abstrak -...
TRANSCRIPT
1
ABSTRAK
Dewi Dini Maharani, 2016: Pengaruh Retribusi Parkir Tepi Jalan Umum, Retribusi Pelayanan
Kesehatan, Retribusi Pelayanan Kepelelabuhan, Retribusi Izin
Mendirikan Bagunan, Retribusi Izin Trayek Terhadap Pendapatan
Asli Daerah (PAD) Kabupaten Bintan Periode 2010-2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Retribusi Parkir Tepi Jalan Umum,
Retribusi Pelayanan Kesehatan, Retribusi Pelayanan Kepelelabuhan, Retribusi Izin Mendirikan
Bagunan, Retribusi Izin Trayek Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Bintan
Periode 2010-2014
Data yang digunakan adalah Laporan bulanan Target dan Realisasi Pendapatan Kabupaten
Bintan yang diperoleh dari Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah (DPPKD)
Kabupaten Bintan Periode 2010-2014. Variebel Indenpenden yang digunakan adalah retribusi
parkir tepi jalan umum, retribusi pelayanan kesehatan, retribusi pelayanan kepelelabuhan,
retribusi izin mendirikan bagunan, retribusi izin trayek dan variabel dependen yang digunakan
adalah pendapatan asli daerah.
Model analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda dan uji asumsi klasik yang
digunakan adalah uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji
autokorelasi. Pengujian hipotesis yang digunakan adalah uji t, uji f dan koefisien determinasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial retribusi pelayanan kesehatan
berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bintan periode 2010-2014, sedangkan
retribusi parkir tepi jalan umum, retribusi pelayanan kepelelabuhan, retribusi izin mendirikan
bagunan, retribusi izin trayek tidak berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten
Bintan periode 2010-2014. Secara simultan retribusi parkir tepi jalan umum, retribusi pelayanan
kesehatan, retribusi pelayanan kepelelabuhan, retribusi izin mendirikan bagunan, retribusi izin
trayek berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Bintan periode 2010-2014.
Kata Kunci: Retribusi Parkir Tepi Jalan Umum, Retribusi Pelayanan Kesehatan, Retribusi
Pelayanan Kepelelabuhan, Retribusi Izin Mendirikan Bagunan, Retribusi Izin
Trayek dan Pendapatan Asli Daerah.
2
PENDAHULUAN
Kabupaten Bintan merupakan Kabupaten yang tergolong baru namun, Kabupaten tersebut
memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi lebih baik dibandingkan Kabupaten lain di Provinsi
Kepulauan Riau. Pertumbuhan ekonomi daerah dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan
kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan
daerah, pertumbuhan ekonomi tersebut memberikan kontribusi besar terhadap Pendapatan Asli
Daerah (PAD) Kabupaten Bintan.
Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi
daerah tersebut. Dalam hal pembangunan, Pemerintah Kabupaten Bintan masih mengikuti
strategi yang diarahkan oleh Pemerintah Pusat yaitu strategi pertumbuhan ekonomi yang
mendorong pertumbuhan, memperluas kesempatan kerja, menanggulangi kemiskinan dan
merespon persoalan – persoalan lingkungan. Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Bintan
mengalami peningkatan setiap tahunnya, yang ditandai oleh meningkatnnya sector ekonomi,
meningkatnya daya beli masyarakat, naiknya pendapatan perkapita masyarakat dan naiknya
tingkat investasi serta menurunnya presentase kemiskinan.
Menurut Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 sumber ekonomi asli daerah tersebut
adalah sumber yang digali dari wilayah daerah yang bersangkutan yang terdiri dari hasil pajak
daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain
pendapatan asli daerah yang sah. Menurut Siahaan (2006) retribusi daerah adalah pungutan
daerah sebagai pembayaran atas jasa ataupun pemberian izin tertentu yang khusus disediakan
dan juga diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi maupun suatu
badan. Siahaan (2006) juga dijelaskan Terdapat tiga jenis retribusi daerah yaitu, retribusi jasa
umum, retribusi jasa usaha, dan retribusi perizinan tertentu.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan, peneliti tertarik untuk
mengambil judul “Pengaruh Retribusi Parkir Tepi Jalan Umum, Retribusi Pelayanan
Kesehatan, Retribusi Kepelabuhan, Retribusi Izin Mendirikan Bangunan, Retribusi Izin
Trayek Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bintan Periode 2010-2014”
KAJIAN PUSTAKA
Pendapatan Asli Daerah
Menurut Undang-undang No 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah, pendapatan
daerah berasal dari penerimaan dari dana perimbangan pusat dan daerah juga berasal dari daerah
itu sendiri yaitu pendapatan asli daerah serta pendapatan lain-lain yang sah. Pendapatan asli
daerah merupakan semua penerimaan daerah yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah.
Menurut Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 sumber ekonomi asli daerah tersebut
adalah sumber yang digali dari wilayah daerah yang bersangkutan yang terdiri dari hasil pajak
daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain
pendapatan asli daerah yang sah.
3
Disimpulkan Bahwa Pendapatan Asli Daerah adalah pendapatan yang dihasilkan oleh
daerah tersebut yang bersumber dari pendapatan Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Pendapatan
Lain – Lain Yang Sah, namun pada kenyataannya pendapatan daerah tersebut belum mampu
mencukupi kebutuhan daerah untuk pertumbuhan daerah tersebut oleh karena itu mengharuskan
pemerintah daerah menggali dan meningkatkan pendapatan daerah terutama Sumber Pendapatan
Asli Daerah.
Retribusi Daerah
Menurut Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah,
yang dimaksud dengan retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau
pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk
kepentingan pribadi atau badan.
Objek Dan Subjek Retribusi Daerah
Menurut Yani (2009), Objek retribusi adalah berbagai jenis jasa tertentu yang disediakan oleh
pemerintah daerah. Menurut Yani (2009), Subjek retribusi adalah orang pribadi atau badan yang
menggunakan atau menikmati jasa yang disediakan oleh Pemerintah Daerah.
Tata Cara Pemungutan Retribusi Daerah
Retribusi dipungut dengan menggunakan Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) atau
dokumen lain yang dipersamakan berupa karcis, kupon, dan kartu langganan.
Penetapan Jenis Retribusi Daerah
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah menjelaskan bahwa penetapan jenis Retrbusi Jasa Umum Retribusi Jasa Usaha
Dan Retribusi Perizinan Tertentu.
Retribusi Jasa Umum
Retribusi jasa umum merupakan retribusi yang disediakan dan diberikan oleh pemerintah daerah
untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau
badan.
Retribusi Parkir Tepi Jalan Umum
Dalam Peraturan Daerah Kabupaten Bintan Nomor 3 Tahun 2011 Tentang Retribusi Jasa Umum,
yang dimaksud Retribusi Pelayanan Parkir Tepi Jalan Umum adalah pembayaran atas
penggunaan tempat parkir tepi jalan umum yang disediakan Pemerintah Daerah.
Retribusi Pelayanan Kesehatan Peraturan Daerah Kabupaten Bintan Nomor 3 Tahun 2011 Tentang Retribusi Jasa Umum, yang
dimaksud Retribusi Pelayanan Kesehatan adalah pembayaran atas pelayanan kesehatan di
Puskesmas, puskesmas keliling, Puskesmas Pembantu, Balai Pengobatan, Rumah Sakit Umum
Daerah dan tempat pelayanan kesehatan lainya yang sejenis.
