variance return terhadap holding ... -...

17
ANALISIS PENGARUH BID-ASK SPREAD, MARKET VALUE, DAN VARIANCE RETURN TERHADAP HOLDING PERIOD SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DALAM LQ 45 PERIODE 2013-2015 Oleh : Sariani Program Studi Akuntansi Pembimbing: Hj.Asmaul Husna, SE,Ak,MM,CA dan Jack Febriand Adel, SE,Ak.,M.Si,CA Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji Abstrak Secara garis besar tujuan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Bid- Ask Spread, Market Value, dan Variance Return terhadap Holding Period Saham pada Perusahaan yang Terdaftar dalam LQ 45 Periode 2013-2015. Populasi dalam penlitian adalah seluruh perusahaan yang termasuk dalam indeks LQ 45 periode penelitian. Tekhnik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling sehingga menghasilkan 28 data sampel dengan penelitian 3 (Tiga) tahun yaitu 2013-2015. Analisis data menggunakan regresi linear berganda dengan program SPSS versi 21. Hasil dari penelitian ini menunjukkan Secara simultan Bid-Ask Spread, Market Value, dan Variance Return berpengaruh terhadap Holding Period saham. Sedangkan secara parsial hanya Market Value berpengaruh terhadap Holding Period saham. Kata Kunci : Bid-Ask Spread, Market Value, Variance Return dan Holding Period Abstract The broad objective of this study was to determinan the effect Bid-Ask Spread, Market Value and Variance Return on Holding Period of Shares in Companies Listed in LQ 45 Period 2013-2015. The population in this study are all companies included in index LQ 45 study period. The sampling technique used purposive sampling to produce 28 sample data with 3 (three) years research that is 2013- 2015. Analysis of data using multiple linear regression with SPSS version 21. The results of this study show simultaneously Bid-Ask Spread, Market Value, dan Variance Return effect on sharesn holding period. While partially only the Market Value influences the holding period of the stock. Keywords : Bid-Ask Spread, Market Value, Variance Return and Holding Period 1. Pendahuluan Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan

Upload: hoangnhi

Post on 19-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ANALISIS PENGARUH BID-ASK SPREAD, MARKET VALUE, DAN

VARIANCE RETURN TERHADAP HOLDING PERIOD SAHAM PADA

PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DALAM LQ 45 PERIODE 2013-2015

Oleh :

Sariani

Program Studi Akuntansi

Pembimbing: Hj.Asmaul Husna, SE,Ak,MM,CA dan Jack Febriand Adel,

SE,Ak.,M.Si,CA

Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji

Abstrak

Secara garis besar tujuan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Bid-

Ask Spread, Market Value, dan Variance Return terhadap Holding Period Saham

pada Perusahaan yang Terdaftar dalam LQ 45 Periode 2013-2015. Populasi dalam

penlitian adalah seluruh perusahaan yang termasuk dalam indeks LQ 45 periode

penelitian. Tekhnik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling

sehingga menghasilkan 28 data sampel dengan penelitian 3 (Tiga) tahun yaitu

2013-2015. Analisis data menggunakan regresi linear berganda dengan program

SPSS versi 21. Hasil dari penelitian ini menunjukkan Secara simultan Bid-Ask

Spread, Market Value, dan Variance Return berpengaruh terhadap Holding Period

saham. Sedangkan secara parsial hanya Market Value berpengaruh terhadap

Holding Period saham.

Kata Kunci : Bid-Ask Spread, Market Value, Variance Return dan Holding Period

Abstract

The broad objective of this study was to determinan the effect Bid-Ask Spread,

Market Value and Variance Return on Holding Period of Shares in Companies

Listed in LQ 45 Period 2013-2015. The population in this study are all companies

included in index LQ 45 study period. The sampling technique used purposive

sampling to produce 28 sample data with 3 (three) years research that is 2013-

2015. Analysis of data using multiple linear regression with SPSS version 21.

The results of this study show simultaneously Bid-Ask Spread, Market Value, dan

Variance Return effect on sharesn holding period. While partially only the Market

Value influences the holding period of the stock.

Keywords : Bid-Ask Spread, Market Value, Variance Return and Holding Period

1. Pendahuluan

Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang

dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan

keuntungan di masa-masa yang akan datang. Keputusan penanaman tersebut dapat

dilakukan oleh individu atau suatu entitas yang mempunyai kelebihan dana.

Investasi dalam arti luas terdiri dari 2 bagian utama yaitu investasi dalam bentuk

aktiva riil dan investasi dalam bentuk surat-surat berharga atau sekuritas

(Sunariyah,2011:4).

Investasi pada aset-aset keuangan dapat dilakukan baik melalui pasar uang

maupun pasar modal. Melalui pasar uang, investasi dapat berupa sertifikat

deposito, commercial paper,dan surat berharga pasar uang lainnya. Sedangkan

melalui pasar modal, investasi dapat berupa saham, obligasi, waran, opsi dan

sebagainya (Sunariyah,2011:4).

