan waktunya
(h) Berbagi pada nestapa
(i) Atau mungkin kita yang tidak kunjung siap
(j) Kita pernah mencoba berjuang
(k) Berjuang terlepas dari kehampaan ini
(l) Meski hanyalah dua cinta
(m) Yang tak tahu entah akan dibawa kemana
(n) Kita adalah sisa-sisa keikhlasan
(o) Yang tak diikhlaskan
(p) Bertiup tak berarah
(q) Berarah ke ketiadaan
(r) Akankah bisa bertemu
(s) Kelak di dalam perjumpaan abadi
Data (79) menunjukkan suasana romantis dengan menghadirkan kalimat-
kalimat yang berhubungan dengan alam seperti “bulan bundar bermandikan sejuta
cahaya” dan “langit yang merah ranum seperti anggur”.
Data (80) menunjukkan suasana sedih dalam nuansa romantis.
Ditunjukkan pada liriknya yang menggunakan “hujan”, “malam”, “daun gugur”,
dan “angin”.
Data (81) melalui gaya bahasa kiasan personifikasi ingin menciptakan
suasana malu dalam nuansa romantis pada (81e) lalu mataku merasa malu (81f)
semakin dalam ia malu kali ini.
Data (82) dengan kalimat-kalimat “gunung menangis”, “matahari
membakar tubuhnya”, dan “laut tertawa” menciptakan suasana romantis.
Data (83) menciptakan suasana kesedihan tetapi tetap dengan nuansa
keromantisan melalui kalimat “di antara senyum yang menapaki jejak kenangan.”
Data (84) pada metafora “kita adalah sisa-sisa keikhlasan yang tidak
diikhlaskan” menciptakan suasana keputusasaan atas suatu hubungan cinta yang
tak dapat dipertahankan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
3.5 Membujuk, Mengingatkan, atau Meyakinkan
Melalui sebuah lirik, para musisi melakukan kegiatan bicara dengan
caranya masing-masing, salah satunya untuk mempengaruhi orang lain. Gaya
bahasa kiasan hadir untuk berbicara dengan cara yang lebih indah dan halus.
Beberapa tujuan yang ingin dicapai dari lirik lagu tersebut adalah membujuk,
mengingatkan, atau meyakinkan.
3.5.1 Fungsi Membujuk, Mengingatkan, atau Meyakinkan pada Lirik Lagu
Naif
Berikut contoh gaya bahasa kiasan pada lirik lagu dalam album Naif yang
memiliki fungsi membujuk, mengingatkan, atau meyakinkan:
(84) Ajojing
(a) Para pemuda pemudi kita ajojing bersama
(b) Para pemuda pemudi kita ajojing bersama haa
(c) Turunlah ke lantai dansa
(d) Buat gairah suasana
(e) Ajaklah tiap pasangan
(f) Kita semua ajojing bersama
(85) Akulah Pasanganmu
(a) Sudah pernah kubilang selang kita bertemu
(b) Jauh sebelum engkau menjadi kekasihku
(c) Dan engkau sadari itu terbenam di hatimu
(d) Tak perlu ku ingatkan ya kau dan aku satu
(e) Wahai sang bunga akulah si kumbang itu
(f) yang setia untuk menunggu mekarmu
(g) Engkau wanita ni akulah pasanganmu
(h) yang setia untuk slalu bersamamu
(i) Saat kau ada ragu jangan lalu membisu
(j) dengarlah lagu kita tak susah tuk ceria
(k) Saat kita bersama semua pun berwarna
(l) udara berarom ramaikan hati kita
(m) Wahai sang bunga akulah si kumbang itu
(n) yang setia untuk menunggu mekarmu
(o) Engkau wanita ni akulah pasanganmu
(p) yang setia untuk slalu bersamamu
(q) yang setia untuk slalu bersamamu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
(r) yang setia untuk slalu bersamamu
(s) slalu menjagamu
(t) slalu menghiburmu
(u) slalu mendukungmu
(v) slalu yakinimu
(w) slalu bersamamu
(86) Hai Monas
(a) Bangun pagi-pagi, menghadapi hari
(b) Ayam berdiri berkokok
(c) Ayo bersiap 'tuk memulai hari ini
(d) Udara yang segar buat badan bugar
(e) Kuhirup dan kuberlari
(f) Putari Monas tujuh kali tiap hari
(g) Di tiap hari ... slalu begini
(h) Berulang kali ... peristiwa yang kualami tiap hari tiap pagi
(i) Mentari tlah datang
(j) Hai Monas menantang
(k) Peluh mulai bercucuran
(l) Kulitku kini memerah habis terpanggang
(m) Nafasku terengah, tubuhku pun lelah
(n) Namun tanpa keluh kesah
(o) Kulari dan kuberlari pantang menyerah
(p) Di tiap hari ... slalu begini
(q) Berulang kali ... peristiwa yang kualami tiap hari tiap pagi
Hai Monas kini tlah ramai lagi ... semua menari ... menikmati
segarnya udara di pagi hari ini
(87) Kuda Besi
(a) Ku jelang siang
(b) Ku terjang malam
(c) Tak pernah pulang
(d) Kuda besiku
(e) Melaju kencang
(f) Bagaikan setan
(g) Diterpa hujan
(h) Dikejar angin
(i) Dan halilintar
(j) S„makin kupacu
(k) Kuda besiku
(l) Jantungku menderu
(m) Coba kau ikuti aku ayoo
(n) Bergaya dan trus melaju ayooo
(o) Coba-coba ikut aku ayooo
(p) Kalau kau belum jago janganlah kau sok tau
(q) Siapa yang bilang
(r) Anak jalanan
(s) Binatang jalang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
(t) „ku hanya ingin
(u) bersenang-senang
(v) bukan menantang
(88) Stop (Air Mata Buaya)
(a) Ku akan pergi, jangan khawatir
(b) Ku akan pergi, janganlah khawatir
(c) Sudahlah kau hentikan, segala tangismu
(d) Ku tau semua yang kau inginkan
(e) Hentikanlah! .. Hentikan saja tangismu!
(f) Ku mohon .. stop! Tak malukah dirimu
(g) Ku akan pergi, jangan khawatir
(h) Hendak ke mana tiada terpikir
(i) Ku pasti akan rindu .. air mata buayamu
(j) Tapi ku tak mau jadi dombamu!
(k) Hentikanlah! .. Hentikanlah semua!
(l) Ku mohon .. stop!!!
(m) Ku pergi segera. Ke Bali, ke Hawaii, ke Paris, ke Belgi, ke London
(n) India .. Malaysia .. ke Cina .. keliling-keliling dunia
Data (85) menunjukkan bahwa penulis mengajak pembaca atau pendengar
lagu untuk menari dan berdansa bersama.
Data (86) menunjukkan bahwa sang “aku” pada lirik lagu tersebut
meyakinkan kekasihnya bahwa ialah pasangan sejatinya yang dapat menjaga,
menghibur, dan mendukungnya.
Data (87) menunjukkan bahwa penulis mengingatkan sekaligus mengajak
para pembaca atau penonton untuk mau dan rajin berolahraga, dalam lirik tersebut
ia mewakilinya melalui “Monas”.
Data (88) menunjukkan bahwa penulis membujuk atau mengajak
pendengar atau pembaca untuk mengikutinya berkendara kencang dengan kalimat
“coba kau ikut aku ayooo”.
Data (89) menunjukkan bahwa penulis membujuk “kau” untuk
menghentikan tangisannya melalui kalimat “hentikanlah saja tangismu!
Kumohon, stop!”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
3.5.2 Fungsi Membujuk, Mengingatkan, atau Meyakinkan pada Lirik Lagu
Payung Teduh
Berikut contoh gaya bahasa kiasan pada lirik lagu dalam album Payung
Teduh yang memiliki fungsi membujuk, mengingatkan, atau meyakinkan:
(89) Akad
(a) Berjalan bersamamu
(b) Menarilah denganku
(c) Namun bila hari ini adalah yang terakhir
(d) Namun ku tetap bahagia
(e) Selalu kusyukuri
(f) Begitulah adanya
(g) Namun bila kau ingin sendiri
(h) Cepat cepatlah sampaikan kepadaku
(i) Agar ku tak berharap dan buat kau bersedih
(j) Bila nanti saatnya t'lah tiba
(k) Kuingin kau menjadi istriku
(l) Berjalan bersamamu dalam terik dan hujan
(m) Berlarian kesana-kemari dan tertawa
(n) Namun bila saat berpisah t'lah tiba
(o) Izinkanku menjaga dirimu
(p) Berdua menikmati pelukan di ujung waktu
(q) Sudilah kau temani diriku
(r) Namun bila kau ingin sendiri
(s) Cepat-cepatlah sampaikan kepadaku
(t) Agar ku tak berharap dan buat kau bersedih
(u) Bila nanti saatnya t'lah tiba
(v) Kuingin kau menjadi istriku
(w) Berjalan bersamamu dalam terik dan hujan
(x) Berlarian kesana-kemari dan tertawa
(y) Namun bila saat berpisah t'lah tiba
(z) Izinkanku menjaga dirimu
(aa) Sudilah kau temani diriku
Pada data (90) gaya bahasa kiasan digunakan untuk membujuk serta
meyakinkan kekasihnya untuk menikah dengannya.
