variance return terhadap holding ... -...
TRANSCRIPT
ANALISIS PENGARUH BID-ASK SPREAD, MARKET VALUE, DAN
VARIANCE RETURN TERHADAP HOLDING PERIOD SAHAM PADA
PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DALAM LQ 45 PERIODE 2013-2015
Oleh :
Sariani
Program Studi Akuntansi
Pembimbing: Hj.Asmaul Husna, SE,Ak,MM,CA dan Jack Febriand Adel,
SE,Ak.,M.Si,CA
Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji
Abstrak
Secara garis besar tujuan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Bid-
Ask Spread, Market Value, dan Variance Return terhadap Holding Period Saham
pada Perusahaan yang Terdaftar dalam LQ 45 Periode 2013-2015. Populasi dalam
penlitian adalah seluruh perusahaan yang termasuk dalam indeks LQ 45 periode
penelitian. Tekhnik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling
sehingga menghasilkan 28 data sampel dengan penelitian 3 (Tiga) tahun yaitu
2013-2015. Analisis data menggunakan regresi linear berganda dengan program
SPSS versi 21. Hasil dari penelitian ini menunjukkan Secara simultan Bid-Ask
Spread, Market Value, dan Variance Return berpengaruh terhadap Holding Period
saham. Sedangkan secara parsial hanya Market Value berpengaruh terhadap
Holding Period saham.
Kata Kunci : Bid-Ask Spread, Market Value, Variance Return dan Holding Period
Abstract
The broad objective of this study was to determinan the effect Bid-Ask Spread,
Market Value and Variance Return on Holding Period of Shares in Companies
Listed in LQ 45 Period 2013-2015. The population in this study are all companies
included in index LQ 45 study period. The sampling technique used purposive
sampling to produce 28 sample data with 3 (three) years research that is 2013-
2015. Analysis of data using multiple linear regression with SPSS version 21.
The results of this study show simultaneously Bid-Ask Spread, Market Value, dan
Variance Return effect on sharesn holding period. While partially only the Market
Value influences the holding period of the stock.
Keywords : Bid-Ask Spread, Market Value, Variance Return and Holding Period
1. Pendahuluan
Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang
dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan
keuntungan di masa-masa yang akan datang. Keputusan penanaman tersebut dapat
dilakukan oleh individu atau suatu entitas yang mempunyai kelebihan dana.
Investasi dalam arti luas terdiri dari 2 bagian utama yaitu investasi dalam bentuk
aktiva riil dan investasi dalam bentuk surat-surat berharga atau sekuritas
(Sunariyah,2011:4).
Investasi pada aset-aset keuangan dapat dilakukan baik melalui pasar uang
maupun pasar modal. Melalui pasar uang, investasi dapat berupa sertifikat
deposito, commercial paper,dan surat berharga pasar uang lainnya. Sedangkan
melalui pasar modal, investasi dapat berupa saham, obligasi, waran, opsi dan
sebagainya (Sunariyah,2011:4).
Pasar modal dapat menjadi salah satu alternatif investasi yang sangat
menarik bagi para pemodal atau investor karena dapat memberikan tingkat hasil
dan tingkat likuiditas yang tinggi yang dapat diperjual belikan setiap saat,
sehingga investor dapat dengan mudah melakukan penjualan asset apabila
memerlukan dana yang segera sifatnya (Simatupang, 2010:13). Pasar modal juga
memiliki peranan sebagai fasilitas melakukan interaksi antara pembeli dengan
penjual untuk menentukan harga saham atau surat berharga yang diperjual-
belikan. Ditinjau dari segi lain, pasar modal memberikan kemudahan dalam
melakukan transaksi sehingga kedua belah pihak dapat melakukan transaksi tanpa
melalui tatap muka (pembeli dan penjual bertemu secara langsung) (Sunariyah,
2011).