Retribusi Jasa Usaha
Retribusi atas jasa yang disediakan oleh Pemerintah daerah dengan menganut prinsip komersial
karena pada dasarnya dapat pula disediakan oleh sektor swasta. Pelayanan yang disediakan oleh
4
pemerintah daerah dengan menganut prinsip komersial yaitu pelayanan dengan menggunakan/
memanfaatkan kekayaan daerah yang belum dimanfaatkan secara optimal .
Retribusi Pelayanan Kepelabuhan
Menurut Siahaan (2006), Retribusi pelayanan kepelabuhan kapal merupakan pembayaran secara
rutin dengan tarif tertentu terhadap kegiatan pelayanan kepelabuhan. Pelayanan kepelabuhan
kapal merupakan pelayanan pada pelabuhan kapal perikanan atau bukan kapal perikanan
termasuk fasilitas lainya dilingkungan pelabuhan kapal yang dimiliki atau dikelolah oleh
pemerintah daerah tidak termasuk yang dikelolah BUMN, BUMD dan pihak swasta.
Retribusi Perizinan Tertentu
Retribusi atas kegiatan tertentu Pemerintah Daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang
pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan
pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana,
sarana, atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian
lingkungan.
Retribusi Izin Mendirikan Bangunan
Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Bintan Nomor 5 Tahun 2011 Tentang Retribusi Perizinan
tertentu yaitu Retribusi Izin Mendirikan Bangunan merupakan pembayaran atas pemberian izin
oleh Pemerintah Daerah yang diberikan kepada orang pribadi atau badan untuk mendirikan atau
membongkar suatu bagunan dan termasuk dalam pengertian mendirikan bangunan adalah
mengubah dan merobohkan atau membangun bangunan.
Retribusi Izin Trayek
Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Bintan Nomor 5 Tahun 2011 Tentang Retribusi Perizinan
tertentu, Retribusi Izin trayek merupakan pembayaran atas pemberian izin pada orang pribadi
atau badan untuk menyediakan pelayanan angkutan umum pada suatu atau beberapa trayek
tertentu dalam wilayah daerah.
Review Penelitian Terdahulu
Nama
Peneliti/Ta
hun
Judul Metode
Penelitian Hasil Penelitian
Riza
Rohimah/
2014
Pengaruh Retribusi
Parkir, Retribusi
Pengujian Kendaraan
Bermotor, Retribusi
Izin Trayek Dan
Retribusi Pelayanan
Kepelabuhanan
Terhadap Pendapatan
Asli Daerah Kota
Tanjungpinang.
Kuantitatif Secara parsial Retribusi
Parkir berpengaruh terhadap
PAD dan secara simultan
Retribusi Parkir, Retribusi
Pengujian Kendaraan
Bermotor, Retribusi Izin
Trayek Dan Retribusi
Pelayanan Kepelabuhanan
berpengaruh terhadap PAD
Kota Tanjungpinang.
5
Siti
Suprihatin
Hidayah/
2014
Pengaruh Retibusi
Parkir Jalan Umum,
Retribusi Pelayanan
Persampahan/Kebersi
han Dan Retribusi Izin
Mendirikan Bangunan
Terhadap Pendapatan
Asli Daerah Kota
Tanjungpinang
Periode 2010-2013
Kuantitatif Retibusi Parkir Jalan Umum,
dan Retribusi Pelayanan
Persampahan/Kebersihan
secara parsial berpengaruh
PAD dan secara simultan
Retibusi Parkir Jalan Umum,
Retribusi Pelayanan
Persampahan/Kebersihan Dan
Retribusi Izin Mendirikan
Bangunan berpengaruh
Terhadap PAD
Lingga
Sastra
Wijaya/
2010
Pengaruh Pajak
Parkir, Dan Retribusi
Pelayanan Parkir Tepi
Jalan Umum Terhadap
Pendapatan Asli
Daerah (Studi Kasus
Pada Dinas
Pendapatan Daerah
Kota Tasikmalaya)
Kuantitatif Secara Parsial Pajak Parkir,
Dan Retribusi Pelayanan
Parkir Tepi Jalan Umum
Berpengaruh Terhadap PAD,
Dan Terdapat Pengaruh Yang
Signifikan Antara Pajak
Parkir Dan Pelayanan Parkir
Tepi Jalan Umum Secara
Simultan Terhadap Pendapatn
Asli Daerah Kota
Tasikmalaya.
Siti
Rochimah/
2012
Pengaruh Pajak Hotel
& Restoran, Retribusi
Daerah Dan Pajak
Daerah Terhadap
Pendapatan Asli
Daerah Pada
Kabupaten / Kota
Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2007 – 2012
Kuantitatif Secara parsial Retribusi dan
Pajak Daerah berpengaruh
terhadap PAD dan secara
simultan Pajak Hotel &
Restoran, Retribusi Daerah
Dan Pajak Daerah
Berpengaruh Terhadap
Pendapatan Asli Daerah Pada
Kabupaten/Kota Provinsi
Jawa Tengah Tahun 2007 –
2012
Syarifah
Shelia
Novianty/
2014
Pengaruh Pungutan
Pajak Reklame, Pajak
Parkir, Pajak
Penerangan Jalan,
Retribusi Jasa Umum
terhadap Pendapatan
Asli Daerah Kota
Tanjungpinang
Kuantitatif Secara parsial Pajak Parkir
berpengaruh terhadap PAD
dan secara simultan Pajak
Reklame, Pajak Parkir, Pajak
Penerangan Jalan, Retribusi
Jasa Umum berpengaruh
terhadap PAD Kota
Tanjungpinang periode 2009-
2013
6
Kerangka Pemikiran
H1
H2
H3
H4
H5
H6
Retribusi Parkir Tepi
Jalan Umum (X1)
Retribusi Pelayanan
Kesehatan (X2)
Pendapatan Asli
Daerah
(Y)
Retribusi Pelayanan
Kepelabuhan (X3)
Retribusi Izin Mendirikan
Bangunan (X4)
Retribusi Izin Trayek (X5)
7
Pengembangan Hipotesis
Pengaruh Retribusi Parkir Tepi Jalan Umum Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Reribusi parkir tepi jalan umum dapat diukur berdasarkan target pencapaian pemungutan
tarif tersebut, jika target pencapaian meningkat maka manfaat retribusi tersebut berpengaruh
terhadap pendapatan asli daerah akan meningkat.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Wijaya (2010) Retribusi Parkir Tepi Jalan
Umum berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah.
Dari penelitian sejalan yang dilakukan Wijaya (2010) dapat disimpulkan:
H1 : Diduga Retribusi Parkir Tepi Jalan Umum berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah.
Pengaruh Retribusi Pelayanan Kesehatan Terhadap Pendapatan Asli Daerah.
Pelayanan Kesehatan yang diberikan diberbagai tempat Pelayanan Kesehatan seperti
Puskesmas, Balai Pengobatan Dan Rumah Sakit Umum Daerah. Jika tingkat pembayaran atas
jasa sarana dan jasa pelayanan kesehatan meningkat maka, berpengaruh pada pendapatan asli
daerah tersebut.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Novianty (2014) Retribusi Jasa Umum
berpengaruh terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah.
Dari penelitian sejalan yang dilakukan Novianty (2014) dapat disimpulkan:
H2 : Diduga Retribusi Pelayanan Kesehatan berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah.
Pengaruh Retribusi Pelayanan Kepelabuhan Terhadap Pendapatan Asli Daerah.
