9. perbaikan usahatani dengan penerapan konservasi pertanian (ervin)

3
9. PERBAIKAN USAHATANI DENGAN PENERAPAN KONSERVASI PADA PERTANIAN Dari pengamatan dan wawancara yang kami lakukan di Dusun Kekep Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu ini kondisi lahan yang kita amati diketahui untuk karakterisitik tanah yang ada disana bisa dikategorikan tanah yang didominasi oleh keadaan tekstur lempung berdebu. Hal ini dikarenakan tanah-tanah dikawasan Bumiaji kebanyakan berasal dari ordo Inseptisol dan Andisol yang berasal dari bahan induk vulkanik. Pada SPL 1 penggunaan lahan hutan produksi dengan tutupan lahan tanaman pinus, SPL 2 penggunaan lahan agroforestry dengan tutupan lahan tanaman apel, dan SPL 3 penggunaan lahan tanaman semusim dengan tutupan lahan tanaman wortel. Konservasi vegetative tidak perlu dilakukan karena kondisi biodiversitas tanaman pada lahan tersebut sudah cukup baik. Konservasi secara vegetatif yang direkomendasikan pada SPL 1 meliputi pemilihan komoditas cengkeh dan kopi sebagai komoditas utama di wilayah SPL 1 ini. Untuk konservasi secara vegetatif yang direkomendasikan pada SPL 2 ini yaitu dengan penanaman tanaman pisang dan wortel pada SPL ini. Untuk SPL ketiga ini, konservasi vegetatif yang direkomendasikan yaitu dilakukan pergantian tanaman dari penanaman komoditas wortel menjadi kentang ditambah dengan bambu. Pada lahan tersebut untuk konservasi secara mekanis pada SPL 1, 2, dan 3 sudah baik, oleh karena itu rekomendasi hanya difokuskan pada perbaikan-perbaikan teras yang ada. Seperti pada

Upload: erviani-marlitasari

Post on 20-Oct-2015

11 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

saha tanai

TRANSCRIPT

Page 1: 9. Perbaikan Usahatani Dengan Penerapan Konservasi Pertanian (Ervin)

9. PERBAIKAN USAHATANI DENGAN PENERAPAN KONSERVASI PADA

PERTANIAN

Dari pengamatan dan wawancara yang kami lakukan di Dusun Kekep Desa Tulungrejo

Kecamatan Bumiaji Kota Batu ini kondisi lahan yang kita amati diketahui untuk karakterisitik

tanah yang ada disana bisa dikategorikan tanah yang didominasi oleh keadaan tekstur lempung

berdebu. Hal ini dikarenakan tanah-tanah dikawasan Bumiaji kebanyakan berasal dari ordo

Inseptisol dan Andisol yang berasal dari bahan induk vulkanik. Pada SPL 1 penggunaan lahan

hutan produksi dengan tutupan lahan tanaman pinus, SPL 2 penggunaan lahan agroforestry

dengan tutupan lahan tanaman apel, dan SPL 3 penggunaan lahan tanaman semusim dengan

tutupan lahan tanaman wortel.

Konservasi vegetative tidak perlu dilakukan karena kondisi biodiversitas tanaman pada

lahan tersebut sudah cukup baik. Konservasi secara vegetatif yang direkomendasikan pada SPL 1

meliputi pemilihan komoditas cengkeh dan kopi sebagai komoditas utama di wilayah SPL 1 ini.

Untuk konservasi secara vegetatif yang direkomendasikan pada SPL 2 ini yaitu dengan

penanaman tanaman pisang dan wortel pada SPL ini. Untuk SPL ketiga ini, konservasi vegetatif

yang direkomendasikan yaitu dilakukan pergantian tanaman dari penanaman komoditas wortel

menjadi kentang ditambah dengan bambu.

Pada lahan tersebut untuk konservasi secara mekanis pada SPL 1, 2, dan 3 sudah baik,

oleh karena itu rekomendasi hanya difokuskan pada perbaikan-perbaikan teras yang ada. Seperti

pada lahan yang ditanami apel tersebut telah digunakan teras individu, untuk konservasi mekanis

hanya dilakukan perbaikan seperti menaikkan tanah teras yang sudah mulai turun. Namun,

karena pada kondisi aktual lahan 3 SPL tersebut tidak memiliki saluran drainase maka perlu

dibuat adanya saluran drainase untuk aliran air. Saluran drainase ini dibuat untuk mengurangi

adanya genangan air di lahan pertanaman apel terutama pada musim penghujan. Dengan adanya

saluran drainase ini diharapkan lahan tidak akan mengalami penggenangan air, sehingga keadaan

tanah tidak menjadi masam dan tidak dijadikan tempat tumbuh jamur akibat kondisi yang basah.

Adapun yang harus dilakukan pada ketiga SPl dengan konservasi secara kimia. Pada

umumnya di bagian SPL 3 yaitu tanaman wortel kategori holtikultura yang merupakan tanaman

yang tidak menghendaki kondisi tergenang yang mana permeabilitas rendah dan retensi air tinggi

Page 2: 9. Perbaikan Usahatani Dengan Penerapan Konservasi Pertanian (Ervin)

atau kondisi kering yang mana permeabilitas tinggi dan retensi air rendah seperti wortel, kubis,

brokoli, dll. Pada kondisi SPL 1 yaitu tanaman pinus kondisi lahan tersebut sudah sesuai tidak

perlu adanya konservasi hanya mempertahankan kondisi yang sudah ada. Sedangkan pada SPL 2

tanaman apel dan perlu adanya konservasi tanah dengan tambahan BOT. Bahan organik tanah

dapat memperbaiki kondisi tanah yang dapat membentuk agregat tanah yang lebih baik dan

memantapkan agregat yang telah terbentuk sehingga aerasi, permeabilitas dan infiltrasi menjadi

lebih baik.

Adapun biaya produksi dalam usahatani yang dilakukan Bapak Supadi sebesar Rp

1.952.000 dan biaya yang diterima dalam usahataninya sebesar Apel dan Wortel yaitu Rp

3.470.000. Keuntungan yang diperoleh yaitu Rp 1.518.000. namun Pak Sadi harus membagi 30%

hasil produksinya kepada pemilik lahan, sehingga keuntungan akhir Pak Supadi yaitu Rp

1.062.600. Berkaitan dengan keuntungan yang didapatkan bapak supadi engan dilakukannya

rekomendasi konservasi mekanis pada ketiga SPL tersebut dapat dilakukan dengan pembuatan

saluran drainase dengan membutuhkan peralatan yang sederhana dengan peralataan cangkul

untuk menaikan tanah yang turun akibat erosi dan perbaikan bedengan yang agak rusak dengan

tenaga kerja yang dibutuhkan. Adapun rekomendasi kimia yang dilakukan pada SPL 2 dengan

penambahan BOT dengan berupa seresah yang tidak memerlukan biaya karena bisa didapatkan

dari sisa tanaman yang terdapat pada lingkungan sekitar. Dengan konservasi tersebut diketahui

bahwa biaya konservasi yang direkomendasikan masih menguntungkan untuk usahatani dari

Bapak Supadi karena pada lahan Bapak Supadi memiliki karakteristik lahan yang baik dengan

erosi percik yang mana erosi tersebut tidak terlalu mengkhawatirkan.