abstraksi -...

42
ABSTRAKSI Boy Ichsan/ 30401275/ 20013137711950016 Analisis Kelayakan Usaha Budidaya Ikan Hias Air Tawar Laporan Tugas Akhir. Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri. Universitas Gunadarma, 2010 Kata Kunci : Kelayakan, Budidaya Ikan Hias, Pengembangan usaha (xvii + 60 + Lampiran) Budidaya ikan hias merupakan usaha yang prospektif, seiring dengan meningkat kebutuhan masyarakat. Terkait dengan hal tersebut perlu dilakukan suatu analisis kelayakan usaha/bisnis budidaya ikan hias, sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas tentang kelayakan usaha/bisnis yang sangat berguna bagi investor. Penelitian ini melakukan analisis kelayakan usaha/bisnis budidaya ikan hias yaitu untuk jenis ikan Mas Koki dan ikan Manfish. Penelitian dilakukan didaerah Telaga Ciseeng Bogor. Metode penelitian yang dilakukan menggunakan studi kepustakaan, pengamatan langsung dan wawancara dengan peternak ikan hias, dan metode analisis data meliputi aspek yang dikaji terbagi 2 bagian yaitu,aspek primer dan aspek sekunder. Aspek primer ini terdiri atas aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi, aspek keuangan. Sedangkan pada aspek sekunder ialah aspek ekonomi dan sosial membahas tentang pengaruh dengan adanya budidaya ikan hias air tawar terhadap lingkungan dan sosial masyarakat sekitar. Penelitian analisis kelayakan usaha ini menggunakan metode payback period (PP), yaitu suatu metode yang mengukur seberapa cepat investasi bisa kembali. Metode Net Present Value (NPV), yaitu metode yang menghitung selisih nilai dengan penerimaan kas bersih dimasa yang akan datang. Metode Internal Rate of Return (IRR), yaitu untuk mencari tingkat bunga. Metode Profitability Index (PI), yaitu untuk mencari nilai. untuk penilaian pola investasi menggunakan 3 pola investasi, hasil pola investasi (1) penilaian investasi menunjukan Payback Period 4 tahun 6 bulan, NPV positif sebesar 9,411,568, IRR 17,37%, PI 1,5, hasil pola investasi (2) penilaian investasi menunjukan PP 5 tahun 9 bulan, NPV 5,447,698, IRR 15,88%, PI 1,4, hasil pola investasi (3) PP 6 tahun, NPV 19,465,138, IRR 14,36, PI 1,7. Maka dapat disimpulkan penelitian dari berbagai aspek kelayakan investasi proyek ini dapat dijalankan dan dikembangkan. Daftar Pustaka (1994 – 2010).

Upload: lamnhi

Post on 07-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ABSTRAKSI Boy Ichsan/ 30401275/ 20013137711950016 Analisis Kelayakan Usaha Budidaya Ikan Hias Air Tawar Laporan Tugas Akhir. Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri. Universitas Gunadarma, 2010 Kata Kunci : Kelayakan, Budidaya Ikan Hias, Pengembangan usaha (xvii + 60 + Lampiran) Budidaya ikan hias merupakan usaha yang prospektif, seiring dengan meningkat kebutuhan masyarakat. Terkait dengan hal tersebut perlu dilakukan suatu analisis kelayakan usaha/bisnis budidaya ikan hias, sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas tentang kelayakan usaha/bisnis yang sangat berguna bagi investor. Penelitian ini melakukan analisis kelayakan usaha/bisnis budidaya ikan hias yaitu untuk jenis ikan Mas Koki dan ikan Manfish. Penelitian dilakukan didaerah Telaga Ciseeng Bogor. Metode penelitian yang dilakukan menggunakan studi kepustakaan, pengamatan langsung dan wawancara dengan peternak ikan hias, dan metode analisis data meliputi aspek yang dikaji terbagi 2 bagian yaitu,aspek primer dan aspek sekunder. Aspek primer ini terdiri atas aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi, aspek keuangan. Sedangkan pada aspek sekunder ialah aspek ekonomi dan sosial membahas tentang pengaruh dengan adanya budidaya ikan hias air tawar terhadap lingkungan dan sosial masyarakat sekitar. Penelitian analisis kelayakan usaha ini menggunakan metode payback period (PP), yaitu suatu metode yang mengukur seberapa cepat investasi bisa kembali. Metode Net Present Value (NPV), yaitu metode yang menghitung selisih nilai dengan penerimaan kas bersih dimasa yang akan datang. Metode Internal Rate of Return (IRR), yaitu untuk mencari tingkat bunga. Metode Profitability Index (PI), yaitu untuk mencari nilai. untuk penilaian pola investasi menggunakan 3 pola investasi, hasil pola investasi (1) penilaian investasi menunjukan Payback Period 4 tahun 6 bulan, NPV positif sebesar 9,411,568, IRR 17,37%, PI 1,5, hasil pola investasi (2) penilaian investasi menunjukan PP 5 tahun 9 bulan, NPV 5,447,698, IRR 15,88%, PI 1,4, hasil pola investasi (3) PP 6 tahun, NPV 19,465,138, IRR 14,36, PI 1,7. Maka dapat disimpulkan penelitian dari berbagai aspek kelayakan investasi proyek ini dapat dijalankan dan dikembangkan.

Daftar Pustaka (1994 – 2010).

ABSTRACT

Boy Ichsan / 30401275 / 20013137711950016 Business Feasibility Analysis for Freshwater Fish Farming Final Report. Department of Industrial Engineering, Faculty of Industrial Technology Gunadarma University, 2010 Keywords: Feasibility, Ornamental Fish, Business Development (xvii + 60 + Annex) Ornamental fish culture is a prospective business, along with the increasing needs of the community. Related to this is need a feasibility analysis of the business are ornamental fish culture, so as to give a clear picture about the feasibility of the business are very useful for investors. This study analyzed the feasibility of the business culture of ornamental fish for species of fish and fish Manfish Mas Koki. The study was conducted in the area Lake Ciseeng Bogor. Methods of research conducted using literature study, direct observation and interviews with ornamental fish breeders, and methods of data analysis includes aspects that were examined are divided into 2 parts, aspects of primary and secondary aspects. This primary aspect consists of the market and marketing aspects, technical aspects and technologies and financial aspects. While in secondary aspect is the economic and social aspects to discuss about the influence of the presence of freshwater ornamental fish culture to environment and social community. This feasibility analysis study using the method of payback period (PP), which is a method that measures how quickly the investment can be returned. Method of Net Present Value (NPV), which is the method that calculates the difference in value with the net cash proceeds in the future. Methods Internal Rate of Return (IRR), namely to find the interest rate. Methods Profitability Index (PI), which is to seek value. for the assessment of investment patterns use 3 patterns of investment, the investment pattern (1) rating indicates investment Payback Period of 4 years 6 months, amounting to 9,411,568 positive NPV, IRR 17.37%, PI 1.5, the pattern of investment (2) rating indicates investment PP 5 years 9 months, 5,447,698 NPV, IRR 15.88%, PI 1.4, the pattern of investment (3) PP 6 years, 19,465,138 NPV, IRR 14.36, PI 1.7. So it can be concluded feasibility study of various aspects of project investments can be run and developed. Bibliography (1994-2010).

Latar Belakang Sektor ikan hias di Indonesia dewasa ini sedang berkembang pesat. Fenomena

ini timbul akibat minat masyarakat lokal terhadap ikan hias semakin meningkat, hal

ini dapat dibuktikan dengan selalu ramainya pusat pembelanjaan ikan hias pada

waktu liburan. Ikan hias adalah suatu jenis ikan yang dipelihara oleh manusia dengan

tujuan sebagai hiasan. Memelihara ikan hias dapat dilakukan oleh masyarakat sebagai

salah satu alternative untuk menghibur diri. Jenis ikan hias yang ada dialam ini dibagi

menjadi dua jenis kelompok berdasarkan asal perairan hidupnya, yaitu ikan hias air

laut dan ikan hias air tawar. Ikan hias air tawar dapat diperoleh dengan cara

pembudidayaan, tetapi ikan hias air laut belum dapat di budidayakan. Sampai saat ini

ikan hias air laut hanya bisa diperoleh dengan menangkapnya dari alam. Ikan hias air

tawar didunia yang sudah diamati dan diteliti oleh ahli perikanan ada sekitar 110.000

jenis. Ikan hias air tawar yang ada diperairan Indonesia ada sekitar 300 jenis. Ikan

hias merupakan salah satu barang perdagangan yang bisa diekspor atau dijual kepasar

luar negeri. Penjualan ikan hias kepasaran luar negeri tentunya memberikan

keuntungan bagi Negara dalam menambah devisa. Dari 300 jenis ikan hias air tawar

diperairan Indonesia, menurut balai penelitian perikanan air tawar, yang merupakan

ikan hias asli Indonesia hanya ada 55 jenis.

Ikan hias yang dijual ke luar negeri adalah ikan hias yang sudah dapat

dibudidayakan di dalam negeri. Dari berbagai jenis ikan hias yang di ekspor atau

dijual keluar negeri ada juga jenis ikan hias air tawar yang bukan merupakan ikan

hias asli perairan Indonesia. Hal ini terjadi karena jenis ikan hias dari luar tersebut

sudah dapat dibudayakan di Indonesia, contoh jenis ikan hias tersebut adalah ikan

Discus, Ikan Manfish atau angel Fish. Saat ini budidaya ikan hias sangat

menguntungkan karena pasaran ikan hias sudah jelas. Pengembang biakan ikan hias

air tawar akan berhasil dengan baik jika semua kebutuhan ikan yang akan

dibudidayakan dapat terpenuhi. Kebutuhan pengembang biakan ikan hias air tawar

meliputi ruang makanan dan oksigen.

Identifikasi Masalah

Ikan hias air tawar merupakan peluang besar untuk usaha dikarenakan

kebutuhan msyarakat yang semakin meningkat, sedangkan pasokan ikan yang sedikit

sehingga perlu adanya suatu analisis dari berbagai sisi Untuk itu perlu dilakukannya

suatu penelitian tentang studi kelayakan usaha yang akan ditinjau dari berbagai aspek

yang terkait. Studi kelayakan ini untuk mengetahui besarnya dana investasi yang

dibutuhkan, pasar yang ada, teknis dan teknologi.

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari hasil penelitian ini adalah untuk

melakukan analisa kelayakan usaha budidaya ikan konsumsi air tawar dan budidaya

ikan hias air tawar ditinjau dari berbagai aspek, tentang aspek pasar dan pemasaran,

aspek teknis dan teknologi dan aspek keuangan.

Ruang Lingkup Penelitian

Dalam melakukan analisis kelayakan ini banyak aspek yang berhubungan

dengan pengaruh dan manfaat yang harus dibahas dalam perencanaan dalam

menganalisis kelayakan usaha, aspek yang dikaji terbagi 2 bagian yaitu, aspek primer

dan aspek sekunder. Aspek primer ini terdiri atas aspek pasar dan pemasaran dilihat

dari permintaan pasar, penawaran, produk, serta strategi pemasaran. Aspek teknis dan

teknologi, memprediksi kelayakan teknis dengan cara melihat lokasi usaha atau

proyek, teknik analisis yang digunakan pada penelitian ini untuk menilai lokasi yang

sesuai dengan keinginan perusahaan dapat digunakan berbagai metode sesuai dengan

kebutuhan perusahaan. Paling tidak ada tiga metode yang dapat digunakan dalam

menilai suatu lokasi sebelum diputuskan, yakni metode penilaian hasil, metode

perbandingan biaya, metode analisis ekonomi. Aspek keuangan, membahas tentang

biaya untuk investasi, aliran kas, dan penilaian investasi.

