repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · bab ii landasan teori a....

20
15 BAB II LANDASAN TEORI A. PERSISTENSI 1. Definisi Persistensi Persistensi merupakan salah satu kekuatan karakter yang dikemukakan oleh Seligman & Peterson (2004). Seligman & Peterson (2004) mendefinisikan persistensi sebagai kelanjutan dari tindakan sukarela yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan meskipun ada hambatan, kesulitan atau keputusasaan. Hill (2000) mengemukakan bahwa persistensi merupakan faktor penting dalam mewujudkan keinginan (desire) menjadi suatu kenyataan. Dasar dari persistensi adalah kekuatan kehendak (the power of will). Hal yang menjadi penghalang bagi individu bukanlah ketakutan melainkan kebosanan, frustasi, kesulitan dan godaan untuk melakukan sesuatu yang lebih mudah dan menyenangkan (Seligman & Peterson, 2004). Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas maka dapat disimpulkan bahwa persistensi adalah tindakan yang dilakukan secara sukarela dalam mencapai sesuatu yang diinginkan meskipun dilanda oleh berbagai hambatan, kesulitan atau keputusasaan. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Upload: others

Post on 28-Feb-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II LANDASAN TEORI A. PERSISTENSI 1. Definisi Persistensidemam yang berkepanjangan dan gangguan kelenjar endokrin

15

BAB II

LANDASAN TEORI

A. PERSISTENSI

1. Definisi Persistensi

Persistensi merupakan salah satu kekuatan karakter yang dikemukakan oleh

Seligman & Peterson (2004). Seligman & Peterson (2004) mendefinisikan

persistensi sebagai kelanjutan dari tindakan sukarela yang dilakukan untuk

mencapai suatu tujuan meskipun ada hambatan, kesulitan atau keputusasaan.

Hill (2000) mengemukakan bahwa persistensi merupakan faktor penting dalam

mewujudkan keinginan (desire) menjadi suatu kenyataan. Dasar dari persistensi

adalah kekuatan kehendak (the power of will). Hal yang menjadi penghalang bagi

individu bukanlah ketakutan melainkan kebosanan, frustasi, kesulitan dan godaan

untuk melakukan sesuatu yang lebih mudah dan menyenangkan

(Seligman & Peterson, 2004).

Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas maka dapat disimpulkan bahwa

persistensi adalah tindakan yang dilakukan secara sukarela dalam mencapai

sesuatu yang diinginkan meskipun dilanda oleh berbagai hambatan, kesulitan atau

keputusasaan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 2: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II LANDASAN TEORI A. PERSISTENSI 1. Definisi Persistensidemam yang berkepanjangan dan gangguan kelenjar endokrin

16

2. Komponen Persistensi

Menurut Hill (2000) terdapat beberapa komponen dalam persistensi antara

lain :

a. Kejelasan tujuan/Definiteness of purpose

Mengetahui tujuan dan apa yang diinginkan secara pasti merupakan langkah

pertama dan terpenting dalam mengembangkan persistensi. Tujuan yang jelas

merupakan motif yang kuat untuk mendorong seseorang mengatasi berbagai

kesulitan.

b. Keinginan/Desire

Desire atau keinginan diperlukan untuk mempertahankan persistensi dalam

memperoleh sesuatu yang diinginkan.

c. Self-reliance

Keyakinan diri akan kemampuan melakukan sesuatu yang sudah

direncanakan, mendorong dirinya untuk persistensi dalam menjalankan rencana

yang sudah direncanakan tersebut.

d. Kejelasan rencana/Definiteness of plans

Rencana yang terorganisir dapat meningkatkan persistensi seseorang.

e. Pemahaman akurat/Accurate knowledge

Pengetahuan akurat akan suatu rencana yang telah disusun dapat

meningkatkan persistensi.

f. Co-operation

Rasa simpati, pengertian dan kerjasama yang harmonis dengan orang lain

cenderung untuk meningkatkan persistensi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 3: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II LANDASAN TEORI A. PERSISTENSI 1. Definisi Persistensidemam yang berkepanjangan dan gangguan kelenjar endokrin

17

g. Kekuatan kehendak/Will-power

Kebiasaan untuk berkonsentrasi pada suatu rencana yang sudah direncanakan

untuk mencapai suatu tujuan dapat mengarah pada persistensi.

h. Kebiasaan/Habit

Persistensi merupakan hasil dari suatu kebiasaan. Pikiran menyerap pola

perilaku dari kebiasaan dan menjadi bagian dari pengalaman sehari-hari.

3. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Persistensi

Seligman & Peterson (2004) mengemukakan bahwa terdapat beberapa faktor

yang dapat mempengaruhi persistensi yaitu effortful behavior, dukungan sosial

dan feedback.

a. Effortful behavior

Menurut teori learned industriousness, individu yang memiliki riwayat

mendapatkan reward atas perilaku tinggi untuk berusaha cenderung lebih

mengerahkan usaha/upaya yang lebih besar di masa mendatang dibandingkan

dengan individu yang memiliki riwayat mendapatkan reward atas perilaku rendah

untuk berusaha (Eisenberger dalam Seligman & Peterson, 2004).

Pelatihan usaha/upaya di laboratorium menunjukkan bahwa kegigihan

perilaku dalam berusaha dapat ditingkatkan dengan memberi reward atas

usaha/upaya (effort) yang telah dilakukan. Eisenberger dan kolega telah

melakukan banyak penelitian yang menunjukkan bahwa pelatihan usaha/upaya

dapat meningkatkan persistensi (contohnya, Eisenberger & Adornetto, 1986;

Eisenberger & Leonard, 1980; Eisenberger, Mitchell, & Masterson, 1985;

Eisenberger, Park, & Frank, 1976; Eisenberger & Selbst, 1994).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 4: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II LANDASAN TEORI A. PERSISTENSI 1. Definisi Persistensidemam yang berkepanjangan dan gangguan kelenjar endokrin

18

b. Dukungan sosial

Dukungan sosial merupakan salah satu hal yang dapat meningkatkan

persistensi. Zaleski (dalam Seligman & Peterson, 2004) menemukan bahwa

individu yang memiliki hubungan yang dekat dan suportif lebih dapat bertahan

(persist) dan mengerahkan upaya dibandingkan individu yang tidak memiliki

hubungan dekat dan suportif. Vallerand, Fortier dan Guay

(dalam Seligman & Peterson, 2004) menjelaskan bahwa self-determination

merupakan tautan yang menghubungkan dukungan sosial dengan persistensi.

Dalam penelitiannya dengan anak sekolah, dukungan sosial menimbulkan

self-determination yang akhirnya menimbulkan persistensi yang lebih baik

di bidang akademik (diukur dari kecenderungan siswa menyelesaikan sekolah atau

putus sekolah) sedangkan penurunan dukungan sosial mengarah pada penurunan

self-determination dan menimbulkan peningkatan kecenderungan siswa putus

sekolah.

c. Feedback

Menerima feedback positif berkontribusi dalam meningkatkan persistensi.

Dalam penelitian Kelley, Brownell, dan Campbell

(dalam Seligman & Peterson, 2004) menunjukkan bahwa ketika ibu memberi

feedback yang bersifat positif dan korektif kepada anaknya yang berusia 2 tahun,

anak tersebut bertahan (persist) lebih lama baik dalam tugas yang mudah ataupun

tugas susah.

Keuntungan dari feedback positif tidak sepenuhnya ditemukan seragam.

Paulus dan Konicki (dalam Seligman & Peterson, 2004) menemukan bahwa

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 5: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II LANDASAN TEORI A. PERSISTENSI 1. Definisi Persistensidemam yang berkepanjangan dan gangguan kelenjar endokrin

19

evaluasi negatif dari orang lain mengarahkan individu untuk lebih persistensi

dalam tugasnya dibandingkan dengan evaluasi positif atau tanpa evaluasi.

Mueller dan Dweck (dalam Seligman & Peterson, 2004) menemukan bahwa anak-

anak yang dipuji kemampuan intelektualnya setelah kegagalan pertama kurang

persistent dan kurang menikmati tugas yang diberikan kepadanya dibandingkan

anak yang dipuji usahanya.

Eisenberger (dalam Seligman & Peterson, 2004) menyatakan bahwa antara

feedback dan persistensi memiliki hubungan liniar dimana penguatan dapat

meningkatkan persistensi, tetapi Drucker et al.(dalam Seligman & Peterson, 2004)

menemukan hubungan kurvalinear dimana penguatan pada tingkat menengah

dapat meningkatkan persistensi dan penguatan pada tingkat tinggi dan rendah

mengurangi persistensi.

B. PASANGAN INFERTIL

1. Definisi Pasangan Infertil

Menurut Papalia & Olds (1998) keadaan infertil merupakan suatu keadaan

dimana pasangan yang meskipun sudah menikah dalam kurun waktu relatif

lama/lebih dari dua belas bulan lamanya tanpa menggunakan alat kontrasepsi akan

tetapi belum juga mendapatkan anak. Hal tersebut juga senada dengan penjelasan

(Carroll, 2005 ; Pasch, 2001) yang mendefenisikan infertilitas sebagai kegagalan

setelah satu tahun melakukan hubungan seksual tanpa menggunakan kontrasepsi.

