99006-indah sumaya-fitk

106
PENEGAKAN DISIPLIN SISWA DI SMP AL AMANAH SETU TANGERANG SELATAN Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh: INDAH SUMAYA 103018227372 JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010

Upload: cokstr

Post on 21-Oct-2015

25 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

PENEGAKAN DISIPLIN SISWA

DI SMP AL AMANAH SETU TANGERANG SELATAN

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

INDAH SUMAYA

103018227372

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2010

Page 2: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

SURAT PERNYATAAN PENULIS

Bismillahirrahmanirrohim

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Indah Sumaya

Nim : 103018227372

Jurusan : Kependidikan Islam

Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Dengan ini saya menyatakan

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan untuk memperoleh Gelar Strata Satu (S1) di

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbuki bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi berdasarkan Undang-Undang yang berlaku di

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 11 Oktober 2010

Penulis

Indah Sumaya

Page 3: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

ABSTRAK

Indah Sumaya, Nim: 103018227372, Penegakan Disiplin Siswa Di SMP Al-Amanah Setu Tangerang Selatan. Skripsi. Jurusan Kependidikan Islam. Program Studi Manajemen Pendidikan. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta 2010.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi dan penegakan disiplin siswa. Adapun tempat penelitian dilakukan di SMP Al Amanah Setu Tangerang Selatan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi teknik Observasi, Angket dengan menggunakan skala likert untuk siswa dengan 4 alternatif jawaban dan Wawancara kepada Kepala Sekolah, Koordinator BK dan Waka Kesiswaan. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa yang berjumlah 481 siswa dengan sample 30 orang siswa. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan rumus persentase. Penegakan disiplin siswa di SMP Al Amanah Setu Tangerang Selatan dilakukan dengan berbagai cara. Mulai dari Pembiasaan, Contoh dan Tauladan, Pengawasan dan Penyadaran. Pihak sekolah sudah sepatutnya dapat menggugah kesadaran siswa akan pentingnya kedisiplinan. Hasil penelitian menunjukan bahwa penegakan disiplin siswa di SMP Al Amanah Setu Tangerang Selatan termasuk dalam kategori baik, yaitu dengan skor rata-rata 78,33%. Mengacu dari hasil penelitian, penulis memberikan saran bagi sekolah yang bersangkutan untuk mempertahankan dan meningkatkan penegakan disiplin yang telah dilaksanakan, menjadi contoh dan tauladan yang baik, memberikan pengetahuan tentang pentingnya disiplin, menumbuhkan pembiasaan-pembiasaan yang baik dan memberikan perhatian yang positif. Agar penegakan disiplin siswa di SMP Al Amanah benar-benar mampu meningkatkan mutu pendidikan dan mewujudkan tujuan pendidikan.

i

Page 4: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Alhamdulillahirabbil’alamin puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

S.W.T yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Sholawat dan salam tak

lupa pula penulis curahkan kepada junjungan kita, suri tauladan yang baik,

Nabi Muhammad S.A.W yang menjadi penerang sepanjang zaman.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak sedikit

hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi. Namun berkat bantuan dan

motivasi yang tak ternilai harganya dari berbagai pihak, akhirnya penulisan

skripsi ini selesai dengan baik pada waktunya. Tidak ada yang bisa penulis

berikan, melainkan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya dan rasa

hormat kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam

menyelesaikan laporan penelitian ini khususnya kepada:

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Drs. Rusydy Zakaria, M.Ed. M.Phil, Ketua Jurusan Kependidikan Islam

3. Drs. H. Muarif Sam, M.Pd, Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan.

4. Drs. Hasyim Asy’ari, M.Pd, Dosen Pembimbing yang selalu meluangkan

waktunya untuk membimbing dan memberikan motivasi kepada penulis.

5. Drs. Oman Rohmanudin, M.M Kepala Sekolah dan Drs. Nuryaman, S.Pd

Wakil Kepala SMP Al Amanah Setu Tangerang Selatan yang telah

membantu memberikan informasi yang sangat berguna bagi penulis

dalam melakukan penelitian.

ii

Page 5: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

6. Keluarga Besar Resimen Mahasiswa ”Wira Dharma” UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta khususnya buat Angkatan Srikandi (Ngebi, Nganul,

Ngila, Ngian, Ngadil, Ngamul, Ngatna) Saya akan selalu merindukan

kalian semua, trimakasih atas motifasinya bersama kalian tetap

terkenang.

7. Saudariku Pia yang selalu memberikan dukungan. Sahabat-sahabatku KI-

MP angkatan 2003 Sofa, Wiyah, Arif, Izul, Primus, Ade, Nining, Agus,

Zaky, Asih yang setia menemani hingga akhir.

Skripsi ini khusus penulis persembahkan untuk Ayahanda Ma’sum dan

Ibunda Rohaya yang telah membimbing penulis sejak dari buaian, mengasuh

dengan kasih sayang, mengorbankan harta dan pikiran untuk membantu

penulis meraih cita-cita. Doa yang mereka panjatkan, pengorbanan yang

mereka lakukan merupakan hutang budi yang tidak terlunasi.

Suami tercinta Jamaluddin Arafah, SH. Trimakasih atas pengertiannya,

tanpa dukungan dan motivasinya penulis tidak bisa menyelesaikan dengan

segera. Kakanda dan Adinda tersayang (Mulyanah, Jamaluddin, M. Yamin,

Fajar, Idris) yang memberikan arti akan indahnya kebersamaan, hanya doa

yang bisa penulis haturkan untuk semua serta untuk keponakanku (Abang

Ghifar, Ade Abin, Dede Ichan) yang membuat hari-hari lebih berwarna.

Tak ada gading yang tak retak. Penulis menyadari dalam penulisan

skripsi ini banyak terdapat kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu saran dan kritik sangat penulis butuhkan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 11 Oktober 2010

Penulis

Indah Sumaya

iii

Page 6: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

DAFTAR ISI

Surat Pernyataan Penulis Lembar Pengesahan Pembimbing

Lembar Pengesahan Panitia Ujian Abstrak ....................................................................................................... i Kata Pengantar .......................................................................................... ii Daftar Isi ..................................................................................................... iv

Daftar Tabel ............................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1 B. Identifikasi Masalah ............................................................... 5 C. Pembatasan Masalah ............................................................ 6 D. Perumusan Masalah .............................................................. 6

E. Manfaat Penelitian ................................................................. 6

BAB II KAJIAN TEORI

A. Kedisiplinan Siswa 1. Pengertian Disiplin Siswa ................................................. 7 2. Tujuan Disiplin .................................................................. 9 3. Ciri-Ciri Disiplin ................................................................. 10

4. Macam-Macam Disiplin .................................................... 12 5. Sebab-Sebab Timbulnya Masalah Disiplin ....................... 13 6. Sumber-Sumber Pelanggaran Disiplin Siswa ................... 15 7. Pentingnya Disiplin ........................................................... 17

B. Penegakan Disiplin Siswa 1. Strategi Penerapan Disiplin .............................................. 19

iv

Page 7: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

2. Pelaksanaan Kedisiplinan dalam Lingkungan Sekolah ..... 28

3. Upaya Sekolah dalam Menerapkan Kedisiplinan Siswa ... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian .................................................................... 33 B. Tempat dan Waktu Penelitian................................................. 33 C. Metodologi Penelitian ............................................................. 35

D. Sumber Data .......................................................................... 35 E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 35 F. Teknik Pengolahan dan Analisa Data ..................................... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMP Al Amanah

1. Sejarah Singkat Berdirinya Al Amanah ............................. 42

2. Unit-Unit Pendidikan Al Amanah ....................................... 43

3. Keadaan Guru SMP Al Amanah ........................................ 44

4. Keadaan Siswa SMP Al Amanah ...................................... 44

5. Keadaan Sarana dan Prasarana Al Amanah .................... 45

6. Struktur Organisasi SMP Al Amanah ................................ 47

7. Tata Tertib SMP Al Amanah .............................................. 49

B. Deskripsi Data ........................................................................ 50

C. Interpretasi Data ..................................................................... 69

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................. 73

B. Saran ...................................................................................... 74 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN v

Page 8: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

DAFTAR TABEL

1. Kisi-kisi instrumen penegakan disiplin siswa ....................................... 37 2. Kriteria alternatif jawaban ................................................................... 38

3. Tafsiran persentase ............................................................................ 39 4. Interpretasi nilai penegakan disiplin siswa .......................................... 41 5. Keadaan siswa SMP Al Amanah ........................................................ 45 6. Keadaan sarana dan prasarana sekolah ............................................ 47

7. Nasehat terhadap siswa yang mencoret-coret

seragam dan fasilitas sekolah ......................................................... 51 8. Nasehat terhadap siswa yang malas belajar ...................................... 51 9. Penyuluhan bahaya narkoba .............................................................. 52

10. Penyuluhan bahaya merokok dan minuman keras ............................. 53 11. Penyampaian tata tertib kepada siswa ............................................... 53 12. Penyampaian tata tertib kepada orang tua siswa ............................... 54 13. Pemberian pengarahan kepada siswa pada waktu

upacara .............................................................................................. 55 14. Berlaku sopan dan ramah ................................................................... 55 15. Mengucapkan salam ketika masuk kelas ............................................ 56 16. Berlaku adil kepada seluruh siswa ...................................................... 56

17. Tidak merokok di lingkungan sekolah ................................................. 57 18. Datang ke sekolah 10 menit lebih awal ............................................... 58 19. Masuk kelas lebih awal ....................................................................... 58 20. Berpakaian rapi dan sopan pada saat mengajar ................................. 59

21. Mengadakan razia .............................................................................. 59 22. Mengadakan pemeriksaan pakaian dan rambut ................................. 60 23. Teguran kepada siswa yang membuat kegaduhan dalam kelas ........ 61

vi

Page 9: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

24. Teguran kepada siswa yang mengobrol saat guru mengajar ............. 61

25. Teguran kepada siswa yang menyontek pada saat ujian ................... 62 26. Teguran kepada siswa yang mengantuk atau tidur

pada saat berlangsungnya pelajaran .................................................. 62

27. Teguran kepada siswa yang makan pada saat

berlangsungnya pelajaran .................................................................. 63 28. Teguran bagi siswa yang keluar kelas saat jam

belajar ............................................................................................... 64

29. Teguran bagi siswa yang membuang sampah sembarangan .............. 64 30. Pemanggilan orang tua/wali siswa ketika siswa

melakukan pelanggaran ...................................................................... 65 31. Hukuman bagi siswa yang berkelahi ................................................... 66

32. Hukuman bagi siswa yang membolos ................................................. 66 33. Hukuman bagi siswa yang terlambat datang ke Sekolah ..................... 67 34. Pemberian pujian ................................................................................ 67 35. Pemberian hadiah ............................................................................... 68

36. Pemberian penghargaan .................................................................... 69 37. Perhitungan nilai rata-rata .................................................................... 70

vii

Page 10: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

DAFTAR LAMPIRAN

1. Angket untuk Siswa.

2. Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah SMP Al-Amanah.

3. Hasil Wawancara dengan Koordinator BK.

4. Hasil Wawancara dengan Waka Kesiswaan.

5. Lembar Skor Butir Pernyataan.

6. Tata Tertib Siswa SMP Al-Amanah.

7. Contoh Surat Perjanjian Siswa.

8. Keadaan Guru dan Struktur Organisasi SMP Al-Amanah.

9. Surat Pengajuan Proposal Skripsi.

10. Surat Bimbingan Skripsi.

11. Surat Izin Penelitian.

12. Surat Keterangan Penelitian

13. Pengesahan Uji Referensi

Page 11: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu hal yang dibutuhkan dalam

pelaksanaan pembangunan. Pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan sepiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara.

Keberadaan pendidikan dalam kehidupan manusia sangatlah penting

artinya dalam perkembangan kebudayaan manusia, pendidikan

merupakan tolok ukur untuk mengetahui berhasil tidaknya suatu

kebudayaan manusia pada masa dan bangsa tertentu. 1 Bangsa bisa

dikatakan maju apabila tingkatan pendidikannya telah memadai dengan

keadaan yang dialaminya, dan bisa dikatakan mundur apabila pendidikan

tidak dapat menjawab tantangan-tantangan yang ada.

Berbicara tentang masalah pendidikan tidak akan terlepas dari

komponen yang menentukan yaitu organisasi, personil, kesiswaan,

1 Bayraktar Bayrakli, Prinsip dan Metode Pendidikan Islam, (Jakarta: Inisiasi Press, 2004), h. 128

Page 12: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

2

sarana dan prasarana, pembiayaan, kurikulum, hubungan masyarakat,

administrasi keuangan dan guru sebagai penggerak.

Pendidikan merupakan suatu perkembangan dan pertumbuhan

manusia yang terus menerus dalam bentuk generasi tua mengajarkan

kepada generasi yang lebih muda, berbagai hasil pelajaran dan

pengamalan mereka dan orang-orang terdahulu dari mereka.

Perkembangan dan kemajuan peradaban manusia dalam berbagai

dimensinya secara umum merupakan akibat dari pendidikan.

Pendidikan adalah usaha sadar orang dewasa untuk membantu,

membimbing pertumbuhan dan perkembangan anak didik secara teratur

ke arah kedewasaan.2

Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang mampu

mengembangkan dan menumbuhkan bakat, minat dan kemampuan akal

seseorang menjadi manusia yang berilmu, beriman dan berakhlak. Oleh

karena itu pendidikan sangatlah penting bagi kehidupan manusia, guna

mencerdaskan anak bangsa yang demokratis dan bertanggung jawab.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003

tentang sistem pendidikan nasional dikemukakan bahwa:

”Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.3 Dengan pendidikan sumber daya manusia dibentuk agar generasi

penerus bangsa turut serta berpartisipasi memajukan bangsanya.

2 Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: CV. Remaja Karya,

1986), h. 12 3 Departemen Pendidikan Nasional, UU Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang

SISDIKNAS, (Jakarta: Depdiknas, 2003), h. 6

Page 13: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

3

Pendidikan amat ditentukan oleh keberhasilan pendidikan dijenjang

sekolah dasar. Anak adalah masa depan, karena itulah anak harus

dididik sejak dini, tempat anak seharusnya di sekolah belajar dan

mengembangkan dirinya, bukan di pabrik, tempat sampah, jalanan atau

di tempat lainnya yang dapat membahayakan perkembangannya.

Menurut Permendiknas No. 19 Tahun 2007 (tentang Standar

Pengelolaan Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah),

sekolah harus menciptakan suasana, iklim dan lingkungan pendidikan

yang kondusip untuk pembelajaran yang efisien dalam prosedur

pelaksanaan, adanya tata tertib dan kode etik warga sekolah dan

adanya bimbingan dengan teladan, pembinaan, pengembangan kreatifitas

dari pendidik dan tenaga kependidikan.

Tata tertib ialah sederetan peraturan-peraturan yang harus ditaati

dalam situasi atau dalam suatu tata kehidupan tertentu. Selain

tata tertib peranan kedisiplinan sangat dibutuhkan di sekolah, walaupun

kedisiplinan bukanlah hal yang mudah dan sederhana, namun harus ada

perencanaan dan penyusunan peraturan, sosialisasi, pengawasan serta

pengendalian dari sekolah. Kedisiplinan merupakan hal penting yang

perlu diterapkan kapanpun dan dimanapun berada.

Penerapan disiplin di setiap sekolah beragam, hal ini disebabkan

oleh adanya perbedaan norma kelakukan dan suasana sekolah. Setiap

sekolah mempunyai kepala sekolah, guru, karyawan dan peserta didik

yang berbeda. Perbedaan inilah yang kemungkinan menimbulkan adanya

berbagai kebijakan dan peraturan yang dikeluarkan, tetapi pada intinya

semua penerapan disiplin bertujuan untuk menciptakan suasana sekolah

yang aman dan teratur.

Disiplin adalah kepatuhan, ketaatan dan kesungguhan seseorang

dalam melaksanakan tugas. Dalam disiplin seseorang dituntut untuk

Page 14: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

4

mampu menjalankan aturan-aturan, norma-norma hukum dan tata tertib

yang berlaku.

Menurut Kapten Artileri Sujono SK, “disiplin adalah suatu ketaatan

yang didasarkan karena kesadaran dan keikhlasan terhadap perintah,

peraturan-peraturan dan keharusan-keharusan yang berlaku dalam

lingkungan hidup sehari-hari, organisasi maupun dalam hidup berbangsa

dan bernegara”.4

Disiplin mengembangkan sikap yang lebih mengutamakan hal-hal

yang merupakan kebiasaan dan kemudian membatasinya. Disiplin

mengatur dan memaksa. 5 Disiplin menjawab segala sesuatu yang selalu

terulang dan bertahan lama dalam hubungan antar manusia.

Dalam proses belajar mengajar, setiap guru mempunyai keinginan

agar siswanya memperoleh hasil belajar yang baik. Untuk

mewujudkannya, diperlukan penegakan disiplin bagi siswa yang

melanggar tata tertib yang berlaku di sekolah, sehingga diharapkan dapat

memusatkan perhatian dalam pembentukan tingkah laku anak didik

sebagai penuntun dirinya sehingga mereka berhasil dalam proses

pembelajaran yang ditempuh.

Sebagian sekolah menjadikan disiplin sebagai syarat dalam

pembentukan sikap dan prilaku siswa. Dengan disiplin akan tumbuh

kepatuhan, kemandirian, keteraturan, menumbuhkan sikap percaya diri,

peka dan peduli pada kepentingan orang lain. Disiplin juga dapat

membuat siswa menjadi lebih tertib dan teratur dalam menjalankan

kehidupannya sehari-hari. Maka sudah seharusnya kedisiplian anak

diterapkan di sekolah, dengan adanya kerjasama antara orang tua dan

4 Sujono SK, Kumpulan Materi Kursus Dinas Staff Resimen Mahasiswa Jayakarta, (Jakarta:

Satgas KDS 2006), materi ke-10, h. 1 5 Emile Durkheim, Pendidikan Moral; Suatu Studi Teori dan Aplikasi Sosiologis Pendidikan,

(Jakarta: Erlangga, 1990), h. 35

Page 15: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

5

guru akan terlihat keberhasilan anak dalam mengendalikan emosi dan

perilakunya. Dengan demikian akan nampak bahwa sekolah berusaha

mendidik siswa untuk dapat menjalankan tugas dan kewajibannya baik

di sekolah, di rumah maupun di lingkungan sekitarnya. Menegakan

kedisiplinan merupakan upaya membentuk prilaku siswa secara baik

melalui koordinasi kepala sekolah, guru dan wali kelas.

Adapun keadaan siswa di SMP Al Amanah Setu Tangerang Selatan

yang ditemukan penulis pada waktu PPKT (Praktek Propesi Keguruan

Terpadu). Siswa masih sering melakukan pelanggaran-pelanggaran dan

tidak disiplin seperti; masih ada siswa yang suka menyontek pada waktu

ujian, membolos, merokok pada waktu istirahat, tidak mengerjakan PR,

datang terlambat, berkelahi, mencoret-coret properti sekolah, keluar pada

saat berlangsungnya pelajaran, membuat kegaduhan dalam kelas dan

membuang sampah tidak pada tempatnya. Dengan demikian penulis

beranggapan bahwa SMP Al Amanah Setu Tangerang Selatan

merupakan sekolah yang ketat, namun masih banyak pelanggaran-

pelanggaran yang dilakukan.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk

membahasnya dalam sebuah karya ilmiah dengan judul: ”PENEGAKAN

DISIPLIN SISWA DI SMP AL AMANAH SETU TANGERANG SELATAN”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah yang

dapat diidentifikasikan adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana strategi penegakan disiplin siswa di SMP Al Amanah?

2. Faktor apa saja yang mempengaruhi kedisiplinan siswa di SMP

Al Amanah?