Pasar modal dapat menjadi salah satu alternatif investasi yang sangat

menarik bagi para pemodal atau investor karena dapat memberikan tingkat hasil

dan tingkat likuiditas yang tinggi yang dapat diperjual belikan setiap saat,

sehingga investor dapat dengan mudah melakukan penjualan asset apabila

memerlukan dana yang segera sifatnya (Simatupang, 2010:13). Pasar modal juga

memiliki peranan sebagai fasilitas melakukan interaksi antara pembeli dengan

penjual untuk menentukan harga saham atau surat berharga yang diperjual-

belikan. Ditinjau dari segi lain, pasar modal memberikan kemudahan dalam

melakukan transaksi sehingga kedua belah pihak dapat melakukan transaksi tanpa

melalui tatap muka (pembeli dan penjual bertemu secara langsung) (Sunariyah,

2011).

Pada dasarnya seorang investor melakukan investasi saham karena

mengharapkan capital gain dan dividen (Darmadji dan Fakhruddin, 2006) dalam

(Perangin-angin ,2013). Investor memiliki kebebasan untuk memilih jenis saham

perusahaan yang go public, selain memilih saham investor juga memilki

kebebasan dalam membeli jumlah saham dan lamanya memegang financial asset

tersebut. Akan tetapi investor harus memilki pertimbangan untuk mengurangi

resiko sampai tingkat tertentu untuk mendapatkan gain yang maksimal. Jika

investor memprediksi bahwa saham perusahaan yang dibelinya menguntungkan,

maka investor cenderung menahan sahamnya dalam jangka waktu yang yang

lebih lama dengan harapan mendapatkan harga jual yang lebih tinggi. Dan

sebaliknya investor akan segera melepas sahamnya jika diprediksi harga saham

tersebut mengalami penurunan. Oleh karena itu investor harus tahu kapan untuk

membeli dan menjual saham serta kapan investor harus menahan saham yang

telah dimilikinya. Lamanya investor menahan saham perusahaan selama jangka

waktu tertentu disebut Holding Period (Jones, 2000) dalam (Wisayang,2010)

.Holding Period merupakan variabel yang memberikan indikasi tentang rata-rata

panjangnya waktu investor untuk menahan saham suatu perusahaan (Santoso,

2008). Menurut teori (Mendelson, 1986) dalam (Ratnasari, 2014), ada 2 faktor

yang mempengaruhi lamanya holding period saham seorang investor yaitu:

Faktor eksternal (inflasi) dan Faktor internal (transaction cost, bid-ask spread,

market value dan variance return ).

Penelitian mengenai holding period dilakukan oleh Miapuspita,dkk (2003)

dengan obyek penelitian yaitu saham perusahaan indek LQ 45 Miapuspita, dkk

(2003) mengemukakan bahwa holding period saham dipengaruhi signifikan oleh

market valuesedangkanbid-ask spread dan risk of return mempunyai pengaruh

negative yang signifikan terhadap holding period. (Ratnasari, 2014) melakukan

penelitian mengenai holding period pada saham LQ 45 periode 2010-2012. Hasil

penelitian menjelaskan bahwa secara parsial ada pengaruh negative dan signifikan

antara bid-ask spread terhadap holding period, sedangkan market value,dan

variance returnmempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap holding

period.Bid-Ask spread didefinisikan sebagai selisih antara harga beli tertinggi dari

suatu saham dengan harga jual terendahnya (Syahrul,2000:139) dalam (Wisayang,

2010). Bid-Ask spreadadalah fungsi dari transaction cost atau biaya transaksi,

yaitu biaya untuk membeli atau menjual suatu surat berharga yang terdiri dari

komisi, ongkos, biaya pelaksanaan dan biaya peluang (Fabozzi,1999: 256) dalam

(Wisayang, 2010). Biaya transaksi tersebut merupakan komponen dari biaya

investasi. Investor akan menahan saham yang dimilikinya sampai pada tingkat

harga tertentu, untuk menutup biaya yang timbul dari transaksi saham yang

dilakukan dan memperoleh keuntungan optimal (Jogiyanto,2000) dalam

(Miapuspita,dkk, 2003).Penelitian sebelumnya mengenai pengaruh bid-ask spread

terhadap holding period pernah dilakukan oleh (Ratnasari, 2014) yang

menghasilkan bid-ask spread berpengaruh negative signifikan terhadap holding

period. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Wisayang (2010) yang

menghasilkan bid-ask spread mempunyai pengaruh positif dan signifikan

terhadap holding period.

Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi jangka waktu kepemilikan

saham adalah bid-ask spread, market value, dan variance return (desy, 2014).

Nilai pasar terbentuk dari perkiraan para investor terhadap prospek perusahaan.

