9summers 10autumns

14
 I. Deskripsi fisik buku Judul : 9 Summers 10 Autumns Pengarang : Iwan Setyawan Kota terbit : Jakarta Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Ukuran : 13,5 x 20 cm Tahun terbit : 2011 Harga : Rp 47.000 Cetakan ke- : 7 (tujuh) Jumlah halaman : viii; 223 halaman  No. ISBN : 978-979-22-6766-2 II. Sinopsis Iwan berjalan menuju stasiun di New York, tetapi sebelum sampai di pintu sta siu n, dua pen cop et ber bad an bes ar memaksa meminta dompet nya . Di tengah kepa ni kan, Iwan meli ha t seorang anak laki -la ki berbaj u merah puti h ya ng memand anginy a dar i atas jembat an, teta pi ana k itu langsu ng per gi. Tib a-ti ba, seorang ibu berteriak dan membuat dua pencopet tersebut berlari. Setelah peristiwa itu, Iwan bertemu kembali dengan anak kecil itu dan mengajaknya berbincang-  bincang. Tanpa ragu-ragu, Iwan menceritakan kehidupannya di kota Batu. Iwan, seorang anak sopir angkot dari kota Batu, Malang, hidup bersama aya h, ibu , dan emp at ora ng sau dar a per empuan nya di rumah ber lan tai semen  berukuran 6 x 7 meter yang hampir tidak memiliki halaman. Tidak banyak kenangan indah dari masa kecilnya di Kota Batu karena ia hidup penuh dengan keterbatasan materi, hanya televisi hitam putih, lampu redup di ruang tamu, satu dapur, satu kamar man di, dan dua kamar tid ur. Aya hny a membua tka n seb uah tempat tid ur  berukuran 0,5 x 1,5 meter dari bambu, tetapi Iwan selalu menginginkan sebuah kamar tanpa harus berbagi dengan saudara-saudara perempuannya. Iwan dan empat saudaranya berkumpul, bercerita, dan menonton televisi di rua ng ter bes ar di rumahn ya, yaitu ruang tamu ber uku ran 2 x 4,5 meter. Jika ada tamu yang berkunjung, mereka harus pindah ke dapur atau kamar tidur. Terkadang ruang tamu tersebut penuh ketika tetangga dan saudara-saudara dekat datang untuk menonton televisi bersama. Ayahnya, Abdul Hasim, hanya bisa mengingat tahun kelahirannya, 1948, Pak Abdul menduduki bangku sekolah sampai kelas 2 SMP karena tidak ada biaya sehingga memutuskan untuk bekerja sebagai supir angkot. Ibunya, Ngatinah, tidak 

Upload: timotius-wira-arief-mardjukie

Post on 12-Jul-2015

436 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

5/12/2018 9Summers 10Autumns - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/9summers-10autumns 1/13

 

I. Deskripsi fisik buku

Judul : 9 Summers 10 Autumns

Pengarang : Iwan Setyawan

Kota terbit : Jakarta

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Ukuran : 13,5 x 20 cm

Tahun terbit : 2011

Harga : Rp 47.000

Cetakan ke- : 7 (tujuh)

Jumlah halaman : viii; 223 halaman

 No. ISBN : 978-979-22-6766-2

II. Sinopsis

Iwan berjalan menuju stasiun di New York, tetapi sebelum sampai di pintu

stasiun, dua pencopet berbadan besar memaksa meminta dompetnya. Di tengah

kepanikan, Iwan melihat seorang anak laki-laki berbaju merah putih yang

memandanginya dari atas jembatan, tetapi anak itu langsung pergi. Tiba-tiba,

seorang ibu berteriak dan membuat dua pencopet tersebut berlari. Setelah peristiwa

itu, Iwan bertemu kembali dengan anak kecil itu dan mengajaknya berbincang-

 bincang. Tanpa ragu-ragu, Iwan menceritakan kehidupannya di kota Batu.

Iwan, seorang anak sopir angkot dari kota Batu, Malang, hidup bersama

ayah, ibu, dan empat orang saudara perempuannya di rumah berlantai semen

 berukuran 6 x 7 meter yang hampir tidak memiliki halaman. Tidak banyak kenangan

indah dari masa kecilnya di Kota Batu karena ia hidup penuh dengan keterbatasan

materi, hanya televisi hitam putih, lampu redup di ruang tamu, satu dapur, satu

kamar mandi, dan dua kamar tidur. Ayahnya membuatkan sebuah tempat tidur 

 berukuran 0,5 x 1,5 meter dari bambu, tetapi Iwan selalu menginginkan sebuah

kamar tanpa harus berbagi dengan saudara-saudara perempuannya.