3.6 Menyindir
Lagu dibuat salah satunya untuk menjadi sarana komunikasi. Beberapa
orang memilih untuk menulis lagu untuk melampiaskan beberapa kegelisahannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
yang tak jarang berupa sindiran. Lagu tersebut dikatakan berhasil jika pembaca
atau pendengar dapat mengerti apa maksud lain di balik lirik lagu tersebut.
Bahkan ada salah satu klasifikasi gaya bahasa yang memang ditujukan untuk
menyindir.
3.6.1 Fungsi Menyindir pada Lirik Lagu Naif
Berikut contoh gaya bahasa kiasan pada lirik lagu dalam album Naif yang
memiliki fungsi menyindir:
(90) Towal-Towel
(a) Ditowal-towel jangan marah-marah
(b) Ditowal-towel jangan marah-marah
(c) Kalau ditowel hati sebelah bisa jadi marah
(d) Towal-towel towal-towel
(e) Towal-towel towal-towel
(f) Towal-towel towal-towel
Pada data (91), ditunjukkan gaya bahasa ironi yang bertujuan untuk
menyindir. Melalui kata “towal-towel”, penulis berhasil menimbulkan banyak
tafsiran mengenai arti di baliknya tergantung dari siapa yang membaca dan
mengartikannya. Arti towal-towel bisa berbagai macam, misalnya menyentuh
hati, mencubit, dan lain sebagainya.
3.6.2 Fungsi Menyindir pada Lirik Lagu Payung Teduh
Pada lirik Payung Teduh tidak memiliki fungsi menyindir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Masalah yang dibahas pada penelitian ini adalah jenis dan fungsi gaya
bahasa kiasan yang terdapat pada lirik lagu band Naif dan Payung Teduh yang
telah dibahas pada bab II dan III.
Dalam pembahasan bab II dapat disimpulkan bahwa jenis gaya bahasa
kiasan yang terdapat pada lirik lagu band Naif dan Payung Teduh ada empat jenis
yakni (i) personifikasi, (ii) simile atau persamaan, (iii) metafora, dan (iv) ironi.
Lirik-lirik lagu yang diciptakan oleh band Naif menggunakan gaya bahasa
personifikasi sebanyak lima lagu, gaya bahasa simile sebanyak satu lagu, gaya
bahasa metafora sebanyak empat lagu, dan gaya bahasa ironi pada sebuah lagu
dari total 62 lagu yang merupakan jumlah data penelitian. Sedangkan lirik-lirik
lagu yang diciptakan oleh band Payung Teduh menggunakan gaya bahasa
personifikasi sebanyak sepuluh lagu, gaya bahasa simile sebanyak tiga lagu, gaya
bahasa metafora sebanyak dua lagu, dan tidak memiliki gaya bahasa ironi dari
total dari total 16 lagu yang merupakan jumlah data penelitian.
Dalam pembahasan bab III, ditemukan beberapa fungsi gaya bahasa
kiasan yang terdapat pada lirik lagu band Naif dan Payung Teduh, yaitu (i)
memperindah lirik lagu, (ii) menyamarkan sesuatu, (iii) menciptakan suasana
tertentu, (iv) mempunyai tujuan untuk membujuk, mengingatkan, atau
meyakinkan, dan (v) menyindir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
4.2 Saran
Setelah semua permasalahan dijawab, ada beberapa saran yang bisa
diajukan. Penelitian ini hanya terbatas pada gaya bahasa kiasan yang meliputi
gaya bahasa kiasan personifikasi, simile atau persamaan, metafora, dan ironi.
Oleh karena itu, masih banyak hal mengenai gaya bahasa yang belum dikaji
dalam penelitian di luar gaya bahasa kiasan dalam lirik lagu Naif dan Payung
Teduh. Selain itu, band Naif dan Payung Teduh dapat mengeksplorasi gaya
bahasa kiasan lebih jauh agar menjadi lebih liar dan berani dalam penulisan lirik
lagu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Daftar Pustaka
Anonim. Kumpulan Lirik Lagu Naif. https://lirik.kapanlagi.com/. Diakses pada
tanggal 25 September 2017, pukul 17.20 WIB. Yogyakarta.
Anonim. Kumpulan Lirik Lagu Payung Teduh. https://lirik.kapanlagi.com/.
Diakses pada tanggal 25 September 2017, pukul 17.20 WIB. Yogyakarta.
Anonim. Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring. https://kbbi.kemdikbud.go.id/.
Diakses pada tanggal 21 Oktober 2017, pukul 21.16 WIB. Yogyakarta.
Alwi, Hasan. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Chaer, Abdul. 1990. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit
Rineka Cipta.
Daewo. Pengertian Lirik Lagu. http://daemoo.blogspot.co.id/2012/01/pengertian-
lirik-lagu.html. Diakses pada 10 Oktober 2017, pukul 20.09 WIB.
Yogyakarta.
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama.
Keraf, Gorys. 1984. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT Gramedia.
Kesuma, Tri Mastoyo Jati. 2007. Pengantar (Metode) Penelitian Bahasa.
Yogyakarta: Carasvatibooks.
Leech, Geoffrey. 2003. Semantik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Lindsay, J. D. 1966. Teach Yourself Books: Songwriting. London: English
Universities Press.
Marduita. 2015. “Gaya Bahasa Repetisi dalam Lirik Lagu Ciptaan Ungu pada
Album Sayang”. Skripsi Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra,
Universitas Sanata Dharma.
Pradopo, Rachmat Djoko. 2012. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Selviawati, Evi. 2012. “Penggunaan Gaya Bahasa dalam Kumpulan Cerpen
Laluba Karya Nukila Amal yang Mengacu pada Karya Grafis M. C. Escher:
Analisis Stilistika”. Skripsi Program Studi Indonesia, Fakultas Ilmu
Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia.
Soeharto, M. 1992. Kamus Musik. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar
Penelitian Wahana Kebudayaan secara Linguistis. Yogyakarta: Duta Wacana
University Press.
Sudjiman, Panuti. 1990. Kamus Istilah Sastra. Jakarta: Universitas Indonesia.