Ida Bagus (2009) juga mendefenisikan pasangan infertil sebagai pasangan yang

telah kawin dan hidup harmonis serta telah berhubungan seks selama satu tahun

tetapi belum terjadi kehamilan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 6: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II LANDASAN TEORI A. PERSISTENSI 1. Definisi Persistensidemam yang berkepanjangan dan gangguan kelenjar endokrin

20

Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas maka disimpulkan bahwa

pasangan infertil adalah pasangan yang sudah menikah dalam kurun waktu

setidaknya satu tahun tanpa menggunakan alat kontrasepsi namun belum terjadi

kehamilan.

2. Penyebab Infertilitas

Menurut DeGenova (2005) hampir 40% ketidaksuburan disebabkan oleh

masalah pria dan 40% disebabkan karena faktor wanita dan 20% disebabkan oleh

faktor lainnya. Hal ini disebabkan adanya sejumlah masalah psikologis dan

fisiologis. Untuk mampu membuahi/hamil wanita, lelaki harus :

1.Mampu mempertahankan ereksi untuk mengejekulasi sperma ke dalam vagina

2.Mampu melewati vas deferens dan uretra sehingga sperma dan semen bisa

masuk

3.Mengeluarkan semen dalam jumlah yang tepat agar sperma tetap hidup untuk

sampai pada ovum.

4. Menghasilkan sperma yang baik dalam jumlah yang cukup.

Faktor umum penyebab infertilitas adalah penurunan produksi sperma yang

disebabkan oleh racun dari lingkungan, panas, masalah kelainan, obat-obatan,

demam yang berkepanjangan dan gangguan kelenjar endokrin yang

mempengaruhi produksi hormon seksual. Gagalnya sperma sampai ke dalam

vagina dikarenakan impoten fungsional dan organik atau ejakulasi dini

(DeGenova, 2005).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 7: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II LANDASAN TEORI A. PERSISTENSI 1. Definisi Persistensidemam yang berkepanjangan dan gangguan kelenjar endokrin

21

Adapun penyebab ketidaksuburan pada wanita diantaranya adalah gangguan

organ reproduksi, vaginitis, penyakit menular seksual, gangguan endokrin pada

pituitary, tiroid, dan adrenal, penyakit sistemik seperti diabetes mellitus, gangguan

genetik, penyebab immunologis (DeGenova, 2005).

Ketidaksuburan/infertility20% juga disebabkan oleh faktor yang melibatkan

kedua pasangan. Faktor negatif meliputi intercourse terlalu sering/tidak,

penggunaan protelium jelly atau lubricant lainnya yang merusak sperma,

intercourse yang hanya selama periode infertil setiap bulan dan bertambahnya

usia atau kesehatan yang buruk (DeGenova, 2005).

3. Dampak Infertilitas

Infertilitas menyebabkan stresss dan berpengaruh negatif terhadap kesehatan

pria dan wanita. Pasangan seringkali mengalami depresi, rasa bersalah, cemas,

ketegangan dalam hubungan dan isolasi selama proses fertility treatment

(DeGenova, 2005). Semakin tinggi stress, semakin rendah self-esteem pasangan

dan kontrol internalnya serta semakin tinggi konflik interpersonal

(Abbey, Andrews, dan Halman, 1994). Mereka merasa bahwa mereka telah gagal,

saling menyalahkan satu sama lain dan mereka sangat cemas ketika berusaha

untuk hamil. Banyak orang yang infertil merasakan emosi seperti marah, panik,

putus asa dan sedih yang nantinya dapat berpengaruh terhadap aktivitas seksual

mereka (Read, 2004).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 8: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II LANDASAN TEORI A. PERSISTENSI 1. Definisi Persistensidemam yang berkepanjangan dan gangguan kelenjar endokrin

22

4. Upaya Medis Untuk Pasangan Infertil

DeGenova (2005) menjelaskan bahwa treatment untuk menghasilkan

keturunan tergantung pada penyebabnya. Pembedahan dan hormonal adalah cara

yang umum dilakukan. Ada juga pasangan yang dianjurkan dengan metode

fertility kemudian mereka dapat melakukan intercourse ketika kemungkinan besar

pihak wanita ovulasi. Jika tidak berhasil pasangan boleh mempertimbangkan

metode alternatif lain yang tersedia.