Kriteria kelayakan finansial yang digunakan adalah Net Present Value

(NPV), Internal Rate of Return (IRR), Payback Period (PP), Profitability Index (PI)

Average Rate of Return (ARR), Sedangkan pada aspek sekunder disini, ialah aspek

ekonomi dan sosial. Aspek ekonomi dan sosial membahas tentang pengaruh dengan

adanya budidaya ikan hias terhadap lingkungan dan sosial masyarakat sekitar.

Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini mengikuti sistematika penulisan terdiri dari 5 bab, yaitu, Bab I

pendahuluan, bab II tinjauan pustaka, bab III metodologi penulisan, bab IV analisis

dan pembahasan, bab V kesimpulan dan saran.

Pengertian Studi Kelayakan Bisnis

Ada beberapa teori yang mengemukakan tentang studi kelayakan (feasibility

study), namun pada dasarnya semua teori tersebut mempunyai tujuan yang sama

tentang layak atau tidak suatu proyek (biasanya proyek investasi) itu dilaksanakan.

Yang dimaksud dengan studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang ilmu

pengetahuan yang dilaksanakannya, suatu proyek biasanya merupakan proyek

investasi, dilaksanakan dengan berhasil (Husnan, 1994). Studi kelayakan

usaha/proyek adalah suatu penyelidikan yang mendalam atas suatu rangkaian

kegiatan yang akan dilaksanakan dalam waktu yang akan datang, sehingga dapat

diketahui kewajaran dan kemanfaatannya (Icksan, 1997).

Tujuan Studi Kelayakan usaha

Tujuan studi kelayakan adalah untuk memberikan gambaran serta arahan atas

seperangkat tindakan investasi agar secara ekonomis maupun teknis menguntungkan

sehingga kegagalan investasi seminim mungkin dapat dihindari.Studi kelayakan

usaha/bisnis bertujuan untuk menghindari keterlanjuran penanaman modal yang terlalu

besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan (Husnan dan Suwarsono,

1994). Intensitas atau kedalaman studi untuk berbagai usaha/bisnis berbeda, tergantung

pada hal-hal sebagai berikut: besarnya dana yang diinvestasikan, tingkat

kepastian/ketidakpastian hasil usaha/bisnis, kerumitan unsur-unsur yang mempengaruhi

usaha/bisnis. Suatu studi kelayakan usaha/bisnis biasanya diperlukan oleh: penanam

modal, pemberi pinjaman modal, dan Pemerintah untuk mengkaji manfaat

usaha/bisnis untuk perekonomian nasional/daerah.Studi kelayakan adalah suatu usaha

usulan atau anjuran untuk melakukan suatu investasi proyek yang secara ekonomis

dan teknis adalah memungkinkan untuk dilaksanakan, atau merupakan studi tentang

pendirian suatu proyek dengan memperhatikan aspek-aspek kelayakan suatu proyek

baik komersial, operasional, maupun aspek ekonomisnya.

Format Studi Kelayakan

Didalam menentukan kerangka studi kelayakan dan ketentuan aspek-aspek

dalam menentukan studi kelayakan adalah, merumuskan gagasan yang timbul menjadi

proyek, mengadakan pengkajian aspek pasar, menentukan berapa lama umur unit usaha hasil

proyek, menentukan ruang lingkup proyek dan Analisa finansial dan ekonomi terhadap

rencana proyek. Sebagai contoh berikut adalah kerangka studi kelayakan adalah

sebagai berikut:

Kerangka Studi Kelayakan Proyek NO Deskripsi Keterangan

1

2

3

4

5

6

7

Merumuskan gagasan yang timbul menjadi proyek. Mengadakan pengkajian aspek pasar. Menentukan berapa lama umur unit usaha hasil proyek. Menentukan ruang lingkup proyek. Analisa finansial dan ekonomi terhadap rencana proyek di atas. Menyiapkan AMDAL. Membuat kesimpulan

Definisi lingkup kerja yang cukup jelas, termasuk kriteria dan spesifikasi produk yang akan dihasilkan. Memperkirakan penawaran dan permintaan tingkat harga, persaingan, strategi pemasaran dan lain-lain. Keterangan dari nomor 1 dan 2 diperlukan untuk memperkirakan jumlah. Kapasitas instalasi pemilihan teknologi produksi, peralatan, material, fasilitas pendukung NPV, IRR, Profitabilitas atau rasio benefit terhadap cost. Bilamana ada tanda-tanda proyek berpengaruh terhadap kelestarian lingkungan hidup. Menarik tidaknya proyek tersebut untuk direalisasikan.

Sumber : Iman, (1999)

Aspek-aspek Studi Kelayakan Usaha

Untuk menentukan layak atau tidaknya suatu usaha dapat dilihat dari berbagai

aspek. Setiap aspek untuk bisa dikatakan layak harus memiliki suatu standar nilai

tertentu, namun keputusan penilaian tak hanya dilakukan pada salah satu aspek saja.

Penilaian untuk menentukan kelayakan harus didasarkan kepada seluruh aspek yang

akan dinilai nantinya. Ukuran kelayakan masing-masing jenis usaha sangat berbeda,

misalnya antara usaha jasa dan usaha non jasa, seperti pendirian hotel, usaha

pendirian rumah makan, usaha pembukaan perkebunan kelapa sawit atau usaha

peternakan dengan pendidikan. Akan tetapi, aspek-aspek yang digunakan untuk

menyatakan layak atau tidaknya adalah sama apapun itu bidang usahanya berbeda.

Aspek-aspek yang dinilai dalam studi kelayakan bisnis meliputi aspek pasar dan

pemasaran, aspek teknis dan teknologis, aspek keuangan, aspek sosial ekonomi,

aspek manajemen dan sumber daya manusia, aspek hukum, dan aspek dampak

lingkungan (Ibrahim, 2003).

Aspek Pasar dan Pemasaran Aspek pasar dan pemasaran adalah inti dari penyusunan studi kelayakan.

Secara teknis telah menunjukkan hasil yang layak untuk dilaksanakan, tapi tidak ada

artinya apabila tidak dibarengi dengan adanya pemasaran dari produk yang

dihasilkan. Aspek pemasaran harus benar-benar diuraikan secara baik dan realitis

baik mengenai masa lalu maupun prospeknya di masa yang akan datang, serta melihat

bermacam-macam peluang dan kendala yang akan dihadapi. Permintaan pasar dari

produk yang dihasilkan, merupakan dasar dalam penyusunan jumlah produksi,

jumlah produksi itu sendiri merupakan dasar dalam rencana pembelian bahan baku,

jumlah tenaga kerja yang diperlukan, serta fasilitas lainnya yang dibutuhkan.

Aspek Teknis dan Teknologis

Aspek teknis dan teknologis dibahas setelah usaha atau proyek tersebut dinilai

layak dari aspek pemasaran. Aspek teknis atau operasi juga dikenal sebagai aspek

produksi. Penilaian kelayakan terhadap aspek ini sangat penting dilakukan sebelum

perusahaan dijalankan. Faktor-faktor yang perlu diuraikan adalah yang menyangkut

lokasi usaha atau proyek yang direncanakan, sumber bahan baku, jenis teknologi

yang digunakan, kapasitas produksi, jenis dan jumlah investasi yang diperlukan di

samping membuat rencana produksi selama umur ekonomis proyek. Pemilihan

terhadap jenis teknologi yang digunakan juga perlu dijelaskan, baik mengenai jenis,

jumlah, dan ukuran, bila diperlukan serta alasan-alasan dalam pemilihan,

dihubungkan dengan masalah yang dihadapi di samping investasi lainnya, dalam

aspek teknis produksi, perlu juga dibuat rencana setiap tahun selama umur ekonomis

proyek yang didasarkan pada peluang pasar, kapasitas produksi, serta penyusunan

keperluan kegiatan secara teknis.

Aspek Keuangan

Besarnya modal untuk investasi yang diperlukan tergantung dari jenis bisnis

(usaha) yang akan digarap. Perhitungan terhadap besarnya kebutuhan investasi perlu

dilakukan sebelum investasi dilaksanakan semua ini tentunya menggunakan asumsi-

asumsi tertentu yang akhirnya akan dituangkan dalam aliran kas perusahaan selama

periode usaha. Dengan dibuatnya aliaran kas perusahaan, kemudian dinilai kelayakan

investasi tersebut melalui kriteria kelayakan investasi. Tujuannya adalah untuk

menilai apakah investasi ini layak atau tidak dijalankan dilihat dari aspek keuangan.

Alat ukur untuk menentukan kelayakan suatu usaha berdasarkan kriteria investasi

dapat dilakukan melalui Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR),

Payback Period (PP), Profitability Index (PI) Average Rate of Return (ARR). Aspek

keuangan meliputi hal-hal seperti sumber-sumber dana yang akan diperoleh,

kebutuhan biaya investasi, estimasi pendapatan dan biaya investasi selama beberapa

periode termasuk jenis-jenis dan jumlah biaya yang akan dikeluarkan selama umur

investasi, proyeksi neraca dan laporan laba atau rugi untuk beberapa periode ke

depan, kriteria penilaian investasi, dan rasio keuangan yang digunakan untuk menilai

kemampuan perusahaan (Kasmir dan Jakfar, 2003)

Sumber-sumber Dana

Modal kerja yaitu modal yang digunakan untuk membiayai operasional

perusahaan selama perusahaan beroperasi. Modal kerja digunakan untuk keperluan

membeli bahan baku, membayar gaji karyawan dan biaya pemeliharaan serta biaya-

biaya lainnya, dalam menyusun studi kelayakan, sumber dana atau modal harus

diperhitungkan secara jelas karena keadaan ini bisa mengganggu aktivitas perusahaan

dan kelancaran usaha, Modal pinjaman adalah jumlahnya yang relatif tidak terbatas,

artinya tersedia dalam jumlah banyak. Disamping itu dengan menggunakan modal

pinjaman biasanya timbul motivasi dari pihak manajemen untuk sungguh-sungguh

mengerjakan usaha yang dijalankan, dikarenakan adanya kewajiban untuk

mengembalikan modal tersebut.sumber dana dari modal asing dapat diperoleh antara

lain dari pinjaman dari dunia perbankan, pinjaman dari lembaga keuangan seperti

perusahaan modal ventura asuransi, leasing, dana pensiun atau lembaga keuangan

lainnya dan pinjaman dari perusahaan nonbank.

Modal sendiri adalah modal yang diperoleh dari pemilik peerusahaan dengan

cara mengeluarkan saham baik secara tertutup atau terbuka. Tertutup artinya hanya

dari kalangan internal pemilik saham sebelumnya, sedangkan terbuka dengan menjual

saham kepada masyarakat luas. Keuntungan menggunakan modal sendiri untuk

membiayai suatu usaha adalah tidak adanya beban biaya bunga seperti modal

pinjaman. Kerugian menggunakan modal sendiri jumlahnya sangat terbatas dan

relatif sulit untuk memperolehnya. Perolehan dana dari modal sendiri biasanya

berasal dari setoran, dari pemegang saham, dari cadangan laba atau dari laba yang

belum dibagi (Kasmir dan Jakfar, 2003).

