repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... · lampiran i -...
TRANSCRIPT
LAMPIRAN I
Universitas Sumatera Utara
PEDOMAN WAWANCARA
Tujuan penelitian:
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui negosiasi hingga disepakatinya negosiasi “harga kawan” pada jasa
fotografi di Kota Medan.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor disepakatinya negosiasi “harga kawan” pada jasa
fotografi di Kota Medan.
1. Mengetahui Karakteristik Informan
Dapatkah anda sebutkan nama lengkap dan kapan anda lahir?
Berapa bersaudara? Anda anak ke berapa?
Dimanakah anda tinggal?
Dapatkah anda sebutkan pekerjaan anda?
Kemana anda dapat dihubungi?
Apakah anda memiliki akun instagram?
2. Mengetahui Latar Belakang Fotografi Informan
Apakah anda sudah berkeluarga?
Sejak kapan anda menjadi fotografer?
Fotografi apa yang anda tekuni saat ini?
Apakah memiliki bidang usaha dalam fotografi?
Berapakah harga jasa fotografi anda?
Apa sajakah alat/gear fotografi yang anda miliki untuk mendukung dalam pekerjaan
sebagai fotografer?
Berapa sajakah harga dari alat/gear yang anda miliki?
Apakah ada alat/gear fotografi yang ingin anda tambah lagi?
Mengapa menurut anda penting untuk memiliki/menambah alat-alat tersebut?
Dalam pekerjaan fotografi yang anda jalani, apakah anda melakukannya semua seorang
diri, atau bersama tim?
Bila anda bersama tim, bagaimana pembagian kerjanya?
Universitas Sumatera Utara
Bila anda bersama tim, bagaimana pembagian upah kerjanya?
3. Mengetahui Pendapat Klien Tentang Fenomena “Harga Kawan”
Dalam berurusan dengan klien, klien seperti apa yang anda sukai?
Apakah yang paling sering diminta klien dari anda?
Apakah klien sering mengajukan negosiasi harga jasa yang anda telah tetapkan?
Bagaimana pendapat anda mengenai negosiasi “harga kawan”?
Apakah klien sering menggunakan pendekatan dalam mengajukan negosiasi “harga
kawan” dalam penawaran?
Bagaimana negosiasi “harga kawan” tersebut terjadi?
Apakah anda selalu menyetujui setiap penawaran “harga kawan”?
Apakah ada kriteria klien yang boleh mengajukan negosiasi “harga kawan”?
Apakah anda memiliki teknik tertentu dalam mengantisipasi klien yang melakukan
negosiasi “harga kawan”?
Pernahkah anda menolak negosiasi “harga kawan”?
Pernahkah anda berhasil mengubah negosiasi “harga kawan” klien menjadi mengikuti
harga yang sudah anda tetapkan?
Menurut anda, lebih penting hubungan dengan klien atau harga yang sudah anda
tetapkan?
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN II
Universitas Sumatera Utara
TRANSKRIP WAWANCARA
Informan I
Nama Informan: Muhammad Ihsan
Tempat Wawancara: Jus Kuphi Kafe Jl. Setiabudi Komplek Setiabudi Point
Tanggal Wawancara: 08 Mei 2017
Dapatkah anda sebutkan nama lengkap dan kapan anda lahir?
Namaku Muhammad Ihsan, lahir di Padang, tapi kalo di akte di buat di Medan, 21 Maret
1993
Berapa bersaudara? Anda anak ke berapa?
Aku anak ke tiga dari empat bersaudara, aku punya dua kakak dan satu adek. Aku sendiri
laki-laki
Dimanakah anda tinggal?
Sejak pindah ke Medan, aku sama orang tuaku tinggal di jl. Denai gg. Galon no. 1
Dapatkah anda sebutkan pekerjaan anda?
Aku mahasiswa ekstensi di Panca Budi, sekalian freelance photographer lah
Kemana anda dapat dihubungi?
Nomor hape? 082165506628
Apakah anda memiliki akun instagram?
Ada, instagramku ihsan_vheelyank
Apakah anda sudah berkeluarga?
Belom hahaha. Belom tau kapan juga, target sih umur 28 insya Allah. hahaha.
Sejak kapan anda menjadi fotografer?
Kalo belajarnya sejak 2013, waktu itu masuk UKM Fotografi USU diajak senior waktu
masih kuliah di FMIPA USU jurusan Metrologi. Dari situlah belajar-belajar, 2014 mulai
Universitas Sumatera Utara
dapat job pertama tuh. Waktu itu foto kelas ke Bukit Kubu Brastagi, aku bedua sama
seniorku itu Bang Aab namanya. Kami bedua naek kereta kesana, sampe kesana abis
motret cuma dibayar seratus ribu hahaha
Fotografi apa yang anda tekuni saat ini?
Apa yaa, semua aku coba sih. Tapi kalo yg paling sering modelling, wedding, pre-wed
gitulah
Apakah memiliki bidang usaha dalam fotografi?
Punya, Otak Minim namanya, aku bikin bedua sama kawan aku Norman pertengahan
2015 kemaren. Masih baru memang, tapi sejauh ini udah lebih dua puluh orderan yang
kami kerjakan.
Berapakah harga jasa fotografi anda?
Harga jasa berarti paketan ya. Kalo ada klien yang nego biasanya kita kasih harga paket
kita dulu, paket kami untuk wedding ada yang 2,4 juta, 4 juta, sama 8 juta. Kalo dari
paket itu klien nego kami tanya permintaannya gimana, kami hitung baru abis itu kami
tau berapa keuntungan. Tapi sejauh ini keuntungan paling besar otakminim pernah
dapat 12 juta dari event yang diadakan dinas, tapi lupa aku dinas apa. Itulah yang paling
besar
Apa sajakah alat/gear fotografi yang anda miliki untuk mendukung dalam pekerjaan
sebagai fotografer?
Hmmm... aku punya Canon 60D, kit 18-55, tele Tamron 70-300, fix yang 85mm. Flash,
ya standard lah flash, payung, triger keknya udah
Berapa sajakah harga dari alat/gear yang anda miliki?
Harga pasaran berarti lah ya, Canon 8jtan yang 60D, fix nya kemaren aku ambil 5 juta
tiga ratusan, baru tele harga sejuta, baru kit ya bawaan kamera. Keseluruhan 17
jutaanlah, itu semua sama gear-gear yang lain.
Apakah ada alat/gear fotografi yang ingin anda tambah lagi?
Universitas Sumatera Utara
Ada, pengen nambah lensa wide 11-16. Harganya 8 juta hahaha, cuman entah kapan,
belum terkumpul duitnya hahaha
Mengapa menurut anda penting untuk memiliki/menambah alat-alat tersebut?
Nambah kualitas foto, karena makin ada wide kurasa makin membutuhkan, kekmana ya?
Ya supaya lebih maksimal aja, karena misalnya kalo kita wedding di rumah orang itu
macam-macam kan, ada yang sempit ada ada yang kecil ada yang besar jadi spotnya
udah kecil ya kita butuh wide supaya mencakup semua kelebaran foto. Kalo di mata klien
nampak wah, pasti dicari wa karena dari klien pertama nanti next klien bakalan dari
orang-orang itu juga, jadi kalo kita profesional alat kita pasti orang itu mandangnya oke
gitu
Dalam pekerjaan fotografi yang anda jalani, apakah anda melakukannya semua seorang
diri, atau bersama tim?
Sama tim, berdua sih kami. Aku sama Norman.
Bila anda bersama tim, bagaimana pembagian kerjanya?
Kalo kerjanya, Norman ngambil momen-momen penting. Aku ngambil candid. Kek gitu
sih.
Bila anda bersama tim, bagaimana pembagian upah kerjanya?
Kami di otak minim keuntungan dibagi rata. Lima puluh lima puluh. Berapapun
dapatnya dibagi rata
Dalam berurusan dengan klien, klien seperti apa yang anda sukai?
Yang paling suka? Dia ga ada komplain ke kita, dia ga ada komplain kalo misalnya kita
kasih harga sekian oke. Tapi kalo udah harga murah minta banyak itu yang komplain,
itu yang susah, memang kita nawarin paket kan, tapikan orang itu pasti ada nego
Apakah yang paling sering diminta klien dari anda?
Ya nawarnya kurang harga dengan paketan yang sama, misalnya jumlah yang kek
kubilang tadi, jumlah banyak foto sama banyak foto yang mau dicetak tapi dia harganya
mau lebih murah
Universitas Sumatera Utara
Apakah klien sering mengajukan negosiasi harga jasa yang anda telah tetapkan?
Tergantung, siapa yang minta. Berarti kalo orang itu mau nego, kita nengok dulu tempat
orang itu dimana pestanya. Kalo tempatnya di gedung ga akan kasih nego, kalo di rumah
kasih nego. Kenapa? Namanya di gedung, berarti orang udah menengah ke atas
Bagaimana pendapat anda mengenai negosiasi “harga kawan”?
Kalo pendapatku ga masalah, ga masalah. Malah lebih kalo di otak minim, malah kalo
kawan dikasih harga nego kali pun, maksudnya nego kali itu untung kami Cuma cepek,
tapi ga masalah karena menambah klien next ke depan di otak minim itu gitu, jadi ga
penting duit, lebih mentingin nambah relasi. Karena setengah dari job kami di otak
minim kubilang ya kebanyakan dari kek gitu wa ya ngambil untung sikit yang penting
nambah relasi
Apakah klien sering menggunakan pendekatan dalam mengajukan negosiasi “harga
kawan” dalam penawaran?
Pendekatan kayak mana ini? Kalo nego “harga kawan” langsung-langsung aja sih. Kalo
udah kenal memang kawan udah sama-sama tau. Tapi kalo yang ngga kenal kali ngga
ada pendekatan yang kayak mana kali sih. Langsung ngomong aja
Bagaimana negosiasi “harga kawan” tersebut terjadi?
Ya orang tu minta, kalo kami malah kami yang nawarin karena kawan gitu kan, jadi dia
minta “harga kawan” ya langsung aja kami bilang cetakan misalnya untuk cetak
semuanya 800 ribu, yauda kami bilang aja sejuta, untungnya cepek-cepek untuk kami.
Tapi dia suruh promosiin kita lah. Tergantung, kalo harga kawan sama kami tergantung
dia mau minta cetak berapa wa baru kami kasih harga. Karena dicetakan ga mungkin
kami yang nanggung
Apakah anda selalu menyetujui setiap penawaran “harga kawan”?
Tergantung. Setidaknya kita awalnya kasih tau harga cetak sebelum kita nego “harga
kawan”... Ya kalo cetak kan ada tiga jenis wa, yang biasa yang kanvas sama semi kanvas
ya ukurannya kita perkiraan ya mesti tepatlah. Biarpun nego “harga kawan”mereka
harus tetap tau harga paket kita
Universitas Sumatera Utara
Apakah ada kriteria klien yang boleh mengajukan negosiasi “harga kawan”?
Syarat yang harus dikasih harga kawan? Hmm dia udah cukup kenal samaku, minimal
kenal dua tahunan lah, minimal ya. Terus dia nyari kita ga butuh aja baru perlu baru
chat baru dia hubungi kita. Ya ga kek gitulah, setidaknya dia ada kita butuh dia dia ada,
tapi kalo misalnya setahun sekali dia ngechat kurasa itu ga kawan, karena kalo untuk
kawan aku kalo kubilang agak berat, betul-betul milih
Apakah anda memiliki teknik tertentu dalam mengantisipasi klien yang melakukan
negosiasi “harga kawan”?