1) Artificial insemination adalah penyuntikan sperma ke dalam vagina atau uterus

wanita untuk tujuan menghasilkan kehamilan (Cushner, 1986).

2) In vitro fertilization (IVF) melibatkan pengeluaran sel telur dari seorang

wanita, membuahi sel telur itu dengan sperma dalam laboratorium, tumbuh

selama 3 atau 4 hari dan kemudian menanamkan satu atau lebih blastosit

berikutnya (pre-embrio) pada dinding rahim.

3) Embryo transplant dimana embrio dikembangkan lebih dari 14 hari. Tidak

melibatkan pembedahan, proses transfer dari donor ke resipien dicapai dengan

melalui chateter yang dirancang secara special (pipa ke dalam saluran tubuh).

4) Gamete intrafallopian transfer (GIFT), sel telur dan sperma dimasukkan

secara langsung ke dalam tuba fallopi dimana pembuahan normal terjadi.

5) Ovum transfer, dimana donor wanita diinseminasi buatan oleh sperma dari

pasangan infertile wanita lainnya. Zigot (dibuahi sel telur) dikeluarkan setelah

5 hari dan ditransplasi ke dalam calon ibunya yang akan membawa anak

tersebut selama dalam kandungan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 9: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II LANDASAN TEORI A. PERSISTENSI 1. Definisi Persistensidemam yang berkepanjangan dan gangguan kelenjar endokrin

23

C. SUKU BATAK TOBA

1. Batak Toba

Orang Batak adalah salah satu suku dari Bangsa Indonesia yang tinggal di

Sumatera Utara. Sumatera adalah pulau terbesar kedua sesudah kalimantan dan

terletak diujung barat Indonesia. Orang Batak mendiami dataran tinggi Bukit

Barisan sekitar Danau Toba (Nainggolan, 2012).

Suku Batak merupakan etnis keenam terbesar di Indonesia sesudah Jawa,

Sunda, Tionghoa-Indonesia, Melayu dan Madura. Pada waktu itu penduduk

Indonesia sudah ada sebanyak 237.641.326 jiwa. Suku Batak terdiri atas enam

sub-suku yaitu Angkola dan Mandailing di sebelah selatan, Toba di pusat,

Dairi/Pakpak di sebelah Barat-laut, Karo di sebelah Utara, dan Simalungun di

sebelah Timur-laut (Nainggolan, 2012).

Orang Batak Toba terutama hidup dari pertanian. Berabad-abad lamanya

mereka mengusahakan pertanian sawah dengan pengairan terpadu maka tidak

heran kalau orang Batak Toba berdiam di lembah-lembah dan sekitar Danau Toba

sebab disana ada cukup air untuk persawahan. Kondisi geografis lembah membuat

mereka hidup dalam ruang yang terbatas dan terisolasi. Komunitas-komunitas ini

hidup dalam ikatan keluarga yang kuat (Nainggolan, 2012).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 10: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II LANDASAN TEORI A. PERSISTENSI 1. Definisi Persistensidemam yang berkepanjangan dan gangguan kelenjar endokrin

24

2. Nilai Anak Dalam Budaya Batak Toba

Harahap & Siahaan (1987) mengemukakan lima nilai peran anak dalam

budaya Batak Toba yaitu :

a. Pencapai tujuan hidup yang ideal

Harahap & Siahaan (1987) menyatakan bahwa tujuan hidup yang ideal

tercakup dalam nilai 3H yakni hamoraon, hagabeon dan hasangapon. Lubis

(1997) menjelaskan bahwa hagabeon sama artinya dengan bahagia dan sejahtera.

Kebahagiaan yang dimaksudkan disini adalah kebahagiaan dalam keturunan.

Keturunan dipandang sebagai pemberi harapan hidup karena keturunan itu adalah

suatu kebahagiaan yang tidak ternilai bagi orang tua, keluarga dan kerabat

Hamoraon (kekayaan) adalah segala sesuatu yang dimiliki oleh seseorang,

dimana kekayaan ini diidentikkan dengan harta kekayaan dan anak. Tanpa anak

individu tidak akan merasa kaya meskipun banyak harta seperti yang diungkapkan

dalam ungkapan; “Anakkonhi do hamoraon diahu” (anakku adalah harta yang

paling berharga bagi saya).