Biaya Kebutuhan Investasi

Komponen yang terkandung dalam biaya kebutuhan investasi biasanya

disesuaikan dengan jenis usaha yang akan dijalankan. Secara garis besar biaya

kebutuhan investasi meliputi sebagai berikut biaya pra-investasi, yang terdiri dari

biaya pembuatan studi, biaya pengurusan izin-izin. Biaya aktiva tetap dibagi menjadi

dua, yaitu aktiva tetap berwujud antara lain tanah, mesin-mesin,bangunan, peralatan,

investasi kantor. Aktiva tetap tidak berwujud antara lain good will, hak cipta, lisensi,

dan merek dagang. Biaya Operasional, yang terdiri dari upah atau gaji karyawan,

biaya listrik, baiya telepon, biaya air, biaya pemeliharaan, pajak, premi asuransi,

biaya pemasaran dan biaya lain-lainnya (Kasmir dan Jakfar, 2003).

Arus Kas

Arus kas merupakan arus kas atau aliran kas yang ada di perusahaan dalam

suatu periode tertentu. Arus kas menggambar berapa uang yang masuk ke perusahaan

dan jenis-jenis pemasukan tersebut. Arus kas juga menggambarkan berapa uang yang

keluar serta jenis-jenis biaya yang dikeluarkan Dalam arus kas semua data

pendapatan yang akan diterima dan biaya yang akan dikeluarkan baik jenis, maupun

jumlahnya diestimasi sedemikian rupa, sehingga menggambarkan kondisi pemasukan

dan pengeluaran di masa yang akan datang, Estimasi pendapatan dan biaya

merupakan perkiraan berapa pendapatan yang akan diperoleh dan berapa besarnya

biaya yang harus dikeluarkan dalam suatu periode. Kemudian jenis-jenis pendapatan

dan biaya apa saja yang dikeluarkan serta berapa besar pendapatan yang diperoleh

dan biaya yang dikeluarkan setiap pos. Pada akhirnya arus kas akan terlihat pada kas

akhir yang diterima perusahaan. Jenis-jenis arus kas yang dikaitkan dengan suatu

usaha terdiri dari kas awal yang merupakan pengeluaran-pengeluaran pada awal

periode untuk investasi.

Pengertian Investasi

Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki

dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di

masa-masa yang akan datang (Sunariyah, 2003). Proyek investasi merupakan suatu

rencana untuk menginvestasikan sumber-sumber daya, baik proyek raksasa ataupun

proyek kecil untuk memperoleh manfaat pada masa yang akan datang. Pada

umumnya manfaat ini dalam bentuk nilai uang. Sedang modal, bisa saja berbentuk

bukan uang, misalnya tanah, mesin, bangunan dan lain-lain (Husnan, 1996), Investasi

merupakan penanaman modal atau dana dalam investasi, piutang dan lainnya dengan

harapan bahwa investas ini akan dapat memperoleh kembali dana yang telah

diinvestasikan dalam aktiva-aktiva tersebut, kriteria penilaian investasi dapat

digolongkan menjadi 2 golongan, yaitu sebagai berikut pertama kriteria yang

didasarkan pada konsep keuntungan pemasukan Average Rate of Return (ARR) dan

kedua kriteria investasi yang mendasarkan pada konsep aliran kas dapat dirinci

sebagai berikut konsep aliran kas tidak memperhatikan nilai waktu uang dan uang

faktor diskonto yaitu metode Payback Period (PP) dan konsep aliran kas yang

memperhatikan Net Present Value (NPV), Profitability Index (PI), Internal Rate of

Return (IRR) (Riyanto, 1997).

Periode Pengembalian Investasi (PP)

Metode pengembalian investasi (Payback Period) merupakan teknik penilaian

terhadap jangka waktu (periode) pengembalian investasi suatu proyek atau usaha.

Perhitungan ini dapat dilihat dari perhitungan kas bersih (proceed) yang diperoleh

setiap tahun. Nilai kas bersih merupakan penjumlahan laba setelah pajak ditambah

dengan penyusutan yaitu dengan catatan jika investasi 100% menggunakan modal

sendiri (Kasmir dan Jakfar, 2003).

Metode ini mengabaikan nilai waktu uang dan tidak mendiskontokan arus kas

ini kembali ke masa sekarang (Husnan dan Pudjiastuti, 1994).

Rumus :

bulanxBersihKasAliranJumlah

InvestasiJumlahPP 12= .........................................................

Untuk menilai apakah usaha layak diterima atau tidak dari segi Payback

Period (PP), maka hasil perhitungan tersebut harus sebagai berikut Payback Period

(PP) sekarang lebih kecil dari umur investasi, dengan membandingkan rata-rata

industri unit usaha sejenis, sesuai dengan target perusahaan (Kasmir dan Jakfar,

2003).

Tingkat Rata-rata Pengembalian Bunga (ARR)

Tingkat rata-rata pengembalian bunga (Average Rate of Return) merupakan

cara untuk mengukur rata-rata pengembalian bunga dengan cara membandingkan

antara rata-rata laba sebelum pajak dengan rata-rata investasi.

Rumus untuk menghitung Average Rate of Return (ARR) adalah sebagai

berikut :

InvestasiRataRataFlowCashNetRataRataARR

−−

= ……….…………...…………...…....................

Keuntungan dan kelemahan metode Average Rate of Return (ARR) adalah,

keuntungannya perhitungannya sederhana dan mudah dimengerti, perhitungannya

menggunakan data accounting yang sudah tersedia sehingga tidak memerlukan

perhitungan tambahan. Kemudian kelemahannya adalah tidak memperhatikan nilai

waktu uang, menitik beratkan pada masalah accounting, kurang memperhatikan data

aliran kas dari investasi yang bersangkutan, merupakan pendekatan jangka pendek

dengan menggunakan angka rata-rata yang menyesatkan serta kurang memperhatikan

panjangnya jangka waktu investasi (Riyanto, 1997).

Net Present Value (NPV)

Net Present Value (NPV) merupakan perbandingan antara Present value (PV)

kas bersih dengan Present value (PV) investasi selama umur investasi. Selisih antara

nilai kedua Present value (PV) tersebutlah yang kita kenal dengan nilai bersih

sekarang Net Present Value (NPV).

Menghitung Net Present Value (NPV), terlebih dahulu kita harus tahu berapa

Present value (PV) kas bersihnya. Present value (PV) kas bersih dapat dicari dengan

jalan membuat dan menghitung dari arus kas perusahaan selama umur investasi

tertentu (Kasmir dan Jakfar, 2003). Nilai bersih sekarang menunjukkan berapa nilai

uang pada saat ini untuk nilai tertentu dimasa yang akan datang (Riyanto, 1997).

Rumusan yang biasa digunakan dalam menghitung Net Present Value (NPV)

adalah sebagai berikut :

InvestasiPVBersihKasAliranPVNPV −= .................................................

Suatu proyek dinyatakan layak untuk dilaksanakan secara finansial harus

menyatakan hasil perhitungan Net Present Value (NPV)-nya 0. Jika proyek tersebut

Net Present Value (NPV)-nya = nol berarti proyek tersebut mengembalikan dananya

persis sama sebesar tingkat suku bunganya. Jika Net Present Value (NPV) < 0, berarti

proyek tidak layak untuk dilanjutkan karena ada proyek tidak dapat menutupi yang

digunakannya.

Tingkat Pengembalian Hasil Internal (IRR)

Internal Rate of Return (IRR) merupakan alat untuk mengukur tingkat

pengembalian hasil internal.Ada dua cara yang digunakan untuk mencari Internal

Rate of Return (IRR), yaitu, cara pertama untuk mencari IRR adalah dengan

menggunakan rumus sebagai berikut

)( 1221

11 iix

NPVNPVNPV

iIRR −−

+= …….……………………………………

Dimana :

i1 = tingkat suku bunga/discount rate pertama

i2 = tingkat suku bunga/discount rate kedua

NPV1 = Net Present Value pertama

NPV2 = Net Present Value kedua

Cara yang kedua adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

12

1211 CC

PPxCPIRR

−−

−= ………..…………………………………………….

Dimana :

P1 = tingkat suku bunga/discount rate pertama

P2 = tingkat suku bunga/discount rate kedua

C1 = Net Present Value pertama

C2 = Net Present Value kedua

Nilai IRR = atau lebih besar dari nilai tingkat suku bunganya maka proyek

tersebut layak untuk dikerjakan. Sedangkan nilai IRR lebih kecil atau kurang dari

tingkat suku bunganya maka proyek tersebut dinyatakan tidak layak untuk dikerjakan.

Profitability Index (PI)

Profitability Index (PI) atau Benefit and Ratio Cost Ratio (B/C Ratio)

merupakan rasio aktivitas dari jumlah nilai sekarang penerimaan bersih dengan nilai

sekarang pengeluaran investasi selama umur investasi.

Rumus yang digunakan untuk mencari PI adalah sebagai berikut :

%100xiPVInvestashPVKasBersi

PI∑∑= .......................................................................

Keputusan :

Jika Profitability Index (PI) lebih besar (>) dari 1 maka diterima, Jika Profitability

Index (PI) lebih kecil (<) dari 1 maka ditolak (Kasmir dan Jakfar, 2003).

Metode Penelitian

Metodologi penelitian yang digunakan penulis untuk menyusun tugas akhir

ini dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Diagram Alir Metolodogi Penelitian

Penelitian tugas akhir ini bertujuan memperoleh gambaran dan studi

kelayakan mengenai usaha budidaya ikan hias, dilihat dari segi aspek-aspek yang

menunjang kegiatan tersebut. Aspek – aspek yang akan dikaji harus dikelola dengan

bijak, yakni aspek pasar, finansial, teknis dan teknologi.

Dalam tahapan studi pendahuluan terdiri dari beberapa tahap, yaitu

permasalahan, tujuan penelitian, tinjauan pustaka serta identifikasi permasalahan.

Permasalahan disini ialah bagaimana prospek kedepan dari usaha budidaya ikan hias

air tawar, menentukan aspek-aspek apa saja yang terkait langsung dengan studi

kelayakan, menganalisa investasi yang harus dikeluarkan untuk memulai usaha

budidaya ikan hias air tawar. Tinjauan pustaka bertujuan sebagai referensi dalam

memperoleh teori-teori ataupun literatur-literatur pendukung dalam melaksanakan

penelitian. Teori maupun literatur pendukung ini dapat diperoleh pada buku-buku

referensi, diktat kuliah yang berupa catatan yang didapat pada saat mengikuti kuliah

analisa kelayakan proyek, penulisan skripsi universitas lain, tesis dan internet.

Kemudian tahap selanjutnya ialah mengidentifikasi permasalahan tersebut.