Pelabuhan fasilitas diujung samudra, sungai atau danau untuk menerima kapal dan
memindahkan barang kargo maupun penumpang kedalamnya, dan apabila pengelolaan nya
sangat baik jika dilakukan secara maksimal maka akan menghasilkan Retribusi atas jasa usaha
pelayanan kepelabuhan dan ini sangat berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Rohimah (2014) Retribusi Pelayananan
Kepelabuhan berpengaruh signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah.
Dari penelitian sejalan yang dilakukan Rohimah (2014) dapat disimpulkan:
H3 : Diduga Retribusi Pelayanan Kepelabuhan berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah.
Pengaruh Retribusi Izin Mendirikan Bangunan Terhadap Pendapatan Asli Daerah.
Perkembangan daerah saat ini dan masa yang akan datang diharapka retribusi izin
mendirikan bangunan akan memberikan pengaruh cukup besar bagi pembangunan daerah
tersebut, sehingga dapat mempengaruhi pendapatan asli daerah tersebut.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Hidayah (2014), Retribusi Izin Mendirikan
Bangunan berpengaruh secara simultan terhadap Pendapatan Asli Daerah.
Dari penelitian sejalan yang dilakukan oleh Sitepu (2011), dapat disimpulkan :
H4 : Diduga Retribusi Izin Mendirikan Bangunan berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah.
Pengaruh Retribusi Izin Trayek Terhadap Pendapatan Asli Daerah.
Trayek merupakan jalan atau lintasan yang dilalui, untuk lintasan kendaraan umum dan
rute untuk pelayanan jasa angkutan orang dengan bus yang mempunyai asal dan tujuan
perjalanan tetap, lintasan tetap dan jadwal tetap maupun tidak berjadwal. Bagi masyarakat umum
yang melalui lintasan yang digunakan untuk berkendaraan maka akan dikenakan tarif retribusi
8
yang berlaku, sehingga banyaknya pengguna lintasan tersebut akan sangat berpengaruh terhadap
pendapatan asli daerah tersebut.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Rohimah (2014), retribusi Izin trayek
berpengaruh secara simultan terhadap Pendapatan Asli Daerah.
Dari penelitian sejalan yang dilakukan oleh Rohimah (2014), dapat disimpulkan :
H5 : Diduga Retribusi Izin Trayek berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah.
Pengaruh Retribusi Parkir Tepi Jalan Umum, Retirbusi Pelayanan Jasa Kesehatan,
Retribusi Pelayanan Kepelabuhan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan, Retribusi Izin
Trayek Terhadap Pendaptan Asli Daerah.
Retribusi Parkir Tepi Jalan Umum, Retirbusi Pelayanan Jasa Kesehatan, Retribusi
Pelayanan Kepelabuhan, Retribusi Izin Mendirikan Bangunan, dan Retribusi Izin Trayek
merupakan wadah dan aspek penting untuk meningkatkan pendapatan asli daerah karena kelima
retribusi tersebut mempunyai pengaruh untuk meningkatkan penerimaan pendapatan asli daerah.
Meskipun target masing-masing retribusi tersebut tidak sesuai kadang meningkat namun kadang
malah sebaliknya akan tetapi retribusi tersebut dapat menutup kekurangan fiskal daerah, hal ini
dikarenakan hanya yang menggunakan jasa saja yang dikenakan tarif dan biaya retribusi daerah
tersebut.
Dari hasil penelitian sejalan yang dilakukan oleh Rohimah (2014), Novianty (2014),
Rochimah (2012), Hidayah (2014), Wijaya (2010), dapat disimpulkan :
H6 : Retribusi Parkir Tepi Jalan Umum, Retirbusi Pelayanan Jasa Kesehatan, Retribusi
Pelayanan Kepelabuhan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan dan Retribusi Izin Trayek
berpengaruh Terhadap Pendapatan Asli Daerah.
Hipotesis
Menurut Sugiyono (2013), Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian, adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah :
HI : Diduga Retribusi Parkir Tepi Jalan Umum berpengaruh Terhadap Pendapatan Asli
Daerah Kabupaten Bintan Priode 2010-2014
H2 : Diduga Retribusi Pelayanan Kesehatan berpengaruh Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten Bintan Priode 2010-2014
H3 : Diduga Retribusi Pelayanan Kepelabuhan berpengaruh Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten Bintan Priode 2010-2014
H4 : Diduga Retribusi Izin Mendirikan Bangunan berpengaruh Terhadap Pendapatan Asli
Daerah Kabupaten Bintan Priode 2010-2014
H5 : Diduga Retribusi Izin Trayek berpengaruh Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten
Bintan Priode 2010-2014
H6 : Diduga Retribusi Parkir Tepi Jalan Umum, Retirbusi Pelayanan Jasa Kesehatan, Retribusi
Pelayanan Kepelabuhan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan, Retribusi Izin Trayek
berpengaruh Terhadap Pendaptan Asli Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten Bintan Priode 2010-2014.
9
METODOLGI PENELITIAN
Objek Dan Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Provinsi Kepulauan Riau dan dalam penelitian ini yang menjadi
objek penelitian adalah Kantor Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten
Bintan (DPPKD) yang beralamat di Jalan Kijang Kota, Bintan Timur, Kabupaten Bintan,
Kepulauan Riau.
Metode Penelitian
Proses analisis data merupakan usaha untuk memperoleh jawaban permasalahan penelitian dan
analisa data dilakukan setelah data terkumpul. Dalam menganalisis data dan menarik kesimpulan
berdasarkan data yang dikumpulkan maka metode yang digunakan adalah Anlisis Kuantitatif.
Analisis kuantitatif merupakan pendekatan analisis dengan perhitungan matematika atau statistik.
Penulisan penelitian ini menggunakan metode analisis statistik dengan menggunakan Program
SPSS (Statistic Product and Service Solution) SPSS 21.0 for Windows.
Operasionalisasi Variabel
Variabel Independen (X)
Dalam penelitian ini menggunakan Lima variable (5) variabel bebas/independen (X) yaitu :
Retribusi Parkir Tepi Jalan Umum (X1), Retribusi Pelayanan Jasa Kesehatan (X2), Retribusi
Pelayanan Kepelabuhan (X3), Retribusi Izin Mendirikan Bangunan (X4) Dan Retribusi Izin
Trayek (X5).
Variabel Dependen (Y)
Menurut Sugiyono (2013), variabel terikat (Dependen) merupakan variabel yang dipengaruhi
atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi
variabel dependen yaitu: Pendapatan Asli Daerah (Y).
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer maupun sekunder, dalam
penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan cara Dokumentasi, yaitu data tertulis yang
dikeluarkan oleh instansi terkait, dalam hal ini data yang dikeluarkan oleh Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bintan.
Metode Penentuan Populasi Dan Sampel Penelitian
Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini yaitu laporan realisasi penerimaan Retribusi Daerah Kabupaten
Bintan tahun 2010-2014, yang diterbitkan oleh Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Daerah
Kabupaten Bintan.
Sampel Penelitian
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan bulanan penerimaan Retribusi Parkir
Tepi Jalan Umum, Retribusi Pelayanan Kesehatan, Retribusi Pelayanan Kepelabuhan, Retribusi
Izin Mendirikan Bangunan, dan Retribusi Izin Trayek selama lima (5) tahun priode 2010 – 2014.
