97194455-modul-pompa
TRANSCRIPT
-
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Pengertian dan Fungsi Pompa Pompa adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan dari suatu tempat ke tempat yang lain melalui suatu
media perpipaan dengan cara menambahkan energi pada cairan yang
dipindahkan dan berlangsung secara terus menerus. Pompa beroperasi
dengan prinsip membuat perbedaan tekanan antara bagian masuk (suction)
dengan bagian keluar (discharge). Dengan kata lain, pompa berfungsi
mengubah tenaga mekanis dari suatu sumber tenaga (penggerak) menjadi
tenaga kinetis (kecepatan), dimana tenaga ini digunakan untuk mengalirkan
cairan dan melawan hambatan yang ada sepanjang aliran fluida. Jadi pompa dalam industri biasanya digunakan untuk transportasi fluida, dimana kerja dari
pompa tersebut tergantung dari sifat dan jenis fluida.
1.2 Klasifikasi Pompa berdasarkan Prinsip Kerja. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
(Iptek) maka banyak dan beraneka ragam jenis pompa yang sudah diproduksi
dan digunakan baik didunia permesinan, kedokteran, pengolahan kimia
maupun rumah tangga. Ditinjau dari prinsip kerja maka pompa dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Pompa Desak (Positive Displacement Pump), perpindahan fluida akibat adanya dorongan dari komponen (rotor,piston) pompa yang bergerak.
Kapasitas yang dihasilkan oleh pompa tekan adalah sebanding dengan
kecepatan pergerakan atau kecepatan putaran, sedangkan total head
(tekanan) yang dihasilkan oleh pompa ini tidak tergantung dari kecepatan
pergerakan atau putaran. Jenis pompa ini dapat dikelompokkan menjadi :
a.Oscilating Pumps : - Pompa Torak/plunger ( Tunggal dan Ganda )
- Pompa Diafragma
b. Rotary Diplacement : - Rotary dan eccentris Spiral
- Gear , Vane dan lainnya
1
1
-
Gambar 1.1 Jenis-jenis Pompa Torak
2
-
Gambar 1.2 Pompa Diafragma
Gambar 1.3 Pompa Roda Gigi (Gear Pump)
Gambar 1.4 Pompa Ulir (Screw Pump) Gambar 1.5 Rotary peristaltic pump
3
-
2. Pompa Sentrifugal (Centrifugal Pump), perpindahan fluida yang bersentuhan dengan impeler yang sedang berputar menimbulkan gaya
sentrifugal menyebabkan fluida terlempar keluar. Kapasitas yang di hasilkan
oleh pompa sentrifugal adalah sebanding dengan putaran, sedangkan total
head (tekanan) sebanding dengan kuadrat dari kecepatan putaran.
Jenis pompa ini dapat dikelompokkan berdasarkan :
a. Kapasitas :
Kapasitas rendah < 20 m3 / jam Kapasitas menengah 20 -:- 60 m3 / jam Kapasitas tinggi > 60 m3 / jam
b. Tekanan Discharge :
Tekanan Rendah < 5 Kg / cm2 Tekanan menengah 5 -:- 50 Kg / cm2 Tekanan tinggi > 50 Kg / cm2
c. Jumlah / Susunan Impeller dan Tingkat :
Single stage : Terdiri dari satu impeller dan satu casing Multi stage : Terdiri dari beberapa impeller yang tersusun seri dalam
satu casing. Multi Impeller : Terdiri dari beberapa impeller yang tersusun paralel
dalam satu casing. Multi Impeller & Multi stage : Kombinasi multi impeller dan multi stage.
d. Posisi Poros :
Poros tegak Poros mendatar
e. Jumlah Suction :
Single Suction Double Suction
f. Arah aliran keluar impeller :
Radial flow Axial flow Mixed fllow
4
-
Gambar 1.6 Pompa Sentrifugal
3. Jet Pumps, Sifat dari jets pump adalah sebagai pendorong untuk mengangkat cairan dari tempat yang sangat dalam. Perubahan tekanan dari
nozzle yang disebabkan oleh aliran media yang digunakan untuk membawa
cairan tersebut ke atas (prinsip ejector). Media yang digunakan dapat berupa
cairan maupun gas. Pompa ini tidak mempunyai bagian yang bergerak dan
konstruksinya sangat sederhana. Keefektifan dan efisiensi pompa ini sangat
terbatas.
4. Air lift Pumps (Mammoth Pumps), Prinsip kerja pompa ini hampir sama dengan jet pump dan kapasitasnya sangat tergantung pada aksi dari campuran
antara cairan dan gas (two phase flow).
Gambar
Gambar 1.7 Jet Pump Gambar 1.8 Mammoth Pump
5
-
5. Hidraulic Rams Pump, Pompa ini menggunakan energi kinetik dari aliran fluida yang menekan bandul/pegas pada suatu kolom dan energi tersebut
disimpan dan kemudian melawan kembali sehingga terjadi aliran fluida secara
terus menerus tanpa bantuan tenaga dari luar.
Gambar 1.9 Hidraulic Rams Pump
6. Elevator Pump, Sifat dari pompa ini mengangkat cairan ke tempat yang lebih tinggi dengan menggunakan roda timbah,archimedean screw dan
peralatan sejenis. Ini dapat digunakan untuk zat cair yang mengandung slurry
seperti pasir, lumpur dan lainnya.
Gambar 1.10 Archimedean Screw Pump
7.Electromagnetic Pumps, Cara kerja pompa ini adalah tergantung dari kerja langsung sebuah medan magnet ferromagnetic yang dialirkan, oleh karena itu
penggunaan dari pompa ini sangat terbatas khususnya pada pemompaan
cairan metal.
6
-
1.3 Klasifikasi Pompa berdasarkan Instalasi Yang di maksud dengan pemasangan pompa mencakup :
a. Pemasangan pompa secara horizontal/vertical/inclined
b. Pemasangan pompa secara kering/basah
c. Pemasangan Pompa tetap dan dapat dipindah-pindah
d. Pemasangan pompa secara pararel/seri
Pembahasan berikut ini ditekankan pada pembahsan mengenai pemasangan
pompa secara pararel dan seri saja beserta pengaruhnya.
1. Pemasangan pompa secara pararelPemasangan pararel sering dilakukan karena meninjau beberapa faktor yang
sangat penting antara lain penghematan energi pada penggerak mula, dan
lainnya sehingga tercapai pengoperasian yang optimum. Pada umumnya pada
pemasangan pompa secara pararel dipergunakan dua atau lebih pompa yang
tipe, jenis, ukuran dan data teknis yang sama. Contoh yang sering di temukan
adalah Pemasangan pompa pararel dengan kapasitas paruh, dan penambahan
satu unit pompa untuk menambah kapasitas karena peningkatan kebutuhan
akan cat cair. Pemasangan pompa pararel dengan kapasitas paruh (pararel
dengan dua unit pompa menghasilkan kurva hubungan head dan kapasitas
sebagai berikut :
Gambar 1.11 Hubungan H Q Pompa Paralel
7
-
Dari gambar di atas maka yang perlu diperhatikan dalam menentukan unit
pompa adalah sebagai berikut :
a. Pada saat hanya satu unit pompa yang bekerja maka titik kerja pompa akan
berubah kapasitasnya akan meningkat dan headnya akan menurun tidak
sama dengan pada saat dua unit pompa bekerja. Oleh sebab itu kita harus
menentukan pompa yang dapat di rekomendasikan dan di jamin oleh pabrik
pompa untuk bekerja pada titik -titik kerja sesuai dengan sistim kurva dan
kurva pompa.
b.Untuk penggunaan pompa yang mempunyai sifat kurva curam maka
kapasitas yang akan di capai untuk dua unit pompa beroperasi secara
pararel lebih besar dari pada pompa yang mempunyai sistim kurva landai.
c. Untuk menentukan besar daya penggerak mula maka dasar perhitungan
daya yang akan di butuhkan oleh pompa adalah pada daya maksimumnya.
Bahwa dengan penambahan satu unit pompa yang sejenis dan mempunyai
data teknis yang sama maka hasil operasi pararel dari dua unit pompa
tersebut tidak akan mencapai dua kali kapasitas yang di capai oleh satu unit
pompa beroperasi terutama untuk pompa yang mempunyai sistim kurva
landai. Biasanya untuk pompa yang mempunyai sistim kurva landai tidak di
rekomendasikan untuk beroperasi pararel.
2. Pemasangan Pompa secara SeriUntuk keperluan pemindahan fluida yang relatif jauh atau tinggi dalam arti head
yang besar maka diperlukan pemasangan pompa secara seri dengan kapasitas
relatif sama. Pengoperasi pompa secara seri, pompa 1 dan pompa 2 akan
menghasilkan head H1+H2 dengan penjumlahan headnya. Pompa seri banyak
keuntungannya terutama untuk kurva sistim yang curam dan sistim kurva
pompa yang landai. Pada waktu menjalankan pompa pertama harus dijalankan
lebih dahulu sampai mencapai tekanan dan tekanan yang cukup, kalau tidak
terjadi masalah pada kavitasi, kemudian pompa kedua dan seterusnya.
8
-
Gambar 1.12 Hubungan H Q Pompa Seri
Sebaliknya pada waktu mematikan pompa, urutan sebaliknya yang harus di
lakukan. Dalam praktek laangan, daripada memasang pompa impeler tunggal
secara seri lebih baik memakai pompa yang mempunyai impeler ganda atau
lebih karena head sama biaya lebih murah dan konstruksi lebih sederhana.
1.4 Faktor Utama dalam Pemilihan Pompa Pada prinsipnya pemilihan pompa bukan berdasarkan murah dan
tahan lama tetapi berdasarkan fungsi yaitu memindahkan sejumlah fluida
(Kapasitas) dan seberapa jauh/tinggi (Head) fluida yang diinginkan. Jadi
Kapasitas dan Head ini merupakan faktor yang utama.
1. KapasitasKapasitas pompa adalah kemampuan pompa mengalirkan volume fluida
dalam waktu tertentu dengan satuan : m3/jam, m3/detik, liter/detik, USGPM
(Gallon/menit, 1 Gallon = 231 inc3) dan sebagainya. Kapasitas tergantung
pada jenis, ukuran dan sumber penggerak pompa itu sendiri. Kebocoran
cairan/fluida pada packing perapat poros atau air balik maupun gesekan
tidak diperhitungkan sebagai kapasitas pompa, karena itu maka sering
menggunakan istilah efisiensi volumetrik.
9
-
2. Tekanan Kerja (Total Head)Tekanan adalah perbandingan antara Gaya/berat persatuan luas
penampang. Tekanan kerja ini sangat kompleks dan hampir di semua bidang
eksak menggunakannya. Karena hal tersebut maka satuannya pun
dinyatakan sesuai dengan penggunanya, Misal yang berkaitan dengan air
mka (meter kolom air), Kedokteran mmHg, udara bebas bars atau atm,
(barometer atau atmosphir) udara tertutup kg/cm2 atau Psi (1 kg/cm2 12,5
Psi), dan standar ISO menggunakan Pascal (1 Pa = 1 N/m2).