Pengumpulan data terkait aspek yang dibahas. Pada langkah ini penulis

menyiapkan dan mengumpulkan data-data ini menyangkut aspek yang akan dibahas,

yaitu Aspek Pasar dan Pemasaran meliputi perkiraan permintaan, penawaran, peluang

pasar serta program pemasaran yang tergabung dalam bauran pemasaran. Aspek

Teknis dan Teknologis meliputi penentuan dan pemilihan lokasi usaha, tata letak

bangunan serta peralatan yang digunakan. Aspek finansial/keuangan meliputi

kebutuhan modal atau investasi, aliran kas, pemilihan investasi, Untuk pengumpulan

dan pengolahan data didasarkan dari beberapa aspek yaitu :

Pada aspek pasar hanya membahas tentang prospek usaha budidaya ikan hias

dilihat dari permintaan pasar, penawaran, produk, analisis pesaing serta strategi

pemasaran, apakah usaha/bisnis/proyek ini dapat menentukan salah satu alternatif

strategi generik untuk menghadapi persaingan.

Dalam aspek teknis dan teknologi memprediksi kelayakan teknis dengan cara

melihat lokasi proyek, dan apakah proyek seperti itu secara teknis dapat dilaksanakan

ditempat lain, dalam kelayakan teknologi, pemilihan mesin yang digunakan untuk

usaha budidaya ikan hias.

Dalam aspek finansial dan ekonomi ini membahas tentang biaya untuk

investasi, aliran kas, dan penilaian investasi. Untuk penilaian investasi metode yang

digunakan adalah: Periode Pengembalian (Payback Period), Net Present Value

(NPV), Inetrnal Rate of Return (IRR), Profitability Index (PI).

Menganalisa hasil pengolahan data berdasarkan analisa kelayakan dari aspek

yang dikaji berdasarkan analisis yang dipakai, serta indikator kelayakannya dari

aspek pasar, aspek teknis dan teknologi, aspek finansial.

Pada tahap ini, peneliti sudah menyelesaikan proses pengolahan data. Maka

pada tahap ini akan dilakukan proses penganalisaan berdasarkan masing-masing

aspek yang dikaji.

Langkah terakhir atau langkah penulis menarik kesimpulan dari permasalahan

yang dibahas dengan menjawab tujuan dilakukannya penelitian ini, serta memberi

saran untuk penelitian berikutnya.

Hasil dan Pembahasan

Budidaya Ikan Hias Air Tawar

Ikan hias air tawar memang tak pernah surut dari perhatian para hobiis

maupun pembudidaya. Dari sisi tampilan warna yang elok dan cemerlang menjadi

daya tarik tersendiri bagi hobiis. Sementara dari sisi bisnis, jenisnya yang beragam,

kemudahan dalam pemeliharaan, serta permintaan yang tinggi (baik lokal maupun

ekspor), menjadi daya tarik para pembudidaya.

Keindahan ikan hias, banyak pula orang yang menggantungkan hidupnya dari

membudidayakan dan memasarkan ikan hias yang jenisnya bermacam-macam.

Beberapa petani yang semula menekuni budidaya ikan konsumsi seperti ikan lele,

ikan nila, gurame dan lain sebagainya beralih menekuni budidaya ikan hias. Semua

itu dilakukan karena potensi ekonomis budi daya ikan hias lebih menggiurkan

dibandingkan dengan ikan konsumsi, usaha budidaya ikan hias merupakan salah satu

usaha yang memberikan alternatif sumber penghasilan untuk meningkatkan

pendapatan petani/pengusaha ikan hias. Usaha budidaya ikan hias cukup prospek

dikembangkan

Budidaya Ikan Mas Koki

Ikan Mas Koki Mutiara memiliki sisik membentuk bangunan butiran mutiara

di seluruh tubuhnya. Bentuk badan bulat telur dengan kepala berukuran kecil, sirip

ekornya mekar serta warnanya kebanyakan putih, baik polos maupun campuran

warna lain seperti merah, oranye atau kuningmas. Ikan ini berasal dari daratan China,

namun di Indonesia sudah lama dapat dibudidayakan.

Gambar 4.1 Ikan Mas koki

Pemilihan Induk Ikan Mas Koki

Pemilihan induk sebagai berikut, induk yang baik untuk dipijahkan sudah

berumur + 8 bulan, dengan ukuran minimum sebesar telur itik, pilih induk yang

berkepala kecil dengan tubuh bulat, sisik utuh dan tersusun rapih. Jika ikan sedang

bergerak, ekor dan sirip akan kelihatan tegak, untuk mendapatkan keturunan yang

berwarna, maka calon induk yang akan dipijahkan berwarna polos. Gunakan induk

jantan berwarna putih dan betina berwarna hitam atau hijau lumut atau sebaliknya.

Pembesaran Ikan Mas Koki

Pembesaran pada Ikan Mas Koki yaitu, pembesaran ikan dilakukan setelah

benih berumur lebih dari 1 bulan sampai induk, jenis koki mutiara ini memerlukan

banyak sinar matahari, untuk tahap pembesaran dapat ditebar 1.000 ekor ikan, dalam

jaring 5 x 10 m, makanan yang diberikan berupa cacing rambut dan pellet 781-2SP,

makanan diberikan pada pagi dan sore hari secara secukupnya. Setelah berumur 4

bulan ikan sudah merupakan calon induk. Untuk itu jantan dan betina segera

dipisahkan sampai berumur 8 bulan yang telah siap dipijahkan. Untuk induk ikan

sebaiknya makanan yang diberikan yaitu berupa jentik nyamuk, Sepasang induk

dapat menghasilkan telur 2.000 s/d 3.000 butir untuk sekali pemijahan.

Pakan sangat erat dengan pertumbuhan dan kesehatan maupun stamina ikan.

Untuk menjaga kesehatan dan stamina ikan serta untuk memperbaiki penampilan,

terutama warna, pakan tidak perlu diberikan terlalu banyak. Hal harus yang

diperhatikan adalah cukup gizi. Pakan diberikan secara bervariasi seperti, pemberian

suplemen/vitamin, pemberian cacing rambut dan pemberian pellet 781-2SP.

Budidaya Ikan Manfish

Ikan Manfish atau yang dikenal juga dengan istilah Angel fish berasal dari perairan

Amazon, Amerika Selatan. Manfish (Pterophyllum scalare) tergolong ke dalam family

Cichlidae, mempunyai ciri-ciri morfologis dan kebiasaan sebagai berikut, memiliki warna

dan jenis yang bervariasi, bentuk tubuh pipih, dengan tubuh seperti anak panah, dapat dilihat

pada gambar 4.2 dibawah ini.

Gambar 4.2 Ikan Manfish

Pemilihan Induk Ikan Manfish

Pemilihan Induk pada ikan Manfish yaitu, induk yang baik untuk dipijahkan

adalah yang telah berumur lebih dari 6 bulan, dengan panjang induk jantan + 7,5 cm

dan induk betina + 5 cm, untuk penentuan pasangan secara cermat, yaitu dengan cara

menyiapkan induk-induk yang telah matang telur dalam satu bak (2 x 2) meter

persegi dengan ketinggian air + 30 cm. Umumnya Ikan Manfish akan memilih

pasangannya masing-masing. Hal ini dapat terlihat pada malam hari, ikan yang telah

berpasangan akan memisahkan diri dari kelompoknya. Ikan yang telah berpasangan

ini segera diangkat untuk dipijahkan.

Pembesaran Ikan Manfish

Perawatan ikan Manfish, biasa diberi Suplemen/Vitamin, cacing merah dan

diberi pellet 781-2SP Pakan sangat erat dengan pertumbuhan dan kesehatan maupun

stamina ikan, untuk menjaga kesehatan dan stamina ikan, pakan tidak perlu diberikan

terlalu banyak yang diperhatikan adalah cukup gizi untuk memperbaiki penampilan,

terutama warna, tentu akan menaikkan nilai ekonomi. Pembesaran yang dilakukan

pada ikan Manfish yaitu, pembesaran ikan dilakukan setelah benih berumur lebih dari

1 bulan. , untuk tahap pembesaran dapat ditebar bibit 1.000 ekor ikan, dalam jaring 5

x 10 m, makanan yang diberikan berupa cacing rambut dan pellet 781-2SP, makanan

diberikan pada pagi dan sore hari secara secukupnya, dapat dilihat pada Tabel 4.2

perbedaan ikan hias Manfish jantan dan betina dibawah ini.

Tabel 4.2 Perbedaan Ikan Manfish Jantan dan Betina Jantan Betina

Ukuran relatif lebih besar dari induk betina pada umur yang sama. Dilihat dari atas perut pipih atau ramping Bentuk kepala agak besar Antara mulut dan sirip punggung berbentuk cembung.

Mempunyai ukuran relatif lebih kecil dari induk jantan. Perut terlihat besar dan menonjol Kepala lebih kecilAntara mulut ke sirip punggung. membentuk garis lurus, kadangdang menonjol sedikit.

Sumber : Pengolahan Data Pembenihan Ikan Mas Koki Kelompok Tani Ikan Hias.

Prospek Budidaya Ikan Hias Air Tawar

Berdasarkan data produksi Budidaya ikan hias di Ciseeng Bogor, produksi

budidaya ikan hias cenderung meningkat tiap tahun seiring tingginya permintaan ikan

hias Mas Koki dan ikan hias Manfish dari pasar parung. Khusus dengan permintaan

pasar Parung Bogor mencapai 5,000 ekor perhari, untuk melihat perkembangan

produksi budidaya ikan hias Mas Koki dan Ikan Manfish dalam negeri khususnya di

Bogor dapat dilihat pada Tabel berikut ini:

Tabel 4. 3 Produksi Ikan Hias Mas Koki Kurun waktu 5 Tahun (2004-2008)

No

Tahun

Populasi

ikan hias Mas Koki

(ekor)

Luas

M2

Produksi/Triwulan

(ekor)

Produksi/tahun

(ekor)

1 2004 5,000 300 4,185 16,740

2 2005 7,000 400 5,534 22,136

3 2006 10,000 600 9,456 37,824

4 2007 11,000 700 10,825 43,300

5 2008 12,000 800 11,346 45,384

Sumber: Dinas Perikanan Kabupaten Bogor, 2009

Produksi ikan hias Mas Koki pada Tabel mengalami kenaikan setiap

tahunnya, pada tahun 2004 dengan populasi ikan 5,000 ekor dan produksi pertahun

16,740 ekor, kemudian pada tahun 2008 populasi ikan 12,000 ekor dengan produksi

pertahun 45,384 ekor.

Tabel 4. 4 Produksi Ikan Hias Manfish Kurun waktu 5 Tahun (2004-2008)

No

Tahun

Populasi

ikan hias Manfish

(ekor)

Luas

M2

Produksi/Triwulan

(ekor)

Produksi/tahun

(ekor)

1 2004 5,000 300 4,256 17,024

2 2005 7,000 400 6,452 25,808

3 2006 10,000 600 8,786 35,144

4 2007 11,000 700 10,657 42,628

5 2008 12,000 800 11,687 46,748

Sumber: Dinas Perikanan Kabupaten Bogor, 2009

Produksi ikan hias Manfish pada Tabel mengalami kenaikan setiap tahunnya,

pada tahun 2004 dengan populasi ikan 5,000 ekor dan produksi pertahun 17,024 ekor,

kemudian pada tahun 2008 populasi ikan 12,000 ekor dengan produksi pertahun

46,748 ekor.