Iwan dan empat saudaranya berkumpul, bercerita, dan menonton televisi di

ruang terbesar di rumahnya, yaitu ruang tamu berukuran 2 x 4,5 meter. Jika ada

tamu yang berkunjung, mereka harus pindah ke dapur atau kamar tidur. Terkadang

ruang tamu tersebut penuh ketika tetangga dan saudara-saudara dekat datang untuk 

menonton televisi bersama.

Ayahnya, Abdul Hasim, hanya bisa mengingat tahun kelahirannya, 1948,

Pak Abdul menduduki bangku sekolah sampai kelas 2 SMP karena tidak ada biaya

sehingga memutuskan untuk bekerja sebagai supir angkot. Ibunya, Ngatinah, tidak 

 bisa menyelesaikan sekolahnya di SD karena penyakit gatalnya ketika memasuki

1

5/12/2018 9Summers 10Autumns - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/9summers-10autumns 2/13

 

ujian akhir. Ibu Ngatinah menghabiskan masa kecilnya berjualan baju bekas di Pasar 

Batu. Beberapa tahun kemudian, Ibu Ngatinah bertemu dengan Pak Abdul dan

akhirnya menikah pada tahun 1970.

Kakak Iwan bernama Siti Aisyah dan Rohani, sedangkan adiknya bernama

Rini dan Mira. Mereka berempat merupakan motivasi terkuat bagi dirinya untuk 

 bangkit dari keterbatasan materi. Di tengah kesulitan ekonomi, ia bersama saudara-

saudaranya mencari tambahan uang dengan mengecat boneka kayu, membantu

tetangga berdagang, atau menjual sayur di pasar.

Iwan adalah anak rumahan yang sering menghabiskan waktu di rumah

 bersama ibu. Memasuki SD, ia mulai belajar membaca, dengan kebanggaan itu,

Iwan terpacu untuk terus belajar. Masa SMP dijalaninya dengan penuh semangat

hingga melanjutkan pendidikannya di SMAN I Batu. Prestasi akademiknya

mempermudah Iwan diterima menjadi salah satu murid di Institut Pertanian Bogor.

Berkat kemampuan dan kerja kerasnya, ia menjadi lulusan terbaik fakultas

MIPA IPB 1997 dari Jurusan Statistika, Iwan bekerja di Jakarta sebagai data analisis

di perusahaan multinasional, Nielsen. Dua tahun ia bekerja di Nielsen dan peluang

kerja baru didapatnya. Ia bekerja di Danareksa Research Institute selama satu tahun.

Suatu hari ia mendapat sebuah email dari Mbak Ati, temannya yang bekerja

di New York. Mbak Ati menawarkan pekerjaan sebagai data processing executive

di New York. Melalui telepon genggam, Iwan diwawancarai oleh Rickie Khosla,

walaupun dengan bahasa Inggris yang terbata-bata, Iwan berusaha memberikan

  jawaban terbaik. Rickie adalah Senior Manager Data Processing  di perusahaan

 Nielsen New York.

Proses mendapatkan visa berjalan lancar, tetapi uang tabungan Iwan selama

dua tahun bekerja di Jakarta belum cukup untuk membiayai hidup pada bulan

 pertama di Amerika. Akhirnya, beberapa hari sebelum keberangkatan Iwan, Kakak 

Iwan, Siti Aisyah, berhasil meminjam uang sebesar 1.000 dolar Amerika pada salah

satu orang tua muridnya.

Saat itu Iwan dan keluarganya belum mengetahui seberapa jauh jarak antara

 New York dan Jakarta. Ibunya pun tidak bertanya kapan ia pindah. Malam hari

menjelang kepergian Iwan, Iwan tak sempat pamit pulang ke Batu, ia meminta doa

kepada kakak, adik, dan orangtuanya melalui telepon. Sesampainya di New York, ia

menuju Mount Vernon untuk menemui Mbak Ati. Iwan akan tinggal beberapa bulan

di tempat Mbak Ati.

Sepuluh tahun bekerja di New York, ia mengundurkan diri dengan posisi

terakhir sebagai direktur di Nielsen Consumer Research, New York. Iwan kembali

ke Kota Batu dan berhasil bangkit dari keterbatasan materi. Impiannya memiliki

kamar sendiri akhirnya tercapai. Rumah sederhananya kini berlantai dua dan

memiliki empat kamar.