Kalo taktik ga ada wa, karena kan kayak kubilang tadi diawalnya karena memang uda
kawanpun... misalnya ya kek ginilah, yang penting itu harga cetak, misalnya harga cetak
udah nutup ha terus untung kami itu kami tengok dulu berapa, ya paling rendah cepek,
untung cepek itu ya perorang. Kalo misalnya minyak itu dikasih abis motret. Misalnya
batere, batere itu mereka yang kami suruh nyediain, rokok disediain dari orang itu. Tapi
kan ngga semua kita kasih sama harganya untuk “harga kawan”, aku nyikapinya ya
caranya kan orang itu ga tau harga cetak . Jadi aku ga akan mau bilang harga cetaknya
berapa, jadi nyiasati “harga kawan” ya kami tunjukin aja harga paket, paling dikurang-
kurangi tiga ratusan kan udah harga kawan namanya. Kalo di harga paket kami untuk
uang jaga-jaga itu sekitar lima ratusan ada, lima ratus enam ratusan untuk jaga-jaga
kesalahan ntah apalah
Pernahkah anda menolak negosiasi “harga kawan”?
Ngga ada, negosiasi yang kek gitu ga ada. Setelah jumpa untuk pembatalan ga ada wa,
tapi kalo telepon sama chat itu termasuk pembatalan ngga? Dia cuma nanya harga tapi
ngga ada kabar lagi itu sering
Pernahkah anda berhasil mengubah negosiasi “harga kawan” klien menjadi mengikuti
harga yang sudah anda tetapkan?
Pernah. waktu itu klien minta pra wedding, dia hmmm dosen bukan dosen sih pegawai
mipa waktu itu. Adeknya mau pra wedding yaudah dia bilang minta harga kawan harga
kawan, ya kami kasih harga paket malah kami kurangi sikit gitu tapi untungnya... tapi
dia jadi karena kan kami pertama kali kami wajib ngasih harga paket walaupun kawan
Universitas Sumatera Utara
wa, tapi setidaknya dia harga paket kita mesti tau, jadi ga harga kawan kali. Pokoknya
harga paket itu wajib di duluankan wa, jadi dia tau harga standard wa
Menurut anda, lebih penting hubungan dengan klien atau harga yang sudah anda
tetapkan?
Hubungan sama klien. Ya untuk nambah apa namanya ha relasi, untuk nambah relasi
kita.
Universitas Sumatera Utara
TRANSKRIP WAWANCARA
Informan II
Nama Informan: Lana Priatna
Tempat Wawancara: Warkop Mitra, jl. Melati (simpang Pemda) Medan
Tanggal Wawancara: 12 Mei 2017
Dapatkah anda sebutkan nama lengkap dan kapan anda lahir?
Namaku Lana, lanapriatna.id hahaha. Nama panjang Lana Priatna. Aku lahir di
Indrapura, 26 Oktober 1990
Berapa bersaudara? Anda anak ke berapa?
Aku anak pertama dari tiga bersaudara, kami laki-laki semua. Adekku yang nomer dua
SMA di Lampung yang nomer tiga di Indrapura masih SMP
Dimanakah anda tinggal?
Tinggal di Medan? Sekarang ngontrak rumah di Tanjung Anom. Jl. Selamat gg. Rakyat
no. 10 sebelumnya di jl. Pabrik tenun daerah gatsu sana.
Dapatkah anda sebutkan pekerjaan anda?
Pekerjaan? Aku kontributor foto sih di beberapa media. Bisa disebut juga freelance
photographer
Kemana anda dapat dihubungi?
Nomor handphone ku 082161213716
Apakah anda memiliki akun instagram?
Punya sih, tapi jarang update. Sekarang lagi buat website lanapriatna.id/wp. Instagram
lana.image
Apakah anda sudah berkeluarga?
Sudah, istri baru satu hahaha. Anak masih 10 bulan. Istri orang Indrapura, kami masih
satu kampung. Tapi belum pernah jumpa sebelumnya. Aku jumpa sama istri itu lewat
Universitas Sumatera Utara
facebook. Hahahaha. Kami nikah 2013, kawan SMP ku kawan dia semua, itulah dapat
facebooknya.
Sejak kapan anda menjadi fotografer?
Aku backpaker-an waktu itu, aku cuma enam bulan kuliah di ekonomi pemasaran UGM
(Universitas Gadjah Mada) terus pengen backpakeran ke Surabaya tahun 2009 waktu
itu kalo ngga salah. Terus pas sampe di Banyuwangi kok rasanya tanggung, yaudah aku
ke Bali sekalian. Jadinya aku tinggal di sana, singkat cerita aku dapat kerja jd marketing
di Killey Magazine Advertising setelah seminggu di Bali tapi sekarang udah tutup. Di
situ aku sampe dua tahun di situ dari 2009 sampe 2012, tiga tahun jugalah. Aku pertama
kali motret itu waterspot di Nusalembongan di Bali. Aku belajarnya otodidak lewat buku
manual dan program Auto di kamera. Pertama kali aku belajar pake kamera pocket,
terus pake Canon 1100D, sebulan aku belajar fotografi aku mulai cari-cari komunitas
fotografer Bali di facebook, gitulah. Aku pertama kali di Medan itu 2013, kerja di Mewar
Merah Production di jl. Palang Merah, jd fotografer ngga lama aku disitu cuma sebulan.
Abis itu aku kerja di Delta Mas di jl. Masjid di situ aku sampa tujuh kali terima gaji
kalau ngga salah, aku mengundurkan diri dari sana karena merasa makan gaji buta, di
situ aku kerja di desain grafis. Karena aku masih buta di Medan, jadi aku kerjain apa
aja yang bisa ku kerjain, pake skill yang kupunya lah.
Fotografi apa yang anda tekuni saat ini?
Kalo ditanya gitu, sebenarnya sampe sekarang aku masih belajar. Tapi kalo dirunut
sejak 2014 aku mulai banyak kenal kawan-kawan jurnalistik, mulai ke sinabung. Dari
situ aku kenal Rio Nare Like Monday, di situlah aku gabung sama dia. Sama dia aku
sistem persenan sama dia, sebagai fotografer komersil. Di sana aku sampe hampir
setahun lah. Selama di Like Monday pun aku udah mulai main fotografer jurnalistik,
2015 aku mulai fokus di fotografi jurnalistik, bulan delapan aku gabung di PFI (Pewarta
Foto Indonesia) dari situlah aku mulai fokus sampe sekarang. Kalo di tanya aku
fotografer apa aku juga bingung sih jawabnya. Jadi lebih tepatnya aku kontributor foto
gitulah di beberapa media, karena aku udah teken kontrak di beberapa media itu, kayak
di barcroft media.
Apakah memiliki bidang usaha dalam fotografi?
Universitas Sumatera Utara
Punya bang, ya aku pake namaku sendiri aja. Itulah makanya aku ngebabun situs
lanapriatna.id/wp itu
Berapakah harga jasa fotografi anda?
Kalo sebagai kontributor foto, untuk foto itu banyak macamnya. Apakah mau tayang aja
atau mau gimana. Tapi kalo misalnya kita udah gabung di agency, harga itu yang
nentuin mereka, jadi kita hanya bagi komisi, misalnya kayak aku di barcroft media, itu
pembagiannya 50:50 awalnya. Setelah setahun, sekarang udah 60:40, 60 samaku 40
sama mereka. Jadi bersih itu satu foto pernah itu satu media beli fotoku 150 pundsterling
itu majalah mirror. Tapi itu bukan jadi hak milik mereka, mereka cuma make hak pakai,
misalnya cuma satu kali tayang gitu.
Apa sajakah alat/gear fotografi yang anda miliki untuk mendukung dalam pekerjaan
sebagai fotografer?
Awalnya aku pakai dslr itu Canon 1100D, ganti jadi Canon 500D, abis tu 550, ganti ke
Canon 60D, terus ke 70D, 7d, abis itu pakai Canon 5D Mark-I, terus ini yang lagi aku
pakai Nikon D600 full Frame
Berapa sajakah harga dari alat/gear yang anda miliki?
Kalo dihitung, untuk kamera D600 yang saat ini ia pakai, body only Rp.22.000.000,-.
Lensa yang ia pakai, Carl Zeiss manual 50mm f/1.8 seharga Rp.10.500.000.
Apakah ada alat/gear fotografi yang ingin anda tambah lagi?
Sejauh ini sih belum ada. Aku lagi maksimalkan pake lensa manual ini, lebih dapet
sinematografinya.
Dalam pekerjaan fotografi yang anda jalani, apakah anda melakukannya semua seorang
diri, atau bersama tim?
Aku sendirian aja kalau dulu sempat bareng Rio Nare itulah. Kalo sekarang sendiri
Bila anda bersama tim, bagaimana pembagian kerjanya?
Kerjanya tergantung kesepakatan, tergantung kerjaannya juga. Jadi bagian apa aja
ngga masalah
Universitas Sumatera Utara
Bila anda bersama tim, bagaimana pembagian upah kerjanya?
Waktu sama Rio kemaren sistem persenan. Samamu berapa samaku berapa, gitu aja sih.
Tapi kalo berapa-berapanya aku ngga inget lagi, soalnya aku ngga ada terikat kontrak
sama dia, jadi karena aku kenal sama dia, sering main ke tempatnya di Like Monday,
kalo ada kerjaan ya kuambil.
Dalam berurusan dengan klien, klien seperti apa yang anda sukai?
Klien yang kusuka ya... Ngga tau sih. Ngga ada patokan gitu. Soalnya selain kontributor
foto, yang pake klien-klien gitu diajak orang biasanya, bukan nyari sendiri. Kayak
selama aku di Like Monday itulah. Pernah sih aku motret wedding di Kisaran kemaren
ada teman aku, si David. Itu aku ngga dibayar, karena teman kan. Kalo uang capek pasti
ada, tapi dariku aku ngga ngasih patokan harga berapa.
Apakah yang paling sering diminta klien dari anda?
Apa ya... Harga yang murah mungkin. Karena biasanya itu kalo ada klien di dunia
marketing. Mereka minta harga murah tanpa kualitas yang berkurang
Apakah klien sering mengajukan negosiasi harga jasa yang anda telah tetapkan?
Sering, wajarlah kan kalo nego
Bagaimana pendapat anda mengenai negosiasi “harga kawan”?
Sebenarnya harga kawan itu udah dua defenisinya menurut aku. Pertama defenisi
keihklasan atau defenisi yang menggunakan harga kawan itu seperti harga deal gitu.
Contohnya misalnya ini kayak si David kemaren, “yaudah mak bantulah” “iya nanti aku
datang” “berapa?” “udah aku nanti motret, udah seloo, udah” nah kayak gitu defenisi
keikhlasan. Kalo misalnya dia udah nanya misalnya si David nanya, “berapa?” setelah
kuitung itung, misalnya modal untuk cetak dan segala macam itu satu juta. Seminimal
mungkin aku bakal bilang satu setengah kan. Karena ngga ada pengusaha yang gamau
balek modal. Jadi kalo dibilang “harga kawan” itu basa basi biar supaya cepat deal aja
itu, tapi ya satu lagi ya memang ikhlas. Satu ada mengharapkan, satu lagi ya memang
ngga mengharapkan.