Tarigan, Henry Guntur. 1985. Pengajaran Semantik. Bandung: Penerbit Angkasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
LAMPIRAN
A. Kumpulan Lirik Lagu Naif
1. Lirik lagu: Air Dan Api
Apa mauku apa maumu
Slalu saja menjadi
Satu masalah yang tak kunjung henti
Bukan maksudku bukan maksudmu
Untuk selalu
Meributkan hal yang itu-itu saja
Mengapa kita saling membenci
Awalnya kita slalu memberi
Apakah mungkin hati yang murni
Sudah cukup berarti
Ataukah kita belum mencoba
Memberi waktu pada logika
Jangan seperti selama ini
Hidup bagaikan air dan api
2. Lirik lagu: Ajojing
Para pemuda pemudi kita ajojing bersama
Para pemuda pemudi kita ajojing bersama haa
Turunlah ke lantai dansa
Buat gairah suasana
Ajaklah tiap pasangan
Kita semua ajojing bersama
3. Lirik lagu: Aku Rela
Sejak kubertemu
Denganmu kekasih hatiku
Engkau selalu cemburu
Kau terus mencoba
untuk berkuasa
Tidakkah cukup bagimu
semua pengorbananku
Dan
Aku rela meninggalkan pacarku
Demi 'tuk dapatkan
Kau kekasihku
Aku tak menyangka
Kau hancurkan semua
Impian di depan mata
Kau terus mencoba
Untuk berkuasa
Tidakkah cukup bagimu
Semua pengorbananku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
4. Lirik lagu: Akulah Pasanganmu
Sudah pernah kubilang selang kita bertemu
Jauh sebelum engkau menjadi kekasihku
Dan engkau sadari itu terbenam di hatimu
Tak perlu ku ingatkan ya kau dan aku satu
Wahai sang bunga akulah si kumbang itu
yang setia untuk menunggu mekarmu
Engkau wanita ni akulah pasanganmu
yang setia untuk slalu bersamamu
Saat kau ada ragu jangan lalu membisu
dengarlah lagu kita tak susah tuk ceria
Saat kita bersama semua pun berwarna
udara berarom ramaikan hati kita
Wahai sang bunga akulah si kumbang itu
yang setia untuk menunggu mekarmu
Engkau wanita ni akulah pasanganmu
yang setia untuk slalu bersamamu
yang setia untuk slalu bersamamu
yang setia untuk slalu bersamamu
slalu menjagamu
slalu menghiburmu
slalu mendukungmu
slalu yakinimu
slalu bersamamu
5. Lirik lagu: Benci Libur
Di kala sendiri, merenung sepanjang hari
Menatap awan berharap pada Tuhan
Semoga hari ini menyebalkan
Cepat berganti
Oh hari ini ku benci sekali
Bosan di kamar enggan keluar
Itulah oh mengapa aku benci
Hari libur
Siapapun yang mengganggu
akan aku tembak DORR
6. Lirik lagu: Benci Untuk Mencinta
Oh betapa ku saat ini
Ku benci untuk mencinta
Mencintaimu
Oh betapa ku saat ini
Ku cinta untuk membenci
Membencimu
Aku tak tahu apa yg terjadi
Antara aku dan kau
Yang ku tahu pasti
Ku benci untuk mencintaimu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
7. Lirik lagu: Bunga Hati
Takkan layu bunga terkasihku
Yang tumbuh berseri
Indah di taman hatiku
Takkan layu bunga pujaanku
Walaupun sang waktu
Datang dan berlalu, Ooo
Bunga hatiku, jangan pernah kau layu
Mekar dan berseri
Bunga taman hatiku
Harum dan mewangi
S'panjang waktu
Kan kujaga sepenuh jiwa
Takkan layu bunga pujaanku
Walaupun sang waktu
Datang dan berlalu, Ooo
Kan kujaga sepenuh jiwa
Kau bungaku
8. Lirik lagu: Bye Bye Baby
My babys got a brand new boyfriend she things my life
is going to end. It doesn't hard enough to forget her.
It doesn't hard for me at all
Remember.. when I came to bring her up
Then she walked and took me down
Make my head just going round and round
And then I tried again to put her up
And again she dropped me down
Oh my god, I think my mind has gone
So I said bye bye baby.. love
My babys got a brand new boyfriend
Shes hiding something on my back
My babys let me tell you one thing
You better really watch your neck
9. Lirik lagu: Ceriakan Dunia
Ceria
Lihat duniaku yang kini penuh warna
Berhiaskan cinta di relung hati kita
Kau yang slalu buatku ceria
Dan, oh, saat ini kau tetap mempesona
Detik demi detik kan terasa menggoda
Kau yang slalu membuatku ceria
Di balik hati yang gulana
Lihat duniaku yang kini penuh warna
Berhiaskan cinta di relung hati kita
Kau yang slalu membuatku ceria
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Dibalik hati yang gulana
Burung pun bernyanyi tralala
Kau yang slalu buatku ceria
10. Lirik lagu: Cinta Untuknya
Setelah sekian lama kita hidup bersama
Menjadi sebuah kisah yang hampa
Bagaimana jadinya andai semua ku buka
Berdosakah aku bila ternyata
Ku tak pernah bisa cinta padanya
Andai ku bisa mencari cinta
Untuk ku persembahkan padanya
Kan ku berikan semua yang ada
Dimanakah kan ku cari cinta
Yang seharusnya jadi miliknya
Berdosalah aku bila
Ku tak pernah punya untuknya
Bagaimana jadinya andai semua ku buka
Berdosakah aku bila ternyata
Ku tak pernah bisa cinta padanya
Andai ku bisa mencari cinta
Untuk ku persembahkan padanya
Kan ku berikan semua yang ada
Dimanakah kan ku cari cinta
Yang seharusnya jadi miliknya
Berdosalah aku bila
Berdosalah aku bila
Ku tak pernah punya untuknya
11. Lirik lagu: Curi-Curi Pandang
Curi curi-curi pandang
Curi curi-curi pandang
Curi ke depan curi ke belakang
Curi ke kanan dan curi ke kiri
Curi curi-curi pandang
Curi pandangmu kepada
bidadari yang di sana
Curi pandangmu kepada
bidadari yang di sana
Cu Cu Cu Cu Cu Cu Cu Cu
Cu Cu Cu Cu Cu Cu Cu Cu
Curi
12. Lirik lagu: Di Mana Aku Disini
Bilakah engkau mengerti
Semua yang ada dihatiku ini
Kuhanya ingin dekatmu
Namun kau slalu meniadakan aku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Bukankah oh
Kau yang slalu bilang
Slalu bilang tuk tetap aku disini
Tak kah berarti
Bahwa yang kau bilang
Yang kau bilang kita saling memiliki
Dimana aku disini
Dimana aku disini
Dimana aku disini
Pernahkah engkau sadari
Bahwa kau slalu meniadakan aku
Bukankah oh
Kau yang slalu bilang
Slalu bilang tuk tetap aku disini
Tak kah berarti
Bahwa yang kau bilang
Yang kau bilang kita saling memiliki
Dimana aku disini
Dimana aku disini
Dimana aku disini
13. Lirik lagu: Dia Adalah Pusaka Sejuta Umat Manusia Yang Ada Di Seluruh
Dunia
Manusia berkembang menurut
perkembangan jaman yang ada
Tengoklah kiri dan kanan sudah
banyak gedung yang tinggi menjulang
Pohon-pohon yang dulu hijau kini
telah berubah menjadi batu
Kurasa manusia kini tak pernah
peduli lagi dengan alamnya
Dia... Adalah pusaka sejuta umat
manusia yang ada di seluruh dunia
Langit biru cerah tak mungkin
lagi terlihat bersih dan ceria
Pelangi yang berwarna-warni
warnanya semakin tak menentu
Bunga-bunga yang indah tak
pernah semerbak lagi seperti dulu
Udara segar yang dulu ada
kini tak pernah lagi kurasakan
14. Lirik lagu: Electrified
Kutersengat Sungguh hebat
Tersengat oleh aroma
Tubuhmu yang menggoda
Kuterpikat Sangat dahsyat
Terpikat oleh gairah dirimu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Menggelora
Inginku 'ndekapmu
Merasakan cumbu dan rayumu
Oh, andaikan dapat kumiliki
semua yang kau punya
Dan kau buat oh diriku
ini tak berdaya
Dan semua hasrat tak terjaga
Akal sehat tak berguna
Ku rasa ingin ku Bercinta
15. Lirik lagu: Elton John
Wahai kawan oh
Dengarkanlah laguku
Sebelum aku pergi
Tinggalkan dunia ini
Bernyanyi-nyanyi merdu
Ditingkah piano kucipta lagu
Live dengan John Lennon,
George Michael, Eminem,
Mereka semua partnerku
Dunia selebriti glamour
Kunikmati karena profesi
Gossip dan Issue tentang gaya hidupku
Takkan pernah mati
16. Lirik lagu: Gula-Gula
Tak pernah aku meminta maka usah engkau memberi
Kau tahu hati adalah penglihatan paling sejati
Tolonglah jauhi aku ku tak pernah ingin terjatuh
Ke dalam sesuatu yang lebih baik kuanggap tabu
Gula-gula... Tak mudah untuk memilah rasa cinta dan bukan cinta
Sanggupkah kulawan semua nafsu yang kan menjadi karma
Tolonglah jauhi aku ku tak pernah ingin terjatuh
Ke dalam sesuatu yang lebih baik kuanggap tabu
Gula-gula... Tak pernah aku meminta maka usah engkau memberi
Kau tahu hati adalah penglihatan paling sejati
Tak mudah untuk memilah rasa cinta dan bukan cinta
Sanggupkah kulawan semua nafsu yang kan menjadi karma Gula-gula
17. Lirik lagu: Hai Monas
Bangun pagi-pagi, menghadapi hari
Ayam berdiri berkokok
Ayo bersiap 'tuk memulai hari ini
Udara yang segar buat badan bugar
Kuhirup dan kuberlari
Putari Monas tujuh kali tiap hari
Di tiap hari ... slalu begini ... berulang kali ... peristiwa yang kualami tiap hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
tiap pagi
Mentari tlah datang
Hai Monas menantang
Peluh mulai bercucuran
Kulitku kini memerah habis terpanggang