Semakin banyak para investor yang memperkirakan kinerja perusahaan akan

semakin baik dimasa yang akan datang, maka semakin banyak para investor

melakukan pembelian dan semakin tinggi harga pasar saham dan sebaliknya

semakin banyak investor memperkirakan kinerja perusahaan akan menurun maka

akan semakin banyak investor yang melakukan penjualan saham dan harga saham

akan menurun (Simatupang, 2010:22). Penelitian sebelumnya mengenai market

value terhadap holding period pernah dilakukan oleh Miapuspita, dkk (2003) pada

saham biasa LQ 45 yang menghasilkan market value mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap holding period. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh (Ratnasari, 2014) yang menyatakan bahwa market value

berpengaruh positif dan signifikan terhadap holding period.Berbeda dengan

penelitian yang dilakukan oleh (Perangin-angin, 2013) yang menyatakan market

value tidak berpengaruh signifikan terhadap holding period.

Faktor variance return merupakan proksi dari tingkat risiko yang

diakibatkan oleh fluktuasiharga saham (Halim,2005) dalam (Perangin-angin,

2013). Dalam konteks manajemen investasi, risiko merupakan besarnya tingkat

pengembalian aktual (actual return). Semakin besar penyimpangannya berarti

semakin besar tingkat risikonya. Penelitian sebelumnya dilakukan oleh

(Wisayang, 2010) pada saham LQ 45 yang menghasilkan variance return

mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap holding period. Berbeda

dengan penelitian yang dilakukan oleh (Ratnasari,2014) yang menghasilkan

variance return tidak berpengaruh signifikan terhadap holding period secara

parsial.

2. Kajian Pustaka

Holding Period

Holding period adalah periode waktu perkiraan riil dimana sebuah

investasi didistribusikan kepada sebuah invetstor tertentu. Lamanya kepemilikan

saham oleh investor dikenal dengan stock holding period. Secara umum

keputusan membeli atau menjual saham ditentukan oleh perbandingan antara

perkiraan nilai instrinsik dengan harga pasarnya (Halim, 2005) dalam (Perangin-

angin, 2013). Keputusan untuk menahan saham dipengaruhi oleh faktor spread,

market value dan variance return. Semakin lama investor menahan sahamnya,

maka akan semakin besar peluang untuk mendapatkan keuntungan yang lebih

banyak. Sebaliknya, semakin pendek holding period maka akan semakin sedikit

keuntungan yang akan diperoleh investor (Wisayang, 2010).

Bid-Ask Spread

Menurut Miapuspita dkk, (2003) Spread merupakan selisih antara beli

(bid) tertinggi yang menyebabkan invstor bersedia untuk membeli saham tertentu

dengan harga jual (ask) terendah yang menyebabkan investor bersedia untuk

menjual sahamnya.

Bid-Ask spread merupakan faktor yang dipertimbangkan investor untuk

mengambil keputusan apakah menahan atau menjual saham tersebut. Hal yang

harus diperhatikan investor untuk memutuskan membeli atau menjual pada harga

tertentu yaitu mengetahui seberapa besar perbedaan (spread) antara harga

permintaan beli (bid) dan harga tawaran jual (ask) (Chaerul D. Djakman,1998)

dalam (Miapuspita,dkk, 2003).

Market Value

Menurut Wisayang (2010) Market value didefinisikan sebagai harga

saham yang terjadi dipasar bursa pada waktu tertentu yang dilakukan oleh pelaku

pasar.

Market Value juga dapat diartikan sebagai rata-rata nilai keseluruhan suatu

perusahaan i selama tahun ke-t. konsep perhitungan market value adalah dengan

mengalikan rata-rata harga saham selama tahun t dengan jumlah saham beredar

pada saham perusahaan i per akhir tahun ke t.

Variance Return

Menurut (Halim, 2005) Variance return merupakan proksi dari tingkat

risiko yang diakibatkan oleh fluktuasi harga saham. Dalam konteks manajemen

investasi, risiko merupakan besarnya penyimpangan antara tingkat pengembalian

yang diharapkan ( expected return ) dengan tingkat pengembalian actual (actual

return). Semakin besar penyimpangannya berarti semakin besar tingkat risikonya.

volatilitas perusahaan yang tinggi mengindikasikan asimetri informasi yang

lebih besar yang menyebabkan volume perdagangan yang lebih tinggi dan holding

period yang lebih pendek. Dalam konteks manajemen investasi, risiko merupakan

besarnya tingkat pengembalian aktual (actual return). Semakin

besarpenyimpangannya berarti semakin besar tingkat risikonya.

Kerangka Pemikiran Teoritis, Perumusan Hipotesis dan Definisi Operasional

Variabel

Pengaruh Bid-Ask Spread terhadap Holding Period saham

Bid-Ask spread merupakan factor yang dipertimbangkan investor untuk

mengambil keputusan apakah menahan atau menjual saham tersebut. Hal yang

harus diperhatikan investor untuk memutuskan membeli atau menjual pada harga

tertentu yaitu mengetahui seberapa besar perbedaan (spread) antara harga

permintaan beli (bid) dan harga tawaran jual (ask) (Keown,1996 (Diterjemahkan

oleh Chaerul D.Djakman) dalam Miapuspita dkk,2003).