Metode Analisis Data Penelitian ini menggunakan metode analisis statistik dengan menggunakan Program SPSS
(Statistic Product and Service Solution) SPSS 22.0 for Windows, dalam penelitian ini tingkat
kesalahan ditetapkan sebesar 5%. Adapun metode analisis data yang dapat digunakan dalam
penelitian ini adalah Model analisis data yang digunakan adalah uji statistik deskriptif, regresi
10
berganda, dan uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji normalitas, uji multikolinearitas, uji
autokorelasi, dan uji heterokedastisitas. Pengujian hipotesis yang digunakan adalah uji t , uji f
dan koefisiensi determinasi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Variable-variabel yang digunakan dalam dalam penelitian ini meliputi Retribusi Parkir
Tepi Jalan Umum, Retribusi Pelayanan Kesehatan, Retribusi Pelayanan Kepelabuhan, Retribusi
Izin Mendirikan Bangunan, Retribusi Izin Trayek dan Pendapatan Asli Daerah akan diuji secara
statistik deskriptif seperti yang terlibat dalam tabel di bawah ini:
Dari hasil statistik deskriptif diatas dapat dijelaskan bahwa:
1. Variabel Pendapatan Asli Daerah dengan nilai n=60 memiliki nilai minimum Rp
7.946.200.000,00 dan nilai maximum Rp 30.931.860.000,00 dengan rata-rata Rp
12.172.977.300.00 dan standar deviasi sebesar Rp 3.623.578.060,00
2. Variabel Retribusi Parkir Tepi Jalan Umum dengan nilai n=60 memiliki nilai minimum Rp
1.800.000,00 dan nilai maximum Rp 11.500.000,00 dengan rata-rata Rp 6.053.000,00 dan
standar deviasi sebesar Rp 2.354.110,00
3. Variabel Retribusi Pelayanan Kesehatan dengan nilai n=60 memiliki nilai minimum Rp
10.250.000,00 dan nilai maximum Rp 185.000.000,00 dengan rata-rata Rp 55.308.300,00 dan
standar deviasi sebesar Rp 33.581.000,00
4. Variabel Retribusi Pelayanan Kepelabuhan dengan nilai n=60 memiliki nilai minimum Rp
11.370.000.000,00 dan nilai maximum Rp 639.000.000,00 dengan rata-rata Rp
241.817.800,00 dan standar deviasi sebesar Rp 104.780.400,00
5. Variabel Retribusi Izin Mendirikan Bangunan dengan nilai n=60 memiliki nilai minimum Rp
330.000.000,00 dan nilai maximum Rp 1.466.300.000,00 dengan rata-rata Rp 145.542.200,00
dan standar deviasi sebesar Rp 293.368.340,00
6. Variabel Retribusi Izin Trayek dengan nilai n=60 memiliki nilai minimum Rp 4.000.000,00
dan nilai maximum Rp 6.810.000,00 dengan rata-rata Rp 439.800,00 dan standar deviasi
sebesar Rp 884.870,00
Hasil Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas Menurut Priyatno (2011), Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui apakah populasi data
berdistribusi normal atau tidak. Jika signifikan lebih dari 0,05 maka residual berdistribusi secara
normal, Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji kolmogorov-smirnov dengan
bantuan SPSS 21.0.
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
PAD 60 7946.20 30931.86 12172.9773 3623.57806 R.PTJU 60 1.80 11.50 6.0530 2.35411 R.PelKes 60 10.25 185.89 55.3083 33.58142 R.PelKel 60 11.37 639.26 241.8178 104.78040 R.IMB 60 .33 1466.30 145.5422 293.36834 R.IzinTrayek 60 .04 6.81 .4398 .88487
Valid N (listwise) 60
11
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 60
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .20528374
Most Extreme Differences Absolute .144
Positive .144 Negative -.068
Kolmogorov-Smirnov Z 1.118
Asymp. Sig. (2-tailed) .164
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Dari hasil pengujian diatas dapat diketahui bahwa hasil nilai Kolmogorov-Smirnov adalah
1,118 dan signifikan pada 0.164, sehingga dapat disimpulkan nilai (Asymp. Sig.( 2-tailed)
0,164>0,05), maka disimpulkan bahwa Retribusi Parkir Tepi Jalan Umum, Retribusi Pelayanan
Kesehatan, Retribusi Kepelabuhan, Retribusi Izin Mendirikan Bangunan, Retribusi Izin Trayek
dan Pendapatan Asli Daerah terdistribusi secara normal sehingga dapat untuk menggunakan
analisis regresi linear berganda.
Hasil Uji multikolinieritas
Menurut Ghazali (2013), Uji multikoloniearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regerensi yang baik seharusnya
tidak terjadi kolerasi diantara variable independen (tidak terjadi multikolineritas).
Multikolinieritas dapat dilihat dari Jika nilai Tolerance lebih besar dari 0,10 maka tidak terjadi
multikolinearitas dan Jika nilai VIF lebih kecil dari 10,00 maka tidak terjadi multikolinearitas.
Hasil Uji Multikolinieritas Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance
VIF
1
(Constant) 9.626 .290 33.216 .000
LNR.PTJU -.037 .067 -.070 -.550 .585 .848 1.180
LNR.PelKes -.161 .046 -.415 -3.495 .001 .974 1.027
LNR.PelKel .068 .046 .189 1.486 .143 .853 1.173
LNR.IMB .023 .014 .197 1.638 .107 .946 1.058
LNR.IzinTrayek
.009 .030 .035 .290 .773 .964 1.037
a. Dependent Variable: LNPAD
Dari hasil uji mutikolinieritas, dapat dilihat bahwa nilai tolerance variabel Retribusi
Parkir Tepi Jalan Umum, Retribusi Pelayanan Kesehatan, Retribusi Kepelabuhan, Retribusi Izin
Mendirikan Bangunan, dan Retribusi Izin Trayek adalah 0,84 ; 0,97 ; 0,85 ; 0,94 ; 0,96
semuanya lebih dari 0,1 atau Tolerance > 0,1 dan semua nilai variabel VIF adalah 1,18 ; 1,02 ;
1,17 ; 1,05 ; 1,03 dan semua nilai variabel kurang dari 10 atau VIF<10. Dengan demikian dapat
disimpulkan tidak terjadi multikolonieritas.
12
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghazali (2013), Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain. Uji
heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan Uji Korelasi Spearman yaitu dengan
melakukan analisis korelasi spearman antara residual dengan masing-masing variabel
independen.
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Correlations
Unstandardized
Residual LNR.P
TJU LNR.PKES
LNR.PKEP
LNR.IMB
LNR.IT
Spearman's rho
Unstandardized Residual
Correlation Coefficient
1.000 -.025 .159 .166 .023 -.070
Sig. (2-tailed) . .850 .224 .206 .859 .594
N 60 60 60 60 60 60
LNR.PTJU Correlation Coefficient
-.025 1.000 .036 .191 .169 .029
Sig. (2-tailed) .850 . .783 .143 .195 .826
N 60 60 60 60 60 60
LNR.PKES Correlation Coefficient
.159 .036 1.000 .078 .146 -.220
Sig. (2-tailed) .224 .783 . .555 .265 .091
N 60 60 60 60 60 60
LNR.PKEP Correlation Coefficient
.166 .191 .078 1.000 .231 -.066
Sig. (2-tailed) .206 .143 .555 . .076 .618
N 60 60 60 60 60 60
LNR.IMB Correlation Coefficient
.023 .169 .146 .231 1.000 -.003
Sig. (2-tailed) .859 .195 .265 .076 . .980
N 60 60 60 60 60 60
LNR.IT Correlation Coefficient
-.070 .029 -.220 -.066 -.003 1.00
0
Sig. (2-tailed) .594 .826 .091 .618 .980 .