Pada dasarnya seorang investor melakukan investasi saham karena
mengharapkan capital gain dan dividen (Darmadji dan Fakhruddin, 2006) dalam
(Perangin-angin ,2013). Investor memiliki kebebasan untuk memilih jenis saham
perusahaan yang go public, selain memilih saham investor juga memilki
kebebasan dalam membeli jumlah saham dan lamanya memegang financial asset
tersebut. Akan tetapi investor harus memilki pertimbangan untuk mengurangi
resiko sampai tingkat tertentu untuk mendapatkan gain yang maksimal. Jika
investor memprediksi bahwa saham perusahaan yang dibelinya menguntungkan,
maka investor cenderung menahan sahamnya dalam jangka waktu yang yang
lebih lama dengan harapan mendapatkan harga jual yang lebih tinggi. Dan
sebaliknya investor akan segera melepas sahamnya jika diprediksi harga saham
tersebut mengalami penurunan. Oleh karena itu investor harus tahu kapan untuk
membeli dan menjual saham serta kapan investor harus menahan saham yang
telah dimilikinya. Lamanya investor menahan saham perusahaan selama jangka
waktu tertentu disebut Holding Period (Jones, 2000) dalam (Wisayang,2010)
.Holding Period merupakan variabel yang memberikan indikasi tentang rata-rata
panjangnya waktu investor untuk menahan saham suatu perusahaan (Santoso,
2008). Menurut teori (Mendelson, 1986) dalam (Ratnasari, 2014), ada 2 faktor
yang mempengaruhi lamanya holding period saham seorang investor yaitu:
Faktor eksternal (inflasi) dan Faktor internal (transaction cost, bid-ask spread,
market value dan variance return ).
Penelitian mengenai holding period dilakukan oleh Miapuspita,dkk (2003)
dengan obyek penelitian yaitu saham perusahaan indek LQ 45 Miapuspita, dkk
(2003) mengemukakan bahwa holding period saham dipengaruhi signifikan oleh
market valuesedangkanbid-ask spread dan risk of return mempunyai pengaruh
negative yang signifikan terhadap holding period. (Ratnasari, 2014) melakukan
penelitian mengenai holding period pada saham LQ 45 periode 2010-2012. Hasil
penelitian menjelaskan bahwa secara parsial ada pengaruh negative dan signifikan
antara bid-ask spread terhadap holding period, sedangkan market value,dan
variance returnmempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap holding
period.Bid-Ask spread didefinisikan sebagai selisih antara harga beli tertinggi dari
suatu saham dengan harga jual terendahnya (Syahrul,2000:139) dalam (Wisayang,
2010). Bid-Ask spreadadalah fungsi dari transaction cost atau biaya transaksi,
yaitu biaya untuk membeli atau menjual suatu surat berharga yang terdiri dari
komisi, ongkos, biaya pelaksanaan dan biaya peluang (Fabozzi,1999: 256) dalam
(Wisayang, 2010). Biaya transaksi tersebut merupakan komponen dari biaya
investasi. Investor akan menahan saham yang dimilikinya sampai pada tingkat
harga tertentu, untuk menutup biaya yang timbul dari transaksi saham yang
dilakukan dan memperoleh keuntungan optimal (Jogiyanto,2000) dalam
(Miapuspita,dkk, 2003).Penelitian sebelumnya mengenai pengaruh bid-ask spread
terhadap holding period pernah dilakukan oleh (Ratnasari, 2014) yang
menghasilkan bid-ask spread berpengaruh negative signifikan terhadap holding
period. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Wisayang (2010) yang
menghasilkan bid-ask spread mempunyai pengaruh positif dan signifikan
terhadap holding period.
Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi jangka waktu kepemilikan
saham adalah bid-ask spread, market value, dan variance return (desy, 2014).
Nilai pasar terbentuk dari perkiraan para investor terhadap prospek perusahaan.
Semakin banyak para investor yang memperkirakan kinerja perusahaan akan
semakin baik dimasa yang akan datang, maka semakin banyak para investor
melakukan pembelian dan semakin tinggi harga pasar saham dan sebaliknya
semakin banyak investor memperkirakan kinerja perusahaan akan menurun maka
akan semakin banyak investor yang melakukan penjualan saham dan harga saham
akan menurun (Simatupang, 2010:22). Penelitian sebelumnya mengenai market
value terhadap holding period pernah dilakukan oleh Miapuspita, dkk (2003) pada
saham biasa LQ 45 yang menghasilkan market value mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap holding period. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh (Ratnasari, 2014) yang menyatakan bahwa market value
berpengaruh positif dan signifikan terhadap holding period.Berbeda dengan
penelitian yang dilakukan oleh (Perangin-angin, 2013) yang menyatakan market
value tidak berpengaruh signifikan terhadap holding period.
Faktor variance return merupakan proksi dari tingkat risiko yang
diakibatkan oleh fluktuasiharga saham (Halim,2005) dalam (Perangin-angin,
2013). Dalam konteks manajemen investasi, risiko merupakan besarnya tingkat
pengembalian aktual (actual return). Semakin besar penyimpangannya berarti
semakin besar tingkat risikonya. Penelitian sebelumnya dilakukan oleh
(Wisayang, 2010) pada saham LQ 45 yang menghasilkan variance return
mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap holding period. Berbeda
dengan penelitian yang dilakukan oleh (Ratnasari,2014) yang menghasilkan
variance return tidak berpengaruh signifikan terhadap holding period secara
parsial.