Bid-Ask yang merupakan cerminan dari biaya transaksi akan mempengaruhi

keputusan investor untuk menahan suatu saham. Asset yang memiliki spread yang

lebih besar akan menghasilkan expected return yang lebih tinggi, akibatnya

investor akan menyimpan saham atau holding period akan lebih panjang.

Dari hasil penelitian yang dilakukan Wisayang (2010), bid-ask spread

memiliki arah pengaruh yang positif terhadap holding period. Hal ini

menunjukkan bahwa makin tinggi bid-ask pread, makin lama holding period,

sebaliknya makin rendah bid-ask spread, makin singkat holding period.

H1: Diduga Bid-Ask Spread berpengaruh positif dan signifikan terhadap holding

period saham pada perusahaan yang terdaftar dalam LQ 45 periode 2013-

2015.

Pengaruh Market value terhadap Holding Period saham

Nilai pasar terbentuk dari perkiraan para investor terhadap prospek

perusahaan. Semakin banyak para investor yang memperkirakan kinerja

perusahaan akan semakin baik dimasa yang akan datang, maka semakin banyak

para investor melakukan pembelian dan semakin tinggi harga pasar saham dan

sebaliknya semakin banyak investor memperkirakan kinerja perusahaan akan

menurun maka akan semakin banyak investor yang melakukan penjualan saham

dan harga saham akan menurun (Simatupang, 2010:22).

Market value digunakan untuk mengukur nilai perusahaan yang

menyebabkan investor mau menanamkan dananya pada suatu surat beharga

khususnya saham. Hal ini dipergunakan untuk melihat kecenderungan investor

terhadap ukuran suatu perusahaan tertentu (Hadi, 2008) dalam (Arma, 2013).

Semakin besar market value suatu perusahaan, semakin lama pula investor

menahan sahamnya, karena investor menganggap bahwa perusahaan besar

biasanya kondisi keuangannya lebih stabil sehingga resikonya lebih kecil.

H2 : Diduga Market Value berpenaruh positif dan signifikan terhadap Holding

period saham pada perusahaan yang terdaftar dalam LQ 45 periode 2013-

2015.

Pengaruh Variance Return terhadap Holding Period saham

Menurut (Halim, 2005) Variance return merupakan proksi dari tingkat

risiko yang diakibatkan oleh fluktuasi harga saham. Dalam konteks manajemen

investasi, risiko merupakan besarnya tingkat pengembalian aktual (actual return).

Hubungan return dan risiko merupakan hubungan yang searah dan linier, artinya

semakin besar risiko yang ditanggung, semakin besar pula tingkat return yang

diharapkan (Perangin-angin, 2013). Sehingga perkembangan return saham yang

tinggi akan menyebabkan holding period saham menjadi lebih pendek. Semakin

besar penyimpangannya berarti semakin besar tingkat risikonya.

H3 : Diduga Variance return berpengaruh terhadap Holding period saham pada

perusahaan yang terdaftar dalam LQ 45 periode 2013-2015.

Gambar 1

Kerangka Pemikiran teoritis

Bid-Ask Spread(X1) H1

Market Value (X2) H2 Holding Period

Variance Return (X3) H3

H4

Definisi Operasional Variabel

Holding period yang memeberikan indikasi tentang rata-rata panjangnya

waktu investor untuk menahan saham suatu perusahaan. Rata-rata holding period

investor untuk setiap tahun dapat dihitung dengan membagi jumlah saham beredar

pada saham perusahaan i perakhir tahun t dengan rata-rata volume perdagangan

saham i tahun t. Adapun rumus Holding period menurut (Perangin-angin, 2013)

adalah:

Holding period=𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟 𝑖𝑡

𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑎𝑘𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑑𝑎𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑖𝑡

Bid-Ask Spread

Bid-Ask Spread merupakan selisih antara permintaan beli dengan

penawaran jual. Konsep perhitungan Spread adalah dengan membuat rata-rata

bid-ask spread harian untuk setiap jenis saham yang diteliti selama periode

observasi. Spread dapat diformulasikan sebagai berikut menurut (Perangin-angin,

2013) adalah:

Spreadit = ∑ 𝐴𝑠𝑘𝑖𝑡−𝐵𝑖𝑑𝑖𝑡𝐴𝑠𝑘𝑖𝑡+𝐵𝑖𝑑𝑖𝑡/2

𝑁𝑡=1 / N

Market Value

Market Value menunjukkan ukuran perusahaan, dimana apabila market

value semakin besar maka semakin besar perusahaan yang ditinjau dari ukuran

perusahaannya.