N 60 60 60 60 60 60
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat Korelasi antara variabel Retribusi Parkir Tepi Jalan
Umum dengan Unstandardized residual memiliki nilai signifikasi 0,850. Korelasi antara variabel
Retribusi Pelayanan Kesehatan dengan Unstandardized residual memiliki nilai signifikasi 0,224.
Korelasi antara variabel Retribusi Pelayanan Kepelabuhan dengan Unstandardized residual
memiliki nilai signifikasi 0,206. Korelasi antara variabel Retribusi Izin Mendirikan Bangunan
dengan Unstandardized residual memiliki nilai signifikasi 0,859. Korelasi antara variabel
Retribusi Izin Trayek dengan Unstandardized residual memiliki nilai signifikasi 0,594 Karena
nilai signifikansi semua variabel lebih besar dari 0,05 maka dapat dismpulkan bahwa tidak
terjadi heteroskedastisitas.
13
Hasil Uji Autokorelasi
Menurut Priyatno (2011), Uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakah model regresi ada
korelasi antara residual pada periode t dengan residual pada periode sebelumnya (t-1). Model
regresi yang baik adalah yang tidak adanya masalah autokorelasi.
Menurut Santoso (2015), salah satu metode pengujian yang sering digunakan adalah dengan uji
Durbin-Watson (uji DW). Pengambilan keputusan pada uji Durbin Watson sebagai berikut:
1. Jika angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif.
2. Jika angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi.
3. Jika angka D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
Hasil Uji Autokorelasi dengan metode Durbin-Watson
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .508a .258 .190 .21458 1.891
a. Predictors: (Constant), LNR.IT, LNR.IMB, LNR.PKES, LNR.PKEP, LNR.PTJU b. Dependent Variable: LNPAD
Berdasarkan hasil uji autokorelasi menggunakan Durbin-Watson tabel diatas, dapat
dilihat bahwa nilai uji Durbin-Watson adalah 1,891 ini berarti Durbin Watson berada diantara -2
sampai +2, sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi.
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antara dua atau lebih
variabel independen dengan satu variabel dependenyang ditampilkan dalam bentuk regresi.
Hasil Uji Regresi Linier Berganda Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 9.626 .290 33.216 .000
LNR.PTJU -.037 .067 -.070 -.550 .585
LNR.PelKes -.161 .046 -.415 -3.495 .001
LNR.PelKel .068 .046 .189 1.486 .143
LNR.IMB .023 .014 .197 1.638 .107
LNR.IzinTrayek .009 .030 .035 .290 .773
a. Dependent Variable: LNPAD
Berdasarkan tabel diatas, maka dapat dilakukan persamaan regresi linier berganda
sebagai berikut:
Y= 9.626-0.037X1-0.161X2+0.068X3+0.023X4+0.009X5
Dari persamaan regresi linier tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Konstanta regresi sebesar 9.626 menyatakan jika variabel Retribusi Parkir Tepi Jalan Umum,
Retribusi Pelayanan Kesehatan, Retribusi Pelayanan Kepelabuhan, Retribusi Izin Mendirikan
Bangunan, Retribusi Izin Trayek sama dengan 0 (nol), maka pendapatan asli daerah akan naik
sebesar Rp9.626.000.000,00.
2. Nilai koefisien regresi variabel X1 sebesar -.037 menunjukkan bahwa setiap kenaikan retribusi
parkir tepi jalan umum sebesar Rp1 maka akan penurunan pendapatan asli daerah sebesar
Rp37.000,00 dengan asumsi variabel lainnya adalah konstan.
14
3. Nilai koefisien regresi variabel X2 sebesar -.161, menunjukkan bahwa setiap kenaikan
retribusi pelayanan kesehatan sebesar Rp1 maka akan penurunan pendapatan asli daerah
sebesar Rp161.000,00 dengan asumsi variabel lainnya adalah konstan.
4. Nilai koefisien regresi variabel X3 sebesar .068, menunjukkan bahwa setiap kenaikan retribusi
kepelabuhan sebesar Rp1 maka akan menambahkan pendapatan asli daerah sebesar
Rp68.000,00 dengan asumsi variabel lainnya adalah konstan.
5. Nilai koefisien regresi variabel X4 sebesar .023, menunjukkan bahwa setiap kenaikan retribusi
izin mendirikan bangunan sebesar Rp1 akan menambahkan pendapatan asli daerah sebesar
Rp23.000,00 dengan asumsi variabel lainnya adalah konstan.
6. Nilai koefisien regresi variabel X5 sebesar .009, menunjukkan bahwa setiap kenaikan retribusi
izin taryek sebesar Rp1 akan menambahkan pendapatan asli daerah sebesar Rp9.000,00
dengan asumsi variabel lainnya adalah konstan.
Hasil Uji Hipotesis
Hasil Uji t
Menurut Ghozali (2013), Uji t dilakukan pada penelitian ini untuk melakukan pengujian
pengaruh independen (Retribusi Parkir Tepi Jalan Umum, Retribusi Pelayanan Kesehatan,
Retribusi Pelayanan Kepelabuhan, Retribusi Izin Mendirikan Bangunan, Retribusi Izin Trayek)
terhadap variabel dependen (Pendapatan Asli Daerah) secara parsial.
Pengujian dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi 0,05 (α=5%). Penerimaan atau
penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut :
1. Jika nilai signifikan > 0,05 maka Ho diterima dan H1 ditolak. Hal ini berarti bahwa secara
parsial variabel independen tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
variabel dependen.
2. Jika nilai signifikan < 0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti secara parsial
variabel independen tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel
dependen.
Hasil Uji t Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 9.626 .290 33.216 .000
LNR.PTJU -.037 .067 -.070 -.550 .585
LNR.PelKes -.161 .046 -.415 -3.495 .001
LNR.PelKel .068 .046 .189 1.486 .143
LNR.IMB .023 .014 .197 1.638 .107
LNR.IzinTrayek .009 .030 .035 .290 .773
a. Dependent Variable: LNPAD
15
1. Bahwa hasil pengujian hipotesis Retribusi Parkir Tepi Jalan Umum mendapatkan statistik Uji
t sebesar -0,550 dengan nilai signifikan sebesar 0,585. Hasil Uji t tersebut menunjukan bahwa
nilai signifikan 0,585 > 0,05, maka dari hasil pengujian diatas Ho diterima dan H1 ditolak
artinya Retribusi Pelayanan Parkir Tepi Jalan Umum secara parsial tidak berpengaruh
terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bintan periode 2010-2014.
2. Bahwa hasil pengujian hipotesis Retribusi Pelayanan Kesehatan mendapatkan statistik Uji t
sebesar -3,495, dengan nilai signifikan 0,001. Hasil Uji t tersebut menunjukan bahwa nilai
signifikan 0,001 < 0,05 maka dari hasil pengujian diatas Ho ditolak dan H1 diterima artinya
Retribusi Pelayanan Kesehatan secara parsial berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten Bintan 2010 - 2014.
3. Bahwa hasil pengujian hipotesis Retribusi Pelayanan Kepelabuhan mendapatkan statistik Uji t
sebesar 1,468, dengan nilai signifikan 0.143. Hasil Uji t tersebut menunjukan bahwa nilai
signifikan 0.143 > 0,05 maka dari hasil pengujian diatas Ho diterima dan H1 ditolak artinya
Retribusi Pelayanan Kepelabuhan secara parsial tidak berpengaruh terhadap Pendapatan Asli
Daerah Kabupaten Bintan 2010 - 2014.