2. Kajian Pustaka
Holding Period
Holding period adalah periode waktu perkiraan riil dimana sebuah
investasi didistribusikan kepada sebuah invetstor tertentu. Lamanya kepemilikan
saham oleh investor dikenal dengan stock holding period. Secara umum
keputusan membeli atau menjual saham ditentukan oleh perbandingan antara
perkiraan nilai instrinsik dengan harga pasarnya (Halim, 2005) dalam (Perangin-
angin, 2013). Keputusan untuk menahan saham dipengaruhi oleh faktor spread,
market value dan variance return. Semakin lama investor menahan sahamnya,
maka akan semakin besar peluang untuk mendapatkan keuntungan yang lebih
banyak. Sebaliknya, semakin pendek holding period maka akan semakin sedikit
keuntungan yang akan diperoleh investor (Wisayang, 2010).
Bid-Ask Spread
Menurut Miapuspita dkk, (2003) Spread merupakan selisih antara beli
(bid) tertinggi yang menyebabkan invstor bersedia untuk membeli saham tertentu
dengan harga jual (ask) terendah yang menyebabkan investor bersedia untuk
menjual sahamnya.
Bid-Ask spread merupakan faktor yang dipertimbangkan investor untuk
mengambil keputusan apakah menahan atau menjual saham tersebut. Hal yang
harus diperhatikan investor untuk memutuskan membeli atau menjual pada harga
tertentu yaitu mengetahui seberapa besar perbedaan (spread) antara harga
permintaan beli (bid) dan harga tawaran jual (ask) (Chaerul D. Djakman,1998)
dalam (Miapuspita,dkk, 2003).
Market Value
Menurut Wisayang (2010) Market value didefinisikan sebagai harga
saham yang terjadi dipasar bursa pada waktu tertentu yang dilakukan oleh pelaku
pasar.
Market Value juga dapat diartikan sebagai rata-rata nilai keseluruhan suatu
perusahaan i selama tahun ke-t. konsep perhitungan market value adalah dengan
mengalikan rata-rata harga saham selama tahun t dengan jumlah saham beredar
pada saham perusahaan i per akhir tahun ke t.
Variance Return
Menurut (Halim, 2005) Variance return merupakan proksi dari tingkat
risiko yang diakibatkan oleh fluktuasi harga saham. Dalam konteks manajemen
investasi, risiko merupakan besarnya penyimpangan antara tingkat pengembalian
yang diharapkan ( expected return ) dengan tingkat pengembalian actual (actual
return). Semakin besar penyimpangannya berarti semakin besar tingkat risikonya.
volatilitas perusahaan yang tinggi mengindikasikan asimetri informasi yang
lebih besar yang menyebabkan volume perdagangan yang lebih tinggi dan holding
period yang lebih pendek. Dalam konteks manajemen investasi, risiko merupakan
besarnya tingkat pengembalian aktual (actual return). Semakin
besarpenyimpangannya berarti semakin besar tingkat risikonya.
Kerangka Pemikiran Teoritis, Perumusan Hipotesis dan Definisi Operasional
Variabel
Pengaruh Bid-Ask Spread terhadap Holding Period saham
Bid-Ask spread merupakan factor yang dipertimbangkan investor untuk
mengambil keputusan apakah menahan atau menjual saham tersebut. Hal yang
harus diperhatikan investor untuk memutuskan membeli atau menjual pada harga
tertentu yaitu mengetahui seberapa besar perbedaan (spread) antara harga
permintaan beli (bid) dan harga tawaran jual (ask) (Keown,1996 (Diterjemahkan
oleh Chaerul D.Djakman) dalam Miapuspita dkk,2003).
Bid-Ask yang merupakan cerminan dari biaya transaksi akan mempengaruhi
keputusan investor untuk menahan suatu saham. Asset yang memiliki spread yang
lebih besar akan menghasilkan expected return yang lebih tinggi, akibatnya
investor akan menyimpan saham atau holding period akan lebih panjang.
Dari hasil penelitian yang dilakukan Wisayang (2010), bid-ask spread
memiliki arah pengaruh yang positif terhadap holding period. Hal ini
menunjukkan bahwa makin tinggi bid-ask pread, makin lama holding period,
sebaliknya makin rendah bid-ask spread, makin singkat holding period.
H1: Diduga Bid-Ask Spread berpengaruh positif dan signifikan terhadap holding
period saham pada perusahaan yang terdaftar dalam LQ 45 periode 2013-
2015.