Head yang dibutuhkan untuk memindahkan fluida sebanding dengan jarak
ketinggian dan massa jenis fluida tersebut.
3. Jenis dan Data Fluida Jenis dan data cairan sangatlah perlu dalam menentukan pemilihan pompa.
Hal ini karena setiap cairan mempunyai berat jenis yang berbeda-beda yang
akan berhubungan langsung dengan kebutuhan daya dari penggerak mula.
Jika zat alirnya udara maka bukanlah pompa yang dipilih tapi kompressor.
Selain hal tersebut diatas, kita juga harus menentukan material dari pompa
yang sesuai dengan cairan yang dipompakan terutama untuk cairan yang
bersifat korosi. Cairan yang di pompakan juga mempunyai viscositas yang
berbeda-beda akan mempengaruhi kurva pompa. Makin tinggi viscositas
suatu cairan maka viscositasnya akan lebih rendah, hal ini akan menurunkan
kapasitas, Total head, Efisiensi dan meningkatkan kebutuhan tenaga.
1.5 Penggerak Mula Pompa Pada dasarnya pompa memerlukan tenaga penggerak mula untuk
mengoperasikannya. Dalam pemilihan penggerak mula dari pompa tersebut
maka keadaan setempat dan tersedianya sumber energi sangat
mempengaruhi, dengan kata lain jika suatu daerah tidak terdapat sumber listrik
dan tidak memungkinkan untuk diadakan sumber listriknya maka tidaklah
mungkin kita memilih motor listrik sebagai penggerak mulanya. Sebagai contoh
ditengah perkebunan yang luas maka kita dapat memilih motor diesel sebagai
tenaga penggerak mulanya.
10
-
1. Motor Listrik, biasanya memiliki parameter frekwensi dan putaran seperti
tabel dengan tenaga bervariasi sesuai jenis motornya.
2. Motor Diesel yang sering digunakan dengan putaran 580 sampai 3500 rpm.
3. Mesin Uap dengan kecepatan putar relatif rendah
4. Turbin Uap dengan kecepatan relatif tinggi sekitar 1750 sampai 8000 rpm.
Perubahan kecepatan putaran pada penggerak mula akan mempengaruhi garis
kurva pompa. Jika nilai kapasitas (Q1), total head (H1) dan daya (P1) telah
diketahui pada kecepatan putaran (n1), maka nilai baru untuk putaran = n2
adalah sebagai berikut :
Daya yang harus tersedia oleh penggerak mula harus mencukupi/lebih besar
dari daya yang di butuhkan oleh pompa. Daya yang di butuhkan oleh pompa
sebagai berikut :
11
-
1.6 Tugas Diskusi1. Jelaskan pengertian dan fungsi pompa !
2. Jelaskan Jenis-jenis pompa rotary !
3. Jelaskan prinsip kerja pompa torak dan pompa sentrifugal!
4. Coba analisa dan jelaskan keuntungan masing-masing no.3 !
5. Tekanan ban mobil biasanya 35, apa satuan tekanan tersebut ?
6. Kebetulan alat ukur tekanan yang ada kg/cm2, berapa ukuran tekanan
Ban mobil pada no.5 ?
7. Coba jelaskan empat faktor pemilihan pompa !
8. Coba klasifikasikan, apakah kapasitas pompa dibawah ini termasuk
rendah, menengah atau tinggi ?
a. 1,5 Gallon/det
b. 12 liter/det
c. 1400 inc3/menit
9. Suatu boiler bertekanan kerja 20 bars, membutuhkan air 18 liter/det.
Spesifikasi pompa tersedia, tekanan discharge 125 mka dan kapasitas
3 Gallon/det. Rencanakanlah jumlah pompa yang dipakai dan sistim
pemasangannya ?
10. Dalam perencanaan sebuah pompa didapat kapasitas Q = 12 m3/jam pada
putaran 900 rpm, bila putaran sumber tersedia 1200 rpm, tentukanlah :
a. Kapasitas pompa yang terjadi
b. Total head yang dapat dicapai
c. Tenaga pompa
12
-
BAB IIPOMPA TORAK
2.1 Komponen Pompa Torak
Gambar 2.1 Komponen Pompa Torak
1. Piston/plunger berfungsi untuk mengisap fluida ke dalam dan menekannya
kembali keluar selinder.
2. Batang Piston berfungsi sebagai penerus tenaga gerak dari mesin ke piston.
3. Mur Piston berfungsi untuk mengikat piston pada batang piston.
4. Ring/seal berfungsi untuk mencegah kebocoran fluida dari dalam selinder
5. Selinder berfungsi sebagai tempat pergerakan piston dan penampungan
sementara fluida.
6. Selinder liner berfungsi sebagai pelapis selinder yang bagian dalamnya
harus mempunyai permukaan yang halus guna memperlancar gerak piston.
7. Packing berfungsi sebagai pencegah kebocoran fluida dari dalam selinder.
8. Perapat packing berfungsi sebagai penekan supaya packing tetap pada
posisinya sewaktu batang piston bergerak.
9. Katup Isap berfungsi untuk mengatur pemasukan dan penutupan fluida pada
saat piston langkah isap.
10.Katup buang berfungsi untuk mencegah kembalinya fluida dari ruang outlet
ke dalam ruang selinder pada saat piston langkah tekan.
13
13
-
2.2 Prinsip Kerja Pompa Torak
Sambil memperhatikan Gambar 2.1, prinsip kerjanya dapat diuraikan sebagai
berikut :
Piston bergerak mundur / kekiri,
- Katup tekan kanan tertutup rapat, katup tekan kiri terbuka sehingga fluida
bagian kiri piston masuk ke ruang outlet dan keluar melalui pipa penyalur.
- Katup isap kiri tertutup rapat, tekanan ruang selinder kanan menurun se-
hingga terjadi isapan membuat katup isap terbuka dan fluida masuk ke-
ruang selinder bagian kanan piston.
Piston bergerak maju/ kekanan,
- Katup tekan kiri tertutup rapat, tekanan ruang kanan meningkat membuat
katup tekan kanan terbuka sehingga fluida mengalir ke ruang outlet dan
keluar pompa melalui pipa penyalur.
- Katup isap kanan tertutup rapat, tekanan ruang selinder kiri menurun se-
hingga terjadi isapan membuat katup isap kiri terbuka dan fluida masuk ke-
ruang selinder bagian kiri piston, dan selanjutnya kembali piston bergerak
mundur maju secara berkelanjutan.
2.3 Perhitungan Kapasitas Pompa Torak
1. Pompa Torak Kerja Tunggal
Pompa tipe ini mempunyai tekanan kerja tinggi sesuai dengan tenaga
penggeraknya. Kerja piston hanya pada satu sisi sehingga disebut kerja
tunggal. Operasi pompa ini dapat dilakukan secara manual maupun
menggunakan tenaga penggerak mula.
Gambar 2.2 Pompa Torak Kerja Tunggal
14
-
Sesuai konstruksinya, kecepatan gerak piston setiap saat berubah mulai dari
nol cepat nol dan seterusnya sehingga aliran fluida keluar pompa tidak
merata. Dalam satu cicles operasi terjadi satu kali langkah isap dan satu kali
langkah tekan sehingga volume fluida yang dialirkan pompa dapat dihitung
dengan rumus :
Volume xSDV 24pi= (m3)
Bila pompa digerakkan oleh mesin penggerak mula yang mempunyai jumlah
putaran n maka kapasitas fluida yang dihasilkan adalah :
Kapasitas xSxnDQ 24pi= (m3/menit) atau
(m3/detik)
Karena adanya kebocoran, gesekan, sudut mati dan kavitasi maka timbul
kerugian volume, jadi kapasitas sesungguhnya disebut kapasitas efektif adalah:
(m3/detik)
dimana : Q kapasitas teoritis pompa (m3/detik)
Qe kapasitas efektif pompa (m3/detik) D diameter piston/plunger ( m ) S langkah gerak piston ( m ) n putaran mesin penggerak (rpm)
v efisiensi volumetrik ( % )
2. Pompa Torak Kerja Ganda
15
-
Tipe pompa ini juga termasuk pompa yang mempunya tekanan kerja tinggi
sesuai dengan mesin penggeraknya. Dalam operasinya, setiap langkah piston
melakukan pengisapan dan penekanan fluida. Pada langkah mundur, sisi
bagian kiri piston menekan fluida ke outlet dan sisi bagian kanan mengisap
fluida dari inlet dan begitu pula sebaliknya pada langkah piston maju. Karena
kedua sisi piston bekerja secara bersama maka disebut pompa kerja ganda
yang menghasilkan aliran fluida merata dengan kapasitas yang lebih besar.
Gambar 2.3 Pompa Torak Kerja Ganda
Dalam satu cicles operasi, volume fluida yang dialirkan ke outlet adalah :
Volume langkah maju V = xSD 24 .pi (m3)
Volume langkah mundur V = xSdxSD 242
4 .. pipi (m3)
Bila pompa digerakkan oleh mesin yang mempunyai putaran n, maka
kapasitas pompa adalah :
Kapasitas langkah maju xSxnDQmj2
4pi
= (m3/menit)
Kapasitas langkah mundur xSxndDQmd )(22
4 =pi (m3/menit)
Kapasitas Pompa Torak Kerja Ganda Q = Qmj + Qmd
xSxndDQ )2( 224 = pi (m 3/menit) atau
(m3/det) dan (m3/detik)
16
-
3. Pompa Diferensial
Pompa diferensial ini merupakan gabungan antara pompa kerja tunggal dan
kerja ganda dimana aliran fluida lebih stabil tapi kapasitasnya sama dengan
pompa kerja tunggal. Pada saat operasi, ruang kanan dan kiri piston penuh
berisi fluida. Prinsip kerja dari pompa ini dapat diuraikan sebagai berikut :
Piston bergerak ke kanana. Ruang kiri piston terjadi pengisapan fluida, volume fluida yang terisap
masuk ke dalam selinder Vi = xSD 2.4pi
(m3)
b. Ruang kanan piston terjadi penekanan sehingga volume fluida mengalir
keluar Vtkn = xSdxSD 242
4 .. pipi (m3)
Gambar 2.4 Pompa Diferensial
Piston bergerak ke kiria. Fluida di ruang kiri piston ditekan sehingga mengalir ke ruang piston bagian
kanan dan sebagian keluar pompa.