4. Bahwa hasil pengujian hipotesis Retribusi Izin Mendirikan Bangunan mendapatkan statistik
Uji t sebesar 1,638 dengan nilai signifikan 0,107. Hasil Uji t tersebut menunjukan bahwa nilai
signifikan 0,107 > 0,05 maka dari hasil pengujian diatas Ho diterima dan H1 ditolak artinya
Retribusi Izin Mendirikan Bangunan secara parsial tidak berpengaruh terhadap Pendapatan
Asli Daerah Kabupaten Bintan 2010-2014.
5. Bahwa hasil pengujian hipotesis Retribusi Izin Trayek mendapatkan statistik Uji t sebesar
0,290 dengan nilai signifikan 0,773. Hasil Uji t tersebut menunjukan bahwa nilai signifikan
0,773 > 0,05 maka dari hasil pengujian diatas Ho diterima dan H1 ditolak artinya Retribusi
Izin Trayek tidak berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bintan 2010 –
2014.
Hasil Uji f
Menurut Ghozali (2013), Uji f dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen secara simultan, pengujian dilakukan dengan membandingkan f
hitung dan f tabel , kriteria pengujian F sebagai berikut :
1. Jika nilai F hitung > F tabel maka variabel independen berpengaruh terhadap variabel
dependen Jika nilai sig < 0,05 maka variabel independen berpengaruh terhadap variabel
dependen
2. Jika nilai F hitung < F tabel maka variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel
dependen. Jika nilai sig > 0,05 maka variabel independen tidak berpengaruh terhadap
variabel dependen.
Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression .867 5 .173 3.765 .005b
Residual 2.486 54 .046
Total 3.353 59 a.Dependent Variable: LNPAD b.Predictors: (Constant), LNR.IzinTrayek, LNR.IMB, LNR.PelKes, LNR.PelKel, LNR.PTJU
16
Bahwa hasil pengujian diperoleh nilai f hitung sebesar 3,765 > f tabel 2,390 dengan nilai
signifikan 0,005 < 0,05. Dari hasil pengujian diatas maka Ho ditolak dan H1 diterima artinya
retribusi parkir tepi jalan umum, retribusi pelayanan kesehatan, retribusi pelayanan
kepelabuhan, retribusi izin mendirikan bangunan dan retribusi izin trayek secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bintan 2010 – 2014.
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Menurut Priyatno (2011), koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui persentase
sumbangan pengaruh variabel independen secara bersama- sama terhadap variabel dependen.
Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .508a .258 .190 .21458
a. Predictors: (Constant), LNR.IzinTrayek, LNR.IMB, LNR.PelKes, LNR.PelKel, LNR.PTJU b. Dependent Variable: LNPAD
Nilai Adjusted R Square sebesar 0,190 atau 19% berarti bahwa pendapatan asli daerah
dipengaruhi sebesar 19% oleh variable retribusi parkir tepi jalan umum, retribusi pelayanan
kesehatan, retribusi pelayanan kepelabuhan, retribusi izin mendirikan bangunan, retribusi izin
trayek sedangkan 81% dipengaruhi oleh variabel lain.
Pembahasan Hasil Penelitian
Pengaruh Retribusi Parkir Tepi Jalan Umum Terhadap Pendapatan Asli Daerah.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis (H1), variabel Retribusi Parkir Tepi Jalan Umum nilai
signifikan sebesar 0,585. Hasil tersebut menunjukan bahwa nilai signifikan 0,585 > 0,05 maka
dari hasil pengujian diatas Ho diterima dan H1 ditolak artinya Retribusi Pelayanan Parkir Tepi
Jalan Umum tidak berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bintan periode
2010-2014.
Hal ini dapat dilihat dari pendapatan Retribusi Pelayanan Parkir Tepi Jalan Umum dalam
Laporan Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Bintan yang telah ditetapkan DPPKD
Kabupaten Bintan tidak mencapai target Anggaran yang telah ditetapkan. Maka ketidakstabilan
pendapatan yang diperoleh dapat mempengaruhi target yang ingin dicapai, menurut Suparmoko
(2010) pungutan retribusi daerah memiliki kelemahan salah satunya adalah kurang kuatnya
prinsip dasar retribusi terutama dalam hal pengenaan, penetapan, struktur dan besarnya tarif
retribusi.
Selain itu yang menyebabkan retribusi parkir tepi jalan umum tidak berpengaruh terhadap
Pendapatan Asli Daerah karena terkendala oleh jumlahnya Sumber Daya Manusia yang bertugas
memungut retribusi parkir tepi jalan umum, sehingga banyak area parkir yang potensial yang di
kelola pihak lain seperti organisasi masyarakat di perpusat perpakiran yang memungut uang
parkir dengan alasan jasa pengamanan yang berimbas menurunkan pendapatan retribusi parkir
tepi jalan umum di Kabupaten Bintan tersebut.
Hasil ini tidak sejalan dengan hasil yang dilakukan oleh Wijaya (2010) yang menyatakan
bahwa Retribusi Pelayanan Parkir Tepi Jalan Umum berpengaruh terhadap Pendapatan Asli
Daerah Kota Tasikmalaya, perbedaan ini kemungkinan disebabkan oleh perbedaan objek dan
periode penelitian.
17
Pengaruh Retribusi Pelayanan Kesehatan Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten
Bintan Tahun 2010 Hingga 2014
Berdasakan hasil pengujian hipotesis (H2) Retribusi Pelayanan Kesehatan dengan nilai
signifikan 0,001. Hasil tersebut menunjukan bahwa nilai signifikan 0,001 < 0,05 maka dari hasil
pengujian diatas Ho ditolak dan H1 diterima artinya Retribusi Pelayanan Kesehatan secara
parsial berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bintan 2010 - 2014.
Hal ini dapat dilihat dari Realisasi Laporan Pendapatan Asli Daerah pada retribusi pelayanan
kesehatan dari tahun 2010 hingga 2014 retribusi yang diterima selalu mengalami peningkatan
maka sangat berpengaruh pada pendapatan yang diterima.
Menurut Rohmat Soemito, dalam Adrian (2008) retribusi sangat berhubungan erat dengan
jasa layanan yang diberikan pemerintah daerah kepada yang membutuhkan. Di jelaskan pula
bahwa retribusi pelayanan kesehatan termasuk dalam retribusi jasa umum yang diartikan sebagai
retribusi yang disediakan Pemerintah untuk kepentingan dan kemanfaatan umum yang dinikmati
orang pribadi atau badan yang tidak bersifat komersial.
Dalam hal ini pelayanan kesehatan sangat dibutuhkan dalam masyarakat kita oleh karena itu
retribusi pelayanan kesehatan berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bintan.
Hasil ini sejalan dengan hasil yang dilakukan oleh Novianty (2014) yang mendapatkan
hasil bahwa pengaruh retribusi jasa umum berpengaruh secara silmutan terhadap Pendapatan
Asli Daerah Kota Tanjungpinang. Hal ini menunjukan bahwa Retribusi Pelayanan
Kesehatan memiliki kontribusi positif pada Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bintan.
Pengaruh Retribusi Pelayanan Kepelabuhan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten Bintan Tahun 2010 Hingga 2014
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis (H3) Retribusi Pelayanan Kepelabuhan dengan nilai
signifikan 0.143. Hasil tersebut menunjukan bahwa nilai signifikan 0.143 > 0,05 maka dari hasil
pengujian diatas Ho diterima dan H1 ditolak artinya Retribusi Pelayanan Kepelabuhan secara
parsial tidak berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bintan 2010 - 2014.