Market Value juga dapat diartikan sebagai rata-rata nilai keseluruhan suatu

perusahaan i selama tahun ke-t. konsep perhitungan market value adalah dengan

mengalikan rata-rata harga saham selama tahun t dengan jumlah saham beredar

pada saham perusahaan i per akhir tahun ke t. perhitungan market value dapat

diformulasikan sebagai berikut:

MVit = harga sahamit x Jumlah saham beredarit

Variance Return

Variance return adalah tingkat risiko yang terjadi dari suatu kegiatan

investasi, terutama akibat transaksi saham di pasar bursa yang disebabkan adanya

volatilitas harga saham. Untuk mencari variance return terlebih dulu mencari

return saham. Adapun rumus return saham menurut (Fabozzi, 2000) dalam

(Wisayang, 2010) adalah:

σ = ∑ (𝑋1− x )2𝑁

𝑡=1

𝑛−1

3. Metode Penelitian

3.1 Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono,2010:81). Dalam penelitian teknik pengumpulan

sampel yang digunakan adalah purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel

kriteria tertentu. Criteria perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian

yaitu:

1. Perusahaan yang listed dalam perhitungan indeks LQ 45 periode 2013-

2015.

2. Perusahaan yang tidak konsisten (bertuut-turut) tercatat dalam LQ 45

selama periode 2013-2015.

3. Harus tersedia data bid-ask price, volume transaksi, jumlah saham beredar,

harga saham, dan harga penutupan saham selama periode 2013-2015.

4. Perusahaan yang melakukan stock split.

3.2 Metode Analisis

Uji Statistik Deskriptif

Ghozali (2013) menyatakan bahwa Statistik deskriptif bertujuan untuk

memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata

(mean), standar devisiasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis,

dam swekness (kemencengan distribusi).

Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal ( Ghozali, 2013:

160). Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau

tidak dengan analisis grafik dan uji statistic. Ada dua cara untuk mendeteksi

apakah residual berdistribusi normal atau tidak.

Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan

melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan

distribusi yang mendekati distribusi normal. Namun hanya melihat histogram

dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode yang

lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan

distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk

satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan

garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang

menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.

Uji statistik lain yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual

adalah uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Sminov (K-S). dalam penelitian

ini, untuk menguji normalitas pada data dilakukan melalui uji statistic parametric

one-sample Kolmogorov-Smirnov. Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05

maka data berdistribusi secara normal.

Uji Multikolonieritas

Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang

baik tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Untuk mengetahui ada

tidaknya multikolonieritas, dasar analisis yang digunakan dengan melihat nilai

tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Batas nilai yang umum dipakai

adalah nilai tolerance 10% atau sama dengan nilai VIF >10, artinya nilai

tolerance tidak lebih kurang dari 10% dan nilai VIF tidak lebih dari 10 (Ghozali,

2013:105).

Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah model regresi linear ada

koelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan

pengganggu pada periode t-1 (Ghozali, 2013). Menurut santoso (2015:194), salah

satu metode pengujian yang sering digunakan adalah dengan uji Durbin-Watson

(uji Dw). Pengambilan keputusan pada uji Durbin-Watson sebagai berikut:

1. Jika angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif.

2. Jika angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi.

3. Jika angka D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi negative.

Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan varan dan residual pada satu pengamatan ke pengamatan

lain (Ghozali:139). Model regresi yang baik adalah tidak terjadi

heteroskedastisitas. Salah satu uji statistic yang dapat digunakan untuk mendeteksi

ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melakukan Uji Korelasi

Spearman (Priyatno:297). Jika nilai signifikan antara variabel independen dengan

residual lebih dari 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Metode Regresi Linear berganda

Menurut Priyatno (2011:238), analisis regresi linear berganda untuk

mengetahui pengaruh antara dua atau lebih variabel indeenden dengan satu

variabel dependen yang ditampilkan dalam bentuk persamaan regresi. Hubungn

antar variabel tersebut dapat digambarkan dengan persamaan berikut:

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + e

Dimana: Y = Variabel terikat (Holding period)

a = Konstanta

b1, b2, b3, b4, b5 = Koefisien regresi

X1 = Variabel bebas (Bid-Ask Spread)

X2 = Variabel bebas (Market Value)

X3 = Variabel bebas (Variance Return)

e = Error

Pengujian Hipotesis

Uji t (Uji Parsial)

Menurut Priyatno (2011:268) uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh

variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Pengujian ini

bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Bid-Ask Spread, Market

Value, dan Variance Return terhadap Holding period saham.

Uji F (Uji Simultan)

Menurut Priyatno (2011:275) Uji F dilakukan untuk menguji pengaruh variabel

bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Pengujian ini bertujuan

untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Bid-Ask Spread, Market Value, dan

Variance return terhadap Holding Period saham.