Itu kayak sama aja kita ke perusahaan besar ngajuin tender, “udalah harga kawanlah”.
Jadi itu kayak bilang, udalah samamu itu lima puluh ribu lah. Padahal sama orang nanti
Universitas Sumatera Utara
bisa empat puluh ribu. Harga kawan itu belum tentu murah, tapi membantu
mempercepat kata deal aja. Sebenarnya, klien yang bilang “harga kawan” itu bunuh
diri. Misalnya, aku bilang sama abang (peneliti) “jasa abang berapa ni bang? Udalah
sama kawan harga kawanlah”kalo di dalam marketing aku itu udah mati. Jadi aku udah
ngasih keputusanku itu udah sama abang. Jadi ngga ada tarik ulur jadi kalo di marketing
itukan ada up down up down up down, ada penekanan tarik ulur gitu ada dia. Kalo ini
kan ngga kalo aku udah bilang “udalah harga kawanlah” aku itu udah pasti yes, udah
pasti deal. Bagi aku “harga kawan” itu hal yang biasa.
Apakah klien sering menggunakan pendekatan dalam mengajukan negosiasi “harga
kawan” dalam penawaran?
Pendekatan sih engga. Malah langsung-langsung aja bilang kalo mereka ingin negosiasi
“harga kawan”. Kayak si David itu dia minta ya aku kasih, dengan defenisi keikhlasan
Bagaimana negosiasi “harga kawan” tersebut terjadi?
Kayak yang udah kugambarin tadilah. Misalnya ada yang minta “harga kawan” ya ada
dua defenisinya. Kalo sama kawan dekat, sama saudara itu keikhlasan lah kan. Tapi kalo
memang basa-basi biar cepat deal, kadang kalo dia yang minta “harga kawan”aku
bilang “udalah udah harga kawan itu, udah harga saudara”
Apakah anda selalu menyetujui setiap penawaran “harga kawan”?
Sebenarnya, “harga kawan” itu dikomunikasikan sama orang yang bener-bener udah
dekat ya, bukan kenal kali lah, tapi memang kenal, udah saling ketemu saling kenal.
Contoh nih, dia mau ngambil foto pre-wedding, walapun sebenarnya market abang ngga
cuma itu itu ajakan untuk “harga kawan” ini. Kita bilang aja sesama fotogafer misalnya
“kau kan udah tau sendiri cetak udah sekian-sekian, untuk ini udah sekian-sekian, udah
berapalah cobak, berapalah samaku cobak?”selesai kan? Ngapain kita tutupin kalau
dia udah tau harganya. Tapi kalo misalnya klien yang bukan dari kalangan fotografer,
dan minta harga dengan kek gitu paling gampang sebenarnya, cari referensi yang kita
ingat misalnya “kakak search ajalah fotografer ini ini ini, kakak tengoklah harganya
berapa kak” tapi memang produk kita harus setara dengan fotografer itu untuk
menyamai harganya
Universitas Sumatera Utara
Apakah ada kriteria klien yang boleh mengajukan negosiasi “harga kawan”?
Kriteria yang pertama kulihat adalah dia berasal dari kalangan mana. Salah satunya itu
kalangan fotografi atau engga, kalau dia dari kalangan fotografi aku lihat instagramnya.
Aku lihat selera fotonya kayak mana, jadi kita bisa nentuin harga sebenarnya. Oh selera
dia udah mulai tinggi nih, selera dia udah mulai bagus, artinya dia udah bisa
menghargai sebuah karya, walaupun ini “harga kawan” tapi kita masih bisa kasih rate
nya harga tinggi. Yang kedua, mungkin dari pendekatan. Yang ketiga dari waktu kita
sendiri, pas ngga. Untuk apa kita ngerjain sesuatu yang bisa dapat lebih besar di sana
yang udah kita deal kan daripada ngebela-belain yang seperti ini. Kalo memang seperti
yaudah, kita kasih ke temen kita fotografer lain aja. Kalau memang dia udah dekat kali
sama kita kayak si David itu yang udah dekat kali sama kita, yaudah job yang
sebelumnya yang udah deal itu kita kasih orang lain, kita kerjain yang punya kawan
dekat ini, ibaratnya kan seumur hidup sekali, aku ngga bisa kasih kado apa-apa aku
kasih kau kado prewed aja supaya kau inget samaku ya gitu-gitulah.
Apakah anda memiliki teknik tertentu dalam mengantisipasi klien yang melakukan
negosiasi “harga kawan”?
Sebenarnya harga kawan itu bisa menaikkan harga kita juga, misalnya nih aku punya
rate harga kayak pre-wed aku dua setengah misalnya dibawah itu ngga mau. Tapi kalau
misalnya ada kawan dia minta “harga kawan” aku bakal hitung cost nya dulu, misalnya
costnya habisnya satu setengah juta, yaudah “kau bayar aja satu setengah” atau ku
kasih filenya nanti ku tunjukkan dimana tempat cetaknya, cetak sendiri. Jadi kita
menahan harga kita juga ngga langsung down. Otomatis kalo ada keluarga dia mau
ngasih ke kita dia pun segan, tapi kalau ada tau ada kawan dia yang bujetnya segitu
pasti di kasihkan ke kita, kalau aku kek gitu sih kalo aku, aku pribadi ya, lebih bagus
ngga usah dibayar sama sekali daripada harga kita jatuh terus
Pernahkah anda menolak negosiasi “harga kawan”?
Ngga nolak sih. Kayak yang kubilang tadi. Kalau aku ngga bisa aku serahkan sama
fotografer lain.
Pernahkah anda berhasil mengubah negosiasi “harga kawan” klien menjadi mengikuti
harga yang sudah anda tetapkan?
Universitas Sumatera Utara
Ya itulah yang kalo mereka udah minta “harga kawan” kan kubilang sebenarnya mereka
bunuh diri. Jadi ketika mereka udah nyerahin keputusan samaku, aku yang maju ku kasih
harga, mereka minta nego lagi ya kubilang aja “udah harga kawan itu, harga saudara”
Menurut anda, lebih penting hubungan dengan klien atau harga yang sudah anda
tetapkan?
Dua-dua. Aku memilih klien yang ngasih harga tinggi. Kan aku ada seleksi hargaku.
Harga ku sekian, kalau bujet mereka dibawah itu, mereka ngga berani menghubungi.
Kan kita udah pasang rate, makanya kita pertahankan harga kalau ada orang minta
harga rendah lebih bagus gratis. Tapi menjalin hubungan dengan menjalin relasi baru
itu beda caranya. Contoh, aku untuk jaga relasi, menjaga kawan, menjaga hubungan
dengan klien aku harus buat karyaku sebagus mungkin yang dia suka dan aku ngga rugi.
Kalau untuk promosi, menjalin relasi baru, saat ini ku lakukan ada di jalan Sampul
instagramnya ada itu pondok ayam serai aku kasih free foto, foto produk. Aku ngga kenal
siapa dia, aku ngga punya portofolio itu, otomatis mereka sediakan barang-barang yang
kuminta, masak-masak dia semua ngga bayar aku daripada aku makan bayar sendiri
beli sendiri, mahal. Aku punya portofolio, aku punya perjanjian foto ini bisa kalian pake
enam bulan untuk kesini-kesini yaudah 6 bulan pakelah, aku punya portofolio seumur
hidup, ngga perlu bayar mahal-mahal. Jadi, tiga sampe empat bulan aku dapat rumah
makan kayak gitu, yang kelima kali aku bisa jualan dengan harga tinggi, otomatis yang
di sini “abang itu baik kali ya, ngga mau dibayar” otomatis next time kalau dia puas dia
ngajak kita lagi atau make kita lagi. Itu adalah kekuatan yang paling kuat bang, daripada
kita ngasih harga satu juta atau lima ratus ribu.
Universitas Sumatera Utara
TRANSKRIP WAWANCARA
Informan III
Nama Informan: Andru Kosti
Tempat Wawancara: Fountain Ice Cream Lippo Mall Medan
Tanggal Wawancara: 20 Mei 2017
Dapatkah anda sebutkan nama lengkap dan kapan anda lahir?
Nama Andru Kosti. Tempat tanggal lahir Medan, 09 Maret 1988
Berapa bersaudara? Anda anak ke berapa?
Anak kedua dari tiga bersaudara, kami laki-laki semua. Adekku seumuranmu lah kalo
ngga salah. Abangku udah meninggal.
Dimanakah anda tinggal?
Medan, Jl. Cahaya 56B Medan Timur
Dapatkah anda sebutkan pekerjaan anda?
Profesional Photographer
Kemana anda dapat dihubungi?
085270861172
Apakah anda memiliki akun instagram?
Instagramku andrukosti. Web ku juga ada andrukosti.com
Apakah anda sudah berkeluarga?
Belum, masih enjoy sendiri hahaha
Sejak kapan anda menjadi fotografer?
Kalau di fotografi udah sepuluh tahun, tapi kalau fokus di komersil dua-tiga tahun
belakangan.
Universitas Sumatera Utara
Fotografi apa yang anda tekuni saat ini?
Untuk saat ini lebih fokus di interior, porperti real estate, sama food fotografi. Kalau
yang sering dicari sih semua. Karena fokusnya di tiga itu, real estate, hotel resort sama
food. Paketan sebenarnya kurang lebih banyak, tapi tetap ada harga dasar per satu foto.
Kalau untuk interior itu tujuh ratus ribu kalau untuk food dua ratus ribu per foto. Karena
kalo hotel pun itu biasanya itu interior, kalaupun ada lifestyle pun biasanya kita samain
aja, nego harga itu diluar dari harga itulah gitu.
Apakah memiliki bidang usaha dalam fotografi?
Andru Kosti, aku pake namaku sendiri Andru Kosti Fotografi
Berapakah harga jasa fotografi anda?
Kalau harga per project itu kita patokkan itu sepuluh juta ke atas sampai dua puluh juta.
Sejauh ini nilai project yang paling besar itu Mickey Holiday, dua belas juta
Apa sajakah alat/gear fotografi yang anda miliki untuk mendukung dalam pekerjaan
sebagai fotografer?
Kalau satu-satu nilai pasarannyalah ya. Kalau EM1 12-40 sama grip sekitar dua puluh
lima juta, kalao EM5 body sekitar empat setengah juta dikali dua karena dua biji, lensa
45 itu lima juta setengah, 17mm itu enam juta setengah, 25mm sekitar tiga juta setengah,
100-300 itu sekitar enam juta, 8mm itu sekitar delapan juta. Kalau tripod Manfrotto
sekitar empat juta setengah, jiotos sekitar tiga juta, panohead sekitar dua juta. Tujuh
puluh juta sama laptop. Semuanya selalu dibawa tapi ngga semuanya selalu dipake
Berapa sajakah harga dari alat/gear yang anda miliki?
Punya sendiri. Aku pake Olympus untuk kamera, karena aku mau beda dari yang lain
hahaha. EM1, EM5, lensa-lensanya 12-40, 9-14, 17 fix, 45 fix, 25 fix sama 8mm fish eye,
100-300 juga tele. Flash, lighting, kalau merk ada metz adan yongnuo. Kalau tripod saya
pake tripod yang bagus hahaha. Manfrotto, 190x. Jiotos juga dengan ballhead 1301657
kalau yang Manfrotto dengan penhead MHX Pro 3W
Apakah ada alat/gear fotografi yang ingin anda tambah lagi?