Volume fluida yang tertekan (Vt) = xSD 2.4pi
(m3)
Volume fluida yang masuk ke ruang kanan Vkn = xSdxSD 242
4 .. pipi (m3)
b. Volume keluar Pompa Vtkr = Vt Vkn = xSd 24 .pi (m3)
17
-
Dalam satu cicles gerak piston, volume fluida yang keluar pompa adalah :
V = Vtkn + Vtkr = xSdxSD 242
4 .. pipi + xSd2
4 .pi
V = xSD 2.4pi
(m3), Bila terjadi jumlah cicles atau putaran mesin
penggerak adalah n maka Kapasitas Pompa Diferesnsial sama dengan
Kapasitas Pompa torak kerja tunggal yaitu sebesar :
Kapasitas Teoritis Pompa Diferensial (m3/detik)
Kapasitas Efektif Pompa Diferensial (m3/detik)
dimana : Q kapasitas teritis pompa (m3/detik)
Qe kapasitas efektif pompa (m3/detik) D diameter piston/plunger ( m ) S langkah gerak piston ( m ) n putaran mesin penggerak (rpm)
v efisiensi volumetrik ( % )
Kapasitas langkah maju berbeda dengan kapasitas langkah mundur, ini akan
menyebabkan terjadi getaran pada gerak rotor secara keseluruhan yang dapat
menurunkan usia pemakaian pompa. Untuk mencegah hal ini maka diusahakan
kapasitas maju dan mundur harus sama dengan jalan menghitung
perbandingan diameter piston dan batangnya sebagai berikut :
Vtkn = Vtkr xSdxSD 242
4 .. pipi = xSd2
4 .pi
xSD24 .pi = xSd2
4 .pi xSd2
4 .pi+
2D = 2.2 d
D : diameter piston (m) d : diameter batang piston (m)
18
-
4. Contoh Perhitungan Kapasitas Pompa Torak
Sebuah pompa mempunyai ukuran diameter plunger 140 mm, diameter batang
plunger 80 mm dan langkah 200 mm berosilasi dua kali setiap detik. Randemen
volumetrik 90 %. Tentukanlah kapasitas efektif (m3/menit) bila menggunakan :
a. Pompa Torak Kerja Tunggal
b. Pompa Torak Kerja Ganda
c. Pompa Torak Diferensia langkah maju dan langkah mundur
Penyelesaiana. Kapasitas Pompa Kerja Tunggal (Qkt)
Qkt = = Ltr/det
Qkt = 6,1544 liter/det = 22,16 m3/jam Qekt = = 0,90 x 22,16 = 19,94 m3/jam
b. Kapasitas Pompa Kerja Ganda (Qkg)
Qkg = =
Qkg = 10,2992 liter/det = 37,077 m3/jam
Qekt = = 0,90 x 37,077 = 33,37 m3/jam
c. Kapasitas Pompa Diferensial (Qkd)
Qmaju = 240
.)..( 22 nSdD pi = 240
120.2).8,04,1.(14,3 22
= 4,145 ltr/det = 14,921 m3/jam
Qmundur = 240... 2 nSdpi =
240120.28,0.14,3 2 = 2,009 ltr/det = 7,235 m3/jam
Jadi Kapasitas total Qkd = Qmaju + Qmundur = 14,921 + 7,235 Qkd = 22,16 m3/jam
Qekd = = 0,90 x 22,16 = 19,94 m3/jam
19
240120.2.4,1.14,3 2
240120.2).8,04,1.2.(14,3 22
-
2.4 Tekanan (Head) Pompa Torak
Secara umum pompa mempunyai head isap dan tekan, seperti
pompa yang sering digunakan dirumah tangga mempunyai head isap 9 mka
dan head tekan 23 mka. Jadi secara teoritis pompa ini mampu memindahkan
fluida air setinggi 32 meter. Kemampuan tekan ini tergantung pada konstruksi
dan tenaga penggerak pompa.
Head tekan pada pompa torak sebanding dengan gaya dorong mesin
penggerak dan berbanding terbalik dengan luas penampang plungernya, hal ini
dapat dirumuskan sebagai berikut :
( N/m2 )
dimana , Pt : Tekanan pompa ( N/m2 )
F : Gaya dorong batang plunger dari mesin ( N )
A : Luas penampang plunger ( m2 )
H : Head tekan/tinggi pemindahan fluida ( N/m2 ) Hl : Kerugian tinggi angkat total ( N/m2 )
Head isap pada pompa torak mengikuti teori Boyle-Gay Lussac dan
Toricelli. Teori Boyle-Gay Lussac berhubungan dengan penampang dan
langkah gerak plunger yaitu : TsVsPs
ToVoPo ..
= sedangkan menurut Toricelli
terkait dengan letak pemasangan pompa dan tekanan udara sekitarnya yang
secara umum dapat dijelaskan seperti pada Gambar 2.5.
Tekanan udara normal sebanding dengan76 mmHg, bila air raksa diganti air
maka tinggi air Ha = 10,336 meter. Posisi ketinggian pemasangan pompa
sangat berpengaruh terhadap head isap atau tekanan awal dalam pompa. Bila
pompa diletakkan pada ketinggian I , II atau III dari permukaan air maka :
hl adalah jumlah kerugian tinggi tekan akibat adanya belokan, orifice, gesekan
turbulen, katup maupun tekanan penguapan karena perubahan tempratur.
20
-
Gambar 2.5 Tinggi Tekan Udara Normal
Pemasangan pompa pada posisi III lebih dari 10 meter dari permukaan air,
maka Hi3 berharga minus artinya menurut Toricelli air tidak dapat naik sehingga
pompa tidak dapat mengisap atau tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Kerugian tekanan akibat penguapan dapat dilihat pada Tabel 2.1
Contoh lain dalam pemasangan pompa boiler, suhu air dari ekonomiser 60 oC
dan hambatan-hambatan lain 2,5 mka, tentukan ketinggian (Hz) pompa dari
permukaan sumber fluidanya ?
Kerugian tekanan penguapan pada suhu 60 oC = 2,03 mka, Jadi tinggi
pemasangan pompa maksimal Hz = 10,333 2,5 2,03 = 5,803 meter dari
permukaan sumber air.
21
-
2.5 Tingi Angkat dan Randemen Hidrolis
Tinggi angkat adalah merupakan jumlah tinggi isap dan tinggi tekan.
Misalkan air dalam sumur kedalaman 6 meter dipindahkan ke reservoir ke atas
gedung tingkat lima (15 meter) dari tanah maka tinggi angkat H = Hi + Ht
sebesar 21 meter. Tinggi angkat yang dilakukan pompa harus lebih besar dari
tinggi angkat di atas karena harus melawan kerugian gesekan, belokan, orifice
dan sebagainya. Untuk mengetahui besarnya tinggi angkat pompa maka
dipasang manometer vakum pada langkah isap dan manometer tekan pada
langkah tekan.
Gambar 2.6 Manometer Ketel Angin
Manometer isap menunjukkan 52 cmHg, 107652 xH im an = mka = 6,84 mka, berarti
kerugian tinggi isap karena katup, gesekan dan lain-lain adalah hli = 0,84 mka.
Manometer tekan menunjukkan 122 CmHg, 1076122 xH tman = mka =16,05 mka,
Berarti kerugian tinggi tekan karena hambatan dan sebagainya hlt = 1,05 mka.
Perbandingan anatara tinggi angkat dan tinggi angkat manometer disebut
Randemen/efisiensi hidrolis yang besarnya adalah :
Randemen Hidrolis X
dimana, h : Randemen / Efisiensi hidraulis (%) H = Hi + Ht tinggi angkat total (m) Hi : Tinggi isap (tinggi dari air ke sumbu pompa) (m) Ht : Tinggi tekan (dari sumbu pompa ke reservoir) (m) Hman= Hmi + Hmt + Hl tinggi angkat total pompa (m) Hmi : Tinggi manometer isap (tinggi isap pompa) (m) Hmt : Tinggi manometer tekan (tinggi tekan pompa) (m) Hl : Kerugian tinggi tekan total (m)
22
%100x
-
2.6 Tenaga Pompa Torak
Dalam proses pemindahan zat alir dibutuhkan suatu usaha baik
secara manual maupun menggunakan permesinan. Usaha adalah merupakan
perkalian gaya dan jarak yang dapat dirumuskan sebagai berikut :
U = F x S = G x Ht (Joule)
G adalah Gaya berat zat cair (fluida) G = V x x g (N)Ht adalah tinggi total dan sering dikenal dengan Hman = H + Hl
Daya atau Tenaga adalah kemampuan melakukan usaha setiap detik
yang mana besarnya dapat dirumuskan : Tenaga secara umum
N = tFxS = t
GxHt = t
HHxgxVx l )( + watt
Kapasitas Q = . Dengan mensubstitusikan harga kapasitas pompa
torak kerja tunggal dan ganda ke persamaan di atas maka tenaga pompa torak
dapat dirumuskan :
Kerja Tunggal ( watt )
Kerja Ganda ( watt )
Karena adanya faktor gesekan antara komponen pompa maka tenaga yang
dibutuhkan untuk menggerakkan pompa disebut tenaga penggerak yang
besarnya adalah :
Tenaga Penggerak Pompa ( watt )
dimana : N tenaga pompa torak (watt) Ne tenaga penggerak pompa ( watt ) D diameter piston/plunger ( m ) d diameter batang piston ( m ) S langkah gerak piston ( m ) n putaran mesin penggerak (rpm) massa jenis fluida (Kg/m3) g gravitasi bumi (m/det2) m efisiensi mekanik ( % ) H tinggi isap + tekan ( m ) Hl kerugian tinggi tekan total (m)
23
tVx
-
Contoh Perhitungan Tenaga Pompa
1. Pompa torak Kerja ganda digunakan untuk mengisap air dari kedalaman 6
meter dan menekannya setinggi 42 meter dimana kerugian tinggi angkat
diperkirakan 5 mka. Diameter dan Langkah gerak plunger masing-masing
6 dan 10 inci, diameter batang plunger 3 inci. Mesin penggerak pompa
berputar pada 100 rpm. Randemen volumetrik dan mekanik masing-masing
95 dan 85 %. Hitunglah Kapasitas dan tenaga efektip pompa tersebut !
Penyelesaian :
D = 6 inci = 1,5 dm S = 10 inci = 2,5 dm d = 3 inci = 0,75 dm
n = 100 rpm, %95=v %85=m H + Hl = 53 mka
a. Kapasitas Pompa teoritis
Q = = 5,52 liter/det
Kapasitas sesungguhnya Qe = v x Q = 0,95 x 5,52 = 5,24 liter/det
b. Tenaga teoritis
2 4 0
5 3.8 1,9.1.1 0 0.5,2).7 5,05,1.2.(14,3 22 =N = 2870,0 watt
Tenaga Penggerak Pompa Np = m
N = 85,0
0,2870 = 3376,5 watt
2. Mesin uap dengan putaran 90 rpm digunakan untuk menggerakkan pompa
Diferensial yang berkapasitas 270 liter/menit dan pemindahan total
ketinggian H+Hl =50 mka. Langkah piston S = 2D dan diameter piston 0,7D.