Pengaruh Market value terhadap Holding Period saham
Nilai pasar terbentuk dari perkiraan para investor terhadap prospek
perusahaan. Semakin banyak para investor yang memperkirakan kinerja
perusahaan akan semakin baik dimasa yang akan datang, maka semakin banyak
para investor melakukan pembelian dan semakin tinggi harga pasar saham dan
sebaliknya semakin banyak investor memperkirakan kinerja perusahaan akan
menurun maka akan semakin banyak investor yang melakukan penjualan saham
dan harga saham akan menurun (Simatupang, 2010:22).
Market value digunakan untuk mengukur nilai perusahaan yang
menyebabkan investor mau menanamkan dananya pada suatu surat beharga
khususnya saham. Hal ini dipergunakan untuk melihat kecenderungan investor
terhadap ukuran suatu perusahaan tertentu (Hadi, 2008) dalam (Arma, 2013).
Semakin besar market value suatu perusahaan, semakin lama pula investor
menahan sahamnya, karena investor menganggap bahwa perusahaan besar
biasanya kondisi keuangannya lebih stabil sehingga resikonya lebih kecil.
H2 : Diduga Market Value berpenaruh positif dan signifikan terhadap Holding
period saham pada perusahaan yang terdaftar dalam LQ 45 periode 2013-
2015.
Pengaruh Variance Return terhadap Holding Period saham
Menurut (Halim, 2005) Variance return merupakan proksi dari tingkat
risiko yang diakibatkan oleh fluktuasi harga saham. Dalam konteks manajemen
investasi, risiko merupakan besarnya tingkat pengembalian aktual (actual return).
Hubungan return dan risiko merupakan hubungan yang searah dan linier, artinya
semakin besar risiko yang ditanggung, semakin besar pula tingkat return yang
diharapkan (Perangin-angin, 2013). Sehingga perkembangan return saham yang
tinggi akan menyebabkan holding period saham menjadi lebih pendek. Semakin
besar penyimpangannya berarti semakin besar tingkat risikonya.
H3 : Diduga Variance return berpengaruh terhadap Holding period saham pada
perusahaan yang terdaftar dalam LQ 45 periode 2013-2015.
Gambar 1
Kerangka Pemikiran teoritis
Bid-Ask Spread(X1) H1
Market Value (X2) H2 Holding Period
Variance Return (X3) H3
H4
Definisi Operasional Variabel
Holding period yang memeberikan indikasi tentang rata-rata panjangnya
waktu investor untuk menahan saham suatu perusahaan. Rata-rata holding period
investor untuk setiap tahun dapat dihitung dengan membagi jumlah saham beredar
pada saham perusahaan i perakhir tahun t dengan rata-rata volume perdagangan
saham i tahun t. Adapun rumus Holding period menurut (Perangin-angin, 2013)
adalah:
Holding period=𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟 𝑖𝑡
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑎𝑘𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑑𝑎𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑖𝑡
Bid-Ask Spread
Bid-Ask Spread merupakan selisih antara permintaan beli dengan
penawaran jual. Konsep perhitungan Spread adalah dengan membuat rata-rata
bid-ask spread harian untuk setiap jenis saham yang diteliti selama periode
observasi. Spread dapat diformulasikan sebagai berikut menurut (Perangin-angin,
2013) adalah:
Spreadit = ∑ 𝐴𝑠𝑘𝑖𝑡−𝐵𝑖𝑑𝑖𝑡𝐴𝑠𝑘𝑖𝑡+𝐵𝑖𝑑𝑖𝑡/2
𝑁𝑡=1 / N
Market Value
Market Value menunjukkan ukuran perusahaan, dimana apabila market
value semakin besar maka semakin besar perusahaan yang ditinjau dari ukuran
perusahaannya.
Market Value juga dapat diartikan sebagai rata-rata nilai keseluruhan suatu
perusahaan i selama tahun ke-t. konsep perhitungan market value adalah dengan
mengalikan rata-rata harga saham selama tahun t dengan jumlah saham beredar
pada saham perusahaan i per akhir tahun ke t. perhitungan market value dapat
diformulasikan sebagai berikut:
MVit = harga sahamit x Jumlah saham beredarit
Variance Return
Variance return adalah tingkat risiko yang terjadi dari suatu kegiatan
investasi, terutama akibat transaksi saham di pasar bursa yang disebabkan adanya
volatilitas harga saham. Untuk mencari variance return terlebih dulu mencari
return saham. Adapun rumus return saham menurut (Fabozzi, 2000) dalam
(Wisayang, 2010) adalah:
σ = ∑ (𝑋1− x )2𝑁
𝑡=1
𝑛−1
3. Metode Penelitian
3.1 Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono,2010:81). Dalam penelitian teknik pengumpulan
sampel yang digunakan adalah purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel
kriteria tertentu. Criteria perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian
yaitu:
1. Perusahaan yang listed dalam perhitungan indeks LQ 45 periode 2013-
2015.