Ada, Olympus OMD EM1 mark II
Universitas Sumatera Utara
Dalam pekerjaan fotografi yang anda jalani, apakah anda melakukannya semua seorang
diri, atau bersama tim?
Biasa aku kerja pake tim dua tiga orang untuk saat ini kebanyakan dua orang aja
Bila anda bersama tim, bagaimana pembagian kerjanya?
Biasa kalau untuk foto pasti aku handle sendiri, asistenku biasanya kalau untuk foto
interior itu membantu setting styling interior, betulin letak-letak furniture. Kalau untuk
food asistenku sekalian styling, food styling.
Bila anda bersama tim, bagaimana pembagian upah kerjanya?
Nah gini, biasanya kalau unutk biaya operasional untuk upah, itu biasanya aku bujetnya
sepuluh persen dua puluh persen dari total nilai kerjaan
Dalam berurusan dengan klien, klien seperti apa yang anda sukai?
Tipe-tipe klien yang disuka? Yang pasti ngga nego dong. Kalaupun dia minta nego,
paling kita tawarin kasih bonusan foto dan dia terima itu biasanya begitu. Yang kedua,
pelayanannya enak, artinya bukan kita minta pelayanan bintang lima, tapi ketika kita
sedang bekerja diperlakukan secara layak dan secara manusiawi, ntah itu dari segi
akomodasi, ntah itu dari segi fasilitas pendukung selama kita tinggal di tempat klien,
makan juga sih, makan yang layak
Apakah yang paling sering diminta klien dari anda?
Harga yang murah. Menurutku bukan hargaku yang mahal. Di Medan, belum ada
fotografer yang serius di interior. Kalau pun ada tapi bukan yang fokus di sana. Dan
yang paling sering dipake itu fotografer dari Jakarta. Awalnya kan aku kirim-kirim email
ke hotel-hotel di Medan kan, yang pertama tembus itu Santika itu, itulah project
pertamaku. Grand Aston juga aku kirim email, tapi mereka itu ada khusus fotografer
interior dari Jakarta. Kalau mereka ambil fotografer dari Jakarta berarti mahal di
ongkos juga kan, padahal kalau pake fotografer Medan kan menghemat di ongkos. Jadi
sebenarnya harga yang kutawarkan ngga mahal. Rasakan orang itulah kalau pake
fotografer luar
Universitas Sumatera Utara
Apakah klien sering mengajukan negosiasi harga jasa yang anda telah tetapkan?
Sering, hampir selalu bahkan. Negosiasi itu wajar, yang jadi masalah negosiasinya itu
seberapa
Bagaimana pendapat anda mengenai negosiasi “harga kawan”?
Secara manusiawi kita selalu ingin harga yang murah kalo kita sebagai klien. Kalo saya
sebagai fotografer bukan menginginkan harga yang mahal tapi harga yang layak,
dengan kalkulasi-kalkulasi perhitungan dari segi kualitas kita dibanding portofolio
fotografer lain apa yang mereka bisa kasih. Jadi kita ngga mungkin ngasih harga
sembarangan. Negosiasi “harga kawan” itu wajar, yang jadi masalah adalah ketika
teman menego kita, itu sebenarnya bukan teman, karena harusnya temanlah yang
menghargai kerjaan kita.
Biasanya gini, kalau negosiasinya udah ngga bisa dihandel saya kasih ke orang lain,
rekomendasikan ke orang lain. Tapi sebenarnya ada patokan sih gimana kerjaan itu kita
terima, yang pertama harganya oke, kedua kita bisa dapat portofolio yang oke, ketiga
pelayanannya oke, dua dari tiga itu aja terpenuhi kita ambil kerjaannya, jadi tidak
melulu karena nilai harganya. Yang penting kita ngga nombok
Apakah klien sering menggunakan pendekatan dalam mengajukan negosiasi “harga
kawan” dalam penawaran?
Pendekatan biasanya lewat chat dulu, kalau ngga cocok biasanya mereka yang
menghilang, bukan aku yang ngasih alasan. Tapi kalau negosiasi yang jumpa, delapan
puluh persen itu jadi
Bagaimana negosiasi “harga kawan” tersebut terjadi?
Belakangan udah ngga terlalu, dulu iya. Tahun-tahun kemarin lah. Biasanya sih ini
hotel, artinya sebelum kami yang kerjain ada fotografer mereka yang ngerjain. Misalnya
mereka bisa kasih harga sepuluh juta, sewaktu kami yang kerjain bahkan dengan
portofolio yang lebih baik bahkan diakui oleh bosnya, kami dinego habis-habisan gitu,
mungkin karena fotografer sebelumnya itu fotografer lebih ternama gitu walaupun dari
segi kerjaan gitu biasa-biasa aja gitu. Mungkin juga dasar fotografernya itu yang
mentiko, mentiko artinya mereka bilang kita orang baru nih, berarti mereka butuh
portofolio nih berarti kita tekan kasih harga murah. Tapi memang tetap saya ambil
Universitas Sumatera Utara
karena memang saya butuh portofolio, memang setelah itu jadi titik balik kalau kami
pernah motret hotel bintang lima. Projectnya ini dapatnya sebenarnya dari teman,
itungannya teman. Jadi gini, kalau maksudnya negosiasi “harga kawan” itu sebenarnya
lebih cocok konteksnya untuk foto prewed atau wedding yang artinya sifatnya personal,
nah kalau ini kan aku kerjanya dengan corporate jadi sebenarnya yang nego itu bukan
teman aku yang nawarin kerjaan ini, tapi bos yang diatasnya. Jadi teman kita nyampein
harganya, bosnya yang kadang negonya agak keterlaluan. Tapi menurutku itu termasuk
negosiasi “harga kawan” karena aku dapatnya dari kawan
Apakah anda selalu menyetujui setiap penawaran “harga kawan”?
Engga selalu. Kalau dulu sebelum fokus di komersil yang sekarang, waktu main wedding
dan prewed aku pernah nerima project setelah dinego “harga kawan” karena kasian.
Padahal aku selalu kalau ngga cocok harga aku ngga mau atau aku lempar ke orang
lain kan, tapi kemarin itu memang kasihan. Secara nominal sih ngga ambil untung, tapi
sekedar membantu
Apakah ada kriteria klien yang boleh mengajukan negosiasi “harga kawan”?
Sebenarnya kita sebagai fotografer atau pelaku usaha apapun pasti kita udah tahu
berapa biaya operasional kita untuk mengerjakan sebuah project, artinya ada nilai batas
ambang bawah berapa sebenarnya harga kerjaan itu bisa dinilai. Artinya kalau dia
menego jauh dibawah nilai itu yaudah berarti kita memang ngga jodoh, gitu kira-kira.
Aku sama teman pun tegas.
Apakah anda memiliki teknik tertentu dalam mengantisipasi klien yang melakukan
negosiasi “harga kawan”?
Kayak yang aku bilang tadi, kita pasti punya hitungan berapa biaya operasional kita.
Kalau ditawar jauh dibawah itu, aku akan rekomendasikan fotografer lain. Atau kalau
aku butuh portofolionya aku akan ambil
Pernahkah anda menolak negosiasi “harga kawan”?
Sering, tapi biasanya sih prewed sih. Karena memang dari teman kan, lebih ngga masuk
akal sih jadi ngga mau kuambil lagi gitu.
Universitas Sumatera Utara
Pernahkah anda berhasil mengubah negosiasi “harga kawan” klien menjadi mengikuti
harga yang sudah anda tetapkan?
Sering. Sering juga. Kalau dalam konteks wedding dan prewed itu udah lama sih. Karena
kan udah lama ngga main itu kan, itu dulu. Nah, sebenarnya kalo dibilang balikkan sih
engga, karena tetap yang ngajukan harga duluan itu kita, klien menego. Tapi mereka
yang membalikkan harga gitu, misalnya kita minta sepuluh juta, mereka minta tiga juta
dengan item yang sama gitu. Kalau memang ngga cocok yaudah kita tinggalin aja, atau
kita lempar ke orang lain
Menurut anda, lebih penting hubungan dengan klien atau harga yang sudah anda
tetapkan?
Tergantung kliennya gimana. Kalo kliennya brengsek untuk apa kita pikir soal menjaga
hubungan? Yang penting dia ngga menyakiti kita, kita ngga menyakiti dia yaudah. Tetep
berteman sih oke. Tapi udah tau lah dia kekmana. Kalo klien yang mesti dijaga
hubungannya itu yang memenuhi tiga kriteria itu harganya oke, dapet portofolio bagus,
dan pelayanan yang manusiawi
Universitas Sumatera Utara
TRANSKRIP WAWANCARA
Informan IV
Nama Informan: Nurhadi Pratama
Tempat Wawancara: Jl. Susuk II, No. 20A Padang Bulan
Tanggal Wawancara: 01 Juni 2017
Dapatkah anda sebutkan nama lengkap dan kapan anda lahir?
Nurhadi Pratama, lahir di Kerasaan, Kampung Kolam 28 Juni 1991
Berapa bersaudara? Anda anak ke berapa?
Aku anak pertama dari dua bersaudara. Adekku perempuan satu orang
Dimanakah anda tinggal?
Jl. Susuk II, No. 20A Padang Bulan, dari awal kuliah 2008 sampe sekarang belum pernah
pindah
Dapatkah anda sebutkan pekerjaan anda?
Senin sampe jumat Editor di televisi swasta, DAAI TV. Kalau sabtu minggu jadi
fotografer di Kunci Langit
Kemana anda dapat dihubungi?
Ada 08566279938
Apakah anda memiliki akun instagram?
Punya, nurhadipratama
Apakah anda sudah berkeluarga?
Insya Allah segera. Tahun ini rencananya. Calonnya sudah ada
Sejak kapan anda menjadi fotografer?
Diajak, dari kawan. Dari kawanku namanya Budi Ananda Marahimin, aku dulu akrab
sama dia di organisasilah di HMI FISIP USU. Terus dia motret motret, yaudah aku
Universitas Sumatera Utara
belajar motret rupanya tertarik. Tahun 2008 itu mulai belajar, akhir-akhir 2008 lah.
Tahun 2009 itu udah mulai dapat duit dari fotografi. Mulai dari dokumentasi, dapat duit,
abis tu rutin-rutin abis tu main wedding-wedding gitulah. 2009 sih mulai motret-motret,
tapi betul-betul fokus untuk motret penghasilannya memang motret kan, 2010 lah kira-
kira itu udah mulai memberanikan diri untuk benar-benar fokus di motret
Fotografi apa yang anda tekuni saat ini?
Saat ini ya? Apa aja sih. Saat ini wedding yang paling sering.
Apakah memiliki bidang usaha dalam fotografi?
Ada, dulu namanya Zafer production, dulu aku buat sama kawanku Budi itu, Budi
Ananda Marahimin. Dulu kan betiga, Budi, aku sama Faris ada namanya betiga, tapi
Budi meninggal terus aku sama Faris beda arah, maksudnya beda arah Zafer mau diarah
mau kemana ini fokusnya, ke wedding atau ke buku tahunan apa segala macem gitukan.