Hal ini dapat dilihat dari laporan realisasi pendapatan asli daerah Kabupaten Bintan yang
menunjukan bahwa target yang dicapai tidak terrealisasikan, walaupun retribusi kepelabuhan
memiliki potensi yang begitu besar jika dikelola dengan baik, namun oleh instansi terkait belum
dapat mengoptimalkannya dikarenakan selain Kebijakan Pemerintah Kabupaten Bintan Nomor 4
Tahun 2011 Tentang Retribusi Jasa Usaha yang menyebutkan tarif dari retribusi yang begitu
tinggi, disebutkan dalam Suparmoko (2010) salah satu kelemahan dari pungutan retribusi daerah
adalah biaya pungutan yang terlalu tinggi, ini yang menyebabkan pendapatan retribusi pada
pelayanan kepelabuhan yang tidak berpengaruh yang cukup besar.
Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Bintan Nomor 4 Tahun 2011 Tentang Retribusi Jasa
Usaha, di jelaskan bahwa Retribusi Pelayanan Kepelabuhan, merupakan pelayanan pada
pelabuhan kapal perikanan dan atau bukan kapal perikanan termasuk fasilitas lainnya di
lingkungan pelabuhan kapal yang dimiliki atau di kelola Pemerintah Daerah, tidak termasuk
yang dikelola Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah maupun oleh pihak
Swasta.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rohimah (2014) yang
mendapatkan hasil bahwa retribusi kepelabuhan tidak berpengaruh signifikan terhadap
Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang.
18
Hal ini menunjukan bahwa pemerintah mengoptimalkan penerimaan pendapatan retribusi
tersebut dengan cara pengendalian dan pengawasan dalam pungutan dan pengelolaan pendapatan
retribusi kepelabuhan tersebut.
Pengaruh Retribusi Izin Mendirikan Bangunan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten Bintan Tahun 2010 – 2014
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis (H4) Retribusi Izin Mendirikan Bangunan
mendapatkan statistik Uji t sebesar 1,638 dengan nilai signifikan 0,107. Hasil Uji t tersebut
menunjukan bahwa nilai signifikan 0,107 > 0,05 maka dari hasil pengujian diatas Ho diterima
dan H1 ditolak artinya Retribusi Izin Mendirikan Bangunan secara parsial tidak berpengaruh
terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bintan 2010-2014.
Hal ini dapat dilihat dari Realisasi Laporan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bintan pada
retribusi izin mendirikan bangunan target yang ditetapkan tidak terealisasikan, salah satu
penyebab tidak tercapainya target penerimaan retribusi izin mendirikan bangunan tersebut ialah
karena kurangnya kesadaran masyarakat untuk mengurus izin mendirikan bangunan. Padahal
berbagai upaya Pemerintah Kabupaten Bintan upaya penertiban terhadap bangunan yang
melanggar, tapi kenyataannya dilapangan masih banyak ditemukan bangunan-bangunan yang
bermasalah tidak memiliki dan tidak sesuai dengan izin mendirikan bangunan.
Perkembangan Daerah saat ini dan masa yang akan datang yang diharapkan retribusi izin
mendirikan bangunan akan memberikan pengaruh cukup besar bagi pembangunan daerah
tersebut sehingga dapat mempengaruhi pendapatan asli daerah tersebut, namun hal ini tidak
sesuai dengan pendapatan yang diterima DPPKD. Menurut Suparmoko (2010) kelemahan
pungutan retribusi izin mendirikan bangunan ialah perizinan yang tidak efektif dalam kaitannya
dengan usaha untuk melindungi kepentingan umum dan kelestarian lingkungan.
Hasil ini tidak sejalan dengan peneliti sebelumnya Sitepu (2010) yang mendapatkan hasil
bahwa Retribusi Izin Mendirikan Bangunan di Kota Binjai berpengaruh dalam penerimaan
Pendapatan Asli Daerah. Dari kedua penelitian tersebut terjadi perbedaan hasil kemungkinan
disebabkan oleh perbedaan objek dan tahun penelitian.
Pengaruh Retribusi Izin Trayek Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bintan
Tahun 2010 – 2014
Berdasarkan bahwa hasil pengujian hipotesis (H5) Retribusi Izin Trayek dengan nilai
signifikan 0,773. Hasil menunjukan bahwa nilai signifikan 0,773 > 0,05 maka dari hasil
pengujian diatas Ho diterima dan H1 ditolak artinya Retribusi Izin Trayek tidak berpengaruh
terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bintan 2010 – 2014.
Hal ini dapat dilihat Laporan Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Bintan yang
tergolong kecil pendapatannya dan banyaknya jasa angkutan umum yang tidak mengurusi izin
trayek padahal jika dilihat dari ruang lingkup lintasan jalan yang cukup luas dan pengguna
lintasan yang meningkat. Namun hal tersebut tidak mempengaruhi pendapatan yang diterima
dikarenakan pengelolaan akan tarif yang telah ditetapkan tidak efesien serta pungutan yang tidak
optimal sehingga pendapatan yang diterima pun tidak berimbang dengan yang ditargetkan.
Selain itu Kebijakan Pemerinath Kabupaten Bintan yang menyatakan dalam Peraturan
Daerah Nomor: 5 Tahun 2011 bahwa untuk tarif retribusi izin trayek dikenakan tarif yang sudah
ditentukan dalam perda tersebut, namun dengan jangka waktu 5 (tahun) untuk perizinan trayek
masing-masing kendaraan tersebut. Karena jangka waktu yang begitu lama yang mengakibatkan
pendapatan dari retribusi tidak maksimal.
19
Hasil ini sejalan dengan yang dilakukan Rohimah (2014) yang mendapatkan hasil bahwa
Retribusi Izin Trayek tidak berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang.
Pengaruh Retribusi Pelayanan Parkir Tepi Jalan Umum, Retribusi Pelayanan Kesehatan,
Retribusi Pelayanan Kepelabuhan, Retribusi Izin Mendirikan Bangunan, Retribusi Izin
Trayek Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bintan 2010- 2014.
Nilai f hitung sebesar 3,765 > f tabel 2,390 dengan nilai signifikan 0,005 < 0,05. Dari hasil
pengujian diatas maka Ho ditolak dan H1 diterima artinya retribusi parkir tepi jalan umum,
retribusi pelayanan kesehatan, retribusi pelayanan kepelabuhan, retribusi izin mendirikan
bangunan dan retribusi izin trayek secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Pendapatan
Asli Daerah Kabupaten Bintan 2010 – 2014. Secara simultan berpengaruh karena retribusi
merupakan salah satu penunjang pendapatan asli daerah,
Menurut Devas dalam Chabib soleh (2010) sekalipun demikian dibeberapa daerah justru
retribusi daerah merupakan sumber penyumbang terbesar pendapatan asli daerah. Hal ini bisa
dipahami mengingat sumber yang berasal dari pajak daerah, sekalipun objeknya relative banyak
tetapi tergolong kurus – kurus, oleh karena itu retribusi daerah merupakan alternatif yang diambil
oleh pemerintah daerah untuk menutupi kekurangan fiskal daerah.
Presentase Pengaruh Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen
Menurut Priyatno (2011), koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui persentase
sumbangan pengaruh variabel independen secara bersama- sama terhadap variabel dependen.