Akibat gesekan dan kerugian lainnya menimbulkan efisiensi volumetrik dan
mekanik masing-masing 95 dan 90 %.
Hitunglah a. Ukuran D, S dan d (mm)
b. Kapasitas langkah Isap dan Tekan (liter/detik)
c. Tenaga Penggerak Pompa (Kw)
24
240100.5,2).75,05,1.2.(14,3 22
-
Penyelesaian :
Q = 270 liter/menit = 4,5 dm3/det n = 90 rpm H + Hl = 50 mka
S = 2D d = 0,7 D %95=v %90=m
a. Perhitungan ukuran komponen Pompa
Kapasitas Pompa = 240
.2.. 2 nDDpi
Diameter Piston D = nxQ..2
2403 pi = 90.14,3.25,42403 x = 1,241 dm = 125 mm
Langkah Piston S = 2D = 2x125 = 250 mm
Diameter batang Piston d = 0,7D = 0,7 x 125 = 87,5 mm
b. Kapasitas Isap dan Tekan Pompa
Kapasitas Isap Qi = 240
.)..( 22 nSdD pi = 240
90.5,2).875,025,1.(14,3 22 = 2,35 liter/det
Kapasitas Tekan Qt = 240
.. 2 nSdpi = 240
90.5,2.875,0.14,3 2 = 2,25 liter/det
c. Tenaga Penggerak Pompa
Tenaga Penggerak Pompa Np = mv
HlHgQ
.
).(.. +
Np = = 2581,58 watt Np = 2,582 Kw
25
90,095,05081,915,4
xxxx
-
2.7 Perhitungan Ukuran Utama Pompa Torak
Konstruksi umum pompa torak berbentuk selinder dan didalamnya
terdapat torak/piston dan batang torak. Pompa ini harus mampu menampung
sejumlah fluida yang bertekanan sesuai kebutuhan
1. Perhitungan Diameter didasarkan pada kapasitas pompa yaitu:
a. Pompa Kerja Tunggal
Diameter Piston Kerja Tunggal/Diferensial (m)
b. Pompa Kerja Ganda dimana d = (0,4 0,7) D,
Bila diambil d = 0,5D maka harga diameter piston dapat ditentukan :
Diameter piston kerja Ganda (m)
dimana : D diameter piston / selinder ( m ) d diameter batang piston ( m ) S langkah gerak piston ( m ) n putaran mesin penggerak (rpm) v efisiensi volumetrik ( % )
2. Perhitungan Tebal Selinder didasarkan pada tekanan yang bekerja yang mengakibatkan timbulnya tegangan tarik pada dinding yang
besarnya dapat diuraikan sebagai berikut :
tizinAF
t = A tizinF
F = P x D x L A = 2 x t x L
2 x t x L tizin
LDP
.. ........ t tizin
DP.2
. ... untuk mencegah ketidak rata-an,
korosi dan faktor penyusutan maka harga tersebut ditambah 0,5 cm.
Tebal Selinder berdinding tipis (Cm)
26
-
Untuk selinder berdinding tebal, dapat menggunakan Rumus menurut Bach
Tebal selinder berdinding tebal
Keterangan :
t ; tebal dinding selinder ( Cm )
P = .g. Hman : tekanan kerja pompa (Kg/cm2)
D : diameter dalam selinder ( Cm )
R1 : Jari-jari dalam selinder ( Cm )
R2 : Jari-jari luar selinder ( Cm )
tizin : Tegangan tarik izin bahan selinder (Kg/cm2)
tizin Besi tuang 150 250 (Kg/cm2)
tizin Baja tuang 350 550 (Kg/cm2)
3. Perhitungan Batang Piston, alat ini berfungsi untuk meneruskan gaya dorong mesin penggerak ke piston guna menekan dan mengisap fluida.
Besarnya gaya dorong yang dibutuhkan dapat dihitung sebagai berikut :
Gaya dorong F = A x P = tHgD ....2
4 pi ( N ) Gaya ini menimbulkan tegangan tekan pada batang piston yang besarnya :
Tegangan tekan t i z inaF
d = a = 24 dpi dengan mensub- stitusikan ke dua persamaan tersebut maka diperoleh ukuran diameter :
Diameter batang piston ( m )
Untuk menjaga supaya batang piston tidak bengkok / buckling, maka gaya
dorong yang terjadi harus lebih kecil dari gaya buckling yang besarnya
menurut Euler adalah : FFbLv
IE = 22
...pi
Jadi Panjang batang Piston
27
-
Keterangan :
L : panjang batang piston ( cm )
E : modulus elastis bahan Besi-Baja Tuang (20 22).105 (Kg/cm2)
F : gaya dorong piston ( Kgf )
v : vaktor keamanan untuk gaya bolak-balik (4 8 )
I = A.y2 momen inertia (cm4 )
y : radius of gyration (jari-jari gyrasi) yang harganya adalah :
y = AI untuk benda bulat I = 464 .dpi dan A =
24 .dpi
Jadi, jari-jari girasi y = 4d
Faktor kelangsingan batang piston yL
= yang harganya adalah Besi tuang 90 dan Baja tuang 135.
Contoh
Pompa Diferensial mempunyai randemen hidraulis 85 %, volumetrik 95 % dan
mekanik 90 % digunakan untuk memindahkan air 19 liter/det dari reservoir ke
gedung lantai 12 yang tingginya 42,5 m. Langkah piston dua kali diameternya
dan panjang batang piston 750 mm. Putaran mesin uap sebagai penggerak
pompa 90 rpm. Bahan komponen pompa dari baja tuang. Hitunglah :
a. Diameter dalam selinder ( mm )
b. Tebal selinder ( mm )
c. Diameter batang torak ( mm )
d. Kapasitas langkah isap dan tekan (liter/det)
e. Tenaga yang dibutuhkan ( Kw )
Penyelesaian
H = 42,5 m 85,0=h S = 2.D L = 750 mm n = 90 rpm 90,0=m
Qe = 19 lit/det 95,0=v tizin Baja tuang 350550 (Kg/cm2) = 350 (Kg/cm2)
28
-
a. Diameter dalam Selinder (D)
Kapasitas Pompa Diferensial S = 2.D Q = v
Qe
D = vn
Qpi ...2
.2403 = 95,0.90.14,3.2 19.2403 = 2,04 dm = 204 mm
Diameter torak = diameter dalam selinder D = 204 mm
b. Tebal Selinder (t) ( cm )
P = Hg.. = h
Hg .. = 1000 x 10 x 42,5/0,85 P = 500000 N/m2 = 5 Kgf/cm2 D = 20,4 cm tizin = 350 kgf/cm2
Jadi tebal selinder + 5,0350.24,20.5t 0,65 cm = 7 mm
Menurut Bach
R2 = 10,2 5.3,13505.4,0350
+ = 10,33 cm
T = 10,33 10,2 = 0,13 cm = 1,3 mm
Dari ke dua perhitungan di atas lebih aman menggunakan t = 7 mm
c. Diameter Batang Torak (d)
F = A x P = PD .24pi = 0,785 x 20,42 x 5 = 1633,43 (Kgf)
350.14,343,1633.4d 2,44 Cm
Berdasarkan Pompa Diferensial d = 0,71.D = 0,71.20,4 = 14,5 cm
Jadi lebih aman menggunakan d = 145 mm, mengingat panjang batang
piston = 750 mm, apakah kuat terhadap buckling ? ( syarat F Fb )
4606,62 1633,43 jadi sangat aman terhadap buckling
29
FFbLv
IE = 22
...pi 43,16332
462
75.85,14.05.0.10.2.14,3
-
d. Kapasitas Isap dan Tekan Pompa Diferensial
Kapasitas Isap b Qi = = = 9,9 lit/det
Kapasitas Tekan Qt =240
.. 2 nSdpi = 240
90.08,4.45,1.14,3 2 = 10,1 liter/det
e. Tenaga yang dibutuhkan (Np)
N = Q x x g x Ht watt
N = 20 x 1 x 10 x 50 = 10000 watt
N = 10 Kw jadi tenaga yang dibutuhkan KwN p 1,1199,010 ==
2.8 Tugas Diskusi1. Jelaskan keuntungan pompa Diferensial bila dibandingkan dengan pompa
kerja tunggal !
2. Jelaskan keuntungan dan kerugian pompa torak kerja ganda !
3. Jelaskan 10 jenis dan fungssi komponen utama pompa torak !
4. Dalam berita di TV, tabung selinder suatu pompa torak pecah, coba anda
Jelaskan arah pecahnya tabung tersebut, apakah memanjang atau melin-
tang ! dan jelaskan kemungkinan faktor-faktor penyebabnya !
5. Dalam manual sebuah pompa torak kerja ganda yang mempunyai spesifikasi
bahan dari baja tuang, kapasitas efektif 18 m3/jam dan head total 50 meter.
Dengan mengambil referensi Randemen mekanik 85 %, volumetrik 90 %,
hidraulis 88 %, langkah piston dua kali diametrnya dan putaran
penggeraknya 120 rpm ,maka rencanakan ukuran utama pompa tersebut !
30
240.)..( 22 nSdD pi
24090.08,4).45,104,2.(14,3 22
-
BAB IIIPOMPA SENTRIFUGAL
3.1 Komponen Pompa Sentrifugal Adapun jenis dan fungsi komponen utama pompa sentrifugal dapat
dikelompokkan menjadi dua komponen utama yaitu Rotor dan Stator yang
dapat dijelaskan sebagai berikut :
Gambar 3.1 Komponen utama Pompa Sentrifugal
A. Komponen yang bergerak (Rotor)
1. Impeler (sudu-sudu) berfungsi untuk mengubah energi kinetis/putar poros
menjadi energi potensial sehingga menarik dan melemparkan fluida
dengan gaya sentrifugal yang timbul akibat adanya massa fluida dan
putaran.
2. Shaft (Poros) berfungsi untuk meneruskan putaran dan torsi dari mesin
penggerak ke impeler.