Hasangapon (kemuliaan & kehormatan) merupakan kedudukan seseorang

dalam lingkungan masyarakat. Untuk mencapai hasangapon seseorang harus

terlebih dahulu berketurunan (gabe) dan memiliki kekayaan (mora). Diantara nilai

hamoraon, hagabeondan hasangapon, nilai hagabeon merupakan nilai yang

paling penting dimana nilai hagabeon mengungkap makna bahwa orang Batak

Toba sangat mendambakan kehadiran anak dalam keluarga

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 11: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II LANDASAN TEORI A. PERSISTENSI 1. Definisi Persistensidemam yang berkepanjangan dan gangguan kelenjar endokrin

25

b. Pelengkap Dalihan Na Tolu

Anak juga dapat berperan sebagai pelengkap adat Dalihan Na Tolu. Dalihan

Na Tolu merupakan suatu ungkapan yang menyatakan kesatuan hubungan

kekeluargaan pada suku Batak Toba. Ketiga hubungan kekeluargaan itu adalah ;

1. Hula-hula (keluarga dari pihak pemberi istri/wanita)

2. Dongan sabutuha (kawan semarga)

3. Boru (keluarga dari pihak penerima istri/wanita)

Anak laki-laki nantinya akan beristri dan keluarga pihak pemberi istri akan

disebut dengan hula hula sedangkan anak perempuan akan bersuami dan keluarga

pihak penerima istri akan disebut boru. Dengan demikian lengkaplah unsur

Dalihan Na Tolu yaitu dongan sabutuha, hula hula dan boru

(Harahap & Siahaan, 1987).

c. Penambah ”sahala” orang tua

Anak juga dipandang dapat menambah sahala (wibawa) orang tua.

Ph.L.Tobing menyatakan sahala sebagai salah satu aspek dari tondi (roh).

Seorang yang memiliki kewibawaan kekayaan dan keturunan adalah orang yang

memiliki sahala. Sahala seseorang bertambah bila hal-hal tersebut bertambah

(Harahap & Siahaan, 1987).

d. Pewaris harta kekayaan

Dalam budaya Batak Toba, yang menjadi pewaris seutuhnya adalah anak

laki-laki, sementara anak perempuan bisa memiliki sebagian harta warisan apabila

saudaranya laki-laki tersebut mau berbagi sebagian dari harta yang dia warisi

(Vergouwen, 1986).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 12: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II LANDASAN TEORI A. PERSISTENSI 1. Definisi Persistensidemam yang berkepanjangan dan gangguan kelenjar endokrin

26

e. Penerus garis keturunan (marga)

Anak juga dipandang dapat meneruskan marga dari ayahnya. Marga

merupakan asal-mula nenek moyang yang terus dipakai di belakang nama

(Gultom, 1992). Masyarakat umum Batak mengartikan marga sebagai kelompok

suku dan suku induk, yang berasal dari rahim yang sama (Vergouwen, 1986).

Keyakinan ini disebabkan oleh penetapan struktur garis keturunan mereka yang

menganut garis keturunan laki-laki (patrilineal) yang berarti bahwa garis marga

orang Batak Toba diteruskan oleh anak laki-laki. Jika orang Batak Toba tidak

memiliki anak laki-laki maka marga tadi akan punah. Adapun posisi perempuan

Batak Toba adalah sebagai pencipta hubungan besan karena perempuan harus

menikah dengan laki-laki dari kelompok patrilineal yang lain.

3. Dampak Infertilitas Dalam Budaya Batak Toba

Vergouwen (1986) menyatakan ada beberapa dampak yang ditimbulkan

apabila dalam sebuah keluarga tidak memiliki keturunan yaitu :

a. Garis keturunan punah

Sistem kekerabatan orang Batak adalah patrilineal. Garis keturunan laki-laki

diteruskan oleh anak laki-laki dan menjadi punah kalau tidak memiliki anak laki-

laki. Laki-laki itulah yang membentuk kelompok kekerabatan; perempuan

menciptakan hubungan besan karena ia harus menikah dengan laki-laki dari

kelompok patrilineal lainnya.

b. Mengangkat anak (adopsi)

Di masyarakat Batak, jarang sekali pasangan yang mandul mau mengangkat

anak. Menurut alam pikiran orang yang belum memeluk agama, tidak mempunyai

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 13: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II LANDASAN TEORI A. PERSISTENSI 1. Definisi Persistensidemam yang berkepanjangan dan gangguan kelenjar endokrin

27

keturunan laki-laki berarti hidup sengsara di alam baka. Bahkan orang Kristen

masih berpikir bahwa tidak ada hal yang lebih buruk selain keadaan yang

demikian. Untuk menghindari keadaan seperti itu, biasanya akan mengangkat

anak. Mengangkat anak baru bisa mempunyai makna jika ada kemungkinan

mendapatkan anak angkat laki-laki yang dapat melanjutkan galur bapak angkat.