Analisis Aspek Pasar

Pasar merupakan komponen terpenting dalam suatu pengembangan

komoditas, hal ini disebabkan pasar merupakan lokomotif penarik berkembangnya

suatu komoditas perikanan. Jika tidak ada pasar suatu produk akan sulit sekali

memperoleh keuntungan. Ikan hias merupakan salah satu komoditas perikanan yang

mempunyai potensi pasar domestik dan ke pasar internasional. Indonesia mempunyai

peluang yang besar menyangkut lingkungan, ragam, ikan, dan dumber manusia

namun potensi tersebut belum tergarap secara maksimal, kepercayaan internasional

terhadap Indonesia yang semakin menurun, dan persaingan yang ketat di pasar

internasional menyebabkan petani ikan hias dituntut untuk terus meningkatkan

efisiensi agar mampu bersaing di pasar internasional.

Harga Penawaran

Harga ikan hias Mas Koki dan ikan hias Manfish di pasaran tergantung dari

ukurannya. Sebagai perbandingan harga ikan hias Mas Koki dengan ukuran panjang

4 cm Rp. 2,000/ekor dan ikan hias Manfish ukuran pamjang 3 cm Rp. 500/ekor. Jika

sudah masuk kepedagang perantara harga ikan hias Mas Koki mencapai Rp.

2,500/ekor sedangkan harga ikan hias Manfish mencapai Rp. 750/ekor (pasar Parung

Bogor). Penawaran ikan hias Mas Koki dan ikan Manfish sampai saat ini tidak

tercatat dengan baik dan rinci baik di tingkat Dinas Perikanan Kabupaten Bogor

maupun ditingkat pusat (Departemen Perikanan RI), bahkan BPS komoditas ikan hias

Mas Koki dan ikan hias Manfish tidak ikut di surpei, tetapi menurut pemasaran ikan

hias di pasar Parung Bogor ada potensi penawaran sebanyak 5,000 ekor perhari untuk

ikan hias Mas Koki dan ikan hias Manfish.

Kendala Pemasaran

Masalah pemasaran pada petani ikan hias di pasar Parung Bogor adalah,

banyaknya pedagang-pedagang perantara antara petani ikan hias dan pembeli ikan

hias yang membuat keuntungan petani menjadi kecil, biasanya pedagang perantara

mengantongi keuntungan 10% sampai dengan 20%, mengatasi masalah pemasaran,

pemerintah harus memberikan andil yang lebih besar lagi seperti membuat kebijakan

penertiban para pedagang perantara untuk membantu para petani ikan hias meraup

keuntungan yang lebih besar lagi, dan tidak memberatkan para petani ikan hias.

Aspek Teknis dan Teknologi

Ada beberapa pilihan teknologi pengelolan perikananikan hias khususnya

untuk pembesaran ikan hias, diantaranya yaitu dengan menggunakan kolam, dan

menggunakan jaring apung (KJA). Pembesaran menggunakan kolam dilakukan

dengan cara menggunakan beton atau plastic. Sedangankan dengan menggunakan

jaring apung (KJA) membutuhkan lahan yang sangat besar dan memanfaatkan lahan

perairan seperti telaga/setu. Dalam aspek teknologi ini membahas penentuan lokasi

perikanan, pemilihan budidaya yang tepat, teknik pembudidayaan ikan hias yang

baik, dan peralatan-peralatan budidaya yang dibutuhkan dengan tujuan menghasilkan

ikan yang bermutu dan diterima oleh pasar.

Proses Budidaya Ikan Hias

Proses pembudidayaan, petani ikan membudidayakan ikan hias dengan

memanfaatkan lahan seluas 600 M2, dengan menggunakan jaring berukuran 5 x 10

M2 yang ditancapkan kedasar air dengan menggunakan bambu. Pada pemeliharaan

budidaya ikan hias ini tidak begitu sulit yang diperlukan hanya keseriusan/telaten,

untuk meluangkan waktunya petani ikan membersikan jaring dari lumut-lumut dan

sampah untuk mencegah terjadinya penyakit pada bibit ikan. Benih/bibit ikan yang

sudah makan cacing rambut dengan umur ikan 1 sampai 1,5 bulan sebanyak 1000

ekor benih ikan hias ditebar pada jaring dengan ukuran 5 x 10 M2 dengan jarak kolam

jaring 1/2 meter, untuk pemberian pakan ikan petani mengunakan rakit dengan

membawa cacing rambut dan pellet 781-2SP dan diberikan pada pagi dan sore hari

dengan secukupnya, selama 1 minggu pertama ikan menghabiskan pakan sebanyak 2

kilogram untuk cacing rambut dan pellet, pada minggu kedua pakan ikan terus

bertambah hingga mencapai 3 bulan menghabiskan pakan cacing rambut sebanyak 96

kilogram dan pada pellet menghabiskan pakan sebanyak 136 kilogram, untuk lebih

rincinya dapat dilihat Tabel kebutuhan pakan ikan perjaring selama 3 bulan.

Tabel 4.5 Biaya Pakan Ikan Selama Masa Produksi

No Jenis kebutuhan Harga/

unit Jumlah Satuan Total

A Ikan Mas Koki 1 Cacing Rambut 6000 56 Kg 336,000 2 Pellet 781-2SP 7500 70 Kg 525,000 3 Vitamin 20,000 1 buah 20,000

Total biaya ikan mas koki 881,000

B Ikan Manfish

1 Cacing Rambut 6000 40 Kg 240,000 2 Pellet 781-2SP 7500 66 Kg 495,000 3 Vitamin 20,000 1 buah 20,000

Total biaya ikan manfish 755,000 Sumber : Data Pengolahan Pakan Proses Budidaya

Petani memindahkan ikan dari jaring kedalam bak plastik dengan

mengunakan seser/serokan untuk memudahkan penghitungan dan memilih ikan yang

bermutu baik, setelah itu di lanjutkan kepen gepakan, ikan dimasukan kedalam plastik

ikan sebanyak 250 ekor perplastik, dan di beri oksigen dan siap untuk di pasarkan.

Perkiraan perolehan jumlah ikan hias yang produktif pertahun, dengan asumsi ikan

hias Mas Koki dengan rata-rata perpanen 4,185 ekor (17,620 ekor x 0,95) / 4,

sedangkan dengan ikan hias Manfish rata-rata perpanen 4,351 ekor (18,320 ekor x

0,95) / 4 demikian dengan produsi tahun-tahun berikutnya.

Penentuan lokasi

Ikan hias air tawar pada umumnya dapat tumbuh di air tawar dimana saja,

tetapi tergantung pada pada keadaan air dan daya tahan tubuh ikan. Agar ikan hias air

tawar dapat menghasilkan warna yang menarik dan tubuh yang sehat, maka lokasi

pembudidayaan ikan hias harus memenuhi kreteria sebagai berikut, kondisi PH 7 air

yang stabil, terhindar dari hama atau penyakit, pemberian pakan dengan asupan gizi

yang baik dan memberikan suplemen atau vitamin pada ikan.

Pemilihan lokasi juga harus berdasarkan harga sewa/beli lahan, letak pasar

yang dituju, ketersediaan bahan baku, sarana transportasi, kesediaan tenaga kerja,

iklim/cuaca, lingkungan sosial dan fasilitas pendukungan lain. Berdasarkan kriteria

pemilihan lokasi diatas didapatlah pemilihan lokasi usaha diantaranya, Telaga

Ciseeng Bogor, Telaga Lio Depok, Telaga Pamulang. Penentuan lokasi dari beberapa

alternatif lokasi yang tersedia, dengan menggunakan metode kualitatif berdasarkan

pada pertimbangan, sewa lahan, letak pasar yang dituju, ketersediaan bahan baku,

sarana transportasi, ketersediaan tenaga kerja, faktor iklim/cuaca dan lingkungan,

penulis memberi bobot tertinggi pada faktor harga sewa lahan yaitu sebesar 30% (tiga

puluh persen) karena faktor ini merupakan penilaian harga pada lahan dan

menentukan prospek usaha budidaya ikan. Bobot tertinggi kedua adalah pada faktor

letak pasar yang dituju yaitu 20% (dua puluh persen), faktor ini sangat penting karena

penentu pemasaran pada produk. Sedangkan pada faktor lain seperti, ketersediaan

bahan baku, sarana transfortasi, ketersediaan tenaga kerja, iklim/cuaca, dan

lingkungan sosial diberi bobot 10% (sepuluh persen). Untuk memilih alternatif

wilayah dalam penentuan lokasi dapat dilihat pada Tabel dibawah ini :

Tabel 4.6 Dasar Pemilihan Alternatif

No Faktor-Faktor yang

Diperhatikan

Telaga

Ciseeng

Telaga Lio

Depok

Telaga

Pamulang

1 Sewa Lahan

( 100 M2) 600 M2 800 M2 1000 M2

Skor 8 7 6

2 Pasar yang Dituju

(0 Km) 2 Km 7 Km 8 Km

Skor 9 7 6

3 Bahan Baku

(10000 ekor bibit) 10000 ekor 6000 ekor 7000 ekor

Skor 8 6 7

4 Sarana Tranfortasi

(Angkutan Umum) Angkot Angkot Angkot

Skor 8 8 8

5 Ketersediaan TK

Tersedia Tk tersedia Tersedia Tersedia

Skor 8 8 7

6 Iklim/Cuaca

(suhu 24-28 derajat) 33 35 36

Skor 8 7 6

7 Lingkungan Sekitar

Keamanan sekitar Petani ikan Petani ikan Petani ikan

Skor 8 8 8

Keterangan : 6= sangat tidak sesuai, 7= tidak sesuai, 8= cukup sesuai, 9=sesuai, 10= sangat sesuai

(penilaian berdasarkan referensi)

Sumber : Pengolahan data aspek teknik dan teknologis, 2010 Pemilihan alternatif yang pertama pada sewa lahan dengan skor tertinggi 8

yaitu telaga Ciseeng, kedua pasar yang dituju dengan skor 9 yaitu telaga Ciseeng,

ketiga bahan baku dengan skor 8 yaitu telaga Ciseeng, keempat lokasi mempunyai

skor yang sama yaitu 8, kelima ketersediaan tenaga kerja telaga Ciseeng dan telaga

Lio mempunyai skor yang sama yaitu 8, keenam iklim/cuaca dengan skor tertinggi 8

yaitu telaga Ciseeng, ketujuh ketiga lokasi mempunyai skor yang sama yaitu 8.