Faris maunya ke buku tahunan gitu loh waktu itu nah sementara aku juga di wedding,
terus ya karena waktu itu aku juga sering ga fokus karena di akhir-akhir kuliah lah itu
keknya, jadi ada sempat ga enak-ga enakan sama Faris jadi buat sendiri. Yaudah, Faris
bawa Zafer, aku buat Kunci Langit, baru jadinya.
Berapakah harga jasa fotografi anda?
Kalo dari wedding sih ya karena yang paling sering itu tergantung klien ngambil paket
yang mana. Ya ada 5 juta, dapet album sama cetak foto tempel 15 sheet, sama video
dokumentasi 2 jam sama bingkai 15 inch nah itu dia. Ada lagi yang 10jt dapet album
press satu 10 sheet, sama album tempel 10 sheet, baru dapet 24inch bingkai kanvas,
sama video dokumentasi. Ada yang 15juta, albumnya album press, tapi albumnya
albumnya lebih bagus yang kayak lemari mini gitu. Satu album lagi yang 10 sheet yang
tempel, baru ada dapat 24 inch, baru sama video dokumentasi, terus biasanya aku kasih
teaser videolah, video cinematic untuk instagram itu aku kasih. Tapi biasanya aku ada
lagi nambah, kayak jimmy jeep, jimmy jeep itu kayak peralatan untuk live video, itu 4
juta, baru kalo mau pake LCD, kan biasa pake LCD atau proyektor itu tambah sejuta,
jadi 5juta kan kalo jimmy jeep sama LCD atau proyektor. Itu lain paket, jadikan kalo
paket tadi 15 tambah lima 20 kan kek gitu. Terus video cinematic 5juta. Itu yang durasi
8 menit, dia wedding clip itu yang gambarnya memang yang keren-keren yang hitungnya
Universitas Sumatera Utara
per detiknya yang diambil tapi yang bagus-bagusnya dan dia lebih sinematografi jadi
pengambilan gambarnya juga yang bagus-bagus gitu, terus di direct juga kan, kalo
dokumentasi kan record biasa, record full gitu, record panjang gitu, itulah paket-
paketnya. Yang lima sama sepuluh sih sering.
Apa sajakah alat/gear fotografi yang anda miliki untuk mendukung dalam pekerjaan
sebagai fotografer?
Yang aku punya sendiri, tapi dulu pertama-tama minjem sih. Dulu pertama-tama belum
punya kamera minjem nge-job. Dulu USU buat program buat mahasiswa yang mau
berwirausaha, jadi nama programnya itu SEC (Student Enterpreneurship Competition)
nah yaudah kita ikut kompetisi itu terus menang, yaudah terus dapat bantuan gitulah,
bantuan usaha bantuannya berupa uang 16juta untuk beli kamera beli lighting. Sekarang
ada tripod, flash, lensa ada. 70-300mm tamron, ada lensa kit, ada lensa fix, ada lensa
nikon yang 70-55 f2.8. Soalnya lensa pengaruh sih, ketajeman terus warna.
Berapa sajakah harga dari alat/gear yang anda miliki?
Harga gear? Ini hitung harga baru apa harga secondnya? Kalo harga baru lensa 14juta,
lensa tele 5juta. Flash dua kali satu juta satu juta, tripod harganya 800ribu kali dua,
terus kamera Canon 1100D 5 juta sama lensa kit, terus lighting 6 juta.
Apakah ada alat/gear fotografi yang ingin anda tambah lagi?
Ada sih. Nikon D5100, bagus juga untuk video itu. Tapi kan mau nikah ini kan, jadi lagi
bingung ini mana yang harus diprioritaskan, bayar gedung atau beli kamera nih
Mengapa menurut anda penting untuk memiliki/menambah alat-alat tersebut?
Pengaruh di hasil, kalo body aku memang cari yang masih sedikit shutter count nya, biar
enak. Kalau lensa, karena warna dan ketajamannya. Di mata klien pengaruh juga, tapi
tergantung kita motretnya dimana hahaha. Kalo kau nge-job di... ya maaf cakapnya kalo
di kampung-kampung misalnya kita pake mirrorless yang kecil-kecil itu ga ngaruh tuh
sama mereka, yang mereka tahu kamera itu makin besar makin paten samalah kayak
video, kau ngambil pake mirrorless harga 25juta atau 40juta tapi kecil body nya sama
ehm.. sama kamera video misalnya ND-9000 yang besar kayak gosokan itu lebih paten
Universitas Sumatera Utara
di mata klien kalo yang di daerah-daerah gitu. Tapi kalo yang di kota engga, mereka ga
butuh itu, mereka butuh kualitas yang penting hasilnya bagus ha itu.
Dalam pekerjaan fotografi yang anda jalani, apakah anda melakukannya semua seorang
diri, atau bersama tim?
Aku ada tim, tapi bukan karyawan, frelancer gitulah
Bila anda bersama tim, bagaimana pembagian kerjanya?
Kalau wedding biasanya aku ambil momen-momen penting, yang lain candid. Tapi kalo
pre-wed aku serahkan tim yang ambil. Aku lg kurang sreg sama pre-wed sekarang. Ngga
nyaman aja rasanya nyuruh orang dekat-dekat, pegang tangannya, cium keningnya. Tapi
udah setahun ini rezeky nya wedding terus sih, jarang pre-wed, mungkin karena aku
ngga sreg itu ya
Bila anda bersama tim, bagaimana pembagian upah kerjanya?
Kalo aku pake tim, aku gaji mereka per orang lima ratus ribu per hari. Tergantung
nominal job nya sih. Tapi rata-rata segitulah. Mereka ngga kugaji bulanan karena bukan
karyawan
Dalam berurusan dengan klien, klien seperti apa yang anda sukai?
Klien yang disuka yang ngga nego, kalopun nego ngga sadis hahaha. Tapi ada klien
yang aku ingat, aku bilang klien aneh. Pestanya besar, orangnya berada. Tapi bayarnya
nyicil sampe setahun baru dibayar. Itu sampe 25jutaanlah dealnya kemaren, tapi
bayarnya nyicil sampe satu tahun, terakhir duitnya ngga nampak, orang ngasih tiga juta-
tiga juta kayak gaju bulananlah. Terakhir duitnya ngga nampak hahaha
Apakah yang paling sering diminta klien dari anda?
Yang paling sering itu nego harga
Apakah klien sering mengajukan negosiasi harga jasa yang anda telah tetapkan?
Seringlah, namanya jasa itu wajar kalau dinego
Bagaimana pendapat anda mengenai negosiasi “harga kawan”?
Universitas Sumatera Utara
Invetasi akhirat! Harga kawan itu pastinya dikurangilah dari harga normal dari
biasanya orang-orang yang tidak kita kenal lah ya.
Apakah klien sering menggunakan pendekatan dalam mengajukan negosiasi “harga
kawan” dalam penawaran?
Ngga sih, biasanya langsung-langsung aja mereka bilang mau “harga kawan”
Bagaimana negosiasi “harga kawan” tersebut terjadi?
Kadang-kadang gini, kalo yang harga kawan: tam aku mau nikah nih pake foto kau,
kuranginlah harga kawanlah. Tapi kalo yang memang keliatan butuh bantuan foto tapi
duitnya minim biasanya dia datengin aku: tam aku mau nikah ni, tapi bujetku minim nih,
berapalah kira-kira aku ngasih kau. Nah kalo udah kek gitu aku bilang terserah
berapalah bujetmu hahaha
Apakah anda selalu menyetujui setiap penawaran “harga kawan”?
Bukan langsung menyetujui sih. Tapi biasanya pun kalo kawan kalo dia sanggup,
biasanya dia juga ngga nawar artinya dia juga sanggup bayar ya syukur. Tapi kalo
memang aku tau kondisinya juga kayaknya memang kurang dananya, perjuangannya
untuk nikah luar biasa untuk cari uang, biasanya aku kurangin. Bahkan kalo teman dekat
aku bahkan ngga minta, aku nyumbang gitu. Aku nyumbang foto, aku ngasih file gitu.
Mau dia bayar ya bayar, engga ya engga. Kalo pun dibayar berapapun itu ya aku terima.
Ya intinya “harga kawan” itu wajarlah
Apakah ada kriteria klien yang boleh mengajukan negosiasi “harga kawan”?
Kawan itu paling tidak orang yang pernah kenal sebelumnya. Pernah main sama, kawan
kuliah. Aku biasanya nengok rezekinya, dia kerja dimana, keuangannya gimana.
Biasanya gini, aku juga ngasih harga kawan itu melihatnya itu caranya dari segi tempat
dimana dia pesta, terus dia kerja apa, aku lihat usaha dialah, itu pastinya karena aku
kenal.
Apakah anda memiliki teknik tertentu dalam mengantisipasi klien yang melakukan
negosiasi “harga kawan”?
Universitas Sumatera Utara
Trik-trik buat ngadepinnya. Proses jasa pasti ada tawar-menawarkan pasti ada
kurangnya lah, tapi paling kurang ya seratus dua ratus lah. Kalo misalnya dia ngambil
yang lima juta, kalo memang kawan yaudah aku kurangin satu juta atau satu setengah
gitu. Jadi cuma tiga setengah atau tiga juta, jadi aku kurangin dua juta. Tapi kalo
memang kenal betul dan aku juga tau dia ya kek gitu tadi, kadang-kadang aku ngga
minta yaudah aku nyumbang nih. Kau mau ada duitmu ada rezeki mu ya bayar kalo
engga ya engga
Biasanya aku sendiri, kalo untuk yang kek gitu. Tapi kadang-kadang syukurnya aku
punya tim yang ngerti. Bang ini yang nikah kawanku bang, mau ngga bantu aku bang
bantu aku nyumbangin ini ini. Kadang-kadang memang sekawan kawannya kawan
sampe sekarang alhamdulillah mereka tetap ngasih. Kalopun ngga dibayar, dan aku
bawa tim aku kasih duit pribadiku, ngga banyak sih, paling serauts dua ratus, bang ini
bang uang minyak bukan gaji, dan untungnya tim ku itu ngerti. Soalnya aku memang
dari dulu pemahamannya bisnis itu ngga semata-mata komersil lah pasti ya ada
pengertian, ya ngga selamanya aku dapat uang bisa jadi kita memberi juga sama orang.
Ya aku yakin rezekinya ada dari yang lain.
.
Pernahkah anda menolak negosiasi “harga kawan”?
Sejauh ini belum pernah ada yang kutolak kayaknya. Iya belum pernah kayaknya
Pernahkah anda berhasil mengubah negosiasi “harga kawan” klien menjadi mengikuti
harga yang sudah anda tetapkan?
Ngga mengubah sih, tapi jadinya kayak dia mina “harga kawan” tapi karena ngga
terlalu dekat aku kurangi sedikit aja harga paketku, kubilang itu udah “harga kawan”
Menurut anda, lebih penting hubungan dengan klien atau harga yang sudah anda
tetapkan?
Kalau menurutku, kalau klien yang ngga kukenal aku milih dibayar harga tinggi, tapi
kalau kliennya udah kukenal aku milih menjaga hubungan.
