a vector autoregression (var) analysis of
DESCRIPTION
afaTRANSCRIPT
A VECTOR AUTOREGRESSION (VAR) ANALYSIS OF THE MONETARY TRANSMISSIONMECHANISM IN VIETNAM
KELOMPOK 3
Faridatun Nihayah (11.6659)Haedar Ardi A (11.6680)Karen Getrida (11.6736)
Muhammad Ihsan (11.6799)Raissa Samantha Hutajulu
(11.6851)
ABSTRAK
Mekanisme transmisi moneter sangat penting untuk dipahami. Dalam hal ini dilakukan analisis mekanisme transmisi moneter di Vietnam, dengan menggunakan pendekatan vektor autoregresif (VAR).
Sebelumnya ditemukan bukti pada penelitian di beberapa negara bahwa kebijakan moneter dapat mempengaruhi output dan tingkat harga.
Penelitian ini fokus utamanya melihat bentuk hubungan antara kebijakan moneter dan output dengan menggunakan sejumlah kecil variabel seperti uang, output riil, tingkat harga, suku bunga riil, nyata nilai tukar dan kredit
INTRODUCTION
Menurut Mishkin (2005), kebijakan moneter merupakan salah satu cara yang ampuh untuk mempengaruhi perekonomian, dirasa perlu bagi kita untuk memahami perluasan transmisi kebijakan moneter dalam mempengaruhi perekonomian. Berdasarkan teori yang ada kenaikan jumlah uang beredar akan menggiring aggregate demand untuk naik dan akan menaikkan total output. Perluasan dari akibat transmisi kebijakan moneter yaitu pada interest rate/ suku bunga, kredit, kurs/nilai tukar, dan harga asset.
INTRODUCTION
Sudah banyak penelitian yang dilakukan terhadap kebijakan moneter, terutama yang berfokus terhadap keadaan perekonomian di US ( Poddar, Sab dan Khatrachyan, 2006). Dengan pendekatan yang sama, beberapa peneliti lain juga meneliti negara mereka masing-masing. Misalnya, Morsink dan Bayoumi (2001) menganalisis Japan’s stance; Disyatat dan Vongsinsirikul (2003) menganalisis kebijakan moneter di Thailand; dan Poddar dkk (2006) menganalisis kebijakan moneter di Jordan.
INTRODUCTION
Dan sampai saat ini, mekanisme transmisi kebijakan moneter di Vietnam belum diteliti secara quantitative. Mekanisme tersebut masih berupa “black box” bagi pembuat kebijakan moneter di State Bank of Vietnam. Hal ini menyulitkan untuk membuat formulasi dan implementasi apakah kebijakan moneter yang dibuat berpengaruh signifikan terhadap perekonomian, apakah memenuhi target output yang ingin dicapai atau inflasi, dan bagaimana seharusnya kurs/nilai tukar apakah konstan atau floated/ mengambang.
PROBLEM IDENTIFICATION
1. Apakah kenaikan jumlah uang beredar berpengaruh terhadap output dan tingkat harga di Vietnam?
2. Bagaimana perluasan pengaruh kenaikan jumlah uang beredar terhadap perekonomian dari berbagai aspek?
3. Seberapa jauh pengaruh tersebut untuk tiap aspek perekonomian?
Dalam study ini peneliti menggunakan analisis VAR untuk mengetahui hubungan antara kebijakan moneter dan output menggunakan pendekatan beberapa variabel yaitu: jumlah uang beredar, output riil, tingkat harga, suku bunga riil, kredit, kurs riil.
THEORY1. Basic model
Melihat bagaimana hubungan antara jumlah uang beredar sebagai pendekatan kebijakan moneter denga outpur riil dan tingkat harga. Berdasarkan teori kenaikan jumlah uang beredar akan menaikkan investasi dan kemudian menaikkan output, dank arena jumlah uang beredar banyak berarti pendapatan masyarakan meningkat sehingga tingkat harga naik.
2. Interest rate
M ↑⇒ir ↓⇒ I ↑⇒Y ↑
M : money supply
Ir : Interest rate
I : Investment
Y : Output
3. Exchange rate
M ↑⇒i ↓⇒ E ↓⇒ NX ↑⇒Y ↑
E : Exchange rate
THEORY
4. Other Asset PriceM ↓⇒ P ↓⇒ q↓⇒ I ↓⇒Y ↓M ↓⇒ P e ↓⇒ wealth↓⇒consumption↓⇒ Y ↓
5. CreditM ↓⇒bank deposits ↓⇒bank loans ↓⇒ I ↓⇒Y ↓M ↓⇒ P e ↓⇒adverse selection & moral hazard lending↑⇒ ↓⇒ I ↓⇒Y ↓M ↓⇒i ↑⇒cashflow ↓⇒ adverse selection & moral hazard ↑⇒lending ↓⇒I ↓⇒Y ↓
LITERATURE REVIEW
Morsink dan Bayoumi (2001) menggunakan VAR models, data triwulanan dari 1980 triwulan pertama sampai 1998 triwulan ketiga, menggunakan 2 lags untuk melihat efek dari monetary shock terhadap perekonomian. Basic model yang mereka bangun membuktikan bahwa suku bunga dan uang beredar signifikan mempengaruhi output. Setelah mendapat basic model, mereka memperluas VAR model untuk melihat pengaruhnya pada aspek lain. Mereka menyimpulkan kebijakan moneter dan banks’ balance sheet merupakan sumber penting dari shock to output, investasi sangat sensitive to monetary shocks.