2. Perusahaan yang tidak konsisten (bertuut-turut) tercatat dalam LQ 45
selama periode 2013-2015.
3. Harus tersedia data bid-ask price, volume transaksi, jumlah saham beredar,
harga saham, dan harga penutupan saham selama periode 2013-2015.
4. Perusahaan yang melakukan stock split.
3.2 Metode Analisis
Uji Statistik Deskriptif
Ghozali (2013) menyatakan bahwa Statistik deskriptif bertujuan untuk
memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata
(mean), standar devisiasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis,
dam swekness (kemencengan distribusi).
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal ( Ghozali, 2013:
160). Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau
tidak dengan analisis grafik dan uji statistic. Ada dua cara untuk mendeteksi
apakah residual berdistribusi normal atau tidak.
Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan
melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan
distribusi yang mendekati distribusi normal. Namun hanya melihat histogram
dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode yang
lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan
distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk
satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan
garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang
menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.
Uji statistik lain yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual
adalah uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Sminov (K-S). dalam penelitian
ini, untuk menguji normalitas pada data dilakukan melalui uji statistic parametric
one-sample Kolmogorov-Smirnov. Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05
maka data berdistribusi secara normal.
Uji Multikolonieritas
Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang
baik tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Untuk mengetahui ada
tidaknya multikolonieritas, dasar analisis yang digunakan dengan melihat nilai
tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Batas nilai yang umum dipakai
adalah nilai tolerance 10% atau sama dengan nilai VIF >10, artinya nilai
tolerance tidak lebih kurang dari 10% dan nilai VIF tidak lebih dari 10 (Ghozali,
2013:105).
Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah model regresi linear ada
koelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 (Ghozali, 2013). Menurut santoso (2015:194), salah
satu metode pengujian yang sering digunakan adalah dengan uji Durbin-Watson
(uji Dw). Pengambilan keputusan pada uji Durbin-Watson sebagai berikut:
1. Jika angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif.
2. Jika angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi.
3. Jika angka D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi negative.
Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan varan dan residual pada satu pengamatan ke pengamatan
lain (Ghozali:139). Model regresi yang baik adalah tidak terjadi
heteroskedastisitas. Salah satu uji statistic yang dapat digunakan untuk mendeteksi
ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melakukan Uji Korelasi
Spearman (Priyatno:297). Jika nilai signifikan antara variabel independen dengan
residual lebih dari 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Metode Regresi Linear berganda
Menurut Priyatno (2011:238), analisis regresi linear berganda untuk
mengetahui pengaruh antara dua atau lebih variabel indeenden dengan satu
variabel dependen yang ditampilkan dalam bentuk persamaan regresi. Hubungn
antar variabel tersebut dapat digambarkan dengan persamaan berikut:
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + e
Dimana: Y = Variabel terikat (Holding period)
a = Konstanta
b1, b2, b3, b4, b5 = Koefisien regresi
X1 = Variabel bebas (Bid-Ask Spread)
X2 = Variabel bebas (Market Value)
X3 = Variabel bebas (Variance Return)
e = Error
Pengujian Hipotesis
Uji t (Uji Parsial)
Menurut Priyatno (2011:268) uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh
variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Pengujian ini
bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Bid-Ask Spread, Market
Value, dan Variance Return terhadap Holding period saham.
Uji F (Uji Simultan)
Menurut Priyatno (2011:275) Uji F dilakukan untuk menguji pengaruh variabel
bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Pengujian ini bertujuan
untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Bid-Ask Spread, Market Value, dan
Variance return terhadap Holding Period saham.
Koefisien Determinasi (R2)
Menurut Priyatno (2011:251) koefisien determinasi digunakan untuk
mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel independen secara bersama-
sama terhadap variabel depeden. Nilai koefisien determinasi adaah antara nol dan
satu, semakin angka mendekati satu maka semakin baik garis regresi karena
mampu menjelaskan data aktualnya. Sebaliknya jika angka semakin mendekati
nol maka kita mempunyai garis regresi yang kurang baik. Koefisien determinasi
merupakan konsep statistic, regresi dianggap baik jika nilai R2 tinggi.