Universitas Sumatera Utara
TRANSKRIP WAWANCARA
Informan V
Nama Informan: Irfan Maulana
Tempat Wawancara: Omerta Cafe, Jl. Wahid Hasyim no. 9 Medan
Tanggal Wawancara: 06 Juni 2017
Dapatkah anda sebutkan nama lengkap dan kapan anda lahir?
Namaku Irfan Maulana. Indrapura, 16 Agustus 1990
Berapa bersaudara? Anda anak ke berapa?
Anak ketiga dari lima bersaudara, yang diatas aku laki-laki, yang dibawah aku
perempuan
Dimanakah anda tinggal?
Aku di Indrapura lahir terus tinggal di Kebun Kopi itu sampe kelas satu SD, umur enam-
tujuh tahun. Terus pindah ke Medan sekolah sampe kelas empat SD baru pindah ke
Tebing sampe tamat SMA. Tamat SMA balek ke Medan lagi, jadi domisilinya udah di
Medan, soalnya waktu pindah ke Medan waktu aku masih SD itu udah beli rumah di
daerah Jl. Serdang Medan Tembung sana
Dapatkah anda sebutkan pekerjaan anda?
Reporter untuk qubicle.id, qubicle id itu social media platform, kayak portal berita
gitulah, tapi agak ringan, ala ala generasi milenial gitulah. Selain itu fotografer di
elangfotografia
Kemana anda dapat dihubungi?
Ada 08566308969
Apakah anda memiliki akun instagram?
Mowlgram
Apakah anda sudah berkeluarga?
Universitas Sumatera Utara
Hahaha setahun dua tahun ke depanlah. Udah ada rencana sih, pacar udah ada, tapi
belum tau dia mau nikah samaku apa engga hahaha. Nunggu dia tamat kuliah lah keknya
Sejak kapan anda menjadi fotografer?
Hampir delapan tahun lah aku motret, jadi kalau dulu waktu SMA kelas tiga aku ngeliat
senior aku di friendster waktu itu sering upload-upload foto, bagus-bagus fotonya. Waktu
itu aku sadar aku ngga bisa gambar ngga bisa bikin apa-apa, jadi waktu liat hasil
karyanya “wah ini aku kali ini” abis itu pindahlah ke Medan. Jadi, pindahlah ke Medan,
masuklah ke USU cari info tentang ekskul-ekskul tentang fotografi ternyata ada, 2008
akhir aku dapat infonya. Waktu itu acara dari UKM Fotografi USU ulang tahun yang
pertama. Karena aku tertarik aku datang sendiri ngga kenal siapa-siapa ternyata mereka
lagi open recruitment, aku udah nyari selama satu semester itu sampe akhirnya masuk
UKM Fotografi USU. Masuklah kesana kan belajarlah di sana, hampir tiap hari ke
sekret, waktu itu yang punya kamera kan masih beberapa gitu kan ngga kayak sekarang,
dulu itu. Jadi dulu itu belajarnya caranya nanya, di UKM aku kenal sama almarhum
Budi Ananda Marahimin, dia udah duluan masuk fotografi dan udah punya DSLR duluan
dia waktu itu, sama dialah aku banyak belajar, pinjem kamera dia, sering kami hunting
berdua, gitulah. Waktu itu aku masih pake kamera pocket, terus bulan dua 2009 ada
lomba Imajinasi FISIP USU aku menang lomba kemaren itu jadi makin semangatlah.
Tapi belajarnya kebanyakan otodidak sih, coba-coba semua tapi banyak diskusi sama
kawan-kawan yang lain
Fotografi apa yang anda tekuni saat ini?
Apa aja, yang bisa menghasilkan duit, yang bisa ngisi waktu luang untuk stok instagram
kan
Apakah memiliki bidang usaha dalam fotografi?
Dulu pernah bentuk fix lens photography sama anak-anak UKM juga ada lima atau enam
orang kami itu akhir 2009 gitulah, tapi akhirnya bubar pecah kongsi karena yaa biasalah
masalah klasik, ngga cocok apa segala macam. Akhirnya aku nyaman sendiri terus 2014
lalu aku dirikan elangfotografia bareng dua orang teman aku, Ican sama Ferdian. Dulu
namanya elangstudio tapi kurang kece jadinya ganti elangfotografia. Awalnya aku udah
self-branding kan aku footografer jadi orang-orang udah kenal aku, puncaknya itu 2012
Universitas Sumatera Utara
itu waktu menang juara harapan Piala Presiden itulah menurutku puncaknya orang-
orang kenal aku sebagai fotografer
Berapakah harga jasa fotografi anda?
Kalo di elang nyedian fotografi apa aja yang paling sering sih wedding kan pre-weding
juga, dokumentasi juga. Paketan-paketannya harga paling update mulai dari empat juta,
enam juta, delapan. Ada juga pre-wedding lima juta, ngga ada paket-paketan satu aja,
lima, ada juga lamaran kan itu dua setengah juta. Kalo misalnya ada klien yang mau
foto dari lamaran gitu kan, itu bisalah aku susut-susutin harganya, karena di paketan
yang delapan juta itu kan marginnya cukup besar. Biaya produksi kurang lebih setengah
dari harga paket kalo paket yang paling besar itu dua per tiganya bahkan, jadi produksi
kami cuma sepertiga dari harga paket.
Apa sajakah alat/gear fotografi yang anda miliki untuk mendukung dalam pekerjaan
sebagai fotografer?
Kalau sekarang sih pake Nikon D7000 sama Sony a7 II kan. Lensanya sama-sama fix
50mm Nikon dan Sony, terus lensa lebarnya Nikon 18-105mm. Tapi yang Nikon udah
jarang dipake sih, karena udah ngga enak, terasa sih, maksudnya yaudah kalau kau udah
make yang enak ya pake teruslah, tapi Nikon itu biasanya untuk backup. Kalo flash
lighting biasanya pinjem-pinjem
Berapa sajakah harga dari alat/gear yang anda miliki?
Adalah tiga puluh juta kurasa. Yang mahal itu Sony a7 II itu dua puluh tiga juta,
selebihnya Nikon D7000 itu lensanya semua
Apakah ada alat/gear fotografi yang ingin anda tambah lagi?
Lensa Sony itulah, Carl Zeiss, tapi harganya hmmm. Pokoknya kalau udah beralih ke
Sony ini siap-siap lah kantong agak kering
Mengapa menurut anda penting untuk memiliki/menambah alat-alat tersebut?
Memang kebutuhan, dan juga menunjukkan kepada klien bahwa ini modal kita
Universitas Sumatera Utara
Dalam pekerjaan fotografi yang anda jalani, apakah anda melakukannya semua seorang
diri, atau bersama tim?
Pake tim, sama dua orang teman
Bila anda bersama tim, bagaimana pembagian kerjanya?
Biasanya aku team leader sih, aku yang koordinasikan partnerku gimana-gimananya.
Misalnya kayak kemaren foto dokumentasi acara Pertamina kan, jadi sebelum acara di
mulai kami udah datang ke venue kami cek lokasi, cek cahaya, cek posisi siapa yang
ambil wide siapa yang ambil dekat, gitu juga wedding dan lain-lain
Bila anda bersama tim, bagaimana pembagian upah kerjanya?
Nah kalo gaji kami untuk motret pembagiannya per hari itu sama, misalnya aku empat
ratus ribu, yang lain juga empat ratus ribu. Tapi yang membedakan itu adalah, kami ada
yang namanya marketing fee itu sekitar lima persen dari harga jual, kalau paket yang
empat juta itu sepuluh persen. Marketing fee itu misalnya aku prospek orang jobnya
dapat dari aku maka aku dapat marketing fee. Itu memang harus dimasukkan, secara
profesional itu harus masuk, jadi bisnis itukan sebenarnya ngga bisa sama semua. Jadi
misalnya nih kita ada bertiga aku yang dapat jobnya kita motret terus kita dapat sama
semua, ngga bisa kek gitu itu bisnis yang ngga profesional, itu bisnis yang membuat
hancur, “wah dia yang dapat jobnya, aku santai-santai ajalah, toh aku dapat sama kok
nilainya”ya kalau kau mau dapat lebih ya cari. Itulah bisnis yang sehat ya, walaupun
agak kejam, tapi itulah yang bikin sehat. Jadi karena ini bisnis sesama kawan,
mengurangi ketidakenakannya itu yang langsung dipakemkan aja ada marketing fee
sekian dan sekian, ada juga editing fee kan, biasanya Ferdian yang ngerjain editing foto,
biasanya aku yang layout photopress itu aku. Editing fee yang untuk album itu 200-
300ribu, editing photopress itu 400-500ribu gitu. 200ribu untuk biaya operasional, jadi
ngga ada uang sendiri keluar untuk pekerjaan
Dalam berurusan dengan klien, klien seperti apa yang anda sukai?
Biasanya sih apa ya, yang motret sama kami itu klien dari mulut ke mulut ibaratnya ngga
jauh-jauh lingkarannya. Ada juga orang baru, tapi kita masuknya udah enak,
komunikasinya bagus, kebetulan sampe sekarang ngga ada klien yang rese, ngga ada
Universitas Sumatera Utara
yang banyak permintaan sih. Di lapangan juga mereka udah ngerti kami mau ngapain,
jadi enak diarahin gitu-gitu
Apakah yang paling sering diminta klien dari anda?
Kayak yang kubilang tadi, sejauh ini ngga ada klien yang aneh-aneh mintanya, paling
yang sering diminta itu harga yang murah, tapi kualitas dan kuantitas foto ngga
berkurang
Apakah klien sering mengajukan negosiasi harga jasa yang anda telah tetapkan?
Sering, dan harga paket yang udah kami tentukan itu udah siap untuk ditawar. Jadi, kami
udah nyiapin harga yang sebenarnya harga itu udah siap untuk ditawar, karena kami
tahu pasti akan ada penawaran dari klien
Bagaimana pendapat anda mengenai negosiasi “harga kawan”?
“Harga kawan” ya? Aku sih fine-fine aja sama “harga kawan” wajar sih, sesuatu yang
biasa. Soalnya aku make “harga kawan” juga, jadi bukan sesuatu yang barulah dan
bukan sesuatu yang buruk juga
Apakah klien sering menggunakan pendekatan dalam mengajukan negosiasi “harga
kawan” dalam penawaran?
Pendekatan biasanya tanya lewat chat atau telelpon, kalau udah ditanya-tanya via
telepon atau chat, kalau belum dapat kesepakatannya, kami ajak untuk jumpa. Kayak
Pertamina itu kan repeat order dari tahun sebelumnya 2015. Nah, itu mereka
menghubungi kami, nanya, “bisa ngga tahun ini dipake lagi jasanya gini-gini, tahun lalu
kan udah pernah pake, “harga kawan”lah”. Nah, waktu itu kami langsung ajak ketemu.
Akhirnya kesepakatan harga dengan mereka itu mereka minta turun dari harga tahun
lalu, kami maunya naik, karena udah setahun kan masa turun. Jadinya, mentoknya
harganya samalah, padahal udah setahun kan, jadi demi menjaga hubungan dengan
mereka kami ambil aja. Sejam jugalah negonya kemarin itu
Bagaimana negosiasi “harga kawan” tersebut terjadi?
Ya itu, mereka awalnya nelepon. Ngajuin harga kawan, ngga melulu harus jumpa sih.