Page 16: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

6

3. Bagaimana penerapan dan pelaksanaan kedisiplinan siswa

dalam lingkungan sekolah?

4. Bagaimana peran dan tugas guru dalam penegakan disiplin siswa

di SMP Al Amanah?

5. Bagaimana upaya sekolah dalam menerapkan disiplin siswa?

C. Pembatasan Masalah

Dari permasalahan yang ada, penulis membatasi permasalahan

yang akan diteliti sebagai berikut:

1. Strategi penegakan disiplin siswa.

2. Pelaksanaan kedisiplinan dalam lingkungan sekolah.

3. Upaya sekolah dalam menerapkan kedisiplinan siswa.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka

masalahnya dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana strategi penegakan disiplin siswa di SMP Al Amanah?

2. Bagaimana tingkat kedisiplinan siswa di SMP Al Amanah?

D. Manfaat Penelitian

1. Secara teoritis penelitian ini

a. Dapat memperbanyak khazanah kepustakaan pendidik, khususnya

mengenai penegakan disiplin siswa.

b. Serta dapat menambah bahan masukan bagi yang berminat untuk

menindak lanjuti hasil penelitian yang lebih banyak.

2. Secara praktis penelitian ini

Dapat memberikan masukan bagi pihak sekolah khususnya mengenai

penegakan disiplin siswa.

Page 17: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

7

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Kedisiplinan Siswa 1. Pengertian Disiplin Siswa

Disiplin merupakan cermin kepribadian seseorang. Kemampuan

atau kekuatan yang ada pada individu diperlukan sebagai cara untuk

memahami ciri utama disiplin. Disiplin berasal dari bahasa latin

”dicipline” yang berarti latihan atau pendidikan kesopanan, kerohanian

serta pengembangan bakat.

Istilah ”disiplin” mengandung banyak arti. Good’s Dictionary of

Education yang dikutif dari buku Oteng Sutisna menjelaskan disiplin

sebagai:

(1) proses pengarahan atau pengendalian keinginan, dorongan atau kepentingan demi suatu cita-cita untuk mencapai tindakan yang lebih efektif dan dapat diandalkan; (2) cara bertindak yang terpilih dengan gigih, dan aktif yang diarahkan sendiri, sekalipun menghadapi rintangan atau gangguan; (3) pengendalian perilaku murid dengan langsung dan otoriter melalui hukuman atau hadiah; (4) pengekangan dengan cara-cara yang tidak enak dan menyakitkan.1

1 H. Soeharni Koswara, Ade Yeti Nuryantini, Manajemen Lembaga Pendidikan, (Bandung:

Patragading, 2004), Cet. Ke-4, h. 159

Page 18: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

8

The Liang Gie merumuskan pengertian disiplin sebagai suatu

keadaan tertib dimana orang-orang tergabung dalam suatu organisasi

tunduk pada peraturan-peraturan yang telah ada dengan senang hati.2

Dengan demikian maka disiplin dapat diartikan sebagai suatu

kepatuhan dan ketaatan yang muncul karena adanya dorongan dari

dalam diri orang itu sendiri.

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, Disiplin berarti tata tertib

(di sekolah, kemiliteran, dan lain sebagainya), ketaatan atau

kepatuhan kepada peraturan atau tata tertib.3 Tata tertib berarti

perangkat peraturan yang berlaku untuk menciptakan situasi yang

tertib.

Tata tertib dan disiplin sekolah berlaku untuk semua unsur yang

ada di sekolah dan tidak terkecuali bagi kepala sekolah, guru dan staf

semuanya harus patuh dan taat pada peraturan sekolah yang berlaku

dan menjadi komitmen yang mengikat.

Tata tertib atau peraturan dapat ditegakan apabila ada sanksinya.

Siswa atau siapapun yang melanggar tata tertib di sekolah harus

mendapatkan hukuman, seringan apapun hukuman yang diterimanya.

Dengan memberikan hukuman mereka akan menyadari kesalahan

yang dilakukan dan menghargai peraturan yang berlaku. Hukuman

yang diberikan dapat dimengerti dan dipahami oleh siswa serta

bersifat mendidik. Tata tertib harus diterapkan dengan bijaksana,

disesuaikan dengan tingkat perkembangan jiwanya dan bukan suatu

siksaan baginya.

Dari Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa disiplin tidaklah

sekedar tata aturan belaka tetapi maknanya mencakup secara

2 Tholib Khasan, Teori Aplikasi Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Studio Press, 1999), h. 80 3 Pusat Bahasa DEPDIKNAS, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarata: Balai Pustaka,

2002), Cet. Ke-3, h. 268

Page 19: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

9

keseluruhan. Oleh karena itu, konsep dasar dari disiplin adalah

mengungkapkan penyadaran diri sebagai pribadi yang utuh dan

sadar akan hidup, semua harus ada normanya. Disiplin diri yang baik

dalam tingkatan lingkup seperti ini terletak pada kemampuan diri

untuk mengontrol tingkah laku seseorang melalui pemahaman

orang lain.

2. Tujuan Disiplin

Tujuan disiplin adalah untuk menjamin adanya pengendalian dan

penyatuan tekad, sikap dan tingkah laku demi kelancaran dalam

melaksanakan tugas serta tanggung jawab yang dibebankan

kepadanya. Elizabet B. Hurlock dalam bukunya “Perkembangan

Anak”, menyatakan bahwa tujuan disiplin adalah membentuk prilaku

sedemikian rupa hingga ia akan sesuai dengan peran-peran yang

ditetapkan kelompok budaya, tempat individu itu diidentifikasikan.

Karena tidak ada pola budaya tunggal, tidak ada pula falsafah

pendidikan anak yang menyeluruh untuk menanamkan disiplin.4

Maman Rachman mengemukakan bahwa tujuan disiplin di

sekolah adalah: 5

a. Memberi dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak menyimpang.

b. Mendorong siswa melakukan yang baik dan benar. c. Membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan

tuntutan lingkungannya dan menjauhi melakukan hal-hal yang dilarang sekolah.

d. Siswa belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik dan bermanfaat baginya serta lingkungannya.

4 Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak, (Jakarta: Erlangga, 1978), Jilid. 2, h. 82

5 Les Gallay, Disiplin Siswa di Sekolah, 04/04/2008, tersedia di: www.yahoo.com. 26/08/2010, h. 4

Page 20: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

10

Hal senada dikemukakan oleh Wikipedia bahwa tujuan disiplin

sekolah adalah untuk menciptakan keamanan dan lingkungan belajar

yang nyaman terutama di kelas. Di dalam kelas, jika seorang guru

tidak mampu menerapkan disiplin dengan baik maka siswa mungkin

menjadi kurang termotivasi dan memperoleh penekanan tertentu, dan

suasana belajar menjadi kurang kondusif untuk mencapai prestasi

belajar siswa.

Setiap orang perlu memiliki kemampuan untuk menguasai dan

mengendalikan dirinya sendiri. Hal ini yang dapat menentukan

keberhasilan dalam hidupnya. Jika tidak dapat menguasai dan

mengendalikan dirinya sendiri, ia tidak akan menentukan jalan mana

yang akan ditempuh dalam hidupnya, serta tidak mempunyai

pendirian yang teguh untuk membawa diri dari kehidupannya pada

saat diperlukan ketegasan bertindak.

Demikian pula dengan siswa, mereka perlu memiliki

kemampuan untuk mengarahkan kemauannya. Kemauan ini harus

dibina dan dituntun sesuai dengan tingkat perkembangannya.

Sehingga mereka dapat mengetahui dengan sadar akan kesalahan

yang mungkin pernah dilakukannya, untuk kemudian tidak

mengulanginya kembali.

3. Ciri-Ciri Disiplin

Ketika kita mendengar kata disiplin maka yang terbayang adalah

usaha untuk menyekat, mengawal dan mengekang, padahal

sebenarnya tidak demikian. Disiplin selain mendidik, juga dapat

membuat siswa tahu dan dapat membedakan hal-hal yang

seharusnya dilakukan, dan yang tak sepatutnya dilakukan. Disiplin

yang sudah menyatu dengan diri, maka perbuatan yang dilakukan

Page 21: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

11

tidak dirasakan sebagai beban dan keterpaksaan, melainkan

kewajiban yang harus dilakukan.

Adapun ciri-ciri kedisiplinan yang ada di sekolah atau lembaga

pendidikan adalah sebagai berikut: 6

a. Patuh pada aturan sekolah b. Melaksanakan tugasnya yaitu belajar c. Teratur masuk kelas d. Harus tiba pada waktu yang telah ditetapkan e. Tidak membuat onar di kelas f. Mengerjakan pekerjaan rumah (PR).

Dengan demikian, diharapkan kedisiplian yang ada di sekolah

akan membentuk kedisiplinan diri tanpa aturan tertulis. Sehingga

kapanpun dan dimanapun dia berada disiplin akan selalu tertanam

pada pribadi anak, karena dengan kesadaran yang timbul dari diri

sendirilah disiplin yang sebenarnya.

Sujono SK. Membagi disiplin menjadi dua sesuai dengan

keadaannya yaitu sebagai berikut: 7

a. Disiplin pribadi yakni perwujudan disiplin yang lahir dari

kepatuhan atas aturan-aturan yang mengatur perilaku

individu.

b. Disiplin kelompok yakni perwujudan disiplin yang lahir dari

sikap taat, patuh terhadap aturan-aturan (hukum) dan norma-

norma yang berlaku pada kelompok atau bidang-bidang

kehidupan manusia.

Baik disiplin kelompok maupun disiplin nasional keduanya

terlahir dari disiplin pribadi. Disiplin pribadi yang tertanam dalam diri

6 Emile Durkheim, Pendidikan Moral; Suatu Studi Teori dan Aplikasi Sosiologgis Pendidikan...., h. 106

7 Sujono SK, Kumpulan Materi Kursus Dinas Staf Resimen Mahasiswa Jayakarta..., h. 4

Page 22: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

12

seseorang, akan menjadikan disiplin sebagai bagian dari dirinya

sehingga kapanpun dan dimanapun dia berada disiplin akan

diterapkan dalam hidupnya. Sikap dan perilaku disiplin dapat tercipta

melalui proses binaan keluarga, pendidikan, pengalaman dan

pengenalan dari keteladanan lingkungannya.

Oleh karena itu ditegaskan bahwa anak akan diajarkan berdisiplin

seperti menghormati aturan. Ia akan belajar melaksanakannya,

karena ia merasa wajib berbuat demikian sekalipun itu sulit.

Kebiasaan diri semacam itu yang tidak dapat dipenuhi secara lengkap

dalam keluarga, maka untuk melanjutkannya harus dibebankan pada

lembaga pendidikan. Dengan demikian, ada sejumlah kewajiban yang

harus dibebankan pada lembaga pendidikan dalam menumbuhkan

dan meningkatkan kedisiplinan siswa hingga melekan dalam dirinya

menjadi rutinitas sehari-hari.

4. Macam-Macam Disiplin

Pendidikan memiliki peranan dalam mengembangkan sumber

daya manusia yang berkualitas, terutama masalah kedisiplinan. Untuk

menjaga tetap berlakunya peraturan dan tata tertib, diperlukan

kedisiplinan dari semua warga sekolah. Di lingkungan sekolah disiplin

akan peraturan dan tata tertib sangat dibutuhkan agar terciptanya

proses belajar mengajar yang efektif dan efisien.

Menurut Piet A. Sahertian dalam bukunya “Dimensi-Dimensi

Administrasi Pendidikan di Sekolah”, disiplin terbagi dalam tiga

macam yaitu: 8

8 Piet A. Sahertian, Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah, (Surabaya: Usaha

Nasional, 1994), Cet.1, h.127

Page 23: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

13

a. Disiplin Tradisional adalah disiplin yang bersifat menekan, menghukum, mengawasi, memaksa dan akibatnya merusak penilaian anak didik.

b. Disiplin Moderen adalah disiplin yang memungkinkan terciptanya situasi dimana anak didik dapat mengatur dirinya, situasi yang akrab, hangat, bebas dari rasa takut sehingga dapat mengembangkan kemampuan dirinya.

c. Disiplin Liberal adalah disiplin yang diberikan kepada anak, sehingga anak merasa memiliki kebebasan tanpa batas.

Pada dasarnya disiplin terbagi dua, yaitu: disiplin eksternal dan

internal. Disiplin eksternal adalah disiplin yang membutuhkan

pengawasan dari orang lain, sedangkan disiplin internal adalah

disiplin diri yang berbentuk pengendalian. Pengendalian diri

merupakan kemampuan dalam mencapai kehidupan yang selaras,

serasi dan seimbang antara hak dan kewajibannya sebagai individu

dalam kehidupan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.

Disiplin tidak terbentuk dengan sendirinya, tetapi memerlukan

proses untuk menumbuhkannya. Oleh karena itu, disiplin harus

dimulai dengan melakukannya secara berulang-ulang atau terus-

menerus sehingga menjadi kebiasaan yang pada akhirnya akan

menjadi kepribadian.

3. Sebab-Sebab Timbulnya Masalah Disiplin

Disiplin harus ditegakkan kapanpun dan dimanapun kita

berada, seperti dirumah, lingkungan sekitar ataupun sekolah. Tanpa

kedisiplinan yang baik akan sulit mewujudkan tujuan yang diharapkan.

Boleh dikatakan, kedisiplinan adalah salah satu kunci keberhasilan

seseorang. Namun untuk menghadirkan kedisiplinan yang baik, harus

diperhatikan masalah-masalah yang menyebabkan timbulnya

permasalahan disiplin.

Page 24: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

14

Adapun sebab-sebab timbulnya masalah disiplin antara lain

sebagai berikut:9

a. Timbulnya Masalah Disiplin dari Anak didik Masalah yang ditimbulkan dari anak didik adalah, karena kurang terpenuhinya kebutuhan secara fisik, seperti: makan, minum, pakaian, papan atau rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan ingin dihargai dan aktualisasi diri. Apabila kebutuhan di atas tidak dapat terpenuhi secara wajar, maka timbulah ketidak seimbangan diri, antara ideal dengan aktualnya. Hal ini dapat berdampak pada tinggkah laku yang tidak benar dan melanggar peraturan.

b. Timbulnya Masalah Disiplin dari Guru Masalah ini timbul karena guru kurang disiplin dalam melaksanakan tugas seperti: datang terlambat, pekerjaan rumah (PR) dan tugas tidak diperiksa, memberikan angka yang sama walaupun anak didik tersebut kurang disiplin, kepemimpinan guru otoriter, manajemen pengelolaan kelas semrawut, cara mengajar kurang menarik, dan tidak memberikan sikap keteladanan.

c. Timbulnya Masalah Disiplin dari Lingkungan Sekolah Masalah ini timbul karena keadaan sekolah yang kotor, sanitasi tidak teratur. Begitu pula lingkungan mental, sosial dan moral yang kurang baik bagi pertumbuhan dan pengembangan peserta didik, sehingga lingkunga sekolah kurang menjamin rasa aman dan nyaman.

Oleh karena itu disiplin harus dijaga dengan baik, baik siswa,

guru maupun lingkungan sekolah sama-sama saling menjaga. Agar

masalah-masalah yang menyebabkan timbulnya permasalahan disiplin

dapat dicegah sejak dini. Siswa melaksanakan tugas dan

kewajibannya sebagai mana mestinya, guru dapat menjadi contoh dan

tauladan bagi siswanya. Sebab jika guru dan siswa saling menjaga,

maka disiplin dapat dihadirkan di lingkungan sekolah dan sekitarnya.

9 H. Soeharni Koswara, Ade Yeti Nuryantini S.Pd, Manajemen Lembaga Pendidikan

(Bandung: Patragading, 2002), Cet.1, h.160,

Page 25: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

15

4. Sumber-Sumber Pelanggaran Disipin Siswa

Dalam pelaksanaan disiplin banyak kendala-kendala yang

dihadapi, untuk mencapai keberhasilan yang optimal dalam

pelaksanaan disiplin perlu diperhatikan sumber-sumber apa saja yang

menjadi penyebab dari pelanggaran disiplin tersebut. Adapun sumber-

sumber pelanggaran disiplin diantaranya sebagai berikut: 10

a. Sumber-Sumber Umum 1. Kebosanan dalam kelas (monoton, kurang kreatif). 2. Perasaan kecewa dan tertekan karena tuntutan yang

kurang wajar/sesuai dengan kemampuan siswa. 3. Kurang perhatian, kasih sayang dan pengenalan status

b. Sumber dari Lingkungan Sekolah itu sendiri 1. Tipe kepemimpinan kepala sekolah/guru yang otoriter. 2. Kelompok besar (mayoritas) siswa dikurangi haknya

sebagai siswa yang seharusnya turut menentukan rencana masa depan di bawah bimbingan guru.

3. Tidak/kurangnya memperhatikan kelompok minoritas. 4. Guru/siswa yang potensial kurang dilibatkan/diikutsertakan

dalam kegiatan/tanggung jawab sekolah. 5. Pihak sekolah kurang bekerja sama dengan orang

tua/wali/BP.

Dari sumber-sumber pelanggaran tersebut dihawatirkan dapat

menimbulkan perilaku-perilaku yang tidak baik, yang termasuk dalam

bentuk pelanggaran kedisiplinan sekolah. Adapun perilaku yang

termasuk ke dalam bentuk pelanggaran kedisiplinan sekolah yaitu:11

a. Datang ke sekolah terlambat b. Mengumpulkan tugas ataupun mengembalikan peralatan tidak

tepat waktu. c. Merokok di lingkungan sekolah d. Menyontek e. Menggunakan property sekolah tanpa izin f. Meninggalkan kelas/kegiatan belajar tanpa izin

10 Ary H Gunawan, Administrasi Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), Cet. Ke-1, h. 97-98 11 Mutiara Endah, Membuat Aturan Kedisiplinan Siswa, 06/03/2010, tersedia di:

tarmizi.wordpress.com, 18/08/2010. h. 3

Page 26: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

16

g. Memakai seragam yang tidak sesuai dengan ketentuan sekolah

h. Kekerasan fisik i. Membawa mainan, telepon genggam, audio/video player,

majalah ataupun peralatan lainnya yang dapat mengganggu proses belajar di sekolah.

Orang tua/wali diharapkan mendukung proses belajar

mengajar dengan menjaga lingkungan belajar yang positif, teratur,

aman serta aktif memberikan dukungan terhadap program sekolah

ataupun program individu siswa. Seluruh siswa yang berada di

lingkungan sekolah maka mereka berada dalam pengawasan

sekolah. Oleh karenanya setiap kejadian yang berlangsung di

sekolah menjadi perhatian khusus dan dapat dilaporkan kepada

pihak yang berwenang.

Guru dan staf sekolah yang bertanggung jawab terhadap

penanganan kedisiplinan perilaku siswa memiliki kewenangan

untuk menjaga kestabilan pelaksanaan aturan perilaku siswa di

kelas. Menjalanjakan secara konsisten dan komitmen tinggi terhadap

konsekuensi pelanggaran kedisiplinan perilaku, mengeluarkan siswa

dari kelas apabila mereka melakukan pelanggaran atau merusak.

Memberikan penguatan terhadap kedisiplinan perilaku siswa di

sekolah, mencatat semua peristiwa pelanggaran kedisiplinan yang

terjadi dan melaporkan kepada kepala sekolah/orang tua/wali, dan

meningkatkan kemampuan manajemen penanganan siswa seperti

penanganan konflik, pencegahan perilaku kekerasan pada siswa,

hambatan emosi dan lain-lain.12

12 Mutiara Endah, Membuat Aturan Kedisiplinan Siswa...., h. 2

Page 27: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

17

5. Pentingnya Disiplin

Disiplin merupakan kegiatan yang didasari dengan kesadaran

dan keikhlasan terhadap perintah, peraturan dan keharusan yang

berlaku dalam lingkungan sekolah ataupun organisasi. Disiplin sangat

penting dalam kehidupan sehari-hari. Dalam lembaga pendidikan,

disiplin menjadi syarat untuk pembentukan sikap dan perilaku anak

didik.