2

5/12/2018 9Summers 10Autumns - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/9summers-10autumns 3/13

 

III. Perjuangan Hidup Tokoh Iwan dalam Novel

  9 Summers 10 Autumns Karya Iwan Setyawan

3.1 Pendahuluan

3.1.1 Latar Belakang

Iwan Setyawan lahir di Batu 2 Desember 1974. Lulusan terbaik fakultas MIPA

IPB 1997 dari Jurusan Statistika ini bekerja selama tiga tahun di Jakarta sebagai data

analisis di Nielsen dan Danareksa Research Institute. Ia selanjutnya merambah karier di

 New York City selama sepuluh tahun.1

Pecinta yoga, sastra, dan seni teater ini meninggalkan New York dengan posisi

terakhir sebagai  Director Internal Client Management di Nielsen Consumer Research.

Iwan berhasil membuat ibu, bapak, 2 kakak perempuan, dan 2 adik perempuannya tidak 

susah lagi.2

Ayahnya seorang sopir angkot yang 36 tahun hidupnya di jalan. Rumahnya

 berada di Gang Buntu. Iwan mengatakan ia takut bermimpi terlalu tinggi. New York 

 bukan mimpinya. Mimpinya hanya satu, yaitu mempunyai kamar sendiri. Karena Iwan

lima bersaudara yang tinggal di rumah kecil berukuran 6 x 7 meter dengan dua kamar.

Sehingga Iwan harus tidur dengan ibu atau dengan saudara-saudara perempuannya

(http://indonesiabuku.com/?p=9188, diakses pada 22 Oktober 2011, pukul 20.47 WIB).

9 Summers 10 Autumns adalah novel pertama yang terinspirasi dari perjalanan

hidupnya sebagai anak seorang sopir angkot di Kota Batu ke New York City. Novel

 pertamanya meraih penghargaan Buku Fiksi Terbaik Jakarta Book Award 2011. Buku

 pertamanya Melankoli Kota Batu berupa kumpulan fotografi dan narasi puitis,

didekasikan untuk Kota Batu. Iwan saat ini tinggal di Batu, Jawa Timur 

(http://indonesiaproud.wordpress.com/2011/05/20/iwan-setyawan-penulis-9-summers-

10-autumns-yang-mantan-director-internal-client-management-di-nielsen-consumer-

research-new-york/, diakses pada 22 Oktober 2011, pukul 21.18 WIB).

 Novel ini ditulis berdasarkan kisah nyata perjalanan hidup Iwan yang berasal

dari keluarga pas-pasan. Ayahnya seorang sopir angkot yang hanya mengecap

 pendidikan sampai kelas 2 SMP. Sedangkan ibunya yang tidak tamat SD, digambarkan

Iwan sebagai cermin kesederhanaan yang sempurna. Iwan memiliki 4 saudara

 perempuan yang disebutnya 4 pilar kokoh (http://www.bnp2tki.go.id/berita-mainmenu-

231/4648-iwan-setyawan-mantan-direktur-internal-nielsen-consumer-research-new-

york.html, diakses pada 22 Oktober 2011, pukul 19.02 WIB).

1 Iwan Setyawan. 9 Summers 10 Autumns. (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2011), halaman 223.2 Ibid.

3

5/12/2018 9Summers 10Autumns - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/9summers-10autumns 4/13

 

 Novel 9 Summers 10 Autumns sekilas tampak sederhana namun memiliki detail

dan deskripsi yang menghangatkan hati pembaca. Sebuah karya yang jernih, dan

mengajak siapa pun untuk mengabadikan kenangan sebagai titik-titik matahari dalam

hidup. Kekuatan pendidikan, perjuangan hidup, dan cinta keluarga membawanya

 berpetualang di New York.3

  Novel ini tidak bercerita tentang mimpi, tetapi tentang keberanian untuk 

menembus batas ketakutan. Sebuah perjuangan bersama untuk hidup yang lebih baik.

Kisah luar biasa yang diceritakan dengan lugas dan sederhana.4

Kerja keras, kemauan, dan motivasi dari keluarga mempunyai pengaruh yang

 besar dalam mencapai suatu keberhasilan. Banyak hal yang telah diperjuangkan Iwan

demi mengangkat martabat keluarganya. Perjuangan yang dilakukan Iwan tidak sia-sia,

kerja kerasnya membuahkan hasil yang akhirnya dapat memenuhi impiannya.

3.1.2 Rumusan Masalah

3.1.2.1 Bagaimana perjuangan hidup dapat menciptakan keberhasilan pada diri

Seseorang di masa depan?