Apalagi sama kawan dekat, udah ngerti kalilah kita kan ngga usah lama-lama kita udah
Universitas Sumatera Utara
deal aja itu. Lain kalau sama orang lain, itu biasanya yang jumpa dulu, ngobrol dulu,
tanya dulu baru deal
Apakah anda selalu menyetujui setiap penawaran “harga kawan”?
Ngga, ngga semua kawan aku samain “harga kawan”nya
Apakah ada kriteria klien yang boleh mengajukan negosiasi “harga kawan”?
Minimal kami udah berkawan lama, ya lama dan udah sepemikiran dan ngga pernah
ada masalah apapun maksudnya ngga ada masalah polemik yang gede kali. Istilahnya
aku ngerti dia dia ngerti aku. Kadang-kadang kan ada kawan yang dia cuma kapan
perlu aja gitu, ada yang memang baik. Syaratnya susah sih kalau dibilang syarat, intinya
kawan yang udah mengerti dan kami juga udah pernah sama udah berkawan baik, udah
bisa dibilang minimal setahunlah yah. Frekuensi jumpanya pun setahun itu sering ngga
cuma sebulan sekali. Kalau seberapa potongan harganya itu tergantung kawan yang
seperti apa, ada yang misalnya kayak orang lain beda sama orang yang lain. Kalau yang
“harga kawan” kali itu pernah sama si Veri Ardian namanya. Itu aku ngga mau dibayar,
karena kami itu udah lama berkawan, kalau aku butuh dia oke, kalau dia butuh aku oke,
ngga pernah engga
Apakah anda memiliki teknik tertentu dalam mengantisipasi klien yang melakukan
negosiasi “harga kawan”?
Untuk klien yang sok dekat ikut itu aku udah tau gimana orang-orang yang sok dekat itu
kan. Kalau sama dia itu dikasih potongan juga, tapi ngga banyak, ngga samalah sama
kawan yang memang kawan aku
Pernahkah anda menolak negosiasi “harga kawan”?
Ngga sih, ngga pernah. Klien kami gampang-gampang kok sejauh ini.
Pernahkah anda berhasil mengubah negosiasi “harga kawan” klien menjadi mengikuti
harga yang sudah anda tetapkan?
Ini ada juniorku waktu sekolah dulu dia minta kami yang motret dari mulai lamaran,
pre-wedding resepsi, itu totalnya sepuluh juta itu foto aja ya. Itu junior aku, jadi biar
ngga usah ditawar-tawar, aku males kali kalau “bang kuranglah ini ini ini” jadi ku kasih
Universitas Sumatera Utara
aja langsung harga nih segini gini gini gini, nah biasanya kan harga yang kayak photo
album yang 20 halaman 30 halaman, 40 halaman beda-beda harganya, jadi itu yang aku
pangkas-pangkas itu. Misalnya yang 40 halaman harganya empat ratus ribu harganya
Jadi aku kasih kalo misalnya di paket yang delapan juta itu photo album yang 40
halaman kan jadi di harga dia semua itu tujuh juta itu resepsi sama lamaran, yang photo
albumnya 20 halaman Cuma, cetaknya ku kurangi, jadi masih dapat margin yang
lumayan. Dan dia langsung oke. Jadi aku menghindari nego-nego yang apalagi ini,
itupun yang aku tau orangnya, gitu sih kalau aku
Menurut anda, lebih penting hubungan dengan klien atau harga yang sudah anda
tetapkan?
Jadi gini, semua harga yang kami bikin ini udah siap semua untuk ditawar. Dan
biasanya, daripada ditawar aku mendingan ngasih bonus, kesannya banyak padahal
marginnya masih banyak. Kalau kondisinya harus memilih, yang penting kami ngga
rugi, meskipun untungnya tipis, kami ngga keluar duit, dan untungnya itu balik ke
perusahaan kami tetap ambil itu kerjaan. Soalnya gini, kalau sekali aja kita tercap kita
fotografer yang jelek, itu menyebar, jadi kita menjagakan itu juga.
Universitas Sumatera Utara
TRANSKRIP WAWANCARA
Informan Sekunder I
Nama Informan: Veri Ardian
Tempat Wawancara: Omerta Cafe, Jl. Wahid Hasyim no. 9 Medan
Tanggal Wawancara: 25 Juli 2017
Dapatkah anda sebutkan nama lengkap dan kapan anda lahir?
Veri Ardian, aku biasa dipanggil Veri Bulu dari SMP, karena badanku banyak bulunya,
yang ngasih julukan itu udah meninggal orangnya, over dosis karena narkoba. Aku lahir
23 Desember 1980 di Medan
Dimanakah anda tinggal?
Kalau orang tua di jl. Antariksa no. 30 Polonia, sekarang tinggal di rumah mertua di Jl.
Bajak II H gg. Kelapa no. 07 Medan Amplas
Dapatkah anda sebutkan pekerjaan anda?
Aku awalnya fotografer di event-event, setelah itu merangkap jadi fotografer jurnalis di
Imaji
Kemana anda dapat dihubungi?
08163144513
Apakah anda memiliki akun instagram?
Ada, veriboeloe
Apakah anda sudah berkeluarga?
Alhamdulillah sudah hahaha. April kemarin
Pernah menggunakan jasa fotografi?
Kemarin buat nikahan. Pre-wedding juga. Resepsi sama si Tama, pre-wed sama si Irfan
Universitas Sumatera Utara
Apakah anda pernah mendengar negosiasi “harga kawan” dan apa pendapat anda?
Wajar, karena kawan apalagi kawan kan. Tapi kalau ngga kawan gas terus. Tapi kadang
kalau ngga kawan mau ku gas juga alah mikit-mikit juga. Tapi pernahlah aku dapat
orderan orang minta cetaknya ini-ini, kuitung-itung kubilang tujuh juta, padahal kalau
dengan harga lima juta aman masih ada untung awak tadi kan, cuman karena ini bisa
ku makan kumainkan lagi, itu kalau aku ditanya sebagai fotografer. Tapi kalo pun aku
jadi klien, negosiasi “harga kawan” itu pun wajar bagiku, pas acara nikahanku kemaren
itu lagi, “harga kawan” kali pun Irfan sama Tama ngga mau kubayar itu
Jasa fotografi apakah yang anda gunakan dengan mengajukan negosiasi harga kawan?
Pre-wedding sama resepsi, nikahan awak sendiri hahaha
Sejak kapan anda mengenal fotografer yang anda ajukan negosiasi “harga kawan”?
Sejak kapan ya? Kalau Tama sama Irfan sejak kapan ya. Yang jelas aku dulu kan awal
kenal fotografi itu belajar otodidak yakan, terus ada kawan ngga sengaja pergi sama dia
ke kantor dia di Indosat, di mobil dia ada kamera DSLR waktu itu Nikon D40, awalnya
aku iseng nanya kan rupanya diapun tekejut awak bisa pake kamera mulai sejak itulah
kalo ada event Indosat aku yang motoin karena bos merekapun suka. Setelah itu aku
punya kamera sendiri, mulai aku masuk-masuk ke komunitas awal ini lasak orangnya
hahaha. Di situlah kenal sama fotografer-fotografer senior yang dulu masih sering turun
ke jalan kayak Bang Andi Lubis, Bang Ferdy Siregar, dulu seringnya main di Analisa
aku. Terus aku juga kenal sama mendiang Budi, dari situlah aku kenal sama Tama sama
Irfan, mereka juga anak UKM Fotografi USU kan? Iya dari situlah aku kenal mereka.
Sering nongkrong bareng sering aku sama orang itu ngejob bareng juga yaudah dekat
jadinya
Apakah anda memiliki alasan menggunakan jasa fotografer tersebut
Ya awak punya kawan fotografer kok, di antara fotografer yang lain itu aku dekatnya
sama orang itu. Sama Irfan aku pernah kerja di Sampoerna, ngerjain event dan segala
macamnya, sempat juga sama-sama di Imaji meskipun dia udah lepas dari Imaji tapi kan
udah lama kali kami bekawan. Kalo sama Tama karena memang dekat, karean mendiang
Budi juga lah itu, dan Tama pun enak orangnya, ngga susah kalo awak butuh
Universitas Sumatera Utara
Menurut anda, apakah alasan anda mengajukan negosiasi “harga kawan” kepada
fotografer tersebut?
Sebenarnya bukan aku minta kali nya dikasih “harga kawan”kali, yakin kalinya aku
ngga kuminta “harga kawan” pun orang itu tetap ngasih harga beda samaku. Ya
cemana? Udah kenal wak, aku fotografer, mereka fotografer aku tau harga pasaran
harga cetak semua sama-sama tau kami. Tapi gitupun aku tanya juganya berapa lah
sama kalian? Mereka yang ngga mau dibayar
Bagaimana negosiasi “harga kawan” tersebut terjadi?
Ku ajak orang itu nongkrong, baru kuceritakanlah kalau aku mau ada hajatan.
Kebetulan orang itupun tau calonku ini udah kenal juga, jd ngga payah lagi. Ya kubilang,
kutanya bisa kalian bantu aku motoin? Berapa? Orang itu jawabnya “alaaah apa
pulak?” gitulah. Intinya orang itu ngga mau dibayar
Apakah anda memiliki kriteria dalam menentukan fotografer untuk mengajukan
negosiasi “harga kawan”?
Yang pertama itu kawan kali lah, yang udah dekat kali udah sejalan pikiran awak sama
dia kan gitu. Kedua, yang udah taulah awak dia kekmana, diapun tau awak kekmana.
Orang itu ngga mau dibayar, awak pun nanti kalau orang itu nikah udah aman jugalah
orang itu untuk fotografernya, dengan kerelaan hati awak jadi fotografernya. Bayangin
ajalah mereka udah bantu kita, masa kita ngga bantu dia. Udah pasti itu
Universitas Sumatera Utara
TRANSKRIP WAWANCARA
Informan Sekunder II
Nama Informan: Amalia Husna
Tempat Wawancara: Kedai Mamak pintu 3 USU
Tanggal Wawancara: 18 Agustus 2017
Dapatkah anda sebutkan nama lengkap dan kapan anda lahir?
Amalia Husna, lahir di Medan 04 September 1996
Berapa bersaudara? Anda anak ke berapa?
Aku anak ketiga dari empat bersaudara, anak paling tua laki-laki, yang kedua
perempuan yang mau nikah ini, adekku satu perempuan
Dimanakah anda tinggal?
Desa semak dusun I kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang Sumatera
Utara
Dapatkah anda sebutkan pekerjaan anda?
Mahasiswa semester VII di Fakultas Kesehatan Masyarakat USU
Kemana anda dapat dihubungi?
085270775036
Apakah anda memiliki akun instagram?
Ael_mj
Apakah anda sudah berkeluarga?
Alhamdulillah masih single. Ngga ada pacar, haram hahaha
Pernah menggunakan jasa fotografi?
Pernah. Untuk pas foto, untuk nikahan saudara, foto studio untuk lucu-lucuan. 85 persen
berbayar, 15 persen dibayarin orang hahaha
Universitas Sumatera Utara
Apakah anda pernah mendengar negosiasi “harga kawan” dan apa pendapat anda?