Nafasku terengah, tubuhku pun lelah
Namun tanpa keluh kesah
Kulari dan kuberlari pantang menyerah
Di tiap hari ... slalu begini ... berulang kali ... peristiwa yang kualami tiap hari
tiap pagi
Hai Monas kini tlah ramai lagi ... semua menari ... menikmati segarnya udara
di pagi hari ini
18. Lirik lagu: Haru Biru
Hey, selamat tinggal
Ku akan pergi untuk sementara waktu
Janganlah berprasangka buruk dahulu kau pada diriku
Kaulah temanku, kaulah sobatku
Ku takkan lupa pada dirimu
Kaulah temanku, kaulah sobatku
Janganlah lupa pada diriku
19. Lirik lagu: Hidup Itu Indah
Saat kau buka mata kita dilahirkan untuk sama
Saat kau telah dewasa kau akan mengerti semua
Jalan hidup kita kan berbeda
Takdir itu telah ada sejak alam semesta tercipta
Segala suka dan duka 'kan menjadi sebuah cerita
Bagi anak cucu kita semua
Jalankanlah hidupmu yang indah
Jangan pernah kau berkeluh kesah
Walau kadang engkau lelah (hidup itu tetap indah)
20. Lirik lagu: Imaginary Son
The night has it's come
Watch for the moon and fallen star
Sit near me dear child
We'll make a wish for you and I
Tales and smile and lullaby
Now close your eyes and fly
Sleep tight little one
Don't let your fear inside your dream
I'm right here my son
I'm right beside you everytime
Tales and smile and lullaby
Now close your eyes and fly
In the morn' we'll play again
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
We'll make our days just fine
Sleep tight little one
Oh my imaginary son
21. Lirik lagu: Itulah Cinta
Aku sedang berjalan
Menyusuri relung di hatimu
Aku sedang mencari
Sesuatu di balik matamu
Yang mampu membuatku terpesona
Yang mampu membuatku terpesona
Apakah dirimu yang mampu
Membuat hatiku bagai melayang di awan
Dan apakah dirimu yang mampu membuat hatiku bagai
terpanah asmara
Dan ku yakin itulah cinta
Aku sedang berjalan
Mengikuti kata di hatiku
Aku sedang mencari
Rahasia di balik matamu
Yang mampu membuatku terpesona
Yang mampu membuatku terpesona
Apakah dirimu yang mampu
Membuat hatiku bagai melayang di awan
Dan apakah dirimu yang mampu membuat hatiku bagai
terpanah asmara
Dan ku yakin itulah cinta
Kuyakin itulah asmara
Kuserasa di surga
Dan hatiku berbunga-bunga
Apakah dirimu yang mampu
Membuat hatiku bagai melayang di awan
Dan apakah dirimu yang mampu membuat hatiku bagai
terpanah asmara
Apakah dirimu yang mampu
Membuat hatiku bagai melayang di awan
Dan apakah dirimu yang mampu membuat hatiku bagai
terpanah asmara
Dan ku yakin itulah cinta
Kuyakin itulah asmara
Dan ku yakin itulah cinta
Kuyakinkan asmara
22. Lirik lagu: Janji Setia
Berjanjilah
Tuk tetap setia
Pada saat kau jauh darinya
Kadangkala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Hati sulit putuskan
Untuk mencoba ke lain hatinya
Berjanjilah
Tuk slalu menjaga
hati satu tuk slama-lamanya
Kadangkala
Hati mudah tergoda
Mampukah engkau untuk
Sanggupkah hati untuk
Mampukah engkau untuk
Menjaganya..
Janji setia tidaklah mudah
Kapan saja pasti banyak rintangannya
Janji setia pasti kan mudah
Bila hanya satu hati yang kau cinta
Kadangkala
Hati mudah tergoda
Mampukah engkau untuk
Sanggupkah hati untuk
Mampukah engkau untuk
Menjaganya..
23. Lirik lagu: Jauh
Kasihku jauh dari hatiku
Kasihku jauh sekali
Bilamana kugapai hatimu
Kau tak pernah peduli denganku
Kuingin kau tahu, cintaku hatiku
Kuingin kau tahu cintaku
Kau selalu saja tak peduli dengan diriku
Kau jauh dariku, kuingin kau tetap milikku
Tapi kau jauh, kau jauh, jauh smakin jauh
Dan kini kau benci, benci benci aku
Tetap milikku meskipun kau telah jauh
Hatiku tetap kamu
meskipun kau bukan milikku lagi
Kau tetap di hatiku
24. Lirik lagu: Jikalau
Jikalau telah datang
waktu yang dinanti
Ku pasti bahagiakan
dirimu seorang
Kuharap dikau sabar
menunggu
Berilah daku waktu
'tuk wujudkan semua
Janji ini untukmu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
ku tak akan lupa
Kuharap dikau sabar
menunggu
Kupasti akan datang
untukmu
Untaian kata-kata yang kuucapkan untukmu
Tak seindah kata cinta yang dia berikan padamu
Namun kau selalu ada di hatiku
Berilah daku waktu
'tuk wujudkan semua
Janji ini untukmu
ku tak akan lupa
Kuharap dikau sabar
menunggu
Kupasti akan datang
untukmu
Jikalau telah datang
waktu yang dinanti
Ku pasti bahagiakan
dirimu seorang
Kuharap dikau sabar
menunggu
Kupasti akan datang
untukmu
Kuharap dikau sabar
menunggu huuuuu
25. Lirik lagu: Johan & Enny
Hei kamu yang di belakang situ, ku ingin engkau tau
Bila dikau menutup pintu, ku 'kan tetap menunggu
Usah kau resah selalu ... yang lalu biar berlalu
Selama mentari menyinari dunia fana ini
Ku harap tak kau tutup pintu, biarkan ku termangu
Yang lalu telah berlalu ... usah kau ragukanku
Jalan kita masih panjang biar terus berjalan
Tolong Tuhan bantu hamba ... jangan
Kau buat sirna
Hei kamu yang di balik pintu, ku ingin engkau tau
Bila saat pintu kau buka, ku akan tetap ada
Usah kau resah selalu
Yang lalu biar berlalu
Jangan kau ragukanku
26. Lirik lagu: Jual Pesona
Tahun baru telah tiba, saat kita bergaya ... saling jual pesona
Ada yang banyak gaya, ada yang diam saja ... tapi bahaya
Muda mudi bergaya, curi hati lawannya
Semua yang terjadi sudahlah biasa ... saling jual pesona
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Ada sebuah cerita, Robi merajut jala 'tuk tangkap hati Rosa
Model rambut yang usang, jadi trendi sekarang Siap untuk dipampang
Robi kedipkan mata, 'pasang aksi' katanya
Hati Rosa kini berbunga-bunga ... ia telah jatuh cinta
Manusia berusaha, Tuhan yang menentukan
Itu telah digariskan Seperti Joni yang telah tiga tahun berusaha
Raih simpati Ria Joni kini kecewa, Ria ada yang punya
Tetaplah hidup walau impian sirna
Anggaplah semua sudahlah biasa ... di dalam hidup kita
27. Lirik lagu: Just-B
Water fall from my eyes
Heaven's song thru my soul
Please be still in my heart
Just be still in my brain
Built my home raise my child
Bulit my life thru your dream
Please be still in my heart
Just be still in my brain
Violent soul tortured mind
Help me girl or I'll die
Don't need no stupid smile
Just be still in my heart
28. Lirik lagu: Karena Kamu Cuma Satu
Kau yang paling setia, kau yang teristimewa
Kau yang aku cinta, cuma engkau saja
Dari semua pria aku yang juara
Dari semua wanita kau yang paling sejiwa
Denganmu semua air mata menjadi tawa suara ria
Akankah kau selalu ada menemani dalam suka duka
Denganmu aku bahagia, denganmu semua ceria
Janganlah kau berpaling dariku karena kamu cuma satu untukku
Kau satu-satunya dan tak ada dua
Apalagi tiga, cuma engkau saja
Denganmu semua air mata menjadi tawa suara ria
Akankah kau selalu ada menemani dalam suka duka
Denganmu aku bahagia, denganmu semua ceria
Janganlah kau berpaling dariku karena kamu cuma satu untukku
Kau satu-satunya dan tak ada dua
Apalagi tiga, cuma engkau saja
Dari semua pria aku yang juara aku yang juara
Dari semua wanita kau yang paling sejiwa
Denganmu semua air mata menjadi tawa suara ria
Akankah kau selalu ada menemani dalam suka duka
Denganmu aku bahagia, denganmu semua ceria
Janganlah kau berpaling dariku karena kamu cuma satu untukku
Untukku, untukku, untukku, untukku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
29. Lirik lagu: Katakan Iya
Semakin engkau jauh
Semakin kuingin mendekati dirimu
Meski kau tak peduli
Di setiap langkahmu disitu ku ada
Takkah engkau merasa
Kesungguhan di dalam jiwaku
Terpuji dirimu bila kaupalingkan hatimu darinya
Semesta jadi saksinya aku yang pantas menjadi milikmu
Katakan iya
30. Lirik lagu: Kau
Kau jelita
Kaulah Surga
Kaulah permata
Pujaan jiwa
Cinta
Kau pesona
Kaulah bunga
Kau tiada tara
Tiada dua
Cinta
Kaulah nafasku
Kau hidupku
Kau cinta matiku
Ku s'lalu milikmu
Cinta
Kaulah nafasku
Kau hidupku
Kau cinta matiku
Ku s'lalu milikmu
S'lamanya
Dan kaulah nafasku
Kau hidupku
Dan kau cinta matiku
Ku s'lalu milikmu
Kau tiada tara
Tiada dua
Cinta
Cinta
31. Lirik lagu: Kencan Pertama
Tak sabar ku menunggu 'tuk berjumpa (tak sabar ku 'tuk berjumpa)
Pergi ke rumah kekasihku yang tersayang bawa bunga sekeranjang harum
indah menawan
Sejuta kata manis yang telah kusiapkan 'tuk kelak ku katakan pada gadisku
seorang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
"Kau pelangiku cerah selalu warnamu, secerah hatiku kala ku ingat dirimu."