3.1.3 Tujuan Penulisan

3.1.3.1 mengetahui hubungan perjuangan hidup dengan keberhasilan yang

dicapai

3.1.4 Manfaat

Manfaat yang didapat adalah menumbuhkan motivasi dan perjuangan hidup agar 

mampu mencapai hal-hal yang diinginkan

3.2 Analisis

3.2.1 Landasan teori

Masalah ekonomi sering terjadi di keluarga-keluarga yang tinggal di pedesaan

maupun di kota-kota besar. Demi melawan masalah ekonomi yang mengakibatkan diri

seseorang sulit memiliki apa yang diinginkan, perjuangan dan kerja keras pun harus

dilakukan. Kehidupan perlu diperjuangkan agar mampu memperoleh keberhasilan dan

lepas dari segala kesulitan.

3 Iwan Setyawan. Loc. Cit., halaman 218.4 Ibid., halaman 213.

4

5/12/2018 9Summers 10Autumns - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/9summers-10autumns 5/13

 

Perjuangan hidup dapat membuat diri seseorang bangkit dari keterpurukan. Jika

seseorang hanya diam dan menunggu atau mengharapkan sesuatu dari orang lain, maka

harapan dan keinginan kita tidak akan terpenuhi. Tidak selamanya orang yang biasanya

diandalkan dapat terus diminta pertolongannya.

Keberhasilan dapat diperoleh jika terus berusaha. Keinginan dapat diperoleh

dengan mudah jika kita mempunyai tekad yang besar. Dari dalam diri seseorang perlu

ditanamkan sifat optimis agar selalu mau berjuang demi masa depan. Keberhasilan

seseorang dapat menutupi keterbatasan materi yang ada. Setiap kehidupan pasti

memiliki tantangan dan masalah. Masalah yang menghalangi seseorang untuk mencapai

keberhasilan dapat diatasi dengan memanfaatkan kesempatan yang ada.

Layaknya pertandingan, memenangkan perjuangan hidup butuh persiapan, yaitu

melakukan perubahan positif sedari sekarang. Misalnya menggunakan waktu lebih

efektif, sehingga masih tersisa beberapa jam untuk berlatih meningkatkan kemampuan

dan memperluas wawasan dengan ilmu pengetahuan. Berbenah diri terus menerus,

sekalipun dalam skala kecil, merupakan salah satu cara penyempurnaan agar menang

melawan tantangan hidup (http://www.pembelajar.com/memenangkan-perjuangan-

hidup-2, diakses pada 24 Oktober 2011, pukul 22.50 WIB).

Hidup ini adalah perjuangan. Perjuangan untuk mengendalikan diri menuju

sukses. Banyak ujian yang akan kita hadapi untuk meraih cita-cita kita bahagia dunia

dan akhirat. Diperlukan konsistensi yang sungguh-sungguh. Saat seseorang berusaha

untuk melejitkan potensi. Saat berusaha untuk menghasilkan karya-karya besar yang

 bermanfaat untuk manusia dan diri sendiri. Masalah dan kesulitn dapat datang kapan

saja. Maka diperlukan perjuangan untuk mengatasinya

(http://al31.dagdigdug.com/2010/06/05/hidup-adalah-perjuangan/, diakses pada 24

Oktober 2011, pukul 23.06 WIB).

Kebahagiaan tidak datang secara gratis, kehadirannya perlu diperjuangkan.

Keberhasilan dalam memperjuangkan kebutuhan hidup tidak selamanya menjadi

  jaminan bahwa hasil perjuangan tersebut akan mengantarkan diri pada kebahagiaan.

Hidup adalah perjuangan yang tidak pernah usai, bahkan setelah untuk masa depan.

Keberhasilan perjuangan hidup yang dibangun seseorang di dunia ini tidak akan ada

artinya tanpa persiapan dan kerja keras (http://www.anneahira.com/hidup-adalah-

 perjuangan.htm, diakses pada 26 Oktober 2011, pukul 16.30 WIB).

3.2.2 Aplikasi

 Novel 9 Summers 10 Autumns terdiri dari 36 Bab. Iwan tidak bersikap egois dan

individualistis, walaupun ia sangat menginginkan kamar pribadi. Ia sadar bahwa pada

saat itu keadaan tidak memungkingkan untuk memiliki kamar sendiri.

5

5/12/2018 9Summers 10Autumns - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/9summers-10autumns 6/13

 

Aku selalu menginginkan sebuah kamar, bisa menutup pintunya dan mengarungi

malam sendiri. Namun meminta kamar sendiri pada saat itu bukan hanya

 permintaan yang sangat bodoh, tapi juga pertanyaan yang tak berhati.