31
31
-
3. Impeler Nut ( Mur Sudu) berfungsi untuk mengikat impeler pada ujung poros
4. Key (Pasak) berfungsi untuk mengunci impeler pada poros
5. Radial bearing berfungsi untuk menahan gaya radial yang timbul akibat
adanya berat rotor dan memperkecil gaya gesekan sehingga memperlancar
gerak putar rotor itu sendiri
6. Thrust bearing berfungsi untuk menahan gaya aksial yang ditimbulkan oleh
penguraian gaya sentrifugal pada kelengkungan konstruksi impeler dan juga
memkecil gaya gesek pada poros
B. Komponen yang diam (Stator)
1. Pump Casing (Rumah Pompa) merupakan bagian paling luar dari pompa
yang berfungsi sebagai pelindung elemen yang berputar, tempat
kedudukan inlet dan outlet flange serta tempat memberikan arah aliran dari
impeller dan mengkonversikan energi kecepatan cairan menjadi energi
dinamis
2. Inlet / Suction berfungsi sebagai saluran masuk/isap fluida ke dalam
pompa
3. Outlet / Discharge berfungsi sebagai saluran keluar/tekan fluida
4. Suction Flange berfungsi sebagai tempat penyambungan pipa inlet ke
rumah Pompa
5. Discharge Flange berfungsi sebagai tempat penyambungan pipa
outlet/tekan ke rumah pompa
6. Casing Cover berfungsi sebagai tutup impeler dan penahan/pengarah aliran
fluida pada saat pompa beroperasi
7. Casing Wear Ring berfungsi untuk memperkecil kebocoran cairan yang
melewati bagian depan impeller maupun bagian belakang impeller, dengan
cara memperkecil celah antara casing dengan impeller.
8. Cooling Jacket merupakan ruangan ventilasi untuk pendingin cover dan
rumah pompa pada saat beroperasi
9. Casing Drain Conecting adalah tempat penyambungan pipa cerat ke rumah
pompa yang biasanya dalam waktu-waktu tertentu dibuka guna membuang
kotoran yang mengendap di dalam pompa
10.Botton Feet (Landasan Kaki) merupakan dudukan rumah pompa berfungsi
sebagai tempat pemasangan pompa pada fondasinya
32
-
11.Seal Flushing Pipe adalah pipa penghubung antara outlet dan ruang operasi
yang berfungsi untuk pelepas tekanan fluida yang berlebihan antara kedua
ruang tersebut.
12.Bearing Bracket adalah rumah tempat pemasangan bearing aksial / radial
13.Bearing Cover adalah tutup bearing yang berfungsi untuk menahan dan
menutup bearing supaya bearing tetap pada posisi dan bebas dari debu
14.Bearing Bracket Support berfungsi sebagai pendukung rumah bearing
15.Oil Chamber berfungsi sebagai wadah dan tempat pembuangan minyak
pelumas antara poros dan bearing
16.Oil / splash seal biasanya dipasang pada ujung poros guna mencegah
kebocoran oli pelumas bearing melalui poros yang sedang berputar
17.Shaft Protection Sleeve berfungsi untuk melindungi poros dari erosi keausan
maupun untuk mencegah gerak aksial yang akan terjadi
18. Mechanic Seal berfungsi untuk mencegah kebocoran fluida melalui poros
3.2 Prinsip Kerja Pompa Sentrifugal Bila dilihat dari samping gambar di atas maka bentuk impeler adalah
bulat dan bersirip seperti gambar di bawah ini. Ketika motor penggerak pompa
dihidupkan maka poros meneruskan putaran ke impeler sehingga fluida masuk
melalui lubang inlet dan disentuh oleh sirip impeler. Fluida yang berada
diantara sirip-sirip impeler akan terlempar keluar akibat gaya sentrifugal yang
ditimbulkan oleh putaran impeler tersebut. Terlemparnya fluida keluar secara
otomatis akan terjadi isapan fluida melalui saluran inlet. Peristiwa ini akan terus
berlangsung selama motor penggerak pompa dihidupkan sehingga terjadi
aliran paksa terhadap fluida mulai dari reservoir sampai keluar pompa.
Gambar 3.2 Konstruksi Impeler
33
-
Poros dan Impeller pada pompa sentrifugal didukung dengan bantalan pada
kedua ujung porosnya ataupun hanya salah satu ujungnya saja. Pada
pemasangan satu bantalan menghemat satu seal tetapi akan terjadi
peningkatan dari lendutan/defleksi pada poros, sedangkan lainnya sama.
Untuk meningkatkan kapasitas dapat di buat impeller dengan double suction,
ini juga berguna untuk menyetimbangkan gaya axial yang terjadi. Untuk
memenuhi kebutuhan akan total head yang tinggi maka dapat di konstruksikan
dengan pemasangan inpeller lebih dari satu atau jamak (multi-stage). Untuk
membantu menghilangkan gaya axial dari impeller jamak tersebut maka dapat
dilakukan pemasangan impeller dengan posisi berlawanan (back to back).
a. Poros dengan satu Bantalan b. Poros dengan dua Bantalan
c. Impeler bertolak Belakang d. Impeler Multi Stage
Gambar 3.3 Jenis-jenis Pompa Sentrifugal
34
-
3.3 Perhitungan Head dan Tekanan Pompa sentrifugal adalah salah satu tipe pompa yang bekerja
menurut gaya sentrifugal yaitu gaya yang timbul akibat adanya massa yang
berputar dan arahnya keluar tegak lurus meninggalkan sumbu putar. Massa
yang dimaksud dalam hal ini adalah massa fluida yang masuk ke dalam
impeler yang sedang berputar. Gaya lempar fluida yang terjadi yang lebih
umum disebut gaya sentrifugal yang besarnya adalah :
Gaya sentrifugal Fsf = m. . R2 (N) dan = 2. . n rad/menitAkibat gaya ini maka timbul percepatan yang meningkatkan kecepatan dan
berubah menjadi energi kinetis Ek = . m . V2 joule. Sesuai dengan bentuk casing dan fungsi pompa maka energi kinetis fluida ini berubah menjadi energi
potensial Ep = m . g . H joule. Menurut Hukum Kekekalan Energi :
Ek = Ep jadi Head (Tinggi tekan) meter, ini berarti bahwa tinggi
angkat fluida pada pompa sentrifugal merupakan fungsi kuadrat dari kecepatan
putar impelernya. Tinggi angkat ini berkaitan langsung dan sebanding dengan
dengan tekanan pompa yaitu :
Tekanan Pompa Sentrifugal ( Pa )
Keterangan , Fsf : gaya sentrifugal fluida ( N ) Ek : energi kinetik (joule) Ep : energi potensial (joule) H : tinggi angkat/tekan pompa (mka) Psf : Tekanan pompa (Pa) m : massa fluida ( Kg ) V : kecepatan keliling/putar impeler (m/det) : kecepatan sudut impeler (rad/det) n : jumlah putaran impeler (rpm) : massa jenis fluida (Kg/m3)
35
-
Contoh
Pompa sentrifugal mempunyai diameter impeler 300 mm berputar pada 1200
rpm, tentukanlah tinggi angkat dan tekanan impelernya bila randemen hidraulis
80 % dan massa jenis air yang dipindahkan 1 Kg/liter ?
Penyelesaian
D = 300 mm = 0,3 m n = 1200 rpm 8,0=h = 1 Kg/liter = 1000 Kg/m3
Kecepatan keliling sudu V = .D.n / 60 = 3,14 x 0,3 x 1200 / 60 = 18,84 m/det
Tinggi angkat = = (18,84)2 : (2 x 10) = 17,75 mka
Tinggi angkat efektif xHH h= = 0,8 x 17,75 = 14,20 mka
Tekanan fluida pada impeler
Psf = 1000 x 10 x 17,75 = 177500 Pa
3.4 Kerja Spesifik dan Tinggi Angkat Perpindahan energi sudu terjadi pada saat sudu diputar dimana fluida
masuk di bagian dalam dengan kecepatan relatif 1 dan arah 2 1 . Kecepatan
relatif ini merupakan resultan dari kecepatan V1 fluida mengalir ke dalam sudu
dengan kecepatan U1 keliling sudu. Pada saat sudu berbutar 1 bergerak
menelusuri sisi sudu dan keluar dengan kecepatan relatif 2 dengan arah 2 .
Karena adanya gesekan antara fluida dan sisi sudu maka harga 2 dapat
dirumuskan : 2 = 1 . 1 . Gabungan atau resultan antara 2 dan U2 menghasilkan kecepatan V2 fluida keluar sudu.
Gambar 3.4 Segi tiga Kecepatan
36
-
Adapun harga parameter diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :
Kecepatan keliling sudu bagian dalam U1 = 60.. 1 nDpi (m/det)
Kecepatan fluida masuk sudu V1 = AiQKapasitas )( (m/det)
Luas saluran sudu bagian dalam Ai = .D1. b1 . z ( m2 )
Arah / sudut masuk fluida secara teoritis 1 = 900 tapi karena ada faktor
gesekan maka 1 900 , jika diambil 900 maka harga 1 dapat menggunakan
Rumus Phitagoras, tapi bila > 900 maka dapat menggunakan Aturan Cosinus.
Besaran dari sudut-sudut di atas dapat ditentukan sebagai berikut :
1 900
1 = didapat dari hitungan
2 = 5 - 120 Pompa dengan saluran pengarah (Bertingkat)
2 = 10 - 250 Pompa tanpa saluran pengarah ( 1 tingkat )
2 = 25 320
Kecepatan keliling sudu bagian luar U2 = 60.. 2 nDpi (m/det)
Kecepatan relatif fluida keluar sudu 2 = 1 . 1 . (m/det)
Kecepatan keliling sudu bagian luar mempunyai batasan sesuai dengan bahan
yang digunakan antara lain adalah sebagai berikut :
U2 = 35 meter/detik untuk Besituang Kelabu
U2 = 60 meter/detik untuk Perunggu Tuang
U2 = 70 meter/detik untuk Logam ringan
U2 = 80 meter/detik untuk Baja tuang
Koefisien gesek antara fluida dan sirip sudu 1 = 0,95 0,98
Dengan menggunakan Aturan Cosinus maka didapat harga kecepatan V2 fluida
keluar sudu. Komponen Kecepatan fluida yang berpengaruh terhadap tenaga
gerak pompa adalah V1x = V1u = V1 . Cos 1 = 0
V2x = V2u = V2 . Cos 2
37
-
Menurut kaidah Momentum, akibat adanya putaran akan menimbulkan Momen
puntir (Torsi) yang besarnya adalah :
T = F x R = m. a . R = m . R . dtdV u
T = )( 1122 uutm VRVR
Torsi ini dihasilkan oleh tenaga penggerak yang besarnya adalah :
Tenaga Pompa N = T x dimana kecepatan keliling U = R x
N = x )( 1122 uutm VRVR
N = )( 1122 uutm VUVU
jika ruas kiri dan kanan dibagi tmm =
. massa setiap detik, maka diperoleh
Tenaga Spesifik ( Nm/Kg)
Tenaga Spesifik adalah tenaga yang dibutuhkan untuk memindahkan 1 Kg
fluida.