Brown dan Brown mengemukakan tentang pentingnya disiplin

dalam proses pendidikan untuk mengajarkan siswa hal-hal sebagai

berikut:13

a. Rasa hormat terhadap otoritas atau kewenangan; disiplin akan menyadarkan setiap siswa tentang kedudukannya, baik di kelas maupun di luar kelas, contoh kedudukannya sebagai siswa yang harus hormat terhadap guru dan kepala sekolah.

b. Upaya untuk menanamkan kerjasama; disiplin dalam proses belajar mengajar dapat dijadikan sebagai upaya untuk menanamkan kerjasama, baik antara siswa, siswa dengan guru, maupun siswa dengan lingkungannya.

c. Kebutuhan untuk berorganisasi; disiplin dapat dijadikan sebagai upaya untuk menanamkan dalam diri setiap siswa mengenai kebutuhan berorganisasi.

d. Rasa hormat terhadap orang lain; dengan adanya dan dijunjung tinggi disiplin dalam proses belajar mengajar, setiap siswa akan tahu dan memahami tentang hak dan kewajibannya, serta dapat menghormati dan menghargai hak dan kewajiban orang lain.

e. Kebutuhan untuk melakukan hal yang tidak menyenangkan; dalam kehidupan selalu dijumpai hal-hal yang menyenangkan dan tidak menyenangkan. Melalui disiplin siswa dipersiapkan untuk mampu menghadapi hal-hal yang kurang atau tidak menyenangkan dalam kehidupan pada umumnya dan dalam proses belajar mengajar pada khususnya.

f. Memperkenalkan contoh prilaku tidak disiplin; dengan memberikan contoh prilaku yang tidak disiplin diharapkan siswa dapat menghindarinya atau dapat membedakan mana prilaku disiplin dan yang tidak disiplin.

13 Les Gallay, Disiplin Siswa di Sekolah..., h. 6

Page 28: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

18

Dengan demikian disiplin dapat menjadi pendamping anak didik

mengantarkannya membentuk kepribadian, mengembangkan potensi,

meraih apa yang diinginkan dan menjadikannya mandiri serta

bertanggung jawab tanpa ada rasa minder, takut, pesimis dengan

apa yang dilakukannya karena ia memahami betul disiplin sebagai

sesuatu yang menyenangkan bukan sesuatu yang harus ditakuti atau

dihindari. Disiplin juga akan membiasakan anak didik untuk bisa

hidup secara teratur, dengan adanya keteraturan dalam hidup

diharapkan mampu mengendalikan diri, dengan memiliki pengendalian

diri tersebut maka ia tidak akan melakukan pelanggaran terhadap

tata tertib yang telah ditetapkan.

Menurut Elizabeth B. Hurlock dalam bukunya ”Perkembangan

Anak” mengemukakan, bahwa disiplin itu penting untuk perkembangan

anak, karena disebabkan beberapa hal yaitu:14

a. Disiplin memberi anak rasa aman dengan memberitahukan apa yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan.

b. Dengan disiplin membantu anak menghindari perasaan bersalah dan rasa malu akibat perilaku yang salah. Perasaan yang pasti mengakibatkan rasa tidak bahagia dan penyesuaian yang buruk. Disiplin memungkinkan anak hidup menurut standar yang disetujui kelompok sosial dan dengan demikian memperoleh persetujuan sosial.

c. Dengan disiplin, anak belajar bersikap menurut cara yang akan mendatangkan pujian yang akan ditafsirkan anak sebagai tanda kasih sayang dan penerimaan. Hal ini penting bagi penyesuaian yang berhasil dan kebahagiaan.

d. Disiplin yang sesuai dengan perkembangan berfungsi sebagai motifasi pendorong ego yang mendorong anak mencapai apa yang diharapkan darinya.

e. Disiplin membantu anak mengembangkan hati nurani, pembimbing dalam pengambilan keputusan dan pengendalian perilaku.

14 Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak..., h. 83

Page 29: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

19

Oleh karena itu disiplin sangat penting dalam kehidupan sehari-

hari menjadikan siswa lebih tertib dan teratur dalam menjalankan

kehidupannya dan membawanya kepada cita-cita yang diharapkan.

Pengaruh disiplin ini akan dirasakannya ketika dia terjun dalam

kehidupan bermasyarakat. Apabila disiplin sudah tertanam sejak dini

maka akan mempermudahnya dalam melaksanakan tugas yang

diberikan kepadanya, Karena kedisiplinan dapat membentuk

kepribadian yang kokoh dan dapat diharapkan bagi semua pihak.

B. Penegakan Disiplin Siswa di Sekolah 1. Strategi Penerapan Disiplin

Strategi adalah seni dan ilmu mengembangkan dan

menggunakan berbagai kekuatan dalam berbagai keadaan untuk

mendukung pencapaian tujuan yang ditetapkan, atau rencana yang

cermat untuk mencapai sasaran khusus.15 Sedangkan penerapan

adalah suatu proses atau cara seseorang dalam mempraktekkan

aturan yang ditetapkan. Maka dapat disimpulkan bahwa strategi

penerapan disiplin adalah suatu rencana tentang tata cara yang akan

digunakan untuk melaksanakan peraturan atau tata tertib sehingga

dapat mencapai tujuan yang diinginkan.

Reisman dan Pyne mengemukakan strategi umum dalam

merancang disiplin siswa yaitu:16

a. Konsep diri; untuk menumbuhkan konsep diri siswa sehingga siswa dapat berperilaku disiplin, guru disarankan untuk bersikap empatik, menerima hangat dan terbuka.

b. Keterampilan berkomunikasi; guru terampil berkomunikasi yang efektif sehingga mampu menerima perasaan dan mendorong kepatuhan siswa.

15 Pusat Bahasa Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2001),

Edisi Ke-3, h. 1092, 1180. 16 Les Gallay, Disiplin Siswa di Sekolah...., h. 7

Page 30: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

20

c. Konsekuensi-konsekuensi logis dan alami; guru disarankan dapat menunjukan secara tepat perilaku yang salah, sehingga membantu siswa dalam mengatasinya dan memanfaatkan akibat-akibat logis dan alami dari perilaku yang salah.

d. Klarifikasi nilai; guru membantu nilai dalam menjawab pertanyaannya sendiri tentang nilai-nilai dan membentuk sistem nilainya sendiri.

e. Analisis transaksional; guru disarankan belajar sebagai orang dewasa terutama ketika berhadapan dengan siswa yang menghadapi masalah.

f. Terapi realitas; sekolah harus berupaya mengurangi kegagalan dan meningkatkan keterlibatan. Guru perlu bersikap positif dan bertanggung jawab.

g. Disiplin yang terintegrasi; metode ini menekankan pengendalian penuh oleh guru untuk mengembangkan dan mempertahankan peraturan.

h. Tantangan bagi disiplin; guru diharapkaan cekatan, sangat terorganisir dan dalam pengendalian yang tegas. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa peserta didik akan menghadapi berbagai keterbatasan pada hari-hari pertama di sekolah dan guru perlu membiarkan mereka untuk mengetahui siapa yang berada dalam posisi sebagai pemimpin.

Dalam rangka penegakan disiplin, baik siswa maupun guru sama-

sama terlibat di dalamnya. Bahkan orang tua walipun harus diberi

informasi mengenai penegakan disiplin yang diterapkan sekolah. Hal

tersebut dilakukan agar pihak sekolah dan orang tua dapat bekerja

sama dalam upaya peningkatan mutu dan produktivitas pelaksanaan

tugas serta fungsi sekolah. Di samping itu mendorong upaya

meningkatkan efektifitas sistem dan tata laksana peraturan dan tata

tertib sekolah sehingga peserta didik dapat lebih disiplin dalam segala

aktifitasnya baik di lingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat.

Dengan adanya strategi-strategi yang digunakan dalam

menumbuhkan sikap disiplin terhadap siswa, diharapkan bisa

membawa anak didik ke arah yang lebih baik. Semua ini tidak dapat

dilakukan dengan sendiri, tetapi harus dilakukan secara bersama-

Page 31: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

21

sama dan melibatkan seluruh personil sekolah dan orang tua. Dengan

demikian tujuan yag diharapkan dapat tercapai semaksimal mungkin.

Disiplin memiliki arti yang cukup penting, oleh karena itu guru

harus mampu menumbuhkan disiplin dalam diri siswa, terutama

disiplin diri. Dalam kaitan ini, guru harus mampu melakukan hal-hal

sebagai berikut:17

a. Membantu siswa mengembangkan pola perilaku untuk dirinya; setiap siswa memiliki latar belakang yang berbeda dan memiliki karakteristik yang berbeda pula, dalam kaitan ini guru harus mampu melayani berbagai perbedaan tersebut agar setiap siswa dapat menemukan jati diri dan mengembangkan dirinya secara optimal.

b. Membantu siswa meningkatkan standar perilakunya karena siswa berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda, jelas mereka akan memiliki standard prilaku tinggi dan ada pula yang memiliki standard perilaku sangat rendah. Hal tersebut harus dapat diantisipasi oleh setiap guru dan berusaha meningkatkannya, baik dalam proses belajar mengajar maupun dalam pergaulan pada umumnya.

c. Menggunakan pelaksanaan aturan sebagai alat; di setiap sekolah terdapat aturan-aturan umum. Baik aturan-aturan khusus maupun aturan umum, peraturan-peraturan tersebut harus dijunjung tinggi dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Agar tidak terjadi pelanggaran-pelanggaran yang mendorong perilaku negatif atau tidak disiplin.

Maka Penegakan disiplin siswa dapat terjadi secara optimal

apabila pihak sekolah, dan para guru melakukan perbaikan dan

pembelajaran di sekolah. Guru adalah figur manusiawi sebagai

sumber yang menempati posisi dan memegang peranan penting

dalam pendidikan. Penerapan disiplin pada anak dapat dipupuk

dengan memberikan tata tertib yang mengatur hidup yang disertai

pengawasan agar terlaksananya tata tertib.

17 Les Gallay, Disiplin Siswa di Sekolah...., h. 6

Page 32: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

22

Menurut Elizabeth B. Hurlock ada tiga cara menanmkan disiplin,

dari tiga cara tersebut akan menunjukan ciri-ciri masing-masing yaitu

sebagai berikut :18

a. Disiplin Otoriter

Disiplin otoritarian dapat berkisar antara pengendalian

prilaku anak dari yang wajar hingga yang kaku dan tidak memberi

kebebasan bertindak, kecuali sesuai dengan standar yang

ditentukan. Disiplin otoriter selalu berarti mengendalikan melalui

kekuatan eksternal dalam bentuk hukuman, terutama hukuman

badan.

Peraturan dan pengaturan yang keras untuk memaksakan

perilaku yang diinginkan menandai semua jenis disiplin otoriter.

Tekniknya mencakup hukuman yang berat bila terjadi kegagalan,

dan tidak ada pujian atau penghargaan apabila anak

mendapatkan hasil yang diharapkan.

Orang yang sadar dalam lingkungan disiplin ini diminta

mematuhi mentaati peraturan yang telah disusun dan berlaku di

tempat itu, disiplin ini tidak mendorong anak untuk mandiri

dengan mengambil keputusan-keputusan yang berhubungan

dengan tindakan mereka. Mereka mengatakan apa yang harus

dikerjakan dan tidak menjelaskan mengapa hal itu harus

dilakukan, sehingga anak kehilangan kesempatan untuk belajar

bagaimana mengendalikan prilaku mereka sendiri.

b. Disiplin Permissive

Dalam disiplin permissive anak diberi kebebasan penuh,

mereka tidak diberi batasa-batas atau kendala-kendala yang

mengatur apa saja yang boleh dilakukan, mereka diizinkan untuk

18 Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak..., h. 93

Page 33: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

23

mengambil keputusan dan berbuat sekehendak mereka sendiri.

Membiarkan anak meraba-raba dalam keadaan apapun. Disiplin

permissieve cenderung membuat anak menjadi bingung dan

merasa tidak aman. Pengalaman yang terbatas dan ketidak

matangan mental menghambat mereka mengambil keputusan-

keputusan tentang perilaku yang akan memenuhi harapan sosial.

Mereka tidak mengetahui apa yang boleh dan tidak boleh

dilakukan. Akibatnya, mereka menjadi ketakutan, cemas dan

sangat agresif .

c. Disiplin Demokratis

Disiplin demokratis ini berusaha mengembangkan disiplin

yang muncul atas kesadaran diri, sehingga seseorang dapat

memiliki disiplin diri yang kuat dan mantap. Konsep disiplin ini

menekan aspek edukatif bukan aspek hukuman. Sanksi atau

hukuman dapat diberikan kepada yang melanggar tata tertib,

akan tetapi hukuman dimaksudkan sebagai upaya menyadarkan,

mengoreksi dan mendidik.

Cara ini menumbuhkan penyesuaian pribadi dan sosial yang

baik, serta menghasilkan kemandirian dalam berfikir, inisiatif

dalam tindakan dan konsep diri yang sehat, positif, dan penuh

rasa percaya diri yang direfleksikan dalam perilaku yang aktif,

terbuka dan spontan. Yang merupakan ciri disiplin demokratis,

tampak pada kerja sama yang baik, ketekunan yang lebih besar

dalam menghadapi hambatan, pengendalian diri yang lebih baik,

kreatifitas yang besar dan sikap yang ramah terhadap orang lain.

Pendidikan demokratis dibutuhkan untuk menghasilkan anak

didik yang memiliki sifat demokratis. Pendidikan yang demokratis

Page 34: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

24

merupakan model pendidikan yang fungsional.19 Dalam upaya

menanamkan disiplin pada peserta didik, cara demokratis harus

menjadi pilihan utama. Tetapi mengingat keadaan pribadi dan

tahapan perkembangan peserta didik, maka kedua cara tersebut

terdahulupun terkadang perlu digunakan dalam kondisi dan

situasi tertentu.

Selain cara-cara di atas, ada pula cara-cara penerapan

disiplin yang bisa dilaksanakan dalam lingkunagan sekolah.

Karena disiplin harus diterapkan dan ditanamkan sejak dini

sehingga akhirnya disiplin itu akan tumbuh menjadi kebiasaan

yang harus dilakukan. Adapun langkah-langkah untuk

menanamkan disiplin pada anak menurut Amir Daien yaitu

sebagai berikut:20

a. Pembiasaan / Konsistensi

Pembiasaan adalah salah satu alat pendidikan yang penting,

terutama bagi anak-anak yang masih kecil. Pembiasaan yang

baik sangat berpengaruh bagi pembentukan watak anak, dan

akan terus berpengaruh sampai hari tuanya. Oleh karena itu anak

harus dibiasakan melakukan hal-hal dengan tertib, baik dan

teratur. Seperti berpakaian dengan rapi, masuk dan keluar kelas

dengan teratur, makan dan minum pada waktunya, membuang

sampah pada tempatnya, hingga menulis dan membuat catatan-

cataatan di buku harus dibiasakan dengan rapi dan teratur.

Sehingga akan berpengaruh terhadap kebiasaan-kebiasaan akan

ketertiban dan keteraturan dalam hal-hal yang lainnya.

19 Djohar, MS. Pendidikan Strategik; Alternatif Untuk Pendidikan Masa Depan,(Yogyakart:

Kurnia Kalam Semesta, 2003), h. 11 20 Amir Daien Indrakusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1984),

h. 142-144

Page 35: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

25

Agar pembiasaan dapat tercapai dengan baik, kita harus

memenuhi beberapa persyaratan, antara lain: 21

1) Mulailah pembiasaan sebelum terlambat, yaitu membiasakan anak dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik sebelum anak mempunyai kebiasaan lain yang berlawanan dengan hal-hal yang akan dibiasakan.

2) Pembiasaan hendaknya dilakukan secara terus-menerus (berulang-ulang) secara teratur, sehingga akhirnya menjadi suatu kebiasaan yang otomatis.

3) Pendidikan yang konsekuen, bersikap tegas dan teguh terhadap pendiriannya. Tidak memberi kesempatan anak untuk melanggar pembiasaan yang ditetapkan.

4) Pembiasaan yang awalnya bersikap mekanistis, harus ditingkatkan menjadi pembiasaan yang disertai dengan hati.

Melalui cara di atas diharapkan secara berangsur-angsur

anak akan mengerti bahwa apa yang dilakukannya adalah untuk

kebaikannya dan menjadi kebiasaan yang tertanam di dalam

dirinya. Bagi pendidik atau guru hendaknya menyadari bahwa

dalam pembinaan pribadi anak sangat diperlukan pembiasaan-

pembiasaan dan latihan-latihan yang sesuai dengan

perkembangan jiwanya.22 Karena pembiasaan dan latihan

tersebut akan membentuk sikap tertentu pada anak, yang lambat

laun sikap itu akan bertambah jelas dan kuat, akhirnya tidak

tergoyahkan lagi, karena telah masuk menjadi bagian dari

pribadinya.

b. Contoh dan Tauladan

Dalam hal ini guru harus selalu memberikan contoh yang

baik dan menjadi tauladan bagi anak didik. Terlebih lagi jika guru

membiasakan sesuatu pada anak, hendaknya mereka terlebih

21 Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis..., h. 225 22 Zakiah Darajat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: PT. Bulan Bintang, 2003), h. 73

Page 36: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

26

dahulu sudah melakukannya hal tersebut sebagai upaya

mencotohkan dan menjadi tauladan bagi anak didik. Sehubungan

dengan hal ini, ada beberapa sikap dan sifat-sifat guru yang

harus diperhatikan diantaranya:23

1) Guru harus adil. 2) Percaya kepada murid-muridnya. 3) Guru harus sabar dan rela berkorban. 4) Berwibawa. 5) Guru hendaklah orang yang penggembira. 6) Bersikap ramah dan sopan terhadap guru-guru lainnya. 7) Bersikap baik terhadap masyarakat. 8) Guru harus benar-benar menguasai mata pelajaannya. 9) Guru hendaknya memiliki pengetahuan yang luas.

Dengan keteladanan disiplin yang baik tentunya akan diikuti

oleh anak didik. Sebaliknya jika keteladanan kurang baik, maka

akan berakibat menurunnya kedisiplinan anak didik. Oleh karena

itu guru harus menjadi contoh dan tauladan bagi siswanya.

Hendaknya guru bersikap dan memiliki sifat-sifat yang baik.

c. Penyadaran

Selain adanya pembiasaan yang disertai dengan contoh dan

tauladan, maka siswa yang sudah mulai kritis pikirannya, sedikit

demi sedikit harus diberikan penyadaran melalui penghargaan-

penghargaan, hukuman-hukuman yang berlaku di lingkungan

sekolah dan kemudian diberiakn penjelasan-penjelasan tentang

pentingnya peraturan-peraturan itu diadakan. Karena dengan

demikian lambat laun siswa akan menyadari betapa penting

peraturan-peraturan tersebut, maka dengan sendirinya

kedisiplinan akan tumbuh pada dirinya.

23 Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis..., h. 175-182.

Page 37: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

27

Penghargaan merupakan salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi kedisiplinan. Adanya penghargaan baik berupa

pujian maupun hadiah, akan memicu motivasi anak didik untuk

terus menjaga dan meningkatkan kedisiplinannya. Sebaliknya

tanpa adanya penghargaan dikhawatirkan dapat mengakibatkan

kedisiplinan sulit ditingkatkan.