(Setyawan, 2011:8-9)

Iwan selalu menghargai setiap hal-hal yang dilakukan ayahnya, bahkan hanya

tempat tidur dari bambu dapat membuat hatinya merasa senang. Ia selalu bersyukur atas

apa yang dilakukan dan diberikan ayahnya.

Karena aku sering batuk-batuk pada malam hari, bapak membuatkan ranjang

dari bambu. Ranjang bambu berukuran kira-kira 0,5 x 1,5 meter itu adalah

ranjang pertamaku. Aku bisa merasakan hati bapak di atas ranjang itu,kehangatan hatinya yang tak pernah diucapkan lewat kata-kata atau pelukan.

(Setyawan, 2011:9)

Iwan tidak mengeluh karena keterbatasan materi yang dialami keluarganya atau

rumahnya yang kecil, ia selalu bersyukur karena masih bisa menikmati kehidupan di

rumah kecilnya bersama saudara-saudara dan orang tuanya.

Aku dan saudara-saudaraku tumbuh di rumah yang dibangun dengan cinta dan

kesederhanaan. Bangunan fisik rumah yang kecil dan apa adanya, melahirkan

ruang yang besar pada hati kami untuk menerima kehidupan, betapapun kecilnya

kebahagiaan yang kami terima.

(Setyawan, 2011:14)

Iwan dan saudara-saudara perempuannya sangat memperhatikan kebersihan

rumah mereka dan mencintai keindahan. Mereka menyukai tempat yang bersih dan

nyaman.

Meskipun rumah kecil ini bukanlah tumah yang indah, kami selalu

mencintainya. Kami selalu menjaga kebersihannya. Sedikitnya, kami mengepel

lantai tiga kali sehari. Buat kami, tiada tempat yang lebih indah daripada tempat

 bersih dan nyaman.

(Setyawan, 2011:16)

Iwan tidak ingin gagal. Ia takut jika ia menjadi sopir angkot seperti ayahnya jika

ia sudah dewasa dan tidak ingin masa mudanya dihabiskan di atas angkot.

Sepulang sekolah, Bapak bekerja sebagai kenek mobil angkutan umum bersama

suami Bu Agik, Pak Ucup. Tidak ada les bahasa Inggris, tidak ada tidur siang. Ia

menelusuri jalanan di Kota Batu. Cerita ini kerap menghantuiku, bagaimana

6

5/12/2018 9Summers 10Autumns - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/9summers-10autumns 7/13

 

kalau sejarah itu terulang, bagaimana kalau aku harus meluangkan masa mudaku

di atas angkot.

(Setyawan, 2011:24)

Pak Abdul Hasim, ayah Iwan, adalah pekerja keras dan penyabar. Ia dapat

mengatur keuangan dengan baik hingga mampu membeli sebuah mobil bekas untuk 

meneruskan pekerjaannya.

Setelah berpuluh-puluh tahun menyopir, bapak berusaha mandiri. Berkat

tabungan berpuluh-puluh tahun, ia berhasil membeli mobil bekas seharga sekitar 

dua juta pada tahun 1980.

(Setyawan, 2011:26)

Ibu Ngatinah merupakan sosok yang sederhana, bijak, dam cermat dalam

mengatur hal-hal kecil sehingga menghindari hal yang tidak diinginkan.

Garis hidup melahirkan sifat sederhana yang luar biasa pada diri Ibu. Dialah

yang membangun ide untuk menabung, mengingatkan kami kalau perlu ke

dokter, kalau mobil bisa rusak sewaktu-waktu, kalau rumah bisa bocor, kalau

kami butuh makan bergizi.

(Setyawan, 2011:33)

Kakak pertama Iwan, Siti Aisyah, Iwan sering memanggilnya Mbak Isa,

merupakan contoh yang baik dan inspirasi bagi adik-adiknya yang masih kecil. Ia

 pintar, tekun, mandiri, dan rajin.

Mbak Isa selalu mendapat ranking teratas, mulai dari kelas 1 sampai lulus, tanpa

ada bimbingan siapa pun di rumah. Dia maju sendiri. Dia menjadi terkenal di SD

karena ranking dan kedekatannya dengan buku-buku pelajaran menjadi inspirasi

 buat kami. Kami ingin pintar seperti Mbak Isa.

(Setyawan, 2011: 38)

Mbak Isa dengan lapang dada memberikan kesempatan kepada adik-adiknya, ia

mengalah demi kepentingan keluarga. Mbak Isa tidak egois, ia peduli dengan kebutuhan

adiknya.