Kerja spesifik berkaitan langsung dengan tinggi angkat pompa yang harganya
menurut Euler adalah Y = g . H
Tinggi angkat, Persamaan Euler (mka)
Dari persamaan Euler tersebut dapat dijelaskan bahwa tinggi angkat berlaku
untuk semua jenis fluida tanpa tergantung pada kerapatan/massa jenis. Bila
memperhitungkan massa jenis setiap fluida maka tinggi angkat ini berubah
menjadi tekanan yang besarnya dapat dirumuskan sebagai berikut :
Tekanan Pompa P = . g . H (Pa) 1 bar = 10.000 Pa
Keterangan,
Y : kerja spesifik (Nm/kg) U1/2 : kecepatan keliling dalam/luar sudu m/det
H : tinggi angkat ( mka ) V1/2 : kecepatan fluida masuk/keluar sudu m/det
P : tekanan pompa (Pa) : massa jenis fluida (kg/m3)
g ; gravitasi bumi (m/det2)
38
-
3.5 Tenaga dan Efisiensi Pompa Tinggi angkat merupakan faktor utama dalam penentuan ukuran dan
tenaga pompa. Dari uraian sebelumnya telah dijelaskan bahwa besarnya
tenaga dapat dihitung dengan persamaan :
Tenaga Pompa watt
Dalam pengoperasian pompa terdapat berbagai jenis kerugian seperti tinggi
angkat , volumetrik dan mekanis sehingga menurunkan efisiensi secara
keseluruhan. Jenis-jenis efisiensi yang terjadi pada pompa adalah :
1. Efisiensi Hidraulis %100xmanHH
h =
2. Efisiensi Volumetrik %100xQQe
v=
3. Efisiensi Mekanis %100xpN
Nm =
4. Efisiensi Pompa %100xxx mvhp = Harga Efisiensi hidraulis dan mekanik tergantung pada kecepatan putar spesifik
yang besarnya adalah :
39
-
Gambar 3.5 Grafik Kecepatan putar Spesifik dan Randemen
Tabel 3.1 Hubungan antara Kecepatan Putar Spesifik dan Randemen Hidraulis
(nq) adalah kecepatan spesifik yaitu kecepatan putar yang dibutuhkan untuk menghasilkan tinggi angkat Hq = 1 meter dengan kapasitas Q = 1 m3/det
Harga (nq) ini berpengaruh terhadap pemilihan bentuk impeler yang
digunakan apakah impeler tekanan tinggi atau rendah.
Contoh
Sebuah pompa sentrifugal mempunyai kapasitas efektif
126 m3/jam dengan putaran 1450 rpm dan Randemen Volu
metrik 95 %. Dari hasil pengukuran impelernya terdapat
data seperti gambar disamping
Hitunglah : a. Kerja Spesifik (Y) Nm/Kg
b. Tekanan Kerja Pompa (P) Pa
c. Tenaga Penggerak Pompa (Np) Kw
(Data lain lihat Referensi )
Penyelesaian
Qe = 126 m3/jam = 0,035 m3/det D1 =100 mm = 0,10 m b1 = 30 mm = 0,03 m
n = 1450 rpm 95,0=v D2 =220 mm = 0,22 m b2 =12 mm = 0,012m
40
-
a. Kerja Spesifik (Y)
Kecep. Keliling sudu bagian dalam U1 = 60.. 1 nDpi = 60
1450.10,0.14,3 = 7,59 m/det
Kecep. Keliling sudu bagian luar U2 = 60.. 2 nDpi = 60
1450.22,0.14,3 = 16,94 m/det
Kapasitas pompa v
QeQ = = 95,0035,0 = 0,037 m3/detik
Luas saluran masuk sudu A1 = .D1.b1.z = 3,14 x 0,10 x 0,03 x 6
A1 = 0,057 m2
Kecepatan fluida masuk sudu V1 = 057,0037,0
=AQ = 0,65 m/det
Bila sudut masuk 1 = 900 maka V1u = V1 . Cos 900 = 0,00 m/det Kecepatan Relatif masuk sudu 1 21
21 VU +=
1 = 22 65,059,7 +
= 7,62 m/det
Sudut masuk relatif 1 = 1
1UVarctg = 59,7
65,0arctg = 4,90
Kecepatan Relatif keluar sudu 2 = 1 . 1 1 = 0,95 0,98 2 = 0,95 . 7,62 = 7,24 m/det Sudut Relatif keluar sudu 2 = 25 320 diambil 300
Kecepatan fluida keluar sudu V2 = 022
22
22 30..2 CosUU +
V2 = 866,0.94,16.24,7.294,1624,7 22 + V2 = 11,27 m/det
Sudut fluida keluar sudu ( )22
22
22
22
..22 VUVUarcCos +=
( )27,11.94,16.2 24,727,1194,162 222 += arcCos =2 18,75
0 dapat diterima karena
2 = 10 - 250 Pompa tanpa saluran pengarah ( 1 tingkat )
Bila sudut 2 = 18,750 maka V2u = V2 . Cos 18,75 = 11,75 x 0,9469
V2u = 11,13 m/det
41
-
Jadi Kerja Spesifik Y = (16,94 x 11,13 - 7,59 x 0 ) = 188,54 Nm/Kgb. Tekanan Kerja Pompa air = 1000 Kg/m3 Jadi Tekanan Kerja Pompa P = 1000 x 188,54 = 188540 Pa
c. Tenaga Penggerak Pompa (Np)
Tinggi angkat H = 854,181054,188
==gY meter
Putaran spesifik = 3854,184037,0
x 1450 = 30,83 rpm
Jika nq = 30,83 rpm dan Q = 0,037 m3/det , maka dari Tabel 2.2 dan
Gambar 3.4 didapat : 96,0=h dan =m 78 %
Tenaga Pompa = 1000 x 10 x 18,854 x 0,037
N = 6975,98 watt
Tenaga Penggerak Pompa Np = mh
N . = 78,0.96,0
98,6975
Np = 9316,21 watt = 9,4 Kw
3.6 Perencanaan Dasar Ukuran Utama Pompa Secara umum perencanaan ukuran utama dari pompa sentrifugal didasarkan pada tinggi angkat dan kapasitas yang diperlukan. Dari parameter
ini maka dapat ditentukan tenaga pompa yang mana harganya lebih kecil dari
tenaga penggeraknya. Perbandingan ke dua tenaga ini disebut Randemen
mekanik yang dapat dirumuskan sebagai berikut :
Tenaga Penggerak Pompa ( watt )
Tenaga Pompa N = . g . Hman . Q ( watt )
Tenaga pompa sama dengan tenaga mekanik porosnya N = Nmp = F x V watt
42
-
N = 1000.60.2.. nRF pi Kwatt, sedangkan Torsi T = F x R dari persamaan tersebut
didapat harga Torsi : ( Nm )
1. Perhitungan Diameter Poros Poros berfungsi sebagai tempat pemasangan impeler dan sekaligus sebagai
penerus putaran dari motor penggerak. Akibat berat dan gaya sentrifugal
impeler akan menimbulkan tegangan bending sedangkan akibat putaran
motor akan menimbulkan tegangan geser puntir. Karena hal tersebut maka
perhitungan ukuran didasarkan pada :
a. Diameter poros berdasarkan Torsi
b. Diameter poros berdasarkan Bending bipi )8,05,0( =
Bahan poros dapat diambil dari Baja yang mempunyai tegangan puntir izin :
Pompa satu tingkat ringan pi = 20 N/mm
Pompa bertingkat ringan pi = 15 N/mm2
Pompa bertingkat berat pi = 10 N/mm2
Untuk mendapatkan perhitungan diameter poros yang lebih aman maka
dapat menggunakan resultan dari pengaruh torsi dan momen bending. Dari
hasil perhitungan diameter maka dilakukan penyesuaian dengan standar
bearing, alur pasak dan jari-jari (fillet) maupun teknik assembling sehingga
didapat gambar poros yang diinginkan.
Gambar 3.6 Poros Pompa
2. Perhitungan Diameter Impeler
43
-
Banyak tipe sudu yang dijumpai dilapangan, tapi secara umum dapat dibagi
tiga yaitu tipe terbuka, semi terbuka dan tipe tertutup yang masing-masing
mempunyai kekurangan dan kelebihan sesuai dengan kebutuhannya.
a. Terbuka b. Semi Terbuka c. Tertutup
Gambar 3.7 Tipe Impeler
Dalam perencanaan Ukuran Impeler tergantung
pada ukuran poros yang harganya dapat dijelas
kan sebagai berikut :
Diameter dalam inlet DN = (1,2 1,4 ) D
Diameter luar inlet DS = D1 = 20..4 ' DNVQ +pi
Diameter luar outlet D2 = nU..60 2
pi
Q = (1,02 1,05 ) Q karena ada sebagian fluida kembali ke saluran inlet
melalui celah-celah casing.
Vo : kecepatan aliran fluida masuk mulut/ inlet pompa yang harganya dapat
diperoleh dari Grafik Kapasitas dan Putaran pada Gambar 3.8
Harga U2 tergantung pada bahan impeler , lihat penjelasan pada poin 2.4
44
-
Gambar 3.8 Grafik Kapasitas dan Putaran
3. Perhitungan Lebar Impeler Ukuran lubang saluran sudu (t) dibatasi oleh dinding yang tebalnya (s) :
s = (2 10) mm untuk Besi tuang
s = (3 - 6 ) mm untuk Logam non Ferro
Karena hal tersebut maka terjadi penyempitan yang menimbulkan
peningkatan kecepatan masuk sudu. Faktor penyempitan dapat ditentukan:
)( stt
= untuk saluran inlet i = 1,1 - 1,2 saluran outlet o = 1,03 1,08
Kecepatan fluida masuk sudu V1 = i x Vo dan V2 = o x V2mLuas saluran inlet A1 = (t-s) . b1 . z
Lebar saluran inlet
Lebar saluran outlet
Fungsi sudu adalah mengarahkan aliran fluida dari arah aksial menjadi arah
radial yang tegak lurus poros. Semakin banyak sudu semakin baik arah
aliran tetapi meningkatkan faktor gesekan antara fluida dengan dinding sudu.
Jumlah sudu ini dipengaruhi oleh perbandingan diameter inlet dan outlet
maupun jumlah sudut relatif yang harganya dapat ditentukan melalui grafik
berikut ini.
45
-
Gambar 3.9 Grafik Sudut Relatif dan Jumlah Sudu
Contoh
Rencanakanlah ukuran utama ( Diameter poros dan ukuran Impeler) pompa
sentrifugal yang dapat menghasilkan kapasitas 300 m3/jam dan tinggi angkat
total 120 meter pada putaran 1450 rpm , bahan sudu diambil dari besi tuang !
Penyelesaian :
a. Jumlah Tingkat / Impeler Kapasitas fluida Q = 300 m3/jam = 0,083 m3/detik
Tinggi angkat bila 1 tingkat H = 120 meter
Kecepatan Spesifik = 145031204083,0 x
nq = 11,5 permenit
Bila nq = 11,5 maka tipe impeler yang dipakai adalah
Impeler Tekanan tinggi H = 100 meter
nq = 11,5 dan Q = 0,083 m3/detik didapat m = 74 %
Jumlah tingkat i = H : H = 120 : 100 = 1,2 dibulatkan menjadi 2 tingkat, berarti tinggi angkat satu impeler H = 120 : 2 = 60 meter.