Koefisien Determinasi (R2)

Menurut Priyatno (2011:251) koefisien determinasi digunakan untuk

mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel independen secara bersama-

sama terhadap variabel depeden. Nilai koefisien determinasi adaah antara nol dan

satu, semakin angka mendekati satu maka semakin baik garis regresi karena

mampu menjelaskan data aktualnya. Sebaliknya jika angka semakin mendekati

nol maka kita mempunyai garis regresi yang kurang baik. Koefisien determinasi

merupakan konsep statistic, regresi dianggap baik jika nilai R2 tinggi.

4. Hasil Empiris

4.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif

Untuk memberi gambaran atau deskriptif data dalam penelitian ini

dilakukan analisis deskriptif statistic yang dapat terlihat dalam tabl

dibawah ini:

Tabel 4.1

Hasil Uji Statistik Dekriptif Sebelum Outlier

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

hp 84 .8 19.5 4.417 3.2302 bas 84 .0598 .2320 .132971 .0398885 mv 84 6.4688E+012 3.2463E+014 8.489588E+013 8.6451030E+013 vr 84 .0007 .0347 .010159 .0077149 Valid N (listwise)

84

Sumber: Hasil Output SPSS 21.0

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa:

1. Variabel holding period dengang nilai N sebanyak 84. Memiliki nilai

minimum sebesar 0,8 dan nilai maksimum 19,5 dengan nilai rata-rata

(mean) sebesar 4,417 dan standar deviasi sebesar 3,2302.

2. Variabel bid-ask spread dengang nilai N sebanyak 84. Memiliki nilai

minimum sebesar 0,0598 dan nilai maksimum 0,2320 dengan nilai rata-

rata (mean) sebesar 0,132971 dan standar deviasi sebesar 0,398885.

3. Variabel market value dengang nilai N sebanyak 84. Memiliki nilai

minimum sebesar 6.468.820.000.000 dan nilai maksimum

324.633.000.000.000 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar

84.895.883.333.333 dan standar deviasi sebesar 86.451.029.670.999.

4. Variabel variance return dengang nilai N sebanyak 84. Memiliki nilai

minimum sebesar 0,0007 dan nilai maksimum 0,0347 dengan nilai rata-

rata (mean) sebesar 0,010159 dan standar deviasi sebesar 0,0077149.

Tabel 4.2

Hasil Statistik Deskriptif Sesudah Outlier

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Hp 80 .8 9.5 3.970 2.0016 Bas 80 .0598 .2320 .133369 .0386920

Mv 80 6.4688E+012 3.2463E+014 7.988684E+013 8.2310102E+01

3 Vr 80 .0007 .0316 .010104 .0072826

Valid N (listwise) 80

Sumber: Hasil Output SPSS 21.0

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa:

1. Variabel holding period dengang nilai N sebanyak 80. Memiliki nilai

minimum sebesar 0,8 dan nilai maksimum 9,5 dengan nilai rata-rata

(mean) sebesar 3,970 dan standar deviasi sebesar 2,0016.

2. Variabel bid-ask spread dengang nilai N sebanyak 80. Memiliki nilai

minimum sebesar 0,0598 dan nilai maksimum 0,2320 dengan nilai rata-

rata (mean) sebesar 0,133369 dan standar deviasi sebesar 0,386920.

3. Variabel market value dengang nilai N sebanyak 80. Memiliki nilai

minimum sebesar 6.468.820.000.000 dan nilai maksimum

324.633.000.000.000 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar

79.886.838.750.000 dan standar deviasi sebesar 82.310.102.066.611.

4. Variabel variance return dengang nilai N sebanyak 80. Memiliki nilai

minimum sebesar 0,0007 dan nilai maksimum 0,0316 dengan nilai rata-

rata (mean) sebesar 0,010104 dan standar deviasi sebesar 0,072826.

4.2 Hasil Uji Asumsi Klasik

1. Hasil Uji Normalitas

Tabel 4.3

Hasil Uji Kolmogorove-Smirnov Sebelum Outlier One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 84

Normal Parametersa,b Mean .0000000 Std. Deviation 2.81873610

Most Extreme Differences Absolute .185 Positive .185 Negative -.117

Kolmogorov-Smirnov Z 1.697 Asymp. Sig. (2-tailed) .006

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber: Hasil Output SPSS 21.0

hasil uji normalitas menunjukkan nilai Asymp. Sig (2 tailed) 0,006 < α =

0,05, sehngga dapat disimpulkan Ho tidak didukung yang berarti data tidak

berdistribusi normal.

Menurut (Ghozali, 2011), untuk menormalitaskan data dapat dilakukan

outlier. Outlier adalah kasus atau data yang memiliki karakteristik unik yang

terlihat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan muncul dalam bentuk

nilai ekstrim.