Karena orang tua kami tidak mungkin membiayai dua anak kuliah, Mbak Isa

 pun memberikan hatinya, memberikan kesempatan kepada adiknya. Siapa pun

yang akan ke bangku kuliah, tidaklah masalah, dia mewakili rumah kami.

(Setyawan, 2011: 39-40)

7

5/12/2018 9Summers 10Autumns - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/9summers-10autumns 8/13

 

Kakak kedua Iwan, Rohani, atau sering dipanggil Mbak Inan, selalu membantu

orang tua mencari tambahan uang tanpa merasa malu karena berjualan di pasar. Ia

  pekerja keras, orang yang gigih, mandiri, dan selalu berjuang demi kehidupan

keluarganya yang pas-pasan

Sejak SD dia sudah bisa berdagang kue-kue kecil dan ketika memasuki SMP,

sepulang sekolah, dia bekerja di salah satu kios tetangga kami di pasar sayur 

Batu. Selama puasa Ramadan, kakakku ini membuka warung darurat di pojok 

rumah kami.

(Setyawan, 2011:45)

Iwan belajar dengan tekun, bahkan ia rela bangun pagi sekali demi mengulang

 pelajaran. Demi mendapatkan nilai terbaik, ia mengorbankan waktunya dan melawan

kegagalan dan rasa takut.

Aku lebih sering bangun pagi sekali dan belajar lebih lama. Tak jarang aku

 bangun sekitar jam satu pagi, di bawah lampu redup dan di tengah ketakutan

akan hantu-hantu yang sering diceritakan orang-orang tua di sekitarku.

(Setyawan, 2011:69)

Kepedulian Iwan terhadap kondisi yang dialami keluarganya begitu besar, ia

seorang pekerja keras dan rela memberikan tambahan pelajaran kepada murid SD demi

mendapatkan uang.

Aku begitu mengerti kemampuan orangtuaku dan aku tak bisa menunggukeajaiban untuk mengubah ini. Aku harus bekerja sekarang. Dengan reputasiku

sebagai siswa berprestasi, ak menerima tawaran untuk memberikan les privat,

seperti yang dilakukan kakakku.

(Setyawan, 2011: 84)

Pengorbanan yang dilakukan keluarganya membuat Iwan ingin mencapai

keberhasilan, ia tak ingin kegagalan terjadi pada dirinya.

Perjuangan bapak, ibu, dan saudara-saudaraku adalah kerja raksasa menembus

gelombang besar. Aku tak boleh gagal. Aku tak boleh pulang kembali ke rumah

kecilku sebelum membawa lukisan indah ke dalamnya.

(Setyawan, 2011:99-100)

8

5/12/2018 9Summers 10Autumns - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/9summers-10autumns 9/13

 

Keluarga adalah segalanya bagi Iwan. Ia menghargai setiap kenangan di kota

Batu, meninggalkan kota kelahirannya itu tidaklah mudah baginya. Perjuangan yang

dilakukannya sungguh berarti bagi kehidupannya sekarang.

Banyak air mata di tengah perjuanganku di Bogor. Meninggalkan keluarga

tercinta di Batu tak pernah mudah. Bahkan sampai sekarang. Semua

kenyamanan, di tengah kekurangan kami di Batu, adalah kekayaan yang tak 

ternilai harganya. Family is everything to me.

(Setyawan, 2011:101)

  Nasehat Ibu Ngatinah yang diucapkannya kepada Iwan telah memberikan

 pengaruh yang besar bagi Iwan. Ia terus berusaha dan mencoba hal-hal baru, ia menjadilaki-laki yang rajin dan berani.

Coba dulu, belajar yang rajin, jangan takut-sebuah nasihat sederhana dan

 bijaksana dari ibu yang meyakinkan diriku bahwa menjalani proses adalah

menjalankannya sekarang, saat ini, dengan kerja keras dan melepaskan

ketakutan akan hasil yang didapat.

(Setyawan, 2011:103)

Iwan selalu merindukan keluarganya di Batu. Karena ayahnya sudah tua, ia tak 

ingin ayahnya terus bekerja. Ia peduli dengan keadaan orang tuanya dan berharap

mereka dapat menikmati masa tuanya.

Senang sekali dapat telepon dari rumah dua minggu lalu, dan dengar bahwa

 bapak sudah tidak nyetir lagi, setelah 36 tahun. Semoga ia bisa menikmati masa

tuanya di rumah dengan damai, mengurus cucu-cucunya dan kos-kosan yang

telah kita bangun untuk masa pensiunnya.