Kecepatan Spesifik = 14503604083,0 x = 19 permenit
Bila nq = 19 dan 2 tingkat maka tipe impeler yang
dipakai adalah Impeler Tekanan tinggi
nq = 19 dan Q = 0,083 m3/detik didapat m = 77 %
46
-
b. Tenaga dan Torsi Pompa
Tenaga penggerak pompa = m
QHg
.1000
... = 77,0.1000
083.0.120.81,9.1000
KwattNp 128=
Momen puntir / Torsi 145012833 10.55,910.55,9 == n
N pT
NmmNmT 843000843 ==
c. Diameter Poros Pompa
Diameter poros bertingkat ringan 15=pi
3 158430001,5 xd = 66 mm
Dengan penyesuaian standard bantalan dan pasak maka diambil D = 70 mm
d. Perhitungan Diameter Impeler Diameter dalam inlet DN = (1,2 1,4 ) D = 1,28 x 70 = 90 mm = 0,09 m
Kapasitas fluida masuk impeler Q = 1,05 x 0,083 = 0,087 m3/det
Dari Grafik Kapasitas Q = 0,087 m3/det dan n = 1450 rpm maka didapat
harga kecepatan fluida masuk impeler Vo = 3,5 m/det
Diameter luar inlet DS = D1 = 20..4 ' DNVQ +pi
= 25,314,3087,04 09,0+x
x
= 0,1994 m = 200 mm
47
-
Diameter luar outlet D2 = nU..60 2
pi
Kecepatan keliling impeler U2 = 35 m/det untuk Besi tuang diambil 33 m/det D2 = 145014,3
3360xx = 0,435 m = 435 mm
e. Perhitungan Segitiga Kecepatan
Kecepatan fluida masuk sudu V1 = i x Vo i = 1,1 - 1,2 V1 = 1,15 x 3,5 = 4 m/det
Kecep. Keliling sudu bagian dalam U1 = 60.. 1 nDpi = 60
14502,014,3 xx
U1 = 15,2 m/det
Kecepatan Relatif masuk sudu 1 212
1 VU += = 22 42,15 +
1 = 15,5 m/det
Sudut masuk relatif 1 = 1
1UVarctg = 2,15
4arctg = 14,70 150
Kecepatan Relatif keluar sudu 2 = 1 . 1 1 = 0,95 0,98 2 = 0,95 . 15,5 = 14,7 m/det Sudut Relatif keluar sudu 2 = 25 320 diambil 280
Dengan memperhatikan ketentuan sebelumnya dan menggunakan Aturan
Sinus Cosinus maka harga kecepatan fluida dan besar sudut lainnya
didapat sebagai berikut :
2 = 190 2 = 280
2 = 14,7 m/det V2 = 24,5 m/det U2 = 33 m/det V2u = 24 m/det dan V2m = 6,9 m/det
48
-
f. Perhitungan Lebar Sudu
Lebar saluran inlet
42,014,315,1087,0xx
x=
b1 = 0,0398 m = 40 mm
Lebar saluran outlet
9,6435,014,305,1087,0xx
x=
b2 = 0,0097 m = 10 mm
g. Perhitungan Jumlah dan Jarak Sudu Perbandingan D2 : D1 = 435 : 200 = 2,175 dan jumlah sudut relatif
1 + 2 = 150 + 280 = 430, maka dari Gambar 3.9 didapat jumlah sudu (z) =7
Jarak pembagian sudu (t) = Keliling impeler : jumlah sudu
Jarak sudu inlet 720014,31 x
zxD
it ==pi = 89,7 mm 90 mm
Jarak sudu outlet 743514,32 x
zxD
ot ==pi = 195 mm
Jadi dari perhitungan ukuran sudu-sudu diatas maka hasilnya dapat
digambarkan berikut ini.
h. Pengecekan Tinggi Angkat setiap sudu (H1s)
49
-
Tinggi angkat setiap sudu menurut Euler :
meterH xgVUVU
suu 7,8081,9
)02433().(1
1122===
Karena dari awal sudah ditentukan pompa sentrifugal 2 tingkat atau 2
impeler maka tinggi angkat total 2 x 80,7 meter = 161,4 meter berarti
cukup memenuhi sebab > 120 meter walaupun sedikit boros.
3.7 Tugas Diskusi1. Jelaskan perbedaan antara sudu dan impeler !
2. Jelaskan pengertian dari Kerja spesifik pompa !
3. Apa yang dimaksud dan manfaat Segitiga Kecepatan !
4. Pompa sentrifugal tiga tingkat, bahan impeler besi tuang berputar pada
putaran 900 rpm, D1 = 140 mm, D2 = 300 mm , jumlah sudu 6 buah dengan
lebar b1= 36 mm dan b2 = 12 mm, data lain lihat ketentuan/standard pompa
Hitunglah : a. Tinggi angkat Pompa
b. Kapasitas efektif Pompa (m3/jam) bila v = 94 %
c. Tenaga Penggerak Pompa (Kwatt)
5. Rencanakanlah ukuran utama ( Diameter poros dan ukuran Impeler) pompa
sentrifugal yang dapat menghasilkan kapasitas 280 m3/jam dan tinggi angkat
total 140 meter pada putaran 1450 rpm , bahan sudu diambil dari besi tuang!
BAB IVKATUP POMPA
4.1 Fungsi dan Klasifikasi Katup Katup adalah salah satu komponen penting untuk menunjang proses
kerja pompa. Katup (Valve) sering juga disebut klep yang berfungsi untuk
mengatur pemasukan dan pengeluaran fluida ke dalam atau keluar pompa.
Katup dirancang untuk dapat bergerak secara otomatis tanpa adanya bantuan
tenaga mekanis tetapi bekerja berdasarkan prinsip perbedaan tekanan yang
timbul di bawah dan di atas katup itu sendiri.
50
-
Bahan katup yang digunakan disesuaikan dengan tipe pompa
maupun jenis fluida yang dibutuhkan. Pompa bertekanan dan suhu tinggi
biasanya menggunakan bahan dari logam seperti perunggu, besi tuang, dan
yang bertekanan dan suhu rendah menggunakan bahan bukan dari logam
seprti karet, kulit, kanvas ataupun kayu.
Setiap jenis pompa mempunyai tipe katup yang berbeda, bila ditinjau
dari fungsinya maka katup dapat dibagi dua yaitu :
a. Katup Isap, terbuka secara otomatis pada langkah isap yang berfungsi untuk
mengatur pemasukan fluida ke dalam pompa dan akan tertutup pada
langkah tekan guna mencegah kembalinya fluida ke posisi semula.
b. Katup tekan, terbuka secara otomatis pada langkah tekan untuk mengatur
pengeluaran fluida dari pompa ke arah outlet dan akan tertutup pada langkah
isap guna mencegah kembalinya fluida ke dalam pompa,
Bila ditinjau dari bentuk dasar geometrisnya maka katup dapat dibagi menjadi
enam bentuk yaitu :
1. Katup Cakra Datar
2. Katup Cakra Konis
3. Katup Cincin Tunggal
4. Katup Cincin Ganda
5. Katup Engsel dan
6. Katup Peluru (Bola)
4.2 Katup Cakra Datar Tipe katup ini mempunyai bentuk seperti piringan yang mempunyai
permukaan rata. Pada saat langkah isap untuk katup isap dan langkah tekan
untuk katup tekan, katup ini terbuka dan terangkat setinggi (h) sehingga fluida
mengalir melalui saluran/pipa berukuran (d) dengan kecepatan C1 dan malui
celah katup dengan kecepatan C2. Menurut Hukum kontinuitas maka berlaku :
Q1 = Q2 Q1 = A1 x C1 = 12
4 xCdpi
Q2 = A2 x C2 = 2... Chdpi
51
51
-
Untuk menjaga kesetabilan aliran guna mencegah getaran maka diharapkan
kecepatan fluida C1 = C2, jadi dengan mensubstitusikan ke dua persamaan
tersebut didapat : 12
4 xCdpi = 2... Chdpi harga tinggi angkat katup (hki) adalah :
Gambar 4.1 Katup Cakra Datar
Tinggi angkat Katup Isap
Dalam prakteknya, tinggi angkat katup isap
banyak menggunakan rumus empiris yaitu
hki = (0,1 0,2).d dan kecepatan fluida padacelah katup C2 = 1,5 m/det.
Untuk katup tekan dapat dihitung menggunakan rumus :
22
4 .... ChdxCD ktpm pipi = sehingga didapat harga
Tinggi angkat katup tekan 60.. nS
pmC pi= (m/det)Keterangan, hki / hkt : tinggi angkat katup isap/tekan ( m )
D : diameter engkol ( m )
d : diameter lubang saluran ( m )
Cpm : kecepatan piston maksimum (m/det)
C1 : kecepatan fluida melalui saluran (m/det)
C2 : kecepatan fluida melalui celah katup (m/det)
S : langkah piston ( m )
Contoh
52
-
Pompa torak berputar pada 120 rpm mempunyai langkah S = 2 D dan
diameter torak 100 mm. Kecepatan fluida pada celah katup 1,5 m/det.
Tentukanlah kecepatan maksimum torak dan diameter serta tinggi angkat
katup!
Penyelesaian :
n = 120 rpm D = 100 mm S = 200 mm C2 = 1,5 m/det
a. Kecepatan piston maksimum 60120.2,0.14,3
60..
==nS
pmC pi = 1,256 m/det
b. Diameter dan tinggi angkat katup
22
4 .... ChdxCD ktpm pipi = hkt = diambil 0,2.d
5,1..2,0..14,3256,11,0. 24 ddx =pi
Diameter katup 942,001,0
=d = 0,103 m dibulatkan 105 mm
Tinggi angkat katup hk = 0,2 x d = 0,2 x 105 = 21 mm
4.3 Katup Cakra Konis Dengan jalan yang sama seperti perhitungan katup cakra di atas dengan sudut kemiringan katup maka berlaku persamaan :
22
4 .... ChdxCD xpm pipi =
hx = hkt. Sin
Tinggi angkat katup tekan (hkt)
53
-
Gambar 4.2 Katup Cakra Konis
4.4 Katup Cincin Tunggal
Gambar 4.3 Katup Cincin Tunggal
Persamaan aliran fluida antara saluran isap dan dudukan katup :
[ ] 1242424 .. CdCdd tbh pipipi = untuk menjaga kesetabilan aliran fluida maka diupayakan Ct = C1 sehingga dh2 db2 = d2, jadi harga diameter luar dudukan
katup dapat dirumuskan :
Persamaan aliran fluida antara celah katup dan dudukan katup :
2 . . dg . hki . C2 = . dg . a . Ct untuk menjaga kesetabilan aliran fluida
maka diupayakan Ct = C2 sehingga didapat harga lebar lubang laluan
dudukan katup
Persamaan aliran fluida antara pada pompa dan celah katup:
54
-
Contoh
Sebuah pompa dengan putaran pompa penggerak 120 rpm. Perbandingan
langkah dengan diameter piston 2,4. Kecepatan piston maksimum sama
dengan kecepatan fluida melalui celah katup yaitu sebesar 1,5 m/det.