Namun di samping penghargaan, hukumanpun sangat

berpengaruh dalam mewujudkan kedisiplinan. Hukuman

digunakan untuk mencegah terjadinya tindakan indisipliner, di

samping itu hukuman juga akan membuat anak didik takut dalam

melanggar peraturan atau tata tertib yang berlaku di sekolah.

d. Pengawasan (Controlling)

Pengawasan merupakan cara yang efektif untuk tetap

menjaga kedisiplinan anak didik. Dengan pengawasan yang baik

tentunya kedisiplinan akan tetap terpelihara, di samping juga

akan meminimalisir dan mencegah indisipliner anak didik.

Pengawasan harus dilakukan terus-menerus, lebih-lebih dalam

situasi yang memungkinkan terjadinya pelanggaran terhadap

peraturan. Pengawasan bertujuan untuk menjaga atau mencegah

agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Karena anak

yang dibiarkan tumbuh sendiri tanpa pengawasan akan hidup

semaunya saja dan kemungkinan besar anak menjadi tidak patuh

dan tidak dapat mengetahui mana arah tujuan hidup yang

sebenarnya.

Menurut Oteng Sutisna ada beberapa karakteristik dari

proses pengawasan yang efektif, yaitu:24

24 Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan; Dasar Teoritis untuk Praktek Profesional,

(Bandung: Angkasa, 1989), Cet. Ke-10, h. 243-244

Page 38: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

28

1) Pengawasan hendaknya disesuaikan dengan sifat dan kebutuhan organisasi.

2) Pengawasan hendaknya diarahkan pada fakta-fakta tentang bagaimana tugas-tugas dijalankan.

3) Pengawasan mengacu pada tindakan perbaikan. 4) Pengawasan yang dilakukan bersifat fleksibel. 5) Sistem pegawasan dapat dipakai oleh orang-orang yang

terlibat dalam pengawasan tersebut. 6) Pelaksanaan pengawasan harus mempermudah

tercapainya tujuan-tujuan. Oleh karena itu pengawasan harus bersifat membimbing agar para pelaksana meningkatkan kemampuan mereka dalam melaksanakan pekerjaannya.

Dengan pembiasaan, peneladanan pengawasan dan

penyadaran yang diterapkan baik dilingkungan sekolah, keluarga

maupun masyarakat sekitar, maka dengan sendirinya akan

membentuk kesadaran yang baik dan efektif. Namun demikian

pengawasan hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan

organisasi, bersifat fleksibel dan membimbing. Sehingga dapat

meningkatkan kedisiplinan siwa.

2. Pelaksanaan Kedisiplinan dalam Lingkungan Sekolah

Pendidikan pada dasarnya untuk membangun pribadi manusia

yang terdidik. Namun demikian pendidikan itu akan menjadi

fungsional, apabila berbagai penghambat pendidikan ditiadakan.25

Sedangkan sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang

berperan untuk memberikan layanan pendidikan kepada masyarakat.

Sebagai pusat pendidikan formal merupakan perangkat masyarakat

yang secara terencana diberikan tugas untuk memberikan pendidikan

yang pada intinya berupa pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai

serta sikap yang dibutuhkan oleh masyarakat.

25 Djohar, MS. Pendidikan Strategik...., h. 12

Page 39: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

29

Kedisiplinan di sekolah merupakan sarana yang harus dipenuhi

agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan efektif dan

efisien. Dalam pelaksanaan disiplin, harus berdasarkan dari dalam diri

anak didik. Karena tanpa sikap kesadaran dari diri sendiri, maka usaha

apapun yang dilakukan oleh orang-orang di sekitarnya hanya akan

sia-sia. Berikut ini adalah pelaksanaan kedisiplinan di lingkungan

sekolah: 26

a. Datang ke sekolah tepat waktu. b. Rajin belajar. c. Mentaati peraturan sekolah. d. Mengikuti upacara dengan tertib. e. Mengumpulkan tugas yang diberikan guru tepat waktu. f. Melakukan tugas piket sesuai jadwalnya. g. Memotong rambut jika kelihatan panjang. h. Tidak merokok di lingkungan sekolah. i. Selalu berdoa sebelum memulai pelajaran. j. Membuang sampah pada tempatnya. k. Tidak membolos sekolah dan lain-lain.

Tujuan disiplin sekolah adalah agar aktivitas belajar mengajar

dapat berjalan dengan lancar, sehingga disiplin dianggap sebagai

sarana yang harus ada di lembaga pendidikan atau sekolah.

Kedisiplinan itu sendiri dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya

adalah kematangan emosi, siswa yang memiliki kematangan emosi

akan lebih berdisiplin.

Kedisiplin sekolah lebih bertujuan pada pembentukan sebuah

lingkungan yang di dalamnya ada aturan bersama yang dihormati

dan siapapun yang melanggar mesti berani

mempertanggungjawabkan perbuatannya secara umum.

26 Aptorina, Kedisiplinan Penting Dalam Proses Pendidikan di Sekolah, 04/09/1990, tersedia

di: http://meezone.blogspot.com, 26/08/2010. h. 4

Page 40: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

30

Dalam penegakan disiplin di lingkungan sekolah tidak hanya

berkaitan seputar masalah kehadiran atau tidak, terlambat atau tidak,

melanggar atau tidak. Tetapi lebih mengacu pada pembentukan

sebuah lingkungan yang di dalamnya terdapat aturan yang dihormati

dan siapapun yang melanggar harus siap bertanggung jawab. Dalam

memberikan hukumanpun harus bersifat mendidik, sehingga siswa

dapat memahami bahwa kedisiplinan itu bukanlah kekerasan,

melainkan tujuan lain yang lebih luas, yaitu demi stabilitas dan

kedamaian hidup bersama.

3. Upaya Sekolah dalam Menerapkan Kedisiplinan

Di lingkungan pendidikan, budaya disiplin masih memprihatinkan

antara lain, tingginya pelanggaran tata tertib yang dilakukan siswa,

banyaknya penyimpangan dan penyalahgunaan keuangan sekolah,

buruknya penggunaan bahasa yang santun, rendahnya kesdaran

memelihara lingkungan, membuang sampah sembarangan, tingginya

kebiasaan mencontek hasil pekerjaan orang lain dan sebagainya.

Untuk mencegah pelanggaran-pelanggaran tersebut di atas,

sekolah melakukan upaya-upaya penerapan kedisiplinan, dengan

menerapkan kedisiplinan diharapkan dapat mencegah terjadinya

pelanggaran-pelanggaran tersebut. Salah satu upaya sekolah dalam

menerapkan kedisiplinan yaitu dengan melakukan bimbingan dan

konseling. Dalam bimbingan dan konseling terdapat layanan konseling

kelompok dengan bidang bimbingan sosial yang memungkinkan siswa

memperoleh kesempatan dalam pembahasan dan pengentasan

masalah yang dialami melalui dinamika kelompok, yaitu masalah-

masalah yang berkenaan dengan pemahaman dan pelaksanaan

disiplin dan peraturan sekolah.

Page 41: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

31

Siswa yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan yang

tercantum dalam tatakrama dan tata tertib kehidupan sosial sekolah

dikenakan sanksi sebagai berikut: (1) teguran, (2) penugasan, (3)

pemanggilan orang tua, (4) skorsing, (5) dikeluarkan dari sekolah.

Ada beberapa upaya yang dilakukan untuk meningkatkan disiplin

siswa antara lain: 27

a. Peraturan dan tata tertib sekolah perlu senantiasa disosialisasikan melalui setiap kesempatan, bisa juga melalui media yang dapat dimanfaatkan, misalnya: majalah dinding, upacara penaikan bendera, pada saat mengajar dan lain-lain.

b. Pembinaan kedisiplinan secara individual oleh wali kelas maupun secara kelompok oleh guru BP.

c. Adanya tindakan yang seragam dari para guru. Hal ini dimaksudkan agar disiplin menjadi budaya sekolah yang mendarah daging karena tindakan indisipliner tidak akan ditolerir oleh siapapun.

d. Administrasi piket perlu ditindak lanjuti. Data-data yang dikumpulkan seperti angka keterlambatan, ketidak hadiran dapat ditabulasikan atau dibuat grafik sehingga dapat dijadikan sebagai bahan untuk mengevaluasi sejauh mana keberhasilan pembinaan disiplin.

Dengan demikian peran guru sangatlah penting selain mendidik

dan memberikan pelajaran, menjadi contoh dan tauladan, guru juga

berperan dalam meningkatkan kedisiplin siswa. Karena guru adalah

unsur terpenting dalam pendidikan di sekolah, hari depan anak didik

tergantung banyak kepada guru. Guru yang pandai, bijaksana, ikhlas

dan memiliki sikap positif akan membimbing anak-anak didik ke arah

sikap yang positif pula terhadap pelajaran yang diberikan kepadanya

dan dapat menumbuhkan sikap positif yang diperlukan dalam hidunya

dikemudian hari. Sebaliknya guru yang tidak bijaksana dan mengajar

tidak dengan keikhlasan, maka tidak akan ada manfaat yang bisa

27 Ahmad, Peran Guru dalam Penegakan Disiplin Siswa, 09/05/2009, tersedia di: www.smppgricimanggisdepok.com, 26/08/2010. h. 12

Page 42: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

32

diterima oleh anak didik. 28 Upaya yang dilakukan dengan baik akan

menghasilkan yang baik pula. Dengan demikian dapat membantu

sekolah untuk meningkatkan kedisiplinan, karena bagaimanapun

kedisiplinan harus terus dibina dan ditegakkan, meskipun tidak mudah

melaksanakannya.

Oleh karena itu sekolah membuat aturan-aturan yang harus

ditaati, khususnya bagi warga sekolah, guru, siswa, karyawan, dan

kepala sekolah. Karena untuk menerapkan kedisiplinan dibutuhkan

tanggung jawab dan kerjasama dari penduduk sekolah itu sendiri

secara bersama, dengan kerjasama yang baik akan mempermudah

dalam pencapaian tujuan yang diharapkan besama.

28 Zakiah Darajat, Ilmu Jiwa Agama...., h. 77

Page 43: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

33

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui strategi penegakan disiplin di SMP Al Amanah Setu

Tangerng Selatan.

2. Untuk mengetahui tingkat kedisiplinan siswa di SMP Al Amanah Setu

Tangerang Selatan.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al Amanah, yang berlokasi di JL.

Raya Puspiptek Desa Bakti Jaya Setu Tangerang Selatan. Adapun waktu

penelitian dilakukan pada tanggal 2 sampai dengan 24 september 2010,

dengan schedul time sebagai berikut:

Schedul Time

No. Hari / Tanggal Kegiatan

1.

Kamis, 02/09/10

- Kunjungan pertama dan memberikan surat

izin penelitian kepada kepala SMP Al

Page 44: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

34

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Jum’at, 03/09/10

Sabtu, 04/09/10

Senin, 20/09/10

Selasa, 21/09/10

Rabu, 22/09/10

Kamis, 23/09/10

Jum’at, 24/09/10

Amanah.

- Melakukan pencatatan mengenai kegiatan

kegiatan sekolah dan siswa.

- Mengikuti kegiatan keputriian/muhadoroh

yang dilakukan setiap hari jum’at.

- Melihat arsip (sejarah YPPA, surat menyurat

dan tata tertib siswa).

- Mencatat kegiatan siswa dan guru.

- Berbicara dengan guru piket, seputar

maswalah kehadiran, keterlambatan,

mebolos dan izin siswa.

- Menghadiri upacara bendera dan kegiatan

belajar mengajar serta mencatat hal-hal

yang diperlukan dalam penelitian.

- Menyebarkan angket kepada 30 orang

siswa, data terlampir.

- Wawancara dengan Kepala Sekolah dan

guru BK (Bimbingan Konseling), dengan

hasil wawancara terlampir.

- Wawancara dengan Waka Kesiswaan,

dengan hasil wawancara terlampir.

- Kunjungan terakhir, ucapan terimakasih

kepada pihak sekolah dan mengambil surat

keterangan penelitian dari sekolah.

Page 45: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

35

C. Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode analisis deskriptif

yaitu mendeskripsikan atau menjelaskan sesuatu hal seperti apa adanya

sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas tentang situasi yang

terjadi di lapangan.

Penelitian deskriptif pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama,

yaitu menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau

subjek yang diteliti secara tepat. Metode ini banyak dilakukan oleh peneliti

karena dua alasan; pertama dari pengamatan empiris didapat bahwa

sebagian besar laporan dilakukan dalam bentuk deskriptif, kedua metode

deskriptif berguna untuk mendapatkan variasi permasalahan yang

berkaitan dengan bidang pendidikan maupun tingkah laku manusia.1

D. Populasi dan Sampel

Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian dalam suatu

ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Sampel adalah bagian dari

populasi, sebagai contoh yang diambil dengan menggunakan cara-cara

tertentu.2 Adapun populasi dalam penelitian ini adalah siswa yang

berjumlah 481 dengan sampel 30 orang menggunakan angket dan

wawancara kepada Kepala Sekolah, Guru Bimbingan Konselinga dan

Waka Kesiswaa.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, penulis menggunakan

teknik dengan instrumen pengumpulan data sebagai berikut:

1 Sukardi, Metide Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), Cet. Ke-1, h.157 2 S. Margono, Metodologi Penelitia Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), h. 118, 121.

Page 46: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

36

1. Observasi

Observasi yaitu mengadakan pengamatan dan pencatatan

secara sistematik terhadap kondisi yang diteliti. 3 Observasi yang

dilakukan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui prilaku

siswa sehari-hari, keadaan sekolah dan guru, pelaksanaan tata

tertib, sejarah, sarana dan prasarana dan menjadi panduan

dalam penelitian.

2. Wawancara

Wawancara yaitu pengumpulan informasi dengan cara

mengajukan beberapa pertanyaan secara lisan dan di jawab

secara lisan pula. 4 Dalam hal ini penulis mengadakan wawancara

dengan Kepala Sekolah Bapak Oman Rohmanudin, M.M, Guru

Bimbingan Konseling Bapak Drs. Nuryaman, S.Ag, dan Bagian

Kesiswaan Bapak Iyep Sumpena, S.Pd,.

Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui sejak kapan

penegakan disiplin dilaksanakan di SMP Al Amanah Setu

Tangerang Selatan, Strategi apa yang digunakan pihak sekolah

dalam penegakan disiplin siswa, Bagaimana peran sekolah

dalam menegakan disiplin siswa, jenis kenakalan apa yang sering

dilakukan siswa, langkah apa saja yang ditempuh untuk

melaksanakan Bimbingan dan Konseling, faktor apa yang

menjadi hambatan dalam menegakan kedisiplinan siswa dan

upaya apa saja yang dilakukan pihak sekolah dalam menghadapi

siswa yang melakukan pelanggaran.

3. Angket

Angket yaitu teknik pengumpulan data dengan memberikan

sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh

3 S. Margono, Metodologi Penelitia Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), h. 158 4 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan...., h. 165

Page 47: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

37

informasidari responden dalam arti laporan tentang pribadinya

atau hal-hal ia ketahui dan disertai dengan pilihan jawaban yang

sudah disediakan.5 Dalam penelitian ini digunakan skala likert

dengan 4 alternatif jawaban yaitu, selalu, sering, kadang-kadang

dan tidak pernah. Diberikan kepada siswa untuk mengetahui

strategi dan penegakan disiplin siswa di SMP Al Amanah Setu

Tangerang Selatan. Adapun angket disusun berdasarkan

indikator yang ada pada penegakan disiplin siswa.

Untuk lebih jelas, berikut kisi-kisi instrumen penelitian:

Tabel. 1

Kisi-Kisi Instrumen Penegakan Disiplin Siswa di SMP Al Amanah Setu

No. Dimensi Indikator No. Item Jumlah

1. Pembiasaan a. Memberikan Nasehat

b. Memberikan Penyuluhan

c. Memberikan Pengarahan

1, 2

3

4, 5, 6

6

2. Tauladan a. Sikap Guru

b. Disiplin Waktu

c. Kerapihan Berpakaian

7, 8, 9, 10

11, 12

13

7

3. Pengawasan a. Mengadakan Razia /

Pemeriksaan

b. Memberikan Teguran

c. Mengadakan Pemanggilan

Bagi Siswa Yang

14, 15, 16

17, 18, 19, 20,

21, 22, 23

24

11

5 Suharsimi Arikunto, ”Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek”, (Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 1997), h. 140

Page 48: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

38

Melakukan Pelanggaran

4. Penyadaran a. Pemberian Penghargaan

b. Pemberian Hukuman

25, 26, 27

28, 29, 30

6

Jumlah Item : 30

Tabel. 2

Kriteria Alternatif Jawaban

No. Alternatif Jawaban Skor

1. Selalu (SL) 4

2. Sering (SR) 3

3. Kadang-Kadang (KK) 2

4. Tidak Pernah (TP) 1

F. Teknik Pengolahan dan Analisa Data

1. Teknik Pengolahan Data

Untuk mengolah data yang diperoleh dari wawancara dan observasi,

peneliti menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Editing

Dalam pengolahan data, yang pertama kali dilakukan adalah

melakukan edit data sehingga hanya data yang termpakai saja yang ada.

Langkah editing ini bermaksud merapihkan data, meneliti satu persatu

mengenai kelengkapan pengisian dan kejelasan penulisan agar terhindar

dari kesalahan dan kekeliruan.

b. Skoring

Selanjutnya memberikan skor terhadap butir-butir pertanyaan yang

terdapat dalam angket. Pemberian skor ini dilakukan dengan

Page 49: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

39

memperhatikan jenis data yang ada, sehingga tidak terjadi kesalahan

terhadap butir pertanyaan yang tidak layak diberikan skor.

c. Tabulating

Langkah selanjutnya adalah perhitungan data-data yang sudah

terkumpul lalu diberi skor.

2. Teknik Analisa Data

Merupakan suatu cara yang digunakan untuk menguraikan

keterangan atau data-data yang diperoleh, agar data-data tersebut dapat

dipahami, bukan saja oleh peneliti tetapi juga oleh orang lain yang ingin

mengetahui hasil penelitian tersebut. Dalam menghitung data yang

didapatkan, penulis menggunakan rumus persentase sebagai berikut :

ƒ

P = X 100 %

N

Keterangan :

f = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya

N = Number of Cases (Jumlah frekuensi/banyaknya individu)

P = Angka persentase.6

6 Anas Sudijono, Pengantar Ststistik Pendidikan,, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), Cet. Ke-5, h. 43

Page 50: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

40

Tabel. 3

Tafsiran Persentase

No. Persentase Penafsiran

1. 100 Seluruhnya

2. 90-99 Hampir Seluruhnya

3. 60-89 Sebagian Besar

4. 51-59 Lebih dari Setengah

5. 50 Setengahnya

6. 40-49 Hampir Setengahnya

7. 10-39 Sebagian Kecil

8. 1-9 Sedikit Sekali

9. 0 Tidak Sama Sekali

Dari data hasil perhitungan statistik deskriptif, yang perlu dibahas

selanjutnya adalan nilai rata-ratanya. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui

kondisi masing-masing aspek yang diteliti, berdasarkan jawaban responden.

Untuk menentukan persentase, maka digunakan perhitungan sederhana

dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menentukan nilai harapan (NH). Nilai ini dapat diketahui dengan

mengalikan jumlah item pernyataan dengan skor tertinggi.

b. Menghitung nilai skor (NS). Nilai ini merupakan nilai rata-rata

sebenarnya yang diperoleh dari hasil penelitian.

c. Menentukan kategorinya, yaitu dengan menggunakan rumus.