4. Hasil Empiris
4.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif
Untuk memberi gambaran atau deskriptif data dalam penelitian ini
dilakukan analisis deskriptif statistic yang dapat terlihat dalam tabl
dibawah ini:
Tabel 4.1
Hasil Uji Statistik Dekriptif Sebelum Outlier
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
hp 84 .8 19.5 4.417 3.2302 bas 84 .0598 .2320 .132971 .0398885 mv 84 6.4688E+012 3.2463E+014 8.489588E+013 8.6451030E+013 vr 84 .0007 .0347 .010159 .0077149 Valid N (listwise)
84
Sumber: Hasil Output SPSS 21.0
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa:
1. Variabel holding period dengang nilai N sebanyak 84. Memiliki nilai
minimum sebesar 0,8 dan nilai maksimum 19,5 dengan nilai rata-rata
(mean) sebesar 4,417 dan standar deviasi sebesar 3,2302.
2. Variabel bid-ask spread dengang nilai N sebanyak 84. Memiliki nilai
minimum sebesar 0,0598 dan nilai maksimum 0,2320 dengan nilai rata-
rata (mean) sebesar 0,132971 dan standar deviasi sebesar 0,398885.
3. Variabel market value dengang nilai N sebanyak 84. Memiliki nilai
minimum sebesar 6.468.820.000.000 dan nilai maksimum
324.633.000.000.000 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar
84.895.883.333.333 dan standar deviasi sebesar 86.451.029.670.999.
4. Variabel variance return dengang nilai N sebanyak 84. Memiliki nilai
minimum sebesar 0,0007 dan nilai maksimum 0,0347 dengan nilai rata-
rata (mean) sebesar 0,010159 dan standar deviasi sebesar 0,0077149.
Tabel 4.2
Hasil Statistik Deskriptif Sesudah Outlier
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Hp 80 .8 9.5 3.970 2.0016 Bas 80 .0598 .2320 .133369 .0386920
Mv 80 6.4688E+012 3.2463E+014 7.988684E+013 8.2310102E+01
3 Vr 80 .0007 .0316 .010104 .0072826
Valid N (listwise) 80
Sumber: Hasil Output SPSS 21.0
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa:
1. Variabel holding period dengang nilai N sebanyak 80. Memiliki nilai
minimum sebesar 0,8 dan nilai maksimum 9,5 dengan nilai rata-rata
(mean) sebesar 3,970 dan standar deviasi sebesar 2,0016.
2. Variabel bid-ask spread dengang nilai N sebanyak 80. Memiliki nilai
minimum sebesar 0,0598 dan nilai maksimum 0,2320 dengan nilai rata-
rata (mean) sebesar 0,133369 dan standar deviasi sebesar 0,386920.
3. Variabel market value dengang nilai N sebanyak 80. Memiliki nilai
minimum sebesar 6.468.820.000.000 dan nilai maksimum
324.633.000.000.000 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar
79.886.838.750.000 dan standar deviasi sebesar 82.310.102.066.611.
4. Variabel variance return dengang nilai N sebanyak 80. Memiliki nilai
minimum sebesar 0,0007 dan nilai maksimum 0,0316 dengan nilai rata-
rata (mean) sebesar 0,010104 dan standar deviasi sebesar 0,072826.
4.2 Hasil Uji Asumsi Klasik
1. Hasil Uji Normalitas
Tabel 4.3
Hasil Uji Kolmogorove-Smirnov Sebelum Outlier One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 84
Normal Parametersa,b Mean .0000000 Std. Deviation 2.81873610
Most Extreme Differences Absolute .185 Positive .185 Negative -.117
Kolmogorov-Smirnov Z 1.697 Asymp. Sig. (2-tailed) .006
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber: Hasil Output SPSS 21.0
hasil uji normalitas menunjukkan nilai Asymp. Sig (2 tailed) 0,006 < α =
0,05, sehngga dapat disimpulkan Ho tidak didukung yang berarti data tidak
berdistribusi normal.
Menurut (Ghozali, 2011), untuk menormalitaskan data dapat dilakukan
outlier. Outlier adalah kasus atau data yang memiliki karakteristik unik yang
terlihat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan muncul dalam bentuk
nilai ekstrim.
Tabel 4.5
Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Setelah Outlier
Sumber: Hasil Output SPSS 21.0
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 80
Normal Parametersa,b Mean .0000000 Std. Deviation 1.87456108
Most Extreme Differences Absolute .136 Positive .136 Negative -.082
Kolmogorov-Smirnov Z 1.213 Asymp. Sig. (2-tailed) .106
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Setelah dilakukan Outlier, hasil uji normalitas pada tabel menunjukkan
bahwa nilai kolmogorov-smirnov sebesar 1,213 dan nilai signifikansi sebesar
0,106 dan nilainya berada diatas 0,05 ( karena sig.>0,05). Jadi Ho tidak dapat
ditolak, sehingga dengan kata lain residual berdistribusi normal.