c. Beristri dua (bigami)

Salah satu alasan mengapa orang mengambil istri kedua ialah karena ia tidak

memiliki keturunan, terutama kegagalan mendapatkan anak laki-laki. Mengambil

istri kedua karena tidak mendapat anak tidak berarti karena ada persoalan antara

suami-istri. Dalam kenyataannya justru istri sendirilah yang sering mendesak

suami agar mengambil istri muda dengan harapan akan mendapatkan anak laki-

laki, walaupun istri pertama itu mungkin sudah melahirkan tetapi perempuan.

d. Bercerai

Penyebab utama berakhirnya suatu perkawinan tampaknya adalah

ketidakmampuan seksual/cacat lain yang tak memungkinkan persenggamaan yang

lazim. Kemandulan juga menjadi penyebab perceraian. Hal ini biasanya

diperkirakan sebagai akibat dari tidak adanya keselarasan antara tondi pasangan

sehingga dapat menghalangi lahirnya keturunan.

e. Tidak ada pewaris harta kekayaan

Harta peninggalan orang tua sepenuhnya diwarisi oleh anak laki-laki.

Pewarisan menurut garis laki-laki disebut dengan mangihut-ihuton

(menggantikan, melanjutkan) lelaki harus mewarisi apa yang ditinggalkan

bapaknya. Anak perempuan tidak mempunyai hak tertentu dalam warisan orang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 14: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II LANDASAN TEORI A. PERSISTENSI 1. Definisi Persistensidemam yang berkepanjangan dan gangguan kelenjar endokrin

28

tuanya. Anak perempuan dalam hal ini bisa memiliki sebagian dari warisan yang

ditinggalkan apabila ia dengan baik-baik meminta kepada saudaranya laki-laki

untuk memberikan sebagian dari harta yang diwarisinya. Disaat masih hidup

seseorang dapat juga menyisihkan sebagian hak miliknya untuk anak perempuan,

selain harta bawaan yang sudah diterimanya. Pemberian bisa diterima pada waktu

itu atau dikemudian hari sewaktu anak perempuan itu kawin yakni sebagai

pauseang. Jatah yang diberikan kepada anak perempuan setelah bapaknya

meninggal juga disebut dengan parmanomanoan (yang diterima dari yang

meninggal sebagai kenang-kenangan).

4. Upaya Tradisional Untuk Pasangan Infertil

Vergouwen (1986) menyatakan ada beberapa cara yang sering dilakukan oleh

masyarakat Batak Toba dalam memperoleh keturunan. Berikut adalah upaya

tersebut :

1. Suami dan kerabat laki-lakinya akan mendatangi ayah dari pihak istri dan

melalui upacara khusus memohon restu kiranya mertuanya sudi memanjatkan doa

supaya putri dan menantunya diberi karunia

2. Sombaon

Upacara ini berupa upacara penghormatan kepada leluhur besar yang tertinggi

dalam dunia roh yang mendekati kedudukan dewata, dia menjadi sombaon.

Sombaon ini tinggal di tempat suci, di puncak gunung, di hutan belantara atau

di sebuah sungai besar. Sombaon selalu dimohonkan dalam semua upacara

religius. Upacara ini disertai dengan pemberian persembahan berupa hewan-

hewan kurban yang dipersembahkan kepada leluhur tersebut yang dipimpin oleh

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 15: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II LANDASAN TEORI A. PERSISTENSI 1. Definisi Persistensidemam yang berkepanjangan dan gangguan kelenjar endokrin

29

datu dan diikuti dengan tarian-tarian persembahan. Tujuan khusus dari pesta

seperti ini ialah karena banyaknya dari keturunannya yang tidak mempunyai anak;

mereka ingin memohon kepada leluhur agar melimpahkan “tabung penyimpanan

anak panah yang penuh dengan anak-anak”.

3. Mangupa tondi

Kegiatan mangupa ini bertujuan untuk menguatkan tondi (roh), meningkatkan

daya yang bersemayam di dalam dirinya dan untuk memperkuat ikatan antara dia

dengan tempat tinggalnya. Jika kegiatan mangupa ini dilakukan kepada wanita

yang belum memiliki keturunan maka tujuannnya adalah untuk meningkatkan

daya tangkal tondinya (rohnya) terhadap kekuatan animis dan jahat yang sudah

mengintipnya dan segera memiliki anak.