(Setyawan, 2011:113)

Kerja keras, ketekunan, kesabaran, dan perjuangan Iwan semenjak ia masih kecil

membuahkan hasil. Ketika ia lulus dari Institut Pertanian Bogor, ia menjadi lulusan

terbaik fakultas MIPA. Usahanya belajar dengan rajin tidak sia-sia.

Sebelum acara inti dimulai, diumumkanlah wisudawan terbaik. Dari beberapa

nama, tersebutlah namaku sebagai lulusan terbaik fakultas MIPA dengan IPK 

3,52. Aku merasa melayang, maju ke depan panggung, untuk menerima

 penghargaan.

(Setyawan, 2011:148)

9

5/12/2018 9Summers 10Autumns - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/9summers-10autumns 10/13

 

Iwan mengenal lingkungan kerjanya di Jakarta, beradaptasi dengan mudah, dan

membangun hubungan yang baik dengan rekan-rekan kerjanya. Ia mampu

 berkomunikasi dengan baik sehingga teman-temannya merasa nyaman.

Dari makan siang, dari diskusi serius, lucu, pintar, dan tak jarang juga jorok, aku

mulai mengenal mereka satu per satu dan mulai tumbuh ikatan yang lebih dari

sekadar rekan kerja. Sebuah ikatan kuat yang terbawa sampai sekarang. Mereka

adalah keluarga baruku yang lahir di Jalan Sudirman.

(Setyawan, 2011:166)

Iwan berusaha sebisa mungkin mengerjakan pekerjaan kantornya dengan

sempurna, bahkan ia rela pulang lebih lama dan datang saat akhir pekan ke kantor. Ia

tidak ingin mengecewakan rekan-rekan dan atasannya.

Semua aku lakukan karena aku tak ingin menjadi biasa saja, aku ingin

memberikan yang terbaik, dan berbeda dari orang lain. Aku bahkan pernah di

kantor sampai tengah malam atau harus datang saat akhir pekan karena jadwal

 presentasi yang ketat atau tuntutan client yang ingin mendapat hasil research

secepatnya.

(Setyawan, 2011:167)

Kepedulian Iwan terhadap kondisi rumah kecilnya sangat tinggi, ia menyisihkan

gajinya untuk keperluan keluarga di Kota Batu.

Setiap akhir bulan, aku menyisihkan sedikit gajiku untuk rumah kecilku. Selain

untuk orang tua, aku membuka tabungan untuk adik-adikku, Mira dan Rini,

sehingga bisa langsung mengirimi mereka juga.

(Setyawan, 2011:171)

Melihat kemampuan dan semangat Iwan, Mbak Yanti, rekan kerja Iwan,

memberikan kepercayaan kepada Iwan dalam mengikuti kursus bahasa pemrograman di

luar negeri.

Minggu demi minggu, bahasa Inggrisku pun mulai membaik. Mbak Yantimelihat semangatku untuk belajar dan mengirimku mengikuti kursus bahasa

  pemrograman di Kuala Lumpur, Malaysia. Pengalaman ke luar negeri

 pertamaku!

(Setyawan, 2011:175)

10

5/12/2018 9Summers 10Autumns - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/9summers-10autumns 11/13

 

Demi memperoleh hasil pekerjaan yang baik, Iwan nekat mencoba sesuatu yang

 baru. Ia tak ingin diremehkan, ia yakin dan percaya diri dengan kemampuannya sendiri.

Sesuatu yang belum pernah dikerjakannya membuat ia tertantang untuk melakukannya.

Keberanian Mbak Yanti yang sempat terlihat nekat saat itu, menjadi inspirasi

 besar di kemduain hari. Ia memberikan tantangan baru di depan ketakutanku

yang besar. Aku bekerja gila-gilaan untuk membuktikan bahwa aku bisa

mengerjakan sesuatu yang baru, yang tidak mudah ini. Aku menantang diriku

sendiri.

(Setyawan, 2011:176)

Ketika dihadapkan dengan suatu hal yang menyangkut pekerjaannya, Iwanmudah panik dan takut melakukan kesalahan.

Detik demi detik, detak jantungku berpacu semakin cepat, keringat mulai

membasahi baju kerjaku. Bagaimana jika aku tdak mengerti Bahasa Inggris

mereka? Bagaimana aku harus memperkenalkan diri dan menjawab semua

 pertanyaan? Kegundahan itu pun terpecah ketika teleponku berdering!

(Setyawan, 2011:188)

Iwan selalu mengingat keluarganya. Kedekatan dengan orang-orang di

rumahnya membuat ia selalu terbayang akan kenangan masa kecilnya. Ia sangat

mencintai keluarga dan rumah kecilnya.