Dikau kekasih yang cantik nan rupawan (kekasih... rupawan) membuat hati
Abang melayang jauh ke awan (jauh ke awan)
Semoga semua ini yang kurasakan (semoga... rasakan) padamu seorang tak
bertepuk sebelah tangan (sebelah tangan)
"Kau pelangiku cerah selalu warnamu, secerah hatiku kala ku ingat dirimu."
Tak sabar ku menunggu 'tuk berjumpa (tak sabar ku 'tuk berjumpa...jumpa
denganmu)
Berjumpa dengan dirimu seorang (jumpa dirimu seorang)
Waktu terasa panjang saat jumpa menjelang
Tak sabar menunggu 'tuk berjumpa (tak sabar menunggu 'tuk berjumpa)
32. Lirik lagu: Kontak Jodoh
Aku pria simple yang tidak macam-macam
Hidup yang lurus-lurus
Jujur dan setia
Baik dan bijaksana
Mapan dan bersahaja
Sehat dan jauh dari narkoba
Kumencari seorang gadis
Yang cantik juga manis
Rambut panjang dan lurus, penyayang dan setia
Sabar dan sederhana, menerima apa adanya
Dan siap untuk hidup bersama
Kalau jodoh kita pasti kan berjumpa
Kalau tak jodoh, kita hanya jadi kawan
Kalau jodoh, kita pasti kan menikah
Kalau jodoh tak kan lari kemana
33. Lirik lagu: Kuda Besi
Ku jelang siang
Ku terjang malam
Tak pernah pulang
Kuda besiku
Melaju kencang
Bagaikan setan
Diterpa hujan
Dikejar angin
Dan halilintar
S„makin kupacu
Kuda besiku
Jantungku menderu
Coba kau ikuti aku ayoo
Bergaya dan trus melaju ayooo
Coba-coba ikut aku ayooo
Kalau kau belum jago janganlah kau sok tau
Siapa yang bilang
Anak jalanan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Binatang jalang
„ku hanya ingin
bersenang-senang
bukan menantang
34. Lirik lagu: Lagu Fajar
Terang bulan tak berbintang,
Indah bunga tak berkumbang
Kau tau arti itu semua oh
Belai cinta tak bernyawa,
Manis kata tak bermakna
Kau tau tiada yang sempurna oh
Jadi dirimu ku lebih suka begitu
Engkau pun tau bila engkau selalu mampu
35. Lirik lagu: Lagu Wanita
Selama ada wanita
Hidup kan terasa indah
Jikalau tiada wanita
Hidup kan terasa hampa
Ku lahir dari wanita
Tak bisa hidup tanpanya
Jikalau tiada wanita
Cintaku untuk siapa
Tiada lelah ku berucap
Terima kasih Tuhan
Engkau ciptakan wanita
tuk jadi pasangan jiwa
Oh... wanita...
36. Lirik lagu: Lepas Jiwa
Ku berdiri ku sendiri
Tiada ada lagi resah di hati
Semua telah jauh pergi semua telah jauh pergi
Dan ketika dan kurasa
Langit biru dan harum pagi
Melayang dan kini menyepi
Tenggelam rindu bebas
Telah kucoba merasakan
Reguk semua kedamaian maya menjadi kenyataan
Andaikan ini surga
37. Lirik lagu: Let's Go Disco
Every body let's to the beach
Shake your body move your feet
Don't you stop listen to the beat
Let's go!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Mari dansa bersama
Suka ria semua
Hilangkan duka dan lara
Ayo!
Huuu hu wi yu wi yu
Huuu hu wi yu wi yu
Huuu hu wi yu wi yu
Every body let's to the beach
Shake your body move your feet
Suka ria semua
Hilangkan duka dan lara
Ayo!
Let's go!
38. Lirik lagu: Mobil Balap
Kupernah punya mobil balap sendiri
Yang bisa ngebut dijalanan tiap hari
Ku tidak pernah merasakan kesepian
Tak ada gadis yang menolak diantarkan
Asoy Geboy ngebut dijalanan ibukota
Dipayungi lampu kota disekitar kita
Suatu hari ada orang yang menantang
Gairah sembalapku makin tak tertahan
Kubalap dia dari kiri banting kanan
Tak kumelihat kuterobos lampu merah
Tiba-tiba pak polisi datang menghampiri
Kutancap gas dengan maksud melarikan diri
Akhirnya kumenabrak pohon yang melintang
Tolong dong pak, tolong dong pak jangan ditilang
SIM pun tak ada STNK entah kemana
Dan hingga kini kuberada ditahan
39. Lirik lagu: Musnah Tinggal Debu
Hei kawan apalah gunanya engkau sedih begitu
Kau tak tahu dari dulu
Ia slalu menunggu
Tak sadarkah kau bila ia sangat menginginkanmu
Slalu ada disisimu hingga kau pun berlalu
Pikirkanlah kawanku
Jangan kau buang waktu
Jangan kau pernah tanya siapa yang patut kau cintai
Karna kau takkan pungkiri semua semua ingin kau miliki
Tak sadarkah kau bila ia sangat mencintaimu
Slalu ada disampingmu hingga kau pun berlalu
Pikirkanlah kawanku
Jangan kau buang waktu
Kini ia tiada
Dan engkau pun merana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Sesal tiada artinya
Hancurlah hatimu
Musnah tinggal debu
Engkau pun tiada berdaya
40. Lirik lagu: Nah Lo!
Nah Lo!