NS

= X 100

NH

Page 51: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

41

Dalam pemberian interpretasi atas nilai rata-rata yang diperoleh

digunakan pedoman interpretasi yang dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:

Tabel. 4

Interpretasi Nilai Penegakan Disiplin Siswa

No. Interval Skor Kategori

1. 76-100 % Baik

2. 56-75 % Cukup Baik

3. 41-55 % Kurang Baik

4. 40 % Tidak Baik

Page 52: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

42

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMP Al-Amanah

1. Sejarah Singkat Berdirinya Al-Amanah

Al Amanah didirikan oleh Bpk. Drs. H. T.B. Suhandi, M.M. Pada

mulanya beliau sebagai ustadz yang mengajar dari masjid ke masjid

maupun dari rumah ke rumah, menyiarkan agama Islam. Pada suatu

kesempatan salah seorang jamaah beliau Ibu HJ. Fien Sulaeman

mewakafkan sebidang tanahnya, dari wakaf tersebut menyalakan kembali

semangatnya sebagai seorang alumni Tebuireng. Ketika masih nyantri,

seorang santri biasanya punya cita-cita kalau sudah tamat akan mendirikan

sebuah madrasah. Modal awal gedung berasal dari infaq Ibu Hj. Nihaya

Roeba’I yang juga merupakan salah satu jamaah pak ustadz, dan dari

donatur-donatur lainnya. Maka pada tanggal 25 November 1990

pembangunan gedung dimulai. Di tengah perjalanan, pembangunan

mengalami ketersendatan. Dengan bantuan Ir. H. M Wargono Soenarko,

H. Poerwanto Soewandji dan H. Zaenuddin Hasan, pembangunan dilanjutkan.

Dan akhirnya pembangunan selesai pada tahun 1991/1992. menyadari

bahwa sebuah lembaga harus memiliki legalitas formal, maka tanggal

18 Maret 1991 ditandatangani sebuah akta pendirian Yayasan Pondok

Pesantren Al Amanah, yaitu Akta Notaris Dr. H. Erwal Gewang, SH.

Page 53: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

43

Nomor 4 tahun 1991. Tanggal penandatanganan akta tersebut selanjutnya

dinyatakan sebagai hari lahir Al Amanah.

2. Unit-unit Pendidikan Al Amanah

Al Amanah merupakan yayasan yang berkonsentrasi pada bidang

keagamaan dan memfungsikan dirinya sebagai sarana partisipasi dalam

pendidikan keagamaan yang ditekankan pada pembentukan pribadi muslim

bertawadlu dan berakhlak mulia.

Untuk mencapai sasaran tersebut, Al Amanah menyelenggarakan unit

pendidikan sebagai berikut:

a. Taman Kanak-kanak Al-Qur’an (RA /TKA) Raudhatul Athfal

b. Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) Al-Amanah

c. Sekolah Dasar Islam (SDI) Al-Amanah

d. Sekolah Menengah Pertama (SMP) Al-Amanah

e. Sekolah Menengah Kejuruan Bisnis dan Manajemen (SMK BM) Al-

Amanah

f. Pondok Pesantren Al-Amanah

Di wilayah Kemasyarakatan Al Amanah menyelenggarakan Majelis

Ta’lim Remaja dan Masyarakat Umum.

Unit SMP adalah unit yang pertama dibuka bersama dengan

RA/TKA. SMP Al-Amanah mulai beroperasi pada tahun 1991/1992

berdasarkan SK KAKANWIL Depdikbud Provinsi Jawa Barat nomor:

572 / 102 / Kep / E / 91.

Untuk meraih kepercayaan di masyarakat SMP Al-Amanah mengikuti

akreditasi tahun 1994 dan berhasil meraih status disamakan berdasarkan

SK KAKANWIL Depdikbud Provinsi Jawa Barat nomor 852 / 102 / Kep / 94

tanggal 4 Nopember 1994. Selanjutnya diakreditasi ulang pada tahun 1990.

SMP menggunakan Kurikulum paduan antara Kurikulum Depdiknas

Page 54: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

44

dan Depag dengan perbandingan 70:30, ditambah dengan kurikulum

Yayasan meliputi pelajaran Baca Tulis Al-Qur’an dan Komputer.

Agar para siswa memperoleh pengetahuan secara mandiri dan utuh,

SMP dilengkapi dengan laboratorium IPA, Perpustakaan, Sanggar dan

Laboratorium Komputer (digunakan bersama dengan unit SDI dan SMK).

Dan sebagai kegiatan selingan, SMP menyelenggarakan kegiatan ekstra

kurikuler berupa Pramuka, Seni, Rohis, Olahraga, dan English Club.

3. Keadaan Guru SMP Al-Amanah

Guru sebagai pengajar sekaligus pendidik di sekolah memiliki

tanggung jawab yang urgen untuk kemajuan sekolah, terlebih lagi mereka

diberi tugas sebagai wali kelas yang bertanggung jawab melihat segala

sesuatu yang terjadi di dalam kelas dalam membantu proses perkembangan

anak.

Keberadaan karyawan sangat diperlukan dalam suatu lembaga

pendidikan karena dapat membantu terlaksananya proses belajar mengajar

yang baik. Seandainya tidak ada orang yang menangani masalah di luar

pengajaran secara khusus, maka kegiatan pendidikan di suatu sekolah

tidak akan berjalan dengan baik. Di SMP Al Amanah terdapat tiga

karyawan administrasi yang membantu jalannya proses kegiatan di

sekolah.

Adapun guru (tenaga pengajar) di SMP Al Amanah berjumlah 25

orang, sebagian besar bidang studi yang dipegang dan diajarkan sesuai

dengan lulusannya atau pendidikan dan keahlian yang dimiliki. Guru

bertanggung jawab atas bidang studi yang diajarkan dengan membuat

Program Satuan Pembelajaran demi tercapainya target kurikulum.

4. Keadaan Siswa SMP Al Amanah

Jumlah siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Al Amanah

Page 55: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

45

bedasarkan data tahun ajaran 2009-2010 secara keseluruhan berjumlah 703

siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini:

Tabel. 6

Keadaan Siswa SMP Al Amanah Tahun Ajaran 2009 /2010

KELAS LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

I 96 126 222

II 129 130 259

III 124 98 222

Jumlah 349 354 703

5. Keadaan Sarana dan Prasarana

Yang dimaksud dengan sarana adalah unit-unit yang ada di Al Amanah

yang secara langsung turut memberikan sumbangsih terhadap kelancaran

jalannya unit-unit pendidikan yang ada. Sarana penunjang SMP Al Amanah

sebgai berikut:

a. Kantin

Kantin Al Amanah didirikan dengan tujuan memberikan sarana

belanja yang murah dan sehat baik bagi siswa maupun guru. Dengan

sendirinya makanan yang dijual disini diupayakan memenuhi standar

gizi dan kebersihan makanan (higienis). Kantin dikelola oleh

Koperasi Al Amanah.

b. Perumahan Guru / Karyawan

Rumah adalah salah satu kebutuhan pokok manusia. Di lain pihak

pengadaan perumahan memerlukan biaya tinggi. Maka salah satu

cara mengatasi problem ini, sebagian orang memilih tinggal di rumah-

Page 56: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

46

rumah kontrakan dengan harga kontrak yang relative terjangkau.

Sebagai upaya membantu mengatasi problem ini, YPP Al Amanah

mendirikan perumahan bagi guru / karyawan Al Amanah. Pembangunan

tahap I sebanyak 12 unit dilaksanakan pada tahun 1997 di atas

lahan seluas 1.200 meter persegi. Lahan tersebut terletak di belakang

bangunan pesantren dan dibangun dengan fasilitas kredit Swa Griya

Bank Tabungan Negara. Tujuan lain pembangunan perumahan ini

adalah untuk membangun kedisiplinan, kemantapan dan ketentraman

berkarier sehingga para guru berkonsentrasi dalam mendidik para siswa.

Sebaagai upaya untuk kemajuan proses belajar mengajar dan lebih

meningkatkan mutu pendidikan bagi siswa SMP Al Amanah, maka

sangat diperlukan bagi berlangsungnya suatu tujuan, sarana dan

prasarana yang dimiliki SMP Al Amanah ini sudah cukup memadai

walaupun masih terdapat kekurangan.

Sarana dan prasarana yang dimiliki Sekolah Menegah Pertama

Al Amanah cukup lengkap dan dapat mendukung kelancaran proses

pendidikan. Kelengkapan sarana dan prasarana yang dimiliki akan

mempengaruhi kemajuan dan mutu lulusannya.

Oleh karena itu, untuk keperluan proses belajar mengajar agar dapat

berjalan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, maka SMP Al

Amanah memiliki ruangan dengan perincian sebagai berikut:

Tabel. 7

Keadaan Sarana dan Prasarana Sekolah

NO. FASILITAS JUMLAH

1. Ruang Kepala Sekolah 1

2. Ruang Wakil Kepala Sekolah 1

Page 57: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

47

3. Ruang Guru 1

4. Ruang TU 1

5. Ruang BP 1

6. Ruang Kelas 18

7. Ruang Laboratorium IPA 1

8. Ruang Praktek Komputer 1

9. Ruang Perpustakaan 1

10. Ruang Sholat / Masjid 1

11. Ruang Kantin 3

12. Ruang Osis 1

13. Ruang Teater 1

14. Ruang Gudang 1

15. Ruang Penjaga Sekolah 1

16. WC Guru 2

17. WC Siswa 4

Sumber: Hasil Observasi

Di samping itu SMP Al Amanah juga memiliki kegiatan ekstra

kurikuler, sehingga siswa dapat mengembangkan bakat dan potensinya,

yaitu diantaranya:

1) Paskibra 3) Volly Ball 5) Foot Sale 7) Senam

2) Basket 4) Karate 6) Bulutangkis 8) Karya Wisata.

6. Struktur Organisasi SMP Al Amanah

Suatu organisasi mempunyai struktur dan perencanaan yang dilakukan

dengan penuh kesadaraan, di dalamnya terdapat beberapa orang yang

berhubungan satu sama lain dengan baik, guna mencapai tujuan yang telah

ditetapkan.

Page 58: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

48

SMP Al Amanah sebagai salah satu lembaga pendidikan, dalam struktur

organisasinya Kepala Sekolah dibantu oleh seorang Wakil Kepala Sekolah

yang mempunyai tugas berbeda-beda, namun secara umum mereka

bertanggung jawab jalannya pendidikan dan pengajaran serta pelaksanaan

kurikulum, serta dibantu oleh beberapa staf yang mempunyai tugas dan

tanggung jawab yang sesuai dengan bidangnya.

Struktur Organisasi SMP Al Amanah Setu Tangerang Selatan

Sumber: Arsip SMP Al-Amanah Setu, Kota Tangerang Selatan.

7. Tata Tertib SMP Al Amanah

a. Upacara

1) Siswa berbaris di lapangan sekolah sebelum upacara dimulaI.

2) Upacara bendera dipimpin oleh pelajar sesuai dengan gilirannya.

3) Upacara diikuti oleh semua pelajar dengan tertib.

Ketuan Yayasan

Kepala Sekolah

Wakil K.S

Waka Kurikulum Waka Kesiswaan Waka Administrasi

Guru-guru

Siswa-siswi

Page 59: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

49

b. Pakaian Seragam Sekolah

1) Senin – Selasa : Putih – Biru

2) Rabu – Kamis : Batik – Hitam

3) Jum’at : Baju Mislim

4) Sabtu : Seragam Pramuka

c. Kegiatan Sekolah

1) Waktu belajar dibagi menjadi 2 shift yaitu : pagi pukul 07:00-12:00,

dan siang pukul 12:30-17:30

2) Setiap siswa harus hadir di sekolah 15 menit sebelum pelajaran

dimulai

3) Setiap siswa yang terlambat dating harus melapor pada petugas piket

4) Jika bel masuk dibunyikan, semua siswa harus masuk kelas secara

tertib

5) Jika guru belum hadir di ruang kelas 5 menit sesudah bel, maka ketua

kelas memberitahukan kepada guru piket.

6) Tidak boleh membawa alat yang dapat mengganggu keamanan dan

ketertiban.

7) Tujuan / Visi dan Misi Al Amanah

Visi : Unggul dalam prestasi akademik non akademik, iman, aman dan

nyaman, dengan indicator :

a) Unggul dalam perolehan ujian nasional

b) Unggul dalam aktivitas keagamaan dan social

c) Unggul dalam ekstra kurikuler, olahraga, pramuka, kesenian

dan paskibra

d) Unggul dalam pengelolaan 7K.

Misi : Meningkatkan perolehan nilai rata-rata ujian nasional melalui

pembelajaran aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan. Yaitu

Page 60: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

50

dengan cara:

a) Meningkatkan aktivitas keagamaan dan social dengan penuh

kesadaran dan kebersamaan.

b) Meningkatkan aktivitas kurikuler olahraga, pramuka,

kesenian dan paskibra.

c) Meningkatkan pengelolaan 7K secara aktif, kreatif dan

partisipatif.

Selain itu, bagi siswa yang mengalami kesulitan biaya, sekolah

memberikan Bea Siswa dan keringanan dalam biaya. Begitu juga dengan

Yatim Piatu yang ada di sekolah diberikan keringanan biaya.

B. Deskripsi Data

Seperti yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, salah satu teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan angket yang disebarkan kepada Kepala Sekolah, Koordinator BK,

Waka Kesiswaan dan siswa. Berdasarkan data yang didapat, penulis

mengelompokkan data tersebut menjadi empat (4) dimensi yaitu : Pembiasaan,

Keteladanan, Pengawasan dan Penyadaran.

1. Dimensi Pembiasaan

Dimensi pembiasaan ditunjukkan pada item 1, 2, 3, 4, 5, 6 dan 7, yang

ditampilkan pada tabel-tabel berikut:

Hasil penelitian tentang pemberian nasehat kepada siswa yang berkelahi di

sekolah diperoleh presentase sebagai berikut:

Page 61: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

51

Tabel. 8

Nasehat Terhadap Siswa yang Mencoret-Coret Seragam & Fasilitas

Sekolah

No. Alternatif Jawaban F Prosentase (%)

1.

Selalu 11 36,7%

Sering 12 40%

Kadang-Kadang 7 23,3%

Tidak Pernah - -

Jumalah 30 100 %

Dari tabel di atas, 11 responden (36,7%) menjawab selalu, 12 responden

(40%) menjawab sering, 7 responden (23,3%) menjawab kadang-kadang, dan

tidak ada responden (0%) yang menjawab tidak pernah. Dengan demikian,

dapat diketahui 40% responden menyatakan bahwa guru sering memberikan

nasehat kepada siswa yang mencoret-coret seragam dan fasilitas sekolah.

Tabel. 9

Nasehat Terhadap Siswa yang Malas Belajar

No. Alternatif Jawaban F Prosentase (%)

2.

Selalu 8 26,7%

Sering 9 30%

Kadang-Kadang 12 40%

Tidak Pernah 1 3,3%

Jumlah 30 100 %

Dari tabel di atas dapat diketahui, 8 responden (26,7%) menjawab selalu,

Page 62: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

52

9 responden (30%) menjawab sering, 12 responden (40%) menjawab kadang-

kadang dan hanya 1 responden (3,3%) yang menjawab tidak pernah. Dengan

demikian, dapat diketahui 40% responden menyatakan bahwa guru kadang-

kadang memberikan nasehat bagi siswa yang malas belajar.

Tabel. 10

Penyuluhan Bahaya Narkoba

No. Alternatif Jawaban F Prosentase (%)

3.

Selalu 9 30%

Sering 8 26,7%

Kadang-Kadang 12 40%

Tidak Pernah 1 3,3%

Jumlah 30 100 %

Berdasarkan tabel di atas, 9 responden (30%) menjawab selalu, 8

responden (26,7%) menjawab sering, 12 responden (40%) menjawab kadang-

kadang dan 1 responden (3,3%) menjawab tidak pernah. Dengan demikian

dapat diketahui 40% responden menyatakan, bawa kadang-kadang guru

memberikan penyuluhan tentang bahaya narkoba pada siswanya.

Berdasarkan tabel 11, 8 responden (26,7%) menjawab selalu, 10

responden (33,3%) menjawab sering, 12 responden (40%) menjawab kadang-

kadang dan tidak ada responden (0%) yang menjawab tidak pernah. Dengan

demikian dapat diketahui 40% responden menyatakan bahwa guru kadang-

kadang memberikan penyuluhan tentang bahaya merokok dan minuman keras

kepada siswanya.

Page 63: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

53

Tabel. 11

Penyuluhan Bahaya Merokok dan Minuman Keras

No. Alternatif Jawaban F Prosentase (%)

4.

Selalu 8 26,7%

Sering 10 33,3%

Kadang-Kadang 12 40%

Tidak pernah - -

Jumlah 30 100 %

Berdasarkan tabel di atas, 8 responden (26,7%) menjawab selalu, 10

responden (33,3%) menjawab sering, 12 responden (40%) menjawab kadang-

kadang dan tidak ada responden (0%) yang menjawab tidak pernah. Dengan

demikian dapat diketahui 40% responden menyatakan bahwa guru kadang-

kadang memberikan penyuluhan tentang bahaya merokok dan minuman keras.

Tabel. 12

Penyampaian Tata Tertib Kepada Siswa

No. Alternatif Jawaban F Prosentase (%)

5.

Selalu 9 30%

Sering 12 40%

Kadang-Kadang 9 30%

Tidak Pernah - -

Jumlah 30 100 %

Berdasarkan tabel di atas, 9 responden (30%) menjawab selalu, 12

responden (40%) menjawab sering, 9 responden (30%) menjawab kadang-

Page 64: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

54

kadang dan tidak ada responden (0%) yang menjawab tidak pernah. Dengan

demikian dapat diketahui, 40% responden menyatakan bahwa guru sering

menyampaikan tata tertib kepada siswa.

Tabel. 13

Penyampaian Tata Tertib kepada Orang Tua Siswa

No. Alternatif Jawaban F Prosentase (%)

6.

Selalu 8 26,7%

Sering 9 30%

Kadang-Kadang 13 43,3%

Tidak Pernah - -

Jumlah 30 100 %

Dari tabel di atas, 8 responden (26,7%) menjawab selalu, 9 responden

(30%) menjawab sering, 13 responden (43,3%) menjawab kadang-kadang dan

tidak ada responden (0%) menjawab tidak pernah. Dengan demikian dapat

diketahui 43,3% responden menyatakan bahwa guru kadang-kadang

menyampaikan tata tertib kepada orang tua siswa.

Berdasarkan tabel 14, 12 responden (40%) menjawab selalu, 15 responden

(50%) menjawab sering, 3 responden (10%) menjawab kadang-kadang dan

tidak ada responden (0%) yang menjawab tidak pernah. Dengan demikian,

dapat diketahui 50% responden menyatakan bahwa guru sering memberikan

pengarahan kepada siswa pada waktu upacara.

Page 65: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

55

Tabel. 14

Pemberian Pengarahan Kepada Siswa Pada Waktu Upacara

No. Alternatif Jawaban F Prosentase (%)

7.

Selalu 12 40%

Sering 15 50%

Kadang-Kadang 3 10%

Tidak Pernah - -

Jumlah 30 100 %

2. Dimensi Contoh/Tauladan

Dimensi contoh dan tauladan ditunjukan pada angket item 8, 9, 10, 11, 12

dan 13, yang ditampilkan pada tabel-tabel berikut:

Tabel. 15

Berlaku Sopan dan Ramah

No. Alternatif Jawaban F Prosentase (%)

8.

Selalu 18 60%

Sering 9 30%

Kadang-Kadang 3 10%

Tidak Pernah - -

Jumlah 30 100 %

Dari tabel di atas, 18 responden (60%) menjawab selalu, 9 responden

(30%) menjawab sering, 3 responden (10%) menjawab kadang-kadang dan

tidak ada responden (0%) yang menjawab tidak pernah. Dengan demikian,

dapat diketahui 60% responden menyatakan guru berlaku sopan dan ramah.

Page 66: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

56

Tabel. 16

Mengucapkan Salam Ketika Masuk Kelas

No. Alternatif Jawaban F Prosentase (%)

9.

Selalu 19 63,3%

Sering 8 26,7%

Kadang-Kadang 3 10%

Tidak Pernah - -

Jumlah 30 100 %

Berdasarkan tabel di atas, 19 responden (63,3%) menjawab selalu, 8

responden (26,7%) menjawab sering, 3 responden (10%) menjawab kadang-

kadang dan tidak ada reponden (0%) yang menjawab tidak pernah. Dengan

demikian dapat diketahui 63,3% responden menyatakan bahwa guru selalu

mengucapkan salam ketika masuk kelas.

Tabel. 17

Berlaku Adil Kepada Seluruh Siswa

No. Alternatif Jawaban F Prosentase (%)

10.

Selalu 13 43,3%

Sering 9 30%

Kadang-Kadang 8 26,7%

Tidak Pernah - -

Jumlah 30 100 %

Tabel di atas menunjukan 13 responden (43,3%) menjawab selalu, 9

responden (30%) menjawab sering, 8 responden (26,7%) menjawab kadang-

Page 67: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

57

kadang dan tidak ada responden (0%) yang menjawab tidak pernah. Dengan

demikian, dapat diketahui 43,3% responden menyatakan bahwa selalu berlaku

adil kepada seluruh siswa.

Tabel. 18

Tidak Merokok di lingkungan sekolah

No. Alternatif Jawaban F Prosentase (%)

11.

Selalu 17 56,7%

Sering 6 20%

Kadang-Kadang 7 23,3%

Tidak Pernah - -

Jumlah 30 100 %

Berdasarkan tabel di atas, 17 responden (56,7%) menjawab selalu, 6

responden (20%) menjawab sering, 7 responden (23,3%) menjawab kadang-

kadang dang tidak ada responden (0%) menjawab tidak pernah. Dengan

demikian dapat diketahui 56,7% responden menyatakan bahwa guru selalu

tidak merokok di lingkungan sekolah.

Berdasarkan tabel 19 menunjukan, 12 responden (40%) menjawab selalu,

12 responden (40%) menjawab sering, 6 responden (20%) menjawab kadang-

kadang dan tidak ada responden (0%) yang menjawab tidak pernah. Dengan

demikian dapat diketahui, 40% responden menyatakan bahwa guru datang

kesekolah 10 menit lebih awal.

Page 68: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

58

Tabel. 19

Datang ke Sekolah 10 Menit Lebih Awal

No. Alternatif Jawaban F Prosentase (%)

12.

Selalu 12 40%

Sering 12 40%

Kadang-Kadang 6 20%

Tidak Pernah - -

Jumlah 30 100 %

Tabel. 20

Masuk Kelas Lebih Awal

No. Alternatif Jawaban F Prosentase (%)

13.

Selalu 4 13,3%

Sering 8 26,7%

Kadang-Kadang 13 43,3%

Tidak Pernah 5 16,7%

Jumlah 30 100 %

Berdasarkan tabel di atas menunjukan, 4 responden (13,3%) menjawab

selalu, 8 responden (26,7%) menjawab sering, 13 responden (43,3%)

menjawab kadang-kadang dan 5 responden (16,7%) menjawab tidak pernah.

Dengan demikian dapat diketahui, 43,3% responden menyatakan bahwa

kadang-kadang guru masuk kelas lebih awal.

Page 69: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

59

Tabel. 21

Berpakaian Rapi dan Sopan pada Saat Mengajar

No. Alternatif Jawaban F Prosentase (%)

14.

Selalu 24 80%

Sering 4 13,3%

Kadang-Kadang 2 6,7%

Tidak Pernah - -

Jumlah 30 100 %

Dari tabel di atas, 24 responden (80%) menjawab selalu, 4 responden

(13,3%) menjawab sering, 2 responden (6,7%) tidak ada responden (0%) yang

menjawab tidak pernah. Dengan demikian dapat diketahui, 80% responden

menyatakan bahwa guru selalu berpakaian rapi dan sopan pada saat mengajar.

3. Dimensi Pengawasan

Dimensi pengawasan ditunjukan pada angket item 15, 16, 17, 18, 19, 20,

21, 22, 23 dan 24, yang ditampilkan pada tabel-tabel berikut:

Tabel. 22

Mengadakan Razia

No. Alternatif Jawaban F Prosentase (%)

15.

Selalu 7 23,3%

Sering 8 26,7%

Kadang-Kadang 15 50%

Tidak Pernah - -

Jumlah 30 100 %

Page 70: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

60

Tabel di atas menunjukan, 7 responden (23,3%) menjawab selalu, 8

responden (26,7%) menjawab sering, 15 responden (50%) menjawab kadang-

kadang dan tidak ada responden (0%) yang menjawab tidak pernah. Dengan

demikian dapat diketahui 50% responden menyatakan bahwa, Kadang-kadang

guru mengadakan razia.

Tabel. 23

Pemeriksaan Pakaian dan Rambut

No. Alternatif Jawaban F Prosentase (%)

16.

Selalu 15 50%

Sering 11 36,7%

Kadang-Kadang 4 13,3%

Tidak Pernah - -

B. Jumlah 30 100 %

Dari tabel di atas, 15 responden (50%) menjawab selalu, 11 responden

(36,7%) menjawab sering, 4 responden (13,3%) menjawab kadang-kadang

dan tidak ada responden (0%) yang menjawab tidak pernah. Dengan demikian

dapat diketahui 50% responden menyatakan bahwa guru selalu mengadakan

pemeriksaan pakaian dan rambut kepada siswa.

Berdasarkan tabel 24 menunjukan, 17 responden (56,7%) menjawab

selalu, 7 responden (23,3%) menjawab sering, 6 responden (20%) menjawab

kadang-kadang dan tidak ada responden (0%) yang menjawab tidak pernah.

Dengan demikian dapat diketahui 56,7% responden menyatakan bahwa, guru

selalu menegur siswa yang membuat kegaduhan dalam kelas.

Page 71: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

61

Tabel. 24

Teguran Kepada Siswa yang Membuat Kegaduhan dalam Kelas

No. Alternatif Jawaban F Prosentase (%)

17.

Selalu 17 56,7%

Sering 7 23,3%

Kadang-Kadang 6 20%

Tidak Pernah - -

Jumlah 30 100 %

Tabel. 25

Teguran Kepada Siswa yang Ngobrol Saat Guru Mengajar

No. Alternatif Jawaban F Prosentase (%)

18.

Selalu 13 43,3%

Sering 11 36,7%

Kadang-Kadang 4 13,3%

Tidak Pernah 2 6,7%

Jumlah 30 100 %

Berdasarkan tabel di atas, 13 responden (43,3%) menjawab selalu, 11

responden (36,7%) menjawab sering, 4 responden (13,3%) menjawab kadang-

kadang, 2 responden (6,7%) menjawab tidak pernah. Dengan demikian dapat

diketahui 43,3% responden menyatakan bahwa, guru selalu menegur siswa

yang ngobrol saat guru mengajar.

Page 72: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

62

Tabel. 26

Teguran Kepada Siswa yang Menyontek pada Saat Ujian

No. Alternatif Jawaban F Prosentase (%)

19.

Selalu 15 50%

Sering 10 33,3%

Kadang-Kadang 5 16,7%

Tidak Pernah - -

Jumlah 30 100 %

Tabel di atas menunjukan, 15 responden (50%) menjawab selalu, 10

responden (33,3%) menjawab sering, 5 responden (16,7%) menjawab kadang-

kadang dan tidak ada responden (0%) yang menjawab tidak pernah. Dengan

demikian dapat diketahui 50% responden menyatakan bahwa, guru selalu

memberi teguran kepada siswa yang menyontek pada saat ujian.

Tabel. 27

Teguran Kepada Siswa yang Mengantuk/Tidur Saat

Berlangsungnya Pelajaran

No. Alternatif Jawaban F Prosentase (%)

20.

Selalu 16 53,3%

Sering 9 30%

Kadang-Kadang 5 16,7%

Tidak Pernah - -

Jumlah 30 100 %

Dari tabel di atas menunjukan, 16 responden (53,3%) menjawab selalu, 9

Page 73: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

63

responden (30%) menjawab sering, 5 responden (16,7%) menjawab kadang-

kadang dan tidak ada responden (0%) yang menjawab tidak pernah. Dengan

demikian dapat diketahui 53,3% responden menyatakan bahwa, guru selalu

menegur siswa yang mengantuk atau tidur pada saat berlangsungnya

pelajaran.

Tabel. 28

Teguran Kepada Siswa yang Makan Saat Berlangsungnya Pelajaran

No. Alternatif Jawaban F Prosentase (%)

21.

Selalu 15 50%

Sering 13 43,3%

Kadang-Kadang 2 6,7%

Tidak Pernah - -

C. Jumlah 30 100 %

Tabel di atas menunjukan, 15 responden (50%) menjawab selalu, 13

responden (43,3%) menjawab sering, 2 responden (6,7%) menjawab kadang-

kadang dan tidak ada responden (0%) menjawab tidak pernah. Dengan

demikian dapat diketahui 50% responden menyatakan bahwa, guru selalu

menegur siswa yang makan saat berlangsungnya pelajaran.

Berdasarkan tabel 29 menunjukan, 23 responden (76,7%) menjawab

selalu, 7 responden (23,3%) menjawab sering, tidak ada responden (0%) yang

menjawab kadang-kadang dan tidak pernah. Dengan demikian dapat diketahui

76,7% responden menyatakan bahwa, guru selalu memberikan teguran bagi

siswa yang keluar kelas saat jam belajar.

Page 74: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

64

Tabel. 29

Teguran Bagi Siswa yang Keluar Kelas Saat Jam Belajar

No. Alternatif Jawaban F Prosentase (%)

22.

Selalu 23 76,7%

Sering 7 23,3%

Kadang-Kadang - -

Tidak Pernah - -

Jumlah 30 100 %

Tabel. 30

Teguran Bagi Siswa yang Membuang Sampah Sembarangan

No. Alternatif Jawaban F Prosentase (%)

23.

Selalu 18 60%

Sering 5 16,7%

Kadang-Kadang 7 23,3%

Tidak Pernah - -

Jumlah 30 100 %

Dari tabel di atas, 18 responden (60%) menjawab sering, 5 responden

(16,7%) menjawab sering, 7 responden (23,3%) menjawab kadang-kadang

dan tidak ada responden (0%) yang menjawab tidak pernah. Dengan demikian

dapat diketahui 60% responden menyatakan bahwa, guru selalu menegur

siswa yang membuang sampah sembarangan.

Page 75: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

65

Tabel. 31

Pemanggilan Orang Tua Siswa

No. Alternatif Jawaban F Prosentase (%)

24.

Selalu 14 46,7%

Sering 12 40%

Kadang-Kadang 4 13,3%

Tidak Pernah - -

Jumlah 30 100 %

Tabel diatas menunjukan, 14 responden (46,7%) menjawab selalu, 12

responden (40%) menjawab sering, 4 responden (13,3%) menjawab kadang-

kadang dan tidak ada responden (0%) yang menjawab tidak pernah. Dengan

demikian dapat diketahui 46,7% responden menyatakan bahwa, guru selalu

memanggil orang tua siswa yang melakukan pelanggaran.

4. Dimensi Penyadaran

Dimensi penyadaran ditunjukan pada angket item 25, 26, 27, 28, 29 dan

30, yang ditampilkan pada tabel-tabel berikut:

Berdasarkan tabel 32 menunjukan, 14 responden (46,7%) menjawab

selalu, 13 responden (43,3%) menjawab sering, 3 responden (10%)

menjawab kadang-kadang dan tidak ada responden (0%) yang menjawab

tidak pernah. Dengan demikian dapat diketahui 46,7% responden

menyatakan bahwa, guru selalu menghukum siswa yang berkelahi.

Page 76: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

66

Tabel. 32

Hukuman Bagi Siswa yang Berkelahi

No. Alternatif Jawaban F Prosentase (%)

25.

Selalu 14 46,7%

Sering 13 43,3%

Kadang-Kadang 3 10%

Tidak Pernah - -

Jumlah 30 100 %

Tabel. 33

Hukuman Bagi Siswa yang Membolos

No. Alternatif Jawaban F Prosentase (%)

26.

Selalu 24 80%

Sering 6 20%

Kadang-Kadang - -

Tidak Pernah - -

Jumlah 30 100 %

Tabel di atas menunjukan, 24 responden (80%%) menjawab selalu, 6

responden (20%) menjawab selalu, tidak ada responden (0%) yang menjawab

kadang-kadang dan tidak pernah. Dengan demikian dapat diketahui 80%

responden menyatakan bahwa, guru selalu menghukum siswa yang membolos

sekolah.

Page 77: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

67

Tabel. 34

Hukuman Bagi Siswa yang Terlambat Datang ke Sekolah

No. Alternatif Jawaban F Prosentase (%)

27.

Selalu 11 36,7%

Sering 13 43,3%

Kadang-Kadang 6 20%

Tidak Pernah - -

Jumlah 30 100 %

Dari tabel di atas, 11 responden (36,7%) menjawab selalu, 13 responden

(43,3%) menjawab sering, 6 responden (20%) menjawab kadang-kadang dan

tidak ada responden (0%) yang menjawab tidak pernah. Dengan demikian

dapat diketahui 43,3% responden menyatakan bahwa, guru sering

memberikan hukuman bagi siswa yang terlambat datang ke sekolah.

Tabel. 35

Pemberian Pujian

No. Alternatif Jawaban F Prosentase (%)

28.

Selalu 3 10%

Sering 9 30%

Kadang-Kadang 11 36,7%

Tidak Pernah 7 23,3%

Jumlah 30 100 %

Berdasarkan tabel di atas, 3 responden (10%) menjawab sering, 9

responden (30%) menjawab sering, 11 Responden (36,7%) menjawab kadang-

Page 78: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

68

kadang dan 7 responden (23,3%) menjawab tidak pernah. Dengan demikian

dapat diketahui 36,7% responden menyatakan bahwa, kadang-kadang guru

memberikan pujian kepada siswa yang rajin belajar.

Tabel. 36

Pemberian Hadiah

No. Alternatif Jawaban F Prosentase (%)

29.

Selalu 6 20%

Sering 7 23,3%

Kadang-Kadang 9 30%

Tidak Pernah 8 26,7%

Jumlah 30 100 %

Tabel diatas menunjukan, 6 responden (20%) menjawab selalu, 7

responden (23,3%) menjawab sering, 9 responden (30%) menjawab kadang-

kadang dan 8 responden (26,7%) menjawab tidak pernah. Dengan demikian

dapat diketahui 30% responden menyatakan bahwa, kadang-kadang guru

memberikan hadiah bagi siswa yang mendapatkan nilai baik.

Berdasarkan tabel 37 menunjukan, 13 responden (43,3%) menjawab

serlalu, 12 responden (40%) menjawab sering, 5 responden (16,7%)

mmenjawab kadang-kadang dan tidak ada responden (0%) yang menjawab

ttidak pernah. Dengan demikian dapat diketahui 43,3% responden

menyatakan bahwa, guru selalu memberikan penghargaan bagi siswa yang

berprestasi.

Page 79: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

69

Tabel. 37

Pemberian Penghargaan

No. Alternatif Jawaban F Prosentase (%)

30.

Selalu 13 43,3%

Sering 12 40%

Kadang-Kadang 5 16,7%

Tidak Pernah - -

Jumlah 30 100 %

C. Interpretasi Data

Berdasarkan hasil perhitungan statistik deskriptif, maka penulis memberikan

interpretasi data dengan menggunakan pedoman interpretasi berikut:

1. Baik; jika nilai yang diperoleh berada pada interval 76-100%.

2. Cukup Baik; jika nilai yang diperoleh berada pada interval 56-75%.

3. Kurang Baik; jika nilai yang diperoleh berada pada interval 40-55%.

4. Tidak Baik; jika nilai yang diperoleh berada pada interval 40%.

Dari hasil penyebaran angket dengan 30 responden, diperoleh data mengenai

PENEGAKAN DISIPLIN SISWA DI SMP AL AMANAH SETU

TANGERANG SELATAN yang terdiri dari Empat Dimensi, yaitu: (1) Dimensi

pembiasaan terdiri dari 7 item dengan skor 623, (2) Dimensi Contoh dan

Tauladan terdiri dari 7 item dengan skor 681, (3) Dimensi pengawasan terdiri dari

10 item dengan skor 997, (4) Dimensi penyadaran 6 item dengan skor 547, lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel 39 berikut ini:

Page 80: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

70

Tabel. 38

Perhitungan Nilai Rata-Rata

Dimensi

Penelitian Skor

Nilai

Harapan

(NH)

Nilai Skor (NS) NS

Kategori

Nilai

1. Pembiasaan 623 7 x 4 = 28 623:30 = 20,77 74,18% Cukup Baik

2. Contoh dan

Tauladan

681 7 x 4 = 28 681:30 = 22,70 81,07% Baik

3. Pengawasan 997 10 x 4 = 40 997:30 = 33,23 83,08% Baik

4. Penyadaran 547 6 x 4 = 24 547:30 = 1823 75,00% Cukup Baik

Rata-Rata 78,33% BAIK

Berdasarkan perhitungan statistik sederhana di atas, maka Penegakan Disiplin

Siswa di SMP Al Amanah Setu Tangerang Selatan dapat diketahui melalui

interpretasi dimensi-dimensi sebagai berikut:

1. Pembiasaan

Dimensi pembiasaan dapat dilihaat pada soal no. 1, 2, 3, 4, 5, 6 dan 7.

Pada soal no. (1) 40% responden menyatakan bahwa guru sering memberikan

nasehat kepada siswa yang mencoret-coret seragam dan fasilitas sekolah. (2)

40% responden menyatakan bahwa kaang-kadang guru memberi nasehat

kepada siswa yang malas belajar. (3) 40% responden menyatakan bahwa

kadang-kadang guru memberikan penyuluhan tentang narkoba. (4) 40%

responden menyatakan bahwa kadang-kadang guru memberikan penyuluhan

mengenai bahaya merokok dan minuman keras. (5) 40% responden

menyatakan bahwa guru sering menyampaikan dan memberikan pengarahan

mengenai tata tertib atau disiplin sekolah kepada siswa. (6) 43,3% responden

menyatakan bahwa kadang-kadang guru menyampaikan dan memberikan

Page 81: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

71

pengarahan mengenai tata tertib atau disiplin sekolah kepada orang tua siswa.

(7) 50% responden menyatakan bahwa guru sering menyampaikan dan

memberikan pengarahan atau amanat kepada siswa pada waktu upacara.

Berdasarkan rumus di atas, maka dapat dikatakan bahwa pembiasaan yang

dilakukan guru di SMP Al Amanah Setu berada pada interval 74,18% yang

berarti termasuk dalam kategori cukup baik.

2. Contoh dan Tauladan

Dimensi contoh dan tauladan dapat dilihat pada soal no. 8, 9, 10, 11, 12,

13 dan 14. Pada soal no. (8) 60% responden menyatakan bahwa guru SMP Al

Amanah selalu berprilaku sopan dan ramah. (9) 62% responden menyatakan

bahwa guru selalu mengucapkan salam ketika masuk kelas. (10) 43,3%

responden menyatakan bahwa guru selalu berlaku adil kepada seluruh siswa.

(11) 56,7% responden menyatakan bahwa guru selalu tidak merokok

dilingkungan sekolah. (12) 40% responden menyatakan bahwa guru datang ke

sekolah 10 menit lebih awal. (13) 43,3% responden menyatakan bahwa guru

kadang-kadang masuk kelas 5 menit lebih awal. (14) 80% responden

menyatakan bahwa guru selalu berpakaian rapi dan sopan pada saat mengajar.

Berdasarkan rumus di atas, dapat dikatakan bahwa contoh dan tauladan

guru di SMP Al Amanah Setu berada pada interval 81,07% yang berarti

termasuk kalam kategori baik.

3. Pengawasan

Dimensi pengawasan dapat dilihat pada soal no. 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21,

22, 23 dan 24. Pada soal no. (15) 50% responden menyatakan bahwa guru

kadang-kadang mengadakan razia. (16) 50% responden menyatakan bahwa

guru selalu mengadakan pemeriksaan pakaian dan rambut secara rutin. (17)

56,7% responden menyatakan bahwa guru selalu menegur siswa yang

membuat kegaduhan dalam kelas. (18) 43,3% responden menyatakan bahwa

Page 82: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

72

guru selalu menegur siswa yang mengobrol saat guru mengajar. (19) 50%

responden menyatakan bahwa guru selalu menegur siswa yang yang

menyontek pada saat ujian. (20) 53,3% responden menyatakan bahwa guru

selalu menegur siswa yang mengantuk atau tertidur pada saat berlangsungnya

pelajaran. (21) 50% responden menyatakan bahwa guru selalu menegur siswa

yang makan di dalam kelas. (22) 76,7% responden menyatakan bahwa guru

selalu menegur siswa yang keluar kelas saat jam belajar berlangsung. (23)

60% responden menyatakan bahwa guru selalu menegur siswa yang

membuang sampah sembarangan. (24) 46,7% responden menyatakan bahwa

guru selalu mmemanggil orang tua atau wali siswa ketika siswa melakukan

pelanggaran.

Berdasarkan rumus di atas, dapat dikatakan bahwa pengawasan yang

dilakukan guru di SMP Al Amanah Setu berada pada interval 83,08% yang

berarti termasuk dalam kategori baik.

4. Penyadaran

Dimensi penyadaran daapa dilihat pada soal no. 25, 26, 27, 28, 29 dan 30.

Pada soal no. (25) 46,7% responden menyatakan bahwa guru selalu

menghukum siswa yang berkelahi. (26) 80% responden menyatakan bahwa

guru selalu menghukum siswa yang suka membolos sekolah. (27) 43,3%

responden menyatakan bahwa guru selalu menghukum siswa yang terlambat

datang ke sekolah. (28) 36,7% responden menyatakan bahwa guru kadang-

kadang memberikan pujian pada siswa yang rajin belajar. (29) 30% responden

menyatakan bahwa guru kadang-kadang memberikan hadiah kepada siswa

yang mendapat nilai baik. (30) 43,3% responden menyatakan bahwa guru

selalu memberikan penghargaan kepada siswa yang berprestasi.

Berdasarkan rumus di atas, dapat dikatakan bahwa penyadaran yang

dilakukan guru di SMP Al Amanah Setu berada pada interval 75,00% yang

berarti termasuk dalam kategori cukup baik

Page 83: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

73

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian di SMP Al Amanah Setu Tangerang Selatan

Kendala yang dihadapi guru SMP Al Amanah dalam menegakan disiplin siswa

yaitu ; kurangnya kesadaran siswa akan pentingnya kedisiplinan. Sehingga

mereka menganggap kedisiplinan adalah suatu pengekangan.

Manfaat penegakan disiplin siswa adalah sebagai tolok ukur mampu

tidaknya siswa dalam mentaati aturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah yang

sangat penting untuk stabilitas kegiatan belajar mengajar. Selain itu juga sikap

disiplin akan selalu diperlukan kapanpun dan dimanapun lingkungannya. Disiplin

dapat membentuk watak dan kepribadian seseorang, menjadi tangguh dan dapat

diandalkan. Siswa yang memiliki disiplin yang tinggi, lebih peka dan peduli pada

lingkungan sekitar, dapat mengendalikan dan belajar mendisiplinkan diri.

Sesuai dengan nilai rata-rata yang dihitung dengan rumus kategori dari

keempat dimensi (dimensi pembiasaan, dimensi contoh dan tauladan, dimensi

pengawasan, dimensi penyadaran) yang merupakan dimensi-dimensi penegakan

disiplin secara keseluruhan, maka penegakan disiplin siswa di SMP Al Amanah

Setu Tangerang Selatan termasuk dalam kategori baik, yaitu dengan skor sebagai

berikut:

Page 84: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

74

74,18%+81,07%+83,08%+75,00%

+ 78,33%

4 (BAIK)

B. Saran

Dunia pendidikan tidak terlepas dari sikap kedisiplinan siswa-siswi,

baik itu di sekolah maupun di lingkungan luar sekolah masing-masing, dan sudah

selayaknya harus ditumbuh kembangkan serta diaplikasikan dalam kehidupan

sehari-hari. Guru sebagai salah satu komponen pendidikan yang dapat

menegakan disiplin siswa sangat diharapkan untuk menumbuhkan kedisiplinan

pada dirinya kemudian diterapkan pada siswa-siswinya.

Oleh karena itu berdasarkan hasil penelitian di lapangan, maka penulis

memberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Kepada Guru dan Staf Sekolah diharapkan untuk dapat meningkatkan

pembiasaan-pembiasaan yang baik terhadap siswa-siswinya, sehingga

dengan sendirinya pembiasaan yang diatur bisa menjadi kebiasaan yang

dilakukan dengan sendirinya tanpa harus dimarahi dan dihukum.

2. Memberikan penyadaran bagi siswa-siswi yang melakukan pelanggaran

dengan hukuman sekecil apapun dan memberikan penghargaan bagi

siswa-siswi yang baik

3. Kepada para siswa diharapkan mampu memahami akan pentingnya

penegakan disiplin, memelihara dan menjaga suasana dan

kenyamanan di sekolah agar terwujud suasana yang nyaman dan

menyenangkan dalam kegiatan belajar-mengajar.

Page 85: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

DAFTAR PUSTAKA . Ahmad, ”Peran Guru Dalam Penegakan Disiplin Siswa”, 09/05/2009, tersedia di:

www.smppgricimanggisdepok.com, 26/08/2010. Aptorina, ”Kedisiplinan Penting Dalam Proses Pendidikan di Sekolah”, 04/09/1990,

tersedia di: http://meezone.blogspot.com, 26/08/2010. Arikunto, Suharsimi, ”Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek”, Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 1997. Bayrakli, Bayraktar, ”Prinsip dan Metode Pendidikan Islam”, Jakarta: Inisiasi Press,

2004. Cet. Ke-1. Daradjat, Zakiah, ”Ilmu Jiwa Agama”, Jakarta: Bulan Bintang, 2003. Cet. Ke-16. Durkheim, Emile, ”Pendidikan Moral Suatu Studi Teori dan Aplikasi Sosiologis

Pendidikan”, Jakarta: Erlangga, 1990. H. Gunawan, Ary, ”Administrasi Sekolah”, Jakarta: Rineka Cipta, 2002. Cet. Ke-1. Hurlock, B. Elizabeth, ”Perkembangan Anak”, Jakarta: Erlangga, 1978. Jilid 2. Indrakusuma, Amir Daien, ”Pengantar Ilmu Pendidikan”, Surabaya: Usaha Nasional,

1984. Koswara, Soeharni, Nuryantini Ade Yeti, ”Manajemen Lembaga Pendidikan”,

Bandung: Patragading, 2004. Cet. Ke-4. Les Gallay, ”Disiplin Siswa di Sekolah” 04/042008, tersedia di: www.yahoo.com.

26/08/2010. Margono, S, ”Metodologi Penelitian Pendidikan”, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005. MS. Djohar, ”Pendidikan Strategik: Alternatif Untuk Pendidikan Masa Depan”,

Yogyakarta: LESFI, 2003. Mutiara Endah, ”Membuat Aturan Kedisiplinan Siswa”, 06/03/2010, tersedia di:

tarmizi wordpress.com, 18/08/2010. Purwanto, Ngalim, ”Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis”, Bandung: CV. Remaja

Karya, 1986.

Page 86: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, ”Kamus Besar Bahasa Indonesia”, Jakarta: Balai Pustaka, 2003. Cet. Ke-3.

Sahertian, Piet A, ”Dimensi-Dimensi Aministrasi Pendidikan di Sekolah”, Surabaya:

Usaha Nasional, 1994. Cet. Ke-1. SK, Sujono, ”Kumpulan Materi Kursus Dinas Staff Resimen Mahasiswa Jayakarta”,

Jakarta: Satgas KDS, 2006. Cet. Ke-1. Sudijono, Anas, ”Pengantar Statistik Pendidikan”, Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2005. Cet. Ke-5. Sukardi, Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2003, Cet. Ke-1 Sutisna, Oteng, ”Administrasi Pendidikan; Dasar Teoritis untuk Praktek

Profesional”, Bandung: Angkasa, 1989. Cet. Ke-10. Tholib, Khasan, ”Teori dan Aplikasi Administrasi Pendidikan”, Jakarta: Studio Press.

Page 87: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 301 3 4 4 2 2 4 4 3 2 3 4 4 3 4 2 4 2 3 4 4 4 3 4 2 3 3 3 1 2 4 942 3 3 3 4 2 4 4 3 4 3 4 2 1 4 4 3 3 4 2 3 4 4 2 4 3 4 4 2 2 4 963 3 4 3 2 4 2 4 4 2 4 3 3 4 2 4 3 2 1 4 3 3 4 3 4 4 4 4 2 3 4 964 4 1 2 4 3 4 3 4 2 2 4 4 2 4 2 4 3 2 4 4 3 3 3 4 4 4 2 3 1 3 925 2 3 4 3 2 4 2 4 4 2 4 4 3 3 4 4 2 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 1 4 2 966 3 4 1 4 3 3 3 2 4 4 4 2 4 4 2 4 2 4 3 3 4 4 4 3 2 4 3 3 2 4 967 4 3 2 4 3 2 4 3 4 2 4 3 1 4 3 4 3 3 4 4 2 4 4 3 3 4 2 4 1 4 958 3 2 4 3 4 2 4 3 4 3 4 3 2 4 3 4 2 4 3 4 4 4 2 4 3 4 3 1 3 2 939 4 3 2 3 4 4 3 4 3 4 3 4 1 3 3 3 2 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 2 4 3 9610 4 3 2 3 2 3 4 3 4 3 4 3 3 4 2 4 4 3 3 4 4 3 4 4 2 3 4 2 4 3 9811 4 2 3 2 3 4 2 4 4 4 2 3 2 4 4 2 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 2 4 9712 2 4 2 3 4 2 4 3 4 4 2 3 2 4 3 3 4 2 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 1 4 9613 3 4 3 2 3 2 3 4 3 3 4 4 1 4 4 2 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 2 3 3 9714 3 2 3 2 3 2 4 4 4 2 4 4 3 4 3 4 4 3 2 3 3 4 2 4 4 4 2 1 4 4 9515 4 3 2 3 2 3 3 4 4 2 4 3 2 4 2 4 3 4 3 4 3 4 2 4 3 4 3 3 2 3 9416 3 4 2 3 3 3 4 3 4 2 3 3 2 4 2 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 2 4 3 9817 2 2 4 4 2 3 3 4 3 4 2 4 2 4 4 4 4 3 3 2 4 4 4 3 4 4 3 2 1 4 9618 3 2 4 2 3 4 3 4 4 3 4 2 3 4 3 3 4 4 2 4 4 3 2 4 4 4 3 1 3 4 9719 2 2 4 3 3 2 4 2 4 4 3 3 2 4 2 4 4 3 2 4 4 4 4 2 2 3 4 4 2 4 9420 4 2 2 4 2 3 3 4 3 4 4 2 2 4 2 4 3 4 4 2 4 4 4 2 3 4 2 2 3 3 9321 2 2 4 2 3 2 4 2 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 3 3 1 4 9622 4 3 2 2 3 2 4 3 4 3 4 3 2 4 2 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 1 4 2 9523 2 2 4 3 4 2 3 4 4 4 2 4 1 4 4 2 4 2 4 3 4 3 4 3 4 4 2 3 1 3 9324 3 4 2 2 3 4 2 4 4 4 4 2 2 4 2 3 4 3 2 4 3 4 4 3 3 4 3 4 2 2 9425 3 4 2 2 4 2 3 4 3 4 2 4 3 2 2 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 1 3 9426 2 2 4 4 2 3 3 4 4 2 4 3 2 4 2 4 4 3 3 2 3 4 4 3 4 3 4 2 2 2 9227 4 3 2 3 4 2 3 3 4 3 4 2 2 4 2 3 4 4 4 2 3 4 4 4 4 3 2 3 2 3 9428 4 2 3 2 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 2 3 3 4 4 4 2 3 2 4 3 4 4 2 1 3 9229 3 2 3 4 2 3 3 4 4 2 2 4 4 3 3 3 4 2 4 4 3 4 4 2 4 4 3 1 3 3 9430 4 3 3 2 4 2 3 4 3 3 2 4 4 3 2 2 4 1 4 4 3 4 2 3 3 4 4 2 3 4 93

Jumlah 94 84 85 86 90 85 99 105 102 95 100 96 71 112 82 101 101 95 100 101 103 113 101 100 101 114 95 68 71 98 2846

Skor Butir Pernyataan TotalResponden

Page 88: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

UJI REFERENSI

Seluruh Referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul “PENEGAKAN DISIPLIN SISWA DI

SMP AL AMANAH SETU TANGERANG SELATAN” yang disusun oleh INDAH SUMAYA NIM

103018227372 Program Studi MANAJEMEN PENDIDIKAN Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, telah diuji kebenarannya oleh dosen

pembimbing skripsi pada tanggal, Oktober 2010.

Jakarta, 11 Oktober 2010

Dosen Pembimbing Skripsi

Drs. Hasyim Asy’ari, M.P.d

NIP. 19661009 199303 1 004

Page 89: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

75

Lampiran 1

ANGKET

PENEGAKAN DISIPLIN SISWA

DI SMP AL AMANAH SETU TANGERANG SELATAN

I. Identitas

1. Nama : ..................................................

2. Kelas : ..................................................

3. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan

II. Petunjuk Pengisian

1. Bacalah setiap pernyataan dengan seksama

2. Berilah tanda check list ( ) untuk setiap pernyataan yang diberikan pada

kolom yang tersedia.

3. Pilihlah jawaban:

SL : Selalu

SR : Sering

KK : Kadang-Kadang

TP : Tidak Pernah

NO. PERNYATAAN SL SR KK TP

1. Bapak/Ibu guru menasehati siswa yang mencoret-coret

seraga dan fasilitas sekolah.

2. Bapak/Ibu guru memberikan nasehat kepada siswa

yang malas belajar.

3. Bapak/Ibu guru memberikan penyuluhan tentang

bahaya narkoba.

Page 90: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

76

4. Bapak/Ibu guru memberikan penyuluhan tentang

bahaya merokok dan minuman keras.

5. Bapak/Ibu guru menyampaikan dan memberikan

pengarahan mengenai tata tertib atau disiplin sekolah

kepada siswa.

6. Bapak/Ibu guru menyampaikan dan memberikan

pengarahan mengenai tata tertib atau disipin sekolah

kepada orang tua siswa.

7. Bapak/Ibu guru menyampaikan dan memberikan

pengarahan kepada siswa pada waktu upacara.

8. Bapak/Ibu guru berprilaku sopan dan ramah.

9. Bapak/Ibu guru mengucapkan salam ketika masuk

kelas.

10. Bapak/Ibu guru berlaku adil kepada seluruh siswa.

11. Bapak/Ibu guru tidak merokok ketika berada di

lingkungan sekolah.

12. Bapak/Ibu guru datang ke sekolah 10 menit lebih awal.

13. Bapak/Ibu guru masuk kelas 5 menit lebih awal.

14. Bapak/Ibu guru berpakaian rapi dan sopan pada saat

mengajar.

15. Bapak/Ibu guru mengadakan razia, seperti: Benda

tajam, bacaan-bacaan porno, obat-obatan terlarang dll.

16. Bapak/Ibu guru mengadakan pemeriksaan pakaian dan

rambut secara rutin.

17. Bapak/Ibu guru menegur siswa yang membuat

kegaduhan dalam kelas.

18. Bapak/Ibu guru menegur siswa yang mengobrol saat

guru mengajar.

Page 91: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

77

19. Bapak/Ibu guru menegur siswa yang menyontek pada

saat ujian.

20. Bapak/Ibu guru menegur siswa yang mengantuk atau

tidur pada saat berlangsungnya pelajaran.

21. Bapak/Ibu guru menegur siswa yang makan dalam

kelas saat berlangsungnnya pelajaran.

22. Bapak/Ibu guru menegur siswa yang keluar kelas saat

jam belajar.

23. Bapak/Ibu guru menegur siswa yang membuang

sampah sembarangan.

24. Bapak/Ibu guru memanggil orang tua/wali siswa ketika

siswa melakukan pelanggaran.

25. Bapak/Ibu guru menghukum siswa yang berkelahi.

26. Bapak/Ibu guru menghukum siswa yang suka

membolos sekolah.

27. Bapak/Ibu guru menghukum siswa yang terlambat

datang ke sekolah.

28. Bapak/Ibu guru memberikan pujian kepada siswa yang

rajin belajar.

29. Bapak/Ibu guru memberikan hadiah kepada siswa yang

mendapat nilai baik.

30. Bapak/Ibu guru memberikan penghargaan kepada siswa

yang berprestasi.

”Terima Kasih Atas Partisipasinya”

Page 92: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

78

Lampiran 2

HASIL WAWANCARA

Hari/Tanggal : Selasa, 22 September 2010

Tempat : Ruang Kepala Sekolah

Nama : Drs. Oman Rohmanudin, M.M.

Jabatan : Kepala Sekolah

1. Sejak kapan penegakan disiplin siswa dilaksanakan di SMP Al Amanah Setu?

Jawab: Sejak SMP Al Amanah ini mulai menerima murid dan melaksanakan

proses pendidikan dan pengajaran.

2. Faktor apa yang melatarbelakangi keberadan penegakan disiplin siswa di SMP

Al Amanah Setu?

Jawab: Sekolah bukan hanya tempat siswa menerima pelajaran, melainkan tempat

mengembangkan dan membentuk siswa menjadi pribadi yang baik selain

rumah dan lingkungan sekitarnya. Sekolah merupakan lingkungan sosial

yang mendampingi perkembangannya sebagai makhluk sosial. Sebagai

makhluk sosial siswa memiliki beragam permasalahan dan berasal dari

latarbelakang keluarga yang berbeda. Hal inilah yang melatarbelakangi

adanya penegakan disiplin di sekolah.

3. Strategi apa saja yang dilakukan pihak sekolah dalam penegakan disiplin siswa?

Jawab: Dalam upaya penegakan disiplin kami melakukan beberapa straegi yaitu:

dengan membuat tata tertib sekolah yang berlaku untuk seluruh warga

sekolah, mensosialisasikan tata tertib atau peraturan sekolah dan

memberikan sanksi bagi yang melanggar, mulai dari memberikan teguran,

penugasan, pemanggilan orang tua, diskorsing, sampai dikeluarkan dari

sekolah.

Page 93: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

79

4. Bagaimana pendapat bapak mengenai efektifitas penegakan disiplin?

Jawab: Efektifitas penegakan disiplin bisa dicapai jika ada kerjasama antar warga

sekolah diantaranya; kepala sekolah, guru BK, waka kesiswaan mulai dari

wali kelas sebagai wali dari orang tua di sekolah, guru, keamanan sekolah,

siswa itu sendiri dan orang tua yang lebih mengenali anaknya.

5. Apakah keberadaan bimbingan dan konseling di SMP Al Amanah Setu

berpengaruh besar terhadap usaha menanggulangi kenakalan siswa, sebagai upaya

penegakan disiplin?

Jawab: Ya sangat berpengaruh, karena memang tujuan BK untuk membina dan

memberikan bimbingan bagi siswa yang bermasalah dan memberikan

solusi-solusi dari permasalahan-permasalahan yang dihadapinya. Dengan

demikian siswa akan merasa diperhatikan.

6. Apakah guru BK di sekolah ini berhasil menegakan disiplin serta menanggulangi

kenakalan remaja yang terjadi di sekolah?

Jawab: Alhamdulillah cukup berhasil, karena saya melihat kemajuan dari tahun ke

tahun dalam penegakan disiplin dan menanggulangi kenakalan remaja.

7. Hambatan-hambatan apa saja yang bapak alami dalam menghadapi masalah

tersebut?

Jawab: Hambatan akan kita temui di mana saja dan dipermasalahan apapun,

namun yang menjadi hambatan dalam penegakan disiplin siswa ini yaitu

kurangnya kesadaran siswa akan pentingnya kedisiplinan dan belum

memahami benar tentang arti kedisiplinan, sehingga siswa merasa

kedisiplinan merupakan pengekangan.

8. Bagaimana solusi dalam mengatasi hambatan-hambatan penegakan disiplin

siswa?

Jawab: Solusinya adalah dengan memberikan pengertian dan menjelaskan akan

pentingnya kedisiplinan, membiasakan dengan pembiasaan-pembiasaan

yang baik, memberikan contoh dan tauladan, kemudian kami lakukan

pengawasan.

Page 94: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

80

9. Pihak-pihak manasajakah yang dilibatkan dalam menanggulangi kenakalan

remaja?

Jawab: Dalam menaggulangi kenakalan remaja kami melibatkan seluruh sivitas

sekolah, seperti: kepala sekolah, wakil kepala sekolah, wali kelas, guru

BK, waka kesiswaan, bidang kurikulum, guru, staf sekolah dan orang tua

yang mengawasi anak-anaknya di luar sekolah.

10. Bagaimana peran sekolah dalam menegakan disiplin siswa?

Jawab: Disiplin merupakan cermin kepribadian seseorang, masyarakat dan

bangsa. Disiplin menjadi pokok utama dalam membiasakan siswa ntuk

hidup lebih teratur. Adapun peranan sekolah dalam menegakan disiplin

siswa yaitu: Merencanakan dan membuat tata tertib atau peraturan

sekolah, mensosialisasikannya kepada siswa dan orang tua siswa,

melaksanakan peraturan atau tata tertib yang sudah disosialisasikan,

kemudian menindaklanjutinya.

Page 95: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

81

Lampiran 3

HASIL WAWANCARA

Hari/Tanggal : Selasa, 22 September 2010

Tempat : Ruang BK

Nama : Drs. Nuryaman, S.Pd.

Jabatan : Wakil Kepala Sekolah/Guru Bimbingan dan Konseling

1. Jenis layanan BK apa sajakah yang diberikan kepada siswa SMP Al Amanah Setu

dalam upaya penegakan disiplin?

Jawab: Kami memberikan layanan berupa bimbingan dan pembinaan baik pribadi

maupun kelompok, seperti pembinaan individu dan konsultasi kelompok

secara khusus bagi yang mengalami masalah.

2. Jenis kenakalan apa sajakah yang dilakukan siswa SMP Al Amanah Setu?

Jawab: Kenakalan yang sering dilakukan siswa diantaranya: merokok di

lingkungan sekolah, berpakaian tidak rapih, terlambat datang ke sekolah,

membolos, mencontek, keluar kelas pada waktu jam belajar, tidak

mengikuti upacara, berkelahi dan membuat kegaduhan di kelas.

3. Menurut Bapak apa yang menyebabkan terjadinya kenakalan dikalangan siswa?

Jawab: Menurut saya yang menyebabkan kenakalan siswa diantaranya adalah

teman, keluarga dan lingkungannya.

4. Apakah Bapak bekerjasama dengan wali murid dalam menanggulangi kenakalan

siswa yang sering terjadi di SMP Al Amanah Setu?

Jawab: Ya, dalam menanggulangi kenakalan siswa selain dengan para guru di

sekolah, saya juga bekerjasama dengan wali murid.

5. Kegiatan apa yang Bapak lakukan untuk menegakan disiplin siswa?

Jawab: Dalam upaya penegakan disiplin siswa, kami sering mengadakan

penyuluhan dan razia seperti Hp, majalah atau gambar porno, rokok, obat-

obatan terlarang dan benda-benda tajam.

Page 96: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

82

6. Kendala apa saja yang Bapak hadapi dalam mencegah dan menanggulangi

kenakalan siswa di sekolah ini sebagai upaya penegakan disiplin? Bagaimana

Bapak menyikapi kendala tersebut?

Jawab: Kendala yang saya hadapi adalah terkadang surat panggilan tidak sampai

ketangan orang tua, tidak dihiraukan dan ada juga orang tua yang tidak

mau percaya jika anaknya melakukan pelanggaran.

7. Faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan

bimbingan dan konseling?

Jawab: Yang menjadi faktor pendukung dalam pelaksanaan bimbingan dan

konseling adalah partisipasi dari seluruh warga sekolah seperti kontribusi

kepala sekolah, bidang kesiswaan, bidang kurikulum, guru dan staf

sekolah. Adapun yang menjadi faktor penghambat diantaranya adalah

siswa merasa enggan menceritakan permasalahannya dan lebih memilih

diam (tidak mau berterus terang) dan terkadang memilih teman sebagai

tempat mengadunya.

8. Langkah apa saja yang ditempuh untuk melaksanakan bimbingan dan konseling?

Jawab: Langkah yang kami lakukan dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling

di sekolah diantaranya adalah memantau siswa, menanyakan kepada wali

kelas dan orang tua tentang siswa yang bermasalah, memanggil siswa,

membimbing dan membina siswa kemudian membantu menyelesaikan

dengan memberi solusi kepada siswa akan permasalahannya.

Page 97: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

83

Lampiran 4

HASIL WAWANCARA

Hari/Tanggal : Rabu, 23 September 2010

Tempat : Ruang Guru

Nama : Iyep Sumpena, S.Pd.

Jabatan : Waka Kesiswaan

1. Sejak kapan penegakan disiplin siswa dilaksanakan di SMP Al Amanah Setu?

Jawab: Sejak berdirinya sekolah ini, kemudian program yang sudah ada

dikembangkan dan ditingkatkan hingga saat ini.

2. Menurut bapak apa yang melatarbelakangi diadakannya penegakan disiplin siswa

di SMP Al Amanah Setu ini?

Jawab: Menurut saya disiplin adalah kunci kesuksesan seseorang, dengan disiplin

seseorang akan menjadi lebih teratur dan tahu mana yang harus dan tidak

dilakukannya. Dengan disiplin seseorang akan mudah meraih

keberhasilannya. Oleh karena itu SMP Al Amanah ini menerapkan

penegakan disiplin siswa dan terus mengembangkannya.

3. Apakah Bapak bekerja sama dengan para guru dan wali murid dalam menegakan

disiplin siswa?

Jawab: Ya sudah barang tentu, karena disiplin tidak bisa ditegakan tanpa ada

kerjasama dari pihak-pihak yang bersangkutan.

4. Apakah Bapak sering mengadakan razia, seperti benda-benda tajam, gambar-

gambar atau bacaan-bacaan porno, kerapihan berpakaian, kerapihan rambut, obat-

obatan terlarang, rokok dan minuman keras?

Jawab: Ya saya sering mengadakan razia bekerjasama dengan guru-guru yang

lain demi terlaksananya penegakan disiplin di sekolah.

Page 98: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

84

5. Jenis pelanggaran apa saja yang sering dilakukan siswa di sekolah ini?

Jawab: Pelanggaran yang sering dilakukan siswa diantaranya: Bertengkar,

merokok di lingkungan sekolah, membolos, mencontek, keluar kelas,

membuang sampah sembarangan dan lain-lain.

6. Bagaimana upaya Bapak dalam menghadapi siswa yang melakukan pelanggaran?

Jawab: Diberikan teguran, kemudian diperingati, bila masih melakukan

pelanggaran yang sama tanpa dihiraukan baru diberikan hukuman sesuai

dengan pelanggarannya.

7. Hukuman apa saja yang diberikan kepada siswa yang melakukan pelanggaran?

Jawab: Hukuman yang biasa diberikan kepada siswa tergantung dari jenis

pelanggarannya, semakin besar dan banyak pelanggaran yang dilakukan

maka semakin berat juga hukuman yang diberikan. Mulai dari berdiri di

kelas, diberikan nasehat, menyapu dan membersihkan ruangan atau

halaman sekolah, membersihkan WC, di gundul, diskor, pemanggilan

orang tua sampai dikeluarkan dari sekolah.

8. Siapa saja yang bertanggung-jawab dalam program penegakan disiplin siswa?

Jawab: Yang bertanggung-jawab dalam hal penegakan disiplin siswa adalah kami

semua, semua yang ada di sekolah ini bertanggung-jawab untuk

menegakan kedisiplinan. Karena kedisiplinan kelompok tidak akan bisa

dicapai dengan sendiri-sendiri tanpa kerjasama kelompok tersebut.

Page 99: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

85

Lampiran 6

TATA TERTIB SISWA

SMP AL AMANAH SETU TANGERANG SELATAN

I. HAK DAN KEWAJIBAN

A. HAK

1. Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan, sesuai UU 1945 pasal

31 ayat (1).

2. Siswa berhak mendapat pendidikan dan pengajaran sesuai dengan jadwal

yang telah ditetapkan SMP Al Amanah.

3. Setiap siswa dapat menikmati semua fasilitas yang dimiliki SMP Al

Amanah sesuai tata tertib yang diperuntukan siswa.

4. Siswa dapat berkonsultasi melalui prosedur yang ditetapkan dan untuk

perbaikan situasi belajar mengajar di sekolah.

B. KEWAJIBAN

Setiap siswa wajib tunduk dan patuh pada ketentuan-ketentuan sebagai

berikut:

1. Bertindak serta bersikap sopan santun, menghormati Bapak dan Ibu guru

baik di sekolah maupun di luar sekolah, demikian pula antara sesama

siswa, sebagai siswa yang menjunjung tinggi nilai-nilai budaya yang

berdasarkan Pancasila dan UUD 45.

2. Pakaian seragam sekolah dan kelengkapannya :

a. Senin – Selasa : Putih – Biru, berdasi, topi, dan ikat pinggang.

b. Rabu – Kamis : Batik – Hitam, berdasi dan ikat pinggang.

c. Jum’at : Busana Muslim.

d. Sabtu : Seragam Pramuka.

Page 100: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

86

3. Rambut siswa pria harus pendek, tidak melebihi atau menutupi leher

kemeja, daun telinga dan tidak dicat.

4. Kehadiran siswa

a. Kehadiran siswa selambat-lambatnya 5 menit sebelum jam pelajaran

dimulai.

b. Bagi yang bertugas piket selambat-lambatnya 20 menit sebelum

pelajaran pertama dimulai.

c. Apabila seseorang siswa terlambat, wajib melapor kepada guru piket.

d. Bila seorang siswa tidak dapat hadir di sekolah, harus memberittahu

pihak sekolah, melalui keterangan sah yaitu :

- Surat keterangan orang tua/wali.

- Surat keterangan dokter.

- Telepon dari orang tua/walinya sebelum jam pertama.

e. Bila siswa karena sesuatu hal harus meninggalkan jam pelajaran ia

harus mendapat persetujuan Kepala Sekolah melalui guru piket.

f. Bila siswa karena sesuatu hal tidak dapat mengikuti pelajaran selama

beberapa hari, harus mengajukan permohonan dari orang tua/walinya.

5. Memelihara dan menjaga keamanan, ketertiban, kebersihan, keindahan,

atas kelas masing-masing serta sekolah secara keseluruhan merupakan

tanggung jawab para siswa bersama berdasarkan prinsip kekeluargaan.

6. Pembayaran SPP dan Komputer selambat-laambatnya tanggal 10 setiap

bulan.

7. Orang tua wajib memenuhi panggilan sekolah yang berkaitan dengan

pendidikan anaknya.

8. Siswa pria wajib sholat jum’at di sekolah, mengenakan peci pada saat

sholat jum’at.

9. Siswa putri wajib mengikuti muhadoroh.

10. Seluruh siswa wajib sholat berjamaah dzuhur.

Page 101: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

87

II. LARANGAN

1. Dilarang meninggalkan pekarangan sekolah selama jam pelajaran, tanpa

seizin kepala sekolah melalui guru piket.

2. Dilarang merokok.

3. Dilarang berpakaian, bersolek, berhias berlebihan yang bertentangan dengan

nilai-nilai Islam.

4. Dilarang memakai topi dan assesoris yang bukan seragam sekolah.

5. Dilarang memakai pakaian seragam sekolah di tempat-tempat tertentu seperti :

Bar, Diskotik, Play Station dan pertemuan-pertemuan yang tidak ada

hubungannya dengan pendidikan dan pengajaran.

6. Dilarang menerima tamu tanpa seizin guru piket.

7. Dilarang membawa menyimpan, mengedarkan minuman keras atau minuman

yang memabukan serta obat bius dan obat-obatan terlarang (ganja, heroin,

morphine) dan sebagainya.

8. Dilarang membawa, menyimpan, mengedarkan buku bacaan, film dan media

lainnya yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam.

9. Dilarang membawa senjata api, senjata tajam berupa apapun yang tidak ada

kaitannya dengan pendidikan dan pelajaran sekolah.

10. Dilarang berkelahi dan baku hantam baik secara perorangan, kelompok,

maupun secara masal.

11. Dilarang melakukan tindakan yang mengakibatkan kerugian dan kerusakan

materil, milik umum, sekolah maupun milik perorangan.

12. Dilarang membentuk organisasi selain OSIS maupun kegiatan lainnya tanpa

seizin Kepala Sekolah.

13. Dilarang mencoret-coret seragam, bangku, meja, dinding dan fasilitas lainnya.

14. Dilarang membawa Tipp-ex.

15. Dilarang memmbawa sepeda motor.

Page 102: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

88

III. SANKSI – SANKSI

1. Mengkonsumsi, mengedarkan obat-obatan terlarang dan minuman keras.

- Dikeluarkan dari sekolah setelah orang tuanya dipanggil.

2. Berkelahi.

a. Berkelahi dengan teman sekolah

- Membersihkan lingkungan sekolah selama 4 jam pelajaran.

b. Berkelahi dengan pihak luar

- Diskor selama 3 hari

3. Membawa dan menggunakan senjata tajam/senjata api dan benda lainnya

yang tidak ada kaitannya dengan pendidikan.

4. Merokok.

- 1 kali merokok digunduli

- 2 kali merokok digunduli dan orang tuanya dipanggil.

- 3 kali merokok dikembalikan ke orang tuanya

5. Tidak berseragam.

- 1 kali tidak berseragam menyapu atau membersihkan ruangan/halaman

- 2 kali tidak berseragam membersihkan WC

- 3 kali tidak berseragam atau lebih, dipulangkan dengan membawa

surat perjanjian dari sekolah yang harus ditanda tangani oleh orang

tuanya dan surat dikembalikan keesokan harinya.

6. Mencoret-coret.

a. Mencoret-coret seragam

- Dihapus sendiri sampai bersih

b. Mencoret-coret bangku, meja, dinding dan fasilitas lainnya.

- Dihapus sampai bersih dan atau membawa cat serta mengecatnya.

7. Tidak mengikuti kegiatan mingguan.

a. Tidak sholat jum’at bagi putra

- Digunduli dan diberikan bimbingan khusus dari guru BK.

b. Tidak ikut Muhadoroh tanpa izin bagi putri.

Page 103: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

89

- Mengepel WC

8. Tidak sholat dzuhur / Ashar di sekolah.

- Laki-laki digunduli

- Perempuan dikurung di ruang BK maksimal 3 jam

9. Memakai topi selain topi sekolah dan assesoris yang tidak pantas di

lingkungan sekolah pada jam pelajaran.

- Diambil dan tidak dikembalikan

10. Membawa buku, gambar, VCD porno dan sejenisnya.

- Diambil dan dimusnahkan serta mendapat bimbingan khusus dari guru

BK.

11. Terlambat, bolos dan todak piket.

- Terlambat ditangani guru piket, berdiri di kelas selama 1 jam pelajaran

- Bolos dan tidak piket diberikan sanksi oleh wali kelas masing-masing.

12. Membawa Tipp-ex, diambil dan tidak dikembalikan lagi.

13. Hal-hal yang belum tercantum akan tiatur kemudian.

JAJNJI SISWA

KAMI SISWA-SISWI SMP AL AMANAH BERJANJI :

1. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

2. Hormat dan patuh kepada Orang Tua dan Guru

3. Taat dan patuh kepada seluruh peraturan Sekolah

4. Sopan santun terhadap siapapun

5. Menjauhkan perselisihan dan mempererat persaudaraan

6. Selalu menjunjung tinggi nama baik Sekolah

Page 104: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

90

Lampiran 7

SURAT PERJANJIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Hendra

TTL : Tangerang, 11 Februari 1997

Kelas : VII – D

Orang Tua

Nama : Herdian

Umur : 38 Tahun

Alamat : JL. Raya Puspiptek Desa Bhakti Jaya RT. 01/03 No. 35 Setu.

Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa saya siap menerima hukuman

apapun yang diberikan oleh pihak sekolah terhadap diri saya apabila saya mengulangi

perbuatan saya kembali (melanggar tata tertib).

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan penuh

kesadaran, tanpa ada paksaan dari pihak manapun.

Setu, 22 Juli 2010

Orang Tua/Wali Yang membuat pernyataan

Herdian Ali Hendra Ali

S a k s i

Wali Kelas VII – D Guru BP

Siti Mariyam, S.Pd Drs. Nuryaman, S.Pd

Page 105: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

91

Lampiran 8

Tabel .5

Keadaan Guru SMP Al-Amanah

NO. NAMA JABATAN BIDANG STUDI

1. Drs. Oman Rohmanudin, M.M Kepala Sekolah -

2. Drs. Nuryaman, S.Ag Waka. Kep.Sek PAI / Akidah

3. H. Ahmad Hadi, S.Ag Guru Fiqih

4. Drs. Ahmad Muhroj Guru Ekonomi

5. Drs. Ulul Arkham Guru Sejarah

6. Drs. Syaefullah Guru Geografi

7. Shodikin, S.Pd Guru Bahasa Inggris

8. Bambang Widada, S.Pd. Kim Guru Fisika

9. Iyep Sumpena, S.Pd Guru Ekonomi

10. Ahmad Husen, S.Ag Guru Bahasa Arab

11. Dede Aslikah, S.Ag Guru PAI / KAH

12. Siti Maryam, S.Ag Guru Bahasa Arab

13. Diyah Purwandari, S.Pd Guru Fisika

14. Desy Maryatul Qibtiyah, S.Pd Guru B. Indonesia

15. Dian Susanti, S.Pd Guru Biologi

16. Siti Maesaroh, S.Pd Guru Fiqih

17. Ngatinem, S.Pd Guru MTK

18. Ogi Suprayogi, S.Pd Guru B. Indonesia

19. Eka Vitria Vanissih, S.Pd Guru Geografi

20. Triwijayanto, A.Pd Guru Komputer

21. Syaiful Bahri Guru KTK

22. Andy Karyanto, SE Guru MTK

23. Eti Sumiati, S.Pd Guru PAI / KAH

Page 106: 99006-INDAH SUMAYA-FITK

92

24. Mustofa Ahmad, S.Pd Guru PPKN

25. Pujiono Guru Penjas

Struktur Organisasi SMP Al Amanah Setu Tangerang Selatan

a.

Sumber: Arsip SMP Al-Amanah Setu, Kota Tangerang Selatan.

Ketua Yayasan

H. TB. Suhandi, Ch. M.Pd

Kepala Sekolah

Drs. Oman Rohmanudin, M.M

Wakil Kepala Sekolah

Drs. Nuryaman, S. Ag.

Waka Kesiswaan

Iyep Sumpena, S.Pd

Waka Kurikulum

Drs. Ulul Arkham.

Waka Administrasi

Sundussiah

Guru-guru

Siswa-siswi