LITERATURE REVIEW Dalam penelitiannya mereka, Disytat and Vongsinsirkul
(2003), juga menggunakan VAR dengan data triwulanan, dari tahun 1993 triwulan 1 sampai 2001 triwulan 4 denga 2 lags untuk menganalisis mekanisme transmisi kebijakan moneter di Thailand. Basic model yang mereka bangun memasukkan real output, tingkat harga, fourteen-day repurchase rate, yang kesemuanya yang diasumsikan mengukur keadaan moneter. Mereka menemukan bahwa tightening kebijakan moneter menurunkan output yang anjlog setelah 4-5 quarter dan dissipated after approximately 11quarter. Tingkat harga agregat terlihat tidak begitu berubah, namun mulai turun setelah sekitar satu tahun. Investasi merupakan komponen dari output (GDP) yang paling sensitive terhadap kebijakan moneter. Hal ini sejalandenga teori yang berlaku untuk perekonomian di negara mereka.
OTHERS LITERATURE
In the case of Jordan, the results were different. Poddar, Sab, and Khatrachyan (2006) found no evidence of monetary policy affecting output.
In Singapore, Hwee (2004) used the real effective exchange rate as a measure for monetary policy and found that output reacted immediately and significantly to a contractionary monetary policy shock
VARIABLE
Output : Real industrial output (constant 1994
price) Cpi : Consumer Price Index (CPI),
(2000=100) m2 : Broad money, measured in billions of
VND Irate : Real lending rate, which equals bank
lending rate minus inflation rate in the same period
credit : Domestic credit, measured in billions of VND
Reer : Index of REER (1996=100) oil : World oil price, in USD/barrel rice : Rice price, in USD/ton ffr : Federal Funds rate, in percentage
METHODOLOGY (KLIK UNTUK MELIHAT OUTPUT)
1. Unit root test: Tidak
stasioner pada level
2. Transformasi variable value: Ln %
3. Unit root test: Stasioner pada level
4. VAR model: Lag?
5.Granger test
Pola hubungan ditulis satu per satu
Kesimpulan: Basic Model: No granger
M2 Output Interest rate channel: No
granger
M2 Output Exchange rate channel: No
granger
CPI Output
M2 Output Credit channel: No granger
M2 Output
Credit M2
HASIL PENELITIAN
Saat Interest Rate Channel dimasukkan ke dalam basic model, hasilnya :
Dengan tingkat signifikasi 5%, dapat disimpulkan bahwa yang mempengaruhi output hanya jumlah uang beredar (M2)
Saat Exchange Rate Channel dimasukkan ke dalam basic model, hasilnya :
Dengan tingkat signifikasi 5%, dapat disimpulkan bahwa yang mempengaruhi output adalah indeks harga konsumen (CPI) dan jumlah uang beredar (M2).
Saat Credit Channel dimasukkan ke dalam basic model, hasilnya :
Dengan tingkat signifikasi 5%, dapat disimpulkan bahwa yang mempengaruhi output hanya jumlah uang beredar (M2).
CONCLUSION
VAR pada Basic Model memperlihatkan bahwa kenaikan jumlah uang beredar menaikkan Output riil pada triwulan pertama sampai ketiga, dan menaikkan tingkat harga dari dari triwulan ke-3 sampai triwulan ke-9.
Saat menambahkan variable suku bunga pada basic model untuk melihat perluasan efek money supply terhadap interest rate, jumlah uang beredar tetap berefek terhadap real output dan interes rate. Dan real interes rate berpengaruh pada real output tapi tidak terlalu signifikan.
CONCLUSION
Saat menambahkan variable kurs pada basic model, kurs mempengaruhi output. Dan kurs tidak dipengaruhi jumlah uang beredar.
Dan saat menambahkan variable credit, disimpulkan bahwa credit tidak signifikan pada variable lainnya.
KRITIK DAN SARAN
Kesimpulan kurang sesuai dengan output pengolahan, agaknya peneliti terlalu memaksakan signifikansi satu variable terhadap variable lainnya.
Tidak dijelaskan berapa level signifikansi yang digunakan.
Peneliti tidak mengeluarkan output VAR sehingga tidak diketahui model dan signifakansi parameternya.
Signifikansi parameter tidak bisa dicocokkan dengan ganger test.
THANK YOU