Pernahlah. Bagus sih menurutku, karena kita di dunia ini saling membutuhkan. Hmmm
membutuhkan itu misalnya kadang dia membantu kita di jasa yang lain misalnya dia
sebagai yang mempunyai sebuah jasa ya kan. Kadang-kadang dia membutuhkan jasa
kita juga ntah itu apapun. Simbiosis mutualisme laah, dalam fotografi sangat membantu.
Kalau ditanya apakah merugikan fotografer atau tidak, tidak terlalu merugikan ya,
merugikan pasti ada tapi tidak terlalu besar mungkin. Karena pertimbangannya pasti
karena kawanlah, karena kita ada hubungan sama dia, mungkin dia jadi segan nyaplok
harga dan kita untuk suruh untuk nyebutin harganya pun segan, jadi kayak yaudalah
harga kawan gitu. Tapi ngga sembarangan juga sih, harus sesuai SNI dong hahaha.
Maksudnya itu tidak jauh dari harga rata-rata “harga kawan” itu lebih murah tapi tidak
jauh dari harga rata-rata. Aku pernah dengar sih harusnya kawan kan yang mendukung
kawannya dalam usahanya atau pekerjaannya kan, tapi di sini kita mensupportnya
dalam hal lain, kalau dia bagus nanti banyak yang make dia dengan harga standard
bukan harga kawan karena dengan dia banyak motret kawannya pastikan nanti jasa dia
nyebar tuh dari mulut ke mulut
Jasa fotografi apakah yang anda gunakan dengan mengajukan negsiasi “harga kawan?”
Untuk nikahan kakak gue. Kakak kandung, tanggal 25 ini, hari jumat ini. Aku pake
jasanya Bang Ihsan
Sejak kapan anda mengenal fotografer yang anda ajukan negosiasi “harga kawan”?
Sejak bergabung di UKM Fotografi USU. Dia senioran aku di UKM, aku bisa dekat
karena pernah menjabat sebagai Sekretaris Umum tahun 2016 kemarin kan, jadi karena
dia senior setahun di atas ku, jadi sering diskusi minta pendapat, belajar baik itu
fotografi maupun organisasi, udah tiga tahun juga ya kami kenal
Apakah anda memiliki alasan menggunakan jasa fotografer tersebut
Kami itu kawan sih jadinya, bukan senior-junior lagi. Karena waktu masih jadi pengurus
UKM tahun lalu itu Bang Ihsan sangat membantu kali dia, dia mau turun bantu kami,
mecahin masalah, bahkan kalo ada kegiatan kayak pameran itu dia ikut turun datang
pagi-pagi buat bantu dirikan panggung, pasang partisi, nempel foto, terus waktu
pengukuhan ke Brastagi, dia jadi kepala dapur, dia ngurus masakan, rela begadang,
Universitas Sumatera Utara
pokoknya makan selama di sana aman sama dia, pas di tanya kenapa dia mau gitu
padahal bukan urusan dia sebenarnya kan, dia cuma jawab “ya karena aku suka, aku
suka masak, aku suka bantu-bantu kalian”. Setelah ngga jadi pengurus pun, kami pernah
jalan-jalan bareng sama kawan-kawan yang lain camping di Paropo, sering nongkrong
bareng juga di Kedai Mamak ini Jadi ya udah kawan dekat, jadi karena itu aku pake jasa
dia untuk nikahan kakak aku ini
Menurut anda, apakah alasan anda mengajukan negosiasi “harga kawan” kepada
fotografer tersebut?
Di UKM Fotografi USU memang banyak sih fotografer kan, aku berani minta ke Bang
Ihsan itu karena aku lebih dekat ke dia daripada sama yang lain gitu. Dia baik orangnya,
dia juga jam terbangnya udah tinggi. Apa ya, ya karena udah dekat itulah
Bagaimana negosiasi “harga kawan” tersebut terjadi?
Awalnya aku chat Bang Ihsan, aku bilang “kakak aku mau nikah bang, kalau sama abang
berapa bang?” terus aku ngajak jumpa sama Bang Ihsan hari ini lah ini. Aku tanya gitu
kan “berapa jadi bang kalau sama abang? Beda harganya bang, harga kawan? hehehe”
Bang Ihsan bilangnya “udah gampang itu, aman”. Jadinya Bang Ihsan ngasih tau harga
modal dia, harga cetak aja sih yang dikasih taunya, lima ratus ribu udah dapat album,
“segitu harga cetak el, terserah Ael mau ngasih berapa sama abang” ya gitu aja. Aku
sih rencananya ngasih sejuta jadi totalnya satu setengah. Kenapa aku kasih segitu,
mungkin rata-ratanya segitu, sebenarnya lebih tapi karena “harga kawan” tadi jadi
agak lebih murah. Bang Ihsan sendiri ngga ada bilang soal jumlah
Apakah anda memiliki kriteria dalam menentukan fotografer untuk mengajukan
negosiasi “harga kawan”?
Iya. Dia kawan dekat, kawan dekat misalnya sering ngga nongkrong bareng, tau dia
orangnya gimana, apakah dia profesional ataukah dia agak pelit, pelit itu maksudnya
apakah dalam profesi dia itu dia ngga kenal harga kawan gitu
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN III
Universitas Sumatera Utara
Lampiran
INFORMED CONSENT
Lembar Pernyataan Persetujuan oleh Informan
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama: Muhammad Ihsan
Umur: 24 tahun
Jeni kelamin: Laki-laki
Alamat: Jl. Denai gg. Galon no. 1
Telah mendapatkan sepenuhnya mengenai penelitian,
Judul penelitian: Fenomena Negosiasi “Harga Kawan” (Studi
Fenomenologi Negosiasi “Harga Kawan” Pada Jasa
Fotografi di Kota Medan)
Nama peneliti: Muhammad Andromeda Amin
Umur: 23 Tahun
Jenis penelitian: Kualitatif
Dengan ini saya bersedia untuk mengikuti penelitian dan bersedia memberikan
informasi kepada peneliti.
Medan, 8 Mei 2017
(Muhammad Ihsan)
Universitas Sumatera Utara
INFORMED CONSENT
Lembar Pernyataan Persetujuan oleh Informan
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama: Andru Kosti
Umur: 29 tahun
Jeni kelamin: Laki-laki
Alamat: Jl. Cahaya Medan Timur
Telah mendapatkan sepenuhnya mengenai penelitian,
Judul penelitian: Fenomena Negosiasi “Harga Kawan” (Studi
Fenomenologi Negosiasi “Harga Kawan” Pada Jasa
Fotografi di Kota Medan)
Nama peneliti: Muhammad Andromeda Amin
Umur: 23 Tahun
Jenis penelitian: Kualitatif
Dengan ini saya bersedia untuk mengikuti penelitian dan bersedia memberikan
informasi kepada peneliti.
Medan, 20 Mei 2017
(Andru Kosti)
Universitas Sumatera Utara
INFORMED CONSENT
Lembar Pernyataan Persetujuan oleh Informan
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama: Lana Priatna
Umur: 27 tahun
Jeni kelamin: Laki-laki
Alamat: Jl. Selamat gg. Rakyat no. 10
Telah mendapatkan sepenuhnya mengenai penelitian,
Judul penelitian: Fenomena Negosiasi “Harga Kawan” (Studi
Fenomenologi Negosiasi “Harga Kawan” Pada Jasa
Fotografi di Kota Medan)
Nama peneliti: Muhammad Andromeda Amin
Umur: 23 Tahun
Jenis penelitian: Kualitatif
Dengan ini saya bersedia untuk mengikuti penelitian dan bersedia memberikan
informasi kepada peneliti.
Medan, 12 Mei 2017
(Lana Priatna)
Universitas Sumatera Utara
INFORMED CONSENT
Lembar Pernyataan Persetujuan oleh Informan
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama: Nurhadi Pratama
Umur: 26 tahun
Jeni kelamin: Laki-laki
Alamat: Jl. Susuk II no. 20A
Telah mendapatkan sepenuhnya mengenai penelitian,
Judul penelitian: Fenomena Negosiasi “Harga Kawan” (Studi
Fenomenologi Negosiasi “Harga Kawan” Pada Jasa
Fotografi di Kota Medan)
Nama peneliti: Muhammad Andromeda Amin
Umur: 23 Tahun
Jenis penelitian: Kualitatif
Dengan ini saya bersedia untuk mengikuti penelitian dan bersedia memberikan
informasi kepada peneliti.
Medan, 1Juni 2017
(Nurhadi Pratama)
Universitas Sumatera Utara
INFORMED CONSENT
Lembar Pernyataan Persetujuan oleh Informan
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama: Irfan Maulana
Umur: 27 tahun
Jeni kelamin: Laki-laki
Alamat: Jl. Serdang Medan Tembung
Telah mendapatkan sepenuhnya mengenai penelitian,
Judul penelitian: Fenomena Negosiasi “Harga Kawan” (Studi
Fenomenologi Negosiasi “Harga Kawan” Pada Jasa
Fotografi di Kota Medan)
Nama peneliti: Muhammad Andromeda Amin
Umur: 23 Tahun
Jenis penelitian: Kualitatif
Dengan ini saya bersedia untuk mengikuti penelitian dan bersedia memberikan
informasi kepada peneliti.
Medan, 6 Juni 2017
(Irfan Maulana)
Universitas Sumatera Utara
INFORMED CONSENT
Lembar Pernyataan Persetujuan oleh Informan
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama: Veri Ardian
Umur: 37 tahun
Jeni kelamin: Laki-laki
Alamat: Jl. Bajak II H gg. Kelapa no. 07 Medan Amplas
Telah mendapatkan sepenuhnya mengenai penelitian,
Judul penelitian: Fenomena Negosiasi “Harga Kawan” (Studi
Fenomenologi Negosiasi “Harga Kawan” Pada Jasa
Fotografi di Kota Medan)
Nama peneliti: Muhammad Andromeda Amin
Umur: 23 Tahun
Jenis penelitian: Kualitatif
Dengan ini saya bersedia untuk mengikuti penelitian dan bersedia memberikan
informasi kepada peneliti.
Medan, 25 Juli 2017
(Veri Ardian)
Universitas Sumatera Utara
INFORMED CONSENT
Lembar Pernyataan Persetujuan oleh Informan
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama: Amalia Husna
Umur: 21 tahun
Jeni kelamin: Perempuan
Alamat: Desa Semak dusun I Kec. Hamparan Perak Kab. Deli
Serdang
Telah mendapatkan sepenuhnya mengenai penelitian,
Judul penelitian: Fenomena Negosiasi “Harga Kawan” (Studi
Fenomenologi Negosiasi “Harga Kawan” Pada Jasa
Fotografi di Kota Medan)
Nama peneliti: Muhammad Andromeda Amin
Umur: 23 Tahun
Jenis penelitian: Kualitatif
Dengan ini saya bersedia untuk mengikuti penelitian dan bersedia memberikan
informasi kepada peneliti.
Medan, 18 Agustus 2017
(Amalia Husna)
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN IV
Universitas Sumatera Utara
Nurhadi PratamaKunci Langit
Universitas Sumatera Utara
Lana Priyatna
Universitas Sumatera Utara
Irfan MaulanaElang Fotografia
Universitas Sumatera Utara
Andru Kosti
Universitas Sumatera Utara
Ihsan PiliangOtak Minim
Universitas Sumatera Utara
Veri Ardian
Universitas Sumatera Utara
Amalia Husna
Universitas Sumatera Utara