Tabel 4.5

Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Setelah Outlier

Sumber: Hasil Output SPSS 21.0

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 80

Normal Parametersa,b Mean .0000000 Std. Deviation 1.87456108

Most Extreme Differences Absolute .136 Positive .136 Negative -.082

Kolmogorov-Smirnov Z 1.213 Asymp. Sig. (2-tailed) .106

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Setelah dilakukan Outlier, hasil uji normalitas pada tabel menunjukkan

bahwa nilai kolmogorov-smirnov sebesar 1,213 dan nilai signifikansi sebesar

0,106 dan nilainya berada diatas 0,05 ( karena sig.>0,05). Jadi Ho tidak dapat

ditolak, sehingga dengan kata lain residual berdistribusi normal.

2. Hasil Uji Multikolonieritas

Tabel 4.5

Hasil Uji Multikolonieritas

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1

(Constant)

bas .266 3.753

mv .783 1.277

vr .280 3.566

a. Dependent Variable: hp

Hasil uji multikolonieritas pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai

tolerance dari ketiga variabel independen berada diatas 0,10 dan VIF kurang dari

10. Dimana nilai VIF masing-masing variabel independen yaitu 3,753 untuk Bid-

Ask spread, 1,277 untuk market value, dan 3,566 untuk variance return. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tersebut tidak terdapat

hubungan multikolonieritas, maka model regresi yang ada layak untuk digunakan.

3. Hasil Uji Autokorelasi

Tabel 4.6

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .351a .123 .088 1.9112 1.273

a. Predictors: (Constant), vr, mv, bas b. Dependent Variable: hp

Sumber: Hasil Output SPSS 21.0

Berdasarkan hasil uji autokorelasi diatas, dapat dilihat bahwa uji

Durbin-Watson adalah 1,273. Ini berarti Durbin Watson berada diantara -

2 sampai +2, sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi.

4. Hasil Uji Heteroskedastisits

Gambar 4.5

Scatterplot Uji Heteroskedastisita

Berdasarkan gambar 4.5 diatas menunjukkan bahwa pada hasil pengujian

grafik scatterlot terlihat bahwa data tersebut tidak terlihat pola yang jelas sehingga

terlihat titik-titik menyebar secara acak baik di atas ataupun di bawah angka nol

pada sumbu Y. hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada

model regresi sehingga model regresi ini layak untuk di pakai.

4.2 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Tabel 4.8

Hasil Regresi Linear Berganda

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 4.215 1.155 3.650 .000

bas -4.723 10.766 -.091 -.439 .662

mv 1.065E-013 .000 .267 2.200 .031

vr -13.319 55.758 -.048 -.239 .812

a. Dependent Variable: hp

Sumber: Hasil Output SPSS 21.0

Berdasarkan tabel diatas, maka dapat dilakukan persamaan regresi linier berganda

sebagai berikut:

Y= 4,215 - 4,723X1 + 0,0000000000001065X2 -13,319X3+e

4.3 Pengujian Statistik

1. Hasil Uji t

Tabel 4.9

Hasil Uji t Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 4.215 1.155 3.650 .000

bas -4.723 10.766 -.091 -.439 .662

mv 1.065E-013 .000 .267 2.200 .031

vr -13.319 55.758 -.048 -.239 .812

a. Dependent Variable: hp

Sumber: Hasil Output SPSS 21.0

2. Hasil Uji F

Tabel 4.10

Hasil Uji F ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 38.912 3 12.971 3.551 .018b

Residual 277.604 76 3.653

Total 316.516 79 a. Dependent Variable: hp

b. Predictors: (Constant), vr, mv, bas

Sumber: Hasil Output SPSS 21.0

3. Hasil Uji Koefisien Determinasi

Tabel 4.11

Hasil Uji Determinasi Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .351a .123 .088 1.9112

a. Predictors: (Constant), vr, mv, bas a. Dependent Variable: hp

Sumber: Hasil Output SPSS 21.0

PEMBAHASAN

Untuk lebih menjelaskan hasil yang telah diperoleh dalam penelitian ini

maka berikut akan dibahas satu per satu pengaruh variabel independen terhadap

variabel independen.

1. Pengaruh Bid-Ask Spread terhadap Holding Period saham

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis secara parsial yang telah dilakukan Bid-Ask

Spread memiliki nilai signifikan 0,062 > 0,05, maka sesuai dengan ketentuan

bahwa Ho diterima dan H1 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa Bid-Ask Spead

tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap Holding period saham pada

perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ 45 periode 2013-2015. Yang berarti

bahwa tinggi atau rendahnya nilai bid-ask spread tidak mempengaruhi lamanya

perusahaan melakukan holding period saham.

2. Pengaruh Market Value terhadap Holding Period saham

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis secara parsial yang telah dilakukan

Bid-Ask Spread memiliki nilai signifikan 0,031 < 0,05, maka sesuai dengan

ketentuan bahwa Ho ditolak dan H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa Market

Value mempunyai pengaruh signifikan terhadap Holding period saham pada

perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ 45 periode 2013-2015. Saham yang

mempunyai market value yang tinggi akan menyebabkan semakin lamanya

investor dalam menahan kepemilikan sahamnya,karena investor masih

menganggap bahwa kondisi perusahaan dimasa yang akan dating memiliki

prospek yang lebih baik dan resikonya lebih kecil sehingga investor memiliki

holding period yang panjang.