Dalam penelitian ini diperoleh nilai adjusted atau R Square sebesar 0,190 atau 19% berarti
pendapatan asli daerah dipengaruhi sebesar 19% oleh variable retribusi parkir tepi jalan umum,
retribusi pelayanan kesehatan, retribusi pelayanan kepelabuhan, retribusi izin mendirikan
bangunan, retribusi izin trayek sedangkan 81% dipengaruhi oleh variabel lain.
Variable retribusi parkir tepi jalan umum, retribusi pelayanan kesehatan, retribusi pelayanan
kepelabuhan, retribusi izin mendirikan bangunan, retribusi izin trayek hanya mempengaruhi 19%
pendapatan asli daerah dikarenakan yang mempengaruhi pendapatan asli daerah tidak hanya
retribusi daerah. Menurut Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004, yang dimaksud dengan
Pendapatan Asli Daerah adalah Pendapatan daerah yang bersumber dari hasil pajak daerah, hasil
retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain PAD yang sah.
Selain itu retribusi daerah tersebut terdiri dari retribusi jasa usaha, retribusi jasa umum dan
retribusi perizinan tertentu, hal ini yang menyebabkan kecilnya presentasi variabel tersebut yang
mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah. Meskipun berpengaruh sangat kecil retribusi daerah
merupakan alternatif yang diambil oleh pemerintah daerah untuk menutup kekurangan fiskal
daerah.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan uraian hasil pengujian hipotesis dan pembahasan pada bab sebelumnya
mengenai Pengaruh Retribusi Parkir Tepi Jalan Umum, Retribusi Pelayanan Kesehatan,
Retribusi Pelayanan Kepelabuhan, Retribusi Izin Mendirikan Bangunan Dan Retribusi Izin
Trayek terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bintan, pada Kantor Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan Daerah (DPPKD) Kabupaten Bintan, maka diperoleh kesimpulan sebagai
berikut:
20
1. Secara parsial variabel Retribusi Parkir Tepi Jalan Umum menunjukkan bahwa Retribusi
Parkir Tepi Jalan Umum tidak mempunyai pengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten Bintan Periode 2010-2014.
2. Secara parsial variabel Retribusi Pelayanan Kesehatan menunjukkan bahwa Retribusi
Pelayanan Kesehatan mempunyai pengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten
Bintan Periode 2010-2014.
3. Secara parsial variabel Retribusi Pelayanan Kepelabuhan menunjukkan bahwa Retribusi
Pelayanan Kepelabuhan tidak mempunyai pengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten Bintan Periode 2010-2014.
4. Secara parsial variabel Retribusi Izin Mendirikan Bangunan menunjukkan bahwa Retribusi
Izin Mendirikan Bangunan tidak mempunyai pengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten Bintan Periode 2010-2014.
5. Secara parsial variabel Retribusi Izin trayek menunjukan bahwa Retribusi Izin trayek tidak
mempunyai pengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bintan Periode 2010-
2014.
6. Secara simultan variabel Retribusi Parkir Tepi Jalan Umum, Retribusi Pelayanan Kesehatan,
Retribusi Pelayanan Kepelabuhan, Retribusi Izin Mendirikan Bangunan Dan Retribusi Izin
Trayek menunjukkan bahwa variabel independen memiliki nilai signifikansi sebesar 0,005
sehingga lebih kecil dari 0,05 artinya variabel independen mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah. Dengan demikian hipotesis dalam penelitian ini
tidak dapat ditolak atau diterima. Dan dari hasil uji koefisien determinasi (R2) membuktikan
bahwa variabel independen mempengaruhi variabel dependen dengan presentase sumbangan
sebesar 19%% dan 81% dipengaruhi faktor lain yang tidak dijelaskan dalam model regresi.
Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti memberikan saran untuk penelitian
selanjutnya yaitu:
1. Didalam penelitian ini hanya menggunakan beberapa variabel independent namun peneliti
menyarankan agar menambah variabel Independent. Karena masih banyak variabel-variabel
lain yang dapat mempengaruhi pendapatan asli daerah selain retribusi daerah misalnya pajak
daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan serta lain-lain pendapatan asli
daerah yang sah.
2. Didalam tahun penelitian ini terbatas hanya lima (5) tahun saja namun peneliti menyarankan
penelitian selanjutnya menambahkan atau mengurangi jumlah periode tahun yang akan
diteliti.
DAFTAR PUSTAKA
Effendi, Sofian dan Turkiran, 2012. Metode Penelitian Survey. Jakarta. LP3ES
Ghozoli, Imam, 2013. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS, Semarang :
UNDIP
Hidayah, siti suprihatin, (2014) Pengaruh Retribusi Parkir Umum , Retribusi Pelayanan
Persampahan/Kebersihan, Dan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan Terhadap
Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang Periode 2010 – 2013. Skripsi. Universitas
Maritim Raja Ali Haji. Tanjungpinang
Mardiasmo, 2011. Perpajakan Edisi Revisi 2011. Yogyakarta : Andi Yogyakarta
21
Novianty, Syarifah Shella. 2014. Pengaruh Pungutan Pajak Reklame, Pajak Parkir, Pajak
Penerangan Jalan, Retribusi Jasa Umum Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota
Tanjungpinang. Skripsi. Universitas Maritim Raja Ali Haji. Tanjungpinang
Peraturan Daerah Kabupaten Bintan Nomor 3 Tahun 2011 Tentang Retribusi Jasa
Umum Kabupaten
Peraturan Daerah Kabupaten Bintan Nomor 4 Tahun 2011 Retribusi Jasa Usaha
Kabupaten Bintan
Peraturan Daerah Kabupaten Bintan Nomo 5 Tahun 2011 Tentang Retribusi
Perizinan Tertentu Kabupaten Bintan
Priyatno, Duwi. 2011. buku saku nalisis data dengan SPSS. Yogyakarta:MediaKom
Rohimah, riza, 2014. Pengaruh Retribusi Parkir, Retribusi Pengujian Kendaraan
Bermotor, Retribusi Izin Trayek, Dan Retribusi Pelayanan Kepelabuhan Terhadap
Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpiang. Skripsi. Universitas Maritim Raja Ali Haji.
Tanjungpinang
Santoso, Singgih, (2015), Menguasai Statistik Parametik Konsepdan Aplikasi dengan SPSS,
Jakarta : PT Elex Media Komputindo.
Siahaan, P Marihot. 2006. Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah. Jakarta : PT
Raja grafindo persada
Soleh, Chabib dan Rochmansyah heru, 2010, Pengelolaan Keuangan Dan Aset
Daerah, Bandung : Fokusmedia
Sutedi, Adrian. 2008, hokum Pajak Dan Retribusi Daerah. Bogor Selatan: Ghalia
Indonesia
Suparmoko. 2010. Ekonomi Publik Untuk Keuangan Dan Pembangunan Daerah
Edisi Pertama. Yogyakarta: Andi Yogyakarta
Sugiyono. 2013. Meode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D. Bandung :
ALFABETA
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak
Daerah Dan Retribusi Daerah.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang
Pemerintah Daerah.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 Tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Pemerintahan Daerah
Wijaya, Lingga sastra. 2010. Pengaruh Pajak Parkir, Dan Retribusi Pelayanan
Parkir Tepi Jalan Umum Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tasikmalaya. jurnal
akuntansi. Universitas Siliwangi. Tasikmalaya, Jawa Barat
Yani, Ahmad. 2009. Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Daerah
Di Indonesia, Jakarta : Rajawali Pers