Hitunglah a. Diameter dan langkah piston !
b. Tinggi angkat katup bila diameter tusuk dt = 156 mm
c. Diameter luar dan dalam katup cincin bila s = 3 mm
Penyelesaian
n = 120 rpm S = 2,4 D Cpm = C2 = 1,5 m/det a = 2 hki
a. Diameter dan Langkah Piston
60.. nS
pmC pi= 12014,35,160
.60
xx
nxCpmS == pi
Langkah Piston S = 0,239 meter dibulatkan 240 mm
Diameter Piston D = S : 2,4 = 240 : 2,4 = 100 mm
b. Tinggi angkat Katup
5,1.156,0.8
5,11,0..8
2
2
2x
CdxCD
kt tpmh == = 0,008 m = 8 mm
c. Diameter Katup Cincin
Diameter dalam Cincin di = dt - a 2s a = 2hkt = 16 mm s = 3 mm
di = 156 16 - 2x3 = 134 mm
Diameter luar Cincin dl = dt + a + 2s
dl = 156 +16 + 2x3 = 178 mm
4.5 Katup Cincin Ganda
55
-
Gambar 4.4 Katup Cincin Ganda
Dengan prinsip yang sama seperti katup cincin tunggal maka aliran fluida pada
cincin majemuk dapat digunakan persamaan :
tkpm dChCD = ....2. 22
4 pipi
tnttt dddd ...21 ++= Rumus Empiris
dtn = dt1 + 2(n 1).b 30 b 70 dan diameter tusuk terkecil
b = 2(a + s) dt1 70 mm
din = dtn a 2s a = 2,25 hkdin = dtn a 2s hk 10 mm Kapasitas kecil
dln = dtn + a + 2s hk = (10 15) mm Kapasitas besar
Contoh
Sebuah pompa torak mempunyai diameter piston 200 mm dan langkahnya 360
mm berputar pada 120 rpm. Kecepatan fluida melalui celah C2 = 1,5 m/det dan
harga a = 2,25 hk, s = 2,5 mm dan tinggi angkat katup diambil 8 mm.
Hitunglah a. Kecepatan piston maksimum
b. Diameter tusuk jika jumlah cincin 3 buah
c. Diameter luar dan dalam cincin katup
Penyelesaian
56
-
D = 200 mm = 0,2 m S = 360 mm = 0,36 m n = 120 rpm C2 = 1,5 m/det
Hk = 8 mm a = 2,25 hk = 2,25 x 8 = 18 mm s = 2,5 mm
a. Kecepatan piston maksimum
= 2,26 m/det
b. Diameter tusuk katup
td= .5,1.008,0.14,3.226,2.2,0.2
414,3 0,071 = 0,0754 x td
meterd t 942,00754,0071,0
== = 942 mm
Dtn = dt1 + 2(n-1).b b= 2(a+s) = 2(18 + 2,5) = 41 mm
dt1 = dt1 dt2 = dt1 + 2(2-1).41 = dt1 + 82
dt3 = dt1 + 2(3-1).41 = dt1 + 164
942 = dt1 + dt1 + 82 + dt1 + 164 = 3. dt1 + 246
3246942
1
=td = 232 mm dt2 = dt1 + 82 = 232 + 82 = 314 mm
dt3 = dt1 + 164 = 232 + 164 = 396 mm
c. Diameter luar dan dalam cincin katup
din = dtn a 2s di1 = 232 18 2.2,5 = 209 mm
di2 = 314 18 2.2,5 = 291 mm
di3 = 396 18 2.2,5 = 373 mm
dln = dtn + a + 2s dl1 = 232 + 18 + 2.2,5 = 255 mm
dl2 = 314 + 18 + 2.2,5 = 337 mm
dl3 = 396 + 18 + 2.2,5 = 419 mm
4.6 Katup Engsel
57
60120.36,0.14,3
60..
==nS
pmC pi
tkpm dChCD = ....2. 22
4 pipi
321 ddddt ++=
-
Gambar 4.5 Katup Engsel
4.7 Katup Peluru (Bola)
Katup ini berbentuk bola dengan bidang sentuh yang relatif kecil, karena itu maka biasanya digunakan untuk fluida yang viskositas/kekentalannya tinggi.
Gambar 4.6 Katup Peluru
4.8 Jenis-jenis Kerugian Hambatan
Dalam proses pemindahan fluida banyak hambatan yang harus dilalui
misalnya adanya gesekan antara fluida dengan fluida, gesekan dengan dinding
penghantar, adanya pengaruh turbulen karena belokan maupun perubahan
penampang (orifice). Pengaruh kecepatan dan percepatan aliran pun
menimbulkan hambatan yang akan menurunkan kapasitas dan tinggi tekan
58
-
pompa, Jenis-jenis hambatan ini dapat dipelajari dari mekanika fluida yang
mana diantaranya dapat diuraikan secara singkat berikut ini.
1. Kerugian Hambatan karena KecepatanMenurut Hukum kekekalan energi, Energi kinetik diubah menjadi energi
potensial yang besarnya sama yaitu : m.g.h = .m. V2
Kerugian tinggi tekan karena kecepatan gV
vh .22
= (mka) untuk air
Data empiris V isap = 0,8 1,0 m/det hvi = 0,033 0,051 m/det
V tekan = 1,0 2,0 m/det hvt = 0,051 0,100 m/det
2. Kerugian Hambatan karena Gesekan
Bila jumlah faktor hambatan gesekan (z) maka jumlah hambatan gesekan
hg = z. hv gVz
gh .2.2
=
Untuk pipa lurus, harga dl
pz .= dV .018,002,0 +=
Keterangan , hv : kerugian tinggi isap/tekan karena kecepatan ( m )
hg : kerugian tinggi isap/tekan karena gesekan ( m )
V : kecepatan aliran fluida (m/det)
d : diameter pipa penghantar ( m )
l : panjang pipa penghantar ( m )
z : faktor hambatan karena gesekan
: koefisien gesek fluida
Tabel 4.1 Faktor Hambatan Elbow 90O
59
-
3. Kerugian Hambatan karena Percepatan
Pada saat piston bergerak kekanan, posisi engkol di titik A maka percepatan = 0 dan pada saat berada dititik B maka percepatannya dapat dihitung
dengan diferensial sebagai berikut :
Jarak tempuh X = R Cos t. = maka
Kecepatan V = dx/dt = - R. . Sin t.
Percepatan a = dv/dt = - R. 2 . Cos t. Cos t. = 1 maksimum, jadi
Percepatan fluida dalam selinder maksimum amaks = R . 2
Percepatan fluida dalam saluran Isap 2.. Ra
iAA
imaks = m/det2
Kebutuhan gaya untuk mengangkat fluida F = m . a = ha . Ai . g.
m = hi. Ai. a = aimak ha = gAaAh
i
imaksii..
...
Jadi kerugian hambatan karena percepatan ha = imaksgh ai .
Keterangan
60
-
ha : kerugian hambatan karena percepatan ( m ) hi : tinggi isap/jarak sumbu pompa ke permukaan fluida ( m )
: massa jenis fluida (Kg/m3) aimaks : percepatan aliran fluida pada saluran isap (m/det2)
A : luas penampang piston ( m2 )
Ai : luas saluran isap ( m2 )
Contoh1. Sebuah pompa berkapasitas 30 m3/jam, diameter saluran isap 120 mm dan
panjang pipa isap 15 m menggunakan 3 buah elbow 90o dan satu saringan
yang faktor hambatannya zs = 2 , koefisien gesek = 0,024. Hitunglah : kecepatan fluida, kerugian hambatan karena kecepatan dan gesekan !
Penyelesaian
a. Kecepatan pada saluran isap V1 = == 3600.12,0.14,330.4
..4
22dQ
pi0,74 m/det
b. Kerugian hambatan karena kecepatan === 81,9.274,0
.2
221g
Vvh 0,028 mka
c. Kerugian hambatan karena gesekan hg = z x hv
Faktor hambatan karena panjang pipa dl
pz .= = 312,0 15.024,0 = Faktor hambatan karena belokan pipa zb
d = 120 mm dan R = 200 mm d/R = 0,6 maka didapat zb = 0,18
Faktor hambatan karena saringan zf = 2
Jumlah faktor hambatan z = zp + zb + zf = 3 + 3.0,18 + 2 = 5,54
Kerugian hambatan karena gesekan hg = 5,54 . 0,028 = 0,154 mka
2. Diketahui D = 110 mm S = 280 mm n = 90 rpm
d = 100 mm , panjang pipa isap hi = 0,8 m
Ditanya : a. Kecepatan sudut engkol
b. Percepatan air masuk pompa
c. Kerugian karena percepatan
Penyelesaian
61
-
a. Kecepatan sudut engkol 3090.14,3
30.
==npi = 9,42 rad/det
b. Percepatan air masuk pompa 2.. Ra
iAA
imaks = = 2
1,014,0 42,9.14,0.2
2
a1maks = 24,35 m/det2
c. Kerugian karena percepatan ha = imaksgh ai . = 35,24.81,9 8,0
ha = 1,99 mka
3. Kerugian Hambatan Katup Sesuai dengan fungsinya maka katup harus dapat bergerak (terbuka dan
tertutup) dengan mudah. Gaya berasal dari tekanan fluida harus lebih besar
dari gaya pada katup supaya dapat terbuka. Gaya yang ada pada katup
antara lain adalah :
- Gaya berat katup (Wk)
- Gaya berat pegas (Wp)
- Gaya pegas Fp = k . x
- Gaya gerak percepatan F = m . a 2.. RaiAA
imaks =
- Gaya akibat berat fluida di atas katup
Pb . Ak = Pa . Ak + Wk + Wp + Fp + m . 2.. R
iAA
Kerugian hambatan katup hk = Pb - Pa (mka)
4.9 Tugas Diskusi
1. Jelaskan jenis-jenis katup yang sering digunakan pada pompa !
2. Dengan ukuran sama antara katup cakra datar dan konis, mana yang
lebih menguntungkan, jelaskan alasannya !
62
-
3. Tentukan perbandingan tinggi angkat katup cincin tunggal dan ganda bila
ukuran a, b dan dt1 sama !
4. Jelaskan faktor-faktor hambatan pada pompa !
5. Diameter dan Langkah torak masing-masing 120 mm dan 280 mm
berputar pada 120rpm menggunakan katup cakra datar. Kecepatan
fluida pada celah katup 1,5 m/det. Tentukanlah diameter dan tinggi
angkat katup!
6. Sebuah pompa berputar pada 160 rpm menggunakan katup cincin