Dia datang
Cowokmu siap menerkam
Telah kukatakan
Namun kau tiada percaya
Kini dia datang
Dari negeri seb'rang
hatinya tak karuan
Gadisnya diambil orang
Telah kusadari
S'gala kesalahan ini
Jangan main api
Kelak terbakar nanti
Kini dia datang
Dari negeri seb'rang
hatinya tak karuan
Gadisnya digaet orang
Api cemburu berkobar
Jantungku kian berdebar
Sudah kucoba menghindar
Namun kau sangat menawan
41. Lirik lagu: Nanar
Kuberjalan di dalam kesunyian
Tiada tanda adanya kehidupan
Keyakinanku akan adanya cahaya
penunjuk jalan kemana ku kan dibawa
Mencari arah menuju rumah
Maafkanlah bila ku tak sempurna
Diriku yang tak luput akan dosa
Tuhan biarkan ku temui sang kebenaran
Akan ku tanyakan kemana ku kan berjalan
Mencari arah menuju rumah
Kupasrahkan semua jiwaku, batin dan cintaku
42. Lirik lagu: Nyali
Kekasih,
Telat bulat hati
Untuk ucapkan sebuah janji
Bila engkau mau menanti
Bagaimana caranya aku
Mengungkapkan maksud hatiku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Andai engkau mau mengerti
Tuhan
Beri aku nyali
Untuk mengucapkan janji
Sehidup semati
Aku tak ingin lagi
Membuatnya menunggu untuk sesuatu yang tak pasti
43. Lirik lagu: Ooh Yeah!
Sinting sungguh sinting birahi bikin pusing
Kemana kucari pelampiasan ku ini
Gila sungguh gila gejolak tak kunjung reda
Ingin bercinta namun aku takut dosa
Oooooooohh
Yea yea yea
Apakah ada obat mujarab disana
Yang dapat buat rasa gelisah ini sirna
Gila singguh gila gejolak tak kunjung reda
Ingin bercinta namun aku takut dosa
Oooooooohh
Yea yea yea
44. Lirik lagu: Pagi
Salah bila dikau mencintaiku
Simpan saja rasa hatimu itu
Bukannya aku tak suka
Ku telah ada yang punya
dan hatiku tak mampu untuk mendua
Salah bila dikau mengharapkanku
Tutup saja pintu hatimu itu
Bukannya aku tak suka
Ku telah ada yang punya
dan hatiku tak mampu untuk mendua
Bukan maksud hati tuk lukaimu
Dengan kuberkata sejujurnya
Kuharap dikau mengerti padaku
dan hatiku tak mampu tuk mendua
Bila malam lewat jelang, bunga tidurpun hilang
Saat yang kunantikan pun datang
Cahaya sang mentari sinari alam ini
Buat cerahnya hati... berseri
Alangkah indahnya, oh pagi hadirmu slalu kunanti
Janjiku takkan tinggalkan mu, oh pagi
Mungkinkah oh semua ini akan terus kualami
Bila ia tinggalkan aku sendiri
Tetes embun basahi daun, bunga bersemi
Kumbang, lebah, kupu-kupu, menari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
45. Lirik lagu: Piknik 72
Pergi dihari minggu
Bersama pacar baru
Naik vespa kliling kota
Sampai binaria
Hatiku jadi gembira
Sesampainya disana
Duduk dua-duaan
Makan roti buaya
Dengar lagu kita
Kita menari bersama
Dibatang pohon kan kuukir nama kita
Tanda sayang selalu
Sore hari telah menjelang
Saatnya untuk pulang
Vespa mogok dijalan
Turun pula hujan
Berteduh kita ditaman
Liat 'dik itu melati
Indah kian berseri
Kan kupetik untukmu
simpan dalam hati
Nanti kuambil kembali (5x)
46. Lirik lagu: Posesif
Ku ingin tau, kau harus mau
Ku ingin kau begitu agar kau tau
Jadilah engkau milikku selalu utuh
Tanpa tersentuh cuma aku
Bila ku mati, kau juga mati
Walau tak ada cinta sehidup semati
Jadilah engkau milikku selalu utuh
Tanpa tersentuh cuma aku
Mengapa aku begini
Jangan kau mempertanyakan
Bila ku mati, kau juga mati
Walau tak ada cinta, sehidup semati
Bila ku mati, kau juga mati
Walau tak ada cinta, sehidup semati
47. Lirik lagu: Pujaan Hati
Oh kasihku nan rupawan, pujaan hatiku
Hanya engkau yang kutawan, dambaan selalu
Sumpah mati, aku kasih padamu
Sungguh sayang sekali
Betapa rindu hatiku, ingin jumpa selalu
Setiap pagi ku bernyanyi, dendangkan senyummu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Setiap malam kubersimpuh berdoa pada Tuhan
Smoga direstui
48. Lirik lagu: Puspa Indah
Telah lama terkenang
Puspa Indahku tersayang
Selalu kumenunggu
Surat dan kabarmu
Ah... puspa indahku
Oh... buluh perindu
Ku takkan jemu-jemu
'Tuk bersurat slalu
Walau jauh di mata
Tapi dekatlah di hati
Tempo-tempo bersua
Di stasion kota
49. Lirik lagu: Safari Menuju Laut
Uuhu ... tancap kombimu, safari menuju laut
Waw!!! Gadis pantai menantimu, bikini bikin terpaku
Oh indahnya suasana ... laut tiada matinya Langit cerah ... bergairah ... ceria
di tepi samudera ...
Uuhu ... angkat papanmu, berlari menuju laut Waw!!!
Nah 'tu dia ombak datang, hatiku semakin girang
Dan ku terjang ... papan goyang, meluncur tiada terhalang
Ku dipandang gadis pirang berbikini belang-belang
Uuhu ... laju papanku ... kendali ombak menderu
Waw!!! Terhempas ke dasar laut, hampir ku di ujung maut
Oh ternyata ... tiba-itba ... ku tertolong lumba-lumba
Ooh dahsyatnya ... waah asyiknya berpapan selancar ria
50. Lirik lagu: Selalu
Selalu menemaniku saat kau jauh dari diriku
Ia bercahaya di atas sana di kesunyian malam
Sentuhan lembutnya membalut tubuhku menghangatkan diri yang sepi
Selalu mengobatiku saat rindu menerpa diriku
Tuhan biarkanlah ia temaniku sepanjang malam selalu
51. Lirik lagu: Senyum Yang Hilang
Tersadar dari renungku akan indahnya senyummu
Masa indah yang kurindu selalu, canda tawamu padaku
Tersadar dari lamunku akan sepinya hatimu
Semua duka dan laramu, kasihku... semua dosaku padamu
Adakah caranya 'tuk kembalikan semua senyum dan tawa yang hilang?
Dan bila ada 'kan kuletakkan di wajahmu seorang
Dan 'kan kuhabiskan waktuku untuknya, melihat semua yang pernah hilang
Senyummu yang telah kuletakkan di wajahmu seorang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Ada kala khilaf datang menjemput walau kutenang
Demi kau 'kan ku berjuang, oh sayang... Kuberjuang untuk menang!
52. Lirik lagu: Sepi
Sepi, hatiku sepi
Tiada lagi mimpi
Aku tak ingin lagi jadi hampa begini
Aah Andai esok ku tak kembali di sini (lagi)
Dan andai hujan tak berpelangi
Jiwaku pergi (jiwaku sepi)
Malam, malam yang sunyi
Kutunggu datangnya
Peri yang baik hati
Sudilah kumenanti Aah
53. Lirik lagu: Si Mesin Waktu
Hai kawan-kawan dengarlah kisahku
Bertualang menembus jagad dimensi waktu
Kalian mungkin tak pernah percaya, tetapi dengar diriku tak pernah berdusta
Kita 'kan bersama-sama ke sana
Mesin waktuku ... menembus waktu
Berputar-putar berbagai haluan membuat suasana hati terasa senang
Rasakan degup jantung , memburu saat kau bertemu dengan si mesin waktu
lewati masa depan, kini... masa lalu
Mesin waktuku ... menembus waktu
Masa lalu ku arungi, masa depan ku hadapi
Menakjubkan oh, sungguh menantang
Mesin waktu, bawa daku bersamamu ... kau dan aku
Bersama kita menuju ke dimensi waktu ... oh mesin waktuku
Hai kawan jangan kau bimbang dan ragu
Marilah turut meluncur bersama diriku
Tapi awas jangan kau membuat kesalahan
Kau 'kan membuat sejarah alami perubahan, pengaruhi yang 'kan terjadi di
masa depan
54. Lirik lagu: Stop (Air Mata Buaya)
Ku akan pergi, jangan khawatir
Ku akan pergi, janganlah khawatir .. sudahlah kau hentikan, segala tangismu
Ku tau semua yang kau inginkan
Hentikanlah! .. Hentikan saja tangismu!
Ku mohon .. stop! Tak malukah dirimu
Ku akan pergi, jangan khawatir
Hendak ke mana tiada terpikir
Ku pasti akan rindu .. air mata buayamu
Tapi ku tak mau jadi dombamu!
Hentikanlah! .. Hentikanlah semua!