Tabel 4.7 Pemilihan Alternatif Lokasi

Faktor-Faktor yang BobotTelaga Ciseeng

Telaga Lio Depok

Telaga Pamulang

Diperhatikan % Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai

1. Sewa Lahan 30 8 2,40 6 1,80 7 2,40 2. Letak Pasar yang Dituju 20 9 1,80 7 1,40 6 1,20 3. Ketersediaan Bahan Baku 10 8 0,80 6 0,60 7 0,70 4. Sarana Tranfortasi 10 8 0,80 8 0,80 8 0,80 5. Ketersediaan Tenaga Kerja 10 8 0,80 8 0,80 7 0,70 6.Faktor iklim/cuaca 10 8 0,80 7 0,70 6 0,60 7. Faktor Lingkungan sosial 10 8 0,80 8 0,80 8 0,80 Total 100 8,20 6,60 7,20

Keterangan : 6= sangat tidak sesuai, 7= tidak sesuai, 8= cukup sesuai, 9=sesuai, 10= sangat sesuai (penilaian berdasarkan referensi) Sumber : Pengolahan data aspek teknik dan teknologis, 2010

Tabel 4.8 Lokasi dan Rangking Lokasi Nilai Rangking

Telaga Ciseeng 8,20 1 Telaga Pamulang 7,20 2 Telaga Lio Depok 6,60 3

Sumber: Pengolahan Data Aspek Teknis dan Teknologis

Berdasarkan Tabel perhitungan pemililihan alternatif lokasi,

mengindentifikasi wilayah Telaga Ciseeng adalah wilayah yang tepat untuk lokasi

pembudidayaan ikan hias, karena di perkirakan sewa lokasi yang terjangkau, dan

letak pasar yang dituju dekat dengan pembudidayaan ikan dan memudahkan dalam

pemasaran ikan. Selain itu juga terdapat bahan baku, sehingga daerah ini dapat

menjamin pasokan bahan baku secara berkesinambungan. Lokasi pembudidayaan

dekat dengan sarana dan prasarana yang menunjang antara lain dekat dengan jalan,

sarana tranfortasi, ketersediaan tenaga kerja, iklim/cuaca yang mendukung untuk

pembudidayaan ikan dan faktor lingkungan.

Pemilihan Teknologi dan peralatan

Pemilihan teknologi pada budidaya ikan hias mudah diserap dan diterapkan,

karena teknologi yang digunakan cukup sederhana dan tidak membutuhkan lahan

yang luas. Untuk menjamin kelancaran produksi pembudidayaan ikan hias maka,

dalam pembudidayaan memerlukan alat-alat pendukung produksi seperti, jala, waring

(anco) dengan ukuran 5 x 10 M2, untuk menampung sementara induk maupun benih,

sebanyak 10 buah, bambu 60 batang, guna untuk menancapkan ke dalam air dan

memberi pegangan jala, waring (anco), tambang sebanyak 360 meter untuk mengikat

jala, waring (anco) kebambu, 5 buah bak, 8 buah serokan/seser digunakan untuk

memanen dan menangkap ikan, 5 buah sikat untuk membersihkan lumut/kotoran

yang menempel pada jaring, waring (anco), 5 buah ember tempat untuk pellet dan

cacing rambut pada saat memberi pakan ikan, 1 buah tabung gas oksigen untuk

pengepakan ikan pada saat panen, 400 kantong plastik untuk tempat ikan saat panen,

1 buah motor niaga untuk sarana tranfortasi.

Analisis Aspek Keuangan

Analisis aspek keuangan ini kebutuhan biaya investasi, penentuan nilai bersih

sekarang (NPV), tingkat pengembalian internal (IRR), periode pengembalian (PP),

indeks keuntungan (PI), analisis rugi-laba, aliran kas. Untuk memperoleh nilai itu

semua terlebih dahulu harus menentukan asumsi kebutuhan biaya investasi dan biaya

modal kerja.

Asumsi-asumsi yang dipakai dalam menentukan perhitungan adalah,

perhitungan harga jual ikan dipasar Parung Bogor, dengan harga ikan Mas Koki

dengan ukuran 4 cm sebesar Rp. 2,000/ekor, dan harga ikan Manfish dengan ukuran 3

cm sebesar Rp. 500/ekor, untuk menentukan pendapatan pada petani ikan hias

penulis memberi asumsi jumlah bibit perkolom/jaring yang hidup/produktif dikalikan

dengan harga pasar Parung Bogor, dan untuk asumsi selanjutnya penulis menaikan

10% pendapatan tahun pertama dan tahun kelima dan biaya variabel.

Penentuan Kebutuhan Biaya Investasi

Biaya investasi untuk memulai usaha budidaya ikan ini dapat dilihat pada

Table 4.10, dengan total biaya investasi sebesar Rp 17,980,000 yang rencananya akan

menggunakan 3 pola dalam pembiayaan investasi. Berikut penjelasan dari 3 pola

pembiayaan investasi adalah: Pola investasi 1, menggunakan modal pinjaman sebesar

50% dan modal sendiri 50%, pola ini dianggap memungkinkan oleh pihak bank. Pola

investasi 2, yaitu modal pinjaman sebesar 25% dan modal sendiri sebesar 75%, pola

investasi ini untuk mengantisipasi apabila pihak bank tidak sanggup memberi

pinjaman yang lebih besar. Pola investasi 3, yaitu investasi dengan menggunakan

100% modal pribadi, untuk lebih jelasnya dapat dilihat Tabel biaya investasi

budidaya ikan hias dibawah ini:

Tabel 4.9 Biaya Investasi Budidaya Ikan Hias Air Tawar

Harga/Unit Nilai Susut/thn No Nama Alat Jumlah Satuan Umur

(Rp) (Rp) (Rp)

1 Jaring ukuran (5 x10) meter 10 Buah 5 450,000 4,500,000 -

2 Bambu 60 Batang - 10,000 600,000 -

3 Tambang 360 Meter - 3,000 1,080,000 -

4 Motor Niaga 1 Unit 5 11,800,000 11,800,000 1,000,000

5 Tabung Oksigen 1 Unit 5 1.000.000 1.000.000 200,000

Total biaya investasi (Rp) 17,980,000 1,200,000

Pola Investasi 1 (50% : 50%)

Modal pinjaman 50% (Rp) 8,990,000

Modal pribadi 50% (Rp) 8,990,000

Pola Investasi 2 (25% : 75%)

Modal pinjaman 25% (Rp) 4,495,000

Modal pribadi 75% (Rp) 13,485,000

Pola Investasi 3 (0% : 100%)

Modal pinjaman 0% (Rp) -

Modal pribadi 100% (Rp) 17,980,000

Sumber : Pengolahan Data Keuangan, 2010

Total biaya modal kerja pada Tabel diatas diperoleh dari total biaya tetap

tahun 0 ditambah total biaya variabel tahun 0. Untuk menentukan besarnya pinjaman

dalam membayar modal kerja juga digunakan 3 pola investasi dengan alasan yang

sama. Peminjaman biaya tetap dan modal kerja kepada bank hanya dilakukan pada

tahun 0 saja, tujuannya untuk mengurangi biaya bunga yang tinggi dan untuk modal

kerja tahun – tahun berikutnya diperoleh dari keuntungan penjualan ikan hias.

Dikarnakan proyek ini adalah usaha budidaya ikan yang pastinya harga dipasar tak

menentu sehingga penulis membuat asumsi pasar biaya variabel tahun sampai dengan

tahun ke 5 mengalami kenaikan sebesar 10%. Perkiraan perolehan jumlah ikan hias

yang produktif pertahun, dengan asumsi ikan hias Mas Koki dengan rata-rata

perpanen 4,185 ekor (17,620 ekor x 0,95 / 4), sedangkan dengan ikan hias Manfish

rata-rata perpanen 4,351 ekor (18,320 ekor x 0,95 / 4) demikian dengan produsi

tahun-tahun berikutnya.

Penentuan Aliran Kas Usaha Budidaya Ikan Hias Air Tawar

Aliran Kas Pola Investasi 1, Bunga 14%

Mengetahui aliran kas dari pendirian usaha budidaya ikan hias ini

menggunakan rumus yang terdapat pada lampiran 1. Setiap pola investasi dan

bunganya harus diketahui aliran kasnya agar dapat menghitung NPV, IRR, periode

pengembalian, indeks keuntungan dan tingkat pengembalian rata-rata bunga

menggunakan rumus pada lampiran 2. Dari perhitungan alirankas awal pola investasi

1 dengan bunga 14% pada lampiran 3. Hasil perhitungan pada Tabel dibawah ini :

Perhitungan aliran kas pola investasi 1, bunga 14%, 18%, 20% rugi laba

(pendapatan bersih) mengalami kenaikan tiap tahunnya, untuk bunga 14% sebesar

Rp. 6,572,065 tahun pertama dengan profit sales 10,34%, bunga 18% sebesar Rp.

5,646,455 tahun pertama dengan profit sales 8,88%, dan bunga 20% sebesar Rp.

5,183,650 tahun pertama dengan profit sales 8,15%. Perhitungan mengenai aliran kas

pola investasi 1, bunga 14%, 18% dan 20% rugi laba (pendapatan bersih) dapat

dilihat pada lampiran 5, 11 dan 17.

Tabel 4.11 Aliran kas Pola Investasi 1, Bunga 14%, 18%, 20% Tahun Keterangan Analisis

1 2 3 4 5 Bunga 14%

Aliran kas bersih awal (Rp) 1,160,565 3,885,217 5,142,162 9,096,306 12,243,894 Rugi laba (pendapatan bersih (Rp) 6,572,065 9,296,717 11,347,042 14,507,806 17,919,854 Profit on sales (%) 10,34 13,30 14,75 17,15 19,25 Bunga 18% Aliran kas bersih awal (Rp) 234,955 3,144,729 5,380,176 8,726,062 12,323,232 Rugi laba (pendapatan bersih (Rp) 5,646,455 8,556,229 10,791,676 14,137,562 17,734,732 Profit on sales (%) 8,88 12,24 14,03 16,71 19,05 Bunga 20% Aliran kas bersih awal (Rp) - 227,850 2,774,485 4,983,486 8,461,602 12,230,671 Rugi laba (pendapatan bersih (Rp) 5,183,650 8,185,985 10,394,986 13,873,102 17,642,171 Profit on sales (%) 8,15 11,71 13,51 16,40 18,96

Sumber : Pengolahan Data Aspek Keuangan Aliran Kas Operasional Pola Investasi 1, Bunga 14%, 18% dan 20%

Perhitungan aliran kas operasional pola investasi 1, bunga 14%, 18%, 20%,

rugi laba (pendapatan bersih) mengalami kenaikan tiap tahunnya dengan aliran kas

akhir yang sama sebesar Rp. 48,135,000, untuk bunga 14% sebesar Rp. 11,705,908

tahun 1, bunga 18% sebesar Rp. 11,904,253 tahun 1 dan bunga 20% sebesar Rp.

12,003,425. Perhitungan mengenai aliran kas operasional pola investasi 1, bunga

14%, 18% dan 20% rugi laba (pendapatan bersih) dapat dilihat pada lampiran 5, 11

dan 17.