2. Hasil Uji Multikolonieritas
Tabel 4.5
Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant)
bas .266 3.753
mv .783 1.277
vr .280 3.566
a. Dependent Variable: hp
Hasil uji multikolonieritas pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai
tolerance dari ketiga variabel independen berada diatas 0,10 dan VIF kurang dari
10. Dimana nilai VIF masing-masing variabel independen yaitu 3,753 untuk Bid-
Ask spread, 1,277 untuk market value, dan 3,566 untuk variance return. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tersebut tidak terdapat
hubungan multikolonieritas, maka model regresi yang ada layak untuk digunakan.
3. Hasil Uji Autokorelasi
Tabel 4.6
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .351a .123 .088 1.9112 1.273
a. Predictors: (Constant), vr, mv, bas b. Dependent Variable: hp
Sumber: Hasil Output SPSS 21.0
Berdasarkan hasil uji autokorelasi diatas, dapat dilihat bahwa uji
Durbin-Watson adalah 1,273. Ini berarti Durbin Watson berada diantara -
2 sampai +2, sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi.
4. Hasil Uji Heteroskedastisits
Gambar 4.5
Scatterplot Uji Heteroskedastisita
Berdasarkan gambar 4.5 diatas menunjukkan bahwa pada hasil pengujian
grafik scatterlot terlihat bahwa data tersebut tidak terlihat pola yang jelas sehingga
terlihat titik-titik menyebar secara acak baik di atas ataupun di bawah angka nol
pada sumbu Y. hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada
model regresi sehingga model regresi ini layak untuk di pakai.
4.2 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Tabel 4.8
Hasil Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 4.215 1.155 3.650 .000
bas -4.723 10.766 -.091 -.439 .662
mv 1.065E-013 .000 .267 2.200 .031
vr -13.319 55.758 -.048 -.239 .812
a. Dependent Variable: hp
Sumber: Hasil Output SPSS 21.0
Berdasarkan tabel diatas, maka dapat dilakukan persamaan regresi linier berganda
sebagai berikut:
Y= 4,215 - 4,723X1 + 0,0000000000001065X2 -13,319X3+e
4.3 Pengujian Statistik
1. Hasil Uji t
Tabel 4.9
Hasil Uji t Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 4.215 1.155 3.650 .000
bas -4.723 10.766 -.091 -.439 .662
mv 1.065E-013 .000 .267 2.200 .031
vr -13.319 55.758 -.048 -.239 .812
a. Dependent Variable: hp
Sumber: Hasil Output SPSS 21.0
2. Hasil Uji F
Tabel 4.10
Hasil Uji F ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 38.912 3 12.971 3.551 .018b
Residual 277.604 76 3.653
Total 316.516 79 a. Dependent Variable: hp
b. Predictors: (Constant), vr, mv, bas
Sumber: Hasil Output SPSS 21.0
3. Hasil Uji Koefisien Determinasi
Tabel 4.11
Hasil Uji Determinasi Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .351a .123 .088 1.9112
a. Predictors: (Constant), vr, mv, bas a. Dependent Variable: hp
Sumber: Hasil Output SPSS 21.0
PEMBAHASAN
Untuk lebih menjelaskan hasil yang telah diperoleh dalam penelitian ini
maka berikut akan dibahas satu per satu pengaruh variabel independen terhadap
variabel independen.
1. Pengaruh Bid-Ask Spread terhadap Holding Period saham
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis secara parsial yang telah dilakukan Bid-Ask
Spread memiliki nilai signifikan 0,062 > 0,05, maka sesuai dengan ketentuan
bahwa Ho diterima dan H1 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa Bid-Ask Spead
tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap Holding period saham pada
perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ 45 periode 2013-2015. Yang berarti
bahwa tinggi atau rendahnya nilai bid-ask spread tidak mempengaruhi lamanya
perusahaan melakukan holding period saham.
2. Pengaruh Market Value terhadap Holding Period saham
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis secara parsial yang telah dilakukan
Bid-Ask Spread memiliki nilai signifikan 0,031 < 0,05, maka sesuai dengan
ketentuan bahwa Ho ditolak dan H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa Market
Value mempunyai pengaruh signifikan terhadap Holding period saham pada
perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ 45 periode 2013-2015. Saham yang
mempunyai market value yang tinggi akan menyebabkan semakin lamanya
investor dalam menahan kepemilikan sahamnya,karena investor masih
menganggap bahwa kondisi perusahaan dimasa yang akan dating memiliki
prospek yang lebih baik dan resikonya lebih kecil sehingga investor memiliki
holding period yang panjang.