Ku mohon .. stop!!!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Ku pergi segera .. Ke Bali .. ke Hawaii .. ke Paris .. ke Belgi .. ke London
India .. Malaysia .. ke Cina .. keliling-keliling dunia
55. Lirik lagu: Superstar
Aku seorang superstar
Yang terlahir untuk tenar
Kemana ku kan berada
Siapapun pasti memuja
Ku slalu membawa pena
Tanda tanganku berharga
Fotopun kubawa serta
Agar kau tahu siapa diriku
Lihatlah aku sang superstar
Oh sang superstar
C'mon c'mon c'mon
Dunia kan kubuat bergetar
Na na na na na na na na
Suara sumbang tak mengapa
Penampilanku sempurna
Siapapun pasti memuja
Aku seorang superstar
Yang terlahir untuk tenar
Bersiaplah wahai dunia
Kau harus tau siapa diriku
Lihatlah aku sang superstar
Oh sang superstar
C'mon c'mon c'mon
Dunia kan kubuat bergetar
Cu cu cu cu cu cu cu cu
Cu cu cu cu cu cu cu cu
Suara sumbang tak mengapa
Anjing
Betapa ku sangat sempurna
Lihatlah aku sang superstar
Oh sang superstar
C'mon c'mon c'mon
Dunia kan kubuat bergetar
(Superstar) akulah sang superstar
(Superstar) c'mon c'mon c'mon
Aku memang seorang superstar
56. Lirik lagu: Tak Mampu Mendua
Salah bila dikau mencintaiku
Simpan saja rasa hatimu itu
Bukannya aku tak suka
Ku telah ada yang punya
dan hatiku tak mampu untuk mendua
Salah bila dikau mengharapkanku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Tutup saja pintu hatimu itu
Bukannya aku tak suka
Ku telah ada yang punya
dan hatiku tak mampu untuk mendua
Bukan maksud hati tuk lukaimu
Dengan kuberkata sejujurnya
Kuharap dikau mengerti padaku
dan hatiku tak mampu tuk mendua
57. Lirik lagu: Takkan Pernah Melupakanmu
Betapa aku menyukaimu
Tidakkah kau sadari itu
Ku di depan matamu, kau tak melihatku
Betapa ku sangat menyukaimu
Ku berkhayal kau jadi milikku
Setiap hari kuingat slalu
Kan kukejar dirimu tak terbatas waktu
dan kutakkan pernah melupakanmu
Andaikan hatimu terbuka untukku
Alangkah senang hatiku
Apa yang terjadi, kau anggap diriku
hanya bagai angin lalu
58. Lirik lagu: Televisi
Aku ingin membeli tv
72 inchi
Untuk bisa aku nikmati
Bersama sanak famili
Menyenangkan punya televisi
Lihat dunia yang berwarna-warni
Asal jangan acaranya basi
Cuma bikin keqi
Aku ingin muncul di tv
Buat acara sendiri
Bukan gossipnya selebriti
Harus yang lebih berisi
Menyenangkan punya televisi
Lihat dunia yang berwarna-warni
Asal jangan acaranya basi
Cuma bikin keqi
Uh... di televisi
Banyak orang-orang sok aksi
Artis, menteri dan politisi
Berlomba cari sensasi
Aku ingin muncul di tv
Buat acara sendiri
Bukan gossipnya selebriti
Yang Cuma bikin panjang gigi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Menyenangkan punya televisi
Lihat dunia yang berwarna-warni
Asal jangan acaranya basi
Cuma bikin keqi
Uh... di televisi
Banyak orang-orang sok aksi
Artis, menteri dan politisi
Berita tak guna lagi
Tidak trendy lagi
Buat apa punya tv
59. Lirik lagu: Tersenyumlah
Walau kau bersedih janganlah menangis oh sayangku
Tersenyumlah meski kau terluka
Ku tau kau sedih janganlah berlarut
Tersenyumlah dunia kan bersinar
Kalau duka menyerang jiwa biar hanya hati yang merasa
Tersenyum yang manis biar dunia lebih
Bersinar cerah
Kini kau tak sedih ku jadi bahagia
60. Lirik lagu: Tidurlah
Tidurlah oh tidurlah
hari sudah larut malam
Biar kukecup kening di wajahmu
nan ayu dan lembut
Mimpilah oh mimpilah
bawa serta oh mimpiku
Terbang jauh ke langit ketujuh
Pejamkanlah matamu
ku takkan mengganggu
Ku akan selalu ada
di sini menemanimu
Tidurlah oh tidurlah
hanyut dalam peraduan
Bulan bintang hampiri
'tuk menimang
Tidurlah oh tidurlah
hari sudah larut malam
Biar kukecup kening di wajahmu
nan ayu dan lembut
Mimpilah oh mimpilah
hingga pagi hari datang
Dan kini kuucapkan,
Sampai jumpa esok... hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
61. Lirik lagu: Towal-Towel
Ditowal-towel jangan marah-marah
Ditowal-towel jangan marah-marah
Kalau ditowel hati sebelah bisa jadi marah
Towal-towel towal-towel
Towal-towel towal-towel
Towal-towel towal-towel
62. Lirik lagu: Uang
Aku mau pulang, aku mau pulang
Aku mau pulang dan membawa uang
segudang segudang
uu uang uu uang (2x)
Aku mau pulang, aku mau pulang
Aku mau pulang dan membawa uang
segudang segudang
Uu uang uu uang (2x)
Aku ingin lekas pulang,
dan membawa banyak uang (2x)
Aku mau pulang dan membawa uang
segudang segudang
Uu uang
Aku mau pulang dan membawa uang
Segudang segudang
uu uang
63. Lirik lagu: Voor Moeder
Laat me even een moment wegaan
Om mijn eeuwige liefde te ontmoeten
(Izinkan aku untuk pergi sebentar untuk bertemu Kekasih abadi)
Smoga kita kan dapat bersama
Ik heb veel verhalen voor Hem
Over geluk en de ruimte van het hart
(Aku punya banyak cerita untukNya tentang kebahagiaan dan luasnya hati)
Smoga kita kan dapat bersama
Kekal selamanya
Ik begrijp hoe erg je me mist
Maar nub en ik invrede
Ik zal daar op je watchen
Ooit zullen we weer samen Zijn met Zijn eeuwige liefde
(Aku mengerti betapa rindu kamu padaku, tapi sekarang aku dalam
kedamaian
Aku kan menunggumu d sana
Kelak
64. Lirik lagu: YTS Ibu
Wajahmu masih terlihat berseri
Di hari yang telah senja ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
oh manis selalu berseri
Belai kasih sayangmu
kian menghangat
Di hari yang berlalu dengan cepat,
tak ada satupun yang terlewat
Oh kau dewi ingin kau di sini
Ku ingin berikan semua kasih sayangku ini
Dan kau dewi janganlah kau pergi dariku
Temani diriku sampai akhir nanti
Saat telunjuk jarimu terangkat
Tak satupun berani melihat
Oh, semua selalu teringat
Kumpulan Lirik Lagu Payung Teduh
1. Akad (2017)
Betapa bahagianya hatiku saat
Ku duduk berdua denganmu
Berjalan bersamamu
Menarilah denganku
Namun bila hari ini adalah yang terakhir
Namun ku tetap bahagia
Selalu kusyukuri
Begitulah adanya
Namun bila kau ingin sendiri
Cepat cepatlah sampaikan kepadaku
Agar ku tak berharap dan buat kau bersedih
Bila nanti saatnya t'lah tiba
Kuingin kau menjadi istriku
Berjalan bersamamu dalam terik dan hujan
Berlarian kesana-kemari dan tertawa
Namun bila saat berpisah t'lah tiba
Izinkanku menjaga dirimu
Berdua menikmati pelukan di ujung waktu
Sudilah kau temani diriku
Namun bila kau ingin sendiri
Cepat-cepatlah sampaikan kepadaku
Agar ku tak berharap dan buat kau bersedih
Bila nanti saatnya t'lah tiba
Kuingin kau menjadi istriku
Berjalan bersamamu dalam terik dan hujan
Berlarian kesana-kemari dan tertawa
Namun bila saat berpisah t'lah tiba
Izinkanku menjaga dirimu
Berdua menikmati pelukan di ujung waktu
Sudilah kau temani diriku
Sudilah kau menjadi temanku
Sudilah kau menjadiistriku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
2. Angin Pujaan Hujan (2010)
Datang dari mimpi semalam
Bulan bundar bermandikan sejuta cahaya
Di langit yang merah
Ranum seperti anggur
Wajahmu membuai mimpiku
Sang pujaan tak juga datang
Angin berhembus bercabang