Tabel 4.12 Aliran kas Operasional Pola Investasi 1, Bunga 14%, 18% dan 20% Tahun Keterangan Analisis

Awal 1 2 3 4 5 Akhir

Bunga 14% Aliran kas bersih awal (Rp) 66,115,000 - - - - - -

Rugi laba (pendapatan bersih) - 11,705,908 13,088,425 14,490,823 17,003,660 19,906,622 -

Profit on sales (%) - - - - - - 48,135,000

Bunga 18%

Aliran kas bersih awal (Rp) 66,115,000 - - - - - -

Rugi laba (pendapatan bersih) - 11,904,253 13,088,425 13,657,774 17,003,660 19,946,291 -

Profit on sales (%) - - - - - - 48,135,000

Bunga 20%

Aliran kas bersih awal (Rp) 66,115,000 - - - - - -

Rugi laba (pendapatan bersih) - 12,003,425 13,088,425 13,466,206 16,924,322 19,966,126 -

Profit on sales (%) - - - - - - 48,135,000

Aliran Kas Pola Investasi 2, Bunga 14%, 18%, 20%

Perhitungan aliran kas pola investasi 2, bunga 14%, 18%, 20% rugi laba

(pendapatan bersih) mengalami kenaikan pada setiap tahunnya, untuk bunga 14%

sebesar Rp. 5,094,408 dan bunga 18% sebesar Rp. 4,631,603 sedangkan bunga 20%

sebesar Rp. 4,400,200, rugi laba (pendapatan bersih) mengalami kenaikan tiap

tahunnya, untuk bunga 14% sebesar Rp. 7,200,158 dengan profit sales 11,33%, bunga

18% sebesar Rp. 6,737,353 dengan profit sales 10,23% dan bunga 20% sebesar Rp.

6,505,950 dengan profit sales 10.23%, Perhitungan mengenai aliran kas pola investasi

2, bunga 14%, 18% dan 20% rugi laba (pendapatan bersih) dapat dilihat pada

lampiran 23, 29 dan 35.

Tabel 4.13 Aliran kas Pola Investasi 2, Bunga 14%, 18%, 20% Tahun Keterangan Analisis

1 2 3 4 5 Bunga 14% Aliran kas bersih awal (Rp) 5,094,408 7,495,096 9,221,457 12,058,258 15,146,342 Rugi laba (pendapatan bersih (Rp) 7,200,158 9,600,846 11,327,207 14,164,008 17,252,092 Profit on sales (%) 11,33 13,73 14,73 16,74 18,54 Bunga 18% Aliran kas bersih awal (Rp) 4,631,603 7,124,852 8,943,774 11,780,575 15,053,781 Rugi laba (pendapatan bersih (Rp) 6,737,353 9,230,602 11,049,524 13,978,886 17,159531 Profit on sales (%) 10,60 13,20 14,37 16,52 18,44 Bunga 20% Aliran kas bersih awal (Rp) 4,400,200 6,939,730 8,804,933 11,780,575 6,431,786 Rugi laba (pendapatan bersih (Rp) 6,505,950 9,045,480 10,910,683 13,886,325 17,113,251 Profit on sales (%) 10,23 12,94 14,18 16,41 18,39 Sumber : Pengolahan Data Aspek Keuangan

Aliran Kas Operasional Pola Investasi 2, Bunga 14%, 18% dan 20%

Perhitungan aliran kas operasional pola investasi 2, bunga 14%, 18%, 20%,

rugi laba (pendapatan bersih) mengalami kenaikan tiap tahunnya dengan aliran kas

akhir yang sama sebesar Rp. 66,115,000, untuk bunga 14%, sebesar Rp.10,367,079

bunga 18% sebesar Rp. 10,466,251 dan bunga 20% sebesar Rp. 10,515,838 untuk

tahun ke-1, sedangkan untukn tahun ke-2, 3, 4, 5 dapat dilihat pada tabel 4.13,

Perhitungan mengenai aliran kas operasional pola investasi 1, bunga 14%, 18% dan

20% rugi laba (pendapatan bersih) dapat dilihat pada lampiran 23, 29 dan 35.

Tabel 4.13 Aliran kas Operasional Pola Investasi 2, Bunga 14%, 18% dan 20% Keterangan Analisis Tahun

Awal 1 2 3 4 5 Akhir

Bunga 14% Aliran kas bersih awal (Rp) 66,115,000 - - - - - -

Rugi laba (pendapatan bersih) - 10,367,079 12,096,700 13,175,134 16,011,935 18,845,476 -

Profit on sales (%) - - - - - - 48,135,000

Bunga 18%

Aliran kas bersih awal (Rp) 66,115,000 - - - - - -

Rugi laba (pendapatan bersih) - 5,898,500 6,652,784 8,792,266 11,457,225 14,716,311 -

Profit on sales (%) - - - - - - 48,135,000

Bunga 20%

Aliran kas bersih awal (Rp) 66,115,000 - - - - - -

Rugi laba (pendapatan bersih) - 10,515,838 12,096,700 13,036,293 16,011,935 18,875,228 -

Profit on sales (%) - - - - - - 48,135,000

Sumber : Pengolahan Data Aspek Keuangan Aliran Kas Operasional Pola Investasi 3, Bunga 0%

Tabel 4.14 Aliran kas Pola Investasi 3, Bunga 0% Tahun Keterangan Analisis

1 2 3 4 5 Aliran kas bersih awal (Rp) 9,028,250 11,104,975 12,507,373 15,020,210 17,784,331 Rugi laba (pendapatan bersih (Rp) 7,828,250 9,904,975 11,307,373 13,820,210 16,584,331 Profit on sales (%) 12,31 14,16 14,70 16,33 17,82

Sumber : Pengolahan Data Aspek Keuangan

Perhitungan aliran kas pola investasi 3, bunga 0% rugi laba (pendapatan

bersih) mengalami kenaikan tiap tahunnya Rp. 7,828,250 tahun pertama dengan profit

on sales 12,31%, dan tahun kelima Rp. 16,584,331 dengan profit sales 17,82%,

Perhitungan mengenai aliran kas pola investasi 3, bunga 0% rugi laba (pendapatan

bersih) dapat dilihat pada lampiran 41.

Tabel 4.15 Aliran kas Operasional 3, Bunga 0% Keterangan Analisis Tahun

Awal 1 2 3 4 5z Akhir

Aliran kas bersih awal (Rp) 66,115,000 - - - - - - Rugi laba (pendapatan bersih) - 9,028,250 11,104,975 12,507,373 15,020,210 17,784,331 -

Profit on sales (%) - - - - - - 48,135,000

Sumber : Pengolahan Data Aspek Keuangan

Perhitungan aliran kas bersih awal Rp. 66,115,000, dengan pendapatan bersih

tahun pertama Rp. 9,028,250 dan tahun kelima Rp. 17,784,331 dan aliran kas akhir

Rp. 48,135,000, Perhitungan mengenai aliran kas pola investasi 3, bunga 0% rugi

laba (pendapatan bersih) dapat dilihat pada lampiran 41.

Penilaian Pola Investasi

Berdasarkan Pada tabel 4.9 dan tabel 4.10 bisa dilihat pilihan pola investasi,

bunga, serta nilai penjualan mana yang paling menguntungkan untuk usaha budidaya

ikan hias ini. Periode pengembalian dikatakan layak jika pengembalian modal berada

dalam masa proyek, nilai bersih sekarang (NPV) dikatakan layak jika bernilai positif.

Untuk tingkat pengembalian internal (IRR) jika nilainya lebih besar dari tingkat suku

bunganya, maka investasinya dapat dikatakan layak dan untuk indeks keuntungan

biasanya mengikuti nilai NPV, jika nilai NPV negatif maka nilai indeks

keuntungannya di bawah satu sebaliknya jika nilai indeks keuntungannya bernilai di

atas satu maka nilai NPV akan bernilai positif.

Penilaian Pola Investasi 1

Tabel 4.17 Penilaian Pola Investasi 1 (50% : 50%) Bunga Keterangan Analisis

14% 18% 20% Perkiraan modal kembali (tahun & bulan) 5,5 5,6 5,6NPV (Rp) 9,411,568 215,05 -3,711,471 IRR (%) 17,37 17,85 44,534

Index keuntungan (%) 1,5 1,3 1,1 Sumber : Pengolahan data Aspek Keuangan

Perkiraan modal kembali pada semua tingkat bunga dalam pola 1 bunga 14%

yaitu sekitar 5 tahun 5 bulan, (lampiran 5, 10 & 14). Pada Pola investasi 1 (50 %

modal sendiri dan 50 % modal pinjaman) memberikan nilai NPV negative pada s

tingkat bunga 20% seperti terlihat pada lampiran 6, 11 & 15, ini berarti investasi

dapat dikatakan tidak layak. Nilai NPV terbesar dihasilkan dengan bunga 14 %

dengan nilai Rp. 9,411,568 Besarnya tingkat bunga mempengaruhi nilai NPV,

semakin besar tingkat bunga semakin kecil nilai NPV-nya. Nilai IRR terbesar

dihasilkan dengan bunga 20 % yaitu sebesar 44,534 % (lampiran 6, 11 & 15) hal ini

berarti investasi dapat dikatakan tidak layak karena nilai IRR lebih besar dari tingkat

bunga yang disyaratkan. Nilai IRR 44,534 % berarti peternak ikan hias dalam

meminjam bank tidak boleh menerima bunga melebihi 44,534 % jika tidak ingin

merugi. Dilihat dari indeks keuntungan PI, nilai PI terbesar dihasilkan oleh bunga

14% dan semua tingkat bunga dalam pola investasi ini memberikan hasil yang layak,

karena nilai indeks keuntungan di atas satu pada semua tingkat bunga. Untuk lebih

jelas mengenai perhitungan PI dapat dilihat pada lampiran 7, 11 dan 15.

Penilaian Pola Investasi 2

Tabel 4.18 Penilaian Pola Investasi 2 (25% : 75%) Bunga Keterangan Analisis

14% 18% 20% Perkiraan modal kembali (tahun & bulan) 5,9 5,9 5,9NPV (Rp) 5,447,698 -3,049,945 -6,755,452IRR (%) 15,88 15,91 15,97Index keuntungan (%) 1,4 1,2 1,1

Sumber : Pengolahan data Aspek Keuangan

Perkiraan modal kembali pada semua tingkat bunga dalam pola investasi 2

sama, yaitu sekitar 5 tahun 9 bulan (lampiran 18, 23 dan 27), dikarenakan nilai kas

operasional dari tahun 1 sampai dengan tahun ke-5 sama pada semua tingkat semua

tingkat bunga (lampiran 18, 23 dan 27). Nilai NPV negatif pada tingkat bunga 18%

dan 20% seperti terlihat pada (lampiran 19, 24 dan 28), maka investasi ini dapat

dikatakan tidak layak. Nilai IRR terbesar dihasilkan pada bunga 20% yaitu sebesar

38,528% berarti peternak ikan hias dalam meminjam bank tidak boleh menerima

bunga melebihi 38.528 % jika tidak ingin merugi. Dilihat dari indeks keuntungan

(PI), semua tingkat bunga dalam pola investasi ini memberikan hasil yang layak dan

PI yang terbesar terdapat pada bunga 14%, karena nilai indeks keuntungan di atas

satu pada semua tingkat bunga. Untuk lebih jelas mengenai perhitungan PI dapat

dilihat pada lampiran 20, 24 dan 29.

Penilaian Pola Investasi 3

Tabel 4.19 Penilaian Pola Investasi 3 (0%) Keterangan Analisis Bunga 0%

Perkiraan modal kembali (tahun & bulan) 6 NPV (Rp) 19,465,138 IRR (%) 14,36 Index keuntungan (%) 1,7

Sumber : Pengolahan data Aspek Keuangan

Pola investasi 3 (menggunakan 100% modal sendiri), yaitu sekitar 5 tahunan

1 bulan (lampiran 32). Nilai NPV sebesar Rp. 19,465,138 (lampiran 33), IRR yang

dihasilkan, yaitu sebesar 14,36 % (lampiran 33), nilai indeks keuntungannya (PI)

sebesar 1,7 (lampiran 34). Pada pola investasi ini semua parameter penilaian investasi

memberikan hasil yang menyatakan bahwa investasi layak.