3. Pengaruh Variance Return terhadap Holding Period
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis secara parsial yang telah dilakukan
Variance Return memiliki nilai signifikan 0,812 > 0,05, maka sesuai dengan
ketentuan bahwa Ho diterima dan H1 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa Market
Value tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap Holding period saham pada
perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ 45 periode 2013-2015. Yang berarti
investor yang menyukai risiko akan tetap menahan sahamnya walaupun risiko
yang dihadapi tinggi.
5. Penutup
Kesimpulan
Berdasarkan uraian hasil pengujian hipotesis dan pembahasan pada bab
sebelumnya mengenai pengaruh Bid-Ask Spread, Market Value, dan Variance
Return terhadap Holding Period saham pada perusahaan yang terdaftar dalam LQ
45 peiriode 2013-2015, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Secara parsial Bid-Ask Spread tidak berpengaruh terhadap Holding Period
saham pada perusahaan yang terdaftar dalam LQ 45 periode 2013-2015.
2. Secara parsial Market Value berpengaruh terhadap Holding Period saham
pada perusahaan yang terdaftar dalam LQ 45 periode 2013-2015.
3. Secara parsial Variance Return tidak berpengaruh terhadap Holding
Period saham pada perusahaan yang terdaftar dalam LQ 45 periode 2013-
2015.
4. Secara simultan Bid-Ask Spread, Market Value, dan Variance Return
berpengaruh terhadap Holding Period saham pada perusahaan yang
terdaftar dalam LQ 45 peiriode 2013-2015.
Hasil uji koefisien determinasi (R2) membuktikan bahwa variabel
independen mempengaruhi variabel dependen dengan persentase sumbangan
sebesar 8,8% dan 91,2% dipengaruhi factor lain yang tidak dijelaskan dalam
model regresi.
DAFTAR PUSTAKA
Arma, V. Y. (2013). Faktor Penentu Holding Period Saham LQ 45 Di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal of Businnes and Banking .
Darmawan, I. (2014). Analisis Pengaruh Bid-Ask Spread, Market Value, Varians
Return dan Dividend terhadap Holding Period. Artikel Skripsi Universitas
Diponegoro .
Fahmi, I. (2012). Analisis Laporan Keuangan. Jl.Gegerkalong Hilir no.B4
Bandung
Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS.
Semarang: UNDIP.
Jogiyanto. (2003, Edisi Tiga). Teori Portofolio dan Analisis Investasi.
Yogyakarta: BPEE.
Kuncoro, M. (2009, Edisi ketiga). Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi.
Erlangga.
Kusumayanti, D. (2015). Pengaruh Bid-Ask Spread, Market Value, Variance Of
Return dan Dividend Payout Ratio Terhadap Holding Period Saham Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdapat Di BEI Periode 2011-2013. Skripsi
Universitas Negeri Yogyakarta .
Maulina, V. (2010). Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Holding Period Saham
Biasa Pada Perusahaan Go Public Yang Tercatat Dalam Indeks LQ 45.
WACANA Vol.13, No.3 .
Miapuspita, Y. A. (2003). Analisis Pengaruh Bid-Ask Spread, Market Value, dan
Risk Of Return Terhadap Holding Period Saham Teraktif yang Tercatat Di
Bursa Efek Jakarta. Jurnal Ventura Vol.6 No.2 .
Murniati, I. (2015). Pengaruh Market Value, Variance Return, dan Dividend
Payout Ratio Terhadap Holding Period Saham Perusahaan Yang Tercatat
Di Indeks LQ 45. Skripsi Universitas Yogyakarta .
Perangin-angin, S. F. (2013). Analisis Pengaruh Bid-Ask Spread, Market Value
dan Variance Return Terhadap Holding Period Saham Sektor
Pertambangan. Jurnal Ekonomi dan Keuangan .
Priyatno, D. (2010). Paham Analisis Statistik Data dengan SPSS. Jakarta: Media
Kom.
Ratnasari, D. (2014). Pengaruh Bid-Ask Spread, Market Value, dan Variance
Return Terhadap Holding Period. FINESTA, Vol.2, No.1 .
Santoso, S. (2015). Menguasai Statistik Parametrik. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
Simatupang, M. (2010). Pengetahuan Praktik Investasi Saham dan Reksa Dana.
Jakarta: Mitra Wacana Media.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&d. Bandung:
Alfabeta.
Sunariyah. (2011, Edisi Keenam). Pengantar Pengetahuan Pasar Modal.
Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.
Wisayang, V. R. (2010). Analisis Pengaruh Bid-Ask Sprea, Market Value, dan
Variance Return Saham terhadap Holding Period.