Rinduku berbuah lara
3. Resah (2010)
Aku ingin berjalan bersamamu
Dalam hujan dan malam gelap
Tapi aku tak bisa melihat matamu
Aku ingin berdua denganmu
Di antara daun gugur
Aku ingin berdua denganmu
Tapi aku hanya melihat keresahanmu
Aku menunggu dengan sabar
Diatas sini melayang-layang
Tergoyang angin, menantikan tubuh itu
4. Cerita Tentang Gunung dan Laut (2010)
Aku pernah berjalan disebuah bukit
Tak ada air
Tak ada rumput
Tanah terlalu kering untuk ditapaki
Panas selalu menghantam kaki dan kepalaku
Aku pernah berjalan diatas laut
Tak ada tanah
Tak ada batu
Air selalu merayu
Menggodaku masuk ke dalam pelukannya
Tak perlu tertawa atau menangis
Pada gunung dan laut
Karena gunung dan laut
Tak punya rasa
Aku tak pernah melihat gunung menangis
Biarpun matahari membakar tubuhnya
Aku tak pernah melihat laut tertawa
Biarpun kesejukkan bersama tariannya
5. Berdua Saja
Ada yang tak sempat tergambarkan oleh kata
Ketika kita berdua
Hanya aku yang bisa bertanya
Mungkinkah kau tahu jawabnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Malam jadi saksinya
Kita berdua diantara kata
Yang tak terucap
Berharap waktu membawa keberanian
Untuk datang membawa jawaban
Mungkinkah kita ada kesempatan
Ucapkan janji takkan berpisah selamanya
6. Untuk Perempuan Yang Sedang Dalam Pelukan
Tak terasa gelap pun jatuh
Di ujung malam menuju pagi yang dingin
Hanya ada sedikit bintang malam ini
Mungkin karena kau sedang cantik-cantiknya
Lalu mataku merasa malu
Semakin dalam ia malu kali ini
Kadang juga ia takut
Tatkala harus berpapasan ditengah pelariannya
Di malam hari
Menuju pagi
Sedikit cemas
Banyak rindunya
7. Malam
Terang masih saja milik malam
Bahkan malam yang terlalu terang
Sanggup menjadi terik
Dan matahari masih sedih
Bersandar dibelakang
Mungkin ia belum lelah menanti
Kedatangan cinta
Atau ia sudah bosan
Menanti kedatangan apapun
Atau teriknya
Sudah tidak membangunkan kita lagi
Bukankah kita sudah berjanji semua selesai
Ketika ada kita
8. Tidurlah
Akhirnya malam tiba juga
Malam yang kunantikan sejak awal
Malam yang menjawab akhir kita
Inikah akhir yang kita ciptakan
Dan pagi takkan terisi lagi
Lonceng bertingkah sebagaimana mestinya
Membangunkan orang tanpa membagi
Sedikit asmara untuk memulai hari
Tidurlah
Malam terlalu malam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Tidurlah
Pagi terlalu pagi
9. Kita adalah Sisa-Sisa Keikhlasan yang Tak Diikhlaskan
Kita tak semestinya berpijak diantara
Ragu yang tak berbatas
Seperti berdiri ditengah kehampaan
Mencoba untuk membuat pertemuan cinta
Ketika surya tenggelam
Bersama kisah yang tak terungkapkan
Mungkin bukan waktunya
Berbagi pada nestapa
Atau mungkin kita yang tidak kunjung siap
Kita pernah mencoba berjuang
Berjuang terlepas dari kehampaan ini
Meski hanyalah dua cinta
Yang tak tahu entah akan dibawa kemana
Kita adalah sisa-sisa keikhlasan
Yang tak diikhlaskan
Bertiup tak berarah
Berarah ke ketiadaan
Akankah bisa bertemu
Kelak didalam perjumpaan abadi
10. Kucari Kamu
Kucari kamu dalam setiap malam
Dalam bayang masa suram
Kucari kamu dalam setiap langkah
Dalam ragu yang membisu
Kucari kamu dalam setiap ruang
Seperti aku yang menunggu kabar dari angin malam
Aku cari kamu
Disetiap malam yang panjang
Aku cari kamu
Kutemui kau tiada
Aku cari kamu
Di setiap bayang kau tersenyum
Aku cari kamu
Kutemui kau berubah
Kucari kamu dalam setiap jejak
Seperti aku yang menunggu kabar dari matahari
11. Amy
Amy….
12. Menuju Senja (2012)
Harum mawar di taman
Menusuk hingga ke dalam sukma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Yang menjadi tumpuan rindu cinta bersama
Di sore itu menuju senja
Bersama hati yang terluka
Tertusuk pilu menganga luka itu
Di antara senyum yang menapaki jejak kenangan
Di sore yang gelap ditutupi awan
Bersama setangkup bunga cerita yang kian
Merambat di dinding penantian
Ada yang mati saat itu dalam kerinduaan
Yang tak terobati
Harum mawar di taman
Menusuk hingga ke dalam sukma
Yang menjadi tumpuan rindu cinta bersama
Di sore itu menuju senja
Baru saja kuberanjak beberapa saat sebelum itu
Ada yang mati menunggu sore menuju senja
Bersama
Harum mawar di taman
Menusuk hingga ke dalam sukma
Yang menjadi tumpuan rindu cinta bersama
Di sore itu menuju senja
13. Biarkan (2012)
Turunlah ke pelukanku
Nyanyikan lagu rindu para wanita
Menata sanggul di tepi sungai
Menarilah bersamaku
Turunlah ke pelukanku Nyanyikan lagu rindu para wanita
Melenakan para pendamba
Meratapi kepergian malam
Biarkan dewi malam menatap sayu
Meratapi bulan yang memudar
Biarkan bulan berjalan tunduk
Menyambut senyuman matahari
Biarkan matahari membuka mata
Membangunkan alam yang lelap
Biarkan dewi malam menatap sayu
Meratapi bulan yang memudar
Biarkan bulan berjalan tunduk
Menyambut senyuman matahari
Biarkan matahari membuka mata
Membangunkan alam yang lelap
14. Di Ujung Malam (2012)
Di ujung malam, di antara lelap dan sadar
Mulailah sekarang bernyanyilah bersamaku
Di ujung malam, di antara lelap dan sadar
Mulailah sekarang menarilah bersamaku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Sunyi ini merdu seketika
Sunyi ini merdu seketika
Sunyi ini merdu seketika
Di ujung malam, di antara lelap dan sadar
Mulailah sekarang menarilah bersamaku
Sunyi ini merdu seketika
Sunyi ini merdu seketika
Sunyi ini merdu seketika
Sunyi ini merdu seketika
Sunyi ini merdu seketika
Sunyi ini merdu seketika
15. Rahasia (2012)
Tak ada sore dan udara menjadi segar
Tak ada gelap, lalu mata enggan menatap
Tak ada bintang mati, butiran pasir terbang ke langit
Tak ada fajar hanya remang malam
Semua tlah hilang terserah matahari
Harum mawar membunuh bulan
Rahasia tetap diam tak terucap
Untuk itu semua aku mencarimu
Berikan tanganmu jabat jemariku
Yang kau tinggalkan hanya harum tubuhmu
Berikan suaramu, balas semua bisikanku memanggil namamu
Atau kau ingin aku berteriak sekencang kencangnya
Agar seluruh ruangan ini bergetar oleh suara ku
16. Masa Kecilku (2015)
Terkenang masa-masa kecilku
Senangnya aku selalu dimanja
Apa yang ku minta selalu saja ada
Dari mama, dari papa, cium pipiku dulu
Saat ku tiba berulang tahun
Senangnya hadiahku boneka
Lucunya, ku suka, sampai kini ku suka
Kini aku telah dewasa, boneka ku bawa selalu
Ingin ku kembali ke masa yang lalu
Bahagianya dulu waktu kecilku
Kudengar cerita mama papa bilang
Aku lincah lucu waktu kecilku
Waktu kecilku aku suka bernyanyi
Saat ku tiba berulang tahun
Tak lupa hadiahku sepeda
Kupakai setelah selesai ku belajar
Janji mama, janji papa, setelah ku naik kelas
Ingin ku kembali ke masa yang lalu
Bahagianya dulu waktu kecilku
Kudengar cerita mama papa bilang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Aku lincah lucu waktu kecilku
Waktu kecilku, waktu kecilku aku suka bernyanyi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI