abstract.pdf
DESCRIPTION
abstractTRANSCRIPT
Skripsi ini menganalisis tentang penggunaan tindak ilokusi yang
terjadi dalam
tuturan yang diucapkan oleh Joko Widodo dalam pidato-pidato politiknya selama
kampanye pemilihan Gubernur Jakarta pada tahun 2012. Hal yang menjadi fokus
dalam skripsi ini adalah tindak ilokusi apa yang dihasilkan oleh Joko Widodo dalam
pidato-pidato politiknya, mengklasifikasikannya ke dalam kategori tindak ilokusi dan
mencari kategori tindak ilokusi yang paling dominan. Untuk mengetahui hal ini,
penulis menggunakan teori tindak tutur (Speech Acts), teori tindak ilokusi
(Illocutionary Acts), yaitu: Commissives, Representatives, Directives, Expressives,
dan Declarations, dan teori pidato politik (Political Speech). Metode penelitian yang
digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Data yang digunakan berupa ujaran
atau kalimat yang dianggap mengandung tindak ilokusi yang terjadi dalam tuturan
yang diucapkan oleh Joko Widodo dalam pidato-pidato politiknya selama kampanye
dalam pemilihan Gubernur Jakarta pada tahun 2012. Dalam menganalisis data yang
ada, penulis menggunakan teori Searle dan Bungin. Hasil analisis menunjukkan
bahwa tindak ilokusi Commissives (36.37%) sebanyak dua belas ujaran merupakan
kategori tindak ilokusi yang paling dominan. Selanjutnya, diikuti oleh tindak ilokusi
Representatives (30.3%) sebanyak sepuluh ujaran, Directives (18.18%) sebanyak
enam ujaran, Expressives (12.12%) sebanyak empat ujaran, dan Declarations
(3.03%) sebanyak satu ujaran.
Universitas Sumatera Utara
tuturan yang diucapkan oleh Joko Widodo dalam pidato-pidato politiknya selama
kampanye pemilihan Gubernur Jakarta pada tahun 2012. Hal yang menjadi fokus
dalam skripsi ini adalah tindak ilokusi apa yang dihasilkan oleh Joko Widodo dalam
pidato-pidato politiknya, mengklasifikasikannya ke dalam kategori tindak ilokusi dan
mencari kategori tindak ilokusi yang paling dominan. Untuk mengetahui hal ini,
penulis menggunakan teori tindak tutur (Speech Acts), teori tindak ilokusi
(Illocutionary Acts), yaitu: Commissives, Representatives, Directives, Expressives,
dan Declarations, dan teori pidato politik (Political Speech). Metode penelitian yang
digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Data yang digunakan berupa ujaran
atau kalimat yang dianggap mengandung tindak ilokusi yang terjadi dalam tuturan
yang diucapkan oleh Joko Widodo dalam pidato-pidato politiknya selama kampanye
dalam pemilihan Gubernur Jakarta pada tahun 2012. Dalam menganalisis data yang
ada, penulis menggunakan teori Searle dan Bungin. Hasil analisis menunjukkan
bahwa tindak ilokusi Commissives (36.37%) sebanyak dua belas ujaran merupakan
kategori tindak ilokusi yang paling dominan. Selanjutnya, diikuti oleh tindak ilokusi
Representatives (30.3%) sebanyak sepuluh ujaran, Directives (18.18%) sebanyak
enam ujaran, Expressives (12.12%) sebanyak empat ujaran, dan Declarations
(3.03%) sebanyak satu ujaran.
Universitas Sumatera Utara