4. Manulangi

Kegiatan manulangi ini berupa kegiatan menyuapi yang mana biasanya

kegiatan ini ditujukan kepada mereka yang memang pantas mendapatkan

persembahan makanan. Kegiatan ini biasanya dilakukan oleh anak kepada orang

tuanya atau mertuanya dengan tujuan mendapatkan berkat dari orang tuanya atau

mertuanya sehingga putrinya tersebut atau menantunya tersebut cepat

mendapatkan keturunan.

5. Pemberian dondon tua.

Dondon tua ini diartikan sebagai dibebani nasib baik. Istilah ini diterapkan

kepada benda yang diberikan kepada seseorang. Melalui benda ini diharapkan ada

keberuntungan yang berpindah kepada orang yang menerimanya. Kegiatan ini

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 16: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II LANDASAN TEORI A. PERSISTENSI 1. Definisi Persistensidemam yang berkepanjangan dan gangguan kelenjar endokrin

30

bisa dilakukan kepada wanita yang sudah lama tidak memiliki anak dengan tujuan

segera memiliki keturunan.

D. PERSISTENSI PADA PASANGAN INFERTIL SUKU BATAK TOBA

DALAM MEMPEROLEH KETURUNAN

Kelahiran seorang anak (keturunan) menjadi salah satu bagian yang

terpenting dalam siklus kehidupan. Ini adalah bagian dari tujuan hidup masyarakat

Batak Toba yang ideal yakni banyak anak (hagabeon), kaya materi/harta

(hamoraon) dan dihormati/dihargai (hasangapon) (Harahap & Siahaan, 1987).

Hagabeon, hamoraon dan hasangapon adalah sesuatu yang sangat didambakan

dalam kehidupan masyarakat Batak Toba (Harahap & Siahaan, 1987).

Adapun ungkapan yang sangat terkenal dalam budaya masyarakat Batak Toba

adalah “Anakhonhi do hamoraon diahu (anak adalah harta yang paling berharga

dalam diri saya) (Harahap & Siahaan, 1987). Oleh karena itu, meskipun dalam

sebuah keluarga Batak Toba sudah memiliki harta/materi yang berkecukupan

(hamoraon) dan terhormat/dihargai (hasangapon) akan tetapi belum memiliki

banyak keturunan baik itu laki-laki dan perempuan dalam budaya Batak Toba

dianggap belum lengkap (gabe) (Harahap & Siahaan, 1987).

Dalam Harahap & Siahaan (1987), Lumban tobing berpendapat bahwa

masalah anak bagi masyarakat Batak Toba sangatlah penting. Hal ini disebabkan

karena keturunan dipandang sebagai pemberi harapan hidup karena keturunan itu

adalah kebahagiaan yang tidak ternilai bagi orang tua, keluarga dan kerabat

(Lubis, 1997). Dalam budaya Batak Toba jumlah anak dianggap sangat

memperngaruhi sahala (wibawa) orang tua (Harahap & Siahaan, 1987).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 17: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II LANDASAN TEORI A. PERSISTENSI 1. Definisi Persistensidemam yang berkepanjangan dan gangguan kelenjar endokrin

31

Tidak hanya itu, dengan adanya anak juga dapat melengkapi adat Dalihan Na

Tolu. Dimana Dalihan Na Tolu merupakan suatu ungkapan yang menyatakan

kesatuan hubungan kekeluargaan pada suku Batak Toba. Ketiga hubungan

kekeluargaan itu adalah hula-hula (pihak pemberi istri), dongan sabutuha (kawan

semarga) dan boru (pihak penerima istri) (Harahap & Siahaan, 1987).

Dengan adanya anak juga, maka harta warisan yang dimiliki oleh orang tua

ada yang mewarisi. Dimana dalam budaya Batak Toba pewaris harta sepenuhnya

adalah laki-laki, akan tetapi wanita tetap bisa mewarisi sebagian dari harta

warisan apabila saudaranya laki-laki tersebut mau berbagi dengan saudaranya

perempuan (Vergouwen, 1986).

Dan yang tidak kalah penting adalah bahwa dengan adanya anak dalam

sebuah keluarga dapat meneruskan garis keturunan dalam keluarga. Dimana

budaya Batak Toba mengandung sistem patrilineal, dimana anak laki laki yang

meneruskan garis keturunan. Untuk itu jika orang Batak Toba tidak memiliki

keturunan laki-laki maka garis keturunan/marga tadi akan punah. Adapun posisi

perempuan dalam budaya Batak Toba adalah sebagai pencipta hubungan

besankarena perempuan harus menikah dengan laki-laki dari kelompok patrilineal

yang lain (Vergouwen, 1986).