Memasuki pesawat Korean Airlines, aku melihat ke belakang, mendekap

kenangan masa kecilku dan wajah-wajah orang tercinta yang aku tinggalkan.

Aku biarkan air mata ini mengalir, karena aku yakin ada tempat yang lebih

hangat buat masa kecil dan rumah kecilku.

(Setyawan, 2011:192-193)

Karena kerinduannya kepada ayah, ibu, saudara-saudara perempuan, rumah, dan

kampung halamannya, Iwan rela mengundurkan diri dari perusahaannya, padahal ia

sudah menjabat sebagai direktur dan posisi itu diraihnya dengan perjuangan dan kerja

keras selama sepuluh tahun.

Dengan pertimbangn yang berat, dengan kerinduan akan rumah kecilku yang

selalu muntah dalam setiap langkah melalui jalanan di New York, dengan

keberanian yang luar biasa, aku memutuskan untuk berhenti dari Nielsen.

(Setyawan, 2011:195)

11

5/12/2018 9Summers 10Autumns - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/9summers-10autumns 12/13

 

Peranan ibu, ayah, dan saudara-saudara perempuan Iwan sangat mempengaruhi

kehidupannya sekarang. Perjuangan yang telah dilakukan keluarganya membawa Iwan

menjadi orang yang sukses.

Masa kecilku mungkin tak seindah dan selepas mereka, tapi kehangatan di

  bawah rumah kecilku telah menyelamatkanku. Jalan hidupku mungkin akan

 berbeda, I would have been so lost, tanpa kesederhanaan ibu, tanpa perjuangan

keras bapak, tanpa cinta yang hangat dari saudara-saudaraku. Memori masa kecil

membut aku bijak dalam mengenal diriku sekarang.

(Setyawan, 2011:209)

3.2.3 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil adalah

3.2.3.1 Setiap perjuangan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dan penuh

kesabaran, maka perjuangan tersebut akan membuahkan hasil yang baik 

dan setimpal

3.2.3.2 Hidup perlu diperjuangkan demi masa depan yang lebih baik 

3.2.3.3 Dukungan dan motivasi dari orang-orang tercinta dapat memberikan

 pengaruh yang besar dalam mencapai impian dan keinginan

IV. Penutup

4.1 Kelebihan

 Novel 9 Summers 10 Autumns memberikan inspirasi bagi siapa pun

 pembacanya. Tokoh Iwan mampu menggugah pembacanya sehingga pembaca ingin

menjadi sukses seperti Iwan. Novel ini membuktikan bahwa keluarga, masa lalu, dan

 pendidikan mempunyai pengaruh yang besar terhadap kesuksesan masa depan.

Setiap kejadian dideskripsikan dengan baik sehingga pembaca mudah mengerti

dan dapat membayangkan kejadian tersebut. Kata-kata yang digunakan dapat mudah

dipahami. Novel ini memberikan pesan kepada pembacanya agar selalu menghargai

setiap perjuangan hidup dan pengorbanan yang dilakukan oleh orang di sekitar.

Pembaca dapat merasakan optimisme tokoh Iwan dalam mengangkat martabat

keluarganya dan Iwan membuktikan bahwa nasib dapat diubah. Sebuah perjuangan

hidup yang mudah diingat oleh pembacanya dan membuat pembacanya ingin berulang-

ulang kali membaca novel 9 Summers 10 Autumns.

12

5/12/2018 9Summers 10Autumns - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/9summers-10autumns 13/13

 

4.2 Kekurangan

 Novel 9 Summers 10 Autumns tidak mencantumkan daftar isi sehingga pembaca

tidak dapat melihat subbab pada novel ini. Hal tersebut mempersulit pembaca jika ingin

membaca beberapa subbab, pembaca harus mencari halamannya sendiri.

Pada bagian belakang novel terdapat beberapa kalimat yang menceritakan isi

novel, dari kalimat-kalimat tersebut, pembaca sudah dapat menebak jalan cerita dengan

mudah. Beberapa percakapan yang digunakan dicampur dengan bahasa Inggris sehingga

membuat pembaca sulit memahami beberapa percakapan.

Tokoh anak kecil berbaju merah putih tidak diceritakan lebih lanjut, bahkan

hingga akhir cerita tidak diberitahukan namanya. Tiba-tiba anak kecil itu menghilang

dan tidak diceritakan lagi, sehingga pembacanya menjadi bingung dan mempertanyakan

kehadiran anak itu.

13