Hasil perhitungan ketiga pola investasi dengan tingkat bunga yang berbeda

pada setiap pola investasi, kecuali pada pola investasi 3 diketahui bahwa semakin

besar tingkat bunga semakin kecil nilai NPV dan nilai indeks keuntungannya. Untuk

nilai IRR semakin besar tingkat pinjaman ke bank, nilai IRR-nya semakin besar pula.

Tabel 4.20 Penilaian Investasi 1 ( 50 % : 50 % ) 2 ( 25 % : 75 % ) 3 (0 %) Kreteria

Penilaian i = 14%

i = 18% i = 20% i = 14% i = 18% i = 20% i = 0 %

PP (bulan) 65 66 66 69 69 69 72

NPV (Rp) 9,411,568 215,05 -

3,711,471 5,447,698 -

3,049,945 -

6,755,452 47,465,138 IRR (%) 17,37 17,85 44,534 15,88 15,91 38,528 14,36 PI 1,1 1,0 1,3 1,1 0,90 0,56 1,7

Sumber : Pengolahan data Aspek Keuangan

Tabel 4.20 dapat diketahui nilai NPV terbesar dihasilkan oleh skenario

investasi 3. dengan indeks keuntungannya sebesar 1,7 dan lama modal investasi

kembali sekitar 72 bulan. Pemilihan pola investasi bukan berdasarkan nilai NPV,

tetapi berdasarkan total aliran kas yang masuk dalam 5 tahun, (Husnan, 2000).

Berdasarkan total kas yang masuk maka investasi yang sebaiknya dipilih yaitu pola

investasi 1. karena skenario ini memberikan operasional kas-kas masuk yang terbesar

selama 5 tahun, yaitu sebesar Rp. 76,195,437 (lampiran 5, 10, & 14). Jika dilihat dari

total keuntungan bersih juga sebaiknya memilih skenario investasi 1, bunga 14 %,

yang menghasilkan total keuntungan sebesar Rp. 59,643,483 (lampiran 4).

Analisis Sensitivitas Kelayakan Budidaya Ikan Hias Jarak Pagar

Dalam analisis kelayakan suatu proyek, biaya produksi dan pendapatan

biasanya akan dijadikan patokan dalam mengukur kelayakan usaha karena kedua hal

tersebut merupakan komponen utama dalam suatu kegiatan usaha, terlebih lagi bahwa

komponen biaya produksi dan pendapatan produksi juga didasarkan asumsi dan

proyeksi sehingga memiliki tingkat ketidakpastian yang cukup tinggi. Untuk

mengetahui dan mengurangi resiko ini diperlukan analisis sensitivitas untuk menguji

tingkat sensitivitas pada biaya produksi terhadap perubahan bahan baku jika margin

keuntungan dibuat tetap serta harga jual ikan yang mempengaruhi pendapatan.

Analisis ini mencoba mengestimasi pengaruh penurunan harga jual dan kenaikan

harga bahan baku dari asumsi yang dikemukakan. Besar pengaruh terhadap kelayakan

proyek diukur dengan perubahan NPV, Internal Rate of Return (IRR), dan Pay Back

Period. Dalam pola pembiayaan ini digunakan tiga skenario sensitivitas, yaitu :

Pertama, kenaikan harga baku bahan baku sebesar 5,8% dengan harga jual tetap;

Kedua, penurunan harga jual biodiesel sebesar 12,5% tanpa perubahan harga bahan

baku; Ketiga, kenaikan harga bahan baku sebesar 4,75% dan penurunan harga jual

sebesar 8,6%. Kriteria kelayakan dan analisis sensitivitas industri biodiesel jarak

pagar disajikan pada Tabel 4.20 berikut ini.

Tabel 4.21 Kriteria Kelayakan dan Analisis Sensitivitas Budidaya Ikan Hias

Variabel yang Berubah Dasar Perubahan ¤ Harga Bahan Baku 0% 5,8% 0% 4,75% ¤ Harga Jual ikan hias 0% 0% -12,5% -8,6% ¤ Harga ikan hias (Rp. 150 x 40,000 ekor) 6,000,000 6,348,000 6,000,000 6,285,000 ¤ Harga Jual ikan hias 40,000 ekor 17,729,000 17,729,000 15,512,875 5,484,000 Kriteria Kelayakan IRR 17% 16% 15% 14% NPV 9,411,568 8,287,706 5,542,635 6,192.720 Payback Period 5,5 5,6 5,7 5,8

Dari hasil analisis sensitivitas dapat terlihat untuk setiap skenario memiliki

kriteria kelayakan yang layak. Pada skenario pertama, dengan kenaikan harga bahan

baku sebesar 5,8% dan harga jual tetap, usaha budidaya ikan hias jarak pagar ini

masih layak dilaksanakan. Hal ini berdasarkan hasil perhitungan sejumlah kriteria

kelayakan investasi sebagai berikut : NPV sebesar Rp 9,411,568- lebih besar dari

pada nol, nilai IRR 17%, dan Payback Period 5 tahun 5 bulan. Dalam skenario

kedua, dengan penurunan harga jual ikan hias sebesar 12.5% tanpa perubahan harga

bahan baku, usaha budidaya ikan hias jarak pagar ini masih layak. Hal ini

berdasarkan hasil perhitungan sejumlah kriteria kelayakan investasi, sebagai berikut :

NPV sebesar Rp 8,287,706- lebih besar dari nol, nilai IRR 16%, dan Payback Period

5 tahun 6 bulan. Pada skenario ketiga, pada saat terjadi kenaikan harga bahan baku

sebesar 4,75% serta penurunan harga jual sebesar 8,6%, usaha ini masih layak

dilaksanakan. Hal ini berdasarkan hasil perhitungan sejumlah kriteria kelayakan

sebagai berikut : NPV sebesar Rp 6,192.720- lebih besar dari nol, nilai IRR 14%, dan

Payback Period 5 tahun 7 bulan.

Hasil analisis sensitivitas tersebut diatas memperlihatkan bahwa usaha

budidaya ikan hias jarak pagar lebih sensitif terhadap kenaikan harga bahan baku

dibandingkan penurunan harga jual ikan hias. Berdasarkan ketiga skenario yang

dibuat tersebut maka antisipasi keadaan untuk masing-masing skenario dengan

memperhatikan kriteria NPV, ialah pada skenario pertama, proyek ini sensitif pada

kenaikan harga bahan baku hingga 5,8%, (dengan asumsi harga jual tetap dan

investasi tetap), artinya jika kenaikan harga bahan baku sama dengan atau lebih dari

5,8% tiap tahunnya, proyek ini menjadi tidak layak atau merugi. Pada skenario kedua,

proyek ini sensitif pada penurunan harga jual hingga 12,5%, (dengan asumsi harga

bahan baku tetap dan biaya investasi tetap), artinya jika penurunan harga jual ikan

hias sama dengan atau lebih dari 12,5% tiap tahunnya, proyek ini menjadi tidak layak

atau merugi. Analisis sensitivitas gabungan menunjukkan bahwa proyek ini sensitif

pada kondisi terjadi kenaikan harga bahan baku sebesar 4,75% dan penurunan harga

jual sebesar 8.6%. Hasil analisis aspek keuangan diatas menujukkan bahwa usaha

budidaya ikan hias jarak pagar memberikan pendapatan tinggi sehingga proyek ini

layak dilaksanakan dan dibiayai oleh bank.

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

Dari hasil analisis terhadap kelayakan usaha budidaya ikan hias maka

penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut Aspek pasar dan pemasaran, dilihat

dari lokasi usaha cukup strategis mengingat di sepanjang jalan Parigi Mekar, Ciseeng,

Parung, Bogor dekat dengan pasar tradisional. Aspek teknis dan teknologis,

dipertimbangkan dari harga sewa lahan, bahan baku, sarana transportasi, ketersediaan

tenaga kerja, sarana dan pra sarana serta fasilitas pendukung lainnya telah memenuhi

syarat yang telah ditentukan. Aspek Keuangan, dari semua perhitungan dapat

diketahui bahwa nilai NPV terbesar dihasilkan oleh pola investasi 3, yaitu Rp.

19,465,138. Dengan indeks keuntungan sebesar 1,7 dan lama modal kembali sekitar

72 bulan. Pemilihan pola investasi bukan berdasarkan nilai NPV tetapi berdasarkan

total aliran kas yang masuk dalam waktu 5 tahun. Berdasarkan total kas yang masuk,

maka investasi yang sebaiknya dipilih adalah pola investasi 1. Karena pola investasi

ini memberikan hasil operasional kas atau kas masuk yang terbesar selama 5 tahun,

yaitu sebesar Rp. 76,195,437. Jika dilihat dari total keuntungan juga sebaiknya

memilih pola investasi 1 (bunga 14%), yang menghasilkan total keuntungan sebesar

Rp. 59,643,483.

Saran

Dari beberapa saran yang penulis ajukan ini semoga dapat memberikan

manfaat bagi kelompok tani ikan hias maupun bagi pihak lain yang

membutuhkannya, yaitu sebagai berikut :

Karena usaha ini budidaya ikan ini dengan mengunakan jaring, maka

sebaiknya petani ikan membersihkan jaring secara rutin untuk mencegah hama dan

penyakit pada ikan.

Untuk menjual ikan sebaiknya petani langgsung ke pengepul ikan atau ke

pembeli, tidak melalui perantara lain, untuk mencegah harga ikan menjadi murah.

Sebaiknya dilakukan pembibitan ikan yang beraneka ragam, untuk

menambah kentungan yang lebih besar

Sebaiknya kelompok tani ikan mengikuti penyuluhan-penyuluhan ikan, agar

dapat pelatihan pembuatan pakan organik berupa pelet untuk ikan dan agar mendapat

pembinaan dalam mengelola usaha budidaya ikan hias yang baik dan benar.

Penelitian ini masih memerlukan penyempurnaan lebih lanjut, karena itu

disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan, penelitian ini dapat dilanjutkan

dengan melakukan penelitian mengenai usaha budidaya ikan hias.

Daftar Pustaka

Ibrahim, Yacob, Studi Kelayakan Bisnis Edisi Revisi, Rineka Cipta, 2003.

Husnan, Suad dan Pudjiastuti, Studi Kelayakan Proyek, 1994.

Husnan, Suad dan Suwarsono, Studi Kelayakan Proyek : Konsep, Teknik dan Penyusunan Laporan, UPP AMP YKPN, Yogyakarta, 2000.

Kasmir dan Jafar, Studi dan Kelayakan Bisnis Edisi Kedua, Cetakan ke-4, Kencana Prenada Media Group, 2003.

Riyanto, Bambang, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan Edisi 4, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, 1997.

Kelompok Peternak Ikan Hias Telaga Ciseeng

Pasar Tradisional Parung Bogor

Dinas Peternakan Kota Bogor

Dinas Peternakan Kota Bandung

http://www.bi.go.id/Suku+Bunga+SBL.html, 2009

http://library.gunadarma.ac.id.html, 2009

http://forum.o-fish.com

http://www.google.com