Dengan demikian ketidakmampuan istri untuk menghasilkan keturunan

dipandang sebagai sesuatu yang sangat merendahkan martabat suami dan bila

diantara anak-anak yang dilahirkannya tidak ada laki-laki, hal tersebut juga

dipandang sebagai suatu penghinaan yang menodai martabat pihak suami dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 18: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II LANDASAN TEORI A. PERSISTENSI 1. Definisi Persistensidemam yang berkepanjangan dan gangguan kelenjar endokrin

32

keluarganya (Vergouwen, 1986). Yang mana sekarang ini banyak sekali dijumpai

pasangan Batak Toba yang sulit untuk memiliki keturunan meskipun telah

menikah sekian tahun lamanya dan tidak menggunakan alat kontrasepsi, keadaan

inilah yang disebut dengan infertilitas. Keadaan dimana pasangan yang meskipun

sudah menikah dalam kurun waktu relatif lama/lebih dari 12 bulan lamanya tanpa

menggunakan alat kontrasepsi akan tetapi belum juga memiliki keturunan

(Papalia & Olds, 1998).

Maka tidak heran jika seorang suami yang tidak memiliki keturunan baik itu

laki-laki maupun perempuan dari seorang istri meminta untuk berpisah (bercerai)

dan kemudian itu menikah lagi dengan wanita lain untuk mendapatkan keturunan

baik itu laki-laki dan perempuan (Vergouwen, 1986). Dan tidak heran juga jika

pasangan yang sulit untuk memiliki keturunan tersebut mendapat ejekan dari

lingkungan-lingkungan sekitar dan mengalami perasaan-perasaan negatif akibat

dari keadaannya tersebut (DeGenova, 2005).

Tentunya hal ini akan menjadi tantangan tersendiri bagi pasangan yang

mengalami keadaan tersebut. Untuk itu bila dalam sebuah keluarga terdapat

pasangan yang belum memiliki keturunan maka pasangan tersebut akan berupaya

semaksimal mungkin agar bisa memiliki keturunan. Pasangan akan melakukan

apapun demi mendapatkan keturunan agar memiliki generasi penerus, ahli waris

harta kekayaan, pencapai tujuan hidup yang ideal, pelengkap adat dalihan na tolu

serta menambah sahala orang tua. Pasangan akan melakukan segala usaha baik

secara medis, alternatif hingga kepada usaha tradisional dengan segigih mungkin

untuk bisa segera memiliki keturunan. Dimana kegigihan didefenisikan oleh

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 19: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II LANDASAN TEORI A. PERSISTENSI 1. Definisi Persistensidemam yang berkepanjangan dan gangguan kelenjar endokrin

33

Seligman & Peterson (2004) sebagai kelanjutan dari tindakan sukarela yang

dilakukan untuk mencapai suatu tujuan meskipun ada hambatan, kesulitan

ataupun keputusasaan. Hill (2000) juga mengatakan bahwa kegigihan (persistensi)

merupakan faktor penting dalam merubah keinginan (desire) menjadi wujud

nyata. Hill (2000) juga menyatakan bahwa terdapat beberapa komponen dalam

kegigihan (persistensi), yaitu memiliki tujuan yang jelas, keinginan untuk

mencapai tujuan tersebut, memiliki self-reliance, memiliki rencana yang

terorganisir dan masuk akal, mampu bekerjasama dengan orang lain serta

memiliki pemikiran yang terfokus untuk mencapai tujuan. Semua komponen ini

harus dapat diubah menjadi kebiasaan sehingga kegigihan (persistensi) dapat

tercapai.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 20: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II LANDASAN TEORI A. PERSISTENSI 1. Definisi Persistensidemam yang berkepanjangan dan gangguan kelenjar endokrin

34

E. PARADIGMA BERPIKIR

Pasangan Infertil dalam budaya

Batak Toba

Tantangan bagi pasangan Batak Toba

yang infertil

Dibutuhkan persistensidalam

memperoleh keturunan

Definiteness of purpose

Accurate knowledge

Definiteness of plans

Self-reliance

Co-operation

Desire

Habit

Will-power

Komponen Persistence

Effortfull behavior

Feedback

Dukungan sosial

Diceraikan Diminta untuk

berpisah/melakukan

bigami

Mendapat

Ejekan

Mengalami

perasaan negatif

Pencapai Tujuan Hidup Ideal yang tercakup

dalam nilai3H

Pelengkap Adat Dalihan

Na Tolu

Penambah sahala

orang tua

Pewaris Harta

Kekayaan

Penerus

Marga

Anak Dalam Budaya Batak

Toba Penting

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA