100625 tuti alawiah fitk

212

Click here to load reader

Upload: muhammad-fachrurrozy

Post on 17-Jul-2016

81 views

Category:

Documents


20 download

DESCRIPTION

rgwrgwrg

TRANSCRIPT

Page 1: 100625 Tuti Alawiah Fitk

PENGARUH PEMBELAJARAN TERPADU MODEL TERKAIT

(CONNECTED) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP

MATEMATIKA SISWA

(Studi Eksperimen di SMP Muhamadiyah 22 Setiabudi Pamulang)

DisusunOleh:

TUTI ALAWIAH

NIM: 106017000555

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011

Page 2: 100625 Tuti Alawiah Fitk
Page 3: 100625 Tuti Alawiah Fitk
Page 4: 100625 Tuti Alawiah Fitk
Page 5: 100625 Tuti Alawiah Fitk

i

ABSTRAK

TUTI ALAWIAH (106017000555), β€œPengaruh Pembelajaran Terpadu Model

Terkait (Connected) Terhadap Pemahaman Konsep Matematika Siswa”. Skripsi,

Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini mengkaji pembelajaran terpadu model terkait (connected)

terhadap pemahaman konsep matematika. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui pemahaman konsep matematika siswa dalam materi bangun datar

dengan menggunakan pembelajaran terpadu model terkait (connected). Metode

yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan desain

Randomized Two-Group Design Posttest Only. Subyek yang diteliti adalah siswa

kelas VII SMP Muhamadiyah 22 Setiabudi Pamulang. Teknik pengambilan

sampel menggunakan teknik cluster random sampling. Instrumen yang digunakan

untuk mengumpulkan data pada penelitian ini adalah tes essay sebanyak 7 soal

yang sesuai dengan indikator pemahaman konsep matematika pada dimensi

translation, interpretation, dan extrapolation. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

pembelajaran terpadu model terkait (connected) berpengaruh terhadap

pemahaman konsep matematika siswa. Pemahaman konsep matematika siswa

yang diajarkan dengan pembelajaran terpadu model terkait (connected) lebih

tinggi dari pemahaman konsep matematika siswa yang diajarkan dengan

pembelajaran konvensional.

Kata kunci: Pembelajaran Terpadu, Model Terkait (Connected), Pemahaman

Konsep Matematika.

Page 6: 100625 Tuti Alawiah Fitk

ii

ABSTRACT

Tuti Alawiah (106017000555), β€œThe influence of integrated learning with

connected model toward math conceptual understanding of students”, Skripsi,

Math Education Department, Faculty of Tarbiyah and Teachers’ Training, State

Islamic University Syarif hidayatullah Jakarta.

This study discusses about the influence of integrated learning with

connected model toward math conceptual understanding. The aim of this study is

to know the students’ math conceptual understanding of in the material of

Bangun Datar through integrated learning with connected model. The method

used in this study is quasi-experiment by randomized two-group posttest only

design. The subject is a number of students at VII grade Junior High School of

Muhamadiyah 22 Setiabudi Pamulang. The sampling used cluster random

sampling. Meanwhile, the instrument used to collect the data is essay test as 7

question to the indicator concerning math conceptual understanding related to

dimensions of translation, interpretation, and extrapolation. The result of this

study shows that the integrated learning with connected model has influenced to

the students’ math conceptual understanding. The students’ math conceptual

understanding which is taught through integrated learning with connected model

is higher than students’ math conceptual understanding in their study implemented

through the conventional learning.

Key words: Integrated Learning, Connected Model, Math Conceptual

Understanding

Page 7: 100625 Tuti Alawiah Fitk

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

yang telah memberikan segala rahmat, taufik, hidayah, dan karunia-Nya, sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa

tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, para sahabatnya, dan

para pengikutnya sampai akhir zaman.

Skripsi ini disusun untuk melengkapi salah satu persyaratan dalam

memperoleh gelar sarjana pendidikan pada program studi pendidikan matematika.

Skripsi ini disusun berdasarkan hasil penelitian di SMP Muhamadiyah 22

Setiabudi Pamulang. Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari betul

banyaknya kekurangan yang dapat ditemukan, walaupun demikian penulis telah

berusaha semaksimal mungkin untuk menghindari kesalahan tersebut.

Skripsi ini dapat terselesaikan tentunya dengan adanya bantuan dan

dorongan baik moril maupun materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada

kesempatan kali ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak,

yaitu:

1. Bapak Prof.Dr. Dede Rosyada, M.A, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan,

2. Ibu Maifalinda Fatra M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Otong Suhyanto, M.Si, Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Abdul Muin, S.Si,M.Pd, Dosen pembimbing I yang telah bersedia

meluangkan waktunya dan dengan penuh kesabaan memberikan bimbingan,

nasehat, dan arahan kepada penulis selama menyusun skripsi ini.

5. Bapak Firdausi, M.Pd, Dosen Pembimbing II yang dengan kesabaran dan

keikhlasannya telah membimbing, memberikan saran, masukan serta arahan

kepada penulis.

6. Seluruh dosen jurusan pendidikan matematika UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama

Page 8: 100625 Tuti Alawiah Fitk

iv

mengikuti perkuliahan. Semoga ilmu yang bapak dan Ibu berikan

mendapatkan keberkahan dari Allah SWT. Serta staff jurusan dan fakultas

yang selalu membantu penulis dalam proses administrasi.

7. Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Tarbiyah UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

8. Bapak Drs. Hudaefi, Kepala Sekolah SMP Muhamadiyah 22 Setiabudi

Pamulang yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian skripsi

ini, serta Bapak Suswardi, S.Pd,S.Pd,MM guru matematika yang telah

memberikan arahan dalam penelitian skripsi ini.

9. Teristimewa untuk kedua orang tuaku tercinta, ayahanda H.Muzani Rifa’i dan

Ibunda Iyoh yang tiada hentinya mencurahkan kasih sayang, selalu

mendoakan, serta memberikan dukungan moril dan materil kepada penulis.

Kakakku Lilis Muslihah dan Akhmad Thobari serta Adikku Akhmad Enas

Munasir, Diva Shakilah, Siti Salma dan Fatma Azzahra yang telah

memberikan dukungan dan doanya kepada penulis.

10. Abdurrahman Setia Permana yang telah memberikan dukungan, semangat

dan doanya kepada penulis

11. Sahabat-sahabat seperjuanganku dibangku kuliah (Fitria, Mardiyah, Neneng

Milati, Rina Triana J.A, Rossa Amelia, Siti Nurhayati, Tika Mufrika, Ratna

Puspitasari dan Ikhsan Saeful Munir,) yang bersama-sama saling memberikan

semangat dan doa kepada penulis serta semua teman-temanku di Jurusan

Pendidikan Matematika 2006.

12. Sahabat-sahabat di kost-an tercinta (Ika Rohmawati, Siti Habibah

Egiyantinah, Dini Khoerunnisa, Neng Syifa Faujiah, Rela Agustin, Yeni

Gustri dan Fatma Aulia Zahro) yang saling memberikan semangat, nasehat,

dan doa kepada penulis. Terima kasih pula atas kebersamaan kalian selama

ini, dengan kehadiran dan canda tawa yang selalu menghiasi hari-hari penulis.

13. Dan kepada semua pihak terkait yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Akhirnya hanya kepada Allah SWT jualah semua ini penulis serahkan

semoga kebaikan mereka mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah

SWT. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari

Page 9: 100625 Tuti Alawiah Fitk

v

kesempurnaan. Untuk itu, penulis meminta kritik dan saran yang bersifat

membangun demi kesempurnaan penulisan selanjutnya. Semoga skripsi ini

bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca semuanya, Amin.

Jakarta, April 2011

Penulis

Tuti Alawiah

Page 10: 100625 Tuti Alawiah Fitk

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK .............................................................................................................. i

ABSTRACT ............................................................................................................ ii

KATA PENGANTAR ............................................................................................ iii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL .................................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. x

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 4

C. Batasan Masalah ............................................................................ 4

D. Rumusan Masalah .......................................................................... 5

E. Tujuan Penelitian ........................................................................... 5

F. Manfaat Penelitian ......................................................................... 6

BAB II DESKRIPSI TEORETIS

A. Pembelajaran Matematika ............................................................... 7

1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran ....................................... 7

2. Pengertian dan Karakteristik Matematika ................................ 9

3. Pengertian Pembelajaran Matematika ...................................... 10

B. Pembelajaran Terpadu Model Connected ..................................... . 12

1. Pengertian Pembelajaran Terpadu ............................................ 12

2. Urgensi Pembelajaran Terpadu ................................................ 13

3. Tujuan Pembelajaran Terpadu ................................................. 15

4. Karakteristik Pembelajaran Terpadu ........................................ 16

5. Pembelajaran Terpadu Model Connected ................................ 18

6. Langkah-Langkah (Sintaks) Pembelajaran Terpadu Model

Connected ................................................................................. 21

C. Pembelajaran Konvensional ........................................................... 23

D. Pemahaman Konsep Matematika .................................................. 25

Page 11: 100625 Tuti Alawiah Fitk

vii

1. Pengertian Pemahaman Konsep .............................................. 25

2. Indikator Pemahaman Konsep Matematika ............................ 27

E. Hasil Penelitian Relevan ................................................................. 29

F. Kerangka Berpikir ............................................................................ 30

G. Hipotesis Penelitian ........................................................................ 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 32

B. Metode dan Desain Penelitian ......................................................... 32

C. Populasi Dan Teknik Pengambilan Sampel .................................... 33

D. Instrumen Penelitian ........................................................................ 33

1. Definisi Konseptual Pemahaman Konsep Matematika ............. 34

2. Definisi Operasional Pemahaman Konsep Matematika ............ 34

3. Kisi-kisi Instrumen Tes Pemahaman Konsep Matematika ........ 35

4. Uji Coba Instrumen Penelitian .................................................. 36

E. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 40

F. Teknik Analisis Data ...................................................................... 41

1. Uji Prasyarat Analisis ................................................................ 41

2. Uji Hipotesis .............................................................................. 43

G. Hipotesis Statistik ........................................................................... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data .................................................................................. 45

1. Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas

Eksperimen ................................................................................ 45

2. Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas

Kontrol ....................................................................................... 47

3. Perbandingan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa

Kelas Eksperimen dan Kontrol .................................................. 49

B. Hasil Pengujian Prasyarat Analisis .................................................. 51

1. Uji Normalitas ............................................................................ 52

2. Uji Homogenitas ........................................................................ 53

C. Hasil Pengujian Hipotesis Dan Pembahasan ................................... 53

Page 12: 100625 Tuti Alawiah Fitk

viii

1. Pengujian Hipotesis ................................................................... 53

2. Pembahasan ............................................................................... 54

D. Keterbatasan Penelitian ................................................................... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ...................................................................................... 59

B. Saran ................................................................................................ 59

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 13: 100625 Tuti Alawiah Fitk

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Desain Penelitian ............................................................................ 32

Table 3.2 Kriteria Skor Pemahaman Konsep Matematika ............................. 34

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Pemahaman Konsep Matematika .................... 35

Tabel 3.4 Klasifikasi Taraf Kesukaran Tes ..................................................... 37

Tabel 3.5 Klasifikasi Daya Pembeda Tes ....................................................... 38

Table 3.6 Rekapitulasi Hasil Validitas, Tingkat Kesukaran, dan Daya

Pembeda Instrumen Tes ................................................................. 39

Table 4.1 Distribusi Frekuensi Tes Kemampuan Pemahaman Konsep

Matematika Kelas Eksperimen ....................................................... 46

Table 4.2 Skor Pemahaman Konsep Kelas Eksperimen untuk Tiap

Dimensi ........................................................................................... 47

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Tes Kemampuan Pemahaman Konsep

Matematika Kelas Kontrol .............................................................. 47

Table 4.4 Skor Pemahaman Konsep Kelas Kontrol untuk Tiap Dimensi ...... 48

Tabel 4.5 Statistik Hasil Penelitian ................................................................. 49

Table 4.6 Rekapitulasi Skor Rata-Rata Tiap Dimensi Pemahaman Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol ...................................................... 51

Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Normalitas .............................. 52

Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Homogenitas .......................... 53

Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Hipotesis ................................ 54

Page 14: 100625 Tuti Alawiah Fitk

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pola Keterhubungan Menurut Fogarty ........................................... 19

Gambar 4.1 Kurva Distribusi Nilai Hasil Posttest Kemampuan Pemahaman

Konsep Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ............................... 50

Page 15: 100625 Tuti Alawiah Fitk

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 RPP Kelas Eksperimen ................................................................ 63

Lampiran 2 RPP Kelas Kontrol ....................................................................... 90

Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa ..................................................................... 108

Lampiran 4 Kisi-Kisi Instrumen Tes Pemahaman Konsep Matematika ......... 149

Lampiran 5 Soal Uji Coba Instrumen Pemahaman Konsep Matematika ........ 150

Lampiran 6 Jawaban Uji Coba Instrumen Pemahaman Konsep Matematika . 153

Lampiran 7 Instrumen Pemahaman Konsep Matematika ............................... 159

Lampiran 8 Perhitungan Uji Validitas Instrumen Tes ..................................... 161

Lampiran 9 Perhitungan Uji Taraf Kesukaran Instrumen Tes ........................ 163

Lampiran 10 Perhitungan Uji Daya Pembeda Instrumen Tes ........................... 165

Lampiran 11 Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen Tes ................................. 167

Lampiran 12 Nilai Posttes Kelas Ekseperimen dan Kontrol ............................. 169

Lampiran 13 Perhitungan Distribusi Frekuensi Kelas Ekseperimen ................. 170

Lampiran 14 Perhitungan Distribusi Frekuensi Kelas Kontrol ......................... 175

Lampiran 15 Perhitungan Uji Normalitas Kelas Eksperimen ........................... 180

Lampiran 16 Perhitungan Uji Normalitas Kelas Kontrol .................................. 182

Lampiran 17 Perhitungan Uji Homogenitas ...................................................... 184

Lampiran 18 Perhitungan Pengujian Hipotesis Statistik ................................... 186

Lampiran 19 Tabel Koefisien Korelasi β€œr” product Moment ............................ 188

Lampiran 20 Tabel Luas Kurva Normal .......................................................... 189

Lampiran 21 Tabel Nilai Harga Kritis Chi Square ........................................... 190

Lampiran 22 Tabel Harga Kritis Distribusi F ................................................... 191

Lampiran 23 Tabel Harga Kritis Distribusi t ..................................................... 193

Lampiran 24 Surat Bimbingan Skripsi .............................................................. 194

Lampiran 25 Surat Izin Observasi ..................................................................... 195

Lampiran 26 Surat Izin Penelitian ..................................................................... 196

Lampiran 27 Surat Keterangan telah melakukan Penelitian ............................. 197

Page 16: 100625 Tuti Alawiah Fitk

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan suatu negara pendidikan memegang peranan yang

sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara, karena

pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas

sumber daya manusia. Oleh karena itu tidaklah mengherankan bila bidang

pendidikan mendapat perhatian, penanganan dan prioritas yang baik dari

pemerintah, masyarakat maupun para pengelola pendidikan. Pendidikan

diharapkan mampu membentuk sumber daya manusia yang terampil, kreatif dan

inovatif. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam

Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 pasal 3 tentang sistem pendidikan

Indonesia yang menyatakan bahwa:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif mandiri dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab.1

Tujuan pendidikan yang dimaksud di atas adalah tujuan akhir yang ingin

dicapai oleh semua lembaga pendidikan baik formal, nonformal maupun informal,

mulai dari jenjang taman kanak-kanak hingga sekolah menengah umum bahkan

sampai perguruan tinggi. Sekolah sebagai lembaga penyelenggara pendidikan

formal mempunyai tanggung jawab penuh dalam mewujudkan tujuan tersebut.

Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar dan

pembelajaran merupakan kegiatan yang paling pokok, ini berarti berhasil atau

1Departemen Pendidikan Nasional, Undang-Undang tentang SISDIKNAS dan Peraturan

Pelaksanaannya 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h.7

1

Page 17: 100625 Tuti Alawiah Fitk

2

tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana

proses belajar dan pembelajaran di sekolah.

Di sekolah proses belajar dan pembelajaran meliputi berbagai bidang

ilmu pengetahuan diantaranya ilmu agama, bahasa, sosial, sains dan matematika.

Matematika merupakan mata pelajaran yang sangat penting karena banyak hal di

sekitar kita yang selalu berhubungan dengan matematika, oleh karenanya

matematika harus diajarkan dengan tepat dan benar. Ada banyak alasan mengapa

siswa harus belajar matematika, diantaranya pendapat Cornelius yaitu:

Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan

(1) Sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) Sarana untuk memecahkan

masalah kehidupan sehari-hari, (3) Sarana mengenal pola-pola hubungan

dan generalisasi pengalaman, (4) Sarana untuk mengembangkan

kreativitas, dan (5) Sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap

perkembangan budaya.2

Begitu pentingnya matematika untuk dipelajari menempatkan

matematika sebagai induk dari ilmu penegetahuan lainnya (ratunya ilmu) yang

harus dikuasai oleh setiap siswa.

Akan tetapi realitanya masih banyak anggapan-anggapan miring tentang

matematika. Ruseffendi (Gusni: 2006) menyatakan β€œβ€¦ matematika (ilmu pasti)

bagi anak-anak pada umumnya merupakan mata pelajaran yang tidak disenangi,

kalau bukan sebagian mata pelajaran yang dibenci”.3 Hal ini berdampak pada

hasil belajar yang belum memuaskan, seperti dikutip dari hasil studi The Program

for International Student Assessment (PISA) tahun 2009 yang menyatakan bahwa

rata-rata skor matematika siswa Indonesia berada pada urutan ke-61 dari 65

negara dengan nilai rata-rata adalah 371.4

Salah satu faktor penyebab kurangnya penguasaan materi matematika

bagi siswa diantaranya adalah masih banyak guru yang menerapkan pembelajaran

konvensional, dalam prosesnya guru menerangkan materi dengan metode

2Mulyono Abdurraman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2003), cet.II, h.253 3 Gusni Satriawati, β€œPembelajaran dengan Pendekatan Open Ended untuk Meningkatkan

Pemahaman dan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa SMP” dalam ALGORITMA Jurnal

Matematika dan Pendidikan Matematika, Vol.1, Juni 2006, h. 102 4http://www.straitstimes.com/STI/STIMEDIA/pdf/20101207/PISA2009-MOEFinal.pdf, 6

juni 2011

Page 18: 100625 Tuti Alawiah Fitk

3

ceramah, siswa duduk manis mendengarkan dan mencatat konsep-konsep abstrak

yang disampaikan oleh guru tanpa bisa mengkritisi apa arti konsep itu, lalu

konsep itu biasanya sudah dalam bentuk persamaan matematika yang diterapkan

pada kasus-kasus khusus. Saat latihan mereka biasa mengerjakan soal-soal yang

setipe dengan yang dicontohkan guru namun pada saat ada soal yang

membutuhkan pemahaman konsep mereka mengalami kesulitan untuk

menyelesaikannya. Ini dikarenakan siswa terbiasa mencatat dan menghafal suatu

konsep tanpa mengetahui bagaimana pembentukan konsep itu berlangsung.

Banyak siswa mampu menyajikan tingkat hafalan yang baik terhadap materi yang

diterimanya, tetapi pada kenyataan mereka sering kali tidak memahami secara

mendalam substansi materinya. Menurut Depdiknas (Suryanti: 2007) menyatakan

bahwa:

Sebagian besar siswa tidak mampu menghubungkan antara apa yang

mereka pelajari dengan bagaimana pengetahuan tersebut akan

dipergunakan atau dimanfaatkan. Siswa memiliki kesulitan untuk

memahami konsep akademik sebagaimana mereka biasa diajarkan, yaitu

menggunakan sesuatu yang abstrak dan metode ceramah.5

Padahal dalam pembelajaran matematika konsep tidak bisa diterima

begitu saja tanpa pemahaman dan penalaran. Pengetahuan tidak dapat

dipindahkan begitu saja dari otak seorang guru ke kepala siswa akan tetapi siswa

sendirilah yang harus aktif mencerna setiap pengetahuan yang diperolehnya.

Selain itu guru di sekolah mengajarkan materi pelajaran secara terpisah-

pisah atau kurang adanya pengintegrasian dari setiap sub pokok bahasan sehingga

pemahaman siswa tentang suatu konsep kurang mendalam, padahal proses belajar

yang menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual baik di dalam maupun antar

mata pelajaran, akan memberi peluang bagi terjadinya pembelajaran yang efektif

dan lebih bermakna dan siswa akan memperoleh keutuhan dan kebulatan

pengetahuan. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan suatu pendekatan

pembelajaran yang lebih efektif yang mampu mengintegrasikan konsep-konsep

dalam satu pengalaman belajar yang bermakna.

5 Suryanti, dkk, β€œPengembangan Perangkat Pembelajaran Tematik Untuk Meningkatkan

Kualitas Pembelajaran Di Kelas Rendah” dalam Laporan Penelitian Universitas Negeri Surabaya,

November, 2007, h. 2

Page 19: 100625 Tuti Alawiah Fitk

4

Pembelajaran terpadu model terkait (connected) adalah pembelajaran

dengan cara menghubungkan satu topik ke topik yang lain, satu konsep ke konsep

yang lain, satu keterampilan ke keterampilan yang lain tetapi masih dalam satu

mata pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu siswa akan memperoleh

pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran lebih bermakna

bagi siswa. Bermakna disini memberikan arti bahwa pada pembelajaran terpadu

siswa akan dapat memahamai konsep-konsep yang mereka pelajari melalui

pengalaman langsung dan nyata yang menghubungkan konsep dalam intra mata

pelajaran.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merasa tertarik untuk

melakukan penelitian yang berjudul β€œPengaruh Pembelajaran Terpadu Model

Terkait (Connected) Terhadap Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas

VII di SMP Muhamadiyah 22 Setiabudi Pamulang”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian-uraian yang tertuang dalam latar belakang masalah,

maka identifikasi masalahnya adalah:

1. Hasil belajar matematika yang masih rendah.

2. Matematika adalah pelajaran yang dirasakan sulit dan tidak menyenangkan

oleh siswa.

3. Proses pembelajaran masih cenderung menggunakan metode konvensional.

4. Pemahaman konsep matematika siswa rendah.

5. Siswa lebih banyak menghafal rumus daripada memahami konsep matematika.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan uraian-uraian yang diterangkan dalam latar belakang dan

identifikasi masalah serta agar penelitian ini terarah maka penelitian ini hanya

dibatasi pada:

1. Penelitian dilakukan pada siswa kelas VII SMP Muhamadiyah 22 Setiabudi

Pamulang tahun ajaran 2010/2011 dengan pokok bahasan Bangun Datar

Page 20: 100625 Tuti Alawiah Fitk

5

meliputi Persegi Panjang, Persegi, Jajargenjang, Belah Ketupat, Layang-

Layang dan Trapesium.

2. Pembelajaran Terpadu Model Connected disini adalah salah satu model

pembelajaran terpadu yang mengaitkan antara suatu konsep dengan konsep

yang lain satu topik ke topik yang lain, satu keterampilan ke keterampilan yang

lain tetapi masih dalam satu mata pelajaran.

3. Pemahaman konsep matematika siswa diukur dari hasil posttest pada pokok

bahasan Bangun Datar, berdasarkan kategori pemahaman yang hendak dicapai

yaitu kategori pemahaman menurut Bloom yang meliputi translation,

interpretation dan extrapolation.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah di atas maka

permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana pemahaman konsep matematika siswa yang diterapkan

Pembelajaran Terpadu Model Connected?

2. Bagaimana pemahaman konsep matematika siswa yang diterapkan

Pembelajaran Konvensional?

3. Apakah terdapat pengaruh Pembelajaran Terpadu Model Connected terhadap

pemahaman konsep matematika siswa?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui pemahaman konsep matematika siswa yang diterapkan

Pembelajaran Terpadu Model Connected

2. Mengetahui pemahaman konsep matematika siswa yang diterapkan

Pembelajaran Konvensional

3. Mengetahui pengaruh pembelajaran matematika dengan Pembelajaran Terpadu

Model Connected terhadap pemahaman konsep matematika siswa

Page 21: 100625 Tuti Alawiah Fitk

6

F. Manfaat Penelitian

Dengan mengadakan penelitian tentang pengaruh pembelajaran terpadu

model connected terhadap pemahaman konsep matematika siswa diharapkan hasil

dari penelitian ini dapat memberi manfaat sebagai berikut:

1. Bagi guru, diharapkan hasil dari penelitian ini dapat menjadi salah satu

alternatif dalam memilih pendekatan pembelajaran dalam upaya meningkatkan

pemahaman konsep matematika

2. Bagi siswa, diterapkannya pembelajaran dengan pembelajaran terpadu model

connected diharapkan dapat memberi pengalaman baru dalam belajar dan

siswa akan lebih termotivasi serta dapat memahami konsep-konsep matematika

dengan baik.

3. Bagi pembaca, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu

pengetahuan dan sebagai masukan untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

Page 22: 100625 Tuti Alawiah Fitk

7

BAB II

DESKRIPSI TEORETIS

A. Pembelajaran Matematika

1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran

Belajar adalah kata yang sudah tidak asing lagi ditelinga kita. Belajar

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari semua kegiatan dalam menuntut

ilmu di lembaga pendidikan formal. Ada banyak pengertian belajar yang diberikan

oleh para ahli psikologi dan pendidikan, masing-masing dari mereka memberikan

rumusan yang berbeda sesuai dengan bidang keahliannya.

Belajar menurut James O. Wittaker menyatakan bahwa β€œBelajar sebagai

proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

pengalaman”.1 Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu

hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat akan tetapi lebih luas dari itu,

yaitu mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan

pengubahan kelakuan. Menurut Morgan β€œBelajar adalah setiap perubahan yang

relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan

atau pengalaman”.2 Belajar tidak hanya terjadi pada perilaku yang saat ini nampak

tetapi perilaku yang mungkin terjadi dimasa mendatang. Perubahan yang terjadi

karena pengalaman akan membedakan dengan perubahan lain yang disebabkan

oleh perubahan fisik, baik karena pengaruh obat-obatan atau penyakit tertentu.

Selain itu menurut Drs. Slameto β€œBelajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya”.3 Tujuan belajar dari pengertian ini prinsipnya sama yaitu

memperoleh suatu perubahan dalam tingkah laku, akan tetapi cara atau usaha

pencapaiannya berbeda. Pengertian ini menitikberatkan pada interaksi antara

1Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), Cet.II, h.12

2Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu Problematika

Belajar Dan Mengajar, (Bandung: Alfabeta, 2010), Cet.VIII, h.13

3Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar…,h.13

7

Page 23: 100625 Tuti Alawiah Fitk

8

individu dengan lingkungan, dalam interaksi ini terjadi serangkaian pengalaman-

pengalaman belajar.

Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah

suatu proses atau rangkaian kegiatan yang dilakukan secara sadar oleh seseorang

untuk memperoleh suatu perubahan berupa penambahan pengetahuan sebagai

suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Seseorang dikatakan belajar jika setelah

aktifitas belajar orang tersebut memperoleh perubahan dalam dirinya yaitu dengan

kepemilikan pengetahuan, pengalaman, keterampilan, dan sikap baru. Perubahan

yang terjadi akibat belajar adalah perubahan yang bersentuhan dengan aspek

kejiwaan dan mempengaruhi tingkah laku dan bersifat permanen, perubahan

akibat minum-minuman atau kecelakaan yang sifatnya perubahan fisik bukanlah

kategori belajar yang dimaksud.

Sedangkan pembelajaran adalah setiap kegiatan yang dirancang untuk

membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang baru.

Menurut Dimyati dan Mudjiono β€œPembelajaran adalah kegiatan guru secara

terprogram dalam desain intruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif

yang menekankan pada penyediaan sumber belajar”.4 Pembelajaran berbeda

dengan mengajar. Mengajar yaitu mentransfer ilmu dari seorang guru kepada

muridnya, murid secara pasif menerima informasi yang disampaikan oleh guru

sedangkan dalam proses pembelajaran sumber belajar tidak hanya dari guru

semata, siswa belajar secara aktif mencari dan menemukan pengetahuan sendiri

baik dari buku pelajaran, teman atau pun lingkungan. Dalam pembelajaran ada

tiga komponen yang saling berinteraksi yaitu guru (pendidik), siswa (peserta

didik) dan kurikulum. Ketiga komponen ini saling melengkapi guna mencapai

tujuan pembelajaran itu sendiri.

Dalam pembelajaran berdasarkan paham konstruktivisme guru bukan

mentransfer pengetahuan dalam bentuk jadi akan tetapi guru membantu siswa

membentuk pengetahuannya. Dalam teori ini siswa memegang peranan yang

4Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran,… h.62

Page 24: 100625 Tuti Alawiah Fitk

9

sangat penting, siswa dituntut untuk aktif mencari dan menemukan pengetahuan

sendiri dari apa yang dialaminya.

Ciri-ciri pembelajaran konstruktivisme menurut Driver dan Bell adalah

sebagai berikut:5

1. Siswa tidak dipandang sebagai sesuatu yang pasif melainkan memiliki tujuan

2. Belajar mempertimbangkan seoptimal mungkin proses keterlibatan siswa

3. Pengetahuan bukan sesuatu yang datang dari luar melainkan dikonstruksi

secara personal

4. Pembelajaran bukanlah transmisi pengetahuan, melainkan melibatkan

pengaturan situasi kelas

5. Kurikulum bukanlah sekedar dipelajari melainkan seperangkat pembelajaran,

materi dan sumber.

Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran

adalah proses interaksi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa,

sehingga terjadi transfer pengetahuan dan tujuan pembelajaran dapat tercapai

dengan baik. Dalam prosesnya siswa diposisikan sebagai subjek yang terlibat aktif

dalam pembentukan pengetahuan.

2. Pengertian dan Karakteristik Matematika

”Matematika dikenal sebagai suatu ilmu pengetahuan yang abstrak, yang

dapat dipandang sebagai menstrukturkan pola berpikir yang sistematis, kritis,

logis, cermat dan konsisten.”6 Dikatakan abstrak karena konsep, pengertian dan

definisi yang ada di dalamnya terdiri atas gagasan yang bersifat abstrak atau tidak

nyata. Matematika juga dikenal sebagai disiplin ilmu yang penalarannya bersifat

deduktif, artinya pola penalarannya berlangsung dari hal-hal yang bersifat umum

menuju ke hal-hal yang khusus.

5Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari, Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual

Siswa, (Jakarta: Gaung Persada Press Jakarta, 2009), cet ke-II, h. 92 6Tim Penulis PEKERTI bidang MIPA, Hakikat Pembelajaran MIPA dan Kiat

Pembelajaran Matematika diperguruan Tinggi, (Jakarta: PAU-PPAI, Universitas Terbuka, 2001),

h.5

Page 25: 100625 Tuti Alawiah Fitk

10

Ada beberapa ciri-ciri/karakteristik matematika, yaitu sebagai berikut:7

a. Adanya dua komponen yang saling berkaitan erat dan sama pentingnya dalam

matematika yaitu materi dan pola berpikir (penalaran). Mempelajari

matematika dilakukan dengan mengikuti pola pikir matematika, dan pola pikir

matematika hanya dapat dipelajari dan dilatihkan melalui mempelajari materi

matematika

b. Pengembangan teori matematika dilakukan dengan pola berpikir deduktif dan

induktif, serta menggunakan berbagai teknik dan metode matematika

c. Sekalipun abstrak, berbagai konsep matematika merupakan pengabstrakan

situasi nyata atau ditimbulkan oleh kebutuhan penyelesaian permasalahan

dalam situasi nyata.

d. Aspek teori dan aspek penerapan adalah dua aspek matematika yang sangat

berkaitan erat

e. Dalam teori matematika terdapat rantai-rantai konsep yang tidak dapat diputus

begitu saja

f. Adanya keterkaitan antara suatu pelajaran matematika dengan pelajaran

matematika lainnya.

3. Pengertian Pembelajaran Matematika

Pembelajaran matematika merupakan suatu proses atau kegiatan guru

mata pelajaran matematika dalam mengajarkan matematika kepada siswanya yang

di dalamnya terkandung upaya guru untuk menciptakan iklim dan pelayanan

terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat dan kebutuhan siswa tentang

matematika yang beragam agar terjadi interaksi yang optimal antara guru dengan

siswa dan antara siswa dengan siswa dalam mempelajari matematika tersebut.

Kecakapan atau kemahiran matematika yang diharapkan dapat tercapai

dalam belajar matematika mulai dari SD sampai SMA, adalah sebagai berikut:8

7 Tim Penulis PEKERTI bidang MIPA, Hakikat Pembelajaran MIPA… h.14-15

8Suhendra, dkk, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran MATEMATIKA, (Jakarta:

Universitas Terbuka, 2007), h.9.5-9.6

Page 26: 100625 Tuti Alawiah Fitk

11

a. Menunjukkan pemahaman konsep matematika yang dipelajari, menjelaskan

keterkaitan antar konsep (koneksi matematika) dan mengaplikasikan konsep

atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien dan tepat dalam pemecahan

masalah.

b. Memiliki kemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel,

grafik atau diagram untuk memperjelas keadaan atau masalah.

c. Menggunakan penalaran pada pola, sifat, atau melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan

gagasan dalam pernyataan matematika.

d. Menunjukkan kemampuan strategis dalam membuat (merumuskan),

menafsirkan, dan menyelesaikan model matematika dalam pemecahan

masalah.

e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan.

Cobb mengatakan bahwa dari perspektif konstruktivis belajar matematika

bukanlah suatu proses β€žpengepakanβ€Ÿ pengetahuan secara hati-hati melainkan

tentang mengorganisir aktivitas, dimana kegiatan ini diinterpretasikan secara luas

termasuk aktivitas dan konseptual. Cobb juga mengatakan belajar matematika

merupakan proses dimana siswa secara aktif mengkonstruksi pengetahuan

matematika.9

Implementasi teori konstruktivisme dalam pembelajaran, menurut

Hanburry mengemukakan sejumlah aspek dalam kaitannya dengan pembelajaran

matematika, yaitu: (1) siswa mengkonstruksi pengetahuan matematika dengan

cara mengintegrasikan ide yang mereka miliki, (2) matematika menjadi lebih

bermakna karena siswa mengerti, (3) strategi siswa lebih bernilai, dan (4) siswa

mempunyai kesempatan untuk berdiskusi dan saling bertukar pengalaman dan

ilmu pengetahuan dengan temannya.10

9Erman Suherman, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung: UPI,

2003), h.76

10Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari, Taktik Mengembangkan Kemampuan individual

Siswa,…, h.94

Page 27: 100625 Tuti Alawiah Fitk

12

B. Pembelajaran Terpadu Model Connected

1. Pengertian Pembelajaran Terpadu

Pembelajaran terpadu merupakan pembelajaran yang mengintegrasikan

beberapa mata pelajaran yang terkait secara harmonis untuk memberikan

pengalaman belajar yang bermakna kepada siswa. Menurut Beans (Udin: 2006)

pembelajaran terpadu berasal dari kata ”integrated teaching and learning” atau

”integrated curriculum approach” yang dikemukakan oleh John Dewey sebagai

usaha untuk mengintegrasikan perkembangan dan pertumbuhan siswa dan

kemampuan pengetahuannya.11

Hadisubroto (Trianto: 2010) mengatakan bahwa

Pembelajaran terpadu adalah pembelajaran yang diawali dengan suatu

pokok bahasan atau tema tertentu yang dikaitkan dengan pokok bahasan

lain, konsep tertentu dikaitkan dengan konsep lain, yang dilakukan secara

spontan atau direncanakan, baik dalam satu bidang studi atau lebih, dan

dengan beragam belajar anak, maka pembelajaran akan lebih bermakna.12

Bermakna disini memberikan arti bahwa pada pembelajaran terpadu siswa akan

dapat memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman

langsung dan nyata yang menghubungkannya dengan konsep lain yang mereka

pahami. Pembelajaran terpadu dikembangkan menurut paham konstruktivisme

yang menyatakan bahwa pengetahuan dibentuk sendiri oleh individu dan

pengalaman merupakan kunci utama dari belajar bermakna. Dalam pembelajaran

terpadu, guru berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan-

kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktifitas belajar. Selain itu menurut

Ujang Sukandi mengatakan bahwa ”Pembelajaran terpadu pada dasarnya

dimaksudkan sebagai kegiatan mengajar dengan memadukan materi beberapa

mata pelajaran dalam satu tema”.13

Tema yang digunakan harus aktual, dekat

dengan dunia siswa dan ada kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Tema ini

11

Udin Syaefuddin Saβ€Ÿud, dkk, Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: UPI Press, 2006), h.4

12Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta:Bumi Aksara, 2010), h.56

13

Trianto, Model Pembelajaran Terpadu…, h.56

Page 28: 100625 Tuti Alawiah Fitk

13

menjadi alat pemersatu materi yang beragam dari beberapa materi pelajaran. Hal-

hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan tema adalah sebagai berikut:14

a. Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat digunakan

untuk memadukan banyak mata pelajaran.

b. Tema harus bermakna, yaitu harus memberikan bekal bagi siswa untuk belajar

selanjutnya.

c. Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologis siswa.

d. Tema dikembangkan harus mewadahi sebagian besar minat anak, agar siswa

termotivasi untuk belajar.

e. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwa-peristiwa otentik

yang terjadi selama belajar.

f. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan kurikulum yang berlaku

serta harapan masyarakat (asas relevansi).

g. Tema yang dipilih hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan sumber

belajar.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran terpadu adalah

mengelola pembelajaran yang mengintegrasikan materi dari beberapa mata

pelajaran dalam satu topik pembicaraan yang disebut tema.

2. Urgensi Pembelajaran Terpadu

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan suatu

kurikulum yang memberikan kesempatan penuh kepada sekolah untuk merancang

dan merencanakan pembelajaran sesuai dengan kondisi dan tingkat kemampuan

sekolah tersebut, pemerintah hanya menetapkan Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar yang merupakan hasil refleksi, pemikiran dan pengkajian ulang

dari kurikulum sebelumnya. Dengan adanya kurikulum ini diharapkan peserta

didik mempunyai kompetensi yang siap pakai dan dapat bersaing dimasa

mendatang.

14Asep Herry Hernawan, dkk, Materi Pokok Pembelajaran Terpadu di SD Modul 1-6,

(Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), h.1.14

Page 29: 100625 Tuti Alawiah Fitk

14

Pembelajaran terpadu merupakan salah satu model implementasi

kurikulum yang dianjurkan untuk diaplikasikan pada semua jenjang pendidikan,

terutama pada jenjang Pendidikan Dasar, mulai dari tingkat Sekolah

Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) maupun Sekolah Menengah Pertama

(SMP/MTS) tetapi juga tidak menutup kemungkinan untuk dikembangkan pada

tingkat Pendidikan Menengah Umum (SMA/MA) maupun Pendidikan Menengah

Kejuruan (SMK/MAK) hal ini tergantung pada kecenderungan materi yang akan

dipadukan dalam suatu tema tertentu. Pembelajaran terpadu dikemas dengan tema

atau topik tentang suatu wacana yang dibahas dari berbagai sudut pandang atau

disiplin keilmuan yang mudah dipahami dan dikenal oleh siswa. Konsep atau

tema dibahas dari berbagai aspek bidang kajian sehingga konsep yang dipelajari

oleh siswa bersifat menyeluruh dan bermakna. Pembelajaran terpadu memiliki arti

penting dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu:15

a. Dunia anak adalah dunia nyata

Tingkat perkembangan mental anak selalu dimulai dengan tahap berpikir nyata.

Dalam kehidupan sehari-hari mereka tidak melihat pelajaran berdiri sendiri,

akan tetapi suatu kesatuan yang utuh. Mereka melihat objek atau peristiwa

yang di dalamnya memuat sejumlah konsep/materi beberapa mata pelajaran.

Misalnya saat mereka belanja di pasar mereka akan dihadapkan dengan suatu

perhitungan (Matematika), aneka ragam makanan sehat (IPA), dialog tawar

menawar (Bahasa Indonesia), harga yang naik turun (IPS), dan beberapa mata

pelajaran lain.

b. Proses pemahaman anak terhadap suatu konsep dalam suatu peristiwa/objek

lebih terorganisir

Proses pemahaman anak terhadap suatu konsep dalam suatu objek sangat

bergantung pada pengetahuan yang sudah dimiliki sebelumnya. Masing-masing

anak selalu membangun sendiri pemahaman terhadap konsep baru, dan orang

tua memberikan kemudahan sehingga peristiwa belajar dapat berlangsung.

Anak dapat gagasan baru jika pengetahuan yang disajikan selalu berkaitan

dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya.

15Trianto, Model Pembelajaran Terpadu…, h. 59-60

Page 30: 100625 Tuti Alawiah Fitk

15

c. Pembelajaran akan lebih bermakna

Pembelajaran akan bermakna jika pelajaran yang sudah dipelajari siswa dapat

dimanfaatkan untuk mempelajari materi selanjutnya. Pembelajaran terpadu

sangat berpeluang untuk memanfaatkan pengetahuan sebelumnya. Inilah

kelebihan dari pembelajaran terpadu. Pembelajaran terpadu mampu

memadukan konsep yang satu dengan yang lainnya, pengetahuan yang sudah

dimilikinya dengan pengetahuan yang baru diperolehnya, sehingga

pembelajaran akan semakin bermakna.

d. Memberi peluang siswa untuk mengembangkan kemampuan diri

Pengajaran terpadu memberi peluang siswa untuk mengembangkan tiga ranah

sasaran pendidikan secara bersamaan. Ketiga ranah sasaran pendidikan itu

meliputi sikap (jujur, teliti, tekun, terbuka terhadap gagasan ilmiah),

keterampilan (memperoleh, memanfaatkan, dan memilih informasi,

menggunakan alat, bekerja sama, dan kepemimpinan), dan ranah kognitif

(pengetahuan).

e. Memperkuat kemampuan yang diperoleh

Kemampuan yang diperoleh dari satu mata pelajaran akan saling memperkuat

kemampuan yang diperoleh dari mata pelajaran lain, sehingga pembentukan

konsep akan semakin baik.

f. Efisiensi waktu

Guru dapat menghemat waktu dalam menyusun persiapan mengajar. Tidak

hanya siswa, guru pun dapat belajar lebih bermakna terhadap konsep-konsep

sulit yang akan diajarkan.

3. Tujuan Pembelajaran Terpadu

Pendekatan terpadu dikembangkan selain untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan, diharapkan siswa juga dapat:16

16Sukayati, Pembelajaran Tematik di SD Merupakan Terapan dari Pembelajaran

Terpadu, (Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar

dan Menengah Pusat Pengembangan dan Penataran Guru (PPPG) Matematika, 2004), h. 4

Page 31: 100625 Tuti Alawiah Fitk

16

a. Dengan adanya keterpaduan antara berbagai konsep, maka pembelajaran

terpadu diharapkan dapat meningkatkan pemahaman konsep yang dipelajarinya

secara lebih bermakna

b. Mengembangkan keterampilan menemukan, mengolah dan memanfaatkan

informasi

c. Menumbuhkembangkan sikap positif, kebiasaan baik, dan nilai-nilai luhur

yang diperlukan dalam kehidupan

d. Menumbuhkembangkan keterampilan sosial seperti kerja sama, toleransi,

komunikasi, serta menghargai pendapat orang lain

e. Dengan menggunakan tema yang dekat dengan kehidupan siswa, pembelajaran

terpadu diharapkan dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar

f. Memilih kegiatan yang sesuai dengan minat dan kebutuhannya.

4. Karakteristik Pembelajaran Terpadu

Adapun karakteristik dari pembelajaran terpadu adalah sebagai berikut:17

a. Holistik

Gejala atau peristiwa yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran

diamati dan dikaji dari beberapa bidang studi sekaligus, tidak dari sudut

pandang yang terkotak-kotak. Fokus pembelajaran diarahkan kepada tema-

tema yang paling dekat yang berkaitan dengan kehidupan siswa. Pembelajaran

terpadu memungkinkan siswa untuk memahami suatu fenomena pembelajaran

dari berbagai sisi. Hal ini akan membuat siswa menjadi lebih arif dan bijak di

dalam menyikapi atau menghadapi kejadian yang ada di depan mereka.

b. Bermakna

Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa pembelajaran terpadu mengkaji

suatu topik dari berbagai aspek, dalam prosesnya konsep-konsep yang saling

berkaitan dipadukan sehingga memungkinkan terbentuknya semacam jalinan

antar konsep yang saling berhubungan yang disebut dengan skemata. Hal ini

akan berdampak pada kebermaknaan dari materi yang dipelajari dan

pemahaman yang semakin utuh, selain itu juga akan mengakibatkan pada

17 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu…, h.61-63

Page 32: 100625 Tuti Alawiah Fitk

17

pembelajaran yang fungsional, siswa mampu menerapkan perolehan belajarnya

untuk memecahkan masalah-masalah yang nyata yang muncul di dalam

kehidupannya.

Hasil yang nyata yang didapat dari segala konsep yang diperoleh dan

keterkaitannya dengan konsep-konsep lain yang dipelajari mengakibatkan

kegiatan belajar menjadi lebih bermakna.

c. Otentik

Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa memahami secara langsung

prinsip dan konsep yang ingin dipelajari. Hal ini disebabkan di dalam belajar

mereka melakukan kegiatan secara langsung, mereka memahami dari hasil

belajar mereka sendiri, hasil interaksinya terhadap fakta dan peristiwa bukan

sekedar hasil pemberitahuan guru. Informasi dan pengetahuan yang diperoleh

siswa sifatnya menjadi lebih otentik. Misalnya dalam pembelajaran IPA hukum

pemantulan cahaya diperoleh siswa melalui kegiatan eksperimen. Guru lebih

banyak bertindak sebagai fasilitator dan katalisator yang memberikan

kemudahan dalam belajar dan memberi bimbingan arah mana yang harus

dilalui siswa dan memberikan fasilitas seoptimal mungkin untuk mencapai

tujuan tersebut. Sedangkan siswa bertindak sebagai aktor pencari informasi dan

pengetahuan. Dengan adanya pengalaman langsung ini siswa dihadapkan pada

suatu yang nyata/konkret sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih

abstrak.

d. Aktif

Pembelajaran terpadu menekankan kepada keaktifan siswa dalam pembelajaran

baik secara fisik, mental, intelektual maupun emosional guna tercapainya hasil

belajar yang lebih optimal. Siswa diberi kesempatan yang luas untuk aktif

dalam melakukan aktivitas pengumpulan sumber belajar atau informasi yang

diperlukan guna menunjang dan mendukung topik pembelajaran. Dengan

demikian aktivitas belajar dapat sepenuhnya mengarah kepada proses

pembelajaran yang berbasis si-pembelajar sendiri (student centered) bukan lagi

berbasis pada guru (teacher centered). Pembelajaran terpadu juga harus

mempertimbangkan hasrat, minat dan kemampuan siswa sehingga mereka

Page 33: 100625 Tuti Alawiah Fitk

18

termotivasi untuk belajar secara terus menerus. Pembelajaran terpadu bukan

semata-mata merancang aktivitas-aktivitas dari masing-masing mata pelajaran

yang saling berkaitan akan tetapi pembelajaran terpadu juga harus bisa

mewadahi pertimbangan-pertimbangan di atas. Pembelajaran terpadu bisa

dikembangkan dari suatu tema yang disepakati bersama dengan melirik aspek-

aspek kurikulum yang bisa dipelajari secara bersama melalui pengembangan

tema tersebut.

5. Pembelajaran Terpadu Model Connected

Istilah model diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan

sebagai pedoman dalam melakukan sebuah kegiatan.18

Joyce mengemukakan

bahwa:

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang

digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas

atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-

perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film,

computer, kurikulum, dan lain-lain.19

Arends mengemukakan bahwa β€œModel pembelajaran mengacu pada

pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-

tujuan pengajaran, sintaksnya, lingkungannya, dan system pengelolaannya”.20

Dari definsi-definisi yang dijelaskan di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa model pembelajaran merupakan suatu perencanaan yang digunakan dalam

menyusun kurikulum, mengatur materi pembelajaran, dan memberi petunjuk

kepada pendidik di kelas dalam pengaturan pengajaran ataupun pengaturan

lainnya.

Pembelajaran terpadu model connected adalah salah satu model

pembelajaran terpadu yang dikembangkan di Indonesia, dimana model ini

mengintegrasikan antara materi/konsep yang satu dengan materi/konsep yang lain

tetapi dalam satu mata pelajaran. Hadisubroto mengemukakan bahwa:

18

Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran,… h.175 19

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana,

2010), Cet. II. h.22 20

Trianto, Mendesain Model ..., (Jakarta: Kencana, 2010), Cet. II. h.22

Page 34: 100625 Tuti Alawiah Fitk

19

Pembelajaran terpadu model terkait adalah pembelajaran yang dilakukan

dengan mengaitkan satu pokok bahasan dengan pokok bahasan

berikutnya, mengaitkan satu konsep dengan konsep yang lain,

mengaitkan satu keterampilan dengan keterampilan yang lain, dan dapat

juga mengaitkan pekerjaan hari itu dengan hari yang lain atau hari

berikutnya dalam suatu bidang studi.21

Model ini dilandasi anggapan bahwa butir-butir pembelajaran dapat

dipayungkan pada induk mata pelajaran tertentu. Model ini mengaitkan

sejumlah konsep-konsep pada satu KD (Kompetensi Dasar) dengan konsep-

konsep yang ada pada KD yang lainnya. Kaitan-kaitan yang terjadi dapat

secara spontan atau direncanakan terlebih dahulu. Disini guru harus jeli dalam

memadukan konsep-konsep atau topik-topik yang saling berkaitan dan harus

mampu merancang kegiatan pembelajaran yang berpusat pada kebutuhan dan

kesiapan anak. Dengan adanya pemaduan ini konsep dari suatu pelajaran akan

semakin utuh, bermakna dan efektif.

Gambar 2.1

Pola keterhubungan menurut Fogarty22

21Trianto, Model Pembelajaran Terpadu…, h.39- 40

22Suyono, dkk, β€œPengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Terpadu SMP Berbasis

Eksplorasi Alam” dalam Laporan Universitas Negeri Surabaya, April, 2009, h.13

KD, indikator dan konsep

KD, indikator dan konsep

KD, indikator dan konsep

KD, indikator dan konsep

Page 35: 100625 Tuti Alawiah Fitk

20

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran terpadu model

connected adalah model pembelajaran terpadu yang secara sengaja

menghubungkan unsur-unsur yang terkait dalam satu bidang studi, unsur-unsur

tersebut dapat berupa konsep, topik, prinsip atau keterampilan. Selain itu juga

pembelajaran terpadu harus mampu mengakomodir kebutuhan siswa.

Pembelajaran terpadu model connected memiliki keunggulan dibanding

dengan model pembelajaran lain, Beberapa keunggulan pembelajaran terpadu

model connected menurut Fogarty, antara lain sebagai berikut:23

1. Dengan pengintegrasian ide-ide interbidang studi, maka siswa mempunyai

gambaran yang luas sebagaimana suatu bidang studi yang terfokus pada suatu

aspek tertentu

2. Siswa dapat mengembangkan konsep-konsep kunci secara terus menerus,

sehingga terjadi proses internalisasi

3. Mengintegrasikan ide-ide dalam interbidang studi memungkinkan siswa

mengkaji, mengkonseptualisasi, memperbaiki serta mengasimilasi ide-ide

dalam memecahkan masalah.

Selain itu Hadisubroto mengemukakan bahwa keunggulan dari model

connected adalah: (a) adanya hubungan atau kaitan antara gagasan-gagasan di

dalam satu bidang studi, murid-murid mempunyai gambaran yang lebih

komprehensif dan beberapa aspek tertentu mereka pelajari secara lebih mendalam;

(b) konsep-konsep kunci dikembangkan dengan waktu yang cukup sehingga lebih

dapat dicerna oleh murid-murid; (c) kaitan-kaitan dengan sejumlah gagasan di

dalam satu bidang studi memungkinkan murid untuk dapat mengkonseptualisasi

kembali dan mengasimilasi gagasan secara bertahap; (d) model connected tidak

menggangu kurikulum yang berlaku.24

23

Trianto, Model Pembelajaran Terpadu…, h.40-41 24

Tisno Hadi Subroto dan Ida Siti Herawati, Pembelajaran Terpadu, (Jakarta:

Universitas Terbuka, 2002), h. 1.22

Page 36: 100625 Tuti Alawiah Fitk

21

6. Langkah-langkah (Sintaks) Pembelajaran Terpadu Model connected

Pada dasarnya langkah-langkah pembelajaran terpadu mengikuti tahap-

tahap yang dilalui dalam setiap model pembelajaran yang meliputi tiga tahap yaitu

tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap penilaian.25

Pembelajaran

terpadu juga dapat direduksi dari berbagai model pembelajaran lain seperti model

pembelajaran langsung (direct instructions), model pembelajaran kooperatif

(cooperative learning) maupun model pembelajaran berdasarkan masalah

(problem based learning).

a. Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan harus direncanakan sebaik mungkin sesuai dengan kondisi

dan potensi siswa. Pada tahap ini dilakukan pemetaan kompetensi dasar dan

indikator yang dianggap dapat dipadukan satu sama lain, selain itu pada tahap

ini disusun silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

pembelajaran terpadu. Langkah-langkah dalam pengembangan tahap

perencanaan secara terperinci dijelaskan sebagai berikut:

Langkah 1:

Menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran

matematika yang akan dihubungkan.

Langkah 2:

Mempelajari standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator dari pokok

bahasan yang akan dihubungkan. Pada tahap ini dilakukan pengkajian atas

standar kompetensi dan kompetensi dasar pada sub pokok bahasan yang

memungkinkan untuk diajarkan secara terpadu, kegiatan dilanjutkan dengan

mempelajari materi pokok yang telah ditetapkan pada setiap kompetensi dasar

yang bisa dihubungkan.

Langkah 3:

Membuat bagan matriks keterhubungan kompetensi dasar dan tema/topik

pemersatu. Bagan keterhubungan dalam hal ini untuk menunjukkan kaitan atau

jaringan tema/topik dengan kompetensi dasar yang dapat dipadukan.

25

Udin Syaefuddin Saβ€Ÿud, dkk, Pembelajaran Terpadu, …, h.54-58

Page 37: 100625 Tuti Alawiah Fitk

22

Langkah 4:

Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) terpadu model terkait.

RPP tersebut merupakan realisasi dari pengalaman belajar siswa yang telah

ditentukan pada silabus pembelajaran. Dalam RPP model terkait KD dan

indikator yang hendak dicapai tidak hanya dari satu materi pokok pembahasan,

akan tetapi dihubungkan dengan KD dan indikator dari pokok pembahasan

materi yang lain, selain itu harus dicantumkan tema yang akan digunakan.

b. Tahap pelaksanaan

Tahap pelaksanaan mencakup pendekatan metode atau cara yang dapat

digunakan dalam pembelajaran terpadu yang meliputi (1) kegiatan

pendahuluan, (2) kegiatan inti, dan (3) kegiatan akhir/tindak lanjut.

1) Kegiatan pendahuluan

Kegiatan Pendahuluan berfungsi untuk menciptakan suasana awal

pembelajaran yang efektif yang memungkinkan siswa belajar dengan baik.

Kegiatan yang dapat dilakukan diantaranya menciptakan kondisi-kondisi

awal pembelajaran yang kondusif, melakukan apersepsi, dan pre-test.

Penciptaan kondisi awal pembelajaran dilakukan dengan cara memeriksa

kehadiran siswa, menumbuhkan kesiapan belajar siswa, menciptakan

suasana belajar yang demokratis, membangkitkan motivasi belajar siswa,

dan membangkitkan perhatian siswa. Melakukan apersepsi dilakukan

dengan cara mengajukan pertanyaan tentang bahan pelajaran yang telah

dipelajari sebelumnya. Melaksanakan pre-test atau penilaian awal dapat

dilakukan dengan cara lisan kepada beberapa siswa yang dianggap mewakili

seluruh siswa, atau bisa juga dipadukan dengan kegiatan apersepsi.

2) Kegiatan inti

Dalam kegiatan inti terdapat beberapa kegiatan yang dapat dilakukan oleh

guru yaitu memberitahukan tujuan atau kompetensi dasar yang harus dicapai

dan menyampaikan kegiatan belajar yang harus ditempuh oleh peserta didik.

Dalam membahas dan menyajikan materi/bahan ajar terpadu penyajian

harus dilakukan secara terpadu melalui penghubungan konsep di bidang

Page 38: 100625 Tuti Alawiah Fitk

23

kajian yang satu dengan konsep di bidang kajian lainnya. Selain itu seperti

yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa pembelajaran dapat direduksi

dengan model pembelajaran lain, maka pada kegiatan inti ini guru dapat

mereduksinya dengan model pembelajaran lain yang bervariasi dan

menggunakan media yang sesuai dengan kondisi di lapangan.

3) Kegiatan akhir/tindak lanjut

Dalam kegiatan penutup dapat dilakukan beberapa kegiatan yaitu,

menyimpulkan kembali materi yang telah diajarkan, melakukan tindak

lanjut seperti pemberian tugas atau latihan yang harus dikerjakan siswa di

rumah, dan memberikan evaluasi lisan atau tertulis.

c. Tahap penilaian

Tahap penilaian dalam pembelajaran terpadu mencakup penilaian terhadap

proses dan hasil belajar siswa. penilaian proses belajar adalah upaya pemberian

nilai terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa,

sedangkan penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-

hasil belajar yang dicapai dengan menggunakan kriteria tertentu. Dari segi

alatnya jenis penilaian dalam pembelajaran terpadu terdiri dari tes dan non tes.

Penilaian non tes dapat diperoleh dari portofolio, hasil karya, dan penugasan.

C. Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran konvensional adalah sebuah pembelajaran yang

menempatkan seorang guru sebagai inti dalam keberlangsungan proses belajar-

mengajar. Sedangkan peran siswa dapat dikatakan pasif. Guru memegang peranan

penting dalam proses belajar mengajar karena guru harus menjelaskan materi

secara panjang lebar untuk menjamin materi tersebut dapat dipahami oleh semua

peserta pembelajaran, dan tugas siswa adalah menangkap isi dan mencatatnya

serta bertanya apabila ada hal yang kurang dipahami. Hal tersebut sesuai dengan

pendapat Philip R. Wallace yang menyatakan β€œPendekatan konvensional

memandang bahwa proses pembelajaran yang dilakukan sebagaimana umumnya

guru mengajarkan materi kepada siswanya. Guru mentransfer ilmu pengetahuan

Page 39: 100625 Tuti Alawiah Fitk

24

kepada siswa, sedangkan siswa lebih banyak sebagai penerima”.26

Hal tersebut

senada dengan apa yang disampaikan oleh Andrias Harefa yang menyebutkan

bahwa pembelajaran konvensional merupakan pendidikan β€œgaya bank”, dimana

guru mengajar, murid belajar; guru tahu segalanya, murid tidak tahu apa-apa; guru

berfikir, murid dipikirkan; guru bicara murid mendengarkan; guru mengatur,

murid diatur; guru memilih dan memaksakan pilihannya, murid menuruti; guru

bertindak, murid membayangkan bagaimana guru bertindak sesuai dengan

tindakan gurunya; guru memilih apa yang diajarkan, murid menyesuaikan diri;

guru adalah subjek proses belajar, murid adalah objeknya.27

Pembelajaran konvensional yang digunakan dalam penelitian ini adalah

model klasikal. Pembelajaran model klasikal sering kita temui pada kegiatan

pembelajaran sehari-hari di sekolah, dimana jumlah siswa dalam satu kelas

biasanya berkisar antara 30 sampai 40 orang. Dalam pembelajaran model klasikal

guru sangat mendominasi dalam menentukan semua kegiatan pembelajaran, mulai

dari banyaknya materi yang akan diajarkan, urutan materi pelajaran, kecepatan

guru mengajar dan hal-hal lainnya semua ditentukan oleh guru dan murid harus

tunduk pada apa yang telah ditetapkan.

Adapun prosedur pelaksanaan pembelajaran model klasikal adalah

sebagai berikut:28

1. Guru menjelaskan materi matematika

2. Guru memberikan contoh penggunaan rumus matematika

3. Guru memberikan beberapa soal sebagai latihan kepada siswa

4. Guru meminta siswa menuliskan hasil pekerjaannya di depan kelas

Pembelajaran model klasikal mengasumsikan para siswa mempuyai

minat dan kecepatan belajar yang relatif sama. Kondisi belajar siswa secara

individual baik menyangkut kecepatan belajar, kesulitan belajar dan minat belajar

sulit untuk diperhatikan guru. Pada umumnya guru dalam menentukan kecepatan

26

Sunarto, β€œPembelajaran Konvensional Banyak Dikritik namun Paling Disukai”,

http://sunartombs.wordpress.com/2009/03/02/pembelajaran-konvensional-banyak-dikritik-

namun-paling-disukai/ , 9 April 2011 27

Andrias Harefa, Menjadi Manusia Pembelajar, (Jakarta: Kompas, 2000), Cet.I, h.11 28

Erman Suherman, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer,…, h.256-257

Page 40: 100625 Tuti Alawiah Fitk

25

penyajian dan tingkat kesukaran materi kepada siswanya berdasarkan pada

informasi kemampuan siswa secara umum.

Menurut Erman Suherman kelemahan dari pembelajaran model klasikal

adalah:29

1. Proses pembelajaran yang berlangsung membuat siswa menjadi bosan dan

pasif, karena siswa tidak diberi kesempatan untuk menemukan sendiri konsep

yang diajarkan. Siswa hanya aktif membuat catatan saja.

2. Kepadatan konsep-konsep yang diberikan dapat berakibat siswa tidak mampu

menguasai bahan yang diajarkan.

3. Pengetahuan yang diperoleh tidak membekas dan lebih cepat terlupakan.

4. Proses pembelajaran yang berlangsung menyebabkan siswa menjadi β€œbelajar

menghafal” (rote learning) yang tidak menimbulkan pemahaman.

D. Pemahaman Konsep Matematika

1. Pengertian Pemahaman Konsep

Menurut Rosser konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili satu kelas

objek-objek, kejadian-kejadian, kegiatan-kegiatan, atau hubungan-hubungan yang

mempunyai atribut-atribut yang sama.30

Sedangkan menurut Zacks & Tversky

(John: 2008) mengemukakan bahwa β€œKonsep adalah kategori-kategori yang

mengelompokkan objek, kejadian, dan karakteristik berdasarkan properti

umum”.31

Kita menyatakan suatu konsep dengan menyebut β€œnama” misalnya

buku, yaitu lembaran-lembaran kertas dengan ukuran yang sama yang disatukan

atau dijilid, dan berisi huruf cetak dan gambar dalam urutan-urutan yang

mengandung arti. Atau contoh lain misalnya siswa, yaitu orang-orang yang

berkumpul dalam satu tempat yang melakukan proses belajar. Konsep membantu

murid menyederhanakan dan meringkas informasi, dan meningkatkan efisiensi

memori, komunikasi dan penggunaan waktu mereka.

29

Erman Suherman, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer,…, h.202 30

Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar, (Jakarta: Erlangga, 1996), h. 80 31

John W. Santrock, Psikologi Pendidikan, Terj. Educational Psychology oleh Tri

Wibowo B.S, (Jakarta:Kencana Prenada Media Grup, 2008), cet.II, h.352

Page 41: 100625 Tuti Alawiah Fitk

26

β€œKonsep dalam matematika adalah suatu ide abstrak yang

memungkinkan orang dapat mengklasifikasikan objek-objek atau peristiwa-

peristiwa dan menentukan apakah objek atau peristiwa itu merupakan contoh atau

bukan contoh dari ide abstrak tersebut”.32

Konsep dalam matematika dapat

diperkenalkan melalui β€œdefinisi”, β€œgambar/gambaran/contoh”, β€œmodel/peraga”.

Contohnya β€œtrapesium” adalah segiempat yang tepat sepasang sisinya sejajar, atau

contoh lain β€œbilangan genap” diungkap dengan definisi bilangan yang merupakan

kelipatan 2.

Pemahaman adalah kemampuan seseorang dalam menangkap makna dan

arti dari bahan yang dipelajarinya. β€œPemahaman mengacu pada kemampuan untuk

mengerti dan memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui atau diingat dan

memaknai arti dari bahan maupun materi yang dipelajari”.33

β€œPemahaman bukan

hanya sekedar mengingat fakta, akan tetapi berkenaan dengan kemampuan

menjelaskan, menerangkan, menafsirkan atau kemampuan menangkap makna atau

arti suatu konsep”.34

Bloom menyatakan β€œPemahaman adalah kemampuan untuk

memahami apa yang sedang dikomunikasikan dan mampu mengimplementasikan

ide tanpa harus mengaitkannya dengan ide lain, dan juga tanpa harus melihat ide

itu secara mendalam”.35

Seseorang dikatakan memiliki pemahaman apabila

dihadapkan pada sesuatu yang harus dikomunikasikan, maka dia diperkirakan

mengetahui apa yang harus dikomunikasikan dan dapat menggunakan ide yang

termuat didalamnya, selain itu dia dapat menjelaskan kembali tentang suatu hal

dengan kata-kata sendiri yang berbeda dari yang terdapat dalam buku teks, dan

juga dapat menginterpretasikan atau membuat kesimpulan dari hasil

pemahamannya. Contoh menerjemahkan suatu bahan dari bentuk yang satu ke

bentuk yang lain, menafsirkan bagan, menerjemahkan bahan verbal ke rumus

matematika.

32

Sri Anitah W dan Janet Trineke Manoy, Strategi Pembelajaran Matematika, (Jakarta:

Universitas Terbuka, 2008), Cet. III, h.7.6 33

Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran,…, h.157 34

Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana,

2010), Cet.III h.126 35

Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis, (Jakarta: Kencana, 2004), h.69

Page 42: 100625 Tuti Alawiah Fitk

27

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pemahaman merupakan

salah satu jenjang kemampuan dalam proses berpikir dimana siswa dituntut untuk

memahami yang berarti mengetahui sesuatu hal dan melihatnya dari berbagai sisi.

Pada tingkatan ini selain hafal siswa juga harus memahami makna yang

terkandung, misalnya dapat menjelaskan suatu gejala, dapat menginterpretasikan

grafik, bagan atau diagram serta dapat menjelaskan konsep atau prinsip dengan

kata-kata sendiri.

Pemahaman konsep adalah kemampuan seseorang untuk

menghubungkan konsep atau fakta sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya

serta mampu menangkap makna suatu konsep dari apa yang telah dipelajarinya

dengan cara menguraikan kembali apa yang telah didapatkannya ke dalam bentuk

lain.

2. Indikator Pemahaman Konsep

Benjamin Bloom membedakan pemahaman ke dalam tiga kategori yaitu

menerjemahkan (translation), penafsiran (interpretation), dan ekstrapolasi

(extrapolation).36

a. Penerjemahan (translation) adalah kemampuan yang berkaitan dengan

kemampuan siswa dalam menerjemahkan kalimat dalam soal menjadi bentuk

matematika misalnya menyebutkan variabel-variabel yang diketahui dan

ditanyakan, kemampuan menerjemahkan dari bentuk simbolik ke bentuk lain

atau sebaliknya, kemampuan menerjemahkan dari lambang ke arti yang

dimaksud. Kata kerja operasional yang digunakan diantaranya adalah

menerjemahkan, mengubah dan menyajikan.

b. Penafsiran (interpretation) yaitu kemampuan untuk memahami pemikiran dari

suatu bahan bacaan, kemampuan untuk membedakan antara kesimpulan yang

diperlukan, yang tidak beralasan atau yang bertentangan yang diambil dari

sebuah data, kemampuan untuk menafsirkan berbagai jenis data, dan

kemampuan untuk menjelaskan makna yang terdapat di dalam symbol,

36

A Committee of College and University Examiners, TAXONOMY OF

EDUCATIONAL OBJECTIVES The Classification of Educational Goals HANDBOOK|

COGNITIVE DOMAIN, (London: Longman Group LTD, 1979), h.89-96

Page 43: 100625 Tuti Alawiah Fitk

28

kemampuan dalam menentukan konsep-konsep yang tepat untuk digunakan

dalam menyelesaikan soal. Kata kerja operasional yang digunakan diantaranya

adalah menjelaskan, menggambarkan, membedakan dan menginterpretasikan.

c. Ekstrapolasi (extrapolation) yaitu kemampuan siswa dalam menerapkan

konsep dalam perhitungan matematis, kemampuan untuk melihat

kecenderungan atau arah atau kelanjutan dari suatu temuan, dan kemampuan

menyimpulkan sesuatu yang telah diketahuinya. Kata kerja operasional yang

digunakan diantaranya adalah menemukan, memperhitungkan dan

menyimpulkan.

Dalam mempelajari matematika, seseorang harus berpikir secara logis

dan sistematis, karena hakikat matematika yaitu suatu ilmu pengetahuan yang

abstrak, yang dapat dipandang sebagai menstrukturkan pola berpikir yang

sistematis, kritis, logis, cermat dan konsisten. Oleh karenanya dalam menanamkan

konsep matematika biasanya dimulai dari konsep yang lebih sederhana kepada

konsep yang lebih rumit. Dalam matematika terdapat topik atau konsep prasyarat

sebagai dasar untuk memahami topik atau konsep selanjutnya sehingga

pemahaman konsep di awal itu sangat penting karena pemahaman konsep yang

salah akan berakibat fatal dalam pengembangan selanjutnya.

Ada beberapa tingkat penguasaan konsep dalam matematika, yaitu

sebagai berikut:37

a. Kemampuan mengucapkan konsep dengan tepat dan benar. Kemampuan ini

termasuk kemampuan yang paling rendah, meliputi kemampuan menghafalkan

suatu definisi, aksioma, teorema, dan sebagainya.

b. Kemampuan menjelaskan konsep dengan kalimat dan kata-kata sendiri,

Kemampuan ini menunjukkan pemahaman yang baik. Ungkapan ini mungkin

kurang begitu tajam atau bahkan tidak begitu tepat, tetapi harus benar dan

dapat memberikan gambaran yang cukup jelas.

c. Kemampuan mengidentifikasi sesuatu yang diberikan apakah sesuai atau tidak

dengan konsep tersebut dan juga kemampuan menggunakan atau tidak

37

Tim Penulis PEKERTI bidang MIPA, Hakikat Pembelajaran MIPA… h.8-9

Page 44: 100625 Tuti Alawiah Fitk

29

menggunakan konsep pada tempat atau situasi yang benar dan mencari contoh-

contohnya.

d. Kemampuan menginterpretasikan suatu konsep, yaitu menunjukkan

interpretasi konsep di lingkungan matematika, di luar matematika atau dalam

kehidupan sehari-hari

e. Kemampuan menerapkan konsep baik dalam bidang matematika ataupun di

luar bidang matematika

f. Kemampuan mengembangkan konsep, yaitu kemampuan untuk

menggeneralisasi, pengembangan sifat dan perilaku konsep tersebut.

g. Kemampuan berkomunikasi matematika yaitu kemampuan menyajikan

pendapat atau hasil pemikiran matematika dengan tepat dan benar, dan

kemampuan mengkomunikasikan matematika pada pengguna, sebagai kunci

penerapan matematika.

Untuk mengetahui apakah siswa telah mengetahui suatu konsep, paling

tidak ada empat hal yang dapat diperbuatnya, yaitu:38

a. Ia dapat menyebutkan nama contoh-contoh konsep bila dia melihatnya

b. Ia dapat menyatakan ciri-ciri (properties) konsep tersebut

c. Ia dapat memilih, membedakan antara contoh-contoh dan yang bukan contoh

d. Ia mungkin lebih mampu memecahkan masalah yang berkenaan dengan

konsep tersebut

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka dalam penelitian ini

pemahaman konsep yang digunakan adalah pemahaman yang dikemukakan oleh

Bloom yaitu translation, interpretation dan extrapolation.

E. Hasil Penelitian yang Relevan

Adapun penelitian yang relevan diantaranya Nurfarida Fikrotushohihah

(2010) Pengaruh Pembelajaran Terpadu Model Terkait (Connected) Terhadap

Hasil Belajar Matematika Siswa (Penelitian Eksperimen Pada Siswa Kelas VII

38

Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta:

Bumi Aksara, 2005), Cet.IV, h.166

Page 45: 100625 Tuti Alawiah Fitk

30

SMP Negeri 13 Depok). Skripsi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta. Hasil penelitian, pada taraf signifikansi Ξ± = 5%, menunjukkan bahwa

rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan Pembelajaran Terpadu Model

Terkait (Connected) lebih tinggi dari pada hasil belajar siswa yang menggunakan

Pembelajaran Konvensional.

F. Kerangka Berpikir

Belajar merupakan salah satu bentuk kegiatan yang amat penting bagi

kelangsungan hidup manusia. Dengan belajar kita dapat memperoleh sejumlah

kecakapan baik dari segi kognitif, afektif, maupun psikomotorik.

Belajar meliputi beberapa komponen yaitu siswa, guru dan kurikulum.

Guru merupakan salah satu komponen yang sangat penting bagi berlangsungnya

proses belajar mengajar. Guru harus mampu menjalankan fungsinya sebagai

fasilitator yang memberikan fasilitas belajar kepada siswa dan harus mampu

mendesain pembelajaran sebaik mungkin sehingga diperoleh hasil pembelajaran

yang optimal.

Akan tetapi, proses pembelajaran yang berlangsung saat ini pada

umumnya masih menggunakan pembelajaran konvensional dimana pembelajaran

masih berpusat pada guru, siswa diposisikan sebagai objek, siswa dianggap tidak

tahu atau belum tahu apa-apa, sementara guru memposisikan diri sebagai yang

mempunyai pengetahuan. Pembelajaran yang berlangsung kurang memberikan

makna kepada siswa karena guru memberikan materi pelajaran dalam bentuk jadi,

selain itu, materi yang dipelajari terkesan terpisah-pisah, guru kurang mampu

mengaitkan dengan materi lain yang bisa menunjang pemahaman siswa. Siswa

kurang diberi kesempatan untuk melakukan kegiatan secara langsung mencari

pengetahuan sendiri, siswa hanya pasif menerima penjelasan guru dan menghafal

rumus-rumus, akibatnya siswa kurang memahami konsep-konsep yang diajarkan

oleh guru. Padahal proses belajar tidak sekadar menghafal konsep-konsep atau

fakta-fakta belaka, tetapi merupakan kegiatan menghubungkan konsep-konsep

untuk menghasilkan pemahaman yang utuh, sehingga konsep yang dipelajari akan

dipahami secara baik dan tidak mudah dilupakan. Oleh karena itu, seorang guru

Page 46: 100625 Tuti Alawiah Fitk

31

harus selalu berusaha mengetahui dan menggali konsep-konsep yang telah

dimiliki siswa dan membantu memadukannya secara harmonis konsep-konsep

tersebut dengan pengetahuan baru yang akan diajarkan melalui penerapan

pembelajaran yang tepat.

Pembelajaran terpadu model terkait (connected) adalah salah satu model

pembelajaran yang menyajikan materi dengan cara menghubungkan satu topik ke

topik yang lain, satu konsep ke konsep yang lain, satu keterampilan ke

keterampilan yang lain tetapi masih dalam satu mata pelajaran. Kaitan-kaitan yang

diadakan dapat secara spontan atau direncanakan terlebih dahulu. Dengan adanya

kaitan ini maka pembelajaran akan semakin bermakna dalam arti pemahaman

siswa akan suatu konsep akan lebih mendalam.

G. Hipotesis Penelitian

Sesuai dengan latar belakang, rumusan masalah dan landasan teori yang

telah diuraikan di atas, maka rumusan hipΓ³tesis yang akan diuji dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut: β€œPemahaman konsep matematika siswa yang

diterapkan pembelajaran terpadu model terkait (connected) lebih tinggi dari pada

pemahaman konsep matematika siswa yang diterapkan pembelajaran

konvensional”.

Page 47: 100625 Tuti Alawiah Fitk

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Muhamadiyah 22 Setiabudi

Pamulang di kelas VII semester genap (2) tahun ajaran 2010-2011, pada bulan

Januari-Februari tahun 2011.

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi

eksperimen, yaitu metode yang tidak memungkinkan peneliti melakukan

pengontrolan penuh terhadap variabel dan kondisi eksperimen. Penelitian ini

menggunakan dua kelompok sampel yaitu sebagai berikut:

1. Kelompok eksperimen, yaitu kelompok siswa yang mendapatkan pembelajaran

dengan menggunakan pembelajaran terpadu model connected

2. Kelompok kontrol, yaitu kelompok siswa yang mendapatkan pembelajaran

dengan pembelajaran konvensional

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian adalah Randomized

Two-Group Design Posttest Only. Rancangan penelitian tersebut dinyatakan

sebagai berikut:1

Tabel 3.1

Rancangan Penelitian

Kelompok Treatment Tes Akhir

R (E) X1 O

R (K) X2 O

Keterangan:

R : Proses pemilihan subyek secara random

E : Kelompok Eksperimen

1Liche Seniati dkk, Psikologi Eksperimen, (Jakarta: Indeks, 2005), h. 127

32

Page 48: 100625 Tuti Alawiah Fitk

33

K : Kelompok Kontrol

X1 : Perlakuan pada kelompok eksperimen

X2 : Perlakuan pada kelompok kontrol

O : Tes akhir yang sama pada dua kelompok

C. Populasi Dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek atau objek yang menjadi sasaran

penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP

Muhamadiyah 22 Setiabudi Pamulang yang terdaftar di sekolah tersebut pada

semester genap tahun ajaran 2010/2011.

2. Teknik Pengambilan Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Teknik

pengambilan sampel yang digunakan adalah Cluster Random Sampling dengan

mengambil dua kelas secara acak dari 4 kelas yang memiliki karakteristik yang

sama dalam hal umur mental dan rata-rata kemampuan kelasnya. Dari dua kelas

yang terambil tersebut satu kelas akan menjadi kelas eksperimen yaitu kelas VII.3

yang berjumlah 29 orang dan satu kelas lagi akan menjadi kelas kontrol yaitu

kelas VII.1 yang berjumlah 24 orang.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data.

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah tes hasil belajar dalam

bentuk essay yang berjumlah 7 dari 10 soal yang direncanakan yang mengukur

tingkat pemahaman konsep matematika siswa. Instrumen penelitian pemahaman

konsep tersebut dikembangkan sendiri oleh peneliti dengan terlebih dahulu

membuat definisi konsep, definisi operasional, kisi-kisi instrument dan uji coba

instrument penelitian.

Page 49: 100625 Tuti Alawiah Fitk

34

1. Definisi Konseptual

Secara konseptual β€œpemahaman adalah kemampuan untuk mengerti dan

memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui atau diingat dan memaknai arti

dari bahan maupun materi yang dipelajari.”2 Dalam penelitian ini, indikator

pemahaman konsep yang digunakan adalah pemahaman yang dikemukakan

oleh Bloom yaitu translation, interpretation dan extrapolation.

2. Definisi Operasional

Secara operasional pemahaman konsep matematika adalah skor pemahaman

konsep yang diperoleh siswa setelah proses belajar matematika. Dalam

penelitian ini skor pemahaman konsep matematika siswa diukur dengan

menggunakan tes berupa tes essay sebanyak 7 butir dimana masing-masing

butir diberi bobot maksimal 4. Pemberian skor ini mengacu kepada kriteria

pemberian skor menurut Cai, Lane & Jacabcsin yang disajikan dalam tabel di

bawah ini:3

Tabel 3.2

Kriteria Skor Pemahaman Konsep Matematika

Skor Pemahaman

Level 4 Konsep terhadap soal matematika secara lengkap; penggunaan istilah dan

notasi matematika secara tepat; penggunaan algoritma secara lengkap dan

benar

Level 3 Konsep terhadap soal matematika hampir lengkap; penggunaan istilah dan

notasi matematika hampir benar; penggunaan algoritma secara lengkap;

perhitungan secara umum benar namun mengandung sedikit kesalahan

Level 2 Konsep terhadap soal matematika kurang lengkap; jawaban mengandung

perhitungan yang salah

Level 1 Konsep terhadap soal matematika sangat terbatas; jawaban sebagian besar

mengandung perhitungan yang salah

Level 0 Tidak menunjukkan pemahaman konsep dan prinsip terhadap soal

matematika

2Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu Memecahkan

Problema Belajar dan Mengajar, (Bandung: Alfabeta, 2010), Cet.VIII, h.157 3Gusni Satriawati, Pembelajaran dengan Pendekatan Open Ended untuk meningkatkan

Pemahaman dan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa SMP dalam ALGORITMA Jurnal

Matematika dan Pendidikan Matematika, (Jakarta: CeMED Jurusan Pendidikan Matematika FITK

UIN Jakarta, 2006), h.112-113

Page 50: 100625 Tuti Alawiah Fitk

35

3. Kisi-Kisi Instrument Penelitian

Kisi-kisi instrument dibuat dengan mengacu pada kompetensi dasar

yang ditetapkan. Adapun kisi-kisi instrument pemahaman konsep matematika

adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Instrumen Pemahaman Konsep Matematika

No Dimensi Sub Indikator No.

Soal

1. Menerjemah-kan

soal ke dalam

bentuk gambar

(Translation)

1. Diberikan empat buah titik koordinat

kartesius. Siswa menentukan jenis bangun

datar tersebut

2. Disajikan sebuah ilustrasi soal cerita. Siswa

membuat gambar bangun segiempat dari

ilustrasi tersebut dan menyebutkan jenis

bangun yang dihasilkan dari gambar tersebut

1a

3

2. Menafsirkan

gambar yang

disajikan

(Interpretation)

1. Menentukan sifat-sifat yang dimiliki oleh

bangun yang tersaji dalam gambar

1b

2. Diketahui sebuah segitiga sembarang. Siswa

membuat gambar bangun segiempat yang

dihasilkan dari gabungan segitiga tersebut dan

bayangannya, kemudian menentukan jenis

bangun yang dihasilkan

2

3. Menerapkan

konsep dalam

perhitungan

matematis

(Ekstrapolation)

1. Menentukan panjang alas jajar genjang jika

diketahui luas serta perbandingan alas dan

tinggi jajargenjang tersebut

2. Menghitung luas daerah yang diarsir dari

konsep layang-layang dan belah ketupat

3. Menentukan nilai x dan keliling persegi

panjang jika diketahui sisi dan luasnya

4. Menghitung keliling belah ketupat jika

diketahui salah satu diagonal dan luasnya

4

5

6

7

5.Menghitung luas daerah yang diarsir dari

konsep persegi panjang

6. Menghitung banyaknya persegi yang ada

dalam bentuk persegi panjang

7. Diketahui sebuah tanah berbentuk trapesium.

Siswa dapat menentukan luas trapesium dan

menghitung harga tanah tersebut

8

9

10a

10b

Jumlah 10

Page 51: 100625 Tuti Alawiah Fitk

36

4. Uji Coba Instrumen Penelitian

Sebelum instrument digunakan, instrument terlebih dahulu

diujicobakan kepada siswa yang bukan sampel penelitian. Uji coba instrument

dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kualitas instrument penelitian yang

akan digunakan. Instrument penelitian diuji dengan cara mengukur validitas,

taraf kesukaran, daya pembeda soal dan reliabilitas.

a. Uji Validitas

Salah satu ciri tes yang baik adalah apabila tes itu dapat tepat

mengukur apa yang hendak diukur atau istilahnya valid atau sahih. Pengujian

validitas ini menggunakan rumus Produk Momen Person, yaitu sebagai

berikut:4

π‘Ÿπ‘₯𝑦 =𝑁 𝑋𝑖 π‘Œ βˆ’ 𝑋𝑖 π‘Œ

𝑁 𝑋𝑖2 βˆ’ 𝑋𝑖 2 𝑁 π‘Œ2 βˆ’ π‘Œ 2

Keterangan: π‘Ÿπ‘₯𝑦

𝑁: banyaknya peserta tes

𝑋𝑖 : Skor item ke-𝑖 dimana 𝑖 = 1, 2, 3, 4, . . .π‘˜

π‘Œ: skor total

π‘Ÿπ‘₯𝑦 : koefisien korelasi antara variabel 𝑋 dan π‘Œ

π‘Ÿπ‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ = π‘Ÿ 𝛼, π‘‘π‘˜ = π‘Ÿ 𝛼,𝑛 βˆ’ 2

Untuk menentukan kriteria uji instrumen, jika:

1) π‘Ÿπ‘•π‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” ≀ π‘Ÿπ‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ maka butir item tidak valid

2) π‘Ÿπ‘•π‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” > π‘Ÿπ‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ maka butir item valid

Berdasarkan uji coba soal yang telah dilaksanakan dengan 𝑛 = 31

dan taraf signifikan 5% diperoleh π‘Ÿπ‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ = 0,301. Dengan demikian soal

4Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Ed. Revisi, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2008), cet.VIII, h. 72

Page 52: 100625 Tuti Alawiah Fitk

37

dikatakan valid jika π‘Ÿπ‘•π‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” > 0,301. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat

pada lampiran 8.

Hasil uji coba dari 10 soal, diperoleh 7 soal yang valid, yaitu soal

nomor 1a, 1b, 3, 4, 6, 7, 9, 10a dan 10b.

b. Taraf Kesukaran

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesukaran dari tiap

item soal apakah mudah, sedang, atau sukar. Rumus yang digunakan adalah

sebagai berikut:5

𝑃 =𝐡

𝐽𝑆

Keterangan:

𝑃 = Taraf kesukaran

𝐡 = Skor seluruh siswa peserta tes untuk setiap butir soal

𝐽𝑆 = Jumlah skor maksimum yang mungkin diperoleh peserta

Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering

diklasifikasikan sebagai berikut:

Tabel 3.4

Klasifikasi Taraf Kesukaran

P Klasifikasi

P = 0,00

0,00 < P 0,30

0,30 < P 0,70

0,70 < P < 1,00

P = 1,00

Terlalu Sukar

Sukar

Sedang

Mudah

Terlalu Mudah

Berdasarkan hasil perhitungan uji taraf kesukaran, diperoleh 4 soal

yang termasuk dalam kriteria mudah yaitu nomor 4, 5, 8 dan no 9, soal dengan

kriteria sedang terdiri dari 5 soal yaitu 1a, 1b, 3, 6, 7, 10a dan 10b, sedangkan

5Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan,…, h.208

Page 53: 100625 Tuti Alawiah Fitk

38

soal dengan kriteria sukar hanya 1 soal yaitu soal nomor 2. Perhitungan

lengkap taraf kesukaran tiap butir soal ini dapat dilihat pada lampiran 9.

c. Daya Pembeda Soal

Daya pembeda soal, adalah kemampuan sesuatu soal untuk

membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang

berkemampuan rendah. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:6

𝐷 =𝐡𝐴𝐽𝐴

βˆ’π΅π΅π½π΅

Keterangan :

𝐽𝐴 = skor maksimum yang mungkin diperoleh peserta kelompok atas

𝐽𝐡 = skor maksimum yang mungkin diperoleh peserta kelompok

bawah

𝐡𝐴 = jumlah skor peserta kelompok atas

𝐡𝐡 = jumlah skor peserta kelompok bawah

Tabel 3.5

Klasifikasi Daya Pembeda

D Klasifikasi

0,00 < D 0,20

0,20 < D 0,40

0,40 < D < 0,70

0,70 < D < 1,00

D < 0,00

Jelek

Cukup

Baik

Sangat Baik

Tidak baik

Hasil perhitungan uji daya pembeda menunjukkan kriteria yang

berbeda-beda. Soal nomor 5 berkriteria tidak baik, soal berkriteria jelek yaitu

nomor 2 dan 8. Soal berkriteria cukup yaitu nomor 4 dan 9, soal berkriteria

6Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi ..., h.213

Page 54: 100625 Tuti Alawiah Fitk

39

baik yaitu nomor 1a, 1b, 3, 6, 10a dan 10b. Sedangkan soal yang memiliki

kriteria daya pembeda yang baik sekali hanya 1 yaitu soal nomor 7.

Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 10.

Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas, daya pembeda, dan taraf

kesukaran dari tiap butir soal, dapat dibuat rekapitulasi analisis butir soal

sebagai berikut:

Tabel 3.6

Rekapitulasi Hasil Validitas, Tingkat Kesukaran, dan Daya Pembeda

Instrumen

Berdasarkan hasil analisis di atas, maka hanya 7 soal yang akan

dijadikan instrument pengukur pemahaman konsep matematika.

No

Item

Validitas Tingkat Kesukaran Daya Pembeda Kesimpulan

rhitung Kriteria P Klasifikasi D Klasifikasi

1a 0,542 Valid 0.581 Sedang 0,406 Baik Dipakai

1b 0,559 Valid 0,331 Sedang 0,469 Baik Dipakai

2 0,234 Tidak valid 0,258 Sukar 0,188 Jelek Tidak Dipakai

3 0,436 Valid 0,387 Sedang 0,406 Cukup Dipakai

4 0,641 Valid 0,831 Mudah 0,281 Cukup Dipakai

5 0,077 Tidak valid 0,798 Mudah -0,031 Tidak Baik Tidak Dipakai

6 0,501 Valid 0,540 Sedang 0,500 Baik Dipakai

7 0,778 Valid 0,468 Sedang 0,750 Baik sekali Dipakai

8 0,219 Tidak valid 0,766 Mudah 0,125 Jelek Tidak Dipakai

9 0,464 Valid 0,774 Mudah 0,219 Cukup Dipakai

10a 0,841 Valid 0,677 Sedang 0,688 Baik Dipakai

10b 0,789 Valid 0,605 Sedang 0,563 Baik Dipakai

Page 55: 100625 Tuti Alawiah Fitk

40

d. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah ketetapan atau ketelitian suatu alat evaluasi. Suatu

alat evaluasi atau tes dikatakan reliabel, jika tes tersebut dapat dipercaya,

konsisten atau stabil produktifnya, jadi yang diperhitungkan disini adalah

ketelitiannya. Pengujian reliabilitas ini menggunakan rumus Alpha Cronbach,7

yaitu:

π‘Ÿ11 = π‘˜

π‘˜ βˆ’ 1 1 βˆ’

πœŽπ‘–2

πœŽπ‘‘2

Keterangan:

π‘Ÿ11 : reliabilitas yang dicari

π‘˜ : banyaknya butir soal valid

πœŽπ‘–2 : jumlah varians skor tiap-tiap item

πœŽπ‘‘2 : varians total

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh π‘Ÿ = 0,725. Perhitungan

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 11. Berdasarkan klasifikasi tingkat

reliabilitas, instrumen tersebut memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi.

E. Teknik Pengumpulan Data

Terdapat beberapa tahap dalam pengumpulan data agar semua data dapat

diperoleh dengan baik dan lengkap. Tahapan pengumpulan data tersebut adalah

sebagai berikut:

1. Sebelum tahap tes dilakukan, peneliti melakukan observasi untuk menentukan

kelas yang akan dijadikan objek penelitian serta menentukan kelas eksperimen

dan kelas kontrol

2. Memberikan treatment (perlakuan) kepada kelas yang akan dijadikan objek.

3. Memberikan tes-tes soal pada kedua kelas itu dengan soal yang sama

4. Menilai hasil tes yang diperoleh dari kedua kelompok diatas, yaitu kelas

eksperimen dan kelas kontrol terhadap pemahaman konsep matematika siswa

7Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi… ,h. 109

Page 56: 100625 Tuti Alawiah Fitk

41

pada pokok bahasan bangun datar segi empat, dan selanjutnya dilakukan

analisis data dan mempersiapkan laporan penelitian

F. Teknik Analisis Data

Uji hipotesis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji-t.

Sebelum dilakukan uji-t terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis yang

meliputi uji normalitas dan uji homogenitas.

1. Uji Prasyarat Analisis

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang

diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji kenormalan yang digunakan yaitu

uji Chi Square8 dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Menentukan hipotesis

𝐻0 : Data berasal dari populasi yang berdistribusi normal

𝐻1 : Data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal

2) Menentukan rata-rata 𝑋

3) Menentukan standar deviasi

4) Membuat daftar frekuensi observasi dan frekuensi ekspektasi

a) Rumus banyak kelas interval (aturan Sturgess)

𝐾 = 1 + 3,3 log(𝑛), dengan n banyaknya subjek

b) Rentang (R) = skor terbesar - skor terkecil

c) Panjang kelas interval 𝑃 =π‘…π‘’π‘›π‘‘π‘Žπ‘›π‘”

π΅π‘Žπ‘›π‘¦π‘Žπ‘˜π‘›π‘¦π‘Ž π‘˜π‘’π‘™π‘Žπ‘ =

𝑅

𝐾

5) Cari πœ’π‘•π‘–π‘‘π‘’π‘›π‘”2 dengan rumus

πœ’π‘•π‘–π‘‘π‘’π‘›π‘”2 =

π‘“π‘œπ‘– βˆ’ 𝑓𝑒𝑖 2

𝑓𝑒𝑖

π‘˜

𝑖=1

dengan

πœ’2 = Nilai statistik chi- square

8Subana dan Sudrajat, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: CV Pustaka Setia,

2001), h.149-150

Page 57: 100625 Tuti Alawiah Fitk

42

π‘“π‘œπ‘– = Nilai frekuensi yang diperoleh berdasarkan data

𝑓𝑒𝑖 = Nilai frekuensi ekspektasi

π‘˜ = banyaknya kelas

6) Cari πœ’π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ 2 dengan derajat kebebasan (dk) = 𝐾 βˆ’ 3 dan taraf kepercayaan

95% atau taraf signifikan ∝= 5%

7) Kriteria pengujian

Jika 2

hitung 2tabel maka 𝐻0 diterima dan 𝐻1 ditolak

Jika 2

hitung > 2

tabel maka 𝐻1 diterima dan 𝐻0 ditolak

b. Uji Homogenitas

Setelah uji normalitas dilakukan, maka dilanjutkan dengan uji

homogenitas, uji homogenitas ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan

antara dua keadaan atau populasi. Uji homogenitas yang digunakan adalah uji

homogenitas dua varians atau uji fisher,9 dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

1) Menentukan hipotesis

H0 : 2

2

2

1

H1 : 2

2

2

1

2) Cari 𝐹𝑕𝑖𝑑𝑒𝑛𝑔 dengan rumus:

𝐹 =𝑆1

2

𝑆22 π‘‘π‘–π‘šπ‘Žπ‘›π‘Ž 𝑆2 =

𝑛 𝑓𝑖π‘₯𝑖2 βˆ’ 𝑓𝑖π‘₯𝑖

2

𝑛 𝑛 βˆ’ 1

Keterangan:

𝐹 = Homogenitas

𝑆12 = Varians terbesar/data pertama

𝑆22 = Varians terkecil/data kedua.

3) Tetapkan taraf signifikansi ∝

4) Hitung πΉπ‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ dengan rumus πΉπ‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ = 𝐹1

2𝛼 𝑛1 βˆ’ 1 , 𝑛2 βˆ’ 2

5) Tentukan kriteria pengujian hipotesis

9 Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung : Tarsito, 2002), h.249

Page 58: 100625 Tuti Alawiah Fitk

43

Jika 𝐹𝑕𝑖𝑑𝑒𝑛𝑔 ≀ πΉπ‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ maka 𝐻0 diterima dan 𝐻1 ditolak

Jika 𝐹𝑕𝑖𝑑𝑒𝑛𝑔 > πΉπ‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ maka 𝐻0 ditolak dan 𝐻1 diterima

2. Uji Hipotesis

Setelah data dinyatakan berdistribusi normal dan homogen, maka untuk

menguji hipotesis dari penelitian ini digunakan rumus uji-t dengan taraf signifikan

∝= 0,05, yaitu sebagai berikut:

𝑑𝑕𝑖𝑑𝑒𝑛 𝑔 =𝑋 1 βˆ’ 𝑋 2

π‘†π‘”π‘Žπ‘ 1𝑛1

+1𝑛2

dimana

π‘†π‘”π‘Žπ‘ = 𝑛1 βˆ’ 1 𝑆1

2 + 𝑛2 βˆ’ 1 𝑆22

𝑛1 + 𝑛2 βˆ’ 2

Keterangan:

𝑋 1 = Rata-rata hasil tes pemahaman konsep matematika

kelas eksperimen

𝑋 2 = Rata-rata hasil tes pemahaman konsep matematika kelas kontrol

𝑛1 = Jumlah sampel pada kelompok eksperimen

𝑛2 = Jumlah sampel pada kelompok kontrol

π‘†π‘”π‘Žπ‘ = Varians gabungan

𝑆12 = Varians kelompok eksperimen

𝑆22 = Varians kelompok kontrol

Kriteria pengujian

Jika 𝑑𝑕𝑖𝑑𝑒𝑛𝑔 ≀ π‘‘π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ maka 𝐻0 diterima dan 𝐻1 ditolak

Jika 𝑑𝑕𝑖𝑑𝑒𝑛𝑔 > π‘‘π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ maka 𝐻0 ditolak dan 𝐻1 diterima

Page 59: 100625 Tuti Alawiah Fitk

44

G. Hipotesis Statistik

Adapun hipotesis statistik yang akan diuji sebagai berikut:

211

210

:

:

H

H

Keterangan:

πœ‡1: Rata-rata pemahaman konsep matematika siswa kelas eksperimen (yang

diajarkan dengan Pembelajaran Terpadu Model Connected)

πœ‡2: Rata-rata pemahaman konsep matematika siswa kelas kontrol (yang diajarkan

dengan pembelajaran konvensional)

Page 60: 100625 Tuti Alawiah Fitk

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhamadiyah 22 Setiabudi

Pamulang di kelas VII.3 sebagai kelas eksperimen dengan jumlah 29 siswa, dan

kelas VII.1 sebagai kelas kontrol dengan jumlah 24 siswa. Penelitian dilakukan

sebanyak 7 kali pertemuan dengan pokok bahasan bangun datar segi empat yang

meliputi persegi panjang, persegi, jajargenjang, belah ketupat, layang-layang dan

trapesium. Pada proses pembelajaran kedua kelas memperoleh perlakuan yang

berbeda, kelas eksperimen mendapatkan pembelajaran dengan pembelajaran

terpadu model connected, sedangkan kelas kontrol mendapatkan pembelajaran

dengan pembelajaran konvensional. Pada proses pembelajaran siswa pada kelas

eksperimen diberikan LKS yang dibuat oleh penulis yang berisi penjelasan materi

dan soal-soal yang harus dikerjakan, sedangkan kelas kontrol menggunakan buku

yang telah disediakan oleh sekolah.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes pemahaman

konsep matematika siswa, yang terdiri dari 7 butir soal berbentuk uraian.

Instrument tersebut sudah terlebih dahulu diuji cobakan kepada kelas VIII.3 yang

telah lebih dahulu memperoleh materi bangun datar segi empat dan dinyatakan

valid. Selanjutnya tes dilakukan kepada kedua kelompok siswa setelah

menyelesaikan pokok bahasan bangun datar segi empat. Hasil tes tersebut akan

digunakan untuk mengetahui kemampuan pemahaman konsep matematika kedua

kelompok. Berikut ini akan disajikan data hasil penelitian.

1. Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas Eksperimen

Berdasarkan hasil perhitungan data statistik (lihat lampiran 13),

dengan jumlah sampel 29 siswa diperoleh nilai posttest dalam bentuk distribusi

frekuensi berikut:

45

Page 61: 100625 Tuti Alawiah Fitk

46

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Tes Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika

Kelas Eksperimen

No. Interval

Frekuensi

Absolut Kumulatif Relatif

Kumulatif (%)

1 31 – 40 2 2 6.90

2 41 – 50 6 8 27.59

3 51 – 60 4 12 41.38

4 61 – 70 10 22 75.86

5 71 – 80 5 27 93.10

6 81 – 90 2 29 100

Jumlah 29

Berdasarkan hasil perhitungan (lihat lampiran 13), diperoleh rata-rata

sebesar 61,02 sehingga dari tabel distribusi frekuensi di atas dapat dilihat

bahwa siswa yang memperoleh nilai di bawah rata-rata adalah sebanyak 12

orang atau sebesar 41,38%, sedangkan siswa yang memperoleh nilai di atas

rata-rata adalah sebanyak 17 orang atau sebesar 58,62%. Karena nilai KKM

yang ditetapkan oleh sekolah sebesar 60, yaitu berada pada interval 51-60,

maka 58,62% lebih siswa memperoleh nilai di atas KKM.

Untuk mengetahui pencapaian pemahaman konsep matematika siswa

kelas eksperimen pada tiap kategori pemahaman menurut Bloom, yaitu

translation, interpretation, dan extrapolation, berikut ini disajikan rekapitulasi

nilai rata-rata tiap kategori pemahaman konsep pada kelas eksperimen:

Page 62: 100625 Tuti Alawiah Fitk

47

Tabel 4.2

Skor Pemahaman Konsep Kelas Eksperimen untuk Tiap Dimensi

Dimensi

Pemahaman Skor Skor

Maksimum

Persentase

Tiap Dimensi

Translation 148 232 63,79%

Interpretation 48 116 41,38%

Extrapolation 431 696 61,93%

Total 627 1236 60,06%

Berdasarkan tabel 4.2, skor pemahaman konsep matematika siswa kelas

eksperimen lebih didominasi pada dimensi pemahaman translation. Hal ini

terlihat dari persentase tiap dimensi, dimana dimensi translation memperoleh

persentase yang paling besar yaitu 63,79% sedangkan dimensi interpretation dan

dimensi extrapolation memperoleh persentase berturut-turut sebesar 41,38%, dan

61,93%.

2. Pemahaman Konsep Matematika Kelas Kontrol

Berdasarkan hasil perhitungan data statistik awal (lihat lampiran 14),

dengan jumlah sampel 24 siswa diperoleh nilai posttest dalam bentuk distribusi

frekuensi berikut:

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Tes Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika

Kelas kontrol

No Interval Frekuensi

Absolut Kumulatif Relatif Kumulatif (%)

1 31 – 39 4 4 16.67

2 40 – 48 2 6 25.00

3 49 – 57 9 15 62.50

4 58 – 66 6 21 87.50

5 67 – 75 1 22 91.67

6 76 – 84 2 24 100

Jumlah 24

Page 63: 100625 Tuti Alawiah Fitk

48

Berdasarkan hasil perhitungan (lihat lampiran 14), diperoleh rata-rata

sebesar 54,50 sehingga dari tabel distribusi frekuensi di atas dapat dilihat

bahwa siswa yang memperoleh nilai di bawah rata-rata adalah sebanyak 15

orang atau sebesar 62,5%, sedangkan siswa yang memperoleh nilai di atas rata-

rata adalah sebanyak 9 orang atau sebesar 37,5%. Karena nilai KKM yang

ditetapkan oleh sekolah sebesar 60, yaitu berada pada interval 58-66, maka

12,5% lebih siswa memperoleh nilai di atas KKM.

Untuk mengetahui pencapaian pemahaman konsep matematika siswa

kelas kontrol pada tiap kategori pemahaman menurut Bloom, yaitu translation,

interpretation, dan extrapolation, berikut ini disajikan rekapitulasi nilai rata-rata

tiap kategori pemahaman konsep pada kelas kontrol:

Tabel 4.4

Skor Pemahaman Konsep Kelas Kontrol untuk Tiap Dimensi

Dimensi

Pemahaman Skor

Skor

Maksimum

Persentase

Tiap Dimensi

Translation 119 192 61,98%

Interpretation 48 96 50%

Extrapolation 294 576 51,04%

Total 461 864 53,36%

Berdasarkan tabel 4.4, skor pemahaman konsep matematika siswa kelas

kontrol lebih didominasi pada dimensi pemahaman translation. Hal ini terlihat

dari persentase tiap dimensi dimana dimensi translation memperoleh persentase

yang paling besar yaitu 61,98% sedangkan dimensi interpretation dan dimensi

extrapolation memperoleh persentase berturut-turut sebesar 50%, dan 51,04%.

Page 64: 100625 Tuti Alawiah Fitk

49

3. Perbandingan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol

Data statistik hasil tes pemahaman konsep matematika pada materi

Bangun Datar Segi Empat dengan Pembelajaran Terpadu Model Connected

dan Pembelajaran Konvensional terdapat perbedaan. Untuk lebih jelasnya

disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 4.5

Statistik Hasil Penelitian

Statistika Kelas

Eksperimen Kontrol

Jumlah Siswa 𝑁 29 24

Maksimum π‘‹π‘šπ‘Žπ‘₯ 86 83

Minimum π‘‹π‘šπ‘–π‘› 31 31

Mean 𝑋 61,02 54,50

Median 𝑀𝑒 63 54,50

Modus π‘€π‘œ 65,95 54,80

Varians 𝑆2 189,90 159,65

Simpangan Baku 𝑆 13,78 12,64

Koefisien Kemiringan KS -0,36 -0,02

Kurtosis 4 2,049 2,516

Berdasarkan perbandingan data statistik hasil post test diatas, nilai

post test kelas eksperimen lebih tinggi daripada nilai post test kelas kontrol.

Hal tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata ( X ) kelas eksperimen sebesar

61,02, sedangkan kelas kontrol 54,50 dengan selisih 6,52 (61,02 - 54,50) begitu

pula dengan nilai median, modus, varians dan simpangan baku kelas

eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Tingkat kemiringan (sk) kelas

eksperimen dan kontrol berturut-turut -0,36 dan -0,02, karena nilai sk < 0,

Page 65: 100625 Tuti Alawiah Fitk

50

maka kedua kelas memiliki bentuk kurva landai ke kiri, yang artinya

kecenderungan data mengumpul di atas rata-rata. Ketajaman/kurtosis kelas

eksperimen dan kelas kontrol berturut-turut 2,049 dan 2,516, karena kedua

nilai kurtosisnya kurang dari 3, maka kedua kurva berbentuk platikurtik (kurva

agak datar) yang artinya nilai-nilai data tersebar secara merata sampai jauh dari

rata-ratanya.

Secara visual penyebaran nilai posttes kemampuan pemahaman

konsep matematika siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat

pada gambar di bawah ini:

Gambar 4.1

Kurva Distribusi Nilai Hasil Posttes Kemampuan Pemahaman

Konsep Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa kelas eksperimen

memiliki modus lebih besar dari 60 yang merupakan nilai KKM, sedangkan kelas

kontrol memiliki modus kurang dari nilai 60, hal ini menunjukkan bahwa

perolehan nilai kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol.

0

2

4

6

8

10

12

0 20 40 60 80 100

Fre

kue

nsi

Titik Tengah

Eksperimen

Kontrol

Page 66: 100625 Tuti Alawiah Fitk

51

Adapun pencapaian pemahaman konsep matematika kelas eksperimen

dan kelas kontrol tiap dimensi disajikan dalam tabel di bawah ini:

Tabel 4.6

Rekapitulasi Skor Rata-Rata Tiap Dimensi Pemahaman Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol

Dimensi

Pemahaman

Skor Persentase Tiap Dimensi

Kelas

Eksperimen

Kelas

Kontrol

Kelas

Eksperimen

Kelas

Kontrol

Translation 148 119 63,79% 61,98%

Interpretation 48 48 41,38% 50%

Extrapolation 431 294 61,93% 51,04%

Total 627 461 60,06% 53,36%

Berdasarkan tabel 4.6, dapat dilihat bahwa skor pemahaman konsep

matematika siswa pada dimensi translation dan extrapolation, kelas

eksperimen memperoleh persentase lebih besar daripada kelas kontrol,

sedangkan pada dimensi interpretation kelas kontrol lah yang memperoleh

nilai lebih besar daripada kelas eksperimen. Akan tetapi persentase yang paling

besar baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol diperoleh dari dimensi

translation.

B. Hasil Pengujian Prasyarat Analisis

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji hipotesis

dengan uji-t dengan cara membandingkan nilai posttest kelas eksperimen

dengan nilai posttest kelas kontrol. Sebelum dilakukan uji-t terlebih dahulu

dipenuhi asumsi-asumsi atau persyaratan untuk analisis tersebut.

Persyaratan analisis yang dimaksud adalah normalitas dan homogenitas.

Pengujian kedua asumsi adalah sebagai berikut:

Page 67: 100625 Tuti Alawiah Fitk

52

1. Uji Normalitas

Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji

Chi-Square. Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data

sampel berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Kriteria

pengujiannya yaitu data berasal dari populasi yang berdistribusi normal

jika memenuhi kriteria hitung2 ≀ tabel

2 diukur pada taraf signifikan

tertentu.

Berdasarkan perhitungan uji normalitas data, diperoleh hitung2

untuk kelas eksperimen sebesar 2,97 (lihat lampiran 15) dan pada tabel

harga kritis tabel2 untuk derajat kebebasan = 3 dan taraf signifikan

05,0 adalah 7,82 (lihat lampiran 15). Karena hitung2 tabel

2 (2,97 <

7,82) maka H0 diterima, artinya data sampel untuk kelas eksperimen

berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Sedangkan untuk kelas kontrol diperoleh hitung2 sebesar 5,97

(lihat lampiran 16) dan pada tabel harga kritis tabel2 untuk derajat

kebebasan = 3 dan taraf signifikan 05,0 adalah 7,82 (lihat lampiran

16). Karena hitung2 tabel

2 (5,97 < 7,82) maka H0 diterima, artinya data

sampel untuk kelas kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi

normal.

Untuk lebih jelasnya, hasil perhitungan uji normalitas antara kelas

eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.7

Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Normalitas

Kelompok Jumlah

Sampel πŒπŸπ’‰π’Šπ’•π’–π’π’ˆ

πŒπŸπ’•π’‚π’ƒπ’†π’

Ξ± = 0,05 Keterangan

Eksperimen 29 2,97 7,82 Kedua sampel berasal dari

populasi yang berdistribusi

normal Kontrol 24 5,97 7,82

Page 68: 100625 Tuti Alawiah Fitk

53

2. Uji Homogenitas

Setelah kedua kelas sampel dinyatakan berdistribusi normal,

maka asumsi selanjutnya yang harus dipenuhi adalah homogenitas. Uji

homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelas sampel

berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Uji homogenitas yang

digunakan dalam penelitian ini adalah uji Fisher, dengan kriteria pengujian

yaitu kedua kelas dikatakan homogen.jika Fhitung Ftabel yang diukur pada

taraf signifikansi dan tingkat kepercayaan tertentu.

Dari hasil perhitungan, diperoleh nilai varians kelas eksperimen

dan varians kelas kontrol masing-masing sebesar 189,90 dan 159,65.

Sehingga diperoleh nilai Fhitung = 1,19 (lihat lampiran 17) dan F tabel = 2,26

pada taraf signifikansi 05,0 dengan derajat kebebasan pembilang 28

dan derajat kebebasan penyebut 23. Berdasarkan nilai Fhitung dan Ftabel

yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa Fhitung < Ftabel (1,19 < 2,26)

maka H0 diterima, artinya kedua varians populasi homogen.

Hasil perhitungan uji homogenitas kelas eksperimen dan kelas

kontrol dapat dilihat pada tabel di bawah ini, sedangkan perhitungan

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

Tabel 4.8

Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Homogenitas

Kelompok Varians (S2) Fhitung Ftabel Kesimpulan

Eksperimen 189,90

1,19 2,26 Kedua varians populasi

homogen Kontrol 159,65

C. Hasil Pengujian Hipotesis dan Pembahasan

1. Pengujian Hipotesis

Berdasarkan hasil uji normalitas dan homogenitas di atas,

diperoleh bahwa kedua sampel berasal dari populasi yang berdistribusi

normal dan homogen, maka selanjutnya data dianalisis dengan melakukan

Page 69: 100625 Tuti Alawiah Fitk

54

pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui ada

atau tidaknya perbedaan pemahaman konsep matematika siswa dengan

menggunakan pembelajaran terpadu model connected dan dengan

menggunakan pembelajaran konvensional. Dalam penelitian ini, pengujian

hipotesis menggunakan uji-t dengan kriteria pengujiannya yaitu,

210 : H dan 211 : H .

Berikut ini ditampilkan hasil perhitungan uji-t kelas eksperimen

dan kelas kontrol dalam bentuk tabel:

Tabel 4.9

Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji-t

Derajat Kebebasan π’•π’‰π’Šπ’•π’–π’π’ˆ 𝒕𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍

𝛼 = 0,05

Kesimpulan

51 1,78 1,68 H0 ditolak

Dari data hasil perhitungan uji-t (lihat lampiran 18), diperoleh

π‘‘β„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” = 1,78 dan π‘‘π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ = 1,68 dengan taraf signifikan 05,0 dan derajat

kebebasan (db = 51). Karena π‘‘β„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” > π‘‘π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ (1,78 > 1,68) maka 𝐻0 ditolak

dan 𝐻1 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rata-rata

kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas eksperimen (yang

diajarkan dengan pembelajaran terpadu model connected) lebih tinggi

daripada rata-rata kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas

kontrol (yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional).

2. Pembahasan

Hasil pengujian hipotesis di atas menyatakan terdapat perbedaan

pemahaman konsep matematika siswa antara kelas yang menerapkan

pembelajaran terpadu model connected dengan kelas yang menerapkan

pembelajaran konvensional, hal ini ditunjukkan dengan rata-rata nilai kelas

eksperimen lebih tinggi dari rata-rata nilai kelas kontrol.

Page 70: 100625 Tuti Alawiah Fitk

55

Secara empiris pengaruh ini dapat terlihat dari hasil post test, dimana

kelas eksperimen memperoleh rata-rata 61,02 dan terdapat 58,62% siswa

yang mendapat nilai lebih dari atau sama dengan nilai Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 60. Sedangkan kelas

kontrol memperoleh rata-rata 54,50 dan terdapat 37,5% siswa yang mendapat

nilai lebih dari atau sama dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 60.

Dalam penelitian ini terdapat tiga indikator pemahaman konsep yang

diukur oleh peneliti, yaitu:

a. Menerjemahkan soal ke dalam bentuk gambar (translation)

Dimensi pemahaman translasi (translation) diwakili oleh indikator

menjelaskan sifat-sifat segi empat ditinjau dari sisi, sudut, dan diagonalnya.

Untuk indikator ini diwakili oleh soal post test nomor 1a dan nomor 2. Pada

soal 1a, siswa diminta menggambar bangun segiempat yang diketahui titik-

titik koordinatnya kemudian menentukan jenis bangun tersebut. Persentase

skor yang diperoleh soal nomor 1a adalah 92,24% untuk kelas eksperimen

dan 91,67% untuk kelas kontrol. Soal nomor 2, siswa membuat gambar segi

empat dari ilustrasi soal cerita. Skor yang diperoleh soal nomor 2 adalah

35,34% untuk kelas eksperimen dan 32,29 untuk kelas kontrol.

Total persentase skor pemahaman translation dari soal nomor 1a dan

2 untuk kelas eksperimen adalah 63,79% sedangkan kelas kontrol 61,98%.

Sehingga dapat dikatakan bahwa skor pemahaman translation kelas

eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol.

b. Menafsirkan gambar yang disajikan (interpretation)

Dimensi pemahaman interpretasi (interpretation) diwakili indikator

menjelaskan sifat-sifat segi empat ditinjau dari sisi, sudut, dan diagonalnya.

Indikator ini diwakili oleh soal post test nomor 1b. Persentase skor

pemahaman interpretation yang diperoleh dari soal nomor 1b adalah 41,38%

untuk kelas eksperimen, dan kelas kontrol memperoleh persentase 50%. Ini

Page 71: 100625 Tuti Alawiah Fitk

56

menunjukkan bahwa skor pemahaman interpretation kelas kontrol lebih

tinggi dari kelas eksperimen.

c. Menerapkan konsep dalam perhitungan matematis (extrapolation)

Dimensi pemahaman ekstrapolasi (extrapolation) diwakili oleh

indikator menurunkan rumus keliling dan luas bangun segi empat dan

menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas

bangun segi empat. Untuk indikator menurunkan rumus keliling dan luas

bangun segi empat diwakili oleh soal post test nomor 3, 4 dan soal nomor 5.

Sedangkan untuk indikator menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan

menghitung keliling dan luas bangun segi empat diwakili oleh soal post test

nomor 6, 7a dan 7b.

Total persentase skor pemahaman extrapolation yang diperoleh dari

ke-enam soal tersebut adalah 61,93% untuk kelas eksperimen dan 51,04%

untuk kelas kontrol. Berdasarkan perolehan skor tersebut dapat disimpulkan

bahwa untuk dimensi ekstrapolasi kelas eksperimen memperoleh nilai yang

lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol.

Hasil penelitian di atas didukung oleh hasil pengamatan selama

penelitian. Proses pembelajaran terpadu model connected membawa

perubahan dalam proses pembelajaran, siswa yang awalnya pasif hanya

menunggu penjelasan dari guru, kemudian sedikit demi sedikit mulai aktif

belajar sendiri. Dengan bantuan LKS siswa berdiskusi secara berkelompok

mempelajari materi dan mengerjakan soal-soal latihan yang ada dalam LKS,

mereka tidak segan bertanya kepada guru atau pun kepada temannya jika

menemui kesulitan. LKS yang digunakan kelas eksperimen, dibuat sendiri

oleh peneliti yang berisi uraian materi dan soal latihan. Materi yang ada

dalam LKS dibuat dengan mengaitkan konsep bangun datar dengan konsep

simetri, operasi hitung bentuk aljabar dan PLSV. Dengan adanya pengaitan

konsep ini akan membatu siswa lebih memahami materi pelajaran seperti apa

yang dikemukakan oleh Trianto bahwa dalam pembelajaran terpadu, siswa

Page 72: 100625 Tuti Alawiah Fitk

57

akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari itu melalui pengamatan

langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang mereka pahami.

Berbeda dengan pembelajaran di kelas eksperimen, pembelajaran

pada kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional. Guru menjadi

pusat pembelajaran, siswa hanya memperhatikan, mencatat penjelasan guru,

dan mengerjakan soal yang diberikan. Hanya siswa-siswa berkemampuan

lebih yang berani dan antusias bertanya dan menjawab pertanyaan yang

diberikan guru siswa lain hanya diam menunggu jawaban dari temannya,

selain itu, kurang ada interaksi antara siswa dengan siswa maupun siswa

dengan guru.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa yang

diajar dengan pembelajaran terpadu model connected memiliki pemahaman

konsep matematika yang lebih tinggi dibandingkan siswa yang diajar dengan

pembelajaran konvensional. Relevan dengan penelitian Nurfarida

Fikrotushohihah dalam skripsinya yang berjudul β€œPengaruh Pembelajaran

Terpadu Model Terkait (Connected) Terhadap Hasil Belajar Matematika

Siswa” yang memberikan kesimpulan bahwa rata-rata hasil belajar siswa

yang menggunakan Pembelajaran Terpadu Model Terkait (Connected) lebih

tinggi dari pada hasil belajar siswa yang menggunakan Pembelajaran

Konvensional.

D. Keterbatasan Penelitian

Penulis menyadari bahwa penelitian ini belum sempurna.

Berbagai upaya telah dilakukan agar memperoleh hasil yang optimal.

Namun demikian, masih terdapat beberapa faktor yang sulit dikendalikan

sehingga penelitian ini memiliki keterbatasan, yaitu sebagai berikut:

1. Kondisi siswa yang telah terbiasa dengan pembelajaran konvensional

sempat membuat siswa merasa kaku pada awal pembelajaran terpadu

model connected

Page 73: 100625 Tuti Alawiah Fitk

58

2. Kondisi kelas yang masih kurang efektif pada saat pembelajaran

dikarenakan masih kurangnya semangat belajar mengakibatkan proses

pembelajaran tidak maksimal

3. Kemampuan penulis yang masih terbatas, sehingga belum mampu

secara optimal meninjau pemahaman konsep matematika secara

individual

4. Alokasi waktu yang kurang, dikarenakan jam pembelajaran terpotong

waktu istirahat dan shalat dzuhur.

Page 74: 100625 Tuti Alawiah Fitk

59

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data diperoleh bahwa kemampuan pemahaman

konsep matematika siswa yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran

terpadu model connected menunjukkan hasil yang baik, terdapat 58,62% dari 29

siswa yang mendapat nilai β‰₯ 60 (nilai Kriteria Ketuntasan Minimal yang

ditetapkan oleh sekolah). Selain itu berdasarkan perhitungan skor tiap dimensi

pemahaman, pada kelas eksperimen pemahaman dimensi translation memiliki

skor lebih besar dibanding skor pemahaman dimensi interpretation dan dimensi

extrapolation. Sedangkan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa

yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran konvensional masih tergolong

rendah. terdapat 37,5% dari 24 siswa yang mendapat nilai β‰₯ 60. Berdasarkan

perhitungan skor tiap dimensi pemahaman, pada kelas kontrol pemahaman

dimensi translation memiliki skor lebih besar dibanding skor pemahaman dimensi

interpretation dan dimensi extrapolation. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa dimensi pemahaman konsep yang lebih dominan di kelas eksperimen dan

kelas kontrol yaitu dimensi pemahaman translation.

Berdasarkan hasil perhitungan uji hipotesis yang menggunakan uji-t

didapat bahwa pemahaman konsep matematika kelas eksperimen yang diajarkan

dengan menggunakan pembelajaran terpadu model connected lebih tinggi

dibandingkan dengan pemahaman konsep matematika kelas kontrol yang

diajarkan dengan menggunakan pembelajaran konvensional, dengan demikian,

terdapat pengaruh pembelajaran terpadu model connected terhadap pemahaman

konsep matematika.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, penulis mengemukakan

beberapa saran sebagai berikut:

59

Page 75: 100625 Tuti Alawiah Fitk

60

1. Bagi guru

a. Penelitian ini membuktikan bahwa penerapan pembelajaran terpadu model

connected dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa

sehingga dapat dijadikan strategi alternatif yang dapat diterapkan dalam

kelas.

b. Guru dapat lebih jeli lagi memadukan materi-materi yang lain yang

mempunyai keterkaitan sehingga model ini bisa diterapkan di dalam kelas

2. Bagi peneliti selanjutnya

Pada penelitian ini, peneliti tidak dapat mengontrol kemampuan

pemahaman setiap individu, oleh karenanya pada peneliti selanjutnya diharapkan

dapat mengontrol kemampuan setiap individu siswa agar mendapatkan gambaran

yang lebih jelas tentang kemampuan siswa yang diukur.

Page 76: 100625 Tuti Alawiah Fitk

61

DAFTAR PUSTAKA

Abdurraman, Mulyono. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta:

Rineka Cipta, Cet.II, 2003

A Committee of College and University Examiners. TAXONOMY OF

EDUCATIONAL OBJECTIVES The Classification of Educational Goals

HANDBOOK| COGNITIVE DOMAIN, London: Longman Group LTD,

1979

Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi), Jakarta:

Bumi Aksara, Cet.VIII, 2008

Dahar, Ratna Wilis. Teori-Teori Belajar, Jakarta: Erlangga, 1996

Departemen Pendidikan Nasional. Undang-Undang tentang SISDIKNAS dan

Peraturan Pelaksanaannya 2000-2004, Jakarta: Tamita Utama, 2004

Djamarah, Syaiful Bahri. Psikologi Belajar, Jakarta:Rineka Cipta, Cet.II, 2008

Hamalik, Oemar. Perencanaan Pengajaran berdasarkan Pendekatan Sistem,

Jakarta: Bumi Aksara, Cet.IV, 2005

Harefa, Andrias. Menjadi Manusia Pembelajar, Jakarta: Kompas, Cet.I, 2000 Hernawan, Asep Herry, dkk. Materi Pokok Pembelajaran Terpadu di SD Modul

1-6, Jakarta: Universitas Terbuka, 2007

Http://www.straitstimes.com/STI/STIMEDIA/pdf/20101207/PISA2009-

MOEFinal.pdf, 6 juni 2011

Rosyada, Dede. Paradigma Pendidikan Demokratis, Jakarta: Kencana, 2004

Sa’ud, Udin Syaefuddin, dkk. Pembelajaran Terpadu, Jakarta: UPI Press, 2006

Sagala, Syaiful. Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu Problematika

Belajar Dan Mengajar, Bandung: Alfabeta, Cet.VIII, 2010

Sanjaya, Wina. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta: Kencana,

Cet.III, 2010

Santrock, John W. Psikologi Pendidikan, Terj. Educational Psychology oleh Tri

Wibowo B.S, Jakarta:Kencana Prenada Media Grup, 2008

Satriawati, Gusni. β€œPembelajaran Dengan Pendekatan Open Ended Untuk

Meningkatkan Pemahaman Dan Kemampuan Komunikasi Matematik

61

Page 77: 100625 Tuti Alawiah Fitk

62

Siswa SMP” dalam ALGORITMA Jurnal Matematika dan Pendidikan

Matematika, Vol.1, Juni 2006

Seniati, Liche dkk. Psikologi Eksperimen, Jakarta: Indeks, 2005

Subana dan Sudrajat. Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah, Bandung: CV Pustaka

Setia, 2001

Subroto, Tisno Hadi. dan Ida Siti Herawati, Pembelajaran Terpadu, Jakarta:

Universitas Terbuka, 2002

Sudjana. Metoda Statistika, Bandung : Tarsito, 2002

Suhendra, dkk. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran MATEMATIKA,

Jakarta: Universitas Terbuka, 2007

Suherman, Erman dkk. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer,

Bandung: UPI, 2003

Sukayati. Pembelajaran Tematik di SD Merupakan Terapan dari Pembelajaran

Terpadu, Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat

Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Pusat Pengembangan dan

Penataran Guru (PPPG) Matematika, 2004

Sunarto. Pembelajaran Konvensional Banyak Dikritik Namun Paling Disukai,

Http://sunartombs.wordpress.com/2009/03/02/pembelajaran-

konvensional-banyak-dikritik-namun-paling-disukai/, 9 April 2011

Suryanti, dkk. β€œPengembangan Perangkat Pembelajaran Tematik Untuk

Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Di Kelas Rendah” dalam Laporan

Penelitian Universitas Negeri Surabaya, November, 2007

Suyono, dkk. β€œPengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Terpadu SMP

Berbasis Eksplorasi Alam”, dalam Laporan Penelitian Universitas

Negeri Surabaya, 2009

Tim Penulis PEKERTI bidang MIPA. Hakikat Pembelajaran MIPA dan Kiat

Pembelajaran Matematika diperguruan Tinggi, Jakarta: PAU-PPAI,

Universitas Terbuka, 2001

Trianto. Model Pembelajaran Terpadu, Jakarta: Bumi Aksara, 2010

, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Jakarta: Kencana,

Cet. II, 2010

Yamin, Martinis dan Bansu I. Ansari. Taktik Mengembangkan Kemampuan

Individual Siswa, Jakarta: Gaung Persada Press Jakarta, Cet.II, 2009

Page 78: 100625 Tuti Alawiah Fitk

63

Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Kelas Eksperimen

Sekolah : SMP Muhamadiyah 22 Setiabudi Pamulang

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : VII / Genap

Tahun Ajaran : 2010/2011

Topik/Tema : Persegi Panjang

Alokasi Waktu : 2Γ—40 Menit (1Γ—Pertemuan)

I. Standar Kompetensi :

1. Memahami konsep segi empat dan segitiga serta menentukan ukurannya

2. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun

3. Memahami bentuk aljabar, persamaan dan pertidaksamaan linear satu

variabel

II. Kompetensi Dasar :

1. Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi, trapesium, jajargenjang,

belah ketupat dan layang-layang

2. Menghitung keliling dan luas bangun segi empat serta menggunakannya

dalam pemecahan masalah.

3. Menyelidiki sifat-sifat kesebangunan dan simetri

4. Menyelesaikan operasi pada bentuk aljabar

5. Menyelesaikan persamaan linear satu variabel

III. Indikator :

1. Menjelaskan pengertian persegi panjang dengan menggunakan konsep simetri

2. Menjelaskan sifat-sifat persegi panjang ditinjau dari sisi, sudut dan

diagonalnya dengan menggunakan konsep simetri

Page 79: 100625 Tuti Alawiah Fitk

64

3. Menurunkan dan menghitung rumus keliling dan luas persegi panjang dengan

menggunakan konsep operasi hitung bentuk aljabar dan penyelesaian

persamaan linear satu variabel

4. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas

bangun persegi panjang dengan menggunakan konsep operasi hitung bentuk

aljabar dan penyelesaian persamaan linear satu variabel

IV. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menjelaskan pengertian persegi panjang dengan menggunakan

konsep simetri

2. Siswa dapat menjelaskan sifat-sifat persegi panjang ditinjau dari sisi, sudut,

dan diagonalnya dengan menggunakan konsep simetri

3. Siswa dapat menurunkan rumus keliling dan luas persegi panjang dengan

menggunakan konsep operasi hitung bentuk aljabar dan penyelesaian

persamaan linear satu variabel

4. Siswa dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung

keliling dan luas bangun persegi panjang dengan menggunakan konsep

operasi hitung bentuk aljabar dan penyelesaian persamaan linear satu variabel

V. Materi Pokok

Persegi Panjang

VI. Metode Pembelajaran

Model : Pembelajaran terpadu model terkait (Connected)

Metode : Inkuiri, penugasan, dan diskusi kelompok

VII. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

a. Pendahuluan :

Guru mengabsen siswa

Guru memberikan motivasi belajar kepada siswa

Page 80: 100625 Tuti Alawiah Fitk

65

Guru mengingatkan siswa mengenai materi simetri yang telah

dipelajari di kelas V, kemudian mengulas sedikit mengenai

materi pelajaran yang akan dibahas

Guru meminta siswa menyebutkan contoh benda-benda yang

berbentuk persegi panjang dalam kehidupan sehari-hari

b. Kegiatan Inti :

Guru menyebutkan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai

Guru menyampaikan tema yang akan digunakan

Guru membagi siswa ke dalam kelompok kecil yang berjumlah

5-6 orang perkelompok

Guru membagikan LKS model terkait kepada masing-masing

kelompok

Dengan pengetahuan konsep simetri yang dimiliki siswa, siswa

dalam kelompoknya berdiskusi untuk membuktikan sifat-sifat

persegi panjang

Melalui LKS-1 siswa diajak untuk memahami penurunan

rumus keliling dan luas persegi panjang

Dengan kemampuan berhitung operasi bentuk aljabar dan

penyelesaian sistem persamaan linear satu variabel, siswa

dalam kelompoknya berdiskusi untuk menyelesaikan soal-soal

yang terdapat dalam LKS-1

Guru memberikan bimbingan seperlunya

Masing-masing kelompok mempresentasikan hasilnya di

depan kelas dan kelompok yang lain menanggapi

Guru memberikan penjelasan tambahan dari hasil presentasi

siwa mengenai materi ini.

Guru memberikan kesempatan siswa untuk memberikan

pendapat atau mengajukan pertanyaan.

Page 81: 100625 Tuti Alawiah Fitk

66

c. Penutup

Guru bersama siswa menyimpulkan kembali materi yang telah

dibahas

Dengan bimbingan guru siswa diminta membuat rangkuman.

Guru memberikan PR

VIII. Sumber Belajar

Buku teks Matematika VIIIB semester 2 :

- Adinawan, M.Cholik dan Sugijono, Seribu Pena MATEMATIKA jilid 1 untuk

SMP Kelas VII, Jakarta: Erlangga, 2007.

- Tampomas, Husein, Matematika Plus 1B SMP Kelas VII, Jakarta: Yudhistira,

2006

- Lembar Kerja Siswa (LKS)

IX. Evaluasi / Penilaian Hasil Belajar

Teknik : Kuis dan Tes Tertulis

Bentuk Instrument : Tes Uraian

Instrument:

Tangerang Selatan, 26 Januari 2011

Guru Bidang Studi, Peneliti

Suswardi, S.Pd,S.Pd,MM Tuti Alawiah

NIP.

NO. SOAL SKOR

1.

2.

Persegi panjang PQRS dengan titik T berpotongan kedua

diagonalnya. Jika P (1,3) T (4,1) dan sisi-sisi persegi panjang

sejajar sumbu koordinat:

a. Gambarlah persegi panjang PQRS

b. Tentukan koordinat titik Q, R dan S

Keliling sebuah persegi panjang 40 cm dan panjangnya lebih 4 cm

dari lebarnya. Hitunglah luas persegi panjang tersebut!

50

50

JUMLAH 100

Page 82: 100625 Tuti Alawiah Fitk

67

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Kelas Eksperimen

Sekolah : SMP Muhamadiyah 22 Setia Budi Pamulang

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : VII / Genap

Tahun Ajaran : 2010/2011

Topik/Tema : Persegi

Alokasi Waktu : 2Γ—40 Menit (1Γ—Pertemuan)

I. Standar Kompetensi :

1. Memahami konsep segi empat dan segitiga serta menentukan ukurannya

2. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun

3. Memahami bentuk aljabar, persamaan dan pertidaksamaan linear satu

variabel

II. Kompetensi Dasar :

1. Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi, trapesium,

jajargenjang, belah ketupat dan layang-layang

2. Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segi empat serta

menggunakannya dalam pemecahan masalah.

3. Menyelidiki sifat-sifat kesebangunan dan simetri

4. Menyelesaikan operasi pada bentuk aljabar

5. Menyelesaikan persamaan linear satu variabel

III. Indikator :

1. Menjelaskan pengertian persegi dengan menggunakan konsep simetri

2. Menjelaskan sifat-sifat persegi ditinjau dari sisi, sudut dan diagonalnya

dengan menggunakan konsep simetri

Page 83: 100625 Tuti Alawiah Fitk

68

3. Menurunkan dan menghitung rumus keliling dan luas persegi dengan

menggunakan konsep operasi hitung bentuk aljabar dan penyelesaian

persamaan linear satu variabel

4. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan

luas bangun persegi dengan menggunakan konsep operasi hitung bentuk

aljabar dan penyelesaian persamaan linear satu variabel

IV. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menjelaskan pengertian persegi dengan menggunakan konsep

simetri

2. Siswa dapat menjelaskan sifat-sifat persegi ditinjau dari sisi, sudut, dan

diagonalnya dengan menggunakan konsep simetri

3. Siswa dapat menurunkan rumus keliling dan luas persegi dengan

menggunakan konsep operasi hitung bentuk aljabar dan penyelesaian

persamaan linear satu variabel

4. Siswa dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung

keliling dan luas bangun persegi dengan menggunakan konsep operasi

hitung bentuk aljabar dan penyelesaian persamaan linear satu variabel

V. Materi Pokok

Persegi

VI. Metode Pembelajaran

Model : pembelajaran terpadu model terkait (Connected)

Metode : inkuiri, penugasan, dan diskusi kelompok

VII. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

a. Pendahuluan :

Guru mengabsen siswa

Guru memberikan motivasi belajar kepada siswa

Guru mengingatkan siswa kembali mengenai materi

persegi panjang yang telah dipelajari sebelumnya, kemudian

Page 84: 100625 Tuti Alawiah Fitk

69

mengulas sedikit mengenai materi pelajaran yang akan

dibahas

Guru meminta siswa menyebutkan contoh benda-benda

yang berbentuk persegi dalam kehidupan sehari-hari

b. Kegiatan Inti :

Guru menyebutkan tujuan pembelajaran yang hendak

dicapai

Guru menyampaikan tema yang akan digunakan

Guru membagi siswa ke dalam kelompok kecil yang

berjumlah 5-6 orang perkelompok

Guru membagikan LKS model terkait kepada masing-

masing kelompok

Dengan pengetahuan konsep simetri yang dimiliki siswa,

siswa dalam kelompoknya berdiskusi untuk membuktikan

sifat-sifat persegi

Melalui LKS-2 siswa diajak untuk memahami penurunan

rumus keliling dan luas persegi

Dengan kemampuan berhitung operasi bentuk aljabar dan

penyelesaian sistem persamaan linear satu variabel, siswa

dalam kelompoknya berdiskusi untuk menyelesaikan soal-

soal yang terdapat dalam LKS-2

Guru memberikan bimbingan seperlunya

Masing-masing kelompok mempresentasikan hasilnya di

depan kelas dan kelompok yang lain menanggapi

Guru memberikan penjelasan tambahan dari hasil

presentasi siwa mengenai materi ini.

Guru memberikan kesempatan siswa untuk memberikan

pendapat atau mengajukan pertanyaan.

Page 85: 100625 Tuti Alawiah Fitk

70

c. Penutup

Guru bersama siswa menyimpulkan kembali materi yang

telah dibahas

Dengan bimbingan guru siswa diminta membuat

rangkuman.

Guru memberikan PR

VIII. Sumber Belajar

Buku teks Matematika VIIIB semester 2 :

- Adinawan, M.Cholik dan Sugijono, Seribu Pena MATEMATIKA jilid 1

untuk SMP Kelas VII, Jakarta: Erlangga, 2007.

- Tampomas, Husein, Matematika Plus 1B SMP Kelas VII, Jakarta:

Yudhistira, 2006

- Lembar Kerja Siswa (LKS)

IX. Evaluasi / Penilaian Hasil Belajar

Teknik : Kuis dan Tes Tertulis

Bentuk Instrument : Tes Uraian

Instrument:

NO. SOAL SKOR

1.

2.

Persegi merupakan belah ketupat dengan sifat khusus. Berdasarkan

pernyataan tersebut, buatlah pengertian persegi. Serta berikan contoh

benda yang berbentuk persegi.

Perhatikan gambar berikut ini!

30

30

Diketahui Gambar KLMN

mempunyai skala 1cm

a. Tentukanlah pasangan

koordinat K, L, M dan N

b. Berapakah panjang

masing-masing sisinya

Page 86: 100625 Tuti Alawiah Fitk

71

Tangerang Selatan, 27 Januari 2011

Guru Bidang Studi, Peneliti

Suswardi, S.Pd,S.Pd,MM Tuti Alawiah

NIP.

3. Diketahui luas persegi sama dengan luas persegi panjang dengan

panjang = 16 cm dan lebar = 4 cm. Tentukan keliling persegi

tersebut!

40

JUMLAH 100

Page 87: 100625 Tuti Alawiah Fitk

72

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Kelas Eksperimen

Sekolah : SMP Muhamadiyah 22 Setia Budi Pamulang

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : VII / Genap

Tahun Ajaran : 2010/2011

Topik/Tema : Jajargenjang

Alokasi Waktu 2Γ—40 Menit (1Γ—Pertemuan)

I. Standar Kompetensi :

1. Memahami konsep segi empat dan segitiga serta menentukan ukurannya

2. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun

3. Memahami bentuk aljabar, persamaan dan pertidaksamaan linear satu

variabel

II. Kompetensi Dasar :

1. Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi, trapesium,

jajargenjang, belah ketupat dan layang-layang

2. Menghitung keliling dan luas bangun segi empat serta menggunakannya

dalam pemecahan masalah.

3. Menyelidiki sifat-sifat kesebangunan dan simetri

4. Menyelesaikan operasi pada bentuk aljabar

5. Menyelesaikan persamaan linear satu variabel

III. Indikator :

1. Menjelaskan pengertian jajar genjang dengan menggunakan konsep

simetri

2. Menjelaskan sifat-sifat jajar genjang ditinjau dari sisi, sudut dan

diagonalnya dengan menggunakan konsep simetri

Page 88: 100625 Tuti Alawiah Fitk

73

3. Menurunkan dan menghitung rumus keliling dan luas jajar genjang dengan

menggunakan konsep operasi hitung bentuk aljabar dan penyelesaian

persamaan linear satu variabel

4. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan

luas bangun jajar genjang dengan menggunakan konsep operasi hitung

bentuk aljabar dan penyelesaian persamaan linear satu variabel

IV. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menjelaskan pengertian jajar genjang dengan menggunakan

konsep simetri

2. Siswa dapat menjelaskan sifat-sifat jajar genjang ditinjau dari sisi, sudut,

dan diagonalnya dengan menggunakan konsep simetri

3. Siswa dapat menurunkan rumus keliling dan luas jajar genjang dengan

menggunakan konsep operasi hitung bentuk aljabar dan penyelesaian

persamaan linear satu variabel

4. Siswa dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung

keliling dan luas bangun jajar genjang dengan menggunakan konsep

operasi hitung bentuk aljabar dan penyelesaian persamaan linear satu

variabel

V. Materi Pokok

Jajargenjang

VI. Metode Pembelajaran

Model : pembelajaran terpadu model terkait (Connected)

Metode : inkuiri, penugasan, dan diskusi kelompok

VII. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

a. Pendahuluan :

Guru mengabsen siswa

Guru memberikan motivasi belajar kepada siswa

Page 89: 100625 Tuti Alawiah Fitk

74

Guru mengingatkan siswa kembali mengenai materi persegi

panjang yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya,

kemudian mengulas sedikit mengenai materi pelajaran yang

akan dibahas

b. Kegiatan Inti :

Guru menyebutkan tujuan pembelajaran yang hendak

dicapai

Guru menyampaikan tema yang akan digunakan

Guru membagi siswa ke dalam kelompok kecil yang

berjumlah 5-6 orang perkelompok

Guru membagikan LKS model terkait kepada masing-

masing kelompok

Dengan pengetahuan konsep simetri yang dimiliki siswa,

siswa dalam kelompoknya berdiskusi untuk membuktikan

sifat-sifat jajar genjang

Melalui LKS-3 siswa diajak untuk memahami penurunan

rumus keliling dan luas jajar genjang

Dengan kemampuan berhitung operasi bentuk aljabar dan

penyelesaian sistem persamaan linear satu variabel, siswa

dalam kelompoknya berdiskusi untuk menyelesaikan soal-

soal yang terdapat dalam LKS-3

Guru memberikan bimbingan seperlunya

Masing-masing kelompok mempresentasikan hasilnya di

depan kelas dan kelompok yang lain menanggapi

Guru memberikan penjelasan tambahan dari hasil

presentasi siwa mengenai materi ini.

Guru memberikan kesempatan siswa untuk memberikan

pendapat atau mengajukan pertanyaan.

Page 90: 100625 Tuti Alawiah Fitk

75

c. Penutup

Guru bersama siswa menyimpulkan kembali materi yang

telah dibahas

Dengan bimbingan guru siswa diminta membuat

rangkuman.

Guru memberikan PR

VIII. Sumber Belajar

Buku teks Matematika VIIIB semester 2 :

- Adinawan, M.Cholik dan Sugijono, Seribu Pena MATEMATIKA jilid 1

untuk SMP Kelas VII, Jakarta: Erlangga, 2007.

- Tampomas, Husein, Matematika Plus 1B SMP Kelas VII, Jakarta:

Yudhistira, 2006

- Lembar kerja Siswa (LKS)

IX. Evaluasi / Penilaian Hasil Belajar

Teknik : Kuis dan Tes Tertulis

Bentuk Instrument : Tes Uraian

Instrument:

NO. SOAL SKOR

1.

2.

Diketahui alas sebuah jajar genjang adalah (2p + 6) m, sedangkan

tingginya adalah setengah dari panjang alas. Tentukan luas jajar

genjang tersebut yang dinyatakan dengan p!

Jajar genjang ABCD mempunyai titik koordinat A (2,-3), B (9,-3), C

(14,9). Tentukan:

a. Titik koordinat D

b. Luas jajar genjang ABCD

30

30

Page 91: 100625 Tuti Alawiah Fitk

76

Tangerang Selatan, 2 Februari 2011

Guru Bidang Studi, Peneliti

Suswardi, S.Pd,S.Pd,MM Tuti Alawiah

NIP.

a. Tulislah dua buah rumus untuk jajargenjang ABCD di atas!

b. Hitunglah luas jajar genjang ABCD

c. Tentukanlah panjang CE dengan menggunakan persamaan luas

40

JUMLAH 100

A B

C D

F

E

24 cm

17 cm

15 cm

Page 92: 100625 Tuti Alawiah Fitk

77

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Kelas Eksperimen

Sekolah : SMP Muhamadiyah 22 Setia Budi Pamulang

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : VII / Genap

Tahun Ajaran : 2010/2011

Topik/Tema : Belah Ketupat

Alokasi Waktu : 2Γ—40 Menit (1Γ—Pertemuan)

I. Standar Kompetensi :

1. Memahami konsep segi empat dan segitiga serta menentukan ukurannya

2. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun

3. Memahami bentuk aljabar, persamaan dan pertidaksamaan linear satu

variabel

II. Kompetensi Dasar :

1. Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi, trapesium,

jajargenjang, belah ketupat dan layang-layang

2. Menghitung keliling dan luas bangun segi empat serta menggunakannya

dalam pemecahan masalah.

3. Menyelidiki sifat-sifat kesebangunan dan simetri

4. Menyelesaikan operasi pada bentuk aljabar

5. Menyelesaikan persamaan linear satu variabel

III. Indikator :

1. Menjelaskan pengertian belah ketupat dengan menggunakan konsep

simetri

2. Menjelaskan sifat-sifat belah ketupat ditinjau dari sisi, sudut dan

diagonalnya dengan menggunakan konsep simetri

Page 93: 100625 Tuti Alawiah Fitk

78

3. Menurunkan dan menghitung rumus keliling dan luas belah ketupat

dengan menggunakan konsep operasi hitung bentuk aljabar dan

penyelesaian persamaan linear satu variable

4. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan

luas bangun belah ketupat dengan menggunakan konsep operasi hitung

bentuk aljabar dan penyelesaian persamaan linear satu variabel

IV. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menjelaskan pengertian belah ketupat dengan menggunakan

konsep simetri

2. Siswa dapat menjelaskan sifat-sifat belah ketupat ditinjau dari sisi, sudut,

dan diagonalnya dengan menggunakan konsep simetri

3. Siswa dapat menurunkan rumus keliling dan luas belah ketupat dengan

menggunakan konsep operasi hitung bentuk aljabar dan penyelesaian

persamaan linear satu variabel

4. Siswa dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung

keliling dan luas bangun belah ketupat dengan menggunakan konsep

operasi hitung bentuk aljabar dan penyelesaian persamaan linear satu

variabel

V. Materi Pokok

Belah Ketupat

VI. Metode Pembelajaran

Model : pembelajaran terpadu model terkait (Connected)

Metode : inkuiri, penugasan, dan diskusi kelompok

VII. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

a. Pendahuluan :

Guru mengabsen siswa

Guru memberikan motivasi belajar kepada siswa

Page 94: 100625 Tuti Alawiah Fitk

79

Guru mengingatkan siswa kembali mengenai materi persegi

yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya,

kemudian mengulas sedikit mengenai materi pelajaran yang

akan dibahas

Guru meminta siswa menyebutkan contoh benda-benda

yang berbentuk belah ketupat dalam kehidupan sehari-hari

b. Kegiatan Inti :

Guru menyebutkan tujuan pembelajaran yang hendak

dicapai

Guru menyampaikan tema yang akan digunakan

Guru membagi siswa ke dalam kelompok kecil yang

berjumlah 5-6 orang perkelompok

Guru membagikan LKS model terkait kepada masing-

masing kelompok

Dengan pengetahuan konsep simetri yang dimiliki siswa,

siswa dalam kelompoknya berdiskusi untuk membuktikan

sifat-sifat belah ketupat

Melalui LKS-4 siswa diajak untuk memahami penurunan

rumus keliling dan luas belah ketupat

Dengan kemampuan berhitung operasi bentuk aljabar dan

penyelesaian sistem persamaan linear satu variabel, siswa

dalam kelompoknya berdiskusi untuk menyelesaikan soal-

soal yang terdapat dalam LKS-4

Guru memberikan bimbingan seperlunya

Masing-masing kelompok mempresentasikan hasilnya di

depan kelas dan kelompok yang lain menanggapi

Guru memberikan penjelasan tambahan dari hasil

presentasi siwa mengenai materi ini.

Guru memberikan kesempatan siswa untuk memberikan

pendapat atau mengajukan pertanyaan.

Page 95: 100625 Tuti Alawiah Fitk

80

c. Penutup

Guru bersama siswa menyimpulkan kembali materi yang

telah dibahas

Dengan bimbingan guru siswa diminta membuat

rangkuman.

Guru memberikan PR

VIII. Sumber Belajar

Buku teks Matematika VIIIB semester 2 :

- Adinawan, M.Cholik dan Sugijono, Seribu Pena MATEMATIKA jilid 1

untuk SMP Kelas VII, Jakarta: Erlangga, 2007.

- Tampomas, Husein, Matematika Plus 1B SMP Kelas VII, Jakarta:

Yudhistira, 2006

- Lembar Kerja Siswa (LKS)

IX. Evaluasi / Penilaian Hasil Belajar

Teknik : Kuis dan Tes Tertulis

Bentuk Instrument : Tes Uraian

Instrument:

NO. SOAL SKOR

1.

2.

PQRS diketahui suatu bangun dengan P(–2, 4); Q(2, 1); R(8, 4);

dan S(2, 7),

sedangkan T titik potong kedua diago-nalnya.

a. Bangun apakah yang terbentuk apa bila PQRS dihubungkan?

b. Tentukan koordinat titik T.

c. Hitunglah luas bangun PQRS.

50

50

Q R

S P

O

Page 96: 100625 Tuti Alawiah Fitk

81

Tangerang Selatan, 3 Februari 2011

Guru Bidang Studi, Peneliti

Suswardi, S.Pd,S.Pd,MM Tuti Alawiah

NIP.

Pada belah ketupat PQRS, panjang diagonal PR : QS = 2 : 3.

Jika luas belah ketupat tersebut 27π‘π‘š2, tentukan panjang

diagonal PR!

JUMLAH 100

Page 97: 100625 Tuti Alawiah Fitk

82

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Kelas Eksperimen

Sekolah : SMP Muhamadiyah 22 Setia Budi Pamulang

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : VII / Genap

Tahun Ajaran : 2010/2011

Topik/Tema : Layang-layang

Alokasi Waktu : 2Γ—40 Menit (1Γ—Pertemuan)

I. Standar Kompetensi :

1. Memahami konsep segi empat dan segitiga serta menentukan ukurannya

2. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun

3. Memahami bentuk aljabar, persamaan dan pertidaksamaan linear satu

variabel

II. Kompetensi Dasar :

1. Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi, trapesium,

jajargenjang, belah ketupat dan layang-layang

2. Menghitung keliling dan luas bangun segi empat serta menggunakannya

dalam pemecahan masalah.

3. Menyelidiki sifat-sifat kesebangunan dan simetri

4. Menyelesaikan operasi pada bentuk aljabar

5. Menyelesaikan persamaan linear satu variabel

III. Indikator :

1. Menjelaskan pengertian layang-layang dengan menggunakan konsep

simetri

2. Menjelaskan sifat-sifat layang-layang ditinjau dari sisi, sudut dan

diagonalnya dengan menggunakan konsep simetri

Page 98: 100625 Tuti Alawiah Fitk

83

3. Menurunkan dan menghitung rumus keliling dan luas layang-layang

dengan menggunakan konsep operasi hitung bentuk aljabar dan

penyelesaian persamaan linear satu variable

4. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan

luas bangun layang-layang dengan menggunakan konsep operasi hitung

bentuk aljabar dan penyelesaian persamaan linear satu variabel

IV. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menjelaskan pengertian layang-layang dengan menggunakan

konsep simetri

2. Siswa dapat menjelaskan sifat-sifat layang-layang ditinjau dari sisi, sudut,

dan diagonalnya dengan menggunakan konsep simetri

3. Siswa dapat menurunkan rumus keliling dan luas layang-layang dengan

menggunakan konsep operasi hitung bentuk aljabar dan penyelesaian

persamaan linear satu variabel

4. Siswa dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung

keliling dan luas bangun layang-layang dengan menggunakan konsep

operasi hitung bentuk aljabar dan penyelesaian persamaan linear satu

variabel

V. Materi Pokok

Layang-layang

VI. Metode Pembelajaran

Model : pembelajaran terpadu model terkait (Connected)

Metode : inkuiri, penugasan, dan diskusi kelompok

VII. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

a. Pendahuluan :

Guru mengabsen siswa

Guru memberikan motivasi belajar kepada siswa

Page 99: 100625 Tuti Alawiah Fitk

84

Guru meminta siswa menyebutkan contoh benda-benda

yang berbentuk layang-layang dalam kehidupan sehari-hari

b. Kegiatan Inti :

Guru menyebutkan tujuan pembelajaran yang hendak

dicapai

Guru menyampaikan tema yang akan digunakan

Guru membagi siswa ke dalam kelompok kecil yang

berjumlah 5-6 orang perkelompok

Guru membagikan LKS model terkait kepada masing-

masing kelompok

Dengan pengetahuan konsep simetri yang dimiliki siswa,

siswa dalam kelompoknya berdiskusi untuk membuktikan

sifat-sifat layang-layang

Melalui LKS-5 siswa diajak untuk memahami penurunan

rumus keliling dan luas layang-layang

Dengan kemampuan berhitung operasi bentuk aljabar dan

penyelesaian sistem persamaan linear satu variabel, siswa

dalam kelompoknya berdiskusi untuk menyelesaikan soal-

soal yang terdapat dalam LKS-5

Guru memberikan bimbingan seperlunya

Masing-masing kelompok mempresentasikan hasilnya di

depan kelas dan kelompok yang lain menanggapi

Guru memberikan penjelasan tambahan dari hasil

presentasi siwa mengenai materi ini.

Guru memberikan kesempatan siswa untuk memberikan

pendapat atau mengajukan pertanyaan.

c. Penutup

Guru bersama siswa menyimpulkan kembali materi yang

telah dibahas

Page 100: 100625 Tuti Alawiah Fitk

85

Dengan bimbingan guru siswa diminta membuat

rangkuman.

Guru memberikan PR

VIII. Sumber Belajar

Buku teks Matematika VIIIB semester 2 :

- Adinawan, M.Cholik dan Sugijono, Seribu Pena MATEMATIKA jilid 1

untuk SMP Kelas VII, Jakarta: Erlangga, 2007.

- Tampomas, Husein, Matematika Plus 1B SMP Kelas VII, Jakarta:

Yudhistira, 2006

- Lembar Kerja Siswa

IX. Evaluasi / Penilaian Hasil Belajar

Teknik : Kuis dan Tes Tertulis

Bentuk Instrument : Tes Uraian

Instrument:

Tangerang Selatan, 9 Februari 2011

Guru Bidang Studi, Peneliti

Suswardi, S.Pd,S.Pd,MM Tuti Alawiah

NIP.

NO. SOAL SKOR

1.

2.

PQRS diketahui suatu bangun dengan P(–2, 4); Q(2, 1); R(8, 4);

dan S(2, 7),

sedangkan T titik potong kedua diago-nalnya.

a. Bangun apakah yang terbentuk apa bila PQRS dihubungkan?

b. Tentukan koordinat titik T.

c. Hitunglah luas bangun PQRS.

Diketahui layang-layang ABCD, dengan perbandingan

diagonal AC dengan BD adalah 3 : 4 dan luasnya 384π‘π‘š2.

Hitunglah panjang kedua diagonal tersebut!

50

50

JUMLAH 100

Page 101: 100625 Tuti Alawiah Fitk

86

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Kelas Eksperimen

Sekolah : SMP Muhamadiyah 22 Setia Budi Pamulang

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : VII / Genap

Tahun Ajaran : 2010/2011

Topik/Tema : Trapesium

Alokasi Waktu : 2Γ—40 Menit (1Γ—Pertemuan)

I. Standar Kompetensi :

1. Memahami konsep segi empat dan segitiga serta menentukan ukurannya

2. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun

3. Memahami bentuk aljabar, persamaan dan pertidaksamaan linear satu

variabel

II. Kompetensi Dasar :

1. Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi, trapesium,

jajargenjang, belah ketupat dan layang-layang

2. Menghitung keliling dan luas bangun segi empat serta menggunakannya

dalam pemecahan masalah.

3. Menyelidiki sifat-sifat kesebangunan dan simetri

4. Menyelesaikan operasi pada bentuk aljabar

5. Menyelesaikan persamaan linear satu variabel

III. Indikator :

1. Menjelaskan pengertian trapesium dengan menggunakan konsep simetri

2. Menjelaskan sifat-sifat trapesium ditinjau dari sisi, sudut dan diagonalnya

dengan menggunakan konsep simetri

3. Menurunkan dan menghitung rumus keliling dan luas trapesium dengan

menggunakan konsep operasi hitung bentuk aljabar dan penyelesaian

persamaan linear satu variable

Page 102: 100625 Tuti Alawiah Fitk

87

4. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan

luas bangun trapesium dengan menggunakan konsep operasi hitung bentuk

aljabar dan penyelesaian persamaan linear satu variabel

IV. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menjelaskan pengertian trapesium dengan menggunakan

konsep simetri

2. Siswa dapat menjelaskan sifat-sifat trapesium ditinjau dari sisi, sudut, dan

diagonalnya dengan menggunakan konsep simetri

3. Siswa dapat menurunkan rumus keliling dan luas trapesium dengan

menggunakan konsep operasi hitung bentuk aljabar dan penyelesaian

persamaan linear satu variabel

4. Siswa dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung

keliling dan luas bangun trapesium dengan menggunakan konsep operasi

hitung bentuk aljabar dan penyelesaian persamaan linear satu variabel

V. Materi Pokok

Trapesium

VI. Metode Pembelajaran

Model : pembelajaran terpadu model terkait (Connected)

Metode : inkuiri, penugasan, dan diskusi kelompok

VII. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

a. Pendahuluan :

Guru mengabsen siswa

Guru memberikan motivasi belajar kepada siswa

Guru meminta siswa menyebutkan contoh benda-benda

yang berbentuk trapesium dalam kehidupan sehari-hari

b. Kegiatan Inti :

Guru menyebutkan tujuan pembelajaran yang hendak

dicapai

Guru menyampaikan tema yang akan digunakan

Page 103: 100625 Tuti Alawiah Fitk

88

Guru membagi siswa ke dalam kelompok kecil yang

berjumlah 5-6 orang perkelompok

Guru membagikan LKS model terkait kepada masing-

masing kelompok

Dengan pengetahuan konsep simetri yang dimiliki siswa,

siswa dalam kelompoknya berdiskusi untuk membuktikan

sifat-sifat trapesium

Melalui LKS-6 siswa diajak untuk memahami penurunan

rumus keliling dan luas trapesium

Dengan kemampuan berhitung operasi bentuk aljabar dan

penyelesaian sistem persamaan linear satu variabel, siswa

dalam kelompoknya berdiskusi untuk menyelesaikan soal-

soal yang terdapat dalam LKS-6

Guru memberikan bimbingan seperlunya

Masing-masing kelompok mempresentasikan hasilnya di

depan kelas dan kelompok yang lain menanggapi

Guru memberikan penjelasan tambahan dari hasil

presentasi siwa mengenai materi ini.

Guru memberikan kesempatan siswa untuk memberikan

pendapat atau mengajukan pertanyaan.

c. Penutup

Guru bersama siswa menyimpulkan kembali materi yang

telah dibahas

Dengan bimbingan guru siswa diminta membuat

rangkuman.

Siswa diingatkan untuk mempelajari materi bangun datar

segi empat sebagai persiapan post test

VIII. Sumber Belajar

Buku teks Matematika VIIIB semester 2 :

Page 104: 100625 Tuti Alawiah Fitk

89

- Adinawan, M.Cholik dan Sugijono, Seribu Pena MATEMATIKA jilid 1

untuk SMP Kelas VII, Jakarta: Erlangga, 2007.

- Tampomas, Husein, Matematika Plus 1B SMP Kelas VII, Jakarta:

Yudhistira, 2006

- Lembar Kerja Siswa

IX. Evaluasi / Penilaian Hasil Belajar

Teknik : Kuis dan Tes Tertulis

Bentuk Instrument : Tes Uraian

Instrument:

Tangerang Selatan, 10 Februari 2011

Guru Bidang Studi, Peneliti

Suswardi, S.Pd Tuti Alawiah

NIP.

NO. SOAL SKOR

1.

2.

Pada trapesium sama kaki ABCD, AB // CD dan AD = BC.

Jika panjang diagonal AC = (3x-2) cm dan BD = (x + 6) cm,

maka tentukanlah:

a. Nilai x

b. panjang AC

Pada trapesium 𝑃𝑄𝑅𝑆,𝑃𝑄 // 𝑅𝑆 dan 𝑃𝑄: 𝑅𝑆 = 4 : 3 Jika tinggi

trapesium itu 8 π‘π‘š, dan luasnya 168π‘π‘š2, hitunglah panjang 𝑃𝑄

50

50

JUMLAH 100

A B

D C

/ \

P Q

R S

8π‘π‘š

Page 105: 100625 Tuti Alawiah Fitk

90

Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Kelas Kontrol

Sekolah : SMP Muhamadiyah 22 Setia Budi Pamulang

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : VII / Genap

Tahun Ajaran : 2010/2011

Alokasi Waktu : 2Γ—40 Menit (1Γ—Pertemuan)

I. Standar Kompetensi :

1. Memahami konsep segi empat dan segitiga serta menentukan ukurannya

II. Kompetensi Dasar :

1. Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi, trapesium,

jajargenjang, belah ketupat dan layang-layang

2. Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segi empat serta

menggunakannya dalam pemecahan masalah.

III. Indikator :

1. Menjelaskan pengertian dan sifat-sifat persegi panjang

2. Menghitung keliling dan luas persegi panjang

3. Menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan menghitung keliling dan

luas persegi panjang

IV. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menjelaskan pengertian dan sifat-sifat persegi panjang

2. Siswa dapat menghitung keliling dan luas persegi panjang

3. Siswa dapat enyelesaikan masalah yang berhubungan dengan menghitung

keliling dan luas persegi panjang

Page 106: 100625 Tuti Alawiah Fitk

91

V. Materi Pokok

Persegi Panjang

VI. Metode Pembelajaran

Model : Pembelajaran Konvensional Model Klasikal

VII. Kegiatan Pembelajaran

1. Pendahuluan :

Guru mengabsen siswa

Guru meminta siswa menyebutkan contoh benda-benda

benda-benda yang berbentuk persegi panjang dalam

kehidupan sehari-hari

Guru memotivasi siswa

Guru menyebutkan tujuan pembelajaran yang hendak

dicapai

2. Kegiatan inti :

Guru menjelaskan pengertian dan sifat-sifat persegi panjang

serta rumus dan cara menghitung keliling dan luas persegi

panjang

Guru memberi contoh soal yang berkaitan dengan sifat-

sifat, keliling dan luas persegi panjang

Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya

Siswa mencatat penjelasan guru dan contoh soal yang telah

diberikan

Guru memberikan soal latihan

Siswa mengerjakan soal latihan

3. Penutup

Guru meminta siswa membuat rangkuman materi yang

telah dipelajari

Guru memberikan PR

Page 107: 100625 Tuti Alawiah Fitk

92

VIII. Sumber Belajar

Buku teks Matematika VIIIB semester 2 :

- Adinawan, M.Cholik dan Sugijono, Seribu Pena MATEMATIKA jilid 1

untuk SMP Kelas VII, Jakarta: Erlangga, 2007.

- Tampomas, Husein, Matematika Plus 1B SMP Kelas VII, Jakarta:

Yudhistira, 2006

IX. Evaluasi / Penilaian Hasil Belajar

Teknik : Kuis dan Tes Tertulis

Bentuk Instrument : Tes Uraian

Instrument:

Tangerang Selatan, 26 Januari 2011

Guru Pamong Matematika, Peneliti

Suswardi, S.Pd,S.Pd,MM Tuti Alawiah

NIP.

NO. SOAL SKOR

1.

2.

Persegi panjang PQRS dengan titik T berpotongan kedua diagonalnya. Jika P

(1,3) T (4,1) dan sisi-sisi persegi panjang sejajar sumbu koordinat:

a. Gambarlah persegi panjang PQRS

b. Tentukan koordinat titik Q, R dan S

Keliling sebuah persegi panjang 40 cm dan panjangnya lebih 4 cm dari

lebarnya. Hitunglah luas persegi panjang tersebut!

50

50

JUMLAH 100

Page 108: 100625 Tuti Alawiah Fitk

93

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Kelas Kontrol

Sekolah : SMP Muhamadiyah 22 Setia Budi Pamulang

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : VII / Genap

Tahun Ajaran : 2010/2011

Alokasi Waktu : 2Γ—40 Menit (1Γ—Pertemuan)

I. Standar Kompetensi :

1. Memahami konsep segi empat dan segitiga serta menentukan ukurannya

II. Kompetensi Dasar :

1. Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi, trapesium,

jajargenjang, belah ketupat dan layang-layang

2. Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segi empat serta

menggunakannya dalam pemecahan masalah.

III. Indikator :

1. Menjelaskan pengertian dan sifat-sifat persegi

2. Menghitung keliling dan luas persegi

3. Menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan menghitung keliling dan

luas persegi

IV. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menjelaskan pengertian dan sifat-sifat persegi

2. Siswa dapat menghitung keliling dan luas persegi

3. Siswa dapat menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan menghitung

keliling dan luas persegi

V. Materi Pokok

Persegi

Page 109: 100625 Tuti Alawiah Fitk

94

VI. Metode Pembelajaran

Metode : Pembelajaran Konvensional Model Klasikal

VII. Kegiatan Pembelajaran

1. Pendahuluan :

Guru mengabsen siswa

Guru memotivasi siswa

Guru meminta siswa menyebutkan contoh benda-benda

yang berbentuk persegi dalam kehidupan sehari-hari

Guru menyebutkan tujuan pembelajaran yang hendak

dicapai

2. Kegiatan inti :

Guru menjelaskan pengertian dan sifat-sifat persegi serta

rumus dan cara menghitung keliling dan luas persegi

Guru memberi contoh soal yang berkaitan dengan sifat-sifat

dan keliling serta luas persegi

Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya

Siswa mencatat penjelasan guru dan contoh soal yang telah

diberikan

Guru memberikan soal latihan

Siswa mengerjakan soal latihan

3. Penutup

Guru meminta siswa membuat rangkuman materi yang

telah dipelajari

Guru memberikan PR

VIII. Media dan Sumber Belajar

Buku teks Matematika VIIIB semester 2 :

- Adinawan, M.Cholik dan Sugijono, Seribu Pena MATEMATIKA jilid 1

untuk SMP Kelas VII, Jakarta: Erlangga, 2007.

Page 110: 100625 Tuti Alawiah Fitk

95

- Tampomas, Husein, Matematika Plus 1B SMP Kelas VII, Jakarta:

Yudhistira, 2006

IX. Evaluasi / Penilaian Hasil Belajar

Teknik : Kuis dan Tes Tertulis

Bentuk Instrument : Tes Uraian

Instrument:

Tangerang Selatan, 27 Januari 2011

Guru Bidang Studi, Peneliti

Suswardi, S.Pd,S.Pd,MM Tuti Alawiah

NIP.

NO. SOAL SKOR

1.

2.

3.

Persegi merupakan belah ketupat dengan sifat khusus.

Berdasarkan pernyataan tersebut, buatlah pengertian persegi. Serta

berikan contoh benda yang berbentuk persegi.

Perhatikan gambar berikut ini!

Diketahui luas persegi sama dengan luas persegi panjang dengan

panjang = 16 cm dan lebar = 4 cm. Tentukan keliling persegi

tersebut!

30

30

40

JUMLAH 100

Diketahui Gambar KLMN

mempunyai skala 1cm

a. Tentukanlah pasangan

koordinat K, L, M dan N

b. Berapakah panjang

masing-masing sisinya

Page 111: 100625 Tuti Alawiah Fitk

96

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Kelas Kontrol

Sekolah : SMP Muhamadiyah 22 Setia Budi Pamulang

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : VII / Genap

Tahun Ajaran : 2010/2011

Alokasi Waktu : 2Γ—40 Menit (1Γ—Pertemuan)

I. Standar Kompetensi :

1. Memahami konsep segi empat dan segitiga serta menentukan ukurannya

II. Kompetensi Dasar :

1. Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi, trapesium,

jajargenjang, belah ketupat dan layang-layang

2. Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segi empat serta

menggunakannya dalam pemecahan masalah.

III. Indikator :

1. Menjelaskan pengertian dan sifat-sifat jajargenjang

2. Menghitung keliling dan luas jajargenjang

3. Menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan menghitung keliling dan

luas jajar genjang

IV. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menjelaskan pengertian dan sifat-sifat jajargenjang

2. Siswa dapat menghitung keliling dan luas jajargenjang

3. Siswa dapat menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan menghitung

keliling dan luas jajar genjang

V. Materi Pokok

Jajargenjang

Page 112: 100625 Tuti Alawiah Fitk

97

VI. Metode Pembelajaran

Metode : Pembelajaran Konvensional Model Klasikal

VII. Kegiatan Pembelajaran

1. Pendahuluan :

Guru mengabsen siswa

Guru memotivasi siswa

Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa materi yang

telah dipelajari sebelumnya

Guru menyebutkan tujuan pembelajaran yang hendak

dicapai

2. Kegiatan inti :

Guru menjelaskan pengertian dan sifat-sifat jajargenjang

serta rumus dan cara menghitung keliling dan luas

jajargenjang

Guru memberi contoh soal yang berkaitan dengan sifat-sifat

dan keliling serta luas jajargenjang

Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya

Siswa mencatat penjelasan guru dan contoh soal yang telah

diberikan

Guru memberikan soal latihan

Siswa mengerjakan soal latihan

3. Penutup

Guru meminta siswa membuat rangkuman materi yang

telah dipelajari

Guru memberikan PR

VIII. Media dan Sumber Belajar

Buku teks Matematika VIIIB semester 2 :

- Adinawan, M.Cholik dan Sugijono, Seribu Pena MATEMATIKA jilid 1

untuk SMP Kelas VII, Jakarta: Erlangga, 2007.

Page 113: 100625 Tuti Alawiah Fitk

98

- Tampomas, Husein, Matematika Plus 1B SMP Kelas VII, Jakarta:

Yudhistira, 2006

IX. Evaluasi / Penilaian Hasil Belajar

Teknik : Kuis dan Tes Tertulis

Bentuk Instrument : Tes Uraian

Instrument:

Tangerang Selatan, 2 Februari 2011

Guru Bidang Studi, Peneliti

Suswardi, S.Pd,S.Pd,MM Tuti Alawiah

NIP.

NO. SOAL SKOR

1.

2.

3.

Diketahui alas sebuah jajar genjang adalah (2p + 6) m, sedangkan

tingginya adalah setengah dari panjang alas. Tentukan luas jajar

genjang tersebut yang dinyatakan dengan p!

Jajar genjang ABCD mempunyai titik koordinat A (2,-3), B (9,-3),

C (14,9). Tentukan:

a. Titik koordinat D

b. Luas jajar genjang ABCD

a. Tentukanlah panjang CE dengan menggunakan persamaan luas

30

30

40

JUMLAH 100

A B

C D

F

E

24

cm

17

c

m

15

c

m

a. Tulislah dua buah rumus

untuk jajargenjang

ABCD di atas!

b. Hitunglah luas jajar

genjang ABCD

Page 114: 100625 Tuti Alawiah Fitk

99

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Kelas Kontrol

Sekolah : SMP Muhamadiyah 22 Setia Budi Pamulang

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : VII / Genap

Tahun Ajaran : 2010/2011

Alokasi Waktu : 2Γ—40 Menit (1Γ—Pertemuan)

I. Standar Kompetensi :

1. Memahami konsep segi empat dan segitiga serta menentukan ukurannya

II. Kompetensi Dasar :

1. Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi, trapesium,

jajargenjang, belah ketupat dan layang-layang

2. Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segi empat serta

menggunakannya dalam pemecahan masalah.

III. Indikator :

1. Menjelaskan pengertian dan sifat-sifat belah ketupat

2. Menghitung keliling dan luas belah ketupat

3. Menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan menghitung keliling dan

luas belah ketupat

IV. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menjelaskan pengertian dan sifat-sifat belah ketupat

2. Siswa dapat menghitung keliling dan luas belah ketupat

3. Siswa dapat menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan menghitung

keliling dan luas belah ketupat

V. Materi Pokok

Belah ketupat

Page 115: 100625 Tuti Alawiah Fitk

100

VI. Metode Pembelajaran

Metode : Pembelajaran Konvensional Model Klasikal

VII. Kegiatan Pembelajaran

1. Pendahuluan :

Guru mengabsen siswa

Guru memotivasi siswa

Guru meminta siswa menyebutkan contoh benda-benda

yang berbentuk belah ketupat dalam kehidupan sehari-hari

Guru menyebutkan tujuan pembelajaran yang hendak

dicapai

2. Kegiatan inti :

Guru menjelaskan pengertian dan sifat-sifat belah ketupat

serta rumus dan cara menghitung keliling dan luas belah

ketupat

Guru memberi contoh soal yang berkaitan dengan sifat-sifat

dan keliling serta luas belah ketupat

Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya

Siswa mencatat penjelasan guru dan contoh soal yang telah

diberikan

Guru memberikan soal latihan

Siswa mengerjakan soal latihan

3. Penutup

Guru meminta siswa membuat rangkuman materi yang

telah dipelajari

Guru memberikan PR

VIII. Media dan Sumber Belajar

Buku teks Matematika VIIIB semester 2 :

- Adinawan, M.Cholik dan Sugijono, Seribu Pena MATEMATIKA jilid 1

untuk SMP Kelas VII, Jakarta: Erlangga, 2007.

Page 116: 100625 Tuti Alawiah Fitk

101

- Tampomas, Husein, Matematika Plus 1B SMP Kelas VII, Jakarta:

Yudhistira, 2006

IX. Evaluasi / Penilaian Hasil Belajar

Teknik : Kuis dan Tes Tertulis

Bentuk Instrument : Tes Uraian

Instrument:

Tangerang Selatan, 3 Februari 2011

Guru Bidang Studi, Peneliti

Suswardi, S.Pd,S.Pd,MM Tuti Alawiah

NIP.

NO. SOAL SKOR

1.

2.

PQRS diketahui suatu bangun dengan P(–2, 4); Q(2, 1); R(8, 4);

dan S(2, 7),

sedangkan T titik potong kedua diago-nalnya.

a. Bangun apakah yang terbentuk apa bila PQRS dihubungkan?

b. Tentukan koordinat titik T.

c. Hitunglah luas bangun PQRS.

Pada belah ketupat PQRS, panjang diagonal PR : QS = 2 :

3. Jika luas belah ketupat tersebut 27π‘π‘š2, tentukan panjang

diagonal PR!

50

50

JUMLAH 100

Q R

S P

O

Page 117: 100625 Tuti Alawiah Fitk

102

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Kelas Kontrol

Sekolah : SMP Muhamadiyah 22 Setia Budi Pamulang

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : VII / Genap

Tahun Ajaran : 2010/2011

Alokasi Waktu : 2Γ—40 Menit (1Γ—Pertemuan)

I. Standar Kompetensi :

1. Memahami konsep segi empat dan segitiga serta menentukan ukurannya

II. Kompetensi Dasar :

1. Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi, trapesium,

jajargenjang, belah ketupat dan layang-layang

2. Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segi empat serta

menggunakannya dalam pemecahan masalah.

III. Indikator :

1. Menjelaskan pengertian dan sifat-sifat layang-layang

2. Menghitung keliling dan luas layang-layang

3. Menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan menghitung keliling dan

luas layang-layang

IV. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menjelaskan pengertian dan sifat-sifat layang-layang

2. Siswa dapat menghitung keliling dan luas layang-layang

3. Siswa dapat menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan menghitung

keliling dan luas layang-layang

V. Materi Pokok

Layang-layang

Page 118: 100625 Tuti Alawiah Fitk

103

VI. Metode Pembelajaran

Metode : Pembelajaran Konvensional Model Klasikal

VII. Kegiatan Pembelajaran

1. Pendahuluan :

Guru mengabsen siswa

Guru memotivasi siswa

Guru meminta siswa menyebutkan contoh benda-benda

yang berbentuk layang-layang dalam kehidupan sehari-hari

Guru menyebutkan tujuan pembelajaran yang hendak

dicapai

2. Kegiatan inti :

Guru menjelaskan pengertian dan sifat-sifat layang-layang

serta rumus dan cara menghitung keliling dan luas layang-

layang

Guru memberi contoh soal yang berkaitan dengan sifat-sifat

dan keliling serta luas layang-layang

Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya

Siswa mencatat penjelasan guru dan contoh soal yang telah

diberikan

Guru memberikan soal latihan

Siswa mengerjakan soal latihan

3. Penutup

Guru meminta siswa membuat rangkuman materi yang

telah dipelajari

Guru memberikan PR

VIII. Media dan Sumber Belajar

Buku teks Matematika VIIIB semester 2 :

- Adinawan, M.Cholik dan Sugijono, Seribu Pena MATEMATIKA jilid 1

untuk SMP Kelas VII, Jakarta: Erlangga, 2007.

Page 119: 100625 Tuti Alawiah Fitk

104

- Tampomas, Husein, Matematika Plus 1B SMP Kelas VII, Jakarta:

Yudhistira, 2006

IX. Evaluasi / Penilaian Hasil Belajar

Teknik : Kuis dan Tes Tertulis

Bentuk Instrument : Tes Uraian

Instrument:

Tangerang Selatan, 9 Februari 2011

Guru Bidang Studi, Peneliti

Suswardi, S.Pd,S.Pd,MM Tuti Alawiah

NIP. .

NO. SOAL SKOR

1.

2.

PQRS diketahui suatu bangun dengan P(–2, 4); Q(2, 1); R(8, 4); dan S(2, 7),

sedangkan T titik potong kedua diago-nalnya.

a. Bangun apakah yang terbentuk apa bila PQRS dihubungkan?

b. Tentukan koordinat titik T.

c. Hitunglah luas bangun PQRS.

Diketahui layang-layang ABCD, dengan perbandingan diagonal AC

dengan BD adalah 3 : 4 dan luasnya 384π‘π‘š2. Hitunglsh psnjsng kedua

diagonal tersebut!

50

50

JUMLAH 100

Page 120: 100625 Tuti Alawiah Fitk

105

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Kelas Kontrol

Sekolah : SMP Muhamadiyah 22 Setia Budi Pamulang

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : VII / Genap

Tahun Ajaran : 2010/2011

Alokasi Waktu : 2Γ—40 Menit (1Γ—Pertemuan)

I. Standar Kompetensi :

1. Memahami konsep segi empat dan segitiga serta menentukan ukurannya

II. Kompetensi Dasar :

1. Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi, trapesium,

jajargenjang, belah ketupat dan layang-layang

2. Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segi empat serta

menggunakannya dalam pemecahan masalah.

III. Indikator :

1. Menjelaskan pengertian dan sifat-sifat trapesium

2. Menghitung keliling dan luas trapezium

3. Menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan menghitung keliling dan

luas trapesium

IV. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menjelaskan pengertian dan sifat-sifat trapesium

2. Siswa dapat menghitung keliling dan luas trapezium

3. Siswa dapat menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan menghitung

keliling dan luas trpesium

V. Materi Pokok

Trapesium

Page 121: 100625 Tuti Alawiah Fitk

106

VI. Metode Pembelajaran

Metode : Pembelajaran Konvensional Model Klasikal

VII. Kegiatan Pembelajaran

1. Pendahuluan :

Guru mengabsen siswa

Guru memotivasi siswa

Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa tentang materi

yang telah dipelajari sebelumnya

Guru menyebutkan tujuan pembelajaran yang hendak

dicapai

2. Kegiatan inti :

Guru menjelaskan pengertian dan sifat-sifat trapesium serta

rumus dan cara menghitung keliling dan luas trapesium

Guru memberi contoh soal yang berkaitan dengan sifat-sifat

dan keliling serta luas trapesium

Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya

Siswa mencatat penjelasan guru dan contoh soal yang telah

diberikan

Guru memberikan soal latihan

Siswa mengerjakan soal latihan

3. Penutup

Guru meminta siswa membuat rangkuman materi yang

telah dipelajari

Siswa diingatkan untuk mempelajari materi bangun datar

segi empat sebagai persiapan post test

VIII. Media dan Sumber Belajar

Buku teks Matematika VIIIB semester 2 :

- Adinawan, M.Cholik dan Sugijono, Seribu Pena MATEMATIKA jilid 1

untuk SMP Kelas VII, Jakarta: Erlangga, 2007.

Page 122: 100625 Tuti Alawiah Fitk

107

- Tampomas, Husein, Matematika Plus 1B SMP Kelas VII, Jakarta:

Yudhistira, 2006

IX. Evaluasi / Penilaian Hasil Belajar

Teknik : Kuis dan Tes Tertulis

Bentuk Instrument : Tes Uraian

Instrument:

Tangerang Selatan, 10 Februari 2011

Guru Bidang Studi, Peneliti

Suswardi, S.Pd,S.Pd,MM Tuti Alawiah

NIP.

NO. SOAL SKOR

1.

2.

Pada trapesium sama kaki ABCD, AB // CD dan AD = BC. Jika

panjang diagonal AC = (3x-2) cm dan BD = (x + 6) cm, maka

tentukanlah:

a. Nilai x

b. panjang AC

Pada trapesium 𝑃𝑄𝑅𝑆,𝑃𝑄 // 𝑅𝑆 dan 𝑃𝑄: 𝑅𝑆 = 4 : 3 Jika tinggi trapesium itu

8 π‘π‘š, dan luasnya 168π‘π‘š2, hitunglah panjang P

50

50

JUMLAH 100

A B

D C

/ \

P Q

R S

8π‘π‘š

Page 123: 100625 Tuti Alawiah Fitk

108

Tema : Persegi Panjang

Menghubungkan konsep persegi panjang, simetri, operasi hitung bentuk aljabar

dan PLSV. Konsep simetri digunakan untuk membuktikan sifat-sifat persegi

panjang, dan konsep operasi hitung bentuk aljabar dan PLSV digunakan untuk

menghitung keliling dan luas persegi panjang.

Tenis adalah permainan raket dan bola yang dimainkan baik di tempat tertutup maupun terbuka di atas lapangan rumput, lempung, kayu atau lapangan sintetis. Jika kita perhatikan, Lapangan tenis tersebut berbentuk persegi panjang. Dalam kehidupan sehari-hari banyak benda-benda yang berbentuk persegi panjang, contoh permukaan meja, papan tulis, pintu dan lain-lain.

Sifat-Sifat Persegi Panjang

a. Sifat Sisi-Sisi Persegi Panjang

Perhatikan gambar persegi panjang ABCD, kemudian isilah titik titik

dibawah ini berdasarkan hasil pengamatanmu!

LEMBAR KERJA SISWA-1

Page 124: 100625 Tuti Alawiah Fitk

109

Selanjutnya perhatikan gambar di bawah ini!

ubin-ubin yang berbentuk persegi panjang dapat digeser sepanjang baris ke

kanan atau ke kiri dan sepanjang lajur ke atas atau ke bawah. Hal ini menunjukkan

bahwa dalam persegi panjang, sisi-sisi yang berhadapan selalu mempunyai jarak

yang tetap. Karena jarak sisi-sisi yang berhadapan selalu tetap, maka dikatakan

sisi-sisi yang berhadapan sejajar.

Jadi dapat disimpulkan hal berikut ini:

1) Pada gambar (i), persegi panjang

dibalik menurut sumbu simetri , maka:

menempati , ditulis

menempati , ditulis

Jadi,

2) Pada gambar (ii), persegi panjang dibalik

menurut sumbu simetri , maka:

menempati ……, ditulis

menempati ……, ditulis

Jadi,

3)

D C

B A

B A

D C

Q

P

(i) D C

B A

S R

(ii)

Dalam persegi panjang, sisi-sisi yang berhadapan ……………………………

Karena dan , maka dapat disimpulkan:

Dalam setiap persegi panjang, sisi-sisi yang berhadapan sejajar.

Page 125: 100625 Tuti Alawiah Fitk

110

b. Sifat Sudut-Sudut Persegi Panjang

Selanjutnya perhatikan gambar di bawah ini

Empat buah persegi panjang diletakkan berisian seperti ditunjukkan

pada gambar di atas. Ternyata keempat bangun itu dapat menutup bidang datar

3

1 2

4

1) Perhatikan kembali gambar (i)!

menempati , ditulis

menempati ditulis

Jadi, *(1)

*(2)

D C

B A

B A

D C

Q

P

(i)

2) Perhatikan gambar (ii)

menempati ……, ditulis

menempati ….., ditulis

Jadi, *(3)

*(4)

D C

B A

S R

(ii) Dari bentuk persamaan (1) sampai

dengan (4) dapat disimpulkan hal berikut ini:

Jadi, =

Maka dapat disimpulkan:

Dalam setiap persegi panjang, tiap-tiap sudutnya ……………………

Page 126: 100625 Tuti Alawiah Fitk

111

tanpa celah dan tidak saling menutupi. Hal ini menunjukkan bahwa empat

sudut persegi panjang membentuk sudut satu putaran penuh .

Jadi, besar tiap-tiap sudut persegi panjang

Maka dapat disimpulkan:

c. Sifat Diagonal-Diagonal Persegi Panjang

Dalam setiap persegi panjang, tiap-tiap sudutnya merupakan sudut ………

D C

B A

O

(v)

β€’

1) Pada gambar (iii), persegi panjang

dibalik menurut sumbu , maka:

Jadi,

Dengan demikian dapat disimpulkan

hal berikut ini!

D C

B A

B A

D C

Q

P

(iii)

Diagonal-diagonal dalam setiap persegi panjang …………….

2) Pada gambar (iv), persegi panjang

diputar putaran pada pusat , maka:

Jadi,

3) Pada gambar (v), persegi panjang

diputar putaran pada pusat , maka:

Jadi,

C

B

D

A

C D

A B

O

(iv)

β€’

Page 127: 100625 Tuti Alawiah Fitk

112

Karena dan maka dapat disimpulkan hal berikut

ini:

Keliling Persegi Panjang

Keliling persegi panjang adalah jumlah panjang semua sisi persegi

panjang.

Contoh :

Misal panjang dan lebar , dan keliling persegi panjang adalah ,

maka, kelilingnya satuan

Jadi, atau

Diagonal-diagonal dalam setiap persegi panjang berpotongan dan

.…………………

Kesimpulan:

Persegi panjang adalah ……………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

….………………………………………………………………………………………

…….

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

11

12

13

14

15

16

17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

27

28

29

30

31

32

satuan

6 satuan

Page 128: 100625 Tuti Alawiah Fitk

113

Luas Persegi Panjang

Luas persegi panjang adalah luas daerah yang dibatasi oleh sisi-sisi

persegi panjang itu.

Contoh :

51 52 53 54 55 56 57 58 59 60

41 42 43 44 45 46 47 48 48 50

31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Banyaknya kotak yang menutupi daerah persegi panjang adalah 60 kotak,

maka luas persegi panjang di atas adalah 60 satuan. Atau kita misalkan panjang

dan lebar , dan luas persegi panjang adalah , maka

Jadi, luas persegi panjang adalah

Contoh soal

1. Keliling sebuah persegi panjang dan lebarnya . Hitunglah

panjangnya dan tentukan luasnya!

Jawab

Dik: Lebar

Keliling

satuan

6 satuan

⟹

Luas persegi panjang

Page 129: 100625 Tuti Alawiah Fitk

114

Jawab:

Luas permukaan tembok

Batu bata yang dibutuhkan

buah

Latihan!

1. Keliling suatu persegi panjang sedangkan panjang lebihnya dari

lebar. Tentukan luas persegi panjang tersebut!

2. Gambar disamping menunjukkan bagian dalam

dari ruang sebuah kamar. Pintu kamar

berukuran , dan jendela

berukuran . Berapa banyak batu

bata yang dibutuhkan untuk membuat ruang

tersebut, jika tiap permukaan tembok

membutuhkan buah batu bata?

Jawab:

Page 130: 100625 Tuti Alawiah Fitk

115

2. Persegi panjang PQRS dengan titik T berpotongan kedua diagonalnya. Jika P

(1,3) T (4,1) dan sisi-sisi persegi panjang sejajar sumbu koordinat:

a. Gambarlah persegi panjang PQRS

b. Tentukan koordinat titik Q, R dan S

4. Perhatikan gambar di samping ini!

Gambar tersebut menunjukkan lapangan

bulu tangkis dengan panjang dan

lebar . Lapangan tersebut akan

dicor beton dengan biaya per

. Berapakah biaya yang diperlukan

untuk mengecor lapangan itu?

Jawab:

Jawab:

Page 131: 100625 Tuti Alawiah Fitk

116

Tema : Persegi

Menghubungkan konsep persegi, simetri, operasi hitung bentuk aljabar dan

PLSV. Konsep simetri digunakan untuk membuktikan sifat-sifat persegi, dan

konsep operasi hitung bentuk aljabar dan PLSV digunakan untuk menghitung

keliling dan luas persegi.

Gambar diatas adalah gambar seorang tukang yang sedang memasang ubin

lantai. Ubin tersebut merupakan salah satu contoh bentuk persegi dalam kehidupan

sehari-hari. Dapatkah kamu menyebutkan contoh bentuk persegi lainnya?

Sifat-Sifat Persegi

a. Sifat Sisi-Sisi Persegi

LEMBAR KERJA SISWA-2

1) Pada gambar (i) persegi dibalik menurut

diagonal , maka:

Jadi, *(1) Jadi, *(2)

Page 132: 100625 Tuti Alawiah Fitk

117

b. Sifat-Sifat Diagonal Persegi

A B

C D

(iv)

2) Pada gambar (ii), persegi dibalik menurut

diagonal , maka:

Jadi, *(3) Jadi, *(4)

Panjang sisi-sisi setiap persegi adalah ………………………………………

1) Pada gambar (iii), persegi dibalik menurut

diagonal , maka:

Jadi, Jadi,

Karena dan , maka

diagonal membagi dan menjadi dua bagian

yang sama besar.

A B

C D

B

A D

C

(iii)

2) Pada gambar (iv), Persegi dibalik menurut

diagonal , maka:

Jadi, Jadi,

Karena dan , maka

diagonal membagi dan menjadi dua

bagian yang sama besar.

3)

Dari hasil-hasil tersebut diperoleh:

Jadi,

Maka, dapat disimpulkan bahwa:

A B

C D

(ii)

Page 133: 100625 Tuti Alawiah Fitk

118

Keliling Persegi

Keliling persegi adalah jumlah panjang semua sisi persegi

Contoh :

1 2 3 4 5 6

13 14 15 16 17 18

satuan

7

8

9

10

11

24

19

20

21

22

23

12

6 satuan

A B

C D

A

B C

D

(iii)

O

β€’

Sudut-sudut dalam setiap persegi dibagi dua sama besar oleh diagonal-

diagonalnya, sehingga diagonal-diagonalnya merupakan sumbu simetri

2) Pada gambar (iv), persegi diputar putaran

pada pusat , maka:

Jadi, Jadi,

Jadi, Jadi,

Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa

(satu putaran penuh)

Jadi, (sudut siku-siku)

Diagonal-diagonal setiap persegi berpotongan membentuk sudut siku-siku

Kesimpulan

Persegi adalah ………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

Page 134: 100625 Tuti Alawiah Fitk

119

Panjang dan lebar persegi mempunyai ukuran yang sama disebut sisi (S).

pada gambar di atas setiap sisi terdiri 6 satuan.

Maka, Keliling persegi

Jadi, atau

Luas Persegi

Luas persegi panjang adalah luas daerah yang dibatasi oleh sisi-sisi

persegi panjang itu.

Contoh :

Banyaknya kotak yang menutupi daerah persegi adalah 36 kotak, maka

luas persegi di atas adalah 36 satuan. Atau

Jadi, luas persegi adalah

Contoh soal:

1. Keliling adalah persegi, dengan dan

. Hitung keliling dan luas persegi itu!

Jawab:

Karena adalah persegi, maka haruslah

31 32 33 34 35 36

25 26 27 28 29 30

19 20 21 22 23 24

13 14 15 16 17 18

7 8 9 10 11 12

1 2 3 4 5 6

satuan

6 satuan

Page 135: 100625 Tuti Alawiah Fitk

120

Jawab:

Panjang ruangan

Lebar ruangan

Banyaknya ubin menurut ukuran panjang

Banyaknya ubin menurut ukuran lebar

Jadi, banyak ubin yang diperlukan seluruhnya adalah

Latihan!

1. Diketahui luas persegi sama dengan luas persegi panjang dengan panjang = 16

cm dan lebar = 4 cm. Tentukan keliling persegi tersebut!

2. Pada gambar disamping, Sebuah ruangan

berbentuk persegi panjang berukuran

Jika lantai ruangan itu akan

dipasangi ubin yang berukuran 20 cm Γ— 20

cm, berapa buah ubin yang diperlukan?

Jawab:

Page 136: 100625 Tuti Alawiah Fitk

121

2. Berdasarkan gambar

dibawah ini, tentukanlah:

a. Luas persegi panjang

ABCD

b. Luas daerah yang tidak

diarsir

3. Diketahui sebuah arena tinju berbentu

persegi dengan panjang sisi .

Disekeliling arena tinju itu dipasangi

pelindung berupa 3 utas tali.

a. Hitunglah keliling arena tinju itu!

b. Berapa meter jumlah tali yang

diperlukan?

Jawab:

Jawab:

5

cm

4

cm

5

cm

5

cm

5

cm

5

cm

3

cm

5

cm

Page 137: 100625 Tuti Alawiah Fitk

122

Tema : Jajargenjang

Menghubungkan konsep jajar genjang, simetri, operasi hitung bentuk aljabar

dan PLSV. Konsep simetri digunakan untuk membuktikan sifat-sifat jajar

genjang, dan konsep operasi hitung bentuk aljabar dan PLSV digunakan untuk

menghitung keliling dan luas jajar genjang.

Bentuk atap rumah pada gambar diatas adalah salah satu contoh bentuk

jajargenjang dalam kehidupan sehari-hari. Dapatkah kamu menyebutkan contoh

bentuk jajargenjang yang lain?

Perhatikan gambar di bawah ini!

Segitiga ABC pada gambar (ii) diputar setengah putaran pada titik tengah

BC, maka segitiga ABC dan bayangannya membentuk bangun jajargenjang ABDC

(gambar (iii))

LEMBAR KERJA SISWA-3

C

A B (ii)

C

A B (i)

β€’

D C

A B (iii)

β€’

Page 138: 100625 Tuti Alawiah Fitk

123

Sifat-Sifat Jajar Genjang

Perhatikan gambar jajargenjang ABCD, kemudian isilah titik titik dibawah

ini berdasarkan hasil pengamatanmu!

1) Pada gambar (i) jajar genjang diputar putaran

pada , maka:

Jadi, dan Jadi, dan

(i)

A

β€’

B

C D

O

Karena dan ,

maka dapat disimpulkan bahwa:

Pada setiap jajar genjang, sisi-sisi yang berhadapan ……………… dan………

2) Pada gambar (i), jajar genjang diputar

putaran pada , maka:

. Jadi,

. Jadi,

Karena maka

dapat disimpulkan bahwa:

(i)

A

β€’

B

C D

O

Pada setiap jajargenjang, sudut-sudut yang berhadapan ………………………

Kesimpulan

Jajar genjang adalah ………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

Page 139: 100625 Tuti Alawiah Fitk

124

3) Pada jajar genjang gambar (ii)

dan . Karena , maka:

Karena dan dengan maupun A B

C D

(ii)

dengan merupakan sudut dalam sepihak, maka:

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa:

Pada setiap jajar genjang jumlah besar sudut-sudut yang berdekatan

adalah

4) Pada gambar (iii) jajar genjang diputar

putaran pada pusat , maka:

Jadi, Jadi,

Karena dan , maka

dapat disimpulkan bahwa:

A

β€’

B

C D

O

(iii)

Kedua diagonal pada setiap jajar genjang saling ………………………………

Page 140: 100625 Tuti Alawiah Fitk

125

Keliling Dan Luas Jajar Genjang

Perhatikan gambar di bawah ini!

Keliling jajar genjang adalah jumlah semua panjang sisinya atau dua kali

jumlah panjang sisi-sisi yang berlainan.

Luas daerah jajar genjang

Luas daerah segitiga Luas daerah segitiga

Jadi rumus luas luas jajar genjang adalah

A B

C D

X

Y

Page 141: 100625 Tuti Alawiah Fitk

126

Contoh:

1. Diberikan jajargenjang ABCD, dengan dan

. Jika diketahui kelilingnya dan garis tinggi

pada sisi panjangnya , hitunglah nilai , panjang , panjang ,

luas jajargenjang .

Jawab:

Diketahui: keliling jajar genjang ABCD

Jawab:

Nilai

Jadi, luas jajar genjang tersebut adalah

Page 142: 100625 Tuti Alawiah Fitk

127

Latihan!

1. Diketahui jajargenjang , panjang sisi , ,

dan luasnya . Hitunglah panjang garis tinggi jajargenjang dan

kelilingnya!

2.

A B

C D

F

E

24 cm

17 cm

15 cm

Jawab:

a. Tulislah dua buah rumus untuk

jajargenjang ABCD di samping ini!!

b. Hitunglah luas jajar genjang ABCD

c. Tentukanlah panjang CE dengan

menggunakan persamaan luas

Jawab:

Page 143: 100625 Tuti Alawiah Fitk

128

3. Sebuah lantai berukuran akan dipasang ubin yang berbentuk jajar

genjang dengan ukuran alas dan tinggi . Hitunglah banyaknya ubin yang

dibutuhkan!

Jawab:

Page 144: 100625 Tuti Alawiah Fitk

129

Tema : Belah Ketupat

Menghubungkan konsep belah ketupat, simetri, operasi hitung bentuk aljabar

dan PLSV. Konsep simetri digunakan untuk membuktikan sifat-sifat belah

ketupat, dan konsep operasi hitung bentuk aljabar dan PLSV digunakan untuk

menghitung keliling dan luas belah ketupat

Pada hari raya Idul Fitri, kita sering menjumpai makanan khas hari raya yaitu

ketupat. Berdasarkan bentuknya ketupat merupakan contoh dari bangun belah ketupat.

Pengertian Belah Ketupat

Perhatikan gambar di samping ini!

LEMBAR KERJA SISWA-4

Kesimpulan

Belah Ketupat

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

……………

A

A’

C

B

Pada gambar disamping segitiga

sama kaki ABC dicerminkan terhadap sumbu

garis BC sehingga segitiga ABC dan

bayangannya (segitiga A’BC) membentuk segi

empat ABA’C yang disebut belah ketupat

Page 145: 100625 Tuti Alawiah Fitk

130

Sifat-Sifat Belah Ketupat

Perhatikan gambar belah ketupat ABCD, kemudian isilah titik titik

dibawah ini berdasarkan hasil pengamatanmu!

Dari persamaan-persamaan di atas diperoleh hubungan berikut:

……(3)

……(2)

……(4)

Jadi,

Maka dapat disimpulkan bahwa:

1) Pada gambar (i) sama dan sebangun dengan

, maka:

*(1)

*(2)

sama kaki, maka *(3)

sama kaki, maka *(4)

C

B

A

D

(i)

C

B

A

(ii)

O

D

Semua sisi setiap belah ketupat …………………………

2) Perhatikan belah ketupat pada gambar (ii)!

Segitiga sama kaki kongruen dengan segitiga

sama kaki , maka merupakan sumbu simetri

belah ketupat.

Segitiga sama kaki sama dan sebangun dengan

segitiga sama kaki , maka merupakan sumbu

simetri belah ketupat. Karena dan merupakan

sumbu simetri, maka dapat disimpulkan bahwa:

Kedua diagonal setiap belah ketupat merupakan sumbu simetri

Page 146: 100625 Tuti Alawiah Fitk

131

Keliling dan Luas Belah Ketupat

Keliling belah ketupat adalah jumlah semua panjang sisinya atau empat

kali jumlah panjang sisinya.

3) Pada gambar (iii), belah ketupat

dibalik menurut sumbu simetri ,

maka , sehingga

Pada gambar (iv), belah ketupat

dibalik menurut sumbu simetri

, maka , sehingga

Karena dan

kedua diagonal belah ketupat merupakan

sumbu simetri, maka dapat disimpulkan

bahwa:

D

C

B

A

(iv)

D

C

B

A

(iii)

Pada setiap belah ketupat sudut-sudut yang berhadapan …………… dan

dibagi dua sama besar oleh diagonal-diagonalnya.

4) Pada gambar (v), belah ketupat diputar

putaran pada , maka:

sehingga

sehingga

Karena dan ,

maka dapat disimpulkan:

D

C

B

A

(v)

O

Kedua diagonal setiap belah ketupat saling ……………………………… dan

saling berpotongan tegak lurus

Page 147: 100625 Tuti Alawiah Fitk

132

Perhatikan gambar di bawah ini!

Luas belah ketupat

Karena dan merupakan diagonal-diagonal belah ketupat, maka

Luas belah ketupat

Jadi, Luas belah ketupat adalah

Contoh soal

1. Keliling belah ketupat ABCD adalah dan panjang diagonal BD adalah

. Hitunglah luasnya!

Jawab:

Diketahui: keliling belah ketupat ABCD

Ditanya: Luas

Jika panjang sisi belah ketupat adalah , maka

Keliling belah ketupat

Jadi, keliling belah ketupat adalah

D

C

B

A

O

S

B

C

A

D O 12 12

20

20 20

20

Page 148: 100625 Tuti Alawiah Fitk

133

Jawab:

Jadi, luas belah ketupat adalah

2. Luas belah ketupat PQRS adalah . Perbandingan panjang PR : QS

adalah 12 : 5. Tentukan keliling belah ketupat PQRS!

Jawab:

Diketahui: luas belah ketupat PQRS

Ditanya: keliling belah ketupat

Jawab:

O 5

12

12

5

13

13 13

13

Page 149: 100625 Tuti Alawiah Fitk

134

Latihan!

1. Panjang diagonal-diagonal suatu belah ketupat adalah dan .

Jika luas belah ketupat tersebut , hitunglah:

a. Nilai

b. Panjang diagonal kedua

Jawab:

Page 150: 100625 Tuti Alawiah Fitk

135

2. Pada belah ketupat PQRS, panjang diagonal PR : QS = 2 : 3. Jika luas belah

ketupat tersebut , tentukan panjang diagonal PR!

3. Pak Sukur ingin memperindah lantai rumahnya seluas dengan memasang

keramik. Setelah melihat katalog jenis dan ukuran keramik, akhirnya Pak Sukur

memilih keramik berbentuk belah ketupat dengan panjang diagonal I . Jika

keramik yang dibutuhkan sebanyak 1000 buah, berapakah panjang diagonal II dari

keramik tersebut?

Jawab:

Jawab:

Page 151: 100625 Tuti Alawiah Fitk

136

Tema : Layang-layang

Menghubungkan konsep layang-layang, simetri, operasi hitung bentuk aljabar

dan PLSV. Konsep simetri digunakan untuk membuktikan sifat-sifat layang-

layang, dan konsep operasi hitung bentuk aljabar dan PLSV digunakan untuk

menghitung keliling dan luas layang-layang.

Pada musim panas, anak-anak sering bermain layang-layang di lapangan yang luas. Bentuk layang-layang merupakan contoh layang-layang dalam kehidupan sehari-hari.

Pengertian layang-layang

Perhatikan gambar di bawah ini!

LEMBAR KERJA SISWA-5

A

B D

(a)

B

C

D

(b) (C)

C

A

D B

Page 152: 100625 Tuti Alawiah Fitk

137

Kedua segitiga pada gambar (a) dan (b) adalah segitiga sama kaki yang

memiliki alas yang sama panjang yaitu BD. Jika segitiga ABD dan CBD

diimpitkan alasnya, maka terbentuk bangun segi empat ABCD pada gambar (c)

yang disebut layang-layang

Sifat-Sifat Layang-Layang Perhatikan gambar layang-layang ABCD, kemudian isilah titik titik

dibawah ini berdasarkan hasil pengamatanmu!

Karena dan maka dapat disimpulkan bahwa:

1) Perhatikan gambar (i), Layang-layang

dibentuk dari segitiga sama kaki dan

segitiga sama kaki

sama kaki, maka

sama kaki, maka

Pada setiap layang-layang, masih-masing sepasang sisinya ……………………

2) Perhatikan kembali gambar (i)!

sama kaki, maka

sama kaki, maka

Jadi,

Karena , maka dapat disimpulkan bahwa:

Pada setiap layang-layang, terdapat sepasang sudut berhadapan yang ……….

……………………

(i) A

B D

C

(i)

A

B D

C

Kesimpulan:

Laylng-layang adalah ………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

….………………………………………………………………………………………

…….

Page 153: 100625 Tuti Alawiah Fitk

138

Keliling dan Luas Layang-Layang

Keliling layang-layang adalah jumlah semua panjang sisinya atau

dua kali jumlah sisi yang berlainan.

3) Perhatikan gambar (ii)! Segitiga sama kaki dengan

, maka merupakan sumbu simetri.

Segitiga sama kaki dengan , maka

merupakan sumbu simetri.

Karena dan saling berpelurus, maka

adalah garis lurus yang merupakan sumbu simetri layang-

layang . Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa:

Pada setiap layang-layang, salah satu diagonalnya merupakan sumbu simetri

………. ……………………

4) Pada gambar (iii) layang-layang dibalik menurut

sumbu simetri , maka

Jadi,

Karena dan maka dapat

disimpulkan bahwa:

Pada setiap layang-layang, salah satu diagonalnya ……………………………

diagonal lain dan tegak lurus dengan diagonal itu.

A

B D

C

(ii)

A

B D

C

(iii)

Page 154: 100625 Tuti Alawiah Fitk

139

Perhatikan gambar di bawah ini!

Jadi, keliling layang-layang

Luas layang-layang

Karena dan merupakan diagonal-diagonal layang-layang, maka

Luas luas layang-layang

Jadi, Luas layang-layang adalah

Contoh soal

Diberikan layang-layang dengan kedua diagonalnya berpotongan di

. Diketahui

dan . Tentukan nilai , keliling dan luas layang-layang tersebut!

Jika pada gambar layang-layang di samping,

dan , dan keliling

di nyatakan , maka

A

B D

C

O

Page 155: 100625 Tuti Alawiah Fitk

140

Jawab:

Nilai

Maka,

Jadi, kelilingnya adalah dan luasnya

Latihan!

D

A C

B

O

1. adalah persegi panjang dan adalah

layang-layang dengan

dan luas .

. Hitunglah:

a. Keliling layang-layang

b. Luas persegi panjang

c. Luas daerah yang diarsir

Page 156: 100625 Tuti Alawiah Fitk

141

2. PQRS diketahui suatu bangun dengan P(–2, 4); Q(2, 1); R(8, 4); dan S(2, 7),

sedangkan T titik potong kedua diago-nalnya.

a. Bangun apakah yang terbentuk apa bila PQRS dihubungkan?

b. Tentukan koordinat titik T.

c. Hitunglah luas bangun PQRS.

Jawab:

Jawab:

Page 157: 100625 Tuti Alawiah Fitk

142

2. Agus akan membuat laying-layang dengan

ukuran seperti gambar dibawah ini. Jika kertas

yang dimiliki . Tentukan sisi kertas

yang tidak dipakai!

Jawab:

1,2 m

0,9 m

Page 158: 100625 Tuti Alawiah Fitk

143

Tema : Trapesium

Menghubungkan konsep trapesium, simetri, operasi hitung bentuk aljabar dan

PLSV. Konsep simetri digunakan untuk membuktikan sifat-sifat trapesium, dan

konsep operasi hitung bentuk aljabar dan PLSV digunakan untuk menghitung

keliling dan luas trapesium.

Bentuk trapesium biasanya kita jumpai pada atap rumah. Jenis trapesium yang ditunjukkan oleh anak panah pada gambar di atas adalah trapesium sama kaki yang memiliki sepasang sisi yang berhadapan sama panjang.

Perhatikan gambar trapesium ABCD, kemudian isilah titik titik dibawah

ini berdasarkan hasil pengamatanmu!

Gambar (i) dan (ii) adalah trapesium sembarang karena keempat sisinya tidak

sama panjang

Gambar (iii) adalah trapesium sama kaki karena memiliki sepasang sisi

berhadapan …………….

Gambar (iv) adalah trapesium siku-siku karena trapesium tersebut memiliki sudut

………………

(i) (ii) (iii) (iv)

LEMBAR KERJA SISWA-6

Page 159: 100625 Tuti Alawiah Fitk

144

Dari keempat mbar trapezium diatas dapat disimpulkan bahwa:

Sifat-Sifat Trapesium:

Perhatikan gambar trapesium , sejajar dengan

dengan merupakan sudut ..........

Besar

dengan merupakan sudut ……..

Besar

Berdasarkan jawaban di atas, dapat disimpulkan bahwa:

Keliling dan Luas Trapesium

Jadi, keliling Trapesium adalah

A B

C D

Keliling trapesium adalah jumlah semua

sisinya. Jika pada gambar trapesium

di samping dan

, maka keliling trapesium adalah

A B

C D

Pada setiap trapesium jumlah sudut yang berdekatan diantara dua garis

sejajar adalah …………

Trapesium adalah …………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………………

Page 160: 100625 Tuti Alawiah Fitk

145

Perhatikan gambar di bawah ini!

Trapesium terdiri dari dua buah segitiga, yaitu dan .

Jadi, luas trapezium diperoleh dari luas segitiga.

Luas trapezium

Karena dan adalah sisi-sisi yang sejajar dan merupakan tinggi

trapesium, maka:

Luas trapesium

Contoh soal

1. Diketahui trapesium siku-siku dengan

dan kelilingnya

Hitunglah panjang , jajartengah dan luas trapezium siku-siku.

Jawab:

Dik:

A B

C D

A B

C D

Page 161: 100625 Tuti Alawiah Fitk

146

2. Pada gambar di bawah ini tampak sebuah gudang yang atapnya miring dan

lantainya horizontal. Pada dinding tembok terdapat pintu yang

berukuran . Tentukan luas dinding tembok !

Jawab:

adalah trapezium siku-siku dengan dan

Luas dinding tembok

Jadi, luas tembok adalah

Page 162: 100625 Tuti Alawiah Fitk

147

Latihan!

1. Salah satu sisi yang sejajar pada trapesium panjangnya dua kali panjang sisi

yang sejajar lainnya. Tinggi trapesium tersebut merupakan rata-rata dari

panjang sisi-sisi yang sejajar. Jika luas trapesium tersebut 324 cm2, maka

hitunglah tinggi dan panjang sisi-sisi yang sejajar pada trapesium tersebut!

2. Diberikan trapesium sama kaki dengan dan . Jika

dan , hitunglah

panjang jajartengah, keliling, dan luas trapezium itu!

Jawab:

Jawab:

Page 163: 100625 Tuti Alawiah Fitk

148

3. Sebidang tanah berbentuk trapesium , dengan

dan . Jika sekeliling tanah itu

ditanami pohon palem yang jarak antar pohonnya . Tentukanlah banyaknya

pohon palem yang dibutuhkan!

A B

C D

Jawab:

Page 164: 100625 Tuti Alawiah Fitk

Kisi-Kisi Instrument Tes Pemahaman Konsep Matematika

Standar Kompetensi : Memahami konsep segi empat dan segitiga serta menentukan ukurannya.

Kompetensi Dasar :

1. Mengidentifi-kasi sifat-sifat segitiga berdasarkan sisi dan sudutnya.

2. Mengidentifi-kasi sifat-sifat persegi panjang, persegi, trapesium, jajargenjang, belah ketupat dan layang-layang.

3. Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segi empat serta menggunakannya dalam pemecahan masalah

No Dimensi Sub Indikator No.

Soal

1. Menerjemahkan soal

ke dalam bentuk

gambar

1. Diberikan empat buah titik koordinat kartesius. Siswa menentukan jenis bangun datar tersebut

2. Disajikan sebuah ilustrasi soal cerita. Siswa membuat gambar bangun segiempat dari ilustrasi tersebut dan

menyebutkan jenis bangun yang dihasilkan dari gambar tersebut

1a

3

2. Menafsirkan gambar

yang disajikan

1. Menentukan sifat-sifat yang dimiliki oleh bangun yang tersaji dalam gambar 1b

2. Diketahui sebuah segitiga sembarang. Siswa membuat gambar bangun segiempat yang dihasilkan dari gabungan

segitiga tersebut dan bayangannya, kemudian menentukan jenis bangun yang dihasilkan

2

3.

Menerapkan konsep

dalam perhitungan

matematis

1.Menentukan panjang alas jajar genjang jika diketahui luas serta perbandingan alas dan tinggi jajargenjang tersebut

2. Menghitung luas daerah yang diarsir dari konsep layang-layang dan belah ketupat

3. Menentukan nilai x dan keliling persegi panjang jika diketahui sisi dan luasnya

4. Menghitung keliling belah ketupat jika diketahui salah satu diagonal dan luasnya

4

5

6

7

5.Menghitung luas daerah yang diarsir dari konsep persegi panjang

6. Menghitung banyaknya persegi yang ada dalam bentuk persegi panjang

7. Diketahui sebuah tanah berbentuk trapesium. Siswa dapat menentukan luas trapesium dan menghitung harga

tanah tersebut

8

9

10a

10b

Jumlah 10

Page 165: 100625 Tuti Alawiah Fitk
Page 166: 100625 Tuti Alawiah Fitk

150

Lampiran 5

Uji Coba Instrument Pemahaman Konsep Matematika

Waktu : 70 menit

Petunjuk :

o Berdoalah terlebih dahulu sebelum mengerjakannya

o Tulislah nama dan kelas kamu pada lembar jawaban yang telah

disediakan

o Selesaikanlah semua soal sesuai dengan perintah, dan jawablah soal

pada lembar jawaban yang telah disediakan

o Kerjakan terlebih dahulu soal yang kamu anggap mudah

o Periksa kembali hasil kerjamu sebelum dikumpulkan

1. Diberikan titik-titik O (0,0), A (6,0), B (6,4) dan C (0,4).

a. Apakah bentuk bangun OABC?

b. Apakah bangun OABC mempunyai pasangan garis yang sama panjang dan

sejajar? Jika ya, sebutkan!

2. Gambarlah sembarang segitiga ABC, kemudian tentukan titik P di tengah BC!

Gambarlah bayangan segitiga ABC jika diputar setengah putaran pada titik P!

Berbentuk apakah gabungan dari segitiga ABC dan bayangannya tersebut?

3. Seorang nelayan berlayar mencari ikan ke arah barat sejauh 4 km. Kemudian

nelayan itu menuju ke arah timur laut sejauh 2 km, lalu ke arah timur sejauh 4

km. Setelah ikan yang diperoleh cukup banyak, nelayan kembali ke tempat ia

berlabuh semula. Gambarlah rute perjalanan nelayan tersebut dengan skala 2

cm mewakili 1 km! Bangun apakah yang terbentuk dari rute perjalanan nelayan

tersebut!

4. Perbandingan alas dan tinggi suatu jajar genjang adalah 3 ∢ 2. Jika luas jajar

genjang tersebut 150 cm2, tentukan panjang alas jajar genjang tersebut!

Page 167: 100625 Tuti Alawiah Fitk

151

5. Perhatikanlah gambar dibawah ini! Tentukanlah luas daerah yang diarsir!

6. Sebuah persegi panjang 𝐴𝐡𝐢𝐷 dengan sisi 𝐴𝐡 = 5π‘₯ + 3 π‘π‘š dan 𝐡𝐢 =

8 π‘π‘š. Jika luas persegi panjang 144 π‘π‘š2, tentukan nilai π‘₯ dan kelilingnya!

7. Suatu belah ketupat luasnya 96 π‘π‘š2. Jika panjang salah satu diagonalnya

16 π‘π‘š, hitunglah keliling belah ketupat tersebut!

8. Gambar di bawah menunjukkan sebuah taman berbentuk persegi panjang

berukuran 12π‘š Γ— 10π‘š. Di pojok taman dibuat 2 buah saung berukuran

2π‘š Γ— 2π‘š dan di tengah-tengah taman dibuat kolam berukuran 3π‘š Γ— 2π‘š,

sisanya ditanami rumput dan bunga. Hitunglah luas tanaman rumput dan

bunga!

9. Sebuah ruangan berbentuk persegi panjang berukuran 4 π‘š Γ— 3 π‘š Jika lantai

ruangan itu akan ditutupi ubin yang berukuran 25 π‘π‘š Γ— 25 π‘π‘š, tentukan

berapa buah ubin yang diperlukan!

10. Sebidang tanah tampak seperti pada gambar di bawah ini. 𝐴𝐡 ⫽𝐢𝐷. Panjang

𝐴𝐡 = 120 π‘š, 𝐴𝐷 = 50 π‘š, 𝐡𝐢 = 62,5 π‘š dan kelilingnya 270 π‘š

12 cm

cm

10 cm

cm

16 π‘π‘š 8π‘π‘š 𝐴

𝐡

𝐢

𝐷

𝑃 𝑄

12 π‘π‘š

Page 168: 100625 Tuti Alawiah Fitk

152

a. Hitunglah luas sebidang tanah itu!

b. Jika harga tanah adalah 𝑅𝑃. 10.000,00/π‘š2. Hitunglah besar uang yang

harus dikeluarkan untuk membeli tanah seluas itu!

A B

C D

62,5 π‘š 50 π‘š

120 π‘š

Page 169: 100625 Tuti Alawiah Fitk

153

Lampiran 6

Jawaban Uji Coba Instrumen Pemahaman Konsep Matematika

1.

a. Persegi Panjang

b. Iya, 𝑂𝐴 = 𝐢𝐡 & 𝑂𝐴⫽𝐢𝐡

𝑂𝐢 = 𝐴𝐡 & 𝑂𝐢 ⫽𝐴𝐡

2.

Y

X 1

1

2

2 3

3

4

4 5

5

6

6 7 8 β€’ β€’

β€’ β€’ B(6,4)

A(6,0)

C(0,4)

O(0,0)

𝐴1

C

A B

(ii)

𝐡1

𝐢1

𝐴2

𝐡2

𝐢2

D C

A B

(iii)

β€’

C

A B (i)

β€’

Page 170: 100625 Tuti Alawiah Fitk

154

3.

4. Diketahui: Panjang alas = 3𝑛

Tinggi = 2𝑛

𝐿 = 150 π‘π‘š2

Ditanya: Panjang alas

Jawab: 𝐿 = π‘Ž Γ— 𝑑 Panjang alas = 3𝑛

150 = 3𝑛 Γ— 2𝑛 = 3 Γ— 5

150 = 6𝑛2 = 15

𝑛2 =150

6

𝑛2 = 25 Jadi, panjang alasnya adalah 15 π‘π‘š

𝑛 = 25

𝑛 = 5

5. Diketahui : Diagonal belah ketupat : 𝑑1 = 8 π‘π‘š

𝑑2 = 16 π‘π‘š

Diagonal layang-layang: 𝑑1 = 16 π‘π‘š

𝑑2 = 20 π‘π‘š

Ditanya: Luas daerah yang diarsir

Y

T

BL U

S

TL

B

B

D T

G X -3 -1 -2 -4 -5 -6 -7 -8 1 2 3

1

2

3

Page 171: 100625 Tuti Alawiah Fitk

155

Jawab: Luas daerah yang diarsir = Luas layang-layang – luas belah ketupat

= 1

2Γ— 𝑑1 Γ— 𝑑2 βˆ’ (

1

2Γ— 𝑑1 Γ— 𝑑2)

= 1

2Γ— 16 Γ— 20 βˆ’

1

2Γ— 8 Γ— 16

= 160 βˆ’ 64

= 94

Jadi, luas daerah yang diarsir adalah 94 π‘π‘š2

6. Diketahui : Sisi 𝐴𝐡 = 5π‘₯ + 3 π‘π‘š

Sisi 𝐡𝐢 = 8 π‘π‘š

Luas 144 π‘π‘š2

Ditanya : nilai π‘₯ dan keliling

Jawab : 𝐿 = 𝑝 Γ— 𝑙 𝐴𝐡 = 5π‘₯ + 3

144 = 𝐴𝐡 Γ— 𝐡𝐢 = 5 3 + 3

144 = 5π‘₯ + 3 Γ— 8 = 18

144 = 40π‘₯ + 24

144 βˆ’ 24 = 40π‘₯ 𝐾 = 2(𝑝 + 𝑙)

120 = 40π‘₯ 𝐾 = 2(18 + 8)

π‘₯ =120

40 𝐾 = 2(26)

π‘₯ = 3 𝐾 = 52

Jadi, nilai π‘₯ = 3 dan kelilingnya 52 π‘π‘š2

7. Diketahui: Luas belah ketupat 96 π‘π‘š2

𝑑1 = 16 π‘π‘š

Ditanya: Keliling belah ketupat

Jawab: 𝐿 =1

2Γ— 𝑑1 Γ— 𝑑2

96 =1

2Γ— 16 Γ— 𝑑2

96 = 8 𝑑2 ⟹ 𝑑2 =96

8= 12

A B

C D

5π‘₯ + 3

8

Page 172: 100625 Tuti Alawiah Fitk

156

𝑆 = 82 + 62

= 64 + 36

= 100

= 10

𝐾 = 4𝑆

= 4 Γ— 10

= 40 π‘π‘š

8. Diketahui: Panjang taman = 12 π‘š

Lebar taman = 10 π‘š

Panjang kolam = 3 π‘š

Lebar kolam = 2 π‘š

Sisi saung = 2 π‘š

Ditanya: Luas tanaman rumput dan bunga!

Jawab: Luas taman seluruhnya = 𝑝 Γ— 𝑙

= 12 Γ— 10

= 120 π‘š2

Luas dua buah saung = 2 Γ— (𝑆 Γ— 𝑆)

= 2 Γ— 2 Γ— 2

= 8 π‘š2

Luas kolam = 𝑝 Γ— 𝑙

= 3 Γ— 2

= 6 π‘š2

Luas tanaman rumput dan bunga = luas taman – (luas saung+luas kolam)

= 120 βˆ’ 8 + 6

= 120 βˆ’ 14

= 106 π‘š2

6

8 S

Page 173: 100625 Tuti Alawiah Fitk

157

9. Diketahui: Panjang ruangan = 4 π‘š = 400 π‘π‘š

Lebar ruangan = 3 π‘š = 300 π‘π‘š

Panjang ubin = 25 π‘π‘š

Lebar ubin = 25 π‘π‘š

Ditanya: Ubin yang diperlukan untuk lantai ruangan?

Jawab: Luas lantai ruangan = 𝑝 Γ— 𝑙

= 400 π‘π‘š Γ— 300 π‘π‘š

= 120000 π‘π‘š2

Luas satu keeping ubin = 𝑠2

= (25 π‘π‘š) 2

= 625 π‘π‘š2

Ubin yang diperlukan adalah = 120000 ∢ 625

= 192 ubin

Jadi, ubin yang diperlukan adalah 192 buah

10. Diketahui: 𝐴𝐡//𝐢𝐷

𝐾 = 270 π‘š

𝐴𝐡 = 120 π‘š

𝐴𝐷 = 50 π‘š

𝐡𝐢 = 62,5 π‘š

Harga tanah 𝑅𝑃. 10.000,00/π‘š2

Ditanya: a. Luas tanah

b. Uang yang harus dikeluarkan untuk membeli tanah tersebut

Jawab:

a. Luas tanah

𝐾 = 𝐴𝐡 + 𝐡𝐢 + 𝐢𝐷 + 𝐴𝐷

270 = 120 + 62,5 + 𝐢𝐷 + 50

270 = 232,5 + 𝐢𝐷

𝐢𝐷 = 270 βˆ’ 232,5

𝐢𝐷 = 37,5

Page 174: 100625 Tuti Alawiah Fitk

158

𝐿 =1

2(π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž 𝑠𝑖𝑠𝑖 π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘ π‘’π‘—π‘Žπ‘—π‘Žπ‘Ÿ) Γ— 𝑑𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖

𝐿 =1

2(𝐴𝐡 + 𝐢𝐷) Γ— 𝐴𝐷

𝐿 =1

2(120 + 37,5) Γ— 50

𝐿 = 3937,5

Jadi, luas tanah tersebut adalah 3937,5 π‘π‘š2

b. Uang yang harus dikeluarkan = 3937,5 Γ— 10.000

= 39.375.000

Jadi, Uang yang harus dikeluarkan untuk membeli tanah tersebut

adalah sebesar 𝑅𝑃. 39.375.000

Page 175: 100625 Tuti Alawiah Fitk

159

Lampiran 7

Instrument Pemahaman Konsep Matematika

Waktu : 70 menit

Petunjuk :

o Berdoalah terlebih dahulu sebelum mengerjakannya

o Tulislah nama dan kelas kamu pada lembar jawaban yang telah

disediakan

o Selesaikanlah semua soal sesuai dengan perintah, dan jawablah soal

pada lembar jawaban yang telah disediakan

o Kerjakan terlebih dahulu soal yang kamu anggap mudah

o Periksa kembali hasil kerjamu sebelum dikumpulkan

1. Diberikan titik-titik O (0,0), A (6,0), B (6,4) dan C (0,4).

a. Apakah bentuk bangun OABC?

b. Apakah bangun OABC mempunyai pasangan garis yang sama panjang dan

sejajar? Jika ya, sebutkan!

2. Seorang nelayan berlayar mencari ikan ke arah barat sejauh 4 km. Kemudian

nelayan itu menuju ke arah timur laut sejauh 2 km, lalu ke arah timur sejauh 4

km. Setelah ikan yang diperoleh cukup banyak, nelayan kembali ke tempat ia

berlabuh semula. Gambarlah rute perjalanan nelayan tersebut dengan skala 2

cm mewakili 1 km! Bangun apakah yang terbentuk dari rute perjalanan nelayan

tersebut!

3. Perbandingan alas dan tinggi suatu jajar genjang adalah 3 ∢ 2. Jika luas jajar

genjang tersebut 150 cm2, tentukan panjang alas jajar genjang tersebut!

4. Sebuah persegi panjang 𝐴𝐡𝐢𝐷 dengan sisi 𝐴𝐡 = 5π‘₯ + 3 π‘π‘š dan 𝐡𝐢 =

8 π‘π‘š. Jika luas persegi panjang 144 π‘π‘š2, tentukan nilai π‘₯ dan kelilingnya!

5. Suatu belah ketupat luasnya 96 π‘π‘š2. Jika panjang salah satu diagonalnya

16 π‘π‘š, hitunglah keliling belah ketupat tersebut!

Page 176: 100625 Tuti Alawiah Fitk

160

6. Sebuah ruangan berbentuk persegi panjang berukuran 4 π‘š Γ— 3 π‘š Jika lantai

ruangan itu akan ditutupi ubin yang berukuran 25 π‘π‘š Γ— 25 π‘π‘š, tentukan

berapa buah ubin yang diperlukan!

7. Sebidang tanah tampak seperti pada gambar di bawah ini. 𝐴𝐡 ⫽𝐢𝐷. Panjang

𝐴𝐡 = 120 π‘š, 𝐴𝐷 = 50 π‘š, 𝐡𝐢 = 62,5 π‘š dan kelilingnya 270 π‘š.

a. Hitunglah luas sebidang tanah itu!

b. Jika harga tanah adalah 𝑅𝑃. 10.000,00/π‘š2. Hitunglah besar uang yang

harus dikeluarkan untuk membeli tanah seluas itu!

A B

C D

62,5 π‘š 50 π‘š

120 π‘š

Page 177: 100625 Tuti Alawiah Fitk

No.Nama x1a x1b x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 x9 x10a x10b x1a2

x1b2

x22

x32

x42

x52

x62

x72

x82

x92

x10a2

x10b2

y x1ay x1by x2y x3y x4y x5y x6y x7y x8y x9y x10ay x10by y2

1 A 3 1 0 2 4 4 1 3 4 3 3 2 9 1 0 4 16 16 1 9 16 9 9 4 30 90 30 0 60 120 120 30 90 120 90 90 60 900

2 B 3 1 1 3 4 4 2 3 4 4 4 3 9 1 1 9 16 16 4 9 16 16 16 9 36 108 36 36 108 144 144 72 108 144 144 144 108 1296

3 C 0 0 0 3 4 3 2 4 3 4 4 3 0 0 0 9 16 9 4 16 9 16 16 9 30 0 0 0 90 120 90 60 120 90 120 120 90 900

4 D 3 4 1 0 4 4 1 4 3 4 4 3 9 16 1 0 16 16 1 16 9 16 16 9 35 105 140 35 0 140 140 35 140 105 140 140 105 1225

5 E 2 1 1 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 1 1 9 16 16 9 16 16 16 16 9 37 74 37 37 111 148 148 111 148 148 148 148 111 1369

6 F 4 1 2 3 4 2 1 4 3 3 4 3 16 1 4 9 16 4 1 16 9 9 16 9 34 136 34 68 102 136 68 34 136 102 102 136 102 1156

7 G 3 4 1 1 3 4 1 3 4 3 4 3 9 16 1 1 9 16 1 9 16 9 16 9 34 102 136 34 34 102 136 34 102 136 102 136 102 1156

8 H 2 1 2 1 4 2 1 2 4 4 4 3 4 1 4 1 16 4 1 4 16 16 16 9 30 60 30 60 30 120 60 30 60 120 120 120 90 900

9 I 3 2 0 3 4 4 4 4 3 4 4 3 9 4 0 9 16 16 16 16 9 16 16 9 38 114 76 0 114 152 152 152 152 114 152 152 114 1444

10 J 2 0 0 1 3 4 1 2 3 3 4 3 4 0 0 1 9 16 1 4 9 9 16 9 26 52 0 0 26 78 104 26 52 78 78 104 78 676

11 K 0 0 0 2 4 3 4 1 2 3 1 1 0 0 0 4 16 9 16 1 4 9 1 1 21 0 0 0 42 84 63 84 21 42 63 21 21 441

12 L 2 2 3 2 4 4 4 3 2 3 2 3 4 4 9 4 16 16 16 9 4 9 4 9 34 68 68 102 68 136 136 136 102 68 102 68 102 1156

13 M 2 0 2 4 2 2 4 0 4 2 1 0 4 0 4 16 4 4 16 0 16 4 1 0 23 46 0 46 92 46 46 92 0 92 46 23 0 529

14 N 0 0 1 1 3 4 0 0 3 3 1 1 0 0 1 1 9 16 0 0 9 9 1 1 17 0 0 17 17 51 68 0 0 51 51 17 17 289

15 O 4 2 1 0 3 3 2 1 4 4 3 3 16 4 1 0 9 9 4 1 16 16 9 9 30 120 60 30 0 90 90 60 30 120 120 90 90 900

16 P 3 0 1 0 2 3 0 0 4 3 1 1 9 0 1 0 4 9 0 0 16 9 1 1 18 54 0 18 0 36 54 0 0 72 54 18 18 324

17 Q 2 4 1 1 3 3 4 1 3 2 3 3 4 16 1 1 9 9 16 1 9 4 9 9 30 60 120 30 30 90 90 120 30 90 60 90 90 900

18 R 4 1 1 0 3 4 4 1 3 3 3 3 16 1 1 0 9 16 16 1 9 9 9 9 30 120 30 30 0 90 120 120 30 90 90 90 90 900

19 S 2 4 0 4 4 2 4 1 4 4 3 4 4 16 0 16 16 4 16 1 16 16 9 16 36 72 144 0 144 144 72 144 36 144 144 108 144 1296

20 T 2 0 1 0 2 2 0 0 4 2 1 1 4 0 1 0 4 4 0 0 16 4 1 1 15 30 0 15 0 30 30 0 0 60 30 15 15 225

21 U 0 1 1 1 3 4 0 0 3 3 0 0 0 1 1 1 9 16 0 0 9 9 0 0 16 0 16 16 16 48 64 0 0 48 48 0 0 256

22 V 3 4 4 0 3 3 4 3 2 3 3 3 9 16 16 0 9 9 16 9 4 9 9 9 35 105 140 140 0 105 105 140 105 70 105 105 105 1225

23 W 3 2 0 0 3 3 4 1 2 2 3 3 9 4 0 0 9 9 16 1 4 4 9 9 26 78 52 0 0 78 78 104 26 52 52 78 78 676

24 X 2 0 1 1 3 3 1 2 1 2 2 1 4 0 1 1 9 9 1 4 1 4 4 1 19 38 0 19 19 57 57 19 38 19 38 38 19 361

25 Y 3 2 1 3 3 3 3 2 3 2 3 3 9 4 1 9 9 9 9 4 9 4 9 9 31 93 62 31 93 93 93 93 62 93 62 93 93 961

26 Z 4 1 1 1 4 4 0 0 3 3 1 1 16 1 1 1 16 16 0 0 9 9 1 1 23 92 23 23 23 92 92 0 0 69 69 23 23 529

27 AA 2 1 0 0 4 2 4 1 2 3 3 4 4 1 0 0 16 4 16 1 4 9 9 16 26 52 26 0 0 104 52 104 26 52 78 78 104 676

28 AB 4 0 4 4 4 3 2 4 3 3 4 3 16 0 16 16 16 9 4 16 9 9 16 9 38 152 0 152 152 152 114 76 152 114 114 152 114 1444

29 AC 0 0 1 1 1 4 0 0 2 3 1 1 0 0 1 1 1 16 0 0 4 9 1 1 14 0 0 14 14 14 56 0 0 28 42 14 14 196

30 AD 2 1 0 1 4 1 2 3 3 4 3 3 4 1 0 1 16 1 4 9 9 16 9 9 27 54 27 0 27 108 27 54 81 81 108 81 81 729

31 AE 3 1 0 2 3 4 4 1 3 3 3 4 9 1 0 4 9 16 16 1 9 9 9 16 31 93 31 0 62 93 124 124 31 93 93 93 124 961

72 41 32 48 103 99 67 58 95 96 84 75 214 111 68 128 361 339 221 174 311 312 274 221 870 2168 1318 953 1474 3001 2793 2054 1878 2705 2765 2585 2302 25996

0.5

42

0.5

59

0.2

34

0.4

36

0.6

41

0.0

77

0.5

01

0.7

78

0.2

19

0.4

64

0.8

41

0.7

89

0.3

01

0.3

01

0.3

01

0.3

01

0.3

01

0.3

01

0.3

01

0.3

01

0.3

01

0.3

01

0.3

01

0.3

01

V V I V V V I V V V I V V V VKriteria

Lampiran 8

S

rhit

rtab

Uji Validitas Butir Instrumen

Page 178: 100625 Tuti Alawiah Fitk

162

PERHITUNGAN UJI VALIDITAS INSTRUMEN

Langkah-langkah perhitungan uji validitas tes yaitu sebagai berikut:

Contoh perhitungan soal no. 1a

1. Menentukan nilai nilai 𝑁, 𝑋1π‘Ž , π‘Œ, π‘‹π‘–π‘Œ, 𝑋𝑖2 π‘‘π‘Žπ‘› π‘Œ2

𝑁 = Banyaknya Responden = 31

𝑋1π‘Ž = Jumlah skor item ke-1 = 72

π‘Œ = Jumlah skor total seluruh siswa = 870

𝑋1π‘Ž2 = Jumlah kuadrat skor soal nomor 1 = 214

π‘Œ2 = Jumlah kuadrat skor total seluruh siswa = 25996

𝑋1π‘Žπ‘Œ = Jumlah hasil kali skor dengan skor total tiap siswa pada

item ke-1 = 2168

2. Menentukan nilai π‘Ÿβ„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘”

π‘Ÿπ‘₯𝑦 =𝑁 𝑋𝑖 π‘Œ βˆ’ 𝑋𝑖 π‘Œ

𝑁 𝑋𝑖2 βˆ’ 𝑋𝑖

2 𝑁 π‘Œ2 βˆ’ π‘Œ 2

= 31 2168 βˆ’ 72 870

31 214 βˆ’ 72 2 31 25996 βˆ’ 870 2

=67208 βˆ’ 62640

6634 βˆ’ 5184 805876 βˆ’ 756900

= 0,542

3. Menentukan π‘Ÿπ‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™

π‘‘π‘˜ = 𝑛 – 2 = 31 – 2 = 29 dan = 0,05, maka diperoleh π‘Ÿπ‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ = 0,301

4. Membandingkan π‘Ÿβ„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” dan π‘Ÿπ‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™

Karena π‘Ÿβ„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” > π‘Ÿπ‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ , 0,542 > 0,301 maka soal nomor 1a valid

Untuk soal nomor 1b dan seterusnya, perhitungan uji validitasnya sama

dengan perhitungan soal nomor 1a

Page 179: 100625 Tuti Alawiah Fitk

1a 1b 2 3 4 5 6 7 8 9 10a 10b

1 A 3 1 0 2 4 4 1 3 4 3 3 2

2 B 3 1 1 3 4 4 2 3 4 4 4 3

3 C 0 0 0 3 4 3 2 4 3 4 4 3

4 D 3 4 1 0 4 4 1 4 3 4 4 3

5 E 2 1 1 3 4 4 3 4 4 4 4 3

6 F 4 1 2 3 4 2 1 4 3 3 4 3

7 G 3 4 1 1 3 4 1 3 4 3 4 3

8 H 2 1 2 1 4 2 1 2 4 4 4 3

9 I 3 2 0 3 4 4 4 4 3 4 4 3

10 J 2 0 0 1 3 4 1 2 3 3 4 3

11 K 0 0 0 2 4 3 4 1 2 3 1 1

12 L 2 2 3 2 4 4 4 3 2 3 2 3

13 M 2 0 2 4 2 2 4 0 4 2 1 0

14 N 0 0 1 1 3 4 0 0 3 3 1 1

15 O 4 2 1 0 3 3 2 1 4 4 3 3

16 P 3 0 1 0 2 3 0 0 4 3 1 1

17 Q 2 4 1 1 3 3 4 1 3 2 3 3

18 R 4 1 1 0 3 4 4 1 3 3 3 3

19 S 2 4 0 4 4 2 4 1 4 4 3 4

20 T 2 0 1 0 2 2 0 0 4 2 1 1

21 U 0 1 1 1 3 4 0 0 3 3 0 0

22 V 3 4 4 0 3 3 4 3 2 3 3 3

23 W 3 2 0 0 3 3 4 1 2 2 3 3

24 X 2 0 1 1 3 3 1 2 1 2 2 1

25 Y 3 2 1 3 3 3 3 2 3 2 3 3

26 Z 4 1 1 1 4 4 0 0 3 3 1 1

27 AA 2 1 0 0 4 2 4 1 2 3 3 4

28 AB 4 0 4 4 4 3 2 4 3 3 4 3

29 AC 0 0 1 1 1 4 0 0 2 3 1 1

30 AD 2 1 0 1 4 1 2 3 3 4 3 3

31 AE 3 1 0 2 3 4 4 1 3 3 3 4

72 41 32 48 103 99 67 58 95 96 84 75

124 124 124 124 124 124 124 124 124 124 124 124

0.581 0.331 0.258 0.387 0.831 0.798 0.540 0.468 0.766 0.774 0.677 0.605

Sedang Sedang Sukar SedangMudahMudah Sedang Sedang Mudah Mudah Sedang SedangKriteria

Lampiran 9

No. Nama

Taraf Kesukaran

S

Skor maksimal

P

Nomor Soal

Page 180: 100625 Tuti Alawiah Fitk

164

PERHITUNGAN UJI TARAF KESUKARAN TES

Langkah-langkah perhitungan taraf kesukaran butir tes yaitu sebagai berikut:

1. Menentukan nilai 𝐡 = Skor seluruh siswa peserta tes untuk setiap butir

soal

2. Menentukan nilai 𝐽𝑆 = Skor maksimal yang mungkin diperoleh peserta

tes

3. Untuk soal nomor 1a, perhitungan taraf kesukarannya sebagai berikut:

𝐡 = 72, 𝐽𝑆 = 124

4. Menentukan nilai 𝑃 = indeks/taraf kesukaran

𝑃 =𝐡

𝐽𝑆

=72

124

= 0,581

5. Menentukan kriteria indeks kesukaran

Berdasarkan klasifikasi indeks kesukaran, nilai 𝑃 = 0,581 berada pada

kisaran 0,31 – 0,70, maka soal nomor 1a memiliki tingkat kesukaran

sedang.

Untuk soal nomor 1b dan seterusnya, perhitungan taraf kesukarannya sama

dengan perhitungan soal nomor 1a.

Page 181: 100625 Tuti Alawiah Fitk

4 8 6 6 8 6 9

1a 1b 2 3 4 5 6 7 8 9 10a 10b

3 2 0 3 4 4 4 4 3 4 4 3

4 0 4 4 4 3 2 4 3 3 4 3

2 1 1 3 4 4 3 4 4 4 4 3

3 1 1 3 4 4 2 3 4 4 4 3

2 4 0 4 4 2 4 1 4 4 3 4

3 4 1 0 4 4 1 4 3 4 4 3

3 4 4 0 3 3 4 3 2 3 3 3

4 1 2 3 4 2 1 4 3 3 4 3

Ξ£ 24 17 13 20 31 26 21 27 26 29 30 25

4 1 1 1 4 4 0 0 3 3 1 1

0 0 0 2 4 3 4 1 2 3 1 1

2 0 1 1 3 3 1 2 1 2 2 1

3 0 1 0 2 3 0 0 4 3 1 1

0 0 1 1 3 4 0 0 3 3 1 1

0 1 1 1 3 4 0 0 3 3 0 0

2 0 1 0 2 2 0 0 4 2 1 1

0 0 1 1 1 4 0 0 2 3 1 1

Ξ£ 11 2 7 7 22 27 5 3 22 22 8 7

DP 0.406 0.469 0.188 0.406 0.281 -0.031 0.500 0.750 0.125 0.219 0.688 0.563

Kriteria B B J B C TB B BS J C B B

Kelompok

Atas

Kelompok

Bawah

Daya Pembeda

Lampiran 10

KelompokNomor Soal

Page 182: 100625 Tuti Alawiah Fitk

166

PERHITUNGAN DAYA PEMBEDA TES

Langkah-langkah perhitungan daya pembeda butir tes, yaitu sebagai berikut:

1. Menentukan nilai 𝐡𝐴 = Total skor peserta kelas atas

2. Menentukan nilai 𝐡𝐡 = Total skor peserta kelas bawah

3. Menentukan nilai 𝐽𝐴 = Skor maksimal yang mungkin diperoleh peserta

kelas atas

4. Menentukan nilai 𝐽𝐡 = Skor maksimal yang mungkin diperoleh peserta

kelas bawah

5. Untuk soal nomor 1a, perhitungan daya pembedanya sebagai berikut:

𝐡𝐴 = 24, 𝐡𝐡 = 13, 𝐽𝐴 = 32, 𝐽𝐡 = 32

Menentukan nilai 𝐷

𝐷 =𝐡𝐴𝐽𝐴

βˆ’π΅π΅π½π΅

=24

32βˆ’

13

32

= 0,344

6. Menentukan kriteria

Berdasarkan klasifikasi daya pembeda, nilai 𝐷 = 0,344 berada pada

kisaran 0,21 βˆ’ 0,40, maka soal nomor 1a memiliki daya pembeda yang

cukup.

Untuk soal nomor 1b dan seterusnya, perhitungan daya bedanya sama

dengan perhitungan daya beda soal nomor la .

Page 183: 100625 Tuti Alawiah Fitk

No. Nama

1a 1b 3 4 6 7 9 10a 10b

1 A 3 1 2 4 1 3 3 3 2 22 484

2 B 3 1 3 4 2 3 4 4 3 27 729

3 C 0 0 3 4 2 4 4 4 3 24 576

4 D 3 4 0 4 1 4 4 4 3 27 729

5 E 2 1 3 4 3 4 4 4 3 28 784

6 F 4 1 3 4 1 4 3 4 3 27 729

7 G 3 4 1 3 1 3 3 4 3 25 625

8 H 2 1 1 4 1 2 4 4 3 22 484

9 I 3 2 3 4 4 4 4 4 3 31 961

10 J 2 0 1 3 1 2 3 4 3 19 361

11 K 0 0 2 4 4 1 3 1 1 16 256

12 L 2 2 2 4 4 3 3 2 3 25 625

13 M 2 0 4 2 4 0 2 1 0 15 225

14 N 0 0 1 3 0 0 3 1 1 9 81

15 O 4 2 0 3 2 1 4 3 3 22 484

16 P 3 0 0 2 0 0 3 1 1 10 100

17 Q 2 4 1 3 4 1 2 3 3 23 529

18 R 4 1 0 3 4 1 3 3 3 22 484

19 S 2 4 4 4 4 1 4 3 4 30 900

20 T 2 0 0 2 0 0 2 1 1 8 64

21 U 0 1 1 3 0 0 3 0 0 8 64

22 V 3 4 0 3 4 3 3 3 3 26 676

23 W 3 2 0 3 4 1 2 3 3 21 441

24 X 2 0 1 3 1 2 2 2 1 14 196

25 Y 3 2 3 3 3 2 2 3 3 24 576

26 Z 4 1 1 4 0 0 3 1 1 15 225

27 AA 2 1 0 4 4 1 3 3 4 22 484

28 AB 4 0 4 4 2 4 3 4 3 28 784

29 AC 0 0 1 1 0 0 3 1 1 7 49

30 AD 2 1 1 4 2 3 4 3 3 23 529

31 AE 3 1 2 3 4 1 3 3 4 24 576

72 41 48 103 67 58 96 84 75 644 14810

214 111 128 361 221 174 312 274 221 2016

1.559 1.892 1.789 0.626 2.540 2.183 0.490 4.546 1.318

Skor

Total

Kuadrat

Skor

Jumlah

Jumlah Kuadrat

Reliabilitas Instrumen Tes

Lampiran 11

rhit

Οƒt2

Οƒi2

Sσi2

Nomor Soal

16.944

47.714

0.725

Page 184: 100625 Tuti Alawiah Fitk
Page 185: 100625 Tuti Alawiah Fitk

168

PERHITUNGAN UJI RELIABILITAS INSTRUMEN

Langkah-langkah perhitungan reliabilitas instrumen yaitu sebagai berikut:

1. Menentukan nilai πœŽπ‘–2 =

𝑛 𝑋𝑖2βˆ’ 𝑋𝑖

2

𝑛 π‘›βˆ’1

𝜎1π‘Ž2 =

𝑛 𝑋1π‘Ž2βˆ’ 𝑋1π‘Ž

2

𝑛 π‘›βˆ’1

= 31 214 βˆ’ 72 2

31 30

= 1,559

πœŽπ‘–2 = 𝜎1π‘Ž

2 + 𝜎1𝑏2 + 𝜎2

2 + 𝜎32 + 𝜎4

2 + 𝜎52 + 𝜎6

2 + 𝜎7π‘Ž2 + 𝜎7𝑏

2

= 1,559 + 1,892 + 1,789 + 0,626 + 2,540 + 2,183 + 0,490 + 4,546 + 1,318

= 16,943

2. Menentukan nilai πœŽπ‘‘2 =

𝑛 𝑋𝑑2βˆ’ 𝑋𝑑

2

𝑛 π‘›βˆ’1

πœŽπ‘‘2 =

31 14810 βˆ’ 644 2

31 30

= 47,714

3. Menentukan nilai π‘˜ = banyak butir soal yang valid = 9

4. Menentukan nilai r dengan menggunakan rumus alpha cronbach:

π‘Ÿ11 = π‘˜

π‘˜ βˆ’ 1 1 βˆ’

πœŽπ‘–2

πœŽπ‘‘2

= 9

9 βˆ’ 1 1 βˆ’

16,943

47,714

= 0,725

Page 186: 100625 Tuti Alawiah Fitk

169

Lampiran 12

NILAI POSTTEST SISWA

KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL

No. Kelas Eksperimen Nilai

1. A1 47

2. A2 64

3. A3 50

4. A4 86

5. A5 67

6. A6 58

7. A7 53

8. A8 78

9. A9 61

10. A10 50

11. A11 64

12. A12 42

13. A13 81

14. A14 31

15. A15 39

16. A16 61

17. A17 67

18. A18 72

19. A19 75

20. A20 47

21. A21 50

22. A22 67

23. A23 53

24. A24 61

25. A25 53

26. A26 61

27. A27 72

28. A28 61

29. A29 72

No. Kelas Kontrol Nilai

1. B1 67

2. B2 61

3. B3 50

4. B4 33

5. B5 31

6. B6 64

7. B7 50

8. B8 61

9. B9 50

10. B10 83

11. B11 44

12. B12 56

13. B13 31

14. B14 56

15. B15 50

16. B16 61

17. B17 78

18. B18 64

19. B19 33

20. B20 56

21. B21 50

22. B22 61

23. B23 42

24. B24 50

Page 187: 100625 Tuti Alawiah Fitk

170

Lampiran 13

PERHITUNGAN DISTRIBUSI FREKUENSI

KELAS EKSPERIMEN

1. Menentukan Distribusi Frekuensi

a. Data Nilai Siswa

31 39 42 47 47 50 50 50 53 53

53 58 61 61 61 61 61 64 64 67

67 67 72 72 72 75 78 81 86

b. Menentukan Rentang Kelas

minmax XXJ

55

3186

c. Menentukan Banyak Kelas

6

82,5

82,41

293,31

3,31

Log

nLogK

d. Menentukan Panjang Kelas

10

16,9

6

55

K

JP

Page 188: 100625 Tuti Alawiah Fitk

171

Tabel Distribusi Frekuensi Nilai Tes Kelas Eksperimen

No. Interval Frekuensi

Titik

Tengah xi2 fixi fixi

2 (xi - x)4 fi(xi -x)

4

fi f (%) (xi)

1 31 – 40 2 6.90% 35.5 1260.25 71 2520.5 423969.77 847939.53

2 41 – 50 6 20.69% 45.5 2070.25 273 12421.5 57977.31 347863.86

3 51 – 60 4 13.79% 55.5 3080.25 222 12321 926.59 3706.36

4 61 – 70 10 34.48% 65.5 4290.25 655 42902.5 403.81 4038.14

5 71 – 80 5 17.24% 75.5 5700.25 377.5 28501.25 43995.19 219975.94

6 81 – 90 2 6.90% 85.5 7310.25 171 14620.5 359286.92 718573.83

Jumlah 29 100% 23711.5 1769.5 113287.25 886559.59 2142097.67

Rata-rata 61.02

Median 63.00

Modus 65.95

Varians 189.90

Simpangan Baku 13.78

2. Menentukan Nilai Mean, Median, Modus, Varians, Kemiringan, dan

Keruncingan

a. Menentukan Nilai Mean

02,61

29

5,1769

f

xfX

ii

b. Menentukan Nilai Median

Nilai median ditentukan dengan rumus statistik berikut ini:

f

Fn

pbMe 2

1

Dimana:

b = batas bawah kelas median

p = panjang kelas

Page 189: 100625 Tuti Alawiah Fitk

172

n = banyaknya data

F = nilai frekuensi kumulatif sebelum kelas median

f = nilai frekuensi kelas median

Maka nilai median dari data di atas adalah:

63

10

125,14105,60

2

1

f

Fn

pbMe

c. Menentukan Nilai Modus

Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistik berikut ini:

Dimana:

b = batas bawah kelas modus

p = panjang kelas

d1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sebelumnya

d2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sesudahnya

Maka nilai modus dari data di atas adalah:

95,65

11

6105,60

21

1

dd

dpbMo

21

1

dd

dpbMo

Page 190: 100625 Tuti Alawiah Fitk

173

d. Menentukan Nilai Varians

90,189

(29)(28)

(1769,5)-)25,113287)(29(

)1(

ff)(

2

2

i

2

i2

nn

xxnSVarians

ii

78,13

90,189)(

SBakuSimpangan

e. Menentukan Koefisien Kemiringan/Skewness π‘†π‘˜

S

MXS O

k

Dimana:

X = rata-rata

𝑀𝑂 = Modus

𝑆 = simpangan baku

Kriteria :

π‘†π‘˜ < 0 ∢ kurva melandai ke kiri

π‘†π‘˜ = 0 ∢ kurva normal

π‘†π‘˜ > 0 ∢ kurva melandai ke kanan

Koefisien kemiringan ( π‘†π‘˜) pada kelas eksperimen diperoleh sebagai

berikut:

36,0

78,13

95,6502,61

S

MXS O

k

Page 191: 100625 Tuti Alawiah Fitk

174

f. Menentukan nilai koefisien Keruncingan/Kurtosis 𝛼4

Untuk menghitung tingkat keruncingan suatu kurva (koefisien kurtosis)

digunakan rumus (𝛼4) sebagai berikut:

𝛼4 =

1𝑛 𝑓𝑖 π‘₯𝑖 βˆ’ 𝑋 4

𝑆4

Dimana:

𝛼4 = koefisien kurtosis

π‘₯𝑖 = nilai data ke-i

𝑋 = nilai rata-rata

𝑓𝑖 = frekuansi kelas ke-1

𝑛 = banyaknya data

𝑆 = simpangan standar

Kriteria:

𝛼4 < 3 ∢ Platykurtik (kurva agak datar)

𝛼4 = 3 ∢ Mesokurtik (kurva distribsi normal)

𝛼4 > 3 ∢ Leptokurtik (kurva runcing)

Koefisien kurtosis (𝛼4) pada kelas eksperimen diperoleh sebagai berikut:

𝛼4 =

1𝑛 𝑓𝑖 π‘₯𝑖 βˆ’ 𝑋 4

𝑆4

=

129

2142097,67

36057,60445

= 2,049

Page 192: 100625 Tuti Alawiah Fitk

175

Lampiran 14

PERHITUNGAN DISTRIBUSI FREKUENSI

KELAS KONTROL

1. Menentukan Daftar Distribusi Frekuensi

a. Data Nilai Siswa

31 31 33 33 42 44 50 50

50 50 50 50 56 56 56 61

61 61 61 64 64 67 78 83

b. Menentukan Rentang Kelas

minmax XXJ

52

3183

c. Menentukan Banyak Kelas

6

55,5

55,41

243,31

3,31

Log

nLogK

d. Menentukan Panjang Kelas

9

67,8

6

52

K

JP

Page 193: 100625 Tuti Alawiah Fitk

176

Tabel Distribusi Frekuensi Kelas Kontrol

No Interval Frekuensi

Titik

Tengah xi2 fixi fixi

2 (xi - x)4 fi(xi - x)

4

fi f (%) (xi)

1 31 – 39 4 16.67 35 1225 140 4900 144590.06 578360.25

2 40 – 48 2 8.33 44 1936 88 3872 12155.06 24310.13

3 49 – 57 9 37.50 53 2809 477 25281 5.06 45.56

4 58 – 66 6 25.00 62 3844 372 23064 3164.06 18984.38

5 67 – 75 1 4.17 71 5041 71 5041 74120.06 74120.06

6 76 – 84 2 8.33 80 6400 160 12800 422825.06 845650.13

Jumlah 24 100 1308 74958 656859.38 1541470.50

Rata-rata 54.50

Median 54.5

Modus 54.8

Varians 159.65

Simpangan Baku 12.64

2. Menentukan Nilai Mean, Median, Modus, Varians, Kemiringan, dan

Keruncingan

a. Menentukan Nilai Mean

5,54

24

1308

f

xfX

ii

b. Menentukan Nilai Median

f

Fn

pbMe 2

1

Dimana:

b = batas bawah kelas median

p = panjang kelas

n = banyaknya data

Page 194: 100625 Tuti Alawiah Fitk

177

F = nilai frekuensi kumulatif sebelum kelas median

f = nilai frekuensi kelas median

Maka nilai median dari data di atas adalah:

5,54

9

61295,48

2

1

f

Fn

pbMe

c. Menentukan Nilai Modus

Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistik berikut ini:

Dimana:

b = batas bawah kelas modus

p = panjang kelas

d1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sebelumnya

d2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sesudahnya

Maka nilai modus dari data di atas adalah:

8,54

10

795,48

21

1

dd

dpbMo

21

1

dd

dpbMo

Page 195: 100625 Tuti Alawiah Fitk

178

d. Menentukan Nilai Varians

65,159

(24)(23)

(1308)-74958))(24(

)1(

ff)(

2

2

i

2

i2

nn

xxnSVarians

ii

64,12

65,159)(

SBakuSimpangan

e. Menentukan Koefisien Kemiringan/Skewness π‘†π‘˜

S

MXS O

k

Dimana:

𝑋 = rata-rata

𝑀𝑂 = Modus

𝑆 = simpangan baku

Kriteria :

π‘†π‘˜ < 0 ∢ kurva melandai ke kiri

π‘†π‘˜ = 0 ∢ kurva normal

π‘†π‘˜ > 0 ∢ kurva melandai ke kanan

Koefisien kemiringan (π‘†π‘˜) pada kelas kontrol diperoleh sebagai berikut:

02,0

64,12

8,545,54

S

MXS O

k

f. Menentukan nilai koefisien Keruncingan/Kurtosis 𝛼4

Untuk menghitung tingkat keruncingan suatu kurva (koefisien kurtosis)

digunakan rumus (𝛼4) sebagai berikut:

Page 196: 100625 Tuti Alawiah Fitk

179

𝛼4 =

1𝑛 𝑓𝑖 π‘₯𝑖 βˆ’ 𝑋 4

𝑆4

Dimana:

𝛼4 = koefisien kurtosis

π‘₯𝑖 = nilai data ke-i

𝑋 = nilai rata-rata

𝑓𝑖 = frekuansi kelas ke-1

𝑛 = banyaknya data

𝑆 = simpangan standar

Kriteria:

𝛼4 < 3 ∢ Platykurtik (kurva agak datar)

𝛼4 = 3 ∢ Mesokurtik (kurva distribsi normal)

𝛼4 > 3 ∢ Leptokurtik (kurva runcing)

Koefisien kurtosis (𝛼4) pada kelas kontrol diperoleh sebagai berikut:

𝛼4 =

1𝑛 𝑓𝑖 π‘₯𝑖 βˆ’ 𝑋 4

𝑆4

=

124

1541470,50

25526,32508

= 2,516

Page 197: 100625 Tuti Alawiah Fitk

180

Lampiran 15

PERHITUNGAN UJI NORMALITAS KELAS EKSPERIMEN

02,61)( XMean

78,13

90,189)(

SBakuSimpangan

Nilai Batas

Kelas Z P(Z)

Luas Z

Tabel π’‡π’π’Š π’‡π’†π’Š

π’‡π’π’Š βˆ’ π’‡π’†π’Š 𝟐

π’‡π’†π’Š

30,5 -2.21 0.0134

31-40 0.0548 2 1.5904 0.11

40,5 -1.49 0.0682

41-50 0.1544 6 4.4769 0.52

50,5 -0.76 0.2226

51-60 0.2623 4 7.6080 1.71

60,5 -0.04 0.4849

61-70 0.2693 10 7.8100 0.61

70,5 0.69 0.7543

71-80 0.1670 5 4.8432 0.01

80,5 1.41 0.9213

81-90 0.0625 2 1.8133 0.02

90,5 2.14 0.9838

hitung2

2.97

tabel2

7.82

Kesimpulan: data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

Uji normalitas yang di gunakan adalah uji Chi Kuadrat, dengan rumus:

k

i eif

eifoif

1

2)(2

Langkah-langkahnya :

1. Menentukan Hipotesis

H0 = data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1 = data sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal

Page 198: 100625 Tuti Alawiah Fitk

181

2. Menentukan nilai hitung2

97,2

1

2)(2

k

i eif

eifoif

3. Menentukan 2 tabel

Selanjutnya menentukan tabel2 dengan 𝑑𝑏 = 𝐾 βˆ’ 3 = 6 βˆ’ 3 = 3 dengan π‘˜

menyatakan banyak kelas interval, dan taraf signifikan 05,0 , diperoleh

nilai tabel2 (1- , dk) = tabel

2 (0,95;3) = 7,82 .

4. Menentukan kriteria pengujian

Jika 2 hitung 2 tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak

Jika 2 hitung 2 tabel maka H1 diterima dan H0 ditolak

Karena hitung2 ≀ tabel

2 (2,97 ≀ 7,82), maka H0 diterima, artinya data

sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Page 199: 100625 Tuti Alawiah Fitk

182

Lampiran 16

PERHITUNGAN UJI NORMALITAS KELAS KONTROL

5,54)( XMean

64,12

65,159)(

SBakuSimpangan

Nilai Batas

Kelas Z P(Z)

Luas Z

Tabel π’‡π’π’Š π’‡π’†π’Š

π’‡π’π’Š βˆ’ π’‡π’†π’Š 𝟐

π’‡π’†π’Š

30.5 -1.90 0.0288

31-39 0.0889 4 2.5773 0.79

39.5 -1.19 0.1177

40-48 0.1998 2 5.7952 2.49

48.5 -0.47 0.3175

49-57 0.2763 9 8.0126 0.12

57.5 0.24 0.5938

58-66 0.2350 6 6.8144 0.10

66.5 0.95 0.8288

67-75 0.1229 1 3.5641 1.84

75.5 1.66 0.9517

76-84 0.0395 2 1.1456 0.64

84.5 2.37 0.9912

hitung2

5.97

tabel2

7,82

Kesimpulan: data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

Uji normalitas yang di gunakan adalah uji Chi Kuadrat, dengan rumus:

k

i eif

eifoif

1

2)(2

Langkah-langkahnya :

1. Menentukan Hipotesis

H0 = data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1 = data sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal

Page 200: 100625 Tuti Alawiah Fitk

183

2. Menentukan nilai hitung2

97,5

1

2)(2

k

i eif

eifoif

3. Menentukan 2 tabel

Selanjutnya menentukan tabel2 dengan 𝑑𝑏 = 𝐾 βˆ’ 3 = 6 βˆ’ 3 = 3 dengan π‘˜

menyatakan banyak kelas interval, dan taraf signifikan 05,0 , diperoleh

nilai tabel2 (1- , dk) = tabel

2 (0,95;3) = 7,82 .

4. Menentukan kriteria pengujian

Jika 2 hitung 2 tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak

Jika 2 hitung 2 tabel maka H1 diterima dan H0 ditolak

Karena hitung2 ≀ tabel

2 (5,97 ≀ 7,82), maka H0 diterima, artinya data

sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Page 201: 100625 Tuti Alawiah Fitk

184

Lampiran 17

PERHITUNGAN UJI HOMOGENITAS

Kelompok Varians

(S2)

Fhitung Ftabel Kesimpulan

Eksperimen 189,90 1,19 2,26

Kedua varians populasi

homogen Kontrol 159,65

Uji homogenitas yang digunakan adalah uji Fisher, dengan rumus:

terkecilians

terbesarians

S

SF

var

var2

2

2

1 dengan

)1(

ff)(

2

i

2

i2

nn

xxnSVarians

ii

Langkah-langkahnya :

1. Menentukan hipotesis

H0 = data sampel berasal dari populasi yang homogen

H1 = data sampel tidak berasal dari populasi yang homogen

2. Menentukan nilai Fhitung

19,1

65,159

90,189

2

2

2

1

S

SF

3. Menentukan db pembilang (varians terbesar) dan db penyebut (varians

terkecil).

db pembilang = n -1 = 29 – 1 = 28

db penyebut = n – 1 = 24 – 1 = 23

Page 202: 100625 Tuti Alawiah Fitk

185

4. Menentukan Ftabel

Selanjutnya menentukan Ftabel , dengan db pembilang 28, db penyebut 23 dan

taraf signifikan 05,0 , diperoleh nilai Ftabel (/2 , n-1, n-1) = Ftabel(0,025;28;23) =

2,26

5. Menentukan kriteria pengujian hipotesis

Jika 𝐹𝑕𝑖𝑑𝑒𝑛𝑔 < πΉπ‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ maka 𝐻0 diterima dan 𝐻1 ditolak

Jika 𝐹𝑕𝑖𝑑𝑒𝑛𝑔 > πΉπ‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ maka 𝐻0 ditolak dan 𝐻1 diterima

Dari hasil perhitungan di atas diperoleh Fhitung = 1,19 dan Ftabel = 2,26

karena Fhitung < Ftabel (1,19 < 2,26), maka H0 diterima, artinya kedua varians

populasi homogen.

Page 203: 100625 Tuti Alawiah Fitk

186

Lampiran 18

PERHITUNGAN PENGUJIAN HIPOTESIS STATISTIK

Statistik Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Rata-rata 61,02 54,50

Varians (S2) 189,90 159,65

Sgabungan 13,28

thitung 1,78

ttabel 1,68

Kesimpulan Tolak H0 dan terima H1

Langkah-langkahnya:

1. Menentukan nilai Sgabungan

28,13

22429

)65,159)(124()90,189)(129(

2

)1()1(

21

2

22

2

11

nn

SnSnS gab

2. Menentukan nilai hitung

78,1

24

1

29

1)28,13(

50,5402,61

11

21

21

nnS

XXt

gab

hit

Page 204: 100625 Tuti Alawiah Fitk

187

3. Menentukan nilai π‘‘π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™

Selanjutnya mencari π‘‘π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ dengan 𝑑𝑏 = 𝑛1 + 𝑛2 βˆ’ 2 = 29 + 24 βˆ’ 2 = 51

dan taraf signifikan 05,0 , didapat nilai π‘‘π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ = 1,68.

4. Menentukan kriteria pengujian

Jika 𝑑𝑕𝑖𝑑𝑒𝑛𝑔 ≀ π‘‘π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ maka 𝐻0 diterima dan 𝐻1 ditolak

Jika 𝑑𝑕𝑖𝑑𝑒𝑛𝑔 > π‘‘π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ maka 𝐻0 ditolak dan 𝐻1 diterima

Dari hasil perhitungan di atas didapat 𝑑𝑕𝑖𝑑𝑒𝑛𝑔 = 1,78 dan π‘‘π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ =

1,68. Karena 𝑑𝑕𝑖𝑑𝑒𝑛𝑔 > π‘‘π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ (1,78 > 1,68, maka H0 ditolak dan H1 diterima.

Artinya, Rata-rata pemahaman konsep matematika siswa kelas eksperimen

(yang diajarkan dengan Pembelajaran Terpadu Model Connected) lebih tinggi

daripada rata-rata pemahaman konsep matematika siswa kelas kontrol (yang

menggunakan pembelajaran konvensional).

Page 205: 100625 Tuti Alawiah Fitk

189

Lampiran 20

Page 206: 100625 Tuti Alawiah Fitk

190

Lampiran 21

TABEL CHI-SQUARE

Page 207: 100625 Tuti Alawiah Fitk

191

Lampiran 22

TABEL UJI-F

Lanjutan Tabel Uji F

Page 208: 100625 Tuti Alawiah Fitk

192

LANJUTAN TABEL UJI-F

Page 209: 100625 Tuti Alawiah Fitk

193

Lampiran 23

TABEL UJI-T

Page 210: 100625 Tuti Alawiah Fitk
Page 211: 100625 Tuti Alawiah Fitk
Page 212: 100625 Tuti Alawiah Fitk