3. Pengaruh Variance Return terhadap Holding Period

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis secara parsial yang telah dilakukan

Variance Return memiliki nilai signifikan 0,812 > 0,05, maka sesuai dengan

ketentuan bahwa Ho diterima dan H1 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa Market

Value tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap Holding period saham pada

perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ 45 periode 2013-2015. Yang berarti

investor yang menyukai risiko akan tetap menahan sahamnya walaupun risiko

yang dihadapi tinggi.

5. Penutup

Kesimpulan

Berdasarkan uraian hasil pengujian hipotesis dan pembahasan pada bab

sebelumnya mengenai pengaruh Bid-Ask Spread, Market Value, dan Variance

Return terhadap Holding Period saham pada perusahaan yang terdaftar dalam LQ

45 peiriode 2013-2015, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Secara parsial Bid-Ask Spread tidak berpengaruh terhadap Holding Period

saham pada perusahaan yang terdaftar dalam LQ 45 periode 2013-2015.

2. Secara parsial Market Value berpengaruh terhadap Holding Period saham

pada perusahaan yang terdaftar dalam LQ 45 periode 2013-2015.

3. Secara parsial Variance Return tidak berpengaruh terhadap Holding

Period saham pada perusahaan yang terdaftar dalam LQ 45 periode 2013-

2015.

4. Secara simultan Bid-Ask Spread, Market Value, dan Variance Return

berpengaruh terhadap Holding Period saham pada perusahaan yang

terdaftar dalam LQ 45 peiriode 2013-2015.

Hasil uji koefisien determinasi (R2) membuktikan bahwa variabel

independen mempengaruhi variabel dependen dengan persentase sumbangan

sebesar 8,8% dan 91,2% dipengaruhi factor lain yang tidak dijelaskan dalam

model regresi.

DAFTAR PUSTAKA

Arma, V. Y. (2013). Faktor Penentu Holding Period Saham LQ 45 Di Bursa Efek

Indonesia. Jurnal of Businnes and Banking .

Darmawan, I. (2014). Analisis Pengaruh Bid-Ask Spread, Market Value, Varians

Return dan Dividend terhadap Holding Period. Artikel Skripsi Universitas

Diponegoro .

Fahmi, I. (2012). Analisis Laporan Keuangan. Jl.Gegerkalong Hilir no.B4

Bandung

Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS.

Semarang: UNDIP.

Jogiyanto. (2003, Edisi Tiga). Teori Portofolio dan Analisis Investasi.

Yogyakarta: BPEE.

Kuncoro, M. (2009, Edisi ketiga). Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi.

Erlangga.

Kusumayanti, D. (2015). Pengaruh Bid-Ask Spread, Market Value, Variance Of

Return dan Dividend Payout Ratio Terhadap Holding Period Saham Pada

Perusahaan Manufaktur Yang Terdapat Di BEI Periode 2011-2013. Skripsi

Universitas Negeri Yogyakarta .

Maulina, V. (2010). Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Holding Period Saham

Biasa Pada Perusahaan Go Public Yang Tercatat Dalam Indeks LQ 45.

WACANA Vol.13, No.3 .

Miapuspita, Y. A. (2003). Analisis Pengaruh Bid-Ask Spread, Market Value, dan

Risk Of Return Terhadap Holding Period Saham Teraktif yang Tercatat Di

Bursa Efek Jakarta. Jurnal Ventura Vol.6 No.2 .

Murniati, I. (2015). Pengaruh Market Value, Variance Return, dan Dividend

Payout Ratio Terhadap Holding Period Saham Perusahaan Yang Tercatat

Di Indeks LQ 45. Skripsi Universitas Yogyakarta .

Perangin-angin, S. F. (2013). Analisis Pengaruh Bid-Ask Spread, Market Value

dan Variance Return Terhadap Holding Period Saham Sektor

Pertambangan. Jurnal Ekonomi dan Keuangan .

Priyatno, D. (2010). Paham Analisis Statistik Data dengan SPSS. Jakarta: Media

Kom.

Ratnasari, D. (2014). Pengaruh Bid-Ask Spread, Market Value, dan Variance

Return Terhadap Holding Period. FINESTA, Vol.2, No.1 .

Santoso, S. (2015). Menguasai Statistik Parametrik. Jakarta: PT Elex Media

Komputindo.

Simatupang, M. (2010). Pengetahuan Praktik Investasi Saham dan Reksa Dana.

Jakarta: Mitra Wacana Media.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&d. Bandung:

Alfabeta.

Sunariyah. (2011, Edisi Keenam). Pengantar Pengetahuan Pasar Modal.

Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.

Wisayang, V. R. (2010). Analisis Pengaruh Bid-Ask Sprea, Market Value, dan

Variance Return Saham terhadap Holding Period.